bab ii landasan teori€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan...

15
BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini diberikan beberapa kajian teori dan relevansi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat digunakan untuk mengkaji dan juga menyelesaikan atau menjawab permasalahan penelitian. Bagian ini diawali dengan pengertian sejarah, kemudian perertian kekuasaan. 2.1 Pengertian Sejarah Secara etimologi kata sejarah dalam bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa Melayu yang juga diambil dari bahasa Arab yaitu Syajaratum yang mengandung arti batang pohon yang bercabang-cabang atau beranting. Makna secara harfiah itu kemudian dikenakan kepada manusia, yaitu dihubungkan dengan keturunan atau asal-usul dan juga ada yang mengidentifikasi dengan silsilah. Makna keturunan itu tidak berlaku untuk umum, tetapi dikhususkan kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. Bila keturunan elite istana itu digambarkan secara sistematis dan kronologis akan membentuk ranting-ranting keturunan (Widiarto, 2007: 1-2). Roeslan Abdulgani berpendapat bahwa sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian- kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil 5

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

BAB II

LANDASAN TEORI

Bagian ini diberikan beberapa kajian teori dan relevansi penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat digunakan untuk mengkaji dan juga

menyelesaikan atau menjawab permasalahan penelitian. Bagian ini diawali

dengan pengertian sejarah, kemudian perertian kekuasaan.

2.1 Pengertian Sejarah

Secara etimologi kata sejarah dalam bahasa Indonesia itu berasal dari

bahasa Melayu yang juga diambil dari bahasa Arab yaitu Syajaratum yang

mengandung arti batang pohon yang bercabang-cabang atau beranting. Makna

secara harfiah itu kemudian dikenakan kepada manusia, yaitu dihubungkan

dengan keturunan atau asal-usul dan juga ada yang mengidentifikasi dengan

silsilah. Makna keturunan itu tidak berlaku untuk umum, tetapi dikhususkan

kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. Bila keturunan elite istana itu

digambarkan secara sistematis dan kronologis akan membentuk ranting-ranting

keturunan (Widiarto, 2007: 1-2).

Roeslan Abdulgani berpendapat bahwa sejarah adalah salah satu cabang

ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan

perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-

kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil

5

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi

penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

menurut Bernheim dalam (Widiarto, 2007: 7) menyatakan bahwa ilmu

sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan peristiwa-peristiwa dalam

waktu dan ruang yang dihubungkan dengan perkembangan aktifitas manusia baik

yang bersifat individu maupun bersifat kelompok sebagai kehidupan masyarakat

dalam hubungan timbal balik antara rohaniah dan jasmaniah. Berdasarkan

pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, dan waktu dan

ketiga unsur tersebut sangat penting dalam memahami sejarah secara kritis.

Bila dilihat berdasarkan istilah sejarah memiliki 3 makna, yakni sejarah

sebagai peristiwa masa lampau, sejarah sebagai kisah tentang masa lampau dan

sejarah sebagai ilmu tentang masa lampau .

2.1.1 Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah sebagai peristiwa atau kejadian sama artinya dengan geschichte

dalam bahasa Jerman yang berasal dari kata geschehen yang berarti pula telah

terjadi atau kejadian, sama pula artinya dengan res gestae dalam bahasa Latin

yang bermakna hal-hal yang telah terjadi. Sejarah merupakan peristiwa yang

sungguh-sunggu terjadi atau fakta, merupakan sebagian atau keseluruhan dari

suatu peristiwa yang dapat disaksikan secara langsung maupun tidak langsung.

Penulisan sejarah mengenai peristiwa atau kejadian tidak dapat hanya melihat

bahwa suatu peristiwa atau kejadian telah terjadi, tetapi juga dipengaruhi oleh

6

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

faktor-faktor yang mendukung hingga munculnya peristiwa tersebut (Louis

Gottschalk, 1975: 27).

Pengertian sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat atau ciri-ciri einmalig

dan unik. Einmalig berarti sekali terjadi, setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan

tak akan pernah terulang kembali. Sedangkan sifat unik menunjuk sebagai satu-

satunya yang berarti tidak ada duanya. Pengertian ini dipertegas lagi oleh

sejarawan berkebangsaan Inggris R.G. Collingwood, yang mengatakan bahwa

sejarah sebagai rerum gestarum atau kisah dari peristiwa yang telah terjadi di

masa lalu, yang hanya menjadi cerita atau kisah, kisah peristiwa aktivitas manusia

di masa silam atau lampau (Louis Gottchalk, 1975: 29).

2.1.2 Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai kisah adalah rekaan hasil rekonstruksi manusia, yang

berupa cerita yang disusun berdasarkan pendapat seseorang, tentu saja sejarah

sebagai rekaman peristiwa masa lampau itu tidak sama dengan peristiwa itu

sendiri. Karena ditulis bardasarkan memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap

suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Sejarah sebagai kisah adalah sejarah dalam pengertian subjektif. Disebut

subjektif karena dalam penulisan sejarah tersebut telah mendapatkan penafsiran

dari penyusunan cerita sejarah. Dalam hal ini sejarawan mempunyai peran, artinya

mereka menyusun cerita sejarah berdasarkan jejak-jejak sejarah (sejarah sebagai

peristiwa) namun tetap dipengaruhi oleh sudut pandang sejarawan itu sendiri.

Sejarah sebagai kisah adalah sejarah sebagaimana dikisahkan secara tertulis

7

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

berdasarkan hasil penelitian. Dengan kata lain, sejarah sebagai kisah adalah

rekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan fakta sejarah. Sejarah sebagai kisah

atau rekaman masa lampau dapat di ulang-ulang (Kuntowijoyo, 1999: 2).

2.1.3 Sejarah Sebagai Ilmu

Pengertian sejarah sebagai kisah mengembangkan konsep sejarah sebagai

ilmu yang disebut ilmu sejarah, istilah-istilah dalam bahasa barat seperti halnya

history dalam Inggris, histoire dalam bahasa Prancis, historia dalam bahasa Latin,

bersumber dari kata benda istor atau histor dalam bahasa Yunani yang berarti

orang pandai atau bijak, sedangkan kata kerjanya historein lebih menunjuk suatu

pengertian yang mengarah kepada konsep ilmu (Kuntowijoyo, 1999: 1).

Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan tentang

masa lampau, yang di susun secara sistematis dengan menggunakan metode

kajian secarah ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai peristiwa masa

lampau. Oleh karena itu, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan harus

dibuktikan secara keilmuan dengan menggunakan metode-metode dan berbagai

standar yang dapat dipertang gungjawabkan.

Kebenaran itu harus dapat dibuktikan dari sumber sejarah seperti

dokumen, prasasti, naskah, buku harian, surat-surat atau apapun yang dapat

dijadikan sumber sejarah yang telah di uji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu

fakta sejarah. Menurut Kuntowijoyo, sejarah sebagai ilmu memiliki ciri sebagai

berikut:

8

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

a) Bersifat Empirik.

Secara etimologi kata empirik berasal dari istilah bahasa Yunani :

Empeirea, artinya: Pengalaman. Sejarah termasuk juga pada ilmu-ilmu

empirik. Artinya sejarahpun mendasarkan diri pada pengalaman serta

pengamatan manusia. Memang harus diakui bahwa pengamatan sejarah

tidak mungkin dilakukan secara langsung terhadap objeknya seperti halnya

pada ilmu-ilmu alam. Objek ilmu sejarah adalah masa lampau. Masa

lampau itu sendiri sudah tidak lagi dapat diamati dan dialami lagi, karena

memang sudah lampau dan hilang ditelan waktu. Yang masih dapat

diamati dalam sejarah adalah peninggalan-peninggalan yang masih tersisa,

bukti-bukti serta kesaksian dari para pelaku sejarah. Peninggalan-

peninggalan tersebut kemudian diteliti oleh para sejarawan untuk

menemukan fakta yang akan diinterpretasi/ditafsirkan menjadi tulisan

sejarah (Kuntowijoyo, 1999: 61).

b) Objek Sejarah.

Objek dalam bahasa Latin adalah objectus berarti harapan atau tujuan.

yang menjadi objek ilmu sejarah adalah waktu, berbeda dengan ilmu-ilmu sosial

yang berupaya memahami perilaku manusia di waktu sekarang, maka ilmu sejarah

lebih berusaha untuk memahami perilaku manusia di waktu lampau. Waktu yang

dikaji dalam sejarah adalah waktu subjektif, ialah waktu yang dialami dan

dirasakan oleh manusia. Makna waktu bagi manusia tergantung relasinya terhadap

dirinya (Kuntowijoyo, 1999: 61)

9

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

c) Metode Sejarah.

Metode dalam bahasa Yunanai adalah methodos yang berarti cara.

Sejarah memiliki metode tersendiri yaitu metode sejarah, dengan metode

sejarah itulah akan dikaji keaslian sumber data sejarah, kebenaran

informasi sejarah, serta bagaimana dilakukan interpretasi dan inferensi

terhadap sumber data sejarah tersebut (Kuntowijoyo, 1999: 63)

d) Teori Sejarah

Teori dalam bahasa Yunani adalah theoria yang berarti renungan.

Sejarah memiliki teori ilmu pengetahuan (epistemology) sendiri yang

memberikan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah ilmu sejarah. Sejarah

memiliki teori-teori tersendiri mengenai kebenaran, objektivitas,

subjektivitas, generalisasi dan hukum sejarah. Sejarah sebagai ilmu telah

memiliki tradisi yang tua lagi panjang.Tiap kurun zaman berkembang pula

filsafat sejarah tersendiri (Kuntowijiyo, 1999: 61)

2.2 Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan merupakan gejala yang selalu ada di masyarat manapun, yang

membedakan hanya bentuk-bentuk gejala kekuasaan itu sendiri. Ada banyak

pandangan yang berbeda mengenai kekuasaan, akan tetapi ada satu inti yang yang

Nampak dalam semua perumusan itu, yaitu bahwa kekuasaan dianggap sebagai

kemampuan pelaku untuk mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikaan

rupa, sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari

10

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

pelaku yang mempunyai kekuasaan. Dalam perumusan ini pelaku bisa berupa

seseorang, sekolompok orang atau suatu kolektivitas, Budiardjo (1984: 9)

Menurut pandangan sosiolog R.J. Moken dikutip dalam Budiarjo (1984:

18) kekuasaan adalah kemampuan dari pelaku (seseorang, kelompok atau

lembaga) untuk menetapkan secara mutlak atau mengubah (keseluruhannya atau

sebagiannya) alternatif-alternatif bertindak atau alternatif-alternatif memilih,

yang bersedia bagi pelaku-pelaku lain.

Kemudian Isjwara dikutip dalam Suryadi (2007: 51), menjelaskan bahwa

kekuasaan adalah gejala sosial yang terdapat dalam pergaulan hidup. Kekuasaan

merupakan gejala antar individu, antara individu dengan kelompok, antara

kelompok dengan kelompok, atau antara negara dengan Negara. Kekuasaan ialah

kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah

laku atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keinginan dan

tujuan orang yang mempunyai kekuasaan itu.

Kekuasaan seringkali pula dikatakan mempunyai sifat multiform. Ini

berarti kekuasaan itu diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti kekuasaan

spiritual, ekonomi, politik dan sebagainya. Berbagai bentuk kekuasaan tersebut

merupakan bagian dari kekuasaan sosial. Dalam hubungan ini kekuasaan sosial

boleh dianggap sebagai genus, sedangkan bentuk-bentuk kekuasaan yang lain

dianggap sebagai species dari genus kekuasaan sosial Haricahyono dikutip dalam.

Unsur pokok yang mendasari keberadaan kekuasaan ialah rasa takut, rasa

cinta, kepercayaan, dan pemujaan atau sugesti. Keempat unsur ini senantiasa

11

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

dimanfaatkan penguasa dalam menjalankan kekuasaannya, saluran pelaksanaan

kekuasaan dapat berupa sebagai berikut:

1. Saluran militer, tujuan utamanya adalah menimbulkan rasa takut dalam

diri masyarakat, sehingga mereka tunduk pada kemauan penguasa.

2. Saluran ekonomi, penguasa berusaha menguasai segala jaringan

ekonomi. Sehingga penguasa dapat menyalurkan perintah-perintahnya

melalui berbagai peraturan perokonomian, baik masalah modal, buruh,

ekspor-impor, dan sebagainya.

3. Saluran politik, penguasa sengaja membuat berbagai peraturan yang

harus ditaati masyarakat agar berbagai perintahnya berjalan lancar.

Untuk itu sengaja diangkat para pejabat yang loyal.

4. Saluran tradisi, penguasa mempelajari dan memanfaatkan tradisi yang

berlaku dalam masyarakat guna kelancaran pemerintah.

5. Saluran ideologi, penguasa mengemukakan serangkaian ajaran dan

doktrin hingga menjadi suatu ideologi bangsa, sekaligus menjadi dasar

pembenaran segala sikap dan tindakan selaku penguasa.

6. Saluran lainnya, berupa pers, kebudayaan, keagamaan, dan sebagainya.

2.2.1 Kekuasaan sosial

Kekuasaan sosial (social power) adalah suatu bentuk konsep sosiologis

yang disebut sosial kontrol. Tujuan dari kontrol sosial adalah untuk

mendisiplinkan para anggota-anggota kelompok terhadap aturan-aturan atau

norma-norma kelompok Suryadi (2007: 22). Kekuasaan dalam dalam masyarakat

12

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

tidak saja sebagai kontrol sosial tetapa juga pengendali dan penciptaan ketertiban

di masyarakat.

Fenomena kekuasaan di masyarakat ini tidak saja terjadi pada masyarakat

modern tetapi juga pada masa masyarakat tradisional. Pada masa masyarakat

tradisional peran-peran norma, adat-istiadat kebiasaan yang melalui tangan-

tangan kepala suku, raja atau pemimpin, dan kelompok dapat mengontrol dan

mengendalikan masyarakat.

Budiardjo (1991: 14) mengemukakan bahwa kekuasaan sosial adalah

keseluruhan dari kemampuan, hubungan-hubungan dan proses-proses yang

menghasilkan ketaatan dari fihak lain untuk tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh

pemegang kekuasaan.

Kemudian menurut Haricahyono dikutip dalam Suryadi (2007: 23)

mengatakan bahwa, kekuasaan sosial adalah kemampuan untuk mengendalikan

tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan memberi perintah

maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang

tersedia.

Berdasarkan itu menurutnya kekuasaan dalam suatu masyarakat selalu

berbentuk piramida. Ini terjadi karena kenyataan bahwa kekuasaan yang satu

membembuktikan dirinya lebih unggul dari yang lain, hal ini berarti bahwa yang

satu lebih kuat dengan jalan mengsubordinasi kekuasaan lainnya. Atau dengan

kata lain struktur piramida kekuasaan itu terbentuk oleh kenyataan dalam sejarah

13

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

manusia, bahwa golongan yang berkuasa (dan yang memerintah) itu relatif selalu

lebih kecil jumlahnya daripada golongan yang dikuasai dan yang diperintah.

Terkait dengan pengertian dengan kekuasaaan, Mac Iver membuat dalam

bentuk piramida kekuasaan dan membagi dalam tiga pola umum (Suryadi, 2007:

54)

Tipe pertama adalah dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Biasanya

dijumpai pada masyarakat yang berkasta, dimana garis pemisah tak mungkin

ditembus, seperti pada gambar di bawah ini:

Keterangan:Keterangan:1 Raja (monarki)2 Kaum Bangsawan3 Orang-orang yang bekerja di pemerintahan4 Pegawai Rendah5 Tukang dan Pelayan6 Petani dan Buruh tani7 Budak

1

2

3

4

5

6

7

Gambar 2. Piramida Kasta (Sumber : Mc Ever, 1983 hal 113)

Pada puncak piramida kekuasaan berada di tangan raja, berikutnya

bangsawan, orang pekerja pemerintah, tukang-tukang dan pelayan-pelayan, petani

dan buruh, serta pada level bawah budak-budak. Tipe kedua adalah oligarki yang

masih memiliki pemisahan yang tegas, namun terbuka kesempatan bagi warga

biasa untuk memperoleh kekuasaan tertentu. Tipe ketiga adalah demokratis

14

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

menunjukan kenyataan akan adanya garis-garis pemisah yang sangat terbuka,

dengan ditentukan oleh kemampuan dan factor keberuntungan.

Bentuk piramida kekuasaan sosial terus mengalami adaptasi, sesuai

dengan perkembangan di masyarakat. Artinya bentuk piramida kekuasaan tetap

ada atau tidak hilang oleh perubahan masyarakat, yang berubah hanyalah simbol

komponen kekuasaan itu.misalnya pada masyarakat modern, piramida kekuasaan

lebih beragam dan diisi oleh komponen-komponen individu berdasarkan

kekuasaan materi dan kekuasaan legal formal (pemerintah).

2.2.2 Kekuasaan politik

Kekuasaan politik sering diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi

kebijaksanaan umum pemerintah, baik terbentuknya maupun akibat-akibat yang

sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan itu sendiri (Suryadi, 2007: 55).

Pada dasarnya kekuasaan politik merupakan bagian dari kekuasaan sosial.

Yakni kekuasaan sosial yang fokusnya ditujukan kepada Negara sebagai satu-

satunya pihak yang berwenang yang mempunyai hak untuk mengendalikan

tingkah laku sosial dengan paksaan. Kekuasaan politik tidak hanya mencakup

kekuasaan untuk memperoleh ketaatan dari warga masyarakat, tetapi juga

menyangkut pengendalian orang lain dengan tujuan untuk memperoleh tindakan

dan aktifitas Negara dibidang administrasi, legislatif dan yudikatif. Sehingga

suatu kekuasaan politik tidaklah mungkin tanpa penggunaan kekuasaan,

kekuasaan itu harus digunakan dan dijalankan. Apabila penggunaan kekuasaan itu

berjalan dengan efektif, hal ini dapat disebut sebagai kontrol (penguasaan atau

15

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

pengendalian). Dengan sendirinya untuk menggunakan kekuasaan politik harus

ada penguasa yaitu aktor yang memegang kekuasaan dan adanya alat atau sarana

agar penggunaan kekuasaan itu dapat dilakukan dengan baik (Suryadi, 2007: 56).

Dalam perspektif yang lebih luas, menurut Surbakti dikutip dalam Suryadi

(2007: 56) untuk memahami gejala politik dalam perspektif kekuasaan secara

tuntas maka kekuasaan di tinjau dari enam dimensi, yaitu:

1. Potensial dan aktual. Sesorang dipandang mempunyai kekuasaan potensial

apabila dia memiliki sumber-sumber kekuasaan seperti kekayaan, tanah,

senjata, pengetahuan dan informasi, popularitas, status sosial yang tinggi,

masa yang terorganisasi dan jabatan. Sebaliknya sesorang dipandang

memiliki kekuasaan actual apabila ia telah menggunakan sumber-sumber

yang dimilikinya kedalam kegiatan politik secara efektif (mencapai

tujuannya). Sebagai contoh seorang pengusaha mempengaruhi para

pembuat keputusan politik.

2. Konsesus dan paksaan. Dalam menganalis hubungan kekuasaan maka

seseorang harus membedakan kekuasaan yang berdasarkan konsesus

dengan kekuasan yang yang berdasarkan paksaan. Politik yang

menekankan pada aspek konsensus dari kekuasaan akan cenderung

melihat elit politik sebagai orang sedang barusaha menggunakan

kekuasaan untuk mencapai tujuan masyarakat secara keseluruhan.

Sebaliknya politik yang menekankan aspek kekuasaan akan cenderung

16

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

memandang politik sebagai perjuangan, pertentangan, dominasi dan

konflik.

3. Positif dan negatif. Kekuasaan positif dimaksudkan dengn penggunaan

sumber-sumber kekuasaan untuk mencapai tujuan yang dipandang penting

dan diharuskan, sedangkan kekuasaan negatif ialah penggunaan sumber-

sumber kekuasan untuk mencegah pihak lain mencapai tujuannya yang

tidak hanya dipandang tidak perlu, tetapi juga merugikan pihaknya.

4. Jabatan dan pribadi. Pada masyarakat maju dan mapan baik jabatan dan

kualitas diri pribadi yang menduduki jabatan merupakan sumber

kekuasaan. Sebaliknya pada masyarakat yang sederhana, struktur

kekuasaan yang didasarkan atas pribadi tampak lebih menonjol daripada

kekuasaan yang terkandung dalam jabatan.

5. Implisit dan eksplisit. Kekuasaan implisit adalah pengaruh yang tidak

dapat dilihat tetapi dirasakan, sedangkan kekuasaan eksplisit adalah

pengaruh yang terlihat secara jelas dan dirasakan.

6. Langsung dan tidak langsung. Kekuasaan langsung ialah penggunaan

sumber-sumber untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan

politik dengan melakukan hubungan secara langsung, tampa melalui

perantara. Sementara itu kekuasaan tidak langsung adalah penggunaan

sumber-sumber untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan

politik melalui perantara pihak lain yang diperkirakan mempunyai

17

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

pengaruh yang lebih besar terhadap pembuat dan pelaksana keputusan

politik

2.3 Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh

R. Z. Leirisa (1990) dalam disertasinya yang berjudul “Masyarakat Halmahera

dan Raja Jailolo: Studi Tentang Masyarakat Maluku Utara”. Penelitian ini

membahas bagaimana perdangangan rempah-rempah di Maluku Utara pada abad

17 oleh kerajaan Ternate, Tidore dan Bacan, yang mempunyai hubungan formal

dengan VOC. Leirisa juga mengatakan bahwa sebelum abad ke17 ada pula satu

kerajaan lain, yaitu kerajaan Jailolo yang berpusat dipulau Halmahera, pulau yang

terbesar di Maluku Utara, yang merupakan kerajaan yang tertua dan yang utama.

Kerajaan tersebut hilang dalam awal abad ke 17 karena dianeksasi oleh

Ternate dengan bantuan VOC. Pembahasan Lerisa lebih memfokuskan mengenai

kerajaan Jailolo setelah dianeksasi oleh Kesultanan Ternate dan Tidore. Serta

usaha Nuku (Sultan Tidore) untuk menghidupkan kembali kerajaan Jailolo dengan

mengangkat Raja Jailolo baru yang berada di Seram Pasir.

Penelitian ini berbeda dengan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal yang

berbeda pertama adalah tahun keberadaan kerajaan Jailolo, Lerisa melihat pada

abad 17, dan penelitian yang dilakukan sekarang mengkaji pada tahun 1534-1551.

Perbedaan yang kedua adalah kajian masyarakat dan letak kerajaan, penelitian ini

merupakan kerajaan asli dari Jailolo yang ada di Halmahera, sedangkan Leirisa

meneliti kerajaan Jailolo buatan Tidore di Pulau Seram. perbedaan yang ketiga

18

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI€¦ · kepada silsilah keluarga raja atau dinasti tertentu. ... pernyataan tersebut maka dalam sejarah ditemukan fakta, ruang, ... buku harian, surat-surat

yaitu perdagangan rempah-rempah, Leirisa melihat hubungan perdagangan

dengan VOC, tetapi penelitian ini melihat hubungan perdagangan dengan bangsa

Spanyol dan Portugis.

19