bab ii konsep dasar a. pengertian -...

22
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Diare adalah defekasi yang tidak normal, baik frekwensi maupun konsistensinya. Frekwensi diare lebih dari 4 kali sehari ( FKUI, 2001 ). Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal dan bentuk tinja yang encer dengan frekwensi lebih dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi BAB lebih dari 4 x, sedang untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak, bila frekwensi lebih dari 3 x ( FKUI, 2001 ). Diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh brgbagai bakteri, virus dean patogan paralistik ( Dona L.Wong, 2003, hal 492 ). B. ANATOMI DAN FISIOLOGI 1. Sistem Pencernaan Makanan Pengertian, Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkanya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan ( pengunyahan, penelanan dan pencampuran ) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. 2. Susunan Saluran Pencesranan Susunan saluran pencernaan terdiri dari : a. Mulut ( oris ) b. Faring ( tekak ) c. Osofagus ( kerongkongan )

Upload: trinhkien

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

BAB II

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Diare adalah defekasi yang tidak normal, baik frekwensi maupun konsistensinya.

Frekwensi diare lebih dari 4 kali sehari ( FKUI, 2001 ).

Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal dan bentuk tinja yang

encer dengan frekwensi lebih dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi

BAB lebih dari 4 x, sedang untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak, bila

frekwensi lebih dari 3 x ( FKUI, 2001 ).

Diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh brgbagai

bakteri, virus dean patogan paralistik ( Dona L.Wong, 2003, hal 492 ).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Sistem Pencernaan Makanan

Pengertian, Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima

makanan dari luar dan mempersiapkanya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan

proses pencernaan ( pengunyahan, penelanan dan pencampuran ) dengan enzim

dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

2. Susunan Saluran Pencesranan

Susunan saluran pencernaan terdiri dari :

a. Mulut ( oris )

b. Faring ( tekak )

c. Osofagus ( kerongkongan )

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

d. Ventrikulus ( Lambung )

e. Intestinum minor ( Usus halus )

1) Dedenum ( usus 12 jari )

2) Yeyenum

3) Ileum

f. Intestinum mayor ( Usus besar )

1) Seikum

2) Kolon asendens

3) Kolon transversum

4) Kolon desendens

5) Kolon sigmoid

g. Rektum

h. Anus

3. Alat-alat Penghasil Getah Cerna

a. Kelenjar ludah

1) Kelenjar ( Glandula ) parotis

2) Kelenjar ( Glandula ) submaksilaris

3) kelenjar ( glandula ) sublingualis

b. klenjar getah lambung

c. Kelenjar hati

d. Kelenjar pancreas ( Penghasil insulin )

e. kelenjar getah usus ( penghasil enzim )

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

Selama dalam pancreas,pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat

yang sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jarinagn tubuh.

Brrbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang

terkandung didalam berbagai cairan pencernaan. Setiap jenis zat mempunyai

tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh

terhadap jenis lain.

4. Lambung ( Gaster )

Bagian lambung terdiri :

a Fundus fertrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri esteum

kardium dan biasanya penuh berisi gas.

b Korpus ventrikuli, setinggi oestum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah

kurvatura minor.

c antrum pylorus bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal

membentuk spinter pylorus.

d Kurvatora minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari oestum

kardiak sampai ke pylorus.

e Kurvatora mayor, lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri

osteum kardiakum melaui fundus ventrikuli menuju kekanan sampai ke

pylorus interior.

f Ostium kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen

masuk ke lambung.

Susunan lapisan dari dalam keluar :

a Lapisan selaput landir

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

b Lapisan otot melingkar

c Lapisan otot miring

d Lapisan otot panjang

e Lapisan jaringan ikat / serosa

Fungsi lambung terdiri dari :

menampung makanan

getah cerna lambung yang dihasilkan :

1) Pepsin fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino

2) Asam garam ( HCI ) fungsinya mengasamkan makanan

3) Renin fungsinya sebagai yang membekukan susu dan membentuk kasien dari

kasinogen.

4) Lapisan lambung

5. Usus Halus ( Intestinum Minor )

Intertinum minor adalah bagian dari system pencernaan makanan yang

berpangkal pada pirolusdan berakhir pada seikum panjangnya ± 6 m. Terdiri dari

usus lapisan usus halus; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar,

lapisan otot memanjang, lapisan serosa ( sebelah luar ).

Duodenum disebut juga usus 12 jari panjanganya ± 25 cm. Berbentuk

sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pancreas. Dan

bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut Papila

vateri.

Pada papilla vateri ini bermuara saluran empedu ( duktus koledokus ) dan

saluran pancreas ( duktus wirsungi / duktus pankreatikus ).

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

Empedu dibuat dihati untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus

yang fungsinya mengemulsikan lemak, dengan bantuan lipase.

Pancreas juga menghasilkan ; Amilase yang berfungsi mencerna hydrat arang

menjadi disakarida, dan Triksin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam

amino atau albumin dan polipeptika.

Diding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung

kelenjar brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

Yeyenum dan ileum. Yeyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar ± 6 meter.

Dua perlima bagian atas adalah ( yeyenum ) dengan panjang ± 2-5 meter dan

ileum dengan panjang ± 4-5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada

dinding abdomen posterior dengan perantara lipatan poritonium yang berbentuk

kipas dikenal sebagai mesenterium.

Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan

vena mesentrika superior, pembulah limfe dan saraf keruang antara 2 lapisan

peritoneum yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yeyenum dan

ileum tidak mempunyai batas yang tegas.

Unjung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantara lubang yang

bernama Orifisum Ileoseikalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileoseikalis

dan pada bagian ini terdapat katub valvula seikalis / kalkula baukini yang

berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali

keadaan ileum.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

Mukosa usus halus. Permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa

dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorsi, lipatan ini dibentuk oleh kosa

dan submukosa yang dapat memperbesar permukaan usus.

pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan

bermacam-macam hormon jaringan dan enzim yang memgang peranan aktif

dalam pencernaan.

Absorpsi. Absorpsi, makanan yang sudah di cernakan seluruhnya berlangsung

didalam usus halus melalui 2 ( dua ) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah

dan saluran limfe disebelah dalam permukaan vili usus. Sebuah vilus berisi

lacteal, pembuluh darah epithelium dan jaringan otot yang diikat bersama oleh

jaringan limfoit seluruhnya diliputi membrane dasar dan ditutupi oleh olium.

Karena vili keluar dari dinding usus maka bersentuhan dengan makanan cair dan

lemak yang diabsorpsi kedalam lacteal kemudian berjalan melalui pembuluh

limfe masuk kedalam pembuluh kapiler darah di vili dan oleh vena porta di bawa

ke hati untuk mengalami perubahan.

RINGKASAN ABSORPSI

Sumber makanan Hasil akhir cernaan Organ absorpsi

Protein

Lemak

Hidrat karbon

Asam amino

Gliserin dan asam lemak

Monosakarida

Glukosa. Leavolosa

Dari epithelium masuk ke

pembuluh darah dan aliran

darah

Dari epithelium vili masuk

ke lacteal dan aliran limfe

Dari epithelium vili dan

dinding pembuluhn darah

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

galaktosa masuk aliran darah.

Fungsi usus halus terdiri dari :

1) Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui

kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

3) Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.

Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang

menyempurnakan makanan. ;

1) Laktase mengubah lactase menjadi monosakarida.

2) Maltosa merubah maltosa menjadi monosakarida.

3) Sukrosa merubah sukrosa menjadi monosakarida.

6. Usus Besar ( IntestinumMayor )

Panjangnya ± 1½ m, lebarnya 5-6 cm,

Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar ;

1) Selaput lendir

2) Lapisan otot melingkar

3) Lapisan otot memanjang

4) Jaringan ikat

Fungsi usus besar terdiri dari :

1) Menyerap air dari makanan

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

2) Tempat tinggal bakteri koli

3) Tempat fases

Seikum, dibawah seikum terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk seperti

cacing sehingga disebut juga umbai cacing panjangnya 6 cm.

Kolon asendens, panjangnya 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan

membujur keatas dari ileum kebawah hati.

Appendiks (usus buntu ), bagian dari usus besar yang berbentuk seperti corong

dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan

dapat dilewati oleh beberapa isi usus.

Kolon transversum, panjangnya ± 38 cm membujur dari kolon asendens sampai

ke kolon desendensberada dibawah abdomen.

Kolon desendens, panjangnya ± 25 cm terletak dibawah abdomen bagian kiri

membujur dari atas kebawah dari fleksura lienalis sampai kedepan ileum kiri

bersambung dengan kolon sigmoid.

Kolon sigmoid, merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring ujung

bawahnya berhubungan dengan rectum.

Rectum, terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os koksigis.

Anus, bagian dari pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia kuar (

udara luar ). Terletak didasar pelvis dindingnya diperkuat oleh 3 spinter;

1) Spinter ani internus, bekerja tidak menurut kehendak.

2) Spinter lavatory ani, bekerja tidak menurut kehendak.

3) Spiter ani eksternus, bekerja menurut kehendak.

Defekasi ( Buang Air Besar )

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

Didahului oleh transport fases kedalam rectum yang mengakibatkan ketegangan

dinding rectum mengakibatkan rangsangan untuk reflek defekasi sedangkan otot

usus lainya berkontraksi. M. Levator ani relaksasi secara volunter dan tekanan

ditimbulkan oleh otot-otot abdomen.

( Drs. H Saefudin, B.AC)

C. ETIOLOGI

1. Faktor infeksi

a. infeksi internal

1) Tonsillitis / Tonsilofaringitis

2) Bronchopneumonia

3) Ensefalitis

2 Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat

1) Disakarida ( Intoleransi laktosa, Maltosa dan Sukrosa )

2) Monosakarida (Intoleransi laktosa, fruktosa dan galaktosa )

b. Malabsorbsi Lemak

c. Malabsorbsi Protein

3 Faktor Makanan

Yaitu makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4 Faktor psikologis

Yaitu rasa takut dan cemas ( Jarang, tetapi dapat terjadimpada anakyang lebih

besar ) ( Ngastiyah, 1997, hal. 143 ).

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

D. PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan osmotic

akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

mengakibatkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergesaran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul

diare.

2. Gangguan Sekresi

akibat rangsangan tertentu ( missal oleh toksin ) pada diding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltikusus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya

dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesis diare akut :

a Masuknya jasat renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah

berhasil melintasi rintangan asam lambung.

b Jasad renik tersebut kemudian berkembang biak ( Multiplikasi) didalam

usus halus.

c Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (Toksin diaregenik ).

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

d Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare.

e Patogenesis diare kronis

f Lebih kompleka dan factor-faktor yang menimbulkanya ialah infeksi

bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.

Sebagai akibat dari diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

a) Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang

mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis

metabolic, hipokalemia ).

b) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan

makanan kurang, pengeluaran bertambah )

c) Hipoglikemia

d) Gangguan sirkulasi darah ( FKUI, 1985 ).

E. MANIFESTASI KLINIK

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare, tinja cair

dan mungkin disertai lendir atau drah. Warna tinja mungkin lama berubah menjadi

kehijau-hijauan karena bercampur empedu anus dan daerah sekitar lecet karena

seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya

asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan

oleh kembung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa

dan eletrolit, mata dan umbun0umbun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan

mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah, 1997, hal. 144)

Derajat dehidrasi menurut banyaknya cairan yang hilang meliputi :

1. Dehidrasi ringan

kehilangan cairan 0-5% dari BB atau rata-rata 25 ml/kg BB.

Gejala klinik dehidrasi ringan :

a. Kesadaran kompos mentis

b. Nadi 120 x / menit

c. Turgor kulit biasa / normal

d. Mata agak cekung

e. Ubun-ubun besar agak cekung

f. Pernafasan normal

2. Dehidrasi sedang

Kehilangan cairan 5-10% dari BB atau rata-rata 75 ml / kg BB.

Gejala klinik diare dehidrasi sedang :

a. Kesadaran gelisah

b. Nadi 120 x / menit

c. Turgor kulit kurang elastis

d. Mata cekung

e. Pernafasan agak cepat

3. Dehidrasi berat

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

Kehilangan cairan 10-15% dari BB atau rata-rata 125 ml /kg BB

Gejala klinik diare dehidrasi berat :

a. Kesadaran apatis sangat koma

b. Nadi cepat dan kecil ( lebih 140 x / menit )

c. Turgor kulit jelek

d. Kelopak mata cekung sekali

e. Ubun-ubun besar cekung sekali

f. Pernafasan cepat dan dalam ( kussmoul )

g. Akibat dehidrasi, deuresis berkurang ( Oligari sampai anuria ) (Ngatiyah,

1997, hal. 145 )

F. PENATALAKSANAAN

1. Pemberian cairan

a. Rehidrasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu :

1) Infuse awal darurat ( encergency initial infusion ) ( 1-2 jam ) tahap ini

mempunyai tujuan untuk :

a) koreksi cairan : melancarkan ekskresi urine

b) Koreksi asidosis dan elektrolit

2) Infuse pemeliharaan ( maintenance infusion )

tujuan :

a) Pemberian air dan elektrolit

b) Pelancaran ekskresi urine

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

c) Supply makanan supaya daya tahan tubuh tak lebih

mundur

d) Jumlah cairan yang diberikan adalah :

Jumlah cairan total – jumlah cairan pada infuse awal

Pada dehidrasi ringan diberikan :

1) oralit dan cairan

2) Asi / susu yang sesuai

b. Antibiotika ( Hanya kalau perlu )

Pada dehidrasi sedang penderita tidak perlu dirawat.

Pada dehidrasi berat penderita harus dirawat.

1) Diet

Waktu rehidrasi i.v ( intravena )

a.) Bila masih memberi air susu ibu, asi harus diteruskan, bila tidak ada

syok

b.) Pada kolera simolkan diberikan makanan secara oral ( oralit ) juga

sejak awal ( system rose ( rehidrasi dengan ringer laktat, oralit,

simolkan, dan edukasi ) ).

c.) Obat-obatan

Antbiotik pemebrian atas dasar indikasi

Antidiare

G. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

2. Syok hipofolemik

3. Hipofalemia

4. Hipoglikemia

5. Kejang

6. Malnutrisi energi protein

7. Gagal ginjal

H. PENGKAJIAN FOKUS

1. Nutrisi muntah, diare, nyeri perut, kejang perut, penurunan BB, tanda dehidrasi (

takikardi, nadi melemah, turgor kulit jelek, tekanan darah turun, mata cekung,

rasa haus )

2. Aktivitas dan istirahat : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat leleh, perasaan

gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas

3. Integritas ego : ansietas, ketakutan, emosi, perasaan tak berdaya, factor stress,

budaya.

4. Higine, tanda : ketdakmampuan mempertahankan perawatan diri

5. Nyeri / kenyamanan, gejala : nyeri tekan abdomen dengan nyeri pada kuadran

kanan bawah, nyeri abdomen tengah bawah, nyeri tekan menyebar kebagian peri

umbilical, titik nyeri berpindah. Tanda : Nyeri tekan sbdomen / distensi (

Doenges, 2000).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis.

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila

diduga terdapat intoleransi gula.

c. Bila perlu diadalan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan

PH dan cadangan alkali atau lebih cepat lagi dengan pereiksaan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatininuntuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalsium, kalium, dan fosfor dalam

serum ( terutama pada pasien diare yang disertai kejang. ).

5. Pemeriksaan intubasi duodenum umum untuk mengetahui jenis jasad renik atau

parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada pasien diare

kronik ( FKUI. 1985).

6. Penata laksanaan

a. pemberian cairan

b. Dietetik

I. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

Diagnosa perawat yang mungkin muncul pada pasien diare antara lain :

1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan

ancer

2. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adekuatnya nutrisi

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar

5. Perubahan istirahat tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan karena perut

kembung

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

6. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit

diare dan pencegahanya

7. Resiko inveksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi kuman diare (

Suriadi, 2001, hal. 87 )

PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. DP.1 : Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar

dan ancer Rencana tujuan :

Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal yang ditandai

dengan pengeluaran urin sesuai turgor kulit elastis, membrane mukosa

lembab, BB tidak menunjukan penurunan.

Rencana tindakan :

a Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, membrane mukosa

b Monitor tanda-tanda vital suhu, nadi, pernafasan

c Kaji intage dan output

d Catat dan observasi frekwensi defikasi, karakteristik, jumlah dan

factor pecetus

e Pemberian obat anti diare dan anti biotic sesuai program

2. DP.2 : Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

Rencana tujuan :

Suhu tubuh dapat dipertahankan dalam suhu normal

Rencana tindakan :

a Monitor tanda-tanda vital suhu, nadi, pernafasan

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

b Kaji intake dan output

c Berikan kompres dingin pada bagian kepala, lipatan seperti ketiak dan

paha

d Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakai pakaian yang tipis

3. DP.3 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

adekuatnya nutrisi

Rencana tujuan :

Mempertahankan BB dalam batas normal dan meningkatkan kebutuhan

nutrisi yang optimal

Rencana tindakan :

a Observasi tanda-tanda vital

b Monitor intake dan output

c Anjurkan kepada ibu untuk tetap memberi asi

d Timbang BB anak setiap hari

e Lakukan kebersihan mulut sehabis makan dan minum

4. DP.4 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar

Rencana tujuan :

Mempertahankan keutuhan kulit dan tidak menunjukkan gangguan-

gangguan integritas kulit ditandai dengan kulit utuh dan tidak lecet

Rencana tindakan :

a Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

b Gunakan kapas lembab dan sabun bayi untuk membersihkan anus setiap

kali BAB

c Hindari dari penggunaan pakaian atau alas tempat tidur yang lembab

d Ganti pakaian / popok bila basah

e Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perional

5. DP.5 : Perubahan istirahat tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan

karena perut kembung

Rencana tujuan :

Menunjukan kebutuhan tidur terpenuhi, perut kembung hilang, perut

kembung normal

Rencana tindakan :

a Monitor tanda-tanda vital

b Berikan minyak angina untuk merangsang flatus

c Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman

d Batasi pengunjung agar pasien dapat istirahat dengan nyaman

6. DP.6 : Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang

penyakit diare dan pencegahanya

Rencana tujuan :

Orang tua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak

Rencana tindakan :

a Kaji tingkat pemahaman orang tua

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

b Ajarkan kepada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk

menghindari kontaminasi

c Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan

d Jelaskan tentang pentingnya pengobatan

7. DP.7 : Resiko infeksi pada orang alin berhubungan dengan terinfeksi kuman

diare dan kurangnya pengetahuan orang tua tentang pencegahan penyebaran

penyakit

Rencana tujuan :

Tidak terjadi penularan pada orang lain ditandai dengan menunggu orang

tua dalam kondisi sehat saat saat menunggu anaknya di RS.

Rencana tindakan :

e Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang lain dan

pengunjung

f Segera bersihkan dan angkat bekas BAB dan tempatkan pada tempat

khusus.

g Tempatkan pada ruangan yang khusus

h Ajarkan kepada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk

menghindari kontaminasi

i Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan

j Jelaskan tentang pentingnya pengobatan

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari

PATHWAY KEPERAWATAN

INFEKSI ( Bakteri, Virus parasit

Metabolisme makanan di usus

Makanan beracun

Factor psikologis

Reaksi imflamasi

Sekresi cairan dan elektrolit meningkat

Tekanan osmotic meningkat

Isi rongga usus meningkat Hiper peristaltik

Hipo peristaltik

Merangsang usus untuk mengeluarkan isinya

Sekresi air dan elektrolit

Bakteri tumbuh berlebihan

DIARE

Rangsangan saraf parasimpatis meningkatkan

Motilitas usus Pergeseran cairan

dan elektrolit kerongga usus

Output berlebihan absorbsi berkurang

Defekasi sering Kerusakan mukosa usus Dehidrasi

Demam Tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ( Turgor kurang )

Kemerahan dan exorasi kulit sekitar anus ( lecet iritasi )

Gangguan nutrisi

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Intestinum minor ( Usus halus ) 1) Dedenum ( usus 12 jari