bab ii landasan teori dan pengembangan hipotesis …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00064-ak bab...

35
9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi Akuntansi Internasional Tahun 2005 merupakan awal dimulainya suatu era baru bagi bisnis global dimana telah berhasil dilakukan pemenuhan atas usaha selama tiga puluh tahun untuk menciptakan aturan-aturan pelaporan keuangan bagi pasar modal di seluruh dunia (Barry J. Epstein, Interpretation and Application of International Financial Reporting Standards 2006, pp.1-17). Selama siklus pelaporan keuangan tahun itu, perusahaan- perusahaan yang terdaftar di dua puluh lima negara anggota Uni Eropa, ditambah dengan banyak negara lainnya di Rusia, Australia, Afrika Selatan dan Selandia Baru, diharapkan (dalam Uni Eropa, diwajibkan) membuat laporan keuangan tahunan yang memenuhi set tunggal aturan internasional, yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS). II.1.1 IASB dan AS FASB mengabaikan IASC sampai awal tahun 1990-an, periode dimana IASC mulai bekerja dengan IOSCO, dimana FASB mulai berkepentingan dengan IASC. Usaha IOSCO membuat paspor tunggal bagi secondary listing, serta peranan IASC sebagai pembuat standarnya, yang dimaksudkan untuk beroperasi di seluruh dunia, memiliki arti terpenting bagi penerbit asing berkenaan dengan pasar AS. SEC menerbitkan pernyataan (1996), bahwa untuk dapat diterima, IFRS harus memenuhi : 1. Mereka harus menyertakan suatu set inti standar-standar yang merupakan suatu dasar akuntansi komprehensif;

Upload: vuongtram

Post on 01-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

II.1 Program Standarisasi Akuntansi Internasional

Tahun 2005 merupakan awal dimulainya suatu era baru bagi bisnis global

dimana telah berhasil dilakukan pemenuhan atas usaha selama tiga puluh tahun untuk

menciptakan aturan-aturan pelaporan keuangan bagi pasar modal di seluruh dunia

(Barry J. Epstein, Interpretation and Application of International Financial Reporting

Standards 2006, pp.1-17). Selama siklus pelaporan keuangan tahun itu, perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di dua puluh lima negara anggota Uni Eropa, ditambah

dengan banyak negara lainnya di Rusia, Australia, Afrika Selatan dan Selandia Baru,

diharapkan (dalam Uni Eropa, diwajibkan) membuat laporan keuangan tahunan yang

memenuhi set tunggal aturan internasional, yaitu International Financial Reporting

Standards (IFRS).

II.1.1 IASB dan AS

FASB mengabaikan IASC sampai awal tahun 1990-an, periode dimana

IASC mulai bekerja dengan IOSCO, dimana FASB mulai berkepentingan dengan

IASC. Usaha IOSCO membuat paspor tunggal bagi secondary listing, serta peranan

IASC sebagai pembuat standarnya, yang dimaksudkan untuk beroperasi di seluruh

dunia, memiliki arti terpenting bagi penerbit asing berkenaan dengan pasar AS. SEC

menerbitkan pernyataan (1996), bahwa untuk dapat diterima, IFRS harus memenuhi :

1. Mereka harus menyertakan suatu set inti standar-standar yang merupakan suatu

dasar akuntansi komprehensif;

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

10

2. Standar-standar tersebut harus berkualitas tinggi, dan memungkinkan para

investor untuk menganalisa baik melewati periode-periode waktu dan di antara

perusahaan-perusahaan secara berarti; dan

3. Standar-standar tersebut harus diterapkan dan diinterpretasikan setepat-tepatnya,

apabila tidak transparansi dan komparabilitas tidak dapat tercapai.

Rencana dengan IOSCO melibatkan penyelesaian set inti standar oleh

IASC, yang kemudian menyerahkannya kepada IOSCO, yang pada gilirannya

meminta para anggota untuk mengevaluasi, lalu akhirnya IOSCO akan menerbitkan

putusannya.

FASB bergabung dengan IASB untuk pertemuan-pertemuan informal di

awal tahun 1990-an, menuju pada pembentukan kelompok pembuat standar G4+1

(US, Kanada, Australia dan New Zealand, dengan IASC sebagai pengamat) di mana

FASB menjadi peserta aktif. IASB dan FASB menandatangani Norwalk Agreement

Oktober 2002, mereka berjanji menggunakan usaha-usaha terbaik mereka untuk :

1. Membuat standar-standar pelaporan keuangan mereka yang ada sekarang

harmonis sepenuhnya secepat mungkin; dan

2. Mengkoordinasikan program-program kerja masa depan mereka untuk

memastikan bahwa sekali tercapai, keharmonisan tetap terjaga.

Untuk mencapai keharmonisan, FASB dan IASB setuju untuk :

1. Menjalankan suatu proyek jangka pendek yang bertujuan menghilangkan

perbedaan individual di antara US GAAP dengan IFRS;

2. Menghilangkan perbedaan-perbedaan lainnya antara IFRS dan US GAAP yang

akan tetap ada pada tanggal 1 Januari 2005, melalui koordinasi atas program-

program kerja masa depan mereka; melalui menjalankan bersama proyek-proyek

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

11

substansial yang berlainan dimana kedua badan akan memusatkan perhatiannya

bersama-sama.

3. Mendorong badan-badan interpretatif mereka untuk mengkoordinasikan aktivitas-

aktivitas mereka.

II.1.2 IASB dan Eropa

Sementara Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris Raya merupakan

anggota pendiri IASC dan tetap sangat terlibat di dalamnya, Komisi Eropa tidak

berpartisipasi dalam bentuk apapun sampai tahun 1990, ketika akhirnya dia menjadi

pengamat dalam pertemuan-pertemuan Board. Komisi Eropa memiliki program

harmonisasi regional sendiri sejak tahun 1960-an dan secara resmi mengabaikan hal

ini di tahun 1995, ketika dalam sebuah policy paper, merekomendasikan negara-

negara anggotanya untuk mencoba mensejajarkan aturan-aturan mereka tentang

laporan keuangan konsolidasi dengan IAS.

Komisi Eropa kemudian memberi dorongan yang besar bagi IASB ketika

mengumumkan di bulan Juni 2000 yang mewajibkan seluruh perusahaan yang

terdaftar di seluruh Uni Eropa untuk menggunakan IFRS yang dimulai tahun 2005

sebagai bagian dari inisiatif untuk membangun suatu pasar keuangan tunggal Eropa.

Dimulai 1 Januari 2005, seluruh perusahaan Uni Eropa yang memiliki sekuritas yang

terdaftar pada suatu pasar modal Uni Eropa harus menyiapkan catatan-catatan

konsolidasi (grup) yang sesuai dengan IFRS. Tujuan ini dikonkritkan dengan

persetujuan atas Regulasi IFRS di bulan Juni 2002 oleh the European Council of

Ministers (otoritas pembuat keputusan tertinggi Uni Eropa).

IASB mengembangkan IFRS sesuai dengan due process procedures.

Proses ini mencakup pertemuan publik dan input yang ekstensif dari pihak-pihak yang

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

12

berkepentingan dari seluruh dunia. Di antara pihak-pihak tersebut adalah the

European Financial Reporting Advisory Group (EFRAG), suatu organisasi sektor

swasta yang terdiri dari ahli-ahli akuntansi dari Uni Eropa (UE), yang memberikan

saran kepada European Commission (EC) berkaitan dengan masalah-masalah teknis

akuntansi. Setelah IASB menerbitkan suatu standar, EFRAG me-review standar

tersebut dan, setelah melakukan konsultasi publik, EFRAG memutuskan apakah akan

merekomendasikan agar EC mengesahkan standar tersebut untuk penggunaannya di

Eropa.

Dengan memperhitungkan saran EFRAG, EC membuat draft usulan

peraturan. EC kemudian mencari masukan dari the Accounting Regulatory Committee

(ARC). ARC, suatu organisasi pemerintahan yang terdiri dari wakil-wakil dari setiap

negara anggota UE, me-review peraturan dan memberikan rekomendasinya mengenai

adopsi di dalam UE. ARC mempertimbangkan manfaat teknis dari standar seperti

yang diekspresikan dalam surat rekomendasi EFRAG, demikian pula implikasi dari

standar bagi kepentingan publik Eropa.

Apabila ARC merekomendasikan pengesahan, EC kemudian memutuskan

apakah akan mensahkan standar tersebut, seperti yang ditulis oleh IASB, atau dengan

tambahan amandemen, atau menolaknya. Apabila disahkan, standar tersebut menjadi

peraturan yang dapat diterapkan bagi perusahaan-perusahaan di dalam UE. Apabila

ARC merekomendasikan penolakan standar, EC dapat meminta EFRAG untuk

mempertimbangkannya lebih lanjut atau mengirimkannya kepada Parlemen Eropa

untuk meminta keputusan. Proses ini dapat diterapkan untuk suatu standar tunggal

atau suatu kelompok standar-standar.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

13

II.2 Metode Beberapa Negara dalam Melakukan Penyesuaian Standar

Akuntansi

II.2.1 Australia dalam Melakukan Penyesuaian Standar Akuntansi

II.2.1.1 Australian Accounting Standards Board (AASB)

Australian Accounting Standards Board (AASB) merupakan sebuah

perwakilan yang menyetujui penyusunan standar pada berbagai sektor di Australia

dan memiliki pengembangan dan tenaga administratif tersendiri. AASB bertanggung

jawab untuk mengembangkan dan mengeluarkan AASB Accounting Standards

(AASBs) serta menjaga dan memelihara standar tersebut. Fungsi dan kekuatan dari

AASB ini terbentuk pada saat diselenggarakannya Australian Securities and

Investments Commission Act 2001.

II.2.1.2 Penyesuaian Australian Accounting Standards dengan IFRS

Sebelum tanggal 1 Januari 2005, Australian Accounting Standards masih

berdasarkan standar akuntansi yang dikembangkan oleh Australian Accounting

Standards Board (AASB). Sebagai hasil dari adanya tekanan harmonisasi

internasional dalam standar akuntansi, AASB telah bekerja keras untuk melakukan

penyesuaian antara Australian Accounting Standards dengan IFRS. Sejak 1 Januari

2005, pemadanan terhadap IFRS telah sepenuhnya diimplementasikan dalam AASB

101-141. Hal ini merupakan sebuah syarat bagi setiap pelaporan entitas.

II.2.2 Uni Eropa dalam Melakukan Penyesuaian Standar Akuntansi

Setiap perusahaan publik di Uni Eropa telah diwajibkan untuk

mempersiapkan laporan konsolidasi mereka dengan menggunakan IFRS sejak tahun

2005. Untuk dapat disetujui penggunaannya di Uni Eropa, setiap standar harus

disahkan terlebih dahulu oleh Accounting Regulatory Committee (ARC), di mana

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

14

termasuk di dalamnya perwakilan dari pemerintahan pusat, dan telah dipertimbangkan

terlebih dahulu oleh sekelompok praktisi akuntansi yang berpengalaman yang dikenal

dengan nama European Financial Reporting Advisory Group.

II.2.3 Rusia dalam Melakukan Penyesuaian Standar Akuntansi

Pemerintahan Rusia telah mengimplementasikan program untuk

mengharmonisasikan standar akuntansi nasional Rusia dengan IFRS sejak tahun 1998.

Sejak saat itu, terdapat dua puluh standar akuntansi baru yang dipublikasikan oleh

Ministery of Finance of Russian Federation dengan tujuan untuk meluruskan praktek

akuntansi dengan IFRS. Meskipun telah dilakukan implementasi terhadap IFRS,

masih terdapat beberapa perbedaan antara standar akuntansi nasional dengan IFRS.

Mulai tahun 2004, seluruh bank di Rusia diharuskan untuk mempersiapkan laporan

keuangannya sesuai dengan keduanya, yaitu standar akuntansi keuangan dan IFRS.

Transisi dari standar akuntansi nasional Rusia ke IFRS sepenuhnya telah mengalami

penundaan dan diperkirakan akan mulai diberlakukan pada tahun 2010.

II.3 Hasil Riset Terdahulu Tentang Penyesuaian yang Dilakukan di Beberapa

Negara

II.3.1 Riset yang Menggambarkan Pengenalan IFRS dan Pengaruhnya pada

Perusahaan Terdaftar

(IFRS Introduction and Its Effect On Listed Companies In Spain – Jordi

Perramon & Oriol Amat)

II.3.1.1 Latar Belakang

Pada awal tahun 2005 terdapat sekitar tujuh ribu lima ratus (7500)

perusahaan dari European Union, Iceland, Lichtenstein dan Norway yang telah

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

15

mengikuti International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam melaporkan

laporan keuangan konsolidasi sebagai perusahaan publik sesuai dengan Peraturan

1606/2002 pada European Union. Peraturan akuntansi tersebut telah dipersiapkan

oleh International Accounting Standards Board (IASB). European Communities

memiliki hak untuk menerima peraturan yang dikeluarkan oleh IASB tersebut setelah

memperoleh saran ahli dari Accounting Regulatory Communities (ARC) dan

European Financial Reporting Advisory Group (the EFRAG).

Keobjektifan digunakan untuk menganalisa dampak permulaan dari

pengimplementasian IFRS pada neraca penghasilan atas perusahaan non-keuangan di

dalam IBEX 35. Untuk tujuan tersebut, informasi laporan sementara dari perusahaan

Spanyol yang terdapat di dalam indeks, telah dikumpulkan dengan fokus khusus pada

rekonsiliasi antara IFRS dan PGC (contohnya : General Accounting Chart, Plan

General de Contabilidad). Data ini memungkinkan kita untuk mengobservasi bagian

mana dari standar akuntansi internasional yang memiliki pengaruh yang signifikan

atas hasil keuangan pada perusahaan tertentu. Rekonsiliasi tersebut juga

menampakkan gross impact pada net profit.

II.3.1.2 Literatur dan Temuan Utama

II.3.1.2.1 Harmonisasi : Definisi, Pengukuran dan Batas-batas

Harmonisasi akuntansi merupakan suatu proses (e.g. van der Tas, 1998;

Tay and Parker, 1990; Nobes, 1991), yang mendasar untuk kemajuan perbandingan

internasional atas laporan keuangan. Choi dan Mueller (1984) menjelaskan

perbandingan tersebut dengan standar atau peraturan tunggal yang dapat diterapkan di

semua situasi (sejenis).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

16

Gray (1980) percaya bahwa perbedaan antara harmonisasi dan standarisasi

berasal dari tekanan pengarahan dalam prosesnya. Ia menyarankan bahwa

harmonisasi adalah sebuah proses, di mana organisasi internasional seperti United

Nations (UN), European Union (EU) dan Organization for Economic Cooperation

and Development (OECD), diarahkan oleh pihak-pihak yang mengatur kebijakan

mereka. Sedangkan proses standarisasi, merupakan tindakan pengamatan terhadap

praktek akuntansi, misalnya pilihan dalam melakukan pengukuran dan pengungkapan

oleh para manajer. Nobes (1991) menyarankan bahwa, walaupun terdapat perbedaan

antara harmonisasi dan standarisasi, merupakan hal sulit dalam prakteknya untuk

membedakan proses mana yang berlaku. Secara formal, harmonisasi menambah

komparabilitas laporan keuangan, sementara standarisasi lebih menggambarkan

kekakuan dan keseksamaan peraturan akuntansi. Tay dan Parker (1990)

mendefinisikan standarisasi sebagai suatu proses pergerakan maju menuju

keseragaman, contohnya diasosiasikan secara berkelompok dengan keselarasan dan

pengurangan dalam jumlah metode yang tersedia (p.73). Dalam publikasi selanjutnya,

pengarang (1992) juga mengemukakan bahwa harmonisasi diasosiasikan dengan

penerapan regulasi ke seluruh perusahaan, regulasi yang berlaku dan atau regulasi

yang mengandung definisi yang tepat. Van der Tas (1992) menyarankan di dalam

pendapatnya atas Tay dan Parker bahwa malahan dari perbedaan antara harmonisasi

dan standarisasi, dapat menjadi lebih relevan untuk diperdebatkan mengenai

perbedaan level yang spesifik dalam mengukur tingkat keharmonisan.

Alternatif klasifikasi dan pengukuran keharmonisan telah disarankan

dengan sebaik-baiknya. Van der Tas (1988) menyarankan sebuah pengukuran tunggal

untuk mengukur tingkat harmonisasi, bersama dengan sebuah klasifikasi baru dari

harmonisasi. Ia menegaskan bahwa penentuan standar tidak berarti menerima

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

17

harmonisasi atas laporan keuangan. Harmonisasi atas standar merupakan hal yang

berbeda dari harmonisasi atas laporan keuangan, di mana telah diperkenalkan dalam

klasifikasinya sebagai harmonisasi formal versus material. Van der Tas (1988) juga

menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya memutuskan untuk menterjemahkan

dengan spesifik suatu peristiwa dalam laporan keuangan dan menentukan metode

akuntansi apa yang akan diaplikasikan untuk peristiwa tersebut. Van der Tas (1988)

menemukan dua varian untuk mengukur pengukuran material : i) harmonisasi

nasional di mana perusahaan menyediakan informasi untuk beberapa metode

alternatif dari praktek akuntansi khusus dan ii) harmonisasi internasional.

Tay dan Parker (1990) menganalisa enam pembelajaran persetujuan

dengan pengukuran dalam harmonisasi internasional dan menguraikan kesulitan

dalam menerapkannya. Mereka menggambarkan perbedaan antara harmonisasi

material (de facto) dan formal (de jure). Para pendahulu cenderung kepada

keharmonisan atau keseragaman regulasi akuntansi. Tay dan Parker (1990)

menyarankan sebuah alternatif pengukuran harmonisasi, yang berfokus pada praktek

penilaian pelaporan aktual dari akun tahunan. Data pada proporsi tahunan yang

menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat diperoleh dan keharmonisan

dapat diukur menggunakan indeks pemusatan.

Keterbatasan utama yang dihadapi menurut Tay dan Parker (1990) berasal

dari pemilihan sampel, sumber data dan metode statistik yang diaplikasikan. Nobes

(1981) mengemukakan bahwa terdapat kesulitan metodologi saat mengukur

harmonisasi dengan data survei. Tay dan Parker (1990) lebih dalam berpendapat

bahwa hubungan sebab akibat merupakan permasalahan dalam pembelajaran

akuntansi ini.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

18

II.3.1.2.2 Kekurangan dan Kelebihan dari Harmonisasi Akuntansi

II.3.1.2.2.1 Harmonisasi Akuntansi dan Investor Internasional

Pengungkapan persoalan merupakan sesuatu yang penting dari hal yang

menguntungkan bagi para investor dan perusahaan. Jelas terlihat perbedaan antara

pengukuran keuangan atas resiko dan karakterisitik pengembalian perusahaan dalam

dua negara berbeda. Bagaimana pun, sudut pandang yang berlawanan dan temuan

yang bertentangan telah membuat kemungkinan keuntungan yang datang dari

harmonisasi standar pada pasar keuangan menjadi suatu hal umum.

II.3.1.2.2.2 Harmonisasi Akuntansi dan Perusahaan Multinasional

Beberapa pengarang telah mempercayai bahwa perbedaan dalam peraturan

akuntansi menciptakan kesulitan untuk efisiensi operasional dari perusahaan

multinasional. Mereka juga mengemukakan keuntungannya, seperti pengurangan

biaya dan peningkatan efisiensi manajemen. Mason (1978) mengidentifikasikan

sepasang keuntungan bagi perusahaan multinasional jika keharmonisan sistem

akuntansinya mendunia. Pertama, biaya untuk menyiapkan laporan keuangan

konsolidasi menjadi lebih ringan bagi perusahaan induk. Kedua, harmonisasi

akuntansi yang global akan mengizinkan integrasi sistem pelaporan internal dan akan

memfasilitasi kebijakan umum human management perusahaan.

II.3.1.2.3 Metodologi Pembelajaran dan Prosedur Pemilihan Sampel

Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk mengetahui pengaruh atas

pengenalan IFRS pada laporan keuangan di Spanyol. Terdapat empat indeks IBEX,

yang bernama IBEX Small Cap, IBEX Medium Cap, IBEX New Market dan IBEX

35. Indeks yang mengukur tren pasar untuk perusahan Spanyol adalah IBEX 35. Ini

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

19

merupakan indeks di mana para peneliti keuangan dan analis pasar cenderung

membandingkan performa pasar saham lintas negara.

II.3.1.2.4 Hasil

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang besar dalam

pelaporan perbedaan atas hasil keuntungan bersih di bawah PGC dan IFRS.

Hasil statistik menunjukkan bahwa pengaruh awal dari pengenalan IFRS

tidak terlihat signifikan untuk tampilan keuntungan bersih pada perusahaan di IBEX

35.

II.3.1.2.5 Kesimpulan

Penelitian ini menganalisa hasil dari implementasi IFRS untuk income

statement, contohnya adalah perusahaan publik non-finansial yang terdapat di

Spanyol. Hasilnya menyebutkan bahwa yang utama dari perkenalan IFRS dapat juga

mempengaruhi keuntungan. Sepertinya metode akuntansi yang baru di bawah IFRS,

khususnya kapitalisasi biaya, pencatatan keuntungan pekerjaan dan asosiasi

perusahaan, menunjukkan perbedaan yang material dalam income statement

perusahaan Spanyol. Bagaimanapun, data analisis menunjukkan bahwa perbedaan

yang disebabkan IFRS pada keuntungan konsolidasi tidak bergantung pada tingkat

keuntungan dan total aset perusahaan. Kesimpulan ini menyatakan secara tidak

langsung bahwa adopsi standar akuntansi internasional mungkin mempengaruhi sama

halnya atas perbedaan ukuran dan keuntungan perusahaan di Spanyol.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

20

II.3.2 Riset yang Menganalisa Peningkatan Kegunaan Informasi Akuntansi

pada Suatu Negara Code-Law

(Does IFRS Improve the Usefulness of Accounting Information In a Code Law

Country? – Anna Maija Lantto)

II.3.2.1 Pendahuluan

Pembelajaran utama menunjukkan bahwa politik memberi dampak yang

luas terhadap akuntansi dan asal usul suatu negara (common-law atau code-law)

mempengaruhi kebutuhan untuk menerbitkan informasi keuangan (e.g. Ball et al.,

2000). Di dalam negara code-law, modal yang disediakan oleh negara, bank atau

keluarga cenderung menjadi lebih penting dibandingkan dalam negara common-law,

dimana perusahaan sebagian besar dibiayai oleh sejumlah besar investor pribadi (e.g.

Ball et al., 2000; Nobes, 1998; La Porta et al., 1997). Sebagai akibat dari informasi

yang tidak seimbang antara para penyedia modal dan sebuah perusahaan dapat diatasi

di negara code-law dengan wujud institusional dan dengan adanya transparansi

pelaporan keuangan (e.g. Ball et al., 2000). Di lain hal, waktu dan frekuensi informasi

akuntansi disediakan khusus bagi para penyedia modal.

Pembelajaran utama juga menunjukkan bahwa latar belakang institusional

suatu negara memiliki bermacam dampak terhadap penyusunan standar pelaporan

keuangan. Ding et al. (2006) melaporkan bahwa standar akuntansi domestik lebih

berbeda dengan IFRS di negara code-law daripada di negara common-law. Selain itu,

Hope et al. (2005) menemukan bahwa negara code-law lebih suka mengadopsi IFRS

untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor, untuk membuat pasar modal

mereka lebih mudah diakses bagi investor mancanegara, dan untuk meningkatkan

perbandingan dan kelengkapan informasi keuangan mereka. d’Arcy (2001) juga

menemukan bahwa adopsi IFRS di negara Eropa mengubah sistem akuntansi mereka

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

21

menuju ke sistem yang lebih mengorientasikan pasar modal. Sebagai tambahan, Barth

et al. (2005) menemukan bahwa pengadopsian IFRS oleh perusahaan mengarah pada

pengembangan kualitas akuntansi, seperti informasi akuntansi relevan yang lebih

bernilai. Dengan didukung oleh pandangan tersebut, Daske dan Gebhardt (2006)

melaporkan bahwa pengungkapan kualitas telah meningkat secara signifikan di bawah

IFRS dalam tiga negara Eropa, yaitu Austria, Jerman dan Swiss. Secara keseluruhan,

pembelajaran sebelumnya meyakini bahwa perusahaan di negara code-law

melaporkan peningkatan kegunaan informasi laporan keuangan setelah mengadopsi

IFRS.

Tujuan dari pembelajaran saat ini adalah untuk menginvestigasi apakah

IFRS meningkatkan kegunaan informasi akuntansi di sebuah negara code-law.

Finlandia terpilih sebagai contohnya karena merupakan negara code-law yang

berkembang dan karena domestik GAAP berbeda secara signifikan dari IFRS (e.g.

Ding et al., 2006). Paper ini memberikan kontribusi bagi penyelidikan literatur atas

implementasi IFRS di lingkungan ekonomi dan politik yang berbeda (e.g. Larson &

Street, 2004; Jermakowicz & Gornik-Tomaszewski, 2006; Chamisa, 2000; Mir &

Rahaman, 2004) dalam empat hal. Pertama, fokus dalam merasakan manfaat IFRS

secara detail (pada level standar). Kedua, dengan fokus pada kunci persepsi pemilih

mengenai kegunaan informasi akuntansi, pembelajaran ini memperluas penelitian

utama yang mengungkapkan kesuksesan penyusun lokal (manajer) dan

penyelenggara (e.g. auditor, sistem resmi penyelenggaraan dan analis) dalam

mengadopsi IFRS. Ketiga, pembelajaran ini yang pertama kalinya menggunakan

rangka kerja IASB, yang dibentuk untuk membantu pengguna, penyusun dan auditor

dengan keadaan yang memperhatikan IFRS, dalam sebuah kuesioner. Keempat,

dengan menghindari beberapa batasan dari pembelajaran relevansi nilai.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

22

II.3.2.2 Perkembangan Hipotesis

Literatur sebelumnya melaporkan bahwa instrumen keuangan yang

objektif, seperti ditetapkan di dalam kerangka rerja IASB, telah tercapai diterapkan di

negara code-law. Untuk lebih singkatnya, Barth et al. (2005), menemukan bahwa

perusahaan memiliki kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik setelah mengadopsi

IFRS dibandingkan dengan sebelumnya, dan hal ini ditemukan paling kuat di negara

code-law. Lebih lanjut, Brown dan Tarca (2005) menunjukkan bahwa terdapat sedikit

petunjuk untuk melakukan pelaksanaan konverjensi. Penelitian ini menginvestigasi

implementasi pengadopsian IFRS di negara Finlandia yang diklasifikasikan oleh La

Porta et al. (1998) memiliki sistem pelaksanaan undang-undang yang kuat dan standar

akuntansi domestik yang berkualitas tinggi. Demikian telah diprediksi bahwa

mekanisme perundang-undangan merupakan hal yang efektif pada negara seperti

Finlandia. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengajukan hipotesis berikut :

Informasi baru yang disediakan IFRS :

H1a : relevant.

H1b : reliable.

Untuk menyediakan informasi yang relevan, para penyusun diizinkan oleh

IFRS untuk menggunakan keputusan dalam kasus tertentu. Sedangkan informasi yang

dapat dipercaya yang berdasarkan atas keputusan merupakan suatu hal yang

dipertanyakan dalam penelitian terdahulu. Bagaimanapun, diharapkan bahwa

informasi yang disediakan atas dasar keputusan manajemen atau pihak profesional

lainnya, juga merupakan suatu hal yang relevant dan reliable, karena IFRS disusun

untuk mempertinggi kegunaan, seperti informasi yang relevan dan dapat dipercaya

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

23

dan, karena Finlandia diklasifikasikan memiliki mekanisme perundang-undangan

yang efektif. Maka peneliti menentukan sebagai berikut :

Informasi baru yang disiapkan dengan menggunakan keputusan di bawah

IFRS adalah :

H2a : relevant.

H2b : reliable.

II.3.2.3 Metode Penelitian

II.3.2.3.1 Desain Penelitian dan Prosedur Survey

Untuk menguji hipotesis H1a dan H1b, penelitian ini difokuskan kepada

IFRS/IAS dimana berbeda dengan Finlandia GAAP. Hanya standar yang

membutuhkan pertimbangan saat penyusunan laporan keuangan saja yang terpilih

untuk menguji hipotesis H2a dan H2b. Perbedaan utama antara IFRS/IAS dan

Finlandia GAAP diidentifikasikan dengan menganalisa laporan dari perusahaan

terdaftar untuk perubahan utama dalam standar akuntansi yang disebabkan oleh

pengadopsian IFRS. Laporan ini diharuskan oleh Finnish Financial Supervision.

Peneliti juga menggunakan laporan milik Finnish Financial Supervision mengenai

perubahan utama dalam peraturan akuntansi, untuk kepentingan mengidentifikasi

perbedaan penting apa yang utama dan perbedaan paling penting antara IFRS dan

Finlandia GAAP. Telah ditemukan bahwa Finlandia GAAP berbeda dari dua puluh

lima (25) IFRS/IAS.

Penelitian ini menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data.

Datanya dikumpulkan oleh analis keuangan, manajer dan auditor. Kuesioner dari

analis keuangan dikirimkan kepada seluruh anggota Finnish Society of Financial

Analysts dan kepada kelompok yang terdiri atas individu yang bekerja sebagai analis

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

24

keuangan di Finnish Association of Security Dealers. Kuesioner dari manajemen

dikirimkan kepada direksi keuangan peusahaan yang terdaftar di Helsinki Stock

Exchange. Kuesioner dari auditor dikirimkan kepada seluruh auditor bersertifikat,

tetapi hanya auditor bersertifikat yang sedang mengaudit perusahaan yang terdaftar di

Helsinki Stock Exchange saja yang berhak mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner

dikirimkan via e-mail dan dijawab via internet oleh anonim responden.

II.3.2.3.2 Responden

Sebanyak dua puluh (20) respon diterima oleh kuesioner analis keuangan,

dua puluh (20) respon diterima oleh kuesioner manajemen dan tiga puluh (30) respon

diterima oleh kuesioner auditor. Sekitar enam puluh lima persen (65%) responden

analis keuangan yang telah bekerja lebih dari tiga tahun sebagai analis keuangan dan

sekitar delapan puluh persen (80%) responden yang telah berpengalaman dalam

mengartikan laporan keuangan yang dipersiapkan dalam penyesuaian terhadap GAAP

yang berbeda daripada Finlandia GAAP. Direktur keuangan bekerja di perusahaan

yang mewakili berbagai macam industri kecuali kesehatan, telekomunikasi, jasa dan

layanan masyarakat. Sekitar lima puluh tiga persen (53%) responden yang telah

bekerja sebagai auditor selama 6-17 tahun dan sekitar empat puluh tiga persen (43%)

responden yang telah bekerja sebagai auditor lebih dari 18 tahun. Responden

perusahaan audit tercatat mewakili seluruh industri, kecuali industri kesehatan.

Sekitar tujuh puluh tujuh persen (77%) responden telah berpengalaman melaporkan

dalam penyesuaian GAAP lain daripada Finlandia GAAP.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

25

II.3.2.3.3 Pengukuran Manfaat

Pengukuran manfaat, seperti relevansi dan dapat dipercaya, atas informasi

akuntansi berdasarkan pada kerangka kerja IASB. Kerangka kerja IASB betujuan

untuk membantu (1) pengguna dalam menerjemahkan informasi, (2) mempersiapkan

untuk menerapkan dan menyetujui hal yang berasal dari IFRS/IAS dan (3) auditor

untuk menyampaikan pendapat dimana laporan keuangan yang sesuai dengan

IFRS/IAS.

II.3.2.4 Kesimpulan

Secara keseluruhan, hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa IFRS

membuktikan relevansi informasi akuntansi di Finlandia, tetapi mereka

menggarisbawahi keprihatinan mengenai unsur financial statement yang dapat

dipercaya namun disusun berdasarkan keputusan pihak tertentu. Hasil temuan ini

memberikan bukti mengenai para penyusun lokal dan para penyelenggara

memperlihatkan kegunaan dari IFRS dan menyampaikan penelitian terdahulu yang

mengatakan kesuksesan mengadopsi IFRS (e.g. Ball et al., 2000; Ball, 2006). Temuan

ini juga mengungkapkan kebutuhan untuk meneliti lebih dalam mengenai alasan

untuk pandangan atas informasi yang dapat dipercaya yang disediakan dalam

penyesuaian dengan IFRS.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

26

II.3.3 Riset Mengenai Pro dan Kontra Bagi Para Investor Atas IFRS

(International Financial Reporting Standards (IFRS) : Pros and Cons for

Investors – Ray Ball)

II.3.3.1 Pendahuluan dan Garis Besar

Mulai tahun 2005, perusahaan-perusahaan terdaftar di negara Uni Eropa

diharuskan untuk melaporkan laporan keuangan konsolidasinya berdasarkan IFRS.

Saat ini, perusahaan-perusahaan sedang mempersiapkan diri untuk melakukan

penyesuaian terhadap IFRS yang merupakan standar akuntansi yang berlaku

internasional.

II.3.3.2 Latar Belakang

II.3.3.2.1 Apakah IFRS itu?

IFRS merupakan sekumpulan peraturan (standar) akuntansi yang

dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sebuah

organisasi yang tidak terikat dan berpusat di London, UK. Mereka menjadi satu set

peraturan yang secara ideal dapat diaplikasikan secara merata terhadap laporan

keuangan dari perusahaan terdaftar di seluruh dunia. Antara tahun 1973 dan 2000,

standar internasional telah dikeluarkan oleh para pendahulu organisasi IASB, yaitu

International Accounting Standards Committee (IASC), sebuah badan yang didirikan

tahun 1973 oleh badan akuntansi profesional di Australia, Kanada, Perancis, Jerman,

Jepang, Meksiko, Belanda, UK dan Irlandia, serta Amerika. Dalam periode waktu

tersebut, peraturan-peraturan IASC tersebut diidentifikasi sebagai International

Accounting Standards (IAS).

Sejak April 2001, tugas untuk menyusun peraturan ini telah diambil alih

oleh lembaga baru IASB. IASB menggambarkan peraturan barunya tersebut dengan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

27

nama International Financial Reporting Standards (IFRS). IASB menjadi lebih baik

dalam hal pendanaan, perekrutan dan lebih mandiri dari lembaga pendahulunya,

IASC. Namun demikian, terdapat keberlangsungan yang penting dalam sudut

pandang dan standar akuntansinya.

II.3.3.2.2 Mengapa Konvergensi Internasional Terhadap Standar Akuntansi

Terjadi Sekarang Ini?

Akuntansi merupakan bentuk dari ekonomi dan politik (Watts, 1977;

Watts and Zimmerman, 1986), sehingga sumber dari konvergensi internasional dalam

standar akuntansi telah meningkat melampaui penggabungan pasar dan politik (Ball,

1995). Mengarahkan penggabungan ini merupakan pengurangan yang luar biasa

terhadap biaya hubungan dan transaksi internasional. Pengaruh yang kumulatif

terhadap inovasi mempengaruhi hampir seluruh dimensi biaya informasi – seperti

komputerisasi, software, satelit dan transmisi informasi serat optik, internet, televisi,

transportasi, pendidikan – merupakan lompatan revolusi dalam hal biaya yang telah

diinformasikan sebelumnya dan menjadi yang utama dalam pasar dan politik dari

negara-negara lainnya.

Dahulu, hanya sedikit dari para golongan terkemuka yang dapat

memperoleh sejumlah informasi terbaru mengenai pasar dan politik. Namun sekarang,

besarnya permintaan atas informasi tersebut telah disediakan secara bebas melalui

internet.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

28

II.3.3.3 Menilai IASB Menghadapi Tujuan yang Ditetapkannya

II.3.3.3.1 Perkembangan

IASB telah melakukannya dengan baik. IASB telah berhasil

mengembangkan hampir keseluruhan dari suatu set standar yang akan mewajibkan

perusahaan-perusahaan untuk melaporkan laporan keuangannya dengan kualitas

tinggi, transparan dan informasi yang dapat diperbandingkan.

Ball mengartikan kualitas laporan keuangan dalam istilah yang sangat

umum, yaitu sebagai pemuas atas permintaan terhadap laporan keuangan. Di mana,

laporan keuangan yang berkualitas tinggi menyediakan informasi yang berguna bagi

berbagai macam pengguna laporan keuangan, termasuk investor. Hal ini meliputi :

1. Gambaran yang jelas mengenai keadaan ekonomi yang sebenarnya (misalnya :

jumlah piutang tidak tertagih yang akurat);

2. Kapasitas yang rendah atas terjadinya manipulasi manajerial;

3. Tepat waktu (seluruh peristiwa ekonomi dicatat tepat pada waktunya);

4. Ketepatan waktu yang asimetris : mengenai berita baik dan berita buruk dalam

laboran keuangan.

Dibandingkan dengan menurut hukum yang berlaku, IFRS dirancang

untuk :

1. Lebih menggambarkan isi pokok ekonomi dibandingkan bentuk hukumnya;

2. Menggambarkan keuntungan dan kerugian ekonomi dalam suatu rentang waktu

tertentu;

3. Menjadikan penghasilan keuangan lebih informatif;

4. Menyediakan neraca saldo yang lebih memiliki kegunaan;

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

29

5. Membatasi sejarah benua Eropa atas kebebasan bagi para manajer untuk

melakukan manipulasi tunjangan, menghasilkan cadangan dana yang

tersembunyi, smoothing dan menyembunyikan kerugian dari pandangan publik.

II.3.3.3.2 Kemajuan

Berikut ini IASB juga telah berpengalaman meraih kesuksesan yang luar

biasa. Penunjuk kesuksesan tersebut meliputi :

1. Saat ini hampir seratus negara mewajibkan atau mengizinkan IFRS.

2. Seluruh perusahaan yang listed di negara anggota EU diwajibkan melaporkan

laporan keuangan konsolidasinya sesuai IFRS, efektif mulai tahun 2005.

3. Beberapa negara lain mengganti standar akuntansi nasionalnya dengan IFRSs

untuk beberapa atau keseluruhan perusahaan domestik.

4. Beberapa negara lain telah mengadopsi kebijakan untuk me-review IFRSs dan

kemudian mengadopsinya kata per kata, maupun dengan sedikit modifikasi dari

standar akuntansi nasionalnya.

5. The International Organization of Securities Commission (IOSCO)

menganjurkan anggotanya untuk mengizinkan para penerbit laporan keuangan

asing untuk menggunakan IFRS.

II.3.3.3.3 Konvergensi

Konvergensi berkenaan dengan suatu proses yang mengurangi perbedaan

di antara IFRS dan standar akuntansi nasional suatu negara yang berkeinginan untuk

tetap memakai standar mereka sendiri. Berdasarkan politik lokal dan faktor ekonomi,

negara tersebut dapat mewajibkan pelaporan laporan keuangan untuk mengikuti

standar akuntansi nasional mereka sendiri, tanpa menganggap IFRS secara formal,

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

30

mereka dapat melarang secara tegas terhadap penggunaan IFRS, mereka dapat

mengizinkan seluruh perusahaan untuk melaporkan sesuai dengan standar akuntansi

nasional maupun IFRS, atau mereka dapat mewajibkan perusahaan domestik untuk

menggunakan standar akuntansi nasional dam mengizinkan perusahaan asing untuk

memilih di antara standar akuntansi nasional dan IFRS.

Beberapa negara yang sampai saat ini tidak mengadopsi IFRS telah

mendirikan proyek konvergensi yang tampaknya mengantarkan mereka pada

penerimaan atas IFRS. Khususnya :

1. Sejak Oktober 2002, IASB dan FASB telah bekerja secara sistematis terhadap

konvergensi antara IFRS dan US GAAP. The Securities and Exchange

Commission (SEC), regulator nasional US, telah menyusun target bahwa tidak

lebih dari tahun 2009 untuk menerima laporan keuangan perusahaan asing yang

menggunakan IFRS.

2. The IASB mulai melakukan hal sejenis, yaitu proyek konvergensi dengan

Jepang.

II.3.3.4 Manfaat IFRS Bagi Investor

II.3.3.4.1 Manfaat Langsung IFRS Bagi Investor

Penyebaran pengadopsian secara global terhadap IFRS menawarkan

berbagai keuntungan potensial bagi para investor. Hal ini meliputi :

1. IFRS menjanjikan untuk lebih akurat, lebih luas dan informasi laporan keuangan

yang tepat waktu, sehubungan dengan standar akuntansi nasional yang

digantikan dengan laporan keuangan yang berlaku secara global dan diadopsi

oleh banyak negara, benua Eropa termasuk di dalamnya.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

31

2. Para investor kecil kurang disukai dibandingkan dengan investasi profesional

mampu mengantisipasi informasi laporan keuangan dari sumber lain.

3. Dengan mengeliminasi perbedaan secara internasional dalam standar akuntansi

dan standarisasi format pelaporan, IFRS mengeliminasi banyak penyesuaian

analis yang dibentuk supaya laporan keuangan perusahaan dapat dibandingkan

secara internasional. Lebih lanjut, pengadopsian IFRS dapat mengurangi biaya

yang dikeluarkan investor untuk memproses informasi laporan keuangan.

4. Sebagai bonus, dengan berkurangnya biaya untuk memperoses informasi

laporan keuangan tersebut, maka akan meningkatkan efisiensi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan nilai saham. Kebanyakan investor dapat

menduga akan memperoleh keuntungan dari peningkatan efisiensi pasar.

5. Mengurangi perbedaan internasional dalam standar akuntansi nasional dapat

membuka peluang untuk melakukan akuisisi dan pelepasan, di mana secara teori

dapat memberikan penghargaan kepada investor dengan meningkatkan

pengambil-alihan obligasi.

II.3.3.4.2 Manfaat Tidak Langsung IFRS Bagi Investor

Karena kualitas informasi laporan keuangan menjadi semakin tinggi yang

dapat mengurangi kedua resiko bagi seluruh investor atas kepemilikan saham dan

resiko informasi yang diperoleh sangat minim, maka teori di atas menggambarkan

bahwa perusahaan juga akan kekurangan modal kerjanya.

II.3.3.5 Penutup

Keseragaman yang mendunia mengenai peraturan dalam pelaporan,

merupakan suatu hal yang bersifat baik. Pengadopsian IFRS oleh hampir seratus

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

32

negara, dan konvergensi proses yang berjalan, merupakan pandangan yang

meningkatkan globalisasi.

II.3.4 Riset yang Mengukur Penyatuan Standar–standar Akuntansi Nasional

dengan IFRS

(Measuring Convergence of National Accounting Standards with International

Financial Reporting Standards – Alexandra Fontes, L’ucia Lima Rodrigues &

Russell Craig)

II.3.4.1 Pendahuluan

Paper yang dibuat oleh Fontes, Rodrigues dan Craig ini mengeksplorasi

ukuran untuk menilai dan membandingkan keberhasilan dalam menyatukan standar

akuntansi nasional dengan set standar akuntansi internasional (seperti IFRS). Hal ini

merupakan suatu hal yang penting karena pertama, tidak semua negara telah

berkomitmen untuk mengadopsi IFRS. Selain itu, ada pula negara yang tidak

mengizinkan penggunaan IFRS untuk perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal

domestik. Bagi negara tersebut menjadi sesuatu yang menguntungkan dalam

mengukur dan memonitor tingkat kesesuaian standar akuntansi nasional dengan IFRS.

Juga menjadi keuntungan bagi pasar modal dan para pengguna laporan keuangan

dalam membantu memberikan penilaian atas kualitas dan komparabilitas data

akuntansi yang diterbitkan di negara tersebut. Kedua, beberapa negara yang telah

mengadopsi IFRS tahun 2005, aplikasinya dibatasi hanya pada perusahaan terdaftar.

Di tahun 2003, the Portuguese Accounting Standards Board mengajukan model

akuntansi ganda bagi Portugis. Model ini mengharuskan akun individual dan

konsolidasi perusahaan terdaftar untuk siap menggunakan IFRS. Namun, entitas lain

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

33

memiliki kebebasan untuk menggunakan Portuguese Accounting Standards atau

IFRS.

Tiga ukuran penyatuan yang digunakan untuk menganalisa diuraikan

pertama kali oleh Garrido, Le’on dan Zorio (2002), yang diharapkan dapat membantu

mengevaluasi kemajuan dalam menyatukan dua set standar akuntansi yang

berdasarkan pada konsep jarak Euclidean. Tetapi Fontes et al. berargumen bahwa

pengukuran yang berdasarkan pada jarak Euclidean memiliki kelemahan serius.

Dengan demikian Fontes et al. mengajukan pengukuran yang mencakup koefisien

Jaccard (asosiasi) dan koefisien Spearman (korelasi) karena menyediakan dasar yang

lebih kuat untuk mengevaluasi dan tampaknya menguntungkan cakupan pengguna

laporan keuangan yang diterbitkan. Bagi para investor, disediakan ukuran yang padat

untuk membandingkan kualitas dan isi laporan keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan dalam berbagai negara dan ketentuan. Bagi para regulator, ukuran yang

disarankan ini, dapat diuraikan untuk mengungkapkan wilayah akuntansi (seperti

penilaian atau pengakuan pendapatan) yang setidaknya serupa dengan IFRS dan

dimana pembaruan merupakan suatu prioritas.

II.3.4.2 Pengukuran Kemajuan dalam Harmonisasi Formal : IASB Versus Tata

Cara Akuntansi Nasional

Perbedaan antara harmonisasi formal (de jure) dan harmonisasi material

(de facto) adalah penting. Harmonisasi formal mengacu pada cara standar akuntansi

ditulis : yaitu, spesifikasi legal atau quasi-legal. Harmonisasi material mengacu pada

tingkat penyesuaian yang ditunjukkan oleh praktek aktual dari perusahaan dalam

penerapan standar akuntansi. Sampai sekarang, mayoritas studi empiris mengenai

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

34

harmonisasi akuntansi berfokus pada harmonisasi material. Maka, ketiadaan literatur

tentang metode pengukuran harmonisasi formal tidaklah mengejutkan.

Paper ini berkontribusi pada literatur yang berfokus pada pencapaian suatu

standar-standar akuntansi dalam pengertian formal, dan IASB bekerja sama dengan

badan-badan penetapan standar akuntansi nasional untuk membantu memastikan hal

ini terjadi. Banyak sistem akuntansi nasional memasukkan perbedaan-perbedaan yang

banyak dan signifikan dari IFRS, dan dalam situasi tersebut, ukuran kemajuan yang

dapat dipercaya dalam mencapai penyatuan adalah penting. Lebih lanjut, ukuran

harmonisasi formal ini mungkin membantu dalam menetapkan hubungan antara

harmonisasi formal dan material, memungkinkan kita untuk memprediksi posisi

material dari yang formal.

II.3.4.2.1 Klasifikasi Sampel

Fontes et al. menganalisa sampel berupa empat puluh tiga (43) isu

akuntansi dalam International Accounting Standards dan dalam Portuguese

Accounting Standards, dan mengukur tingkat penyesuaian antara kedua set standar

tersebut. Sampel terdiri dari isu-isu akuntansi yang telah berubah secara signifikan

dalam periode analisa (1977-2003) dalam hubungannya dengan pengesahannya dalam

standar akuntansi internasional dan dalam standar akuntansi Portugis. Mereka

mengelompokkan berbagai alternatif yang dimaksudkan di bawah tiap-tiap dari ke 43

isu akuntansi menggunakan suatu kerangka kerja serupa dengan yang diusulkan

Rahman et al. (1996).

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

35

Tabel 2.1 Kerangka Kerja Menurut Rahman et al. (1996)

Strength Description

Type 1 : Required An accounting practice required by an accounting standard. Type 2 : Recommended More than one accounting alternative exists. The

recommended method is the one applied in practice more often; or it is an accounting practice recommended by a determined accounting standard.

Type 3 : Allowed An accounting practice applied with less frequency than others, or that exists only in exceptional cases, or that is permitted by an accounting standard, but with reservations.

Type 4 : Not Permitted An accounting practice forbidden by an accounting standard, or an accounting method eliminated from a previous standard.

II.3.4.2.2 Tiga Fase dalam Penyatuan Akuntansi

Isu-isu akuntansi yang dijadikan sampel diklasifikasikan untuk tiap-tiap

dari ketiga fase di dalam sistem akuntansi internasional (ditandai dengan IA, IB, IC)

dan dalam sistem akuntansi nasional Portugis (ditandai dengan NA, NB, NC).

1. Fase 1 (1973-89) : Highly Flexible Standards (IA Phase)

IASB berfokus pada penerimaan umum yang meluas atas standar yang

dicirikan dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi dan cakupan metode alternatif

yang diperbolehkan. Fleksibilitas yang diizinkan yang dihasilkan adalah suatu

sumber dari banyak kritikan dan diduga keras sebagai alasan utama

ketidakefektifan IFRS dalam meningkatkan komparabilitas internasional dari

informasi keuangan.

2. Fase 2 (1989-95) : Comparability Project (IB Phase)

Proyek komparabilitas laporan keuangan dari IASB sukses menghilangkan

banyak alternatif akuntansi dalam standar-standar akuntansi internasional dan

menyempurnakan suatu tingkat harmonisasi internasional yang lebih tinggi.

3. Fase 3 (1995-2003) : Post IOSCO Agreement (IC Phase)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

36

IASB dan IOSCO sepakat bahwa apabila di tahun 1999 IASB dengan

sukses menyelesaikan suatu set inti dari standar berkualitas tinggi yang

ditetapkan oleh IOSCO, maka IOSCO akan merekomendasikan penggunaan

IFRS bagi pelaporan lintas batas Mei 2000. Setelah mengevaluasi standar inti

dalam IFRS, IOSCO mengidentifikasi tiga puluh (30) standar yang

direkomendasikan agar diterima pasar modal.

II.3.4.2.3 Harmonisasi Akuntansi Nasional : Kasus Portugis

Fontes membagi evolusi standar akuntansi di Portugis menjadi tiga fase.

1. Fase 1 (1977-89) : Validity Periode for POC / 77 (NA Phase)

Di tahun 1977, dua katalisator bagi komitmen Portugis untuk harmonisasi

akuntansi adalah pembentukan Portuguese Accounting Standards Board (CNC)

dan penerbitan Official Accounting Plan yang pertama, yang sangat dipengaruhi

oleh sistem akuntansi Perancis.

2. Fase 2 (1989-95) : Adoption of EU Directives and Some International Standards

Using Directrizes Contabilisticas (DCs) (NB Phase)

Masuknya Portugis ke dalam European Economic Community tahun 1986

menuju adopsi direktif keempat EEC di tahun 1989 dan direktif ketujuh tahun

1991. Tahun 1991, CNC mulai menerbitkan standar akuntansi (DCs) untuk

merefleksikan IFRS dalam sistem akuntansi Portugis untuk menyelesaikan dan

memperbaharui POC.

3. Fase 3 (1995-2003) : Progressive Internationalization Through DCs Only (NC

Phase)

Tahun 2003, sebanyak dua puluh sembilan (29) DC terbit, sebagian besar

berdasarkan standar akuntansi internasional.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

37

Ukuran sampel yang kecil (n=23 isu akuntansi) mengangkat

pertanyaan validitas empiris. Tetapi tidaklah mungkin memperoleh penghitungan

frekuensi besar karena jumlah standar akuntansi (dan metode akuntansi yang

diselidiki di sana) hanya sedikit. Sampel ini tidak berurusan dengan masalah

pengungkapan akuntansi. Hal itu dikeluarkan dari studi atas harmonisasi formal

karena instrumen analisa seharusnya hanya digunakan untuk mengevaluasi perubahan

relatif terhadap metode pengukuran.

II.3.4.3 Pengukuran Harmonisasi Formal Menggunakan Jarak Euclidean

Garrido et al. (2002) menggunakan jarak Euclidean

(Lancaster&Tismenetsky, 1985) untuk mengukur tingkat harmonisasi formal yang

dicapai oleh IASB selama ketiga fase, IA, IB, IC berkaitan dengan dua puluh (20) isu

akuntansi. Jarak Euclidean di antara dua titik X dan Y, dengan koordinat X = (x1, x2,

x3, . . . . . . . xk) dan Y = (y1, y2, y3, . . . . . . . yk) didefinisikan sebagai :

p 1/2 D (X, Y) = ∑ (xk - yk)2

k=1

Dimana xk adalah nilai yang diobservasi dari variabel ke k untuk x

individual dalam sampel ; dan k berubah dari 1 ke p (dimana p adalah vector number

order).

Garrido et al. (2002, p.12) menyimpulkan bahwa ‘semakin rendah nilai,

semakin tinggi tingkat harmonisasi yang dicapai, dan sebaliknya’. Hal ini dapat

digugat dengan alasan pertama, apabila Euclidean nol, hal ini menunjukkan jumlah

metode akuntansi yang sama di kedua fase. Tetapi, usuran yang dihitung di atas hanya

menunjukkan bahwa standar dari masa lalu yang lebih dekat (fase IB dan NB)

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

38

memiliki kemiripan yang lebih besar terhadap standar saat ini (dalam fase IC dan NC)

dibandingkan dengan standar dari masa lalu yang lebih jauh (fase IA dan NA). Hal ini

tidak mengejutkan karena sifat evolusi dari program penetapan standar akuntansi

IASB dan CNC. Penjelasan masuk akal untuk keseluruhan penurunan dalam jarak

Euclidean di antara ketiga fase tersebut adalah terdapat banyak metode akuntansi

yang diperbolehkan dalam fase paling awal. Tetapi dalam tahun yang lebih dekat

terdapat suatu program yang efektif untuk menguranginya.

Suatu masalah yang melekat dengan jarak Euclidean adalah bahwa mereka

sensitif terhadap terminoligi kuantitatif tetapi tidak dalam terminologi kualitatif.

Mereka tidak mengekspresikan metode tertentu mana yang diadopsi, juga tidak

kekuatan dari metode yang diadopsi. Sebagai konsekuensi, teknik yang disarankan

oleh Garrido et al. (2002) hanya mengenali jumlah metode, tetapi tidak mengenali

metode akuntansi yang mana hal ini dapat menuju pada hasil yang tidak layak.

II.3.4.4 Pengukuran Harmonisasi Formal Menggunakan Koefisien Jaccard

Fontes mengajukan koefisien Jaccard karena mereka menghindari

menambah karakteristik yang secara simultan absen dalam penghitungan kesamaan di

antara dua set observasi binary (Kranowsky, 2000). Koefisien Jaccard didefinisikan

sebagai berikut :

a Sij =

a + b + c

Di mana Sij adalah kesamaan di antara dua set (i.e., menunjukkan

hubungan antara jumlah karakteristik yang ada dan absen secara simultan di kedua set

dan total jumlah karakteristik), berjarak dari 0 ke 1 ; a, jumlah karakteristik yang

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

39

mengambil suatu nilai 1 di kedua set ; b, jumlah karakteristik yang mengambil suatu

nilai 1 di set ke j dan 0 di set ke i ; c, jumlah karakteristik yang mengambil suatu nilai

1 di set ke i dan 0 di set ke j. Isu-isu akuntansi diberi kode 1 bila menggunakan suatu

metode akuntansi khusus ; dan 0 bila tidak menggunakan metode akuntansi khusus.

Koefisien Jaccard mungkin lebih baik digambarkan sebagai ukuran

kesamaan dibanding koefisien asosiasi, karena mereka mengukur persentasi dari

karakteristik-karakteristik yang sama-sama digunakan kedua set data. Ada dua cara

menggunakan koefisien Jaccard. Pertama, menghitung koefisien Jaccard di antara

fase-fase akuntansi nasional (NA, NB, NC) dan fase-fase IASB (IA, IB, IC), tetapi

hanya memperhitungkan metode akuntansi dan tidak kekuatan dengan mana metode

tersebut dianjurkan (’required’, ’recommended’, ’allowed’, atau ’forbidden’). Kedua,

menghitung koefisien Jaccard dengan memperhitungkan metode akuntansi yang

disarankan setiap sistem akuntansi dan kekuatan dengan mana metode dianjurkan.

Semakin dekat koefisien Jaccard ke 1 (atau 100%), semakin besar komparabilitas

kedua set akuntansi. Salah satu kelebihan ukuran kesamaan ini dibanding dengan

jarak Euclidean adalah metode ini merupakan suatu metode relatif dan kualitatif.

II.3.4.4.1 Mengukur Kesamaan Tanpa Memperhitungkan Kekuatan dari Metode

Untuk mengatasi subjektifitas pengkodean kekuatan anjuran metode,

Fontes menganalisa nilai yang diperoleh untuk koefisien Jaccard dalam terminologi

metode yang disarankan kedua sistem akuntansi tanpa memperhitungkan kekuatan

anjuran.

Tingkat kesamaan di antara ketiga fase standar Portugis dan fase IC seperti

diungkapkan oleh koefisien Jaccard, ditemukan telah meningkat selama ketiga fase

mengindikasikan proses penyatuan dengan IFRS yang terus berlanjut, sebagai berikut:

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

40

Tabel 2.2 Tingkat Kesamaan Ketiga Fase Berdasarkan Koefisien Jaccard

Fase Koefisien Kesamaan (Sij) NA to IC 0,18 NB to IC 0,41 NC to IC 0,59

II.3.4.4.2 Mengukur Kesamaan dengan Memperhitungkan Kekuatan Metode

Jika mengukur tingkat kesamaan antara standar akuntansi Portugis dan

IFRS, memperhitungkan kekuatan metode yang disarankan, hasil yang diperoleh

adalah :

Tabel 2.3 Mengukur Kesamaan dengan Memperhitungkan Kekuatan Metode

II.3.4.5 Pengukuran Harmonisasi Formal Menggunakan Koefisien Korelasi

Spearman

Untuk memastikan tingkat penyatuan standar akuntansi Portugis dengan

IFRS, Fontes menganalisa empat puluh tiga (43) isu akuntansi menggunakan

koefisien korelasi Spearman (rs). Pengkodean dilakukan sebagai berikut : 1 = required

; 2 = recommended ; 3 = allowed ; 4 = forbidden / not permitted ; dan 5 = not

regulated.

Dalam konteks pengukuran harmonisasi formal di antara tahap aktual dari

standar akuntansi Portugis dan IASB, koefisien korelasi Spearman (rs) didefinisikan :

Fase Koefisien Kesamaan (Sij)

NA to IC 0,09 NB to IC 0,26 NC to IC 0,50

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

41

n

(∑ i=1 R(NCi)R(ICi) - n ((n+1)/2)2 = n n (∑ i=1 R(NCi)2 – n ((n+1)/2)2)1/2 (∑ i=1 R(ICi)2 – n((n+1)/2)2)1/2

Dimana n = total jumlah metode-metode akuntansi yang termasuk di

dalam sampel ; R (NCi) = urutan ranking (dalam pengertian kekuatan rekomendasi)

dari metode akuntansi i dari standar akuntansi Portugis (NC), i = 1, . . n ; R (ICi) =

urutan ranking (dalam pengertian kekuatan rekomendasi) dari metode akuntansi i dari

standar IASB (IC), dimana i = 1, . . . . . n. Karena koefisien korelasi Spearman

terentang dari -1 ke +1, semakin dekat dengan +1 semakin besar komparabilitas kedua

set akuntansi.

Untuk mengidentifikasi tren dalam kesamaan di antara standar akuntansi

Portugis dan IASB, koefisien korelasi Spearman dapat digunakan menguji hipotesa

berikut :

H0. Standar akuntansi Portugis dan IFRS menunjukkan metode-metode akuntansi

yang serupa.

H0. Tidak terdapat asosiasi signifikan di antara standar akuntansi Portugis dan

IFRS.

II.3.4.6 Diskusi dan Kesimpulan

Ketiga metode yang digunakan semuanya mengindikasikan penyatuan

standar Portugis dengan IFRS namun, kualitas ukuran sangat berbeda, seperti berikut :

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

42

Tabel 2.4 Penyatuan Standar Akuntansi Portugis dengan IFRS

Phases Euclidean Jaccard’s Similarity Spearman’s Distances Coefficients Correlation

Sij Sij Coefficient NA to IC 67,74 0,18 0,09 - 0,18 NB to IC 56,86 0,41 0,26 0,11 NC to IC 38,96 0,59 0,5 0,39

Hasil dari jarak Euclidean hanya bisa dinilai dalam terminologi dinamis

(memperhitungkan lebih dari dua tahapan waktu), karena ukuran ini menghasilkan

nilai absolut yang tidak mudah diinterpretasikan. Hasil dari koefisien Jaccard dapat

diinterpretasikan dalam terminologi dinamis (peningkatan hasil melalui waktu

menujukkan kemajuan harmonisasi formal) dan juga dalam terminologi statis.

Penghitungan koefisien korelasi Spearman menguatkan hasil ini dan menyediakan

bukti lebih lanjut atas kemajuan yang dicapai dalam menyatukan standar akuntansi

Portugis dengan IFRS . Kelebihan koefisien korelasi Spearman menolong kita untuk

menyimpulkan bahwa korelasi di antara standar akuntansi Portugis dan IFRS hanya

menjadi signifikan secara statistik di tahap terakhir.

II.4 Pengembangan Hipotesis

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penelitian ini berdasarkan pada

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Fontes et al. (2005) dan Rosinta Ria

Panggabean (2007) yaitu untuk mengukur tingkat kesesuaian antara standar akuntansi

nasional dengan standar akuntansi internasional. Dengan demikian, hipotesa yang

dipakai adalah :

H01 : Di antara standar akuntansi Indonesia dan IFRS menunjukkan metode-

metode akuntansi yang serupa.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00064-AK Bab 2.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Program Standarisasi

43

Ha1 : Di antara standar akuntansi Indonesia dan IFRS tidak menunjukkan metode-

metode akuntansi yang serupa.

H02 : Tidak terdapat asosiasi yang signifikan di antara standar akuntansi Indonesia

dan IFRS.

Ha2 : Terdapat asosiasi signifikan di antara standar akuntansi Indonesia dan IFRS.