bab ii landasan teoritis a. tinjauan tentang pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/bab...

28
23 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1. Pesantren dan Jenis-jenisnya Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi aktif antara kyai dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid/mushola atau asrama (pondok) untuk mengkaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. 1 Menurut Sudibyo, pesantren sebagai institusi pendidikan Islam di indonesia dengan ciri-ciri khas tersendiri. Pesantren berasal dari bahasa Sansakerta, “san” artinya orang baik (laki-laki) disambung “tra” artinya suka menolong. Pesantren berarti tempat membina manusia menjadi orang baik dan berakhlakul karimah. 1 Mahmud, Model-Model Pembelajaran Di Pesantren, (Tangerang: Media Nusantara, 2006), h. 1.

Upload: others

Post on 01-Mar-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

23

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan tentang Pesantren

1. Pesantren dan Jenis-jenisnya

Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran

Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi aktif antara kyai

dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan

mengambil tempat di masjid/mushola atau asrama (pondok)

untuk mengkaji dan membahas buku-buku teks keagamaan

karya ulama masa lalu.1

Menurut Sudibyo, pesantren sebagai institusi

pendidikan Islam di indonesia dengan ciri-ciri khas tersendiri.

Pesantren berasal dari bahasa Sansakerta, “san” artinya orang

baik (laki-laki) disambung “tra” artinya suka menolong.

Pesantren berarti tempat membina manusia menjadi orang

baik dan berakhlakul karimah.

1 Mahmud, Model-Model Pembelajaran Di Pesantren, (Tangerang:

Media Nusantara, 2006), h. 1.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

24

Begitupun Menurut Mahfudh, Pesantren adalah

lembaga keagamaan dan kemasyarakatan.2 Pesantren

merupakan langgam budaya bangsa Indonesia yang sangat

indigenous. Sulit mencari lembaga pendidikan yang

indigenous indonesia selain pesantren. Indiginitas pesantren

dilihat dari beberapa faktor. Pertama, tokoh yang melahirkan

pesantren kebanyakan orang-orang yang memahami benar

karakteristik dan identitas utama Indonesia. Sebagai lembaga

pendidikan berbasis agama, pesantren pada mulanya

merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran

agama islam.3

Secara umum, Pesantren dapat diklasifikan menjadi

tiga, yakni pesantren salaf atau tradisional, pesantren khalaf

atau modern dan pesantren kombinasi berikut adalah Jenis-jenis

pesantren meliputi;

2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan

Menjaga NKRI (Yogyakarta : Aswaja Presindo, 2016), h.175. 3 Amin Haedari, Masa Depan Pesantren dalam Tantangan

Moderinitas dan Tantangan Komplesitas Global (Jakarta : Ird Press, 2005),

h.127.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

25

1). Pesantren Salaf

Pesantren salafi adalah pesantren tradisional yang

menetapkan kurikulum pesantren dan tradisi yang

dijalaninya sebagai sesuatu yang baku dan tidak bisa

diubah.4

Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama

Islam saja pada umumnya disebut pesantren salafi. Pola

tradisional yang diterapakan dalam pesantren salaf adalah

para santri bekerja untuk kyai bisa dengan mencangkul

sawah, mengurusi empang (kolam ikan) dan lain sebagainya

sebagai balasannya mereka diajarkan ilmu agama oleh kyai

tersebut. Sebagian besar pesantren salaf menyediakan

asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan

membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya

sama sekali.

2). Pesantren Modern

Pesantren modern adalah memadukan sistem

pesantren, madrasah dan sekolah umum.5

4 Ikhsan Ahmad, Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong,

(Serang: Pustaka Alumni, 2016), h. 34. 5 Ikhsan Ahmad, Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong,

(Serang: Pustaka Alumni, 2016), h. 35.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

26

Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan

umum, dimana prensentase ajarannya lebih nanyak ilmu-

ilmu pendidikan agama Islam dari pada ilmu umum

(matematika, fisika dan lainnya). Ini disebut sebagai pondok

pesantren modern dan umumnya tetap menekankan nilai-

nilai kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian dan

pengendalian diri. Pada Pesantren yang dengan materi

ajaran yang campuran pendidikan formal dan ilmu agama

Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau

madrasah. Pesantren campuran untuk tingkat SMP biasa

dikenal dengan nama Madrasah Tsawaniyah, sedangkan

untuk tingkat SMA dikenal dengan nama Madrasah Aliyah.

3). Pesantren Kombinasi

Pesantren kombinasi memfokuskan diri pada

pendalaman dan pengembangan ilmu-ilmu keIslaman serta

ilmu-ilmu umum dengan tetap menjaga dan

mempertahankan karakteristik kepesantrenan.6

6 Ikhsan Ahmad, Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong,

(Serang: Pustaka Alumni, 2016), h. 36.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

27

2. Tujuan dan Fungsi Pesantren

Tujuan pesantren adalah sebagai lembaga pendidikan

ilmu agama dalam arti menjadikan manusia seutuhnya yang

memiliki kecerdasan lahir dan bathin, berbudi pekerti yang

luhur dan tanggung jawab yang nantinya dapat berguna bagi

diri sendiri dan orang lain.

Fungsi pesantren secara umum adalah menciptakan

dan mengembangkan kepribadian muslim yang dapat

berperan aktif di dalam lingkungan masyarakat modern saat

ini melalui fungsi pendidikan, religi, sosial serta penambahan

fungsi ekonomi pada pesantren.7

B. Tinjauan tentang Pengembangan Dakwah

1. Pengembangan dan Prinsip-Prinsip Pengembangan

Dakwah

Pengembangan keilmuan dakwah adalah upaya

formulasi rancabangun keapaan kajian ilmu dakwah secara

terus menerus, dengan metodologi yang

7 Nenden Maesaroh dan Yani Achdian, Universitas Pendidikan

Indonesia, (Bandung: Jawa Barat, 2013), h. 346-351.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

28

memformulasikannya, dan nilai guna yang dituju adalah

esensi dari pengembangan keilmuan dakwah.8

Pengembangan (developing) merupakan salah satu

prilaku manajerial yang meliputi pelatihan (couching) yang

digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan

seseorang dan memudahkan penyesuaian terhadap

pekerjaannya dan kemajuan kariernya. Proses pengembangan

ini didasarkan atas usaha untuk mengembangankan sebuah

kesadaran, kemauan, keahlian, serta keterampilan para

elemen dakwah agar proses dakwah berjalan secara efektif

dan efisien.

Pengembangan dan pembaruan adalah dua hal yang

sangat diperlukan. Rosulullah SAW, mendorong umatnya

supaya selalu meningkatkan kualitas, cara kerja dan sarana

hidup, serta memaksimalkan potensi sumber daya alam

maksimal mungkin. Karena Allah telah menciptakan alam

8 Asep Gunawan, Dimensi Ilmu Dakwah,…, h.124.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

29

semesta ini untuk memenuhi hajat hidup manusia.

Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Jaatsiyah: 13

ضجمي عامن هوسخرلكم ا ألر السماواتومافي مافي

ميتفك ذالكآلياتلقو في نإن رو

Artinya: “Dan dia menundukan untukmu apa yang ada

dilangit dan apa yang ada semua di bumi, (sebagai

rahmat) dari pada-Nya. Sebenarnya yang demikian

itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan

Allah) bagi kaum yang berfikir”. (Qs.Al-

jathiyah:13).9

Secara individual proses pengembangan yang berorientasi

kepada prilaku para da‟i memiliki sejumlah keuntungan potensial

dalam proses pergerakan dakwah khususnya bagi para pemimpin

dakwah. Di antara keuntungan potensial tersebut adalah:

1) Terciptanya hubungan kerja sama yang bersifat mutualisme

antara seorang manajer atau pemimpin dakwah serta para

anggota lainnya.

2) Dapat mengidentifikasi dan menyiapkan orang untuk mengisi

posisi-posisi tertentu dengan rasa tanggung jawab yang lebih

besar dalam organisasi.

9 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana

Prenada Media, 2006), h. 243-244.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

30

3) Dapat memberikan suatu rasa kepuasan karena membantu

anggotanya untuk tumbuh dan berkembang.

Dalam sebuah proses pengembangan terdapat beberapa

prinsip yang akan membawa kearah pengembangan dakwah.

Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1) Mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan

Kebutuhan akan lebih banyak pelatihan dapat

diidentifikasi pada perbedaan antara keterampilan yang

dimiliki sekarang dengan keterampilan yang dibutuhkan,

yaitu dengan melakukan analisis terhadap kinerja para da‟i.

Melatih (Coach) akan lebih berhasil jika da‟i merasa

yakin bahwa ia akan berhasil mempelajari suatu keterampilan.

Pada fase ini dimulai dari tingkat kesukaraan tertentu dan

dilanjutkan dengan langkah-langkah yang sesuai dengan

keterampilan dan spesialisasi da‟i tersebut.

2) Membuat penjelasan yang berarti

Dalam proses peningkatan pemahaman serta daya

ingat selama pelatihan harus dibangun atas dasar

pengetahuan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

31

3) Membuat uraian pelatihan untuk memudahkan dalam

pembelajaran

Gagasan atau teori-teori yang diberikan mulai dari

yang sederhana baru kemudian kepada teori yang lebih

kompleks. Mengenai konsep, istilah, simbol, peraturan dan

prosedur sebelum mengajarkan pengetahuan tersebut.

4) Memberikan kesempatan untuk berpraktik secara umpan balik

Setelah semua materi diberikan, maka hendaknya

diberikan kesempatan untuk mempratikkan atau

mendemonstrasikan yang disertai dengan proses penjelasan

mengapa sesuatu telah dilakukan secara salah disertai

bimbingan yang mengarahkan kearah yang benar.

5) Memeriksa apakah program pelatihan itu berhasil

Langkah terpenting dalam program

pengembangan adalah dengan meninjau atau memeriksa

kembali, apakah keterampilan dan pengetahuan yang

ditargetkan telah berhasil dipelajari. Indikator

keberhasilannya adalah dengan membuat standar bahwa

Page 10: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

32

proses keberhasilan itu dapat diukur dengan melakukan

sebuah praktik yang kemudian disesuaikan dengan teori yang

telah diberikan.

6) Mendorong aplikasi dari keterampilan dalam kerja dakwah

Setelah dilakukan proses pelatihan kepada para da‟i,

maka langkah penting selanjutnya bagi para pemimpin atau

manajer dakwah adalah mengaplikasikan beberapa prinsip

serta prosedur dalam pemecahan masalah-masalah aktual

yang berhubungan dengan kerja dakwah.10

2. Pengembangan Masyarakat dan Prinsip Dakwah

Pengembangan Masyarakat

Proses globalisasi yang kini akan terus berlangsung

tidak hanya memunculkan berbagai tantangan seperti telah

dikemukakan. Akan tetapi, di balik itu semua ternyata

globalisasi juga memberikan beberapa peluang bagi dakwah

pengembangan. Globalisasi dalam bidang ekonomi, misalnya,

telah membuat sejumlah perkembangan dan kemajuan-

10

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,…, h. 245-247.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

33

kemajuan signifikan dalam kehidupan sosial ekonomi bangsa

Indonsia. Perkembangan sosial ekonomi ini secara langsung

akan berpengaruh pada kehidupan umat Islam di Indonesia.

Dakwah pengembangan sangat berpeluang dan harus

mengambil tanggung jawab dengan memegang peran aktif.

Dengan peran aktif dakwah pengembangan maka

pembangunan manusia Indonesia akan mendapatkan jaminan

moralitas dan etika keagamaan sebagai landasannya. Jaminan

moralitas dan etika keagamaan ini akan memberikan arahan

pembangunan manusia Indonesia untuk melahirkan manusia

yang unggul secara material dan spritual.

Pengembangan manusia melalui dawah diharapkan

akan bisa melahirkan manusia unggul yang memiliki

kemampuan ilmu dan teknologi serta wawasan keagamaan

luas serta iman takwa yang tinggi. Ajaran agama sebagai

pesan dakwah yang disampaikan bisa di terjemahkan dan

disampaikan dalam kegiatan dakwah pengembangan untuk

membangun manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berwawasan moralitas dan etika yang tinggi.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

34

Dakwah pengembangan masyarakat harus mengikuti

beberapa prinsip dasar, yaitu;

Pertama, orientasi pada kesejahteraan lahir dan batin

masyarakat luas. Dakwah tidak dilaksanakan sekadar

merumuskan keinginan sebagai masyarakat saja, tetapi

direncanakan sebagai usaha membenahi kehidupan sosial

bersama masyarakat agar penindasan, ketidakadilan dan

kesewenang-wenangan tidak lagi hidup di tengah-tengah

mereka.

Kedua, dakwah pengembangan masyarakat pada

dasarnya adalah upaya melakukan social engineering

(rekayasa sosial) untuk mendapatkan suatu perubahan tatanan

kehidupan sosial yang lebih baik.

Di samping kedua prinsip dasar tersebut, ada beberapa

prinsip yang lain yang harus terpenuhi dalam dakwah

pengembangan masyarakat, yaitu:

a. Prinsip Kebutuhan

Kebutuhan di sini tidak hanya dipahami sebagai

kebutuhan fisik material, tetapi juga nonmaterial. Oleh

Page 13: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

35

karena itu, program dakwah perlu disusun bersama, baru

kemudian dirumuskan pula metode, materi dan media

dakwahnya.

b. Prinsip Partisipasi

Menekankan pada keterlibatan masyarakat secara

aktif dalam proses dakwah, mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, penilaian dan

pengembangannya. Prinsip ini antara lain bertujuan untuk:

1) Mendorong tumbuhnya perubahaan sikap dan prilaku

masyarakat yang kondusif untuk kemajuan.

2) Meningkatkan kualitas partisipatif masyarakat, dari

sekadar mendukung, menghadiri, menjadi kontributor

program dakwah.

3) Menyegarkan dan meningkatkan efektivitas fungsi dan

peran pemimpin lokal.

c. Prinsip Keterpaduan

Mencerminkan adanya upaya untuk memadukan

seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh

masyarakat. Dalam konteks inilah dakwah pengembangan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

36

masyarakat itu bukan monopoli sekelompok orang dan ahli

atau organisasi, melainkan lebih luas dari itu, yaitu

siapapun yang mempunyai komitmen community

devloment yang bijak pada universalitas nilai-nilai Islam

adalah bagian dari da‟i pengembangan masyarakat.

d. Prinsip Berkelanjutan

Prinsip ini menekankan bahwa dakwah itu harus

sustainable. Artinya, dakwah harus berkelanjutan yang

tidak dibatasi oleh waktu.

e. Prinsip Keserasian

Mengandung makna bahwa program dakwah

pengembangan masyarakat harus mempertimbangkan

keserasian kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah masyarakat.

Artinya, apabila kebutuhan masyarakat itu menyangkut

kebutuhan jasmaniah, misalnya, makan, pakaian dan

tempat.

f. Prinsip Kemampuan Sendiri

Menegaskan bahwa kegiatan dakwah

pengembangan masyarakat disusun dan dilaksanakan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

37

berdasarkan kemampuan dan sumber-sumber (potensi)

yang dimiliki masyarakat.

3. Upaya Peningkatan Kualitas Kehidupan

Dakwah pengembangan memang diharapkan tidak

hanya menyampaikan pesan-pesan agama, tetapi juga

memperhatikan masalah-masalah kehidupan yang muncul

dalam lingkungan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.

Masalah-masalah itu mungkin berkaitan dengan keagamaan,

ekonomi atau sosial budaya.

Belajar dari proses penyebaran Islam, sebaliknya

proses dakwah pengembangan dimulai dengan pembinaan

agama yang kemudian dikaitkan dengan pemahaman terhadap

berbagai fenomena alam semesta dan masalah-masalah sosial,

yang kesemua itu dianggap sebagai satu kesatuan. Dalam

kerangka misi kegamaan ini, pengembangan masyarakat

dilakukan untuk menjadi masyarakat yang sejahtera lahir dan

bathin. Proses ini dilakukan dengan metode model

percontohan, yakni dimulai dengan pribadi da‟i yang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

38

kemudian diperluas pada komunitas lingkungan kecil yang

terus dikembangkan dan diperluas.

Akhirnya, dakwah pengembangan juga berperan

dalam mempertahankan dan bahkan meningkatkan iman dan

takwa masyarakat. Dakwah ini, sesuai dengan fungsi dakwah

pengembangan, juga dengan sendirinya akan

mengembangkan potensi masyarakat. Dengan kata lain,

dalam kondisi seperti ini dakwah pengembangan diharapkan

dapat bekerja sungguh-sungguh untuk melahirkan manusia-

manusia yang tangguh, memiliki keunggulan dalam iman,

ilmu teknologi dan takwa yang tinggi. Dengan begitu, bangsa

indonesia termasuk umat Islam akan bisa segera keluar dari

keterpurukan bangsa dalam berbagai bidang untuk tampil di

pentas dunia.11

11

Moh. Ali Azis, Rr. Suhartini dan A. Halim, Dakwah Pemberdayaan

Masyarakat: Paradigma Aksi Metodelogi, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2005), h. 15-51.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

39

C. Tinjauan tentang Dakwah

1. Dakwah dan Masyarakat

Dakwah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk

memotivasi orang dengan bashirah, supaya menempuh jalan

Allah swt dan meninggikan agamanya. Dakwah Islam adalah

dakwah bashirah, maknanya berarti dakwah yang

disebarluaskan dengan cara damai dan bukan dengan cara

kekerasan serta mengutamakan aspek kongnitif (kesadaran

intelektual) dan afektif (kesadaran emosional). Menurut

Ismail dan Hotman, dakwah seperti ini disebut dengan

dakwah persuasif atau membujuk.

Dakwah menurut bahasa adalah (da‟a yad‟u

da‟watan) artinya seruan, ajakan, atau panggilan, yakni

menyampaikan seruan Islam, mengajak dan mamanggil umat

manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan

pandangan hidup Islam. Dakwah dapat pula diartikan sebagai

upaya terus menerus untuk melakukan perubahan pada diri

manusia menyangkut (fikrah), perasaan (syu‟ur) dan tingkah

Page 18: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

40

laku (suluk) yang membawa mereka ke jalan Allah (Islam)

sehingga terbentuk sebuah masyarakat Islami.12

Sedangkan secara istilah dakwah adalah memiliki

pengertian yang beragama. Diantara pengertiannya adalah

proses menjadikan prilaku seorang muslim untuk

menjalankan Islam sebagai agama (rahmatanlilalamin) yang

harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam

prosesnya melibatkan unsur da‟i (subjek), maddah (materi),

thariqah (metode), washilah (media) dan mad‟u (objek)

dalam mencapai tujuan dakwah yang melekat dengan Islam

yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.13

Tujuan berdakwah adalah mengajak ummat manusia (meliputi

orang mukmin maupun orang kafir atau musrik) kepada jalan

yang benar yang diridhai Allah SWT agar dapat hidup

bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.

Menurut, Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah

mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan

12

Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh & Eksistensinya di

Masyarakat, (Ponorogo: Stain Ponorogo Press, 2010), h. 5-6.

13

Ahmad Zaini, Peranan Dakwah Dalam Pengembangan

Masyarakat Islam, (STAIN Kudus, 2011), h. 14

Page 19: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

41

mengikuti mereka berbuat baik dan melarang mereka dari

perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan didunia

dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat al-

Ghazali bahwa amar ma’ruf nahi mungkar adalah inti gerakan

dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.14

Dakwah itu dapat diartikan dari dua segi atau dua

sudut pandang, yakni pengertian dakwah yang bersifat

pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat

pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan untuk

mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu hal yang

telah ada sebelumnya. Sedangkan pengembangan berarti

suatu kegiatan yang mengarah pada pembaharuan atau

mengadakan sesuatu hal yang belum ada.

Dengan demikian pengertian dakwah yang bersifat

pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan

dan menyempurnakan ummat manusia agar mereka tetap

beriman kepada Allah, dengan menjalankan syariatnya

sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di

14 Dewi Sadiah, Metode Penelitian Dakwah, h. 124.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

42

dunia maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang

bersifat pengembangan adalah usaha mengajak ummat

manusia yang belum beriman kepada Allah swt, agar mentaati

syariat Islam (memeluk agama Islam) supaya nanatinya dapat

hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan di akhirat.15

Menurut Muhyiddin dan Safei, diperlukan metode dan

strategi pengembangan dakwah agar dapat membentuk

masyarakat yang harmonis dan damai. Beberapa metode dan

cara yang dapat dikembangkan adalah prinsip-prinsip berikut

ini:

a) Pengembangan metode bil lisan dan dan bi amal sesuai

dengan tantangan dan kebutuhan.

b) Mempertimbangkan metode dan media sesuai dengan

tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c) Memilih metode dan media yang relavan, baik mimbar,

panggung, media cetak atau elektronik (radio, televisi,

komputer dan internet).

15 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983), h.19-20.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

43

d) Memgembangkan media atau metode kultural dan

struktural, yakni pranata sosial, seni, karya, budaya dan

wisata alam.

e) Mempertimbangk dan struktur sosial dalam tingkatan

kadar intelektual.

f) Mempertimbangkan struktur dan tingkatan masyarakat

dari segi kawasan, geografis, sosiologis, antropologis,

demografis, sosiologis, antropologis, politis dan

ekonomis.

g) Mengembangkan dan mengakomodasikan metode dan

media seni budaya masyarakat setempat yang relavan,

seperti wayang, drama, musik, lukisan dan sebagainya.

h) Mempertimbangkan dan mengkaji metode pendidikan

spritual, antara lain melalui doa dan shalat, silaturahim

dan sebaginya.

i) Prinsip-prinsip pengembangan dakwah yang dipaparkan

tersebut dapat digunakan sebagai pijakan untuk

mengembangkan masyarakat Islam di suatu daerah dan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

44

tentu harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing

dari lokasi.16

2. Jenis-jenis Metode Dakwah (Thariqah)

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu,

“meta” (melalui) dan“odos” (jalan, cara). Dengan demikian

kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang

harus dilalui unutk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa jerman

methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa

Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang

dalam bahasa arab disebut thariq. Metode berarti cara yang

telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai

suatu maksud.

a) Bil Al-Hikmah

Kata “hikmah” diartikan sebagai al‟adl (keadilan),

al-haq (kebenaran), al-bilm (ketabahan), al‟ilm

(pengetahuan), dan an Nubuwwah (kenabian). Sebagai

metode dakwah, al-Hikmah diartikan bijaksana, akal budi

16

Ahmad Zaini, Peranan Dakwah Dalam Pengembangan

Masyarakat Islam, (STAIN Kudus, 2011). h. 14

Page 23: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

45

yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih dan menarik

perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Menurut Ibnu

Qoyim berpendapat bahwa pengertian hikmah adalah

pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya,

ketepatan dalam perkataan dan pengamalannya. Hal ini

tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami Alquran dan

mendalami Syariat-syariat Islam serta hakikat iman.

b) Al-Mau‟idza Al-Hasanah

Secara bahasa, mau‟idza hasanah terdiri dua kata,

yaitu mau‟izhah dan hasanah. Kata mau‟zhah berasal dari

kata wa‟adza-ya‟idzu-wa‟dzan-„idzatan yang berarti:

nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sementara

hasanah merupakan kebalikan dari sayyi‟ah yang artinya

kebaikan lawannya kejelakan.

Menurut Abdul Hamid, Al-mau‟izhah al-hasanah

merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah

untuk atau mengajak ke jalan Allah dengan memberikan

nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar

mereka mau berbuat baik.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

46

c) Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan

Dari segi etimologi (Bahasa) lafazh mujadalah

terambil dari kata “jadala” yang bermakna memintal,

melilit. Apabila ditambahkan alif lam pada huruf jim yang

mengikuti wazan Faa ala, “jaa dala” dapat bermakna

berdebat, dan “mujaadalah” perdebatan.

Kata “jadala” dapat bermakna menarik tali dan

mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang

berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk

meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya

melalui argumentasi yang disampaikan.

Dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa

pengertian al-mujadalah ( al-hiwar). Al-Mujadalah (al-

Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh

dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang

mengharuskan lahirnya permusuhan di antara keduanya.17

17

M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2003), h.

6-18.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

47

3. Pengaruh Dakwah atau Atsar (Efek Dakwah)

Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan

menimbulkan reaksi. Artinya, jika dakwah telah dilakukan

oleh seorang (da‟i) dengan materi dakwah, wasilah, thariqah

tertentu, maka akan timbul respons dan efek (atsar) pada

penerima dakwah (mad‟u).

Atsar (efek) sering disebut dengan Feed back (umpan

balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak

banyak menjadi perhatian para da‟i. Kebanyakan mereka

menganggap setelah dakwah disampaikan, maka selesailah

dakwah. Padahal, Atsar sangat besar artinya dalam penentuan

langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis

atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang

sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang

kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah

secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan

segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada

langkah-langkah berikutnya (corrective action). Demikian

Page 26: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

48

juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-

unsur dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan.

Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus

dilaksanakan secara radikal dan komprehensif, artinya tidak

secara parsial atau setengah-setengah. Seluruh komponen

sistem (unsur-unsur) dakwah harus dievaluasi secara

komprehensif. Para da‟i harus memiliki jiwa terbuka untuk

melakukan pembaruan dan perubahaan, di samping bekerja

dengan menggunakan ilmu. Jika proses evaluasi ini telah

menghasilkan beberapa konklusi atau keputusan, maka segera

diikuti dengan tindakan korektif (corrective action). Jika

proses ini dapat terlaksana dengan baik, maka terciptalah

suatu mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah. Dalam

bahasa agama, inilah sesungguhnya yang disebut dengan

ikhtiar insani.

Menurut, Jalaludin Rahmat menyatakan bahwa efek

kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau

Page 27: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

49

informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa

yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak, yang

meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap serta

nilai. Sedangkan efek behavioral merujuk pada prilaku nyata

yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan,

kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.18

18

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,…, h. 34-35.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan tentang Pesantren 1 ...repository.uinbanten.ac.id/4842/4/BAB II.pdf · 2 Jamal Ma’mur Asmani, Peran Pesantren dalam Kemerdekaan dan Menjaga

50