bab ii landasan teori 1.1 pengertian umum motor...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Pengertian Umum Motor Bensin
Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila
bekerja dapat menimbulkan tenaga / energi. Sedangkan pengertian motor bakar
adalah motor yang sumber tenaganya diperoleh dari hasil pembakaran gas didalam
ruang bakar.
Motor bensin sendiri mempunyai pengertian motor dimana gas
pembakarnya berasal dari hasil campuran antara bensin dengan udara dalam suatu
perbandingan tertentu, sehingga gas tersebut terbakar dengan mudah sekali didalam
ruang bakar, apabila timbul loncatan bunga api listrik tegangan tinggi pada
elektroda busi. Dan alat yang mencampur bensin dan udara supaya menjadi gas
pada motor bensin ini adalah karburator.
Tenaga yang dihasilkan oleh motor adalah berasal dari adanya
pembakaran gas didalam ruang bakar, oleh karena adanya pembakaran gas tersebut,
maka timbullah panas. Dan panas ini mengakibatkan gas yang telah terbakar
mengembang / ekspansi. Pembakaran dan pengembangan gas ini terjadi didalam
ruang bakar yang sempit dan tertutup (tidak bocor) dimana bagian atas dan samping
kiri kanan dari ruang bakar adalah statis / tidak bias bergerak, sedangkan yang
dinamis / bisa bergerak hanyalah bagian bawah, yakni piston sehingga dengan
sendirinya piston akan terdorong kebawah dengan kuatnya oleh gas yang terbakar
dan mengembang tadi. Pada saat piston terdorong ke bawah ini, membawa tenaga
yang sangat dahsyat, dan tenaga inilah yang dimaksud dengan tenaga motor.
1.2 Prinsip Kinerja Motor Bensin
Motor Bensin sebagai salah satu jenis motor pembakaran dalam
banyak . Digunakan untuk mengerakkan atau sebagai sumber tenaga
dari
suatu kendaraan. Pada pembahasan ini, motor bensin sebagai sumber tenaga
menurut prinsip kerjanya dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin 4 tak dan motor
bensin 2 tak.
2.2.1 Motor Bensin 4 Tak
Motor bensin 4 tak adalah motor yang setiap satu kali pembakaran bahan
bakarnya memerlukan 4 langkah piston atau dua kali putaran poros engkol. Secara
kasar atau secara garis besarnya, cara kerja motor bensin 4 tak adalah sebagai
berikut :
Mula-mula gas yang merupakan campuran bahan bakar dengan udara
yang dihasilkan dari karburator dihisap masuk kedalam silinder kemudian
dimampatkan dan dibakar. Karena panas, gas tersebut mengembang dan karena
ruang terbatas maka tekanan didalam silinder atau ruang bakar naik dan tekanan ini
mendorong piston kebawah dan menghasilkan langkah usaha yang oleh batang
piston diteruskan ke poros engkol akan berputar.
Secara terperinci dibawah ini diuraikan masing-masing langkah atau proses sebagai
berikut :
1) Langkah hisap
Pada langkah ini piston bergerak dari TMA ke TMB serta engkol berputar ½
putaran ( 1800 ). Dan pada langkah ini klep / katup masuk membuka pintu
saluran masuk yang berhubungan dengan karburator, sedangkan katup buang
menutup pintu saluran pembuangan. Oleh karena bergeraknya piston dari TMA
ke TMB ini mempunyai daya hisap yang sangat kuat, sehingga dengan
sendirinya gas baru yang berada dalam karburator terhisap masuk kedalam
silinder dan ruang bakar.
2) Langkah kompresi
Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA, engkol berputar (3600
atau 1 putaran ). Dan pada langkah ini katup masuk dan katup buang menutup
pintu salurannya masing-masing. Bergeraknya piston ini, makin naik, makin
membuat ruangan diatas piston semakin sempit, sehingga daya kompresi
didalam ruangan yang sempit ini menjadi tinggi. Dan oleh karena disekeliling
ruangan ini tertutup rapat, maka gas baru yang telah dihisap masuk menjadi
termampat oleh piston.
3) Langkah usaha
Beberapa saat sebelum piston mencapai TMA , engkol berputar mulai
mencapai ( 3600 ) pada akhir langkah kompresi, busi meloncatkan bunga api
listrik tegangan tinggi didalam ruang bakar tepat saat engkol berputar 360 0 atau
torak tepat mencapai TMA sehingga gas baru yang telah termampat didalam
ruang bakar menjadi terbakar. Pembakaran ini berlangsung sampai piston
mencapai TMA, setelah itu hasil pembakaran gas tersebut dapat menimbulkan
panas yang menyebabkan pengembangan gas didalam ruang bakar.
Pengembangan gas ini menimbulkan tekanan / tenaga yang dahsyat sekali
kesegala arah, yakni bagian atas bawah dan samping kiri kanan didalam ruang
bakar adalah statis, sedangkan yang dinamis didalam ruang bakar hanyalah
bagian bawah , yaitu piston maka dengan sendirinya piston terdorong dengan
kuatnya dari TMA ke TMB .Meluncurnya piston dari TMA ke TMB ini sudah
tentu menimbulkan tenaga yang sangat besar pula .
4) Langkah buang
Piston bergerak dari TMB ke TMA, engkol berputar 7200 ,maka pada langkah
ini katup buang terbuka pintu salurannya sehingga gas hasil sisa pembakaran
didalam ruang terdorong keluar oleh piston ,melalui saluran buang menuju
exhouse.
1. Langkah hisap 3. Langkah usaha
2. Langkah kompresi 4. Langkah buang
2.2.2 Motor Bensin 2 Tak
Motor bensin dua tak adalah motor yang setiap kali pembakarannya
membutuhkan hanya 2 kali langkah torak atau satu kali putaran engkol , dengan
kata lain motor bensin dua tak tak berbeda jauh dengan motor 4 tak, yaitu pada
motor bensin 2 tak tidak bekerja dengan poros yang tunggal pada masing – masing
langkahnya melainkan antara proses dan kompresinya terjadi dalam satu langkah
torak .sedang proses atau cara kerja atau cara kerja motor 2 tak sebagai berikut .
1. Langkah Hisap dan Kompresi
Pada langkah ini piston dari TMA ke TMB , sehingga saluran masuk
terbuka oleh piston,reed valve , rotary valve,atau crank shaft valvenya. Pada
saat piston semakin bergerak keatas , maka akan mengakibatkan ruang bagian
bawah piston yakni ruang carter menjadi semakin luas, dan bergeraknya piston
kearah TMA ini bagian bawah piston menghisap gas baru dari karburator ke
dalam ruang carter dan melalui saluran bilas menuju ke ruang bakar. Proses
merupakan langkah isap . Selanjutnya piston terus bergerak menuju TMA ,
sampai saluran buang dan saluran bilas tertutup oleh piston bagian atas sehingga
terjadilah pemampatan gas yang masuk kedalam ruang bakar dan silinder
sebelumnya , maka terjadilah kompresi dan kejadian ini yang di sebut langkah
kompresi .
2. Langkah Usaha dan buang.
Beberapa saat sebelum mengakhiri langkah kompresi ( pada akhir langkah
I ) , busi meloncatkan bunga api listrik tegangan tinggi didalam ruang bakar .
sehingga gas baru dikompresikan menjadi terbakar . pembakaran ini terjadi
berlangsung terus menerus sampai piston mencapai TMA. Oleh karena
pembakaran tersebut, maka timbullah panas yang menyebabkan gas
mengembang . Gas ini terjadi pada saat setelah piston berada di TMA, karena
hanya piston yang dinamis (bias bergerak) maka piston terdorong kearah TMB
dengan kuatnya oleh ledakan gas dan tenaga tadi diteruskan ke poros engkol.
Peristiwa ini merupakan langkah usaha / kerja pada motor bensin 2 tak.
Selanjutnya gerakan piston kearah TMB ini membuat saluran buang dan saluran
bilas menjadi terbuka, sehingga gas bekas keluar melalui saluran buang tadi,
oleh karena adanya bantuan desakan dari gas baru yang muali masuk lagi
kedalam ruang bakar dan silinder melalui saluran bilas. Proses ini disebut
langkah buang.
Masuknya gas baru dari ruang carter ke dalam ruang bakar dan silinder karena
gas baru yang berada didalam ruang keatas mendapat tekanan dari piston,
sewaktu piston bergerak kebawah dan proses ini disebut kompresi carter.
1.3 Kelebihan dan Kekurangan Motor Bensin 4 Tak dan 2Tak
A. Kelebihan dan kekurangan motor bensin 4 tak
• Pemakaian bensin lebih hemat karena pembakaran lebih sempurna.
• Polusi yang ditimbulkan rendah karena pembakaran lebih sempurna dan oli tidak
terbakar sehingga gas buang lebih bersih.
• Tenaga yang dihasilkan lebih besar karena pembakaran lebih sempurna.
• Perawatannya lebih sulit dibandingkan dengan motor bensin 2 tak karena
menggunakan katup masuk dan katup buang beserta system penggeraknya.
• Relatif lebih sulit dioperasikan.
B. Kelebihan dan kekurangan motor bensin 2 tak
• Mudah dihidupkan.
• Perawatannya lebih mudah karena tanpa katup.
• Suaranya lebih halus karena tidak menggunakan ring piston oli dan katup serta
mekanisme penggeraknya.
• Polusi yang ditimbulkan lebih banyak karena oli ikut terbakar bersama bansin dan
pembakarannya kurang sempurna.
• Pemakaian bahan bakar (bensin) lebih banyak / boros karena pembakarannya
yang kurang sempurna.
1.4 Proses Keliling Motor Bensin 4 Langkah
Yang dimaksud dengan proses keliling pada motor bensin 4 tak berdasarkan proses
kerja motor adalah suatu keadaan gas didalam silinder motor dimulai dari pengisian gas
didalam silinder dan diakhiri dengan pembuangan gas bakar hasil pembakaran.
Sedangkan jika kita tinjau apa yang terjadi didalam silinder, kita akan mengetahui bahwa
hasil pembakaran yang berupa panas itu diubah menjadi usaha desak diatas penghisap.
Oleh karena volume dan tekanan didalam silinder besarnya tidak tetap sama, maka
keadaan didalam silinder itu dapat dilakukan dalam bentuk diagram P – V. Diagram P –
V yaitu garis-garis yang melakukan hubungan antara tekanan dan volume gas dengan
segala perubahannya.
1.4.1 Diagram P – V Teoritis Motor Bensin 4 Langkah
Diagram P – V teoritis pada proses pembakaran bahan bakar motor bensin 4 tak
adalah sebagai berikut :
0 - 1 : Garis hisap
Torak bergerak kekanan untuk langkah hisap. Pada kecepatan penghisap
tertentu, garis akan berada di bawah garis atm, jadi ada tekanan bawah atau
vakum
1 – 2 : Garis kompresi
Volume gas dimampatkan waktu penghisap bergerak ke sisi tutup. Tekanan
naik hingga mencapai 7 atm sebelum titik mati atas (TMA) dan busi
dinyalakan.
2 – 3 : Garis pembakaran.
Pembakaran terjadi dengan cepat sekali, suhu gas naik, sedangkan dalam
waktu yang sangat cepat volume gas hanya sedikit. Tekanan meningkat
maksimum 28 atm. ±
3 – 4 : Garis usaha atau garis ekspansi
Selama ini gas pembakaran mendesak penghisap dan volume gas tersebut
membesar sehingga tekanan menjadi turun.
4 – 1 : Pembuangan pendahuluan
Tekanan turun sesuai dengan tekanan atmosfer, sebagian besar (70 %) gas
pembakaran telah dikeluarkan.
1 – 0 : Garis pembuangan
Sisa gas didesak keluar oleh penghisap. Karena kecepatan gerak penghisap,
maka terjadilah kenaikan tekanan sedikit diatas 1 atm.
1.4.2 Diagram P – V Sebenarnya Motor Bensin 4 Langkah
Proses ini sering disebut prose otto yaitu proses terdapat pada motor bensin 4
langkah, dimana pembakarannya menggunakan busi dan proses pembakaran terjadi
dengan volume tetap.
Gambar. 5.2.1 Diagram P – V Sebenarnya Motor Bensin 4 Langkah
Keterangan :
0 – 1 : Langkah Hisap
Pada waktu torak bergerak tekanan, campuran bahan bakar dan udara masuk ke
dalam silinder. Karena torak dalam keadaan bergerak, maka tekanannya turun
sehingga lebih kecil daripada tekanan udara luar, begitu juga suhunya. Garis
langkah hisap dapat dilihat pada diagram diatas. Penurunan tekanan ini
bergantung pada kecepatan aliran. Pada motor yang tidak menggunakan
supercharge, tekanan terletak antara 0,85 – 0,9 atm terhadap tekanan udara luar.
1 – 2 : Langkah Kompresi
Dalam proses ini kompresi teoritis berjalan adiabatic.
2 – 3 : Langkah Pembakaran
Pembakarannya terjadi pada volume tetap, sehingga suhu naik.
3 – 4 : Langkah Pemuaian atau Langkah Kerja
Pada langkah ini terjadi proses adiabatic karena cepatnya
gerak torak sehingga dianggap tak ada panas yang keluar maupun masuk.
4 – 1 : Langkah Pembuangan Pendahuluan
Terjadi proses isochoric yaitu keluar dari katup pembuangan.
1 – 0 : Langkah pembuangan
Sisa gas pembakaran di desak keluar oleh torak . Karena kecepatan gerak torak ,
terjadilah kenaikan tekanan sedikit diatas 1 atm.
1.5 Thermodinamika
Dalam perhitungan thermodinamika, maka kita harus mengetahui diagram proses
pembakaran.
Gambar. 5.2.1 Diagram P – v Teoritis Motor Bensin 4 Langkah
a. Keadaan Titik a
Keadaan awal proses kompresi, dimana torak bergerak dari TMA ke TMB dan
mendorong udara pembakaran
Temperatur Awal Kompresi
Adalah temperature campuran bahan bakar yang berada didalam silinder saat piston
mulai melakukan langkah kompresi.
r
rra
TtwToTγγ
++∆+
=1
.…………………………………. ……… (1)
Dimana :
Ta = Temperatur awal kompresi (o K )
To = Temperatur udara luar (o K )
Tr = Temperatur gas bekas (o K )
γ = Koefisien gas bekas
∆tw = Kenaikan suhu udara karena menerima suhu dari dinding ( o C )
Effisiensi Pemasukan ( Charge Effisiency )
Adalah perbandingan jumlah pemasukan udara segar sebenarnya yang dikompesikan
di dalam silinder mesin yang sedang bekerja dan jumlah volume lengkah pada
tekanan dan temperature udara luar ( Po dan To ).
chη = ( ) ( )rTrtwToToPa
γε
+∆+.. ……………………………... ( 2 )
Poε − .1-------------------------------
Dim aan : 2) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Mir Publisher, Moskow, hal. 31
ε = Perbandingan kompresi
1) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Mir Publisher, Moskow, hal. 29
Po = Tekanan udara luar ( Kg/cm2 )
Pa = Tekanan awal kompresi ( Kg/cm2 )
b. Keadaan titik b
Adalah akhir langkah kompresi, dimana tekanan dan temperature udara pembakaran
sangat tinggi dan merupakan awal proses pembakaran bahan bakar.
1. Tekanan akhir kompresi
Adalah tekanan campuran bahan bakar silinderpada akhir langkah kompresi.
Pc = Pa . ε…………………………………… ( 3 )
Dimana :
Pc = Tekanan akhir kompresi ( Kg/cm2 )
Nl = Koefisien Polytropic
2. Temperatur akhir kompresi
Tc = Ta . ε( nl – 1 ) (o K ) ………………………… ( 4 )
c. Keadaan titik puncak c
Pada keadaan ini proses pembakaran terus berlangsung pada volume tetap.
1. Nilai Kalor Pembakaran Bahan Bakar ( Q1 )
Adalah jumlah panas yang mampu dihasilkan dalam pembakaran 1 Kg bahan
bakar.
Q1 = 9530 kkl/kg………………… ( 5 )
Keterangan :
Q1 = 9530 kkl/kg adalah nilai kalor pembakaran untuk bahan bakar
bensin (gasoline).
2. Kebutuhan Udara Teoritis
------------------------------- 3) Ibid, hal. 32 4) Ibid, hal. 32 5) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Mir Publisher, Moskow, hal. 42
Adalah kebutuhan udara yang diperlukan untuk membakar bahan bakar jika
jumlah oksigen diudara sebesar 21 %, sesuai perhitungan.
Lo’ = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ++
3241221.01 OHC ……………. ( 6 )
Dimana :
Lo’ = Kebutuhan udara teoritis ( mole / Kg )
C = Kandungan karbon ( % )
H = Kandungan Hidrogen ( % )
O = Kandungan oksigen ( % )
3. Koefisien Pembakaran
Adalah Koefisien yang menunjukkan perubahan molekul yang terjadi selama
proses pembakaran bahan bakar.
µo = '.' Lo
mgL
Mgα
= ……………………………… ( 7 )
Dimana :
µo = koefisien Pembakaran
Mg = jumlah molekul yang terbakar
Lo’ = jumlah udara sebenarnya untuk pembakaran bahan baker mol/kg
α = Koefisien kelebihan udara
4. Koefisien Pembakarn molekul
Adalah menunjukkan perubahan molekul yang terjadi sebelum dan sesudah
pembakaran.
r
ro
γγµ
µ++
=1 …………………………………… ( 8 )
5. Temperatur pembakaran pada Volume tetap.
Adalah temperature gas hasil pembakaran campuran bahan bakar untuk motor
bensin yang memiliki siklu, volume tetap Tz yang dapat dicari dengan rumus:
( ) ( )[ ] ( ) TzgMcpTcmixMcvrLo
Qz ..985.1.1'.
1 µλγα
ς=++
+ … ( 9 )
Dimana :
------------------------------- 6) lbid, hal. 37 7) lbid, hal. 40 8) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Mir Publisher, Moskow, hal. 40
Tz = Temperatur pembakaran pada volume tetap atau
temperature akhir pembakaran ( oK )
Σz = Heat Utilization Coefficient ( Koefisien perbandingan
panas )
Q1 = Nilai pembakaran bahan bakar ( Kkal / Mole per oC )
(Mcv)mix = Kapasitas udara panas pada Volume tetap (Kkal / Mole
per oC )
(Mcp)g = Kapasitas panas dari gas pada tekanan tetap ( Kkal / Mole
per oC )
6. Tekanan Akhir pembakaran
Pz = pz. µ . ……………………………… (10)
Dimana :
Pz = Teklanan akhir pembakaran ( Kg / cm 2 )
7. Perbandingan tekanan dalam silinder selama pembakaran ( λ )
Adalah ratio yang menunjukan dan perbandingan tekanan akhir pembakaran
dengan tekanan awal pembakaran.
cPzP
=λ …………………………………………….. (11)
d. Keadaan titik d
Keadaan ini merupakan akhir langkah Ekspansi.
1). Perbandingan ekspansi
Perbandingan ekspansi pendahuluan
Adalah rasio yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada gas hasil
pembakaran campuran bahan bakar pada awal langkah ekspansi.Perbandingan
ekspansi pendahuluan ;
cΤ
Τ= Ζ
.
.λµ
ρ ………………………………………………… (12)
------------------------------- 9) Ibid , Hal 45 10) Ibid,Hal 50 11) Ibid,Hal 14 7 Hal 45
2). Perbandingan ekspansi selanjutnya Adalah Rasio yang menunjukkan
perubahan pada hasil pembakaran selama langkah ekspansi.
ρεδ = …………………………… (13)
3). Tekanan Gas pada Ahkir Kompresi.
2nb
δΖΡ=Ρ …………………………………. (14)
4). Temperatur Akhir kompresi
12−
Τ=Τ n
zbδ ………………………………………………..(15)
5). Tekanan Rata – Rata Indikator Teoritis
( ) ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
−−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −
−+−
−= −− 111
2
1111
1111
11 2 nn
c
nnPPit
εδλρρλ
ε (16)
6). Tekanan rata-rata indicator sebenarnya adalah besar tekanan rata-rata yang
dihasilkan dari pembakaran campuran bahan bakar.
Pi = Pit.φ ……………………………………………. (17)
Dimana :
Φ = Faktor koreksi (0,92 – 0,98)
7) Tekanan efektif rata-rata
Adalah besarnya tekanan rata-rata efektif yang bekerja pada permukaan
piston.
1.PmPe η= ……………………………………… (18)
Dimana :
mη = Randemen mekanik
1.6 Faktor-faktor Kemampuan Motor
Faktor –faktor yang menentukan motor dalam beroperasi adalah sebagai berikut
------------------------------- 12) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, hal. 50 13) lbid, hal. 14 14) lbid, hal. 15 & 52 15) lbid, hal. 54 16) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Mir Publisher, Moskow, hal. 55 17) lbid, hal. 55
1. Volume Silinder
Volume silinder ditentukan ketika piston berada pada TMB (Titik Mati Bawah).
Volume silinder pada motor adalah volume dari jumlah silinder pada motor tersebut.
Volume silinder dapat dihitung dengan rumus :
LDVd .100
.41 2
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛= π ……………………………………………. (19)
Dimana :
dV = Volume yang ditempuh oleh piston selama melakukan langkah kerja ( )3m
D = Diameter silinder (cm)
L = Langkah piston (cm)
2. Daya Indikator
Daya indikator adalah panas pembakaran bahan bakar diatas piston yang dikurangi
kerugian-kerugian panas karena gas buang. Daya indikator dapat ditentukan dari
rumus :
HPxax
nVPN idii 7560
...104
= ………………………………...…………(20)
Dimana :
iN = Daya indicator (HP)
D = Diameter silinder (cm)
L = Langkah piston (cm)
iP = Tekanan rata-rata indicator ⎟⎠⎞⎜
⎝⎛
2cmKg
n = Putaran tiap menit
a = Langkah kerja tiap putaran poros engkol. Untuk motor empat langkah adalah
½.
------------------------------- 18) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Hal .61 19) lbid, hal. 22 20) lbid, hal. 58
3. Daya Efektif
Daya efektif atau daya usaha adalah daya yang berguna sebagai penggerak atau daya
poros.
Daya efektif (Ne) dihasilkan dari daya indicator (Ni) dikurangi dengan kerugian
karena gesekan-gesekan, dimana besar kecilnya kerugian akan mempengaruhi
randemen mekanik ( )mη . Daya efektif ini merupakan tenaga yang akan
menggerakkan poros engkol.
miNeN η−= …………………………………………………….(21)
4. Pemakaian bahan bakar
a. Pemakaian bahan bakar indicator
Adalah jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan
indicator.
⎟⎠⎞⎜
⎝⎛
−′Ρ
Ρ= hrhp
kgTL
Fooe
ochi
...
.4,318α
η ……………………… (22)
b. Pemakaian bahan bakar efektif
Adalah jumlah konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan
kerja efektif.
⎟⎠⎞⎜
⎝⎛
−′= hrhp
kg
oToLePoPch
eF...
.4,318
α
η…………………… (23)
c. Pemakaian bahan bakar tiap jam
⎟⎠⎞⎜
⎝⎛= jam
kgeNeFhF . ……………………………………… (24)
1.7 Perhitungan Neraca Panas
Persamaan keseimbangan panas pada mesin adalah :
------------------------------- 21) lbid, hal. 24 22) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, , hal. 64
restQegQcoolQeQrQ +++= …………………………. (25)
1. Panas yang didapat dari pembakaran
⎟⎠⎞⎜
⎝⎛= jam
KkalQhFfQ 1. …………………………………… (26)
Dimana :
Q1 = Nilai pembakaran terendah bahan bakar ⎟⎠⎞⎜
⎝⎛
kgKkal
hF = Kebutuhan bahan bakar tiap jam
2. Panas yang berguna pada kerja efektif mesin
⎟⎠⎞⎜
⎝⎛= jam
KkaleNeQ .632 ……………………………………. (27)
3. Panas yang terbawa oleh media pendingin (Air dan Oli pelumas)
………………………………………… (28) fQcoolQ .31,0=
Panas yang diserap media pendingin melalui dinding silinder liner, kepala silinder,
katup, dan piston kira-kira 31 % dari panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan
bakar ( )fQ ketika mesin berjalan pada beban penuh.
4. Panas yang terbawa gas bekas
oTpCmixWrTpCegWegQ .... ′−= …………………………….(29)
Dimana :
egW = Banyaknya gas bekas (kg/jam)
mixW = Pemakaian uadara (kg/jam)
pC = Panas spesifik gas bekas (Kkal/kg˚C)
′pC = Panas spesifik udara bersih (Kkal/kg˚C)
rT = Temperatur gas buang (˚K)
oT = Temperatur udara masuk (˚K)
5. Panas sisa
Adalah panas yang terbawa oleh karena gesekan dan pancaran dengan perhitungan.
------------------------------- 23) lbid, hal. 64 24) lbid, hal. 63 25) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Marine Combustion Engine, Hal .65 26) N. Petrovsky, Marine Combustion Engine, Marine Combustion Engine, Hal .65 27) N. Petrovsky, Prof. D Sc.Marine Combustion Engine, Hal .65 28) lbid, hal. 67
egQcoolQeQfQrestQ −−−= …………………….. (30)