bab ii landasan teori a. bahasa -...

22
BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; percakapan (perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun (Budiono, 2005: 75). Secara umum bahasa dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi verbal. Istilah verbal digunakan disini untuk membedakan bahasa dari alat-alat kamunikasi lainnya seperti bahasa tubuh, bahasa binatang, dan kode-kode morse. Istilah verbal mengandung pengertian bahwa bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi pada dasarnya adalah lambang- lambang bunyi yang bersistem, yang dihasilkan oleh artikulator (alat bersuara) manusia, dan sifatnya manasuka (arbitary) serta konvensional. (Tampubolon, 1987: 1). Fungsi bahasa Indonesia itu sendiri ialah, 1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional yaitu sebgai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan alat penghubung antar daerah dan antar budaya. 2 Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional, tidak semua bangsa di dunia mempunyai sebuah bahasa nasional yang dipakai secara luas dan di junjung tinggi. Adanya sebuah bahasa yang dpaat menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia 6

Upload: phungminh

Post on 21-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bahasa

Bahasa yaitu sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan

oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri; percakapan (perkataan) yang baik; tingkah laku yang

baik; sopan santun (Budiono, 2005: 75).

Secara umum bahasa dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi

verbal. Istilah verbal digunakan disini untuk membedakan bahasa dari alat-alat

kamunikasi lainnya seperti bahasa tubuh, bahasa binatang, dan kode-kode

morse. Istilah verbal mengandung pengertian bahwa bahasa yang

dipergunakan sebagai alat komunikasi pada dasarnya adalah lambang-

lambang bunyi yang bersistem, yang dihasilkan oleh artikulator (alat bersuara)

manusia, dan sifatnya manasuka (arbitary) serta konvensional. (Tampubolon,

1987: 1).

Fungsi bahasa Indonesia itu sendiri ialah, 1. Bahasa Indonesia sebagai

Bahasa Nasional yaitu sebgai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang

identitas nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan alat penghubung

antar daerah dan antar budaya. 2 Bahasa Indonesia sebagai lambang

kebanggaan nasional, tidak semua bangsa di dunia mempunyai sebuah bahasa

nasional yang dipakai secara luas dan di junjung tinggi. Adanya sebuah bahasa

yang dpaat menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda merupakan suatu

kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia 6 

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

7

sanggup mengatasi perbedaan yang ada. 3. Bahasa Indonesia sebagai

Lambang Identitas Nasional, Indoensia terdiri atas berbagai suku bangsa yang

dan bahasanya berbeda. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat,

sebuah bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah bangsa bisa diwujudkan

di antaranya melalui bahasanya. Dengan adanya sebuah bahasa yang

mengatasi berbagai bahasa yang berbeda , suku-suku bangsa yang berbeda

dapat mengidentikan diri sebagai suatu bangsa melalui bahasa tersebut. 4.

Bahasa Indonesia sebagai alat Pemersatu Berbagai suku bangsa, sebuah

bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang budaya dan bahasanya

berbeda akan mengalami masalah besar dalam melangsungkan kehidupannya.

Perbedaan dapat memecah belah bangsa tersebut.

Dengan adanya bahasa yang diakui sebagai bahasa nasional oleh semua

suku bangsa yang ada, perpecahan itu dapat dihindari karena suku-suku

bangsa tersebut merasa satu. Kalau tidak ada sebuah bahasa, seperti bahasa

Indonesia, yang bisa menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda, akan

banyak muncul masalah perpecahan bangsa. 5. Bahasa Indonesia sebagai alat

penghubung Antar daerah dan antar budaya.

Masalah yang dihadapi bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa

dengan budaya dan bahasa yang berbeda adalah komunikasi. Diperlukan

sebuah bahasa yang dapat dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda

bahasanya sehingga mereka dapat berhubungan. Bahasa Indonesia sudah lama

memenuhi kebutuhan ini, sudah berabad-abad bahasa ini menjadi lingua

franca di wilayah Indonesia (Nasucha dkk, 2009 : 8-9).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

8

Dari fungsi bahasa diatas penulis menyimpulkan bahwa fungsi bahasa

adalah sebagai bahasa nasional lambang identitas, sebagai pemersatu berbagai

suku bangsa. Bangsa Indonesia sangat banyak berperan dari sekian banyak

propinsi atau suku-suku yang ada di Indonesia dan yang pasti mempunyai

bahasa daerahnya sendiri-sendiri namun tidak menjadi penghalang untuk

berkomunikasi lain suku karena setiap suku mengenal bahasa nasional yaitu

bahasa Indonesia. Fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai alat

komunikasi. Fungsi tersebut sama halnya dengan definisi bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang paling penting untuk

mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat

mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa,

dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis (Nasucha dkk, 2009: 1).

Keterampilan bahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan

menulis (Nida, 1957; Hasriris, 1977 : 9; Tarigan, 1981:1).

Dari keempat komponen tersebut salah satu yang harus diperhatikan

yaitu keterampilan menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif

dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah

terampil gratologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini

tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan

praktek yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa

keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah tidak terlalu

berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

9

dari seorang terpelajar, sehubungan dengan ini seorang penulis yang

mengatakan bahwa “menulis dipergunakan oleh seorang yang terpelajar untuk

mencatat / merekam, meyakinkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan

maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-

orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutamakannya dengan jelas,

kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan

struktur kalimat morsey (Tarigan, 1994 : 4).

Penulis (pengarang) yang terampil, sebagaimana pembicara, juga

berusaha melambangkan aspek-aspek bahasa lisan sebagaimana disebut tadi

dengan mempergunakan berbagai lambang tulisan. Lambang-lambang yang

dipergunakan oleh penulis melambangkan bahasa tulisan ialah huruf-huruf

dan angka sebagaimana yang terdapat dalam alfabet, dan tanda-tanda baca

mengandung arti-arti tertentu, sebagaimana dikemukakan diatas, maka dalam

meningkatkan kemampuan membaca pengenalan dan pemahaman tanda baca

itu sangat perlu Tampubolon (1986 : 33 ).

Gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah

lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Hal ini disebabkan dalam bahasa

lisan faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur non

bahasa lainnya ikut memperlancar. Unsur-unsur non bahasa tersebut tidak

terdapat di dalam bahasa tulis. Ketiadaan itu menyulitkan komunikasidan

memberikan peluang untuk kesalah pahaman. Disinilah ejaan dan pungtuasi

(tanda-tanda baca) berperan sampai batas-batas tertentu, menggantikan

beberapa unsur non bahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau

pesan. Perhatikanlah contoh berikut !

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

10

Contoh ini tidak menggunakan tanda baca dan huruf kapital.

Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat menganai kepentingan-kepentingan pokok yang harus dilindungi.

Dapatkah pembaca memahami tulisan di atas? Mungkin dapat, tetapi

agak sulit.

Cobalah baca kembali !

Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia. Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan, biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut, walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut mungkin timbul, karena kedua unsur tadi tidak sepakat menganai kepentingan-kepentingan pokok yang harus dilindungi.

Kita dapat melihat, tulisan yang sudah diberi pungtuasi dan diperbaiki

ejaannya, lebih mudah dan lebih cepat dipahami. Itulah sebabanya,

kemampuan dalam menerapkan ejaan dan pungtuasi sangat di tuntut dalam

tulis menulis.

Suatu hal yang sering diabaikan dalam penulisan adalah tanda baca.

Banyak sekali penulis yang kurang mengindahkan tanda baca ini. Padahal,

Tanda baca ini sangat berperan dalam penulisan. Adanya tanda baca akan

membantu pembaca memahami sebuah tulisan dengan tepat. Sebaliknya tidak

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

11

adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan,

bahkan mungkin dapat mengubah pengertian suatu kalimat.

Mengingat betapa pentingnya tanda baca ini, dan supaya anda dapat

menggunakannya secara tepat, pelajarilah pedoman ejaan Bahasa Indonesia

yang disempurnakan, halaman 43-55. Perhatikan dengan teliti penempatan dan

pemakaian tanda baca secara tepat, berdasarkan contoh-contoh yang diberikan

Akhadiah dkk. (1988 : 179 181).

B. Jenis-jenis Tanda Baca

Yang berikut adalah tanda- tanda baca yang utama dan umumnya yang

dipergunakan oleh penulis.

1. Tanda Titik ( . )

a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau

seruan.

Misalnya :

Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk disana. Dia menanyakan siapa yang akan datang. Hari ini tanggal 6 April 1973. Marilah kita mengheningkan cipta. Sudilah kiranya saudara mengabulkan permohonan ini.

b) Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

ikhtisar, atau daftar.

Misalnya :

1) III . Departemen dalam Negeri A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria

1. ................

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

12

2) I . Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustasi

1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik

Catatan : Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam angka atau huruf.

c) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan

detik yang menunjukkan waktu.

Misalnya :

Pukul 1. 35. 20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik

yang menunjukkan jangka waktu.

Misalnya :

1.32.20 jam (1 jam, 32 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 0.0.30 jam ( 30 detik)

e) Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak

berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam

daftar pustaka.

Misalnya :

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden : balai Pustaka.

f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

13

Misalnya :

Desa itu berpenduduk 24.200 orang Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.

g) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatanya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya :

Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya 564678.

h) Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

atau kepala Ilustrasi, variabel, dan sebagainya.

Misalnya :

Acara Kunjungan Adam Malik Bentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD 1945) Salah Asuhan.

i) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan

tanggal surat atau (2) nama alamat penerimaan surat.

Misalnya :

Jalan Diponegoro 82 Jakarta 1 April 1991 Yth. Sdr. Moh. Hasan Jalan Arif 43 Palembang Kantor Penempatan Tenaga Jalan akini 71 Jakarta

2. Tanda Koma ( , )

a) Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam satu perincian atau

bilangan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

14

Misalnya :

Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Surat biasa, Surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko satu, dua, ....tiga!

b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan

kalimat berikutnya yang didahului kata seperti tetapi atau melainkan.

Misalnya :

Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Kasim.

c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya :

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya :

Saya tidak akan datang jika hari hujan. Dia lupa akan janji karena sibuk. Dia tahu bahwa soal itu penting.

e) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar

kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh

karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi.

Misalnya :

......... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

......... Jadi, soalnya tidak semudah itu.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

15

f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata O, ya, wah, aduh, kasihan

dari kata yang lain terdapat di dalam kalimat.

Misalnya :

O, begitu ? Wah, bukan main ! Hati-hati ya, nanti jatuh.

g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain dalam kalimat. (lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L

dan M.)

Misalanya :

Kata ibu “ saya gembira sekali, “ “ saya gembira sekali, “ kata ibu, “Karena kamu lulus.”

h) Tanda koma dipakai diantara (1) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian

alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau

negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya :

Surat-surat harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salembara 6, Jakarta. Sdr. Abdullah, Jalan Pisang batu 1, Bogor Surabaya, 10 Mei 1960 Kuala Lumpur, Malaysia

i) Tanda koma dipakai untuk menceritakan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya :

Ali Sjahbana, Sultan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakyat.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

16

j) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Misalnya :

W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk karangan-karangan (yogyakarta : UP Indonesia. 1967), hlm. 4

k) Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga,

atau marga.

Misalnya :

Ratulangi, S. E. Ny.Khadijah, M. A.

l) Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan atau diantara rupiah

dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya :

12, 5 m Rp. 12,50

m) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan yang sifatnya tidak

membatasi, (lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, pasal F)

Misalnya :

Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih. Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti paduan suara. Bandingkan dengan keteranganku pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma: Semua siswa yang lulus ujian mendaftar namanya pada panitia.

n) Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang

keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

17

Misalnya :

Dalam Pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan : Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan pengembangan bahasa. Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.

o) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian yang lain mengiringinya dengan kalimat jika petikan langsung

itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya :

“Di mana saudara tinggal ? “ tanya Karim “ Berdiri lurus-lurus !” perintahnya.

3. Tanda Titik Koma ( ; )

a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian

kalimat yang sejenis dan setara.

Misalnya :

Malam makin larut; pekerjaan belum selalu juga.

b) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penggunaan

untuk memisahkan kalimat yang setara dai dalam kalimat majemuk.

Misalnya :

Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghafal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “pilihan pendengar”

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

18

4. Tanda Titik Dua ( : )

a) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pertanyaan lengkap jika

diikuti rangkaian atau pemerian.

Misalnya :

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja, dan lemari. Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu : hidup atau mati.

b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pertanyaan.

Misalnya :

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan.

c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian.

Misalnya :

a. Ketua : Ahmad Wijaya Sekretaris : S. Handayani Bendahara : B. Harwan

b. Tempat sidang : Ruang 104 Pengantar Acara : Bambang S Hari : Senin Waktu : 09.30

d) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya : Ibu : (melewati beberapa kopor) “ “Bawa kopor ini, Mir !” Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk) Ibu : “ Jangan lupa, letakkan baik-baik ! “ (duduk di kursi besar)

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

19

e) Tanda titik dua dipakai ( i ) diantara jilid atau nomor halaman, ( ii)

diantara bab dan ayat dalam kitab suci, ( iii ) diantara judul dan anak

judul suatu karangan serta ( iv ) nama kota dan peneribit buku acuan

dalam karangan.

Misalnya :

Tempo, I (1971), 34 : 7 Surat Yasin : 9 Karangan Ali Hakim, Pendidikan seumur hidup : sebuah studi, sudah terbit. Tjoko negoro, Sutomo. 1968. Tjukupkah saudara membina Bahasa Persatuan kita ? Djakarta : Eresco.

5. Tanda Hubung ( - )

a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

pergantian barisnya.

Misalnya :

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris

atau pangkal baris.

Misalnya :

Atau

Disamping cara-cara lama itu ada ju- ga secara yang baru

Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan .... Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak ..........

Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan .... Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak ..........

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

20

Bukan

b) Tanda hubung menyambung awalan dengan kata-kata di belakangnya

atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

Misalnya :

Akhiran – i dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada

pangkal baris.

c) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya :

anak-anak berulang-ulang kemerahan-merahan angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai teks karangan.

d) Tanda hubung yang menyambung huruf kata di eja satu-satu dan

bagian-bagian tanggal.

Misalnya :

P – a – n – i – t – i – a 8 – 4 – 1973

Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan .... Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak ..........

Kini ada cara yang baru untuk meng- ukur panas. Kukuran baru ini memudahkan kita me- ngukur kelapa. Senjata ini merupakan alat pertahan- an yang canggih.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

21

e) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas ( i ) hubungan bagian-

bagian kata atau ungkapan, dan ( ii ) penghilang bagian kelompok

kata.

Misalnya :

Ber – evolusi Dua puluh – lima – ribuan (20. 5000) Tanggung jawab dan kesetiakawanan – sosial

f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan ( i ) se – dengan kata

berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ( ii ) ke – dengan angka,

( iii ) angka dengan a -, dan ( iv ) singkatan berhuruf kapital dengan

imbuhan atau kata, dan ( v ) nama jabatan lengkap.

Misalnya :

Se – Indonesia Se – Jawa Barat Hadiah ke – 2 Tahun 50 – an Mem – PHK – kan Hari – H Sinar – X Menteri – Sekretaris Negara

g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsure bahasa asing.

Misalnya :

Di – smash Pen – tackle – an

6. Tanda Pisah ( - )

a) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi

penjelasan di luar bangun kalimat.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

22

Misalnya :

Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

b) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan oposisi atau keterangan

yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Misalnya :

Rangkaian tamuan ini – evaluasi, teori kenisbi – an, dan kini juga pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

c) Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tunggal dengan arti

‘sampai’

Misalnya :

1910 – 1945 Tanggal 5 – 10 April 1970 Jakarta – Bandung Catatan : Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudah.

7. Tanda Elipsis ( .... )

a) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat terputus-putus

Misalnya :

Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak

b) Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah

ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya :

Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

23

Catatan :

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Misalnya :

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ......

8. Tanda Tanya ( ? )

a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya :

Kapan ia berangkat ? Saudara tahu, bukam ?

b) Tanda tanya dipakai didalam tanda kurung untuk menyatakan bagian

kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan

kebenarannya.

Misalnya :

Ia dilahirkan pada tahun 1683 ( ? ) Uangnya sebanyak 10 juta rupiah ( ? ) hilang

9. Tanya Seru ( ! )

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa

seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,

ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Misalnya :

Alangkah seramnya peristiwa itu ! Bersihkan kamar itu sekarang juga ! Masakan ! sampai hati juga ia meninggalkan anak istrinya Merdeka !

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

24

10. Tanda Kurung ( (....) )

a) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya :

Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.

b) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian

integral pokok pembicaraan.

Misalnya :

Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) di tulis pada tahun 1982. Keterangan itu (lihat table 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

c) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam

teks dapat dihilangkan.

Misalnya :

Kata cocaine di serap dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a). Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

d) Tanda kurung yang mengapit angka atau huruf yang merinci satu

urutan keterangan.

Misalnya :

Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

11. Tanda Kurung Siku ( [ .... ] )

a) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai

koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis

orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan

itu memang terdapat di dalam naskah asli.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

25

Misalnya :

Sang Sapurba men [d] engar bunyi gemestik.

b) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelasan

yang sudah bertanda kurung.

Misalnya :

Persamaan kedua proses inf (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu ditentang disini.

12. Tanda Petik (“ ....”)

a) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan

dan naskah atau bahan tertulis lain.

Misalnya :

“saya belum siap, “Kata Mira,” tunggu sebentar!” Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”

b) Tanda petik mengapit syair, karangan, atau bab buku yang dipakai

dalam kalimat.

Misalnya :

Bacalah “Bola Lampu” dalam buku dari suatu Masa dari suatu tempat. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor Nilai Prestasi di SMA” di terbitkan dalam Tempo. Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.

c) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata

yang mempunyai arti khusus.

Misalnya :

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “Coba dan ralat” saja. Ia. Bercelana panjang dikalangan remaja dikenal dengan rama “cutbrai”

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

26

d) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

langsung.

Misalnya :

Kata Tono, “Saya juga minta satu”.

e) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat di tempat belakang

tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan

arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Misalnya :

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hilzam” Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Catatan : Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup. Pada pasangan tanda petik itu di tulis sama tinggi di sebelah atas baris.

13. Tanda Petik Tunggal ( ‘....’ )

1) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan.

Misalnya : Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku,’Ibu, Bapak pulang’ dan rasa letihku lenyap seketika, “ Ujar Bapak Handam.

2) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan atau penjelasan kata

ungkapan asing, (lihat pemakaian tanda kurung, Bab V pasal J).

Misalnya :

Feed. Back ‘balikan’

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-fitrimugin-930-2-babii.pdf6 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang

27

14. Tanda Garis Miring

1) Tanda garis miring dipakai dalam norma surat dan norma pada kalimat

dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.

Misalnya :

No. 7 / PK / 1973 Jalan Kramat II / 10 Tahun anggaran 1985 / 1986

2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau, atau

tiap.

Misalnya :

Mahasiswa / mahasiswi Harganya Rp. 150.00 / lembar Jalan Daksinapasi IV / 19

15. Tanda penyingkat atau Aporstrof ( ‘ )

Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata

atau bagian angka tahun.

Misalnya :

Ali ‘kan kusurati. (‘kan – akan) Malam’lah tiba. (‘ lah = telah) 1 Januari ’88 (‘ 88 = 1988) Pedoman umum ejaan Bahasa Indoensia yang di sempurnakan & pedoman umum pembentukan istilah, penerbit M 25 BANDUNG ANGGOTA IKAPI.