bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id filedan melihat, namun merupakan sebuah keputusan hasil...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Teori yang digunakan sebagai landasan adalah mengenai sistem
pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan menggunakan AHP pada
kementrian sosial republik indonesia. Berikut adalah pengertiannya:
2.1.1. Sistem
Menurut (Setiyaningsih, 2015:1) Mengemukakan bahwa “Kata sistem
berasal dari bahasa yunani yaitu systema yang berarti kesatuan, yakni
keseluruhan bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu dengan yang
lainnya”.
Menurut (Romney & Steinbart, 2015:3) “Sistem adalah serangkaian
dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih
kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.
Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah
kumpulan semua unsur yang ada dalam suatu lingkup permasalahan yang
saling berintegrasi, sehingga setiap informasi yang ada akan dapat
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ada dalam lingkup permasalahan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut (Romney & Steinbart, 2014:3) Sistem itu dikatakan sistem
yang baik, jika memiliki karakteristik yaitu:
8
1. Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu
kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa
subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope)
dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (environtment)
Lingkungan luar sistem adalah diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat
menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang
harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu
kelangsungan hidup dari sistem
4. Penghubung Sistem (interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsitem ke
subsitem lain. Keluaran (output) dari subsitem akan menjadi masukan
(input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
9
5. Masukan Sistem (input)
Masukan adalah energy yang dimsukan ke dalam sistem, yang dapat
berupa perawatan (maintenace input), dan masukan sinyal (signal
input). Maintenace input adalah energy dimasukan agar sistem dapat
dapat beroperasi. Signal input adalah energy yang diproses untuk
didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energy yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
2.1.2. Keputusan
(Setiyaningsih, 2015:3) Literatur manajemen menyatakan bahwa
suatu pilihan. Ada yang menyatakan keputusan sebagai pilihan tentang suatu
bagian tindakan atau disebut course of action. Sedangkan menurut daihani,
keputusan adalah suatu pilihan dari strategi tindakan atau disebut strategy
action.
(Utama, 2017:2) Keputusan bukan ditentukan oleh siapa yang menilai
dan melihat, namun merupakan sebuah keputusan hasil dari proses
kuantifikasi objektif.
Dari pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keputusan merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui
satu pemilihan dari beberapa alternatif.
2.1.3. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan atau disebut decision support systems
(DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang dipakai
10
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
Menurut (Saefudin, Wahyuningsih, 2014:33) Menyimpulkan bahwa:
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor untuk
meningkatkan produktivitas kinerja suatu instansi. Oleh karena itu, suatu
instansi perlu melakukan penilaian kinerja pegawai untuk mengetahui
keberhasilan atau ketidak berhasilan dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut (Firdaus, Dkk, 2016:440) Menyimpulkan bahwa:
Pemilihan karyawan terbaik merupakan aspek yang cukup penting dalam
manajemen kinerja karena menghasilkan informasi yang berguna untuk
keputusan-keputusan lainnya. pemilihan karyawan terbaik bukan saja
memilih dan menetapkan karyawan yang tepat, tetapi juga penting bagi
pimpinan untuk merencanakan suatu kebijaksanaan yang matang dalam
memotivasi dan mengembangkan diri karyawan.
(Safitri, dkk., 2017:17) Menyimpulkan bahwa: Karyawan merupakan
faktor pendukung dalam sebuah perusahaan, karena dengan adanya
karyawan yang memiliki standar kualifikasi perusahaan maka produktivitas
perusahaan pasti tetap terjaga dan semangkin meningkat.
Karakteristik dari sistem pendukung keputusan yaitu :
a. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau
perusahaan.
b. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap
memegang kontrol proses pengambilan keputusan.
c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah
terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang
saling berinteraksi.
d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan
kebutuhan.
11
e. Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan sistem.
f. Memiliki dua komponen utama yaitu data dan model.
2.1.4. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Menurut (Kazibudzki, 2013) Analytical Hierarcy Process (AHP)
adalah pengambilan keputusan multikriteria dengan dukungan metodologi
yang telah diakui dan diterima sebagai prioritas yang secara teori dapat
memberikan jawaban yang berbeda dalam masalah pengambilan keputusan
serta memberikan peringkat ada alternatif solusinya.
1. Sejarah AHP (Analytical Hierarchy Process)
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli
matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil
keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan
memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian
atau variabel dalam suatu susunan hierarki, memberi nilai numerik pada
pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintetis
berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana memiliki
prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut.
A. Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP
AHP mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan
metodelogi yang lainnya, diantaranya yaitu:
12
1. Struktur yang berhierarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih
sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi
sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis
sensitivitas pengambilan keputusan.
B. Kelemahan
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini
berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika
ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara
statistic sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model
yang terbentuk.
2. Rumus Metode AHP
Keterangan:
CI = Indeks Konsisten
n = Banyak kriteria atau subkriteria
Tabel II.1.
Index Random Consistensy (RI)
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
.u .RI 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
13
2.2. Penelitian Terkait
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan
mereferensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
latar belakang masalah pada skripsi ini. Berikut ini penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan skripsi ini antara lain :
Menurut (Saefudin, Wahyuningsih, 2014:33) Sistem Pendukung
Keputusan Penilaian Kinerja Pegawai Menggunakan Metode AHP
pada RSUD Serang. “Suatu instansi tidak terlepas dari peranan sumber
daya manusia (SDM) yang bekerja di dalamnya. Kualitas sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan
produktivitas kinerja suatu instansi. Oleh karena itu, suatu instansi
perlu melakukan penilaian kinerja pegawai untuk mengetahui
keberhasilan atau ketidak berhasilan dalam melaksanakan tugasnya.
Permasalahan yang terjadi di RSUD Serang yaitu proses penilaian
yang dilakukan masih menggunakan cara manual sehingga proses
penilaian kinerja pegawai menjadi lambat dan tidak akurat. Dalam
penilaian kinerja pegawai masih bersifat subjektif. Belum adanya
program aplikasi dalam mendukung pengambilan keputusan dan pihak
rumah sakit kesulitan dalam menentukan prestasi kinerja pegawai.
Berdasarkan hal tersebut, penulis merancang sistem pendukung
keputusan penilaian kinerja pegawai menggunakan Analitycal
Hierarchy Process (AHP) di RSUD Serang. Metode Analitycal
Hierarchy Process (AHP) adalah suatu model pengambilan keputusan
yang komprehensif dan terstruktur. Sistem ini dibangun dengan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 dan SQLyog sebagai database. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sistem yang dibangun mampu
memberikan hasil perhitungan secara otomatis sesuai dengan hasil
perhitungan yang dilakukan secara manual. Diharapkan dengan sistem
yang dirancang dapat membantu pengambil keputusan yang bersifat
objektif dan pada proses penilaian kinerja pegawai yang lebih efisien”.
Menurut (Fauzi, Hidayatulloh, 2017:65)Penilaian Kinerja Karyawan
Pada PT. Telecom Visitama Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Proces. Pengambilan Keputusan adalah pemilihan beberapa
tindakan alternative yang ada untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan atau maksud yang telah ditentukan. Permasalahan terjadi jika
ada pendukung keputusan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan
kurangnya sikap objektif dalam pengambilan keputusannya. Fuzzy
Multi Attribute Decision Making (F-MADM) merupakan salah satu
sistem penunjang keputusan yang cukup sederhana dan dapat menjadi
14
salah satu metode alternatif dalam mengambil keputusan jika
alternative atau variabel yang digunakan cukup banyak. Dalam
penelitian ini, penelitian dilakukan untuk melakukan pemilihan
karyawan berprestasi dengan menggunakan Metode Analytical
Hierarcy Process (AHP) dimana metode ini akan menggunakan faktor-
faktor yang telah ada sesuai dengan ketentuan perusahaan, kriteria
yang ada akan dicari prioritas dari masing-masing kriteria untuk
mengetahui kriteria mana yang lebih penting. Keputusan yang dapat
diambil berdasarkan hasil dari stimuli responden yaitu dengan
pemberian kuesioner yang berisi perbandingan antar kriteria dan
alternatif sebagai uji coba terhadap keputusan yang terlibat dalam
pemilihan karyawan. Dan dengan menggunakan tools expert choice
2000 dalam pengolahan data dengan Metode Analytical Hierarcy
Process (AHP). Hasil akhir untuk bobot kriteria 14.8% untuk
kedisiplinan, 16.3% untuk sikap, 32.6% untuk bertanggung jawab, dan
tertinggi 36.3% untuk kejujuran. Sedangkan untuk bobot alternative
20.3% untuk Desi Aryani, 25.9% untuk Muhammad Rozi, 24.4%
untuk Siska Sylviani dan tertinggi 29.5% untuk Ananta Suryana.
2.3. Tinjauan Organisasi/Objek Penelitian
Tinjauan organisasi/objek penelitian pada dasarnya merupakan apa
yang ingin diselidiki di dalam kegiatan penelitian.
Menurut (Wahjono, 2015:15) Manajemen sumber daya manusia adalah
Upaya sadar dalam mengelola manusia dalam mencapai tujuan organisasi
melalui serangkaian tindakan manajerial.
2.3.1. Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian kinerja karyawan pada dasarnya merupakan proses yang
digunakan organisasi/perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Jika
dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat yang penting
bagi pegawai yang dinilai, penilai, dan departemen kepegawaian, serta
organisasi/perusahaan. Setiap atasan dalam suatu departemen harus menilai
kinerja karyawan yang berada dibawahnya untuk mendapatkan suatu
gambaran hasil penilaian kinerja karyawan, dapat ditentukan pembinaan,
15
tindakan administratif dan keputusan-keputusan yang akan diambil
berikutnya.
2.3.2. Macam-macam Penilaian Kinerja Karyawan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditemukan pada bab 1,
maka ada beberapa kriteria penilaian karyawan yang akan dijadikan
perbandingan dalam penelitian ini, adapun penilaian karyawan yang
dimaksud dalam alternatif pilihan adalah sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia dengan tingkah laku
maupun perbuatannya yang disengaja atau yang tidak disengaja.
Kemudian, tanggung jawab juga termasuk sebuah perwujudan
kesadaran mengenai kewajiban. Dalam ruang lingkup pekerjaan pasti
ada aturan yang berbeda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lainnya. Ada yang mempunyai tanggung jawab menjadi seorang
pimpinan dan ada juga yang menjadi bawahan, dan seluruhnya
termasuk bagian yang tidak terpisahkan dari ruang lingkup pekerjaan.
2. Target Yang Dicapai Karyawan
Berdasarkan pencapaian target, target dibedakan menjadi dua yaitu
target individu dan target team. Target individu adalah target yang harus
dicapai karyawan sesuai job description nya yang telah menjadi kewajiban
karyawan sebagai ikatan kepada perusahaan. Sedangkan target team adalah
target unit atau target kolektif, target ini dibebankan kepada team sesuai
dengan rencana kerja anggaran perusahaan yang disepakati diawal tahun
atau perubahan target yang disepakati bersama.
16
3. Tingkat Kehadiran Karyawan
Dalam berbagai hal, kedisiplinan merupakan faktor terpenting bagi
kemajuan perusahaan. Bagi beberapa perusahaan, kedisiplinan merupakan
faktor utama yang harus diperhatikan terutama kedisiplinan dalam hal
absensi. Karna bagi beberapa perusahaan kurangnya kedisiplinan dalam hal
absensi bisa membuat produktivitas menurun, itulah sebabnya absensi atau
daftar kehadiran menjadi salah satu faktor yang mulai diperhatikan dalam
sumber daya manusia.
2.3.3 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Menteri Sosial pertama pada masa awal kemerdekaan dipercayakan
pada Mr. Iwa Kusuma Sumantri yang ada waktu itu membawahi kurang
lebih 30 orang pegawai untuk Bagian Perburuhan da beberapa n Bagian
Sosial. Hampir semua pegawai tersebut kurang/tidak berpengetahuan dan
berpengalaman cukup mendalam dalam bidang perburuhan dan bidang
sosial. Pada awalnya kantor Kementerian Sosial berlokasi di Jalan Cemara
no. 5 Jakarta namun pada waktu Ibu kota Republik Indonesia pindah ke
Yogyakarta, pada tanggal 10 Januari 1946 kantor Kementerian Sosial ikut
pindah ke gedung Seminari di Jl. Code Yogyakarta. Kemudian ketika
pemerintahan Republik Indonesia pindah kembali ke Jakarta, Kantor
Kementerian Sosial menempati kantor di Jalan Ir.Juanda 36 Jakarta Pusat,
dan mengalami perpindahan lokasi lagi ke Jalan Salemba Raya 28 Jakarta
Pusat sampai sekarang.
a. Masa Pembubaran (Likuidasi)
17
Pada saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Departemen
Sosial (Kementerian Sosial) dan Departemen Penerangan dibubarkan. Saat
itu Presiden Abdurrahman Wahid menggagas bahwa pelayanan
kesejahteraan sosial cukup dilakukan oleh masyarakat. Namun keadaan
berkata lain, secara tidak diduga pula, saat itu muncul berbagai masalah
kesejahteraan sosial seperti bencana alam, bencana sosial, populasi anak
jalanan dan anak telantar semakin bertambah terus jumlahnya, sehingga para
mantan petinggi Kementerian Sosial pada waktu itu menggagas untuk
dibentuknya sebuah Badan yang berada langsung di bawah Presiden, maka
terbentuklah Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN).
b. Masa Penggabungan
Terbentuknya BKSN ini permasalahan tidak segera terentaskan, malah
yang terjadi serba kekurangan karena tidak berimbangnya populasi
permasalahan sosial dengan petugas yang dapat menjangkaunya dan
kewenangan BKSN juga sangat terbatas. Dengan pertimbangan seperti itu
maka pada Kabinet Persatuan Nasional, Kementerian Sosial dimunculkan
kembali tetapi digabung dengan Departemen Kesehatan. Nomenklaturnya
menjadi Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Gagasan
penggabungan ini juga tidak memberikan solusi permasalahan kesejahteraan
sosial secara memadai, padahal populasi permasalahan sosial semakin
kompleks. Kemudian pada masa Kabinet Gotong Royong, Kementerian
Sosial difungsikan kembali untuk menyelenggarakan tugas-tugas
pembangunan di bidang kesejahteraan sosial. Kementerian Sosial Republik
Indonesia (disingkat Kemensos) dahulu Departemen Sosial (disingkat
18
Depsos) adalah kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan dan
membidangi urusan dalam negeri di dalam pemerintahan untuk membantu
presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di bidang sosial.
Kementerian Sosial saat ini dipimpin oleh seorang Menteri Sosial (Mensos)
yang sejak tanggal 27 Oktober 2014 dijabat oleh Khofifah Indar Parawansa.
Kementerian Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di
bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas,
Kementerian Sosial menyelenggarakan fungsi perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin;
penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu; penetapan
standar rehabilitasi sosial; koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi
dilingkungan Kementerian Sosial; pengelolaan barang milik/kekayaan
Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial pengawasan atas
pelaksanaan tugas dilingkungan Kementerian Sosial, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Sosial di daerah
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan
kesejahteraan sosial, serta penyuluhan sosial dan pelaksanaan dukungan
yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Sosial.
2.3.4. Visi dan Misi Perusahaan
19
Adapun visi dan misi Kementrian Sosial Republik Indonesia adalah
berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintah yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
3. Membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa-desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial indonesia
2.3.5.Struktur Organisasi dan Fungsi Perusahaan
A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau
unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan
bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-
kegiatan berbeda yangdikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi
juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran
20
perintah maupun penyampaian laporan. Struktur organisasi merupakan
susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat
pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan
kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan
juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi. Di dalam
struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara
wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat
suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan. Itulah beberapa
definisi struktur organisasi.
B. Fungsi Struktur Organisasi
Adapun fungsi / kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi,
berikut dibawah ini penjelasannya:
1. Kejelasan tanggung jawab
Setiap anggota dari organisasi harus dapat bertanggung jawab dan juga
apa saja yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota suatu organisasi
tentunya harus dapat bertanggung jawab kepada pimpinannya atau kepada
atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena pelaksanaan atau
implementasi kewenangan tersebut yang perlu dipertanggungjawabkan.
Itulah fungsi struktur organisasi tentang kejelasan tanggung jawab.
2. Kejelasan kedudukan.
21
Selanjutnya yaitu kejelasan mengenai kedudukan,disini artinya
anggota atau seseorang yang ada didalam struktur organisasi sebenarnya
dapat mempermudah dalam melakukan koordinasi dan hubungan, sebab
adanya keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah di
percayakan kepada seseorang atau anggota.
3. Kejelasan mengenai jalur hubungan.
Fungsi selanjutnya yaitu sebagai kejelasan jalur hubungan maksudnya
dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab setiap pegawai didalam
sebuah organisasi maka akan dibutuhkan kejelasan hubungan yang
tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian suatu pekerjaan
akan semakin lebih efektif dan dapat saling memberikan keuntungan.
4. Kejelasan uraian tugas.
Dan Fungsi lainnya yaitu kejelasan mengenai uraian tugas didalam
struktur organisasi akan sangat membantu pihak atasan atau pimpinan untuk
dapat melakukan pengawasan maupun pengendalian, dan juga bagi bawahan
akan dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu tugas atau
pekerjaan karena uraian yang jelas. Itulah salah satu fungsi sebagai kejelasan
uraian tugas.
Bagan struktur organisasi pada Kementrian Sosial Reublik Indonesia
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Biro Oganisasi dan
Kepegawaian
Bagian
Organisasi dan
Tata Laksana
22
Sumber : Biro Organisasi/Kepegawaian Kementrian Sosial RI 2017
Gambar II.1 Struktur Organisasi Kementrian Sosial RI
Berdasarkan struktur organisasi Kementrian Sosial RI, berikut ini akan
diuraikan tugas dan wewenang masing-masing bagian, sebagai berikut:
1. Biro Organisasi dan Kepegawaian
Biro organisasi dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
pengelolahan kepegawaian serta penataan organisasi dan
ketatalaksanaan.
2. Bagian Organisasi dan Tata Laksana
Bagian organisasi dan tata laksana mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan lemebagaan,
analisa jabatan, ketatalaksanaan, dan pelayanan administrasi
kepegawaian.
a. Sub Bagian Organisasi
Bagian Perencanaan
dan Formasi
Pegawai
Bagian
Pengembangan
Pegawai
Bagian Mutasi
Pegawai
Subbagian
Organisasi
Subbagian
Tata Laksana
Subbagian
Pemantauan Evaluasi
dan Pelaporan
Subbagian
Perencanaan
Subbagian
Formasi dan
Pengadaan
Pegawai
Subbagian tata
usaha biro
Subbagian Kebutuhan
Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai
Subbagian Disiplin
Penilaian kinerja dan
Penghargaan
Subbagian
Pengembangan Karir
Subbagian
Pengangkatan dan
Pemindahan Pegawai
Subbagian
Pemberhentian
Pegawai
Subbagian Data dan
Dokumentasi
Kelompok Jabatan
Fungsional
23
Mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan,
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, pelayanan publik
dan pengembangan kinerja organisasi.
b. Sub Bagian Tata laksana
Mempunyai tugas melaksanakan penataan organisasi, tata laksana, dan
evaluasi kinerja organisasi.
c. Sub Bagian Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan
mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi evaluasi dan
pelaporan.
3. Bagian Perencanaan dan Formasi Pegawai
Bagian perencanaan dan formasi pegawai mempunyai tugas
melaksanakan analisis kebutuhan pegawai, penyusunan pedoman
perencanaan dan pengadaan SDM.
a. Sub Bagian Perencanaan
mempunyai tugas merencanakan kegiatan perencanaan dan pelaporan
berdasarkan rencana kerja, membimbing bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas sesuai permasalahan.
b. Sub Bagian Formasi dan Pengadaan
Mempunyai tugas perencanaan kegiatan urusan formasi dan pengadaan
pegawai, menyusun bahan rencana strategis, membuat rencana
kegiatan dan anggaran.
c. Sub Bagian Tata Usaha Biro
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan
bahan pembinaan penataan kelembagaan.
4. Bagian Pengembangan Pegawai
24
Bagian pengembangan pegawai melaksanakan penyusunan program
kerja, melaksanakan kebutuhan pegawai.
a. Sub Bagian Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Mempunyai tugas penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis,
perumusan dan penyusunan bahan pelaksanaan kebijkan daerah
dibidang pendidikan dan latihan.
b. Sub Bagian Disiplin, Penilaian Kinerja, dan Penghargaan
mempunyai tugas merencanakan program dan kegiatan penilaian
kinerja, penghargaan dan disiplin serta data dan sistem informasi
c. Sub Bagian Pengembangan Karir
Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan laporan biro, menyusun
program kerja, menyiapkan bahan pembinaan sistem pola karir.
5. Bagian Mutasi Pegawai
Bagian mutasi pegawai melaksanakan penyusunan program kerja
bagian, penyusunan bahan pedoman mutasi jabatan pimpinan tinggi
dan jabatan administrasi, melaksanakan penyiapan bahan penetapan
pengangkatan dan pemberhentian.
a. Sub Bagian Pengangkatan dan Pemindahan Pegawai
Mempunyai tugas melaksanakan urusan pengangkatan dan
kepangkatan pegawai serta pemindahan pegawai
b. Sub Bagian Pemberhentian Pegawai
Mempunyai tugas melaksanakan urusan pemberhentian pegawai
seperti menyiapkan bahan pemindahan, pemensiunan.
c. Sub Bagian Data dan Dokumentasi
25
Mempunyai tugas mengelolah data serta dokumentasi pegawai
2.3.6. Sampel Penelitian
Sampel merupakan salah satu unsur dari populasi yang hendak
dijadikan suatu objek penelitian. Apabila penelitian menggunakan sampel
maka yang bisa didapat yaitu ciri-ciri sampel yang diharapkan bisa menaksir
ciri-ciri populasi.
Menurut (Sugiyono, 2017:81) Metode Penelitian. Bandung. “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
2.3.7. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah suatu teknik sampling yang dipilih
secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat
deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memiliki
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Menurut (Sugiyono, 2017b) Simple Random Sampling dikatakan
sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi itu.
Diambil secara random
Sumber: Sugiyono, 2017, Metode Penelitian
Gambar II.2. Teknik Simple Random Sampling
Populasi
homogen/rel
atif
homogen
Sampel yang
respresentati
f
26
2.3.8. Geometric Mean
Geometric mean adalah rata-rata yang menunjukan kecenderungan
sentral atau nilai khas dari sekumpulan angka dengan menggunakan produk
dari nilainnya. Arti geometrik didefinisikan sebagai akar ke- n dari produk
nomor n, yaitu untuk satu set angka , , ..., mean geometrik
didefinisikan sebagai berikut
Sumber: http://www.google.co.id/#q=geometric
Gambar II.3. Geometric Mean