bab ii landasan teori ii.1 investasi ii.1.1 pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00100...

24
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian Investasi Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebih aktiva dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari penanaman modal tersebut. Keinginan seseorang untuk berinvestasi didasarkan adanya kelebihan dana yang dimiliki dan juga keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan harapan bahwa di masa depan akan mengalami peningkatan finansial ataupun dapat digunakan sebagai simpanan untuk hari tua ataupun untuk berjaga-jaga. Menurut Sunariyah (2011, h4) investasi dibagi menjadi 2 bentuk yaitu investasi dalam bentuk riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat – surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets), bentuk riil bersifat berwujud seperti emas, rumah, barang-barang antik, sedangkan financial assets berupa surat – surat berharga yang memiliki nilai seperti layaknya real assets yang dikuasai oleh suatu entitas. 7

Upload: vuongminh

Post on 24-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

7  

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Investasi

II.1.1 Pengertian Investasi

Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebih aktiva dengan harapan

akan mendapatkan keuntungan dari penanaman modal tersebut.

Keinginan seseorang untuk berinvestasi didasarkan adanya kelebihan dana yang

dimiliki dan juga keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan harapan bahwa di

masa depan akan mengalami peningkatan finansial ataupun dapat digunakan sebagai

simpanan untuk hari tua ataupun untuk berjaga-jaga.

Menurut Sunariyah (2011, h4) investasi dibagi menjadi 2 bentuk yaitu investasi

dalam bentuk riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat – surat berharga atau

sekuritas (marketable securities atau financial assets), bentuk riil bersifat berwujud

seperti emas, rumah, barang-barang antik, sedangkan financial assets berupa surat –

surat berharga yang memiliki nilai seperti layaknya real assets yang dikuasai oleh suatu

entitas.

7

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

8  

II.1.2 Pasar modal

Menurut Nasarudin dan Surya (2004, h13), pasar modal didefinisikan sebagai

“Pasar yang memperjualbelikan berbagai keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik

dalam bentuk hutang maupun modal sendiri yang diterbitkan perusahaan swasta.”,

sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

didefinisikan sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

Pasar modal, selain sebagai tempat bertransaksi antara penjual dan pembeli,

juga merupakan tempat untuk mencari dana bagi perusahaan ataupun pemerintah, serta

dapat digunakan sebagai tempat alternatif berinvestasi bagi masyarakat selain bank dan

jenis – jenis investasi lainnya. Instrumen – instrumen yang diperjualbelikan di pasar

modal dapat berupa saham (stock), saham preferen (preferred stock), obligasi konversi

(convertible bond), obligasi (bond), waran (warrant), kontrak berjangka (futures), opsi

(option), reksadana (mutual fund), right, SUN (Surat Utang Negara), Instrumen Syariah

(Obligasi Syariah, Reksadana Syariah).

Pasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

dalam suatu negara, hal itu disebabkan karena pasar modal memberikan 2 fungsi secara

langsung, yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi, yaitu karena

pasar modal memberikan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan,

yaitu pihak yang memiliki dana yang berlebih dan pihak yang memerlukan dana,

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

9  

sedangkan fungsi keuangan didapat karena pasar modal memberikan imbalan atas

investasi yang dilakukan.

Menurut Darmadji. T., Fakhruddin. H. M. (2011) terdapat beberapa manfaat

dari pasar modal yakni :

1. Menyediakan sumber dana bagi dunia usaha.

2. Memberikan sarana investasi bagi investor dan juga dapat memberikan

diversifikasi investasi.

3. Menyediakan indikator utama bagi tren ekonomi negara.

4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan hingga kepada

masyarakat.

5. Dapat menciptakan penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan

profesionalisme serta membuat iklim berusaha yang sehat.

6. Menciptakan lapangan pekerjaan yang unik.

7. Memberikan kesempatan bagi investor untuk memiliki perusahaan.

8. Sebagai alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan

dengan resiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan,

likuiditas, dan diversifikasi investasi.

9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha.

10. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan

pemanfaatan manajemen profesional.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

10  

II.1.2 Pasar Uang

Pasar uang menurut Sunariyah (2011, h11) ialah “Titik pertemuan antara

permintaan dana jangka pendek dengan penawaran dana jangka pendek. Pengertian

jangka pendek ditafsirkan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun”

perbedaan yang mencolok pada pasar uang dan pasar modal ialah jangka waktu yang

dimiliki, pasar uang cenderung memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dan baisanya

digunakan pada kondisi yang mendesak seperti seseorang meminjam uang kepada bank

komersil untuk kebutuhan pengobatan. dalam penelitian ini penulis lebih

memfokuskan kepada pasar modal ketimbang pasar uang.

II.2 Saham

II.2.1 Pengertian Saham

Menurut Nasarudin (2004, h188), “Saham merupakan instrumen penyertaan

modal seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Modal ini terbagi dalam tiga

tingkat status, yaitu modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.”

Menurut Sunariyah (2011, h124), “Seberapa besar hak dan tanggung – jawab

para pesero diwujudkan dalam jumlah Rupiah yang dinyatakan dalam lembar saham.

Dengan demikian jumlah lembar saham (sero) yang dikuasai seorang pemodal,

menggambarkan suatu bentuk pemilikan pada suatu perusahaan publik yang berbadan

hukum PT.”

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

11  

Jadi dari definisi – definisi di atas saham adalah suatu satuan nilai yang

mengacu kepada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,

memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang.

Saham dibagi menjadi 2, yaitu saham preferen dan saham biasa.

Menurut Sunariyah (2011:48), saham biasa ialah “Tanda penyertaan atau

pemilikan seseorang atau badan dalam perusahaan”, sedangkan saham preferen ialah

“saham yang memliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena

bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil yang

dikehendaki investor”.

II 2.2 Keuntungan Dan Kerugian Saham

Terdapat 2 keuntungan dari memiliki saham, yakni:

1. Dividen, yakni pembagian keuntungan yang diberikan emiten atas

keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, dividen diberikan

setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham.

2. Capital gain, yakni keuntungan yang didapat atas transaksi

perdagangan saham, capital gain terbentuk dari aktivitas

perdagangan saham di pasar sekunder.

Sedangkan terdapat pula berbagai resiko atas kepemilikan saham , yakni:

1. Tidak mendapatkan dividen, perusahaan hanya membagikan dividen

jika perusahaan mengalami keuntungan , akan tetapi hal ini hanya

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

12  

berlaku terhadap pemilik saham biasa, sedangkan saham preferen

tetap mendapatkan imbal hasil.

2. Capital loss, yakni kerugian yang didapatkan atas transaksi

perdagangan saham, dalam perdagangan saham untuk menghidari

atas kerugian yang semakin besar investor rela menjual saham

dengan harga rendah, istilah tersebut dikenal dengan cut loss.

3. Emiten dilikuidasi, jika suatu perusahaan dinyatakan bangkrut, maka

tentu akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan

tersebut, jika perusahaan bangkrut maka saham perusahaan tersebut

akan di-delist dari bursa saham, dan saham memiliki posisi lebih

rendah daripada kreditur dan pemilik obligasi sehingga semua aset

perusahaan yang dijual terlebih dahulu digunakan untuk melunasi

kreditur dan obligasi perusahaan jika ada sisa barulah dikembalikan

kepada pemilik saham.

4. Saham di-delist, suatu saham di delist dari bursa umumnya

disebabkan oleh kinerja yang buruk misalnya mengalami kerugian

bertahun-tahun secara berturut-turut, tidak membagikan dividen

secara berturut-turut selama beberapa tahun, saham yang di delist

tidak lagi dapat diperdagangkan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

13  

II.2.3 Jenis Klasifikasi Saham

Menurut Darmadji. T., Fakhruddin. H. M. (2011) klasifikasi saham bisa dibagi

menjadi 3 jenis yaitu :

1. Klasifikasi saham berdasarkan hak tagih, yaitu :

• Saham Biasa yaitu sertifikat yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan

suatu perusahaan, pemilik akan mendapatkan hak untuk menerima

pendapatan tetap (dividen) dari perusahaan serta berkewajiban untuk

menanggung resiko kerugian perusahaan

• Saham Preferen adalah suatu saham yang pemiliknya memiliki hak lebih

dahulu dibanding hak pemilik saham biasa, serta memiliki hak suara

yang lebih besar dibanding pemegang saham biasa.

2. Klasifikasi saham berdasrkan cara peralihan kepemilikan, yaitu :

• Saham atas unjuk, di dalam saham atas unjul tidak tertera nama

pemiliknya, hal tersebut dimaksudkan agar mempermudah perpindahan

tangan dari investor ke investor lainnya

• Saham atas nama dalam saham atas nama ditulis dengan jelas siapa

nama pemiliknya, dimana perpindahan tangan harus memlalui prosedur

yang jelas.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

14  

3. Klasifikasi saham berdasarkan kinerja, yaitu :

• Blue Chip Stocks merupakan saham biasa dari suati perusahaan yang

memliki reputasi tinggi, ang mewakili dalam industri, memiliki

pendapatan yang stabil dan onsisten dalam membayar dividen

• Income Stocks merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki

kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari dividen tahun

sebelumnya

• Growth Stocks dibagi 2 yaitu Well known yaitu emiten yang memiliki

pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis,

lesser known saham yang tidak menjadi leader namun memiliki ciri

gowth stock.

• Speculative stock saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara

konsisten dalam memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan

tetapi mempunyai kemungkinan berpenghasilan yang tinggi di masa

mendatang, meskipun belum pasti

• Counter cyclical stocks saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi

ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

15  

II.3 Analisis Teknikal dan Fundamental

Menurut Sunariyah (2011, h166) “Untuk menganalisis surat berharga saham

dengan pendekeatan tradisional digunakan dua analisis yaitu: (a) analisis teknikal

(technical analysis) (b) analisis fundamental (fundamental analysis)”

Menurut Darmadji. T., Fakhruddin. H. M. (2011) analisis fundamental

didefinisikan sebagai “Salah satu cara untuk melakukan penilaian saham dengan

mempelajari atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan kondisi macro

ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan

manajemen perusahaan” jadi dari definisi tersebut analisis fundamental digunakan

untuk mengevaluasi nilai suatu saham dengan menggunakan berbagai data yang

terdapat pada emiten.

Sedangkan analisis teknikal menurut Darmadji. T., Fakhruddin. H. M. (2011)

adalah “Salah satu metode yang digunakan untuk penilaian saham, di mana dengan

metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang

dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham” dari definisi tersebut dapat disimpulkan

bahwa analisis teknikal menggunakan data – data statistik dari saham tersebut dan

mencoba untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dari data – data tersebut.

II.4 Indeks Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2009, h100), indeks harga saham yaitu suatu indikator yang

menunjukkan pergerakan harga saham, sedangkan Menurut Antolis, T., Dossugi S.,

(2008, h147) indeks harga saham adalah “Suatu indikator yang menunjukan pergerakan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

16  

harga saham” jadi indeks dapat dipergunakan sebagai acuan terhadap kondisi yang

terjadi di pasar apakah sedang lesu atau sedang aktif dan juga dapat mengetahui apakah

tren yang dialami sedang naik (bullish) atau turun (bearish), jika indeks saham

mengalami penurunan sebesar 30 poin dari hari sebelumnya yang berada di angka 300

maka dapat dikatakan bahwa rata-rata harga saham mengalami penurunan sebesar 10%.

Terdapat berbagai indeks harga saham di BEI, berbagai macam indeks

saham tersebut adalah :

• Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua emiten yang

tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

• Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang termasuk dalam masing-

masing sektor, misalnya sektor pertambangan , keuangan, dan lain-lain, terdapat

9 sektor yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi,

properti infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.

• Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria

likuiditas dan kapitalisasi pasar, setiap 6 bulan terdapat pemilihan saham-saham

baru yang akan masuk kedalam LQ45.

• Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk dalam

kriteria syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan

likuiditas tinggi, saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten

yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti usaha

perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang terlarang,

usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi

konvensional, usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

17  

makanan dan minumam yang haram, ataupun usaha yang memproduksi

mendistribusi atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral

dan bersifat mudarat.

• Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham yang dipilih berdasarkan kriteria

likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan

seperti telah tercatat di BEI minimal 3 bulan, saham tersebut masuk dalam

perhitungan IHSG.

• Indeks Papan Utama & Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang

masuk dalam kriteria papan utama & papan pengembang.

• Indeks Bisnis-27, yaitu indeks harga saham yang diluncurkan oleh BEI yang

berkerjasama dengan Bisnis Indonesia, indeks ini terdiri dari 27 saham pilihan

yang berdasarkan atas criteria fundamental dan teknikal. Fundamental yang

dipakai antara lain laba usaha, laba bersih, ROA, ROE dan DER, sedangkan

criteria teknikal ialah hari transaksi, nilai perdagangan, volume dan frekuensi

transaksi.

• Indeks Individual, yaitu indeks yang menggunakan harga masing-masing

saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat

di BEI.

• Indeks PEFINDO-25 yaitu indeks yang dimaksudkan untuk memberikan

tambahan pedoman untuk melakukan investasi bagi investor, yaitu dengan cara

membangun sebuah benchmark indeks harga saham baruyang secara khusus

memuat kinerja harga saham emiten kecil dan menengah melalui criteria dan

metodologi yang konsisten. 

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

18  

• Indeks SRI-KEHATI adalah sebuah indeks harga saham yang merupakan hasil

kerja sama antara BEI dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia

(KEHATI). Yang bergerak dalam bidang pelestarian dan pemanfaatan

keankeragaman hayati, indeks ini diciptakan sebagai barometer bagi investor

untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang memiliki kesadaran

terhadap lingkungan, social, dan tata kelola perusahaan yang baik. 

Seluruh indeks yang ada di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama,

yaitu metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama

pada masing-masing indeks jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk

penghitungan indeks. Misalnya untuk Indeks LQ45 menggunakan 45 saham untuk

perhitungan indeks sedangkan Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan 30 saham untuk

perhitungan indeks. Indeks-indeks tersebut ditampilkan terus menerus melalui display

wall di lantai bursa dan disebarkan ke masyarakat luas oleh data vendor melalui data

feed.

 

Menurut Darmadji. T., Fakhruddin. H. M. (2010). sebuah indeks harga saham

diharapkan memiliki lima fungsi yaitu :

1. Sebagai indikator tren pasar.

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.

3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio.

4. Sebagai fasilitas untuk pembentukan portofolio dengan strategi pasif.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

19  

5. Sebagai fasilitas untuk perkembangan produk derivatif.

II.5 BI Rate

Menurut situs www.bi.go.id BI rate ialah “Suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank indonesia

dan diumumkan kepada publik” kebijakan moneter itu sendiri bertujuan untuk menjaga

dan memelihara kestabilan nilai rupiah agar tetap stabil sehingga inflasi dapat tetap

terjaga, dalam mencapai tujuannya Bank Indonesia menetapkan untuk mempengaruhi

berbagai aktivitas perekonomian, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

waktu tidak secara langsung tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

BI rate diumumkan setiap rapat dewan gubernur bulanan, sehingga setiap bulan

BI rate dapat berganti atau juga tetap tidak berubah, dan diimplementasikan pada

operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar

uang.

Bank Indonesia akan menaikkan BI rate bilamana inflasi ke depan akan

diperkirakan melampaui sasaran, dan sebaliknya bank Indonesia akan menurunkan BI

rate jika inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan,

berikut perkembangan BI rate dari tahun 2005 sampai 2010 :

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

20  

Gambar II.1 BI rate periode Juli 2005 – 3 Desember 2010

II.6 Single Index Model

Berdasarkan data nilai saham dan IHSG, dapat kita lihat bahwa terjadi korelasi

pergerakan saham terhadap pergerakan pasar (IHSG) , beberapa saham mengalami

kenaikan bilamana pasar mengalami penurunan adapula beberapa saham mengikuti

pergerakan pasar jika pasar mengalami peningkatan maka saham ikut mengalami

peningkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa return dari saham memiliki korelasi

terhadap perubahan nilai pasar, untuk menunjukkan hal tersebut maka diperlukan suatu

teknik yang dapat digunakan untuk mengukur korelasi tersebut, yaitu dengan

menggunakan single index model, yaitu mengasumsikan bahwa

Single Index Model Menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown .J .S, Goetzmann.

N. W. (2007, h132) adalah “The most widely used techinique assumes that the co-

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

21  

movement between stocks is due to a single common influence or index. This model is

appropriately called the single-index model”, jadi single index model ialah suatu model

yang memperkirakan pergerakan saham-saham berdasarkan pengaruh dari suatu indeks,

dimana indeks yang diamsumsikan ialah beta yaitu mengukur sensitivitas return saham

dengan return market.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat satu faktor yang

mempengaruhi pergerakan arah saham yakni beta, dengan menggunakan asumsi tersebut

dapat diketahui return tambahan dari saham tersebut yang tercermin pada perhitungan

excess return to beta, yang akan dijelaskan pada hal 28.

II.7 Systemic Risk dan Unsystemic Risk

Menurut Corado, J. C., Jordan, B. D. (2002:540) systemic risk ialah “risk that

influences a large number of asset. Also called market risk” dan unsytemic risk ialah “

risk that influences a single company or a small group of companies” jadi yang

dimaksud dengan systemic risk ialah suatu resiko yang berpengaruh secara luas yang

dapat mempengaruhi terhadap aset-aset atau efeknya berdampak terhadap pasar secara

menyeluruh sebagai contoh inflasi pada suatu negara akan mempengaruhi biaya yang

dikeluarkan terhadap perusahaan, tingkat pajak pada suatu negara yang meningkat dan

membebani perusahaan, dan lain-lain. Sedangkan unsystemic risk ialah suatu resiko

yang hanya berdampak kecil atau hanya berpengaruh terhadap sebuah aset atau

kelompok kecil dari aset sebagai contoh kenaikan harga kapas mempengaruhi

perusahaan textil, kenaikan harga kedelai mempengaruhi perusahaan kecap, dan lain-

lain.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

22  

Unsystemic risk dapat dieliminasi dengan menggunakan diversifikasi jadi

portofolio yang memiliki banyak aset hamper tidak memiliki unsystemic risk, sedangkan

systemic risk tidak dapat dieliminasi dengan diversifikasi karena sifatnya yang

mencakup luas, jadi portofolio yang menggunakan diversifikasi, tingkat

pengembaliannya hanya ditentukan oleh systemic risk yang dimiliki.

Menurut Corado, J. C., Jordan, B. D. (2002, h540) untuk mengukur nilai

systemic risk digunakan dengan mengukur nilai Beta “Because systemic risk is the

crucial determinant of an asset’s expected return, we need some way of measuring the

level of systemic risk for different investment. The specific measure we will use is called

the beta coefficient”.

Sedangkan menurut Hartono (2009, h363) mengatakan bahwa “Beta portofolio

mengukur volatilitas (volatility) pengembalian portofolio dengan pengembalian pasar.

Dengan demikian beta merupakan pengukur resiko sistematik dari suatu sekuritas atau

portofolio relatif terhadap resiko pasar”, beta digunakan untuk mengukur nilai systemic

risk dari sebuah aset, aset yang memiliki nilai beta lebih dari 1 berarti memiliki systemic

risk yang lebih tinggi dari rata-rata, sebaliknya jika beta yang dimiliki kurang dari 1

maka systemic risk lebih kecil daripada rata-rata. Nilai beta juga digunakan untuk

mengukur tingkat volatilitas sebuah saham, jika bernilai positif maka saham bergerak

searah dengan indeks saham, jika bernilai negative maka saham bergerak berlawanan

dengan indeks saham. Berikut rumus perhitungan untuk menghitung nilai beta pada

suatu saham :

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

23  

M

iMii RRCorr

σσβ ×= ),(  

Dimana:

iβ  = Beta saham i 

Corr = korelasi dari saham i

iR = return dari saham i

MR = return dari market

iσ = standar deviasi saham i

Mσ = standar deviasi market

Untuk mengukur nilai Beta dapat juga dilakukan dengan Excell yaitu dengan

menggunakan formula Slope pada return saham dan return IHSG. Korelasi pada saham

berarti kecenderungan yang dimiliki untuk bergerak searah terhadap pasar (IHSG),

untuk menghitung korelasi tersebut terlebih dahulu menghitung nilai dari kovarians dan

nilai standar deviasi saham.

II.8 Portofolio Efisien

Di dalam pembentukan sebuah portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan

return harapan dengan tingkat resiko tertenu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari

portofolio yang menawarkan resiko terendah dengan tingkat return tertentu.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

24  

Karakteristik portofolio tersebut disebut juga sebagai portofolio yang efisien (Tandelilin,

2010, h157).

Sedangkan portofolio efisien menurut Fabozzi. J. F. (1999, h63), ialah “memaksimalkan

pengembalian yang diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat

diterima”, jadi portofolio efisien mengambil portofolio yang memiliki resiko tertentu

tetapi memliliki tingkat keuntungan yang tinggi dibanding dengan portofolio lainnya.

Dalam pemebntukan portofolio efisien juga diasumsikan bahwa investor yang

melakukan investasi masuk ke dalam kategori risk averse (penghindar resiko).

Untuk membentuk portofolio efisien tersebut dapat dilakukan dengan melakukan

diversifikasi Markowitz dimana dalam diversifikasi teresbut dilakukan penggabungan

aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif

kurang dari sempurna, dengan tujuan mengurangi risiko aktiva secara sendiri – sendiri

diversifikasi tersebut berusaha mempertahankan pengembalian yang ada, dan

mengurangi resiko melalui analisis kovarians antara pengembalian yang ada.

Diversifikasi tersebut membentuk suatu portofolio efisien yang bernama

Markowitz Efficient Portofolio, mengacu Fabozzi. J. F. (1999, h78) teori tersebut

mengasumsikan investor sebagai penghindar resiko (risk averse), menggunakan dua

model variable (expected return dan variance), diamsumsikan investor akan memilih

portofolio yang menawarkan pengembalian tertinggi dengan resiko tertentu, seluruh

investor akan memiliki pengharapan yang sama dalam hal pengembalian harapan,

varians, dan kovarians bagi aktiva beresiko, dan seluruh investor memiliki periode

waktu investasi yang sama. Dari pembentukan portofolio tersebut maka dapat dibentuk

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

25  

kombinasi – kombinasi yang mungkin terjadi. Berikut gambaran rangkaian portofolio

yang mungkin terjadi :

Gambar II.2 Rangkaian portofolio yang mungkin terjadi

Dari gambar di atas maka dapat dilihat garis – garis pembentukan portofolio, di

antara garis II dan garis III membentuk kombinasi saham yang efektif atau disebut

Markowitz efficient frontier (MEF), garis di antara I dan II tidak termasuk ke dalam

MEF karena memiliki tingkat pengembalian yang lebih rendah dan juga resiko yang

lebih tinggi. Dari pembentukan portofolio efisien tersebut maka dilanjutkan dengan

menentukan portofolio yang optimal.

II.9 Portofolio Optimal

Menurut Tandelilin (2010, h157) Portofolio optimal merupakan : “Portofolio

yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan

portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

26  

sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap pengembalian maupun terhadap

resiko yang bersedia ditanggungnya”.

Untuk menentukan portofolio yang manakah yang paling baik dimiliki oleh

investor yakni portofolio optimal, maka ditentukan terlebih dahulu dari preferensi

investor terhadap tingkat return dan risk yang dimiliki oleh investor atau juga disebut

sebagai kurva indeferens, berikut gambar yang memperlihatkan pemeilihan portofolio

optimal berdasarkan kurva indiferens yang ada :

Gambar II.3 Pemilihan Portofolio optimal berdasarkan kurva indiferens

Kurva – kurva indiferens yang ditunjukkan dengan simbol U3, U2, U1 ,

menunjukkan kombinasi antara risk dan return yang dimiliki. Berdasarkan gambar di

atas menunjukkan bahwa kurva indeferens tertinggi yang dapat dicapai oleh MEF (P*

MEF).

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

27  

Menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown .J .S, Goetzmann. N. W. (2007,

h184), dalam menentukan saham yang termasuk di dalam portofolio optimal, diperlukan

beberapa langkah yakni:

1. Find the “excess return to beta” ratio each stock under consideration,

and rank from highest to lowest

2. The optimum portofolio consists of investing in all stock for which (Ri - Rf

)/ βi is greater than a particular cut-off point C*. shortly, we will define

C* and interpret is economic siginificance.

Yang dapat diartikan sebagai :

1. Menentukan terlebih dahulu “excess return to Beta” dari setiap saham

dan kemudian menyusunnya dari nilai yang tertinggi ke nilai yang

terendah

2. Menentukan nilai “cut-off point” dari saham-saham tersebut dan

mengambil dari nilai yang terbesar ke atas

Menurut Bodie. Z., Kane. A., Marcus. A. J. (2009) menyebutkan bahwa excess

return ialah “the difference in any particular period between the actual rate of return on

a risky asset and the risk-free rate” jadi excess return dapat diamsusikan dengan tingkat

pengembalian saham dikurang dengan tingkat bunga aset bebas resiko, tingkat bunga

aset bebas resiko dapat juga diartikan sebagai sebuah aset yang lepas dari resiko tertentu

seperti gagal bayar atau yang lainnya seperti tingkat suku bunga bank Indonesia (BI

rate).

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

28  

Sedangkan Excess return to Beta menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown .J

.S, Goetzmann. N. W. (2007, h181). Menyatakan bahwa “The excess return to beta ratio

measures the additional return on security (beyond that offered by a riskless asset) per

unit of a nondiversifiable risk” jadi dapat diasumsikan bahwa excess return to beta dapat

digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian tambahan dari saham yang tidak

termasuk riskless asset dibandingkan dengan nondiversifiable risk (beta).

Berikut perhitungan dari excess return to beta :

Excess return to Beta = i

Fi RRβ−

Dimana :

iR = tingkat pengembalian laba dari saham i

FR = tingkat Risk free (BI rate)

iβ = tingkat volatilitas dari saham i (systemic risk)

Setelah mendapatkan nilai Excess return to Beta pada masing-masing saham

selanjutnya akan dilakukan rangking nilai Excess return to Beta dari yang terbesar ke

nilai yang terkecil hal ini dilakukan untuk melihat saham manakah yang memiliki nilai

Excess return to Beta yang terbesar dan juga dilakukan untuk mencari nilai C*.

Setelah melakukan rangking saham berdasarkan nilai Excess return to Beta maka

langkah selanjutnya ialah menentukan nilai C*, berikut formula untuk menghitung nilai

C*

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

29  

=

=

+

=i

j ej

jm

i

j ej

iFim

RR

C

12

22

12

2

1

)(

*

σβ

σ

σβσ

 

Dimana :

iR = tingkat pengembalian laba dari saham i

FR = tingkat Risk free (BI rate)

iβ = tingkat volatilitas dari saham i (systemic risk)

C* = Nilai dari Cut-off Point

2mσ = nilai dari Variance Market (Variance IHSG)

2ejσ = nilai dari unsystemic risk dari saham

Setelah mengetahui posisi C* maka langkah selanjutnya ialah mengambil saham

yang posisinya berada di atas C* (termasuk saham C*) untuk diambil ke dalam

portofolio, setelah itu dilanjutkan dengan membentuk alokasi investasi pada tiap-tiap

saham yang terpilih.

Untuk mengukur berapa persentase yang akan diinvestasikan pada tiap saham

maka diperlukan perhitungan:

∑=

i

ii Z

ZX  

Berdasarkan teori Lintner yang menyatakan bahwa nilai Xi=1, yaitu alokasi pada

tiap-tiap saham haruslah berjumlah 1 (100%).Dengan nilai Z sebagai berikut :

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−= *2 CRRZ

i

Fi

ei

ii βσ

β 

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi II.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00100 AK Bab 2.pdfPasar modal memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi ekonomi

30  

Dimana :

iR = tingkat pengembalian laba dari saham i

FR = tingkat Risk free (BI rate)

iβ = tingkat volatilitas dari saham i (systemic risk)

C* = Nilai dari Cut-off Point

2mσ = nilai dari Variance Market (Variance IHSG)

2ejσ = nilai dari unsystemic risk dari saham