bab ii penerapan model pembelajaran icare …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. bab ii.pdf · yang...

36
10 BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT AND EXTEND) DAN TUTORIAL BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih a. Kemampuan Berpikir Kritis Fiqih Kemampuan (ability) merupakan keterampilan melakukan suatu tugas tertentu yang diperoleh dengan cara berlatih terus- menerus. Berpikir adalah melatih ide-ide, dengan cara yang tepat dan seksama, yang dimulai dengan adanya masalah. Berpikir merupakan sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang kompleks atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imaginasi, dan pemecahan masalah. 1 Dengan demikian, kemampuan berpikir adalah suatu proses keterampilan yang diperoleh dengan adanya melatih ide-ide yang dimulai dengan adanya masalah. Kemampuan berpikir menggunakan alat yaitu akal, dan melalui proses-proses seperti berikut. 2 1) Pembentukan pengertian. Pengertian ini harus mempunyai isi yang tepat. Kalau perlu dibantu dengan hal-hal yang nyata. Ada tiga macam pengertian dalam hal ini adalah pengalaman, kepercayaan dan pengertian logis. 2) Pembentukan pendapat. Di sini pikiran kita menggabungkan beberapa pengertian, yang menjadi tanda khas. 3) Pembentukan keputusan. 1 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 103. 2 Mohamad Mustari, Nilai Karakter : Refleksi untuk Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 71.

Upload: dinhthuan

Post on 09-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

10

BAB II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION,

CONNECT, APPLY, REFLECT AND EXTEND) DAN TUTORIAL BASED

INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH

A. Deskripsi Teori

1. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Mata Pelajaran

Fiqih

a. Kemampuan Berpikir Kritis Fiqih

Kemampuan (ability) merupakan keterampilan melakukan

suatu tugas tertentu yang diperoleh dengan cara berlatih terus-

menerus. Berpikir adalah melatih ide-ide, dengan cara yang tepat dan

seksama, yang dimulai dengan adanya masalah. Berpikir merupakan

sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui

transformasi informasi dengan interaksi yang kompleks atribut-atribut

mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imaginasi, dan pemecahan

masalah.1 Dengan demikian, kemampuan berpikir adalah suatu proses

keterampilan yang diperoleh dengan adanya melatih ide-ide yang

dimulai dengan adanya masalah.

Kemampuan berpikir menggunakan alat yaitu akal, dan

melalui proses-proses seperti berikut.2

1) Pembentukan pengertian. Pengertian ini harus mempunyai isi yang

tepat. Kalau perlu dibantu dengan hal-hal yang nyata. Ada tiga

macam pengertian dalam hal ini adalah pengalaman, kepercayaan

dan pengertian logis.

2) Pembentukan pendapat. Di sini pikiran kita menggabungkan

beberapa pengertian, yang menjadi tanda khas.

3) Pembentukan keputusan.

1 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 103.

2Mohamad Mustari, Nilai Karakter : Refleksi untuk Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2014, hlm. 71.

Page 2: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

11

4) Pembentukan kesimpulan. Dari keputusan-keputusan dapat diambil

suatu kesimpulan. Ada tiga kesimpulan:3

a) Induksi : kesimpulan yang ditarik dari keputusan yang khusus

untuk memperoleh pengertian yang umum

b) Deduksi : kesimpulan yang ditarik dari keputusan yang umum

untuk memperoleh pengertian yang khusus

c) Analogi : kesimpulan yang ada kesamaannya.

Dapat peneliti simpulkan bahwa kemampuan berpikir dilakukan

dengan melalui proses pembentukan pengertian, pendapat, keputusan,

dan pembentukan kesimpulan yang mana menggunakan induksi,

deduksi serta analogi.

Sebagaimana firman Allah SWT QS Q.S. Asy-Syu’ara: 28

terkait akal manusia sebagai kegiatan atau proses berpikir (tafakkur).

Artinya : Musa berkata: Tuhan yang menguasai timur dan barat dan

apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu

mempergunakan akal.4

Ayat tersebut menjelaskan bahwa jika kita menggunakan akal

untuk berpikir kita bisa mengetahui bahwa Allah adalah Rab

(pengatur) timur dan barat dan yang ada diantara keduanya.

Berdasarkan uraian ini jelaslah bahwa peran akal manusia itu

terkait dengan kemampuan berpikir dan memikirkan sesuatu secara

mendalam. Jadi peneliti menyimpulkan dari beberapa pengertian

diatas bahwa kemampuan berpikir Fiqih adalah suatu keterampilan

atau proses aktivitas akal yang menghubungkan satu pengertian

dengan pengertian yang lain dalam pikiran individu untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya terhadap

penerimaan informasi, seperti membentuk konsep, terlibat dalam

3Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm. 57.

4Departemen Agama, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemah Bahasa Indonesia (Ayat Pojok),

Menara Kudus, Kudus, 2006, hlm. 368.

Page 3: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

12

pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan

yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih.

Terdapat enam pola berpikir, yaitu:5

a) Berpikir konkret, yaitu berpikir dalam dimensi ruang-waktu-tempat

tertentu

b) Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab

bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya

c) Berpikir klarifikasi, yaitu berpikir mengenal klasifikasi atau

pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu

d) Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antar

peristiwa atas dasar kemiripannya

e) Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas, dengan

pengertian yang lebih kompleks disertai pembuktian-pembuktian

f) Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara

lebih cepat, lebih dangkal, dan seringkali tidak logis.

Dari uraian tersebut, berpikir yang dimaksud peneliti disini

adalah berpikir ilmiah yang bisa disebut dengan berpikir kritis yang

menjelaskan pengertian yang lebih kompleks disertai pembuktian-

pembuktian.

Kritis merupakan cara pandang yang mampu mengkritisi apa

yang dipahami, yang kemudian dengan adanya kritis inilah akan lahir

sebuah perubahan struktur pengetahuan yang lebih baik dari

sebelumnya.6 Dalam perspektif deskriptif, berpikir kritis merupakan

analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah,

dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. Keputusan

dilakukan secara parsial dengan cara membuat daftar isian informasi

yang selanjutnya dievaluasi, disintesis dan pemecahan masalah yang

5 Nyayu Khodijah, Terdapat enam pola berpikir Fiqih, Op. Cit., hlm. 104.

6Nur Fadhilah, 108082, Implementasi Konsep Pendidikan Kritis Transformatif Muhammad

Karim Pada Pembelajaran Fiqih (Studi Analisis di MA Wahid Hasyim Salafiyah Kecamatan

Jekulo Kabupaten Kudus), 2012, STAIN, Kudus, hlm. 5.

Page 4: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

13

akhirnya menjadi sebuah keputusan.7 Berpikir kritis merupakan proses

mental yang terorganisasi dengan baik dan berperan dalam proses

mengambil keputusan untuk memecahkan masalah.8 Oleh karena itu,

berpikir kritis merupakan cara mengambil keputusan dalam kehidupan

dengan menganalisis data dalam kegiatan inkuiri ilmiah.

Kemampuan berpikir kritis merupakan berpikir reflektif yang

berfokus pada memutuskan adanya sesuatu yang kritis, yang

menggalakkan individu dalam menganalisis pernyataan dengan

berhati-hati, mencari bukti yang sah sebelum membuat kesimpulan.9

Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis Fiqih merupakan suatu

proses keterampilan yang diperoleh dengan adanya melatih ide-ide

dan kemampuan peserta didik untuk menggunakan alasan yang tepat,

untuk memecahkan masalah dan menjawab berbagai pertanyaan,

menganalisis data dalam kegiatan inkuiri ilmiah yang terdapat dalam

mata pelajaran Fiqih.

Terdapat enam unsur dasar dalam berpikir kritis, yang disingkat

dengan FRISCO, yaitu Focus (fokus), Reason (alasan), Inference

(menyimpulkan), Situation (situasi), Clarity (kejelasan), dan Overview

(pandangan menyeluruh). Hal ini sangat berkaitan dengan lima kunci

dalam berpikir kritis, yaitu : praktis, reflektif, masuk akal, keyakinan,

dan tindakan.10

Maka dari itu, berpikir kritis Fiqih dapat dilakukan

dengan mengaplikasikan rasional, berpikir yang tinggi meliputi

menganalisis materi haji tentang pengertian, hukum, larangan-

larangan dan lain-lain, mengenal permasalahan yang terjadi ketika haji

dan hingga mengevaluasi materi haji.

7Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012,

hlm. 19. 8Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, hlm. 67.

9Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan (Menjadi Guru Inspiratif dan

Inovatif), CV Pustaka Setia, Bandung, 2015, hlm. 54. 10

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Prenadamedia Group,

Jakarta, 2013, hlm. 121.

Page 5: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

14

Kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran

Fiqih dapat dilihat dari perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik

ketika mengikuti pembelajaran Fiqih, apakah melalui pembelajaran

peserta didik mampu untuk menganalisis, mengenal permasalahan

materi pelajaran Fiqih yang telah disampaikan pendidik, bahkan

mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila peserta

didik mampu melakukan itu semua maka peserta didik dapat

dikatakan berpikir kritis dalam materi Fiqih.

b. Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Fiqih

Klasifikasi kemampuan berpikir kritis Fiqih dibagi ke dalam dua

bagian, yaitu aspek umum dan aspek yang berkaitan dengan materi

pelajaran Fiqih. Pertama, yang berkaitan dengan umum, terdiri atas:11

1) Aspek kemampuan (abilities), yang meliputi: (a) memfokuskan

pada suatu isu spesifik; memfokuskan materi tentang haji; (b)

menyimpan maksud utama dalam pikiran (apa itu haji, hukumnya

bagaimana); (c) mengklasifikasi dengan pertanyaan-pertanyaan

(pengertian, dalil haji, tata cara pelaksanaan, dan menyebutkan

syarat dan rukun haji); (d) menjelaskan pertanyaan-pertanyaan

yang dimaksud, (e) memerhatikan pendapat peserta didik, baik

salah maupun benar dan mendiskusikannya; jika peserta didik yang

satu dengan yang lain ada presentasi maka harus diperhatikan dan

mengeluarkan pendapat mengenai larangan-larangan ketika berhaji

(f) mengkoneksikan pengetahuan sebelumnya dengan yang baru;

menghubungkan materi haji dengan materi sebelumnya (g) secara

tepat menggunakan pernyataan dan simbol; jika bertanya maupun

menjawab berdasarkan sumber yang jelas (h) menyediakan

informasi dalam suatu cara yang sistematis, menekankan pada

urutan logis; jawaban tentang haji disusun secara sistematis dan

11

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Klasifikasi berpikir

kritis Fiqih dibagi ke dalam dua bagian, Ibid, hlm. 124.

Page 6: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

15

dicermati benar untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat

dan (i) kekonsistenan dalam pertanyaan-pertanyaan.

2) Aspek disposisi (disposition), yang meliputi: (a) menekankan

kebutuhan mengidentifikasi tujuan dan apa yang harus dikerjakan

sebelum menjawab; dengan cara menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan tentang haji (b) menekankan kebutuhan untuk

mengidentifikasi informasi yang diberikan sebelum menjawab; (c)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi

yang diperlukan; (d) memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menguji solusi yang diperoleh; dan (e) memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan informasi

dengan menggunakan tabel, grafik, dan lain-lain.

Pada aspek disposisi ini, penerapan kemampuan berpikir

kritis Fiqih dilakukan dengan cara menyiapkan sejumlah

pertanyaan haji yang belum pernah ditanyakan, jenis dam (denda)

yang harus dibayar saat melanggar.

Kedua, aspek yang berkaitan dengan materi pelajaran,

dalam hal ini adalah materi pelajaran Fiqih tentang haji yang

meliputi: konsep, generalisasi, dan algoritme, serta pemecahan

masalah. Berikut merupakan indikator-indikator masing-masing

aspek, yaitu:12

1) Memberikan penjelasan sederhana bab haji, yang meliputi:

a) Memfokuskan pertanyaan tentang pengertian, hukum dan

dalil tentang haji

b) Menganalisis pertanyaan tentang pengertian haji apakah

sudah sesuai dengan realita atau tidak

c) Bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau

tantangan yang berkaitan dengan dalil haji

2) Membangun keterampilan dasar, yang meliputi:

12

Ahmad Susanto, Berikut merupakan indikator-indikator masing-masing aspek,Op. Cit.,

hlm. 125.

Page 7: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

16

a) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya.

Sumber berasal dari buku atau dalil-dalil Al-Qur’an dan As-

sunnah.

b) Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil

observasi. Ketika peserta didik mempraktikkan manasik haji

maka diamati lalu dianalisis

3) Menyimpulkan pelajaran bab haji, yang meliputi:

a) Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

b) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan

c) Membuat dan menentukan nilai pertimbangan

4) Memberikan penjelasan lanjut, yang meliputi:

Mengidentifikasi asumsi dengan bahasa peserta didik yang

lebih mudah tentang haji.

5) Mengatur strategi dan taktik, yang meliputi:

a) Menentukan tindakan setelah belajar bab haji

a) Berinteraksi dengan orang lain yang ahli dalam masalah

haji.

Dapat peneliti simpulkan bahwa aspek yang berkaitan dengan

mata pelajaran Fiqih adalah aspek memberikan penjelasan dasar

seperti tanya jawab di kelas tentang haji, membangun keterampilan

dasar seperti mengamati laporan observasi peserta didik ketika telah

melakukan suatu observasi/pengamatan manasik haji. Aspek

menyimpulkan dan memberi penjelasan lanjut misalnya ketika

pelajaran Fiqih di akhir pembelajaran, memberikan penjelasan yang

sekiranya belum dimengerti peserta didik lalu menyimpulkannya. Dan

aspek mengatur strategik dan taktik seperti interaksi peserta didik di

kelas saat diskusi maupun kerja kelompok atau kegiatan bertanya

dengan orang yang ahli dalam masalah haji.

Menurut Yasin dan Solikhul Hadi, Fiqih adalah suatu disiplin

ilmu yang membahas hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-

Page 8: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

17

Qur’an dan As-sunnah dan dalil-dalil syar’i lain.13

Secara etimologis,

fiqih artinya memahami sesuatu secara mendalam. Adapun secara

terminologis fiqih adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis

(amaliyah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.14

Fiqih

merupakan sebuah ilmu yang diderivasi dari Al-Quran dan As-sunnah

dengan menggunakan kerangka sebuah metode yang disebut usul fiqih.

Obyek kajian fiqih adalah perilaku orang mukallaf. Perilaku

mencakup perilaku hati, seperti niat, mencakup perkataan seperti

bacaan dan mencakup tindakan. Perilaku mukallaf di sini bisa berarti

perilaku yang berlandaskan syara’ baik berupa kewajiban atau anjuran

untuk melakukan (wajib dan mandub), kewajiban atau anjuran untuk

meninggalkan (haram dan makruh) ataupun yang bersifat pilihan,

boleh melakukan atau meninggalkan (mubah).15

Fiqih adalah

pengetahuan atau pemahaman terhadap hukum-hukum syara’ yang

sifatnya amaliyah. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui dalil yang

sudah terperinci atau yang tidak bersifat global.

Para ulama membagi fiqih sesuai ruang lingkup bahasan

menjadi dua bagian besar, yaitu : fiqih ibadah dan fiqih muamalah.16

1) Fiqih ibadah : norma-norma ajaran agama Allah yang mengatur

hubungan manusia dengan Tuhannya (vertikal).

Fiqih ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahzhah dan ibadah

ghairu mahzhah. Ibadah mahzhah adalah ajaran agama yang

mengatur perbuatan-perbuatan manusia yang murni mencerminkan

hubungan manusia itu dengan Allah. Sedangkan ibadah ghairu

mahzhah adalah ajaran agama yang mengatur perbuatan antar

manusia itu sendiri.

13

Yasin dan Solikhul Hadi, Buku Daros; Fiqh Ibadah, DIPA STAIN, Kudus, 2008, hlm. 6. 14

Ahmad Falah, Buku Daros: Materi dan Pembelajaran Fiqih MTs-MA, STAIN, Kudus,

2009, hlm. 2. 15

Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, Kaukaba Dipantara, Yogyakarta, 2015,

hlm. 4. 16

Yasin dan Solikhul Hadi, Para ulama membagi fiqih sesuai ruang lingkup bahasan menjadi

dua, Op. Cit., hlm. 9.

Page 9: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

18

2) Fiqih muamalah : norma-norma ajaran agama Allah yang mengatur

hubungan manusia dengan sesama dan lingkungannya (horizontal).

Fiqih muamalah terbagi ke dalam banyak bidang, yaitu:17

a) Fiqih munakahat adalah pengetahuan tentang norma-norma

ajaran Islam yang mengurai tentang pernikahan sejak dari

norma tentang melihat calon suami/istri, tata cara melamar

(khitbah), mas kawin, akad nikah, wali, saksi, pencatatan nikah

dan lain-lain.

b) Fiqih Jinayat adalah pengetahuan tentang norma-norma ajaran

Islam yang mengatur mengenai tindak pidana yang dilakukan

seseorang terhadap orang atau lembaga lain, seperti melukai

orang lain, memfitnah, mencuri, meminum minuman keras atau

membunuh.

c) Fiqih Siyasat adalah pengetahuan yang membicarakan ajaran

Islam yang berkaitan dengan pemerintahan, misalnya tata cara

pemilihan presiden, pemilihan anggota legislatif dll.

d) Fiqih muamalat adalah pengetahuan yang membicarakan

norma-norma ajaran Islam yang berkaitan dengan transaksi

yang dilakukan masyarakat manusia, baik itu jual beli, hutang

piutang, sewa menyewa, pinjam meminjam dll.

Al-Ghayah al-Maqshudah (tujuan yang ingin dicapai) ilmu fiqih

pada hakikatnya adalah terimplementasinya norma-norma hukum

syara’ oleh manusia baik dalam perilaku atau pun ucapannya.

Berkenaan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis

peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, maka diperlukan sarana

khusus agar kemampuan berpikir kritis peserta didik tersebut bisa

berjalan sesuai yang diharapkan. Adapun langkah atau cara yang dapat

ditempuh diantaranya yaitu melalui suatu pembelajaran, khususnya

pada pembelajaran Fiqih. Maka dari itu, kemampuan berpikir kritis

17

Yasin dan Solikhul Hadi, Fiqih Muamalah Terbagi ke dalam Banyak Bidang, Ibid., hlm.

10.

Page 10: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

19

merupakan hal penting yang harus dimiliki peserta didik karena

dengan peserta didik berpikir kritis mengenai materi yang diberikan

oleh pendidik akan menjadi bekal dalam hidupnya nanti.

Untuk mengajarkan atau melatih peserta didik agar mampu

berpikir kritis Fiqih harus ditempuh melalui beberapa tahapan.

Tahapan-tahapan ini adalah sebagai berikut: 18

1) Keterampilan menganalisis materi Fiqih, yaitu suatu keterampilan

menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar

mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Kata-kata

operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis,

di antaranya: menguraikan, mengidentifikasi, menggambarkan,

menghubungkan dan memerinci materi Fiqih bab haji, hukum,

dalil, sunah-sunah hingga tata cara mengerjakan haji.

2) Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah merupakan

keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru.

Tujuannya adalah agar pembaca mampu memahami dan

menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang

lingkup baru. Peserta didik mampu mengaplikasikan apabila sudah

belajar dan memahami haji.

3) Keterampilan menyimpulkan, yaitu kegiatan akal pikiran manusia

berdasarkan penegertian atau pengetahuan yang dimilikinya, dapat

beranjak mencapai pengertian atau pengetahuan (kebenaran) baru

yang lain. Setelah peserta didik memhami pelajaran haji maka di

akhir pembelajaran, peserta didik menyimpulkan dengan bahasa

mereka sendiri agar mudah dipahami.

4) Keterampilan mengevaluasi atau menilai. Keterampilan ini yang

menuntut pemikiran yang matang dalam mennetukan nilai sesuatu

dengan berbagai kriteria yang ada.

18

Ahmad Susanto, Untuk mengajarkan atau melatih peserta didik agar mampu berpikir kritis

dalam mata pelajaran Fiqih harus ditempuh melalui beberapa tahapan, Op. Cit., hlm. 129.

Page 11: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

20

Dengan adanya tahapan-tahapan tersebut, yang perlu

diperhatikan dalam keterampilan berpikir kritis pada Fiqih ini adalah

bahwa keterampilan tersebut harus dilakukan melalui latihan yang

sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak. Pada saat

pembelajaran Fiqih pendidik bukan hanya memberi informasi saja

tetapi juga memberi petunjuk agar peserta didik dapat berpikir secara

kritis sehingga mereka mampu menyelesaikan setiap permasalahannya

dengan melalui tahapan-tahapan keterampilan berpikir kritis.

2. Model Pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect,

and Extend)

a. Model Pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply,

Reflect, and Extend)

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membangun kurikulum, untuk merancang bahan

pembelajaran yang diperlukan serta untuk memandu pengajaran di

dalam kelas atau pada situasi pembelajaran yang lain.19

Dengan

demikian, model pembelajaran adalah tentang bagaimana cara setiap

individu dapat belajar.

ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect, and Extend)

diadopsi dari Sistem pembelajaran “ICARE” yang pernah

dikembangkan oleh Department of Educational Technology, San

Diago State University (SDSU) Amerika Serikat.20

Secara digramatik, model pembelajaran ICARE ini adalah

sebagai berikut:

19

Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2015, hlm. 148. 20

Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta,

2013, hlm. 252.

Page 12: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

21

Gambar 2.1 Pemikiran model pembelajaran ICARE

I C A R E

Sesuai dengan namanya, “ICARE”, pembelajaran ini

merupakan singkatan dari lima kata, yaitu: 1) Introduction

(pengenalan), 2) Connect (menghubungkan); 3) Apply (menerapkan

dan mempraktikkan); 4) Reflect (merefleksikan), dan 5) Extend

(memperluas dan evaluasi).21

Jadi, dapat peneliti simpulkan bahwa model pembelajaran

ICARE adalah cara yang dilakukan oleh pendidik dalam suatu

pembelajaran melalui berbagai tahapan yakni pengenalan,

menghubungkan, mengaplikasikan, merefleksikan, dan

melanjutkan/mengevaluasi.

Model pembelajaran ICARE ini tertuang dalam firman Allah SWT:

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-

benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para

Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda

itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! Mereka

menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain

dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya

Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-

Baqarah : 31-32)22

21

Tim Pengembang MKDP, Sesuai dengan namanya, “ICARE”,Op. Cit., hlm. 252. 22

Departemen Agama, Allah Mengajarkan Kepadanya Nama-Nama Benda Yang Ada Di

Alam Ini, Op. Cit., hlm. 6.

Page 13: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

22

Allah mengajarkan kepadanya nama-nama benda yang ada di

alam ini sehingga Adam beserta anak cucunya dapat memahami dan

mengenal segala sesuatu yang diciptakan Allah di atas bumi dan di

alam ini serta mampu membentuk pengalaman dan penalarannya

menjadi suatu ilmu pengetahuan.23

Berdasarkan uraian di atas dapat peneliti simpulkan ayat di atas

menunjukkan bahwa menganjurkan kepada pendidik untuk

menyampaikan apa yang akan dipelajari dengan memperkenalkan

materinya dahulu, memahaminya, lalu mengenalnya dengan

mempraktikan materi yang telah disampaikan, dilanjutkan untuk

bertanya apabila dalam pembelajaran ada yang kurang paham. Apabila

dikaitkan dengan model pembelajaran ICARE hal ini sangat tepat,

karena dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Fiqih dilalui

dengan berbagai tahapan agar proses pembelajaran dapat berjalan

sesuai harapan.

b. Tahapan Model Pembelajaran ICARE (Introduction, Connect,

Apply, Reflect, and Extend)

Sesuai dengan kata kuncinya, maka model pembelajaran ini

memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Tahap pertama, Introduction (pengenalan)

Pada tahap pengenalan ini ada dua hal penting, yaitu: pertama,

menginformasikan rumusan tujuan (objective) yang ingin dicapai

dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kedua, menginformasikan

bagaimana bahan yang akan disajikan sesuai dengan bahan secara

keseluruhan (context). Pada tahap pengantar ini sangat penting

sebagai langkah awal keberhasilan pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai selain juga dimaksudkan untuk

mengetahui sejauhmana pemahaman dan minat peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran yang akan di berikan.

23

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hlm. 107.

Page 14: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

23

Kegiatan ini meliputi pemberitahuan tujuan, ruang lingkup materi

(jika perlu dibuatkan bagan atau peta konsep yang menggambarkan

struktur atau jalinan antar materi), manfaat atau kegunaan

mempelajari suatu topik baik untuk keperluan belajar sekarang

maupun belajar di kemudian hari, dan sebagainya.24

Dalam mata

pelajaran Fiqih, pendidik mengenalkan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai, manfaat mempelajarinya, dan menginformasikan

bahan materi pelajaran.

2) Tahap kedua: Connect (menghubungkan)

Pada tahap ini menghubungkan informasi dan pengetahuan yang

telah dimiliki peserta didik dengan informasi yang akan disajikan

atau informasi baru. Model ini memfokuskan dengan membuat

hubungan-hubungan secara eksplisit di dalam setiap wilayah mata

pelajaran, hubungan satu topik dengan yang lainnya, hubungan

satu keterampilan dengan keterampilan lainnya, hubungan

sekarang dengan yang akan datang.25

Ada empat langkah agar informasi baru mata pelajaran Fiqih yang

akan diajarkan bisa secara mudah dipahami oleh peserta didik.

Pertama, information chunking (potongan informasi). Yaitu

membagi/mengelompokkan bahan atau materi yang akan disajikan

dalam sub-sub topik. Suatu konsep dapat dibagi dalam beberapa

subbagian. Melalui tahapan penyajian materi tersebut akan

mempermudah proses pembelajaran kepada peserta didik. Peserta

didik dapat memahami informasi baru yang diberikan secara lebih

bermakna dan dapat dicerna secara lebih mudah. Kedua,

contextulize. Yaitu menghubungkan materi yang akan diajarkan

dengan kegiatan nyata yang bisa dipahami oleh peserta didik sesuai

dengan kehidupan sehari-hari. Ketiga, prior knowledge, yaitu

24

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Prenada

Media, Jakarta, 2004, hlm. 21. 25

Sunaryo Kartadinata, Idrus Affandi dkk, Pendidikan Kedamaian, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2015, hlm. 130.

Page 15: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

24

bagaimana pendidik dapat mengetahui sampai sejauhmana

pengetahuan awal peserta didik, dan kemudian memfasilitasi

mereka dengan informasi secara bertahap dan berkesinambungan

sehingga merupakan rangkaian pengalaman belajar yang bermakna

(meaningfull learning experience). Keempat, accomodate learners,

yaitu menyajikan bahan yang akan diberikan secara lebih

menyenangkan dengan ragam pendekatan dan ragam media

sehingga peserta didik dapat memahami konsep atau bahan baru

tersebut secara lebih menyeluruh.26

Keunggulan model ini adalah konsep-konsep utama saling

terhubung, mengarah pada pengulangan (review),

rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan dalam suatu disiplin.

Sedangkan, kelemahannya adalah disiplin-disiplin ilmu yang tidak

berkaitan dan konten tetap berfokus pada satu disiplin.27

Dengan berbagai tahapan tersebut, agar dalam pembelajaran Fiqih

berjalan efektif, maka tahapan tersebut harus disesuaikan dengan

kondisi peserta didik. Yang pada intinya pendidik menghubungkan

informasi dan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik

dengan informasi yang akan disajikan atau informasi baru.

3) Tahap ketiga: Apply (mengaplikasikan)28

Pada tahap ini pembelajaran dilakukan dengan interaktif dan

mengaplikasikan bahan/materi yang diajarkan dengan persoalan-

persoalan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tahap keempat: Reflect (refleksi) yaitu bagaimana membantu

peserta didik mengorganisasikan pikiran dan pemahaman bahan

yang telah dicapainya dengan memberi kesempatan untuk

memperluas informasi yang telah diperoleh. Waktu reflektif ini

26

Tim Pengembang MKDP, Keempat, accomodate learners, yaitu menyajikan bahan yang

akan diberikan secara lebih menyenangkan, Op. Cit., hlm. 253. 27

Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Diva Press, Yogyakarta, 2013, hlm.

110. 28

Tim Pengembang MKDP, Tahap ketiga: Apply (mengaplikasikan), Op. Cit., hlm. 253.

Page 16: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

25

memberikan peserta didik kesempatan mengekspresikan secara

verbal pengetahuan mereka.29

Kegiatan refleksi ini terdapat beberapa tahapan yakni:30

a) Tahap menghadirkan kembali pengalaman

b) Tahap mengelola perasaan

c) Tahap mengevaluasi kembali pengalaman

Pada tahap refleksi ini, peserta didik di beri kesempatan

untuk bertanya pada mata pelajaran Fiqih, maupun

mengekspresikan apa yang ingin dilakukan dalam pembelajaran

tersebut. sehingga dalam tahap ini pendidik perlu menghadirkan

kembali pengalaman yang dimiliki peserta didik.

5) Tahap kelima: Extend (melanjutkan)

Ada dua kegiatan utama dalam tahap akhir ini. Pertama, pendidik

melakukan serangkaian pengalaman belajar tambahan yang bisa

memperkaya pengetahuan yang telah dicapai peserta didik

(enrichment), terutama bagi peserta didik yang diyakini telah

menguasai bahan/materi yang telah diajarkan. Pada tahap ini, para

peserta didik diberi kesempatan menerapkan pengetahuan barunya

dan secara berkesinambungan melakukan eksplorasi dari implikasi

ini.31

Sedangkan bagi kelompok peserta didik yang diyakini masih

memiliki kesulitan dan belum menguasai bahan secara penuh,

tahap ini bisa dianggap sebagai kegiatan remedial. Kedua, sebagai

bentuk kegiatan evaluasi, yaitu sampai sejauhmana para peserta

didik dapat menguasai bahan yang telah diajarkan.32

Selain itu,

pendidik pun bisa mengevaluasi sampai sejauhmana bahan yang

disiapkan bisa dilaksanakan dengan baik, dan bila diperlukan hasil

29

Nanik Rubiyanto dan Dany Haryanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah, Prestasi

Pustakaraya, Jakarta, 2010, hlm. 48. 30

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, hlm. 63. 31

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012,

hlm. 101. 32

Tim Pengembang MKDP, Kedua, sebagai bentuk kegiatan evaluasi,Op. Cit., hlm. 254.

Page 17: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

26

evaluasi ini bisa dianggap sebagai dasar revisi bahan/materi yang

akan diajarkan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ICARE

(Introduction, Connect, Apply, Reflect, and Extend)

Kelebihan dari model pembelajaran ICARE adalah sebagai berikut:33

1) Peserta didik dapat memperoleh gambaran yang luas sebagaimana

suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu

2) Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara

terus-menerus sehingga terjadilah proses internalisasi

3) Peserta didik dapat mengkaji, mengonseptualisasi, memperbaiki

serta mengasimilasi ide-ide sehingga memudahkan terjadinya

proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.

4) Pendidik hanya sebagai fasilitator dan motivator yang menstimulasi

peserta didik.

5) Penilaian dilakukan selama dan akhir proses pembelajaran untuk

mengetahui sejauhmana peserta didik membangun suatu

pengetahuan.34

Berdasarkan beberapa kelebihan di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa model pembelajaran ICARE (Introduction,

Connect, Apply, Reflect, and Extend) ini memiliki kelebihan yaitu

peserta didik menjadi aktif, mengajarkan peserta didik untuk berpikir

kritis, menganalisis sebuah masalah dan peserta didik menjadi lebih

percaya diri.

Sedangkan kelemahannya adalah:

1) Dalam memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka usaha

untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi

terabaikan.35

33

Sunaryo Kartadinata, Idrus Affandi, dkk., Pendidikan Kedamaian, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2015, hlm. 132. 34

Abdul Majid, Penilaian dilakukan selama dan akhir proses pembelajaran, Op. Cit., hlm. 67. 35

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2010,

hlm. 47.

Page 18: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

27

2) Membutuhkan waktu yang agak lama

3) Pendidik harus benar-benar melakukan persiapan dengan matang

4) Tidak semua peserta didik terampil bertanya.36

Berdasarkan beberapa kelemahan di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa ini model pembelajaran ICARE (Introduction,

Connect, Apply, Reflect, and Extend) memiliki kelemahan yaitu

membutuhkan waktu yang lama sehingga pembelajaran kurang

efektif, tidak semua peserta didik berani untuk mengungkapkan

pertanyaan dari apa yang belum dipahaminya.

3. Tutorial Based Instruction

a. Pengertian Model Tutorial Based Instruction

Model ini merupakan temuan dari tim peneliti Jurusan

Kurikulum, dan Tekmologi Pendidikan. Model ini merupakan

redesain dari model pembelajaran berbasis komputer yang ditujukan

untuk mempelajari dan mengembangkan pembelajaran berbasis

komputer itu sendiri. Alur atau tahapan pembelajaran dari model ini

berisi tahapan tutorial yang didesain dengan petunjuk-petunjuk belajar

secara audio-visual.37

Model tutorial berbentuk pemberian bahan

belajar yang telah dikembangkan untuk dipelajari peserta didik secara

mandiri dan kesempatan berkonsultasi secara periodik tentang

kemajuan dan masalah yang dialaminya.38

Sebagaimana firman Allah SWT QS. Yunus : 57.

36

M. Thobroni, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Praktik, Ar-Ruzzmedia, Yogyakarta,

2015, hlm. 287. 37

Tim Pengembang MKDP, Alur atau tahapan pembelajaran dari model ini berisi tahapan

tutorial, Op. Cit., hlm. 255. 38

Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik Scientific untuk Pendidikan Agama di

Sekolah/Madrasah; Teori, Aplikasi dan Riset Terkait, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015,

hlm. 247.

Page 19: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

28

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu

pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang

berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang

yang beriman.39

Penjelasan ayat tersebut adalah bahwa Al-Qur’an diturunkan

untuk membimbing dan menasehati manusia sehingga dapat

memperoleh kehidupan batin yang tenang, sehat serta bebas dari segala

konflik kejiwaan. Dengan model ini manusia akan mampu mengatasi

segala bentuk kesulitan hidup yang dihadapi atas dasar iman dan

taqwanya kepada Yang Maha Menjadikan.40

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa model tutorial pada

dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan

memberikan bantuan kepada peserta didik agar dapat mencapai hasil

belajar secara optimal. Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam

bentuk pemberian arahan, bantuan, petunjuk, dan motivasi agar para

peserta didik belajar secara efisien dan efektif.

Fungsi Tutorial Based Instruction adalah sebagai berikut: 1)

kurikuler, yakni sebagai pelaksana kurikulum sebagaimana telah

dibutuhkan bagi masing-masing modul dan mengomunikasikannya

kepada peserta didik; 2) pembelajaran, yakni melaksanakan proses

pembelajaran agar aktif belajar mandiri melalui program interaktif

yang telah dirancang dan ditetapkan; 3) diagnosis-bimbingan, yakni

membantu para peserta didik yang mengalami kesalahan, kekeliruan,

kelambanan, masalah dalam mempelajari berbasis komputer, dll. 4)

administratif, yakni melaksanakan pencatatan, pelaporan, penilaian,

dan teknis administratif lainnya; 5) personal, yakni memberikan

keteladanan kepada peserta didik seperti penguasaan

mengorganisasikan materi, cara belajar, sikap, dan perilaku yang

39

Departemen Agama, Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu, Op. Cit., hlm. 215. 40

M. Arifin, Dengan model ini manusia akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan

hidup, Op. Cit., hlm. 72.

Page 20: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

29

secara tak langsung menggugah motivasi belajar mandiri dan motif

berprestasi yang tinggi.

Sedangkan tujuan pembelajaran tutorial, yaitu: 1) untuk

meningkatkan penguasaan pengetahuan para peserta didik sesuai

dengan yang dimuat dalam software pembelajaran; 2) untuk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan tentang cara

memecahkan masalah, mangatasi kesulitan, dll. 3) untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik tentang cara belajar mandiri.41

Dengan

demikian Tutorial dalam program pembelajaran berbasis komputer

ditujukan sebagai pengganti sumber belajar yang proses

pembelajarannya diberikan lewat teks, grafik, animasi, audio yang

tampak pada monitor yang menyediakan pengorganisasian materi,

soal-soal latihan, dan pemecahan masalah.

b. Tahapan atau langkah-langkah model Tutorial Based Instruction

Tahapan model tutorial adalah sebagai berikut:42

1) Penyajian informasi (presentation of information), yaitu berupa

materi pelajaran yang akan dipelajari peserta didik

2) Pertanyaan dan respons (question of responses), yaitu berupa soal-

soal latihan yang harus dikerjakan peserta didik

3) Penilaian respon (judging of responses), yaitu komputer akan

memberikan respons terhadap kinerja dan jawaban peserta didik

4) Pemberian balikan respons (providing feedback about responses),

yaitu setelah selesai, program akan memerikan balikan. Apakah

telah sukses/berhasil atau harus mengulang

5) Pengulangan (remediation)

6) Segmen pengaturan pelajaran (sequencing lesson segment)

41

Rusman, Manajemen Kurikulum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 291. 42

Rusman, Tahapan model tutorial, Ibid., hlm. 292.

Page 21: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

30

Gambar 2.2 Tahapan Tutorial Based Instruction

Introduction Section present information question&response

Closing feedback & remediation judge response

Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pembelajaran

tutorial bertujuan untuk memberikan kepuasan/pemahaman secara

tuntas kepada peserta didik mengenai materi atau bahan pelajaran yang

sedang dipelajarinya. Terdapat beberapa hal yang menjadi identitas dari

tutorial, yaitu:43

1) Pengenalan

2) Penyajian informasi

3) Pertanyaan dan respons

Adanya pertanyaan dalam program tutorial dimaksudkan agar siswa

selalu memperhatikan materi yang dipelajarinya, serta untuk menilai

sejauhmana kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami

pelajaran tersebut.44

4) Pemberian feedback tentang respons

5) Pembetulan

6) Segmen pengaturan pengajaran, dan

7) Penutup

Dalam model tutorial ini pola dasarnya mengikuti pelajaran

berprogram tipe bercabang di mana informasi/mata pelajaran disajikan

dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respons peserta

didik dianalisis dan disajikan umpan balik.45

43

Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2015, hlm. 237. 44

Deni Darnawan, Teknologi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm.

148. 45

Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2001, hlm. 139.

Page 22: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

31

Secara tekniknya model Tutorial Based Instruction dapat

membantu peserta didik belajar di setiap mata pelajaran, khususnya

mata pelajaran Fiqih dimana peserta didik dikenalkan dengan

materinya bisa dibagi menjadi kelompok dimana masing-masing

kelompok terdiri dari tiga orang, lalu peserta didik bersama dengan

kelompoknya masing-masing berdiskusi tentang pertanyaan yang

diajukan oleh guru, setiap kelompok perwakilan satu untuk

mengemukakan jawaban atau solusi dari pertanyaan tadi secara

bergantian sampai semua kelompok memiliki kesempatan untuk

mengemukakan jawabannya, selanjutnya semua kelompok

menganalisis jawaban-jawaban tadi mana yang lebih benar dan

efektif, pemberian balikan respons (providing feedback about

responses), yaitu setelah selesai, program akan memberikan balikan.

apakah telah sukses/berhasil atau harus mengulang. Jika peserta didik

belum berhasil maka akan diadakan pengulangan (remediation).

Setelah itu bersama dengan pendidik, peserta didik menyimpulkan

atas apa yang dipelajari, untuk menguji sampai mana pemahaman

peserta didik atas pelajaran tadi guru memberikan tugas individu yang

berisi pertanyaan-pertanyaan seputar apa yang telah dipelajari.

Dengan adanya identitas dari tutorial akan membuat kemudahan

tersendiri bagi pendidik dalam menerapkan model tutorial dalam

pelajaran Fiqih sehingga sudah jelas dan dapat dipahami.

c. Kelebihan dan kekurangan tutorial based instruction:46

Kelebihan:

1) Bekerja mandiri. Para peserta didik bisa bekerja mandiri mengenai

materi baru dan menerima umpan balik tentang kemajuan mereka

2) Menakar sendiri kemajuan. Para peserta didik bisa bekerja berdasar

tingkat kemajuan mereka sendiri, mengulang informasi jika mereka

harus menelaahnya sebelum berlanjut ke bagian materi berikutnya.

46

Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dkk., Instructional Technology & Media For

Learning; Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, Kencana Prenadamedia Group,

Jakarta, 2014, hlm. 35.

Page 23: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

32

3) Individualisasi. Tutorial yang berbasis komputer bisa merespons

masukan (input) para peserta didik dan mengarahkan proses belajar

mereka menuju topik baru untuk meneruskan proses belajar mereka

4) Meningkatkan pengembangan pemahaman peserta didik terhadap

materi yang disajikan

5) Peserta didik mendapat pengalaman yang bersifat konkrit, retensi

peserta didik meningkat

6) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi

Berdasarkan penjelasan dari beberapa kelebihan di atas, maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa model Tutorial Based Instruction

memiliki kelebihan yaitu peserta didik bisa bekerja berdasar tingkat

kemajuan mereka sendiri, mengulang informasi jika mereka harus

menelaahnya sebelum berlanjut ke bagian materi berikutnya.selain itu

peserta didik memiliki berbagai cara dalam menanggapi pertanyaan

dengan kemampuan masing-masing peserta didik, dengan melihat cara

yang digunakan dari masing-masing peserta didik membuat banyak

pengalaman dalam menjawab permasalahan.

Kekurangan:

1) Berpotensi membosankan. Pengulangan bisa menjadi

membosankan jika penyajian materi hanya dilakukan satu pola.

2) Berpotensi membuat frustasi. Para peserta didik bisa menjadi

frustasi jika mereka merasa tidak menghasilkan kemajuan saat

terus berupaya dalam tutorial tersebut.

3) Berpotensi kekurangan panduan. Kurangnya panduan pendidik saat

bekerja bisa berarti bahwa seorang peserta didik tidak menguasai

materi tersebut secara efektif.

4) Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik

maka pembelajaran tidak akan mampu meningkatkan motivasi

belajar peserta didik.47

47

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2013,

hlm. 205.

Page 24: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

33

Berdasarkan penjelasan dari beberapa kekurangan di atas, maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa model Tutorial Based Instruction

memiliki kekurangan yaitu jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak

dirancang dengan baik maka pembelajaran tidak akan mampu

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

4. Pengaruh Model Pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply,

Reflect, and Extend) dan Tutorial Based Instruction terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis

Usaha-usaha pendidik dalam membelajarkan peserta didik

merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan

tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu, pemilihan

berbagai komponen pembelajaran termasuk model pembelajaran

merupakan suatu hal yang utama. Jika model pembelajaran yang

digunakan sudah tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan maka

hasilnya pun akan maksimal. Seperti halnya yang jadi fokus penelitian ini,

model pembelajaran berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis Fiqih.

Adapun dasar dari pengaruh model pembelajaran model pembelajaran

ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect, and Extend) dan Tutorial

Based Instruction terhadap kemampuan berpikir kritis materi Fiqih,

peneliti paparkan dibawah ini:

a. Model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect,

and Extend) menjadi model pembelajaran dimana dengan salah

satunya adalah peserta didik mengorganisasikan pikiran dan

pemahaman bahan yang telah dicapainya dengan memberi

kesempatan untuk memperluas informasi yang telah diperoleh.48

Jadi

dapat dikatakan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect,

Apply, Reflect, and Extend) adalah dengan adanya pemahaman secara

luas atau mendalami tersebut dapat melatih peserta didik dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

48

Tim Pengembang MKDP, Model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply,

Reflect, and Extend) menjadi model pembelajaran, Op.Cit., hlm. 253.

Page 25: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

34

Penerapan model pembelajaran ICARE (Introduction,

Connect, Apply, Reflect, and Extend) dalam pembelajaran Fiqih yaitu

melatih semua peserta didik untuk ikut berperan aktif dalam

pembelajaran dan dituntut untuk bertanya. Dalam hal ini peserta didik

mengambil waktu untuk memikirkan suatu masalah secara mendalam,

menganalisis semua komponennya sambil menimbang dengan cermat

tiap kemungkinan tindakan yang dapat diambil.49

Dalam pembelajaran

ICARE, peserta didik memberikan kebebasan berpikir dan

keleluasaan bertindak kepada peserta didik dalam memahami

pengetahuan serta dalam menyelesaikan masalahnya. Pendidik tidak

lagi mendoktrin peserta didik untuk menyelesaikan masalah hanya

dengan cara yang telah ia ajarkan, namun juga memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk menemukan

cara-cara baru. Dalam hal ini, peserta didik diberi kesempatan untuk

mengkonstruksi pengetahuan oleh dirinya sendiri, tidak hanya

menunggu transfer dari pendidik. Seperti halnya dalam materi Fiqih.

Pada prinsipnya, peserta didik yang mampu berpikir kritis adalah yang

tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu. Mereka akan

mencermati teori bab ibadah haji, menganalisis, dan mengevaluasi

informasi sebelum menentukan apakah mereka akan menerima atau

menolak informasi. Jika sudah memiliki cukup pengetahuan maka

mereka akan menerapkan teori tersebut ke dalam sebuah kegiatan

praktik. Setelah itu, pendidik melakukan refleksi terhadap peserta

didik untuk memperluas informasi, kemudian pendidik melakukan

pengalaman belajar tambahan dan remdial jika dirasa perlu. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran ICARE

(Introduction, Connect, Apply, Reflect, and Extend) itu berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis materi Fiqih.

b. Model Tutorial Based Instruction yang menjadi dasar model ini salah

satunya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan

49

Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 118.

Page 26: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

35

tentang cara memecahkan masalah, mangatasi kesulitan.50

Pembelajaran ini dilakukan agar peserta didik mampu menyelesaikan

permasalahan dan akan membuat peserta didik memahami materi

Fiqih.

Berdasarkan pelaksanaannya model Tutorial Based Instruction

adalah peserta didik dibagi kelompok kecil dimana masing-masing

kelompok terdiri dari tiga orang, lalu peserta didik bersama dengan

kelompoknya masing-masing berdiskusi tentang pertanyaan yang

diajukan oleh guru, setiap kelompok perwakilan satu untuk

mengemukakan jawaban atau solusi dari pertanyaan tadi secara

bergantian sampai semua kelompok memiliki kesempatan untuk

mengemukakan jawabannya, selanjutnya semua kelompok

menganalisis jawaban-jawaban tadi mana yang lebih benar dan

efektif, pemberian balikan respons (providing feedback about

responses), yaitu setelah selesai, program akan memberikan balikan.

apakah telah sukses/berhasil atau harus mengulang. Jika peserta didik

belum berhasil maka akan diadakan pengulangan (remediation).

Setelah itu bersama dengan pendidik, peserta didik

menyimpulkan atas apa yang dipelajari, untuk menguji sampai mana

pemahaman peserta didik atas pelajaran tadi guru memberikan tugas

individu yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar apa yang telah

dipelajari. Dengan adanya kegiatan tersebut yang terdapat bimbingan

atau tutorial di dalamnya maka kemampuan berpikir kritis peserta

didik materi Fiqih akan terbangun dengan adanya menganalisis

pertanyaan, memecahkan masalah hingga mengevaluasi.

c. Kemampuan berpikir kritis, aspek ini berhubungan dengan

kemampuan memecahkan masalah.51

Sehingga untuk mencapai tujuan

dalam tingkatan kemampuan berpikir kritis ini dituntut untuk

50

Rusman, Model Tutorial Based Instruction yang menjadi dasar model ini salah satunya

adalah untuk meningkatkan, Op. Cit., hlm. 291. 51

Ahmad Susanto, Kemampuan berpikir kritis, aspek ini berhubungan dengan kemampuan

memecahkan masalah, Op.Cit., hlm. 131.

Page 27: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

36

mengembangkan empat pendekatan yaitu kemampuan berpikir kreatif,

kritis, memecahkan masalah dan mengambil keputisan.52

Jadi

penggunaan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect,

Apply, Reflect, and Extend) dan Tutorial Based Instruction sangatlah

tepat digunakan dalam meningkatkan kemampuan peserta didik

karena kedua model ini menuntut banyak peserta didik untuk aktif

dalam bertanya dan menyelesaikan persoalan.

Selain itu kedua model ini juga menumbuhkan respon dari

peserta didik untuk berkomunikasi dengan peserta didik lainya dalam

mencapai tujuan yaitu terciptanya kemampuan berpikir kritis pada

mata pelajaran Fiqih dengan cara bertanya apabila ada yang kurang

dipahami, menganalisis, memecahkan masalah dan mengevaluasi

maka akan tercapai tujuan dalam kemampuan berpikir kritis pada

mata pelajaran Fiqih.

Model pembelajaran ICARE merupakan model pemrosesan

informasi. Dikatakan seperti itu, dikarenakan dalam tahapan model

ICARE membutuhkan pengumpulan informasi-informasi lebih lanjut

agar berkesinambungan. Dasar temuan mengenai kecepatan berpikir

dengan stimulus berupa tutorial yang dikemas dalam program-

program komputer atau model-model pemrosesan informasi dapat

dijadikan dasar dalam membantu peserta didik untuk memunculkan

suatu langkah pemikiran baru selama belajarnya. Dengan begitu dapat

membantu kecepatan dan melatih berpikir kritis peserta didik dan

dapat memberikan pengalaman berpikir kritis dalam pengembangan

stimulus-stimulus pembelajaran.53

Berdasarkan hal di atas, maka diharapkan dalam proses

pembelajaran pendidik berperan penting untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik di dalam kelas. Peserta didik

52

Ahmad Susanto, Sehingga untuk mencapai tujuan dalam tingkatan kemampuan berpikir

kritis, Ibid, hlm. 129. 53

Tim Pengembang MKDP, Dasar temuan mengenai kecepatan berpikir dengan stimulus

berupa tutorial, Op. Cit., hlm. 249.

Page 28: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

37

diharuskan untuk mampu berinteraksi dengan teman dan

kelompoknya untuk saling tukar pendapat atau pikiran tentang materi

Fiqih yang telah dibahasnya.

Melalui penerapan model pembelajaran ICARE (Introduction,

Connect, Apply, Reflect, and Extend) dan Tutorial Based Instruction

guna membantu peserta didik untuk turut terlibat secara langsung dan

aktif berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat

memunculkan kemampuan menganalisis, mengumpulkan data,

memecahkan masalah dan mengambil keputusan tentang materi

tentang materi belum dipahami antar peserta didik dan peserta didik

juga akan termotivasi untuk saling membantu menyelesaikan masalah

maka dapat menjadikan peserta didik berpikir kritis pada

pembelajaran Fiqih. Dengan peserta didik mampu menganalisis,

mengumpulkan data, memecahkan masalah dan mengambil keputusan

inilah dapat menjadikan tingkat kemampuan berpikir kritis peserta

didik.54

Dengan demikian, dalam proses pembelajaran Fiqih dapat

dijadikan sarana yang tepat dalam menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis peserta didik. Karena dalam pembelajaran Fiqih banyak

konsep atau masalah yang ada di lingkungan peserta didik, sehingga

dapat dijadikan suatu objek untuk dapat menumbuhkan cara berpikir

kritis peserta didik.

Berdasarkan paparan diatas, apabila pendidik dapat

menggunakan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect,

Apply, Reflect, and Extend) dan Tutorial Based Instruction dengan

baik dan benar, maka akan mempengaruhi kemampuan berpikir kritis

peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih.

54

Ahmad Susanto, Dengan peserta didik mampu menganalisis, mengumpulkan data, Op.

Cit., hlm. 127.

Page 29: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

38

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang peneliti temukan, peneliti

belum menemukan judul yang sama akan tetapi peneliti mendapatkan suatu

karya yang ada relevansinya sama dengan judul penelitian ini. Adapun karya

tersebut antara lain:

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang

peneliti teliti diantaranya yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoirotul Wahidah dengan judul

“Pengaruh Metode Maieutic (Seminar Socrates) Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI NU

Miftahul Huda 02 Sudimoro Karangmalang Gebog Kudus Tahun Pelajaran

2014/2015, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (a)

Metode Maieutic (Seminar Socrates) Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

di MI NU Miftahul Huda 02 Sudimoro Karangmalang Gebog Kudus

Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah tergolong baik karena memiliki nilai

mean sebesar 75,32 yang termasuk dalam interval 74-77. b) Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI NU

Miftahul Huda 02 Sudimoro Karangmalang Gebog Kudus Tahun Pelajaran

2014/2015 adalah tergolong sangat baik karena memiliki nilai mean

sebesar 76,52 yang termasuk dalam interval 74-78. c) terdapat pengaruh

yang signifikan anatara pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI NU

Miftahul Huda 02 Sudimoro Karangmalang Gebog Kudus, hal ini

dibuktikan dengan hasil penelitian yang telah dianalisis, dari hasil analisis

didapatkan perhitungan diperoleh Freg lebih besar dari Ftabel, yaitu F reg

7,72 jika dibandingkan dengan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%

sebesar 4,10 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh Metode Maieutic

(Seminar Socrates) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI NU Miftahul Huda 02 Sudimoro

Karangmalang Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015, berarti benar-

benar ada pengaruh Metode Maieutic (Seminar Socrates) Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di

Page 30: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

39

MI NU Miftahul Huda 02 Sudimoro Karangmalang Gebog Kudus Tahun

Pelajaran 2014/2015. Sehingga variabel pengaruhnya adalah sebesar 16,89

%, dari (0,411)2 x 100 % = 0,168921 x 100 % sedangkan sisanya 100 % -

16,89 % = 83,11 % adalah pengaruh variabel lain yang belum diteliti oleh

peneliti.55

2. Penelitian yang berjudul “Model Pembelajaran ICARE pada Kurikulum

Mata Pelajaran TIK di SMP (ICARE based Instructional Model on ICT

Curriculum in Yunior Secondary School), 2011, Dinn Wahyudin.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model-model

pembelajaran TIK melalui model ICARE memberikan efek positif dan

dapat dikembangkan menjadi pembelajaran yang lebih bermakna dan

menyenangkan. Merujuk pada test statistic 0,05 (tingkat signifikansi 95%)

dan perbandingan hasil pre-test serta post-test, penelitian ini membuktikan

model ICARE berpengaruh pada penguasaan materi. Test validasi pada

tingkat signifikansi yang sama menunjukkan bahwa di sekolah pedesaan,

sekolah perbatasan antar kota dan di sekolah yang berada di perkotaan,

model pembelajarn ICARE lebih efektif daripada model lain yang sudah

dipraktekkan oleh pendidik.56

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nofitri dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa : Studi Pada Mata Pelajaran IPA (Biologi) di MTs

Swasta Kota Bandung”, 2009.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.

Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa : a) model pembelajaran tutorial

dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila diiringi dengan motivasi

55

Siti Khoirotul Wahidah, “Pengaruh Metode Maieutic (Seminar Socrates) Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI NU Miftahul Huda

02 Sudimoro Karangmalang Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015”, Fakultas Tarbiyah

STAIN Kudus, Kudus, 2015. 56

Dinn Wahyudin “Model Pembelajaran ICARE pada Kurikulum Mata Pelajaran TIK di

SMP (ICARE based Instructional Model on ICT Curriculum in Yunior Secondary School), 2011,

https//scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skripsipendidikan-2012-eprints.unsri.ac.id.

Page 31: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

40

yang kuat dan kemampuan mengoperasikan komputer, b) keberhasilan

pembelajaran tutorial disebabkan karena faktor-faktor yang mendukung

keberhasilan pembelajaran berbasis komputer telah terpenuhi dengan baik,

baik dari segi sarana prasarana, kemampuan guru dan siswanya, c)

pembelajaran berbasis tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar

siswa apabila faktor penghambat, kendala dan kelemahan dari

pembelajaran berbasis komputer tersebut dapat diatasi dengan cara

melengkapi sarana prasarana, memberikan pelatihan komputer untuk guru

yang terorganisir dengan baik.57

Selanjutnya, hasil dari penelitian terdahulu ini dijadikan acuan

peneliti, dalam melakukan penelitian ini. Terdapat persamaan dan

perbedaan antara penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti.

Adapun persamaannya, adalah sebagai berikut :

Pembelajarannya mengupayakan kemampuan berpikir kritis pada peserta

didik yang dilaksanakan sama-sama melalui pembelajaran di sekolahan.

Sedangkan, perbedaannya dari penelitian skripsi tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Pelaksanaannya diterapkan pada jenjang sekolah yang berbeda.

b. Penelitian yang dilakukan peneliti menitikberatkan pada penerapan

penerapan model pembelajaran ICARE dan Tutorial Based

Instruction terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam

materi Fiqih.

c. Bidikan dari pembelajaran yang dilakukan adalah kemampuan

berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Fiqih dengan

menggunakan model pembelajaran ICARE dan Tutorial Based

Instruction

57

Nofitri, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa : Studi Pada Mata Pelajaran IPA (Biologi) di MTs Swasta Kota Bandung”,

Bandung, 2009, https//scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skripsipendidikan-2012-

eprints.unsri.ac.id.

Page 32: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

41

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting.58

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara

teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan variabel independen dan dependen.

Banyaknya model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar

mengajar oleh pendidik terhadap peserta didik. Dimana setiap model memiliki

tujuan dan hasil tertentu terhadap peserta didik. Misalnya, dalam mata

pelajaran Fiqih yang kebanyakan dari pendidik menggunakan model

tradisional sehingga pendidik harus mengganti model pembelajaran yang

dapat membuat peserta didik aktif dan dapat berpikir kritis.

Pembelajaran seperti model ICARE (Introduction, Connect, Apply,

Reflect, and Extend) dan Tutorial Based Instruction merupakan model

pembelajaran yang diterapkan dalam mata pelajaran Fiqih di Madrasah

Tsanawiyah yang bertujuan untuk mengetahui hasil dan pengaruh dalam

menggunakan pembelajaran model tersebut, dalam hal ini yang peneliti

maksud adalah pengaruh model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect,

Apply, Reflect, and Extend) dan Tutorial Based Instruction terhadap

kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Fiqih.

Peserta didik yang berada di dalam sekolah diasumsikan telah memiliki

keinginan yang kuat dan kemauan yang besar dalam belajar, sehingga

kemampuan mereka untuk berpikir kritis pada suatu masalah yang terjadi

bahkan yang akan terjadi sangatlah kuat.

Kemampuan berpikir kritis peserta didik sangat perlu dikembangkan

demi keberhasilan mereka dalam pendidikan dan dalam kehidupan

bermasyarakat. Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan atau

diperkuat melalui proses pembelajaran. Artinya, di samping pembelajaran

mengembangkan kemampuan kognitif untuk suatu mata pelajaran tertentu,

juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Tidak

58

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 91 .

Page 33: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

42

semua proses pembelajaran secara otomatis akan mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, hanya proses pembelajaran yang mendorong

keaktifan dalam berargumen, mendorong kerjasama dalam mengkaji dan

menemukan pengetahuan, refleksi diri, dan mengembangkan tanggungjawab,

yang akan mengembangkan berpikir kritis peserta didik.

Kemampuan dalam berpikir kritis akan memberikan arahan yang lebih

tepat dalam berpikir, bekerja, dan membantu lebih akurat dalam menentukan

keterkaitan sesuatu dengan lainnya. Oleh sebab itu, kemampuan berpikir kritis

sangat diperlukan dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi.

Kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi berbagai komponen seperti

pengamatan, analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan

persuasi.

Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis peserta didik dikembangkan

dengan menggunakan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect,

Apply, Reflect, and Extend) dan Tutorial Based Instruction pada mata

pelajaran Fiqih agar peserta didik dapat lebih memahami ilmu agama secara

mendalam khususnya pada mata pelajaran Fiqih di MTs Hasyim Asy’ari

Jepara. Karena persoalan agama yang ada dalam kehidupan sehari-hari (sosial)

erat kaitannya dengan fiqih disamping persoalan yang berhubungan dengan

Allah.

Adapun gambaran kerangka berfikir dari penelitian tentang “Pengaruh

model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect, and

Extend) dan Tutorial Based Instruction terhadap Kemampuan berpikir kritis

peserta didik pada mata pelajaran Fiqih di MTs Hasyim Asy’ari Kalipucang

Wetan Welahan Jepara, sebagai berikut :

Page 34: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

43

Gambar 2.3

Kerangka Penelitian

Keterangan :

: Secara Parsial

: Secara Simultan

Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa adanya kemampuan

berpikir kritis peserta didik umumnya dipengaruhi oleh penggunaan model

ICARE dan model Tutorial Based Instruction dalam berlangsungnya suatu

proses pembelajaran, maka proses pembelajaran peserta didik dalam mata

pelajaran Fiqih di MTs Hasyim Asy’ari Kalipucang Wetan Welahan Jepara

akan berlangsung dengan baik.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Secara

keseluruhan hipotesis adalah kebenaran yang masih berada dibawah (belum

tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang

telah dianalisis dengan menggunakan bukti yang sesuai.59

Agar penelitian

yang menggunakan analisa statistik dapat terarah maka perumusan hipotesis

sangat perlu ditempuh.

59

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Mandar Maju, Bandung,

2002, hlm. 110.

Model ICARE

(X1)

(X1)

Tutorial Based Instruction

(X2)

Kemampuan Berpikir Kritis

(Y)

Page 35: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

44

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian itu telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.60

Jadi, hipotesis

merupakan kesimpulan yang belum final artinya masih harus dibuktikan lagi

kebenarannya atau dengan kata lain hipotesis adalah jawaban atau dugaan

yang yang dianggap benar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang

benar.

Adapun hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis pertama

Penerapan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply,

Reflect, and Extend), Tutorial Based Instruction dan kemampuan berpikir

kritis peserta didik pada mata pelajaran Fiqih di MTs Hasyim Asy’ari

Kalipucang Wetan Welahan Jepara tahun pelajaran 2016/2017 dinyatakan

dalam kategori baik.

2. Hipotesis kedua

Penerapan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply,

Reflect, and Extend) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir

kritis peserta didik pada mata pelajaran Fiqih di MTs Hasyim Asy’ari

Kalipucang Wetan Welahan Jepara tahun pelajaran 2016/2017 dinyatakan

dalam kategori baik.

3. Hipotesis ketiga

Penerapan model pembelajaran Tutorial Based Instruction berpengaruh

signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik di MTs

Hasyim Asy’ari Kalipucang Wetan Welahan Jepara tahun pelajaran

2016/2017.

60

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, R & D),

Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 96.

Page 36: BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE …eprints.stainkudus.ac.id/1984/5/5. BAB II.pdf · yang terdapat dalam mata pelajaran Fiqih. Terdapat enam pola berpikir ... ilmu yang membahas

45

4. Hipotesis keempat

Model pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect, and

Extend) dan Tutorial Based Instruction secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik di MTs

Hasyim Asy’ari Kalipucang Wetan Welahan Jepara tahun pelajaran

2016/2017.