bab ii konsep dasar i. konsep keluarga...

39
BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen kesehatan RI. 1988). B. Tipe / bentuk keluarga (Murwani, 2007) 1. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. 2. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan satu saudara., misalnva nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, parnan, bibi, dan sebagainya. 3. Keluarga bcrantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lcbih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti 4. Keluarga duda /janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi kerena perceraian atau kematian. 5. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. 5

Upload: buituyen

Post on 30-Jun-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

BAB II

KONSEP DASAR

I. Konsep Keluarga

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen

kesehatan RI. 1988).

B. Tipe / bentuk keluarga (Murwani, 2007)

1. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak-anak.

2. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah

dengan satu saudara., misalnva nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, parnan, bibi, dan sebagainya.

3. Keluarga bcrantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lcbih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti

4. Keluarga duda /janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi

kerena perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

5

Page 2: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

6. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi

satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga

C. Tugas keluarga

1. Menurut Murwani (2007), ada lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan, yaitu sebagai berikut:

a) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya

b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau

usianya yang tertalu muda.

d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e) Mempertahankan hubungan timbai balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan. yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik

fasilitas kesehatan yang ada.

2. Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan, tugas pokok tersebut

adalah, sebagai berikut:

a) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b) Pemeliharaan sumber - sumber daya yang ada dalam keluarga.

c) Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai kedudukan

masing-masing.

d) Sosialisasi antar anggota keluarga.

e) Pengaturan jumlah anggota keluarga.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

f) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

h) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

D. Peran keluarga (Murwani, 2007)

1. Peran formal

a) Peran parental dan perkawinan

Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami -

ayah dan istri - Ibu:

1) Peran sebagai provider (penyedia).

2) Peran sebagai pengatur rumah tangga.

3) Peran perawatan anak

4) Peran sosialisasi anak.

5) Peran rekreasi.

6) Perart persaudaraan (kinship) (memelihara hubungan keluarga

paternal dan maternal).

7) Peran terapeutik ( memenuhi kebutuhan afektif pasangan)

8) Peran seksual

b) Peran perkawinan

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan

yang kokoh itu sangat penting. Anak - anak terutama dapat

mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana

suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara

Page 4: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

suatu hubungan perkawinan yang memuaskan rnerupakan salah

satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

c) Peran informal

1) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara

para anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan

pendapat.

2) Inisiator – kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide

baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-

tujuan kelompok.

3) Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian dari

konflik dan ketidaksepakatan, pendamai inenyatakan kesalahan

posisi dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan

penyelesaian "setengah jalan".

4) Perawat keluarga : orang yang terpanggil untuk merawatm dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

5) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan

kegiatan - kegiatan keluarga, berfungsi - mengangkat

keterikatan / keakraban

E. Fungsi Keluarga ( Murwani, 2007)

1. Fungsi biologis

a) Untuk meneruskan keturunan.

b) Memelihara dan membesarkan anak.

Page 5: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

c) Memenuhi kebutuhan grzi keluarga.

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b) Mcmberikan perhatian diantara anggota keluarga.

c) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

d) Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

a) Membina sosialisasi pada anak.

b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a) Mencari sumber-sumber pcnghasilan untuk pemenuhan kebutuhan

keluarga.

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk mernenuhi

kebutuhan keluarga.

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan dating

misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

5. Fungsi pendidikan

a) Menyekolahkan anak hntuk memberikan pengetahuan,

ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan

minat yang dimilikinya.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat - tingkat perkembangannya.

6. Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan -

tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung

dan merasa aman.

7. Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,

merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling

pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam

keluarga.

8. Fungsi religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan

beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan

bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada

kehidupan lain setelah didunia ini.

9. Fungsi rekreatif

Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi

ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagairnana menciptakan

suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai

keseimbangan kepribadian masing - masing anggotanya.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

F. Keperawatan kesehatan keluarga

1. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipnsatkan pada keluarga sebagai unit

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan mclalui

perawatan sebagai saran / penyalur (Murwani, 2007).

2. Alasan Keluarga sebagai unit pelayanan.

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masvarakat.

b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam

kelompoknya.

c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(Pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan

dalam memelihara kesehatan para anggotanya.

e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk

bcrbagai upaya kesehatan masyarakat

Page 8: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

II. Konsep Penyakit

A. Pengertian

DHF (Dengue Hemoragik Fever) adalah penyakit yang terdapat

pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi

yang disertai leukopenia, dengan / tanpa ruam dan limfadenopati.

Trombositopenia ringandan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan

(Saefullah, 2000). Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut

dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendensi

mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer,

2000).

Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh

arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes yaitu (Aedes albopictus dan Aedes Aegepti) (Ngastiyah, 1997).

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi

Menurut Syaifudin (1997) sistem sirkulasi adalah sarana

untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus digestivus dan

dari paru-paru ke sel-sel tubuh. Selain itu, sistem sirkulasi

merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-

sel ke ginjal, paru-paru, dan kulit yang merupakan tempat ekskresi

sisa-sisa metabolisme.

Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh

darah dan darah.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

a. Jantung

Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak di dalam

thorax, diantara paru-paru, agak lebih ke arah kiri.

Struktur jantung, meliputi :

Atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kiri, katup bikuspidalis, katup

trikus spidalis, endokardium, miokardium, pericardium.

b. Pembuluh darah

Pembuluh darah ada tiga, yaitu :

1) Arteri (pembuluh nadi)

Arteri meninggalkan jantung pada vertikal kiri dan kanan.

Beberapa pembuluh darah arteri yang penting :

(a) Arteri koronaria

Arteri yang mandarahi dinding jantung

(b) Arteri subklavikula

Arteri bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher

dan melewati aksila

(c) Arteri brachialis

Arteri pada lengan atas

(d) Arteri radialis

Arteri yang teraba pada pangkal ibu jari

(e) Arteri karotis

Arteri yang mendarahi kepala dan otak

Page 10: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

(f) Arteri temporalis

Arteri yang teraba denyutannya pada depan telinga

(g) Arteri facialis

Teraba berdenyut di sudut rahang bawah

(h) Arteri femoralis

Arteri yang berjalan ke bawah mnyusuri paha menuju ke

belakang lutut

(i) Arteri tibia

Arteri pada kaki

(j) Arteri pulmonalis

Arteri yang menuju ke paru-paru

2) Kapiler (pembuluh rambut)

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal

dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali

di bawah mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh

jaringan tubuh, kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang

lain menjadi pembuluh darah yang lebih besar yang disebut

vena.

Fungsi kapiler adalah :

(a) Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.

(b) Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan

cairan jaringan.

(c) Mengambil hasil-hasil dari kelenjar.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

(d) Menyerap hasil makanan yang terdapat di usus.

(e) Menyaring darah yang terdapat di ginjal.

3) Vena (pembuluh darah balik)

Vena membawa darah kotor kembali ke jantung

Beberapa vena yang penting :

a) Vena Cava Superior

Vena balik yang memasuki atrium kanan,membawa darah

kotor ke dari daerah kepala, thorax, dan extrimitas atas.

b) Vena Cava Inferior

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari

semua organ tubuh bagian bawah

c) Vena Jugularis

Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke

jantung

d) Vena Pulmonalis

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari

paru-paru.

c. Darah

Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli :

Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian,

bagian cair yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut

sel-sel darah (Pearce Evelyn, 2002 : 133). Darah adalah suatu

jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang

Page 12: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

warnanya merah (Syaifuddin, 1997 : 232). Darah adalah suatu

cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma (Guyton, 1992).

Proses pembentukan sel darah (Hemopoesis) terdapat tiga

tempat, yaitu : sumsum tulang, hepar dan limpa.

1) Sumsum tulang

Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :

(a) Tulang vertebrae

Vertebrae merupakan serangkaian tulang-tulang

kecil yang tidak teratur bentuknya dan saling

berhubungan, sehingga tulang belakang mampu

melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan

penopang tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33

vertebrae, tiap vertebrae mempunyai korpus (badan ruas

tulang belakang) berbentuk kotak dan terletak didepan

dan menyangga berat badan. Bagian yang menjorok dari

korpus ke belakang disebut Arkus neoralis (lengkung

neoral) yang melewati medulla spinalis, yang membawa

serabut-serabut dari otak ke semua bagian tubuh.

Pada Arkus terdapat bagian yang menonjol pada

vertebrae dan dilekati otot-otot yang menggerakkan

tulang belakang, yang dinamakan Processus Spinalis.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

(b) Sternum (tulang dada)

Sternum adalah tulang dada. Tulang ini terlerletak

sebagai pelekatan tulang kosta dan klaviukula. Sternum

terdiri dari Manubrium sterni, Corpus sterni, dan

Processus spinosis.

(c) Costa (tulang iga)

Costa terdiri 12 pasang, yaitu : 7 pasang vertebro

sternalis, 3 pasang costa vertebro condralis dan 2 pasang

costa fluktuantes. Costa di bagian posterior tubuh

melekat pada tulang vertebraedan dibagian

anteriormelekat pada tulang sternum, baik secara

langsung maupun tidak langsung, bahkan ada yang sama

sekali tidak melekat.

2) Hepar

Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar

pada tubuh manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas

abdomen di bawah diafragma. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus

yaitu lobus dextra dan lobus sinistra. Dari kedua lobus

tampak adanya ductus hepaticus dextra dan ductus hepaticus

sinistra, keduanya bertemu membentuk ductus hepaticus

comunis. Ductus hepaticus comunis menyatu dengan ductus

sistikus membentuk ductus coledakus.

Page 14: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

3) Limpa

Limpa terletak di sebelah kiri atas abdomen limpa

berbentuk setengah bulan berwarna kemerahan. Limpa adalah

organ berkapsula dengan berat normal 100 – 150 gr. Limpa

mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfoiddan memfagosit

material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi

menghancurkan sel darah merah yang rusak.

Volume darah pada tubuh yang sehat atau orang

dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau

kira-kira 4-5 liter.Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap

orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan

jatung atau pembuluh darah.

Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada air yaitu

mempunyai berat jenis 1,041 – 1,067 dengan temperatur 38 C

dan ph 7,37 – 7,45.

2. Fisiologi

Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian, bagian cair

yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel-sel darah

(Pearce Evelyn, 2002 : 133). Darah adalah suatu jaringan tubuh yang

terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah

(Syaifuddin, 1997 : 232). Darah adalah suatu cairan kental yang

terdiri dari sel-sel dan plasma (Guyton, 1992).

Page 15: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

Fungsi darah secara umum terdiri atas :

a. Sebagai alat pengangkut

1) Mengambil O2 atau zat makanan dari paru-paru untuk

diedarkan ke seluruh jaringan tubuh

2) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui

paru-paru

3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan

dan dibagikan ke seluruh jaringan atau alat tubuh

4) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna

bagi tubuh untuk dikeluarjkan melalui kultit dan ginjal

5) Sebagai pertahanantubuh terhadap serangan bibit penyakit dan

racun yang akan membinasakan tubuh perantaraan leukosit,

antibodi atau zat-zat anti racun.

b. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh

Fungsi khususnya diterangkan lebih banyak di struktur/bagian-

bagian dari masing-masing sel darah dan plasma darah.

Bagian-bagian darah.

Darah terdiri dari dua bagian, yaitu :

a. Sel-sel darah, ada tiga macam yaitu :

1) Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak

berinti, ukurannya kira-kira 8mm, tidak dapat bergerak.

Banyaknya kira-kira 5 juta dalam mm3. Eritrosit berwarna

Page 16: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

kuning kemerah-merahan karena didalamnya mengandung

suatu zat yang disebut hemogoblin. Warna ini akan bertambah

merah jika didalamnya banyak mengandung O2. Fungsi dari

eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke

seluruh jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh

untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

Pengikatan O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemogoblin

(Hb + O2 HbO2). Jadi O2 diangkut dari seluruh tubuh

sebagai oksihemogoblin dan kemudian dilepaskan dalam

jaringan HbO2 Hb + O2 dan seterusnya Hb akan mengikat

dan bersenyawa dengan CO2 akan dilepaskan di paru-paru.

Eritrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan hati

yang kemudian akan beredar ke seluruh tubuh selam 14 -15

hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari

eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin

yang mengandung Fe yang berguna untuk pembuatan eritrosit

baru dan berguna untuk mengikat O2 dan CO2. Jumlah Hb

dalam orang dewasa kira-kira 11,5 – 15 mg %. Normal Hb

wanita 11,5 – 15,5 mg % dan Hb laki-laki 13,0 – 17,0 mg %.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa

berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel

darah merah. Apabila keduanya berkurang maka keadaan ini

disebut anemia.

Page 17: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

Biasanya hal ini disebabkan karena pendarahan yang

hebat dan gangguan dalam pembuatan eritrosit.

2) Leukosit

Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan

dapat bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia)

mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga dapat

dibedakan berdasarkan inti sel. Leukosit berwarna bening

(tidak berwarna), banyaknya kira-kira 4000 – 11000/mm3.

Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu

membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri yang

masuk kedalam tubuh jaringan RES (Retikulo Endotel

System). Fungsi yang lain yaitu sebagai pengangkut dan

membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa ke

pembuluh darah.

Sel leukosit selain di dalam pembuluh darah juga

terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan

penyakit disebabkan karena kemasukan kuman atau infeksi

maka jumlah leukosit yang ada dalam darah akan meningkat.

Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam

kelenjar limfe sekarang beredar dalam darah untuk

mempertahankan tubuh terhadap serangan bibit penyakit

tersebut.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

Macam-macam leukosit meliputi :

a) Agranulosit

Sel yang tidak mempunyai granula, terdiri dari :

1) Limfosit

Leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar

limfe di dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan

intinya besar, banyaknya 20-25 %. Fungsinya

membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam

jaringan tubuh.

2) Monosit

Fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34 %.

b) Granulosit

1) Neutrofil

Mempunyai inti, protoplasma banyaknya bintik-bintik,

banyaknya 60 – 70 %.

2) Eosinofil

Granula lebih besar, banyaknya kira-kira 24 %.

3) Basofil

Inti teratur dalam protoplasma terdapat granula besar,

banyaknya 0,5 %.

3) Trombosit (sel plasma)

Merupakan benda-benda kecil yang bentuk dan

ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang

Page 19: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

lonjong. Warnanya putih dengan jumlah normal 150.000 –

450.000/mm3.

Trombosit memegang peran penting dalam pembekuan

darah, jika kurang dari normal maka apabila terjadi luka darah

tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan terus

menerus.

Proses pembekuan darah dibantu oleh zat Ca2+ dan

fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat

luka. Jika tubuh terluka, darah akan keluar, trombosit pecah

dan akan mengeluarkan zat yang disebut trombokinase.

Trombokinase akan bertemu dengan protombin dengan

bantuan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu

dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk

jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel

darah, dengan demikian terjadi pembekuan.

b. Plasma darah

Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening

kekuningan hampir 90 % plasma darah terdiri dari :

1) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah

2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, nitrat, dan lain-

lain yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan

osmotik)

Page 20: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

3) Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas

darah dan juga menimbulkan tekanan osmotic untuk

memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.

4) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral,dan vitamin)

5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.

6) Antibodi atau anti toksin

Hematokrit adalah presentase darah yang berupa sel. Harga

normal hematokrit adalah 40,0–54,0 %. Efek hematokrit

terhadap viskositas darah makin besar presentase sel darah

merah yaitu makin besar hematokrit.

C. Etiologi

Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes Aegypti

dan Aedes Albopictus. Vektor ini bersarang di tempat-tempat yang berisi

air bersih, vektor ini memerlukan waktu 8 – 10 hari untuk menyelesaikan

masa inkubasi eksrinsik dari lambung ke kelenjar ludah nyamuk

(Sjaefullah, 1996).

Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga

dewasa memerlukan waktu sekitar 10 – 12 hari. Hanya nyamuk betina

yang dapat menggigit dan menghisap darah serta memilih dari manusia

untuk memotongkan telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa

menggigit / menghisap darah, melainkan hidup dari sari bunga tumbuh-

tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina ± 2 minggu, nyamuk

Aeds Aegypti berkemampuan terbang 40 – 100 m (Hadinegoro, 1999).

Page 21: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

D. Patofisiologi

Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan

nyamuk terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa

penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual,

muntah, nyeri otot, pegal diseluruh tubuh, nafsu makan berkurangdan

sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu kelainan dapat

terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti pembesaran kelenjar-

kelenjar getah bening, hati, limpa. Pelepasan zat anafilatoksin, histimin

dan serotin serta aktivitas dari system kalikrein menyebabkan

peningkatan permeabilitas dinding kapiler/vaskuler sehingga cairan dari

intravascular keluar ke ekstravascular atau terjadi pembesaran plasma

akibat terjadi pengurangan volume plasma yang terjadi hipovolemia,

penurunan tekanan darah hemokosentrasi, hipoproteinemia, effusi dan

renjatan. Selain itu sistem retikulo endotel bisa terganggu sehingga

menyebabkan reaksi antigen antibodi yang akhirnya bisa menyebabkan

anaphylaxia (Sjaefullah, 1996).

Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan

menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi

trombositopenia yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena

gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan akhirnya smpai pada

perdarahan kelenjar adrenalin (Hadinegoro, 1999).

Page 22: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai

puncaknya saat rejatan. Pada pasien dengan rejatan berat, volume plasma

dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila rejatan hipovolemik yang

terjadi akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka

akan terjadi anoksia jaringan, oksidasis metabolik dan kematian.

Terjadinya rejatan ini biasanya pada hari ke-3 dan ke-7 (Hadinegoro,

1999).

Reaksi lainnya yaitu terjadi perdarahan yang diakibatkan adanya

gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vascular,

tromsitopenia (trombosit < 100.000 / mm3), menurunnya fungsi

trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, IX, X

dan fibrinogen). Pembekuan yang meluas pada intravascular (DIC) juga

bisa terjadi saat rejatan. Perdarahan yang terjadi seperti ptekiae,

ekimosis, pupura, apistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat

pada traktus gastrointestinal (Hadinegoro, 1999).

E. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF

dengan usia inkubasi antara 13 – 15 hari.

Adapun tanda dan gejala menurut WHO (1975) dalam Ngastiyah

(2002).

1. Demam mendadak dan terus menerus selama 2 – 7 hari

Page 23: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tornikuet positif,

seperti perdarahan pada kulit, ptekie, ekimosis, epistaksis,

hematemesis, hematuri dan melena

3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)

4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah

menurun (tekanan sitolik menjadi ≤80 mmHg dan diastolic ≤ 20

mmHg), disertai kulit terasa dingin dan lembab terutama pada ujung

hidung, jari, dan kaki. Perdarahan gelisah, timbul sianosis di sekitar

mulut (Rohim, 2002).

Selain timbul demam, perdarahan juga merupakan ciri khas

Dengue Haemoragic Fever. Gambaran klinis lain yang tidak khas dan

biasa dijumpai pada penderita Dengue Haemoragic Fever adalah :

1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu

menelan.

2. Keluhan pada saluran pencernaan, mual, muntah, anoreksia, diare,

konstipasi)

3. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada

otot, tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal

pada seluruh tubuh dan lain-lain.

4. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah

trombositopenia (≤ 100.000 / mm3) dan hemokosentrasi (peningkatan

hematokrit ≤ 20 %) (Hadinegoro, 1999)

Page 24: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

Klasifikasi DHF.

Berdasarkan patokan dari WHO (1999) DHF dibagi menjadi 4 derajat :

1. Derajat I

Demam disertai gejala klinis lainn, tanpa perdarahan spontan

Uji tourniquet (+) trombosit dan hemokonsentrasi

2. Derajat II

Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain

3. Derajat III

Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan

darah rendah (hipotensi), gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan

ujung jari.

4. Derajat IV

Syok hebat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat di

ukur.

F. Penatalaksanaan

Pada dasarnya pasien DHF bersifat simtomatis dan suportif.

Pengobatan terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar

pasien dapat bertahan hidup. Pasien yang diduga kuat menderita demam

berdarah dengue harus dirawat di rumah sakit karena memerlukan

pengawasan terhadap kemungkinan terjadi syok atau perdarahan yang

dapat mengacam keselamatan jiwa pasien.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

1) DHF tanpa renjatan

Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah dapat menyebabkan

pasien dehidrasi dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak

minum, yaitu 1,5 – 2 liter dalam waktu 24 jam. Dapat juga diberikan

teh manis, susu, sirup, dan bila perlu oralit. Cara pemberian ini

secara sedikit demi sedikit. Keadaan hiperpireksia di atasi dengan

obat anti piretik dan kompres dingin. Jika terjadi kejang maka harus

luminal atau antikonvulsan lainnya. Infuse diberikan pada pasien

DHF tanpa renjatan apabila pasien terus menerus muntah, tidak

dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi

atau hematokrit yang cenderung meningkat. Hematokrit cenderung

meningkat mencerminkan derajat kebocoran plasma dan biasanya

mendahului munculnya secara klinis perubahan fungsi fital

(hipotensi, penurunan tekanan nadi).

Sedangkan turunnya nilai trombosit biasanya mendahului naiknya

hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga menderita

DHF harus diperiksa Ht, Hb, dan trombosit setiap hari mulai ketiga

sakit sampai demam telah turun 1 - 2 hari. Nilai Ht itulah yang

menentukan pasien perlu dipasang infus atau tidak.

2) DHF disertai renjatan (DSS)

Pasien yang mengalami renjatan atau syok harus segera di pasang

infuse karena sebagai pengganti cairan akibat kebocoran plasma.

Cairan yang biasa diberikan adalah ringer laktat, jika pemberi cairan

Page 26: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

itu tidak dapat mengatasi maka harus diberikan plasma banyaknya

pemberian adalah 20 – 30 mm/kg BB. Pada pemberian pasien yang

mengalami renjatan berat maka pemberian cairan harus diguyur,

dengan cara membuka klem infus. Pada pasien dengan renjatan yang

berulang-ulang maka harus dipasang CVP (central venous pressure),

yaitu pengaturan vena sentral untuk menggukur tekanan vena sentral

melalui safena magna atau vena jugularis, dan biasanya pasien

dirawat di ICU.

Tranfusi darah diberikan pada pasien dengan pendarahan

gastrointesnial yang hebat kadang-kadang pendarahan

gastrointestinal dapat digunakan apabila nilai hemoglobin dan

hemotokrit menurun sedangkan pendarahannya sendiri tidak

kelihatan.

G. Komplikasi

Adapun komplikasi dari Dengue Haemoragic Fever adalah

1. Perdarahan

Perdarahan pada Dengue Haemoragic Fever disebabkan adanya

perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan koagulopati,

danb trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit muda

dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit.

Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif, ptekie,

ekimosis dan perdarahan saluran cerna, hematemesis, melena.

Page 27: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

2. Kegagalan Sirkulasi

DSS (Dengue Syok Syndrome) biasa terjadi sesudah hari ke 2 – 7

disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi

kebocoran plasma, effusi cairan serosa ke rongga pleura dan

peritonium, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi yang

mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena, preload,

miokardium, penurunan volume sekuncup dan curah jantung

sehingga terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan penurunan

perfusi organ.

Dengue Syok Syndrome juga disertai dengan kegagalan homeostasis

mengakibatkan aktifitas dan integritas system kardiovaskuler, perfisi

miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan

terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan

irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan

meninggal dalam 12 – 24 jam.

3. Hepatomegali

Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan

dengan nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati

dan sel-sel kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limfosit yang

lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau

komplek virus antibody.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

4. Effusi Pleura

Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan

ekstravasi cairan intravaskuler sel, hal tersebut dapat dibuktikan

dengan adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura

akan terjadi dispnea.

H. Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang

digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan

dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai

dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu yang telah

dilaksanakan terhadap keluarga (Effendy, 1998).

1. Pengkajian Keluarga

Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga

kedalam tahap-tahap meliputi identifikasi data, tahap dan riwayat

perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga

dan koping keluarga.

a. Mengidentifikasi Data

Data-data yang digunakan oleh perawat untuk mengukur

keadaan pasien dengan memakai norma kesehatan keluarga

maupun sosial yang merupakan sistem integrasi dan

kesanggupan untuk mengatasinya (Friedman, 1998).

Page 29: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

Pengumpulan data pada keluarga dengan DHF

difokuskan pada komponen-komponen yang berkaitan dengan

DHF

b. Data Identitas

1) Umur

Resiko DHF umumnya terjadi pada anak < 15 tahun.Dan

DHF juga lebih sering menyerang anak – anak usia sekolah

dasar, ini dikarenakan mereka lebih senang bermain pada

tempat-tempat yang banyak tergenang oleh air. Anak usia

sekolah rata – rata tidak tahu penyebab dari penyakit DHF,

ini diperburuk dengan para orang tua tidak memperhatikan

pola bermain mereka dan perilaku membersihkan kamar

serta kebiasaan menguras bak mandi.

2) Jenis Kelamin

Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin

penderita, tetapi DHF lebih banyak pada anak perempuan

daripada anak laki-laki (Hadinegoro, 1998).

3) Pekerjaan

Pekerjaan seperti di perkantoran lebih beresiko untuk

menderita DHF karena aktifitas mereka lebih sering di

ruangan dan biasanya banyak tumpukan kertas-kertas yang

menjadi tempat bersarang nyamuk.

Page 30: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena

dengan pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif

dan psikomotor dalam pengelolaan penderita DHF karena

mereka tidak mengenal tentang DHF dan akibatnya serta

pentingnya fasilitas kesehatan.

5) Hubungan (Genogram)

DHF sangat dipengaruhi oleh banyaknya anggota yang

tinggal dalam satu rumah.

6) Latar Belakang Budaya

Kebiasaan yang mendukung adanya DHF adalah kebiasaan

perilaku, misalnya tidur di pagi hari jam 07.00 - 09.00, saat

tidur tidak memakai kelambu, kebiasaan membersihkan

kamar dan kamar mandi, menguras air bak mandi seminggu

2 x.

Tipe keluarga ini tipe keluarga inti yaitu suatu rumah

tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.

c. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang beresiko mengalami

masalah DHF adalah tahap perkembangan keluarga pra

school, karena kehidupan keluarga pada tahap ini sangat

sibuk dan anak sangat tergantung pada orang tua. Kedua

Page 31: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa

sehingga kebutuhan anak, suami, istri, dan pekerjaan (purna

waktu / paruh waktu) dapat terpenuhi. Adapun tugas

perkembangan keluarga dangan anak pra sekolah

(Friedmann, 1998) adalah:

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti:rumah,

ruang bermain, privasi dan keamanan.

b) Mensosialisasikan anak

c) Mengintegrasikan anak

d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam

keluarga(hubungan perkawinan dan hubungan orang

tua dan anak) & di luar keluarga (keluarga besar dan

komunitas).

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat ini An.E post opname penyakit DHF tapi

setelah dirujuk ke RS Panti Wiloso kesehatannya sudah

membaik dan sudah boleh dibawa pulang.Dirawat di RS

selama 9 hari 8 malam.Setelah di USG dan tes darah rutin

baru ketahuan hasilnya (+) Demam Berdarah.

DHF tidak ada kaitannya dengan penyakit yang lain

misalnya penyakit hipertensi, DM, dan lain – lain, karena

penyakit DHF kaitannya adalah dengan perilaku (perilaku

yang sering tidur pagi dari jam 7 - 10 pagi, tidak memakai

Page 32: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

kelambu, kebiasaan membersihkan kamar mandi dan

menguras bak mandi) meskipun DHF adalah penyakit

menular, namun penularan penyakit DHF yaitu melalui

gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

d. Data Lingkungan

1) Kondisi rumah atau Karakteristik Rumah

Penyakit DHF sering terjadi di daerah perumahan

yang padat penduduknya. Faktor lingkungan yaitu kondisi

geografis (misalnya: ketinggian dari permukaan air laut,

curah hujan, angin, kelembaban, musim) dan kondisi

demografi (misalnya: kepadatan, morbilitas, adat istiadat,

dan sosial ekonomi) (¶.Wantikirmanti dan Ridwan

Amiruddin Magister Epidemiologi FKM, paragraf 2,

wordpress.com,di akses pada tanggal 25 Juli 2008).

2) Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal

yang Lebih Luas

a) Perumahan dan Lingkungan Tempat Tinggal

Keadaan lingkungan di perumahan, Tn. A tinggal

dilingkungan yang padat, Tn. A tinggal di rumah no.2

dari pinggir jalan, samping kanan keluarga pindahan

dari Tlogosari Wetan. Interaksi antara warga banyak

dilakukan pada sore dan malam hari.Tn.A juga aktif

Page 33: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

melakukan kegiatan arisan rutin di RT dan kegiatan

poskamling.

b) Fasilitas pelayanan kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang terjangkau (maka

perlu diperiksakan ke pelayanan kesehatan jika

mengalami masalah DHF)

c) Fasilitas Transportasi

Transportasi yang memadai sangat berpengaruh

terhadap kemampuan keluarga untuk menjangkau

fasilitas pelayanan kesehatan.

d) Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial

Pengelolaan penderita DHF di keluarga sangat

membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga,

petugas dari pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat dengan cara memberikan asuransi, JPKM,

Askes, Askeskin, dll. Semuanya berperan dalam

pemberian edukasi,motivasi dan

memonitor/mengontrol perkembangan kesehatan

penderita DHF di keluarga.

e. Struktur Keluarga

1) Pola Komunikasi

Adanya komunikasi yang terbuka antara anggota keluarga

sehingga untuk mengetahui masalah kesehatan DHF, dapat

diketahui secara dini.

Page 34: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

2) Struktur Pengambilan Keputusan

Kekuasaan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan yang tepat untuk merawat anggota

keluarga yang sakit.

3) Peran

Peran kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap

kesehatan keluarga terutama dalam penyediaan kebutuhan

anggota keluarga yang meliputi kebutuhan sandang,

pangan, dan papan.

4) Nilai atau Norma

Nilai atau norma yang dianut oleh keluarga sangat

berpengaruh terhadap cara perawatan anggota keluarga

yang sakit.

f. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Kekurangan perhatian keluarga terhadap anggota keluarga

yang sakit mengakibatkan penderita DHF tidak

mendapatkan perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan,

sehingga dapat menimbulkan terjadinya komplikasi lebih

lanjut.

2) Fungsi sosial

Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang DHF dan

cara penanggulangannya.

Page 35: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

3) Fungsi Perawatan Keluarga

Pendidikan ataupun pengetahuan yang kurang mempunyai

kecenderungan lebih tinggi untuk menderita DHF

(Friedman, 1998).

a) Mengenal Masalah Kesehatan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah DHf

adalah salah satu faktor penyebab karena apabila

keluarga tidak mampu mengenal masalah DHF,

penyakit tersebut akan mengakibatkan komplikasi yang

lebih lanjut.

b) Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit DHF dikarenakan oleh

ketidaktahuan tentang penyakit, misalnya pengertian,

penyebab, tanda gejala, cara penularan dan cara

pencegahan.

c) Memodifikasi Lingkungan

Ketidakmampuan keluarga memelihara dan

memodifikasi lingkungan dapat beresiko untuk dilihat

dari kebiasaan keluarga Tn.A yang senang

menggantungkan pakaian.

Page 36: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

40

I. Pathway Keluarga

Etiologi Nyamuk Aedes Aegypty

Post Opname DB

Cemas Panik Bingung

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang

tepat

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Ansietas Kerusakan pemeliharaan

lingkungan

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang ada

Page 37: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

J. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses patologis (viremia)

(Hidayat, 2002).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2 x 24 jam diharapkan

nyeri berkurang atau hilang.

Kriteria hasil :

a. Rasa nyaman pasien terpenuhi

b. Nyeri berkurang atau hilang

Rencana tindakan :

a. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan skala nyeri (0 – 10),

tetapkan tipe nyeri yang dialami pasien, respon pasien terhadap nyeri.

Rasional : Untuk mengetahui berat nyeriyang dialami pasien

b. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri

Rasional : Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat

melakukan intervensi yang sesuai dengan masalah klien.

c. Memberikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang terang

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri

d. Memberikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa

nyeri

Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain, pasien dapat sedikit melupakan

perhatiannya terhadap nyeri yang dialami

e. Memberikan kesempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan teman-

teman atau orang terdekat

Page 38: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

Rasional : Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat atau teman

membuat pasien bahagia dan dapat mengalihkan perhatiannya

terhadap nyeri

f. Memberikan obat analgetik (kolaborasi dengan dokter)

Rasional : Obat analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien

2. Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,

anoreksia (Doenges, 2000).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2 x 24 jam diharapkan

nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria hasil : Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang

dibutuhkan atau diberikan

Rencana tindakan :

a. Mengkaji keluhan mual dan muntah yang dialami pasien

Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya

b. Memberikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering

Rasional : Untuk menghindari mual dan muntah

c. Menjelaskan manfaat nutrisi bagi pasien terutama saat pasien sakit

Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi sehingga

motivasi pasien untuk makan meningkat

d. Mencatat jumlah atau porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari

Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan nuutrisi pasien

Page 39: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-riamandasa-5184-2-bab2.pdf · arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan

e. Memberikan nutrisi parenteral (kolaborasi dengan dokter)

Rasional : Nutrisi parental sangat bermanfaat atau dibutuhkan pasien

terutama jika intake peroral sangat kurang

f. Mengukur berat badan pasien setiap hari

Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien

g. Memberikan obat-obat antasida (antiemetik) sesuai program dokter

Rasional : Obat antasida (antiemetik) membantu pasien mengurangi rasa

mual dan muntah, dengan pemberian tersebut diharapkan intake

nutrisi pasien meningkat.