bab 4 analisa 4.1 analisa lingkungan 4.1.1 analisa tapakthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2008-2-00069-ar...

79
37 BAB 4 ANALIS A 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapak Gambar 18. Alternati f Tapak Ket : : Alternatif Tapak : Lokasi kampus BiNus Kriteria lokasi tapak asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut. - Strategis supaya mudah dicapai dari berbagai arah. - Dekat dengan kampus Universitas Binus. - Terletak di daerah yang tenang.

Upload: duongphuc

Post on 07-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

37

BAB 4

ANALISA

4.1 Analisa Lingkungan

4.1.1 Analisa Tapak

Gambar 18. Alternati f Tapak

Ket :

: Alternatif Tapak

: Lokasi kampus BiNus

Kriteria lokasi tapak asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut.

- Strategis supaya mudah dicapai dari berbagai arah.

- Dekat dengan kampus Universitas Binus.

- Terletak di daerah yang tenang.

Page 2: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

38

- Mudah dicapai kendaraan kecil maupun sedang.

- Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

kendaraan.

Berikut dibawah ini adalah alternatif lokasi tapak yang dapat digunakan sebagai

asrama mahasiswa.

• Alternatif A

Gambar 19. Lokasi tapak A Gambar 20. Lokasi tapak A Sumber. Google Earth Sumber.Dinas Pemetaan

Lokasi A sangat strategis yaitu terletak di jl. Kebon Jeruk Raya, berbatasan

dengan pertigaan menuju Batusari. Kondisi sekitar tapak digunakan sebagai area

komersil dan berbatasan dengan sekolah Tarsisius pada bagian selatannya. Tapak

itu sendiri pada saat ini digunakan sebagai area komersil dan kios-kios kecil.

Karakteristik tapak berkontur namun tidak curam. Tapak tersebut dapat dicapai oleh

kendaraan kecil sampai besar karena dikelilingi oleh jalan besar.

• Alternatif B

Page 3: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

39

Gambar 21. Lokasi tapak B Gambar 22. Lokasi tapak B Sumber. Google Earth Sumber.Dinas Pemetaan

Berlokasi di jl. H.Senin. Tapak tersebut pada saat ini dipergunakan sebagai

kos-kosan. Kondisi disekitar tapak tersebut berbatasan dengan kos-kosan, rumah

penduduk dan kios-kios kecil. Karakteristik tapak tidak memiliki kontur dan berada

didalam jalan sempit yang sulit dicapai kendaraan berukuran sedang.

• Alternatif C

Gambar 23. Lokasi tapak C Gambar 24. Lokasi tapak C Sumber. Google Earth Sumber.Dinas Pemetaan

Page 4: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

40

Tapak ini berlokasi di jl. Rawa Belong 2C. Tapak tersebut pada saat ini

dipergunakan sebagai perumahan penduduk. Kondisi disekitar tapak ini berbatasan

dengan rumah-rumah penduduk. Kondisi tapak ini berkontur namun tidak curam.

Tapak hanya dapat dicapai oleh kendaraan berukuran kecil dan sedang.

Berikut adalah tabel perbandingan jarak lokasi ke kampus Universitas Binus

Alternatif A Alternatif B Alternatif C Kampus Anggrek

± 200 m ± 300 m ± 300 m

Kampus Syahdan

± 300 m ± 40 m ± 100 m

Kampus Kijang ± 800 m ± 600 m ± 800 m Tabel 1. Jarak lokasi tapak dengan kampus Binus

Kelebihan & Kekurangan Lokasi Tapak

Alternatif A Alternatif B Alternatif C

Kelebihan - Dekat dengan jalan raya sehingga akses mudah.

- Lebih dekat ke kampus Anggrek.

- Dilalui kendaraan umum dari berbagai arah.

- Lokasi tidak dekat jalan raya sehingga lebih tenang.

- Lebih dekat ke kampus Syahdan.

- Lokasi tidak dekat jalan raya sehingga lebih tenang.

- Lebih dekat ke kampus Syahdan.

Kekurangan - Berisik karena dekat dengan jalan raya.

- Jarak jauh dari kampus Kijang.

- Akses sulit karena jalan tidak lebar.

- Tidak dilalui kendaraan umum.

- Akses sulit karena jalan lebih kedalam.

- Tidak dilalui kendaraan umum.

Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan alternati f tapak

Dari berbagai kriteria lokasi dan alternatif tapak diatas maka dapat

disimpulkan bahwa lokasi tapak alternatif 1 lebih cocok untuk sebuah asrama

Page 5: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

41

mahasiswa, karena akses mudah dekat dengan jalan raya, dilalui kendaraan umum

dari berbagai trayek sehingga penghuni dapat berpergian dengan mudah. Selain itu

letak yang strategis dan dekat dengan kampus Anggrek.

Gambar 25. Lokasi tapak

Lokasi : Jl. Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat

Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk

Jakarta Barat

Peruntukan : Wisma dagang

Luas Tapak : 9.200 m²

KDB : 50 %

KLB : 2

Ketinggian Maksimum : 4

GSB : 10 m

Batas Wilayah :

• Utara : Jalan Kebon Jeruk Raya

• Timur : Jl. Rawa Belong

Page 6: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

42

• Barat : Perumahan Penduduk

• Selatan : Perumahan Penduduk

Luas lantai dasar yang boleh di bangun : 50% x 9.200 m² = 4.600 m²

Luas lantai bangunan yang boleh di bangun : 2 x 9.200 m² = 18.400 m²

4.1.2 Kondisi Sekitar Tapak

Gambar 25. Kondisi sekitar tapak

Tapak ini berada disekitar lingkungan ramai dan kurang penghijauan yang

pada umumnya digunakan sebagai area komersil, sekolah dan real estate.

Pertigaan arah Batu Sari

Tanah kosong

Daerah komersil

Sekolah TK Tarsisius

Page 7: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

43

Lingkungan ini merupakan daerah urban yang padat terdiri dari daerah komersil dan

sekolahan. Berada di daerah kemacetan tinggi.

Kesimpulan : Lingkungan yang akan didesain untuk asrama mahasiswa

universitas Bina Nusantara adalah lingkungan yang memiliki banyak penghijauan

pada tapak tersebut dengan memberi banyak taman dan pepohonan agar polusi

udara dan kebisingan yang terjadi dapat dikurangi pada tapak.

4.1.3 Analisa Pencapaian

Gambar 26. Pencapaian Tapak

Berdasarkan sumber buku Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan

Praktisi Bangunan oleh Ir.Jimmy S.Juwana, hal. 17 mengatakan bahwa kriteria

pintu masuk dan keluar yang baik adalah minimum berada 20 meter dari tikungan

Page 8: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

44

dan jika tidak memnuhi persyaratan tersebut maka letak pintu diletakkan di ujung

sisi muka (frontage) terjauh dari tikungan.

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa pencapaian ketapak dapat melalui tiga

alternatif yaitu

Alternatif pertama yaitu gambar panah A dari arah BatuSari menuju ke arah

Rawa belong atau ke arah Kebon Jeruk.

Alternatif kedua yaitu gambar panah B dari arah Kebon Jeruk menuju ke

Rawa Belong atau Batu Sari.

Alternatif ketiga yaitu gambar panah C dari arah Rawa Belong menuju ke

Kebon Jeruk atau Batu Sari.

Dari ketiga alternatif pencapaian diatas dapat ditentukan akses masuk yang tepat

dan cepat menuju tapak, dari ketiganya alternatif yang paling cepat menuju ke tapak

adalah dari arah Rawa Belong menuju Kebon Jeruk atau Batu sari.

• Peletakkan pintu masuk dan keluar tapak.

Pintu masuk dan keluar kendaraan akan dibuat jauh dari pertigaan seperti

pada gambar dibawah ini untuk menghindari kemacetan di pertigaan akibat keluar

masuk kendaraan dari tapak dan juga sesuai syarat yaitu minimal 20 m dari

tikungan agar tidak terjadi kemacetan. Pintu masuk keluar utama akan diletakkan di

Jl. Rawa Belong untuk side entrance dan dari Jl. Kebon Jeruk.

Page 9: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

45

Gambar 27. Analisa pintu masuk dan keluar tapak

Side entrance Pejalan kaki

Main entrance

4.1.4 Analisa Orientasi Bangunan

Faktor2 yang mempengaruhi letak dan orientasi bangunan adalah :

- Orientasi matahari

- Arah angin

- Topografi

- Kelandaian

- Bunyi

- Karakteristik tapak

(Sumber. Catatan mata kuliah perancangan tapak oleh Theo Salim M.Arch)

Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif orientasi masa bangunan yang

akan digunakan.

Page 10: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

46

• Alternatif I

Gambar 28. Analisa arah matahari pada bangunan menghadap utara dan selatan

Bangunan yang menghadap utara dan selatan pada bagian yang panjang dan

pada bagian yang pendek dihadapkan ke timur dan barat dapat mengurangi suhu

uadara panas akibat sinar matahari langsung, Dengan desain memanjang

menghadap utara dan selatan ini pemakaian Air Conditioner atau kipas angin dalam

ruangan dapat dikurangi sehingga penghematan energi dapat dilaksanakan. Jika

tidak bisa diarahkan keutara dan selatan maka bangunan dapat ditutupi dengan

pepohonan agar tetap sejuk atau dengan shading. Sedangkan untuk faktor

kebisingannya, orientasi masa diatas dapat mengurangi kebisingan yang berasal dari

jalan raya karena bagian yang terpendek dihadapkan pada sumber bunyi.

Dengan kondisi kontur tapak seperti pada gambar 22, masa bangunan seperti

ini dapat memerlukan biaya perataan tanah lebih karena dapat memotong dua garis

kontur, namun dapat diatasi dengan pengaturan masa yang baik atau dengan split

level.

Page 11: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

47

Gambar 29. Alternati f 1 terhadap kontur Sumber. Dinas Pemetaan Jakarta

• Alternatif II

Gambar 30. Analisa arah matahari pada bangunan menghadap timur dan barat

Bangunan yang menghadap timur dan barat pada bagian yang panjang akan

lebih panas ruang dalamnya dari pada bangunan yang menghadap utara dan selatan

seperti dibahas sebelumnya. Hal ini disebabkan banyak sinar matahari yang masuk

sehingga ruangan lebih panas dan pemakaian Air Conditioner dan kipas angin harus

Page 12: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

48

lebih maksimal. Dengan kontur sepeti pada gambar dibawah, masa bangunan

seperti ini dapat membatasi biaya perataan tanah, karena sedikit memotong garis

kontur yang terdapat dalam tapak.

Gambar 31. Alternati f 2 terhadap kontur Kesimpulannya, pada asrama ini akan menggunakan alternatif I yaitu

bangunan dengan bentuk masa bagian panjang ke arah utara dan selatan. Alternatif I

dipilih untuk mencegah banyak cahaya matahari masuk yang menyebabkan panas

dalam ruangan dan mengurangi kebisingan yang berasal dari jalan raya.

4.1.5 Analisa Kebisingan

Gambar 32. Analisa kebisingan

Page 13: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

49

Pada tapak ini daerah yang kebisingannya paling tinggi adalah pada daerah

berwarna kuning yaitu dari Jl. Kebon Jeruk Raya dan Jl. Rawa Belong. Kendaraan

yang berlalu lalang banyak sekali dan bertemu dipertigaan lampu merah tersebut.

Selain kendaraan pribadi dan motor, banyak juga mikrolet dan metro mini yang

berhenti menunggu penumpang di sekitar pertigaan lampu merah, sehingga

menambah kebisingan disekitar tapak.

Untuk mengantisipasi kebisingan tersebut dapat dengan memberikan buffer

yaitu berupa pepohonan pada sisi tapak yang menghadap ke kedua jalan raya

tersebut. Selain memberikan buffer hal yang perlu dipertimbangkan adalah

peletakkan zoning tapaknya, pada daerah hunian atau private lebih kedalam tapak

dan jauh dari jalan raya sedangkan daerah public dapat diletakkan didepannya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 33. Pengurangan bising pada tapak

Page 14: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

50

Gambar 34. Penggunaan pohon sebagai buffer Selain penggunaan tanaman penentuan orientasi masa bangunan juga

berpengaruh terhadap pengurangan kebisingan yaitu dengan mengarahkan bagian

pendek bangunan kearah sumber bising seperti pada gambar 21 dan seperti yang

telah dijelaskan pada analisa orientasi bangunan sebelumnya, atau dapat juga

menggunakan dinding penahan bunyi didekat sumber bising.

4.1.6 Analisa Sirkulasi Dalam Tapak

Sirkulasi dalam pada asrama ini dibedakan menjadi dua yaitu sirkulasi

kendaraan dan sirkulasi manusia.

1) Linier

Sirkulasi linier dapat menjadi unsur

pengorganisir utama untuk sederet ruang-

ruang. Selain itu jalan dapat berbentuk

lengkung, bercabang, berbelok arah dan

sebagainya.

2) Radial Sirkulasi radial memiliki jalan-jalan yang

lurus yang berkembang dari sebuah titik

atau menuju ke sebuah titik pusat.

Page 15: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

51

3) Spiral

Sirkulasi spiral adalah sirkulasi dai sebuah

titik pusat dan mengelilingi titik pusat

tersebut dengan jarak yang berbeda.

4) Grid

Sirkulasi grid adalah dua pasang jalan

sejajar yang saling berpotongan dan

membentuk kotak-kotak atau kawasan

ruang segi empat.

5) Jaringan

Sirkulasi jaringan terdiri atas jalan-jalan

yang menghubungkan titik-titik tertentu di

dalam tapak.

Tabel 3. Sirkulasi dalam tapak

Sumber. Ching F. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan

Page 16: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

52

Dari berbagai sirkulasi tapak diatas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi yang

akan digunakan untuk kendaraan adalah sirkulasi linier, karena sirkulasi ini mudah

disesuaikan dengan tapak dan jelas, selain itu sirkulasi ini dapat bercabang,

berbelok arah, melengkung dan sebagainya. Sedangkan untuk sirkulasi manusia

akan menggunakan sirkulasi linier karena akan mudah disesuaikan dengan arah

sirkulasi dan masa bangunan yang ada sehingga lebih jelas dan terarah bagi pejalan

kaki.

4.1.6 Analisa Zoning

Analisa zoning digunakan untuk menentukan zoning peletakan daerah

private, publik, semi publik, semi private dan juga membantu dalam menentukan

letak bangunan asrama, pengelola, fasilitas penunjang, tempat parkir, service, dan

lain-lain.

Tapak tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa wilayah zoning yaitu :

a. Publik

Publik adalah daerah yang diakses langsung oleh umum. Publik terdiri dari

daerah yang berhubungan langsung dengan tamu maupun pengunjung seperti

kantor pengelola, ruang tamu, guest house dan diletakkan lebih kedepan dan

dekat pintu masuk utama.

b. Semi publik

Semi publik merupakan area yang dapat diakses pengunjung dengan persyaratan

tertentu dan penghuni. Area semi publik terdiri dari fasilitas penunjang yang

Page 17: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

53

dibutuhkan oleh penghuni dan pengunjung maka semi publik diletakkan di

tengah tapak sehingga mudah dijangkau oleh penghuni maupun pengunjung.

c. Private

Privat adalah daerah yang lebih terjamin privasinya. Privat hanya bisa diakses

oleh penghuni, servis dan pengunjung yang memiliki izin tertentu. Privat

diletakkan lebih kedalam.

d. Service

Servis adalah daerah yang berfungsi untuk melayani daerah lainnya. Servis

hanya dapat diakses oleh petugas servis. Servis diletakkan jauh dari daerah

zoning lainnya agar tidak mengganggu kegiatan di daerah zoning lainnya.

Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif zoning yang dapat digunakan pada

tapak tersebut.

• Alternatif Zoning I

Gambar 35. Alternatif zoning I

A.Putri

A.Putra

Penunjang

Guest House

Pengelola

Ser

Page 18: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

54

Pada alternatif zoning diatas asrama putri dan putra diletakkan jauh dari

keramaian jalan raya dengan pertimbangan supaya penghuni tidak merasa bising

dengan keadaan sekitar. Daerah penunjang yang berwarna hijau diletakkan ditengah

agar mudah dicapai dari asrama maupun guest house dan pengelola. Guest house

dan pengelola diletakkan lebih kedepan dekat dengan jalan raya karena tidak terlalu

membutuhkan ketenangan, guest house diletakkan dekat dengan pintu masuk,

sedangkan pengelola berada didepan, dekat dengan pintu masuk utama. Untuk

daerah servis diletakkan lebih kedalam jauh dari jalan raya, supaya tidak terlihat.

• Alternatif Zoning II

Gambar 36. Alternati f zoning II

Pada alternatif zoning II asrama putra diletakkan lebih kedepan daripada

asrama putri, hal ini dikarenakan penghuni putri akan lebih membutuhkan

A.Putri

A.Putra Guest

House

Pengelola

Penunjang

Ser

Page 19: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

55

ketenangan dan keamanan daripada penghuni putra, dan penghuni putra lebih

berjiwa bebas. Untuk peletakkan daerah penunjang dan pengelola akan diletakkan

seperti gambar diatas, pengelola diletakkan dekat dengan pintu masuk utama agar

para tamu mudah untuk melapor ke pengelola.

Dari alternatif zoning diatas maka dapat disimpulkan alternatif zoning yang

baik dalam perancangan tapak asrama ini adalah alternatif kedua. Zoning ini dipilih

karena pertimbangan asrama putri lebih baik terlindung dan asrama putra lebih

kedepan, hal ini dikarenakan penghuni putri lebih memerlukan keamanan dan

penghuni putra lebih berjiwa bebas. Pengelola diletakkan depan tapak dekat dengan

pintu masuk utama agar lebih terlihat dan tamu bila ingin berkunjung menuju ke

pengelola terlebih dahulu.

Gambar 37. Zoning tapak

A.Putri

A.Putra

Guest House

Pengelola

Penunjang

Ser

Page 20: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

56

4.1.8 Analisa Angin

Angin di Indonesia terdiri dari angin musim barat dan angin musim timur.

Angin musim barat bertiup dari barat daya ke timur laut, sedangkan angin musim

timur bertiup dari timur laut ke barat daya dengan kecepatan angin di Indonesia

pada umumnya 5,9 meter per detik menurut sumber

http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1177294977&1. Bila angin terlalu

kencang maka dapat diatasi dengan penggunaan pepohonan pada bagian tapak yang

langsung dilalui angin karena pepohonan dapat membelokan dan membatasi angin

kencang yang masuk ke daerah tapak. Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif

massa bangunan untuk arah angin.

Gambar 38. Alternati f masa bangunan terhadap arah angin 1

Pada alternatif pertama diatas, setiap bangunan dilalui angin sehingga bangunan

dapat menerapkan penghawaan alami.

Page 21: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

57

Gambar 39. Alternatif masa bangunan terhadap arah angin 2

Pada alternatif kedua angin yang melalui bangunan lebih banyak ditangkap

sehingga dapat lebih banyak memanfaatkan sirkulasi alami.

Dengan demikian, bangunan yang menghadap ke barat dan timur seperti

pada alternatif 2 lebih efektif dalam memanfaatkan sirkulasi udara alami.

4.1.9 Analisa pengisi ruang luar

Elemen pengisi ruang luar terdiri atas elemen keras maupun elemen lunak.

1) Elemen Keras

Elemen keras pengisi tata ruang luar bangunan terdiri dari

- Aspal

Aspal digunakan untuk sirkulasi kendaraan maupun manusia, aspal bersifat

menaikan suhu disekitarnya dan menutup seluruh permukaan sehingga tidak dapat

meresap air hujan.

- Beton cetak

Page 22: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

58

Beton cetak biasanya digunakan untuk sirkulasi manusia maupun kendaraan, beton

cetak dapat meresap air hujan dengan memberikan celah kecil pada pemasngannya

dan tidak membuat suhu udara naik.

- Grass block

Grass block seperti beton cetak, dapat meresap air hujan lebih banyak dan tidak

membuat suhu udara naik.

- Kayu

Kayu digunakan untuk sirkulasi manusia, kayu dapat membuat suasana tapak lebih

alami.

- Batu alam

Batu alam biasa digunakan sebagai jalan setapak untuk manusia. Batu alam dapat

membuat suasana lebih alami dan menambah estetika pada ruang luar tapak.

Selain elemen untuk sirkulasi dan pedestrian, elemen keras lainnya yang

berfungsi memperindah taman pada tapak berdasarkan sumber http://www.e-

dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=211&fname=materi2.html adalah seperti

berikut.

- Patung

Patung merupakan salah satu elemen estetik. Patung merupakan benda seni yang

dapat mempercantik taman dan biasanya menyimbolkan sesuatu.

Page 23: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

59

Gambar 40. Patung taman

- Lampu taman

Lampu taman selain berfungsi sebagai penerangan pada malam hari dan dapat juga

memperindah taman pada malam hari, namun memerlukan energi listrik yang tidak

sedikit untuk penerangan lampu pada taman.

Gambar 41. Lampu taman

- Kolam

Kolam dapat membuat kesan taman lebih alami, biasanya kolam dilengkapi dengan

air mancur atau dengan air terjun.

Page 24: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

60

Gambar 42. Kolam

- Gazebo

Gambar 43. Gazebo

Gazebo dapat digunakan sebagai tempat bersantai dan belajar bersama sambil

menikmati taman dan juga sebagai tempat berteduh dari panas matahari.

- Ayunan

Gambar 44. Ayunan

Page 25: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

61

Ayunan dapat digunakan sebagai area bersantai dan mengobrol sambil menikmati

keindahan taman.

- Selasar

Gambar 45. Selasar

Selasar adalah jalur yang digunakan untuk pejalan kaki. Selasar yang ditanami

tanaman rambat seperti pada gambar diatas dapat melindungi pejalan kaki dari terik

matahari maupun hujan.

2) Elemen Lunak

Elemen lunak terdiri dari tanaman dan binatang. Berikut ini adalah berbagai

macam elemen lunak yang dapat memperindah ruang luar tapak.

- Tanaman hias

Tanaman hias terdiri dari tanaman hias bunga dan daun. Tanaman hias dapat

membuat ruang luar tapak lebih indah dan cantik, namun tanaman hias memerlukan

perawatan yang lebih karena membutuhkan intesitas cahaya matahari yang cukup

banyak.

Page 26: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

62

Gambar 46. Bunga

- Rumput

Rumput digunakan sebagai penutup tanah sehingga tanah menjadi hijau alami dan

tidak kering.

Kesimpulannya, dari berbagai elemen diatas tapak ini akan menggunakan

beberapa elemen yang telah disebutkan diantaranya.

1) Elemen Keras

Elemen keras yang akan digunakan adalah grass block dan beton cetak

untuk sirkulasi kendaraan dan manusia. Grass block dipilih karena tidak

membuat suhu udara naik dan dapat menyerap air.

Gambar 47. Grass block dan Conblock

Page 27: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

63

Sedangkan untuk elemen estetikanya berupa patung yang dapat dibentuk

simbol universitas maupun simbol lainnya, lampu taman untuk penerangan pada

malam hari, kolam untuk menambah kesan alami pada taman, gazebo untuk

tempat berkumpul dan belajar bersama dan selasar dengan tanaman rambat

sehingga pejalan kaki dapat terlindung dari terik matahari dan hujan.

Gambar 48. Selasar

2) Elemen Lunak

Elemen lunak yang akan digunakan adalah tanaman hias untuk

memperindah tapak, rerumputan sebagai penghijauan pada tanah, dan

pepohonan yang memiliki banyak fungsi yaitu sebagai tempat berteduh dan

mengurangi polusi udara dan kebisingan.

Gambar 49. Pohon

Page 28: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

64

1) Parkir

Berdasarkan buku Ernest Neufert jilid 2 p.105 terdapat berbagai macam

jenis parkir mobil.

• Parkir paralel pada jalur kendaraan.

• Parkir dengan sudut 30º keluar masuk mobil lebih mudah, namun hanya satu arah.

• Parkir dengan sudut 45º hanya bisa dilalui mobil satu arah.

• Parkir dengan sudut 60º lebih sulit dari parkir 45º namun lebih banyak dapat menampung mobil. Parkir jenis ini hanya bisa dilalui mobil satu arah.

Page 29: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

65

• Parkir dengan sudut 90º keluar masuk kendaraan lebih sulit, lebar jalan lebih besar supaya mobil dapat keluar masuk dengan mudah, selain itu jumlah mobil yang ditampung dapat lebih banyak. Parkir jenis ini dapat dilalui oleh kendaraan dari dua arah. Lebar tempat parkir 2,5 m dengan lebar jalan 5,5 m.

Tabel 4. Macam-macam jenis parkir mobil Sumber. Neufret, E (2002) Data Arsitek jilid 2 p.105

Jenis parkir mobil yang akan digunakan pada asrama ini adalah parkir

dengan kemiringan 90º, karena pada lahan yang sempit parkir 90º ini lebih ringkas.

Berikut dibawah ini adalah kebutuhan parkir mobil berdasarkan buku Sistem

Bangunan Tinggi oleh Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, 2005 p.19.

Sumber. Juwana, J.S (2005) Panduan Sistem Banunan Tinggi p.19

Penghuni dari asrama ini sebagian besar tidak menggunakan mobil untuk

berpergian karena penghuninya yang semua berasal dari luar kota. Untuk itu

kebutuhan parkir hanya diperuntukan bagi tamu guest house, tamu yang

Page 30: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

66

berkunjung, pengelola dan sebagian kecil penghuni. Maka perhitungan parkir akan

menggunakan hotel seperti pada tabel diatas, khususnya bintang 2-3. Perhitungan

parkir tersebut adalah sebagai berikut.

• Parkir Mobil

Asumsi parkir mobil pengelola : 2 mobil

Asumsi parkir mobil tamu guest house : 3 mobil

Asumsi parkir penghuni : 5 mobil

Total parkir mobil : 10 mobil

Luas parkir mobil : 10 x 12.5 m² = 125 m²

• Parkir Motor

Asumsi parkir motor 10% dari penghuni

10 % x 400 penghuni : 40 parkir motor

• Parkir Servis

Asumsi mobil box = 30 m²

4.2 Analisa Aspek Manusia

4.2.1 Analisa Pelaku Kegiatan Asrama Manusia

Pelaku kegiatan dalam asrama mahasiswa ini terdiri dari :

• Mahasiswa

Mahasiswa adalah pelaku utama dalam asrama mahasiswa ini khususnya

mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang berasal dari luar Jakarta dan

berkuliah selama tahun pertama. Pengguna asrama ini dikhususkan bagi

Page 31: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

67

mahasiswa Universitas Bina Nusantara satu tahun pertama yang berasal dari luar

kota Jakarta.

• Pengunjung

Pengunjung ini terdiri dari tamu yang mengunjungi mahasiswa maupun tamu

dari luar.

• Pengelola

Pengelola merupakan pelaku kegiatan pengelolaan asrama mahasiswa baik dari

administrasi, keamanan sampai pengelolaan bangunan dan fasilitas yang

dimiliki asrama ini.

• Penunjang

Penunjang adalah pelaku yang menunjang kegiatan didalam asrama seperti

penjual makanan, penjaga kios atau toko yang diperlukan mahasiswa dan pihak

lainnya yang berada didalam lingkungan asrama.

• Servis

Servis adalah pihak yang bertugas dalam melayani penggunan gedung dan

merawat gedung asrama baik dari kebersihan, perawatan dan perbaikan

peralatan mekanikal elektrikal dan sebagainya.

4.2.2 Analisa Daya Tampung Asrama

Analisa ini digunakan untuk mempertimbangkan jumlah kamar yang akan

digunakan sesuai jumlah mahasiswa yang ada dari tahun ke tahun. Sehingga daya

tampung asrama cukup memuat mahasiswa yang ingin menginap di asrama

tersebut.

Page 32: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

68

Jumlah daya tampung asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara akan

dibandingkan dengan daya tampung asrama yang telah ada di universitas lain yaitu

Universitas Indonesia Depok dimana jumlah penghuni asrama UI adalah 1248 orang

dan Universitas Pelita Harapan adalah 160 orang sesuai survey lapangan yang telah

dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Perbandingan pria dan wanita dapat dilihat dari data jumlah mahasiswa aktif

Bina Nusantara tahun 2007 yang didapat dari seperti pada tabel dibawah ini.

Tahun Pria Wanita

2004 660 312

2005 1189 665

2006 1443 736

2007 1573 865

Tabel 5. Jumlah mahasiswa aktif Binus Sumber.ATL BiNus Dari data diatas, maka perbandingan jumlah mahasiswa aktif pria dan wanita

tahun 2007 adalah 65% banding 35%, maka perhitungan daya tampung mahasiswa

adalah sebagai berikut.

Angkatan Jumlah mahasiswa luar daerah

Kenaikan Kenaikan rata-rata

2005 1854

2006 2153 16%

2007 2440 13% 14,5%

Asumsi 3 tahun mendatang dengan kenaikan 14,5%

setiap tahun

(100%+(14,5% x 3)) x 2440

Jumlah mahasiswa luar daerah

BINUS

3502

Page 33: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

69

Jumlah mahasiswa luar daerah

Jumlah penghuni asrama

Perbandingan

UI 6573 1248 19%

UPH 2564 160 6% 12,5%

BINUS 3502 438 12,5%

Persentase pria dan wanita

mahasiswa luar daerah (2007)

65% : 35%

Perkiraan penghuni asrama

284:154

Tabel 6. Perhitungan perkiraan jumlah penghuni

4.2.3 Analisa Jenis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Kelompok Kegiatan

Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Pengguna Persyaratan Ruang

Mahasiswa Tidur, istirahat, belajar Mandi Memasak Cuci

Kamar Kamar mandi, toilet Pantry Ruang cuci baju

Private Dipakai bersama Service Service

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

Tidak Bising, Ventelasi baik. Ventelasi udara baik, memiliki kloset dan bak air

Edukatif Belajar Ruang belajar bersama

Semi Publik

Mahasiswa Memiliki meja belajar dan kursi, penerangan baik

Page 34: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

70

Sosial Mengobrol Bertamu

Ruang tamu

Publik Mahasiswa & tamu

Pengelola Menerima tamu Mengatur administrasi dan perawatan asrama Buang air Memasak

Lobby & hall Ruang Kantor pengelola, Ruang kepala asrama Toilet Pantry

Publik Private Service Service

Pengelola & pengunjung Kepala asrama, staf pengelola Pengelola & pengunjung Staff pengelola

Ventelasi baik, pencahayaan baik, memiliki meja kursi kantor dan loket. Ventelasi baik, memiliki kloset dan bak air.

Penunjang

Makan & minum Cuci baju Menjual keperluan sehari-hari Fotokopi Bermain & berolah raga Rental internet Berkumpul utk suatu kegiatan.

Kantin Laundry Mini market, kios Jasa fotokopi Ruang hobi Warung internet Ruang serba guna

Publik Service Publik Publik Publik Publik Publik

Mahasiswa, pengunjung, pengelola Mahasiswa, Penunjang. Mahasiswa, pengunjung, pengelola,tamu. Mahasiswa, pengunjung, pengelola. Mahasiswa, pengunjung, pengelola. Mahasiswa, pengunjung, pengelola. Mahasiswa, pengunjung

Memiliki tempat untuk makan dan minum

Page 35: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

71

Service Pengunjung, tamu

Sholat (beribadah) Keamanan Tempat mesin genset Tempat panel listrik Tempat pompa air Menginap Bertamu

Musholla Pos satpam Ruang genset Ruang panel listrik Ruang pompa Kamar Guest house Ruang duduk Guest house

Semipublik Service Service Service Service Private Publik

Mahasiswa, pengelola, tamu. Satpam Pengelola Pengelola Pengelola Tamu & pengunjung Tamu & pengunjung

Ventelasi & penerangan baik Ventelasi udara baik, diberi peredam suara. Ventelasi udara baik.

Tabel 7. Jenis kegiatan dan kebutuhan ruang

4.2.4 Analisa Hubungan Makro dan Mikro

Pelaku yang terdiri dari penghuni, pengunjung dan pengelola memasuki

plasa terlebih dahulu, dari plasa kemudian dapat mengakses ke parkir atau langsung

ke kantor pengelola. Selain ke kantor pengelola dari plasa juga dapat langsung

menuju ke guest house, asrama dan penunjnag. Hubungan makro dan mikro dapat

dilihat dari diagram dibawah ini

• Hubungan makro

Page 36: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

72

• Gedung Asrama

Pelaku yang terdiri dari penghuni memasuki lobby terlebih dahulu, lalu dari

lobby dapat menuju ke kamar asrama masing-masing, ruang komunal, dapur

umum, kamar mandi.

• Bangunan Penunjang

Page 37: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

73

Pelaku yang terdiri dari penghuni, pengunjung dan pengelola memasuki

lobby, kemudian dari lobby dapat mengakses ke mini market, kantin,

mushola, kios-kios dan gedung serba guna.

• Gedung Pengelola

Pelaku yang terdiri dari kepala asrama dan staf pengelola memasuki lobby

dahulu untuk entrancenya. Kemudian dari lobby dapat menuju ke ruang

kantor kepala asrama, staf, toilet, dan pantry.

Entrance

Kios, mini market

Ruang hobi

Kantin Laundry

Page 38: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

74

• Gedung Guest House

Pelaku yang terdiri dari tamu memasuki lobby terlebih dahulu, kemudian

dari entrance dapat menuju ke kamar dan ruang tamu.

4.2.5 Analisa Pola Tinggal Penghuni

Dalam pengelompokan jumlah penghuni asrama terbagi menjadi 6 tipe

ruangan berdasarkan buku Time Saver Standards for Building Types edisi kedua

oleh Joseph De Chiara dan John Hancock Callender penerbit McGraw Hill USA,

pengelompokan tipe kamar adalah sebagai berikut.

1) Single rooms

Single room atau kamar yang dihuni satu penghuni memiliki privasi yang

lebih ketika tidur maupun keluar masuk kamar secara bebas. Single room

penghuninya dapat belajar lebih efektif tanpa terganggu penghuni lainnya,

selain itu si penghuni dapat mendengarkan atau memainkan musik tanpa

harus mengganggu orang lain.

Entrance

Kamar guest house

R. Tamu

Page 39: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

75

Gambar 50. Contoh kamar single

2) Split double rooms

Split double room terdiri dari dua ruangan yang terhubung dengan sebuah

bukaan. Keuntungannya adalah dapat memungkinkan untuk salah satu

penghuninya tidur ketika penghuni lainnya sedang mengobrol dengan

teman, selain itu dapat juga mengobrol diantara dua ruangan tersebut seperti

single room dengan komunikasi langsung diantaranya. Jika dua penghuni

harus berbagi tempat maka split double merupakan pilihan yang tepat karena

selain privasi terjamin penghuni juga dapat bersosialisai.

3) Double rooms

Double room adalah ruang kamar standard yang biasa dipakai dalam asrama.

Kamar ini privasinya kurang dan karena ketidak cukupan ruang belajar dan

ruang penyimpan, menjadi memaksa. Tipe kamar ini memungkinkan

beberapa alternatif furnitur layout. Keuntungan tipe kamar ini penghuni

dapat bersosialisasi dengan teman sekamarnya, namun kerugiannya adalah

seperti telah disebutkan diatas bahwa penghuni merasa kurang privasi dan

kurang bebas.

Page 40: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

76

Gambar 51. Contoh kamar double

4) Triple rooms

Bentuk ini telah dikenal oleh beberapa murid di sedikit kampus. Bentuk ini

lebih menghasilkan masalah antar penghuni karena privasi yang kurang,

namun selain itu kelebihan tipe ini adalah suasana dalam ruangan lebih

ramai, kebersamaan lebih terasa.

Gambar 52. Contoh kamar triple

5) Four student rooms

Pada four student rooms atau satu kamar terdiri dari empat orang memiliki

masalah yang sama seperti double room dan triple room dalam privasi.

Keuntungan tipe kamar ini adalah ruangan biasanya cukup luas untuk

menaruh lemari, partisi berbahan ringan dan elemen lainnya, selain itu

penghuni dapat memiliki banyak teman dan dapat bersoialisasi, namun

kerugian dari tipe kamar ini adalah mudah terjadi konflik antar penghuni.

Page 41: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

77

6) Suites

Tipe suite adalah kamar yang terdiri dari empat atau lebih penghuni yang

berbagi dalam satu atau dua ruangan, dengan atau tanpa kamar mandi, dan

sebuah ruang komunal ekstra. Kelompok penghuni tersebut bekerja dan

tinggal bersama dalam ruangan tersebut yang mencakup tiga kegiatan yaitu

tidur, belajar, dan aktivitas sosial.

Berdasarkan pengelompokan tipe kamar asrama diatas maka dapat

disimpulkan bahwa asrama ini akan memakai tipe double rooms, karena untuk

mengefektifkan luas lahan yang tidak terlalu luas dan mahasiswa dapat

bersosialisasi tetapi tidak terlalu ramai, dan juga dari hasil survey terhadap 101

mahasiswa yang 56,4% mahasiswanya menginginkan kamar double.

Dibawah ini adalah berbagai ukuran kamar tidur double dengan

menggunakan tempat tidur tingkat.

Ruang double dengan bed tingkat

(Minimum), ukuran ruang 15,6 m²

Page 42: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

78

Ruang double dengan bed tingkat

(Optimum) 17,8 m²

Ruang double dengan bed tingkat

(Generous) 20 m²

Tabel 8. Macam macam ukuran kamar as rama Sumber. Time Saver Standard for Building Types

Dari ketiga jenis ukuran kamar asrama diatas, ukuran yang akan digunakan

adalah ukuran minimum yaitu 15,6 m² karena pertimbangan lahan yang tidak terlalu

luas, dan memanfaatkan ruangan yang ada dan tipe asrama yang diinginkan tidak

terlalu mewah, namun ukuran tersebut akan dikecilkan lagi dengan pertimbangan

perletakan furniture kamar.

Analisa Program Ruang

Asrama

Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang

Luas

Page 43: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

79

Lobby 1 m²/ org Asumsi 8 5 40 m²

Kamar 2 orang 11,22 m² Time Saver & asumsi

2 230 2580 m²

Kamar mandi 1,4 m²/ org Data arsitek 1

1 70 98 m²

Toilet 1,3 m²/ org Data arsitek 1

1 70 91 m²

Tempat cuci 1,3 m²/ org Data Arsitek 1

1 50 65 m²

Ruang Komunal 2 m²/ org Asumsi 30 12 720 m²

Pantry 1,8 m²/ org Asumsi 2 12 43,2 m²

Sub total = 3637,2 m²

Sirkulasi 20 % = 722,2 m²

Total = 4340 m²

Pengelola

Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang

Luas

Lobby 1 m²/ org Asumsi 20 1 20 m²

Ruang tamu 1,5 m²/ org Asumsi 20 1 30 m²

Loket 2 m²/ org Asumsi 4 1 8 m²

Toilet 1,3 m²/ org Data arsitek 1

1 1 1,3 m²

Ruang kepala asrama

9 m²/ org Asumsi 1 1 9 m²

Ruang staf 4 m²/ org Asumsi 10 1 40 m²

Pantry 1,8 m²/ org Asumsi 2 1 3,6 m²

Ruang konseling

2 m²/ org Asumsi 3 1 6 m²

Sub total = 117,9 m²

Sirkulasi 20 % = 24 m²

Page 44: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

80

Total = 141,9 m²

Penunjang

Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang

Luas

Kantin 16 m²/ 8 org Time saver

50 1 100 m²

Warnet 9 m² Asumsi 1 12 m²

Mushola 1,2 m²/ org Data arsitek

30 1 36 m²

Laundry 12 m² Asumsi 1 12 m²

Kios makanan 4 m²/ org Asumsi 4 4 64 m²

Mini market 25 m² Asumsi 1 25 m²

Toilet 1,3 m²/ org Data arsitek 1

1 1 1.3 m²

Ruang serbaguna

150 m² Asumsi 1 150 m²

Sub total = 400,3 m²

Sirkulasi 20 % = 80 m²

Total = 480,3 m²

Service

Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang

Luas

Genset 20 m² Asumsi 1 20 m²

Ruang panel

listrik

20 m² Asumsi 1 20 m²

Ruang pompa 20 m² Asumsi 1 20 m²

Ruang satpam 9 m² Asumsi 2 18 m²

Sub total = 78 m²

Sirkulasi 20 % = 15,6 m²

Page 45: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

81

Total = 93,6 m²

Guest House

Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang

Luas

Ruang tamu &

lobby

40 m² Asumsi 1 40 m²

Unit hunian

Kapasitas 2 org

18,36 m² Time

Saver

20 183,6 m²

Sub total = 397,2 m²

Sirkulasi 20 % = 87,4 m²

Total = 484,6 m²

Luas total kebutuhan ruang adalah 5540,4 m²

Luas total bangunan yang boleh dibangun adalah 18.400 m²

4.2 Analisa Aspek Bangunan

4.3.1 Analisa Bentuk Bangunan

Bentuk dasar bangunan dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti matahari,

kebisingan, dan penataan ruang dalamnya. Berikut dibawah ini adalah tabel

bagaimana suatu bentuk berpengaruh terhadap matahari.

Page 46: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

82

Sumber.http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&re

q=getit&lid=1072.

Dilihat dari tabel tersebut maka bentuk segi empat memiliki radiasi matahari

paling sedikit, maka bentuk segi empat sangat baik untuk pencahayaan alami

maupun pengkondisian udara buatan.

Berdasarkan buku Data Arsitek oleh Ernest Neufret jilid 1 p.242 terdapat

berbagai macam bentuk masa bangunan hunian vertikal dalam bentuk gedung.

Macam Bentuk Masa Hunian Vertikal

Bangunan bentuk blok

Bentuk bangunan datar, merupakan satu kesatuan yang dapat membuat kepadatan tinggi, ruang yang berada diluar dan didalam memiliki fungsi yang berbeda. Contoh bangunan asrama dengan pola masa seperti ini adalah IPB dan asrama mahasiswa UI Depok pada bangunan asrama putra.

Bangunan bentuk barisan Bangunan terbuka, bentuk bangunan datar, ruang luar dan dalam tidak terlalu berbeda fungsinya.

Page 47: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

83

Bentuk bangunan irisan

Bentuk bangunan ini hampir sama antara perluasan panjang dan tinggi, ruang luar dan dalam tidak memiliki perbedaan

Bentuk bangunan besar/luas

Merupakan perluasan dan penyambungan dari bentuk irisan ke bentuk besar. Bentuk bangunan datar dengan ukuran besar. Perbedaan ruang luar dan dalam tidak begitu terlihat.

Bentuk bangunan balok tinggi

Bentuk bangunan ini pembentukan ruang luar tidak ada. Bentuk ini sebagai bentuk dominan yang digunakan apartemen pada kota-kota besar dan sering menggunakan struktur bangunan datar.

Tabel 9. Macam-macam bentuk massa hunian vertikal Sumber. Neufret, E (1996). Data Arsitek jilid 1 p.242

Pada asrama mahasiswa ini alternatif yang bisa digunakan adalah bentuk

masa balok atau bentuk barisan, karena keduanya cocok digunakan dalam asrama

Page 48: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

84

mahasiswa karena lantai tidak terlalu tinggi dan masa bangunan tidak terlalu besar.

Sedangkan pada bangunan asrama yang akan dirancang menggunakan bentuk

bangunan barisan karena mempertimbangkan arah utara dan selatan dan agar setiap

sisi mendapatkan view yang berbeda.

4.3.2 Analisa Organisasi Ruang

Macam-macam organisasi berdasarkan buku Bentuk, Ruang, dan Tatanan

(Francis D.K. Ching, Erlangga, Jakarta, 2000, p.189-225) adalah sebagai berikut

dibawah ini.

Macam Organisasi Ruang

• Terpusat Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder. Menentukan satu fungsi ruang yang akan dijadikan sebagai pusat perhatian, dan ruang-ruang yang memiliki fungsi lain akan mengarah ke ruang pusat.

• Linear Tata atur ruang ini menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu penataan yang menyerupai garis lurus yang meneruskan fungsi ruang yang satu ke ruang yang lain. Bentuk tata ruang ini diibaratkan seperti sebuah jalan lurus yang sebelah kanan dan kiri terdapat ruang-ruang yang memanfaatkan jalan sebagai akses utama.

Page 49: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

85

• Grid Suatu urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang.

• Cluster Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.

Tabel 10. Macam-macam organisasi ruang Sumber. Ching, F .(1999). Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan Dari berbagai macam organisasi ruang diatas maka pada asrama ini akan

menggunakan bentuk cluster karena bentuk cluster dengan salah satu fungsi

bangunan di tengah dapat memudahkan setiap penghuni untuk menuju ke setiap

fungsi bangunan dengan fungsi bangunan paling penting diletakkan ditengah.

4.3.3 Analisa Tampak Bangunan

Tampak bangunan yang digunakan adalah tampak bangunan asrama

mahasiswa sesuai dengan iklim tropis. Dibawah ini adalah berbagai macam contoh

tampak bangunan asrama mahasiswa dari berbagai survey yang dilakukan.

Page 50: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

86

Foto 23. Tampak asrama UI Depok

Gambar 53. Tampak asrama Bilkent University Turki

Foto 24. Tampak asrama IPB Bogor

Tampak bangunan yang akan digunakan pada asrama ini adalah tampak

bangunan tropis dengan bagian yang menghadap ke timur dan barat diberi

sunshading.

Page 51: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

87

Gambar 54. Sunshading

Tampak bangunan akan diberi sunshading pada setiap sisi bangunan

berdasarkan arah matahari berikut ini.

Gambar 55. Rotasi bumi pada bulan Juni Sumber. http://po.crystal-aurora.com/index.php?page=tulisan&id=24

Karena bumi berputar sesuai rotasi bumi diatas (daerah tropis tidak terlalu

berpengaruh pada kemiringan rotasi bumi pada bulan-bulan tertentu) maka Jakarta

memiliki panas matahari yang lebih pada bagian utara daripada selatan, dan

memiliki panas yang tidak nyaman pada bagian barat daripada bagian timur. Maka,

Page 52: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

88

tampak bangunan untuk bagian utara, selatan, barat dan timur adalah sebagai

berikut ini.

Gambar 56. Tampak timur asrama Gambar 57. Tampak barat asrama

Gambar 58. Tampak selatan asrama Gambar 59. Tampak utara asrama

Pemanfaatan sinar matahari pada asrama ini adalah menggunakan reflektor

yang dapat memantulkan sinar matahari kedalam ruang kamar dan membantu

penerangan kamar secara alami seperti pada gambar dibawah ini dengan arah

pantulan cahaya matahari berupa garis merah dan dibahas lebih lanjut pada analisa

pencahayaan.

Page 53: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

89

Gambar 60. Pantulan cahaya matahari

4.3.4 Analisa Interior (Furnitur)

Pada umumnya dalam satu kamar asrama terdiri dari tempat tidur, lemari

pakaian dan meja belajar. Furnitur yang dipakai dalam kamar asrama ini sebaiknya

furnitur yang praktis, multi fungsi dan dapat dilipat sehingga tidak banyak

menggunakan ruang. Pemilihan furnitur yang praktis ini dikarenakan supaya

penghuni tidak merasa sempit dengan banyaknya furnitur, dan selain itu penghuni

dapat leluasa belajar bersama dengan pemakaian furnitur praktis. Dibawah ini

adalah macam-macam furnitur yang dapat digunakan di kamar asrama.

Tempat tidur • Bersifat multifungsi karena selain

Page 54: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

90

sebagai tempat untuk tidur dapat juga sebagai tempat penyimpanan barang pada bagian bawahnya, sehingga tidak perlu menggunakan lemari lagi.

• Bed diatas berukuran panjang 198 cm, lebar 108 cm, dan tinggi 60 cm.

• Penggunaan tempat tidur tingkat pada jenis kamar double yang bagian bawahnya digunakan sebagai meja belajar dan lemari sehingga tidak menggunakan banyak ruang.

• Memiliki ukuran panjang 195 cm, tinggi 179,5 cm, dan lebar 107 cm untuk masing-masing tempat tidur.

Lemari Pakaian

• Mudah dipindahkan dan jika tidak dipakai lagi dapat dilipat sehingga tidak banyak memakan tempat dan cocok digunakan di dalam kamar asrama.

• Lemari pakaian ini memiliki ukuran panjang 68 cm, lebar 52 cm dan tingi 164 cm.

Lemari pakaian diatas selain sebagai tempat menyimpan pakaian juga dapat menyimpan barang-barang seperti buku dan keperluan lainnya pada rak di bagian sampingnya. Lemari ini memiliki ukuran panjang 100 cm, tebal 57 cm dan tinggi 177 cm.

Page 55: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

91

Meja belajar ini selain digunakan untuk komputer dan belajar juga dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan buku. Ukuran meja diatas adalah panjang 145 cm, tebal 65 cm dan tinggi 73 cm.

Tabel 11. Furnitur asrama Sumber. http://www.ikea.com

Dari berbagai macam jenis furnitur diatas, furnitur yang akan digunakan

pada ruang asrama ini adalah furnitur tingkat. Karena furnitur ini lengkap sudah

terdiri atas tempat tidur, lemari dan meja relajar dalam satu tempat sehingga tidak

memakan banyak tempat, cocok untuk kamar asrama yang kecil karena praktis.

Gambar 61. Layout asrama

Page 56: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

92

4.3.5 Analisa Sirkulasi dalam Bangunan

Sirkulasi manusia pada bangunan asrama terdiri sirkulasi vertikal dan

horisontal. Sirkulasi vertikal yaitu sirkulasi manusia secara vertikal dari atas

kebawah dan sebaliknya, biasanya menggunakan tangga, eskalator dan lift.

Sedangkan sirkulasi horisontal adalah sirkulasi manusia secara horisontal atau

sejajar.

Pada asrama ini menggunakan sirkulasi vertikal berupa tangga, karena jika

menggunakan eskalator dan lift lebih membutuhkan banyak listrik dan selain itu

bangunan empat lantai ini tidak terlalu membutuhkan lift.

Untuk sirkulasi horisontalnya terdiri dari double loaded dan single loaded,

double loaded berupa kamar-kamar yang berada dikanan dan kiri lorong seperti

pada gambar dibawah ini.

Gambar 62. Double loaded

Single loaded adalah ruang-ruang dalam satu baris yang berada pada satu

jalur disamping lorong seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 63. Single loaded

Page 57: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

93

Dari kedua jenis sirkulasi horisontal diatas, asrama ini akan menggunakan

double loaded dengan void ditengah karena pertimbangan lahan yang tidak terlalu

luas dan juga tidak memakan banyak ruang tapak. Karena asrama ini akan

dirancang hanya sampai lantai 4, maka asrama ini tidak menggunakn lift untuk

sirkulasi vertikal, karena selain perawatan dan listriknya mahal pemakaian lift tidak

terlalu dibutuhkan pada bangunan 4 lantai. Selain itu bangunan ini juga akan

menyediakan tangga untuk darurat kebakaran.

4.3.6 Analisa Sistem Struktur dan Konstruksi

1) Pondasi

Pondasi adalah salah satu bagian terpenting bangunan yang berfungsi untuk

menyalurkan beban bangunan ke tanah. Untuk menentukan jenis pondasi hal yang

perlu diperhtikan adalah ketinggian bangunan, struktur dan konstruksi bangunan,

serta kondisi atau jenis tanah.

• Pondasi batu kali

Merupakan pondasi menerus karena memiliki ukuran yang sama dan

kedalaman yang sama dan dipasang dibagian bawah setiap tembok dan

kolom. Pondasi ini biasa digunakan pada bangunan yang tidak tingi seperti

rumah tinggal sampai 2 lantai.

• Pondasi tiang pancang

Biasanya digunakan pada bangunan tinggi. Pondasi ini terdiri dari tiang-

tiang pancang yang dipasang pada poer. Kedalaman tiang pancang biasanya

15 m - 20 m. Semakin besar diameter tiang maka tumpuannya semakin kuat.

Page 58: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

94

Kekurangan pondasi ini adalah perlu memikirkan alat angkut tiang pancang

ke lokasi, namun dari segi kegagalan dalam pelaksanaan tiang pancang

relatif kecil dibanding tiang bor .

Gambar 64. Pondasi Tiang Pancang

• Pondasi bore pile

Pondasi ini sistemnya adalah memasukan beton bertulang kedalam tanah,

dengan cara cor ditempat. Pondasi ini daya dukungnya lebih kuat dari tiang

pancang tergantung dari diameter pondasi tiang bor. Kekurangan pondasi ini

adalah kegagalan yang timbul lebih tinggi daripada tiang pancang dalam

proses pemasangannya.

Page 59: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

95

Gambar 65. Tiang bor

Dengan demikian, pada asrama ini akan menggunakan pondasi bore

pile, karena selain lebih kuat tidak perlu mengangkut tiang-tiang pancang

untuk sampai ke tujuan sehingga lebih hemat bensin karena pemasangan

langsung ditempat.

2) Upper Structure

Upper structure atau struktur atas terdiri dari struktur rangka dan shear wall

(dinding geser).

• Struktur Rangka (rigid frame)

Struktur rangka ini terdiri dari balok yang ditopang oleh kolom. Berikut

dibawah ini adalah gambar unit asrama yang menggunakan struktur rangka.

Kelebihannya adalah bukaan pada dinding dapat banyak, namun

kekurangannya adalah sulit dalam pengaturan furnitur karena terdapat

kolom-kolom yang menonjol.

Page 60: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

96

Gambar 66. Denah menggunakan struktur rangka

• Shear Wall

Shear wall atau yang disebut juga dinding geser keuntungannya lebih kuat

dan dalam mendesain ruangan tidak sulit karena tidak ada kotak-kotak

kolom yang menonjol dalam ruangan. Namun kekurangannya adalah hanya

dapat memiliki bukaan yang terbatas.

Gambar 67. Denah menggunakan shear wall

Kesimpulannya pada asrama ini akan menggunakan struktur rangka karena

menggunakan shear wall dapat membatasi bukaan atau jendela pada dinding.

Macam rangka atap terdiri dari rangka baja ringan dan rangka kayu. Rangka

baja ringan lebih mudah pemasangan karena rangkanya dapat langsung dipesan

sesuai ukuran, selain itu tidak perlu menebang pohon, sedangkan rangka kayu lebih

sulit pemasangannya dan dapat terkena rayap. Pada asrama ini akan menggunakan

rangka baja ringan karena lebih mudah pemasangan dan mengurangi dampak

perusakan lingkungan dari penebangan pohon.

Page 61: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

97

Gambar 68. Rangka baja ringan Gambar 69. Rangka kayu

Berikut ini adalah berbagai jenis atap yang baisa dipakai.

Atap Kelebihan Kekurangan

Dak beton

Pemasangan mudah

karena tidak ada

genteng sama sekali.

Jika hujan mudah terjadi

kebocoran

Perisai

Lebih terlihat cantik Pemasangan sulit karena

memiliki banyak

sambungan dan mudah

bocor.

Pelana

Pemasangan mudah,

tidak mudah bocor,

perawatan mudah.

Tabel 12. Macam-macam bentuk atap

Page 62: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

98

Kesimpulannya, dari berbagai macam atap maka jenis atap yang akan

digunakan adalah atap pelana karena tidak mudah bocor jika hujan dan mudah

pemasangan.

4.3.7 Analisa Utilitas

• Utilitas air bersih

Air bersih berasal dari air PAM yang ditampung pada reservoir bawah dan

kemudian disalurkan ke reservoir atas lalu menuju ke kamar mandi, toilet,

tempat cuci, sprinkler dan hydrant pada masing-masing gedung.

Perhitungan air pencegah kebakaran adalah sebagai berikut berdasarkan

buku Panduan Ssistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy. S.J (2005) p.158-159

Jumlah hidran = 2 x Luas total bangunan ( 5540,4 m²) = 14 unit 800 Kebutuhan air hidran = Jumlah hidran • 400 liter/menit • 30menit

= 168.000 liter

Jumlah sprinkler = Luas total bangunan = 222 unit 25

Kebutuhan air sprinkler = 20% x Jumlah sprinkler x 18 liter/menit x 30

menit = 24.000 liter

Jadi kebutuhan air untuk proteksi kebakaran adalah = 192.000 liter

Kebutuhan air untuk bersih untuk kesehatan sebagai berikut berdasarkan

buku Eco house 2 oleh Roaf sue (2001) adalah sebagai berikut.

Untuk asrama diasumsikan 123 liter/hari, yaitu sebagai berikut

Mandi dua kali sehari dengan menggunakan shower : 60 liter/hari

Buang air besar dua kali flush dalam sehari : 18 liter/hari

Page 63: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

99

Buang air kecil lima kali flush dalam sehari : 45 liter/hari

Jadi kebutuhan air setiap orang dalam sehari : 123 liter

Jumlah orang sekitar 500 orang, maka kebutuhan air : 123 x 500 = 61.500

liter

Total kebutuhan air = 61.500 + 192.000 = 253.500 liter

• Utilitas air kotor

Air kotor berupa air buangan dari kamar mandi, tempat cuci, akan

dibuang menuju ke WTP lalu didaur ulang dan digunakan kembali untuk air

kloset. Sedangkan air hujan akan ditampung dan diolah kembali menjadi air

kloset. Untuk kotoran akan dibuang menuju ke STP kemudian disalurkan ke

riol kota.

4.3.8 Analisa penghawaan

Penghawaan pada ruangan terdiri dari penghawaan alami dan penghawaan

buatan. Pada penghawaan alami menggunakan sirkulasi udara alami sedangkan

penghawaan buatan menggunakan AC atau Air Conditioner. Pada bangunan asrama

ini menggunakan penghawaan AC pada setiap kamarnya, hal ini dikarenakan daerah

tersebut bising dan polusi sehingga jika mengandalkan penghawaan alami akan

tidak nyaman. Penggunaan AC hanya pada waktu tertentu atau sesuai dengan

kebutuhan penghuni, karena ruang-ruang tersebut akan didesain semaksimal

mungkin menggunakan penghawaan alami sehingga penghuni seminimal mungkin

menggunakan AC.

Jenis AC yang biasa digunakan pada saat ini adalah AC Central, AC Split

dan AC window.

Page 64: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

100

AC Split

- Kelebihan AC jenis ini adalah

mudah pemasangannya, pemakaian listrik lebih hemat dan jika tidak digunakan dapat dimatikan oleh pengguna.

- Kekurangan AC jenis ini memerlukan tempat untuk meletakkan outdoor unit.

AC Window

- Kelebihan AC jenis ini adalah jika tidak digunakan dapat dimatikan oleh pengguna, harga relatif lebih murah di pasaran.

- Kekurangan AC jenis ini listrik tidak sehemat AC jenis split, perlu menjebol dinding untuk pemasangannya.

AC Central

- Kelebihan AC jenis ini adalah dapat diatur dari pusat, dimatikan dengan cara bersamaan.

- Kekurangan AC jenis ini listrik tidak sehemat AC jenis split, AC tidak bisa dimatikan jika salah satu ruangan tidak ingin menyalakan AC, pemasangan sulit karena memerlukan ruang untuk kabel-kabel AC.

Tabel 13. Macam macam jenis AC

Page 65: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

101

Kebutuhan listrik AC sesuai dengan besar PK, semakin besar PK, semakin

tinggi listrik yang dibutuhkan. AC berukuran 1 PK biasanya membutuhkan listrik

dibawah 1000 watt.

Berikut adalah perhitungan kebutuhan AC

- Kamar Asrama

Luas kamar = 11 m²

Tinggi Plafon = 2,8 m

Koefisien AC = 50

Kapasitas AC = (11 m² x 2,8)/50

= 0,78 = 3/4 PK

- Kamar Guest House

Luas kamar = 18,36 m²

Tinggi Plafon = 2,8 m

Koefisien AC = 50

Kapasitas AC = (18,36 m² x 2,8)/50

= 1,03 = 1 PK

- Ruang Pengelola

Ruang kepala asrama = 9 m²

(9 m² x 2,8)/50 = 0,5 = ½ PK

- Ruang Staff

Ruang staff = 32 m²

(32 m² x 2,8)/50 = 1,8 = 2 PK

Page 66: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

102

Berdasarkan buku Fisika Bangunan 1 (Prasasto Satwiko, Andi, Yogayakarta,

2004, p.23) dalam penghawaan alami sebaiknya terdapat tiga lubang supaya

pergerakan udara dapat maksimal, ketiga lubang itu yaitu lubang atas (ventelasi

atas), lubang bawah (ventelasi bawah), lubang tengah (jendela). Lubang atas untuk

melepaskan udara panas akibat jendela yng ditutup dan lubang bawah untuk

melepaskan udara lembab akibat lantai dibawahnya.

Gambar 70. Zona bukaan pada bangunan

Sumber. Fisika Bangunan 1 p.23 Pertimbangan desain bangunan untuk menghemat energi AC menurut buku

Fisika Bangunan 2 (Prasasto Satwiko, Andi, Yogayakarta, 2004, p.20) adalah

sebagai berikut.

• Mengorientasikan arah bangunan ke utara dan selatan. Karena jika bangunan

menghadap timur dan barat pada bagian yang panjang maka sinar matahari akan

banyak masuk ke dalam ruangan dan mengakibatkan kerja AC berat. Jika tidak

bisa diarahkan keutara dan selatan bangunan dapat ditutupi dengan pepohonan

agar tetap sejuk seperti pada gambar dibawah ini.

Page 67: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

103

Gambar 71. Sunshading berupa tanaman Sumber. Lechner. N (2001) Heating, Cooling, Lighting p.215 Atau dapat juga dengan shading. Dibawah ini adalah berbagai macam shading

berdasarkan buku Heating, Cooling, Lighting: Design Method for Architect

(Norbert Lechner, John Wiley & Sons Inc New Jersey,2001)

Gambar 72. Macam-macam shading Sumber. Lechner. N (2001) Heating, Cooling, Lighting p.210

• Menata denah bangunan dengan cara mengelompokan ruangan yang panas dan

lembab (dapur dan kamar mandi) dan menambahkan exhaust fan pada ruang-

ruang tersebut supaya sirkulasi udara lancar.

• Pemakaian AC hanya pada ruang-ruang yang diprioritaskan seperti kamar tidur

dan ruang kerja.

• Memakai bahan bangunan bertransmitan rendah (isolator) untuk menahan panas

matahari masuk ke ruangan.

Page 68: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

104

• Menggunakan jendela nako akan lebih baik karena udara luar yang hangat dapat

masuk, sementara itu udara dalam mengalir keluar.

Dibawah ini adalah berbagai macam desain jendela berdasarkan buku Data Arsitek

jilid 1 oleh Ernst Neufret p. 161

Gambar 73. Macam-macam jendela

Ketiga jendela diatas adalah jendela yang memiliki katup pembuka dan

penutup diatas dan bawahnya dan akan dipergunakan pada kamar asrama sehingga

sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik. Jendela yang akan digunakan pada

kamar asrama adlah jendela ketiga.

Peletakkan tanaman didekat gedung juga berpengaruh pada ventelasi alami

bangunan. Berdasarkan buku Heat Transfer (Environmental Control System,

Heating, Cooling Lighting, McGraw Hill, USA p.65-66) menyebutkan.

• Tanaman dapat mengakibatkan pergerakan udara melalui gedung.

• Selama penggunaanya, tanaman dapat menambah atau mengurangi pergerakaan

udara pada bangunan.

• Tanaman dapat menyebabkan perubahan aktual arah pergerakan udara didalam

bangunan.

Page 69: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

105

Kesimpulannya pada bangunan asrama ini akan menggunakan AC pada

setiap kamarnya, hal ini dikarenakan daerah yang bising dan polusi yang

menimbulkan ketidaknyamanan jika hanya mengandalkan ventelasi alami, namun

karena bangunan ini hemat energi, maka penggunaan AC sebisa mungkin

diminimalkan seperti yang dijelaskan pada uraian diatas. Sebisa mungkin ruangan

tetap nyaman tanpa menggunakan AC sehingga penghuni tidak menerus merasa

harus menggunakan AC, salah satu caranya adalah menggunakan shading dan

tanaman untuk mengurangi panas matahari masuk dan menggunakan bahan material

yang dapat menyerap panas dengan baik.

4.3.9 Analisa Pencahayaan

Pencahayaan juga terdiri dari pencahayaan buatan dan pencahyaan alami.

Pencahayaan buatan menggunakan lampu, sedangkan pencahayaan alami berasal

dari sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Pada perancangan asrama ini

sebisa mungkin memaksimalkan pencahyaan alami, karena asrama ini berusaha

menghemat energi, maka penggunaan bukaan yang banyak dan pembatasan

matahari panas masuk akan digunakan pada bangunan asrama ini. Pemakaian

cahaya buatan seperti lampu akan dipakai pada saat pengguna gedung

membutuhkannya.

1) Pencahayaan Alami

Berdasarkan buku Fisika Bangunan 2 (Prasato Satwiko, Andi, 2004, p.93)

menyebutkan pedoman perancangan yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan

cahaya alami adalah sebagai berikut.

Page 70: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

106

• Membuat jendela selebar-lebarnya akan lebih menguntungkan daripada jendela

sempit.

• Jendela timur dan barat perlu dilindungi tirai agar panas tidak mengganggu.

• Bila dimungkinkan bangunan diletakkan ditengah tapak agar setiap sisi

mendapat cahaya masuk.

2) Pencahayaan Buatan

Menurut Prasasto Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan 2 p.87, pada

kamar asrama atau ruang tidur bersifat pribadi maka lampu biasanya untuk

penerangan umum dan lampu baca didekat tempat tidur dan di meja belajar.

Sebaiknya menggunakan lampu 60 watt daripada lampu 100 watt. Pada kamar

mandinya sendiri sebaiknya menggunakan lampu flourescent untuk memberi kesan

bersih.

Menurut buku Sustainable Energy System in Architectural Design A

Blueprint for Green Building (Peter Gevorkian, McGraw Hill, USA, 2006, p.83-84)

Metode mudah untuk menghemat energi dalam penggunaan lampu adalah

sebaiknya menggunakan lampu fluorescent, dalam mengurangi penggunaan lampu

tradisional pijar. Lampu fluorescent mengurangi penggunaan energi 75% daripada

lampu pijar biasa. Sebuah lampu fluorescent 15 watt dapat mensuplai jumlah yang

sama dari 60 watt lampu pijar.

Kesimpulannya, bangunan asrama ini menggunakan pencahayaan alami

pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari. Pada malam hari

menggunakan lampu fluorescent atau lampu TL. Pada siang hari semaksimal

Page 71: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

107

mungkin memanfaatkan cahaya matahari dengan arah cahaya matahari akan dibuat

dan dipantulkan seperti pada potongan dibawah ini. Dengan begitu lorong asrama

tetap dimasuki cahaya matahari.

Gambar 74. Penggunaan cahaya alami pada bangunan

4.3.10 Analisa Penggunaan Material

Karena bangunan ini akan dirancang hemat energi maka bahan bangunan

atau material yang digunakan adalah material tidak membuat panas ruangan

sehingga kerja AC tidak berat. Dibawah ini table beberapa material dan kemampuan

menyerap panasnya.

Sifat Thermal beberapa material

Name of materials K (W/mK)

C (Wh/kg K)

P (Kg/m)

Hollow block concrete (1 cavity) Hollow block Burnt Clay (2 cavities) Cement Mortar Burnt Clay blok Burnt Clay Tile Concrete Tile Bamboo Woodboard (bangkirai) Woodboard (jackfruit) Plywood

1,000 0,500

0,930 0,500 0,800 0,120 0,100 0,200 0,070 0,130

0,25 0,26

0,29 0,20 0,24 0,24 0,76 0,58 0,79 0,75

1100 1000

1800 1300 1900 2000 650 900 630 500

Page 72: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

108

Yumen (wood wool slab) Coconutfiber Asbestos cement Gypsum Air Cavity Sand Earth

0,085 0,045 0,400 0,220 0,024 0,400 1,400

0,50 0,45 0,25 0,23 0,28 0,24 0,22

500 75

1600 900

1,201 1700 1300

Tabel 14. Macam-macam material Sumber. http://www.ftsp1.uii.ac.id/twiki/bin/viewfile/Main/KlasSeninJamTujuhLimaPuluh?rev=1;filename=Arie_funkeeh.doc. Keterangan: K= conductivity

C= specific heat P= density

Dinding

Untuk dinding bangunan menggunakan bahan yang memiliki transmitan

rendah (bersifat isolator) dan menggunakan warna cat yang cerah menurut Prasasto

Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan 2, 2004, p21-34, sehingga suhu udara

tidak panas dan tidak perlu menyalakan AC. Pada tabel diatas batu bata cukup

menyerap panas sehingga cukup menurunkan suhu didalam ruangan.

Pada dinding luar bangunan asrama dipasang batu alam agar panas dari luar

dapat diresap dengan baik. Batu alam itu sendiri mempunyai sifat tahan terhadap

cuaca dan kemampuan menyerap panas yang tinggi.

Atap

Untuk atapnya menggunakan genteng tanah liat karena kemampuan

penyaluran panasnya rendah dan mampu menyerap panas dengan baik. Untuk

rangka atapnya seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan rangka baja ringan

Page 73: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

109

karena dengan mengunakan baja ringan tidak perlu menebang pohon dan

pemasangannya mudah.

Plafon

Pada langit-langit menggunakan kayu triplek karena dapat dipakai kembali

ketika sudah tidak terpakai dan membuat suhu ruangan tidak terlalu panas.

Lantai

Untuk lantai bangunan menggunakan keramik 30cm x 30cm karena keramik

dapat membuat suhu udara rendah sehingga kamar tidak terlalu panas.

4.3.11 Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran

Pada setiap bangunan perlu dipasang sistem pencegahan terhadap kebakaran

tak terkecuali bangunan asrama mahasiswa ini. Menurut buku Sistem Bangunan

Tinggi (Ir. Jimmy S.Juwana, MSAE, 2005, p146-150) terdapat berbagai macam alat

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran aktif. Alat-alat tersebut adalah

sebagai berikut.

• Alat Penginderaan Dini (Detektor)

Dengan adanya detektor maka akan mengurangi kemungkinan pengguna

bangunan yang celaka. Oleh karena itu detektor asap memberikan peringatan dini

jika terdapat asap yang berasal dari api. Detektor asap merupakan alat yang

diaktifkan oleh fotoelektrik atau sel ion sebagai sensornya, selanjutnya detektor ini

dihubungkan dengan alarm.

• Hidran dan Selang Kebakaran

Page 74: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

110

Hidran digunakan jika terjadi kebakaran penghuni atau pengguna gedung

dapat menanggulanginya terlebih dulu sebelum api menjadi besar. Berdasarkan

lokasi penempatan hidran dibagai atas:

1) Hidran Bangunan (Kotak hidran/Box Hydrant)

Kotak hidran terdiri dari selang dan pemadam api ringan. Kotak ini harus

ditempatkan pada jarak 35 meter satu dengan yang lainnya karena panjang

selang dalm kotak hidran adalah 30 m.

Gambar 75. Kotak Hidran

2) Hidran Halaman

Hidran ini ditempatkan diluar bangunan yaitu pada lokasi yang aman dari api.

3) Sprinkler

Sprinkler adalah alat penyemburan air yang akan bekerja jika terdapat asap,

sprinkler merupakan alat pengendali kebakaran yang baik karena dapat langsung

mencegah api menjadi lebih besar.

Untuk tangga kebakaran menggunakan tangga darurat kebakaran dengan

jarak minimal 30 meter antara tangga. Selain tangga darurat pemakaian bahan

Page 75: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

111

tahan kebakaran juga dipikirkan, misalnya tidak memakai material kertas, kayu,

plastik dan sebagainya.

Pada asrama ini akan menggunakan hidran bangunan, hidran halaman , dan

sprinkler agar pengamanan terhadap bahaya kebakaran tinggi.

4.3.12 Analisa Sistem Keamanan

Berdasarkan buku Sistem Bangunan Tinggi oleh Ir. Jimmy S.Juwana

MSAE, 2005 p.162-164, sistem keamanan ruangan dibagi sebagai berikut.

• Dengan Menggunakan Anak Kunci

Sistem keamanan ini menggunakan anak kunci pada setiap pintu yang

dibuka. Biasanya menggunakan sistem master key yaitu pada sistem ini sebuah

kunci dapat membuka kunci-kunci yang berada di bawah tingkatannya.

• Tanpa Anak Kunci

Sistem ini menggunakan tombol berupa angka yang ditekan sesuai kode

untuk membuka pintu. Selain menggunakan tombol berangka juga dapat

menggunakan kartu dengan pita magnetik. Penggunaan alat pembuka pintu

lainnya adalah dengan pengendalian jarak jauh (remote sensing), sidik jari, pupil

kornea mata, tapak tangan dan suara.

Pada asrama ini akan menggunakan sistem tanpa anak kunci khususnya

penggunaan kartu, dengan begitu tidak sembarangan orang dapat masuk ke dalam

kamar asrama. Selain itu, penggunaan kamera cctv juga diperlukan disetiap sisi

bangunan asrama untuk mengkontrol kegiatan mahasiswa

Page 76: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

112

4.3.13 Analisa Sumber Listrik

Sumber listrik yang dipakai adalah berasal dari PLN dan photovoltaic

dengan perhitungan kebutuhan listrik total seperti dibawah ini. Photovoltaic ini

digunakan agar dapat memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber listrik

sehingga tidak perlu memakai energi biasa yang semakin lama akan habis. Cara

kerja photovoltaic adalah menangkap dan menyimpan sinar matahari dalam baterai

yang kemudian dapat digunakan untuk peralatan elektronik.

Berikut perhitungan kebutuhan listrik berdasarkan buku Panduan Sistem

Bangunan Tinggi oleh Jimmy S.J (2005) p.244-246.

Kebutuhan listrik untuk penerangan

Untuk hunian diasumsikan = 10 watt/m²

Luas total bangunan = 5541 m²

Kebutuhan listrik untuk penerangan = 55.410 watt = 56 kW

Kebutuhan listrik AC

- AC hunian asrama

Berdasarkan pada perhitungan AC pada bab sebelumnya, setiap kamar

menggunakan AC split ¾ PK. Untuk AC split ¾ PK membutuhkan listrik

sekitar 600 Watt berdasarkan situs http://sharp-indonesia.com/id/produk/home-

appliance/air-conditioner/

230 kamar asrama x 600 watt = 138 kW

- AC Guest House

Setiap kamar guest house menggunakan AC split 1 PK seperti pada perhitungan

AC pada bab sebelumnya. Untuk AC split 1 PK membutuhkan listrik sekitar

Page 77: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

113

800 watt berdasarkan situs http://sharp-indonesia.com/id/produk/home-

appliance/air-conditioner/ maka

20 kamar guest house x 800 watt = 16 kW

- AC Kantor pengelola

Ruang kepala asrama menggunakan AC split ½ PK = 330 Watt = 0.33 kW

Ruang staff menggunakan AC split 2 PK = 2000 Watt = 2 kW

Total kebutuhan listrik AC adalah = 156,3kW

Kebutuhan listrik pompa air

Seperti perhitungan pada bab sebelumnya yaitu total kebutuhan air bersih

adalah 253.500 liter, maka perhitungan kebutuhan listrik untuk pompa air

berdasarkan sumber buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy S.J (2005)

p.246 adalah sebagai berikut.

Qmaks = c. kebutuhan air = 1,5 x 253.500 = 38.025 liter/jam = 0,6 m³/menit T 10 Tinggi angkat total = Ht = tinggi floor to floor x jumlah lantai x 1,3 = 17,16 m

Daya listrik pompa adalah = 0,163 x 1,2 x Q maks x Ht x γair = η = 0,163 x 1,2 x 0,6 x 17,16 x 1 = 3,4 kW 0,6 Total Kebutuhan listrik Perkiraan total kebutuhan listrik adalah sebagai berikut

Kebutuhan untuk penerangan = 56 kW

Kebutuhan untuk AC = 156,3 kW

Kebutuhan untuk pompa air = 3,4 kW

Page 78: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

114

Total kebutuhan listrik seluruhnya adalah = 215,7 kW

Penggunaan photovoltaic untuk 20 % total pemakaian listrik. Photovoltaic

akan dipasang pada bagian atap bangunan yang langsung menghadap timur atau

barat agar kerjanya maksimal.

. Berdasarkan situs http://sharp-indonesia.com/id/produk/photovoltaic/solar-

panel-%3cbr%3end%11130t1j/details/. Solar panel dengan merk Sharp berukuran

sekitar 0,67 m x 1,5 m dapat menghasilkan daya listrik sekitar 130 Watt. Sumber

listrik yang berasal dari photoviltaic adalah sekitar 20% dari total kebutuhan listrik.

Maka perkiraan luas photovoltaic yang diperlukan adalah sebagai berikut.

20% x 251.000 Watt = 50.200 Watt

Maka perkiraan luas photovoltaic yang diperlukan diperlukan adalah 50.200 watt x 0,67 m x 1,5 m = 388 m²

130 watt

Gambar 76. Penggunaan photovoltaic

Page 79: BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan 4.1.1 Analisa Tapakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00069-AR Bab 4.pdf · - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki

115

4.3.15 Analisa Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah akan menggunakan jalar shaft sampah yang

terdapat pada setiap lantai bangunan asrama. Shaft sampah ini berfungsi untuk

memudahkan dalam pengumpulan sampah-sampah dari lantai paling atas sampai

lantai dasar sehingga tidak perlu turun naik tangga membawa tempat sampah. Estela

sampah terkumpul dilantai paling dasar maka sampah-sampah tersebut akan

dikumpulkan pada bak sampah utama dan nantinya akan diangkut oleh Dinas

Kebersihan setempat.