7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Konsep DasarPengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak saja menuntut kemampuan
menguasai materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran. Tetapi guru melaksanakan tugas
profesionalnya dituntut kemampuan lainnya yaitu menyediakan atau menciptkan situasi dan
kondisi belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan baik sesuai perencanaan dan mencapai tujuan
sesuai yang kehendaki. Kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan dapat terwujud apabila
guru mampu mengatur suasana pembelajaran, mengkondisikan siswa untuk belajar dan
memanfaatka atau menggunakan sarana pengajaran serta dapat mengendalikan dalam suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Menurut Winataputra (1999:26-27) bahwa manajemen kelas adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan guru untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan
menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, mengembangkan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif, guna menciptkan organisasi kelas yang
efektif. Djiwondono (1999:122) mengatakan manajemen kelas adalah kemampuan guru
mengatur waktu secara efektif selama mengajar dan menerapkan disiplin kelas. Mempertegas
kedua pendapat di atas Rohani dan Ahmadi (1990:6) mengatakan manajemen kelas adalah usaha
untuk menciptakan kondisi kelas yang diharapkan akan efektif apabila pertama diketahui secara
tepat faktor-faktor mana yang datang menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam
proses belajar mengajar, kedua dikenal masalah yang timbul dan dapat merusak iklim belajar
mengajar, dan ketiga dikuasainya berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.
8
Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah serangkaian
tindakan guru yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan,
menciptkan hubungan interpersonal yang baik iklim sosiemosional yang positif serta
menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif dan produktif.
`Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dapat terjadi apabila situasi dan kondisi
kelas yang mendukung. Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan
memelihara kondisi kelas sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien, merupakan
kegiatan manajemen kelas. Pendapat di atas menujukan bahwa memberikan pujian atau
penghargaan dapat menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara guru dengan siswa,
dan menciptakan norma-norma kelompok produktif merupakan beberapa contoh kegiatan
manajemen kelas. Manajemen kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang dilakukan untuk
memelihara dan menciptkan kondisi kelas yang memungkinkan proses pembelajaran yang
efektif.
`Menurut Perrott (1982:7) mengatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran diperlukan guru
untuk menerapkan keputusan dilakukan pada langkah awal, terutama yang berhubungan dengan
mengajar metode, strategi dan aktivitas pelajaran. Implementasi fungsi ini terjadi tenaga pengajar
adalah saling berinteraksi dengan para siswa, pengajaran keterampilan yang mendukung fungsi
implementasi meliputi memperkenalan, menjelaskan, mendegarkan, mempertunjukan,
menimbulkan tanggapan dan penutup menuju keberhasilan. Ibrahim (dalam Muhtar 1997:10)
mengatakan bahwa mengelolah pembelajaran seorang guru diharapkan mempunyai kemampuan
yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran, (2) mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-
kelompok belajar , (3) merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif, (4)
mengajarkan kerjasama antara siswa, (5) penilaian dan evaluasi.
9
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan
yang menujukan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dan manajemen kelas
adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk menciptakankelas yang memungkinkan
berlangsung proses pembelajaran. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen kelas yang efektif
merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Manajemen kelas yang efektif
merupakan suatu prasyarat terciptannya pembelajaran yang efektif. Oleh kerana itu salah satu
tugas guru dalam membantu siswa ialah menciptkan situasi kelas yang hangat, aman, dan sehat.
Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu
tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang, namun demikian dari
pikiran – pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen
merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai
suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan
dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang
lain.
Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu :
Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal
bekal manajemen sebagai suatu profesi.
Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis dan
terpadu sebagai aktivitas manajemen.
Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam
menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah usaha yang diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi siswa
10
untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan atau dapat dikatakan bahwa manajemen
kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis
usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi / kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan
waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Menurut Pidarta (1980:17) mengatakan bahwa Pengelolaan kelas adalah rentetan
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu
meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan dan
pengelompokkan siswa dalam belajar. Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru dikelas
yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.
Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan guru dengan
tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar
Menurut Wilford A. Weber : 1986 (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI
2010: 107) pengelolaan kelas adalah :
a. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana
kelas melalui penggunaan disiplin.
b. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan suasana kelas melalui
intimidasi.
c. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
d. Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk /
resep yang telah di sajikan.
11
e. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang
diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak di inginkan.
2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Menurut Syaiful Bahri (2006:185) masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas
yang ringan. Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan. Secara umum faktor-faktor
dalam pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yakni faktor interen dan faktor ekteren.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, memperhatikan prinsip-
prinsip pengelolaan kelas yang perlu diperhatikan oleh guru dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hangat dan Antusias, diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
dengan siswa selalu menunjukan antusias pada tugasnya pada aktivitasnya dapat berhasil
dalam mengimplementasi pengelolaan kelas.
2. Tantangan, penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja dapat meningkatkan gairah siswa untuk
belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang dapat
menarik perhatian siswa, dan dapat mengendalikan gairah belajar siswa.
3. Bervariasi, Penggunaan alat media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa
dapat mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Apabila
penggunaanya bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan, tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya ganguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa,
tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas.
12
5. Penekanan pada Hal-hal yang positif, pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru
harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada
hal-hal yang negatif.
6. Penanaman Displin Diri, tujuan akhir pengelolaan kelas adalah siswa dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri, guru sebaiknya selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin dan
guru hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung
jawab.
2.2. Kegiatan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element
maupun human element didalam kelas oleh guru sehingga memberikan dukungan terhadap
kegiatan belajar siswa dan mengajar guru. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksanaanya
pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru. Dalam pengelolaan
kelas guru melakukan sebuah proses atau tahapan –tahapan kegiatan yang dimulai dari
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sehingga apa yang dilakukan oleh guru
merupakan suatu kesatuan yang utuh dan saling terkait. Sngelain itu bahwa dalam pengelolaan
kelas bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien
tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya titik akhir dari pengelolaan
kelas adalah dengan tujuan produktivitas kerja yang tinggi dari siswa.
Kegiatan pengelolaan kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari :
1.Pengaturan Orang (Siswa)
Siswa adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan dikelas yang ditempatkan
sebagai objek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia. Maka siswa
bergerak kemudian mendahului fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan barang atau objek
13
yang hanya dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk
bergerak. Oleh karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan
menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan
emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai
dengan minat dan keinginannya.
2.Pengaturan Fasilitas
Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak
dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh Karena itu lingkungan fisik
kelas berupa sarana dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang
terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlamgsung dengan baik dari permulaan
masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar. Pengaturan fasilitasi adalah
kegiatan yang harus dilakukan siswa, sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitas di
dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa
sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman dan belajar dengan baik. Untuk lebih jelasnya
pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam bagan seperti dibawah ini
Kegiatan Pembelajaran
14
Bagan Kegiatan dalam Pengelolaan Kelas
Adapun secara lebih terperinci kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam
pengelolaan kelas sebagai aspek – aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk
pengelolaan kelas adalah :
a. Mengecek kehadiran siswa – siswa dilihat keberadaannya satu persatu terutama diarahkan
untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar.
b. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
c. Pendistribudian bahan dan alat. Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus
didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan
untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
d. Mengumpulkan informasi dari siswa. Banyak informasi yang berguna bagi guru dan siswa
itu sendiri yang dapat di peroleh dari siswa baik berupa informasi tentang pribadi siswa
maupun berkaitan dengan pekerjaan siswa yang harus sudah di kerjakan.
Mengatur Fasilitas
Belajar mengajar (kondisi
fisik)
-Ventilasi
-Pencahayaan
-Kenyamanan
-Letak duduk
-Penempatan Siswa
Mengatur Orang (Kondisi
Emosional):
-Tingkah laku
-Kedsiplinan
-Minat/ Perhatian
-Gairah Belajar
-Dinamika Kelompok
15
e. Mencatat data. Data – data siswa baik secara perorangan maupun kelompok sangat penting
untuk di catat.
f. Pemeliharaan arsip. Arsip – arsip tentang kegiatan siswa dalam kelas disimpan dan ditata
dengan rapi dan dipelihara.
g. Menyampaikan materi pelajaran. Tugas utama guru memberikan informasi tentang bahan
belajar yang harus dilakukan siswa.
h. Memberikan tugas / PR. Penugasan adalah proses memberikan tanggung jawab kepada
siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan
secara sendiri.
2.3 Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.
Secara umum pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar siswa dalam kelas, lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas
yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptalah suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa (Sudirman
N,1991:311)
Suharsimin Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien. Menurutnya setiap indikator dari sebuah kelas adalah apabila: (1) setiap siswa
terus bekerja, artinya tidak anak yang terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan
atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadannya, (2) setiap siswa melakukan
pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap siswa akan bekerja secepatnya dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
16
Keberhasilan sebuah kegiatan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya. Tujuan adalah
titik akhir dari sebuah kegiatan dan dari tujuan itu juga sebagai pangkal tolak pelaksanan
kegiatan selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektivitas dalam pencapaian
tujuan itu serta tingkat efisiensi dari penggunaan berbagai sumber daya yang dimiliki. Dalam
proses pengelolaan kelas keberhasilannya dapat dilihat dari tujuan yang ingin dicapainya, oleh
karena itu guru harus menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai dengan kegiatan pengelolaan
kelas yang dilakukannya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:177) mengatakan pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan efektivitas dan efisien dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan itelektual dalam kelas fisik. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptannya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta
aspirasi pada siswa (Sudirman. N, 1991:311).
Suharsimin Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalag
agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan terttib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisien.
Adapun indikator keberhasilan dalam pengelolaan kelas adalah :
- Terciptanya kondisi / suasana belajar mengajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisplin dan
bergairah).
- Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa
dengan siswa.
17
Sedangkan tujuan pengelolaan kelas menurut Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasman
(1996) adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual
siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya
serta sifat – sifat individualnya.
2.4 Fungsi Pengelolaan Kelas
Fungsi pengelolaan kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi – fungsi manajemen
yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak
dicapinya. Dalam pelaksanaanya fungsi – fungsi manajemen tersebut harus disesuaikan dengan
dasar filosofis dari pendidikan (belajar, mengajar) di dalam kelas. Fungsi – fungsi manajerial
yang harus dilakukan oleh guru itu meliputi :
a.Merencanakan
Merencanakan adalah membuat suatu target – target yang akan dicapai atau diraih di masa
depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara
matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode / teknik
yang tepat.
18
b.Mengorganisasikan
Mengorganisasikan berarti : (1) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi, (2) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang
berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan, (3) menugaskan seseorang atau
kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu, (4) mendelegasikan
wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluwasaan melaksanakan tugas.
Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu struktur formal yang dapat dengan mudah
dipahami orang dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.
c.Memimpin
Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti
harus memiliki sifat kepemimpinannya yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang di dengar
ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi. Hal ini tidak semata – mata mereka cerdas
membuat keputusan tetapi dibarengi dengan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri
tauladan.
d.Mengendalikan
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu ; (1)
menetapkan standar kerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar
yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.
2.5. Mendesain Kelas
19
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil
pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap
pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi :
Menurut Conny Semiawan dkk 1985:64) agar terciptannya suasana belajar yang
menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan/penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan
pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasana untuk membantu siswa dalam belajar.
Menurut Majid (2007:167) mengatakan lingkungan fisik tempat belajar mempunyai
pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntugkan dan
memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang
dimaksud meliputi:
a.Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak
berdesak – desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat
melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah
siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan itu tersebut mempergunakan hiasan, pakailah
hiasan – hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b.Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatuap
muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk
akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Dalam belajar siswa memerlukan
20
tempat duduk. Tempat duduk mempengaruhi siswa dalam belajar bila tempat duduk bagus, tidak
rendah, tidak terlalu besar maka siswa akan dapat belajar dengan tenang
Bentuk dan ukuran tempat duduk yang digunakan sekarang bermacam-macam, ada tempat
duduk yang dapat diduduki oleh beberapa orang siswa,ada pula yang hanya dapat diduduki oleh
seorang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu ukurannya jangan terlalu besar agar mudah
diubah-ubah posisinya.
Sudirman N (1991:318) mengemukakan beberapa formasi tempat duduk yaitu posisi
berhadapan apabila kegiatan belajar mengajar berdiskusi, posisi setengah lingkaran dan posisi
berbaris kebelakang jika proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.
c.Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah
aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus
cukup menjamin kesehatan siswa. Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela
harus cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang sehat juga
masuk kelas. Dengan ventilasi yang baik dan udara yang sehat, semua siswa dan guru didalam
kelas dapat menghirup udara yang segar.
Sumber belajar di luar ruangan/kelas akan menjadi alat interaksi siswa baik dalam proses
belajar mengajar maupun saat jam istrahat, yang harus menjadi perhatian guru adalah pada saat
jam istrahat. Pada saat ini sering sekolah tidak memperhatikan pola-pola interaksi siswa dalam
mengisi waktu sehingga memperoleh stimulus positif sehingga melanjutkan pelajaran lagi
motivasi siswa tidak berkurang dan bahkan memperoleh motivasi tambahan sehingga semangat
mengikuti pelajaran dapat dipertahankan.
21
d.Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusu yang mudah dicapai kalau segera
diperlukan dan akan dipergunanakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum,
kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan
secara periodic harus dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut.
Baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.
Hal lain perlu diperhatikan dalam penciptaan lingkungan fisik tempat belajar adalah
kebersihan dan kerapihan. Seyogyanya guru dan siswa turut aktif dalam membuat keputusan
mengenai tata ruang, dekorasi dan sebagainya.
Menurut Suparno (2001:82) mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi ketika
melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut:
1. Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektivitas proses pembelajaran yang
salah satu petunjuknya adalah bahwa anak belajar dengan aktif dan guru mengelolah kelas
dengan baik
2. Penataan tersebut bersifat fleksibel sehingga perubahan dari satu tujuan ketujuan yang lain
dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh
tujuan yang akan dicapai pada waktu proses pembelajaran
3. Ketika anak belajar tentang sesuatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat
memberikan konsep-konsep tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau model atau media
sehingga konsep tersebut bersifat verbalitas.
22
4. Penataan ruang dan fasilitas yang ada dikelas harus mampu membantu siswa meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang belajar.
2.6. Mengorganisasikan kelas
Konsep dasar yang perlu dicermati dalam pengelolaan kelas adalah penempatan individu,
kelompok, sekolah dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru seperti
mengontrol, mengatur atau mendisplinkan siswa adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk
saat ini. Sekarang aktivitas guru yang terpenting adalah manajemen, menorganisir dan
mengkoordinasikan segala aktivitas siswa menuju tujuan pembelajaran. Mengelolah kelas
merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami,
mendiagonosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek
pengelolaan kelas.
Menurut Sudirman (1991:310) pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi
kelas. Sedangkan menurut Nawawi (1989:115) dengan mengatakan bahwa kegiatan pengelolaan
kelas dapat diartikan kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas
berupa pemberian kesempatan seluas-luasnya pada setiap personil untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang kreaktif dan terarah sehingga waktu dan dana tersedia dapat dimanfaatkan secara
efisien.
1. Menenpatkan siswa dalam kelompok
Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial didalam
kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi. Menurut pandangan ini
pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptkan iklim atau suasana emosional dan
23
hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan sosial positif,
artinya ada hubungan yang baik yang positif antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan
siswa. Disini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi itu dan perannya adalah
menciptkan hubungan pribadi yang sehat.
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran.
Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas
Peranan guru dalam kelas mampu menciptkan situasi kelas yang menyenangkan sehingga
pembelajaran guru akan mewarnai suasana pembelajaran yang efektif di dalam kelas. Kondisi
kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran.
Apakah guru melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis, laisez faire atau demokratis
kesemuanya itu memberikan dampak kepada siswa.
b.Situasi kelas
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap
sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat
diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya bukan membenci
siswanya. Terimalah siswa dengan hangat sehingga ia insyaf akan kesalahannya. Berlakulah adil
dalam bertindak. Ciptakan satu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya
sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya. Suara guru, walaupun bukan faktor
24
yang besar, turut mempengarahui dalam proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi
atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan
mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak
diperhatikan. Suara hendaknya relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh
dan kedengarannya rileks cenderung akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran, dan
tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak membosankan siswa.
c.Pembinaan hubungan baik (Raport)
Pembinaan hubungan baik (raport) antara guru dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas
adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru – siswa, diharapkan
siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, relaistik dalam
kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal – hal yang ada pada
dirinya.
2.Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat
sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah
diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas
pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Di
samping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua
kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain : (a) Pergantian pelajaran,
(b) Guru berhalangan hadir, (c) Masalah antar siswa, (d) Upacara bendera, (e) Kegiatan lain.
2.6. Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Masalah Dalam Pengelolaan Kelas
25
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru adalah upaya untuk memberikan pelayanan
pembelajaran yang sesuai dengan setiap potensi siswa, sehingga semua siswa dapat belajar
dengan baik dan merasa terfasilitasi dari sisi perkembangan fisik dan psikisnya. Akan tetapi
dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas tidak selalu berlangsung dengan memuaskan
sering muncul masalah. Masalah dapat kita tinjau dari berbeda sisi, sehingga guru dapat menjadi
maklum bila perencanaan yang disusun sedemikian rupa akan tetapi masih muncul masalah
dalam pelaksanaannya. Masalah dapat kita lihat dari sisi sifat masalah, jenis masalah, dan
sumber masalah.
a.Sifat Masalah
Dilihat dari sifatnya, masalah memiliki ciri – ciri sebagai berikut : (1) Perenial. Perenial
artinya bahwa masalah melekat, masalah akan selalu ada ketika terjadi proses interaksi. Ketika
manusia berinteraksi dalam sebuh kelompok terikat maka dengan segala perbedaan yang dimiliki
dan keinginannya akan memungkinkan timbulnya gesekan dan konflik, hal ini memungkinkan
karena memang demikian sifatnya, (2) Nurturant Effect. Nurturant Effect atau dampak pengiring
artinya bahwa ketika dalam sebuah kegiatan muncul masalah dan masalah itu tidak dicarikan
penyelesaiannya, maka hal tersebut akan memicu dampak lain sebagai pengikut dari
permasalahan tersebut yang mungkin akan besar. Besar kecilnya akan bergantung kepada bobot
dari permasalahan itu sendiri, (3) Substanstif. Permasalahan dapat dipilah dan dilihat dari pokok
/ isu yang muncul, artinya bahwa permasalahan itu memiliki kekhasan sesuai dengan substansi
dari problematik dalm interaksi yang terjadi. Daalm hal apa permasalahan itu muncul, itulah
yang akan memberikan gambaran pada akhirnya untuk guru dalam mencaikan solusinya.
Pemahaman terhadap substansi akan mempermudah guru dalam menyelesaikannya.
b Jenis Masalah Yang Muncul di Kelas
26
Berbagai masalah yang dapat muncul di dalam kelas, masalah bisa berasal dari siswa, guru,
kelas, dan situasi sekolah. Dilihat dari jenisnya masalah di dalam kelas yang memungkinkan
terganggunya proses belajar mengajar dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu masalah
yang muncul secara individu, dan masalah yang muncul karena kelompok. Dalam bahasan ino,
kita melihat dan menentukan kedua jenis ini dari sisi siswa yang melakukan kegiatan belajar.
a.Masalah Individu
Masalah individu adalah segala permasalahan yang melekat pada perorangan baik karena
aktivitasnya sebelum di kelas yaitu di rumah, di jalan, dan di lingkungan sekolah sehingga
muncul dikelas atau permasalahan yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung
karena interaksinya dengan siswa lain atau guru.
Masalah individu muncul bila terjadi stimulus yang tidak diharapkan dari sikap siswa lain
atau dari sikap guru bahkan bisa datang dari materi belajar. Stimulus yang berlebihan dari guru
terhadap siswapun akan memicu permasalahan.
b.Masalah Kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang muncul karena kolektivitas siswa yang tidak
terorganisir sehingga memunculkan kecumburuan atau ketidaksetujuan yang tidak dikemukakan
yang pada akhirnya akan menurunkan semangat belajasr individu.
Permasalahan dalam kelompok terjadi karena kurang awasnya guru dalam menentukan
kelompok atau stimulus yang diberikan guru tidak dapat memunculkan gairah dalam belajar
secara keseluruhan dalam kelas.
c.Sumber Masalah
27
Masalah yang muncul didalam kelas bias berasal dari berbagai setting situasi dimana siswa
berinteraksi atau pernah berinteraksi dengan siswa, guru, atau orang lain. Secara garis besar
masalah yang mungkin dirasakan akan mengganggu proses belajar siswa didalam kelas bias
berasal dari rumah, dari lingkungan masyarakat dimanadia bergaul, dan bias berasal dari
lingkungan sekolah itu sendiri dimana dia bergaul dengan berbagai tingkatan siswa:
1.Dari Lingkungan Rumah
Kondisi emosional siswa di kelas sedikit banyak akan dipengaruhi oleh pergaulannya di
rumah. Kondisi rumah tempat dia tinggal sosial dan ekonomi yang sedang dijalaninya akan
mempengaruhi pola belajar dia di sekolah. Perhatian dan konsentrasi siswa akan terganggu oleh
peristiwa di rumah, dimana secara peristiwa tersebut akan memberikan terhadap penguasaan
emosi dan bobot emosional sehingga kurang siap dalam mengikuti pelajaran.
2.Dari Lingkungan Masyarakat
Pada saat tertentu ketika anak bergaul dalam masyarakat baik dengan teman sebayanya
ataupun dengan yang lebih tua dan lebih muda, hal ini harus diwaspadai oleh guru karena
peristiwa – peristiwa yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dapat menyebabkan
anak tidak dapat belajar dengan baik di dalam kelas. Peristiwa – peristiwa tersebut akan
mempengaruhi konsentrasi dan kesiapan anak dalam belajar.
3.Dari Lingkungan Sekolah
Dalam lingkungan sekolah anak bergaul dengan berbagai tingkatan kelas, dengan kakak
kelasnya atau dengan adik kelasnya bahkan dengan orang yang lebih dewasa seperti guru,
penjaga sekolah, petugas tata usaha, dan kepala sekolah.
Pergaulan yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut akan memberikan warna terhadap
pola perilaku dan sikap dan kemungkinan akan terbawa sampai ke dalam kelas. Perilaku yang
28
baik mungkin akan memberikan warna baik dalam sikap dan perilaku siswa, akan tetapi bila
dalam pergaulan tersebut ada sikap dan perilaku yang di luar kapasitas – nya sesuai dengan umur
dan tingkatan kelas maka kemungkinan akan memberikan masalah ketika masuk ke dalam kelas
dan mengikuti proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas meruapakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan
kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat
berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang bersifat korektif. Tindakan
yang bersifat pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun
kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk
belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku
yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera
diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif)
terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak
berlarut – larut.
1.Usaha Yang Bersifat Pencegahan
Tindakan pencegahan adalah tingkatan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku
yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran.
Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan
manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah – langkah dalam
rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Adapun langkah – langkah pencegahannya (Maman Rachman : 1998)
sebagai berikut :
29
a.Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru
Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan
mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan
rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Implikasi
adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang
stabil, kepribadiab yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu tidak akan
menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari peserta didik.
b.Peningakatan Kesadaran Peserta Didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila
dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik
akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan
peserta didik melakukan tindakan – tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu
kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka
kepada mereka perlu melaksanakan hal hal – berikut : (1) memberitahukan akan hak dan
kewajibannya sebagai peserta didik, (2) memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para
peserta didik, (3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan rasa
keterbukaan antara guru dan peserta didik.
c.Sikap Polos Dan Tulus Dari Guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung
makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura – pura bersikap dan bertindak
apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti ini sangat membantu dalam mengelola kelas. Guru
dengan sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku,
cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi
30
oleh peserta didik. Kalau stimuli itu positif maka respon atau reaksinya juga positif. Sebaliknya
kalau stimuli itu negatif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat,
terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan membuka
kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan peserta didik.
d.Mengenal Dan Mengenai Alternatif Pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru : (1)
melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik yang sifatnya
individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta
didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman – temannya, (2) mengenai
berbagai pendekatan dalam manejemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan
pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi atau menggantinya
dengan pendekatan yang dipilihnya, (3) mempelajari pengalaman guru – guru lainnya yang
gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani
berbagai manajemen kelas.
e.Menciptakan Kontrak Sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang
diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi
kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun kelompok
dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tingkah laku ini dibentuk melalui
kontrak sosial antara sekolah / guru dan peserta didik. Norma atau nilai yang turunnya dari atas
dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan
ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib)
dengan sangsinya yang mengatur kehidupan di dalam kelas, perumusannya harus dibicarakan
31
atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa aturan –
aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah / guru). Para peserta didik dalam
hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk
menolaknya. Konsekuensi terhadap kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan –
persoalan dalam pengelolaan kelas karena para peserta didik tidak merasa turut membuat serta
memiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.
2.Usaha Yang Bersifat Penyembuhan (Kuratif)
Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :
a.Mengidentifikasi Masalah
Pada langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah – masalah pengelolaan kelas
yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan
sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan
tersebut.
b.Menganalisis Masalah
Pada langkah ini, guru menganalisiu penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar
belakang dan sumber – sumber dari penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternatif –
alternatif penanggulangannnya.
c.Menilai Alternatif – alternatif Pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang di anggap
tepat dalam menanggulangi masalah.
32
d. Mendapatkan Balikan
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan
pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
yang direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan
dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dUijelaskan oleh guru sehingga peserta
didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan,
semata – mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.