makalah metode melatih
DESCRIPTION
metode melatih adalah metode yang digunakan utnk meningkatkan metode pemahaman siswa thd apa yang diajarkan oleh pendidikTRANSCRIPT
Makalah Metode Melatih
METODE MELATIH
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
A. PENDAHULUAN
Latihan adalah suatu proses yang sistematis yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah
beban latihan. Latihan kondisi fisik memegang perenan sangat
penting dalam program latihan atlet. Istilah latihan kondisi fisik,
mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara
sistematis, berencana dan progresif. Tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh,
dengan demikian prestasi atlet akan semakin meningkat.
Faktor utama dalam latihan adalah dilakukan secara berulang-ulang
dan peningkatan beban dilakukan berulang-ulang kekuatan dan
daya tahan otot. Para ahli mengatakan bahwa latihan adalah suatu
proses yang direncanakan untuk mengmbangkan keterampilan
olahraga yang kompleks dengan memakai isi latihan, metode
latihan dan tindakan-tindakan organisasional yang sesuai dengan
meksud dan tujuan-tujuan.
B. PEMBAHASAN
1. Analisis Tujuan Latihan
Rencana program latihan merupakan salah satu
strategi usaha untuk mencapai tujuan prestasi atlet secara
optimal dimasa yang akan datang. Tujuan jangka panjang,
jangka menengah, maupun jangka pendek rencana latihan
merupakan mata rantai tujuan akhir, tujuan antara, dan tujuan
oprasional yang obyektif dan terukur. Rencana program latihan
harus mempertimbangkan faktor-faktor penentu untuk
mencapai tujuan latihan, faktor-faktor itu antara lain : bakat
atlet ; kemampuan atlet saat itu; umur atlet; umur latihan;
sarana dan prasarana; dana; lingkungan atlet; tenaga pelatih
dan waktu yang ada.’
Tujuan latihan umumnya dibagi menjadi tiga yaitu
a. Tujuan jangka panjang (5 tahun- 12 tahun). Tujuan
jangka panjang merupakan tujuan akhir untuk cita-cita
prestasi prima.
b. Tujuan jangka menengah (2 tahun-4 tahun). Tujuan
jangka menengah merupakan pelaksanaan langsung
jangka panjang.
c. Tujuan jangka pendek (1 tahun kebawah). Tujuan
jangka pendek merupakan pelaksanaan oprasional
rencana jangka menengah.’
Manfaat tujuan latihan adalah :
d. Sebagai motivasi agar atlet berusaha keras untuk
mencapai cita-cita juara
e. Sebagai pedoman arah kegiatan-kegiatan latihan
dan usaha-usaha untuk mencapai tujuan latihan
f. Sebagai cambuk terhadapa atlet agar dapat
mencapai prestasi yang lebih tinggi dari prestasi
sebelumnya
g. Sebagai alat untuk pembentukan sikap percaya diri,
kemandirian tinggi, pendewasaan pikiran, daya juang
yang tinggi.
h. Sebagai tempat meningkatkan kemampuan mawas
diri (introspeksi) terhadap kondisi luar maupun kondisi
dalam pribadi atlet dalam rangka mencapai cita-cita
juara.
Bahan Latihan
Bahan latihan adalah meliputi jenis latihan, bentuk latihan,
volume latihan, dan intensitas latihan.
Jenis latihan
Yang merupkan jenis latihan adalah :
(1) Latihan Fisik
Latihan fisik adalah suatu proses yang bertujuan
untuk meningkatkan prestasi fisik. Latihan fisik terdiri dari beberapa
komponen yaitu ; daya tahan, stamina, kelentukan/kelenturan,
kekuatan, power, daya tahan otot. Untuk meningkatkan prestasi
harus mengikuti prinsip-prinsip latihan agar mencapai prestasi yang
diingikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain ;
- Prinsip beban lebih (over load) adalah prinsip latihan dengan
penekanan pada pembebanan yang lebih berat, dari pada yang
mampu dilakukan atlet. Dalam prinsip beban lebih ada beberapa hal
yang harus di perhatikan yaitu : istirahat yang cukup, latihan berat
diselingi dengan yang ringan, rencana latihan harus disusun dalam
siklus, dan sebaiknya menganut “system tangga”.
- Prinsip multilateral adalah sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet
usia muda. Pada permulaan latihan mereka harus dilibatkan dengan
beragam kegiatan sehingga dengan demikian mereka dapat
memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk keterampilan
spesialisasinya kelak.
- Prinsip reversibility mengatakan, bahwa apabila kita berhenti
berlatih, tubuh kita akan kembali kekeadaan semula atau
kondisinya tidak akan meningkat.
- Prinsip spesifik mengatakan, bahwa manfaat maksimal yang dapat
diperoleh melalui rangsangan latihan hanya akan terjadi, apabila
rangsangan tersebut sama atau menyerupai gerakan-gerakan yang
dilakukan olahraga tersebut.
- Densitas latihan (kepekatan, kepadatan, kekeraban) adalah
fekuensi atau kekerapan atlet dalam melakukan suatu rangkaian
rangsangan persatuan waktu.
- Volume latihan ialah kuantitas beban latihan atau banyaknya
materi latihan yang dinyatakan dalam totol waktu berlangsungnya
latihan, jarak yang ditempuh atau beban yang harus diangkat
persatuan waktu, dan jumlah repetisi dalam melakukan suatu
latihan.
- Prinsip superkonvensasi adalahmengacu kepada dampak latihan
dan regenerasi organisme tubuh kita, yang menjadi dasar biologis
untuk persipan fisik dan mental dalam menghadapi latihan atau
pertandingan.
(2) Latihan tehnik
Pada masa persiapan umum dalam latihan teknik bahan
yang dilakukan adalah melakukan teknik-teknik dasar olahraga
tersebut, misalnya dalam sepak bola melakukan dribbling, passing.
(3) Latihan taktik
Bersamaan dengan latihan fisik, atlet cabang permainan
harus pula berlatih untuk teknik dan taktik. Dalam latihan taktik ini
merupakan penyempurnaan taktik-taktik apa yang akan di lakukan
dalam pertandingan.
(4) Latihan mental
Dalam latihan mental dapat meliputi penanaman masalah
disiplin, semangat juang, percaya diri dan kejujuran.
2) Bentuk latihan
Bentuk latihan adalah materi latihan yang harus dilakukan
atlet pada satu sesi lathan misalnya untuk latihan fisik umum
bentuk latihannya adalah :
- Interval sprint
- Fartlek
- Cross country
- Dan lain-lain
3) Voume latihan
Volume latihan adalah jumlah aktifitas yang dilakukan dalam
latihan, semakin tinggi prestasi atlet semakin banyak pula jumlah
volume latihan yang harus dilakukannya.
4) Intensitas latihan
Intensitas latihan adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam
satu unit waktu tertentu, semakin banyak kerja yang dilakukan
dalam suatu unit tertentu, lebih tinggi intensitas kerjanya. Apabila
atlet berlatih melalui suatu program latihan yang intensif, yaitu
program latihan yang secara progresif menambah program kerja,
jumlah ulangan gerakan (repetisi), serta kadar itensitas dari repetisi
tersebut.
5. Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu cara yang sistematis dan
terencana yang fungsinya sebagai alat menyajikan kegiatan
olahraga yang bertujuan untuk suatu keterampilan gerak atau
prestasi olahraga. Contoh-contoh metode latihan antara lain :
Daya tahan : Metode latihan yang dilakuan adalah fartlek dan
interval training
Kelentukan dan kelenturan : metode yang dilakukan adalah
peregangan dinamis, peregangan statis, peregangan pasif,
peregangan PNF (proprioceptive neuromuscular facilitation)
Kelincahan : metode yang dilakukan adalah lari bolah-balik, lari zig
zag, haling rintang, hexagonal dan lain-lain
Kekuatan, power, dan daya tahan otot : metode yang dilakukan
adalah latihan-latihan tahanan (resistance exercise) dimana kita
harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban.
Kecepatan : metode yang dilakukan adalah interval sprint, lari
akselerasi, uphill, downhill.
C. KESIMPULAN
Latihan adalah suatu proses yang sistematis yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah
beban latihan. Latihan kondisi fisik memegang perenan sangat
penting dalam program latihan atlet. Istilah latihan kondisi fisik,
mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara
sistematis, Faktor utama dalam latihan adalah dilakukan secara
berulang-ulang dan peningkatan beban dilakukan berulang-ulang
kekuatan dan daya tahan otot.Latihan fisik adalah suatu proses
yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi fisik. Bersamaan
dengan latihan fisik, atlet cabang permainan harus pula berlatih
untuk teknik dan taktik. Dalam latihan taktik ini merupakan
penyempurnaan taktik-taktik apa yang akan di lakukan dalam
pertandingan.
Saran dan Kritik
Demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami ke depan saran dan kritik
yang membangun kami terima dengan segala keluasan hati.
METODE PEMBELAJARAN LATIHAN KETERAMPILAN (DRILL METHOD)Posted by ziazone on Juli 15, 2011
Posted in: Pendidikan. 11 komentar
- Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya
Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang
berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep
belajar berakar pada pihak peserta didik atau siswa dan konsep pembelajaran berakar
pada pihak pendidik atau guru.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara siswa dan guru. Siswa
adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang
dibutuhkannya, sedang guru adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi
sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh guru, karena keberhasilan
Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara
mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima
pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku
pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Ada banyak
sekali metode pengajaran yang digunakan oleh para pendidik, salah satu metode
pengajaran yang digunakan adalah metode drill / latihan.
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana
cara menggunakannya, untuk apadibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.
1. Kelebihan Metode Latihan
Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf,
membuat dan menggunakan alat-alat.
Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai
dengan yang dipelajarinya.
Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah
memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam
belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta
didik saat berlangsungnya pengajaran.
1. Kelemahan Metode Latihan
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana
peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara
otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut
tanpa suatu proses berfikir secara logis.
Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu
secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara
otomatis.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik
menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.
1. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan
Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti
menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.
Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa
yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.
Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama,
pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.
Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal yang
bersifat keterpaksaan.
Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus
dimiliki oleh peserta didik.
Inti
Guru yang baik harus menguasai berrmacam-macam metode mengajar sehingga dapat
memilih dan menentukan metode serta pendekatan yang tepat yang harus diterapkan pada
pokok bahasan tertentu pula. Metode mengajar yang sering digunakan di dalam proses
belajar mengajar pada saat ini adalah metode konvensional, dalam hal ini metode ceramah,
karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak perlu peralatan serta
dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar.
Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode belajar yang melibatkan siswa lebih aktif dalam
proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa harus dapat aktif
sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan pengajaran akuntansi
tercapai. Belajar akuntansi pada dasarnya merupakan hasil belajar konsep sedangkan
konsep-konsep dasar akuntansi merupakan kesatuan yang utuh untuk itu dalam proses
belajar mengajar akuntansi yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan
konsep itu.
Pengajaran akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih
kompleks dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian
sampai saat ini akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan mengatakan
bahwa akuntansi sulit. Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh
karenanya pemilihan metode mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar
didalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi
Metode pengajaran yang baik adalah metode yang mampu mengantarkan siswa dalam
berbagai macam kegiatan, dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih
kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan-latihan. Salah satu
metode yang digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi adalah metode drill atau
latihan. Drill atau latihan merupakan metode mengajar yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, karena metode drill
menuntut siswa untuk selalu belajar dan mengevaluasi latihan-latihan yang diberikan oleh
guru.
Tahapan dalam metode latihan keterampilan:
1) Tahap persiapan
Tahap persiapan dalam metode latihan keterampilan yaitu guru memberikan gambaran
antara materi yang akan di pelajari dengan pengetahuan yang sudah di miliki oleh siswa
tersebut. Guru juga menyampaikan tujuan-tujuan yang hendak di capai dari pembelajaran
ini. Serta guru memberikan motivasi agar siswa memahami hubungan fungsional tiap
rekening dalam jurnal umum.
2) Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan metode latihan keterampilan dalam pembelajaran akuntansi
dengan topic jurnal umum adalah sebagai berikut:
Langkah pertama adalah sebelum latihan dilaksanakan, siswa harus diberi penjelasan
mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut.
Pada awalnya siswa diberikan penjelasan tentang pengertian transaksi dan pengenalan
tentang akun-akun, serta arti dari istilah debit dan kredit dan bagaimana perlakuannya
terhadap akun-akun yang bersangkutan. Setelah guru melakukan penjelasan tersebut
selanjutnya siswa dikenalkan dengan bentuk kolom-kolom yang harus ada dalam jurnal
umum yaitu terdiri dari kolom tanggal terjadinya transaksi, kolom keterangan nama akun,
kolom refrensi yang biasanya diisi dengan nomor akun yang bersangkutan, kemudian
kolom debit dan terakhir kolom kredit. Siswa diberikan pedoman bahwa jika kelompok akun
harta dan beban bertambah maka nominalnya ditulis di kolom debit sedangkan jika
berkurang di tulis di kolom kredit. Dan jika kelompok akun pendapatan, kewajiban dan
modal bertambah maka di tulis di kolom kredit sedangkan jika berkurang di tulis di kolom
debit. Setelah siswa memahami konsep dari jurnal umum ini, siswa diberikan soal-soal
latihan untuk di kerjakan.
Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang sederhana kemudian ke
taraf yang lebih kompleks atau sulit.
Soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa hendaknya soal yang masih tergolong
mudah, kemudian jika siswa dengan soal yang mudah sudah menguasai, maka tingkat
kesulitan soal harus di tambah. Jadi soal tersebut sudah di buat sedemikian kompleks
sehingga siswa benar-benar bisa meningkatkan kemampuannya. Misalnya untuk soal yang
kompleks, guru bisa menambahkan akun-akun return dan potongan-potongan harga baik
itu dalam pembelian maupun penjualan.
Prinsip-prinsip dasar pengerjaan latihan hendaknya telah diberikan kepada anak.
Supaya siswa tidak mengalami kesulitan-kesulitan, maka guru harus memberikan prinsip-
prinsip dasar pengerjaan latihan tersebut seperti guru memberikan prinsip bahwa kelompok
harta dan beban bertambah di tulis di kolom debit dan jika berkurang ditulis di kolom kredit
sedangkan jika yang bertambah kelompok akun kewajiban, pendapatan dan modal maka di
tulis di kolom kredit dan jika berkurang di tulis di kolom debit.
Selama latihan berlangsung, perhatikanlah bagian-bagian mana yang sebagian besar anak-
anak dirasakan sulit.
Ketika siswa mengerjakan latihan-latihan soal, guru hendaknya memantau secara langsung
hasil pekerjaan siswa. Guru bisa mengecek hasil pekerjaan tiap siswa, sehingga guru bisa
mengetahui di bagian-bagian mana saja siswa mengalami kesulitan.
Latihlah bagian-bagian yang dipandang sulit itu lebih intensif.
Setelah guru mengetahui di mana letak kesulitan siswa, guru harus memberikan penjelasan
kembali tentang materi yang dianggap sulit oleh siswa tersebut serta menambah kuantitas
latihan soal-soal sehingga siswa bisa lebih memahami materi tersebut.
Perbedaan individual anak perlu diperhatikan.
Pada dasarnya karakteristik siswa berbeda-beda, sehingga guru harus bisa professional
dalam menangani perkembangan siswa ini. Dalam metode pembelajaran latihan
keterampilan ini, guru harus bisa membedakan mana siswa yang cepat menyerap materi
jurnal umum ini dan mana siswa yang agak lambat dalam menyerap materi jurnal umum ini.
Sehingga guru harus melakukan perlakuan yang berbeda pula. Guru bisa memberikan
penjelasan berulang-ulang dan juga lebih mengintensifkan siswa yang agak lambat ini
umtuk sesering mungkin melakukan latihan-latihan soal.
Jika suatu latihan telah dikuasai anak-anak, taraf berikutnya adalah aplikasi
Setelah siswa mampu mengerjakan latihan soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Maka
taraf selanjutnya mereka mamppu mengaplikasikannya dalam ujian-ujian baik itu ujian mid
semester, ujian akhir semester maupun ujian akhir. Jika siswa sudah memahami prinsip-
prinsip dasar pengerjaan jurnal umum ini, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan-
kesulitan lagi dalam mengerjakan soal-soal walaupun soal-soalnya sudah mengalami
modifikasi.
Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi
jurnal umum. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan setiap akhir pertemuan, dengan cara siswa
harus mengumpulkan hasil latihan-latihan soal yang telah dikerjakan siswa sehingga guru
dapat mengecek pada bagian mana saja siswa mengalami kesulitan dan guru bisa
membahasnya kembali pada pertemuan minggu berikutnya. Selain itu dengan memberikan
tugas untuk siswa juga dapat dikatakan evaluasi, jadi setiap satu pokok bahasan selesai,
guru memberikan tugas untuk siswanya, supaya siswa-siswa dapat lebih memahami materi
jurnal umum.
Metode Pembelajaran: Metode Latihan - Kelebihan dan Kekurangan
Guru Baru | Metode Pembelajaran: Metode Latihan - Kelebihan dan Kekurangan | Metode latihan
(driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini
dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a. Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan
menggunakan alat-alat.
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Kekurangan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian
dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan
mudah membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.
metode drill dan penggunaannya
Pujiono (202008062)Metode pembelajaranMetode mengajar adalah cara yang ditempuh guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. (Sunaryo, 1995).
METODE DRILL (LATIHAN)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Drill wajar digunakan untuk : o Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya). o Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan : o Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. o Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. o Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. o Selingilah latihan agar tidak membosankan. o Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Langkah – langkah penggunaan metode drill tingkat SD:
a. Siswa diberikan latihan soal perkalian bersusun satu angka dikalikan tiga angka secara terus – menerus. b. Siswa diminta menghafalkan perkalian seperti pada tabel perkaliansehingga siswa mudah dalam menyelesaikan soal perkalian bersusun.c. Siswa diberikan latihan soal perkalian bersusun dua angka dengan tiga angka.
Dengan metode drill ini, akan meningkatkan penguasaan siswa mengenai operasi perkalian bersusun dan menumbuhkan minat siswadalam pelajaran matematika.
Contoh Langkah Mengerjakan Perkalian Bersusun Pada Anak SD
Contoh perkalian 1 angka dengan tiga angkaCara bersusun panjang
Alat Penilaian Untuk mengetahui hasil pembelajaran digunakan tes sebagai tolak ukurnya. Tes adalah latihan keterampilan dan kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Macam – macam tes : a. Tes Awal (Pre Tes) Tes awal dilakukan sebelum pembelajaran inti dimulai. Tes awal dimaksudkan untuk menjajagi kemampuan siswa. b. Tes Akhir (Post Tes) Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaranmencapai tujuan yang ditetapkan. Tes ini untuk mengetahui keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasilnya digunakan sebagai acuan untuk melihat kemajuan prestasi siswa dalam mengikuti program pembelajaran. Serta untuk menganalisa data dan merefleksi tindakan berikutnya. Hasil pembelajaran siswa diperiksa, dianalisa untuk menentukan letak kesulitan dalam menyelesaikan soal.
Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan : o Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. o Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan : o Siswa cenderung belajar secara mekanis. o Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.o Dapat rnenyebabkan kebosanan. o Mematikan kreasi siswa. o Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).
Cara mengatasi kelemahan metode drillo menggunakan variasi metode pembelajaran yang lain o Mengajak siswa belajar dengan penemuan terbimbing
Metode role playing (bermain peran)adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati Langkah-langkah :1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan 6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum 10. Evaluasi 11. Penutup
Kelebihan role playing• Untuk mengajar peserta didk supaya ia bisa menempatkan dirinya dengan orang
lain• Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan peserta didik• Sosiodrama dan permainan peran menimbulkan diskusi yang hidup• Metode sosiodrama dapat menarik minat peserta didik• Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berkreasi
Kelemahan Metode Sosiodrama• Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk memcahkan masalah tersebut• Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif• Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan
Cara mengatasi kelemahan role playingo Diusahakan melibatkan semua anako Tujuan pembelajaran harus jelas
METODE LATIHAN08-12-2012 23:33:21, pada 8. PEMBELAJARAN
Hakikat Metode Latihan
akhmad fauzi
Pada bagian ini ada 3 bagian yang menjadi pembahasan. Ketiga bagian itu adalah definisi
metode latihan, jenis-jenis metode latihan, dan kelebihan metode latihan. Uraian tentang ketiga bagian
tersebut dikemukakan pada bagian berikut ini.
1. Definisi Metode Latihan Latihan merupakan salah satu metode pembelajaran yang sudah lama dikenal dan digunakan
dalam pembelajaran. Djamarah & Aswan (2006:95) mengemukakan bahwa metode latihan (drill)
merupakan suatu cara mengajar yang dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini juga
dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Metode ini dilakukan dengn cara: mengamati model kegiatan atau keterampilan yang diinginkan,
melatih kegiatan atau keterampilan secara berulang-ulang, dan melakukan perbaikan sampai didapatkan
tingkat penguasaan yang diinginkan.
2. Jenis-jenis Metode Latihan Menurut Popham & Baker (2008:73-75), metode latihan dalam psikologi pengajaran mempunyai 3
prinsip, yaitu: sesuai, sama, dan sejenis. Ketiga prinsip latihan tersebut dibahas pada bagian berikut ini.
a. Latihan yang sesuai
Menurut prinsip ini, dalam proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan pada siswa-
siswanya untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan tujuan. Dengan kata lain, guru memberi
kesempatan pada siswa-siswanya mempraktikkan apa yang dituntut guru sebagai bukti tujuannya
tercapai. Apabila seorang guru menghendaki dapat melakukan kegiatan tertentu, misalnya: memasukkan
bola basket atau membuat sajak, maka masuk akal jika cara yang paling baik adalah memberi
kesempatan melatih keterampilan yang bersangkutan. Semakin sesuai latihan yang diberikan, semakin
besar kemungkinan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Latihan yang sama
Latihan jenis ini merupakan latihan berperilaku yang persis seperti perilaku akhir yang ditetapkan
dalam tujuan. Ini berarti bahwa suruhan guru hendaknya sama dengan suruhan yang akan diberikan,
misalnya pada ujian akhir. Respons yang diharapkan dari siswa identik dengan respons yang
dikehendaki dalam evaluasi. Jika guru menghendaki siswa memberikan jawaban yang memuaskan
terhadap situasi-situasi problematik, maka guru perlu menciptakan situasi-situasi problematik yang mirip
dengan situasi problematik tersebut.
c. Latihan yang sejenis
Dalam latihan bentuk ini, siswa diberi kesempatan untuk melatih perilaku yang sejenis tetapi tidak
identik dengan perilaku akhir. Latihan yang sejenis memungkinkan adanya modifikasi, baik dalam
suruhan guru, maupun dalam sifat respons siswa. Misalnya, sebagai ganti dari menjawab soal pilihan
ganda, siswa dapat diminta memilih yang benar dari serangkaian pilihan yang disajikan satu demi satu.
Siswa dapat diminta melakukan kegiatan intelektual yang sama tetapi dengan cara yang agak berbeda.
Dengan demikian, guru lebih banyak memberikan variasi latihan kepada siswa-siswanya.
3. Kelebihan metode Latihan Ada beberapa kelebihan penerapan metode latihan dalam sebuah pembelajaran.
1. Untuk memperoleh kecakapan motorik seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat,
membuat alat-alat, menggunakan alat-alat, dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
2. Untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda (simbol), dsb.
3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti: hubungan huruf-huruf
dengan ejaan, penggunaaan simbol, membaca peta, dsb.
4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan.
5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
6. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi
lebih otomatis.
Dirangkum dari :Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia Pengembangan Kemampuan
Menyunting. Jakarta : Depdiknas.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Ada beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya:1. Metode ceramahMetode ceramah adalah metode belajar mengajar secara tradisional, sebab metode pembelajaran ini telah gunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif sejak dari dahulu.
2. Metode eksperimenMetode eksperimen ini memberikan kesempatan
kepada para anak didik secara individu atau pun berkelompok untuk dilatih dalam melakukan suatu proses atau percobaan-percobaan. Metode ini bertujuan agar para anak didik tersebut berpikir kreatif, mandiri dan inovatif.
3. Metode pemberian tugasMetode pemberian tugas di maksudkan para pendidik memberikan penjelasan dalam suatu bahasan lalu para pendidik tersebut memberikan tugas kepada para siswa untuk mengembangkan pembahasan yang telah di bahas, hal tersebut bertujuan agar para siswa berpikir dan memiliki wawasan yag luas.
4. Metode diskusiMetode ini adalah suatu alternatif dalam mengamati dan mencari jalan keluar dari suatu masalah melalui gagasan-gagasan yang di berikan para siswa, metode ini bertujuan untuk melatih para siswa agar berani dalam menyampaikan pendapat atau pun saran dan untuk mengembangkan pemikiran mereka.
5. Metode latihanMetode latihan atau metode training yaitu metode yang menanamkan tentang kebiasaan-kesbiasaan tertentu dan untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan baik terhadap anak. Metode latihan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan serta ketepatan dan kecepatan dalam pelaksanaan.
6. Metode proyekMetode ini menggunakan cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari sebagai bahan pendidikan. Metode ini bertujuan agar anak didik tertarik untuk terus belajar dan juga untuk membentuk pola pikir anak menjadi luas
metode latihan (drilling)
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.
B. Penegasan Istilah1. Metodologi
Metodologi adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.[1] Dalam proses pendidikan, metode adalah suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran.[2]
2. Aqidah AkhlakMata pelajaran Aqidah Akhlak bagian dari struktur kurikulum Madrasah Aliyah. Aqidah
akhlak terdiri dari dua kata yaitu Aqidah dan Akhlak. Aqidah artinya ikatan hati “ bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan suatu kepercayaan yang tidak dapat ditukar dengan kepercayaan lain sehingga aiqdah juga dikenal dengan iman”.[3] Sedangkan akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bila diperlukan tanpa memerlukan penilaian atau pertimbangan terlebih dahulu tidak memerlukan dorongan dari luar.[4]
C. Rumusan MasalahApa pengertian dari metode latihan, Metode Menelaah dan menganalisa metode yang sesuai dan tepat untuk diaplikasikan pada proses pembelajaran Materi Aqidah Akhlak kelas X Madrasah Aliyah
D. TujuanAgar pendidik mampu menerapakan metode yang sesuai dan tepat untuk Materi Aqidah Akhlak kelas X Madrasah Aliyah dan mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang diharapkan oleh pemerintah.
E. Manfaat1. Teoritis
Memudahkan pendidik dalam memberikan pemahaman materi pada pesrta didik.2. Aplikatif
Memudahkan pendidik untuk menerapkan materi yang di ajarkan agar peserta didik tidak hanya mengetahui teori saja tetapi juga bisa segera mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
F. Sistematika Penulisan MakalahBab I : Dalam bab ini memuat pendahuluan yang terdiri : latar belakang masalah, penegasan istilah,
rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sisitematika penulisan.Bab II : Dalam bab ini diuraikan tentang metode metode dalam pembelajaran aqidah akhlak.Bab III : Dalam pembahasan metode-metode dan penyesuaian dengan materi pembelajaran aqidah akhlak.
Bab VI : Penutupa. Kesimpulanb. Rekomendasi
BAB IIKAJIAN TEORI
A. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak1. Metode Latihan (Drilling Method)a. Pengertian
Metode drill atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.
Metode drill / latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan1) Kelebihan
a) Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b) Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.d) Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan
yang dipelajarinya.e) Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah
memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.f) Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam
belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
2) Kelemahana) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.b) Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta
didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
c) Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.
d) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.[5]
c. Langkah-langkah Metode Latihana) Harus diusahakn latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didikb) Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian peserta didik
c) Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.[6]
2. Metode Proyek (Project Method)a. Pengertian
Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan, rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti : merancang, merencanakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Mempunyai perencanaan yang baik (planning) di dalam kegiatan-kegiatan tahunan dan sebagainya.
Dengan kata lain, metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya. Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.[7]
b. Langkah-langkah Metode ProyekLangkah-langkah metode proyek menurut Dr. Zakiah Darojat adalah sebagai berikut:
a) Merealisasi adanya masalahb) Menyusun hipotesisc) Mengumpulkan data dan informasid) Menyimpulkan[8]
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Proyek
1) Kelebihana) Dengan pengajaran proyek, dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, dimana masing-
masing belajar dan bekerja sendirib) Melalui metode proyek memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa
yang telah dipelajaric) Melalui metode proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-masing
individu siswad) Dapat menumbuhkan sikap sosial dan bekerja sama yang baike) Dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya. [9]2) Kelemahan
a) Memerlukan perencanaan yang matangb) Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswac) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
kehlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.d) Harus dapat memilih topic unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan
memiliki sumber-sumber belajar yangdiperlukan.e) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat menaguburkan pokok unit yang dibahas.
[10]
3) Metode Cerita (Narative Method)a. Pengertian
Menurut armai arif, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, (2002 : 160) metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah yang disampaikan merupakan salah satu metode pendidikan yang mashur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh keputusan hati yang mendalam.[11]
Dalam metode bercerita baik guru maupun siswa dapat berperan sebagai orang yang menyampaikan materi tersebut. Dengan cara guru bisa memberi tugas kepada salah seorang siswa atau lebih untuk menceritakan suatau peristiwa atau topic dalam materi yang dipelajari.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Cerita1) Kelebihana) Dapat mengasah daya imajinasi dan daya pikir siswab) Media efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika seta mennumbuhkan rasa simpati
siswac) Menumbuhkan mint abaca pada peserta didikd) Dapat memperbanyak kosa kata2) Kelemahana) Sangat memerlukan daya rangsangan imajinasi atau menyajikan secara menarikb) Banyak dongeng yang mengandung kisah teladan yang burukc) Muatan-muatan pada cerita harus dipertimbbangkan dengan kondisi ppsikologis, jangan sampai
terjadi kesalahpahaman dari cerita tersebut.[12]
4) Metode Praktik (Practicing Method)a. Pengertian
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktek.[13] Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman dimaksudkaan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan anak didik akan menjadi lebih mudah dan jelas sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksudkan.. Metode ini adalah bentuk metode praktek yang sifatnnya untuk mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).[14]
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan. Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.[15]
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Praktek1) Kelebihana) Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis.b) Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena
pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahamanc) Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi
dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik2) Kelemahana) Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif dalam bidangnyab) Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata
dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid
c) Pada umumnya kemampuan aplikatif anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar.
d) Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini
5) Metode Suri Tauladan (Good Example Method)a. Pengertian
Menurut Prof. Pupuh Faturrohman metode suri tauladan dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan menubuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau menngikutinya, karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan, perbuatan, dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun maka hal itu merupakan suatu amaliah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.[16]
Metode ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Hal ini sudah dibuktikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai hasilnya apapun yang diajarkan
dapat diterima dengan segera dari dalam keluarga dan oleh masyarakat pengikutnya karena ucapannya menembus ke hati mereka.[17]
6) Metode Kerjasama (Cooperation Method)7) Metode Kerja Kelompok (Cup Cluster Method)a. Pengertian
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok)[18]
Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong-royong.
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.[19]
b. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok1) Menentukan kelompok2) Memberi tugas-tugas kepada kelompok.[20]
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok1) Kelebihana) Dapat memupuk rasa kerjasama.b) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.c) Adanya persaingan yang sehat.2) Kelemahana) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa
rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.b) Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau
didominasi oleh seseorang.[21]
BAB IIIANALISIS PROGRAM PEMBELAJARAN
A. SK, KD, Materi, dan Metode Pembelajaran
1. Akidah Akhlak Kelas X Semester I
NoStandar Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Metode
1 Memahami
prinsip-prinsip
dan metode
peningkatan
kualitas ibadah
1. Menjelaskan prinsip-prinsip
akidah
2. Menjelaskan metode-metode
peningkatan kualitas akidah
3. Menerapkan prinsip-prinsip
akidah dalam kehidupan
4. Menerapakan metode-metode
peningkatan kualitas akidah
dalam kehidupan
a. Pengertian akidah
b. Prinsip-prinsip akidah
c. Ruang lingkup akidah
d. Metode peningkatan
akidah
e. Kualitas akidah dalam
kehidupan
Ceramah
2 Memahami
tauhid
1. Menjelasakan pengertian tauhid
dan istilah-istilah lainnya
2. Mejelaskan macam-macam
tauhid (uluhiyyah, rububuyyah,
mulkiyah, dan rahmaniyah)
3. Menunjukkan perilaku bertauhid
4. Menerapkan perilaku bertauhid
dalam
kehidupan sehari-hari
a. Pengertian tauhid
b. Makna kalimat tauhid La
Ilaha Illallah
c. Macam-macam tauhid
d. Urgensi mengenal Allah
e. Nilai positif tauhid
f. Sosok teladan bertauhid
3 Memahami
syirik dalam
islam
1. Menjelasaka pengertian syirik
2. Mengidentifikasi macam-macam
syirik
3. Menunjukkan perilaku orang
yang berbuat syirik
4. Menjelaskan akibat perbuatan
syirik
5. Membiasakan diri
menghindari hal-hal yang
mengarah kepada
perbuatan syirik dalam
kehidupan sehari-hari
a. Pengertian syirik
b. Klasifikasi syirik
c. Macam-macam syirik
d. Kriteria orang yang syirik
e. Akibat negative
perbuatan syirik
f. Hikmah menghindari
perbuatan syirik
4 Memahami
masalah akhlak
1. Menjelaskan pengertian akhlak
2. Menjelaskan induk-induk akhlak
a. Pengertian akhlak
b. Ruang lingkup akhlak
terpuji dan induk-induk
3. Akhlak tercela
Menjelaskan macam-macam
metode
peningkatan kualitas
akhlak
4. Menerapkan metode-metode
peningkatan kualitas akhlak
dalam kehidupan
terpuji
c. Gambaran umum aklak
tercela
d. Metode peningkatan
kuualitas akhlak
e. Kualitas akhlak dalam
kehidupan
2. Akidah Akhlak Kelas X Semester II
NoStandar Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Metode
1. Meningkatkan
keimanan
kepada Allah
melalui sifat-
sifatnya dalam
asmaul husna
1. Menguraikan sepuluh Asmaul
Husna (Al muqsit, Al Waris, An
Nafi’, Al Basit, Al Hafiz, Al
Waliyy, Al wadud, Ar Rofi’, Al
Mu’izz, Al ‘Afuww)
2. Menunjukkan bukti kebenaran
tanda-tanda kebesaran melalui
sifat Allah dalam sepuluh
Asmaul Husna (Al muqsit, Al
Waris, An Nafi’, Al Basit, Al
Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar
Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
3. Menunjukkan perilaku orang
yang mengamalkan sepuluh
Asmaul Husna (Al muqsit, Al
Waris, An Nafi’, Al Basit, Al
Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar
Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
4. Meneladani sifat-sifat Allah
yang terkandung dalam sepuluh
Asmaul Husna (Al muqsit, Al
Waris, An Nafi’, Al Basit, Al
a. Pengertian asmaul husna
b. Menguraikan sepuluh
asmaul husna
c. Bukti kebenaran dalam
sepuluh asmaul husna
d. Perilaku orang yang
mengamallakan sepuluh
asmaul husna
e. Meneladani sifat Allah
dalam sepuluh asmaul
husna
Hafiz, Al Waliyy, Al wadud, Ar
Rofi’, Al Mu’izz, Al ‘Afuww)
2. Membiasakan
perilaku terpuji
1. Menjelaska pengertian dan
pentingnya
Husnudzan dan bertaubat.
2. Mengidentifikasi bentuk dan
contoh-contoh
perilaku husnudzan dan
bertaubat.
3. Menunjukkan nilai-nilai positif
dari husnudzan dan bertauabat
dalam fenomena kehidupan
4. Membiasakan perilaku
husnudzzan dan
bertaubat.
a. Husnudzan
b. taubat
3. Menghidari
perilaku tercela
1. Menjelasakan pengertian
ria,aniaya,dan diskriminasi.
2. Mengidentifikasi bentuk dan
contoh-contoh
perbuatan ria,aniaya, dan
diskriminasi.
3. Menunjukkan nilai-nilai negatif
akibat perbuatan ria,aniaya,dan
diskriminasi.
4. Membiasakan diri
menghindari hal-hal yang
mengarah pada perilaku
ria,aniaya,dan diskriminasi.
a. Ria
b. Aniaya(Zalim)
c. diskriminasi
BAB VIPENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta ; LPPI, 2002Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2003 Cet ke-7.Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab,
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995.Khoiri, Nur, Metode Pembelajaran PAI, 2011.Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching,Jakarta : Quantum
Teaching, 2005.Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sabri., Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman, Bandung : PT. Refika Aditama, 2009, cet. III.http://www.hardja-sapoetra.co.cc/2010/03/metode-latihan-drill-metodologi.htmlhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-
method/#ixzz1IMIuMXxchttp://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE-
PENDIDIKAN ISLAM http://www.canboyz.co.cc/2010/08/pengertian-metode-kerja-kelompok.htmlhttp://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-kerja-kelompok.htmlhttp://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.htmlhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-
method/#ixzz1IMIuMXxc
[1] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet ke-7, hlm. 9
[2] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm.1[3] Kaeany, Islam, Iman dan Amal Soleh, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hlm. 58[4] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta ; Lppi, 2002), hlm. 2[5] http://www.hardja-sapoetra.co.cc/2010/03/metode-latihan-drill-metodologi.html [6] Nur Khoiri, Metode Pembelajaran PAI, (2011), hlm. 55
[7]http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-method/#ixzz1IMIuMXxc
[8] Nur Khoiri, Op. Cit., hlm. 56[9] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2112285-metode-proyek-project-method/
#ixzz1IMIuMXxc[10] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar., Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 89[11] http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-cerita-dalam-pendidikan.html
[12] Nur khoiri, M. ag ., op. cit. hlm. 57[13] http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/07/metode-praktek-dan-teori-practice.html [14] Nur Khoiri, op. cit., hlm. 58[15] http://alhafizh84. op cit.
[16] Pupuh Fathurrohman, dan Sabri Sutikno., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009), cet. III, hlm. 62
[17] http://www.docstoc.com/docs/70951291/PENDEKATAN-DAN-METODE- PENDIDIKAN ISLAM
[18] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),hlm. 60
[19] http://www.canboyz.co.cc/2010/08/pengertian-metode-kerja-kelompok.html
[20] Ibid[21] http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-kerja-kelompok.html
MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN “MODEL
PEMBELAJARAN KONSEP”
MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
“MODEL PEMBELAJARAN KONSEP”
Dosen Pengampu : Dr. H. Ekawarna, M.Psi
Disusun oleh :
Annisa Sucianingsih (A1A111019)
Dwi Hardiono (A1A111021)
Eko Siswono (A1A111011)
Maiza (A1A111069)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS DAN KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas “Model-model Pembelajaran” yang bertema Kesulitan-kesulitan yang
dialami Siswa dalam Belajar ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu dan seluruh teman-teman yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga isi dari makalah kami ini dapat bermanfaat bagi
seluruh orang yang membacanya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan kami
mohon maaf. Saran dan kritik dari teman-teman sekalian akan membantu kami untuk memperbaiki
makalah kami ini.
Jambi, April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi, mempunyai
peranan yang sangat vital didalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada
kedewasaan dalam arti yang sangat luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan suatu proses
belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru.
Oleh karena itu proses belajar mengajar yang dibabaki oleh guru tidak akan pernah tenggelam atau
digantikan oleh alat atau lainnya. Dizaman modern yang ditandai oleh kemajuan dalam bidang ilmu dan
teknologi telah merambah seluruh sektor kehidupan. Produk iptek telah menjadikan kehidupan manusia
menjadi lebih praktis dan lebih mudah, sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan dan diperoleh
saat ini dengan mudah dapat segera diwujudkan termasuk didalam dunia pendidikan produk teknologi
telah menjadi guru kedua bagi anak.
Selain dari pada itu, pendidikan yang hanya menggunakan metode-metode lama yang mana guru
hanya menerangkan dan memberi tugas kepada siswa, yang membuat siswa bosan, akhirnya proses
belajar-mengajar menjadi tidak menarik dan membosankan, yang akhirnya tidak ada kemajuan didalam
dunia pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya model-model pembelajaran yang dijadikan pedoman
untuk guru agar proses belajar mengajar lebih menarik yang nantinya mampu membentuk anak didiknya
karena kedewasaan seperti yang diharapkan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mengangkat topik masalah model pembelajaran
pencapaian konsep dan model latihan penelitian mudah-mudahan dapat memperkaya model
pembelajaran sehingga siswa tidak bosan untuk mengikuti pelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari model pembelajaran konsep ?
2. Apa tujuan dari model pembelajaran pencapaian konsep ?
3. Apa sajakah fase-fase pembelajaran pencapaian konsep ?
4. Apa saja dampak dari pembelajaran pencapaian konsep ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dari model pembelajaran pencapaian konsep.
2. Untuk mengetahui tujuan dari model pembelajaran pencapaian konsep.
3. Untuk mengetahui fase-fase pembelajaran pencapaian konsep.
4. Untuk mengetahui dampak dari pembelajaran pencapaian konsep.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Model pembelajaran concept attainment dibangun berkaitan dengan studi berpikir siswa yang
dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan Austin (1967). Model pembelajaran concept attainment ini relatif
berkaitan erat dengan model pembelajaran induktif. Baik model pembelajaran concept attainment dan
model pembelajaran induktif, keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep,
pengajaran konsep dan untuk menolong siswa menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-konsep.
Model pembelajaran concept attainment merupakan metode yang efisien untuk mempresentasikan
informasi yang telah terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah dipahami
untuk setiap stadium perkembangan konsep. Model pembelajaran concept attainment ini dapat
memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa
menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.
Joyce, B.(2000:p.143) menyatakan bahwa, “Pembelajaran concept attainment mempertajam
dasar keterampilan berpikir.” Dari pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
concept attainment terkandung di dalamnya pengajaran berpikir siswa, karena di dalam model
pembelajaran concept attainment ada beberapa tahapan-tahapan yang musti dilewati, seperti
mengkatagorisasi, pembentukan konsep dengan memperhatikan berbagai macam attribute-nya (seperti
attribute essensial, attribute value, attribute kritis, dan attribute variable).
Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif
didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka terhadap
konsep yang dipelajari dari melatih menguji hipotesis. Model tersebut pertama kali diciptakan oleh
Joyce dan Weil (dalam Gunter, Este, dan Schwab, 1990: 1972) yang berpijak pada karya Bruner,
Goodnow, dan Austin. Model pencapaian konsep bermanfaat untuk memberikan pengalaman metode
sains kepada para siswa dan secara khusus menguji hipotesis.
Eggan dan Kauchak (1996) mengemukakan: “Model pencapaian konsep adalah suatu strategi
pembelajaran induktif yang didesain untuk membantu siswa pada semua usia dalam mempelajari
konsep dan melatih pengujian hipotesis”. Suherman dan Saripuddin (2009) mengemukakan bahwa:
“Salah satu keunggulan model pencapaian konsep adalah untuk memahami (mempelajari) suatu
konsep dengan cara lebih efektif”. Sukamto, dkk (Nurul wati, 2000) mengemukakan: “Maksud dari
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang istematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
mengajar”. Model ini membantu siswa pada semua usia dalam memahami tentang konsep dan latihan
pengujian hipotesis. Model pencapaian konsep ini banyak menggunakan contoh dan non contoh.
Model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu model pembelajaran yang menekankan
pada pemahaman konsep kepada siswa, guru mengawali pengajaran dengan menyajikan data atau
contoh dan yang bukan contoh, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati data atau contoh
tersebut dan siswa dibimbing agar mampu mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik dari contoh yang
diberikan.
Ada dua peran pokok guru dalam pembelajaran model pencapaian konsep yang perlu
diperhatikan, adalah :
1. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas untuk berpikir dan menduga
tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan.
2. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu seharusnya berlangsung,
membimbing siswa dalam proses itu, membantu siswa menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan
mengartikulasi pemikiran-pemikiran mereka.
Dalam membimbing aktifitas itu tiga cara penting yang dapat dilakukan oleh guru :
Pertama guru mendorong siswa untuk menyatakan pemikiran mereka dalam bentuk hipotesis, bukan
dalam bentuk observasi.
Kedua guru menuntun jalan pikiran siswa ketika mereka menetapkan apakah suatu hipotesis diterima
atau tidak.
Ketiga guru meminta siswa untuk menjelaskan mengapa mereka menerima atau menolak suatu hipotesis.
2.2 Tujuan Pembelajaran Konsep
Penerapan pembelajaran model konsep mengandung dua tujuan utama yaitu :
1. Tujuan Isi
Tujuan isi model konsep menurut Eggen dan Kauchak (1998) bahwa, lebig efektif untuk
memperkaya suatu konsep dari pada belajar pemula (initial learning). Dan juga akan efektif dalam
membantu siswa memahami hubungan-hubungan antara konsep-konsep yang terkait erat dan
digunakan dalam bentuk review. Dengan kata lain, penggunaan model ini akan lebih efektif jika siswa
sudah memiliki pengalaman tentang konsep yang akan dipelajari itu. Bukan siswa yang benar-benar baru
mempelajari konsep tersebut.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pencapaian
konsep yaitu;
(1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan
(2) analisis konsep.
1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung
pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep
pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada
tingkat klasifikatori atau tingkat formal.
Telah dipahami bahwa tingkat-tingkat perkembangan kognitif Piaget dapat membimbing guru
untuk menentukan tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan. Sebagian besar dari konsep-
konsep yang dipelajari selama tingkat perkembangan pra-operasional merupakan konsep-konsep pada
tingkat konkret dan identitas. Selama tingkat operasional konkret, dapat diharapkan tingkat pencapaian
klasifikatori. Sedangkan tingkat pencapaian konsep formal dapat diharapkan apabila pengajaran yang
tepat diberikan pada siswa yang telah mencapai perkembangan operasional formal. Tingkat-tingkat
pencapaian konsep yang diharapkan tercermin pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelum
proses belajar-mengajar dimulai.
Mungkin kita pernah mengalami, ketika seseorang bertanya kepada kita tentang konsep sesuatu
kata, kita dapat menghubungkan kata itu kedalam suatu konsep-konsep yang lain, bahkan kita dapat
menghubungkannya ke dalam suatu kalimat namun kita tidak dapat mendefinisikannya kedalam suatu
kata atau kalimat yang formal. Klausmeier (Dahar, 1996) menghipotesiskan bahwa ada Empat tingkat
pencapaian konsep, yaitu: (1). tingkat konkret ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu
benda yang pernah ia kenal. Contohnya pada saat anak bermain kelereng kemudian pada waktu dan
tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah
kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat konkret; (2) Tingkat identitas, Pada tingkat ini
seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila ia mengenal suatu objek
setelah selang waktu tertentu. Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya, bukan hanya
dengan melihatnya lagi; (3) Tingkat klasifikatori, pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal
persamaan dari contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak mampu membedakan
antara apel yang masak dengan apel yang mentah; (4) Tingkat formal pada tingkatan ini anak sudah
mampu membatasi suatu konsep dengan konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi
nama atribut yang membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal.
2. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam
merencanakan urutan-urutan pengajaran concept attainment. Untuk melakukan analisis konsep guru
hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain:
(1) nama konsep,
(2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep,
(3) definisi konsep,
(4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan
(5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
2. Tujuan pengembangan berpikir kritis siswa
Model pencapaian konsep lebih memfokuskan pada pengembangan berpikir kritis siswa dalam
bentuk menguji hipotesis. Dalam pembelajaran harus ditekankan pada analisis siswa terhadap hipotesis
yang ada dan mengapa hipotesis itu diterima, dimodifikasi, atau ditolak. Siswa harus dilatih dalam
menciptakan jenis-jenis kesimpulan, seperti membuat contoh penyangkal atau non-contoh, dan
sebagainya.
Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus ditekankan pada dua aspek tersebut, yaitu
pengembangan konsep dan relasi-relasi antara konsep yang terkait erat, serta latihan berpikir keritis
terutama salam merumuskan dan menguji hipotesis. Aspek penting dalam perencanaan pelajaran
adalah guru harus mengetahui persis apa yang diinginkan dari siswanya.
Merencanakan Pelajaran Model Pencapaian Konsep
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pelajaran menggunakan model pencapaian
konsep adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan materi
Seperti halnya dengan model-model pembelajaran yang lain, ketika akan menerapkan model
pencapaian konsep guru harus menetapkan materi-materi yang akan diajarkan. Materi dalam hal ini
bentuknya adalah konsep (bukan generalisasi, rumus, atau prinsip). Konsep yang akan dijarkan itu
sebaiknya bukan baru sama sekali bagi siswa. Harus diingat bahwa model ini akan lebih efektif bila siswa
yang akan diaja itu memiliki beberapa pengalaman tentang konsep yang akan diajarkan.
2. Pentingnya tujuan pembelajaran yang jelas
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tujuan penggunaan model pencapaian
konsep mencakup membantu siswa mengembangkan konsep dan relasi-relasi antara konsep itu dan
memberikan latihan kepada mereka tentang proses berpikir keritis terutama dalam peumusan dan
pengujian hipotesis.
3. Memilih contoh dan non-contoh
Faktor yang paling penting dalam memilih contoh adalah mengidentifikasi contoh-contoh yang
paling baik mengilustrasikan konsep tersebut. Disamping itu, contoh yang dipilih juga harus dapat
memperluas pemikiran siswa tentang konsep yang diajarkan sebagai contoh. Hal yang lain juga perlu
diperhatikan dalam memilih contoh adalah tidak memilih contoh yang terisolasi dari konteks. Artinya
contoh yang dipilih harus ada dalam lingkungan dimana siswa beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari
ataupun yang ada dalam jangkauan pemikirannya.
Selain memilih contoh positif, guru juga menyiapkan contoh-contoh negatif atau non-contoh.
Dalam memilih contoh negatif, diupayakan merubah karakteristikesensial menjadi karakteristik non
esensial pada konsep yang akan diajarkan dan menyajikan semua hal-hal yang bukan merupakan
karakteristik esensial konsep itu.
4. Mengurutkan contoh
Setelah memilih contoh dan non-contoh, tugas akhir dalam merencanakan pelajaran adalah
bagaimana mengurutkan contoh dan non-contoh itu. Jika pengembangan berpikir keritis menjadi tujuan
penting bagi guru, contoh-contoh itu harus diurutkan sedemikian sehingga para siswa mendapat
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir keritis mereka. Menunjukkan secara cepat
atau lengsung makna dari konsep yang diajarkan, tidak memberi kesempatan kepada siswa dalam
melakukan analisis dan akibatnya tidak menghasilkan pemahaman yang sangat dalam terhadap konsep
yang dikaji. Dalam mengurutkan contoh, guru dapat melakukan dengan menyajikan dua atau lebih
contoh positif kemudian diikuti dua atau lebih contoh negatif (non-contoh).
2.3 Fase-Fase Pembelajaran Konsep
Model pembelajaran konsep dilakukan melalui fase-fase yang dikemas dalam bentuk sintaks.
Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga fase, yakni (1) Presentasi Data dan Identifikasi Data; (2) menguji
pencapaian dari suatu konsep; dan (3) analisis berpikir strategi.
Fase I: Presentasi Data dan Identifikasi Data
Langkah-langkah kegiatan mengajar sebagai berikut:
1. Guru mempresentasikan contoh-contoh yang sudah diberi nama (berlabel),
2. Guru meminta tafsiran siswa
3. Guru meminta siswa untuk mendefinisikan
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
1. Siswa membandingkan contoh-contoh positif dan contoh-contoh negatif,
2. Siswa mengajukan hasil tafsirannya,
3. Siswa membangkitkan dan menguji hipothesis,
4. Siswa menyatakan suatu definisi menurut atribut essensinya
Fase II: Menguji Pencapaian dari suatu Konsep
Langkah-langkah kegiatan mengajar sebagai berikut:
1. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak bernama,
2. Guru menkonfirmasikan hipothesis, nama-nama konsep, dan menyatakan kembali definisi menurut
atribut essensinya,
3. Guru meminta contoh-contoh lain
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
1. Siswa member contoh-contoh,
2. Siswa member nama konsep,
3. Siswa mencari contoh lainnya.
Fase III: Analisis Startegi Berpikir
Langkah-langkah kegiatan mengajar sebagai berikut:
1. Guru bertanya mengapa dan bagaimana
2. Guru membimbing diskusi
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
1. Siswa menguraikan pemikirannya,
2. Siswa mendiskusikan peran hipothesis dan atributnya,
3. Siswa mendiskusikan berbagai pemikirannya
SINTAKS
Pada fase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan non-contoh
setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan. Data dapat berupa
peristiwa, masyarakat, objek, ceritera, gambar atau unit lain yang dapat dibedakan. Pembelajar (siswa)
diberi informasi bahwa semua contoh positif biasanya memiliki satu ide. Tugas siswa adalah
mengembangkan suatu hipothesis tentang hakekat konsep. Contoh-contoh dipaparkan dan disusun
serta diberi nama dengan kata “yes” atau “no”. Siswa bertanya untuk membandingkan dan
menjastifikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. Akhirnya, siswa ditanya tentang nama konsep-
konsepnya dan menyataka aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan konsepnya menurut
attribute essensialnya. (hipothesisnya tidak perlu dikonfirmasikan hingga fase berikutnya; siswa mungkin
tidak mengetahui nama-nama beberapa konsep, tetapi nama-nama dapat diberitahukan apabila
konsepnya sudah dikonfirmasikan).
Pada fase II, siswa menguji pencapaian tentangn konsepnya, pertama dengan cara
mengidentifikasi secara benar contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan kemudian
membangkitkan contoh-contohnya sendiri. Setelah itu, guru (dan siswa) mengkonfirmasikan keaslian
hipothesisnya, merevisi pilihan konsep atau attribute yang dibutuhkannya.
Pada fase III, siswa mulai menganalisis strategi konsep-konsep yang telah tercapai. Siswa
disarankan mengkonstruk konsepnya. Siswa dapat menjelaskan pola-polanya, apakah siswa berfokus
pada atribut atau konsep, apakah mereka melakukan satu kali atau beberapa kali, dan apa yang terjadi
apabila hipothesisnya tidak terkonfirmasi. Mereka melakukan suatu perubahan strategi? Secara
bertahap, mereka dapat membandingkan keefektifan dari perbedaan strateginya.
SISTEM SOSIAL
Sebelum guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
konsep, guru memilih konsep, menyeleksi dan mengorganisir materi ajar ke dalam contoh positif dan
contoh negatif, serta merangkaikan contoh-contoh. Umumnya materi eplajaran, terutama buku-buku
teks book tidak didesain untuk pembelajaran konsep.
Guru dalam pengajaran model pembelajaran konsep harus terlebih dahulu mempersiapkan
contoh-contoh, mengekstrak ide-ide dan material dari buku-buku teks dan sumber lainnya, dan
mendesain material dan ide-ide itu ke attribute yang jelas, dan bahkan membuat contoh-contoh positif
dan negatif dari suatu konsep. Apabila guru menggunakan model pembelajaran concept attainment,
aktivitas guru adalah merekam hipothesis siswa. Guru juga memberikan bantuan contoh-contoh
tambahan. Ada tiga hal penting yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan aktivitas pencapaian
konsep , yaitu melakukan perekaman, memberikan isyarat, dan menghadirkan data tambahan. Langkah
awal dalam melakukan model pembelajaran pencapaian konsep adalah membantu siswa memberikan
contoh konsep yang sudah terstruktur dengan benar. Dalam model pembelajaran pencapaian konsep ,
prosedur pembelajaran kooperatif dapat juga digunakan.
PRINSIP TINDAKAN
Selama pembelajaran berlangsung, guru mendukung hipotesis siswa, dengan memberikan
penekanan, apapun bentuk hipothesis siswa itu, dan menciptakan dialog yang kondusif untuk menguji
hipotesis siswa, walaupun hipotesis siswa tersebut berlawanan dengan hipothesis siswa lainnya. Pada
fase akhir dari model pembelajaran concept attainment ini, guru musti mampu merubah perhatian siswa
terhadap analisis konsep dan strategi berpikirnya, kemudian guru kembali menjadi sangat mendukung
hipothesis siswa. Akhirnya, guru musti mampu mendorong analisis siswa.
Sesungguhnya, prinsip-prinsip pengelolaan dari model pembelajaran konsep ini sebagai berikut:
(1) memberikan dukungan hipotesis yang diajukan siswa melalui diskusi terlebih dahulu; (2) memberikan
bantuan kepada siswa dalam mempertimbangkan keputusan hipotesisnya; (3) memusatkan perhatian
siswa kepada contoh-contoh yang khusus; dan (4) memberikan bantuan kepada siswa dalam menilai
strategi berpikirnya.
SISTEM PENUNJANG
Dalam pelajaran konsep membutuhkan presentasi kepada siswa tentang exemplar positif dan
negatif. Dalam hal ini menekankan kepada siswa, bahwa pekerjaan siswa dalam pengajaran concept
attainment adalah bukan pada penemuan konsep-konsep baru, tetapi bagaimana mencapai konsep
yang telah dipilih guru. Oleh karena itu, sumber data dibutuhkan untuk diketahui terlebih dahulu dan
attribute-nya dapat dilihat. Apabila siswa dipresentasikan dengan contoh-contoh, maka siswa tersebut
menguraikan karakteristik dari contoh-contoh itu (atribut), dan kemudian menyimpan di dalam otaknya.
2.4 Dampak Pembelajaran Konsep
Dampak Instruksional dan Pengiring
Hakekat penggunaan suatu model pembelajaran adalah untuk menunjang pencapaian hasil
pembelajaran secara optimal, baik hasil pembelajaran yang berupa tujuan utama pembelajaran maupun
hasil pembelajaran yang berupa tujuan pengiring. Joice & Weils (2000) menamakan tujuan utama
pebelajaran sebagai dampak instruksional (instructional effect) model dan tujuan pendamping sebagai
dampak pengiring (nurturant effect) model.
Penggunaan model PMKM juga diharapkan akan mengoptimalkan dampak instruksional dan
dampak pengiring. Adapun dampak-dampak instruksional dan dampak-dampak pengiring Model PMKM
adalah sebagai berikut.
a. Dampak Instruksional
1) Penguasaan Bahan Ajar
Ciri khas yang membedakan model pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan
metakognitif dengan model pembelajaran yang sering dipergunakan oleh guru selama ini adalah adanya
pengajaran dan pelatihan strategi kognitif (strategi belajar), baik dalam memahami materi maupun
dalam pemecahan masalah. Penggunaan strategi-strategi belajar yang tepat dalam belajar dapat
menjadikan proses belajar menjadi lebih bermakna, sehingga pencapaian hasil belajar (penguasaan
bahan ajar) menjadi optimal.
2) Kemampuan Metakognitif dalam Memahami Materi
Kemampuan metakognitif memahami materi digolongkan sebagai dampak instruksional dalam
model pembelajaran ini, karena siswa diarahkan secara langsung pada tujuan peningkatan kemampuan
metakognitifnya selain penguasaan bahan ajar yang dituju. Kemampuan metakognitif memahami materi
yang dimaksudkan dalam Model PMKM adalah kemampuan memilih, menggunakan, dan mengontrol
strategi-strategi belajar dalam memahami materi, yang meliputi: strategi menggaris bawahi ide/rumus
penting, strategi membuat catatan pinggir, strategi membuat rangkuman, dan strategi membuat peta
konsep. Pada model pembelajaran konvensional, guru sering menuntut siswa untuk dapat menguasai
materi dengan baik, tetapi tidak pernah mengajarkan dan melatihkan siswanya tentang strategi belajar
dalam memahami materi dengan baik. Sebaliknya pada model pembelajaran ini siswa diajar dan dilatih
untuk memilih, menggunakan, dan mengontrol strategi kognitif dalam memahami materi.
3) Kemampuan Metakognitif dalam Pemecahan Masalah
Kemampuan metakognitif pemecahan masalah digolongkan sebagai dampak instruksional dalam
model pembelajaran ini, karena siswa diarahkan secara langsung pada tujuan peningkatan kemampuan
metakognitif pemecahan masalah selain penguasaan bahan ajar matematika. Kemampuan metakognitif
pemecahan masalah yang dimaksudkan dalam Model PMKM adalah kemampuan memilih,
menggunakan, dan mengontrol strategi-strategi belajar dalam pemecahan masalah pelajaran, yang
meliputi: penggunaan heuristik, prosedur berpikir maju, prosedur berpikir mundur, prosedur berpikir
induktif, dan prosedur berpikir deduktif. Pada model pembelajaran konvensional, guru sering menuntut
siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan baik, tetapi tidak pernah mengajarkan dan melatihkan
siswanya tentang strategi pemecahan masalah yang baik. Sebaliknya pada model pembelajaran ini siswa
diajar dan dilatih untuk memilih, menggunakan, dan mengontrol strategi kognitif dalam memecahkan
masalah.
b. Dampak Pengiring
1) Kemandirian dalam Belajar
Dengan berbekal pengetahuan deklaratif, pengetahuan proseduran, dan pengetahuan kondisional, serta
keterampilan meggunakan dan mengontrol berbagai strategi kognitif, siswa dapat menjadi lebih mandiri
dalam belajar. Melalui latihan yang kontinu siswa dapat memilih sendiri strategi kognitif yang sesuai
dengan gaya dan tipe belajar dia, serta sesuai dengan karakteristik materi yang dipelajari dan
karakteristik masalah yang akan dipecahkan.
2) Keaktifan Belajar
Sebagian fase-fase dari sintaks memberikan lebih banyak ruang dan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada fase-fase tersebut, keterlibatan siswa sanga dominan
dalam menerapkan secara langsung berbagai strategi kognitif, baik dalam memahami materi maupun
dalam pemecahan masalah.
3) Sikap Positif
Dampak lanjutan dari keampuan siswa memilih, menggunakan, dan mengontrol penggunaan berbagai
strategi kognitif serta keterlibatan siswa yang sangat dominan dalam proses belajar adalah terciptanya
suasana belajar yang menyenangkan. Siswa tidak lagi diselimuti oleh anggapan-anggapan bahwa mata
pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran ini juga dapat
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran.
Belajar konsep harus melalui tiga tahap perkembangan mental yaitu tahap enaktif, tahap ikonok,
dan tahap simbolik. Dan implikasinya pada model pembelajaran pencapaian konsep dapat dilihat pada
tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5. Implikasi tahap perkembangan mental dengan pencapaian konsep.
Tahap Perkembangan Mental Implikasi Pada Model Pembelajara Pencapaian Konsep
1. Enaktif.
2. Ikonik.
3. Sombolik.
1. Menggunakan media pembelajar
2. Mengidentifikasi karakteristik setiap contoh
3. Mengemukakan dugaan sementara/definisi berdasarkan karakteristik
yang dimiliki contoh-contoh.
Dalam pembelajaran model pencapaian konsep untuk membangun sebuah konsep maka
diharapkan siswa dapat mengingat kembali konsep sebelumnya yang telah dipelajari sebelumnya serta
dapat mebangun sebuah keterkaitan antara konsep yang baru dengan konsep sebelumnya. Hal ini sesuai
dengan teori yang di utarakan oleh David Ausubel (dalam Dahar, 1996) bahwa belajar bermakna
merupakan suatu proses dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah
dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar bermakna terjadi bila siswa mencoba menbghubungkan
fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Ini terjadi melalui belajar konsep dan
perubahan konsep yang sudah ada, yang mengakibatkan pertumbuhan dan perubahan struktur konsep
yang telah dimiliki siswa (Suparno, 1998).
Kelebihan dan Kekurangan Model Pencapaian Konsep:
Kelebihannya:
Salah satu keunggulan dari model pencapaian konsep ini ialah meningkatkan kemampuan untuk belajar
dengan cara yang lebih mudah dan efektif dimasa depan.
Lebih mengaktifkan keterlibatan mental, sehingga konsep yang diperoleh siswa lebih lama dapat diingat
dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kekurangannya:
Dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan pengembangan perangkat
pembelajaran.
Bila jumlah siswa dalam satu kelas sangat besar, maka pengajar akan kesulitan dalam membimbing
siswa yang membutuhkan bimbingan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif
didesain untuk membantu siswa dari semua usia dalam mengekuti pemahman mereka terhadap konsep
yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis, Dalam penerapan pembelajaran model pencapaian
konsep mengandung dua tujuan utama yaitu : Tujuan isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis
siswa. Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pelajaran
menggunakan model pencapaian konsep yaitu : Menetapkan materi, pentingnya tujuan pembelajaran
yang jelas, memilih contoh dan non contoh, dan mengurutkan contoh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pelajaran menggunakan model pencapaian
konsep adalah sebagai berikut: (1) menetapkan materi: dalam menerapkan model pencapaian konsep
guru harus menetapkan materi-materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini bentuk materi adalah konsep
(bukan generalisasi, rumus, atau prinsip). Konsep yang akan diajarkan itu sebaliknya bukan baru sama
sekali bagi siswa. Perlu diketahui bahwa model ini akan lebih efektif bila siswa yang akan diajarkan itu
memiliki beberapa pengalaman tentang konsep yang akan diajarkan. (2) pentingnya tujuan
pembelajaran: tujuan penggunaan model pencapaian konsep adalah untuk membantu siswa
mengembangkan konsep dan relasi-relasi antara konsep itu dan memberikan latihan kepada mereka
tentang proses berpikir kreatif terutama dalam perumusan dan pengujian hipotesis; (3) memilih contoh
dan non-contoh: faktor yang paling penting dalam memilih contoh adalah mengidentifikasi contoh-
contoh yang paling baik mengilustrasikan konsep tersebut.
Model pencapaian konsep memiliki tiga fase kegiatan sebagai berikut
1.Penyajian data dan identifikasi konsep
2. Mengetes pencapain konsep
3.analisis sterategis berfikir
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, Bruce; Weil, Marsha; & Showers, B. 1992. Models of Teaching. Fourth Edition. Boston: Allyn &
Bacon.
Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. In Jan Van den Akker. R.M. Branh,K.
Gustafson, N. Nieveen & Tj. Plomp (Eds) Design Approaches and Tools in Education and Training (pp 125
– 135). Dordrecht, Nederland: Kluwer Academic Publisher.
Plomp, Tjeerd., 1997. Educational and Training System Design. Enschede, The Netherlands: Univercity of
Twente.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Toeti,sukamto, Dr 1997 ,Model pembelajaran & model mdel pembelajaran :Ciputat Jakarta Terus
joyce,dan weil 1986 model of teaching newjersey prentice-hall ,inc
Usman. 2004. “Strategi Pembelajaran Kontemporer Suatu Pendekatan Model”. Palu Sulawesi Tengah :
Tadulaku Universitas Press.
Diposkan 3rd April oleh Eko Siswono
0
Add a comment
Eko Siswono unja
Classic
aku 1.
APR
3
MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN “MODEL
PEMBELAJARAN KONSEP”
MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
“MODEL PEMBELAJARAN KONSEP”
Dosen Pengampu : Dr. H. Ekawarna, M.Psi
Disusun oleh :
Annisa Sucianingsih (A1A111019)
Dwi Hardiono (A1A111021)
Eko Siswono (A1A111011)
Maiza (A1A111069)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS DAN KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013