bab ii tinjauan pustaka -...

22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pembayaran dividenmembutuhkan beberapa teori yang mendasarinya, diantaranya : 2.1 Dividen Investasi dalam bentuk saham akan memberikan keuntungan kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan.Menurut Andriyani (2008) dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan dan saham kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik. Sedangkan menurut Tangkilisan dan Hessel (2003) “Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity”. Pengertian lainmenurut Rusdin (2006), “Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.” “Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai (Warsono, 2003).Menurut Hanafi (2004) menyatakan bahwa “Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”. Sehingga dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah bagian keuntungan bersih setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Karena dividen

Upload: nguyendung

Post on 18-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian tentang pembayaran dividenmembutuhkan beberapa teori yang mendasarinya,

diantaranya :

2.1 Dividen

Investasi dalam bentuk saham akan memberikan keuntungan kepada investor, yaitu

keuntungan berupa dividen. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan.Menurut

Andriyani (2008) dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau

bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan dan saham kepada pemegang saham suatu

perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik. Sedangkan

menurut Tangkilisan dan Hessel (2003) “Dividen adalah bagian dari laba bersih yang

dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity”. Pengertian

lainmenurut Rusdin (2006), “Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang

dibagikan kepada pemegang saham.”

“Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa

(earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham

biasa dalam bentuk tunai (Warsono, 2003).Menurut Hanafi (2004) menyatakan bahwa

“Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital

gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari

laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang

saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”.

Sehingga dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah bagian

keuntungan bersih setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Karena dividen

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui saham, maka pihak

manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan diterapkan

dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan

dalam bentuk kepemilikan saham.

2.2 Jenis – jenis Dividen

Ada beberapa jenis dividen, diantaranya sebagai berikut :

a. Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang

saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham

perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi

dalam bentuk cash dividen (M. Munandar, 1983). Perusahaan hanya berkewajiban

membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar

dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam

daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri

atau melalui pihak lainseumpama bank. Cara yang kedua biasa dipilih perusahaan

karena bank mempunyai banyak cabang sehingga memudahkan pemegang saham

yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia (Arief Suaidi, 1994). Yang

perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman ada

dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen

tersebut.

b. Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu

yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Surat ini

berbunga sampai dengan dibayarkan uang tersebut kepada yang berhak. Script

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

dividen seperti ini biasa dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil

keputusan tentang pembagian laba dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai

persediaan uang cash yang cukup untuk membayar dividen cash (Arief Suaidi 1994).

c. Property Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam

bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal) saham perusahaan).

Contoh dividen barang adalah dividen berupa persediaan atau saham yang merupakan

investasi perusahaan pada perusahaan lain. Pembagian dividen berupa barang sudah

barang tentu lebih sulit dibanding pembagian dividen uang. Perusahaan

melakukannya karena uang tunai perusahaan tertanam dalam investasi saham

perusahaan lain atau persediaan dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila

jumlah cukup banyak akan menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan

turun sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri (Arief Suaidi

1994).

d. Liquidating Dividenadalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham

dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba

(Cash Dividen) sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagai pengembalian modal

yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan

tersebut (M. Munandar 1983).

e. Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam

bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M. Munandar

1983). Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut saham

bonus. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

yang lebih banyak setelah menerima Stock Dividen. Dividen saham dapat berupa

saham yang jenis sama maupun yang jenis berbeda.

2.3 Prosedur Standar Pembayaran Dividen

Dalam pembayaran deviden terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu sebagai

berikut:

a. Declaration Date

Declaration date adalah tanggal keputusan untuk membagikan deviden pada RUPS,

atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran deviden.

b. Date of record

Date of record merupakan tanggal keputusan bahwa para pemegang saham pada

tanggal tertentu dinyatakan berhak untuk menerima deviden, atau hari terakhir untuk

mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima deviden yang akan

dibagikan perusahaan.

c. Ex-devidend

Ex-devidend adalah tanggal pada saat hak atas deviden periode berjalan dilepaskan dari

sahamnya yaitu lima hari sebelum date of record. Pada tanggal ini atau sesudahnya

pembeli tidak berhak untuk memperoleh deviden yang akan dibagikan.

d. Payment date

Payment date merupakan tanggal kapan deviden tersebut akan dibayarkan, dan

bagaimana cara pembayaranya. (www.google.co.id)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

2.4 Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio merupakan persentase laba perusahaan tertentu yang

dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham. Dividen hanya dapat dibayarkan

kepada pemegang saham jika perusahaan tersebut memperoleh laba pada tahun yang

bersangkutan. Dividen Payout Ratio mengukur bagian penghasilan saat ini yang dibayarkan

untuk dividen. Investor yang berusaha mencari keuntungan modal akan senang kalau ini

kecil, sedangkan investor yang berusaha mencari dividen akan lebih senang kalau rasio ini

tinggi. Rasio ini dihitung dengan mengkaitkan dividen kas pada net income(Deasy dan

Ratih 2006).

2.4 Teori Kebijakan Dividen

Teori kebijakan dividen menjelaskan bagaimana sifat dari dividen yang dibagikan

kepada para pemegang saham. Teori dari kebijakan dividen ini akan mempengaruhi harga

saham. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap pemegang saham

dan perusahaan yang membayar dividen.Umumnya perusahaan cenderung memberikan

dividen dengan jumlah yang relatif stabil atau meningkat secara teratur.Kebijakan ini

kemungkinan besar disebabkan oleh asumsi bahwa investor melihat kenaikan dividen

sebagai suatu tanda yang baik dimana perusahaan memiliki prospek cerah, demikian pula

sebaliknya jika pembayaran dividen oleh perusahaan menurun maka dianggap tidak

memiliki prospek yang cerah. Selain itu, pemberian dividen yang relatif stabil diakibatkan

adanya asumsi bahwa investor cenderung lebih menyukai dividen yang tidak berfluktuasi

(dividen yang stabil).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003), ada tiga teori yang membahas

tentang kebijakan dividen dan berpengaruh terhadap harga saham. Ketiga teori tersebut

adalah:

a. Teori Residu Dividen

Teori ini menjelaskan bahwa investor lebih senang apabila perusahaan menahan

keuntungannya untuk diinvestasikan kembali dari pada jika keuntungan itu dibayarkan

berupa dividen dimana re-investasi akan menghasilkan lebih banyak dibandingkan

saham-saham lain yang resikonya kira-kira seimbang.

b. Teori Irrelevansi Dividen

Teori ini menjelaskan bahwa kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari asset perusahaan.

c. Teori Relevansi Dividen

Teori ini menjelaskan bahwa investor umumnya menghindari risiko dan dividen yang

diterima sekarang mempunyai resiko yang lebih kecil daripada dividen yang diterima di

masa yang akan datang.

2.6 Jenis Kebijakan Dividen

Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai atau cash dividend yang

diberikan kepada pemegang saham. Adapun bentuk kebijakan tersebut menurut Sutrisno

(2003), ada empat yaitu:

a. Kebijakan pemberian dividen yang stabil

Yaitu dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu

walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

b. Kebijakan dividen yang meningkat

Yaitu perusahaan memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang

diperoleh perusahaan

c. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan

Yaitu perusahaan memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang

diperoleh perusahaan.

d. Kebijakan dividen regular yang rendah ditambah ekstra

Yaitu perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan

kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen.

2.7 Bentuk Pembayaran Dividen

Menurut Addul Halim (2005), ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu dividen

dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan rasio pembayaran konstan, dan dividen tetap

yang rendah ditambah dividen ekstra.

a. Dividen dalam jumlah rupiah stabil

Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil,

artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka

waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.

Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa

perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

b. Dividen dengan rasio pembayaran konstan.

Beberapa perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu

dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan berakibat

jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi

c. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra

Pembayaran dividen ini hanyalah merupakan modifikasi dari cara 1 dan 2 di atas.

Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan investor

sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila perusahaan sangat

berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik.

2.8 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio

Keputusan dividen pada hakekatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang

akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari

laba ditahan (Levy dan Sarnat 1990 dalam Harjono 2002).Keputusan pembayaran dividen

sering disebutDividend Payout Ratio..Faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout

ratio dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba,

likuiditas, dan leverage.

Perusahaan besar dan mapan akan mudah menuju ke pasar modal. Karena

kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal, maka berarti fleksibilitas lebih besar

dan kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat

mengusahakan pembayaran dividen yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil

(Harjono 2002), sehingga perusahaan semakin besar, maka tingkat pembagian dividen

semakin besar.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan atau emiten dalam menghasilkan

laba bersih setelah pajak dengan memanfaatkan semua assetyang dimiliki

perusahaan.Semakin tinggi profitabilitas, semakin baik perusahaan didalam

mengoperasikan keseluruhan aktiva yang dimilikinya, begitu juga dengan sebaliknya

(Nadjibah 2008).

Pertumbuhan laba dapat diukur menggunakan growth of earning after

tax.Peningkatan dalam growth of earning after taxdianggap sebagai peningkatan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kenaikan laba bersih setelah pajak dibanding

tahun sebelumnya. Kenaikan ini akan menaikan pula jumlah dividen yang dibayarkan

(Intan dan Akram 2007).

Keputusan suatu perusahaan untuk membagikan dividen serta besarnya dividen

yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham sangat bergantung pada posisi kas atau

likuiditas dari suatu perusahaan.Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi,

namun apabila posisi likuiditas menunjukan keadaan yang tidak begitu baik perusahaan

mungkin tentu tidak dapat membayar dividen.Sebaliknya jika posisi likuiditas menunjukan

keadaan baik perusahaan mungkin dapat membayar dividen.

Leverage sangat penting untuk dipertimbangkan oleh manajemen sebab untuk

mengetahui seberapa besar modal sendiri untuk menutup hutang perusahaan melalui Debt

Equity Ratio , berarti semakin besar DER dimungkinkan mengakibatkan kecilnya

pembagian dividen yang dibayarkan perusahaan. Berdasarkan pemikiran-pemikiran

tersebut dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H1 :ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, leverage berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap dividend payout ratio

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

Penjelasan lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

adalah sebagai berikut

2.8.1 Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan adalah rasio ukuran sebagai logaritma dari total

aktiva.Ukuran aktiva dipakai sebagai pengukur (proksi) besarnya

perusahaan.Perusahaan yang besar dianggap mempunyai akses ke pasar

modal.Perusahaan besar mempunyai kemudahan daripada perusahaan kecil untuk

menghasilkan keuntungan dan memperoleh sumber pendanaan (Chang dan Rhee,

1990 dalam Harjono, 2002).Oleh karena itu, semakin besar ukuran perusahaan,

kebijakan dividen yang diambil terhadapbesarnya dividen yang dibayarkan

semestinya juga ikut meningkat. Namun disisi lain, ukuran perusahaan juga dapat

berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena sekalipun perusahaan –

perusahaan besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan lebih besar,

namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa menjadi

tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan kecil. Dengan demikian, dana yang dapat

dibagikan sebagai dividen juga tidak terlalu besar. Selain itu set kesempatan

investasi yang dimiliki perusahaan besar juga banyak sehingga laba yang ditahan

pada perusahaan besar juga lebih besar daripada perusahaan kecil (Intan dan Akram

2007).Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat disimpulkan hipotesis

sebagai berikut :

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend

payout ratio.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

2.8.2 Profitabilitas

Menurut Sartono (2001) : “Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun

modal sendiri”. Sedangkan menurut Prihantoro (2003) : “Profitabilitas adalah

tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan

operasionalnya”. Menurut Klana Putra (2004) dalam Ni Putu Ena dan Agung

(2006):“Rasio profitabilitas merupakan perbandingan laba perusahaan dan investasi

atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba perusahaan tersebut”.

Kenaikan profitabilitas dan pertumbuhan laba adakalanya diikuti kenaikan

pembayaran dividen, karena kenaikan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal

optimisme manajer atas kinerja perusahaan.Pada umumnya, manajer hanya

menaikkan dividen saat sudah yakin bahwa laba yang diperoleh sekarang dapat

tetap dipertahankan. Menurut Robert Ang profitabilitas dapat diukur dengan enam

pendekatan yaitu : Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),

Operating Return on Assets (OPROA), Return on Assets (ROA), Return on Equity

(ROE), dan Operating Ratio (OPR).

Penelitian Husnan (2002) dalam Nadjibah (2008) menemukan bahwa

kenaikan profitabilitas (yang diproksi dengan Return On Asset/ROA) akan

meningkatkan DPR. Hasil yang berbeda diungkapkan oleh Kania dan Bacon

(2005), yaitu kenaikan profitabilitas justru berpengaruh negatif terhadap DPR,

sedangkan pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap DPR.

Dividen merupakan sebagian dari keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan. Oleh sebab itu, dividen akan dibagikan jika perusahaan mempunyai

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah

keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya yaitu beban bunga

dari pajak.Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan

mempengaruhi devidend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar

keuntungannya akan membayar porsi pendapatan dalam bentuk dividen yang

semakin besar (Sudarsi, 2002) dalam Fira Puspita (2009).Berdasarkan pemikiran-

pemikiran tersebut dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H3 :Profitabilitas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend payout

ratio.

2.8.3 Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan

atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan

untukmembeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa

tersebut.Petumbuhan laba dapat diukur menggunakanGrowth of Earning After Tax.

Growth of Earning After Tax adalah seberapa besar kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan pertumbuhan laba bersih setelah pajak dibanding pertumbuhan tahun

lalu (Harahab 2001 dalam Intan dan Akram 2007). Selain Growth of Earning After

Tax, pertumbuhan laba juga dapat diukur dengan Market to book value dengan

membagi market capitalization dengan book value of equity(Collins dan Kothari

1989 dalam Noviyanti dan Erni 2008). Laba suatu perusahaan dari tahun ke tahun

selalu mengalami perubahan baik mengalami peningkatan ataupun

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

penurunan.Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa

pertumbuhan laba perusahaan baik.Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari

tahun ke tahun menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik.

Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara

ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Dimana perusahaan dengan laba

bertumbuh dengan jumlah aktiva yang besar akan memiliki peluang yang lebih

besar didalam menghasilkan profitabilitas, Hamid (2001) dalam Ni Putu Ena

(2003), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang

memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi.

Perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinya

(Mueller, 1986, yang diacu oleh Fitrijanti, 2002 dalam Ni Putu Ena 2003), sehingga

seringkali perusahaan besar lebih memiliki keunggulan kompetitif dalam

mengeksplorasi kesempatan investasi, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa

perusahaan yang bertumbuh secara signifikan merupakan perusahaan yang lebih

besar karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar

modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian

dapat meningkatkan profitabilitas (Hartono, 2000 dalam Ni Putu Ena,

2003).Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat disimpulkan hipotesis

sebagai berikut :

H4 :Pertumbuhan laba berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend

payout ratio.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

2.8.4 Likuiditas

Menurut Alli, et.al. (1993) dalam Prihantoro (2003), Posisi Likuiditas,

keuntungan yang diperoleh dan laba ditahan yang tinggi tidak harus menyebabkan

posisi kas yang tinggi juga, karena ada kemungkinan bahwa keuntungan dan laba

ditahan tersebut telah digunakan untuk membayar hutang atau melekat pada aktiva

selain kas.

Menurut Sartono (2001) “Likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan

untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya”.Adapun

rasio likuiditas yang sering digunakan adalah Current Ratio.Current Ratio

menunjukan beberapa kemampuan dalam membayar utang lancar dengan aktiva

lancar yang tersedia.

Keputusan suatu perusahaan untuk membagikan dividen serta besarnya

dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham sangat bergantung pada

posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan.Meskipun perusahaan dapat

memperoleh laba yang tinggi, namun apabila posisi likuiditas menunjukan keadaan

yang tidak begitu baik perusahaan mungkin tentu tidak dapat membayar dividen.

Misalnya, apabila perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk

membiayai investasinya atau perusahaan tersebut sedang tumbuh sehingga sebagian

besar dananya tertanam dalam aktiva tetap dan modal kerja, maka kemampuan

untuk membayar cash dividend pun sangat terbatas.

Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio)

yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin

tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi

(membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham,1983 dalam Andriyani 2008).

Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para

investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Posisi kas

dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih

setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Prihantoro, 2003).

Likuiditas juga dapat diukur dengan menggunakan quick ratio.Quick ratio

adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan

segera.Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat disimpulkan hipotesis

sebagai berikut :

H5 :Likuiditas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend payout

ratio.

2.8.5 Leverage

Menurut Makmun, (2002) Leverage keuangan (ratio leverage) adalah

perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membelanjai/membiayai

perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan

(dari kreditur-kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan.

Pendanaan yang diperoleh dari utang menyebabkan pihak manajemen akan

memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan

dividen. Perusahaan yang memiliki rasio utang lebih besar seharusnya membagikan

dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi

kewajiban.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

Utang jangka panjang diikat oleh sebuah perjanjian utang untuk melindungi

kepentingan kreditor.Kreditor biasanya membatasi pembayaran dividen, pembelian

saham beredar, dan penambahan utang untuk menjamin pembayaran pokok utang

dan bunga.Untuk itu, semakin tinggi rasio utang/ekuitas, maka semakin ketatnya

perusahaan terhadap perjanjian utang. Kaitannya dengan pembayaran dividen, maka

dapat dikatakan semakin tinggi rasio utang/ekuitas, pembayaran dividen akan

semakin kecil, sebaliknya jika rasio utang rendah maka ada kemungkinan

pembayaran dividen akan tinggi.

Rasio leverage adalah Debt Equity Ratio(DER)untuk mengetahui berapa

bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang

(modal asing), selain Debt Equity Ratio ada rasio leverage lain yaitu DTA (Debt to

Total Asset) dengan membagi total hutang dengan total aset.

Menurut Kumar (2007), rasio ini sangat penting untuk dipertimbangkan oleh

manajemen sebab untuk mengetahui seberapa besar modal sendiri untuk menutup

hutang perusahaan berarti, semakin besar DER maka mengakibatkan kecilnya

pembagian dividen yang dibayarkan perusahaan.Berdasarkan pemikiran-pemikiran

tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

H6 :Leverage berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend payout ratio.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan

dividen telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan olehHarjono 2002,

Happy S Hartady 2006, Nadjibah 2008, Puspita 2009 yang meneliti pengaruh ukuran

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

perusahaan terhadap Dividend Payout Ratiodengan hasil berpengaruh signifikan, namun

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Priono 2006, Intan dan Akram 2007 yang

mengatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.

Penelitian rasio profitabilitas terhadap dividend payout ratiotelah banyak dilakukan

dengan hasil berpengaruh signifikan seperti penelitian yang dilakukan oleh Harjono 2002,

Nadjibah 2008, Puspita 2009, Asril 2009, Rini 2009, namun hasil tersebut berbeda dengan

penelitian Kania dan Bacon 2005 dan Happy S Hartadi (2006) yang mengatakan bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

Penelitian pertumbuhan laba dilakukan oleh AA Gunawan 2005 dengan hasil

pertumbuhan laba berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen tetapi hasil tersebut

tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan dan Akram 2007 bahwa

pertumbuhan laba tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Kania dan Bacon 2005, dan Priono 2006 meneliti pengaruh likuiditas terhadap

Dividend Payout Ratio dengan hasil bahwa likuiditas berpengaruh terhadap Dividend

Payout Ratio, tetapi penelitian tersebut tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan

oleh Asril 2009 yang mengatakan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap

kebijakan dividen.

Penelitian tentang rasio hutang (leverage) telah banyak dilakukan diantaranya oleh

Prihantoro 2003, Harjono 2002, Priono 2006, Happy S Hartadi (2006), Adedeji 1998

dalam Puspa 2007, Sri Hasnawati dan Novi 2008 dengan hasil berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio. Namun hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Karina 2006, Kumar 2007, Puspita 2009, Asril 2009 yang mengatakan

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadapDividend Payout Ratio.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

2.10 Kerangka Pemikiran

Dalam mengambil keputusan kebijakan pembayaran dividen perlu

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, faktor-

faktor tersebut diantaranya ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas

dan leverage.

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh

perusahaan.Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan dividen dimanaperusahaan

yang besar dianggap mempunyai akses ke pasar modal.Perusahaan besar mempunyai

kemudahan daripada perusahaan kecil untuk menghasilkan keuntungan dan memperoleh

sumber pendanaan (Chang dan Rhee, 1990 dalam Harjono, 2002). Oleh karena itu,

semakin besar ukuran perusahaan, kebijakan dividen yang diambil terhadap besarnya

dividen yang dibayarkan semestinya juga ikut meningkat, namun disisi lain ukuran

perusahaan juga dapat berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena sekalipun

perusahaan – perusahaan besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan

lebih besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa

menjadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan kecil. Dengan demikian, dana yang dapat

dibagikan sebagai dividen juga tidak terlalu besar.Dari penelitian yang dilakukan oleh para

ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan

dividen. Penelitian-penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Happy S Hartadi (2006),

Puspita (2009), Harjono (2002) dan Nadjibah (2008).

Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena kenaikan profitabilitas

adakalanya diikuti kenaikan pembayaran dividen, karena kenaikan pembayaran dividen

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

dianggap sebagai sinyal optimisme manajer atas kinerja perusahaan.Pada umumnya,

manajer hanya menaikkan dividen saat sudah yakin bahwa laba yang diperoleh sekarang

dapat tetap dipertahankan. Hasil penelitian Happy S Hartadi (2006), Kumar (2007),

Harjono (2002), Nadjibah (2008), Puspita (2009), Rini (2009)menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil yang sama juga didapat oleh

Asril (2009).

Pertumbuhan laba pada perusahaan yang besar dengan aktiva yang besar pula maka

akan memenuhi peluang yang besar dalam menghasilkan profitabilitas dimana kenaikan

profitabilitas adakalanya diikuti kenaikan pembayaran dividen karena kenaikan

pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal optimisme manajer atas kinerja perusahaan.

Pada umumnya, manajer hanya menaikkan dividen saat sudah yakin bahwa laba yang

diperoleh sekarang dapat tetap dipertahankan.Penelitian Gunawan (2005) menyatakan

bahwa pertumbuhan laba berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

financial tepat pada waktunya.Kebijakan dividen yang diambil perusahaan untuk

membagikan dividen serta besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang

saham sangat bergantung pada posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan.Likuiditas

perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk

diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Semakin

tinggi likuiditas perusahaan akan membuat perusahaan dapat membagikan dividen yang

cukup besar, sebaliknya jika likuiditas perusahaan rendah akan membuat perusahaan

membagikan dividen kecil.Penelitian Kania dan Bacon (2005), Priono (2006) menyatakan

bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

Leverage adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membiayai

perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari kreditor dengan dana yang

disediakan pemilik perusahaan. Pendanaan yang diperoleh dari utang menyebabkan pihak

manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum

membagikan dividen. Kreditor biasanya membatasi pembayaran dividen, pembelian saham

beredar, dan penambahan utang untuk menjamin pembayaran pokok utang dan

bunga.Untuk itu, semakin tinggi rasio utang/ekuitas, maka semakin ketatnya perusahaan

terhadap perjanjian utang. Kaitannya dengan pembayaran dividen, maka dapat dikatakan

semakin tinggi rasio utang/ekuitas, pembayaran dividen akan semakin kecil, sebaliknya

semakin rendah rasio utang maka pembayaran dividen akan semakin tinggi. Menurut

penelitian Prihantoro (2003), Harjono (2002), Priono (2006), Happy S Hartadi (2006),

Adedeji 1998 dalam Puspa (2007), dan Sri Hasnawati dan Novi, variabelleverage

berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Dengan melihat dari dasar teori yang telah diuraikan diatas dan penelitian-

penelitian terdahulu, maka dapat disajikan dalam gambar sebagai berikut :

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan Laba, Likuiditas, Leverage

Terhadap Dividend Payout Ratio

2.11 Hipotesis

Sesuai dengan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut :

H1 : Ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan leverage

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividend payout ratio.

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend payout

ratio.

H3 : Profitabiltas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend payout ratio.

H4 : Pertumbuhan Laba berpengaruh signifikan secara parsialterhadap dividend payout

ratio.

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas Pertumbuhan Laba

Likuiditas Leverage

Dividend Payout Ratio

H1

H3 H4 H5 H6

H2

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.ump.ac.iddigilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-lilisindra-987-2-babii.pdfsaham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”

H5 : Likuiditas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend payout ratio.

H6 : Leverage berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend payout ratio.