bab ii landasan teori - bina sarana informatika · 3. melatih kepribadian disiplin merupakan sarana...

12
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Disiplin Kerja Di dalam sebuah organisasi, diperlukan suatu pembinaan bagi pegawai untuk mencegah terjadinya pelanggaran terbang telah ditetapkan. Seorang pemimpin memerlukan alat untuk melakukan komunikasi dengan para karyawannya mengenai tingkah laku mereka dan cara memperbaiki agar menjadi lebih baik lagi. Menurut Nawawi dalam Hartatik (2014:183) Disiplin kerja adalah usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman pada seseorang atau kelompok dapat dihindari. Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2015:129) Mengemukakan bahwa Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi Dicipline is management action to enforce organization standart”. Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2017:86) Disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Sutrisno dalam Hamali (2018:214) merumuskan bahwa disiplin mempunya dua pengertian yaitu disiplin melibatkan belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman dan disiplin hanya bertalian dengan tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Disiplin Kerja

    Di dalam sebuah organisasi, diperlukan suatu pembinaan bagi pegawai untuk

    mencegah terjadinya pelanggaran terbang telah ditetapkan. Seorang pemimpin

    memerlukan alat untuk melakukan komunikasi dengan para karyawannya mengenai

    tingkah laku mereka dan cara memperbaiki agar menjadi lebih baik lagi.

    Menurut Nawawi dalam Hartatik (2014:183) Disiplin kerja adalah usaha

    mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah

    disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman pada

    seseorang atau kelompok dapat dihindari.

    Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2015:129) Mengemukakan bahwa

    Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

    pedoman-pedoman organisasi “Dicipline is management action to enforce

    organization standart”.

    Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2017:86) Disiplin kerja adalah sikap

    kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma

    peraturan yang berlaku. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan

    perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan

    memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

    Menurut Sutrisno dalam Hamali (2018:214) merumuskan bahwa disiplin

    mempunya dua pengertian yaitu disiplin melibatkan belajar atau mencetak perilaku

    dengan menerapkan imbalan atau hukuman dan disiplin hanya bertalian dengan

    tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.

  • 7

    Menurut Handoko dalam Sinambela (2018:334) disiplin adalah kesediaan

    seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-

    peraturan yang berlaku dalam organisasi.

    Menurut Mangkunegara dalam Suhardoyo (2017:52) mengemukakan bahwa

    “Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksana manajemen untuk memperteguh

    pedoman organisasi”.

    Menurut Singodimejo dalam Pramularso (2017:173) mengatakan “Disiplin

    kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seorang untuk mematuhi dan mentaati

    norma-norma yang berlaku disekitarnya.

    Menurut Hasibuan dalam Syahyuni (2018:157) Kedisiplinan adalah kesadaran

    dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma

    social yang berlaku.

    Menurut Simamora dalam Karlina, Rosanto, & Saputra (2019:8) disiplin kerja

    adalah bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur menunjukkan

    tingkat kesungguhan tim kerja dalam organisasi.

    Menurut Rivai dalam Sazly et al. (2019:78) Disiplin kerja adalah suatu alat

    yang digunakan para pimpinan atau manajer untuk berkomunikasi dengan

    karyawannya agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta

    sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seorang

    mentaati semua peraturan perusahaan atau organisasi dan norma-norma yang

    berlaku.

    Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja

    adalah sikap pada pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah

    ditetapkan dimana dia bekerja.

  • 8

    2.2. Jenis-jenis Disiplin Kerja

    Jenis-jenis disiplin kerja yaitu :disiplin diri, disiplin kelompok, disiplin

    preventif, disiplin korektif dan disiplin progresif menurut Handoko dalam Hartatik

    (2014:180).

    1. Disiplin Diri

    Sikap disiplin dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini

    merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi mengakui

    dan menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin diri,

    karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur diri sendiri untuk

    kepentingan organisasi.

    2. Disiplin Kelompok

    Disiplin kelompok adalah patut, taat, dan tunduknya kelompok terhadap

    peraturan, perintah dan ketentuan yang berlaku,serta mampu mengendalikan

    diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan

    tertentu, serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-

    standar organisasional.

    3. Disiplin Preventif

    Disiplin Preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong pegawai

    agar berdisiplin dengan menaati dan mengikuti berbagai standar serta peraturan

    yang telah ditetapkan. Menurut T. Hani Handoko, disiplin preventif adalah

    kegiatan yang dilakukan untuk mendorong karyawan agar mengikuti berbagai

    standar dan aturan, sehingga penyelewangan-penyelewengan dapat dicegah.

  • 9

    4. Disiplin Korektif

    Disiplin Korektif merupakan suatu upaya untuk memperbaiki dan menindak

    pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku, Dengan

    kata lain, para pegawai yang melanggar aturan dan sanksi sesuai dengan aturan

    yang berlaku.

    5. Disiplin Progresif

    Disiplin Progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap

    pelanggaran yang berulang.Tujuannya memberi kesempatan kepada pegawai

    untuk mengambil tindakan korektif sebelum dilakukan hukuman-hukuman

    yang lebih serius. Seperti yang dikemukakan oleh Veithzal Riva’I bahwa

    disiplin progresif dirancang untuk memotivasi karyawan kekeliruannya secara

    sukarela.

    2.3. Fungsi Disiplin Kerja

    Setiap pegawai perlu menerapkan disiplin kerja, karena disiplin kerja menjadi

    prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang membuat para

    pegawai kemudahan dalam bekerja dan mendukung usaha pencapaian tujuan.

    Beberapa fungsi disiplin menurut Hartatik (2014:185).

    1. Menata Kehidupan Bersama

    Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok

    tertentu atau masyarakat.Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu

    satu dengan lainnya menjadi lebih baik dan lancar.

  • 10

    2. Membangun Kepribadian

    Disiplin juga dapat membangun kepribadian seseorang pegawai. Lingkungan

    yang memiliki disiplin tinggi sangat berpengaruh terhadap kepribadian

    seseorang.Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib,

    dan tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

    3. Melatih Kepribadian

    Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa

    menunjukkan kinerja yang baik. Sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang baik

    dan berdisiplin terbentuk melalui satu proses untuk membentuk kepribadian.

    4. Hukuman

    Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting, karena

    dapat memberikan dorongan kekuatan untuk menaati dan mematuhinya.Tanpa

    ancaman hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah,

    serta memotivasi untuk mengikuti aturan yang berlaku menjadi berkurang.

    5. Menciptakan Lingkungan Kondusif

    Fungsi disiplin kerja adalah membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan

    berdisiplin di dalam lingkungan di tempat seseorang itu berada, termasuk

    lingkungan kerja, sehingga tercipta suasana tertib dan teratur dalam

    pelaksanaan tujuan.

  • 11

    2.4. Indikator Disiplin Kerja

    Menurut Abdurrahman dalam Hartatik (2014:200), indikator yang

    mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi,diantaranya sebagai

    berikut:

    1. Tujuan dan Kemampuan

    Tujuan dan kemampuan staf dalam memahami peraturan yang berlaku dalam

    suatu organisasi sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan

    karyawan.Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan

    yang ada, menjadi penyebab terbanyak tindakan indisipliner.

    2. Keteladanan Pimpinan

    Seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh pada staf dan menjadi role

    model/panutan bagi bawahannya. Apabila pimpinan tidak bisa menjadi contoh

    yang baik bagi bawahan maka setiap aturan dan kebijakan yang dibuat tidak

    akan dilaksanakan oleh staf secara maksimal. Oleh karena itu, seorang

    pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positif sesuai dengan

    harapan staff.

    3. Keadilan

    Aturan-aturan yang dibuat harus diberlakukan untuk semua staf tanpa

    memandang kedudukan.Bila ada yang melanggar maka harus dikenakan sanksi

    sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    4. Pengawasan Melekat

    Pengawasan melekat ialah tindakan nyata dan paling efektif dalam

    mewujudkan kedisiplinan karyawan.Sebab, dengan pengawasan melekat ini,

  • 12

    berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, gairah

    kerja, dan prestasi kerja bawahannya.

    5. Sanksi Hukuman

    Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku

    pegawai, bukan untuk menyakiti.Tindakan indisipliner hanya dilakukan pada

    pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat

    mematuhi peraturan/prosedur organisasi.

    6. Ketegasan

    Ketegasan seorang pimpinan dalam memberikan sanksi terhadap staf yang

    melakukan pelanggaran difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar

    peraturan kerja dapat diberlakukan secara konsisten.

    7. Hubungan Kemanusiaan

    Disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi

    peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan

    kinerja yang baik.

    2.5. Pendekatan Disiplin Kerja

    Ada tiga macam pendekatan dalam disiplin kerja yang dilaksanakan dalam

    suatu organisasi atau lembaga yaitu disiplin modern, tradisi, dan bertujuan menurut

    Mangkunegara (2015:130).

    1. Pendekatan Disiplin Modern

    Yang dimaksud dengan disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah

    keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini memiliki

    beberapa asumsi, yaitu:

  • 13

    a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman

    secara fisik.

    b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang

    berlaku.

    c. Keputusan-keputusan yang diambil terhadap kesalahan atau prasangka

    yang harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan berdasarkan

    fakta-faktanya.

    d. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap

    kasus disiplin.

    2. Pendekatan Disiplin Tradisi

    Yang dimaksud disiplin tradisi adalah pendekatan disiplin dengan cara

    memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

    a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawhan, dan tidak pernah ada

    peninjauan kembali bila telah diputuskan.

    b. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran dan pelaksananya disesuaikan

    dengan tingkat pelanggaran.

    c. Penegakan hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pegawai lainnya.

    d. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras.

    e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya

    harus diberi hukuman yang lebih berat.

    3. Pendekatan Disiplin Bertujuan

    Pendekatan disiplin bertujuan memliki asumsi bahwa:

    a. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai.

    b. Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.

  • 14

    c. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

    d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap

    perbuatannya.

    2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

    Menurut Sutrisno dalam Hamali (2018:219), ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi disiplin kerja yaitu, antara lain :

    1. Besar kecilnya pemberian kompensasi

    Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para

    karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, jika karyawan merasa

    mendapat jaminan balas jasa yang setimpal ddengan jerih payahnya yang telah

    dikontribusikan bagi perusahaan. Karyawan yang menerima kompensasi

    memadai akan dapat bekerja tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja

    dengan sebaik-baiknya. Karyawan yang merasa kompensasi yang diterimanya

    jauh dari memadai, maka akan berfikir mendua da berusaha untuk mencari

    tambahan penghasilan dari luar, sehingga menyebabkan karywan tersebut

    sering mangkir dan sering minta izin keluar.

    2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

    Keteladanan pipinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan

    perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan

    dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana pimpinan dapat

    mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat

    merugikan aturaan disiplin yang diterapkan.

  • 15

    3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

    Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, jika tidak

    ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan peganga bersama. Disiplin

    tidak mungkin ditegakkan jika peraturan yang dibuat hanya berdasarkan

    intruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.

    4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

    Keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan sangat diperlukan ketika ada

    seorang karyawan yang melanggar disiplin, yang sesuai dengan tingkat

    pelanggaran yang dibuatnya. Tindakan tegas yang diambil oleh seorang

    pimpinan akan membuat karyawan merasa telindungi dan membuuat karyawan

    tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

    5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

    Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin ini

    tentulah atasan langsung para karyawan yang bersangkutan. Hal ini disebabkan

    para atasan langsung itulah yang paling tahu dan paling dekat dengan para

    karyawan yang ada di bawahnya. Pengawasan yang dilaksanakan atasan

    langsung ini sering disebut WASKAT. Seorang pemimpin bertanggung jawab

    melaksanakan pengawasan melekat ini pada tingkat manapun, sehingga tugas-

    tugas yang dibebankan kepada bawahan tidak menyimpang dari apa yang telah

    ditetapkan.

    6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan

    Pimpinan yang berhasil memberi perrhatian yang besar kepada para karyawan

    akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik. Seorang pemimpin tidak

  • 16

    hanya dekat dala arti jarak fisik, tetapi juga mempuyai jarak dekat dalam artian

    batin. Pimpinan yang mau memberikan perhatian kepada karyawan akan selalu

    dihormati dan dihargai oleh para karyawan sehingga akan berpengaruh besar

    kepada prestasi, semangat kerja, dan moral kerja karyawan.

    7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin, antara

    lain:

    a. Saling menghormati bila bertemu di lingkungan kerja;

    b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para

    karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut;

    c. Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi

    pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan karyawan;

    d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja,

    dengan menginformasikan ke mana dan untuk urusan apa, walaupun

    kepada bawahan sekali-pun.

    2.7. Sanksi Disiplin Kerja

    Pemberian hukuman atau sanksi dalam upaya penegakan disiplin sangat

    diperlukan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.Agar pemberian hukuman bisa

    efektif dalam disiplin, hendaknya dilakukan secara bertahap. Berikut ini beberapa

    pendapat dari para ahli tentang pemberian hukuman secara bertahap :

    Menurut Siagaan dalam Hartatik (2014:202), pemberian hukuman bertahap sebagai

    berikut:

    1. Peringatan secara lisan

    2. Peringatan tertulis ketidakpuasan oleh atasan langsung

  • 17

    3. Penundaan kenaikan gaji berkala

    4. Penundaan kenaikan pangkat

    5. Pembebasan dari jabatan

    6. Pemberhentian sementara

    7. Pemberhentian atas permintaan sendiri

    8. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

    9. Pemberhentian dengan tidak hormat