bab ii kajian teoritis 2.1 konsep dasarpengelolaan kelas 1...

26
7 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Konsep DasarPengelolaan Kelas 1. Pengertian Pengelolaan Kelas Keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak saja menuntut kemampuan menguasai materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran. Tetapi guru melaksanakan tugas profesionalnya dituntut kemampuan lainnya yaitu menyediakan atau menciptkan situasi dan kondisi belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan baik sesuai perencanaan dan mencapai tujuan sesuai yang kehendaki. Kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan dapat terwujud apabila guru mampu mengatur suasana pembelajaran, mengkondisikan siswa untuk belajar dan memanfaatka atau menggunakan sarana pengajaran serta dapat mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Menurut Winataputra (1999:26-27) bahwa manajemen kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif, guna menciptkan organisasi kelas yang efektif. Djiwondono (1999:122) mengatakan manajemen kelas adalah kemampuan guru mengatur waktu secara efektif selama mengajar dan menerapkan disiplin kelas. Mempertegas kedua pendapat di atas Rohani dan Ahmadi (1990:6) mengatakan manajemen kelas adalah usaha untuk menciptakan kondisi kelas yang diharapkan akan efektif apabila pertama diketahui secara tepat faktor-faktor mana yang datang menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar, kedua dikenal masalah yang timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar, dan ketiga dikuasainya berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.

Upload: phungdiep

Post on 10-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Konsep DasarPengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak saja menuntut kemampuan

menguasai materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran. Tetapi guru melaksanakan tugas

profesionalnya dituntut kemampuan lainnya yaitu menyediakan atau menciptkan situasi dan

kondisi belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan baik sesuai perencanaan dan mencapai tujuan

sesuai yang kehendaki. Kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan dapat terwujud apabila

guru mampu mengatur suasana pembelajaran, mengkondisikan siswa untuk belajar dan

memanfaatka atau menggunakan sarana pengajaran serta dapat mengendalikan dalam suasana

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.

Menurut Winataputra (1999:26-27) bahwa manajemen kelas adalah serangkaian kegiatan

yang dilakukan guru untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan

menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, mengembangkan hubungan interpersonal

yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif, guna menciptkan organisasi kelas yang

efektif. Djiwondono (1999:122) mengatakan manajemen kelas adalah kemampuan guru

mengatur waktu secara efektif selama mengajar dan menerapkan disiplin kelas. Mempertegas

kedua pendapat di atas Rohani dan Ahmadi (1990:6) mengatakan manajemen kelas adalah usaha

untuk menciptakan kondisi kelas yang diharapkan akan efektif apabila pertama diketahui secara

tepat faktor-faktor mana yang datang menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam

proses belajar mengajar, kedua dikenal masalah yang timbul dan dapat merusak iklim belajar

mengajar, dan ketiga dikuasainya berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.

8

Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah serangkaian

tindakan guru yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan,

menciptkan hubungan interpersonal yang baik iklim sosiemosional yang positif serta

menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif dan produktif.

`Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dapat terjadi apabila situasi dan kondisi

kelas yang mendukung. Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan

memelihara kondisi kelas sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien, merupakan

kegiatan manajemen kelas. Pendapat di atas menujukan bahwa memberikan pujian atau

penghargaan dapat menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara guru dengan siswa,

dan menciptakan norma-norma kelompok produktif merupakan beberapa contoh kegiatan

manajemen kelas. Manajemen kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang dilakukan untuk

memelihara dan menciptkan kondisi kelas yang memungkinkan proses pembelajaran yang

efektif.

`Menurut Perrott (1982:7) mengatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran diperlukan guru

untuk menerapkan keputusan dilakukan pada langkah awal, terutama yang berhubungan dengan

mengajar metode, strategi dan aktivitas pelajaran. Implementasi fungsi ini terjadi tenaga pengajar

adalah saling berinteraksi dengan para siswa, pengajaran keterampilan yang mendukung fungsi

implementasi meliputi memperkenalan, menjelaskan, mendegarkan, mempertunjukan,

menimbulkan tanggapan dan penutup menuju keberhasilan. Ibrahim (dalam Muhtar 1997:10)

mengatakan bahwa mengelolah pembelajaran seorang guru diharapkan mempunyai kemampuan

yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran, (2) mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-

kelompok belajar , (3) merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif, (4)

mengajarkan kerjasama antara siswa, (5) penilaian dan evaluasi.

9

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan

yang menujukan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dan manajemen kelas

adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk menciptakankelas yang memungkinkan

berlangsung proses pembelajaran. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen kelas yang efektif

merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Manajemen kelas yang efektif

merupakan suatu prasyarat terciptannya pembelajaran yang efektif. Oleh kerana itu salah satu

tugas guru dalam membantu siswa ialah menciptkan situasi kelas yang hangat, aman, dan sehat.

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu

tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang, namun demikian dari

pikiran – pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen

merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai

suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan

dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang

lain.

Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu :

Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal

bekal manajemen sebagai suatu profesi.

Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis dan

terpadu sebagai aktivitas manajemen.

Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam

menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah usaha yang diarahkan untuk

mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi siswa

10

untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan atau dapat dikatakan bahwa manajemen

kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis

usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,

pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi / kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan

waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.

Menurut Pidarta (1980:17) mengatakan bahwa Pengelolaan kelas adalah rentetan

kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu

meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan dan

pengelompokkan siswa dalam belajar. Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru dikelas

yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.

Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan guru dengan

tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar

mengajar

Menurut Wilford A. Weber : 1986 (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI

2010: 107) pengelolaan kelas adalah :

a. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana

kelas melalui penggunaan disiplin.

b. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan suasana kelas melalui

intimidasi.

c. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.

d. Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk /

resep yang telah di sajikan.

11

e. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang

diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak di inginkan.

2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

Menurut Syaiful Bahri (2006:185) masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas

yang ringan. Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan. Secara umum faktor-faktor

dalam pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yakni faktor interen dan faktor ekteren.

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, memperhatikan prinsip-

prinsip pengelolaan kelas yang perlu diperhatikan oleh guru dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Hangat dan Antusias, diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab

dengan siswa selalu menunjukan antusias pada tugasnya pada aktivitasnya dapat berhasil

dalam mengimplementasi pengelolaan kelas.

2. Tantangan, penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja dapat meningkatkan gairah siswa untuk

belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang dapat

menarik perhatian siswa, dan dapat mengendalikan gairah belajar siswa.

3. Bervariasi, Penggunaan alat media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa

dapat mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Apabila

penggunaanya bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan

menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan, tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah

kemungkinan munculnya ganguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang

efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa,

tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas.

12

5. Penekanan pada Hal-hal yang positif, pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru

harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada

hal-hal yang negatif.

6. Penanaman Displin Diri, tujuan akhir pengelolaan kelas adalah siswa dapat mengembangkan

disiplin diri sendiri, guru sebaiknya selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin dan

guru hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung

jawab.

2.2. Kegiatan Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element

maupun human element didalam kelas oleh guru sehingga memberikan dukungan terhadap

kegiatan belajar siswa dan mengajar guru. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksanaanya

pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru. Dalam pengelolaan

kelas guru melakukan sebuah proses atau tahapan –tahapan kegiatan yang dimulai dari

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sehingga apa yang dilakukan oleh guru

merupakan suatu kesatuan yang utuh dan saling terkait. Sngelain itu bahwa dalam pengelolaan

kelas bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien

tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya titik akhir dari pengelolaan

kelas adalah dengan tujuan produktivitas kerja yang tinggi dari siswa.

Kegiatan pengelolaan kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari :

1.Pengaturan Orang (Siswa)

Siswa adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan dikelas yang ditempatkan

sebagai objek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia. Maka siswa

bergerak kemudian mendahului fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan barang atau objek

13

yang hanya dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk

bergerak. Oleh karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan

menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan

emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai

dengan minat dan keinginannya.

2.Pengaturan Fasilitas

Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak

dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh Karena itu lingkungan fisik

kelas berupa sarana dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang

terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlamgsung dengan baik dari permulaan

masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar. Pengaturan fasilitasi adalah

kegiatan yang harus dilakukan siswa, sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitas di

dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa

sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman dan belajar dengan baik. Untuk lebih jelasnya

pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam bagan seperti dibawah ini

Kegiatan Pembelajaran

14

Bagan Kegiatan dalam Pengelolaan Kelas

Adapun secara lebih terperinci kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam

pengelolaan kelas sebagai aspek – aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk

pengelolaan kelas adalah :

a. Mengecek kehadiran siswa – siswa dilihat keberadaannya satu persatu terutama diarahkan

untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar.

b. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.

c. Pendistribudian bahan dan alat. Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus

didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan

untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.

d. Mengumpulkan informasi dari siswa. Banyak informasi yang berguna bagi guru dan siswa

itu sendiri yang dapat di peroleh dari siswa baik berupa informasi tentang pribadi siswa

maupun berkaitan dengan pekerjaan siswa yang harus sudah di kerjakan.

Mengatur Fasilitas

Belajar mengajar (kondisi

fisik)

-Ventilasi

-Pencahayaan

-Kenyamanan

-Letak duduk

-Penempatan Siswa

Mengatur Orang (Kondisi

Emosional):

-Tingkah laku

-Kedsiplinan

-Minat/ Perhatian

-Gairah Belajar

-Dinamika Kelompok

15

e. Mencatat data. Data – data siswa baik secara perorangan maupun kelompok sangat penting

untuk di catat.

f. Pemeliharaan arsip. Arsip – arsip tentang kegiatan siswa dalam kelas disimpan dan ditata

dengan rapi dan dipelihara.

g. Menyampaikan materi pelajaran. Tugas utama guru memberikan informasi tentang bahan

belajar yang harus dilakukan siswa.

h. Memberikan tugas / PR. Penugasan adalah proses memberikan tanggung jawab kepada

siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan

secara sendiri.

2.3 Tujuan Pengelolaan Kelas

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.

Secara umum pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan

belajar siswa dalam kelas, lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas

yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptalah suasana disiplin,

perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa (Sudirman

N,1991:311)

Suharsimin Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar

setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara

efektif dan efisien. Menurutnya setiap indikator dari sebuah kelas adalah apabila: (1) setiap siswa

terus bekerja, artinya tidak anak yang terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan

atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadannya, (2) setiap siswa melakukan

pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap siswa akan bekerja secepatnya dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

16

Keberhasilan sebuah kegiatan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya. Tujuan adalah

titik akhir dari sebuah kegiatan dan dari tujuan itu juga sebagai pangkal tolak pelaksanan

kegiatan selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektivitas dalam pencapaian

tujuan itu serta tingkat efisiensi dari penggunaan berbagai sumber daya yang dimiliki. Dalam

proses pengelolaan kelas keberhasilannya dapat dilihat dari tujuan yang ingin dicapainya, oleh

karena itu guru harus menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai dengan kegiatan pengelolaan

kelas yang dilakukannya.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:177) mengatakan pengelolaan kelas yang

dilakukan oleh guru dalam meningkatkan efektivitas dan efisien dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan

pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi kegiatan

belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan itelektual dalam kelas fisik. Fasilitas yang

disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptannya suasana sosial yang

memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta

aspirasi pada siswa (Sudirman. N, 1991:311).

Suharsimin Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalag

agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan terttib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran

secara efektif dan efisien.

Adapun indikator keberhasilan dalam pengelolaan kelas adalah :

- Terciptanya kondisi / suasana belajar mengajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisplin dan

bergairah).

- Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa

dengan siswa.

17

Sedangkan tujuan pengelolaan kelas menurut Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasman

(1996) adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai

kelompok belajar.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi

pembelajaran.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan

memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual

siswa dalam kelas.

4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya

serta sifat – sifat individualnya.

2.4 Fungsi Pengelolaan Kelas

Fungsi pengelolaan kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi – fungsi manajemen

yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak

dicapinya. Dalam pelaksanaanya fungsi – fungsi manajemen tersebut harus disesuaikan dengan

dasar filosofis dari pendidikan (belajar, mengajar) di dalam kelas. Fungsi – fungsi manajerial

yang harus dilakukan oleh guru itu meliputi :

a.Merencanakan

Merencanakan adalah membuat suatu target – target yang akan dicapai atau diraih di masa

depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara

matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode / teknik

yang tepat.

18

b.Mengorganisasikan

Mengorganisasikan berarti : (1) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan organisasi, (2) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang

berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan, (3) menugaskan seseorang atau

kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu, (4) mendelegasikan

wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluwasaan melaksanakan tugas.

Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu struktur formal yang dapat dengan mudah

dipahami orang dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.

c.Memimpin

Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti

harus memiliki sifat kepemimpinannya yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang di dengar

ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi. Hal ini tidak semata – mata mereka cerdas

membuat keputusan tetapi dibarengi dengan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri

tauladan.

d.Mengendalikan

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan

aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu ; (1)

menetapkan standar kerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar

yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.

2.5. Mendesain Kelas

19

Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil

pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung

meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap

pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi :

Menurut Conny Semiawan dkk 1985:64) agar terciptannya suasana belajar yang

menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan/penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan

pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan

memudahkan guru bergerak secara leluasana untuk membantu siswa dalam belajar.

Menurut Majid (2007:167) mengatakan lingkungan fisik tempat belajar mempunyai

pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntugkan dan

memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan

mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang

dimaksud meliputi:

a.Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak

berdesak – desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat

melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah

siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan itu tersebut mempergunakan hiasan, pakailah

hiasan – hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.

b.Pengaturan tempat duduk

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatuap

muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk

akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Dalam belajar siswa memerlukan

20

tempat duduk. Tempat duduk mempengaruhi siswa dalam belajar bila tempat duduk bagus, tidak

rendah, tidak terlalu besar maka siswa akan dapat belajar dengan tenang

Bentuk dan ukuran tempat duduk yang digunakan sekarang bermacam-macam, ada tempat

duduk yang dapat diduduki oleh beberapa orang siswa,ada pula yang hanya dapat diduduki oleh

seorang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu ukurannya jangan terlalu besar agar mudah

diubah-ubah posisinya.

Sudirman N (1991:318) mengemukakan beberapa formasi tempat duduk yaitu posisi

berhadapan apabila kegiatan belajar mengajar berdiskusi, posisi setengah lingkaran dan posisi

berbaris kebelakang jika proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.

c.Ventilasi dan pengaturan cahaya

Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah

aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus

cukup menjamin kesehatan siswa. Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela

harus cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang sehat juga

masuk kelas. Dengan ventilasi yang baik dan udara yang sehat, semua siswa dan guru didalam

kelas dapat menghirup udara yang segar.

Sumber belajar di luar ruangan/kelas akan menjadi alat interaksi siswa baik dalam proses

belajar mengajar maupun saat jam istrahat, yang harus menjadi perhatian guru adalah pada saat

jam istrahat. Pada saat ini sering sekolah tidak memperhatikan pola-pola interaksi siswa dalam

mengisi waktu sehingga memperoleh stimulus positif sehingga melanjutkan pelajaran lagi

motivasi siswa tidak berkurang dan bahkan memperoleh motivasi tambahan sehingga semangat

mengikuti pelajaran dapat dipertahankan.

21

d.Pengaturan penyimpanan barang-barang

Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusu yang mudah dicapai kalau segera

diperlukan dan akan dipergunanakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai

praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum,

kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan

secara periodic harus dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut.

Baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.

Hal lain perlu diperhatikan dalam penciptaan lingkungan fisik tempat belajar adalah

kebersihan dan kerapihan. Seyogyanya guru dan siswa turut aktif dalam membuat keputusan

mengenai tata ruang, dekorasi dan sebagainya.

Menurut Suparno (2001:82) mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi ketika

melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut:

1. Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektivitas proses pembelajaran yang

salah satu petunjuknya adalah bahwa anak belajar dengan aktif dan guru mengelolah kelas

dengan baik

2. Penataan tersebut bersifat fleksibel sehingga perubahan dari satu tujuan ketujuan yang lain

dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh

tujuan yang akan dicapai pada waktu proses pembelajaran

3. Ketika anak belajar tentang sesuatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat

memberikan konsep-konsep tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau model atau media

sehingga konsep tersebut bersifat verbalitas.

22

4. Penataan ruang dan fasilitas yang ada dikelas harus mampu membantu siswa meningkatkan

motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang belajar.

2.6. Mengorganisasikan kelas

Konsep dasar yang perlu dicermati dalam pengelolaan kelas adalah penempatan individu,

kelompok, sekolah dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru seperti

mengontrol, mengatur atau mendisplinkan siswa adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk

saat ini. Sekarang aktivitas guru yang terpenting adalah manajemen, menorganisir dan

mengkoordinasikan segala aktivitas siswa menuju tujuan pembelajaran. Mengelolah kelas

merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami,

mendiagonosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek

pengelolaan kelas.

Menurut Sudirman (1991:310) pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi

kelas. Sedangkan menurut Nawawi (1989:115) dengan mengatakan bahwa kegiatan pengelolaan

kelas dapat diartikan kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas

berupa pemberian kesempatan seluas-luasnya pada setiap personil untuk melakukan kegiatan-

kegiatan yang kreaktif dan terarah sehingga waktu dan dana tersedia dapat dimanfaatkan secara

efisien.

1. Menenpatkan siswa dalam kelompok

Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial didalam

kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi. Menurut pandangan ini

pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptkan iklim atau suasana emosional dan

23

hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan sosial positif,

artinya ada hubungan yang baik yang positif antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan

siswa. Disini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi itu dan perannya adalah

menciptkan hubungan pribadi yang sehat.

Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar

terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran.

Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi :

a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas

Peranan guru dalam kelas mampu menciptkan situasi kelas yang menyenangkan sehingga

pembelajaran guru akan mewarnai suasana pembelajaran yang efektif di dalam kelas. Kondisi

kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan

siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran.

Apakah guru melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis, laisez faire atau demokratis

kesemuanya itu memberikan dampak kepada siswa.

b.Situasi kelas

Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap

sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat

diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya bukan membenci

siswanya. Terimalah siswa dengan hangat sehingga ia insyaf akan kesalahannya. Berlakulah adil

dalam bertindak. Ciptakan satu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya

sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya. Suara guru, walaupun bukan faktor

24

yang besar, turut mempengarahui dalam proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi

atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan

mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak

diperhatikan. Suara hendaknya relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh

dan kedengarannya rileks cenderung akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran, dan

tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak membosankan siswa.

c.Pembinaan hubungan baik (Raport)

Pembinaan hubungan baik (raport) antara guru dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas

adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru – siswa, diharapkan

siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, relaistik dalam

kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal – hal yang ada pada

dirinya.

2.Kondisi Organisasional

Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat

sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah

diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas

pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Di

samping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua

kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain : (a) Pergantian pelajaran,

(b) Guru berhalangan hadir, (c) Masalah antar siswa, (d) Upacara bendera, (e) Kegiatan lain.

2.6. Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas

Masalah Dalam Pengelolaan Kelas

25

Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru adalah upaya untuk memberikan pelayanan

pembelajaran yang sesuai dengan setiap potensi siswa, sehingga semua siswa dapat belajar

dengan baik dan merasa terfasilitasi dari sisi perkembangan fisik dan psikisnya. Akan tetapi

dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas tidak selalu berlangsung dengan memuaskan

sering muncul masalah. Masalah dapat kita tinjau dari berbeda sisi, sehingga guru dapat menjadi

maklum bila perencanaan yang disusun sedemikian rupa akan tetapi masih muncul masalah

dalam pelaksanaannya. Masalah dapat kita lihat dari sisi sifat masalah, jenis masalah, dan

sumber masalah.

a.Sifat Masalah

Dilihat dari sifatnya, masalah memiliki ciri – ciri sebagai berikut : (1) Perenial. Perenial

artinya bahwa masalah melekat, masalah akan selalu ada ketika terjadi proses interaksi. Ketika

manusia berinteraksi dalam sebuh kelompok terikat maka dengan segala perbedaan yang dimiliki

dan keinginannya akan memungkinkan timbulnya gesekan dan konflik, hal ini memungkinkan

karena memang demikian sifatnya, (2) Nurturant Effect. Nurturant Effect atau dampak pengiring

artinya bahwa ketika dalam sebuah kegiatan muncul masalah dan masalah itu tidak dicarikan

penyelesaiannya, maka hal tersebut akan memicu dampak lain sebagai pengikut dari

permasalahan tersebut yang mungkin akan besar. Besar kecilnya akan bergantung kepada bobot

dari permasalahan itu sendiri, (3) Substanstif. Permasalahan dapat dipilah dan dilihat dari pokok

/ isu yang muncul, artinya bahwa permasalahan itu memiliki kekhasan sesuai dengan substansi

dari problematik dalm interaksi yang terjadi. Daalm hal apa permasalahan itu muncul, itulah

yang akan memberikan gambaran pada akhirnya untuk guru dalam mencaikan solusinya.

Pemahaman terhadap substansi akan mempermudah guru dalam menyelesaikannya.

b Jenis Masalah Yang Muncul di Kelas

26

Berbagai masalah yang dapat muncul di dalam kelas, masalah bisa berasal dari siswa, guru,

kelas, dan situasi sekolah. Dilihat dari jenisnya masalah di dalam kelas yang memungkinkan

terganggunya proses belajar mengajar dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu masalah

yang muncul secara individu, dan masalah yang muncul karena kelompok. Dalam bahasan ino,

kita melihat dan menentukan kedua jenis ini dari sisi siswa yang melakukan kegiatan belajar.

a.Masalah Individu

Masalah individu adalah segala permasalahan yang melekat pada perorangan baik karena

aktivitasnya sebelum di kelas yaitu di rumah, di jalan, dan di lingkungan sekolah sehingga

muncul dikelas atau permasalahan yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung

karena interaksinya dengan siswa lain atau guru.

Masalah individu muncul bila terjadi stimulus yang tidak diharapkan dari sikap siswa lain

atau dari sikap guru bahkan bisa datang dari materi belajar. Stimulus yang berlebihan dari guru

terhadap siswapun akan memicu permasalahan.

b.Masalah Kelompok

Masalah kelompok adalah masalah yang muncul karena kolektivitas siswa yang tidak

terorganisir sehingga memunculkan kecumburuan atau ketidaksetujuan yang tidak dikemukakan

yang pada akhirnya akan menurunkan semangat belajasr individu.

Permasalahan dalam kelompok terjadi karena kurang awasnya guru dalam menentukan

kelompok atau stimulus yang diberikan guru tidak dapat memunculkan gairah dalam belajar

secara keseluruhan dalam kelas.

c.Sumber Masalah

27

Masalah yang muncul didalam kelas bias berasal dari berbagai setting situasi dimana siswa

berinteraksi atau pernah berinteraksi dengan siswa, guru, atau orang lain. Secara garis besar

masalah yang mungkin dirasakan akan mengganggu proses belajar siswa didalam kelas bias

berasal dari rumah, dari lingkungan masyarakat dimanadia bergaul, dan bias berasal dari

lingkungan sekolah itu sendiri dimana dia bergaul dengan berbagai tingkatan siswa:

1.Dari Lingkungan Rumah

Kondisi emosional siswa di kelas sedikit banyak akan dipengaruhi oleh pergaulannya di

rumah. Kondisi rumah tempat dia tinggal sosial dan ekonomi yang sedang dijalaninya akan

mempengaruhi pola belajar dia di sekolah. Perhatian dan konsentrasi siswa akan terganggu oleh

peristiwa di rumah, dimana secara peristiwa tersebut akan memberikan terhadap penguasaan

emosi dan bobot emosional sehingga kurang siap dalam mengikuti pelajaran.

2.Dari Lingkungan Masyarakat

Pada saat tertentu ketika anak bergaul dalam masyarakat baik dengan teman sebayanya

ataupun dengan yang lebih tua dan lebih muda, hal ini harus diwaspadai oleh guru karena

peristiwa – peristiwa yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dapat menyebabkan

anak tidak dapat belajar dengan baik di dalam kelas. Peristiwa – peristiwa tersebut akan

mempengaruhi konsentrasi dan kesiapan anak dalam belajar.

3.Dari Lingkungan Sekolah

Dalam lingkungan sekolah anak bergaul dengan berbagai tingkatan kelas, dengan kakak

kelasnya atau dengan adik kelasnya bahkan dengan orang yang lebih dewasa seperti guru,

penjaga sekolah, petugas tata usaha, dan kepala sekolah.

Pergaulan yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut akan memberikan warna terhadap

pola perilaku dan sikap dan kemungkinan akan terbawa sampai ke dalam kelas. Perilaku yang

28

baik mungkin akan memberikan warna baik dalam sikap dan perilaku siswa, akan tetapi bila

dalam pergaulan tersebut ada sikap dan perilaku yang di luar kapasitas – nya sesuai dengan umur

dan tingkatan kelas maka kemungkinan akan memberikan masalah ketika masuk ke dalam kelas

dan mengikuti proses belajar mengajar.

Pengelolaan kelas meruapakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan

kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat

berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang bersifat korektif. Tindakan

yang bersifat pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun

kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk

belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku

yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang

berlangsung. Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera

diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif)

terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak

berlarut – larut.

1.Usaha Yang Bersifat Pencegahan

Tindakan pencegahan adalah tingkatan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku

yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran.

Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan

manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah – langkah dalam

rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek

maupun jangka panjang. Adapun langkah – langkah pencegahannya (Maman Rachman : 1998)

sebagai berikut :

29

a.Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru

Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan

mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan

rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Implikasi

adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang

stabil, kepribadiab yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu tidak akan

menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari peserta didik.

b.Peningakatan Kesadaran Peserta Didik

Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila

dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik

akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan

peserta didik melakukan tindakan – tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu

kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka

kepada mereka perlu melaksanakan hal hal – berikut : (1) memberitahukan akan hak dan

kewajibannya sebagai peserta didik, (2) memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para

peserta didik, (3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan rasa

keterbukaan antara guru dan peserta didik.

c.Sikap Polos Dan Tulus Dari Guru

Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung

makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura – pura bersikap dan bertindak

apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti ini sangat membantu dalam mengelola kelas. Guru

dengan sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku,

cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi

30

oleh peserta didik. Kalau stimuli itu positif maka respon atau reaksinya juga positif. Sebaliknya

kalau stimuli itu negatif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat,

terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan membuka

kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan peserta didik.

d.Mengenal Dan Mengenai Alternatif Pengelolaan

Untuk mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru : (1)

melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik yang sifatnya

individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta

didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman – temannya, (2) mengenai

berbagai pendekatan dalam manejemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan

pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi atau menggantinya

dengan pendekatan yang dipilihnya, (3) mempelajari pengalaman guru – guru lainnya yang

gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani

berbagai manajemen kelas.

e.Menciptakan Kontrak Sosial

Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang

diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi

kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun kelompok

dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tingkah laku ini dibentuk melalui

kontrak sosial antara sekolah / guru dan peserta didik. Norma atau nilai yang turunnya dari atas

dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan

ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib)

dengan sangsinya yang mengatur kehidupan di dalam kelas, perumusannya harus dibicarakan

31

atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa aturan –

aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah / guru). Para peserta didik dalam

hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk

menolaknya. Konsekuensi terhadap kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan –

persoalan dalam pengelolaan kelas karena para peserta didik tidak merasa turut membuat serta

memiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.

2.Usaha Yang Bersifat Penyembuhan (Kuratif)

Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :

a.Mengidentifikasi Masalah

Pada langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah – masalah pengelolaan kelas

yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan

sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan

tersebut.

b.Menganalisis Masalah

Pada langkah ini, guru menganalisiu penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar

belakang dan sumber – sumber dari penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternatif –

alternatif penanggulangannnya.

c.Menilai Alternatif – alternatif Pemecahan

Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang di anggap

tepat dalam menanggulangi masalah.

32

d. Mendapatkan Balikan

Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan

pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan

yang direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan

dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dUijelaskan oleh guru sehingga peserta

didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan,

semata – mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.