bab ii pembahasan konservasi hutan mangrove

Upload: thefunnygirl046009

Post on 02-Mar-2016

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ilmu Alam Dasar FKUMM2012

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 KonservasiKonservasi berasal dari kata conservation yang terdiri atas kata Con (together) dan Servare (keep/save) yang memiliki pengertian upaya memelihara apa yang kita punya, namun secara bijaksana. Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :a. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).b. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).c. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).d. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).

2.1 Hutan Mangrove2.1.1 Definisi MangroveMangrove berasal dari kata mangal yang menunjukkan komunitas suatu tumbuhan (Odum. 1983). Di Suriname, kata mangro pada mulanya merupakan kata yang umum dipakai untuk jenis Rhizophora mangle (Karsten 1890 dalam Chapman 1976). Di Portugal, kata mangue digunakan untuk menunjukkan suatu individu pohon dan kata mangal untuk komunitas pohon tersebut. Di Perancis, padanan yang digunakan untuk mangrove adalah kata menglier. MacNae (1968) menggunakan kata mangrove untuk individu tumbuhan dan mangal untuk komunitasnya. Di lain pihak, Tomlinson (1986) dalam Wightman (1989) menggunakan kata mangrove baik untuk tumbuhan maupun komunitasnya, dan Davis (1940) dalam Walsh (1974) menyebutkan bahwa kata mangrove merupakan istilah umum untuk pohon yang hidup di daerah yang berlumpur, basah dan terletak di perairan pasang surut daerah tropis. Meskipun terdapat perbedaan dalam penggunaan kata, Mepham dan Mepham (1985)dalam Wightman (1989) menyatakan bahwa pada umumnya tidak perlu dikacaukan dalam penggunaan kontekstual dari kata-kata tersebut. Beberapa ahli mengemukakan definisi hutan mangrove, Kusmana (2002), mengemukakan bahwa mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas tersebut di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat mangrove.Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove mampu tumbuh pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Bengen, 2002). Menurut Nybakken (1982), hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.

2.1.2 Karateristik Hutan MangroveHutan mangrove merupakan bentuk ekosistem yang unik, karena pada kawasan ini terpadu empat unsur biologis penting yang fundamental, yaitu daratan, air, vegetasi dan satwa. Hutan mangrove ini memiliki ciri ekologis yang khas yaitu dapat hidup dalam air dengan salinitas tinggi dan biasanya terdapat sepanjang daerah pasang surut (Dephut, 1992). Ciri-ciri terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik menururt Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove Indonesia (2008) adalah:a. memiliki jenis pohon yang relatif sedikit; b. memiliki akar nafas (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada Pidada sonneratia spp., dan pada api-api Avicennia spp.;c. memiliki biji yang dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora yang lebih di kenal sebagai propagul;d. memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.Pohon mangrove sanggup beradaptasi terhadap kadar oksigen yang rendah, terhadap salinitas yang tinggi, serta terhadap tanah yang kurang stabil dan pasang surut (Kusmana, 2002). Ekosistem mangrove terdiri dari hutan atau vegetasi mangrove yang merupakan komunitas pantai tropis. Hutan mangrove memiliki karakteristik yang khas karena hanya tumbuh pada iklim tropis dan subtropis saja. Menurut Bengen (2002) hutan mangrove hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah-daerah tertentu dengan karakteristik sebagai berikut:a. Umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir. b. Daerahnya tergenang air secara berkala, baik setiap hari maupun yang tergenang pada saat pasang purnama (frekuensi genangan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove). c. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat. d. Terlindung dari gelombang besar dan pasang surut yang kuat. e. Air bersalinitas payau (2-22 permil) hingga asin (mencapai 38 permil).

2.1.3 Fungsi dan Manfaat MangroveSaenger (1983); Salim (1986); dan Naamin (1990) menyatakan bahwa fungsi ekosistem mangrove mencakup: a. Fungsi fisik; menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut (abrasi) dan intrusi air laut; dan mengolah bahan limbah.b. Fungsi biologis ; tempat pembenihan ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air; tempat bersarangnya burung; habitat alami bagi berbagai jenis biota.c. Fungsi ekonomi sebagai sumber bahan bakar (arang kayu bakar), pertambakan, tempat pembuatan garam, dan bahan bangunan.Ekosistem mangrove merupakan perlindungan pantai secara alami untuk mengurangi resiko terhadap bahaya tsunami. Karena karakter pohon mangrove yang khas, ekosistem mangrove berfungsi sebagai peredam gelombang dan badai, pelindung abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen. Disamping itu, ekosistem mangrove juga merupakan penghasil detritus dan merupakan daerah asuhan (nursery ground), daerah untuk mencari makan (feeding ground), serta daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya. Juga sebagai pemasok larva ikan, udang, dan sebagai tempat pariwisata.Menurut Hardjosento (1981) dalam Saenger (1983), hasil dari hutan mangrove dapat berupa kayu, bahan bangunan, chip, kayu bakar, arang, kulit kayu yang menghasilkan tanin (zat penyamak) dan lain-lain. Selanjutnya Saenger, (1983) juga merinci hasil-hasil produk dari ekosistem hutan mangrove berupa :a. Bahan bakar; kayu bakar, arang dan alkohol.b. Bahan bangunan; balok perancah, bangunan, jembatan, balok rel kereta api, pembuatan kapal, tonggak dan atap rumah. Tikar bahkan pagar pun menggunakan jenis yang berasal dari hutan mangrove.c. Makanan; obat-obatan dan minuman, gula alkohol, asam cuka, obat- obatan.d. Perikanan; tiang-tiang untuk perangkap ikan, pelampung jaring, pengeringan ikan, bahan penyamak jaring dan lantai.e. Pertanian, makanan ternak, pupuk dsb.f. Produksi kertas; berbagai macam kertas.Hutan mangrove merupakan sumber daya alam daerah tropis yang mempunyai manfaat ganda baik dari aspek sosial ekonomi maupun ekologi. Besarnya peranan ekosistem hutan mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari banyaknya jenis hewan baik yang hidup di perairan, di atas lahan maupun di tajuk- tajuk pohon mangrove atau manusia yang bergantung pada hutan mangrove tersebut (Naamin, 1991). Manfaat ekonomis diantaranya terdiri atas hasil berupa kayu (kayu bakar, arang, kayu konstruksi) dan hasil bukan kayu (pariwisata). Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai fungsi perlindungan baik bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagai jenis fauna, diantaranya :a. Sebagai proteksi dari abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang.b. Pengendali intrusi air laut.c. Habitat berbagai jenis fauna.d. Sebagai tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang.e. Pembangun lahan melalui proses sedimentasi.f. Pengontrol penyakit malaria.g. Memelihara kualitas air (meredukasi polutan, pencemar air).h. Penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif tinggi disbanding tipe hutan lain.Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur (1994), menyatakan bahwa ekosistem hutan mangrove mempunyai peranan dan fungsi penting yang dapat mendukung kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung, adalah sebagai berikut:a. Fungsi ekologis ekosistem hutan mangrove menjamin terpeliharanya:1) Lingkungan fisik, yaitu perlindungan pantai terhadap pengikisan oleh ombak dan angin, pengendapan sedimen, pencegahan dan pengendalian intrusi air laut ke wilayah daratan serta pengendalian dampak pencemaran air laut.2) Lingkungan biota, yaitu sebagai tempat berkembang biak dan berlindung biota perairan seperti ikan, udang, moluska dan berbagai jenis reptil serta jenis-jenis burung serta mamalia.3) Lingkungan hidup daerah di sekitar lokasi (khususnya iklim makro). b. Fungsi Sosial dan ekonomis, yaitu sebagai:1) Sumber mata pencaharian dan produksi berbagai jenis hasil hutan dan hasil hutan ikutannya.2) Tempat rekreasi atau wisata alam.3) Obyek pendidikan, latihan dan pengembangan ilmu pengetahuan.Sedangkan menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :a. Habitat satwa langkaHutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)b. Pelindung terhadap bencana alamVegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.c. Pengendapan lumpurSifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.d. Penambah unsur haraSifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.e. Penambat racunBanyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif.f. TransportasiPada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.g. Sumber plasma nutfahPlasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.h. Rekreasi dan pariwisataHutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.i. Sarana pendidikan dan penelitianUpaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.j. Memelihara proses-proses dan sistem alamiHutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.k. Penyerapan karbonProses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.l. Memelihara iklim mikroEvapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.m. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masamKeberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.2.1.4 Kondisi Mangrove di IndonesiaLuas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia. Kekhasan ekosistem mangrove Indonesia adalah memiliki keragaman jenis yang tertinggi di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan dan Papua. Luas penyebaran mangrove terus mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi sekitar 3,24 juta hektar pada tahun 1987, dan tersisa seluas 2,50 juta hektar pada tahun 1993. Kecenderungan penurunan tersebut mengindikasikan bahwa terjadi degradasi hutan mangrove yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektar/tahun. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan konversi menjadi lahan tambak, penebangan liar dan sebagainya (Dahuri, 2002).2.1.5 Penyebaran Jenis-Jenis Mangrove di IndonesiaHutanmangrovedikenal juga dengan istilahtidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, dan hutan payau (bahasa Indonesia). Penyebaran hutan mangrove terbatas dari daerah tropika sampai 320LU dan 380LS. Menurut Chapman (1975), penyebaran hutan mangrove di duniadibagi ke dalam dua kelompok yaitu :a. The Old World Mangroveyang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, New Zealand, Kepulauan Pasifik dan Samoa.Kelompok ini disebut pula Grup Timur.b. The New World Mangroveyang meliputi pantai Atlantik dari Afrika dan Amerika, Meksiko, dan pantai Pasifik Amerika dan kepulauan Galapagos. Kelompok ini disebut pula Grup Barat.Struktur dan komposisi mangrove di Indonesia lebih bervariasi bila dibandingkan dengan wilayah lain. Di Indonesia dapat ditemukan tegakanAvicennia marinadengan ketinggian 1-2 m pada pantai yang tergenang air laut terus menerus, hingga tegakan campuranBruguiera-Rhizophoradengan tinggi lebih dari 30 m. Pada pantai terbuka, dapat ditemukan jenisAvicennia albadanSonneratia alba, sementara di sepanjang sungai yang mempunyai salinitas yang lebih rendah banyak ditemukan jenis palemNypa fruticansdanSonneratia caseolaris. Dilain pihak kawasan mangrove sekunder, didominasi oleh anakan mangrove dan berbagai jenis semak atau herba, misalnyaAcanthus ilicifoliusdanAcrostichum aureum.Jenis-jenis pohon mangrove umumnya menyebar di pantai yang terlindung dan di muara-muara sungai, dengan komposisi jenis yang berbeda-beda bergantung pada kondisi habitatnya. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penyebaran jenis mangrove tersebut berkaitan dengan salinitas, jenis tanah, tipe pasang, dan frekuensi penggenangan.Tumbuhan mangrove terdiri atas pohon, epifit, liana, alga, bakteri dan fungi. Menurut Hutching and Saenger (1987), di seluruh dunia terdapat lebih dari 20 suku Tumbuhan mangrove, yang terdiri dari 30 marga, dengan anggota lebih dari 80 jenis. Sejauh ini di Indonesia tercatat ada 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku (Kusmana, 1993).Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis merupakan jenis mangrove sejati (true mangrove) dan selebihnya merupakan jenis mangrove asosiasi (associate mangrove). Dari 43 jenis mangrove sejati tersebut 33 jenis diantaranya merupakan jenis berhabitus pohon atau semak yang besar maupun yang kecil.Di Indonesia sendiri terdapat perbedaan dalam hal keragaman jenis mangrove antara satu pulau dengan pulau lainnya. Dari 202 jenis mangrove yang telah diketahui, 166 jenis terdapat di Jawa, 157 jenis di Sumatera, 150 jenis di Kalimantan, 142 jenis di Irian Jaya (Papua), 135 jenis di Sulawesi, 133 jenis di Maluku dan 120 jenis di Kepulauan Nusa Tenggara. Sebaran jenis mengrove di pulau-pulau utama di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.NoJenisIsland

JavaSumatraKalimantanSulawesiMalukuPapua

1Acanthus ilicifolius++++++

2Aegiceras corniculatum++++++

3Aegiceras floridum+++

4Acrosticum aureum++++++

5Avicennia alba++++++

6Avicennia lanata++

7Avicennia marina++++++

8Avicennia officinalis++++++

9Bruguiera cylindrica++++++

10Bruguiera gymnorrhiza++++++

11Bruguiera parviTumbuhan++++++

12Bruguiera sexangula+++++

13Cerbera manghas++++++

14Ceriops decandra++++++

15Ceriops tagal++++++

16Derris trifoliata++++++

17Dolichandrone spathacea++

18Excoecaria agallocha++++++

19Finlaysonia maritima++++++

20Heritiera littoralis++++++

21Kandelia candel++

22Lumnitzera littorea++++++

23Lumnitzera racemosa+++++

24Nypa fruticans++++++

25Osbornea octodonta++++

26Pemphis acidula++

27Phoenix paludosa+

28Pluchea indica++++++

29Rhizophora apiculata++++++

30Rhizophora lamarckii+++

31Rhizophora mucronata++++++

32Rhizophora stylosa++++++

33Scyphiphora hydrophyllacea++++++

34Sonneratia alba++++++

35Sonneratia caseolaris++++++

36Sonneratiaovata++++++

37Widelia biTumbuhan++++++

38Xylocarpus granatum++++++

39Xylocarpus moluccensis++++++

40Xylocarpus rumphii+++

2.1.6 s