bab ii kajian teori 2.1. pengertian hasil belajar...

17
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Sudjana. (2007: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar (Sudjana, 2009: 14, 22), yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. 1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual belajar yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. 3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif. Hasil belajar matematika adalah suatu capaian akademik yang diperoleh siswa melalui pengalaman belajar pada mata pelajaran matematika berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di amati pada lembar soal yang telah dikerjakan siswa.

Upload: vucong

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

6

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Sudjana. (2007: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar (Sudjana, 2009: 14,

22), yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual belajar yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni:

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: gerakan

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Hasil belajar matematika adalah suatu capaian akademik yang diperoleh

siswa melalui pengalaman belajar pada mata pelajaran matematika

berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di amati pada lembar soal

yang telah dikerjakan siswa.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

7

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Karena belajar melalui proses yang kompleks dan rumit maka perlu

diketahui pula faktor – faktor yang mempengaruhinya (Muhibbin, Syah, 2005:

15, 129 – 137 ), yakni :

1. Faktor Internal

Faktor dari dalam diri siswa, yakni keadaan jasmani dan rohani siswa.

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa menyangkut 2 aspek yaitu aspek

Fisiologis dan Aspek Psikologis.

A. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan otot (tonus) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

intensitas dan semangat dalam mengikuti pembelajaran, misalnya kondisi

tubuh yang lemah atau sakit kepala dapat menurunkan kualitas ranah

kognitif sehingga materi yang dipelajari kurang dimengerti, karena

terganggu oleh keadaan yang kurang sehat.

B. Aspek Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang termasuk ke dalam aspek Psikologis

namun, faktor – faktor esensial itu adalah:

1. Intelegensi

Pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik

untuk menanggapi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya dengan cara yang tepat.

2. Sikap (attitude)

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap

objek orang atau barang baik secara positif ataupun secara negatif. Sikap

(attitude) siswa yang positif merupakan petanda yang baik untuk proses

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

8

pembelajaran namun sebaliknya sikap siswa yang negatif apalagi jika

diiringi kebencian, maka siswa akan mengalami kesulitann belajar.

3. Bakat (aptitude)

Kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk meraih

keberhasilan dimasa yang akan datang, dengan demikian setiap siswa

pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi meraih keberhasilan sampai

ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing – masing individu.

4. Minat (interest)

Minat berarti suatu ketertarikan atau keinginan untuk melakukan

sesuatu, misalnya seorang siswa yang memiliki minat pada matematika

akan menaruh perhatian lebih banyak daripada siswa yang memiliki

minat terhadap mata pelajaran lain atau bahkan olahraga. Dengan

memiliki minat yang tinggi siswa mungkin mendapatkan prestasi yang

diinginkannya.

5. Motivasi (motivation)

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia yang

mendorongnya untuk melakukan sesuatu, dalam pengertian ini motivasi

berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.

Dalam perkembangan selanjutnya motivasi menjadi dua macam;

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi Instrinsik adalah hal yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri untuk mendorongnya melakukan tindakan belajar, contohnya

perasaan menyenangi materi dan kebutuhan tehadap materi tersebut,

sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari

luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan tindakan

belajar.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

9

2. Faktor Eksternal

Faktor dari luar yang mempengaruhi proses belajar, faktor eksternal

terdiri dari 2 macam yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan

nonsosial.

A. Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial yang lebih baik akan mempengaruhi proses belajar

siswa dengan baik pula sebaliknya lingkungan sosial yang kurang baik akan

mempengaruhi dan semangat belajar siswa. Contohnya kondisi lingkungan

sosial yang kumuh, serba kekurangan akan membuat siswa merasa kurang

bersemangat karena keadaan yang dialaminya sedang kesulitan.

B. Faktor Lingkungan Nonsosial

Menyangkut tentang yang letak rumah dengan sekolah, alat – alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. Contohnya, jika hari hujan dan

siswa belum berangkat ke sekolah, ia pasti keberatan untuk menempuh

perjalanan karena takut basah, walapun mempunyai payung.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Lawson menjelaskan faktor pendekatan belajar (approach to learning),

yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi materi

pelajaran. Strategi berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa

sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar. Dari beberapa faktor

semuanya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru,

sehingga tingkah laku siswa siswa berubah menuju arah yang lebih baik

(Darsono, 2001: 24). Mengajar merupakan suatu upaya seorang guru untuk

memberikan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kepada siswa guna

membuat bakat serta minat peserta didik (Poerwadarminta, 2002: 22).

Dari pendapat beberapa pakar dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dan mengajar memiliki persamaan yaitu dilakukan oleh seorang guru serta

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

10

melibatkan siswa, berarti efektivitas suatu pembelajaran adalah bergantung

pada guru. Guru hebat adalah guru yang mampu membaca situasi kondisi

siswa sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung membosankan bagi

siswa, terdapat banyak keberagaman dalam suatu kelas untuk itu pada saat

pembelajaran berlangsung, guru dapat mengajar sesuai dengan kondisi yang

dihadapi.

Secara garis besar, hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi dua

faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar atau faktor

lingkungan. Faktor yang dimaksud dengan faktor dari dalam adalah batas

kemampuan dan tingkat ketekunan siswa, Agar siswa memperoleh hasil

belajar yang baik, keterkaitan antara faktor dari dalam dan dari luar harus

tetap erat. Salah satu faktor dari luar yang sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa adalah kualitas pengajaran.

Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah menyangkut efektivitas

pembelajaran yang berlangsung dalam mencapai tujuan belajar, oleh sebab

itu hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri

siswa saja, melainkan kualitas pengajaran juga. Kedua faktor ini berbanding

lurus dengan hasil belajar siswa.

2. 3. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika

Sadiman. (2005), mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian mahasiswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Azhar. (2007), juga

mengemukakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media ini berisikan pesan atau

informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pembelajaran.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

11

Menurut Muhsetyo. (2008), pembelajaran matematika adalah proses

pemberian belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang

terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan

matematika yang dipelajari. Siswa pada usia anak SD/MI umurnya berkisar

antara 6 sampai 13 tahun, menurut Piaget masih pada tahap operasional konkret,

yang belum bisa menangkap informasi-informasi yang bersifat abstrak, pada

tahap perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang

dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang

abstrak, siswa memerlukan media sebagai alat bantu, Salah satu medianya adalah

dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga dapat memperjelas apa yang akan

disampaikan oleh guru sehingga apa yang disampaikan lebih cepat dipahami dan

dimengerti oleh siswa.

Media manipulatif berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang

sulit/sukar, menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata,

menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat

tertentu yang terkait dengan pengerjaan (operasi) hitung, sifat-sifat bangun

geometri serta memperlihatkan fakta-fakta (Muhsetyo dkk, 2007).

Menurut Muhsetyo. (2008), anak akan belajar dengan baik jika melalui 3

tahap, yakni tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Tahap enaktif merupakan tahap

pengalaman langsung dimana siswa berhubungan dengan benda–benda nyata.

Pada tahap enaktif siswa harus menggunakan benda nyata dalam memulai belajar

matematika. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan alat peraga

manipulatif.

1. Menyiapkan alat peraga dan mengarahkan pada materi yang dibahas.

2. Merencanakan tugas yang akan dilakukan siswa.

3. Melakukan pembelajaran menggunakan alat peraga.

4. Guru melakukan evaluasi.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

12

Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi 10 menit

Menyiapkan alat

peraga dan

mengarahkan

pada materi yang

dibahas

Guru memberikan penjelasan

mengenai keterkaitan antara materi

sebelumnya

Siswa mendengar penjelasan

guru

2 menit

Guru bertanya mengenai apa yang

telah diketahui siswa tentang

bilangan positif dan negatif

Siswa menjawab pertanyaan

guru

3menit

Guru mengajak siswa berdialog

mengenai bilangan bulat

Siswa berdialog bersama guru 5 menit

Elaborasi 35 menit

Merencanakan

tugas yang akan

dilakukan siswa

Guru merencanakan aktivitas siswa

selama menggunakan alat peraga

manik-manik

Siswa mendengar perkataan

guru

2 menit

Melakukan

pembelajaran

menggunakan alat

peraga

Guru memberikan penjelasan

mengenai penjumlahan bilangan

positif dengan bilangan negatif

menggunakan manik-manik

Siswa menjawab pertanyaan

guru.

3 menit

Guru memberikan contoh soal

mengenai penjumlahan dua

bilangan positif hingga puluhan.

Salah satu siswa maju dan

mengerjakan contoh soal

5 menit

Guru mengingatkan siswa pada

materi nilai tempat untuk bisa

melakukan penjumlahan bilangan

positif hingga puluhan

Siswa memperhatikan saran

guru

3 menit

Guru memberikan LKS kepada

siswa sebagai tugas

Siswa mengerjakan LKS 15 menit

Guru mengecek tugas siswa Siswa yang lain menanggapi

hasil kerja kelompok

7 menit

Konfirmasi (5 menit)

Evaluasi Guru melakukan evaluasi terhadap

proses belajar mengajar.

Siswa menyimak penjelasan

guru mengenai kelangsungan

pembelajaran yang telah

dilakukan.

3 menit

Guru meminta siswa menuliskan

kesulitan belajar menggunakan alat

peraga garis bilangang

Siswa menuliskan kesulitan

belajar

2 menit

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

13

Tahap ikonik berkaitan dengan gambar, lukisan, foto atau film, sedangkan

tahap simbolik merupakan tahap pengalaman abstrak. Pada tahap simbolik,

siswa mampu mengabstraksi pemahaman yang konkret. Secara umum

penggunaan penggunaan alat peraga sangat membantu siswa dalam belajar. Alat

peraga tidak hanya membantu pembentukan konsep, tetapi dapat pula digunakan

untuk pelayanan terhadap perbedaan individu, pemecahan masalah, dan lain

sebagainya, sehingga dapat dinyatakan bahwa alat peraga merupakan media

pembelajaran. Alat peraga matematika adalah alat atau media yang digunakan

dalam pembelajaran untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur

matematika yang tampaknya abstrak agar tampak lebih nyata.

Menurut Rahadi. (2003), pemakaian media pembelajaran dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan

rangsangan kegiatan belajar, dan akan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa serta membantu siswa meningkatkan pemahaman. Berdasarkan

uraian tersebut maka penggunaan media termasuk alat peraga dalam proses

pembelajaran mempunyai nilai-nilai praktis yaitu;

(1) memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan;

(2) dapat menghasilkan keseragaman pengamatan oleh siswa; (3) menanamkan

konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis; (4) membangkitkan

keingintahuan, kesukaan dan minat yang baru; (5) membangkitkan motivasi dan

merangsang siswa belajar; (6) memberikan pengalaman yang integral dari suatu

yang konkrit sampai kepada yang abstrak.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga

matematika adalah seperangkat benda konkret yang sengaja dirancang, dibuat,

dihimpun dan disusun serta digunakan untuk membantu menanamkan atau

mengembangkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam matematika. Alat

peraga matematika bisa dikreasikan sendiri oleh guru yang mengajar se-kreatif

mungkin agar siswa berminat mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

14

2.4. Bilangan Bulat dan Kedudukannya dalam Struktur Kurikulum SD

Bilangan bulat yang terdiri atas bilangan asli (bulat positif), nol dan

bilangan negatif atau jika dinyatakan dalam notasi himpunan ditulis sebagai

berikut {…., -3,-2,-1,0, 1, 2, 3,….} merupakan satu pokok bahasan disekolah

dasar. Pada kurikulum 1994 sekolah dasar, materi ini mulai diperkenalkan atau

disampaikan kepada siswa dikelas 5 semsester I (pertama). Pengenalannya

dimulai dari mengenal bilangan bulat positif dan negatif, membaca dan menulis

lambang negatif, mengenal lawan suatu bilangan, operasi bilangan bulat yang

meliputi (menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan positif,

menjumlahkan bilangan negatif dengan negatif, dan sebaliknya mengurangkan

bilangan negative dengan bilangan negatif dan mengurangkan bilangan positif

dengan bilangan negatif dan sebaliknya). Sementara, operasi hitung perkalian

dan pembagian beserta sifat-sifatnya diperkenalkan di kelas 1 SMP (sekarang

kelas 7 SMP).

Pada kurikulum 2004, bilangan bulat diperkenalkan kepada siswa dikelas 4

semester 2 dan di kelas 5 semester 1. Pada kurikulum 2004, materi bilangan bulat

untuk kelas 4 pembahasan dimulai dengan penggunaan bilangan bulat negatif

dalam masalah sehari-hari, bilangan bulat negatif dan positif, menuliskan

bilangan bulat dalam kata-kata dan angka, mengurutkan bilangan bulat,

menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan dll.

Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006) terjadi perubahan

kebijakan, walaupun pengenalan bilangan tetap dilakukan di kelas 4, namun dari

sisi materi pengenalan bilangan bulat terjadi lebih awal, yakni dipelajari pada

semester I, materi yang dibahas adalah, bilangan bulat positif dan negatif,

menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam kehidupan sehari-hari,

membilang lambang bilangan bulat, membandingkan 2 bilangan bulat,

mengurutkan bilangan bulat, lawan suatu bilangan, operasi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat dll.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

15

1. Membelajarkan Bilangan Bulat

Bilangan bulat merupakan salah satu dari jenis bilangan yang ada, dan

sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menanamkan konsep-

konsep yang ada pada bilangan bulat, prinsipnya tidak jauh berbeda dengan

menanamkan konsep matematika lainnya, namun demikian, untuk

menanamkan pengertian bilangan bulat (bilangan negatif) harus

membutuhkan cara khusus, karena tidak ada benda konkret yang langsung

menggambarkan arti bilangan bulat negatif. Secara tidak langsung kita

pernah berkata kerugian sebesar Rp.2000,- kedalaman 25 dibawah

permukaan laut, mundur 3 meter, dll, itulah yang menerangkan angka

negatif, kita dapat menggunakan lawan kata untuk menggambarkan bahwa

angka yang kita sebutkan adalah angka negatif pada saat pembelajaran

berlangsung.

2. Alat Peraga Manipulatif untuk Keperluan Bilangan Bulat dan Prinsip

Kerjanya

Media manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat

bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan

prosedur matematika. Media ini merupakan bagian langsung dari mata

pelajaran matematika dan dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik,

dipotong, digeser, dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokkan atau

diklasifikasikan (Muhsetyo dkk, 2007).

Alat peraga manipulatif pada saat pembelajaran berlangsung adalah

garis bilangan dan manik-manik. Proses kerja alat peraga mobil garis

bilangan adalah berpedoman pada prinsip panjang keseluruhan sama dengan

panjang masing-masing bagiannya, sedang manik-manik memiliki prinsip

kerja himpunan.

Menurut Kristanto. (2010), Penggunaan alat peraga garis bilangan

pada pembelajaran matematika sesuai dengan langkah-langkah berikut:

a. Tersedia garis bilangan.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

16

b. Letakkan tepat sejajar atas dan bawah.

c. Penggaris yang bergeser hanya yang di atas.

d. Jika bilangan pertama positif, penggaris geser ke kanan sebanyak bilangan

tersebut.sehingga nol lurus dengan bilangan tersebut.

e. Jika bilangan pertama negatif, penggaris geser ke kiri sebanyak bilangan

tersebut. sehingga nol lurus dengan bilangan tersebut.

Prinsip kerja yang harus diperhatikan baik dalam penjumlahan maupun

pengurangan adalah:

1. Posisi awal benda yang menjadi model harus berada pada titik nol.

2. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka bagian depan mobil

menghadap ke arah bilangan positif, jika bilangan pertama bertanda

negatif, maka bagian mobil menghadap ke arah bilangan negatif.

3. Jika perintah dari operasi hitung adalah (+), maka mobil berjalan

kedepan, jika perintah operasi hitung adalah (–), maka, mobil bergerak ke

belakang.

Contoh 1:

1. 3 + (-5) = -2

1. Tempatkan objek pada skala angka nol yang menghadap kearah

bilangan positif.

2. Karena bilangan penjumlahan, Langkahkan objek kearah positif

sebanyak 3 langkah. Karena angka pertama adalah 3, yang berarti

operasi hitung dimulai dari angka (3).

3. Bilangan penjumlahan berikutnya adalah bilangan negatif, (-5), maka

langkahkan mobil kearah negatif sebanyak 5 langkah.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

17

4. Hasilnya pada garis bilangan adalah (-2).

Dari contoh di atas alat peraga sudah sangat membantu pemahaman

konsep matematika, dengan demikian tidak akan ada yang dipertanyakan

siswa karena operasi yang sederhana dan efektif. Penggunaan alat peraga

mobil garis bilangan secara konsisten dapat memberi gambaran

bagaimana seharusnya menggunakan garis bilangan dalam menanamkan

konsep pengurangan dan penjumlahan pada bilangan bulat pada tahap

semi abstrak sebelum pada tahap penyampaian konsep yang bersifat

abstrak.

Alat peraga manik-manik sangat efektif dalam menanamkan konsep

operasi hitung bilangan bulat. Penggunaan manik-manik menggunakan

pendekatan himpunan. Definisi himpunan dalam matematika sendiri

adalah anggota dari bilangan sejenis, dalam mempelajari himpunan

terdapat proses pemisahan dan penggabungan yang masing masing

merupakan himpunan manik-manik negatif dan himpunan manik-manik

positif.

Dalam menggunakan manik-manik, proses penggabungan dapat

diartikan pada operasi hitung penjumlahan, sementara pemisahan adalah

operasi hitung pengurangan. Hal terpenting dalam menggunakan alat

peraga memancing kemampuan siswa untuk mengabstraksi objek-objek

konkret. Prinsip kerja manik-manik adalah himpunan, jadi pada saat

melakukan operasi hitung bilangan bulat dapat dilakukan seperti contoh

2:

2. -3 + 3 = 0

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

18

1. Ambil manik-manik berwarna merah sebagai anggota bilangan negatif

sebanyak 3 manik-manik.

2. Ambil manik-manik berwarna hijau sebanyak 3, sebagai anggota

bilangan positif.

3. Karena operasi hitung adalah penjumlahan, gabungkan manik-manik

tadi, berapakah anggota yang tidak memiliki himpunan(0).

4. 3 manik-manik merah dan 3 manik-manik hijau merupakan himpunan,

sedang anggota yang tersisa merupakan hasil dari operasi hitung

bilangan bulat (0, tidak ada sisa, semua berpasangan).

contoh 3:

3. 6 – 4 = 2

1. Ambil 6 manik-manik berwarna hijau sebagai anggota bilangan

positif.

2. Ambil 4 manik-manik merah.

3. Gabungkan manik-manik, ambil manik-manik yang tidak berpasangan.

4. Manik-manik yang dipisahkan adalah hasil operasi hitung

pengurangan. 2 manik-manik hijau.

Contoh 4:

4. 6 - (-2) = 8

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

19

1. Ambil 6 manik-manik berwarna hijau.

2. Ambil manik-manik berwarna berpasangan (hijau dan merah).

3. Pisahkan 2 manik-manik berwarna merah, karena operasi hitung

adalah pengurangan

4. Hasilnya adalah ada 8 manik-manik hijau.

2.5. Hasil Penelitian yang Relevan

Sri Mulyati dalam skripsinya yang berjudul ”Usaha meningkatkan Hasil

Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 Semester I tahun ajaran 2006/2007

Pokok Bahasan Menggunakan Nilai Tempat dalam Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SD Perumnas

Banyumanik 14 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang”, menunjukkan

hubungan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam

skripsi ini. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyati mengungkapkan beberapa

gambaran mengenai situasi belajar di SD Perumnas yaitu antusias siswa untuk

belajar masih sangat rendah sehingga hasil belajarnya juga kurang memuaskan.

Metode pembelajaran aktif merupakan salah satu jawaban untuk menarik minat

siswa.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan pembelajaran menggunakan alat

peraga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, terdapat peningkatan

prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata pre-test sebesar 6,55 meningkat

pada siklus I menjadi 7,93. Pada siklus II peningkatannya menjadi 8,66. Hal ini

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

20

menunjukkan bahwa 90% siswa berhasil meningkatkan prestasi belajar

matematikanya setelah berbantu alat peraga.

Penelitian yang dilakukan Slamet Giarto (2010) dengan judul “Penerapan

Metode Permainan Dengan Alat Peraga Mobil dan Garis Bilangan Bulat dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Operasi Hitung Bilangan Bulat

Bagi Siswa Kelas 5 SDN Terasan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Tahun

2009/2010” menyimpulkan bahwa adanya peningkatan Ketuntasan belajar mulai

dari prasiklus/kondisi awal (57,14%) meningkat menjadi (85,71%) pada siklus

I kemudian meningkat menjadi (100%) pada siklus II, oleh karena itu

penggunaan alat peraga “Mobil Bilangan Bulat” dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan Danu Kristanto (2010) dalam Skripsi yang

berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Matematika Dengan

Menggunakan Alat Peraga Penggaris Bilangan Di Kelas 5 Semester I SDN

Tempurejo 2 Blora Tahun Pelajaran 2009/2010” penelitian ini menyebutkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan penggaris bilangan dapat meningkatkan hasil

belajar Matematika dibuktikan dari kondisi awal ketuntasan belajar hanya (29%)

kemudian meningkat pada siklus I menjadi (71%) dan meningkat lagi pada siklus

II menjadi (82%) dan hasil pengamatan menunjukkan perubahan positif yaitu siswa

lebih aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

21

2.6. Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Kerangka pikir

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD N

Kutowinangun 01 yang masih rendah di bawah KKM pada pokok bahasan

operasi hitung bilangan bulat, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkannya.

Matematika sebagai ilmu yang abstrak, cenderung sulit dipahami siswa. Hal ini

mungkin disebabkan oleh siswa kurang berminat dalam mempelajari matematika,

untuk itu kemampuan guru dalam membimbing, mengarahkan dan memotivasi

siswanya diperlukan alat peraga yang sesuai dengan topik yang sedang diajarkan.

Salah satu alternatifnya adalah pemilihan alat peraga yang tepat yaitu alat peraga

garis bilangan dan manik-manik untuk menambah ketertarikan serta minat siswa

dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat sehingga

tingkat pemahaman materi pembelajaran menjadi meningkat.

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru menggunakan alat

peraga garis bilangan dan

manik-manik.

Hasil belajar siswa di bawah

kriteria ketuntasan minimal.

Guru belum

menggunakan

alat peraga.

Siklus I

Pengenalan alat peraga garis

bilangan dan manik-manik.

Hasil belajar siswa meningkat

setelah menggunakan alat peraga

garis bilangan dan manik-manik.

Siklus II

Alat peraga garis bilangan dan

manik-manik digunakan sebagai

media serta mampu meningkatkan

hasil belajar.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13024/2/T1_292012565_BA… · berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II yang dapat di

22

2.7. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dinyatakan dalam pernyataan

bahwa penggunaan alat peraga manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga, Kecamatan Tingkir,

Semester I Tahun Pelaran 2016/2017.