bab ii kerangka teori a. kajian teori 1. penilaian

23
10 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian Autentik Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani dalam buku Rusdiana (2018), penilaian autentik adalah penilaian yang memiliki relevansi dalam pendekatan ilmiah yang disesuaikan dengan tuntutan dalam kurikulum 2013 yang bisa menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik. 1 Hal ini sependapat dengan johnson dalam buku Abdul Majid (2014), yang mengatakan bahwa penilaian autentik memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai selama proses pembelajaran. 2 Sedangkan menurut Newton Public School, asesmen autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. 3 Authentic assesment adalah satu assesmen hasil belajar peserta didik dituntut untuk menujukkan prestasi dan hasil belajar berupa kemampuan dalam kehidupan nyata dalam bentuk kinerja ataupun hasil kerja. Dalam assesmen konvensional anak dinyatakan bagaimana sikap dan perilaku mereka terhadap orang yang lebih tua. Berbeda pada authentic assesment. Maka sikap dan perilaku peserta didik terhadap orang yang lebih tua dapat nilai melalui observasi ketika peserta didik berbicara dengan penjaga sekolah, penjaga kantin, tenaga pendidik, guru dan kepala sekolah. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran yang dapat dilakukan untuk semua aspek penilaian sikap, 1 Rusdiana, Penilaian Autentik Konsep, Prinsip dan Aplikasi , (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), 170. 2 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Belajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 56. 3 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Belajar, 57.

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kajian Teori 1. Penilaian Autentik

Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani dalam buku

Rusdiana (2018), penilaian autentik adalah penilaian yang

memiliki relevansi dalam pendekatan ilmiah yang

disesuaikan dengan tuntutan dalam kurikulum 2013 yang

bisa menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta

didik.1 Hal ini sependapat dengan johnson dalam buku

Abdul Majid (2014), yang mengatakan bahwa penilaian

autentik memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk

menunjukkan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah

dikuasai selama proses pembelajaran.2 Sedangkan menurut

Newton Public School, asesmen autentik diartikan sebagai

penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan

pengalaman kehidupan nyata peserta didik.3

Authentic assesment adalah satu assesmen hasil

belajar peserta didik dituntut untuk menujukkan prestasi dan

hasil belajar berupa kemampuan dalam kehidupan nyata

dalam bentuk kinerja ataupun hasil kerja. Dalam assesmen

konvensional anak dinyatakan bagaimana sikap dan perilaku

mereka terhadap orang yang lebih tua. Berbeda pada

authentic assesment. Maka sikap dan perilaku peserta didik

terhadap orang yang lebih tua dapat nilai melalui observasi

ketika peserta didik berbicara dengan penjaga sekolah,

penjaga kantin, tenaga pendidik, guru dan kepala sekolah.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang

dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari

masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran

yang dapat dilakukan untuk semua aspek penilaian sikap,

1 Rusdiana, Penilaian Autentik Konsep, Prinsip dan Aplikasi,

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), 170. 2 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Belajar,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 56. 3 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Belajar, 57.

Page 2: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

11

pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara terus

menerus.4

Dengan adanya penilaian autentik peserta didik bisa

mendapatkan nilai sesuai dengan apa yang telah

dikerjakanya. Karena dari awal pembelajaran guru

mengamati setiap peserta didik yang mengikuti proses

pembelajaran, sehingga nilai yang diperoleh akurat. Allah

AWT berfirman Q.S Al-Hujaraat ayat 13:

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang

paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S Al-

Hujarat: 13).5

Ayat diatas menjelaskan tentang penilaian Allah

terhadap kadar ketaqwaan hamba-Nya. Dia mengetahui

siapa diantara hamba-Nya yang bertaqwa kepada Allah baik

dzohir maupun batin dan hanya di dzohir saja bertaqwa

kepada-Nya. Sehingga Allah Akan memberi balasan kepada

masing-masing orang dengan balasan yang pantas sesuai

dengan apa yang dikerjakan hamba-Nya. Apabila pekerjaan

seseorang baik maka akan memperoleh hasil yang

memuaskan. Sedangkan apabila pekerjaanya buruk maka

penilaiannya juga menjadi buruk, sehingga hasil yang

4 Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif,

dan Psikomotorik(Konsep dan Aplikasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2015), 24. 5 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Kamil Al-Qur’an Dan

Terjemahnya, 517.

Page 3: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

12

diperoleh juga mengecewakan. Apabila dikaitkan dengan

pendidikan maka penilaian itu sangat autentik karena

penilaiannya sesuai dengan apa yang dikerjakan dan tidak

hanya hasilnya saja yang dinilai melainkan dari prosesnya

juga.

Berikut ada beberapa definisi penilaian autentik

menurut beberapa ahli:

a. Jon Murller (2006) dalam buku Abdul Majid,

mengemukakan bahwa penilaian autentik merupakan

bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk

mempresentasikan dan menampilkan tugasnya dengan

menerapkan keterampilan dan pengetahuanya.

b. Richard J. Stiggins (1987) dalam buku Abdul Majid,

mengemukakan bahwa penilaian autentik ialah penilaian

yang menekankan pada keterampilan dan kompetensi

spesifik, serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang sudah dikuasai.6

c. Elin Rosalin (2008) dalam buku Supardi, mengemukakan

bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang

sebenarnya terhadap perkembangan belajar peserta didik

sehingga penilaiannya menggunakan dengan berbagai

cara.7

Berdasarkan uraian diatas, Jadi dapat disimpulkan

kalau penilaian autentik adalah suatu bentuk penilaian yang

mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

menggunakan proses pengumpulan data dengan berbagai

teknik yang bisa memberikan gambaran perkembangan

peserta didik.

Penilaian autentik adalah suatu proses evaluasi

terhadap hasil belajar dan kinerja peserta didik dalam

mengaplikasikan dikehidupan nyata. Hal ini dikarenakan

memacu peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,

keterampilan dan sikapnya dalam situasi yang nyata. Dengan

kata lain penilaian autentik mengajak peserta didik untuk

6 Abdol Majid, Penilaian Autentik: Proses Dan Hasil Belajar,

57. 7 Supardi, Penilaian Autentik: Pembelajaran Afektif, Kognitif,

dan Psikomotorik (Konsep dan Aplikasi), 25.

Page 4: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

13

menggunakan pengetahuan akademik dan

mengaplikasikanya dengan cara yang baik dalam konteks

dunia nyata dan mencapai tujuanya.8

Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian

responsif, suatu metode popular untuk menilai proses dan

hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus,

mulai dari mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan

minat khusus hingga yang genius. Penilaian autentik dapat

juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau

ilmu pembelajaran. Gambaran yang difokuskan pada suatu

kemampuan peserta didik dalam perkembangan belajar,

didasarkan pada penilaian autentik.9

a. Karakteristik Penilaiaan Autentik

Ciri-ciri yang dimiliki penilaian khususnya pada

sistem kurikulum 2013 yaitu:

1) Belajar Tuntas dimaksudkan bahwa sebelum peserta

didik menguasai kompetensi pada kategori

pengetahuan dan ketermpilan (KI-3 dan KI-4), baru

bisa anjut ke tahap berikunya.

2) Autentik dalam arti penilaian dilakukan dengan

berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuk

merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

3) Berkesinambungan dimaksudkan, penilaian bertujuan

mendapatkan gambaran yang utuh mengenai

perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau

proses kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus

dalam bentuk penilaian proses, dan be rbagai jenis

ulangan secara berkelanjutan.

4) Menggunakan teknik yang bervariasi disesuaikan

dengan karakteristik masing-masing pencapaian

kompetensi yang hendak dicapai.

8 Mimi Musmiroh Idris dan Abas Asyafah, “Penilaian Autentik

Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Kajian

Peradaban Islam 3, No. 1, (2020), 3 9 Trianto Ibnu Badar at-Taubany Dan Hadi Suseno, Desain

Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah, (Depok: Kencana, 2017),

273.

Page 5: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

14

5) Berdasarkan acuan kriteria bahwa penilaian peserta

didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya,

tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan,

seperti ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh

satuan pendidikan maing-masing pada awal tahun

pelajaran.10

Karakteristik penilaian yang lebih terperinci

menurut Kunandar dalam buku Supardi (2015) meliputi:

1) Bisa digunakan untuk formatif dan sumatif. Artinya

penilaian autentik dilakukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa

kompetensi dasar (formatif), maupun pencapaian

kompetensi terhadap standar kompetensi atau

kompetensi ini dalam satu semester (sumatif).

2) Mengukur keterraampilan dan performansi, bukan

mengingat fakta. Artinya penilaian autentik

ditunjukkan untuk mengukur pencapaian kmpetensi

yang menekankan aspek keterampilan dan kinerja,

dan bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya

mengingat.

3) Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya penilaian

autentik harus berkseinambungan dan satu kesatuan

secara utuh untuk mengumpulkan informasi terhadap

pencapaian kompetensi peserta didik.

4) Dapat digunakan sebagai feedback. Artinya penilaian

autentik yang dilakukan oleh guru dapat digunakan

sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetnsi

peserta didik secara komprehensif.

Jadi berdasarkan karakteristik yang dijelaskan oleh

kunandar di atas penting untuk menjadi perhatian ketika

melaksanakan penilaian autentik dalam kegiatan

pembelajaran. Pertama, instrumen penilaian yang

digunakan bervariasi sesuai dengan karakteristik

kompetensi yang akan dicapai. Kedua, aspek menilai

secara komprehensif kemampuan belajar meliputi

berbagai aspek penilaian (ranah kognitif. Afektif, dan

10

Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif,

dan Psikomotorik(Konsep dan Aplikasi), 26.

Page 6: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

15

psikomotorik). Ketiga, penilaian dilakukan terhadap

kondisi awal,proses maupun akhir.11

b. Prinsip-prinsip Penilaian Autentik

Menurut Permendiknas Nomor 66 Tahun 2014

dalam buku Rusdiana (2018), menjelaskan bahwa

penilaian hasil belajar peserta didik harus meliputi

prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan

tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan

secara terencana, menyatu dengan kegiatan

pembelajaran dan berkesinambungan

3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif

dalam perncanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria

penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat

diakses oleh semua pihak.

5) Edukatif , berarti mendidik dan memotivasi peserta

didik dan guru.12

Sedangkan menurut Permindikbud No. 23 Tahun

2016 tentang standar penilaian pendidikan, prinsip-

prinsip penilaian autentik antara lain sebagai berikut:

1) Shahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur

dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas

penilai.

3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau

merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus

serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya,

adat istiadat, status sodial ekonomi, dan gender.

4) Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu

komponen yang tak terpisahkandari kegiatan

pembelajaran.

11

Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif,

dan Psikomotorikn(Konsep dan Aplikasi), 27-28 12

Rusdiana, Penilaian Autentik Konsep, Prinsip, dan

Aplikasinya, (Bandung,: CV Pustaka Setia, 2018), 175.

Page 7: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

16

5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian

dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh

pihak yang berkepentingan.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian

mencakup semua aspek kompetensi dengan

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai

untuk memantau dan menilai perkembangan

kemampuan peserta didik.

7) Sistematis, beraarti penilaian dilakukan secara

berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-

langkah baku

8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada

ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9) Akuntabel, berarti penilaian dapat

dipertanggungjawabkan, baik dari segi mekanisme,

prosedur, teknik, maupun hasilnya.

10) Edukatif, berarti penilaian diakukan untuk

kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta didik.13

c. Ruang Lingkup Penilaian Autentik

Kunandar mengutip dalam Permendikbud Nomor

66 Tahun 2013 menyatakan bahwa, Cakupan penilaian

merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata

pelajaran/ kompetensi muatan/ kompetensi program, dan

proses. Sejalan dengan cakupan tersebut, teknik dan

instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai

berikut:

1) Penilaian Kompetensi Sikap (afektif) Penilaian

kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan

guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi

sikap dari peserta didik yang meliputi aspek menerima

atau memerhatikan (receiving atau attending),

merespon atau menanggapi (responding), menilai atau

13

Elis Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran,

(Bandung: Pustaka Setia, 2014), 293-294.

Page 8: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

17

menghargai (valuing), mengorganisasi atau mengelola

(organization), dan berkarakter (characterization).14

Pendidik melakukan penilaian kompetensi

sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian

“teman sejawat” (peer evaluation) oleh peseta didik,

dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk

observasi, penilaian diri dan Penilaian antar peserta

didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating

scale) yang disertai rubik,sedangkan pada jurnal

berupa catatan pendidik.

a) Observasi merupakan teknik penilaian secara

berkesinambungan dengan menggunakanp

penglihatan, baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan menggunakan pedoman observasi

yang berisi sejumlah indikator perilaku yang

diamati. Penerapan yeknik observasi menggunakan

lembar observasi. Lembar observasi merupakan

instrumen yang dapat digunakan oleh guru untuk

memudahkan dalam membuat laporan hasil

pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang

berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap sosial.

Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum

dalam indikator pencapaian kompetensi dan

kompetensi dasar (KD) untuk mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).15

b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan

cara meminta peserta didik untuk mengemukakan

kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks

pencapaian kompetensi. Instrument yang

digunakan berupa penilaian diri.

c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik

penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

14

Kunandar, Penilaian Autentik , Penilaian Hasil Belajar

Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013 (Jakarta: PT Grafindo

Persada 2014), 104. 15

Agus Santoso dan Andi Achmad, “Desain Revisi Penilaian

Kurikulum 2013 Tahun 2017: Studi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam Di Kaabupaten Kutai Kartanegara”, Syamil 6, no.1, (2018), 113

Page 9: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

18

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya

dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen

yang digunakan berupa lembaran penilaian antar

peserta didik.

d) Jurnal ialah catatan yang berisi informasi hasil

pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan

peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan

perilaku peserta didik dikelas maupun diluar

kelas.16

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami

bahwadari penilaian diri dan penilaian antar peserta

didik hampir sama karena sama-sama mengemukakan

kekurangan dan kelebihan dalam konteks pencapaian

kompetensi sedangkan observasi adalah mengamati

proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh

guru ataupun pendidik, begitupun dengan jurnal yang

dijadikan sebagai catatan untuk mengambil kegiatan

yang telah dilaksanakan oleh guru atau pendidik.

Pada ranah afektif, yang menjadi teknik

penilaian utama adalah observasi sedangkan penilaian

diri, penilaian antar teman dan jurnal adalah teknik

penunjang yang artinya meskipun tidak terlaksana,

maka tidak menjadi masalah besar dengan ketentuan

bahwa teknik observasi dilaksanakan oleh guru. Hal

ini dikarenakan, banyaknya beban penilaian yang

harus dilaksanakan oleh guru. dengan jumlah peserta

didik yang banyak pula sehingga guru merasa

kualahan melaksanakan penilaian yang beragam

dengan karakteristik peserta didik yang banyak

2) Penilaian Kognitif/pengetahuan

Menurut Deni Kurniawan, sasaran penilaian

dalam ranah pengetahuan adalah meliputi:

a) Pengetahuan yaitu kemampuan mengetahui atau

mengingat istilah, fakta, aturan, urutan, metode dan

sebagainnya.

16

Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam

KonteksKurikulum 2013 (Bandung: PT Gaung Persada Pres. 2008), 98.

Page 10: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

19

b) Pemahaman, yaitu kemampuan menterjemahkan,

menafsirkan, memperkirakan, memahami isi

pokok,, mengartikan tabel dan sebagainnya.

c) Penerapan, yaitu kemampuan memecahkan

masalah, membuat bagan, menggunakan konsep,

kaidah, prinsip, metode dan sebagainnya.

d) Analisis, yaitu kemampuan memisahkan,

membedakan, seperti memerinci bagian-bagian,

hubungan dan sebagainnya.

e) Sintesis, yaitu kemampuan menyususn seperti

karangan, rencana, program kerja, dan

sebagainnya.

f) Evaluasi yaitu kemampuan menilai berdasarkan

norma.

g) Kreativitas yaitu kemampuan untuk mengkresi

atau mencipta.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami

bahwa kompetensi pengetahuan diatas yaitu guru

mengukur tingkat pencapain peserta didik dalam

aspek pengetahuan mulai dari hafalan, pemahaman

sampai dengan evaluasi karena kompetensi

pengetahuan merefleksikan konsep-konsep ilmiah

yang harus dikuasai.

3) Penilaian Psikomotorik/keterampilan

Menurut Deni Kurniawan proses berfikir

psikomotorik antara lain:

a) Persepsi, yaitu kemampuan memilah-milah dan

kepekaan terhadap sesuatu.

b) Kesiapan, yaitu kemampuan bersiap diri secara

fisik.

c) Gerakan terbimbing, yaitu kemampuan meniru

contoh.

d) Gerakan terbiasa, yaitu keterampilan yang

berpegang pada pola

e) Gerakan kompleks, yaitu gerakan luwes, lancar,

gesit dan lincah.

f) Penyesuaian, yaitu kemampuan mengubah dan

mengatur kembali.

Page 11: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

20

g) Kreativitas, yaitu kemampuan mencipta pola

baru.17

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami

bahwa kompetensi keterampilan yaitu guru mengukur

kompetensi keterampilan peserta didik yang meliputi

seluruh aspek mulai dari imitasi, manipulasi, presesi,

artikulasi, sampai naturalisasi karena untuk

menunjukkan keterampilan peserta didik mampu atau

bisa serta tes praktik menuntut respon berupa

keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku

sesuai dengan tuntunan kompetensi, penilaian projek

menuntut peserta didik untuk lebih kreatif, dan juga

portofolio dilakukan dengan cara menilai kumpulan

seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu

yang bersifat reklektif-integratif untuk mengetahui

minat, perkembangan, prestasi, atau kreativitas peserta

didik dalam dalam kurun waktu tertentu, dan yang

terakhir penilaian portofolio dilakukan dengan cara

menilai kumpulan seluruh karya peserta didik serta

untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi

peserta didik dalam waktu tertentu.

d. Teknik Penilaian Autentik

1) Penilaian kompetensi Sikap

Guru dapat melakukan penilaian kompetensi

sikap dengan menggunakan berbagai cara, antara lain

melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman

sejawat, dan penilaian jurnal.

a) Observasi

Menurut kunandar, observasi merupakan

teknik penilaian berkesinambungan dengan

menggunakan indera, baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan menggunakan

pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator

perilaku yang diamati.

17

Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik ( Teori,

Praktik dan penilaian), (Bandung: Alfabeta, 2014), 11-13.

Page 12: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

21

b) Penilaian Diri

Menurut kokom Komalasari, penilaian diri

adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik

diminta untuk memaparkan kelebihan dan

kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun

sosialnyal.

c) Penilaian Teman Sejawat

Penilaian Teman Sebaya ialah teknik

penilaian dimana siswa diminta untuk saling

menilai temanya yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap.18

d) Penilaian Jurnal

Kokom Komalasari, menyatakan bahwa

kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta

didik selama di sekolah. Diamati dalam buku

khusus.Dengan demikian jurnal merupakan

kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga

kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap

dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar

proses pembelajaran. Bentuk penilaian jurnal ini

lebih bersifat insidental, oleh karena itu format

penilaian yang dipersiapkan yang mengacu

Permendikbud Nomor 104 tahun 2014

tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

memuat hari, tanggal, kejadian baik itu bentuk

positif maupun negatif kemudian keterangan.

2) Penilaian Kompetensi

a) Tes Tertulis

Kunandar menjelaskan bahwa tes tertulis

ialah tes dalam bentuk tulisan yang diberikan

kepada siswa dalam. Dalam menjawab soal, siswa

tidak selalu merespon dalam bentuk menulis

18

Abdullah, “Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013

Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 2 Palangka Raya”, FITRAH Jurnal Kajian ilmu-ilmu Keislaman 2,

no.2 (2016), 63.

Page 13: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

22

jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain,

misalnya memberi tanda, mewarnai, menggambar,

dan lain-lain. Dengan demikian tes tertulis

merupakan tes dimana soal dan jawaban yang

diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan.

b) Tes Lisan

Tes lisan menurut Kunandar yaitun guru

memberikan pertanyaan langsung kepada siswa

secara verbal (bahasa lisan) dan ditanggapi oleh

siswa secara langsung dengan menggunakan

bahasa verbal (lisan) juga. Dengan demikian Tanya

jawab yang diberikan guru kepada siswa secara

langsung menggunakan bahasa verbal desebut tes

lisan.19

c) Penugasan

Menurut Kunandar, penugasan adalah

penilaian yang bertujuan untuk pendalaman

terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan

yang telah dipelajari melalui proses pembelajaran.

Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah

dan/atau projek yang dikerjakan secara individu

atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Selanjutnya dalam teknik penilaian kognitif dapat

digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing

KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes

lisan, dan penugasan. Namun tidak menutup

kemungkinan dengan menggunakan teknik lain seperti

portofolio dan observasi. Skema penilaian autentik dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:20

19

Abdullah, “Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013

Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 2 Palangka Raya, 63. 20

HM. Musfiqon, Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran

Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016), 161.

Page 14: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

23

Gambar 2.1 Skema penilaian kognitif

3) Penilaian Kompetensi

a) Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja menurut Kunandar

adalah penilaian dimana siswa diminta

mendemonstrasikan serta mengaplikasikan

pengetahuan ke dalam kriteria yang ditentukan.

Penilaian unjuk kerja dilakukan dengan mengamati

kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Dengan

demikian penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan siswa dalam melakukan

sesuatu disebut unjuk kerja.

b) Penilaian Projek

Penilaian projek merupakan penilaian

terhadap suatu tugas dari pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian

data yang harus diselesaikan siswa baik secara

individu atau kelompok dalam waktu tertentu.

Dengan demikian penilaian projek adalah kegiatan

penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan siswa baik secara individu ataupun

kelompok dalam waktu atau periode tertentu.

Kementerian Agama, menyebutkan bahwa

produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin

memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk

dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai

kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan

Penilaian Kognitif

Tes Tertulis

Tes Lisan

Penugasan

Teknik lain, misalnya Portofolio, Observasi

Benar-salah, pilihan ganda,

menjodohkan, isian, uraian

Kuis dan Tanya jawab

Tugas individu atau kelompok

di sekolah/ luar sekolah

Page 15: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

24

analitik.Penilaian produk dimaksud meliputi

penilaian atas kemampuan peserta didik

menghasilkan produk, seperti hasil karya seni

(gambar, lukisan, kaligrafi, dan lain-lain), karya

artikel tentang perilaku terpuji, tasamuh dan lain-

lain.21

c) Penilaian Portofolio

penilaian portofolio merupakan penilaian

berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan

informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan siswa dalam periode tertentu. Dengan

demikian penilaian portofolio pada dasarnya

menilai karya-karya siswa pada satu periode

tertentu. Oleh karena itu, portofolio dapat

memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar

siswa melalui karyanya, misalnya karangan, puisi,

surat, gambar, hasil diskusi, hasil membaca buku,

dan lain sebagainya. 22

Dalam pelaksanaan penilaian, guru dapat

memilih berbagai teknik dan instrument yang sesuai

dengan materi dan karakteriktik peserta didik. Dengan

langkah tersebut penilaian keterampilan akan

disesuaikan sesuai dengan sasaran, target

pembelajaran. Skema dibawah ini dapat menjadi

acuan untuk memilih teknik yang sesuai.23

21

Abdullah, “Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013

Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 2 Palangka Raya, 65 22

Abdullah, “Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013

Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 2 Palangka Raya, 66. 23

HM. Musfiqon, Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran

Kurikulum 2013, 166.

Page 16: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

25

Gambar 2.2 Skema penilaian keterampilan

2. Penilaian Autentik Pada Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah

penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan kegiatan

menilai peserta didik yang menekankan pada proses dan

hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan

standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). 24

Penilaian Autentik tidak hanya di implementasikan pada

mata pelajaran umum saja melaikan juga pada mata

pelajaran PAI salah satunya adalah mata pelajaran SKI.

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan ditingkat Madrasah Ibtidaiyah

(MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah

(MA). Sejarah kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan

perkembangan perjalanan hidup muslim dari masa ke masa

dalam beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta

24

Kunandar, Penilaian Autentik , Penilaian Hasil Belajar

Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013, 35-36.

Penilaian

Keterampilan

Unjuk Kerja/

Kinerja/Praktik

Proyek

Portofolio

Produk

Teknik lain

Mis: Tertulis

Penilaian yang dilakukan

dengan cara mengamati

kegiatan peserta didik.

Kegiatan yang mencakup

perencanaan, pelaksanaan,

dan pelaporan hasil proyek

dalam kurun waktu tertentu.

Rekaman hasil pembelajaran

dan penilaian yang memperkuat

kemjuan dan kualitas pekerjaan

peserta didik

Penilaian Kemampuan peserta

didik membuat seni, produk-

produk, dan teknologi

Page 17: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

26

mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran

Islam yang dilandasi akidah. Secara konsepnya Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) mengulas kisah nyata perlaku dan

kejadian penting orang-orang muslim dahulu sehingga

muslim sekarang dapat meneladani segala hal yang baik-

baik dalam berperilaku dan menegakkan syariat Islam.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam merupakan

kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil

karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada

sumber nilai-nilai Islam.

Mata pelajaran SKI dalam kurikulum Madrasah

Tsanawiyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang yang ditujukan kepada peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah

Kebudayaan Islam yang menjadi dasar pandangan hidupnya

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan pengamatan dan pembiasaan. Mata pelajaran

SKI pada Madrasah Tsanawiyah meliputi: sejarah dinasti

Umayah, Abbasiyah dan Al-Ayubiyah dan lain-lain. Hal lain

yang sangat mendasar adalah terletak pada kemampuan

menggali nilai, makna, ibrah/hikam, dalil dan teori dari fakta

sejarah yang ada. Oleh karena itu dalam tema-tema tertentu

indikator keberhasilan belajar akan sampai pada pencapaian

ranah afektif. Jadi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

tidak saja merupakan mentransfer pengetahuan dari guru

kepada peserta didik (transfer of knowledge) tetapi juga

terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (value

education).

Pembelajaran sejarah kebudayaan islam memiliki

beberapa tujuan, antara lain: a) membangun pemahaman

peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan

ajaran, nilai-nilai, norma-norma islam yang telah dibangun

oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan

kebudayaan peradaban islam, b) membangun kesadaran

peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang

merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan

masa depan, c) melatih daya kritis peserta didik untuk

memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan

Page 18: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

27

pada pendekatan ilmiah, d) menumbuhkan apresiasi dan

penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah

islam sebagai bukti peradaban umat islam dimasa lampau, e)

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (islam),

meneladani tokoh-tokoh berprestasi dan mengkaitkannya

dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan

seni untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban

islam.25

Karakteristik Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

menekankan pada kemampuan mengambil ibrah atau

hikmah pelajaran dari sejarah islam, meneladani tokoh-tokoh

berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial,

budaya, politik, ekonomi, seni dan iptek, dan lain-lain.

Untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam

pada masa kini dan masa yang akan datang. Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di MTs merupakan salah satu mata

pelajaran yang menelah tentang asal-usul, perkembangan,

peranan kebudayaan atau peradaban islam dan para tokoh

yang berprestasi dalam sejarah islam di masa lampau, mulai

dari perkembangan masyarakat islam pada masa Nabi

Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah,

Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan islam di

Indonesia. Mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati sejarah kebudayaan islam yang

mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk

melatih kecerdasan, membentuk kepribadian, sikap dan

watak peserta didik.

Pada penilaian autentik SKI, Peserta didik diminta

untuk menerapkan konsep atau teori dalam kehidupan

sehari-hari sesuai dengan kemampuan atau keteramilan

peserta didik. Oleh karena itu guru harus memperhatikan

keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap,

25

Euis Sofi, “Pembelajaran Berbasis E-Learning pada Mata

Pelajaran Sejaran Kebudayaan Islam Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah

Negeri,” TANZHIM: jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan 1, no.1,

(2016), 51

Page 19: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

28

pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan

perkembangan karakteristik peserta didik. Dalam

pembelajaran SKI guru menggunakan beberapa metode

pembelajaran. Metode mengajar adalah sebuah cara yang

digunakan guru dalam proses berlangsunya KBM dengan

peserta didik. Metode juga bisa dipahami dengan sederhanan

yaitu suatu cara untuk melakukan sesuatu cara untuk

melakukan sesuatu sesuai langkah-langkah

tertentu.Sedangkan pembelajaran sesuatu yang diambil

manfaatnya dari setiap objek yang dipelajari. Selanjutnya

menurut aliran behavioristik dalam buku Paradigma Baru

Dalam Pembelajaran (Hasan Basri, 2015), mengemukakan

bahwa pembelajaran merupakan usaha guru dalam

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan

menyediakan lingkungan atau stimulus. Adapun aliran

kognitif mendefinisikan pembelajaran adalah cara guru

dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

berfikir agar dapat mengenal dan memahami sesuatu yang

sedang dipelajari.26

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam pembelajaran terdapat beberapa variasi metode

pembelajaran, diantaranya:

a. Metode Ceramah + Tanya Jawab + Diskusi

b. Metode Ceramah + Diskusi + Tugas

c. Metode Ceramah + Sistem Regu, dll

Selanjutnya, selain variasi metode pembelajaran di

atas juga bisa menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode ceramah merupakan salah satu metode yang

digunakan dalam pembelajaran SKI. Pembelajaran yang

kontekstual berarti pembelajaran yang berkaitan antara

materi pembelajaran dengan kondisi nyata peserta didik

sehingga dapat menghubungkan dan menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Metode Group Resume merupakan teknik yang

menggambarkan prestasi, kecakapan, dan pencapaian

individual. Kegiatan resume membuat peserta didik agar

26

Hasan Basri, Paradigma Baru Dalam Pembelajaran,

(Bandung: Pustaka Setia, 215), 21-22.

Page 20: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

29

belajar untuk bekerja sama dalam kegiatan resume

kelompok. Metode ini disesuaikan dengan materi

pelajaran.

c. Metode inquiri mind what to know yaitu teknik yang

dapat membuat peserta didik terespons akan rasa ingin

tahunya dengan mendorong spekulasi atau mengenai

topik permasalahan sehingga peserta didik dapat

menyimpan pengetahuan tentang materi yang belum

diketahui sebelumnya dalam pembelajaran.

d. Metode guided teaching yaitu suatu teknik yang

dilakukan dengan pendidik memeberikan pertanyaan

kepada peserta didik tentang materi pelajaran untuk

mendapatkan hipotesis atau kesimpulan kemudian

mengkategorikan ke dalam kelompok-kelompok.27

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa guru bisa

menggunakan berbagai metode pembelajaran dengan

menyesuaikan materi, waktu, kondisi peserta didik maupun

pendidik, dan lain-lain.

B. Penelitian Terdahulu Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan judul yang sedang peneliti lakukan, antara lain sebagai

berikut:

No Judul Persamaan Perbedaan

1. Ade Cintya Putri

(2015) dengan

judul Pelaksanaan

Penilaian Autentik

Dalam

Pembelajaran

Tematik Pada

Siswa Kelas IV A

SDN 4 Wates

Kabupaten Kulon

Progo.

Sama-sama

Meneliti

Mengenai

pelaksanaan

penilaian

Autentik.

Pada Skripsi ini

peneliti

menggunakan subjek

penelitian dari siswa

SD, dan

penelitiannya

mengkaji penilaian

autentik di SD.

Sedangkan dalam

penelitian ini peneliti

meqnggunakan

27

Faisal Kamal, “Strategi Inovatif Pembelajaran Akidah Akhlak

Di MAN Wonosobo Jawa Tengah”. Jurnal PPKM 1, (2017), 53.

Page 21: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

30

subjek penelitian

yaitu Guru Sejarah

kebudayaan Islam,

dan siswa MTs.28

2. Anisa Wulandari

(2015) dengan

judul Evaluasi

Implementasi

Model Penilaian

Autentik Dalam

Penilaian

Kurikulum 2013

di SMK Negeri 1

Banyudono.

Sama-sama

meneliti

Mengenai

Penilaian

Autentik dan

juga sama

menggunakan

pendekatan

kualtatif

Pada Skripsi ini

metode penelitianya

pengguanakan

pendekatan kuatitatif.

Sedangkan penelitian

ini peneliti

menggunakan metode

penelitian dengan

pendekatan

kualitatif.29

3. Desy Safitri dn

Maria Oktavia

(2017) dengan

judul

Implementasi

Penilaian

Autentik

Kurikulum 2013

(Studi Kasus Guru

IPS di SMP

Labschool

Jakarta.

Sama-sama

meneliti

Mengenai

penilaian

Autentik dan

juga sama-

sama

menggunakan

pendekatan

kualitatif

pada jurnal ini

menggunakan

penilaian autentik

pada mata pelajaran

ips di SMP.

Sedangkan dalam

penelitian peneliti

mengkaji atau

menganalisis

penilaian autentik

pada mata pelajaran

sejarah kebudayaan

islam di MTs.30

28

Ade Cintya Putri, “Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam

Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas IV A SDN 4 Wates Kabupaten

Kulon Progo”, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015 29

Anisa Wulandari, “Evaluasi Implementasi Model Penilaian

Autentik Dalam Penilaian Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1

Banyudono”, Universitas Negeri Semarang, 2015. 30

Desy Safitri dn Maria Oktavia Implementasi Penilaian

Autentik Kurikulum 2013 (Studi Kasus Guru IPS di SMP Labschool

Jakarta”, Jurnal Edukasia IPS 1, No.1, 2017

Page 22: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

31

C. Kerangka Berfikir Penilaian merupakan suatu proses yang sistematis untuk

memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan proses dan hasil

belajar peserta didik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana tujuan pembelajaran yang dirumuskan telah

dicapai oleh peserta didik. Penilaian merupakan bagian penting

dari proses pembelajaran dapat menilai kemampuan yang

dimiliki peserta didik serta mengetahui keberhasilan peserta

didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan secara

optimal.

Penilaian autentik adalah penilaian yang terdapat pada

kurikulum 2013 dan terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan,

daan keterampilan. Penilaian ini membutuhkan waktu yang

lama, karena penilaian autentik dimulai dari input, proses, dan

hasil. Yang mana guru harus mempersiapkan rubrik dan

berbagai ketentuan sebelum melaksanakan penilaian. Guru juga

diharuskan teliti untuk menilai segala perkembangan dan

kemajuan peserta didik dari pra pembelajaran hngga pasca

pembelajaran. Dari hal itu, salah satu madrasah yang sudah

menerapkan penilaian autentik, terutama pada pembelajran

sejarah kebudayaan islam di MTs. Salafiyah Kalanglundo.

Setelah melakukan penilaian, seorang guru akan

menentukan bagaimana tindakan selanjutnya sebagai upaya

untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran. Disamping itu

dengan melakukan penilaian, peserta didik akan lebih

termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajaranya melalui

penilaian autentik, penilaian dapat dilakukan secara

komprehensif mulai dari input, proses, dan output pembelajaran

yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Penilaian autentik ini diharapkan guru dapat mengetahui

tentang ketiga ranah peserta didik serta mengetahui

keberhasilan proses pembelajarannya dan selanjutnya juga bisa

membantu guru untuk mebuat keputusan perencanaan program

pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu penilaian autentik

harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran

itu sendiri.

Page 23: BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Teori 1. Penilaian

32

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir

Kurikulum 2013

Guru

Penilaian

Aspek Kognitif Aspek Psikomotorik Aspek Afektif