makalah metode melatih

62
Makalah Metode Melatih METODE MELATIH FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR A. PENDAHULUAN Latihan adalah suatu proses yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah beban latihan. Latihan kondisi fisik memegang perenan sangat penting dalam program latihan atlet. Istilah latihan kondisi fisik, mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis,

Upload: ririn-rohma-wijayanti

Post on 21-Jan-2016

432 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

metode melatih adalah metode yang digunakan utnk meningkatkan metode pemahaman siswa thd apa yang diajarkan oleh pendidik

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Metode Melatih

Makalah Metode Melatih

METODE MELATIH

 

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN                                 UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

A. PENDAHULUAN

            Latihan adalah suatu proses yang sistematis yang dilakukan

secara berulang-ulang  dengan semakin hari menambah jumlah

beban latihan. Latihan kondisi fisik memegang perenan sangat

penting dalam program latihan atlet. Istilah latihan kondisi fisik,

mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara

sistematis, berencana dan progresif. Tujuannya adalah

meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh,

dengan demikian prestasi atlet akan semakin meningkat. 

Page 2: Makalah Metode Melatih

Faktor utama dalam latihan adalah dilakukan secara berulang-ulang

dan peningkatan beban dilakukan berulang-ulang kekuatan dan

daya tahan otot. Para ahli mengatakan bahwa latihan adalah suatu

proses yang direncanakan untuk mengmbangkan keterampilan

olahraga yang kompleks dengan memakai isi latihan, metode

latihan dan tindakan-tindakan organisasional yang sesuai dengan

meksud dan tujuan-tujuan.

B. PEMBAHASAN

1. Analisis Tujuan Latihan

            Rencana program latihan merupakan salah satu

strategi usaha untuk  mencapai tujuan prestasi atlet secara

optimal dimasa yang akan datang. Tujuan jangka panjang,

jangka menengah, maupun jangka pendek rencana latihan

merupakan mata rantai tujuan akhir, tujuan antara, dan tujuan

oprasional yang obyektif dan terukur. Rencana program latihan

harus mempertimbangkan faktor-faktor penentu untuk

mencapai tujuan latihan, faktor-faktor itu antara lain : bakat

atlet ; kemampuan atlet saat itu; umur atlet; umur latihan;

sarana dan prasarana; dana; lingkungan atlet; tenaga pelatih

dan waktu yang ada.’

         Tujuan latihan umumnya dibagi menjadi tiga yaitu

a. Tujuan jangka panjang (5 tahun- 12 tahun). Tujuan

jangka panjang    merupakan  tujuan akhir untuk cita-cita

prestasi prima.

b. Tujuan jangka menengah (2 tahun-4 tahun). Tujuan

jangka menengah merupakan pelaksanaan langsung

jangka panjang.

Page 3: Makalah Metode Melatih

c. Tujuan jangka pendek (1 tahun kebawah). Tujuan

jangka pendek merupakan pelaksanaan oprasional

rencana jangka menengah.’

         Manfaat tujuan latihan adalah :

d. Sebagai motivasi agar atlet berusaha keras untuk

mencapai cita-cita juara

e. Sebagai pedoman arah kegiatan-kegiatan latihan

dan usaha-usaha untuk  mencapai tujuan latihan

f. Sebagai cambuk terhadapa atlet agar dapat

mencapai prestasi yang lebih tinggi dari prestasi

sebelumnya

g. Sebagai alat untuk pembentukan sikap percaya diri,

kemandirian tinggi, pendewasaan pikiran, daya juang

yang tinggi.

h. Sebagai tempat meningkatkan kemampuan mawas

diri (introspeksi) terhadap kondisi luar maupun kondisi

dalam pribadi atlet dalam rangka mencapai cita-cita

juara.

         Bahan Latihan

         Bahan latihan adalah meliputi jenis latihan, bentuk latihan,

volume latihan, dan intensitas latihan.

         Jenis latihan

Yang merupkan jenis latihan adalah :

(1) Latihan Fisik 

         Latihan fisik adalah suatu proses yang bertujuan

untuk meningkatkan prestasi fisik. Latihan fisik terdiri dari beberapa

komponen yaitu ; daya tahan, stamina, kelentukan/kelenturan,

kekuatan, power, daya tahan otot. Untuk meningkatkan prestasi

harus mengikuti prinsip-prinsip latihan agar mencapai prestasi yang

Page 4: Makalah Metode Melatih

diingikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain ;

- Prinsip beban lebih (over load) adalah prinsip latihan dengan

penekanan pada pembebanan yang lebih berat, dari pada yang

mampu dilakukan atlet. Dalam prinsip beban lebih ada beberapa hal

yang harus di perhatikan yaitu : istirahat yang cukup, latihan berat

diselingi dengan yang ringan, rencana latihan harus disusun dalam

siklus, dan sebaiknya menganut “system tangga”. 

- Prinsip multilateral adalah sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet

usia muda. Pada permulaan latihan mereka harus dilibatkan dengan

beragam kegiatan sehingga dengan demikian mereka dapat

memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk keterampilan

spesialisasinya kelak.

- Prinsip reversibility mengatakan, bahwa apabila kita berhenti

berlatih, tubuh kita akan kembali kekeadaan semula atau

kondisinya tidak akan meningkat.

- Prinsip spesifik mengatakan, bahwa manfaat maksimal yang dapat

diperoleh melalui rangsangan latihan hanya akan terjadi, apabila

rangsangan tersebut sama atau menyerupai gerakan-gerakan yang

dilakukan olahraga tersebut.

- Densitas latihan (kepekatan, kepadatan, kekeraban) adalah

fekuensi atau kekerapan atlet dalam melakukan suatu rangkaian

rangsangan persatuan waktu.

- Volume latihan ialah kuantitas beban latihan atau banyaknya

materi latihan yang dinyatakan dalam totol waktu berlangsungnya

latihan, jarak yang ditempuh atau beban yang harus diangkat

persatuan waktu, dan jumlah repetisi dalam melakukan suatu

latihan.

- Prinsip superkonvensasi adalahmengacu kepada dampak latihan

dan regenerasi organisme tubuh kita, yang menjadi dasar biologis

untuk persipan fisik dan mental dalam menghadapi latihan atau

pertandingan.

Page 5: Makalah Metode Melatih

(2) Latihan tehnik

            Pada masa persiapan umum dalam latihan teknik bahan

yang dilakukan adalah melakukan teknik-teknik dasar olahraga

tersebut, misalnya dalam sepak bola melakukan dribbling, passing.

(3) Latihan taktik

            Bersamaan dengan latihan fisik, atlet cabang permainan

harus pula berlatih untuk teknik dan taktik. Dalam latihan taktik ini

merupakan penyempurnaan taktik-taktik apa yang akan di lakukan

dalam pertandingan.

(4) Latihan mental

            Dalam latihan mental dapat meliputi penanaman masalah

disiplin, semangat juang, percaya diri dan kejujuran.

2) Bentuk latihan

            Bentuk latihan adalah materi latihan yang harus dilakukan

atlet pada satu sesi lathan misalnya untuk latihan fisik umum

bentuk latihannya adalah :

         - Interval sprint

         - Fartlek

         - Cross country

         - Dan lain-lain

3) Voume latihan

            Volume latihan adalah jumlah aktifitas yang dilakukan dalam

latihan, semakin tinggi prestasi atlet semakin banyak pula jumlah

volume latihan yang harus dilakukannya.

4) Intensitas latihan

Page 6: Makalah Metode Melatih

            Intensitas latihan adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam

satu unit waktu tertentu, semakin banyak kerja yang dilakukan

dalam suatu unit tertentu, lebih tinggi intensitas kerjanya. Apabila

atlet berlatih melalui suatu program latihan yang intensif, yaitu

program latihan yang secara progresif menambah program kerja,

jumlah ulangan gerakan (repetisi), serta kadar itensitas dari repetisi

tersebut.

5. Metode Latihan

            Metode latihan adalah suatu cara yang sistematis dan

terencana yang fungsinya sebagai alat menyajikan kegiatan

olahraga yang bertujuan untuk suatu keterampilan gerak atau

prestasi olahraga. Contoh-contoh metode latihan antara lain :

         Daya tahan : Metode latihan yang dilakuan adalah fartlek dan

interval training

         Kelentukan dan kelenturan : metode yang dilakukan adalah

peregangan dinamis, peregangan statis, peregangan pasif,

peregangan PNF (proprioceptive neuromuscular facilitation)

         Kelincahan : metode yang dilakukan adalah lari bolah-balik, lari zig

zag, haling rintang, hexagonal dan lain-lain

         Kekuatan, power, dan daya tahan otot : metode yang dilakukan

adalah latihan-latihan tahanan (resistance exercise) dimana kita

harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban.

         Kecepatan : metode yang dilakukan adalah interval sprint, lari

akselerasi, uphill, downhill.

C. KESIMPULAN

Latihan adalah suatu proses yang sistematis yang dilakukan

secara berulang-ulang  dengan semakin hari menambah jumlah

beban latihan. Latihan kondisi fisik memegang perenan sangat

penting dalam program latihan atlet. Istilah latihan kondisi fisik,

mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara

Page 7: Makalah Metode Melatih

sistematis, Faktor utama dalam latihan adalah dilakukan secara

berulang-ulang dan peningkatan beban dilakukan berulang-ulang

kekuatan dan daya tahan otot.Latihan fisik adalah suatu proses

yang bertujuan untuk  meningkatkan prestasi fisik. Bersamaan

dengan latihan fisik, atlet cabang permainan harus pula berlatih

untuk teknik dan taktik. Dalam latihan taktik ini merupakan

penyempurnaan taktik-taktik apa yang akan di lakukan dalam

pertandingan.

Saran dan Kritik

            Demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami ke depan saran dan kritik

yang membangun kami terima dengan segala keluasan hati.

Page 8: Makalah Metode Melatih

METODE PEMBELAJARAN LATIHAN KETERAMPILAN (DRILL METHOD)Posted by ziazone on Juli 15, 2011

Posted in: Pendidikan. 11 komentar

- Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya

Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang

berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep

belajar berakar pada pihak peserta didik atau siswa dan konsep pembelajaran berakar

pada pihak pendidik atau guru.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara siswa dan guru. Siswa

adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang

dibutuhkannya, sedang guru adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi

sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang

memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh guru, karena keberhasilan

Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara

mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima

pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku

pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Ada banyak

sekali metode pengajaran yang digunakan oleh para pendidik, salah satu metode

pengajaran yang digunakan adalah metode drill / latihan.

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke

tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana

cara menggunakannya, untuk apadibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.

1. Kelebihan Metode Latihan

Page 9: Makalah Metode Melatih

Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf,

membuat dan menggunakan alat-alat.

Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan,

pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai

dengan yang dipelajarinya.

Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah

memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.

Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam

belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta

didik saat berlangsungnya pengajaran.

1. Kelemahan Metode Latihan

Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada

penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana

peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara

otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut

tanpa suatu proses berfikir secara logis.

Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu

secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara

otomatis.

Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik

menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.

1. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan

Page 10: Makalah Metode Melatih

Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti

menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.

Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa

yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.

Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama,

pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.

Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal yang

bersifat keterpaksaan.

Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus

dimiliki oleh peserta didik.

Inti

Guru yang baik harus menguasai berrmacam-macam metode mengajar sehingga dapat

memilih dan menentukan metode serta pendekatan yang tepat yang harus diterapkan pada

pokok bahasan tertentu pula. Metode mengajar yang sering digunakan di dalam proses

belajar mengajar pada saat ini adalah metode konvensional, dalam hal ini metode ceramah,

karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak perlu peralatan serta

dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar.

Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode belajar yang melibatkan siswa lebih aktif dalam

proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa harus dapat aktif

sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan pengajaran akuntansi

tercapai. Belajar akuntansi pada dasarnya merupakan hasil belajar konsep sedangkan

konsep-konsep dasar akuntansi merupakan kesatuan yang utuh untuk itu dalam proses

belajar mengajar akuntansi yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan

konsep itu.

Pengajaran akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih

kompleks dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian

sampai saat ini akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan mengatakan

bahwa akuntansi sulit. Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh

Page 11: Makalah Metode Melatih

karenanya pemilihan metode mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar

didalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi

Metode pengajaran yang baik adalah metode yang mampu mengantarkan siswa dalam

berbagai macam kegiatan, dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih

kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan-latihan. Salah satu

metode yang digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi adalah metode drill atau

latihan. Drill atau latihan merupakan metode mengajar yang dapat digunakan untuk

mengaktifkan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, karena metode drill

menuntut siswa untuk selalu belajar dan mengevaluasi latihan-latihan yang diberikan oleh

guru.

Tahapan dalam metode latihan keterampilan:

1)      Tahap persiapan

Tahap persiapan dalam metode latihan keterampilan yaitu guru memberikan gambaran

antara materi yang akan di pelajari dengan pengetahuan yang sudah di miliki oleh siswa

tersebut. Guru juga menyampaikan tujuan-tujuan yang hendak di capai dari pembelajaran

ini. Serta guru memberikan motivasi agar siswa memahami hubungan fungsional tiap

rekening dalam jurnal umum.

2)      Tahap pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan metode latihan keterampilan dalam pembelajaran akuntansi

dengan topic jurnal umum adalah sebagai berikut:

Langkah pertama adalah sebelum latihan dilaksanakan, siswa harus diberi penjelasan

mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut.

Pada awalnya siswa diberikan penjelasan tentang pengertian transaksi dan pengenalan

tentang akun-akun, serta arti dari istilah debit dan kredit dan bagaimana perlakuannya

terhadap akun-akun yang bersangkutan. Setelah guru melakukan penjelasan tersebut

selanjutnya siswa dikenalkan dengan bentuk kolom-kolom yang harus ada dalam jurnal

umum yaitu terdiri dari kolom tanggal terjadinya transaksi, kolom keterangan nama akun,

kolom refrensi yang biasanya diisi dengan nomor akun yang bersangkutan, kemudian

Page 12: Makalah Metode Melatih

kolom debit dan terakhir kolom kredit. Siswa diberikan pedoman bahwa jika kelompok akun

harta dan beban bertambah maka nominalnya ditulis di kolom debit sedangkan jika

berkurang di tulis di kolom kredit. Dan jika kelompok akun pendapatan, kewajiban dan

modal bertambah maka di tulis di kolom kredit sedangkan jika berkurang di tulis di kolom

debit. Setelah siswa memahami konsep dari jurnal umum ini, siswa diberikan soal-soal

latihan untuk di kerjakan.

Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang sederhana kemudian ke

taraf yang lebih kompleks atau sulit.

Soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa hendaknya soal yang masih tergolong

mudah, kemudian jika siswa dengan soal yang mudah sudah menguasai, maka tingkat

kesulitan soal harus di tambah. Jadi soal tersebut sudah di buat sedemikian kompleks

sehingga siswa benar-benar bisa meningkatkan  kemampuannya. Misalnya untuk soal yang

kompleks, guru bisa menambahkan akun-akun return dan potongan-potongan harga baik

itu dalam pembelian maupun penjualan.

Prinsip-prinsip dasar pengerjaan latihan hendaknya telah diberikan kepada anak.

Supaya siswa tidak mengalami kesulitan-kesulitan, maka guru harus memberikan prinsip-

prinsip dasar pengerjaan latihan tersebut seperti guru memberikan prinsip bahwa kelompok

harta dan beban bertambah di tulis di kolom debit dan jika berkurang ditulis di kolom kredit

sedangkan jika yang bertambah kelompok akun kewajiban, pendapatan dan modal maka di

tulis di kolom kredit dan jika berkurang di tulis di kolom debit.

Selama latihan berlangsung, perhatikanlah bagian-bagian mana yang sebagian besar anak-

anak dirasakan sulit.

Ketika siswa mengerjakan latihan-latihan soal, guru hendaknya memantau secara langsung

hasil pekerjaan siswa. Guru bisa mengecek hasil pekerjaan tiap siswa, sehingga guru bisa

mengetahui di bagian-bagian mana saja siswa mengalami kesulitan.

Latihlah bagian-bagian yang dipandang sulit itu lebih intensif.

Page 13: Makalah Metode Melatih

Setelah guru mengetahui di mana letak kesulitan siswa, guru harus memberikan penjelasan

kembali tentang materi yang dianggap sulit oleh siswa tersebut serta menambah kuantitas

latihan soal-soal sehingga siswa bisa lebih memahami materi tersebut.

Perbedaan individual anak perlu diperhatikan.

Pada dasarnya karakteristik siswa berbeda-beda, sehingga guru harus bisa professional

dalam menangani perkembangan siswa ini. Dalam metode pembelajaran latihan

keterampilan ini, guru harus bisa membedakan mana siswa yang cepat menyerap materi

jurnal umum ini dan mana siswa yang agak lambat dalam menyerap materi jurnal umum ini.

Sehingga guru harus melakukan perlakuan yang berbeda pula. Guru bisa memberikan

penjelasan berulang-ulang dan juga lebih mengintensifkan siswa yang agak lambat ini

umtuk sesering mungkin melakukan latihan-latihan soal.

Jika suatu latihan telah dikuasai anak-anak, taraf berikutnya adalah aplikasi

Setelah siswa mampu mengerjakan latihan soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Maka

taraf selanjutnya mereka mamppu mengaplikasikannya dalam ujian-ujian baik itu ujian mid

semester, ujian akhir semester maupun ujian akhir. Jika siswa sudah memahami prinsip-

prinsip dasar pengerjaan jurnal umum ini, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan-

kesulitan lagi dalam mengerjakan soal-soal walaupun soal-soalnya sudah mengalami

modifikasi.

Evaluasi

Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi

jurnal umum. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan setiap akhir pertemuan, dengan cara siswa

harus mengumpulkan hasil latihan-latihan soal yang telah dikerjakan siswa sehingga guru

dapat mengecek pada bagian mana saja siswa mengalami kesulitan dan guru bisa

membahasnya kembali pada pertemuan minggu berikutnya. Selain itu dengan memberikan

tugas untuk siswa juga dapat dikatakan evaluasi, jadi setiap satu pokok bahasan selesai,

guru memberikan tugas untuk siswanya, supaya siswa-siswa dapat lebih memahami materi

jurnal umum.

Page 14: Makalah Metode Melatih

Metode Pembelajaran: Metode Latihan - Kelebihan dan Kekurangan

Guru Baru | Metode Pembelajaran: Metode Latihan - Kelebihan dan Kekurangan | Metode latihan

(driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan

tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini

dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

a. Kelebihan Metode Latihan

1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan

menggunakan alat-alat.

2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,

pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

b. Kekurangan Metode Latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian

dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan

mudah membosankan.

4) Dapat menimbulkan verbalisme.

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

Page 15: Makalah Metode Melatih

metode drill dan penggunaannya

Pujiono (202008062)Metode pembelajaranMetode mengajar adalah cara yang ditempuh guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. (Sunaryo, 1995). 

METODE DRILL (LATIHAN) 

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. 

Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. 

Drill wajar digunakan untuk : o Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya). o Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan : o Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. o Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. o Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. o Selingilah latihan agar tidak membosankan. o Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula. 

Langkah – langkah penggunaan metode drill tingkat SD: 

Page 16: Makalah Metode Melatih

a. Siswa diberikan latihan soal perkalian bersusun satu angka dikalikan tiga angka secara terus – menerus. b. Siswa diminta menghafalkan perkalian seperti pada tabel perkaliansehingga siswa mudah dalam menyelesaikan soal perkalian bersusun.c. Siswa diberikan latihan soal perkalian bersusun dua angka dengan tiga angka. 

Dengan metode drill ini, akan meningkatkan penguasaan siswa mengenai operasi perkalian bersusun dan menumbuhkan minat siswadalam pelajaran matematika. 

Contoh Langkah Mengerjakan Perkalian Bersusun Pada Anak SD

Contoh perkalian 1 angka dengan tiga angkaCara bersusun panjang

Alat Penilaian Untuk mengetahui hasil pembelajaran digunakan tes sebagai tolak ukurnya. Tes adalah latihan keterampilan dan kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Macam – macam tes : a. Tes Awal (Pre Tes) Tes awal dilakukan sebelum pembelajaran inti dimulai. Tes awal dimaksudkan untuk menjajagi kemampuan siswa. b. Tes Akhir (Post Tes) Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaranmencapai tujuan yang ditetapkan. Tes ini untuk mengetahui keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasilnya digunakan sebagai acuan untuk melihat kemajuan prestasi siswa dalam mengikuti program pembelajaran. Serta untuk menganalisa data dan merefleksi tindakan berikutnya. Hasil pembelajaran siswa diperiksa, dianalisa untuk menentukan letak kesulitan dalam menyelesaikan soal. 

Page 17: Makalah Metode Melatih

Kelebihan dan kelemahan : 

Kelebihan : o Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. o Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan. 

Kelemahan : o Siswa cenderung belajar secara mekanis. o Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.o Dapat rnenyebabkan kebosanan. o Mematikan kreasi siswa. o Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti). 

Cara mengatasi kelemahan metode drillo menggunakan variasi metode pembelajaran yang lain o Mengajak siswa belajar dengan penemuan terbimbing

Metode role playing (bermain peran)adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati Langkah-langkah :1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan 6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum 10. Evaluasi 11. Penutup 

Kelebihan role playing• Untuk mengajar peserta didk supaya ia bisa menempatkan dirinya dengan orang

Page 18: Makalah Metode Melatih

lain• Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan peserta didik• Sosiodrama dan permainan peran menimbulkan diskusi yang hidup• Metode sosiodrama dapat menarik minat peserta didik• Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berkreasi

Kelemahan Metode Sosiodrama• Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk memcahkan masalah tersebut• Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif• Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan

Cara mengatasi kelemahan role playingo Diusahakan melibatkan semua anako Tujuan pembelajaran harus jelas

Page 19: Makalah Metode Melatih

METODE LATIHAN08-12-2012 23:33:21, pada 8. PEMBELAJARAN

Hakikat Metode Latihan

akhmad fauzi

            Pada bagian ini ada 3 bagian yang menjadi pembahasan. Ketiga bagian itu adalah definisi

metode latihan, jenis-jenis metode latihan, dan kelebihan metode latihan. Uraian tentang ketiga bagian

tersebut dikemukakan pada bagian berikut ini. 

1. Definisi Metode Latihan            Latihan merupakan salah satu metode pembelajaran yang sudah lama dikenal dan digunakan

dalam pembelajaran. Djamarah & Aswan (2006:95) mengemukakan bahwa metode latihan (drill)

merupakan suatu cara mengajar yang dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini juga

dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

            Metode ini dilakukan dengn cara: mengamati model kegiatan atau keterampilan yang diinginkan,

melatih kegiatan atau keterampilan secara berulang-ulang, dan melakukan perbaikan sampai didapatkan

tingkat penguasaan yang diinginkan.

2. Jenis-jenis Metode Latihan            Menurut Popham & Baker (2008:73-75), metode latihan dalam psikologi pengajaran mempunyai 3

prinsip, yaitu: sesuai, sama, dan sejenis. Ketiga prinsip latihan tersebut dibahas pada bagian berikut ini.

a. Latihan yang sesuai

            Menurut prinsip ini, dalam proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan pada siswa-

siswanya untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan tujuan. Dengan kata lain, guru memberi

kesempatan pada siswa-siswanya mempraktikkan apa yang dituntut guru sebagai bukti tujuannya

tercapai. Apabila seorang guru menghendaki dapat melakukan kegiatan tertentu, misalnya: memasukkan

bola basket atau membuat sajak, maka masuk akal jika cara yang paling baik adalah memberi

kesempatan melatih keterampilan yang bersangkutan. Semakin sesuai latihan yang diberikan, semakin

besar kemungkinan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Latihan yang sama

            Latihan jenis ini merupakan latihan berperilaku yang persis seperti perilaku akhir yang ditetapkan

dalam tujuan. Ini berarti bahwa suruhan guru hendaknya sama dengan suruhan yang akan diberikan,

misalnya pada ujian akhir. Respons yang diharapkan dari siswa identik dengan respons yang

dikehendaki dalam evaluasi. Jika guru menghendaki siswa memberikan jawaban yang memuaskan

terhadap situasi-situasi problematik, maka guru perlu menciptakan situasi-situasi problematik yang mirip

dengan situasi problematik tersebut.

c. Latihan yang sejenis

            Dalam latihan bentuk ini, siswa diberi kesempatan untuk melatih perilaku yang sejenis tetapi tidak

identik dengan perilaku akhir. Latihan yang sejenis memungkinkan adanya modifikasi, baik dalam

Page 20: Makalah Metode Melatih

suruhan guru, maupun dalam sifat respons siswa. Misalnya, sebagai ganti dari menjawab soal pilihan

ganda, siswa dapat diminta memilih yang benar dari serangkaian pilihan yang disajikan satu demi satu.

Siswa dapat diminta melakukan kegiatan intelektual yang sama tetapi dengan cara yang agak berbeda.

Dengan demikian, guru lebih banyak memberikan variasi latihan kepada siswa-siswanya.

3. Kelebihan metode Latihan            Ada beberapa kelebihan penerapan metode latihan dalam sebuah pembelajaran.

1. Untuk memperoleh kecakapan motorik seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat,

membuat alat-alat, menggunakan alat-alat, dan terampil menggunakan peralatan olahraga.

2. Untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,

pembagian, tanda-tanda (simbol), dsb.

3. Untuk  memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti: hubungan huruf-huruf

dengan ejaan, penggunaaan simbol, membaca peta, dsb.

4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan

pelaksanaan.

5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.

6. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi

lebih otomatis.

 

Dirangkum dari :Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia Pengembangan Kemampuan

Menyunting. Jakarta : Depdiknas.

Page 21: Makalah Metode Melatih

Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.

Ada beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya:1. Metode ceramahMetode ceramah adalah metode belajar mengajar secara tradisional, sebab metode pembelajaran ini telah gunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif sejak dari dahulu.

2. Metode eksperimenMetode eksperimen ini memberikan kesempatan

kepada para anak didik secara individu atau pun berkelompok untuk dilatih dalam melakukan suatu proses atau percobaan-percobaan. Metode ini bertujuan agar para anak didik tersebut berpikir kreatif, mandiri dan inovatif.

3. Metode pemberian tugasMetode pemberian tugas di maksudkan para pendidik memberikan penjelasan dalam suatu bahasan lalu para pendidik tersebut memberikan tugas kepada para siswa untuk mengembangkan pembahasan yang telah di bahas, hal tersebut bertujuan agar para siswa berpikir dan memiliki wawasan yag luas.

Page 22: Makalah Metode Melatih

4. Metode diskusiMetode ini adalah suatu alternatif dalam mengamati dan mencari jalan keluar dari suatu masalah melalui gagasan-gagasan yang di berikan para siswa, metode ini bertujuan untuk melatih para siswa agar berani dalam menyampaikan pendapat atau pun saran dan untuk mengembangkan pemikiran mereka.

5. Metode latihanMetode latihan atau metode training yaitu metode yang menanamkan tentang kebiasaan-kesbiasaan tertentu dan untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan baik terhadap anak. Metode latihan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan serta ketepatan dan kecepatan dalam pelaksanaan.

6. Metode proyekMetode ini menggunakan cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari sebagai bahan pendidikan. Metode ini bertujuan agar anak didik tertarik untuk terus belajar dan juga untuk membentuk pola pikir anak menjadi luas

Page 23: Makalah Metode Melatih

metode latihan (drilling)

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

            Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.

B.     Penegasan Istilah1.      Metodologi

Metodologi adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.[1] Dalam proses pendidikan, metode adalah suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran.[2]

2.      Aqidah AkhlakMata pelajaran Aqidah Akhlak bagian dari struktur kurikulum Madrasah Aliyah. Aqidah

akhlak terdiri dari dua kata yaitu Aqidah dan Akhlak. Aqidah artinya ikatan hati “ bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan suatu kepercayaan yang tidak dapat ditukar dengan kepercayaan lain sehingga aiqdah juga dikenal dengan iman”.[3]  Sedangkan akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bila diperlukan tanpa memerlukan penilaian atau pertimbangan terlebih dahulu tidak memerlukan dorongan dari luar.[4]

Page 24: Makalah Metode Melatih

C.    Rumusan MasalahApa pengertian dari metode latihan, Metode Menelaah dan menganalisa metode yang sesuai dan tepat untuk diaplikasikan pada proses pembelajaran Materi Aqidah Akhlak kelas X Madrasah Aliyah

D.    TujuanAgar pendidik mampu menerapakan metode yang sesuai dan tepat untuk Materi Aqidah Akhlak kelas X Madrasah Aliyah dan mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang diharapkan oleh pemerintah.

E.     Manfaat1.      Teoritis

Memudahkan pendidik dalam memberikan pemahaman materi pada pesrta didik.2.      Aplikatif

Memudahkan pendidik untuk menerapkan materi yang di ajarkan agar peserta didik tidak hanya mengetahui teori saja tetapi juga bisa segera mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

F.     Sistematika Penulisan MakalahBab I    : Dalam bab ini memuat pendahuluan yang terdiri : latar belakang masalah, penegasan istilah,

rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sisitematika penulisan.Bab II  : Dalam bab ini diuraikan tentang metode metode dalam  pembelajaran aqidah akhlak.Bab III   :  Dalam pembahasan metode-metode dan penyesuaian dengan materi pembelajaran aqidah akhlak.

Bab VI        :   Penutupa.    Kesimpulanb.    Rekomendasi

BAB IIKAJIAN TEORI

Page 25: Makalah Metode Melatih

A.    Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak1.      Metode Latihan (Drilling Method)a.       Pengertian

Metode drill atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.

Metode drill / latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan1)      Kelebihan

a)        Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

b)        Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

c)        Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.d)       Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan

yang dipelajarinya.e)        Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah

memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.f)         Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam

belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.

2)      Kelemahana)      Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada

penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.b)      Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta

didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.

c)      Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.

d)     Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.[5]

c.       Langkah-langkah Metode Latihana)        Harus diusahakn latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didikb)        Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian peserta didik

Page 26: Makalah Metode Melatih

c)        Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.[6]

2.      Metode Proyek (Project Method)a.       Pengertian

Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan, rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti : merancang, merencanakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Mempunyai perencanaan yang baik (planning) di dalam kegiatan-kegiatan tahunan dan sebagainya.

Dengan kata lain, metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya.           Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.[7]

b.      Langkah-langkah Metode ProyekLangkah-langkah metode proyek menurut Dr. Zakiah Darojat adalah sebagai berikut:

a)      Merealisasi adanya masalahb)      Menyusun hipotesisc)      Mengumpulkan data dan informasid)     Menyimpulkan[8]

c.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Proyek

1)      Kelebihana)        Dengan pengajaran proyek, dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, dimana masing-

masing belajar dan bekerja sendirib)        Melalui metode proyek memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa

yang telah dipelajaric)        Melalui metode proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-masing

individu siswad)       Dapat menumbuhkan sikap sosial dan bekerja sama yang baike)        Dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya. [9]2)      Kelemahan

Page 27: Makalah Metode Melatih

a)      Memerlukan perencanaan yang matangb)      Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswac)      Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan

kehlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.d)     Harus dapat memilih topic unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan

memiliki sumber-sumber belajar yangdiperlukan.e)      Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat menaguburkan pokok unit yang dibahas.

[10]

3)      Metode Cerita (Narative Method)a.       Pengertian

Menurut armai arif, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, (2002 : 160) metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah yang disampaikan merupakan salah satu metode pendidikan yang mashur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh keputusan hati yang mendalam.[11]

Dalam metode bercerita baik guru maupun siswa dapat berperan sebagai orang yang menyampaikan materi tersebut. Dengan cara guru bisa memberi tugas kepada salah seorang siswa atau lebih untuk menceritakan suatau peristiwa atau topic dalam materi yang dipelajari.

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Cerita1)      Kelebihana)      Dapat mengasah daya imajinasi dan daya pikir siswab)      Media efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika seta mennumbuhkan rasa simpati

siswac)      Menumbuhkan mint abaca pada peserta didikd)     Dapat memperbanyak kosa kata2)      Kelemahana)      Sangat memerlukan daya rangsangan imajinasi atau menyajikan secara menarikb)      Banyak dongeng yang mengandung kisah teladan yang burukc)      Muatan-muatan pada cerita harus dipertimbbangkan dengan kondisi ppsikologis, jangan sampai

terjadi kesalahpahaman dari cerita tersebut.[12]

4)      Metode Praktik (Practicing Method)a.       Pengertian

Page 28: Makalah Metode Melatih

Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktek.[13] Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman dimaksudkaan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan anak didik akan menjadi lebih mudah dan jelas sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksudkan.. Metode ini adalah bentuk metode praktek yang sifatnnya untuk mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).[14]

Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan. Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.[15]

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Praktek1)      Kelebihana)      Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis.b)      Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena

pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahamanc)      Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi

dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik2)      Kelemahana)      Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif dalam bidangnyab)      Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata

dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid

c)      Pada umumnya kemampuan aplikatif anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar.

d)     Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini

5)      Metode Suri Tauladan (Good Example Method)a.       Pengertian

Menurut Prof. Pupuh Faturrohman metode suri tauladan dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan menubuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau menngikutinya, karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan, perbuatan, dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun maka hal itu merupakan suatu amaliah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.[16]

Metode ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Hal ini sudah dibuktikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai hasilnya apapun yang diajarkan

Page 29: Makalah Metode Melatih

dapat diterima dengan segera dari dalam keluarga dan oleh masyarakat pengikutnya karena ucapannya menembus ke hati mereka.[17]

6)      Metode Kerjasama (Cooperation Method)7)      Metode Kerja Kelompok (Cup Cluster Method)a.       Pengertian

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok)[18]

Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong-royong.

Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.[19]

b.      Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok1)      Menentukan kelompok2)      Memberi tugas-tugas kepada kelompok.[20]

c.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok1)      Kelebihana)      Dapat memupuk rasa kerjasama.b)      Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.c)      Adanya persaingan yang sehat.2)      Kelemahana)      Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa

rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.b)      Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau

didominasi oleh seseorang.[21]

                                                                                     

Page 30: Makalah Metode Melatih

BAB IIIANALISIS PROGRAM PEMBELAJARAN

A. SK, KD, Materi, dan Metode Pembelajaran

1.      Akidah Akhlak Kelas X Semester I

NoStandar Kompetensi

Kompetensi Dasar Materi Metode

1 Memahami

prinsip-prinsip

dan metode

peningkatan

kualitas ibadah

1.      Menjelaskan prinsip-prinsip

akidah

2.      Menjelaskan metode-metode

peningkatan kualitas akidah

3.      Menerapkan prinsip-prinsip

akidah dalam kehidupan

4.      Menerapakan metode-metode

peningkatan kualitas akidah

dalam kehidupan

a.       Pengertian akidah

b.      Prinsip-prinsip akidah

c.       Ruang lingkup akidah

d.      Metode peningkatan

akidah

e.       Kualitas akidah dalam

kehidupan

Ceramah

2 Memahami

tauhid

1.      Menjelasakan pengertian tauhid

dan istilah-istilah lainnya

2.      Mejelaskan macam-macam

tauhid (uluhiyyah, rububuyyah,

mulkiyah, dan rahmaniyah)

3.      Menunjukkan perilaku bertauhid

4.      Menerapkan perilaku bertauhid

dalam

kehidupan sehari-hari

a.       Pengertian tauhid

b.      Makna kalimat tauhid La

Ilaha Illallah

c.       Macam-macam tauhid

d.      Urgensi mengenal Allah

e.       Nilai positif tauhid

f.       Sosok teladan bertauhid

3 Memahami

syirik dalam

islam

1.      Menjelasaka pengertian syirik

2.      Mengidentifikasi macam-macam

syirik

3.      Menunjukkan perilaku orang

yang berbuat syirik

4.      Menjelaskan akibat perbuatan

syirik

5.      Membiasakan diri

menghindari hal-hal yang

mengarah kepada

perbuatan syirik dalam

kehidupan sehari-hari

a.       Pengertian syirik

b.      Klasifikasi syirik

c.       Macam-macam syirik

d.      Kriteria orang yang syirik

e.       Akibat negative

perbuatan syirik

f.       Hikmah menghindari

perbuatan syirik

4 Memahami

masalah akhlak

1.      Menjelaskan pengertian akhlak

2.      Menjelaskan induk-induk akhlak

a.       Pengertian akhlak

b.      Ruang lingkup akhlak

Page 31: Makalah Metode Melatih

terpuji dan induk-induk

3.      Akhlak tercela

Menjelaskan macam-macam

metode

peningkatan kualitas

akhlak

4.      Menerapkan metode-metode

peningkatan kualitas akhlak

dalam kehidupan

terpuji

c.       Gambaran umum aklak

tercela

d.      Metode peningkatan

kuualitas akhlak

e.       Kualitas akhlak dalam

kehidupan

2.      Akidah Akhlak Kelas X Semester II

NoStandar Kompetensi

Kompetensi Dasar Materi Metode

1.  Meningkatkan

keimanan

kepada Allah

melalui sifat-

sifatnya dalam

asmaul husna

1.      Menguraikan sepuluh Asmaul

Husna (Al muqsit, Al Waris, An

Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al

Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al

Mu’izz, Al ‘Afuww)

2.      Menunjukkan bukti kebenaran

tanda-tanda kebesaran melalui

sifat Allah dalam sepuluh

Asmaul Husna (Al muqsit, Al

Waris, An Nafi’, Al Basit, Al

Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar

Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)

3.      Menunjukkan perilaku orang

yang mengamalkan sepuluh

Asmaul Husna (Al muqsit, Al

Waris, An Nafi’, Al Basit, Al

Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar

Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)

4.      Meneladani sifat-sifat Allah

yang terkandung dalam sepuluh

Asmaul Husna (Al muqsit, Al

Waris, An Nafi’, Al Basit, Al

a.       Pengertian asmaul husna

b.      Menguraikan sepuluh

asmaul husna

c.       Bukti kebenaran dalam

sepuluh asmaul husna

d.      Perilaku orang yang

mengamallakan sepuluh

asmaul husna

e.       Meneladani sifat Allah

dalam sepuluh asmaul

husna

Page 32: Makalah Metode Melatih

Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar

Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)

2. Membiasakan

perilaku terpuji

1.      Menjelaska pengertian dan

pentingnya

Husnudzan dan bertaubat.

2.      Mengidentifikasi bentuk dan

contoh-contoh

 perilaku husnudzan dan

bertaubat.

3.      Menunjukkan nilai-nilai positif

dari husnudzan dan bertauabat

dalam fenomena kehidupan

4.      Membiasakan perilaku

husnudzzan dan

 bertaubat.

a.       Husnudzan

b.      taubat

3. Menghidari

perilaku tercela

1.      Menjelasakan pengertian

ria,aniaya,dan diskriminasi.

2.      Mengidentifikasi bentuk dan

contoh-contoh

 perbuatan ria,aniaya, dan

diskriminasi.

3.      Menunjukkan nilai-nilai negatif

akibat perbuatan ria,aniaya,dan

diskriminasi.

4.      Membiasakan diri

 menghindari hal-hal yang

mengarah pada perilaku

ria,aniaya,dan diskriminasi.

a.       Ria

b.      Aniaya(Zalim)

c.       diskriminasi

Page 33: Makalah Metode Melatih

BAB VIPENUTUP

Page 34: Makalah Metode Melatih

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.

Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta ; LPPI, 2002Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2003 Cet ke-7.Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab,

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995.Khoiri, Nur, Metode Pembelajaran PAI, 2011.Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching,Jakarta : Quantum

Teaching, 2005.Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sabri., Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman, Bandung : PT. Refika Aditama, 2009, cet. III.http://www.hardja-sapoetra.co.cc/2010/03/metode-latihan-drill-metodologi.htmlhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-

method/#ixzz1IMIuMXxchttp://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE-

PENDIDIKAN ISLAM         http://www.canboyz.co.cc/2010/08/pengertian-metode-kerja-kelompok.htmlhttp://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-kerja-kelompok.htmlhttp://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.htmlhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-

method/#ixzz1IMIuMXxc

[1] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet ke-7, hlm. 9

[2] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm.1[3] Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hlm. 58[4] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta ; Lppi, 2002), hlm. 2[5] http://www.hardja-sapoetra.co.cc/2010/03/metode-latihan-drill-metodologi.html [6] Nur Khoiri, Metode Pembelajaran PAI, (2011), hlm. 55

                [7]http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-method/#ixzz1IMIuMXxc

[8] Nur Khoiri, Op. Cit., hlm. 56[9] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-method/

#ixzz1IMIuMXxc[10] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab,

(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 89[11] http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-cerita-dalam-pendidikan.html

Page 35: Makalah Metode Melatih

[12] Nur khoiri, M. ag ., op. cit. hlm. 57[13] http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.html [14] Nur Khoiri, op. cit., hlm. 58[15] http://alhafizh84. op cit.

[16] Pupuh Fathurrohman, dan Sabri Sutikno., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, hlm. 62

[17] http://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE- PENDIDIKAN ISLAM          

[18] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),hlm. 60

[19] http://www.canboyz.co.cc/2010/08/pengertian-metode-kerja-kelompok.html

[20] Ibid[21] http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-kerja-kelompok.html

Page 36: Makalah Metode Melatih

MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN “MODEL

PEMBELAJARAN KONSEP”

MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

“MODEL PEMBELAJARAN KONSEP”

Dosen Pengampu : Dr. H. Ekawarna, M.Psi

Disusun oleh :

Annisa Sucianingsih (A1A111019)

Dwi Hardiono (A1A111021)

Eko Siswono (A1A111011)

Maiza (A1A111069)

Page 37: Makalah Metode Melatih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS DAN KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya

kami dapat menyelesaikan tugas “Model-model Pembelajaran” yang bertema Kesulitan-kesulitan yang

dialami Siswa dalam Belajar ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih

kepada dosen pengampu dan seluruh teman-teman yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan

makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga isi dari makalah kami ini dapat bermanfaat bagi

seluruh orang yang membacanya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan kami

mohon maaf. Saran dan kritik dari teman-teman sekalian akan membantu kami untuk memperbaiki

makalah kami ini.

Jambi, April 2013

Penulis

Page 38: Makalah Metode Melatih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi, mempunyai

peranan yang sangat vital didalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada

kedewasaan dalam arti yang sangat luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan suatu proses

belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru.

Oleh karena itu proses belajar mengajar yang dibabaki oleh guru tidak akan pernah tenggelam atau

digantikan oleh alat atau lainnya. Dizaman modern yang ditandai oleh kemajuan dalam bidang ilmu dan

teknologi telah merambah seluruh sektor kehidupan. Produk iptek telah menjadikan kehidupan manusia

menjadi lebih praktis dan lebih mudah, sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan dan diperoleh

saat ini dengan mudah dapat segera diwujudkan termasuk didalam dunia pendidikan produk teknologi

telah menjadi guru kedua bagi anak.

Selain dari pada itu, pendidikan yang hanya menggunakan metode-metode lama yang mana guru

hanya menerangkan dan memberi tugas kepada siswa, yang membuat siswa bosan, akhirnya proses

belajar-mengajar menjadi tidak menarik dan membosankan, yang akhirnya tidak ada kemajuan didalam

dunia pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya model-model pembelajaran yang dijadikan pedoman

untuk guru agar proses belajar mengajar lebih menarik yang nantinya mampu membentuk anak didiknya

karena kedewasaan seperti yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mengangkat topik masalah model pembelajaran

pencapaian konsep dan model latihan penelitian mudah-mudahan dapat memperkaya model

pembelajaran sehingga siswa tidak bosan untuk mengikuti pelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari model pembelajaran konsep ?

2. Apa tujuan dari model pembelajaran pencapaian konsep ?

Page 39: Makalah Metode Melatih

3. Apa sajakah fase-fase pembelajaran pencapaian konsep ?

4. Apa saja dampak dari pembelajaran pencapaian konsep ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui definisi dari model pembelajaran pencapaian konsep.

2. Untuk mengetahui tujuan dari model pembelajaran pencapaian konsep.

3. Untuk mengetahui fase-fase pembelajaran pencapaian konsep.

4. Untuk mengetahui dampak dari pembelajaran pencapaian konsep.

Page 40: Makalah Metode Melatih

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

Model pembelajaran concept attainment dibangun berkaitan dengan studi berpikir siswa yang

dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan Austin (1967). Model pembelajaran concept attainment ini relatif

berkaitan erat dengan model pembelajaran induktif. Baik model pembelajaran concept attainment dan

model pembelajaran induktif, keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep,

pengajaran konsep dan untuk menolong siswa menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-konsep.

Model pembelajaran concept attainment merupakan metode yang efisien untuk mempresentasikan

informasi yang telah terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah dipahami

untuk setiap stadium perkembangan konsep. Model pembelajaran concept attainment ini dapat

memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa

menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.

Joyce, B.(2000:p.143) menyatakan bahwa, “Pembelajaran concept attainment mempertajam

dasar keterampilan berpikir.” Dari pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran

concept attainment terkandung di dalamnya pengajaran berpikir siswa, karena di dalam model

pembelajaran concept attainment ada beberapa tahapan-tahapan yang musti dilewati, seperti

mengkatagorisasi, pembentukan konsep dengan memperhatikan berbagai macam attribute-nya (seperti

attribute essensial, attribute value, attribute kritis, dan attribute variable).

Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif

didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka terhadap

konsep yang dipelajari dari melatih menguji hipotesis. Model tersebut pertama kali diciptakan oleh

Joyce dan Weil (dalam Gunter, Este, dan Schwab, 1990: 1972) yang berpijak pada karya Bruner,

Page 41: Makalah Metode Melatih

Goodnow, dan Austin. Model pencapaian konsep bermanfaat untuk memberikan pengalaman metode

sains kepada para siswa dan secara khusus menguji hipotesis.

Eggan dan Kauchak (1996) mengemukakan: “Model pencapaian konsep adalah suatu strategi

pembelajaran induktif yang didesain untuk membantu siswa pada semua usia dalam mempelajari

konsep dan melatih pengujian hipotesis”. Suherman dan Saripuddin (2009) mengemukakan bahwa:

“Salah satu keunggulan model pencapaian konsep adalah untuk memahami (mempelajari) suatu

konsep dengan cara lebih efektif”. Sukamto, dkk (Nurul wati, 2000) mengemukakan: “Maksud dari

model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang istematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas

mengajar”. Model ini membantu siswa pada semua usia dalam memahami tentang konsep dan latihan

pengujian hipotesis. Model pencapaian konsep ini banyak menggunakan contoh dan non contoh.

Model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu model pembelajaran yang menekankan

pada pemahaman konsep kepada siswa, guru mengawali pengajaran dengan menyajikan data atau

contoh dan yang bukan contoh, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati data atau contoh

tersebut dan siswa dibimbing agar mampu mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik dari contoh yang

diberikan.

Ada dua peran pokok guru dalam pembelajaran model pencapaian konsep yang perlu

diperhatikan, adalah :

1. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas untuk berpikir dan menduga

tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan.

2. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu seharusnya berlangsung,

membimbing siswa dalam proses itu, membantu siswa menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan

mengartikulasi pemikiran-pemikiran mereka.

Dalam membimbing aktifitas itu tiga cara penting yang dapat dilakukan oleh guru :

Pertama guru mendorong siswa untuk menyatakan pemikiran mereka dalam bentuk hipotesis, bukan

dalam bentuk observasi.

Kedua guru menuntun jalan pikiran siswa ketika mereka menetapkan apakah suatu hipotesis diterima

atau tidak.

Ketiga guru meminta siswa untuk menjelaskan mengapa mereka menerima atau menolak suatu hipotesis.

2.2 Tujuan Pembelajaran Konsep

Page 42: Makalah Metode Melatih

Penerapan pembelajaran model konsep mengandung dua tujuan utama yaitu :

1. Tujuan Isi

Tujuan isi model konsep menurut Eggen dan Kauchak (1998) bahwa, lebig efektif untuk

memperkaya suatu konsep dari pada belajar pemula (initial learning). Dan juga akan efektif dalam

membantu siswa memahami hubungan-hubungan antara konsep-konsep yang terkait erat dan

digunakan dalam bentuk review. Dengan kata lain, penggunaan model ini akan lebih efektif jika siswa

sudah memiliki pengalaman tentang konsep yang akan dipelajari itu. Bukan siswa yang benar-benar baru

mempelajari konsep tersebut.

Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pencapaian

konsep yaitu;

(1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan

(2) analisis konsep.

1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep

Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung

pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep

pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada

tingkat klasifikatori atau tingkat formal.

Telah dipahami bahwa tingkat-tingkat perkembangan kognitif Piaget dapat membimbing guru

untuk menentukan tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan. Sebagian besar dari konsep-

konsep yang dipelajari selama tingkat perkembangan pra-operasional merupakan konsep-konsep pada

tingkat konkret dan identitas. Selama tingkat operasional konkret, dapat diharapkan tingkat pencapaian

klasifikatori. Sedangkan tingkat pencapaian konsep formal dapat diharapkan apabila pengajaran yang

tepat diberikan pada siswa yang telah mencapai perkembangan operasional formal. Tingkat-tingkat

pencapaian konsep yang diharapkan tercermin pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelum

proses belajar-mengajar dimulai.

Mungkin kita pernah mengalami, ketika seseorang bertanya kepada kita tentang konsep sesuatu

kata, kita dapat menghubungkan kata itu kedalam suatu konsep-konsep yang lain, bahkan kita dapat

menghubungkannya ke dalam suatu kalimat namun kita tidak dapat mendefinisikannya kedalam suatu

kata atau kalimat yang formal. Klausmeier (Dahar, 1996) menghipotesiskan bahwa ada Empat tingkat

pencapaian konsep, yaitu: (1). tingkat konkret ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu

benda yang pernah ia kenal. Contohnya pada saat anak bermain kelereng kemudian pada waktu dan

tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah

kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat konkret; (2) Tingkat identitas, Pada tingkat ini

Page 43: Makalah Metode Melatih

seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila ia mengenal suatu objek

setelah selang waktu tertentu. Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya, bukan hanya

dengan melihatnya lagi; (3) Tingkat klasifikatori, pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal

persamaan dari contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak mampu membedakan

antara apel yang masak dengan apel yang mentah; (4) Tingkat formal pada tingkatan ini anak sudah

mampu membatasi suatu konsep dengan konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi

nama atribut yang membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal.

2. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam

merencanakan urutan-urutan pengajaran concept attainment. Untuk melakukan analisis konsep guru

hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain:

(1) nama konsep,

(2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep,

(3) definisi konsep,

(4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan

(5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.

2. Tujuan pengembangan berpikir kritis siswa

Model pencapaian konsep lebih memfokuskan pada pengembangan berpikir kritis siswa dalam

bentuk menguji hipotesis. Dalam pembelajaran harus ditekankan pada analisis siswa terhadap hipotesis

yang ada dan mengapa hipotesis itu diterima, dimodifikasi, atau ditolak. Siswa harus dilatih dalam

menciptakan jenis-jenis kesimpulan, seperti membuat contoh penyangkal atau non-contoh, dan

sebagainya.

Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus ditekankan pada dua aspek tersebut, yaitu

pengembangan konsep dan relasi-relasi antara konsep yang terkait erat, serta latihan berpikir keritis

terutama salam merumuskan dan menguji hipotesis. Aspek penting dalam perencanaan pelajaran

adalah guru harus mengetahui persis apa yang diinginkan dari siswanya.

Merencanakan Pelajaran Model Pencapaian Konsep

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pelajaran menggunakan model pencapaian

konsep adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan materi

Page 44: Makalah Metode Melatih

Seperti halnya dengan model-model pembelajaran yang lain, ketika akan menerapkan model

pencapaian konsep guru harus menetapkan materi-materi yang akan diajarkan. Materi dalam hal ini

bentuknya adalah konsep (bukan generalisasi, rumus, atau prinsip). Konsep yang akan dijarkan itu

sebaiknya bukan baru sama sekali bagi siswa. Harus diingat bahwa model ini akan lebih efektif bila siswa

yang akan diaja itu memiliki beberapa pengalaman tentang konsep yang akan diajarkan.

2. Pentingnya tujuan pembelajaran yang jelas

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tujuan penggunaan model pencapaian

konsep mencakup membantu siswa mengembangkan konsep dan relasi-relasi antara konsep itu dan

memberikan latihan kepada mereka tentang proses berpikir keritis terutama dalam peumusan dan

pengujian hipotesis.

3. Memilih contoh dan non-contoh

Faktor yang paling penting dalam memilih contoh adalah mengidentifikasi contoh-contoh yang

paling baik mengilustrasikan konsep tersebut. Disamping itu, contoh yang dipilih juga harus dapat

memperluas pemikiran siswa tentang konsep yang diajarkan sebagai contoh. Hal yang lain juga perlu

diperhatikan dalam memilih contoh adalah tidak memilih contoh yang terisolasi dari konteks. Artinya

contoh yang dipilih harus ada dalam lingkungan dimana siswa beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari

ataupun yang ada dalam jangkauan pemikirannya.

Selain memilih contoh positif, guru juga menyiapkan contoh-contoh negatif atau non-contoh.

Dalam memilih contoh negatif, diupayakan merubah karakteristikesensial menjadi karakteristik non

esensial pada konsep yang akan diajarkan dan menyajikan semua hal-hal yang bukan merupakan

karakteristik esensial konsep itu.

4. Mengurutkan contoh

Setelah memilih contoh dan non-contoh, tugas akhir dalam merencanakan pelajaran adalah

bagaimana mengurutkan contoh dan non-contoh itu. Jika pengembangan berpikir keritis menjadi tujuan

penting bagi guru, contoh-contoh itu harus diurutkan sedemikian sehingga para siswa mendapat

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir keritis mereka. Menunjukkan secara cepat

atau lengsung makna dari konsep yang diajarkan, tidak memberi kesempatan kepada siswa dalam

melakukan analisis dan akibatnya tidak menghasilkan pemahaman yang sangat dalam terhadap konsep

yang dikaji. Dalam mengurutkan contoh, guru dapat melakukan dengan menyajikan dua atau lebih

contoh positif kemudian diikuti dua atau lebih contoh negatif (non-contoh).

2.3 Fase-Fase Pembelajaran Konsep

Page 45: Makalah Metode Melatih

Model pembelajaran konsep dilakukan melalui fase-fase yang dikemas dalam bentuk sintaks.

Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga fase, yakni (1) Presentasi Data dan Identifikasi Data; (2) menguji

pencapaian dari suatu konsep; dan (3) analisis berpikir strategi.

Fase I: Presentasi Data dan Identifikasi Data

Langkah-langkah kegiatan mengajar sebagai berikut:

1. Guru mempresentasikan contoh-contoh yang sudah diberi nama (berlabel),

2. Guru meminta tafsiran siswa

3. Guru meminta siswa untuk mendefinisikan

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Siswa membandingkan contoh-contoh positif dan contoh-contoh negatif,

2. Siswa mengajukan hasil tafsirannya,

3. Siswa membangkitkan dan menguji hipothesis,

4. Siswa menyatakan suatu definisi menurut atribut essensinya

Fase II: Menguji Pencapaian dari suatu Konsep

Langkah-langkah kegiatan mengajar sebagai berikut:

1. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak bernama,

2. Guru menkonfirmasikan hipothesis, nama-nama konsep, dan menyatakan kembali definisi menurut

atribut essensinya,

3. Guru meminta contoh-contoh lain

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Siswa member contoh-contoh,

2. Siswa member nama konsep,

3. Siswa mencari contoh lainnya.

Fase III: Analisis Startegi Berpikir

Langkah-langkah kegiatan mengajar sebagai berikut:

1. Guru bertanya mengapa dan bagaimana

2. Guru membimbing diskusi

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

Page 46: Makalah Metode Melatih

1. Siswa menguraikan pemikirannya,

2. Siswa mendiskusikan peran hipothesis dan atributnya,

3. Siswa mendiskusikan berbagai pemikirannya

SINTAKS

Pada fase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan non-contoh

setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan. Data dapat berupa

peristiwa, masyarakat, objek, ceritera, gambar atau unit lain yang dapat dibedakan. Pembelajar (siswa)

diberi informasi bahwa semua contoh positif biasanya memiliki satu ide. Tugas siswa adalah

mengembangkan suatu hipothesis tentang hakekat konsep. Contoh-contoh dipaparkan dan disusun

serta diberi nama dengan kata “yes” atau “no”. Siswa bertanya untuk membandingkan dan

menjastifikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. Akhirnya, siswa ditanya tentang nama konsep-

konsepnya dan menyataka aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan konsepnya menurut

attribute essensialnya. (hipothesisnya tidak perlu dikonfirmasikan hingga fase berikutnya; siswa mungkin

tidak mengetahui nama-nama beberapa konsep, tetapi nama-nama dapat diberitahukan apabila

konsepnya sudah dikonfirmasikan).

Pada fase II, siswa menguji pencapaian tentangn konsepnya, pertama dengan cara

mengidentifikasi secara benar contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan kemudian

membangkitkan contoh-contohnya sendiri. Setelah itu, guru (dan siswa) mengkonfirmasikan keaslian

hipothesisnya, merevisi pilihan konsep atau attribute yang dibutuhkannya.

Pada fase III, siswa mulai menganalisis strategi konsep-konsep yang telah tercapai. Siswa

disarankan mengkonstruk konsepnya. Siswa dapat menjelaskan pola-polanya, apakah siswa berfokus

pada atribut atau konsep, apakah mereka melakukan satu kali atau beberapa kali, dan apa yang terjadi

apabila hipothesisnya tidak terkonfirmasi. Mereka melakukan suatu perubahan strategi? Secara

bertahap, mereka dapat membandingkan keefektifan dari perbedaan strateginya.

SISTEM SOSIAL

Sebelum guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

konsep, guru memilih konsep, menyeleksi dan mengorganisir materi ajar ke dalam contoh positif dan

contoh negatif, serta merangkaikan contoh-contoh. Umumnya materi eplajaran, terutama buku-buku

teks book tidak didesain untuk pembelajaran konsep.

Guru dalam pengajaran model pembelajaran konsep harus terlebih dahulu mempersiapkan

contoh-contoh, mengekstrak ide-ide dan material dari buku-buku teks dan sumber lainnya, dan

mendesain material dan ide-ide itu ke attribute yang jelas, dan bahkan membuat contoh-contoh positif

dan negatif dari suatu konsep. Apabila guru menggunakan model pembelajaran concept attainment,

Page 47: Makalah Metode Melatih

aktivitas guru adalah merekam hipothesis siswa. Guru juga memberikan bantuan contoh-contoh

tambahan. Ada tiga hal penting yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan aktivitas pencapaian

konsep , yaitu melakukan perekaman, memberikan isyarat, dan menghadirkan data tambahan. Langkah

awal dalam melakukan model pembelajaran pencapaian konsep adalah membantu siswa memberikan

contoh konsep yang sudah terstruktur dengan benar. Dalam model pembelajaran pencapaian konsep ,

prosedur pembelajaran kooperatif dapat juga digunakan.

PRINSIP TINDAKAN

Selama pembelajaran berlangsung, guru mendukung hipotesis siswa, dengan memberikan

penekanan, apapun bentuk hipothesis siswa itu, dan menciptakan dialog yang kondusif untuk menguji

hipotesis siswa, walaupun hipotesis siswa tersebut berlawanan dengan hipothesis siswa lainnya. Pada

fase akhir dari model pembelajaran concept attainment ini, guru musti mampu merubah perhatian siswa

terhadap analisis konsep dan strategi berpikirnya, kemudian guru kembali menjadi sangat mendukung

hipothesis siswa. Akhirnya, guru musti mampu mendorong analisis siswa.

Sesungguhnya, prinsip-prinsip pengelolaan dari model pembelajaran konsep ini sebagai berikut:

(1) memberikan dukungan hipotesis yang diajukan siswa melalui diskusi terlebih dahulu; (2) memberikan

bantuan kepada siswa dalam mempertimbangkan keputusan hipotesisnya; (3) memusatkan perhatian

siswa kepada contoh-contoh yang khusus; dan (4) memberikan bantuan kepada siswa dalam menilai

strategi berpikirnya.

SISTEM PENUNJANG

Dalam pelajaran konsep membutuhkan presentasi kepada siswa tentang exemplar positif dan

negatif. Dalam hal ini menekankan kepada siswa, bahwa pekerjaan siswa dalam pengajaran concept

attainment adalah bukan pada penemuan konsep-konsep baru, tetapi bagaimana mencapai konsep

yang telah dipilih guru. Oleh karena itu, sumber data dibutuhkan untuk diketahui terlebih dahulu dan

attribute-nya dapat dilihat. Apabila siswa dipresentasikan dengan contoh-contoh, maka siswa tersebut

menguraikan karakteristik dari contoh-contoh itu (atribut), dan kemudian menyimpan di dalam otaknya.

2.4 Dampak Pembelajaran Konsep

Dampak Instruksional dan Pengiring

Hakekat penggunaan suatu model pembelajaran adalah untuk menunjang pencapaian hasil

pembelajaran secara optimal, baik hasil pembelajaran yang berupa tujuan utama pembelajaran maupun

hasil pembelajaran yang berupa tujuan pengiring. Joice & Weils (2000) menamakan tujuan utama

pebelajaran sebagai dampak instruksional (instructional effect) model dan tujuan pendamping sebagai

dampak pengiring (nurturant effect) model.

Page 48: Makalah Metode Melatih

Penggunaan model PMKM juga diharapkan akan mengoptimalkan dampak instruksional dan

dampak pengiring. Adapun dampak-dampak instruksional dan dampak-dampak pengiring Model PMKM

adalah sebagai berikut.

a. Dampak Instruksional

1) Penguasaan Bahan Ajar

Ciri khas yang membedakan model pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan

metakognitif dengan model pembelajaran yang sering dipergunakan oleh guru selama ini adalah adanya

pengajaran dan pelatihan strategi kognitif (strategi belajar), baik dalam memahami materi maupun

dalam pemecahan masalah. Penggunaan strategi-strategi belajar yang tepat dalam belajar dapat

menjadikan proses belajar menjadi lebih bermakna, sehingga pencapaian hasil belajar (penguasaan

bahan ajar) menjadi optimal.

2) Kemampuan Metakognitif dalam Memahami Materi

Kemampuan metakognitif memahami materi digolongkan sebagai dampak instruksional dalam

model pembelajaran ini, karena siswa diarahkan secara langsung pada tujuan peningkatan kemampuan

metakognitifnya selain penguasaan bahan ajar yang dituju. Kemampuan metakognitif memahami materi

yang dimaksudkan dalam Model PMKM adalah kemampuan memilih, menggunakan, dan mengontrol

strategi-strategi belajar dalam memahami materi, yang meliputi: strategi menggaris bawahi ide/rumus

penting, strategi membuat catatan pinggir, strategi membuat rangkuman, dan strategi membuat peta

konsep. Pada model pembelajaran konvensional, guru sering menuntut siswa untuk dapat menguasai

materi dengan baik, tetapi tidak pernah mengajarkan dan melatihkan siswanya tentang strategi belajar

dalam memahami materi dengan baik. Sebaliknya pada model pembelajaran ini siswa diajar dan dilatih

untuk memilih, menggunakan, dan mengontrol strategi kognitif dalam memahami materi.

3) Kemampuan Metakognitif dalam Pemecahan Masalah

Kemampuan metakognitif pemecahan masalah digolongkan sebagai dampak instruksional dalam

model pembelajaran ini, karena siswa diarahkan secara langsung pada tujuan peningkatan kemampuan

metakognitif pemecahan masalah selain penguasaan bahan ajar matematika. Kemampuan metakognitif

pemecahan masalah yang dimaksudkan dalam Model PMKM adalah kemampuan memilih,

menggunakan, dan mengontrol strategi-strategi belajar dalam pemecahan masalah pelajaran, yang

meliputi: penggunaan heuristik, prosedur berpikir maju, prosedur berpikir mundur, prosedur berpikir

induktif, dan prosedur berpikir deduktif. Pada model pembelajaran konvensional, guru sering menuntut

siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan baik, tetapi tidak pernah mengajarkan dan melatihkan

siswanya tentang strategi pemecahan masalah yang baik. Sebaliknya pada model pembelajaran ini siswa

Page 49: Makalah Metode Melatih

diajar dan dilatih untuk memilih, menggunakan, dan mengontrol strategi kognitif dalam memecahkan

masalah.

b. Dampak Pengiring

1) Kemandirian dalam Belajar

Dengan berbekal pengetahuan deklaratif, pengetahuan proseduran, dan pengetahuan kondisional, serta

keterampilan meggunakan dan mengontrol berbagai strategi kognitif, siswa dapat menjadi lebih mandiri

dalam belajar. Melalui latihan yang kontinu siswa dapat memilih sendiri strategi kognitif yang sesuai

dengan gaya dan tipe belajar dia, serta sesuai dengan karakteristik materi yang dipelajari dan

karakteristik masalah yang akan dipecahkan.

2) Keaktifan Belajar

Sebagian fase-fase dari sintaks memberikan lebih banyak ruang dan kesempatan kepada siswa untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada fase-fase tersebut, keterlibatan siswa sanga dominan

dalam menerapkan secara langsung berbagai strategi kognitif, baik dalam memahami materi maupun

dalam pemecahan masalah.

3) Sikap Positif

Dampak lanjutan dari keampuan siswa memilih, menggunakan, dan mengontrol penggunaan berbagai

strategi kognitif serta keterlibatan siswa yang sangat dominan dalam proses belajar adalah terciptanya

suasana belajar yang menyenangkan. Siswa tidak lagi diselimuti oleh anggapan-anggapan bahwa mata

pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran ini juga dapat

menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran.

Belajar konsep harus melalui tiga tahap perkembangan mental yaitu tahap enaktif, tahap ikonok,

dan tahap simbolik. Dan implikasinya pada model pembelajaran pencapaian konsep dapat dilihat pada

tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5. Implikasi tahap perkembangan mental dengan pencapaian konsep.

Tahap Perkembangan Mental Implikasi Pada Model Pembelajara Pencapaian Konsep

1. Enaktif.

2. Ikonik.

3. Sombolik.

1. Menggunakan media pembelajar

2. Mengidentifikasi karakteristik setiap contoh

3. Mengemukakan dugaan sementara/definisi berdasarkan karakteristik

yang dimiliki contoh-contoh.

Page 50: Makalah Metode Melatih

Dalam pembelajaran model pencapaian konsep untuk membangun sebuah konsep maka

diharapkan siswa dapat mengingat kembali konsep sebelumnya yang telah dipelajari sebelumnya serta

dapat mebangun sebuah keterkaitan antara konsep yang baru dengan konsep sebelumnya. Hal ini sesuai

dengan teori yang di utarakan oleh David Ausubel (dalam Dahar, 1996) bahwa belajar bermakna

merupakan suatu proses dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah

dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar bermakna terjadi bila siswa mencoba menbghubungkan

fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Ini terjadi melalui belajar konsep dan

perubahan konsep yang sudah ada, yang mengakibatkan pertumbuhan dan perubahan struktur konsep

yang telah dimiliki siswa (Suparno, 1998).

Kelebihan dan Kekurangan Model Pencapaian Konsep:

Kelebihannya:

Salah satu keunggulan dari model pencapaian konsep ini ialah meningkatkan kemampuan untuk belajar

dengan cara yang lebih mudah dan efektif dimasa depan.

Lebih mengaktifkan keterlibatan mental, sehingga konsep yang diperoleh siswa lebih lama dapat diingat

dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kekurangannya:

Dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan pengembangan perangkat

pembelajaran.

Bila jumlah siswa dalam satu kelas sangat besar, maka pengajar akan kesulitan dalam membimbing

siswa yang membutuhkan bimbingan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif

didesain untuk membantu siswa dari semua usia dalam mengekuti pemahman mereka terhadap konsep

yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis, Dalam penerapan pembelajaran model pencapaian

konsep mengandung dua tujuan utama yaitu : Tujuan isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis

siswa. Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pelajaran

menggunakan model pencapaian konsep yaitu : Menetapkan materi, pentingnya tujuan pembelajaran

yang jelas, memilih contoh dan non contoh, dan mengurutkan contoh.

Page 51: Makalah Metode Melatih

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pelajaran menggunakan model pencapaian

konsep adalah sebagai berikut: (1) menetapkan materi: dalam menerapkan model pencapaian konsep

guru harus menetapkan materi-materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini bentuk materi adalah konsep

(bukan generalisasi, rumus, atau prinsip). Konsep yang akan diajarkan itu sebaliknya bukan baru sama

sekali bagi siswa. Perlu diketahui bahwa model ini akan lebih efektif bila siswa yang akan diajarkan itu

memiliki beberapa pengalaman tentang konsep yang akan diajarkan. (2) pentingnya tujuan

pembelajaran: tujuan penggunaan model pencapaian konsep adalah untuk membantu siswa

mengembangkan konsep dan relasi-relasi antara konsep itu dan memberikan latihan kepada mereka

tentang proses berpikir kreatif terutama dalam perumusan dan pengujian hipotesis; (3) memilih contoh

dan non-contoh: faktor yang paling penting dalam memilih contoh adalah mengidentifikasi contoh-

contoh yang paling baik mengilustrasikan konsep tersebut.

Model pencapaian konsep memiliki tiga fase kegiatan sebagai berikut

1.Penyajian data dan identifikasi konsep

2. Mengetes pencapain konsep

3.analisis sterategis berfikir

DAFTAR PUSTAKA

Joyce, Bruce; Weil, Marsha; & Showers, B. 1992. Models of Teaching. Fourth Edition. Boston: Allyn &

Bacon.

Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. In Jan Van den Akker. R.M. Branh,K.

Gustafson, N. Nieveen & Tj. Plomp (Eds) Design Approaches and Tools in Education and Training (pp 125

– 135). Dordrecht, Nederland: Kluwer Academic Publisher.

Plomp, Tjeerd., 1997. Educational and Training System Design. Enschede, The Netherlands: Univercity of

Twente.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Toeti,sukamto, Dr 1997 ,Model pembelajaran & model mdel pembelajaran :Ciputat Jakarta Terus

joyce,dan weil 1986 model of teaching newjersey prentice-hall ,inc

Usman. 2004. “Strategi Pembelajaran Kontemporer Suatu Pendekatan Model”. Palu Sulawesi Tengah :

Tadulaku Universitas Press.

Page 53: Makalah Metode Melatih

Dosen Pengampu : Dr. H. Ekawarna, M.Psi

Disusun oleh :

Annisa Sucianingsih (A1A111019)

Dwi Hardiono (A1A111021)

Eko Siswono (A1A111011)

Maiza (A1A111069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS DAN KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013