bab ii landasan teori 2.1 teori-teori dasar/ umum …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00530-mc bab...

38
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM 2.1.1 Pengertian Komunikasi Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals – in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang

Upload: voxuyen

Post on 18-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris

“communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah

dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata

communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau

‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk

kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi

dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.

Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward mengenai

komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals –

in relationships, group, organizations and societies—respond to and

create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa

komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu

dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan

satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat

dilancarkan secara efektif bahwa para peminat komunikasi sering kali

mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam

karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.

Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan

komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who

Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi

meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan

itu,yaitu:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)

2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)

4. Komunikan (kepada siapa?)

5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana

proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan

dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak

penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

2.1.2 Proses Komunikasi

Berangkat dari paradigma Lasswell, membedakan proses

komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

A. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses

penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang

lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.

Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah

pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat,

gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung

dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan

komunikator kepada komunikan.

Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung

apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh

komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat

pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya

sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode)

pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan.

Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau

perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan

dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk

menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau

perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang

penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator

dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi

tersebut (terdapat kesamaan makna).

Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan

berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang

disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan

(frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian

(collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh

komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of

experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi.

Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang

pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar.

Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama

dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran

untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang

diungkapkan oleh Sendjaja yakni : Si A seorang mahasiswa ingin

berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam

kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan

lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal

tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa.

Seandainya si A membicarakan hal tersebut dengan si C, seorang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

pemuda desa tamatan SD, tentunya proses komunikaasi tidak akan

berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A.

Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut

tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin

juga kepentingannya.

Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa

proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara

pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita

ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita

harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-

cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,

orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain

komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan

budaya dari komunikan.

B. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah

memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam

menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,

telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb

adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang

dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi,

radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).

Gambar 2.1 proses komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator

menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat

menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan

komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan

komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui

perkembangan.

Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar

manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif

komunikasi.

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html ( diakses pada tanggal 3 juli 2011 pukul 13.20 )

2.1.3 Konsep Komunikasi Massa

A. Definisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang melalui media

massa ( media cetak dan elektronik ). Sebab, awal

perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari

perkembangan kata media of mass communication ( media

komunikasi massa ). Media massa apa? Media massa yang

dihasilkan oleh teknologi modern. Media massa bentuknya antara

lain media elektronik ( televisi, radio ), media cetak ( surat kabar,

majalah, tabloid ). Dalam perkembangan komunikasi massa yang

sudah sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang

media massa, yakni ditemukannya internet. ( Nurudin,M.Si :4 )

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

B. Fungsi Komunikasi Massa

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang

dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas

terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan

agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang

bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif

yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehinga ia dapat

aktif di dalam masyarakat.

3. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan

keinginannya, serta kegiatan individu dan kelompok yang akan

dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan

pendapat mengenai masalah publik.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu Pengetahuan sehingga mendorong perkembangan

intelektual, pembentukan watak, pendidikan ketrampilan, dan

kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud

melestarikan warisan massa lalu, perkembangan kebudayaan,

membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan

estetikanya.

7. Hiburan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari,

kesenian, musik, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan

kelompok dan individu.

8. Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu

kesempatan memperoleh fungsi berbagai pesan yang diperlukan

mereka agar mereka dapat saling mengenal dan mengerti serta

menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

(Onong;2002:122)

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

2.1.4 Pengertian Televisi, Stasiun, dan Siaran

Dewasa ini televisi boleh dikatakan telah mendominasi hampir

semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah

dilakukan pada masyarakat Amerika, ditemukan bahwa setiap orang

dibenua itu menghabiskan waktunya antara 6-7 jam perminggu untuk

menonton tv. ( Cangara, 2010 : 142 )

Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan

berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak

umum. Dalam Baksin (2006) mendefinisikan bahwa: “Televisi

merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan

isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak

memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola

pikir, dan tindak individu”.

Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004) lebih luas

lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar,

penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.

Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal

listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat

penerima”.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi

adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam

bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar,

penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.

Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental,

pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual

merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-

nilai yang konsumtif dan permisif.

Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat

berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai

kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya

menghasilkan siaran atau karya yang baik.

Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang

melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera,

editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus

saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan

siaran yang sebaik mungkin.

Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi

sangat berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu

tempat atau kantor yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

sebaik mungkin, dengan demikian melibatkan banyak orang dalam

pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan.

Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang dapat

dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan

(2004) bahwa: “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang

membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan

sistem lensa dan suara”.

Sedangkan Sumadiria (2005) menyatakan bahwa:

Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal,

visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan

kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak

menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.

Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara,

kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat

televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan

dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian

gambar yang dihasilkan secara simultan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran

televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan

sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan

berisikan suatu informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh

setiap kalangan masyarakat.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19201/4/Chapter%20

II.pdf ( diakses pada tanggal 3 Juli 2011 pada pukul 15.05 )

2.1.4.1 Fungsi Televisi

Fungsi Televisi adalah memberikan informasi, mendidik,

menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih

dominan pada media televisi pada umumnya. Tujuan utama

khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,

selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Tiga pokok Fungsi Televisi, yaitu:

1. Fungsi Penerangan (The Information Function )

Televisi merupakan media yang mampu

menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini

disebabkan dua factor yang terdapat di dalamnya yaitu:

immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian

langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh station

televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat

peristiwa itu berlangsung, seolah–seolah mereka berada di

tempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan Realism

mengandung makna kenyataan, dimana televisi

menyiarkan informasi secara audio visual sesuai fakta.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function )

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana

yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada

khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimultan.

Sesuai dengan makna pendidikan, yakni pengetahuan dan

penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara

tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti

film, kuis, dan sebagainya yang disebut Educational

Television (ETV), yaitu acara pendidikan disisipkan dalam

siaran yang bersifat umum. Karena keampuhannya itulah,

maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi

ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan saran pendidikan

jarak jauh yang disebut instruction Television.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function )

Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran

sangat dominan. sebagian besar dari alokasi waktu masa

siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat

dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan

gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat

dinikmati sekalipun khalayak yang tidak mengerti bahasa

asing, bahkan tuna wicara. (Onong, 2002)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

2.1.4.2 Format Acara Televisi

Adapun format acara televisi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2.2

Format Acara Televisi

Timeless & Imajinatif Timeless & Factual Factual& Actual

Drama Dokurama Non Drama Infotainment Berita

(Fiksi) Opera (Non Fiksi) Sportainment News

Musical

Other Musik Features

Tragedy Magazine Show Sport

Aksi Talk Show News

Komedi Variety Show

Cinta Repackaging

Legenda Game Show

Horor Kuis (Naratama, 2004: 64-66 )

1. Drama (Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang di produksi

dan di cipta melalui proses imaginasi kreatif dari kisah-kisah drama

atau fiksi yang di rekayasa ulang.

2. Non Drama (Non Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang

diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif

dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi

ulang dan tapa harus menjadi dunia khayalan.

3. Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi

berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa yang

berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

4. Infotainment merupakan gabungan atau hasil perpaduan antara

format acara non drama dengan berita. Dimana infotainment adalah

sebuah format acara televisi yang diproduksi dengan memperhatikan

nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan

kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen.

2.2 TEORI KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN TOPIK YANG DIBAHAS

2.2.1 Teori Persepsi

Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih,

mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan

eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi –

energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna.

Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak

akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah

yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain.

Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu,semakin mudah dan

semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya

semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok

identitas. Persepsi meliputi :

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

· Penginderaan ( sensasi ), melalui alat – alat indra kita ( indra perasa,

indra peraba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ).

Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra

itu mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi

manusia.penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk

diinterprestasikan. Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke

otak untuk ditafsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan,

terkadang memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau

parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam

dipantai.

· Atensi atau perhatian adalah, pemrosesan secara sadar sejumlah kecil

informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi

didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif

lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya

mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan

reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses

sadar maupun tidak sadar.

· Interpretasi adalah, proses komunikasi melalui lisan atau gerakan

antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-

simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi

simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/persepsi/ ( diakses pada tanggal 3

Juli 2011 pada pukul 17.09 )

2.2.1.1 Proses terbentuknya persepsi

Manusia secara umum menerima informasi dari

lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam

memahami persepsi harus ada proses dimana ada informasi yang

diperoleh lewat memory organisme yang hidup. Fakta ini

memudahkan peningkatan persepsi individu, adanya stimulus

yang mempengaruhi individu yang mencetus suatu pengalaman

dari organisme, sehingga timbul berpikir yang dalam proses

perceptual merupakan proses yang paling tinggi (Hill. G, 2000).

Menurut Mulyana (2005) persepsi sosial adalah proses

menangkap arti obyek-obyek sosial dan kejadian-kejadian yang

kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional,

sehingga penilaian terhadap mereka mengandung resiko. Setiap

orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di

sekelilingnya. Prinsip penting yang menjadi pembenaran

mengenai persepsi sosial adalah :

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

• Persepsi berdasarkan pengalaman Pola-pola perilaku

manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas

(social) yang telah dipelajari (pengalaman). Ketiadaan

pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu obyek jelas

akan membuat seseorang menafsirkan obyek tersebut

berdasarkan dugaan semata, atau pengalaman yang mirip.

• Persepsi bersifat selektif Alat indera kita bersifat lemah dan

selektif (selective attention). Apa yang menjadi perhatian kita

lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada

kecenderungan kita melihat apa yang kita lihat, kita

mendengar apa yang ingin kita dengar. Atensi kita pada suatu

rangsangan merupakan faktor utama yang menentukan

selektivitas kita atas rangsangan tersebut. Perhatian adalah

proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi

menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.

• Persepsi bersifat dugaan Oleh karena data yang kita peroleh

mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap,

persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan.

Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena kita

tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yanng

lengkap kelima indera kita. Proses persepsi yang bersifat

dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang

manapun. Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses

pengorganisasian informasi yang tersedia, menempatkan

rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional

tertentu yang memungkinkan kita memperoleh suatu makna

lebih umum.

• Persepsi bersifat evaluatif Tidak ada persepsi yang bersifat

obyektif, karena masing-masing melakukan interpretasi

berdasarkan pengalaman masa lalu dan kepentingannya.

Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis yang

mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan pengharapan

persepsi bersifat pribadi dan subjektif yang digunakan untuk

memaknai persepsi.

• Persepsi bersifat kontekstual Konteks merupakan salah satu

pengaruh paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika

kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat

mempengaruhi struktur kogniif, pengharapan dan oleh

karenanya juga persepsi kita. Interpretasi makna dalam

konteksnya adalah suatu faktor penting dalam memahami

komunikasi dan hubungan sosial. Struktur objek atau kejadian

berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan

kelengkapan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

2.2.1.2 Jenis-Jenis Persepsi

Jenis-jenis persepsi pada manusia sebenarnya terjadi

menjadi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan

persepsi terhadap lingkungan manusia (persepsi sosial). Kedua

jenis persepsi tersebut mempunyai perbedaan, perbedaan tersebut

mencakup:

Tabel 2.1 Perbedaan antara persepsi terhadap

objek dan persepsi terhadap lingkungan manusia Persepsi terhadap objek Persepsi terhadap lingkungan manusia

a. Melalui lambang-lambang fisik a. Melalui lambang-lambang verbal & non

verbal

b. Lebih pasif b. Lebih aktif & sulit diramalkan

c.Menanggapi sifat-sifat luar c. Menanggapi sifat-sifat luar dan dalam

(perasaan,motif,dan lain-lain)

d. Tidak mempersepsi ketika kita

mempersepsikan objek

d. Mempersepsi pada saat kita

mempersepsi mereka

(deddy mulyana, 2005)

a.) Persepsi terhadap objek (Lingkungan Fisik )

Persepsi lingkungan fisik merupakan proses

penafsiran terhadap objek-objek tidak bernyawa yang ada

di sekitar lingkungan kita. Terkadang dalam mempersepsi

lingkungan fisik, kita melakukan kekeliruan, karena indera

kita terkadang menipu kita itulah yang disebut ilusi.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

Persepsi terhadap objek ini juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor: latar belakang pengalaman, latar belakang

budaya, latar belakang psikologis, latar belakang nilai,

keyakinan dan harapan, dan yang terakhir adalah kondisi

faktual alat indera.

Dalam Sinetron ini persepsi lingkungan fisik

terhadap objek bisa dilihat dari kemasan acara di dalam

studio, waktu penayangannya, serta bagaimana unsur-

unsur penyajian acara pada Sinetron tersebut mulai dari isi

cerita, bahasa yang dipakai, dan lain sebagainya.

b.) Persepsi terhadap manusia (Lingkungan sosial )

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti

objek-objek sosial dan kejadian yang kita alami dalam

lingkungan kita. Oleh karena itu manusia bersifat

emosional, sehingga penilaian terhadap orang akan

mengandung resiko. Persepsi saya terhadap anda

mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada

gilirannya persepsi anda terhadap saya juga

mempengaruhi persespi saya terhadap anda. Dan begitu

seterusnya. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda

mengenai realitas disekelilingnya. Karena setiap orang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

mempunyai persepsi berbeda terhadap lingkungan

sosialnya. (Mulyana, 2005 : 171-176).

2.2.1.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi

Wilson ( 2000 ) mengemukakan ada faktor dari luar dan

dari dalam yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai

berikut :

A. Faktor eksternal atau dari luar :

1. Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak

yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang

obyektif.

2. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik

untuk di persepsikan dibanding dengan hal-hal yang baru.

3. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat

untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif di

bandingkan dengan gerakan yang lambat.

4. Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti

bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.

B. Faktor internal atau dari dalam :

1. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk

berespon untuk istirahat.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

2. Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari

pada yang tidak menarik

3. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat

perhatian

4. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai

dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.

Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang

mempengaruhi persepsi interpersonal adalah:

• Pengalaman Seseorang yang telah mempunyai

pengalaman tentang hak-hak tertentu akan

mempengaruhi kecermatan seseorang dalam

memperbaiki persepsi.

• Motivasi Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi

interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai

“dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini

telah diatur secara adil.

• Kepribadian Dalam psikoanalisis dikenal sebagai

proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi

pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang

mengeluarkan perasaan berasalnya dari orang lain.

Krech dan Crutchfield (1977) menyebutkan

persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari

kebutuhan, pengalaman masa lalu, kesiapan mental,

suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering

disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi

bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang

yang memberikan respon pada stimuli tersebut.

Sedangkan faktor struktural berasal dari sifat

stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya

pada system syaraf yang ditimbulkannya pada system

syaraf individu. Kita mengorganisasikan stimuli dengan

melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima

tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi

yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli yang kita

persepsikan.

2.2.2 Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi

yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan

dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan

ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi

komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan

efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus

Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa

komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini

mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-

simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan

cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau

negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini

merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan

muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian

mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle

atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda

dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat

memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan

sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang

(S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.

Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah

reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat

mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;

• Pesan (stimulus, S)

• Komunikan (organism, O)

• Efek (Response, R)

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

1. Stimulus

Diartikan sebagai rangsangan atau sumber informasi. Stimulus

yang dimaksudkan disini adalah sinetron “Putri Yang Ditukar” yang

berfungsi sebagai media yang memberikan informasi kepada khalayak

(masyarakat Jakarta). Eksistensi televisi dalam menyampaikan pesan

kepada khalayak diharapkan dapat membantu sebagai hiburan tersebut

dapat menstimulus atau merangsang khalayak agar bersedia menonton

sinetron “Putri Yang Ditukar”

2. Organisme

Diartikan sebagai komunikan yang menerima informasi pesan.

Sinetron “Putri Yang Ditukar” yang menarik di televisi merupakan

stimulus atau rangsangan yang akan diterima serta dianggap oleh

khalayak dan diproses melalui tiga tahapan, yaitu :

a. Perhatian (attention)

Menurut Chaplin, perhatian merupakan penyesuaian organ-organ

pengindraan dan system syaraf sentra bagi stimulasi maksimal. Perhatian

juga merupakan suatu proses mereaksi secara istimewa terhadap suatu

rangsangan atau sederet perangsang. (Chaplin,2004 ).

b. Pengertian (understanding)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

Pengertian berarti proses memahami atau kemampuan indidvidu

memahami makna atau arti. Seperti simpati; yaitu perasaan suka terhadap

titik pandang orang lain.Sedangkan pengertian artinya penerimaan yang

cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator.

(Rakhmat,2000 ; hal.13)

c. Penerimaan (acceptance)

Penerimaan merupakan proses menerima segala sesuatu baik

Barang atau jasa. Tapi dalam praktik klinis, perhatian diartikan

pengakuan atau penghargaan terhadap nilai-nilai individual, tanpa

menyertakan pengakuan terhadap tingkah lakunya, atau tanpa keterkaitan

emosional yang terdapat dipihak terapis yang bersangkutan dan biasanya

ditandai dengan sikap positif atau menolak.

Jika dilihat dari tiga tahapan diatas, maka proses penyampaian

pesan lewat sinetron “Putri Yang Ditukar” akan berlangsung dengan baik,

apabila mendapatkan perhatian dari pemirsa (masyarakat Jakarta) yang

menyaksikannya di televisi. Setiap pesan dari acara televisi yang

diterima, nantinya akan diseleksi untuk mengetahui pesan atau berita

mana yang ia butuhkan dan tidak ia butuhkan. Setelah mereka menyeleksi

acara tersebut, barulah pemirsa mengolah pesan dari sinetron “Putri Yang

Ditukar” sehingga akhirnya menerima acara yang ditayangkan itu.

3. Response

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

Response disini yaitu tanggapan individu atau khalayak terhadap

sesuatu hal. Dalam menanggapi suatu pesan yang diterima khalayak,

reaksi yang mereka tunjukkan adalah dengan perubahan sikap atau

prilaku. Perubahan ini tentunya berbeda-beda satu sama lainnya, ini

dikarenakan oleh kepribadian mereka yang berbeda-beda pula, dimana

kepribadian dari masing-masing individu tersebut sangat penting dalam

mempengaruhi keputusan mereka saat menentukan acara atau program

televisi mana yang akan mereka tonton.

Kesimpulannya, stimulus atau pesan yang disampaikan kepada

komunikan (pemirsa televisi) mungkin diterima atau mungkin ditolak.

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari penonton, apakah

komunikan dapat menerima dengan jelas atau tidak. Proses berikutnya

penonton mengerti atau tidak apa isi pesan yang sedang disampaikan.

Kemampuan pemirsa atau penonton untuk mengubah sikap apakah

pemirsa merasa terpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap acara-acara

televisi, dalam hal ini acara televisi yang dimaksud adalah sinetron “Putri

Yang Ditukar” sehingga terbentuknya sebuah persepsi dan terjadi

perubahan sikap dari persepsi yang mereka bentuk.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan

perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan

perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang

terdiri dari :

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

• Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima

atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak

berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu

dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme

berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

• Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)

maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses

berikutnya.

• Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya

(bersikap).

• Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan

maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu

tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat

berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar

melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus

semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan

organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement

memegang peranan penting.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat

berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa

dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

(a) perhatian,

(b) pengertian, dan

(c) penerimaan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung

jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan

mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses

berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka

terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya

perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang

berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber

komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya

berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang,

kelompok atau masyarakat.

Iklan televisi merupakan sarana memperkenalkan produk kepada

konsumen. Keberadaanya sangat membantu pihak perusahaan dalam

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

mempengaruhi afeksi pemirsa. Ia menjadi kekuatan dalam menstimulus

pemirsa agar mau melakukan tindakan yang diinginkan.

Secara substansi iklan televisi memiliki kontribusi dalam

memformulasikan pesan-pesan kepada pemirsa. Akibatnya secara tidak

langsung pemirsa telah melakukan proses belajar dalam mencerna serta

mengingat pesan yang telah diterimanya. Kondisi ini tentunya tanpa

disadari sebagai upaya mengubah sikap pemirsa.

Senada dengan yang diungkapkan oleh Hovland, Janis dan

Kelleydiatas (pada uraian teori S-O-R) yang menyatakan ada tiga variabel

penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam teori S-O-R,

secara interpretatif iklan televisi merupakan stimulus yang akan

ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi akan berlangsung jika

ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti.

Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.

Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah

kesediaan untuk mengubah sikap. Dalam hal ini, perubahan sikap terjadi

ketika komunikan memiliki keinginan untuk membeli atau memakai

produk yang iklannya telah disaksikan di televisi.

Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian

imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran

yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat

berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu

terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan system

dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan

arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku

tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan

eksternal.

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi

stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan

tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka

komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar

penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam

barbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan

cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikannya sebagai

suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini

dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat

dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung

terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang

efektif dan efisien.

Jika kita amati dari sisi keterpengaruhan, maka secara pragmatis

iklan televisi mudah mempengaruhi kelompok remaja dibandingkan

kelompok dewasa. Artinya, jika teori S-O-R kita hubungkan dengan

keberadaan remaja, maka kekuatan rangsangan iklan televisi begitu

kental dalam memantulkan respon yang sebanding. Sistem seleksi yang

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

semestinya melalui proses penyaringan yang ketat terkalahkan oleh sifat

mudah dipengaruhi. Akibatnya terjadi pergeseran implementasi toritikal

dari teori S-O-R menjadi teori S-R. Artinya, respon yang ditimbulkan

sebagai konsekuensi adanya stimulus iklan televisi yang diterima remaja

tanpa melalui filter organisme yang ketat.

Kontribusi Teori S-O-R begitu terlihat dalam iklan televisi.

Dilihat dari sudut pandang target sasaran, secara kondisional yang

gampang dipersuasi adalah remaja. Remaja. Remaja yang masih berada

pada masa transisi memiliki tingkat selekivitas yang lebih rendah di

bandingkan dengan dengan orang dewasa. Konsekuensinya, wajar jika

remaja menjadi kelompok sasaran utama iklan televisi. Akibatnya, tanpa

disadari remaja telah memposisikan diri sebagai kelompok hedonis

dengan rating tinggi. Keinginan yang selalu menggebu-gebu dalam

memenuhi kebutuhan hidup adalah indikasi yang pas sekaligus

menggambarkan betapa remaja begitu sukar untuk menunda desakan

kebutuhan emosinya.

Membeli dan mencoba seakan menjadi bagian hidup remaja yang

sejalan dengan mengkristalnya kognisi tentang aneka ragam kebutuhan

yang ditawarkan televisi melalui iklannya yang akomodatif dan fantastis.

( http://ilmukomunikasi.blogspot.com/ diakses pada tanggal 3 juli pukul

18.08 )

2.3 OPERASIONALISASI KONSEP

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

Konsep yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah sinetron Putri

Yang Ditukar, dimana setelah pengertiannya dibatasi secara khusus sebagai

tayangan hiburan yang dibuat drama yang menarik mungkin.Sehingga persepsi

tayangan sinetron ”Putri Yang Ditukar”, merupakan sebuah konstruk yang

nantinya akan diamati dan diukur. Kemudian karena tayangan sinetron

merupakan salah satu acara yang sangat diminati oleh ibu-ibu, Sehingga penulis

menjadikan persepsi Khalayak terhadap tayangan sinetron ”Putri Yang Ditukar”

sebagai sebuah konstruk yang akan dibuat penelitian. Dalam penelitian ini

menggunakan satu variabel atau variabel mandiri yaitu variabel persepsi

khalayak yang meliputi persepsi terhadap manusia dan persepsi terhadap objek.

Pada variabel persepsi terhadap manusia terbagi menjadi dua dimensi yaitu tokoh

antagonis dan tokoh protagonis dengan 10 indikatornya. Sedangkan pada

persepsi terhadap objek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu isi cerita, waktu

penayangan, dan soundtrack dengan 10 indikatornya.

Tabel 2.2

Operasional Konsep Dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Variabel Dimensi Indikator Keterangan

Persepsi terhadap

manusia Peran

Antagonis

1.Tokoh antagonis terlalu

banyak

2.Tokoh antagonis tidak

terlalu sadis

3.Adanya tokoh antagonis

membuat cerita sinetron

“Putri Yang Ditukar” lebih

a. Sangat Setuju, Nilai = 5

b. Setuju, Nilai = 4 c. Ragu – ragu = 3 d. Tidak Setuju,

Nilai = 2 e. Sangat Tidak

Setuju, Nilai =1

Skala Interval

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

seru

4.Tak-tik untuk

merencanakan masalah

yang dilakukan oleh tokoh-

tokoh antagonis sudah

cukup pintar

5.Tokoh Wisnu yang paling

digemari dalam

memerankan tokoh

antagonis dalam sinetron “

Putri Yang Ditukar”

6.Akting tokoh antagonis

sudah membuat penonton

ikut larut dalam cerita

Peran

Protagonis

7.Tokoh Amira sangat polos

8.Peran protagonis terlalu

lemah

9.Tokoh Zahira membuat

orang gemas karena mau

saja ditindas oleh suami

10.Para tokoh protagonis

saling menolong jika ada

yang tersiksa oleh tokoh

antagonis

a. Sangat Setuju, Nilai = 5

b. Setuju, Nilai = 4 c. Ragu – ragu = 3 d. Tidak Setuju,

Nilai = 2 e. Sangat Tidak

Setuju, Nilai = 1

Skala Interval

Persepsi terhadap

objek Isi Cerita 11.Nilai kasih sayang

terkandung didalam

sinetron “Putri Yang

Ditukar”

12.Cara mereka saling

menolong satu sama lain

dalam menyelesaikan

a. Sangat Setuju, Nilai = 5

b. Setuju, Nilai = 4 c. Ragu – ragu = 3 d. Tidak Setuju,

Nilai = 2 e. Sangat Tidak

Setuju, Nilai = 1

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

masalah sangat baik

13.Nilai religius terkandung

dalam sinetron ini

14.Cerita semakin lama

semakin dipanjang-

panjangkan

Skala Interval

Waktu

penayangan

15.Penempatan jam tayang

sinetron Putri Yang

Ditukar sudah sangat

baik

16. Iklan terlalu banyak

setelah setengah jam

pertama

17. Durasi kurang lebih 3

jam sudah membuat

penonton puas

menyaksikan sinetron

Putri Yang Ditukar

a. Sangat Setuju,

Nilai = 5 b. Setuju, Nilai = 4 c. Ragu – ragu = 3 d. Tidak Setuju,

Nilai = 2 e. Sangat Tidak

Setuju, Nilai = 1 Skala Interval

Soundtrack

18. Lagu D’masiv “ Sudah

Perih Ini” menjadi

disukai karena menjadi

soundtrack sinetron ini

19. Soundtrack ini langsung

di download oleh para

penggemar sinetron “

Putri Yang Ditukar “

20. Setiap mendengar lagu

“Sudahi Perih Ini”

langsung terbayang

dalam pikiran kita

a. Sangat Setuju, Nilai = 5

b. Setuju, Nilai = 4 c. Ragu – ragu = 3 d. Tidak Setuju,

Nilai = 2 e. Sangat Tidak

Setuju, Nilai = 1

Skala Interval

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI DASAR/ UMUM …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00530-MC BAB 2.pdfpesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar,

wajah-wajah pemain

sinetron “Putri Yang

Ditukar”