bab ii ototoksik

Upload: nadiya-janata

Post on 07-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    1/64

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi

    2.1.1 Auris Eksterna

    Auris eksterna terdiri dari auricula yang menghimpun bunyi dan meatus

    acusticus eksternus yang mengantar gelombang bunyi ke membran tympanica.

    Auricula yang terdiri dari tulang rawan kenyal yang ditutupi oleh kulit. Meatus

    acusticus eksternus meluas dari concha auricularis ke membran timpani. Bagian

    sepertiga lateral pipa ini berbentuk seperti S terdiri dari tulang rawan dan dilapisi oleh

    kulit yang sinambung dengan lapis luar membran timpani. Glandula seruminosa dan

    glandula sebasea membentuk serumen.

    Gambar 2.1 Anatomi telinga

    3

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    2/64

    4

    Membran timpani yang berdiameter lebih kurang 1 cm merupakan selembar 

    selaput yang tipis, jorong dan setengah tembus pandang, terentang pada ujung medial

    tuba auditoria auditi!a". Selaput ini merupakan sekat antara bagian eksternal telinga

    terhadap bagian tengahnya. #ada bagian luar membran timpani dilapisi oleh kulit

    yang tipis dan di sebelah dalam oleh membran mukosa. $e arah meatus akustikus

    eksternus, membran timpani adalah cekung dengan bagian tengah yang lebih rendah

    dikenal sebagai umbo membran timpani. %ari umbo membran timpani memancar 

    daerah yang cerah ke antero&in'erior yaitu kerucut cahaya re'le( cahaya". Membran

    timpani bergerak sebagai reaksi terhadap getaran udara yang sampai padanya melalui

    meatus akustikus eksternus. Gerak membran timpani diteruskan oleh ossikula

    auditoria malleus, incus dan stapes" melalui auris media ke auris interna. #ermukaan

    luar membran timpani dipersara'i oleh ner!us auriculotemporalis cabang yang berasal

    Gambar 2.2 Membran timpani

    dari ner!us mandibularis ner!us cranialis )*". Sebagian kecil membran timpani

    dipersara'i oleh ramus auricularis ganglion in'erius yang berasal dari ner!us !agus

    ner!us cranialis +", sara' ini berisi beberapa serabut dari ner!us glossopharyngeus

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    3/64

    5

    ner!us cranialis +" dan serabut dari ner!us 'acialis ner!us cranialis )".

    #ermukaan dalam membran timpani dipersara'i oleh ner!us cranialis +.

    2.1.2 Auris Media

    Auris media terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis. Auris media

    terdiri dari ka!itas timpanica yakni rongga yang terletak langsung di sebelah dalam

    membran timpani dan ressesus epytimpanicus. Bagian depan auris media

     berhubungan dengan nasopharyn( melalui tuba auditoria. $e arah posterosuperior 

    ka!itas timpani berhubugan dengan cellulae mastoideae melalui antrum mastoideum.

    $a!itas timpani dilapisi membran mukosa yang bersinambungan dengan membran

    mukosa pelapis tuba auditoria, cellulae mastoideae dan antrum mastoideum. Bagian

    dalam auris media terdapat ossicula auditoria malleus, incus dan stapes", musculus

    stapedius dan musculus tensor timpani, chorda timpani cabang ner!us cranialis )

    dan ple(us tympanicus pada promontorium.

    Dinding – dinding Auris Media !a"itas T#m$ani%a&

    Auris media yang berbentuk seperti kotak sempit memiliki sebuah atap,

    sebuah dasar dan empat dinding.

    Bagian atap dinding tegmental" dibentuk oleh selembar tulang yang tipis

    yaitu tegmen timpani yang memisahkan ca!itas tympanica dari dura pada dasar 'ossa

    cranii media. #ada bagian dasar dinding jugular" dibentuk oleh selapis tulang yang

    memisahkan ca!itas tympanica dari bulbus superior !ena jugularis interna. %inding

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    4/64

    6

    lateral bagian berupa selaput" dibentuk seluruhnya oleh membran timpani- di sebelah

    superior dinding dibentuk oleh dinding lateral ressesus epytimpanicus yang berupa

    tulang manubrium mallei terbaur dalam membran timpani dan caput mallei menonjol

    ke dalam recessus epitympanicus". %inding medial atau dinding labirintal

    memisahkan ca!ita tympanica dari auris interna. %inding anterior dinding carotid"

    memisahkan ca!itas tympanica dari canalis carotis- pada bagian superior dinding ini

    terdapat ostium pharyngeum tuba auditoriae dan terusan untuk musculus tensor 

    tympani. #ada bagian dinding posterior dinding mastoid" dihubungkan dengan

    antrum mastoideum melalui aditus dan selanjutnya dengan cellulae mastoideae di

    dalam processus mastoideus- kea rah anteroin'erior antrum mastoideum berhubungan

    dengan canalis 'acialis.

    Gambar 2.* Anatomi telinga tengah

    Antrum mastoideum adalah sebuah rongga di dalam processus mastoideus

    ossis temporalis. Antrum mastoideum berhubungan dengan recessus epytimpanicus

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    5/64

    7

    ca!itas tympanicae melalui aditus ad antri dan terpisah dari 'ossa crania media oleh

    sebuah atap yang tipis yakni tegmen timpani. #ada dasarnya terdapat beberapa lubang

    yang merupakan sarana bagi antrum mastoideum untuk berhubungan dengan celluale

    udara" mastoideae di dalam processus mastoideus. Antrum dan cellulae mastoideae

    dilapisi membran mukosa yang sinambung dengan membran mukosa auris media.

    Bagian antero&in'erior antrum mastoideum berhubungan dengan canalis 'acialis.

    Tu'a Auditoria Auditi"a&

    uba auditoria menghubungkan ca!itas tympanica dengan nasopharyn( yang

     bermuara di bagian belakang meatus nasalis in'erior pada ca!itas nasi. Bagian

    sepertiga posterior tuba auditoria terdiri dari tulang dan sisanya berupa tulang rawan.

    uba auditoria dilapisi membran mukosa yang pada bagian posterior bersinambung

    dengan membran mukosa ca!itas tympanica dank e anterior bersinambung dengan

    membran mukosa nasopharyn(. uba auditoria ber'ungsi sebagai pemerata tekanan

    dalam auris media dan tekanan udara lingkungan dan dengan demikian menjamin

     bahwa membran tympanica dapat bergerak secara bebas. ekanan pada kedua sisi

    membran tympanica disamakan untuk memungkinkan udara memasuki dan

    meninggalkan ca!itas tympanica.

    Ateri&arteri tuba auditoria berasal dari arteri pharyngea ascendens cabang

    arteri carotis eksterna dan dari arteri meningea media dan arteri canalis pterygoidei,

    keduanya cabang arteri ma(illaris. )ena&!ena menyalurkan darah dari tuba auditoria

    ke ple(us !enous pterygoideus. Sara'&sara' berasal dari ple(us tympanicus yang

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    6/64

    8

    dibentuk oleh serabut ner!us cranialis ) dan ner!us glossopharyngeus ner!us

    cranialis +. uba auditoria juga menerima serabut dari ganglion pterygopalatinum ke

    'enestra !estibuli. Malleus melekat pada membran tympanica dan stapes menempati

    'enestra !estibuli. ncus terdapat antara dua tulang tersebut dan bersendi dengan

    keduanya. /ssicula auditoria dilapisi membran mukosa yang juga melapisi ca!itas

    tympanica.

    Bagian superior malleus yang agak membulat yakni caput mallei terletak di

    dalam recessus epitympanicus. 0ollum mallei terdapat pada bagian membran

    tympanica yang kendur dan manbrium mallei tertanam di dalam membran tympanica

    dan bergerak bersamanya. 0aput mallei bersendi dengan incus dan tendo musculus

    tensor timpani berinsersi pada manubrium mallei. 0horda tympani menyilang

     permukaan medial collum mallei.

    0orpus incudis yang besar, terletak di dalam recessus epitympanicus dan

    disini bersendi dengan caput mallei. 0rus longum incudis bersendi dengan stapes dan

    crus bre!e incudis berhubungan dengan dinding posterior ca!itas tympanica melalui

    sebuah ligamentum.

    Basis stapedis tulang pendengaran terkecil menempati 'enestra !estibuli pada

    dinding medial ca!itas tympanica. 0aput stapedis yang mengarah ke lateral bersendi

    dengan incus.

    Malleus ber'ungsi sebagai pengungkit yang lengan panjangnya melekat pada

    membran timpani. Basis stapedis berukuran jauh lebih kecil daripada membran

    timpani akibatnya gaya getar stapes menjadi 1 kali gaya getar membran timapani.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    7/64

    9

    Maka, ossicula auditoria meningkatkan gaya getaran, tetapi menurunkan amplitude

    getaran yang disalurkan dari membran timpani.

    %ua buah otot yang menggerakan ossicula auditoria dan dengan demikian

    mempengaruhi membran timpani musculus tensor tympani dan musculus stapedius.

    Mus%u(us Tensor T#m$ani. /tot pendek ini berasal dari permukaan superior 

     bagian kondral tuba auditoria, ala major ossis sphenoidalis dan pars petrosa ossis

    temporalis. nsersi otot ini terjadi pada manubrium mallei. Musculus tensor tympani

    dipersara'i oleh ner!us mandibularis. Musculus tensor tympani menarik manubrium

    mallei ke medial, menegangkan membran timpani dan mempersempit amplitude

    getarannya. Mencegah terjadinya kerusakan pada auris interna sewaktu harus

    menerima bunyi yang keras.

    Mus%u(us Sta$edius. /tot kecil ini terletak di dalam eminentia pyramidalis.

    Musculus stapedius berasal dari eminentia pyramidalis pada dinding posterior ca!itas

    tympanica. endonya memasuki ca!itas tympanica melalui sebuah lubang renik pada

     puncak pyramis dan berinsersi pada collum stapedis. Sara' untuk musculus stapedius

     berasal dari ner!us 'acialis. Musculus stapedius menarik stapes ke posterior dan

    menjungkitkan basis stapedis pada 'enestra !estibuli dan dengan demikian menarik 

    ketat ligamentum anulare stapedial dan memperkecil amplitude getaran. /tot ini juga

    mencegah terjadinya gerak stapes yang berlebih.

    2.1.) Auris Interna

    Auris interna berhubungan dengan penerimaan bunyi dan pemeliharaan

    keseimbangan. Auris interna yang tertanam di dalam pars petrosa, salah satu bagian

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    8/64

    10

    tulang temporal, terdiri dari kantung&kantung dan pipa&pipa labyrinthus

    membranaceus. Sistem selaput ini berisi endolim'e dan organ&organ akhir untuk 

     pendengaran dan keseimbangan. 3abyrinthus membranaceus berupa selaput yang

    diliputi oleh perilim'e terbenam di dalam labyrinthus osseus.

    *a'#rint+us ,sseus

    erdiri atas * bagian yaitu cochlea, !estibulum dan canals semicirculares

    ossei. 3abyrinthus osseus menempati hampir seluruh bagian lateral pars petrosa pada

    os temporal.

    !o%+(ea. Bagian labyrinthus osseus ini berbentuk seperti keong berisi ductus

    cochlearis, bagian auris interna yang berhubungan dengan pendengaran. 0ochlea

    membuat 2,4 putaran, mengelilingi sumbu tulang yang disebut modiolus dan berisi

    terusan&terusan untuk pembuluh darah dan sara'. #utaran cochlea basal yang lebar 

    menyebabkan terbentuknya promontorium pada dinding medial ca!itas tympanica.

    -esti'u(um. 5uang yang kecil dan jorong ini panjangnya kira&kira 4 mm"

     berisi utriculus dan sacculus bagian&bagian peranti keseimbangan. $e anterior 

    !estibulum bersinambungan dengan cochlea tulang, ke posterior dengan canals

    semicirculares ossei dan dengan 'ossa crania posterior melalui a6ueductus !estibuli.

    A6ueductus !estibule melintas ke permukaan posterior pars petrosa dan disini

     bermuara pada bagian posterior lateral meatus acusticus internus. %i dalamnya

    terdapat ductus endolymphaticus dan dua pembuluh darah kecil.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    9/64

    11

    !ana(es Semi%ir%u(ares ,ssei. 0analis semicircularis anterior. 0analis

    semicircularis posterior dan canalis semicircularis lateralis berhubungan dengan

    !estibulum labyrinthi ossei. 0anals semicirculares ossei terletak posterosuperior 

    terhadap !estibulum yang merupakan tempat bermuaranya canales semicirculares

    ossei- ketiga terusan ditempatkan tegak lurus satu terhadap yang lain. %engan

    demikian stereometris menempati tiga bidang. Masing&masing terusan berupa kira&

    kira dua pertiga dari sebuah lingkaran dengan diameter kurang lebih 1,4 mm kecuali

     pada satu ujung yang melebar pada ampulla. %alam keseluruhan ketiga terusan hanya

    mempunyai lima lubang ke dalam !estibulum labyrinthi ossei karena canalis

    semicircularis anterior dan canalis semicircularis posterior memiliki satu batang

     bersama. %uctus semicircularis terbenam di dalam cannales semicirculares ossei.

    Gambar 2.7 Anatomi telinga dalam

    *a'#rint+us Mem'rana%eus

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    10/64

    12

    3abyrinthus membranaceus terdiri dari urutan&urutan kantong&kantong dan

     pipa&pipa yang saling berhubungan dan terbenam didalam labyrinthus oseus. %i

    dalam labyrinthus membranaceus terdapat endolim'e, cairan yang menyerupai air 

    komposisinya berbeda dari perilim'e dalam labyrinthus osseus yang meliputinya.

    3abyrinthus membranaceus terdiri dari tiga bagian utama yaitu 8triculus dan

    sacculus, dua kantong kecil didalam !estibulum labyrinthi ossei yang saling

     berhubungan., tiga ductus semicircularis di dalam canales semicirculares ossei,

    ductus cochlearis di dalam cochlea.

    3abyrinthus membranaceus terbenam di dalam labyrinthus osseus. Sebuah

     penebalan berulir pada pelapis periostal canaliculus cochleae, yakni crista spiralis

    9ligamentum spirale: menambatkan ductus cochlearis pada canaliculus cochleae.

    Bagian&bagian labyrinthus membranaceus membentuk suatu system kantong dan pipa

    yang tertutup dan berhubungan satu dengan yang lain. %uctus semicircularis

     bermuara pada utriculus melalui lima lubang, dan utriculus berhubungan dengan

    sacculus melalui ductus utriculossacularis yang melepaskan ductus endolymphaticus.

    Sacculus berhubungan dengan ductus cochlearis melalui penghubung yang sempit,

    dikenal sebagai ductus reuniens.

    8triculus dan sacculus masing&,masing mempunyai daerah&daerah khusus

    dengan epitel sensoris yang dikenal sebagai macula utriculi dan macula sacculi.

    Macula utriculi terdapat pada dasar utriculus, sejajar dengan dasar cranium,

    sedangkan macula sacculi teratur !ertical pada dinding medial sacculus. Sel&sel

    rambut di dalam macula memperoleh persara'an dari serabut bagian !estibular ner!us

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    11/64

    13

    !estibulocochlearis ner!us cranialis )". ;euron sensoris primer terletak di dalam

    ganglion !estibulare yang terdapat di dalammeatus acusticus internus. %uctus

    endolymphaticus meninggalkan tulang 'ossa crania posterior dan melebar manjadi

    kantong yang buntu, dikenal sebagai saccus endolympathicus. $antong ini terletak 

     pada permukaan posterior pars petrosa, di bawah dura mater. $antong ini berguna

    sebagai tempat penyimpanan endolim'e berlebih yang dibentuk oleh pembuluh darah

    dalam labyrinthus membranaceus.

    Masing&masing ductus semicircularis pada satu ujungnya mempunyai sebuah

    ampulla atau pelebaran dengan daerah sensoris yakni, crista ampullaris. 5igi tersebut

     ber'ungsi sebagai sensor yang mencatat gerak endolim'e dalam ampulla sebagai

    akibat rotasi kepala dalan bidang pipa tertentu. Sel rambut pada crista ampullaris,

    seperti yang terdapat pada macula, berhubungan dengan serabut neuron sensoris

     primer yang badan selnya terdapat di dalam ganglion !estibulare.

    %uctus cochlearis adalah sebuah pipa buntu yang berbentuk ulir dan terikat

    erat pada dinding luar dan dinding dalam canaliculus cochleae oleh crista spilaris

    9ligamentum spirale:. #ipa ini yang berbentuk segitiga terletak antara lamina spiralis

    ossea dan dinding luar canaliculus cochleae. Atap ductus cohlearis dibentuk oleh

    membrana !estibularis, dan dasarnya oleh membrana basilaris dan bagian luar lamina

    spiralis ossea. 0orti yang terletak pada membrana basilaris. #ada organum spirale

    0orti terdapat sel rambut yang bereaksi terhadap getaran yang ditimbulkan pada

    endolim'e oleh gelombang bunyi.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    12/64

    14

    Meatus A%usti%us Internus

    Meatus acusticus internus adalah sebuah terusan sempit yang melintas ke

    lateral sejauh kira&kira 1 cm di dalam pars petrosa. 3ubangnya terdapat pada bagian

     posteromedial tulang tersebut, sejajar dengan meatus acusticus e(ternus. $e arah

    lateral meatus atuscitus internus tertutup oleh selembar tulang yang berlubang&lubang

    dan tipis, dan memisahkannya dari auris interna. Melalui lembar tulang tersebut

    melintas ner!us 'acialis ner!us cranialis )", cabang&cabang ner!us

    !estibulocochloearis ner!us claniaris )" dan pembuluh&pembuluh darah. %i dekat

    ujung lateral meatus acusticus internus, ner!us !estibulocochloearis bercabang dua

    menjadi ner!us cochlearis dan ner!us !estibularis.

    Gambar 2.4 0ochlea potongan melintang

    2.2 isto(ogi Te(inga

    elinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan.

    elinga terdiri atas * bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Gelombang suara

    yang diterima oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran

    timpani. Getaran ini kemudian di perkuat oleh tulang&tulang padat di ruang telinga

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    13/64

    15

    tengah tympanic ca!ity" dan diteruskan ke telinga dalam. elinga dalam merupakan

    ruangan labirin tulang yang diisi oleh cairan perilim' yang berakhir pada rumah

    siput < koklea cochlea". %i dalam labirin tulang terdapat labirin membran tempat

    terjadinya mekanisme !estibular yang bertanggung jawab untuk pendengaran dan

     pemeliharaan keseimbangan. 5angsang sensorik yang masuk ke dalam seluruh alat&

    alat !estibular diteruskan ke dalam otak oleh sara' akustik ;.)".

    2.2.1 Auris Eksterna

    elinga luar terdiri atas daun telinga auricle

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    14/64

    16

      Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna. #ermukaan

    luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm, sedangkan

    lapisan sebelah dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid rendah turunan

    dari endoderm. %i antara keduanya terdapat serat&serat kolagen, elastis dan 'ibroblas.

    Gendang telinga menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat udara lewat liang

    telinga luar. Gelombang suara ini akan menggetarkan membran timpani. Gelombang

    suara lalu diubah menjadi energi mekanik yang diteruskan ke tulang&tulang pendengaran

    di telinga tengah.

    2.2.2 Auris Media

    elinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang

    terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. 5uang ini berbatasan di sebelah

     posterior dengan ruang&ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan 'aring

    melalui saluran tuba auditi!a" =ustachius.

    =pitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan di dalamnya merupakan

    epitel selapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba

    auditi!a tuba =ustachius" epitelnya selapis silindris bersilia. 3amina propria tipis dan

    menyatu dengan periosteum.

    %i bagian dalam rongga ini terdapat * jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus,

    inkus dan stapes. $etiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum

    tulang. ulang maleus melekat pada membran timpani. ulang maleus dan inkus

    tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. 3empeng dasar stapes melekat pada

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    15/64

    17

    tingkap celah o!al 'enestra o!alis" pada dinding dalam. Ada 2 otot kecil yang

     berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. /tot tensor timpani terletak dalam

    saluran di atas tuba auditi!a, tendonya berjalan mula&mula ke arah posterior kemudian

    mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari

    dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus. endo otot stapedius

     berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding posterior dan berjalan

    anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. /tot&otot ini ber'ungsi protekti' dengan

    cara meredam getaran&getaran ber'rekuensi tinggi.

    ingkap o!al pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes, memisahkan

    rongga timpani dari perilim' dalam skal !estibuli koklea. /leh karenanya getaran&

    getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang&tulang pendengaran ke

     perilim' telinga dalam. 8ntuk menjaga keseimbangan tekanan di rongga&rongga perilim' 

    terdapat suatu katup pengaman yang terletak dalam dinding medial rongga timpani di

     bawah dan belakang tingkap o!al dan diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal

    sebagai tingkap bulat 'enestra rotundum". Membran ini memisahkan rongga timpani

    dari perilim' dalam skala timpani koklea.

      uba auditi!a =ustachius" menghubungkan rongga timpani dengan naso'arings

    lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya

    saling berhadapan menutup lumen. =pitelnya ber!ariasi dari epitel bertingkat, selapis

    silindris bersilia dengan sel goblet dekat 'arings. %engan menelan dinding tuba saling

    terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah.

    %engan demikian tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    16/64

    18

    2.2.3Auris Interna

      elinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum

    tulang temporalis. elinga tengah di bentuk oleh labirin tulang labirin oseosa" yang

    di da&lamnya terdapat labirin membranasea. 3abirin tulang berisi cairan perilim' 

    sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolim'.

    *a'irin Tu(ang

      3abirin tulang terdiri atas * komponen yaitu kana(is semisirku(aris/ "esti'u(um/

    dan kok(ea tu(ang. 3abirin tulang ini di sebelah luar berbatasan dengan endosteum,

    sedangkan di bagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang terdapat di

    dalam labirin tulang oleh ruang perilim' yang berisi cairan endolim'.

    -esti'u(um merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan

    rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingka$ o"a( 0enestra

    o"a(e&. $e dalam !estibulum bermuara * buah kanalis semisirkularis yaitu kanalis

    semisirkularis anterior, posterior dan lateral yang masing&masing saling tegak lurus.

    Setiap saluran semisirkularis mempunyai $e(e'aran atau am$u(a. >alaupun ada *

    saluran tetapi muaranya hanya lima dan bukan enam, karena ujung posterior saluran

     posterior yang tidak berampula menyatu dengan ujung medial saluran anterior yang

    tidak bermapula dan bermuara ke dalam bagian medial !estibulum oleh krus

    kommune. $e arah anterior rongga !estibulum berhubungan dengan koklea tulang

    dan tingkap bulat 'enestra rotundum".

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    17/64

    19

      $oklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk keseluruhannya

    mirip kerucut dengan dua tiga&perempat putaran. Sumbu koklea tulang di sebut

    mediolus. onjolan tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral

    dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina spiralis. 3amina spiralis ini

    terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang merupakan bagian koklear 

    ner!us akustikus.

    *a'irin Mem'ranesea

      3abirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem

    saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endo(im0 . 3abirin

    ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang $eri(im0 #ang 'erisi %airan $eri(im0 .

    #ada beberapa tempat terdapat lembaran&lembaran jaringan ikat yang mengandung

     pembuluh darah melintasi ruang perilim' untuk menggantung labirin membranasea.

    3abirin membranasea terdiri atas

    1 $analis semisirkularis membranasea

    2 8ltrikulus

    * Sakulus

    7 %uktus endolim'atikus merupakan gabungan duktus u(triku(aris dan duktus

    saku(aris.

    Sakus endolim'atikus merupakan uung 'untu duktus endo(im0atikus

    ? %uktus reuniens, saluran kecil penghubung antara saku(us dengan duktus

    kok(earis

    @ %uktus koklearis mengandung organ !orti yang merupakan organ pendengaran.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    18/64

    20

    erdapat badan&badan akhir sara' sensorik dalam ampula saluran semisirkularis

    krista am$u(aris" dan dalam ultrikulus dan sakulus maku(a saku(i dan

    u(triku(i" yang ber'ungsi sebagai indera statik dan kinetik .

    Saku(us dan U(triku(us

      %inding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal yang

    mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis

    gepeng sampai selapis kuboid rendah. #ada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor 

    sensorik yang disebut maku(a saku(i dan maku(a u(triku(i. Makula sakuli terletak 

     paling banyak pada dinding sehingga ber'ungsi untuk mendeteksi percepatan !ertikal

    lurus sementara makula ultrikuli terletak kebanyakan di lantai

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    19/64

    21

    lamina basal dan mempunyai mikro!ili pada permukaan apikal dengan beberapa

    granul sekretoris.

    #ada permukaan makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22

    mikrometer yang dikenal sebagai mem'ran oto(itik . Membran ini mengandung

     banyak badan&badan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau oto(it  yang

    mengandung kalsium karbonat dan suatu protein. Mikro!ili pada sel penyokong dan

    stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam dalam membran otolitik. #erubahan

     posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau tegangan dalam

    membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan pada sel rambut. 5angsangan ini

    diterima oleh badan akhir sara' yang terletak di antara sel&sel rambut.

    Kana(is Semisirku(aris

      $analis semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang o!al. #ada

     permukaan luarnya terdapat suatu ruang perilim' yang lebar dilalui oleh trabekula.

    #ada setiap kanalis semisirkularis ditemukan sebuah krista am$u(aris/ #aitu

    'adan ak+ir sara0 sensorik #ang terda$at di da(am am$u(a 'agian #ang

    me(e'ar& kana(is. iap krista ampularis di bentuk oleh sel&sel penyokong dan dua

    tipe sel rambut yang serupa dengan sel rambut pada makula. Mikro!ili, stereosilia

    dan kinosilianya terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang disebut ku$u(a serupa

    dengan membran otolitik tetapi tanpa otokonia.

      %alam krista ampularis, sel&sel rambutnya di rangsang oleh gerakan endolim' 

    akibat percepatan sudut kepala. Gerakan endolim' ini mengakibatkan tergeraknya

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    20/64

    22

    stereosilia dan kinosilia. %alam makula sel&sel rambut juga terangsang tetapi

     perubahan posisi kepala dalam ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau

     penurunan tekanan pada sel&sel rambut oleh membran otolitik.

    Kok(ea

      $oklea tulang berjalan spiral dengan 2*

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    21/64

    23

    memisahkannya dengan ruang timpani. #ada apeks koklea skala !estibuli dan timpani

    akan bertemu melalui suatu saluran sempit yang disebut +e(ikotrema.

    %uktus koklearis berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens tetapi

     berakhir buntu dekat helikotrema pada sekum ku$u(are.

    #ada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat gang(ion

    s$ira(is yang sebagian diliputi tulang. %ari ganglion keluar berkas&berkas serat sara' 

    yang menembus tulang lamina spiralis untuk mencapai organ 0orti. #eriosteum di

    atas lamina spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai (im'us

    s$ira(is. #ada bagian bawahnya menyatu dengan membran basilaris.

      Mem'ran 'asi(aris yang merupakan landasan organ 0orti dibentuk oleh serat&

    serat kolagen. #ermukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi oleh

     jaringan ikat 'ibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel.

    Membran !estibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi

    oleh epitel selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala !estibuli.

    Duktus Kok(earis

      =pitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada

    lokasinya, diatas membran !estibularis epitelnya gepeng dan mungkin mengandung

     pigmen, di atas limbus epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. %i lateral epitelnya

    selapis silindris rendah dan di bawahnya mengandung jaringan ikat yang banyak 

    mengandung kapiler. %aerah ini disebut stria "asku(aris dan diduga tem$at sekresi

    endo(im0 .

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    22/64

    24

    ,rgan !orti

      /rgan 0orti terdiri atas sel&sel penyokong dan sel&sel rambut. Sel&sel yang

    terdapat di organ 0orti adalah

      1. Se( tiang da(am merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian

     basal

    yang lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta bagian leher 

    yang

    sempit dan agak melebar di bagian apeks.

    2. Se( tiang (uar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya

    lebih

     panjang. %i antara sel tiang dalam dan luar terdapat tero4ongan da(am. 

    *. Se( 0a(angs (uar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada membrana

      basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang bagaian basal

    sel

    rambut luar yang mengandung serat&serat sara' a'eren dan e'eren pada bagian

     basalnya yang melintas di antara sel&sel 'alangs dalam untuk menuju ke sel&sel

    rambut

    luar. Sel&sel 'alangs luar dan sel rambut luar terdapat dalam suatu ruang yaitu

    tero4ongan Nue(. 5uang ini akan berhubungan dengan terowongan dalam.

    7. Se( 0a(angs da(am terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel

    'alangs

    luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    23/64

    25

      4. Se( 'atas membatasi sisi dalam organ corti

     ?. Se( ansen membatasi sisi luar organ 0orti. Sel ini berbentuk silindris terletak 

    antara

    sel 'alangs luar dengan se(5se( !(audius yang berbentuk kuboid. Sel&sel 0laudius

    ter&

    letak di atas se(5se( Boett%+er yang berbentuk kuboid rendah.

    #ermukaan organ 0orti diliputi oleh suatu membran yaitu mem'rana tektoria

    yang merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa. %alam keadaan hidup

    membran ini menyandar di atas stereosilia sel&sel rambut.

    6ang(ion S$ira(is

      Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang bermielin dan

     berjalan bersama membentuk ner!us akustikus. %endrit yang bermielin berjalan

    dalam saluran&saluran dalam tulang yang mengitari ganglion, kehilangan mielinnya

    dan berakhir dengan memasuki organ 0orti untuk selanjutnya berada di antara sel

    rambut. Bagian !estibular ; ) memberi persara'an bagian lain labirin.

    Ganglionnya terletak dalam meatus akustikus internus tulang temporal dan aksonnya

     berjalan bersama dengan akson dari yang berasal dari ganglion spiralis. %endrit&

    dendritnya berjalan ke ketiga kanalikulus semisirkularis dan ke makula sakuli dan

    ultrikuli.

    elinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi getaran&

    getaran oleh membran timpani. Getaran&getaran ini kemudian diteruskan oleh

    rangkaian tulang tulang pendengaran dalam telinga tengah ke perilim' dalam

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    24/64

    26

    !estibulum, menimbulkan gelombang tekanan dalam perilim' dengan pergerakan

    cairan dalam skala !estibuli dan skala timpani. Membran timpani kedua pada tingkap

     bundar 'enestra rotundum" bergerak bebas sebagai katup pengaman dalam pergerakan

    cairan ini, yang juga agak menggerakan duktus koklearis dengan membran

     basilarisnya. #ergerakan ini kemudian menyebabkan tenaga penggunting terjadi antara

    stereosilia sel&sel rambut dengan membran tektoria, sehingga terjadi stimulasi sel&sel

    rambut. ampaknya membran basilaris pada basis koklea peka terhadap bunyi

     ber'rekuensi tinggi , sedangkan bunyi ber'rekuensi rendah lebih diterima pada bagian

    lain duktus koklearis.

    2.) 7isio(ogi Pendengaran

    Skema proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh

    telinga luar. elinga luar terdiri dari auricular pinna", e(ternal auditory meatus, dan

    membran timpani. #inna akan mengumpulkan gelombang suara dan

    menghubungkannya dengan meatus acusticus e(ternus. #inna juga ber'ungsi untuk 

    mengetahui penentuan arah suara yang berasal dari depan dan di belakang.

    Sebagai respon terhadap perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang

    suara, lalu menggetarkan membran timpani. Membran timpani ber'ungsi sebagai

    resonator yang menghasilkan ulang getaran dari sumber suara dan akan berhenti

     bergetar hamper segera setelah suara berhenti. $emudian, diteruskan ke telinga

    tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengampli'ikasikan getaran

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    25/64

    27

    tersebut melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas

    membran timpani dan ditingkap lonjong.

    Gerakan membran timpani disalurkan ke manubrium malleus. 8jung tangkai

    malleus melekat di bagian tengah membran timpani, dan tempat perlekatan ini akan

    konstan tertarik muskulus tensor timpani, yang menyebabkan membrane timpani

    tetap tegang. $eadaan ini akan menyebabkan getaran pada setiap bagian membrane

    timpani akan dikirim ke tulang&tulang pendengaran, hal ini tidak dapat terjadi jika

    membran tersebut longgar.

    Malleus terikat pada incus oleh ligament yang kecil sehingga ketika malleus

     bergerak incus juga bergerak. 8jung yang berlawanan dari incus akan berartikulasi

    dengan batang stapes, dan bidang depan dari stapes terletak berhadapan dengan

    membran labirin koklea pada muara 'enestra o!alis. %engan demikian, tulang&tulang

     pendengaran ber'ungsi sebagai pengungkit. Sistem pengungkit tersebut mengurangi

     jarak antar tulang dan meningkatkan tenaga 1,* kali lebih kuat. 3uas permukaan

    timpani yang jauh lebih besar dari lempeng kaki stapes menyebabkan penekanan total

    yang lebih kuat yang diberikan kepada cairan koklea.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    26/64

    28

    Gambar 2.? Skema #endegaran

    =nergi getar yang telah diampli'ikasikan akan diteruskan ke telinga dalam dan

    di proyeksikan pada membran basalis, sehingga akan menimbulkan gerak relati' 

    antara membran basilaris dan membran tektoria. * tuba yang terdapat pada siste tuba

    koklea terdiri dari skala !estibule dan skala media yang dipisahkan satu sama lain

    oleh membrane reissner. %iantara skala timpani dan skala media dipisahkan oleh

    membrane basilar. #ada permukaan membrane basilar tersebut terletak organ corti,

    yang mengandung serangkaian sel yang sensiti' secara elektromagnetik yaitu sel&sel

    rambut. #roses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya

    de'leksi stereosilia sel&sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan

    ion bermuatan listrik dari badan sel.

    Skala !estibuli dan skala timpani mengandung perylimph dan berhubung satu

    sama lain di apeks koklea melalui lubang kecil yang helikotrema. Skala media atau

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    27/64

    29

    disebut juga duktus koklearis mengandung cairan yang berbeda yaitu endolimph.

    #erilymph merupakan cairan dengan komposisi ion yang serupa dengan komposisi

    cairan ekstrasel di tempat lain tetapi kandungan proteinnya sangat rendah. Sedangkan

    endolymph memiliki komposisi kalium yang lebih tinggi dan natrium yang lebih

    rendah.

    $etika kaki stapes menekan 'enestra o!alis, getaran suara memasuki skala

    !estibuli. Bidang stapes akan menyebabkan perylimph pada skala !estibuli bergetar 

    hingga sampai helikotrema lalu kemudian menuju 'enestra rotundum. Cenestra o!ale

    dan 'enestra rotundum bergerak ke dalam dan keluar sesuai dengan arah getaran

    suara. ujuan utama dari gelombang suara yang masuk ke 'enstra o!ale adalah untuk 

    menggerakkan membran basilar pada skala media. Gelombang tekaanan pada skala

    !estibuli akan di trans'er ke skala media melalui membran reissner yang tipis dan

    kemudian akan ditrans'er ke skala timpani yang akan menebabkan 'oramen rotundum

     bergerak masuk dan keluar. ransmisi dari tekanan ke membrane basiler akan

    membuat mebran basiler bergerak ke atas dank e bawah, atau bergetar secara sinkron

    dengan tekanan suara.

    /rgan corti merupakan organ reseptor yang membangkitkan impuls sara' 

    sebagai respon terhadap getaran membrane basilar. 5eseptor pada organ corti

    merupakan tipe sel sara' yang khusus yang disebut dengan sel rambut yang terdiri

    dari sel rambut interna dan sel rambut eksterna.

    Stereocilia dari rambut&rambut tersusun mulai dari tinggi ke rendah dan diikat

    oleh 'ilament penghubung yang merupakan 0AMs 0ell Adhesion Mollecule". $etika

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    28/64

    30

    membran basiler bergerak ke atas, stereocilia akan bergerak ke arah yang paling

    tinggi dan akan menarik 'ilament penghubung. $emudian, akan terjadi pembukaan

    kanal kation. $alium&kaliun yang berasal dari endolimph akan masuk. $eadaan ini

    menimbulkan proses depolarisasi sel rambut.

    $etika membran basilaris bergerak ke bawah makan akan terjadi hal yang

    sebaliknya. $anal ion akan tertutup dan terjadi hiperpolarisasi Gerakan membran

     basilaris yang bergerak ke atas dan ke bawah secara sinkron akan menyebabkan

    terjadinya depolarisasi dan hiperpolarisasi secara bergantian yang akan menyebabkan

    terangsangnya ujung&ujung sara' koklea yang bersinap di sel&sel rambut. 5ambut luar 

    akan secara akti' dan cepat mengubah panjangnya sebagai respon pada membran

     potensial yang dikenal dengan elektromotility. 5ambut luar akan memendek ketika

    depolarisasi dan akan memanjang ketika hiperpolarisasi. Melepaskan

    neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada sara' 

    auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran.

    Daras ini menunjukkan bahwa ner!us cochlearis memasuki nucleus koklearis

    dorsalis dan !entralis berjalan terus hingga nucleus oli!arius superior yang

    selanjutnya akan berakhir di korteks auditorik pada girus superior lobus temporalis.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    29/64

    31

    Gambar 2.@ Daras #endengaran

    2.8 6angguan Dengar $ada Ba#i dan Anak 

    #roses belajar mendengar pada bayi dan anak sangat kompleks dan ber!ariasi

    karena menyangkut aspek tumbuh kembang, perkembangan embriologi, anatomi,

    'isiologi, neurologi dan audilogi. Gangguan pendengaran pada bayi dan anak 

    kadang& kadang disertai dengan keterbelakangan mental, gangguan emosional

    maupun a'asia perkembangan yang diaali dengan keterlambatan bicara delayed

    speech".

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    30/64

    32

    abel 2.1 ahapan perkembangan bicara

    8sia $emampuan ;eonatus Menangis re'le( !ocaliation", mengeluarka suara&suara

    mendengkur seperti suara burung cooing", suara seperti

     berkumur gurgles".

    2&* bulan ertawa dan mengoceh tanpa arti babbling".

    7&? bulan Mengeluarkan suara yang merupakan kombinasi huru' hidup

    !okal", dan huru' mati konsonan". Suara berupa ocehan yang

     bermakna true babbling atau lalling" seperti E pa...pa..da..daF

    @&11 bulan %apat menggabungkan kata atau suku kata yang tidak 

    mengandung arti. 8sia 1 bulan mampu meniru suara, mulai

    memberi perhatian terhadap nyanyian atau musik.

    12&1 bulan Mampu menggabungkan kata atau kalimat pendek,

    mengucapkan kata yang memiliki arti, usia 12&17 bulan

    mengerti intruksi sederhana, menunjukan bagian tubuh dan

    mainannya, usia 1 bulan mampu mengucapkan ? &1 kata.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    31/64

    33

    abel 2.2 #erkiraan adanya gangguan pendengaranpada bayi dan anak 

    8sia $emampuan bicara

    12 bulan Belum dapat mengoceh babbling" atau meniru bunyi.

    1 bulan idak dapat menyebutkan 1 kata yang mempunyai arti.

    27 bulan #embendaharaan kata kuarang dari 1 kata.

    * bulan Belum dapat merangkai 2 kata.

     Pen#e'a' gangguan $endengaran $ada 'a#i dan anak 

    %ibedakan menurut saat terjadinya gangguan pendengaran yaitu, masa pranatal,

     perinatal dan postnatal.

    A. Masa pranatal

     ;on genetik seperti gangguan pada masa kehamilan, kelainan struktur anatomik 

    dan kekurangan at gii misalnya de'isiensi jodium". #ada masa kehamilan,

     periode yang paling penting adalah trimester pertama sehingga setiap gangguan atau

    kelainan yang terjadi pada masa tersebut dapat menyebabkan ketulian pada bayi.

    n'eksi bakteri maupun !irus pada ibu hamil seperti oksoplasmosis, 5ubela,

    0ytomegalo!irus, Herpes dan si'ilis /50H" dapat berakibat buruk pada

     pendengaran bayi yang akan dilahirkan. Selain hal tersebut beberapa jenis obat

    ototoksik dsn terstogenik berpotensi mengganggu proses organogenesis dan

    merusak sel&sel rambut koklea seperti neomisisn, gentamisisn, streptomisin,

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    32/64

    34

    salisilat, kina,barbiturat. Mal'ormasi struktur anatomi telinga seperti atresia liang

    telinga dan aplasia kokleanjuga akan menyebabkan ketulian.

    B. Masa perinatal

    Beberapa keadan bayi saat lahir juga merupakan 'aktor risiko terjadinya

    gangguan pendengaran seperti prematur, berat badan lahir rendah I 24 gram",

    hiperbilirubinemia, dan as'iksia. 8mumnya ketulian yang terjadi akibat 'aktor 

     pranatal dan perinatal adalah tuli sensorineural bilateral dengan derajat ketulian

     berat.

    0. Masa postnatal

    Adanya in'eksi bakteri atau !irus seperti rubela, campak, parotis, in'eksi otak 

    meningitis, ense'alitis", perdarahan pada telinga tengah, trauma temporaljuga dapat

    menyebabkan tuli sara' atau tuli kondukti'.

    Diagnosis

    #enegakan diagnosis pada gangguan pendengaran anak ataupun bayi harus

    dilakukan secepat mungkin walaupun derajat ketulian yang dialami masih ringan.

    #ada dasarnya anak bayi sudah bersiap untuk berkomuniksi dengan dunia luar pada

    usia 1 bulan, jadi sebelum usia tersebut bayi harus dipersiapkan untuk mendapatkan

     pertolongan bila mengalami gangguan.

    #emeriksaan penunjang untuk anak cukup sulit disbanding dengan dewasa karena

    memerlukan ketelitian dan kesabaran. $ebanyakan pemeriksaan butuh kon'irmasi

    ulang dan pemeriksaan tambahan. Selain itu pemeriksa juga harus memiliki

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    33/64

    35

     pengetahuan yang cukup untuk mengetahui tahap perkembangan anak yang

    disesuaikan dengan tahap motoriknya.

    1. Beha!ioral /bser!ation Audiometry B/A"

    es ini berdasarkan respon akti' pasien terhadap stimulus bunyi dan merupakan

    respon yang di dasari !oluntintary ressponse". Metoda ini dapat mengetahui seluruh

    sistim auditorik termasuk pusat kogniti' yang lebih tinggi, pemeriksaan ini dapat

    digunakan pada setiap tahap usia perkembangan bayi. ;amun setiap pilihan jenis tes

    harus disesuaikan dengan usia bayi.

    #emeriksaan dilakukan diruangan yang cukup tenang bising lingkungan tidak 

    lebih ? dB", idealnya pada ruangan kedap suara sound proo' room". Sebagai

    sumber bunyi sederhana dapat menggunakan tepukan tangan , bola plastik berisi

     pasir, remasan kertas minyak, bel, trompet karet dan mainan yang mempunyai

    'rekwensi bunyi tinggi s6uaker toy". %inilai kemampuan anaka dalam memberikan

    respons terhadap sumber bunyi tersebut seperti menoleh kearah bunyi, mengejapkan

    mata, melebarkan mata, mengerutkan wajah, berhenti menyusu, denyut jantung

    meningkat dan re'leks moro.

    2. impanometri

    #emeriksaan ini bertujuan untuk menilai kondisi telinga tengah. Gambaran

    timpano metri yang abnormal adanya cairan atau tekanan negati' di telinga tengah",

    merupakan petunjuk gangguan pendengaran kondukti'. Melalui probe tone sumbat

    liang telinga" yang di pasangpada liang telingauntuk mengetehai tekanan di liang

    telinga berdasarkan energi suara yang dipantulkan kembali oleh gendang telinga.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    34/64

    36

    #ada orang dewasa atau pada bayi berusia diatas @ bulan digunakan probe tone

    'rekwensi 22? H, khusus pada bayi yang berusia dibawah ? bulan tidak 

    menggunakan probe tone 22? H karena akan terjadi resonansi pada liang telinga.

    Sehingga harus digunakan probe tone 'rekwensi tinggi ??, ?@ atau 1 H"

    erdapat 7 jenis timpanogram yaitu-

    a. ipe A normal"

     b. ipe A% diskontinuitas tulang tulang pendengaran"

    c. ipe AS kekakuan rangkaian tulsng pendengran"

    d. ipe B cairan di dalam telinga tengah"

    e. ipe 0 gangguan 'ungsi tuba eustachius"

    Gambar 2. impanogram

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    35/64

    37

    *. Audiometri nada murni

    #emeriksaan menggunakan audiometer, dapat dilakukan pana anak yang

     berusia lebih dari 7 tahun yang kooperati'. Sebagai sumber suara digunakan nada

    murni pure tone" yaitu bunyi yang teridiri dari 1 'rekwensi. #emeriksaan dilakukan

    di ruang kedap suara, dengan menilai hantaran suara melalui udara air conduction"

    melalui headphone pada 'rekwensi 124, 24, 4, 1, 2,7 dan H.

    Hantaran susara melalui tulang bone conduction" dengan menggunakan bone

    !ibrator pada prosesus mastoid pada prekwensi 4, 1, 2, 7 H.

    ntensitas yang dapat digunakan antara 1 &1 dB dengan kelipatan 1", secara

     bergantian pada kedua telinga. Suara dengan intesitas terendah dapat didengar 

    dicatat pada audiogram untuk memperoleh in'ormasi tentang jenis derajat ketulian.

    7. /to Acoustic =mission /A="

    erdapat 2 jenis /A= yaitu 1" Spontaneus /A= S#/A=" dan 2" =!oked

    /A=. S#/A= adalah mekanisme akti' koklea untuk memproduksi /A= tanpa harus

    diberikan stimulus, namun tidak semua orang dengan pendengaran normal

    mempunyai S#/A=. =/A= hanya timbul bila diberikan stimulus akustik yang

    dibedakan menjadi 1" ransient =!oked /A= =/A=" dan 2" %istortion #roduct

    /A= %#/A=". #ada =/A= stimulus berupa click sedangkan %#/A= stimulus

     berupa 2 buah nada murni yang berbeda 'rekwensi dan intensitasnya. #emeriksaan

    tidak harus di ruang kedap suara, cukup di ruangan yang tenang. ujuan dari

     pemeriksaan ini adalah untuk menilai 'ungsi koklea yang obyekti', otomatis

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    36/64

    38

    menggunakan kriteria pass < lurus dan re'er < tidak lurus ", tidak in!asi', mudah,

    tidak membutuhkan waktu lama dan praktis sehingga sangat e'isien utuk program

    skrining pendengaran bayi baru lahir 8ni!ersal newborn Hearing Screening".

    4. Brainstem =!oked 5esponse Audiometry B=5A"

    Merupakan pemeriksaan elektro'isiologik untuk menilai integritas sistim

    auditorik, bersi'at obyekti', tidak in!asi', dapat memeriksa bayi, anak, dewasa,

     penderita koma. Bera merupakan cara pengukuran e!oked potential akti'itas listrik 

    yang dihasilkan n.), pusat&pusan neural dan traktus didalam batang otak"

    2. 6angguan Pendengaran Pada 3emaa

    2..1 Noise Indu%ed earing *oss NI*&

    Gangguan pendengaran akibat bising noise induced hearing loss" ialah

    gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup keras

    dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising

    lingkungan kerja. Si'at ketuliannya adalah tuli sensorineural koklea dan umumnya

    terjadi pada kedua telinga.

    Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Secara audiologik 

     bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai 'rekuensi. Bising yang

    intensitasnya 4 desibel dB" atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan pada

    reseptor pendengaran corti di telinga dalam. Jang sering mengalami kerusakan adalah

    alat corti untuk reseptor bunyi yang ber'rekuensi * Hert H" sampai dengan

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    37/64

    39

    ? H dan yang terberat kerusakan alat corti untuk reseptor bunyi yang

     ber'rekuensi 7 H.

    Etio(ogi

    Ke'iasaan mendengarkan musik 

    Beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada remaja adalah

     bising kronik akibat penggunaan telepon genggam, mendengarkan musik melalui

    earphone, perangkat audio dalam mobil maupun musik diskotek dan klub&klub

    malam.

    Hal&hal tersebut dapat menyebabkan bising kronik yang dapat mengganggu

    'ungsi pendengaran. Ambang suara minimal yang dianggap dapat menurunkan 'ungsi

     pendengaran adalah 4 dB dengan paparan lebih dari jam per hari. ntensitas suara

    yang dihasilkan oleh earphone dapat mencapai 11 dB. #aparan suara berintensitas

    11 dB selama 1 jam per hari dapat menurunkan 'ungsi pendengaran.

    Musik yang didengar melalui earphone dalam telinga memiliki intensitas

     bising lebih besar daripada intensitas bising musik yang didengar tanpa menggunakan

    earphone dengan !olume yang sama karena jarak sumber suara lebih dekat. Selain

    itu, earphone dalam telinga tidak sepenuhnya mencegah masuknya suara&suara bising

    dari lingkungan sekitar sehingga penggunanya mempunyai kecenderungan untuk 

    mendengarkan musik dengan !olume cukup besar. Hal tersebut menimbulkan e'ek 

    trauma lebih besar terhadap reseptor suara di organ corti.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    38/64

    40

    Bising kronik biasanya menyebabkan kerusakan organ corti di telinga dalam

    dan menyebabkan gangguan pendengaran untuk 'rekuensi tinggi. Bising kronik dapat

     pula menyebabkan gangguan pendengaran 'rekuensi rendah dan sedang seperti pada

    'rekuensi tinggi. #ada bising kronik akan terjadi kerusakan stereosilia yang ber'ungsi

    sebagai reseptor suara. $erusakan reseptor tersebut menyebabkan gangguan persepsi

    suara, baik yang dihantarkan melalui tulang maupun melalui udara. /leh sebab itu

     pada audiogram akan ditemukan peningkatan ambang dengar pada hantaran tulang

    maupun hantaran udara.

    Gangguan pendengaran yang terjadi dapat membaik apabila penyebab

    tersebut dihentikan.

    Ke'isingan Pusat Per'e(anaan Ma((&

    ingkat kebisingan pada pusat perbelanjaan berkisar ?7,* dB sampai dengan

    ? dB. ingkat kebisingan tersebut melebihi tingkat kebisingan yang seharusnya yaitu

    ?4 dB untuk sebuah tempat atau daerah perdagangan.

    Berdasarkan hasil penelitian, pengunjung terbanyak di pusat perbelanjaan

     berusia 1@&2* tahun. Sumber suara bising di pusat perbelanjaan berasal dari berbagai

    intensitas suara yang ada di dalam mall itu sendiri maupun kebisingan dari banyaknya

    kendaraan yang datang ke pusat perbelanjaan tersebut suara klakson, suara mesin

    mobil".

    6ea(a K(inik 

    $urang pendengaran disertai tinitus berdenging di telinga" atau tidak. Bila

    sudah cukup berat disertai keluhan sukar menangkap percakapan dengan kekerasan

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    39/64

    41

     biasa dan bila sudah lebih berat percakapan yang keras pun sukar dimengerti. Secara

    klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan reaksi adaptasi,

     peningkatan ambang dengar sementara temporary threshold shi't" dan peningkatan

    ambang dengar menetap permanent threshold shi't".

    1. 5eaksi adaptasi merupakan respons kelelahan akibat rangsangan oleh bunyi

    dengan intensitas @ dB S#3 atau kurang, keadaan ini merupakan 'enomena

    'isiologis pada sara' telinga yang terpajan bising.

    2. #eningkatan ambang dengar sementara, merupakan keadaan terdapatnya

     peningkatan ambang dengar akibat pajanan bising dengan intensitas yang

    cukup tinggi. #emulihan dapat terjadi dalam beberapa menit atau jam. Darang

    terjadi pemulihan dalam satuan hari.

    *. #eningkatan ambang dengar menetap, merupakan keadaan dimana terjadi

     peningkatan ambang dengar menetap akibat pajangan bising dengan intensitas

    sangat tinggi berlangsung singkat e(plosi'" atau berlangsung lama yang

    menyebabkan kerusakan pada berbagai struktur koklea, antara lain kerusakan

    organ corti, sel&sel rambut, stria !askularis dll.

    Pato(ogi

    elah diketahui secara umum bahwa bising menimbulkan kerusakan di telinga

    dalam. 3esinya sangat ber!ariasi dari disosiasi organ corti, ruptur membran,

     perubahan stereosilis dan organal subseluler. Bising juga menimbulkan e'ek pada sel

    ganglion, sara', membran tektoria, pembuluh darah dan stria !askularis. #asa

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    40/64

    42

    obser!asi kerusakan organ corti dengan mikroskop elektron ternyata bahwa sel&sel

    sensor dan sel penunjang merupakan bagian yang paling peka di telinga dalam.

    Denis kerusakan pada struktur organ tertentu yang ditimbulkan bergantung

     pada intensitas, lama pajanan dan 'rekuensi bising. #enelitian menggunakan intensitas

     bunyi 12 dB dan kualitas bunyi nada murni sampai bising dengan waktu pajanan 1&7

     jam menimbulkan beberapa tingkatan kerusakan sel rambut. $erusakan juga dapat

    dijumpai pada sel penyangga, pembuluh darah dan serat a'eren.

    Diagnosis

    %iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan

    'isik dan otoskopi serta pemeriksaan penunjang untuk pendengaran seperti

    audiometri.

    Anamnesis pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bidang dalam

     jangka waktu yang cukup lama biasanya lima tahun atau lebih. #ada pemeriksaan

    otoskopik tidak ditemukan kelainan. #ada pemeriksaan audiologi, tes penala

    didapatkan hasil 5inne positi', >eber lateralisasi ke telinga yang pendengarannya

    lebih baik dan Schwabach memendek. $esan jenis ketuliannya tuli sensorineural.

    #emeriksaan audiometrik nada murni didapatkan tuli sensorineural pada 'rekuensi di

    antara * ? H dan pada 'rekuensi 7 H sering terdapat takik notch" yang

     patognomonik untuk jenis ketulian ini. #emeriksaan audiologi khusus seperti SS

    short increment sensiti!ity inde(", AB3B alternate binaural loudness balance",

    audiometeri Bekesy, audiomteri tulur speech audiometry", hasil menunjukkan

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    41/64

    43

    adanya 'enomena rekrutmen recruitment" yang patognomonik untuk tuli

    sensorineural koklea.

    /rang yang menderita tuli sensorineural koklea sangat terganggu oleh bising

    latar belakang background noise", sehingga bila orang tersebut berkomunikasi di

    tempat yang ramai akan mendapat kesulitan mendengar dan mengerti pembicraan.

    $eadaan ini disebut sebagai cocktail party dea'ness.

    Apabila seorang yang tuli mengatakan lebuh mudah berkomunikasi di tempat

    sunyi atau tenang, maka orang tersebut menderita tuli sensorineural koklea.

    Penata(aksanaan

    Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya

    dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat

     pelindung telinga terhadap bising, seperti sumbat telinga ear plug", tutup telinga ear 

    mu''" dan pelindung kepala helmet".

    /leh karena tuli akibat bising adalah tuli sensorineural koklea yang bersi'at

    menetap irre!ersible", bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan

     berkomunikasi dengan !olume percakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantu

    dengar atau AB% hearing aid". Apabila pendengarannya telah sedemikian buruk,

    sehingga dengan memakai AB% pun tidak dapat berkomunikasi dengan adekuat perlu

    dilakukan psikoterapi agar dapat menerima keadaannya. 3atihan pendengaran

    auditory training" agar dapat menggunakan sisa pendengaran dengan membaca

    ucapan bibir lip reading", mimik dan gerakan anggota badan, serta bahasa isyarat

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    42/64

    44

    untuk dapat berkomunikasi. %i samping itu, oleh karena pasien mendengar suaranya

    sendiri sangat lemah, rehabilitasi suara juga diperlukan agar dapat mengendalikan

    !olume, tinggi rendah dan irama percakapan.

    #ada pasien yang telah mengalami tuli total bilateral dapat dipertimbangkan

    untuk pemasangan impian koklea cochlear implant".

    Prognosis

    /leh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli sensorineural

    kolea yang si'atnya menetap, dan tidak dapat diobati dengan obat maupun

     pembedahan, maka prognosisnya kurang baik. /leh karena itu yang terpenting adalah

     pencegahan terjadinya ketulian.

    Pen%ega+an

      Bising dengan intensitas lebih dari 4 dB. Hal ini dapat diusahakan dengan

    cara meredam sumber bunyi, misalnya yang berasal dari generator dipisah dengan

    menempatkannya di sutau ruangan yang dapat meredam bunyi. Dika bising

    ditimbulkan oleh alat&alat seperti mesin tenun, mesin pengerolan baja, kilang minyak 

    atau bising yang ditimbulkan sendiri oleh pekerja seperti di tempat penempaan

    logam, maka pekerja tersebut yang harus dilindungi dengan alat pelindung bising

    seperti sumbat telinga, tutup telinga dan pelindung kepala. $etiga alat tersebut

    terutama melindungi telinga terhadap bising yang ber'rekuensi tinggi dan masing&

    masing mempunyai keuntungan dan kerugian. utup telinga memberikan proteksi

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    43/64

    45

    yang terbaik. #ekerja yang menjadi tuli akibat terpajan bising di lingkungan kerjanya

     berhak mendapat santunan. Selain alat pelindung telinga terhadap bising dapat juga

    diikuti ketentuan pekerja di lingkungan bising yang berintensitas lebih dari 4 dB

    tanpa menimbulkan ketulian, misalnya dengan menggunakan tabel dibawah ini.

    abel 2.* Batas pajanan bising yang diperkenankan sesuai keputusan Menteri enaga

    $erja 1KKK

    3ama pajan

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    44/64

    46

    tenaga kerja dari kerusakan atau kehilangan pendengaran akibat kebisingan di tempat

    kerja, tujuan lain adalah mengetahui status kesehatan pendengaran tenaga kerja yang

    terpajan bising berdasarkan data&data. 8ntuk mencapai keberhasilan program

    konser!asi pendengaran, diperlukan pengetahuan tentang seluk beluk pemeriksaan

    audiometri, kemampuan dan keterampilan pelaksana pemeriksaan audiometrik,

    kondisi audiometer dan penilaian hasil audiogram.

    2.9 6angguan Pendengaran $ada De4asa

    2.9.1 Tu(i Mendadak (Sudden deafness)

    De0inisi

    uli mendadak  sudden deafness" adalah tuli yang terjadi secara tiba&tiba.

    Denis ketuliannya adalah sensorineural, penyebabnya tidak langsung dapat diketahui,

     biasanya terjadi pada satu telinga. $erusakannya terutama di koklea dan biasanya

     bersi'at permanen, kelainan ini dimasukkan ke dalam darurat otologi.

    E$idemio(ogi

    uli mendadak sebagian besar terjadi pada satu telinga unilateral" dan hanya

    1,@L&2L kasus terjadi pada dua telinga bilateral". %i Amerika Serikat terjadi 4&2

    kasus tuli mendadak per 1. penduduk pertahun. uli mendadak dapat mengenai

    semua golongan usia, walaupun pada beberapa penelitian hanya sedikit ditemukan

     pada anak&anak dan lansia. #uncak insidensi pada usia 4 tahun.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    45/64

    47

    Etio$atogenesis

    uli mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh iskemia

    koklea, in'eksi !irus, trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan

    atmos'ir, autoimun, obat ototoksik, penyakit meniere dan neuroma akustik.

    skemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. $eadaan ini dapat

    disebabkan oleh karena spasme, thrombosis atau perdarahan ateri auditi!a interna.

    #embuluh darah ini merupakan end artery, sehingga bila terjadi gangguan pada

     pembuluh darah ini koklea sangat mudah mengalami kerusakan. iskemi

    mengakibatkan degenerasi luas pada sel&sel ganglion stria !askularis dan ligament

    spiralis. $emudian diikuti oleh pembentukan jaringan ikat dan penulangan.

    $erusakan sel&sel rambut tidak luas dan membrane basal jarang terkena.

    6ea(a K(inis

    #ada iskemia koklea, tuli dapat bersi'at mendadak atau menahun secara tidak 

     jelas. $adang&kadang bersi'at sementara atau berulang dalam serangan, tetapi

     biasanya menetap. uli dapat unilateral atau bilateral disertai dengan tinnitus dan

    !ertigo. #ada in'eksi !irus timbulnya tuli mendadak biasanya satu telinga dapat

    disertai tinnitus dan !ertigo.

    #ada in'eksi !irus, timbulnya tuli mendadak biasanya unilateral, dapat disertai

    tinitus dan !ertigo. $emungkinan ada gejala dan tanda penyakit !irus seperti parotis,

    !arisela, !ariola atau pada anamnesis baru sembuh dari penyakit tersebut.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    46/64

    48

    Pemeriksaan Penunang

    es SS Short ncrement Sensiti!ity nde(" dengan skor 1L atau kurang

    @L, kesan dapat ditemukan rekrutmen. es one decay, kesan bukan tuli

    retrokoklea. Audiometri tutur, Audiometri impedans, B=5A.

    =tiologi dapat ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium atau 0&scan

    sesuai dengan penyebab timbulnya tuli mendadak tersebut.

    Penata(aksanaan

    #engobatan tuli mendadak sampai saat ini merupakan suatu hal yang

    kontro!ersi, tingginya angka perbaikan secara spontan kearah normal maupun

    mendekati normal menyulitkan e!aluasi untuk pengobatan tuli mendadak. Ada

     pendapat ahli menyatakan bahwa sebagian besar kasus tuli mendadak mengalami

     proses penyembuhan secara partial terutama pada 17 hari pertama.

    erapi untuk tuli mendadak

    - tirah baring total bed rest" istirahat 'isik dan mental selama dua minggu untuk 

    menghilangkan atau mengurangi stress yang besar pengaruhnya pada keadaan

    kegagalan neuro!askular - !asodilatansia, missal complamin injeksi *(12mg 7 amp" selama * hari,

    *(Kmg * amp" selama * hari, *(?mg 2amp" selama * hari, *(*mg

    1amp" selama * hari-  prednisone 7(1mg tapering o'' selama * hari

    - !itamin 0 4 mg 1(1

    - diit rendah garam dan kolesterol

    - inhalasi oksigen 7(14 menit 2 liter

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    47/64

    49

    - obat anti!irus penyebab

    - hiperbarik ksigen terapi /HB"

    2.: 6angguan Pendengar $ada 6eriatri

    #erubahan patologik pada organ audiotori akibat proses degenerasi pada

    geriarti menyebabkan gangguan pendengaran. Denis ketulian yang terjadi pada

    kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namun dapat juga berupa tuli

    kondukti' atau tuli campuran

    2.:.1 Pres'ikusis

    De0inisi

    #resbikusis adalah tuli sara' sensorineural 'rekuensi tinggi, umumnya terjadi

    mulai usia ?4 tahun, simetris kiri dan kanan. #resbikusis dapat mulai pada 'rekuensi

    1 H atau lebih.

    E$idemio(ogi

    #resbikusis merupakan salah satu masalah yang sering terjadi. %i seluruh

    dunia diperkirakan sekitar *&74L masyarakat di atas umur ?4 tahun di diagnose

    menderita presbikusis. %i 8S diperkirakan sekitar 24&*L dengan usia ?4&@7 tahun

    didiagnosa menderita gangguan dengar. nsidens ini meningkat di atas usia @4 tahun

    sebesar 7&4L. Berdasarkan Sur!ei $esehatan ndonesia, ditemukan presbikusis

    sebanyak ?,@L.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    48/64

    50

    8mur awal terjadinya presbikusis ber!ariasi pada tiap orang. he State

    Hearing 0enters o' %enmark menyatakn bahwa presnikusis umumnya terjadinya

    setelah umur ?4 tahun.

    Etio(ogi

    8mumnya diketahui bahwa presbikusis merupaka akibat proses degenerasi.

    %iduga kejadian akibat presbikusis mempunyai hubungan dengan 'aktor&'aktor 

    herediter, pola makan, metabolisme, arteriosklerosis, in'eksi, bising, gaya hidup atau

     bersi'at multi'actor. Menurunnya 'ungsi pendengaran secara berangsur&angsur 

    merupakan e'ek kumulati' dari pengaruh 'aktor&'aktor tersebut.

    Biasanya terjadi pada usia lebih dari ? tahun. #rogresi'itas penurunan

     pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin , pada laki&laki lebih cepat

    dibandingkan perempuan.

    Pato(ogi

    #roses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan ; ). #ada

    koklea perubahan yang mencolok ialah atro'i dan degenerasi sel&sel rambut

     penunjang pada organ korti. #roses atro'i disertai dengan perubahan !askular juga

    terjadi pada stria !askularis. Selain itu terdapat pula perubahan, berupa berkurangnya

     jumlah dan ukuran sel&sel ganglion dan sara'. Hal yang sama terjadi pada myelin

    akson sara'.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    49/64

    51

    K(asi0ikasi

    Berdasarkan perubahan patologik yang terjadi, presbikusis digolongkan

    menjadi empat jenis yaitu, sensorik, neural, metabolic strial presbycusis" da mekanik 

    cochlear presbycusis".

    abel 2.7 klasi'ikasi

    Jenis Pato(ogi

    Sensorik 3esi terbatas pada koklea. Atro'i organ corti, jumlah sel&sel rambut

    dan sel&sel penunjang berkurang

     ;eural Sel&sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang

    Metabolik Atro'i stria !askularis. #otensial mikro'onik menurun. Cungsi sel dan

    keseimbangan biokimia

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    50/64

    52

    endolim'atik yang menurun sampai 2m) atau lebih, maka ampli'ikasi koklea

    dianggap kekurangan !oltage dengan penurunan maksimum. #enambahan 2dB di

    apeks koklea akan terjadi peningkatan potensial sekita ?dB di daerah basis.

    %egenerasi stria yang melebihi 4L, maka nilai potensial endolim'e akan menurun

    drastis.

     b. %egenerasi sentral

    %egenerasi sekunder terjadi akibat degenerasi sel organ corti dan sara' yang

    dimulai pada bagian basal koklea hingga apeks. #erubahan yang terjadi akibat

    hilangnya 'ungsi ner!us auditorius akan meningkap nilai ambang dari ner!us.

    #engurangan amplitude dari potensial aksi yang terekan pada proses penuaan

    memungkinkan terjadinya asinkronisasi akti'itas ner!us auditorius.

    $eadaan ini mengakibatkan penderita mengalami kurang pendengaran dengan

     pemahaman bicara yang buruk. #re!alensi jenis ketulian ini sangat jarangtetapi

    degenerasi sekunder ini penyebab terbanyak presbikusis sentral.

    6ea(a K(inik 

    $eluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara

     perlahan&lahan dan progresi', simetris pada kedua telinga. $apan berkurangnya

     pendengaran tidak diketahui pasti.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    51/64

    53

    $eluhan lainnya adalah telinga berdenging tinnitus nada tinggi". #asien dapat

    mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila

    diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising cocktail party

    dea'ness". Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini

    disebabkan oleh 'aktor kelelahan sara' recruitment".

    Diagnosis

    %itegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan audiometri. #ada

    anamnesis hal utama yang ditanyakan adalah riwayat penyakit yang dapat

    menyebabkan gangguan dengar sensorineural. Gejala klinis presbikusis ber!ariasi.

    Biasanya penderita akan mengalami kesulitan untuk mengerti pembicaraan yang

    dikatakn secara cepat, kata&kata yang tidak 'amiliar atau lebih kompleks, serta

     pembicaraan pada lingkungan yang bising.

    #emeriksan klinis umumnya berupa pemeriksaan otoskopi untuk melihat

    kanalis akustikus eksternus dan membrane timpani, tidak ditemukan adanya kelainan.

    %iagnosis presbikusis dapat ditegakkan bial etiologi ganggan dengar yang lain dapat

    disingkirkan. %engan pemeriksaan audiometri nada murni biasanya didaptkan hasil

    yang khas yaitu tuli sensorineural, bilateral, simetris, dengan kon'igurasi tergantung

    dari tipe presbikusisnya.

    #ada tahap awal terdapat penurunan yang tajam sloping" setelah 'rekuensi

    2 H. Gambaran ini khas pada presbikusis jenis sensorik dan neural.

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    52/64

    54

    Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih

    mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur&angsur terjadi penurunan.

    #emeriksaan audiometrik tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi

    wicara speech discrimination". $eadaan ini jelas terlihat pada presbikusis jenis

    neural dan koklear.

    Penata(aksanaan

    ujuan penatalaksanaanya adalah untuk memperbaiki kemampuan

     pendengarannya dengan menggunakan alat bantu dengar. Alat ini ber'ungsi

    membantu penggunaan sisa pendengaran untuk berkomunikasi. Alat bantu dengar 

     baru diperlukan bila penurunan pendengaran lebih dari 7 dB. Selain itu dapat juga

    digunakan assisti!e listening de!ices, alat ini merupakan ampli'ikasi sederhana yang

    mengirimkan sinyal pada ruangan menggunakan headset.

    #emasangan alat bantu dengar hasilnya akan memuaskan bila dikombinasikan

    dengan latihan membaca ujaran speech reading" dan latihan mendengar auditory

    treaning".

    2.:.2 6angguan Pendengaran Aki'at ,'at ,totoksik 

    /bat ototoksik dapat dide'inisikan sebagai obat yang mempunyai potensi

    dapat menyebabkan reaksi toksik pada struktur&struktur di telinga dalam seperti

    kokhlea, !estibulum, kanalis semisirkularis, dan otolith. $erusakan pada struktur&

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    53/64

    55

    struktur ini yang disebabkan oleh pemakaian obat dapat memberikan gejala berupa

    gangguan pendengaran, tinnitus, dan gangguan keseimbangan. /totoksisitas

    did'inisikan sebagai kerusakan pada struktur kokhlea dan atau !estibuler di telinga

    akibat paparan at kimia.

    6ea(a ,totoksik 

    initus, gangguan pendengaran, dan !ertigo merupakan gejala utama

    ototoksisitas. innitus biasanya menyertai segala jenis tuli sensorineural oleh sebab

    apapun dan sering mendahului serta lebih mengganggu dari tulinya sendiri. innitus

    yang berhubungan dengan ototoksisitas cirinya kuat dan bernada tinggi, berkisar 

    antara 7$H sampai ?$H.

    uli akibat ototoksik yang menetap malahan dapat terjadi berhari&hari,

     berminggu&minggu atau berbulan&bulan setelah selesai pengobatan. Biasanya tuli

     bersi'at bilateral, tetapi tidak jarang yang unilateral. $urang pendengaran akibat

     pemakaian obat ototoksik bersi'at tuli sensorineural.

    erdapat juga gangguan keseimbangan badan dan sulit mem'iksasikan

     pandangan terutama setelah perubahan posisi.

    Mekanisme ,totoksik 

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    54/64

    56

    Akibat penggunaan obat&obat yang bersi'at ototoksik akan dapat

    menimbulkan terjadinya gangguan 'ungsional pada telinga dalam yang disebabkan

    telah terjadi perubahan struktur anatomi pada organ telinga dalam. $eruskan yang

    ditimbulkan oleh preparat ototoksik tersebut antara lain

    1. %egenerasi stria !askularis. $elainan patologi ini terjadi pada penggunaan

    semua jenis obat ototoksik.

    2. %egenerasi sel epitel sensori. $elainan patologi ini terjadi pada organ corti

    dan labirin !estibular, akibat penggunaan antibiotika aminoglikosida sel

    rambut luar lebih terpengaruh dari pada sel rambut dalam, dan perubahan

    degenerati!e ini terjadi dimulai dari basal kokhlea dan berlanjut terus hingga

    akhirnya sampai ke bagian apeks.

    *. %egenerasi sel ganglion. $elainan ini terjadi sekunder akibat adanya

    degenerasi dari sel epitel sensori.

    2.:.2.1 ,totoksisitas Anti'iotik 

    a.Aminog(ikosida

    Meskipun e'ek ototoksik obat antibiotic golongan aminoglikosid sudah

    terbukti, obat golongan inimasih dipakai secara luas hingga hari ini pada kasus seperti

    septisemia, in'eksi saluran kemih, in'eksi saluran pernapasan, in'eksi intrabdominal,

    dan osteomyelitis yang disebabkan oleh kuman aerob batang gram negati!e. ='ek 

    ototoksik aminoglikosid dapat berupa kokhleotoksik, dan atau !estibulotoksisk.2,4 

    Pato0isio(ogi

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    55/64

    57

    arget utama e'ek toksisitas aminoglikosida adalah sistem renal dan

    kokhleo!estibuler. oksisitas kokhlea menyebabkan gangguan pendengaran yang

     biasanya dimulai dari 'rekuensi tinggi dan adalah e'ek sekunder dari kerusakan

    irre!ersible sel rambut luar pada organ corti, terutama di basal kokhlea.

    $adar aminoglikosid di cairan telinga dalam bertahan lebih lama dari kadar di

    serum sehingga ada e'ek ototoksik aminoglikosid bersi'at laten. Sehingga gangguan

     pendengaran dapat mulai atau bertambah parah stelah aminoglikosid diberhentikan.

    Meknisme ototksisitas aminoglikosida terjadi melalui gangguan pada proses

    sintesi protein di mitokondria dan terbentuknya radikal bebas. #ada le!el seluler,

    gangguan dengar terjadi akibat kerusakan sel rambut kokhlea khususnya sel rambut

    luar. Aminoglikosid dapat menghasilkan radikal bebas di telinga dalam dengan

    mengakti'kan nitrit o(ide synthetase sehingga meningkatkan konsentrasi nitrit o(ide.

    $emudian terjadi reaksi antara oksigen radikal dengan nitic o(ide membentuk 

     pero(ynitrite radical yang bersi'at destrukti' dan mampu menstmulasi kematian sel

    secara langsung. Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang utama diperantarai

    oleh kaskadenintrinstik yang diperantarai oleh mitokondria. Sebagai hasil akhir dari

    kaskade tersebut terjadi kerusakan permanen sel rambut luar kokhlea yang berakibat

    gangguan dengar permanen.

    Tanda dan 6ea(a

    Gejala klinis yang muncul adalah tinitus. #ada tahap awal penurunan

     pendengaran mungkin tidak disadari oleh pasien dan dapat berupa perubahan ambang

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    56/64

    58

    dengar pada 'rekuensi tinggi 7H" yang dapat semakin memberat dan

    mempengaruhi 'rekuensi bicara dan pasien dapatmengalami kurang dengar berat

    apabila terapi dilanjutkan. Apabila terapi dihentikan pada tahap awal, kerusakan lebih

    lanjut dapat dicegah dan perbaikan sebagian dari ambang dengar dapat terjadi

    meskipun sering kali kerusakan bersi'at permanen.

    Gejala toksisiitas !estibuler biasanya berupa gangguan keseimbangan dan

    gejala gangguan !isual. Gejala memberat pada keadaan gelap atau pada keadaan

    dimana pijakan kaki tidak stabil. Gejala gangguan !isual berupa o(cillopsoa muncul

    ketika kepala bergerak yang berdampak pandangan kabur untuk sementara waktu

    yang dapat menyebabkan gangguan melihat rambu lalu lintas atau mengenali wajah

    orang ketika sedang berjalan.

    Pen%ega+an

    #encegahan dilakukan dengan memonitor kadar obat dalam serum dan 'ungsi

    ginjal serta pemeriksaan pendengaran sebelum, selama, dan sesudah terapi.

    denti'ikasi psien dengan 'aktor risiko dan gunakan obat alternati!e pada pasien

    tersebut. Aminoglikosid bertahan lama di kokhlea sehingga pasien harus diedukasi

    untuk menghindari lingkungan yang bising sampai dengan ? bulan sesudah terapi

    dihentikan karena mereka lebih rentan terjadi keruskan kokhlea akibat bising.2

    !onto+ Aminog(ikosid

    Stre$tomisin

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    57/64

    59

    Aminoglikosid yang pertama, e'eknya teruatama pada bakteri gram negati!e.

    ='ek !estibulotoksik lebih dominan, kerusakan !estibuler lebih sering dijumpai pada

     pendengaran jangka panjang dan pada pasien dengan gangguan 'ungsi ginjal sekarng

    sudah jarang terjadi.

    6entamisin

    ='ek !estibukotoksik lebih dominan. Bila kadar dalam serum masih dalam

    rentang terapi 1&12 mcg

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    58/64

    60

    '. Eritromisin

    =ritromisin pertama kali dikenal dan digunakan secara luas pada tahun 1K42.

    Secara umum erritromisin dianggap sebagai obat yang aman. =ritromisin sudah

    digunakan sebagai pilihan utama pada kasus in'eksi akibat streptokokkus grup A dan

     pneumokokkus pada indi!idu yang masih sensiti!e terhadap penisilin.

    ='ek ototoksik dari eritromisin pertama kali dilaporkan tahun 1K@*. Sejak itu

    hanya beberapa kasus ototoksisitas eritromisin yang dilaporkan secara sporadic dan

    umumnya bersi'at re!ersible. #ada kasus tersebut pasien umumnya memeliki 'aktor 

    risiko lainnya seperti penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, penggunaan dosis

    lebih dari 7gram

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    59/64

    61

    diuretic lainnya yang jarang digunakan torsemide, aosemide pernah dilaporkan

    menimbulkan ototoksisitas.

    Pato0isio(ogi

    ='ek ototoksisitas diuretic nampaknya berhubungan dengan stria !askularis

    yang dipengaruhi oleh perubahan radien ion antara perilim'e dan endolim'e.

    #erubahan ini menyebabkan edema pada epitel stria !askularis sehingga terjadi

     perubahan potensial pada endolim'e. %iuretik lain seperti ethacrynic acid, ternyata

    menimbulkan peningkatan permeabilitas stria !askularis, memungkinkan terjadinya

    di'usi aminoglikosid ke ednolim'e.

    ='ek ototoksik yang disebabkan oleh ethacrynic acid terjadi secara bertahap

    dan e'eknya bertahan lebih lama dibandingkan dengan 'urosemide atau bumetanide.

    Secara keseluruhan e'ek ototoksik akibat diuretic bersi'at sementara.

    Tanda dan 6ea(a

    #asien biasanya mengluhkan gejala gangguan dengar segera setelah terapi

    diberikan. #asien kadang juga mengeluh tinnitus dan gangguan keseimbangan.

    #enurunan pendengaran yang si'atnya permanen dilaporkan terjadi pada pasien

    dengan gagal ginjal, menerima terapi dalam dosis tinggi atau menerima antibitok 

    glikosida pada saat bersamaan.

    Pen%ega+an

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    60/64

    62

    #enegahan ototoksisitas akibat diuretic dapat dilakukan dengan penggunaan

    dosis yang terendah yang masih bisa mencapai e'ek terapi dan menghindari

     penggunaan intra!ena dengan tetesan cepat. #asien dengan 'aktor risiko tinggi seperti

    gagal ginjal, penggunaan aminoglikosid pada saat bersamaan harus diperhatikan

    karena penggunaan obat aminoglikosid dan diuretic secara bersamaan tidak 

    dianjurkan.

    2.:.2.) ,totoksisitas Antineo$(astik 

    Sisplatin, obat kemoterapi yang sering digunakan pada keganasan di daerah

    kepala dan leher, sudah diketahui memiliki e'ek gangguan dengar sensorineural yang

    irre!ersible. Selain sisplatin, carboplatin juga dilaporkan mempunyai e'ek ototoksik 

    yang lebih rendah dibandingkan sisplatin.

    Sisplatin terdistribusi luas ke seluruh tubuh dan konsentrasi tinggi didapatkan

    di ginjal, hati, dan prosat. Sisplatin membentuk ikatan yang re!ersible dengan protein

     plasma dan masih dapat dideteksi sampai dengan ? bulan setelah penghentian terapi.

    Pato0isio(ogi

    Mekanisme ototoksik obat kemoterapi diperantarai oleh terbentuknya radikal

     bebas dan proses kematian sel. $erusakan terjadi pada stria !askularis di skala media

    dan menyebabkan kematian sel rambut luar kokhlea yang berawal dari bagian basal

    kokhlea. 5adikal bebas diproduksi oleh sel ;A%#H o(idase di sel rambut dalam

    kokhlea setelah terpapar oleh sisplatin. ;A%#H o(idase adalah enim yang

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    61/64

    63

    mengkatalisasi pembentukan radikal superokside. Salah satu bentuk ;A%#H o(idase,

     ;/+*, secara selekti' diproduksi di telinga dalam dan adalah sumber yang penting

    dari pembentukan radikal bebas di kokhlea yang dapat menyebabkan gangguan

     pendengaran. 5adikal bebas ini nantinya akan memicu proses kematian sel secara

    apoptosis yang diperantarai oleh mitokondria dan caspase yang pada akhirnya

    mengakibatkan gangguan dengar yang permanen.

    7aktor 3isiko

    Caktor risiko terjadinya ototoksisitas pada pemberian obat kemoterapi telah

     berhasil dikenali, antara lain dosis dan jumlah siklus terapi yang semakin tinggi,

    riwayat terapi radiasi pada daerah kepala sebelumnya, pasien dengan usia yang

    ekstrim, dehidrasi, pemberian obat ototoksik lainnya pada waktu bersamaan dan

    gagal ginjal.

    Tanda dan 6ea(a

    $eluhan dapat berupa tinitus dan gangguan dengar. Gangguan dengar biasanya

    sensorineural, bilateral, progresi' dan permanen. Crekuensi tinggi biasanya yang

     pertama kali terpengaruh. Gejala dapat muncul setelah pemberian dosis yang pertama

    atau bisa juga beberapa hari atau bahkan bulan setelah pemberian dosis terakhir.

    Pen%ega+an

    8sahakan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan sebelum, selama dan sesudah

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    62/64

    64

    terapi bahkan sampai ? bulan kemudian. Anjurkan pasien untuk menghindari suasana

    yang bising sampai ? bulan sesudah terapi selesai. Berbagai obat kemoprotektor 

    menunjukkan penggunaan antioksidan untuk mengurangi e'ek ototoksik dari

    sisplatin.

    2.:.2. ,totoksisitas Anti In0(amasi

    Asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan aspirin digunakan secara

    luas sebagai anti in'lamasi, anti piretik dan analgetik. Asam asetil salisilat diserap

    dengan cepat setelah pemebrian melalui oral dan mengalami hidrolisis di hati menjadi

     bentuk akti'nya asam salisilat. $adar terapetik dalam serum berkisar antara 24&

    4mcg

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    63/64

    65

    Caktor risiko yang diketahui antara lain pemberian dosis tinggi, usia lanjut dan

    dehidrasi.

    Tanda dan 6ea(a

    initus adalah gejala yang paling sering terjadi. Gangguan dengar yang terjadi

     biasanya derajat ringan sampai dengan sedang dan simetris bilateral. #emulihan

     biasanya terjadi dalam 27&@2 jam setelah penghentian obat.

    Tera$i

    oksisitas akibat salisilat ditangani dengan pengawasan kadar elektrolit,

     pemberian cairan dan bila perlu pemberian diuresis. #emberian oksigen dan !entilasi

    mekanik mungkin dibutuhkan pada kasus yang berat.

    2.:.2.9 ,totoksisitas Kuinin

    $uinin awalnya digunakan sebagai terapi pada kasus malaria. #enggunaannya

    sekarang sudah mulai jarang karena adanya obat pilihan lain yang lebih tidak toksik.

    Tanda dan 6ea(a

    oksisitas akibat kuinin dapat mengakibatkan tinitus, gangguan pendengaran

    dan !ertigo. Gangguan dengarnya biasanya sensorineural dan sementara. emuan

    khas audiogram berupa gangguan dengar sensorineural dengan penurunan di

    'rekuensi 7.H . Gangguan dengar yang permanen sangat jarang dilaporkan pada

    toksisitas akibat penggunaan kuinin.

    Tera$i

  • 8/18/2019 BAB II ototoksik

    64/64

    Anatomi,Histologi,fsiologitelinga

    Gangguandengar bai

    dan ana!

    Gangguandenganrema"a

    #$H%

    Gangguandengarde&asa

     'uli mendada!

    Gangguandengargeriartri

    (resbi!usis

    ototo!si!

    $n)e!si Geneti!

    *sia +adi!al bebas

    trauma

    66

    erapi utama adalah penghentian terapi, ampli'ikasi mungkin diperlukan pada

    kasus gangguan dengar yang permanen meskipun jarang dilaporkan.

    2.; Peta Konse$