bab ii laporan termoregulasi - daphnia sp

7
Kajian Pustaka : Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu interval agar berada didalam kisaran yang dapat ditolerlir. Suhu berpengaruh kepada tingkat metabolime. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar pula. Akan tetapi, kenaikan aktivitas dengan metabolisme hanya akan bertambah seiring dengan kanikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan metabolisme didalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang memiliki suhu optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun drastis, enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangan fungsinya. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan eksresi adalah elemen-elemen dari homoeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold blood animal) dan hewan berdarah panas (warm blood animal). Namun lebih dikenal dengan istilah eksoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (aves) dan mamalia. Hewan endoterm disebut juga homoiterm, karena suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabi, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorpsi dengan panas yang hilang.

Upload: margarethclairine

Post on 19-Dec-2015

111 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

bab II laporan dhapnia

TRANSCRIPT

Kajian Pustaka:Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu interval agar berada didalam kisaran yang dapat ditolerlir. Suhu berpengaruh kepada tingkat metabolime. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar pula. Akan tetapi, kenaikan aktivitas dengan metabolisme hanya akan bertambah seiring dengan kanikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan metabolisme didalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang memiliki suhu optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun drastis, enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangan fungsinya.Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan eksresi adalah elemen-elemen dari homoeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold blood animal) dan hewan berdarah panas (warm blood animal). Namun lebih dikenal dengan istilah eksoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan.Endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (aves) dan mamalia. Hewan endoterm disebut juga homoiterm, karena suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabi, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorpsi dengan panas yang hilang.Eksoterm adalah hewan yang panas tubuhya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan eksoterm cenderung berfluktuasi tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia.Daphnia sp. termasuk dalam golongan udang-udangan, namun dalam proses perkembangan belum lebih jauh. Lapisan luar mengalami molting atau ecdisis sebanyak 17 kali. Mulut Daphnia sp. terdiri dari satu labrum, satu pasang mandibula, satu buah labium (Radiopoetro, 1977). Menurut Djarijah (1995) mengatakan bahwa Daphnia sp. merupakan organisme yang termasuk keluarga besar phyllum Arthropoda, kelas Crustacea. Ciri khas organisme tersebut adalah bentuknya gepeng ke samping (memampat ke samping) dan beruas-ruas (Djarijah, 1995).Menurut Waterman (1960) mengemukakan bahwa hewan kecil memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih cepat dari pada hewan dewasa baik itu pada suhu atau temperatur panas, sedang, dingin, maupun alkoholik. Hal ini disebabkan adanya kecepatan metabolik yang dimiliki hewan kecil tersebut. Mekanisme kerja jantung Daphnia sp. berbanding langsung dengan kebutuhan oksigen per unit berat badannya pada hewan-hewan dewasa. Daphnia sp. sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada suhu 22 31 C dan pH 6,5 7,4 yang mana organisme ini perkembangan larva menjadi dewasa dalam waktu empat hari (Djarijah, 1995).Organisme ini dikenal oleh masyarakat pada umumnya disebut sebagai kutu air, namun sebenarnya organisme ini termasuk dalam zooplankton. Jantung Daphnia merupakan struktur globular anterodorsal badan. Kecepatan denyut jantungnya dipengaruhi beberapa faktor antara lain suhu lingkungan. Suhu mempengaruhi proses fisiologis organisme termasuk frekuensi denyut jantung. Penaikan ataupun penurunan tersebut dapat mencapai dua kali aktivitas normal. Perubahan aktivitas akibat pengaruh suhu. Aktivitas akan naik seiring dengan naiknya suhu sampai pada titik dimana terjadi kerusakan jaringan, kemudian diikuti aktivitas yang menurun dan akhirnya terjadi kematian. Pada suhu sekitar 10oC dibawah atau diatas suhu normal suatu jasad hidup dapat mengakibatkan penurunan atau kenaikan aktivitas jasad hidup tersebut kurang lebih dua kali pada suhu normalnya, sedangkan perubahan suhu yang tiba-tiba akan mengakibatkan terjadinya kejutan atau shock biasanya dikaitkan dengan koefisien aktivitas. Menurut Barness (1966) menyatakan bahwa denyut jantung Daphnia sp. pada keadaan normal sebanyak 120 denyut per menit. Pada kondisi tertentu kecepatan rata-rata denyut jantung Daphnia sp. ini dapat berubah-ubah disebabkan oleh beberapa faktor misalnya denyut jantung lebih cepat pada waktu sore hari, pada saat densitas populasi rendah, pada saat betina mengerami telur. Pada waktu temperatur turun maka laju metabolisme turun dan menyebabkan turunnya kecepatan pengambilan oksigen. Menurut Waterman (1960) pada lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung Daphnia sp..Pengaruh Suhu pada Faal HewanIkan dan invertebrata (hewan avertebrata) yang hidup di perairan Arctic, hidup pada kisaran suhu tubuh sekitar -2oC, sedangkan hewan yang hidup di padang pasir suhu tubuhnya sekita +50oC. Beberapa makhluk hidup lain bahkan dapat hidup pada suhu yang lebih ekstrim, sebagai contoh, telah diketahui cacing polychaeta hidup di lubang laut dalam, pada suhu lebih dari 80oC. Umumnya hewan sangat mudah untuk menyerap suhu lingkungan luarnya, tetapi burung dan mamalia mampu untuk mengatur suhu tubuhnya dan menjaganya dari tingkat yang relatif konstan dan berbeda dengan suhu lingkungan luarnya. Suhu sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Peningkatan suhu dapat pula meningkatkan laju reaksi fisik dan kimia, contohnya adalah laju metabolisme. Reaksi enzimatis sangat bergantung pada suhu karenanya aktivitas metabolisme di berbagai jaringan atau organ bergantung pada kemampuan untuk mempertahankan suhu yang sesuai pada tubuhnya.

Interaksi Pertukaran Suhu antara Hewan dan LingkungannyaHewan akan berinteraksi dengan suhu lingkungan terdekatnya, akan ada pertukaran suhu diantar keduanya. Hewan mempunyai kemampuan untuk memanipulasi pertukaran ini bagi kehidupannya, mengatur suhu tubuhnya dengan menambah dan mengurangi kehilangan atau perolehan panas.KonduksiKonduksi panas adalah pemindahan panas antara dua bagian secara kontak fisik langsung diantar keduannya. Panas akan mengalir mengikuti perbedaan suhu dari wilayah yang bersuhu tinggi ke wilayah yang bersuhu lebih rendah. Laju pergerakan panas ditentukan oleh beberapa faktor seperti wilayah terjadinya pergerakan panas, perbedaan suhu awal antar dua wilayah, konduktivitas panas pada wilayah tersebut. Konduktivitas panas adlah cara untuk mengeksresikan bagaimana mudahnya pergerakan panas pada suatu wilayah.KonveksiKonveksi adalah perpindahan panas melalui pergerakan zat cair atau gas. Hal inimerupakan salah satu cara meningkatkan kehilangan panas pada benda padat. Sebagai contoh panas dapat hilang dari benda padat dan berubah menjadi gas. Pada saat gas bergerak melewati benda padat, maka panas berpindah dari benda padat ke gas. Pada saat gas yang terpanasi bergerak terus itu akan diganti dengan gas yang lebih dingin dan akan lebih banyak gas berpindah dari benda padat ke gas. Konveksi dikatakan mempunyai kekuatan jika gerakan benda cair atau gas dibantu kekuatan dari luar seperti angin. Sebaliknya, konveksi tidak terjadi apabila tidak terdapat kekuatan dari luar.RadiasiRadiasi adalah perpindahan panas tanpa kontak langsung antar sumber panas dengan daerah yang menerima panas. Hukum Stefan Boltzmann menyatakan bahwa intensitas dari suatu benda sebanding dengan suhu permukaannya dipangkat empat.EvaporasiKetika air menguap (evaporasi) terjadi perubahan bentuk (fase) dari bentuk cair ke bentuk gas. Perubahan bentuk atau fase ini memerlukan sejumlah besar energi dalam bentuk panas. Hal ini dikenbal sebagai panas penguapan. Oleh karena itu, evaporasi dapat menyebabkan pendinginan. Jumlah panas yang diperlukan agar terjadi evaporasi bergantung kepada suhu pada saat hal tersebut berlangsung. Bila suhu meningkat jumlah energi panas yang diperlukan untuk mengubah air dari fase cair menjadi gas.

Kisaran Toleransi Suhu pada Daphnia sp.Daphnia sp. sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada suhu 22 31oC dan pH 6,5 7,4 yang mana organisme ini perkembangan larva menjadi dewasa dalam waktu empat hari (Djarijah, 1995). Lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung Daphnia sp.. Daphnia magna lebih optimal. Daphnia hidup pada selang suhu 18-24C. Daphnia membutuhkan pH yang sedikit alkalin, yaitu 6,7-8,2. Selain pH, faktor lain yang berpengaruh terhadap kehidupan Daphnia magna adalah suhu. Suhu air sangat mempengaruhi seluruh aktivitas dan proses reproduksi organisme akuatik termasuk daphnia (OECD dalam Saeful, 2006).

Faktor yang mempengaruhi kerja denyut jantung Daphnia sp. adalah sebagai berikut :1. Aktivitas dan faktor yang mempengaruhi denyut jantung Daphnia sp. bertambah lambat setelah dalam keadaan tenang.2. Ukuran dan umur, dimana spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih lambat.3. Cahaya, pada keadaan gelap denyut jantung Daphnia sp. mengalami penurunan sedangkan pada keadaan terang denyut jantung Daphnia sp. mengalami peningkatan.4. Temperatur, denyut jantung Daphnia sp. akan bertambah tinggi apabila suhu meningkat. Pada lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung Daphnia sp.5. Obat-obat (senyawa kimia), zat kimia menyebabkan aktivitas denyut jantung Daphnia sp. menjadi tinggi atau meningkat.

Daftar Pustaka:Barness, R. D. 1966. Invertebrate Zoology. W. B. Sanders Company, Philadelphia : LondonDjarijah, Abbas Siregar. 1995. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta: KanisiusMustika, Vita. 2011. PROSES REGULASI DAN OSMOTIK PADA DAPHIA (online). http://vitamustika.wordpress.com/praktikum-fisiologi-hewan/. Diakses tanggal 19 November 2014 Radiopoetro, dkk. 1977. Zoologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.Saeful. 2009. Termoregulasi (online). http://anwarulah.blogspot.com/. Diakses tanggal 19 November 2014 Waterman, T.H. 1960. The Physiology of Crustacean Volume : Metabolism and Growth. Academic Press. New York.