bab ii landasan teori...7 bab ii landasan teori 2.1. tinjauan pustaka p engebanga ofesi...

34
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka PENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan- jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendi- dikan (2012:5), ”pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, dan berke- lanjutan” yang bertujuan “untuk meningkatkan profesio- nalitas guru”. Sedangkan menurut Payong (2011:19), pengembangan profesional adalah proses di mana para guru baik secara individu maupun bersama-sama dengan orang lain mengkaji, membaharui, dan memperluas komitmen mereka sebagai pelaku perubahan terhadap tujuan-tujuan pengajaran; dan di mana mereka belajar dan meng- embangkan secara kritis pengetahuan, keterampilan dan intelegensi emosional mereka bagi perencanaan, pemikiran, dan praktik profesional yang baik dengan para siswanya, guru yang lebih muda (yunior), dan para pihak terkait melalui setiap tahap proses belajar mengajar mereka. Menu- rut Day dan Sachs (2004:3), “continuing professional development (CPD) is a term used to describe all the activities in which teachers engage during the course of a career which are designed to enhance their work”. Atau pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua kegiatan di mana guru terlibat selama pelatihan yang dirancang untuk me-

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka PENGEBANGA OFESI

2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-

jutan

Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendi-

dikan (2012:5), ”pengembangan keprofesian berkelanjutan

adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, dan berke-

lanjutan” yang bertujuan “untuk meningkatkan profesio-

nalitas guru”. Sedangkan menurut Payong (2011:19),

pengembangan profesional adalah proses di mana para guru

baik secara individu maupun bersama-sama dengan orang

lain mengkaji, membaharui, dan memperluas komitmen

mereka sebagai pelaku perubahan terhadap tujuan-tujuan

pengajaran; dan di mana mereka belajar dan meng-

embangkan secara kritis pengetahuan, keterampilan dan

intelegensi emosional mereka bagi perencanaan, pemikiran,

dan praktik profesional yang baik dengan para siswanya,

guru yang lebih muda (yunior), dan para pihak terkait

melalui setiap tahap proses belajar mengajar mereka. Menu-

rut Day dan Sachs (2004:3), “continuing professional

development (CPD) is a term used to describe all the activities

in which teachers engage during the course of a career which

are designed to enhance their work”. Atau pengembangan

keprofesian berkelanjutan adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan semua kegiatan di mana guru

terlibat selama pelatihan yang dirancang untuk me-

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

8

ningkatkan pekerjaan mereka Menurut Early dan Bubb

(David dan Bwisa,2013:1), “The term continuing profess-

sional development (CPD) has been widely used to refer to

ongoing education and training for professions”. Atau istilah

pengembangan profesional merujuk pada pendidikan

berkelanjutan dan pelatihan untuk profesi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengembangan keprofesian berkelan-

jutan merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru.

Kegiatan ini penting karena guru perlu mengembangkan

kompetensinya, baik kompetensi professional, pedagogis,

sosial, maupun kepribadian di tengah-tengah perubahan

jaman karena perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, yang sangat mempengaruhi semua bidang

kehidupan termasuk bidang pendidikan. Kegiatan pe-

ngembangan keprofesian berkelanjutan merupakan sebuah

tuntutan mutlak bagi para guru dan menjadi salah satu

syarat penting bagi guru untuk mengembangkan diri dan

memperbarui praktik profesionalnya. Hasil penelitian yang

dilakukan David Hustler, dkk (Payong, M.,2011:47)

mengindikasikan bahwa:

Pengembangan profesional dilihat sebagai hal yang penting dan bermanfaat bagi sebagian besar guru ka-

rena sebagai alat, untuk memperbaharui pengeta-

huan dan keterampilan mereka demi pengembangan

diri mereka maupun demi siswa yang dilayani.

Dengan kegiatan pengembangan keprofesian berkelan-

jutan ini diharapkan pengetahuan dan keterampilan guru

dapat meningkat, sehingga para guru mampu melak-

sanakan proses pembelajaran secara profesional. Payong

(2011:48) menyatakan:

Guru profesional harus memiliki dorongan untuk selalu terbuka terhadap perubahan-perubahan dan inovasi-ino-

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

9

vasi baru, dan berani membawa inovasi-inovasi baru itu

ke dalam praktik pembelajarannya di kelas. Melalui kegi-

atan pengembangan keprofesian berkelanjutan guru dapat mengasah kemampuan inovatifnya, mengem-

bangkan kepekaannya terhadap perkembangan dan

tuntutan-tuntutan baru dalam praktik profesionalnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi si-

klus kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

refleksi seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.1.

Melalui siklus tersebut, diharapkan kegiatan pengem-

bangan keprofesian berkelanjutan akan mampu memper-

cepat pengembangan kompetensi para guru, yaitu

kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian

untuk kemajuan karirnya.

Gambar 1.1. Siklus Kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan

PERENCANAAN

IMPLEMENTASI

EVALUASI

REFLEKSI

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

10

2.1.2. Tujuan Penyelenggaraan Kegiatan Pengem-

bangan Keprofesian Berkelanjutan

Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendi-

dikan (2012:6), “tujuan umum pengembangan keprofesian

berkelanjutan adalah” untuk “meningkatkan kualitas

layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.” Tujuan ini sejalan dengan

tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

dikemukakan oleh Bolam (Payong,M.,2011:48), yakni, “di

satu sisi untuk meningkatkan kinerja belajar siswa, dan di

sisi yang lain untuk meningkatkan mutu pelayanan sekolah

secara menyeluruh”. Juga menurut Day dan Sachs (2004:4)

yakni, “increasing governmental interventions for the purpose

of „accountability‟ and „performativity‟ and in some contexts of

raising standards teaching”. Atau meningkatkan intervensi

pemerintah untuk tujuan 'akuntabilitas' dan 'performa-

tivitas'; dan di beberapa konteks untuk meningkatkan

standar pengajaran”. Sehingga secara umum tujuan

diselenggarakannya kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan

pendidikan di sekolah.

Secara lebih spesifik Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan

Mutu Pendidikan (2012:6-7) merumuskan tujuan khusus

kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah:

a. meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai

standar kompetensi yang ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. memutakhirkan kompetensi guru untuk

memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk

memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik;

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

11

c. meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga

profesional;

d. menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai

penyandang profesi guru;

e. meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi

guru di masyarakat;

f. menunjang pengembangan karir guru.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksa-

nakan secara optimal akan dapat mencapai tujuan ini.

Sebaliknya apabila pelaksanaannya kurang optimal akan

berakibat hasilnya juga tidak akan optimal sehingga

capaian tujuannya juga tidak optimal seperti yang

diharapkan.

2.1.3. Manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelan-

jutan

Manfaat kegiatan pengembangan keprofesian berkelan-

jutan yang dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis

adalah sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik

Peserta didik memperoleh jaminan pelayanan pendi-

dikan yang profesional dan berkualitas serta peng-

alaman belajar yang efektif.

b. Bagi guru

Guru dapat memenuhi standar dan mengembangkan

kompetensinya, sehingga mampu menghadapi peru-

bahan baik internal maupun eksternal dalam

memenuhi kebutuhan belajar peserta didik

menghadapi kehidupannya di masa yang akan

datang. Juga menurut Hustler pengembangan profesi

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

12

dapat memperbarui pengetahuan dan keterampilan

demi pengembangan diri mereka maupun demi siswa

yang dilayani (Payong,M.,2011:47).

c. Bagi sekolah/madrasah

Sekolah/madrasah mampu memberikan layanan

pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik.

d. Bagi orang tua siswa dan masyarakat

Orang tua siswa dan masyarakat memperoleh

jaminan bahwa putra-putri mereka mendapatkan

pelayanan pendidikan yang berkualitas dan

pengalaman belajar yang efektif.

e. Bagi pemerintah

Memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa la-

yanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah/ma-

drasah berkualitas dan profesional.

Menurut Hustler (Payong,M.,2011:47), kegiatan pe-

ngembangan keprofesian berkelanjutan akan dapat mem-

berikan manfaat besar, “jika dilaksanakan secara ter-

struktur dan terfokus serta terkait langsung dengan rencana

pengembangan sekolah dan disajikan oleh para ahli atau

praktisi dengan memberikan peluang bagi para guru untuk

bekerja secara kolaboratif dan terlibat secara aktif‟. Oleh

karena itu alangkah baiknya kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan ini direncanakan sejalan dengan

rencana pengembangan sekolah, dilaksanakan bersama-

sama para guru, dan perlu adanya kerja sama dengan para

ahli/praktisi misalnya dari Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan atau perguruan tinggi yang berpengalaman.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

13

2.1.4. Sasaran Pengembangan Keprofesian Berkelan-

jutan

Yang menjadi sasaran kegiatan pengembangan keprofe-

sian berkelanjutan adalah semua guru pada satuan pendi-

dikan yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Agama, dan/atau kementerian

lain, serta satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

2.1.5. Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelan-

jutan

Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan guru. Pelaksanaannya didasar-

kan pada unsur-unsur, prinsip pelaksanaan, dan lingkup

pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berke-

lanjutan.

1. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009, unsur kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan meliputi pengembangan diri, publikasi

ilmiah, dan karya inovatif.

a. Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan suatu kegiatan yang

berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru agar

memiliki kompetensi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan atau kebijakan tentang pendidikan nasional serta

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

14

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui diklat

fungsional dan/atau kegiatan kolektif guru.

Terkait dengan kegiatan diklat fungsional, Peraturan Pe-

merintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 8 (ayat 1)

menyatakan bahwa: diklat dalam jabatan dilaksanakan

untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap Pegawai Negeri Sipil agar dapat melaksanakan tugas-

tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-

baiknya. Pada pasal yang sama (ayat 2), dinyatakan

juga bahwa diklat dalam jabatan terdiri dari diklat

kepemimpinan, diklat fungsional, dan diklat teknis.

Selanjutnya pasal 11 (ayat 1) menyatakan bahwa diklat

fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan

kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan

fungsional masing-masing. Pegawai Negeri Sipil yang

dimaksud di sini termasuk guru.

Sejalan dengan hal tersebut, Peraturan Menteri Pen-

didikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 menyatakan

bahwa: diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam

mengikuti pendidikan atau pelatihan yang bertujuan untuk

meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan dalam

kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif guru

adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan

ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan

guru baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah (seperti

Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran-

/Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan ber-

tujuan untuk meningkatkan keprofesian guru.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

15

Beberapa contoh bentuk kegiatan kolektif guru antara

lain:

1) Lokakarya atau kegiatan bersama (Kelompok Kerja

Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musya-

warah Guru Bimbingan dan Konseling, Kelompok

Kerja Kepala Sekolah dan Musyawarah Kerja Kepala

Sekolah) untuk menyusun dan/atau mengembangkan

perangkat kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan/-

atau media pembelajaran;

2) Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, kolo-

qium, lokakarya, bimbingan teknis, dan/atau diskusi

panel), baik sebagai pembahas maupun peserta;

Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan

dalam kegiatan pengembangan diri, baik dalam diklat

fungsional maupun kegiatan kolektif guru, antara lain:

(1) perencanaan pendidikan dan program kerja; (2) pengem-

bangan kurikulum, penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran dan pengembangan bahan ajar; (3) pengem-

bangan metodologi mengajar; (4) penilaian proses dan

hasil pembelajaran peserta didik; (5) penggunaan dan

pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran; (6) inovasi proses pembelajaran; (7) pening-

katan kompetensi profesional dalam menghadapi tuntutan

teori terkini; (8) penulisan publikasi ilmiah; (9)

pengembangan karya inovatif; (10) kemampuan untuk

mempresentasikan hasil karya;

Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan di sekolah

sesuai kebutuhan guru dan sekolah, serta dikoordinasikan

oleh koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

16

Bukti pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dapat

dinilai, antara lain:

1) Diklat fungsional yang harus dibuktikan dengan

surat tugas, sertifikat, dan laporan deskripsi hasil

pelatihan yang disahkan oleh kepala sekolah.

2) Kegiatan kolektif guru yang harus dibuktikan

dengan surat keterangan dan laporan deskripsi hasil

kegiatan yang disahkan oleh kepala sekolah.

Catatan: Bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai

kepala sekolah, maka laporan dan bukti fisik pelak-

sanaan pengembangan diri harus disahkan oleh ke-

pala dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi.

Guru yang telah mengikuti diklat fungsional dan/atau

kegiatan kolektif guru berkewajiban mendiseminasikan

hasil yang didapat dari diklat tersebut kepada rekan guru

lain, minimal di sekolahnya masing-masing, sebagai bentuk

kepedulian dan wujud kontribusi dalam peningkatan

kualitas pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat mem-

percepat proses kemajuan dan pengembangan sekolah seca-

ra komprehensif. Guru yang mendiseminasikan hasil diklat

fungsional dan/atau kegiatan kolektif akan memperoleh

penghargaan berupa angka kredit sesuai perannya sebagai

pemrasaran/nara sumber.

b. Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah

dipublikasikan kepada masyarakat, baik masyarakat

pendidikan maupun masyarakat umum sebagai bentuk

kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pem-

belajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

17

secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 (tiga) kelompok,

yaitu:

1) Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru ber-

tindak sebagai pemrasaran dan/atau nara sumber

pada seminar, lokakarya, koloqium, dan/atau diskusi

ilmiah, baik yang diselenggarakan pada tingkat seko-

lah, Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata

Pelajaran/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling,

kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun inter-

nasional.

2) Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan

ilmu bidang pendidikan formal. Publikasi dapat berupa

karya tulis hasil penelitian, makalah tinjauan ilmiah

di bidang pendidikan formal dan pembelajaran, tulisan

ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam bidang

pendidikan. Karya ilmiah ini telah diterbitkan dalam

jurnal ilmiah tertentu atau minimal telah diterbitkan

dan diseminarkan di sekolah masing-masing. Dokumen

karya ilmiah disahkan oleh kepala sekolah dan disim-

pan di perpustakaan sekolah.

Catatan: Bagi guru yang mendapat tugas tambahan

sebagai kepala sekolah, karya ilmiahnya harus disah-

kan oleh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota

setempat.

3) Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan-

/atau pedoman guru. Buku tersebut dapat berupa

buku pelajaran, baik sebagai buku utama maupun

buku pelengkap, modul/diktat pembelajaran per

semester, buku dengan tema pendidikan, karya

terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku tersebut

harus tersedia di perpustakaan sekolah tempat guru

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

18

bertugas. Keaslian buku harus ditunjukkan dengan

pernyataan keaslian dari kepala sekolah atau dinas

pendidikan setempat bagi guru yang mendapatkan

tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

c. Karya inovatif

Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengem-

bangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk

kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses

pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia

pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif dapat

berupa penemuan teknologi tepat guna, penemuan-

/peciptaan atau pengembangan karya seni, pembuatan-

/modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum, atau penyu-

sunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat

provinsi maupun nasional.

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

mencakup ketiga unsur tersebut harus dilaksanakan secara

berkelanjutan, agar guru selalu menjaga dan meningkatkan

profesionalismenya, tidak sekedar pemenuhan angka kredit.

Oleh sebab itu, meskipun angka kredit seorang guru

diasumsikan telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan

pangkat dan jabatan fungsional tertentu, guru tetap wajib

melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berke-

lanjutan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

19

2.1.6. Prinsip Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan

Sebagai langkah awal pelaksanaan pembinaan dan

pengembangan profesionalisme guru, dilakukan pemetaan

profil kinerja guru dengan menggunakan instrumen

evaluasi diri pada awal tahun pelajaran. Hasil evaluasi diri

ini digunakan sebagai acuan dalam merencanakan program

pengembangan keprofesian berkelanjutan yang akan

dilaksanakan sepanjang tahun pelajaran. Pelaksanaan

pengembangan keprofesian berkelanjutan dilakukan ter-

hadap guru yang telah maupun belum mencapai standar

kompetensi yang ditetapkan dalam undang-undang.

Setiap akhir tahun pelajaran, dilakukan penilaian

kinerja guru, hasilnya merupakan gambaran peningkatan

kompetensi yang diperoleh guru setelah melaksanakan

pengembangan keprofesian berkelanjutan pada tahun

berjalan dan digunakan sebagai dasar penetapan angka

kredit. Hasil penilaian kinerja guru tahun sebelumnya

dilengkapi hasil evaluasi diri tahun berjalan, selanjutnya

digunakan sebagai acuan perencanaan pengembangan

keprofesian berkelanjutan untuk tahun berikutnya.

Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan merupakan dua kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan. Keterkaitan antara pengembangan keprofesian

berkelanjutan, penilaian kinerja guru, dan pengembangan

karir guru ditunjukkan melalui alur pembinaan dan

pengembangan profesi guru pada Gambar 2.3.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan yang didasarkan pada hasil penilaian kinerja

guru dan hasil evaluasi diri dengan urutan prioritas

kegiatan yang harus dipenuhi sebagai berikut:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

20

Gambar 2.2 Alur Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru

a. Pencapaian kompetensi yang diidentifikasikan di

bawah standar kompetensi inti berdasarkan hasil

penilaian kinerja guru.

b. Peningkatan kompetensi yang dibutuhkan sekolah

untuk menyesuaikan dengan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sosial, dan budaya

berdasarkan Laporan Evaluasi Diri Sekolah dan-

/atau Rencana Tahunan Pengembangan Sekolah.

c. Kompetensi yang diperlukan oleh guru untuk

melaksanakan tugas-tugas tambahan, misalnya

sebagai kepala laboratorium, kepala bengkel,

kepala perpustakaan, wakil kepala sekolah, dan

kepala sekolah.

GURU

PROFESIONAL

Evaluasi Diri (awal

semester)

PENGEMBANGAN

KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN

Penilaian Kinerja Guru

(akhir semester berikutnya)

Kecukupan

Angka

Kredit

Pengembangan Karir

Tidak

Ya

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

21

d. Peningkatan kompetensi yang diminati oleh

guru untuk menunjang pelaksanaan tugas dan

pengembangan karirnya.

Pencapaian dan peningkatan kompetensi tersebut pada

akhirnya bukan hanya bertujuan untuk peningkatan kepro-

fesian guru dalam menunjang layanan pendidikan bermutu

tetapi juga berimplikasi pada perolehan angka kredit untuk

menunjang pengembangan karir guru.

Agar pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelan-

jutan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka pelak-

sanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan harus

didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

a. Pengembangan keprofesian berkelanjutan harus

menjadi bagian integral dari tugas guru sehari-hari

yang berorientasi kepada keberhasilan peserta didik.

Cakupan materi untuk kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan harus kaya materi aka-

demik, metode pembelajaran, penelitian pendidikan

terkini, teknologi dan/atau seni, serta berbasis

pada data dan hasil pekerjaan peserta didik sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Setiap guru berhak mendapat kesempatan dan wajib

mengembangkan diri secara teratur, sistematis,

dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan pengem-

bangan profesinya.

c. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap

guru untuk mengikuti program pengembangan kepro-

fesian berkelanjutan sesuai dengan Peraturan Menteri

Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Refor-

masi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Untuk meng-

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

22

hindari kemungkinan pengalokasian kesempatan

pengembangan yang tidak merata, maka proses

perencanaan program pengembangan keprofesian ber-

kelanjutan harus dimulai dari sekolah.

d. Guru yang tidak memperlihatkan peningkatan kompe-

tensi setelah diberi kesempatan untuk mengikuti pro-

gram pengembangan keprofesian berkelanjutan, di-

mungkinkan diberikan sangsi sesuai dengan pera-

turan yang berlaku. Sangsi tersebut tidak berlaku

bagi guru, jika sekolah tidak dapat memenuhi

kebutuhan guru untuk melaksanakan program

pengembangan keprofesian berkelanjutan.

e. Guru harus terlibat secara aktif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan sebagai salah satu sumber infor-

masi kegiatan monitoring dan evaluasi program

pengembangan keprofesian berkelanjutan, sehingga

terjadi perubahan pada dirinya yang berkontribusi

pada peningkatan kualitas layanan pendidikan di

sekolah.

f. Pengembangan keprofesian berkelanjutan harus

berkontribusi dalam mewujudkan visi, misi, dan nilai-

nilai yang berlaku di sekolah dan/atau

kabupaten/kota. Oleh karena itu, kegiatan pengem-

bangan keprofesian berkelanjutan harus menjadi

bagian integral dari rencana pengembangan sekolah

dan/atau kabupaten/kota dalam melaksanakan

peningkatan mutu pendidikan.

g. Sedapat mungkin kegiatan pengembangan keprofesi-

an berkelanjutan dilaksanakan di sekolah, atau

Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pela-

jaran/Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

23

bersama-sama dengan sekolah lain, sehingga

mengurangi dampak negatif pada layanan pendidikan,

karena guru meninggalkan sekolah.

h. Pengembangan keprofesian berkelanjutan harus da-

pat mewujudkan guru yang lebih profesional sehingga

mendorong pengakuan profesi guru sebagai lapangan

pekerjaan bermartabat dan bermakna bagi masya-

rakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

i. Pengembangan keprofesian berkelanjutan diharapkan

dapat mendukung pengembangan karir guru yang

lebih obyektif, transparan, dan akuntabel.

2.1.7. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Ke-

profesian Berkelanjutan

Lingkup pelaksanaan kegiatan pengembangan kepro-

fesian berkelanjutan ditunjukkan dalam Gambar 2.3.

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan da-

pat dilakukan di internal sekolah, eksternal/antar sekolah

maupun melibatkan kepakaran lain yang dimungkinkan

untuk dilakukan melalui jaringan virtual. P

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan un-

tuk pengembangan diri dapat dilakukan di dalam seko lah

secara mandiri atau bersama-sama, dan dikelompokkan

sebagai berikut:

a. Dilakukan oleh guru secara mandiri, dengan program

kegiatan antara lain:

1) mengembangkan kurikulum yang mencakup topik-

topik aktual berkaitan dengan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan sebagainya sesuai dengan

kebutuhan peserta didik;

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

24

2) merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran ber-

variasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik;

Gambar 2.3. Lingkup pelaksanaan kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan

3) mengevaluasi dan menganalisis hasil belajar

peserta didik yang dapat menggambarkan kemam-

puan peserta didik secara nyata;

4) menganalisis dan mengembangkan model pembe-

lajaran berdasarkan umpan balik yang diperoleh

dari peserta didik;

5) melakukan refleksi terhadap kegiatan pembela-

jaran yang dilakukan sehari-hari sebagai bahan

untuk pengembangan pembelajaran;

KEPAKARAN LUAR LAIN

JARINGAN SEKOLAH

DALAM SEKOLAH

• Program Induksi

• Monitoring

• Pembinaan

• Observasi pembelajaran

• Kemitraan pembelajaran

• Berbagi pengalaman

• KKG/MGMP/MGBK

• KKKS/MKKS

• KKPS

• MKPS

• Jaringan virtual

• PPPP-TK

• LPMP

• LPTK

• Asosiasi Profesi

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

25

6) mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan

dengan bidang pendidikan dan profesi guru untuk

membantu upaya pengembangan pembelajaran;

7) melakukan penelitian mandiri (Penelitian Tin-

dakan Kelas) dan menuliskannya menjadi bahan

publikasi ilmiah;

8) kegiatan lain terkait dengan pengembangan kepro-

fesian guru.

b. Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain

dalam satu sekolah dengan program kegiatan antara

lain:

1) mengobservasi kegiatan pembelajaran sesama

guru dan memberikan saran untuk perbaikan

pembelajaran;

2) melakukan identifikasi, investigasi, dan pemba-

hasan terhadap permasalahan yang dihadapi di

kelas/sekolah;

3) menulis modul, buku panduan, atau lembar

kerja peserta didik;

4) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku

yang berkaitan dengan bidang dan profesi

untuk membantu pengembangan pembelajaran;

5) mengembangkan kurikulum dan persiapan

mengajar dengan memanfaatkan teknologi infor-

masi dan komunikasi;

6) melaksanakan pembimbingan pada program

induksi bagi guru pemula;

7) melakukan penelitian bersama dan menuliskan

hasil penelitian tersebut;

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

26

8) kegiatan lain terkait dengan pengembangan kepro-

fesian guru.

c. Dilakukan oleh guru melalui jaringan sekolah.

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan

melalui jaringan sekolah dapat dilakukan dalam satu

rayon (kelompok kerja/musyawarah kerja guru), antar

rayon dalam kabupaten/kota tertentu, antar provinsi,

bahkan dimungkinkan melalui jaringan kerjasama se-

kolah antar negara serta kerjasama sekolah dan

industri, baik secara langsung maupun melalui tek-

nologi informasi. Kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan melalui jaringan antara lain:

1) kegiatan Kelompok Kerja Guru/Musyawarah

Guru Mata Pelajaran/Musyawarah Guru Bim-

bingan dan Konseling;

2) pelatihan/seminar/lokakarya;

3) kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha, dan in-

dustri;

4) mengundang narasumber dari sekolah lain, ko-

mite sekolah, dinas pendidikan, pengawas, aso-

siasi profesi, atau dari instansi/institusi yang

relevan.

Untuk menetapkan pelaksanaan pengembangan kepro-

fesian berkelanjutan di sekolah, melalui jaringan sekolah,

atau kepakaran lain, kepala sekolah perlu memperhatikan

beberapa hal antara lain:

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

27

a. tidak merugikan kepentingan belajar peserta didik;

b. sesuai dengan kebutuhan pengembangan profesio-

nalisme guru dan peningkatan mutu sekolah;

c. kelayakan pelaksanaan program pengembangan ke-

profesian berkelanjutan ditinjau dari segi keter-

sediaan sumber daya manusia, biaya, dan waktu.

(Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pen-

didikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu

Pendidikan 2012:8-21).

Karena kegiatan pengembangan keprofesian berkelan-

jutan ini memberikan banyak manfaat bagi peserta didik,

guru, sekolah/madrasah, orang tua dan masyarakat serta

pemerintah, dan bertujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan, sehingga seyogyanya para guru melaksanakan

kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.

2.2. Model Evaluasi Berbasis Tujuan

Model Evaluasi Berbasis Tujuan yang dalam Bahasa

Inggris disebut Goal Based Evaluation Model atau Ob-

jective-Oriented Approach Model merupakan model evaluasi

yang dikembangkan oleh Ralph W. Tyler. Menurut Tyler

(Wirawan, 2012:80-81) evaluasi merupakan proses

menentukan sampai seberapa tinggi tujuan pendidikan

sesungguhnya dapat dicapai. Menururt Nurdin (upi.edu),

“model Objective-Oriented Approach (pendekatan penilaian

berorientasi tujuan) adalah pendekatan dalam melakukan

evaluasi program yang menitikberatkan pada penilaian

ketercapaian tujuan”. Sehingga secara sederhana model

evaluasi berbasis tujuan dapat didefinisikan sebagai mo-

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

28

del penilaian suatu program berdasarkan pada keter-

capaian tujuan program tersebut.

Model evaluasi berbasis tujuan ini secara umum

mengukur apakah tujuan yang ditetapkan oleh kebijakan,

program atau proyek dapat dicapai atau tidak. Model

evaluasi ini memfokuskan pada pengumpulan informasi

yang bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan kebi-

jakan, program, dan proyek untuk pertanggungjawaban

dan pengambilan keputusan.

Menurut Nurdin, pendekatan penilaian berbasis

tujuan yang dikemukakan Tyler ini meliputi langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan secara jelas

2) Mengklasifikasikan tujuan-tujuan tersebut 3) Mendefinisikan tujuan-tujuan dalam istilah perilaku

terukur

4) Menemukan situasi di mana prestasi atau tujuan

dapat diperlihatkan

5) Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengu-kuran

6) Mengumpulkan data

7) Membandingkan data kinerja dengan tujuan-tujuan

yang dinyatakan dalam perilaku terukur (upi.edu)

2.3. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan tesis ini adalah

1. Faktor-faktor Penghambat Penulisan Karya Tulis Il-

miah Dalam Pengembangan Keprofesian Berke-

lanjutan Guru Sekolah Dasar Negeri Lempuyang-

wangi Yogyakarta, yang ditulis oleh Rahma Titi

Larasati tahun 2014 dan dipublikasikan di eJournal

Universitas Negeri Yogyakarta. Dari penelitian terse-

but diperoleh hasil terdapat faktor-faktor yang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

29

menghambat penulisan karya tulis ilmiah sebagai

pengembangan keprofesian guru Sekolah Dasar

Negeri Lempuyangwangi Yogyakarta. Faktor peng-

hambat penulisan karya tulis ilmiah dalam peng-

embangan keprofesian berkelanjutan berdasarkan

penelitian yang telah dilaksanakan yang pertama

berupa keterbatasan waktu sebesar 41%. Faktor

penghambat kedua berupa kurang berkembangnya

ide/gagasan memiliki persentase sebesar 25%.

Faktor ketiga berupa terbatasnya wawasan mengenai

pengembangan keprofesian berkelanjutan dan faktor

penghambat keempat berupa rendahnya motivasi

guru sama-sama sebesar 17%.

Adapun alasan munculnya faktor yang pertama beru-

pa tebatasnya waktu guru, karena beban mengajar

yang padat, tuntutan administratif, dan kesibukan

pribadi. Alasan munculnya faktor yang kedua yakni

tidak berkembangnya ide/gagasan karya tulis ilmiah

guru, karena karena guru tidak memiliki pembimbing

untuk menulis karya tulis ilmiah, dan guru kesulitan

mencari referensi berkaitan dengan ide/gagasan karya

tulis ilmiah yang hendak ditulisnya. Alasan

munculnya faktor penghambat yang ketiga yakni

faktor terbatasnya wawasan tentang pengembangan

keprofesian berkelanjutan, karena sosialisasi akan

pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

dilakukan pihak terkait belum optimal. Alasan

munculnya faktor penghambat yang keempat yakni

faktor rendahnya motivasi, karena usia dan belum

adanya pihak yang menginisisasi para guru untuk

menulis karya tulis ilmiah terutama dari sekolah.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

30

Dengan penelitian tersebut maka sebaiknya:

a. Guru perlu memiliki kesadaran untuk senan-

tiasa mengembangkan diri, dalam hal ini aktif

menulis karya tulis ilmiah dengan me-manage

waktu sebaik-baiknya di samping melaksanakan

kewajiban lain.

b. Sekolah perlu menyediakan buku-buku referensi

demi mendukung sarana pengembangan guru

dan menjalin kerjasama dengan pihak luar

untuk mengadakan pelatihan dan pembim-

bingan penulisan karya tulis ilmiah.

c. Sekolah perlu mengupayakan pemahaman yang

lebih terperinci akan wawasan PKB guru dengan

mengadakan kerjasama dengan Dinas Pendi-

dikan atau instansi terkait (Larasati, 2014).

Dibandingkan dengan penelitian yang penulis lakukan

penelitian yang dilakukan oleh Larasati mempunyai

kesamaan, yaitu sama-sama meneliti tentang kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan. Namun

bedanya kalau yang dilakukan oleh Larasati meneliti

khusus tentang faktor-faktor penghambat penulisan

karya ilmiah, sedangkan yang penulis lakukan

meneliti kegiatan pengembangan keprofesian berke-

lanjutan secara keseluruhan.

2. Kontribusi Supervisi Klinis, Pengembangan Kepro-

fesian Berkelanjutan (PKB), dan Promosi Kepang-

katan Terhadap Motivasi Kerja Guru SMP Di

Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Penelitian ini

dilakukan oleh I Kadek Agus Mahardika, Anak

Agung Gede Agung, I Nyoman Natajaya. Penelitian

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

31

ini bertujuan untuk mengetahui, (1) kontribusi

supervisi klinis terhadap motivasi kerja guru SMP di

Kecamatan Petang, (2) kontribusi pengembangan

keprofesian berkelanjutan terhadap motivasi kerja

guru SMP di Kecamatan Petang, (3) kontribusi

promosi kepangkatan terhadap motivasi kerja guru

SMP di Kecamatan Petang, dan (4) kontibusi secara

bersama-sama supervisi klinis, pengembangan

keprofesian berkelanjutan, dan promosi kepang-

katan, terhadap motivasi kerja guru SMP di Kecamatan

Petang. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dila-

kukan penelitian dengan menggunakan pendekatan

ex-post facto dengan analisis regresi ganda. Data

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.

Menurut penelitian ini, pertama: telah ditemukan

bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara

supervisi klinis terhadap motivasi kerja guru SMP di

Kecamatan Petang. Itu berarti bahwa baik buruknya

motivasi kerja guru ditentukan oleh supervisi klinis.

Bertitik tolak dari temuan tersebut disarankan

kepada pengelola SMP di Kecamatan Petang bahwa,

perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan kepri-

badian guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk

mengajarkan berbagai keterampilan kepada guru

yang meliputi antara lain: a) keterampilan mengamati

dan memahami (mempersepsi) proses pengajaran

secara analitis, b) keterampilan menganalisis proses

pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti

pengamatan yang jelas dan tepat, c) keterampilan

dalam pembaruan kurikulum, pelaksanaan, serta

pencobaannya, dan d) keterampilan dalam mengajar.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

32

Kedua: pengembangan keprofesian berkelanjutan ber-

kontribusi terhadap motivasi kerja guru. Itu berarti

bahwa peningkatan motivasi kerja guru sangat diten-

tukan oleh komitmen guru itu sendiri. Bertitik tolak

pada temuan tersebut disarankan kepada ; (1)

seluruh guru SMP di Kecamatan Petang agar

menumbuhkan kesadaran pada diri masing-masing

atas tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

dengan pelaksanaan tugas hendaknya berdasarkan

komitmen, bukan semata-mata didasari oleh faktor

finansial. (2) bagi Kepala SMP di Kecamatan Petang

hendaknya melakukan Kegiatan PKB di sekolah

melalui jaringan yang ada dapat berupa: 1) kegiatan

KKG/MGMP; (2) pelatihan/seminar/lokakarya sehari

atau lebih; (3) kunjungan ke sekolah lain, dunia

usaha dan industri, dsb; (4) mengundang nara

sumber dari sekolah lain, komite sekolah, dinas

pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau instansi

lain yang relevan.

Ketiga: telah ditemukan bahwa Promosi Kepangkatan

berkontibusi terhadap Motivasi Kerja Guru. Beranjak

dari temuan tersebut disarankan kepada Kepala

Disdikpora Kabupaten Badung agar selalu mem-

berikan pembinaan serta memperhatikan kondisi

guru melalui pemenuhan kebutuhan guru yang

meliputi pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar, rasa

aman, dicintai, dihargai, dan kesempatan mengaktu-

alisasikan diri (Mahardika, et al).

Hasil penelitian yang relevan dengan tesis ini adalah

hasil kedua dan keempat, di mana pengembangan ke-

profesian berkelanjutan memberikan kontribusi yang

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

33

signifikan terhadap motivasi kerja guru SMP di

Kecamatan Petang. Sehingga pentingnya diselengga-

rakan kegiatan pengembangan keprofesian berke-

lanjutan salah satunya juga untuk meningkatkan

motivasi kerja guru. Apabila motivasi kerja guru

meningkat maka guru akan dapat melaksanakan tu-

gasnya dengan baik. Dengan demikian tujuan pendi-

dikan akan tercapai, bahkan akan mampu mening-

katkan mutu pendidikan.

Dibandingkan dengan penelitian penulis, penelitian

ini sama-sama meneliti tentang kegiatan pengem-

bangan keprofesian berkelanjutan. hanya bedanya

Mahardika, dkk meneliti pengaruh pengembangan

keprofesian berkelanjutan terhadap motivasi kerja

guru Sekolah Menengah Pertama, sedangkan yang

penulis teliti adalah program/kegiatan pengem-

bangan keprofesian berkelanjutan pada guru Sekolah

Dasar

3. Pendampingan Pengembangan Keprofesian Berkelan-

jutan (Continuing Professional Development) Bagi Guru

Sekolah Dasar Kecamatan Deli Tua yang dilakukan

oleh Halimatussakdiah, Nurmayani, dan Laurensia

Masri Pa. Penelitian ini mengidentifikasi 38 orang

guru SD di SD Negeri 101799 Deli Tua dan SD Negeri

101800 Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

dan menemukan permasalahan guru sulit dalam

melaksanakan kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan. Solusi yang dilakukan oleh tim

pengabdian masyarakat Universitas Negeri Medan

yaitu pendampingan dalam bentuk workshop, lesson

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

34

study, focuss group discussion (FGD), praktik per-

baikan pembelajaran di kelas, dan penyusunan

laporan perbaikan pembelajaran dalam bentuk

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Target kegiatan ini

meningkatkan kompetensi mitra dalam melakukan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Selanjutnya produk kegiatan PKB ini adalah sebagai

berikut : (1) Adanya video perbaikan pembelajaran

guru di kelas, (2) Adanya produk berupa laporan

penelitian tindakan kelas dan jurnal ilmiah.

Selanjutnya, hasil capaian indikator kinerja yaitu:

Ada kemauan guru dalam perbaikan praktik

pembelajaran di kelas berdasarkan evaluasi video

pembelajarannya (60%), sudah ada guru yang

menyelesaikan PTK (40%) dan sudah ada judul artikel

ilmiah guru yang terbit pada School Education Journal

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Volume 3 No.2 Juni 2015 (40%). Sehingga diperoleh

kesimpulan pendampingan yang dilakukan oleh tim

dosen Universitas Negeri Medan dapat meningkatkan

kemampuan guru SD Negeri 101799 Deli Tua dan SD

Negeri 101800 Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli

Serdang dalam melaksanakan Kegiatan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan. Menurut penelitian ini :

a. Perlu dilakukan kegiatan bagi guru-guru yang

berhubungan dengan kebutuhan mereka dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas, seperti:

model pembelajaran dan PTK serta pelatihan

ICT.

b. Kegiatan seperti ini juga perlu dilakukan di

daerah-daerah lain karena masih banyak guru-

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

35

guru yang belum mampu membuat PTK

sehingga mereka tidak bisa untuk naik pangkat.

Dibandingkan dengan yang penulis lakukan

penelitian ini sama-sama meneliti kegiatan pengem-

bangan keprofesian berkelanjutan bagi guru Sekolah

Dasar, hanya bedanya Halimatussakdiah, Nurma-

yani, dan Laurensia Masri Pa sudah mengidentifikasi

adanya kesulitan para guru SD di SD Negeri 101799

dan SD Negeri 101800 Kecamatan Deli Tua

Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan kegi-

atan pengembangan keprofesian berkelanjutan,

sedangkan penulis baru akan mengevaluasi pelak-

sanaan kegiatan pengembangan keprofesian berke-

lanjutan di SD Negeri Ledok 07 Salatiga.

4. Penelitian yang berjudul “Teacher Motivation and

Implementation of Continuing Professional Develop-

ment Programmes in Malawi” yang dilakukan oleh

Elizabeth Selemani-Meke tahun 2013. Penelitian ini

mengeksplorasi faktor-faktor yang berdampak negatif

pada motivasi guru dalam hal pelaksanaan apa yang

mereka pelajari pada program pengembangan kepro-

fesian berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di

Dinas Pendidikan Kabupaten Zomba di Malawi dan

difokuskan pada guru sekolah dasar. Penelitian ini

menggunakan desain penelitian kualitatif dan data

yang dikumpulkan melalui diskusi kelompok

terfokus, wawancara dan ulasan dokumen. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa motivasi guru sangat

penting untuk keberhasilan pelaksanaan program

pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jika guru

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

36

frustasi dan memiliki moral rendah selama dan

setelah pelatihan pengembangan keprofesian berke-

lanjutan, mereka tidak dapat mengimplementasikan

apa yang mereka pelajari di pelatihan. Jadi motivasi

guru juga akan berpengaruh pada pelaksanaan kegi-

atan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Kalau

guru tidak punya motivasi untuk melaksanakan kegi-

atan PKB ini maka kegiatan pembelajaran di sekolah

juga tidak akan berjalan seperti yang diharapkan,

maka mutu pendidikan sulit untuk ditingkatkan.

Menurut penelitian ini:

a. Pelaksana program CPD harus perlu memper-

timbangkan menaikkan tunjangan untuk makan-

an dan akomodasi yang diberikan kepada guru

selama pelatihan CPD sehingga guru termotivasi

untuk berpartisipasi penuh dalam pelatihan.

b. Pemerintah harus serius melihat masalah gaji

rendah untuk guru dan memikirkan cara

alternatif melengkapi gaji. Salah satu cara adalah

memastikan administrasi rutin dari pemberian

tujnangan bagi guru mengajar di sekolah

pedesaan.

c. Komisi Pelayanan Pengajaran (badan yang ber-

tanggung jawab untuk promosi guru) perlu

meninjau kembali prosedur promosi sebagai sis-

tem yang saat ini membuat guru frustasi dan

tidak termotivasi.

d. Selanjutnya pemerintah dan pemangku kepen-

tingan di bidang pendidikan harus melakukan

upaya untuk membangun rumah-rumah guru di

sekolah-sekolah terutama sekolah-sekolah pede-

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

37

saan di mana bayaran atas akomodasi yang layak

bagi guru untuk menyewa biasanya tidak tersedia.

Ini akan memastikan bahwa guru tidak

melakukan perjalanan jauh untuk pergi ke

sekolah sehingga tidak terlalu lelah dan

mendapatkan pelaksanaan yang efektif dari apa

yang mereka pelajari dari pelatihan CPD (Meke,

2013).

Dibandingkan dengan yang penulis lakukan, peneli-

tian ini memiliki kesamaan, yakni sama-sama mene-

liti pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan bagi guru sekolah dasar. Yang membe-

dakan Elizabeth Selemani-Meke memfokuskan peneli-

tian pada motivasi guru terhadap pelaksanaan

kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan,

sedangkan penulis melakukan evaluasi secara umum

terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan ke-

profesian berkelanjutan.

5. Penelitian selanjutnya berjudul “An Evaluation of the

Impact of Continuing Professional Development on

Personal and Professional Lives” yang dilakukan

oleh Rick Davies dan Miranda Preston pada ta-

hun 2002. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

kegiatan pengembangan keprofesian berkelan-

jutan memberikan dampak positif bagi kehidu-

pan profesional guru dan memberikan dampak

beragam pada kehidupan pribadi guru. Menurut

penelitian ini alangkah baiknya diberikan

dukungan akademis dan pastoral tingkat tinggi

bagi para peserta terutama pada saat memulai

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

38

pelatihan setelah sekian lama mereka

menyelesaikan studi. (Davies, R., Preston, M.,

2002). Hasil penelitian ini sejalan dengan tujuan

kegiatan pengembangan keprofesian berkelan-

jutan, yang salah satunya, “meningkatkan kompe-

tensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

yang berlaku” (Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan

Mutu Pendidikan 2012:5). Sehingga kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam

bentuk apapun seharusnya memberikan dampak

positif bagi kompetensi guru dan mutu pendidikan,

karena kegiatan PKB ini dirancang untuk mening-

katkan profesionalitas guru yang pada akhirnya

diharapkan akan dapat meningkatkan mutu pendi-

dikan.

Dibandingkan dengan penelitian yang penulis lakukan

penelitian ini memiliki kesamaan yakni sama-sama

melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan, namun

yang membedakan Rick Davies dan Miranda

Preston meneliti dampak kegiatan pengem-

bangan keprofesian berkelajutan terhadap

kehidupan profesional dan pribadi guru, se-

dangkan penulis meneliti pelaksanaan kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

39

2.4. Kerangka Pikir

Peneliti pada penelitian ini ingin mengetahui kondisi

pelaksanaan program/kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan oleh Guru Kelas di SD Negeri Ledok 07

Salatiga. Dari sini peneliti mencoba mengevaluasi apakah

pelaksanaan Progam/Kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan tersebut sudah sesuai dengan Pedoman

Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau

belum, sudah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam

Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berke-

lanjutan atau belum. Jika ternyata pelaksanaan Program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan tersebut belum

sesuai dengan pedoman dan belum mencapai tujuan peneliti

mencoba memberikan saran sebagai solusi atas belum ter-

penuhinya harapan pemerintah dalam pelaksanaan Program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di SD Negeri

Ledok 07 Salatiga, dengan harapan di waktu yang akan

datang pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan di sekolah ini akan lebih baik dan dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman

Pengelolaan Program Pengembangan Keprofesian Berke-

lanjutan.

Apabila disajikan dalam bagan maka kerangka pikir

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI...7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka P ENGEBANGA OFESI 2.1.1.Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelan-jutan Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya

40

Gambar 2.4 Bagan kerangka pikir penelitian

Saran

Mengevaluasi apakah pelaksanaan Progam/Kegiatan PKB sudah sesuai pedoman

dan mencapai tujuan atau belum

Mengetahui kondisi pelaksanaan program/kegiatan PKB oleh Guru Kelas di SD

Negeri Ledok 07 Salatiga