bab ii landasan teori a. motivasi belajar 1. pengertian

30
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau perbuat. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan. Menurut Sabri (2010: 50) motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut/mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Menurut Sardiman (2010: 75) motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Kemudian Sardiman menjabarkan motivasi belajar adalah merupakan factor psikis yang bersifat non intelektual. Motivasi adalah tenaga penggerak yang menimbulkan upaya untuk melakukan sesuatu. Dan Juhri mengemukakan bahwa motivasi dibagi menjadi 2 macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Kemudian menurut Djamarah (2011: 152) menyatakan bahwa motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang, tidak ada seseorang pun yang belajar tanpa motivasi.

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau perbuat. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung,

tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan.

Menurut Sabri (2010: 50) motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi

pendorong tingkah laku yang menuntut/mendorong orang untuk memenuhi

suatu kebutuhan. Menurut Sardiman (2010: 75) motivasi dapat juga dikatakan

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Kemudian Sardiman menjabarkan motivasi belajar adalah

merupakan factor psikis yang bersifat non intelektual. Motivasi adalah tenaga

penggerak yang menimbulkan upaya untuk melakukan sesuatu. Dan Juhri

mengemukakan bahwa motivasi dibagi menjadi 2 macam yaitu motivasi

intrinsik dan ekstrinsik. Kemudian menurut Djamarah (2011: 152) menyatakan

bahwa motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang, tidak ada seseorang pun yang belajar tanpa motivasi.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

10

Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip

motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus

diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Menurut pendapat Djamarah

(2011: 152-155) ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam

uraian berikut:

1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

2) Motivasi intrinsik lebih utama dari motivasi ekstrinsik dalam belajar.

3) Motivasi berapa pujian lebih baik daripada hukuman.

4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.

5) Motivasi dapat memupuk optimism dalam belajar.

6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Selain definisi motivasi belajar memiliki prinsip-prinsip

sebagaimana yang disebutkan di atas, motivasi dapat juga dikatakan

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka

akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi adalah

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2. Jenis-jenis Motivasi

Sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian motivasi di atas,

motivasi memiliki macam-macam karakteristik jenis menurut Sudjana (2010:

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

11

50) motivasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu “motivasi intrinsik dan

ekstrinsik”. Selanjutnya secara singkat dijelaskan sebagai berikut:

a) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seseorang yang

memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya maka ia secara sadar akan

melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar

sendiri. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam

belajar. Keinginan ini dilatar belakangi oleh pemikiran yang positif bahwa

semua pelajaran akan berguna dimasa mendatang, dan motivasi ini muncul

karena ia membutuhkan sesuatu dari yang dipelajarinya. Adapun mengenai

ciri-ciri seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar menurut Sardiman

(2010: 75) antara lain:

1. Tekun menghadapi tugas dalam waktu yang lama dan tidak pernah

berhenti sebelum selesai.

2. Ulet dalam menghadapai kesulitan dan tidak muda putus asa.

3. Menunjukkan minat pada suatu masalah yang berhubungan dengan

bidang studi.

4. Lebih senang bekerja sendiri.

5. Senang mencari dan memecahkan masalah dalam belajar.

Apabila seseorang telah memiliki motivasi Intrinsik dalam dirinya,

maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan

motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik ini sangat

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

12

diperlukan terutama belajar sendiri. Keinginan itu dilatar belakangi oleh

pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang

akan dibutuhkan dan sanagt berguna dimasa kini dan mendatang.

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi yang dating dari luar diri seseorang, timbul karena adanya

stimulus (rangsangan) dari luar dirinya atau lingkungannya. Dari gambaran

tersebut kita mengetahui bahwa dalam motivasi ekstrinsik itu individi

membutuhkan dorongan dan rangsanag dari luar, khususnya dari apa yang ada

disekitarnya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak di perlukan

dan tidak daik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik di perlukan agar siswa

mau belajar. Guru harus bisa membangkitkan motivasi siswa dengan

memanfaatkan motivasi ekstinstik dalam berbagai macam bentuknya.

Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong,

tetapi menjadikan siswa malas belajar. Kemudian menurut pendapat Hamalik

(2011: 162) juga menjelaskan bahwa “Motivasi intrinsik adalah motivasi yang

tercakup didalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan

murid, motivasi ini sering juga disebut motivasi murni. Motivasi entrinsik

adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar.

Dengan mengoptimalkan motivasi entrisik, pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif siswa dalam belajar, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan siswa dalam melakukan kegiatan

belajar. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

13

kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam

menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik.

Sebab mungkin maksudnya memeberikan motivasi tetapi justru tidak

menguntungkan perkembangan belajar siswa.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Proses pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh motivasi belajar

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, motivasi belajar yang tinggi pada

sasarannya memiliki peranan terhadap hasil belajar yang efektif, dimana menurut

Brata (2007: 137) mengklasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar antara lain:

a) Faktor dari luar individu, yaitu:

1) Faktor sosial

faktor manusia pada umumnya faktor ini bersifat mengganggu proses

belajar dan prestasi belajar, sehingga tidak dapat konsentrasi terhadap

materi yang dipelajar.

2) Faktor nonsosial

faktor-faktor yang meliputi keadaan, misalnya udara, cuaca, suhu udara,

waktu, alat-alat belajar dan lain-lain.

b) Faktor yang berasal dari dalam diri individu

1) keadaan jasmani dan umumnya dapat melatar belakangi aktivitas belajar.

2) keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi indera.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

14

Dari uraian teoritis sebagaimana tersebut di atas, banyak faktor

yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yang mana faktor-faktor tersebut

dapat berasal dari individu maupun berasal dari luar individu itu sendiri. Oleh

karena itu faktor tersebut harus diatur supaya proses belajar tersebut dapat

berjalan dengan baik sehingga motivasi belajar tetap dapat terus terjaga.

4. Strategi Motivasi

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa, dimana strategi tersebut memiliki

tujuan positif terhadap pengembangan motivasi belajar, adapun strategi

motivasi belajar yang dimaksud menurut Fathurrohman (2010: 20-21) adalah

sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang

guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan

dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula

motivasi dalam belajar.

2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu

semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu,

siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar

siswa yang berprestasi.

3. Saingan/kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi

yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan

penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses

belajar mengajar. Hukuman ini diberikan denganharapan agar siswa

tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta

didik.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

15

7. Membentuk kebiasaan yang baik.

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun

kelompok.

9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktifitas belajar

siswa. Tidak ada siswa yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti

tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka

diperlukan adanya pemilihan strategi dalam menumbuhkan motivasi belajar

siswa.

5. Indikator Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang mendukung. Schunk

and Zimmerman (2009: 1) berpendapat: “Among source of motivation the are:

interests, self-efficacy, volition, task values, confidence in learning, outcome

expectancy and future time perspective”.

Pendapat di atas menjelaskan motivasi dapat dilihat dari: minat,

kemandirian, kemauan, nilai ulangan, kepercayaan diri dalam belajar, orientasi

pada hasil, dan pandangan terhadap masa depan. begitu pula menurut Uno

(2006: 23) mengklasifikasikan indikator motivasi belajar sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

4. Adanya penghargaan dalam belajar.

5. Adanya kegiataan yang menarik dalam belajar.

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

16

Dengan guru memperhatikan dan menggunakan indikator-indikator

tersebut, maka akan mendukung berjalannya proses pembelajaran yang sesuai

dengan harapan. Selain itu guru dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam

diri siswa sehingga mereka dapat melakukan perubahan tingkah laku menjadi

lebih baik.

B. Kompetensi Pedagogik

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Guru adalah profesi mulia, dia memegang peranan signifikan

dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia.

Profesionalitas guru menjadi sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya

profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia yang

diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan. Menurut Jamal

(2009: 37) “kompetensi menjadi syarat mutlak menuju profesionalitas di atas

dimana kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku

seseorang”.

Menurut pendapat Lefrancois (2009: 37) “kompetensi merupakan

kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar”.

Selanjutnya menurut pendapat Jamal (2009: 38) menyebutkan bahwa

“Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga

lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan

proses penyusunan bahan”, seperti berikut:

1) Penguasaan minimal kompetensi dasar.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

17

2) Praktik kompetensi dasar.

3) Penambahan, penyempurnaan, atau pengembangan terhadap kompetensi

atau ketrampilan.

Kompetensi merujuk pada hasil kerja (out put), individu maupun

kelompok sebagaimana dikatakan oleh Musfah (2011: 28). Kemudian

Rasyidin (2014: 1) mengatakan “pedagogik sebagai ilmu pengetahuan ialah

ilmu yang mendidik atau ilmu pendidikan tentang anak atau mengenai

pendidikan anak dan manusia muda”. Dalam hal ini tugas guru yang utama

ialah mengajar dan mendidik murid dikelas dan di luar kelas. Guru selalu

berhadapan dengan murid yang memerlukan pengetahuan , keterampilan, dan

sikap utama untuk menghadapi hidupnya di masa depan.

Kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran

yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus

belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik ini secara

teori dan praktik, dari sinilah, perubahan dan kemajuan akan terjadi dengan

pesat dan produktif. Menurut Jamal (2009: 59) bahwa: Kompetensi pedagogik

dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan menurut badan standar nasional

pendidikan (dalam Musfah, 2006: 30-31), yang dimaksud dengan kompetensi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

18

pedagogik adalah: Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang

meliputi:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.

b) Pemahaman tentang peserta didik.

c) Pengembangan kurikulum/silabus.

d) Perancangan pembelajaran.

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

f) Evaluasi hasil belajar.

g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikiknya.

Lebih lanjut Supardi (2013:105) menjelaskan bahwa kompetensi

pedagogik adalah kemampuan pemahaman guru terhadap peserta didik,

perencanaan, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

Sedangkan Kompetensi pedagogik guru mata pelajaran terdiri atas 37

buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti menurut

Permendiknas Nomor 17 tahun 2007 (dalam Jamal 2009: 65), seperti disajikan

berikut ini:

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

social, cultural, emosional, dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

c) Mengembangkan kurikulum yang diampu terkait dengan mata

pelajaran.

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik.

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

j) Melakukan tindakan reflektif untukpeningkatan kualitas pembelajaran.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

19

Kesepuluh kompetensi di atas diharapkan dimiliki guru secara

maksimal agar proses belajar mengajar akan lebih efektif sehingga

menghasilkan peserta didik yang kompeten. Jika guru menguasai dan

melaksanakan kesepuluh kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran,

baik di dalam maupun di luar sekolah maka guru itu diharapkan dapat menjadi

guru yang efektif. Guru yang mampu melaksanakan tugas profesionalnya

dengan baik.

2. Aspek Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi

yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi

Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan

profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran peserta didiknya.

Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya

belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan

(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh

bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang

bersangkutan.

Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7

(tujuh) aspek yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik menurut

Jamal (2009: 60). Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik,

yaitu:

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

20

a) Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan

menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk

membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek

fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial

budaya.

b) Menguasasi teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik.

Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan

teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar

kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk

belajar.

c) Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai

dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai

dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih,

menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik.

d) Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan

melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap.

Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan

berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan

karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi

informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.

e) Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis

potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi

pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran

yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik,

kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta

didik mengaktualisasikan potensi mereka.

f) Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara

efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias

dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan

relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik.

g) Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian

proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan

evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan

informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program

remedial dan pengayaan.

Dari ketujuh aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi di

atas, jika ditelaah secara mendalam mencakup empat bidang kompetensi yang

pokok bagi seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Keempat jenis kompetensi

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

21

tersebut harus sepenuhnya dikuasai oleh guru. Kesadaran akan kompetensi juga

menuntut tanggungjawab yang berat bagi para guru itu sendiri. Mereka harus

berani menghadapi tantangan dalam tugas maupun lingkungannya, yang akan

mempengaruhi perkembangan pribadinya, berarti mereka juga harus berani

berubah dan menyempurnakan diri sesuai dengan tuntutan zaman.

3. Karakteristik Kompetensi Pedagogik

Dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tentang guru

dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi 10

Indikator sebagaimana dikemukakan Jamal (2009: 73) yakni sebagai berikut:

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

cultural, emosional, dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajran yang

mendidik.

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran.

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

e) Memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun.

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

Dari uraian teoritis sebagaimana disebutkan di atas, kesepuluh

indikator yang mengharuskan melekat pada diri seorang guru merupakan

cerminan kualitas seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Apabila seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran mampu untuk

memenuhi keseluruhan indikator kompetensi pedagogik makan dapat

dikatakan merupakan seorang guru yang baik dalam mengelola pembelajaran.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

22

Namun semuanya itu tidak dapat menjamin pendidikan yang baik jika guru

tidak dapat mengajar dengan baik. Dengan demikian, guru merupakan kunci

sukses keberhasilan dari pendidikan yang baik. Guru yang kompeten dapat

menjalankan kurikulum meskipun kekurangan sumber maupun alat bantu

dengan cara mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.

C. Kreativitas Kerja Guru

1. Pengertian Kreativitas

Guru merupakan ujung tombak berlangsungnya proses

pembelajaran, sehingga memiliki peran dan fungsi yang penting. menurut

pendapat Agung (2013: 68) pentingnya belajar mendominasi proses

transformasi ilmu pengetahuan dan nilai- nilai pendidikan lainnya kepada

peserta didik. Dengan kata lain, kreativitas guru tersebut, akan menjadi taruhan

profesinya dalam mendukung upaya peningkatan layanan pendidikan, dan

meningkatkan kualitas lulusan pendidikan.

Kreativitas lahir seiring dengan keberadaan manusia dan merupakan

ciri khas manusia. Kreativitas merupakan bidang kajian yang kompleks dan

memiliki dimensi yang sangat luas, yang bisa menimbulkan berbagai perbedaan

pandangan. Kajian pustaka berikut ini menguraikan tentang pengertian

kreativitas dan gambaran guru yang kreatif. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia kata “Kreatif” diartikan memiliki daya cipta atau memiliki

kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan “Kreativitas” diartikan kemampuan

untuk mencipta atau daya cipta Depdiknas (2005: 599). Dalam bahasa Inggris

“creativity” berarti daya cipta. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

23

mencipta atau daya cipta. Kreativitas atau daya cipta adalah kemampuan

manusia untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, yakni:

a) Sensitivitas atau kepekaan terhadap masalah, yaitu kemampuan

melihat segala sesuatu, memperhatikan masalah atau bidang kebutuhan

dan menyadari keadaan yang menjanjikan serta kemampuan

mengadakan pengamatan secara rinci.

b) Kelancaran, yaitu kemampuan menghasilkan banyak gagasan dan siap

menerima perubahan-perubahan serta kegagalan.

c) Originalitas dan kebaruan, yaitu kemampuan mencetuskan gagasan asli

atau pemikiran sendiri yang berbeda maupun modifikasi dari yang

sudah ada.

d) Keluwesan, yaitu kemampuan menggunakan berbagai kemungkinan

pendekatan dan mudah menyesuaikan terhadap kemungkinan

perubahan.

e) Penyusunan dan pengembangan,yaitu melakukan hal-hal secara detail

dan mengurai lebih rinci serta menggabungkan atau membentuk suatu

perwujudan menyeluruh.

f) Pendefinisian ulang, yaitu merumuskan batasan-batasan dengan

melihat kembali cara yang tidak lazim. Kreativitas adalah kegiatan

yang mendatangkan hasil yang bersifat : 1) pembaruan seperti inovasi,

belum ada sebelumnya, penyegaran aneh dan menarik; 2) berguna

(useful), yaitu lebih berguna, lebih mudah, praktis, memecahkan

masalah, memperlancar, mengurangi hambatan dan mendatangkan

hasil lebih banyak; 3) dapat dimegerti (understandable) yaitu dari hasil

tersebut dapat dimengerti dan dapat dibuat atau diulang sama dalam

waktu lain.

Kreativitas telah menggerakkan manusia sejak dia mungkin

mengadakan pemecahan masalah dengan kecerdasan. Semula kreativitas ini

berkristalisasi menjadi adat istiadat dan tradisi tapi kemudian setiap kali akan

terjadi perombakan struktur-struktur baku oleh kretivitas manusia pula. Bila

dengan pemecahan itu terjadi restrukturasi, yaitu hal-hal yang telah membaku

dapat didobrak dan diatasi dapat dikatakan terjadi penyelelasaian kreatif.

Kreativitas pada dasarnya adalah kemampuan mengadakan restrukturisasi.

Kreativitas lebih sesuai dikatakan sebagai kepekaan baru terhadap masalah.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

24

Beberapa definisi tentang kreativitas, pada intinya ada persamaan

yaitu menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru atau berbeda, baik berupa gagasan maupun karya

nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada,

yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreatifitas Kerja Guru

Individu kreatif harus memenuhi kondisi antara lain memiliki

peluang, dalam arti bebas dari kecemasan dan kekhawatiran yang

memungkinkan suatu reorientasi kreatif, dan mengatasi suatu “wishful

seeing” atau “selective in attention”. Kreativitas hanya dapat tampil dalam

peluang kebebasan yang bertanggung jawab, ditunjang keberanian untuk

merubah struktur baku.

Faktor bakat, disiplin pribadi dan lingkungan (alam dan fisik,

sosial dan budaya) secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mempunyai

pengaruh yang besar terhadap berkembangnya kreativitas. Dalam penelitian

yang dilakukan para psikolog Alindon (2007: 59) “setiap orang dilahirkan

kreatif, tetapi daya kreatif ini agak menghilang dalam proses pendewasaan”.

Kreativitas terkait erat dengan inovasi, melalui kreativitas akan

dihasilkan sesuatu yang baru (inovatif). Meskipun tidak selalu kreativitas

menghasilkan karya inovatif. Rohidi (2005: 126) menyatakan bahwa dalam

“pengertian kreativitas tercakup adanya rasa percaya diri dan sikap serta perilaku

inovatif. Inovasi merupakan bagian penting dari sebuah kreativitas, sehingga

gambaran tentang inovasi juga akan banyak memberi gambaran kreativitas”.

Kemudian Stanley dan Zandan (2005:404-405) mengungkapkan adanya pengaruh

yang kuat dari lingkungan organisasi dan pola manajerial dalam mendorong

inovasi, meskipun belum menunjukkan secara menyeluruh tentang faktor yang

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

25

mempengaruhi kreativitas namun setidaknya memberikan gambaran, karena bagian

utama dari kreativitas adalah inovasi (kebaruan).

3. Karakteristik Guru Kreatif

Orang yang kreatif ialah individu yang menggunakan daya

imajinasinya untuk memecahkan persoalan sehari-hari. Kreativitas tidak hanya

tercermin dari produk atau ciptaan baru, akan tetapi juga dalam sikap atau gaya

hidup. Dalam ilmu pengetahuan, kreativitas memegang peranan khusunya pada

saat penting terjadinya penemuan dalam ilmu. Noerhadi (2005: 22) mengutip

pendapat Rollo May menjelaskan bahwa kreativitas memerlukan keberanian yang

disebut olehnya “the courage to create”. Keberanian kreatif yaitu keberanian

untuk menemukan tatanan atau bentuk-bentuk baru, lambang-lambang baru, serta

polapola baru bagi suatu masyarakat (termasuk siswa).

Adanya creative vision inilah yang menimbulkan kegembiraan dan

kebahagiaan pada seseorang dalam berkreasi. Kepuasan ini menumbuhkan

motivasi tersendiri. Kepuasan dalam berkreasi ini memungkinkan banyaknya

penemuan baru diberbagai bidang. Kriteria tentang kreativitas menurut

Supriadi (2006: 12-14) menyangkut tiga dimensi yaitu proses, person dan

produk kreatif. Proses kreatif identik dengan berfikir Janusian, yaitu berfikir

divergen yang berusaha melihat sesuatu dari berbagai dimensi secara beragam

bahkan bertentangan dan menjadi pemikiran baru. Namun kriteria ini jarang

dipakai karena kurang menyentuh persoalan inti yaitu produk kreatif.

Dimensi person identik dengan apa yang oleh (Guilford,1950)

disebut sebagai kepribadian kreatif. Keberatan atas dimensi ini jikadijadikan

kriteria

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

26

satu-satunya untuk menilai kreativitas oleh beberapa ahli disebabkan juga

karena belum benar-benar menyentuh esensi kreativitas yaitu melahirkan

sesuatu yang baru. Dimensi produk menunjukkan hasil perbuatan baik berupa

karya nyata maupun gagasan.

Dimensi ini dipandang yang paling eksplisit yang bisa

menunjukkan fakta tentang telah dihasilkannya sesuatu yang baru dan disebut

sebagai kriteria puncak. Sebagaimana Mulyono (2010: 53) menyarikan

pendapat Hilgard & Atkinson tentang karakteristik orang-orang yang kreatif

sebagai berikut:

a) Bebas dalam berfikir dan bertindak. Tidak menyukai kegiatan kegiatan

kelompok yang menuntut konformitas dan tidak mudah dipenngaruhi

desakandesakan sosial bila mereka telah yakin bahwa pendapatnya

sendiri telah benar.

b) Kecenderungan untuk kurang dogmatis dan lebih relativistik dalam

pandangan hidupnya dibandingkan dengan orang-orang yang dinilai

tidak kreatif.

c) Berkemauan untuk mengakui dorongan-dorongan dirinya yang tidak

berdasarkan akal (irrational).

d) Menyukai hal-hal yang rumit dan baru.

e) Menghargai humor dan memiliki “a good sense of humor”.

f) Menekankan pentingnya nilai-nilai teoritis dan estetik.

Dari uraian tersebut tampak bahwa karakteristik orang kreatif

cenderung bebas dan tidak ingin terkurung dalam aturan-aturan yang baku., maka

sifat-sifat berikut ini muncul sebagai faktor-faktor yang penting dalam

perencanaan dan kemampuan yang dipandang sebagai karakteristik orang kreatif :

1) Fluency, kelancaran, kesigapan, kemampuan untuk menghasilkan banyak

gagasan, 2) Fleksibilitas, kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam

pendekatan dalam mengatasi persoalan, 3) Originalitas, kemampuan untuk

mencetuskan gagasan-gagasan asli dan baru, 4) Elaborasi, kemampuan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

27

melakukan hal-hal secara detail terperinci, dan 5) Redefinition, kemampuan untuk

refleksi dan merumuskan kembali batasanbatasan dengan melihat dari sudut lain.

Hampir senada dengan pendapat tersebut, maka Homes (2007: 90)

memberikan gambaran sifat yang disebut kreatif, sebagai berikut:

a) Sensitivitas/kepekaan terhadap masalah dan lingkungan. Kemampuan

untuk melihat segala sesuatu, perhatian pada berbagai masalah atau

bidang kebutuhan dan menyadari keadaan yang menjanjikan. Ada

kemampuan khusus untuk melakukan pengamatan yang luar biasa dan

rinci.

b) Fleksibel, terbuka, ingin tahu, dan selektif. Penyesuaian dengan setiap

perkembangan serta perubahan baru dilakukan dengan cepat.

c) Penilaian bebas. Ada keinginan untuk lain dari yang lain dan

menyimpang dari praktik masa lalu, dan menciptakan yuang baru.

d) Toleransi terhadap kesamaran. Mentolerir ketidak tentuan, kerumitan

dan ketidak teraturan, kemungkinan bisa mendatangkan jawaban.

e) Fleksibilitas mental. Pikiran kreatif memperlihatkan mobilitas ketika

data dan gagasan diatur kembali, dimodifikasi, dan didefinisikan

kembali.

Jika tidak terjadi pemikiran yang berarti maka dihentikan dan

kembali lagi dengan pendekatan yang lebih segar. Gambaran dari Himes

tersebut menjelaskan sifat orang-orang kreatif terutama dari pandangannya

terhadap permasalahan yang timbul. Orang kreatif cepat melihat suatu

masalah, mencari berbagai alternatif solusi, berani mencoba meski terkadang

menyimpang dari kebiasaan. Gambaran ini hampir sama (senada) dengan

pandangan Guilford.

4. Peranan Kreativitas dalam Pembelajaran

Kreativitas adalah unsur yang penting bagi pertumbuhan sosial dan

ekonomi sekarang ini. Kreativitas dapat membuat hampir setiap pekerjaan

menjadi suatu petualangan dan karier. Menurut pendapat Kanter (2006: 427)

menyatakan “bila Amerika sekarang memimpin pasaran dunia, hal itu karena

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

28

inovasi”. Kemudian menurut Raudsepp (2006: 282) memberikan alasan

bagaimana kreativitas bertalian dengan produktivitas dan kualitas, karena:

a) Meningkatkan kualitas pemecahan-pemecahan masalah organisasi.

b) Membantu menghasilkan inovasi yang menguntungkan.

c) Mendorong peningkatan produktivitas dengan menggerakkan kembali

motivasi.

d) Memperbaiki keterampilan-keterampilan pribadi.

e) Mengkatalisasikan upaya-upaya tim yang efektif.

Dalam proses pembelajaran di kelas, kreativitas guru sangat

diperlukan. Guru yang kreatif akan cepat tanggap terhadap setiap masalah

dalam pembelajaran dan berupaya mencari alternatif pemecahannya.

Pembelajaran yang kreatif diharapkan dapat membantu siswa memahami

masalah, meningkatkan motivasi serta meningkatkan mutu pembelajaran.

Guru yang kreatif pada umumnya juga memiliki dedikasi dan keuletan dalam

tugasnya. guru yang kreatif akan mampu melakukan kegiatan yang menunjang

keberhasilan, antara lain mampu meningkatkan motivasi dan perhatian siswa,

dapat menggunakan media pembelajran secara optimal, mengelola waktu

secara efektif, menggunakan metode pengajaran secara tepat.

Dari beberapa teori yang berkaitan dengan kreativitas di atas, maka

yang dimaksud dengan kreativitas guru dalam penelitian ini dapat disimpulkan

yaitu kemampuan guru untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, baik berupa

gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi

dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan

yang telah ada sebelumnya, meliputi kepekaan terhadap masalah, kelancaran,

originalitas dan kebaruan, keluwesan, penyusunan dan pengembangan, serta

pendefinisian ulang.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

29

5. Indikator Kreatifitas Kerja Guru

Berdasarkan pengertian kreativitas tersebut, maka dapat

dirumuskan adanya beberapa indikator, antara lain:

a) Sensitivitas atau kepekaan terhadap masalah, yaitu kemampuan

melihat segala sesuatu, memperhatikan masalah atau bidang kebutuhan

dan menyadari keadaan yang menjanjikan serta kemampuan

mengadakan pengamatan secara rinci.

b) Kelancaran, yaitu kemampuan menghasilkan banyak gagasan dan siap

menerima perubahan perubahan serta kegagalan.

c) Originalitas dan kebaruan, yaitu kemampuan mencetuskan gagasan asli

atau pemikiran sendiri yang berbeda maupun modifikasi dari yang

sudah ada.

d) Keluwesan, yaitu kemampuan menggunakan berbagai kemungkinan

pendekatan dan mudah menyesuaikan terhadap kemungkinan

perubahan.

e) Penyusunan dan pengembangan,yaitu melakukan hal-hal secara detail

dan mengurai lebih rinci serta menggabungkan atau membentuk suatu

perwujudan menyeluruh.

f) Redefinisi, yaitu merumuskan batasan-batasan dengan melihat kembali

dengan cara yang tidak lazim.

Dari penjelasan indikator kreatifitas yang disebutkan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa kepribadian guru kreatif dapat diketahui dari sifat-

sifat yang muncul atau tampak pada tindakan dan pekerjaan. Kreatifitas dapat

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

30

diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar yang dengan metode

pembelajaran kreatif, maksudnya pembelajaran yang membuat pikiran yang

dapat disampaikan. Namun guru juga diharapkan mampu mendorong

keberhasilan siswa sehingga guru harus dapat memahami cara-cara yang

digunakan untuk menjadikan siswa kreatif karena guru yang kreatif akan

menghasilkan siswa yang kreatif pula, dengan mengembangkan sebagimana

indikator kreatifitas yang peneliti sebutkan di atas dalam proses pembelajaran.

D. Keterkaitan Teori Pendukung

1. Teori yang Mengaitkan antara Kompetensi Pedagogik terhadap

Motivasi Belajar Siswa (Variabel X1 dengan Variabel Y)

Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan

dalam belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar dapat dipelajari supaya dapat

tumbuh dan berkembang, motivasi belajar dapat tumbuh dan berkembang

dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik.

Upaya untuk meningkatkan hasil proses belajar mengajar siswa baik prestasi

maupun motivasi belajar siswa, maka dibutuhkannya kompetensi pedagogik

guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini senada dengan Uzer (2007: 9),

yang menyatakan bahwa: “Proses belajar mengajardan hasil belajar siswa

sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru”. Kemudian

senada dengan Slameto (2010: 98), yang menyatakan bahwa: “Sebagai

pengelola pembelajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses

kegiatan belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar

sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

31

Menurut Hanifah (2012: 28) beberapa cara untuk membangkitkan motivasi

belajar yaitu:

a) Peserta didik memperoleh pemahaman yang jelas mengenai proses

pembelajaran.

b) Peserta didik memperoleh kesadaran diri terhadap pembelajaran.

c) Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik

secara link and match.

d) Member sentuhan lembut.

e) Memberikan hadiah.

f) Memberikan pujian dan penghormatan.

g) Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya.

h) Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat.

i) Belajar menggunakan multi media.

j) Belajar menggunakan multi metode.

k) Guru yang kompeten dan humoris.

l) Suasana lingkungan sekolah yang sehat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berbagai

faktor untuk membangkitkan motivasi belajar siswa salah satunya melalui

peranan dan kompetensi guru. Dengan pemahaman peran yang baik sebagai

guru dalam hal membangktkan motivasi belajar, guru akan berusaha

mendesain suatu pembelajaran sebaik mungkin, menerapkan metode dan

menggunakan alat pembelajaran dengan baik. Dimana hal tersebut erat

kaitannya dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru dalam mengelola

pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, bahwa guru yang berkompetensi

pedagogik dipercaya memiliki kemampuan dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa. Dengan kemampuan pedagogik yang dimiliki guru, dirasakan

akan berguna dan berperan penting karena dapat menimbulkan gairah siswa

untuk terus belajar. Begitu juga sebaliknya guru yang tidak berkompetensi

pedagogik tidak dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini jelas

bahwa motivasi belajar berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

32

2. Teori yang mengaitkan adanya Kreativitas Kerja Guru terhadap

Motivasi Belajar Siswa (Variabel X2 dengan Variabel Y)

Kreatifitas sangat diperlukan dalam rangka peningkatan mutu

pendidikan, guru yang kreatif diharapkan memiliki kepekaan terhadap

masalah terutama masalah pembelajaran yang dilaksanakannya. Motivasi

siswa akan berkembang secara bertahap jika guru mampu untuk terus

menjaga dan mengembangkan kreasi pembelajaran serta mampu menjaga

suasana pembelajaran yang kondusif.

Menurut Hamalik (2011: 163) motivasi terhadap pelajaran itu perlu

dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar, usaha

yang dapat dikerjakan oleh guru memang banyak, dan karena itu di dalam

memotivasi siswa guru tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang

dapat digunakan setiap saat oleh guru.

Dampak positif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tentu

akan dirasakan jika peran dan fungsi guru kreatif dapat terlaksana dengan

baik, dimana guru akan cepat bereaksi terhadap permasalahan pembelajaran

yang dihadapi dan mencoba mencari jalan pemecahannya. Kemudian Decce

dan Crawford (2011: 169) mengatakan ada empat fungsi guru sebagai

pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan

motivasi belajar anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan

insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik kea rah yang menunjang

tercapainya tujuan pengajaran. Sedangkan Sardiman (2010: 76) menyatakan

bahwa hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat, bergayut dengan

ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

33

siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam member motivasi yang

mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi

tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

Dalam teori tersebut menganjurkan guru untuk membangkitkan

semangat belajar siswa agar kemauan belajarny tinggi, dengan demikian guru

harus mempunyai kreativitas yang tinggi sehingga siswa mampu termotivasi

untuk semangat belajar.

3. Teori yang mengaitkan antara Kompetensi Pedagogik dan Kreativitas

Kerja Guru secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Siswa

(Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y)

Kompetensi pedagogik dapat mempengaruhi hasil belajar, hal ini

berkaitan dengan sikap dan atribut yang Sardiman (2007: 75-76)

mengungkapkan hasil belajar itu akan maksimal jika ada motivasi yang tepat,

tergantung dengan ini maka kegagalan belajar siswa juga begitu saja

mempersalahkan pihak siswa sebab mungkin saja tidak berhasil dalam

memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat didalam kegiatan

siswa untuk berbut belajar.

Penjelasan diatas adalah peran dan kompetensi pedagogik seorang

guru dalam mengorganisasi proses belajar yang baik, yaitu dengan motivasi

siswa untuk belajar sehingga prestasi yang dicapai oleh siswa menjadi

maksimal. Jidi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar para

didiknya tumbuh motivasi. Disamping itu sistem pembelajaran yang kreatif

dan inovatif semakin dikembangkan sehingga siswa dapat mengembangkan

seluruh potensi diri, selain juga memunculkan dan keinginan untuk maju

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

34

diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati

melalui pembelajaran mandiri yang kuat. Dimana kondisi tersebut dapat

tercapai bilamana guru yang memiliki keterkaitan kompetensi profesional dan

kreatif mampu menjaga motivasi belajar siswa agar tetap tinggi.

E. Kerangka Berpikir dan Paradigma Teori

1. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir peneliti dalam penyusunan proposal tesis ini

didasarkan pada upaya pencapaian tujuan visi misi terhadap guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Pasir Sakti yaitu “Menghasilkan kreativitas guru yang

berkualitas dan memiliki keunggulan bersaing“ dapat terlaksana dengan

sebaik-baiknya. Untuk itu, perlu diketahui seberapa jauh pengaruh

kompetensi Pedagogik dan kreatifitas kerja guru terhadap motivasi belajar

siswa yang berada di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Pasir Sakti

sehingga tujuan yang diharapkan untuk menghasilkan pendidikan sekolah

yang bermutu dan memiliki kemampuan dan daya saing yang tinggi dapat

tercapai.

Proses belajar dan motivasi belajar siswa tidak hanya ditentukan

oleh sekolah, pola struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar

ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengajar dan kreatifitas kerja para

guru yang membimbing mereka. Guru yang berkompeten dan kreatif akan

lebih menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan

lebih mampu mengelola kelasnya sehingga motivasi belajar para siswanya

akan berada pada tingkat yang optimal.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

35

Masih rendahnya motivasi belajar siswa dianggap gagal di mana

“sebab" utama terletak pada rendahnya profesionalisme guru dalam hal ini

adalah kompetensi pedagogik serta minimnya kreatifitas guru. Keadaan

tersebut tidak jauh berbeda kondisinya dan terjadi pula terhadap guru sekolah

dasar yang berada di Kecamatan Pasir Sakti. Keadaan yang demikian

menjadikan peneliti tertarik dan menganggap penting untuk dikaji guna

diperoleh kepastian jawaban terkait hubungan maupun pengaruh

permasalahan-permasalahan yang menjadi alasan lambatnya peningkatan

mutu pendidikan yang mana pada kenyataannya tercipta kondisi yang

memerlukan perhatian serius dari seluruh kalangan pemerhati pendidikan

melalui pembatasan terhadap ketiga varibel yakni kompetensi pedagogik,

kreatifitas kerja guru dan motivasi belajar siswa. Dengan harapan dapat

memberikan solusi melalui gambaran penelitian serta bermanfaat dalam

menghasilkan konsep pengembangan teori sebagai upaya peningkatan

motivasi belajar siswa melalui pengaruh kompetensi pedagogik dan

kreatifitas kerja guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti.

2. Paradigma Teori

Berdasarkan uraian tersebut dapat digunakan sebagai arahan

berpikir, bahwa pengujian pengaruh kompetensi pedagogik terhadap motivasi

belajar siswa dan pengaruh kreatifitas kerja guru terhadap motivasi belajar

siswa secara bersama-sama diharapkan ditemukan adanya pengaruh.

Berdasarkan hasil uraian teoritik pengaruh antar variabel dan kerangka

pikir, yang menjadi pola/model penelitian serta peneliti pandang sesuai maupun

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

36

sebagai prinsip utama penelitian jika dituangkan dalam gambar paradigma akan

tampak seperti berikut:

Gambar 1. Paradigma Teori Kompetensi Pedagogik dan Kreativitas Kerja

terhadap Motivasi Belajar Siswa

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007:

137), hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara

Kompetensi Pedagogik

(X1) 1. Menguasai karakteristik siswa

2. Menguasai teori dan prinsip-

prinsip pembelajaran

3. Pengembangan kurikulum

4. Kegiatan pembelajaran yang

mendidik

5. Pemanfaatan teknologi informasi

6. Komunikasi dengan peserta didik

7. Penilaian dan Evaluasi

Sumber : Nanang (2012:104)

Kreativitas Kerja

(X2) 1. Originalitas

2. Flesibilitas

3. Kelancaran

4. Elaborasi

5. Kepribadian kreatif

6. Evaluasi

Sumber : Sanusi (2014:101)

Motivasi Belajar Siswa

(Y)

1. Hasrat dan keinginan berhasil;

2. Dorongan dan kebutuhan;

3. Harapan dan cita-cita masa depan;

4. Penghargaan dalam belajar;

5. Kegiataan yang menarik dalam

belajar;

6. Lingkungan belajar yang

kondusif.

Sumber : Djamarah (2011:171)

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

37

terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum

tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.

1. Hipotesis Teoretik

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan

penelelitian serta dengan didasarkan pada deskripsi teoritis dan kerangka pikir

yang ada, maka hipotesis teoretik dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh yang besar antara kompetensi pedagogik guru

terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan

Pasir Sakti.

2. Adanya pengaruh yang besar antara kreatifitas kerja guru terhadap

motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti.

3. Adanya pengaruh yang besar antara kompetensi pedagogik dan

kreatifitas kerja guru secara bersama-sama terhadap motivasi belajar

siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti.

2. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan

mengenai populasi. Maka rumusan hipotesis statistiknya adalah:

a. H0 : ρy1 ≤ 0

(Ada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar

siswa)

H1 : ρy1 > 0

(Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar siswa)

b. H0 : ρy2 ≤ 0

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian

38

(Ada pengaruh kreatifitas kerja guru terhadap motivasi belajar siswa)

H1 : ρy2 > 0

(Tidak ada pengaruh kreatifitas kerja guru terhadap motivasi belajar

siswa)

c. H0 : Ry12 ≤ 0

(Ada pengaruh antara kompetensi pedagogik dan kreatifitas kerja guru

secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa)

H1 : Ry12> 0

(Tidak ada pengaruh antara kompetensi pedagogik dan kreatifitas

kerja guru secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa)