bab v konsep v.1. konsep lingkungan v.1.1. zoning tapakthesis.binus.ac.id/doc/bab5/2010-2-00100-ar...

15
BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapak Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : 1. Publik Berada dibagian depan dan sekitar area bangunan untuk memberikan akses bagi pengunjung untuk menikmati area publik serta menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. 2. Semi Publik Berisikan ruang-ruang dengan kegiatan khusus agar memiliki akses langsung ke jalan besar. 3. Privat Diletakkan agak masuk ke dalam tapak dan jauh dari jalan raya untuk mengurangi kebisingan. Diletakkan agak kebelakang agar mudah dalam pengolahan dan hubungannya dengan servis. 4. Servis Diletakkan dibagian belakang, agar langsung berhubungan dengan side entrance. Diletakkan dibagian belakang agar tidak mengganggu dan menutupi tampak bangunan.

Upload: doanxuyen

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

BAB V

KONSEP

V.1. Konsep Lingkungan

V.1.1. Zoning Tapak

Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Publik

Berada dibagian depan dan sekitar area bangunan untuk

memberikan akses bagi pengunjung untuk menikmati area publik serta

menyumbangkan ruang terbuka untuk kota.

2. Semi Publik

Berisikan ruang-ruang dengan kegiatan khusus agar memiliki akses

langsung ke jalan besar.

3. Privat

Diletakkan agak masuk ke dalam tapak dan jauh dari jalan raya

untuk mengurangi kebisingan. Diletakkan agak kebelakang agar mudah

dalam pengolahan dan hubungannya dengan servis.

4. Servis

Diletakkan dibagian belakang, agar langsung berhubungan dengan

side entrance. Diletakkan dibagian belakang agar tidak mengganggu dan

menutupi tampak bangunan.

Page 2: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

Gambar 66. Zoning Tapak

V.1.2. Sirkulasi ke Dalam tapak

Area Servis / Loading Dock

Main Entrance

       Area Publik        Semi Publik        Area Privat        Area Servis 

IN

OUT

IN OUT

Page 3: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

Gambar 67 . Pencapaian ke dalam Tapak

Saya memilih sirkulasi seperti gambar di atas karena tidak terjadi

crossing di luar tapak maupun di dalam tapak dan sirkulasi menjadi lebih

terarah.

V.2. Konsep Programatik

V.2.1. Pelaku Kegiatan

Tabel 24. Pelaku dan kegiatan

V.2.2. Program Ruang

Total Keseluruhan Luasan No Ruang Luas(M2) 1 Area Publik 823,875

Tamu menginap Tamu tidak menginap & membership Pengelola & karyawan Pelayanan

Kegiatan

‐ Check in & check out ‐ Makan, minum, olahraga ‐ Menghadiri pernikahan, seminar, dll

‐ Melayani kebutuhan para tamu seperti mengangkat barang-barang tamu, mencuci pakaian, menyetrika, mempersiapkan makanan dan minuman, membersikan prabot, dsb.

Pelaku

‐ Mendaftar ke resepsionis atau salah satu fasilitas. ‐ Menggunakan fasilitas yang ada (restaurant, bar,

olahraga, ruang serba guna, dll).

‐ Kegiatan yang berkaitan dengan kelangsungan kegiatan hotel dengan melibatkan seluruh pengelola dan karyawan hotel.

Tabel 25. Total Keseluruhan

Page 4: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

2 Area Rental & Concession 455,091 3 Area Restoran 605,494 4 Area Meeting 1434 5 Area Hotel 12.204,858 6 Area Kolam Renang 991,9 7 Area Lapangan 1197 8 Area Administrasi 439,208 9 Area Purchasing 324,576

10 Area House Keeping 238,464 11 Area ME 294,4 12 Area Parkir 8316 Total 27.324,866

V.3 Konsep Bangunan

V.3.1. Masa Bangunan

Pada perancangan hotel resor ini, dipilih pola masa bangunan tunggal

karena beberapa pertimbangan sebagai berikut:

Memudahkan dalam pengawasan sirkulasi dari kamar ke kamar, dari lobby

ke kamar, dll.

Membuat hubungan atar ruang yang lebih mudah dan efektif.

Mengoptimalkan lahan terbuka hijau dan area publik.

Aktifitas yang terpusat sehingga pengawasan keamanan dan sirkulasi

menjadi lebih mudah.

Gambar 68. Pola Masa Bangunan

Page 5: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

V.3.2. Bentuk Dasar Bangunan

Gambar 69. Bentuk Dasar Bangunan

Bentuk persegi panjang ini didapatkan dari analisa tapak, lingkungan, matahari, angin, orientasi dan sirkulasi yang dijabarkan pada bab IV.

Setelah melakukan analisa bentuk dasar bangunan yang dijabarkan pada bab IV, maka terbentuk bentuk seperti gambar disamping, gabungan persegi dan lingkaran.

Menyesuaikan dengan topik dan tema yaitu “Penerapan Teknologi Struktur Beton untuk Menciptakan Metafora”, karena hotel resor ini terletak di dekat laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan hotel resort ini terinspirasi dari bentuk kapal pesiar. 

Page 6: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

V.3.4. Struktur

Tanah tapak yang diambil adalah tanah reklamasi, sehingga tanahnya

lembek, untuk menemukan tanah keras diperlukan kedalaman yang sangat

dalam. Dari perbandingan di atas, maka pondasi yang digunakan pada hotel

resort ini adalah pondasi ting pancang. Kemampuannya menahan gaya

vertikal dan bisa mencapai kedalaman tertentu membuat pondasi tiang

pancang ini cocok digunakan di bangunan hotel resor ini apalagi bangunan

hotel ini adalah bangunan bertingkat tinggi.

Gambar 70. Pondasi Tiang Pancang

1.Struktur Atas

Struktur untuk menahan lantai dibantu oleh kolom dan plat lantai cor

beton yang menggunakan bahan beton bertulang. Atapnya memakai struktur

cor beton bertulang.

V.3.5. Material Bangunan

Material bangunan pada hotel resor ini dibagi menjadi beberapa bagian,

yaitu :

Page 7: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

1

2

1. Lantai (dic

material lan

2. Dinding

menggun

marmer, a

Gamba

cor, beton be

ntainya adal

Gamb

(bata, tulan

nakan wallpa

ada yang dil

2

ar 71. Materi

ertulang) : Ka

lah granit da

bar 72. Granit

ngan besi,

aper, ada y

lapisi dengan

ial Bangunan

arena hotel i

an marmer.

t, Marmer, da

dan dicor)

yang dari k

n kayu dan m

3

1

- Kamar Tid

ini hotel bint

an Karpet.

: Ada yan

aca, ada ya

material lainn

dur

tang 4 maka

ng dicat, ad

ang dilapisi

nya.

a

da yang

dengan

Page 8: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

3

4

V.3.6. S

3. Plafond (

4. Material e

Sistem Utilit

gypsum) : D

eksterior ban

tas

Gam

Dicat.

Gambar 74

ngunannya k

Gamba

mbar 73. Wall

4. Plafond Gyp

kebanyakan

ar 75. Beton d

lpaper

ypsum

dari beton d

dan Kaca

dan kaca.

Page 9: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

Listrik

Sumber daya listrik berasal dari PLN dengan penurunan tegangan di

traffo dan didistribusikan mealui panel utama dan sub panel. Tersedia sarana

genset untuk pengganti tenaga listrik dalam keadaan darurat.

Gambar 76. Konsep Diagram Listrik

Sistem Pencahayaan

Pencahayaan dalam hotel resort ini akan menggunakan pencahayaan

alami dan buatan. Tidak semua ruangan memakai pencahayaan buatan,

contohnya adalah ruang serba guna. Ruang serba guna menggunakan

pencahayaan buatan dikarnakan ruang serba guna fokusnya adalah ke dalam

atau terpusat ke dalam jadi tidak perlu menggunakan jendela.

Sistem Penghawaan

PLN

Genset

ATV

ATV

Traffo Panel Utama

Panel Cabang

Panel Cabang

Penerangan

Pompa

AC

Komunikasi

Teknologi

Page 10: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

Penghawaan dalam hotel resort ini menggunakan penghawaan

buatan dan beberapa penghawaan alami untuk ruang-ruang yang bisa secara

langsung bersinggungan dengan ruang luar, contohnya adalah restaurant.

Hampir dari seluruh ruang yang ada di hotel resort ini menggunakan

penghawaan buatan, dikarnakan udara sekirar yang mengandung banyak

garam sehingga kulit manusia akan menjadi lengket, udara yang cenderung

panas, dan standarisasi hotel yang mengharuskan sebagian besar ruangan

memakai AC.

Untuk mendapatkan suasana yang dapat dirasakan nyaman, maka

suhu didalam ruangan sebaiknya berkisar antara 18 – 30oC dengan

kelembaban sekitar 45 hg- 55 hg. Jika terdapat di derah yang suhunya tinggi

maka menggunakan AC unit, yaitu dengan sistim AC sentral dan Package

unit, sehingga penghawaan dalam apartemen ini dibantu dengan alat

pengatur udara untuk mendapatkan kenyamanan yang diinginkan.

Sistem Keamanan

1. Keamanan Terhadap Pencuri

Untuk menghindari pencuri, maka pintu masuk ke dalam tapak dan

pintu masuk ke dalam bangunan dibuat terbatas agar mudah dikontol. Pintu

masuk ke dalam tapak hanya ada satu, sedangkan pintu masuk ke dalam

bangunan ada dua (satu untuk pintu masuk utama dan satu lagi untuk loading

dock). Penggunaan CCTV yang diletakkan di sudut-sudut ruangan untuk

Page 11: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

mengontrol aktivitas pengunjung dan adanya sistem alarm apabila terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan. Hotel resort ini juga menggunakan system

electronic ID untuk ruang-ruang pengelola.

2. Pengamanan Terhadap Pengrusakan

Untuk menghindari pengrusakan maka dibuat penataan landscape

dengan pemagaran, lampu-lampu, pembentukan zona-zona tertutup dan

terbuka.

Sistem Kebakaran

Ada beberapa macam sistem pemadam api, yaitu sebagai berikut :

‐ Penguraian : yaitu dengan memisahkan atau menjauhkan benda-

benda yang mudah terbakar.

‐ Pendinginan : yaitu menyemprotkan air pada benda-benda yang

terbakar dengan sprinkler air yang diletakkan merata pada ruang-

ruang apartemen.

‐ Isolasi/Sistem lokalisasi ,yaitu dengan cara menyemprotkan bahan

kimia CO2.

Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilaksanakan melalui 2

cara, yaitu :

• Elemen pencegahan aktif fire precaution :

- Water Sprinkler

Page 12: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

- Alat pemadam kimia portable

- Fire Hydrant dan House Rell.

- Gas System (CO2, Hakin 1211)

- Smoke Detector

- Thermal/Heat Detector

• Elemen pencegahan pasif fire precaution :

- Pintu keluar darurat/emergency

- Koridor dan jalan keluar

- Tangga kebakaran

- Lift

Sistem Penangkal Petir

Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen

dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap

petir dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan

beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya

sambaran petir. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan sistem penangkal petir:

• Keamanan secara teknis.

• Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan.

• Ketahanan mekanis.

• Ketahanan terhadap korosi.

Page 13: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

• Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.

• Faktor ekonomis.

Sistem Komunikasi

Alat yang dipakai adalah jaringan telepon, telex, internet LAN, dan

wireless, intercom, GPS, dan loudspeaker.

Sistem Air Bersih

Kebutuhan air bersih ini diperlukan untuk unit hunian serta

keperluan penanggulangan kebakaran. Untuk keperluan-keperluan tersebut

sistem penyediaan air bersih yang dipakai adalah Sistem Down Feed

distribution, keuntungannya ialah distribusi merata dan kerugiannya ialah

terdapat reservoar di atap, beban pada atap.

Sumber air yang bisa di pakai adalah :

1. PAM, tetapi penyediaan air bersih melalui PAM masih kurang

mencukupi yaitu hanya sekitar 60% dari total kebutuhan.

2. Sumur Bor, merupakan pilihan sumber air bersih yang baik, dimana

pelaksanaannya dapat diawasi dengan mematuhi syarat serta

peraturan yang berlaku.

Page 14: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

Untuk penggunaan sistem penyediaan air secara down-feed,

penggunaan reservoar air perlu diperhatikan sistem penghisapan serta

dimensi pipa agar distribusi air dapat merata.

Penampungan air untuk kebutuhan penanggulangan kebakaran,

jumlahnya disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan yaiut 100 m3 tiap

bangunan, yang mana reservoarnya diletakkan pada atap bangunan.

Kebutuhan akan air bersih :

- air dingin.

- air panas: sistem dengan tanki atau sistem tanpa tanki.

Sistem Pembuangan Air Kotor

Air kotor yang terbuang akan masuk kedalam tempat pengolahan

limbah dan kemudian akan dipakai kembali. Hal ini dilakukan guna

meningkatkan efesiensi penggunaan air dalam bangunan. Air hujan juga

sebisa mungkin ditampung agar bisa diolah dan digunakan kembali ke dalam

bangunan.

Air Hujan

Air Kotor Bak

Kontrol

Pengolahan Limbah

Bak Kontrol

Rembesan Riol Kota

Reservoir

Page 15: BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2010-2-00100-AR BAB 5.pdf · laut dan di kawasan tersebut terdapat banyak kapal, maka bentuk bangunan

Gambar 77 . Diagram Air Kotor

Sistem Pembuangan Sampah

Dua macam sistem pembuangan sampah dapat digunakan:

• melalui shaft sampah.

Dari tiap-tiap lantai terdapat shaft-shaft pembuangan

sampah yang kemudian ditampung di penampungan utama di bagian

bawah bangunan. Setelah dipadatkan lalu diangkut oleh truk sampah.

• Ditampung.

Dimana sampah ditampung oleh masing-masing unit hunian

untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan.

Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, dan

kedap air. Permukaan bagian dalam halus dan rata. Mempunyai tutup yang

mudah ditutup atau dibuka tanpa mengotori tangan. Jumlah dan volume

tempat sampah sesuai dengan produksi sampah per hari. Mudah diisi dan

dikosongkan. Sampah dari setiap ruang diangkut setiap hari.