hasil keputusan kongres nasional ii imabsii

97
LEMBAR PENGESAHAN TENTANG AGENDA ACARA DAN TATA TERTIB KONGRES NASIONAL II IMABSII SURAT KEPUTUSAN No : 001/A-2/PP IMABSII/VII/2010 Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan Agenda Acara dan Tata Tertib Kongres Nasional untuk memperlancar kegiatan tersebut. Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII. Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Agenda Acara dan Tata Tertib Persidangan Kongres Nasional II IMABSII. MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Agenda Acara dan Tata tertib Persidangan Kongres Nasional II IMABSII. 2. Ketetapan ini wajib ditaati oleh seluruh peserta Kongres Nasional II IMABSII. 3. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 13 juli 2010 Waktu : 10.37 WIB

Upload: r-alfian-arif-bintara

Post on 02-Dec-2015

532 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

LEMBAR PENGESAHAN TENTANG AGENDA ACARA DAN TATA TERTIB

KONGRES NASIONAL II IMABSII

SURAT KEPUTUSAN

No : 001/A-2/PP IMABSII/VII/2010

Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan

Agenda Acara dan Tata Tertib Kongres Nasional untuk

memperlancar kegiatan tersebut.

Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII.

Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Agenda Acara

dan Tata Tertib Persidangan Kongres Nasional II IMABSII.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Agenda Acara dan Tata tertib Persidangan Kongres Nasional II IMABSII.

2. Ketetapan ini wajib ditaati oleh seluruh peserta Kongres Nasional II IMABSII.

3. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 13 juli 2010

Waktu : 10.37 WIB

PEMIMPIN SIDANG

Pemimpin Sidang I Pemimpin Sidang II Pemimpin Sidang III

( Wima Ariya Menggala ) ( Siti Aminah A.) ( Ihwan Fajar)

Page 2: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

TATA TERTIB PERSIDANGAN

KONGRES NASIONAL II IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA SE-INDONESIA TAHUN 2010

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Kongres Nasional II Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia adalah

Kongres yang dihadiri oleh utusan Lembaga Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-

Indonesia yang ada pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia.

Pasal 2

Pelaksanaan Kongres Nasional II Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-

Indonesia selanjutnya disebut Kongres Nasional II IMABSII yang akan dilaksanakan di

Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 12 Juli s.d. 14 Juli 2010.

BAB II

TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 3

Kongres Nasional II IMABSII mempunyai tugas:

a. Membahas dan menetapkan agenda Kongres Nasional II IMABSII

b. Membahas dan menetapkan tata tertib Kongres Nasional II IMABSII

c. Memilih dan menetapkan presidium sidang

d. Membahas dan menetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga

(ART)

e. Membahas dan menetapkan GBHO, GBHK, dan Kebijakan Organisasi

f. Membahas dan menetapkan rekomendasi

g. Membahas dan menetapkan kriteria pemilihan Sekjen, Korwil, Dewan Pengarah, dan

Tuan rumah Pelaksana Kongres Nasional III IMABSII

Page 3: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

h. Restrukturisasi dan penetapan Pengurus IMABSII periode selanjutnya.

Pasal 4

Kongres Nasional II IMABSII mempunyai wewenang untuk memberi sanksi pada

peserta yang melanggar tata tertib yang telah ditetapkan.

BAB III

PESERTA

Pasal 5

Peserta Kongres Nasional II IMABSII terdiri dari:

1. Peserta penuh, yaitu:

Utusan dari masing-masing Lembaga Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-

Indonesia dari setiap perguruan tinggi yang hadir.

2. Peserta peninjau, yaitu:

a. Peserta peninjau yaitu undangan yang diundang oleh pengurus Pusat IMABSII

Dewan Penasehat Organisasi.

b. Panitia penyelenggara

c. Dewan pengarah.

Pasal 6

Hak peserta:

1. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara

2. Peserta peninjau mempunyai hak bicara

Pasal 7

Kewajiban peserta:

1. Mentaati tata tertib Kongres Nasional II IMABSII.

2. Mengikuti seluruh acara persidangan dan hadir lima menit sebelum sidang dimulai.

3. Mengenakan pakaian yang rapih dan sopan.

4. Meminta persetujuan pimpinan sidang jika meninggalkan persidangan.

5. Menghargai pendapat orang lain yang ingin mengemukakan pendapat.

Page 4: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

BAB IV

SANKSI

Pasal 8

Peserta sidang yang melanggar tat tertib persidangan akan diberi sanksi sebagai berikut:

1. Diberi peringatan oleh pimpinan sidang.

2. Setelah diberi peringatan sebanyak tiga kali dan tidak diindahkan maka peserta sidang

tersebut dikeluarkan dari ruang persidangan dengan persetujuan forum.

BAB V

ALAT KELENGKAPAN KONGRES NASIONAL II IMABSII

Pasal 9

Alat dan kelengkapan Kongres Nasional II IMABSII terdiri dari:

1. Panitia penyelenggara

2. Dewan Pengarah

3. Presidium sidang

4. Komisi-komisi

Pasal 10

Tugas dan kewajiban alat kelengkapan Kongres Nasional II IMABSII terdiri dari:

1. Panitia pelaksana dan dewan pengurus memfasilitasi pembukaan dan penutupan acara

Kongres Nasional II IMABSII.

2. Dewan pengarah bertugas membuat rancangan tata tertib dan agenda Kongres

Nasional II IMABSII.

3. Dewan pengarah memimpin sidang sementara sampai terpilihnya presidium sidang

tetap.

4. Pimpinan sidang pleno dan sidang komisi diatur dalam pasal tersendiri.

Page 5: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

BAB VI

PERSIDANGAN

Pasal 11

Bentuk Sidang

Persidangan dalam Kongres Nasional II IMABSII terdiri:

1. Sidang pleno

2. Sidang komisi

Pasal 12

Sifat Sidang

1. Sidang pleno bersifat terbuka yaitu dihadiri oleh seluruh peserta Kongres Nasional II

IMABSII

2. Sidang komisi bersifat tertutup yaitu hanya dapat dihadiri oleh seluruh anggota

masing komisi.

Pasal 13

1. Sidang komisi terdiri dari:

a. Sidang komisi A : Membahas AD/ART

b. Sidang komisi B : Membahas GBHO, GBHK, Kebijakan Organisasi

c. Sidang komisi C : Membahas Rekomendasi dan usul

d. Sidang komisi D : Penetapan syarat-syarat standar kelayakan Sekretaris Jenderal,

Koordinator Wilayah, dan tuan rumah Kongres Nasional.

2. Pembagian komisi dilakukan oleh presidium sidang atas persetujuan peserta sidang.

Pasal 14

Page 6: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

1. Pimpinan Sidang Pleno adalah presidium sidang sebanyak 3 orang, yang telah dipilih

oleh peserta Kongres Nasional.

2. Komposisi pimpinan sidang komisi terdiri dari: satu orang ketua, satu orang

sekretaris, dan satu orang anggota.

BAB VII

QUORUM

Pasal 15

1. Sidang dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 peserta penuh

Kongres Nasional.

2. Apabila ada batas waktu yang telah ditentukan tidak tercapai quorum maka sidang

ditunda selama dua kali lima menit dan selanjutnya dianggap sah.

BAB VIII

TATA CARA PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG

Pasal 16

Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta sidang penuh.

Pasal 17

Pemilihan presidium sidang hendaknya didasarkan pada musyawarah untuk mencapai

mufakay sehingga merupakan keputusan yang bulat.

Pasal 18

Prosedur pemilihan:

1. Setiap peserta berhak mencalonkan dan dicalonkan menjadi presidium sidang.

2. Calon presidium sidang sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya lima peserta

penuh.

3. Calon pimpinan sidang menyatakan kesediannya secara lisan di depan forum.

4. Pimpinan sidang adalah hasil musyawarah dari calon pimpinan sidang yang sah.

Page 7: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

5. Apabila pasal poin 4 di atas tidak tercapai, maka dilakukan pemilihan suara

berdasarkan perolehan suara terbanyak.

Pasal 19

Pemilihan pimpinan sidang Komisi dilakukan dalam sidang komisi masing-masing dengan

prosedur pemilihan berdasarkan persetujuan anggota komisi yang bersangkutan.

BAB IX

TUGAS PIMPINAN SIDANG

Pasal 20

Tugas pimpinan sidang pleno:

1. Pimpinan sidang memimpin persidangan sesuai dengan tata tertib Kongres Nasional II

IMABSII dan menyimpulkan pembicaraan-pembicaraan tersebut.

2. Pimpinan sidang melakukan pembagian kerja sesuai dengan kebutuhan sidang

3. Pemimpin sidang komisi menyampaikan hasil-hasil sidang ke dalam sidang pleno.

4. Pada sidang pleno terakhir, pimpinan sidang pleno menyampaikan hasil ketetapan

Kongres Nasional dan menyerahkan ke pengurus pusat IMABSII.

BAB X

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL

Pasal 21

1. Semua keputusan dalam Kongres Nasional IMABSII hendaknya didasarkan pada

musyawarah mufakat.

2. Apabila pasal 21 ayat 1 tidak tercapai, maka diadakan lobi sesuai dengan waktu yang

disepakati oleh forum.

3. Apabila pasal 21 ayat 2 tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara

terbanyak.

BAB XI

PENUTUP

Pasal 22

Page 8: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

1. Mengubah tata tertib dapat dilakukan apabila sekurang-kurangnya ²/3 peserta penuh

Kongres Nasional menghendaki.

2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam ketetapan ini akan ditetapkan kemudian oleh

pimpinan sidang yang disetujui oleh peserta Kongres Nasional.

3. Apabila anggota meninggalkan forum, dianggap menyetujui keputusan dengan penuh

rasa tanggung jawab.

4. Tata tertib ini berlaku hingga disyahkannya seluruh hasil-hasil persidangan Kongres

Nasional II IMABSII.

LEMBAR PENGESAHAN TENTANG LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PENGURUS PUSAT IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SE-INDONESIA (IMABSII) PERIODE 2004-2010

SURAT KEPUTUSAN

No : 002/A-2/PP IMABSII/VII/2010

Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan

laporang pertanggungjawaban Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa

Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII) periodde

2004-2010.

Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII.

Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Struktur

Kepengurusan dan Susunan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Laporan pertanggung jawaban pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

se-Indonesia (IMABSII) periode 2004-2010.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 13 Juli 2010

Waktu : 12.20 WIB

Page 9: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

PEMIMPIN SIDANG

Pemimpin Sidang I Pemimpin Sidang II Pemimpin Sidang III

(Wima Ariya Menggala) (Siti Aminah A) (Ihwan Fajar)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PENGURUS PUSAT IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SE-INDONESIA (IMABSII)

PERIODE 2004-2010

A. PENDAHULUAN

Membaca bandul sejarah, ibarat membongkar determinan-determinan waktu, bayang-

bayang romantisme, patahan-patahan narasi, dan mozaik-mozaik kehidupan yang berkelindan

dan berserakan. Membaca sejarah adalah memberikan sintesa dan antitesa sebuah perjalanan

waktu. Menelusuri dimensi-dimensi ruang untuk menemu-kenali emblem nilai yang

menyejagad, bahkan mampu melampaui ruang dan waktu. Sosialitas tak dapat disanggah

sebagai artefak kemanusiaan yang berhak untuk dirujuk, cita-cita pun merefleksikan aksioma

identitas, dan formasi struktural kelembagaan akhirnya menjadi warisan budaya di dalam

mengungkap makna hubungan dan kekerabatan. Begitu pula jika kita ingin membaca

IMABSII sebagai sebuah komunitas muda yang menghimpun mahasiswa bahasa dan sastra

Indonesia se Indonesia. Maka, kita pun harus membacanya sebagai sebuah narasi perjalanan,

serpihan-serpihan waktu yang berwajah komunitas dalam kontinum waktu. Detail-detail

ruang yang memuat spirit tertentu, mengusung piranti gagasan dan ideologi, serta

mentahbiskan gerakan dan pemihakan.

IMABSII pun menjadi epos sejarah. Catatan perjalanan yang hendak diapropriasi

dalam emanasi menyejarah. Metafora semangat, perjuangan, dan cita-cita mahasiswa bahasa

dan sastra Indonesia di dalam mengambil perannya sebagai intelektual muda untuk

Page 10: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

mengakselerasi dan memperkaya imaji kedaerahan, berserak ke pelosok negeri. Kontruksi

identitas kultur pun tak dapat dihindarkan sebagai ikhtiar, emblem budaya yang merumuskan

identitas kebangsaan untuk menata perjalanan organisasi, dan IMABSII mentahbiskan dirinya

sebagai nasional genius untuk mendorong imaji kebahasaan dan kesusasteraan sebagai

manifesto orientasi kebangsaan. Sebagai lembaga yang mendayung karang keilmuan,

IMABSII memosisikan diri sebagai transformator, ideologisator, dan subyek kreator untuk

mendorong laju pembangunan material dan spritual mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia

yang tergabung di IMABSII.

Oleh karena itu ikatan mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia se Indonesia

(IMABSII) pada fase awal perjalanannya menegaskan dirinya membangun paradigma

kemanusiaan, keilmuan, dan kekerabatan. Paradigma tersebut di atas, mengintroduksi

kelahiran IMABSII di antara derap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Embrio ini tumbuh

dari pergulatan intelektual anak-anak muda dari himpunan/badan eksekutif/dewan/

mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia yang tersebar dipelosok tanah air. Berkat kesamaan

ide, gagasan, dan mimpi-mimpi dalam melihat Indonesia masa depan. Sekelompok pemuda

itu berkumpul memanggul visi bersama: “mempertaut benang-benang persaudaraan,

keakraban dan meretas tali ikatan”. Goresan sejarah tertoreh dalam prasasti keindonesiaan

dan panji-panji ikatan pun mulai dikibarkan.

Tonggak Sejarah baru itu ditegakkan, dengan ikhtiar bersama meretas jalan,

mendeklarasikan ikatan mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia se Indonesia (IMABSII)

sebagai manifestasi dari perwajahan seluruh entitas-entitas mahasiswa bahasa dan sastra

Indonesia di seluruh pelosok tanah air.

Epos pun menggeliat merangkai sejarahnya. Tepat pada 6 Mei 2004 di Auditorium

Al-Amien, Ikatan mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia se Indonesia (IMABSII)

dideklarasikan/didirikan pada rangkaian acara Temu Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

se Indonesia yang diselenggarakan oleh HMJ Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dalam deklarasi IMABSII itu, disepakatilah tiga (3) rumusan

tujuan/ visi pendirian IMABSII. Tujuan tersebut asosiasikan menjadi falsafah, prinsip, serta

cita-cita kelahiran organisasi IMABSII. Ketiga rumusan visi/tujuan tersebut adalah :

1. Menjaga keutuhan dan mempererat tali persaudaraan mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se Indonesia.

2. Wahana pengkajian, penelitian, dan pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Page 11: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

3. Wahana yang berfungsi sebagai kontrol sosial atas penyalahgunaan dan

penyimpangan nilai kebahasaan dan kesusasteraan Indonesia

Sejarah bergerak terus menancapkan momen-momen dalam geraknya. IMABSII pun

berjalan mengukir episode dalam rahim bangsa.

B. GAMBARAN PERJALANAN ORGANISASI

1. Kondisi Awal Pembentukan

IMABSII lahir diawali dari temu Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Se

Indonesia yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai momentum pembentukan /

pendeklarasian Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Se Indonesia (IMABSII).

Pertemuan tersebut telah melahirkan keputusan Penting untuk keberlanjutan organisasi,

diantaranya:

a. Penamaan Organisasi yang membawahi Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Se

Indonesia Yaitu “Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Se Indonesia” yang

disingkat dengan IMABSII

b. Penetapan tujuan pendirian IMABSII, sebagai berikut :

- Menjaga keutuhan dan mempererat tali persaudaraan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia Se-Indonesia

- Wahana pengkajian, penelitian dan pengembangan bahasa dan sastra indonesia

- Wahana yang berfungsi sebagai kontrol sosial atas penyalagunaan dan

penyimpangan nilai kebahasaan dan kesastraan Indonesia.

c. Menetapkan bentuk struktur kepengurusan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia Se-Indonesia (IMABSII), yakni ditingkat pengurus pusat dipegang oleh

Sekretaris Jenderal dibantu oleh staf-stafnya, yang dibawahi pengurus Wilayah.

Sedangkan ditingkat wilayah dipegang oleh koordinator wilayah dibantu dengan staf-

stafnya yang membawahi Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia yang

berada diwilayahnya.

d. Menetapkan saudara Barnadi Zakaria dari Universitas Muhammadiyah Makasar

sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia Se-Indonesia (IMABSII) masa bakti 2004-2006. Kemudian ditingkat

Page 12: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pengurus Wilayah menetapkan saudara Mas Said dari Universitas Negeri Jakarta

sebagai Koordinator Wilayah Indonesia Barat (Wilayah I), saudara Hadirman dari

Universitas Halu Uleo Kendari sebagai Koordinator Wilayah Indonesia Tengah

(wilayah II), serta saudari Mutmainnah Ahmad dari Universitas Khaerun Ternate

sebagai Koordinator Wilayah Indonesia Timur (Wilayah III) Ikatan Mahasiswa

Bahasa dan Sastra Indonesia se Indonesia.

e. Menetapkan Universitas Negeri Padang sebagai Tuan Rumah Rapat Kerja Nasional I

(RAKERNAS I) Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Se-Indonesia.

Kelahiran Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se Indonesia (IMABSII)

sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan Nasional di Indonesia dalam ikut andil dalam

mengawal tatanan kebangsaan, khususnya pada profesionalisasi bahasa dan sastra Indonesia,

tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak demi pengembangan gerak langka

organisasi. Adapun langkah pengembangan organisasi Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia Se-Indonesia (IMABSII) yang ditempuh, sebagai berikut :

1. Merumuskan Landasan dan Prinsip Dasar Organisai IMABSII yakni perumusan AD,

ART, GBHO, dan GBHK Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se

Indonesia (IMABSII)

2. Penyempurnaan Identitas (Penetapan atribut organisasi, peresmian oleh Dirjen Dikti,

dan sebagainya)

3. Penguatan partisipasi yang akan teraktualkan dalam bentuk program kerja

4. Pengadaan struktur dan infrastruktur organisasi.

Adapun struktur kepengurusan yang terbentuk dalam periode awal kepengurusan adalah

sebagai berikut:

Dewan Penasehat : Ditjen Dikti

Pusat Balai Bahasa

Prof. Dr. H. Mansoer Pateda

Prof. Dr. H. Ambo Enre Abdullah

Sekretaris Jenderal : Barnadi Zakaria

Pembantu Sekretaris Jnderal I : Kaharuddin

Pembantu Sekretaris Jnderal II : Megawati

Page 13: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Sekretaris Eksekutif : Abdul Rahman

Staf Ahli Pengembangan Aparatur Organisasi

Koordinator : Akbar Avicenna

Sekretaris : Sunandar

Anggota : Muliadi Salenda

Ahdi Susanto

Nurliah

Staf Ahli Pusat Data dan Informasi

Koordinator : Gumilar Prana Wilaga

Sekretaris : Abdan Syakur

Anggota : Abdul Wahid Liliweri

Heri C Santoso

Wawan Wirawan

Muh. Zarkasih Yunus

Staf Ahli Kajian, Penelitian, dan Pengembangan Kebahasaan dan Kesastraan

Indonesia

Koordinator : Erlina Sari D

Sekretaris : Andi Ahriani

Anggota : Aliem Bahri

Lailatul Qadariyah

Y. S. Mardiyanto

Mamat Djalil

Staf Ahli Pengembangan Sumber Daya Manusia

Koordinator : Muh. Yusuf Samparadja

Sekretaris : Hidayatullah Maranay

Anggota : Syukri Hamdi

Dewi Alfianti

Fadri

Page 14: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

2. Menjelang RAKERNAS I

Pada perjalanan kepengurusan periode awal sejak didirikan, beberapa

rekomendasi berdasarkan hasil deklarasi Makassar telah membuahkan hasil yang

cukup signifikan. Beberapa keputusan penting yang sudah dapat direalisasikan,

sebagaimana berikut:

1. Pengurus Pusat telah melakukan perumusan Aanggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga (AD/ART) Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se

Indonesia (IMABSII) serta menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi

(GBHO) dan Garis-garis Besar Haluan Kegiatan (GBHK).

2. Penyempurnaan identitas organisasi meliputi bentuk logo organisasi yang

dipakai dalam administrasi persuratan. Hal ini tercapai berdasrkan hasil

musyawarah kecil antara pengurus pusat dengan koordinator wilayah. Pada

tahun 2005, Sekretaris Jenderal IMABSII berangkat ke Jakarta bersama dengan

beberapa orang pengurus pusat untuk melakukan audiensi ke DITJEN DIKTI

tentang peresmian IMABSII sebagai salah satu organisasi tingkat nasional

mahasiswa. Hasilnya ditindaklanjuti oleh pimpinan DITJEN DIKTI melalui

surat tertanggal 21 April 2004 yang pada prinsipnya tidak mempersoalkan

pendirian IMABSII sepanjang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

kepentingan mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia.

Page 15: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii
Page 16: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

3. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang disepakati penyelenggaraannya di

Universitas Negeri Padang (UNP) ternyata tidak dapat dilaksanakan oleh

teman-teman di UNP, alasannya terjadi peralihan kepemimpinan (REKTOR) di

Universitas Negeri Padang (UNP) yang mengakibatkan UNP sulit melakukan

komunikasi dengan pihak kampus. Ditambah lagi dengan kesulitan

menghubungi teman-teman UNP saat itu. Akhirnya pengurus pusat melakukan

komunikasi dengan koordinator wilayah indonesia Barat (Wilayah I) sebagai

penanggung jawab wilayah. Komunikasi intens dilakukan dan sampailah pada

kesimpulan bahwa penyelenggaraan RAKERNAS dialihkan pelaksanaannya di

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan catatan pengurus pusat harus

melakukan audiensi dengan pihak kampus UNJ tentang rencana pelaksanaan

RAKERNAS tersebut. Pada bulan Januari 2005, Sekretaris jenderal bersama

dua pengurus pusat yang lain melakukan audiensi langsung dengan pihak

jurusan BSI UNJ tentang rencana penyelenggaraan RAKERNAS yang

ditempatkan di UNJ. Hasilnya, pihak UNJ menyetujui dan merespon dengan

baik.

3. RAKERNAS I IMABSII di UNJ

Pada tahun 2005 penyelenggaraan RAKERNAS I IMABSII yang awalnya

diselenggarakan di UNP, setelah proses yang cukup melelahkan, akhirnya dialihkan

ke UNJ. Dengan mengangkat tema “membangun Bangsa melalui Bahasa dan Sastra

Indonesia” yang berlangsung pada tanggal 30 Maret sampai 1 April 2005. Pada saat

RAKERNAS berlangsung, muncul saran dari beberapa peserta yang hadir dengan

pertimbangan bahwa AD/ART IMABSII belum mendapat pengesahan dari forum

yang berwenang untuk itu agar melakukan pengesahan AD/ART dalam bentuk

musyawarah nasional sebelum pelaksanaan RAKERNAS. Akhirnya forum

menyetujui pertemuan itu diberi nama Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja

Nasional (MUKERNAS). Dalam MUKERNAS itu, diambil langkah-langkah strategis

pengembangan organisasi diantaranya:

a. Penetapan AD/ART, GBHO, dan GBHK IMABSII yang menyebabkan terjadinya

perubahan pembagian wewenang, fungsi, dan istilah-istilah yang digunakan pada

Page 17: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

hasil permusan pengurus pusat sebelumnya. Perubahan struktur pengurus semula

bernama staf ahli menjadi departemen-departemen dilakukan dengan harapan

bahwa ujung tombak pelaksanaan program kerja di tingkat pusat dilakukan di

tingkat departemen. Adapun perubahan susunan departemen di tingkat pusat

adalah: Departemen Pengembangan Organisasi (semula Staf ahli pengembangan

aparatur Organisasi), Departemen Penerangan (semula staf ahli pusat Data dan

Informasi), Departemen Sosial (bidang baru terbentuk), Departemen Pembinaan

dan Pengembangan Kebahasaan dan Kesusasteraan Indonesia (semula staf ahli

pusat kajian, penelitian, dan pengembangan kebahasaan dan kesusasteraan

Indonesia), Departemen Minat dan Bakat dalam Kebahasaan dan Kesusasteraan

Indonesia (semula staf ahli pengembangan sumber daya manusia), dan

Departemen Usaha dan dana (departemen baru terbentuk).

b. Mencermati ketidakaktifan pengurus pusat dan koordinator wilayah hasil

deklarasi Makassar, maka dilakukan restrukturisasi kepengurusan dengan struktur

pengurus pusat sebagai berikut:

Dewan Penasehat : Dr. Dendi Sugono

(Pusat Bahasa)

Dr. Endry Boeriswati, M. Pd

Ketua-ketua Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia se-

Indonesia

Sekretaris Jenderal : Barnadi Zakaria

Pembantu Sekretaris Jenderal I : Masywir (UN Makassar)

Pembantu Sekretaris Jenderal II : Sisca C. Oktaviani (UNJ)

Departemen Pengembangan Organisasi

Koordinator : Deni Syafroni (UNTIRTA)

Sekretaris : Andika Prawiro (UNM)

Anggota : Arianto (UNHAS)

Page 18: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Rawin Agung Kurniawan (UNS)

Diana Tustiantina (UNESA)

Departemen Penerangan

Koordinator : Gumilar Prana Wilaga (UNJ)

Sekretaris : Diflan (UNESA)

Anggota : Budi Teguh (UNIB)

Agus Iriana (BANTEN)

Hendra (UNM)

Departemen Sosial

Koordinator : Sunandar (UNM)

Sekretaris : Rika Yuni (IKIP Singaraja Bali)

Anggota : Afrullah Rizki (BANTEN)

Sukarni (UNY)

Sirajuddin (UNISMUH MKS)

[[

Departemen Pembinaan dan Pengembangan Kebahasaan

Dan Kesusasteraan Indonesia

Koordinator : Hadi Prayitno (UNEJ)

Sekretaris : Slamet Handoyo (UNIB Bengkulu)

Anggota : Asih Asrini (MAGELANG)

Masriah (UNTIRTA)

Eka Irawan Sugiharto (UNY)

Marlina (UNJ)

Departemen Minat dan Bakat dalam Kebahasaan

dan Kesusasteraan Indonesia

Koordinator : Budi Teguh Hariyanto (UNS)

Sekretaris : Gema (UNAIR)

Page 19: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Anggota : Chaerul Amran (UNISMUH MKS)

Sapto Hadi (UNS)

Farida Khairawati (Mataram)

Departemen Dana dan Usaha

Koordinator : Harmoko (UDAYANA BALI)

Sekretaris : Mudin Mahmudin (UNAIR)

Anggota : Sumiati (UNHAS)

I Made Astika (IKIP SINGARAJA)

Nur Mashurah (UNESA)

Utami Dewi Pramesti (UNJ)

c. Memberikan otonomi khusus kepada masing-masing departemen untuk

melakukan program, membuat stempel sendiri demi efektifitas program dengan

pertimbangan letak daerah yang sangat berjauhan yang mempengaruhi

pelaksanaan program dengan tetap melakukan koordinasi dengan sekretaris

jenderal.

d. Menyepakati dan menetapkan tiga Universitas sebagai calon tuan rumah Kongres

IMABSII II yakni Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Universitas

Negeri Solo (UNS), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dengan

ketentuan bahwa calon tuan rumah menyatakan kesediannya menjadi tuan rumah

pelaksanaan Kongres IMABSII III melalui surat kesediaan dengan persetujuan

pihak kampus tiga bulan setelah pelaksanaan RAKERNAS. Jika dalam masa tiga

bulan calon tuan rumah yang sudah ditetapkan, tidak mengirimkan surat

kesediaan, maka sekretaris jenderal dengan tetap berkoordinasi dengan

koordinator wilayah berhak menunjuk tuan rumah pelaksanaan KONGRES.

e. Pada saat RAKERNAS, IMABSII mendapat penguatan organisasi dari Pusat

Bahasa DEPDIKNAS RI dengan dijadikan mitra program.

f. RAKERNAS berhasil menetapkan program kerja selama 1 periode kepengurusan.

Secara lengkap dapat dilihat pada gambaran program kerja.

Page 20: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

4. Perjalanan Organisasi setelah RAKERNAS I

Setelah RAKERNAS I IMABSII, organisasi bergerak cukup massif. Satu

bulan pertama komunikasi antar pengurus masih berjalan dengan baik. Dari

komunikasi tersebut, persiapan merealisasikan program dilakukan oleh pengurus

masing-masing departemen. Waktu bergerak terus. Tiga bulan setelah pelaksanaan

belum ada tanda-tanda yang menunjukkan realisasi program yang sudah ditetapkan.

Tiga universitas yang sudah ditunjuk sebagai calon tuan rumah pelaksanaan

KONGRES belum mengirimkan surat kesediaan menjadi tuan rumah pelaksanaan

KONGRES. Langkah antisipatif pun dilakukan dengan berusaha menghubungi

teman-teman dari UNDIP, namun usaha terhalang oleh komunikasi yang terputus

sama sekali. Semua jejaring komunikasi sudah berusaha dimanfaatkan, namun

hasilnya nihil. Tidak seorang pun teman-teman di UNDIP yang dapat di hubungi

(nomor kontak hilang). Alternatif pun dilakukan dengan memberikan kesempatan

kepada teman-teman di UNS. Namun alternatif itu pun mengalami jalan buntu.

Rupanya ada komunikasi yang secara umum terputus di antara teman-teman peserta

RAKERNAS yang menyebabkan teman-teman UNS tidak mengetahui bahwa

UNDIP tidak dapat memenuhi ketentuan calon tuan rumah KONGRES. Begitu pula

yang terjadi dengan teman-teman UNESA. Kurang lebih 1 tahun lamanya setelah

pelaksanaan RAKERNAS tidak ada tanda-tanda yang mengisyaratkan bahwa

KONGRES dapat dilakukan disalah satu universitas yang telah disepakati

sebelumnya. Selama setahun lamanya organisasi tidak bergerak sama sekali,

terutama pada realisasi program kerja. Rupanya, pada tahun 2006 itulah hampir

semua pengurus pusat disibukkan mengurus penyelesaian studinya dikampusnya

masing-masing, termasuk SEKJEN. Pada tahun berikutnya, yakni pada pertengahan

tahun 2007. Sekjen IMABSII melakukan kunjungan ke beberapa kampus, yakni

UNESA, UNY, dan terakhir di UNJ. Di UNJ lah, rapat koordinasi dilakukan antara

pengurus pusat dengan Koordinator Wilayah Indonesia Barat (Wilayah I) tentang

perlunya ditunjuk tuan rumah pelaksanaan KONGRES karena masa masa jabatan

sudah berakhir. Maka pada saat itu, semua universitas yang pernah menghadiri

RAKERNAS berusaha diminta kesediaannya menjadi tuan rumah KONGRES,

namun lagi-lagi usaha yang dilakukan gagal. Hampir semua pengurus pusat

Page 21: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

kehilangan kontak dengan SEKJEN kecuali koordinator depertemen sosial

(SUNANDAR) dengan depertemen penerangan (GUMILAR). Pada tahun 2007 itu

pula, departemen sosial berhasil melakukan programnya, meskipun gaungnya belum

menasional. Pada tahun itu pula alternatif terakhir ditempuh, dengan menunjuk UNJ

sebagai tuan rumah pelaksanaan KONGRES. Penunjukan UNJ sebagai tuan rumah

KONGRES belum dapat menuai hasil yang diharapkan. Ternyata masalah lain pun

tak dapat dielakkan. Semua pengurus IMABSII atau orang-orang yang pernah terlibat

langsung di IMABSII pada tahun itu sudah lulus dan sudah berhadapan dengan

realitas di luar kampus. Sementara pengurus di himpunan (BEMJ) UNJ saat itu

disibukkan pula dengan kegiatan-kegiatan internal kampus yang harus pula

ditunaikan. Tahun 2007 itu pula, KONGRES gagal dilakukan. Pada tahun 2008, tepat

pada perayaan KONGRES BAHASA INTERNASIONAL di Hotel Bumi Karsa,

SEKJEN hadir membawakan makalah mewakili pemuda, pada saat itu pula SEKJEN

menyempatkan diri untuk berkunjung ke UNJ dalam rangka mensosialisasikan

kembali perihal KONGRES II IMABSII yang sudah ditetapkan di UNJ. Pertemuan

dengan pengurus baru dan pihak jurusan pun dapat dilakukan dengan dimediasi oleh

saudara GUMILAR sebagai PP IMABSII dan alumni UNJ. Hasil pertemuan itu

menghasilkan kesepakatan bahwa pelaksanaan KONGRES II baru dapat dilakukan,

jika tetap UNJ menjadi pilihannya pada tahun berikutnya (tahun 2009) dengan

pertimbangan kesiapan yang tentu sangat terkait dengan masalah biaya. Pada saat itu

dibentuk pulalah, panitia kecil yang akan mempersiapkan pelaksanaan KONGRES

pada tahun 2009. Panitia pun terbentuk dan kerja-kerja pun dilakukan. Lagi-lagi

KONGRES II belum dapat dilakukan pada tahun 2009, disebabkan oleh masalah

klasik yang masih tetap mengganjal. Seluruh permintaan dukungan dari seluruh

pihak sudah digalang dengan sebaik-baiknya, utamanya kepada pihak PUSAT

BAHASA, namun usaha yang dilakukan kandas dengan alasan yang masih sama.

Mungkin pula ketidaktepatan memilih waktu penyelenggaraan KONGRES karena

selalu berbenturan dengan kegiatan akbar PUSAT BAHASA sehingga keperluan-

keperluan yang berkenaan dengan pelaksanaan KONGRES belum dapat dipenuhi.

Sampai kemudian, KONGRES tetap direncanakan pada tahun 2010. Mungkin ini

gerak sejarah yang harus berlaku.

Page 22: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

C. GAMBARAN DAN REALISASI PROGRAM KERJA

1. Proyeksi dan Realisasi Program Kerja pada RAKERNAS

Pada pelaksanaan RAKERNAS I di UNJ telah disepakati program kerja dan

pembagian kerja sebagai berikut:

a. Sekretaris Jenderal

Melakukan koordinasi secara intens dengan pengurus Pusat, Wilayah dan

Daerah dalam rangka memaksimalnya program kerja yang sudah disusun dan

sepakati. (Belum Terealisasi dengan Baik)

b. Pembantu SEKJEN I

Membantu sekjen dalam mengkoordinasi pelaksanaan program di bidang

kesekretariatan. (Tidak Terealisasi)

c. Pembantu SEKJEN II

Membantu sekjen dalam mengkoordinasi pelaksanaan program di bidang

kebendaharaan. (Tidak Terealisasi)

d. Departemen-departemen

1). Departemen Pengembangan Organisasi

- Kunjungan Sosialisasi (Terealisasi)

2). Departemen Penerangan

- Pembuatan Website (Terealisasi)

- pembuatan e-mail atau mailing list (Terealisasi)

- Link dialog interaktif melalui chatroom (Tidak teralisasi)

- Mengelola Buletin (Tidak Terealisasi)

3). Departemen Sosial

- Bakti Sosial (Terealisasi)

4). Departemen Pembinaan dan pengembangan Kebahasaan dan

Kesusastraan Indonesia

- Penelitian Kebahasaan dan Kesuastraan (Tidak Terealisasi)

- Pengumpulan Karya Tulis ilmiah dari anggota IMABSII dan

Pengurus IMABSII (Tidak Terealisasi)

Page 23: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

- Lomba Karta Tulis Tingkat Mahasiswa (Tidak Terealisasi)

- Seminar Nasional (Terealisasi)

5). Departemen Minat dan Bakat Kebahasaan dan Kesuastraan

Indonesia

- Apresiasi bahasa dan sastra (Tidak Terealisasi)

6). Departemen Dana dan Usaha

- Iuran Tahunan (Tidak Terealisasi)

- Sumbangan Sukarela (Tidak Terealisasi)

- Persentase Keuangan (Tidak Terealisasi)

- Usaha Mandiri (Tidak Terealisasi)

2. Analisis Kritis Program Kerja

Berikut ini akan dipaparkan analisis kritis terhadap konsep dan pelaksanaan

program kerja yang sudah diproyeksikan dan realisasinya berdasarkan masing-

masing pembagian kerja.

Secara konsepsi, bentuk dan penyelenggaraan program kerja yang sudah

dirumuskan terbilang tidak begitu berat. Hal ini merujuk dari pengalaman dalam

mengelola kegiatan yang serupa di kampus masing-masing. Pada perumusan program

kerja sengaja dipilih program yang sangat mungkin dilakukan mengingat

keterbatasan sosiologis yang terlalu berjarak. Namun, pada realisasinya, banyak

program yang tidak dapat digulirkan disebabkan oleh beberapa halang rintang yang

bersifat secara umum, di antaranya:

a. Kesibukan masing-masing pengurus dengan rutinitasnya. Baik itu rutinitas

kampus, keluarga, pekerjaan, dan lain-lain.

b. Komunikasi yang tidak berjalan dengan maksimal sehingga

mempengaruhi perencanaan-perencanaan program.

Page 24: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

c. Tidak pernah ada pertemuan yang secara khusus membicarakan program

sehingga konsentrasi pengurus tidak begitu terarah.

d. Berjaraknya lingkungan tempat tinggal sehingga mempengaruhi pula

terjalinnya komunikasi di antara pengurus.

Adapun analisa realisasi program berdasarkan masing-masing pembagian

kerja adalah sebagai berikut:

a. Sekretaris Jenderal

SEKJEN terlalu bergantung terhadap departemen-departemen dengan

otonomi khusus yang dimilikinya, sehingga program kerja bertumpu

sepenuhnya pada departemen-departemen. SEKJEN memiliki keterbatasan

akses ke pusat (pemerintah) dalam rangka mengkomunikasikan program

kerja.

b. Pembantu SEKJEN I

Keaktifan pembantu SEKJEN I dalam bidang kesekretariatan memang

sejak awal kepengurusan tidak nampak.

c. Pembantu SEKJEN II

Hal yang sama terjadi pada pembantu SEKJEN II

d. Departemen Pengembangan Organisasi

Kegiatan yang diprogramkan di departemen ini memang sudah pernah

terealisasi dengan nama kegiatan Jejak Budaya Nasional. Kunjungan

dilakukan ke beberapa kampus, di antaranya UNJ, UNY, dan UNESA

pada pertengahan tahun 2007. Hanya saja bentuk penyelenggaraannya

sangat kecil gaungnya dan tidak terpublikasikan dengan baik. Di samping

itu, penyelenggara kegiatan tidak dilakukan oleh departemen ini, tetapi

dilakukan oleh SEKJEN dan dibantu dari anggota IMABSII yang lain.

e. Departemen Penerangan

Departemen ini mengalami masalah yang hampir sama dialami oleh

departemen yang lain. Komunikasi yang tidak terjalin lagi sehingga

membuat beberapa program terbengkalai. Satu-satunya pengurus di

Page 25: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

departemen yang masih aktif sampai sekarang adalah saudara GUMILAR

PRANA WILAGA.

f. Departemen Sosial

Program kerja di departemen memang sudah dapat direalisasikan. Namun,

bentuk pelaksanaannya belum terpublikasi dengan baik dan hanya dapat

dilakukan di Rutan Makassar.

g. Departemen Pembinaan dan Pengembangan Kebahasaan dan Kesusastraan

Indonesia

Satu-satunya program yang dapat diselenggarakan di departemen ini dari

sekian program yang sudah direncanakan adalah Seminar Nasional. Itu

pun juga bukan prakarsa dari departemen ini, melainkan dilakukan

sepenuhnya oleh teman-teman UNJ dirangkaikan dengan pelaksanaan

KONGRES II IMABSII. Penyebab utamanya adalah setelah RAKERNAS

I di UNJ, tidak satu pun pengurus di departemen ini yang dapat dihubungi

sampai sekarang (mungkin kesibukan masing-masing pengurus).

h. Departemen Minat dan Bakat Kebahasaan dan Kesusastraan Indonesia

Program di departemen ini tidak terealisasi. Masalahnya serupa dengan

pengurus di departeman lain. Belum ada konfirmasi dari pengurus yang

dapat diperoleh sampai sekarang.

i. Departemen Dana dan Usaha

Departemen ini tidak mengalami hal serupa dengan departemen

sebelumnya. Tidak ada informasi yang dapat diperoleh dari departemen

ini.

3. Program dan Kegiatan-kegiatan Tambahan

- Menyampaikan Makalah pada Seminar Nasional Kebahasaan di Gedung

Samudera pada tahun 2005

Page 26: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

- Pekan Minat Baca Nasional yang dilakukan di Aula perpustakaan Sulawesi

Selatan pada tahun 2006

- Menjadi Juri pada Olimpiade Sastra yang diselenggarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Makassar pada tahun 2007

- Menyampaikan Makalah pada Kongres Bahasa Internasional di Jakarta pada

tahun 2008

- Menjadi Juri pada Olimpiade Bahasa yang diselenggarakan oleh Universitas

Negeri Jakarta pada tahun 2009

- Menyampaikan Makalah pada Seminar Nasional di aula FBS UNJ pada tahun

2009

- Menjadi Juri pada Lomba Musikalisasi puisi tingkat kota Makassar di Kampus

YPUP Makassar tahun 2010

- Menyampaikan Makalah pada Seminar Nasional di Gedung Samudera pada tahun

2010

D. PENUTUP

Demikianlah pemaparan pertanggungjawaban kami selaku pengurus IMABSII

periode 2004-2010. Sangat besar ingin kami melakukan yang terbaik demi organisasi, namun

hendak dikata, semuanya hanya dapat terkubur dalam mimpi-mimpi yang terjauh.

Sebenarnya sangat ingin kami menuntaskan periode ini sebagaimana idealnya, namun semua

upaya telah dilakukan dengan segenap ketulusan kami. Tetapi, mungkin inilah yang dapat

tertulis dalam sejarah. Seandainya hati kami dapat dibuka untuk mengungkapkan kecintaan

yang sangat subtil itu akan ikatan ini, maka tentulah akan terlihat hal yang tak dapat lagi kami

ungkapkan lewat kata. Maafkan kami karena tak dapat melakukan yang terbaik buat sejarah.

Sebelum kami akhiri, perkenankan kami menutupnya dengan mengutip surat cinta Laila

kepada Majnun:

Jangan pikirkan benih-benih yang tersebar ke mana-mana

Coba saja pikirkan bagaimana nantinya mereka akan tumbuh

Hari ini jalanmu mungkin terhalangi oleh duri dan bebatuan

Page 27: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Namun esok hari kau akan memanen ara dan kurma dalam jumlah yang sangat banyak!

Di mana an kuncup bunga hari ini,

Esok hari akan ada sekuntum mawar yang merekah!

PENGESAHAN HASIL SIDANG KOMISI

KONGRES NASIONAL II IMABSII

SURAT KEPUTUSAN

No : 003/A-2/PP IMABSII/VII/2010

Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan

sidang-sidang komisi Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se-Indonesia (IMABSII).

Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII.

Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Struktur

Kepengurusan dan Susunan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Hasil sidang komisi Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia

(IMABSII)

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 14 Juli 2010

Page 28: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Waktu : 00.51

PEMIMPIN SIDANG

Pemimpin Sidang I Pemimpin Sidang II Pemimpin Sidang III

(Wima Ariya Menggala) (Siti Aminah A.) (Ihwan Fajar)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SE-INDONESIA

(IMABSII)

Pembukaan

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Kami mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia terdorong oleh hasrat

kerjasama, semangat persaudaraan dan kekeluargaan dengan asas musyawarah mufakat, serta

ikut berpartisipasi dalam Pembangunan Nasional, khususnya pada pengembangan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Sesungguhnya Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan suatu ilmu

pengetahuan yang mempunyai peranan penting untuk mencapai tujuan bangsa dan negara,

yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

Peranan Bahasa dan Sastra Indonesia, perlu dikembangkan keberadaannya dalam

masyarakat Indonesia, oleh karena itu Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia ikut

bertanggung jawab terhadap apa yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Maka demi

tercapainya tujuan tersebut, maka kami himpunan mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

membentuk suatu ikatan dengan berpedoman pada dasar-dasar sebagai berikut.

ANGGARAN DASAR

Page 29: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

BAB I

NAMA,WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

NAMA

Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia

selanjutnya disebut IMABSII.

Pasal 2

WAKTU

IMABSII didirikan di Makassar pada tanggal 6 Mei 2004 untuk waktu yang tidak

ditentukan.

Pasal 3

TEMPAT KEDUDUKAN

Sekretariat IMABSII berkedudukan di kota tempat Sekretaris Jenderal terpilih berkuliah.

BAB II

ASAS, IANDASAN, STATUS DAN SIFAT

Pasal 4

ASAS

IMABSII berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 5

LANDASAN

IMABSII berlandaskan ilmu pengetahuan dan tridarma perguruan tinggi (pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat).

Pasal 6

STATUS

IMABSII merupakan salah satu organisasi Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di

seluruh Indonesia.

Page 30: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pasal 7

SIFAT

IMABSII bersifat ekstern dan intern Perguruan Tinggi yang ilmiah, profesional dan

independen.

BAB III

TUJUAN, FUNGSI DAN USAHA

Pasal 8

TUJUAN

IMABSII bertujuan :

1. Menjaga keutuhan dan mempererat tali persaudaraan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se-Indonesia.

2. Wahana pengkajian, penelitian, dan pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Wahana pengontrol sosial atas penyalahgunaan dan penyimpangan nilai kebahasaan

dan kesastraan Indonesia.

Pasal 9

FUNGSI

IMABSII berfungsi sebagai wadah komunikasi dan pemersatu Himpunan Mahasiswa Bahasa

dan Sastra Indonesia di seluruh Indonesia.

Pasal 10

USAHA

1. Menyelenggarakan forum pertemuan untuk menelaah, membahas masalah yang

dihadapi dalam usaha pengadaan media Bahasa dan Sastra Indonesia yang

memerlukan pikiran dan keahlian profesi para bahasawan dan sastrawan.

2. Memanfaatkan profesi dalam bidang Bahasa dan Sastra seiring dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang menjadi tuntutan masyarakat, bangsa, dan negara.

3. Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan organisasi lain, lembaga-lembaga,

dan instansi pemerintah maupun swasta.

Page 31: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 11

Anggota IMABSII adalah himpunan mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di seluruh

Indonesia yang sudah terdaftar dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 12

Struktur organisasi IMABSII terdiri atas:

1. Dewan Pembina Organisasi

2. Dewan Pertimbangan Organisasi

3. Pengurus Pusat

4. Pengurus Wilayah atau Kordinator Wilayah

5. Pengurus Daerah atau Kordinator Daerah

BAB VI

FORUM PERMUSYAWARATAN

Pasal 13

Forum permusyawaratan terdiri atas:

1. Kongres Nasional

2. Kongres Nasional Luar Biasa

3. Musyawarah Wilayah

4. Musyawarah Daerah

5. Musyawarah Tahunan

BAB VII

SUMBER DANA

Page 32: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pasal 14

Sumber dana IMABSII diperoleh dari :

1. Iuran Anggota yang besarnya ditetapkan oleh Kongres Nasional atau Rapat Kerja

Nasional.

2. Sumbangan-sumbangan sukarela yang tidak mengikat.

3. Usaha-usaha lain yang halal dan tidak mengikat

BAB VIII

ATRIBUT

Pasal 15

Atribut IMABSII ditetapkan di Kongres Nasional

BAB IX

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 16

1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional atau Kongres

Nasional Luar Biasa.

2. Pembubaran organisasi dilaksanakan pada Kongres Nasional yang dihadiri oleh

sekurang-kurangnya dua per tiga jumlah anggota.

3. Keputusan ini diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua per tiga jumlah

anggota yang hadir.

4. Apabila organisasi ini dibubarkan maka seluruh kekayaan organisasi ditetapkan

dalam Kongres Nasional.

BAB X

ATURAN TAMBAHAN

Page 33: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pasal 17

Hal - hal yang belum tercantum dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran

Rumah Tangga atau ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan

Anggaran Dasar.

Page 34: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 11

SISTEM PENERIMAAN MENJADI ANGGOTA

Syarat-syarat menjadi anggota IMABSII adalah :

1. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta

keputusan Kongres secara tertulis.

2. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengurus Pusat.

3. Mendapat persetujuan secara tertulis dari Pengurus Pusat.

BAB V

KEWAJIBAN DAN HAK

Pasal 12

KEWAJIBAN

Kewajiban Anggota :

1. Setiap anggota wajib mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga serta segala peraturan lain yang ditetapkan dalam Kongres Nasional.

2. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se- Indonesia (IMABSII).

3. Berperan serta secara aktif dalam setiap kegiatan.

4. Membayar iuran anggota sebesar Rp 50.000 tiap tahun, teknik pembayarannya diserahkan

pada Pengurus Pusat.

Pasal 13

HAK

Hak - hak anggota :

1. Setiap anggota mempunyai hak suara dan hak bicara.

2. Setiap anggota berhak mendapatkan perlakuan yang sama.

Page 35: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

3. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan dalam Kongres Nasional.

Pasal 14

BERAKHIRNYA STATUS KEANGGOTAAN

1. Pengertian

a. Berakhirnya status keanggotaan adalah hilangnya hak-hak dan kewajiban yang

dimiliki sebagai anggota IMABSII.

b. Berakhirnya keanggotaan dapat terjadi karena :

1. Organisasi yang menjadi anggota IMABSII bubar atau membubarkan diri.

2. Dicabut status keanggotaannya dalam Kongres Nasional atau Kongres Nasional

Luar Biasa.

3. Mengundurkan diri secara tertulis.

4. Sudah tidak lagi menyandang predikat mahasiswa (S1) atau sudah menyelesaikan

studinya.

2. Tindakan Pengunduran diri anggota :

a. Anggota memiliki hak untuk mengundurkan diri dari status keanggotaannya.

b. Pengunduran diri anggota dapat dilakukan dengan menyampaikan surat pengunduran

diri kepada Pengurus Pusat dengan sepengetahuan lembaga struktural lainnya.

c. Atas surat pernyataan pengunduran diri tersebut, Koordinator Wilayah dapat

melakukan upaya pembatalan dan menanyakan alasan-alasan atas pengunduran diri

dari anggota yang bersangkutan.

d. Apabila anggota tidak mengubah keputusannya, Koordinator Wilayah dengan

pertimbangan Pengurus Pusat mengeluarkan surat pernyataan penghapusan status

keanggotaan dan tembuasan disampaikan kepada seluruh anggota.

3. Tindakan pencabutan status keanggotaan:

a. Tindakan pencabutan anggota melalui tahap :

i. Tindakan pencabutan status keanggotaan sementara.

ii. Tindakan pencabutan status keanggotaan tetap.

b. Pencabutan status keanggotaan sementara :

i. Sekretaris Jenderal dengan persetujuan Dewan Pertimbangan Organisasi dan

Dewan Pembina Organisasi dapat melakukan tindakan pencabutan status

keanggotaan sementara melalui surat keputusan Sekretaris Jenderal.

ii. Pencabutan atas status keanggotaan sementara mengakibatkan anggota kehilangan

Page 36: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

hak-haknya sebagai anggota selama pencabutan status keanggotaan sementara

berlangsung.

iii. Waktu paling lama adalah satu (1) tahun sejak dikeluarkannya Surat Keputusan

Sekretaris Jenderal.

iv. Hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan adalah tindakan yang bertentangan

dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan atau peraturan

pelaksana lainnya.

v. Sekretaris Jenderal dengan persetujuan Dewan Pertimbangan Organisasi dapat

mempersingkat atau mencabut masa berlaku tindakan pencabutan keanggotaan

sementara.

c. Tindakan pencabutan status keanggotaan tetap :

i. Tindakan pencabutan status keanggotaan tetap dilakukan dalam Kongres Nasional.

ii. Sebelum tindakan pencabutan status keanggotaan tetap diputuskan, anggota yang

bersangkutan berhak memberi penjelasan dan pembelaan dalam Kongres Nasional.

iii. Sekretaris Jenderal dalam waktu paling lama satu (1) bulan sebelum Kongres

Nasional tersebut menyampaikan pemberitahuan atas usulan melakukan tindakan

pencabutan status keanggotaan tetap kepada anggota yang bersangkutan dengan

tembusan kepada seluruh anggota.

iv. Anggota yang terkena tindakan pencabutan status keanggotaan tetap dapat

menyampaikan keberatan dan atau mengajukan permohonan tertulis kepada

Kongres Nasional untuk meninjau kembali tindakan tersebut.

BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 15

1. Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia mempunyai wilayah

hukum di seluruh Indonesia.

2. Pembagian wilayah hukum di dalam ayat (1) di atas sebagai berikut :

a. Wilayah I yaitu Pulau Sumatera

b. Wilayah II yaitu Pulau Jawa

c. Wilayah III yaitu Pulau Kalimantan

Page 37: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

d. Wilayah IV yaitu Pulau Sulawesi

e. Wilayah V yaitu Pulau Bali dan Nusa Tenggara

f. Wilayah VI yaitu Maluku dan Irian Jaya

3. Pengurus Pusat terdiri atas :

a. Sekretaris Jenderal

b. Wakil Sekretaris Jenderal I

c. Wakil Sekretaris Jenderal II

d. Wakil Sekretaris Jenderal III

e. Ketua Departemen dan Staf Pengurus Pusat

4. Dewan Pembina Organisasi

5. Dewan Pertimbangan Organisasi

6. Pengurus Wilayah terdiri atas :

a. Koordinator Wilayah

b. Ketua Departemen dan Staf Koordinator Wilayah

7. Pengurus Daerah terdiri atas :

a. Koordinator Daerah

b. Ketua Departemen dan Staf Koordinator Daerah

BAB VII

DEWAN PEMBINA ORGANISASI

Pasal 16

1. Dewan Pembina Organisasi adalah Dewan yang dibentuk oleh Kongres Nasional

atau Rapat Kerja Nasional yang memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan

petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada Pengurus Pusat, Koordinator Wilayah, dan

Koordinator Daerah.

2. Keanggotaan:

a. Dewan Pembina Organisasi terdiri atas maksimal 3 orang.

b. Unsur Anggota Dewan Pembina Organisasi terdiri atas :

i. Kepala Pusat Bahasa Kemdiknas.

ii. Unsur Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang mendapat tugas.

iii. Tokoh yang ada di tempat Sekretaris Jenderal berada.

Page 38: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

3. Berakhirnya masa bakti anggota Dewan Pembina Organisasi:

a. Berakhirnya masa bakti anggota Dewan Pembina Organisasi dapat terjadi karena:

i. Berakhirnya masa kepengurusan

ii. Meninggal dunia

iii. Permohonan dari Dewan Pembina Organisasi untuk mengundurkan diri.

b. Apabila ditengah masa bakti anggota Pembina tidak dapat melakukan tugasnya,

Sekretaris Jenderal dengan persetujuan Dewan Pembina lainnya memilih anggota

Dewan Pembina Organisasi sementara sebagai pengganti sampai masa jabatan

berakhir.

c. Jika seluruh Dewan Pembina Organisasi tidak dapat menjalankan fungsinya,

Sekretaris Jenderal dengan persetujuan Dewan Pertimbangan Organisasi memilih

Dewan Pembina sementara sampai dilaksanakannya Kongres Nasional.

BAB VIII

DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI

Pasal 17

1. Dewan Pertimbangan Organisasi adalah Dewan yang dibentuk oleh Kongres Nasional

atau Rapat Kerja Nasional yang memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan saran

atas kebijakan Pengurus Pusat, Koordinator Wilayah, dan Koordinator Daerah.

Keanggotaan:

a. Dewan Pertimbangan Organisasi terdiri atas maksimal 3 orang.

b. Unsur Anggota Dewan Pembina Organisasi terdiri atas :

i. Mantan Pengurus Pusat periode sebelumnya

ii. Mantan Pengurus Wilayah periode sebelumnya

2. Berakhirnya masa bakti anggota Dewan Pertimbangan Organisasi:

a. Berakhirnya masa bakti anggota Dewan Pertimbangan Organisasi dapat terjadi karena:

i. Berakhirnya masa kepengurusan

ii. Meninggal dunia

iii. Permohonan dari Dewan Pembina Organisasi untuk mengundurkan diri.

b. Apabila ditengah masa bakti anggota Pertimbangan tidak dapat melakukan tugasnya,

Sekretaris Jenderal dengan persetujuan Dewan Pembina Organisasi memilih anggota

Page 39: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Dewan Pertimbangan Organisasi sementara sebagai pengganti sampai masa jabatan

berakhir.

c. Jika seluruh Dewan Pertimbangan Organisasi tidak dapat menjalankan fungsinya,

Sekretaris Jenderal dengan persetujuan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah memilih

Dewan Pertimbangan sementara sampai dilaksanakannya Kongres Nasional.

BAB IX

KEPENGURUSAN

Pasal 18

1. Kepengurusan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia terdiri atas

Sekretaris Jenderal, Koordinator Wilayah, dan Koordinator Daerah.

2. Masa jabatan pengurus selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan dan dapat

dipilih kembali.

Pasal 19

SEKRETARIS JENDERAL

1. Pengertian Sekretaris Jenderal adalah Pimpinan Tertinggi yang merupakan

penyelenggara dari Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia yang

memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan

amanat Kongres Nasional selama masa bakti.

2. Hak dan Kewajiban

a. Sekretaris Jenderal bertindak atas Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-

Indonesia dalam mengatur, mengadakan kerjasama dan perjanjian dengan pihak lain

demi kepentingan organisasi dan anggota.

b. Mengkoordinir pelaksanaan tugas koordinator wilayah dan koordinator daerah.

c. Memberikan laporan pertanggungjawaban pada akhir masa baktinya.

3. Pemilihan dan persyaratan Sekretaris Jenderal

a. Sekretaris Jenderal dipilih dari dan oleh Himpunan yang berkedudukan sebagai

anggota Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia yang hadir

dalam Kongres Nasional.

b. Persyaratan calon Sekretaris Jenderal:

i. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 40: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

ii. Memiliki kemampuan, kecakapan dalam memimpin organisasi

iii. Masih berstatus mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia selama masa

jabatannya.

iv. Memiliki prestasi akademik yang baik.

v. Pada saat dilantik dan selama masa jabatan tidak menjadi pimpinan organisasi

tingkat nasional lainnya.

vi. Memiliki visi dan misi ke depan untuk Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se-Indonesia.

4. Kepengurusan/Staf kantor Sekretaris Jenderal

a. Dalam pelaksanaan tugasnya Sekretaris Jenderal dibantu oleh wakil Sekretaris

Jenderal I yang bertugas menangani kesekretariatan dan administrasi, Wakil Sekretaris

Jenderal II yang bertugas menangani Keuangan, dan Wakil Sekretaris Jenderal III

yang bertugas mengkoordinir seluruh koordiinator wilayah dan daerah.

b. Sekretaris Jenderal dapat menunjuk ketua dan staf departemen tingkat pusat dengan

pembagian bidang, fungsi dan tugas disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

c. Dalam memilih dan menentukan ketua dan staf departemen tingkat pusat, Sekretaris

Jnderal memperhatikan unsur-unsur kecakapan dan kebutuhan pengembangan

organisasi.

d. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Sekretaris Jenderal menyusun pedoman kerja

departemen tingkat pusat melalui Surat Keputusan Sekretaris Jenderal.

5. Mekanisme Pelaksanaan tugas dan Tanggung jawab

a. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Jenderal mengeluarkan petunjuk

penyelenggaraan untuk kepentingan pelaksanaan.

b. Dalam pelaksanaan tugasnya Sekretaris Jenderal dapat melimpahkan wewenangnya

kepada anggota melalui Koordinator Wilayah.

c. Sekretaris Jenderal mengawasi pelaksanaan kegiatan setiap staf Departemen Pengurus

Pusat.

d. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan staf Departemen dipandang telah

melanggar/menyimpang dari amanat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,

Sekretaris Jenderal dapat meminta penjelasan dan pemberian teguran dapat

disampaikan

e. Prosedur Permintaan, dan penjelasan dan pemberian teguran dapat disampaikan

Page 41: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

berupa:

i. Permintaan penjelasan secara lisan

ii. Permintaan penjelasan secara tertulis

iii. Teguran Lisan

iv. Teguran tertulis

v. Penghentian sementara

vi. Penghentian kegiatan atau pencabutan kebijakan

vii. Penghentian sementara pelaksanaan tugas staf departemen

f. Permintaan dan teguran ayat (5) point e.(i) sampai e.(iv) merupakan tindakan sepihak

yang dapat dilakukan oleh Sekretaris Jenderal.

g. Sedangkan ayat (5) point e.(v), e.(vi), dan e.(vii) dilakukan setelah diberikan

persetujuan tertulis dari minimal seperdua ditambah satu anggota Pengurus Pusat.

h. Pemberhentian jabatan Koordinator Wilayah dapat dilakukan dengan persetujuan

tertulis dari Dewan Pertimbangan Organisasi dan minimal seperdua ditambah satu

anggota wilayahnya dan selanjutnya Sekretaris Jenderal menunjuk seorang pejabat

sementara Koordinator Wilayah.

i. Dalam pelaksanaan tugasnya Sekretaris Jenderal mendengarkan dan memperhatikan

saran, pendapat, petunjuk dari Dewan Pertimbangan Organisasi

j. Sekretaris Jenderal berkonsultasi dengan Dewan Pertimbangan Organisasi sekurang-

kurangnya satu kali dalam enam bulan.

6. Pemberhentian dan Penggantian Sekretaris Jenderal

a. Pada saat masa bakti Sekretaris Jenderal dapat diberhentikan tugasnya karena hal-hal

berikut

i. Meninggal Dunia

ii. Menderita sakit yang memerlukan perawatan setahun sejak dinyatakan oleh

dokter ahli sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya.

iii. Telah melaksanakan kegiatan yang menyimpang amanat Kongres Nasional dan

atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

b. Apabila Sekretaris Jenderal diberhentikan dari tugasnya karena hal-hal yang

sebagaimana termaktub dalam 6.a.i dan 6.a.ii, maka Sekretaris Jenderal diberhentikan

dengan hormat dan Wakil Sekretaris Jenderal I secara otomatis mengganti

kedudukannya.

Page 42: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

c. Apabila Pembantu Sekretaris Jenderal I tidak dapat menggantikan kedudukan karena

sebab-sebab sebagaimana tersebut dalam point 6.a.i dan 6.a.ii, maka kedudukan

Wakil Sekretaris Jenderal I digantikan kedudukannya oleh Wakil Sekretaris Jenderal

II.

d. Apabila Wakil Sekretaris Jenderal II tidak dapat melakukan tugasnya, persetujuan

Dewan Pertimbangan Organisasi menunjuk Sekretaris Jenderal dan paling lambat

selama sebulan sejak penunjukan tersebut, diselenggarakan Kongres Nasional Luar

Biasa untuk memilih Sekretaris Jenderal yang baru.

e. Apabila penyebab diberhentikannya Sekretaris Jenderal dikarenakan hal-hal yang

termaktub dalam point 6.a.iii, maka. pertimbangan Dewan Pertimbangan Organisasi

serta persetujuan tertulis dari sekurang-kurangnya seperdua ditambah satu anggota

IMABSII memberhentikan dengan tidak terhormat Sekretaris Jenderal dengan seluruh

Staf Sekretaris Jenderal, selanjutnya diselenggarakan Kongres Nasional Luar Biasa

untuk memilih Sekretaris Jenderal yang baru.

Pasal 20

KOORDINATOR WILAYAH

1. Pengertian Koordinator Wilayah adalah penyelenggara dari Ikatan

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di wilayahnya dan terpilih langsung dalam

musyawarah wilayah.

2. Fungsi, Wewenang, dan Tanggung jawab

a. Koordinator Wilayah memiliki fungsi, wewenang, tugas, dan tanggung jawab untuk

mengkoordinir kegiatan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di

wilayahnya.

b. Koordinator wilayah bertanggungjawab langsung kepada Musyawarah Wilayah.

c. Dalam pelaksanaan tugasnya Koordinator Wilayah memberikan laporan kepada

Sekretaris Jenderal.

3. Pemilihan dan persyaratan Koordinator Wilayah

a. Koordinator Wilayah dipilih dari mahasiswa anggota Himpunan yang berkedudukan

sebagai anggota IMABSII yang hadir dalam Musyawarah Wilayah.

b. i. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se Indonesia memiliki

hak untuk mencalonkan satu orang mahasiswa anggotanya.

Page 43: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

ii. setiap delegasi mempunyai hak suara

c. Persyaratan koordinator wilayah:

i. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

ii. Memiliki kemampuan, kecakapan dalam memimpin organisasi

iii. Memiliki prestasi akademik yang baik

iv. Pada saat dilantik dan selama masa jabatan tidak menjadi pimpinan organisasi

tingkat Nasional dan Regional lainnya.

v. Memiliki visi dan misi ke depan untuk Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se-Indonesia.

vi. Mendapat mandat dari Himpunan Mahasiswa tempat kedudukannya sebagai

anggota.

4. Hak dan Kewajiban

a. Hak

i. Menyampaikan usulan, saran, dan pendapat kepada sekretaris jenderal

ii. Mengadakan kerjasama dengan organisasi lain.

iii. Mengadakan Musyawarah Wilayah sekurang-kurangnya satu kali periode

kepengurusan

b. Kewajiban

i. Mengkoordinasi kegiatan sendiri sesuai dengan wilayah hukumnya.

ii. Mengatur dan mengadakan pendanaan diwilayahnya.

iii. Mengkoordinasikan anggota di wilayahnya.

iv. Menyampaikan laporan kegiatan kepada Sekretaris Jenderal.

v. Dalam hal khusus Koordinator Wilayah berhak mengajukan usul kepada

Dewan Pertimbangan Organisasi dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal.

5. Pemberhentian dan Penggantian Koordinator Wilayah

a. Pada saat masa bakti Koordinator Wilayah dapat diberhentikan tugasnya karena hal-

hal berikut :

i. Meninggal Dunia

ii. Menderita sakit yang memerlukan perawatan setahun sejak

dinyatakan oleh dokter ahli sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya.

iii. Telah melaksanakan kegiatan yang menyimpang amanat

Musyawarah Wilayah dan atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Page 44: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Tangga.

iv. Berhenti Kuliah.

v. Mengundurkan diri dengan alasan yang rasional.

b. Apabila Koordinator Wilayah diberhentikan dari tugasnya karena hal-hal yang

sebagaimana termaktub dalam 5.a., maka Koordinator Wilayah diberhentikan dengan

hormat dan Staf Koordinator Wilayah secara otomatis mengganti kedudukannya.

6. Hubungan Kerja Intern

a. Hubungan kerja intern dilaksanakan berdasarkan rasa persaudaraan ikatan persatuan

dan kesatuan.

b. i. Hubungan kerja antara anggota dalam satu wilayah dilaksanakan dengan

sepengetahuan Koordinator Wilayah.

ii. Hubungan kerja antara Koordinator Wilayah dilaksanakan dengan sepengetahuan

Sekretaris Jenderal.

7. Hubungan Kerja Ekstern

a. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain pada dasarnya

wewenang Sekretaris Jenderal.

b. Dilaksanakan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

c. Koordinator Wilayah dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain sejauh untuk

kepentingan anggota wilayahnya.

d. Anggota IMABSII dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain sejauh untuk

kepentingan pelaksanaan suatu kegiatan atau tugas dari IMABSII.

e. Bentuk kerjasama lembaga tertentu dipilih dan disesuaikan dengan tujuan IMABSII

dan tidak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 21

KOORDINATOR DAERAH

1. Pengertian Koordinator Daerah adalah penyelenggara dari Ikatan

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di daerahnya dan terpilih langsung dalam

musyawarah daerah.

2. Fungsi, Wewenang, dan Tanggung jawab

a. Koordinator Daerah memiliki fungsi, wewenang, tugas, dan tanggung jawab untuk

mengkoordinir kegiatan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di daerahnya.

Page 45: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

b. Koordinator Daerah bertanggungjawab langsung kepada Musyawarah Daerah.

c. Dalam pelaksanaan tugasnya Koordinator Daerah memberikan laporan kepada

Koordinator Wilayah dan Sekretaris Jenderal.

3. Pemilihan dan persyaratan Koordinator Daerah

a. Koordinator Daerah dipilih dari mahasiswa anggota Himpunan yang berkedudukan

sebagai anggota IMABSII yang hadir dalam Musyawarah Daerah.

b. i. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia

memiliki hak untuk mencalonkan satu orang mahasiswa anggotanya.

ii. setiap delegasi mempunyai hak suara

c.Persyaratan koordinator daerah:

vii. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

viii. Memiliki kemampuan, kecakapan dalam memimpin organisasi

ix. Memiliki prestasi akademik yang baik

x. Pada saat dilantik dan selama masa jabatan tidak menjadi pimpinan organisasi

tingkat Nasional dan Regional lainnya.

xi. Memiliki visi dan misi ke depan untuk Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se-Indonesia.

xii. Mendapat mandat dari Himpunan Mahasiswa tempat kedudukannya sebagai

anggota.

4. Hak dan Kewajiban

a. Hak

i. Menyampaikan usulan, saran, dan pendapat kepada sekretaris jenderal

ii. Mengadakan kerjasama dengan organisasi lain.

iii. Mengadakan Musyawarah Daerah sekurang-kurangnya satu kali periode

kepengurusan

b. Kewajiban

i. Mengkoordinasi kegiatan sendiri sesuai dengan daerah hukumnya.

ii. Mengatur dan mengadakan pendanaan di daerahnya.

iii. Mengkoordinasikan anggota di daerahnya.

iv. Menyampaikan laporan kegiatan kepada Sekretaris Jenderal.

v. Dalam hal khusus Koordinator Daerah berhak mengajukan usul kepada Dewan

Pertimbangan Organisasi dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal.

Page 46: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

5. Pemberhentian dan Penggantian Koordinator Daerah

a. Pada saat masa bakti Koordinator Daerah dapat diberhentikan tugasnya karena hal-hal

berikut :

i. Meninggal Dunia

ii. Menderita sakit yang memerlukan perawatan setahun sejak dinyatakan oleh

dokter ahli sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya.

iii. Telah melaksanakan kegiatan yang menyimpang amanat Musyawarah Daerah

dan atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

iv. Berhenti Kuliah.

v. Mengundurkan diri dengan alasan yang rasional.

b. Apabila Koordinator Daerah diberhentikan dari tugasnya karena hal-hal yang

sebagaimana termaktub dalam 5.a., maka Koordinator Daerah diberhentikan dengan

hormat dan Staf Koordinator Daerah secara otomatis mengganti kedudukannya.

6. Hubungan Kerja Intern

a. Hubungan kerja intern dilaksanakan berdasarkan rasa persaudaraan ikatan persatuan

dan kesatuan.

b. i. Hubungan kerja antara anggota dalam satu wilayah dilaksanakan dengan

sepengetahuan Koordinator Wilayah.

ii. Hubungan kerja antara Koordinator Wilayah dilaksanakan dengan sepengetahuan

Sekretaris Jenderal.

7. Hubungan Kerja Ekstern

i. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga atau organisasi lain pada dasarnya

wewenang Sekretaris Jenderal.

ii. Dilaksanakan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

iii. Koordinator Wilayah dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain sejauh untuk

kepentingan anggota wilayahnya.

iv. Anggota IMABSII dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain sejauh untuk

kepentingan pelaksanaan suatu kegiatan atau tugas dari IMABSII.

v. Bentuk kerjasama lembaga tertentu dipilih dan disesuaikan dengan tujuan IMABSII

dan tidak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 22

Page 47: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

RAPAT PENGURUS

Rapat pengurus terdiri dari :

1. Rapat Utama yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal, Staf Sekretaris Jenderal,

Koordinator Wilayah dan Koordinator Daerah yang sekurang-kurangnya satu kali setahun.

2. Rapat Pleno yang dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus

daerah dan Staf-stafnya yang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Pasal 23

PENYELENGGARAAN RAPAT PENGURUS

1. Rapat Utama dan Rapat Pleno dipimpin oleh Sekretaris Jenderal atau yang telah diberi

mandat oleh Sekretaris Jenderal.

2. Rapat Utama dan Rapat Pleno sah jika dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari pengurus.

3. Keputusan Rapat atas dasar musyawarah dan mufakat. Apabila pemungutan suara terpaksa

ditempuh, maka keputusan ditetapkan atas dasar suara terbanyak dari yang hadir dalam

rapat.

BAB X

FORUM PERMUSYAWARATAN KONGRES NASIONAL

Pasal 24

1. Kongres Nasional :

a. Merupakan forum permusyawaratan tertinggi organisasi

b. Diselenggarakan 2 (dua) tahun sekali

c. Dianggap sah apabila dihadiri sekurang – kurangnya dua per tiga dari jumlah anggota.

d. Jika butir c di atas tidak terpenuhi, maka Kongres Nasional diundur sampai

waktu yang disepakati antara Pengurus Pusat dan Peserta Kongres yang hadir pada saat

itu.

2. Peserta Kongres Nasional:

a. Utusan dari Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia yang menjadi anggota

IMABSII.

b. Peninjau yang diundang oleh panitia Kongres Nasional.

c. Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, dan Pengurus daerah.

d. Dewan Penasehat Organisasi.

Page 48: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

3. Alat Kelengkapan Kongres :

a. Dewan Pengarah yang ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal.

b. Panitia Pelaksana.

c. Pimpinan Sidang.

d. Komisi-komisi.

4. Hak dan wewenang Kongres Nasional:

a. Menetapkan dan mengesahkan serta mengamandemen Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga.

b. Menetapkan dan Mengesahkan Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan.

c. Membuat dan mengesahkan peraturan-peraturan yang tidak bertentangan dengan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

d. Menetapkan Dewan Pembina Organisasi

e. Memilih dan Mengangkat Sekretaris Jenderal

f. Membentuk Tim Formatur

g. Meminta pertanggungjawaban Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat setelah selesai

masa jabatannya.

h. Mendemisionerkan Pengurus Pusat dan Dewan Pembina Organisasi.

i. Menentukan tempat penyelenggaraan Kongres Nasional selanjutnya.

Pasal 25

MUSYAWARAH WILAYAH

1. Musyawarah Wilayah adalah forum permusyawaratan anggota yang berada di wilayah

masing-masing.

2. Musyawarah Wilayah diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun.

3. Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga dari

jumlah anggota dalam wilayahnya.

4. Apabila point 3 tidak terpenuhi, maka Musyawarah Wilayah diundur berdasarkan

kesepakatan antara panitia dengan peserta yang hadir dan selanjutnya dianggap sah.

5. Peserta Musyawarah Wilayah:

a. Utusan dari anggota Wilayah

b. Pengurus Pusat, Dewan Pembina Organisasi, yang diundang oleh panitia.

c. Peninjau yang diundang oleh panitia

6. Kelengkapan Musyawarah Wilayah:

Page 49: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

a. Panitia Pengarah ditunjuk oleh Koordinator Wilayah

b. Panitia pelaksana

c. Pimpinan Sidang

7. Hak dan wewenang Musyawarah Wilayah:

a. Memilih dan menetapkan Koordinator Wilayah

b. Menjabarkan Program Kerja Pengurus Pusat

c. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Koordinator Wilayah

d. Menentukan Tempat Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah Selanjutnya

e. Mendemisionerkan Pengurus Wilayah

8. Waktu dan tempat pelaksanaan Musyawarah Wilayah ditentukan oleh Koordinator

Wilayah dengan kesepakatan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) anggota wilayah dan

harus sepengetahuan Sekretaris Jenderal.

9. Tata tertib persidangan Musyawarah Wilayah ditetapkan dalam Musyawarah

Wilayah.

Pasal 26

MUSYAWARAH DAERAH

1. Musyawarah Daerah adalah forum permusyawaratan anggota yang berada di daerah

masing-masing.

2. Musyawarah Daerah diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun.

3. Musyawarah Daerah dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga dari

jumlah anggota dalam daerahnya.

4. Apabila point 3 tidak terpenuhi, maka Musyawarah Daerah diundur berdasarkan

kesepakatan antara panitia dengan peserta yang hadir dan selanjutnya dianggap sah.

5. Peserta Musyawarah Daerah:

a. Utusan dari anggota Daerah

b. Pengurus Pusat, Dewan Pembina Organisasi, yang diundang oleh panitia.

c. Peninjau yang diundang oleh panitia

6. Kelengkapan Musyawarah Daerah:

a. Panitia Pengarah ditunjuk oleh Koordinator Daerah

b. Panitia pelaksana

c. Pimpinan Sidang

Page 50: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

7. Hak dan wewenang Musyawarah Daerah:

a. Memilih dan menetapkan Koordinator Daerah

b. Menjabarkan Program Kerja Pengurus Pusat

c. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Koordinator Daerah

d. Menentukan Tempat Penyelenggaraan Musyawarah Daerah Selanjutnya

e. Mendemisionerkan Pengurus Daerah

8. Waktu dan tempat pelaksanaan Musyawarah Daerah ditentukan oleh Koordinator Daerah

dengan kesepakatan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) anggota daerah dan harus

sepengetahuan Sekretaris Jenderal.

9. Tata tertib persidangan Musyawarah Daerah ditetapkan dalam Musyawarah Daerah.

BAB XI

KONGRES NASIONAL LUAR BIASA

Pasal 27

1. Hasil Kongres Nasional Luar Biasa setara dengan Kongres Nasional.

2. Kongres Nasional Luar Biasa diadakan bila ada hal - hal yang dianggap perlu.

3. Kongres Nasional Luar Bisa diusulkan Dewan Pembina kepada anggota.

4. Penanggung jawab Kongres Nasional Luar Biasa adalah Dewan Pembina Organisasi .

5. Kongres Nasional Luar Biasa dianggap sah apabila dihadiri sekurang - kurangnya dua

pertiga dari jumlah anggota.

BAB XII

MUSYAWARAH TAHUNAN

Pasal 28

1. Musyawarah Tahunan adalah Rapat Kerja Nasional yang dilaksanakan oleh Pengurus

Pusat.

2. Musyawarah Tahunan dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, dan Pengurus

Daerah.

BAB XIII

Page 51: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

LAMBANG ORGANISASI

Pasal 29

Lambang Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia berbentuk

sebagaimana terlampir dalam ketetapan ini :

BAB XIV

AMANDEMEN ANGGARAN DASAR DAN RUMAH TANGGA

Pasal 30

1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga dilakukan dalam Kongres Nasional dengan

musyawarah untuk mencapai mufakat.

2. Apabila musyawarah untuk mencapai mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil

dengan persetujuan sekurang - kurangnya dua pertiga dari jumah anggota yang hadir.

BAB XV

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 31

Hal –hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur oleh

Sekretaris Jenderal dengan persetujuan Dewan Pembina Organisasi dan disepakati oleh

Dewan Pertimbangan Organisasi selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga.

Lampiran :

Lambang Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia

(IMABSII)

Page 52: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)

IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SE-INDONESIA

PERIODE 2010-2012

A. Pendahuluan

1. Pengertian

Garis-garis besar haluan organisasi Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-

Indonesia (IMABSII) yang disingkat GBHO IMABSII merupakan pedoman landasan

Page 53: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

teknik/operasional Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia

(IMABSII).

2. Landasan

Azas dan fungsi sesuai yang diatur dalam AD/ART organisasi Ikatan Mahasiswa

Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII).

3. Modal Dasar

Kuantitas dan kualitas pelaku pendidikan yang tersebar di pelosok nusantara, kesadaran

berorganisasi sebagai masyarakat kritis multi potensi yang terdapat di tubuh insan

masyarakat, asumsi masyarakat terhadap eksistensi pendidikan, dan eksistensi Ikatan

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII).

4. Modal Pendukung

Pengurus, yang dimaksud adalah personal yang menjadi penggerak

organisasi sebagai salah satu potensi yang ada.

Simpatisan, yang dimaksud simpatisan adalah personal/institusi yang

memiliki kesamaan paradigma terhadap profesionalisasi pendidikan.

B. Pelaksanaan Kebijakan

1. Arah Kebijakan

Kebijakan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII)

diarahkan kepada terciptanya kesadaran kritis masyarakat yang mengarah kepada

profesionalisasi eksplorasi pengembangan pendidikan disertai kematangan perilaku

organisasi untuk kemajuan peradaban.

2. Prioritas Kebijakan

Kebijakan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII)

diprioritaskan kepada pemanfaatan sumber daya manusia secara proporsional dalam

spektrum pendidikan.

3. Kebijakan Program

a. Program Titik Wacana IMABSII minimal dapat mengakomodir peningkatan

kemampuan kepemimpinan, administrasi, dan manajerial.

Page 54: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

b. Peningkatan pemahaman dan pengalaman organisasi,

c. Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia.

d. Advokasi dan Konsultasi profesionalisme Pendidikan.

e. Peningkatan sumber pendapatan Titik Wacana IMABSII.

f. Peningkatan mutu keilmuan, khusunya pada bidang Pendidikan Rakyat.

g. Peningkatan Koordinasi dan sub koordinasi dengan lembaga/organisasi lain.

4. Mekanisme Pelaksanaan Program Kerja

a. Penempatan jabatan dan deskripsi kerja ditentukan oleh Direktur Utama sesuai

dengan keahliannya berdasarkan usulan Dewan Pendiri.

b. Teknik pelaksanaan kebijakan ditentukan oleh rapat kerja dengan tidak melanggar

AD/ART IMABSII.

5. Ketentuan Tambahan

Direktur Utama beserta Badan Pengurus Harian (BPH) berhak menentukan Peraturan

Organisasi (PO) selama tidak bertentangan dengan AD/ART Ikatan Mahasiswa Bahasa

dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII).

C. Penutup

Demikianlah garis-garis besar haluan organisasi ini disusun agar menjadi acuan dan

landasan kebijakan pengurus Titik Wacana IMABSII dalam melaksanakan amanah yang

diberikan kepadanya. Semoga Tuhan yang maha kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan

perlindungan. Amin.

Page 55: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN (GBHK)

IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SE-INDONESIA

PERIODE 2010-2012

BAB I

PENDAHULUAN

Pasal 1

Pengertian:

Garis-garis besar haluan kegiatan (GBHK) IMABSII adalah Pedoman Umum Program Kerja

yang merupakan acuan kerja dalam melaksanakan tugas organisasi.

Pasal 2

Landasan Pemikiran:

1. Bahwa Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia merupakan

lembaga kemahasiswaan yang harus mampu meningkatkan profesionalismenya,

berjiwa penuh pengabdian, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap masa depan

bangsa dan negara.

2. Bahwa adanya keanekaragaman dalam kehidupan kampus, baik secara struktural

kelembagaan maupun aktivitas di masing-masing perguruan tinggi

3. Bahwa untuk kelancaran organisasi dibutuhkan beberapa perangkat pendukung,

di antaranya program kerja yang harus dilaksanakan oleh pengurus, maka dipandang

perlu menyusun Garis-garis Besar Haluan Kegiatan (GBHK)

Pasal 3

Landasan kerja:

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IMABSII

masa bakti 2004 /2006

2. Ketentuan - ketentuan lain yang merupakan ketetapan dan keputusan dalam

Kongres IMABSII.

Page 56: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pasal 4

Maksud dan tujuan:

1. Maksud

Memberi arah pelaksanaan program kerja bagi mandataris Kongres IMABSII

Indonesia terpilih.

2. Tujuan

a. Sebagai pedoman untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Sebagai acuan dasar untuk menyusun program kerja.

c. Sebagai tolak ukur dan evaluasi dalam menjalankan roda organisasi.

Pasal 5

Arah dan sasaran:

1. Arah

a. Untuk meningkatkan propfesionalisme dan mengembangkan wawasan keprofesian

bidang Bahasa dan Sastra Indonesia.

b. Meningkatkan persatuan dan kesatuan Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia di indonesia.

2. Sasaran

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di seluruh Indonesia.

BAB II

ISI

Pasal 6

Kerangka Program:

1. Mengembangkan profesi keguruan, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai

manifestasi sikap dan perbuatan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

2. Memperluas wawasan berorganisasi bagi Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia di seluruh Indonesia.

3. Menyalurkan aspirasi Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menunjang

Page 57: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pembangunan NasionaI.

4. Meningkatkan daya tawar Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia untuk dapat

bersaing dalam dunia kerja.

5. Memantapkan eksistensi IMABSII

Pasal 7

Pokok-pokok Haluan Kegiatan:

1. Urusan Pendidikan dari Penalaran meliputi :

a. Pengembangan bakat dan minat Mahasiswa dalam bidang Bahasa dan Sastra

Indonesia.

b. Mengembangkan wawasan keilmuwan dalam bidang Bahasa dan Sastra

Indonesia.

c. Menumbuhkembangkan kegiatan penelitian dalam bidang Bahasa dan Sastra

Indonesia.

d. Mengembangkan jaringan Organisasi Intern IMABSII

2. Urusan keorganisasian meliputi:

a. Memantapkan administrasi dan konsolidasi organisasi

b. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara anggota IMABSII.

c. Menjalin kejasama dengan pihak yang tidak mengikat

d. Optimalisasi kehadiran IMABSII.

e. Melakukan proses marketing keilmuan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam dunia

kerja

3. Urusan Pengabdian pada Masyarakat meliputi:

a. Memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat tentang keilmuan Bahasa

dan Sastra Indonesia

b. Menumbuhkembangkan kultur kebahasaan dan kesastraan.

BAB III

PENUTUP

Pasal 8

Garis-garis Besar Haluan Kegiatan (GBHK) ini akan dijabarkan lebih lanjut menjadi program

Page 58: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

kerja oleh Pengurus Pusat terpilih selambat - lambatnya 3 (tiga) bulan sejak ditetapkan dan

disosialisasikan kepada anggota.

Keberhasilan kegiatan organisasi ditentukan oleh sikap mental, semangat, tekad, ketaatan,

serta disiplin yang merupakan tanggung jawab seluruh anggota Ikatan Himpunan Mahasiswa

Bahasa dan Sastra Indonesia Se-Indonesia (IMABSII).

Semoga Tuhan Yang Maha Esa merestui dan memberkati perjuangan Ikatan Himpunan

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Se-Indonesia (IMABSII)

Page 59: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

LANGKAH KEBIJAKAN

IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SE-INDONESIA

PERIODE 2010-2012

BAB I

Pasal 1

PENDAHULUAN

Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia merupakan salah satu aktivitas

mahasiswa di luar kegiatan akademik yang bersifat ekstra kampus dengan tetap bernuansakan

universitas. Sebagai sebuah lembaga, IMABSII harus berorientasi pada pengembangan

sumber daya manusia yang senantiasa indigen dan dinamis. Sebagaimana ghalibnya sebuah

lembaga harus memikirkan bentuk sebuah kebijakan yang dapat mengantarkan pada tujuan

awal yaitu keseragaman dalam keragaman, dalam kerangka administrasi persuratan,

pelaporan kegiatan, dan pemanfaatan sekretariat.

Pasal 2

Maksud dan Tujuan

1. Ketetapan ini dibuat dengan maksud memberikan gambaran langkah kerja yang akan

ditempuh oleh Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia.

2. Ketetapan ini bertujuan agar segala kebijakan lembaga lebih terarah.

Pasal 3

Wewenang

1. Ketetapan ini mempunyai wewenang mengatur jalannya roda kebijakan yang harus

ditempuh oleh Pengurus IMABSII.

2. Ketetapan ini wajib dilaksanakan sebagai pedoman kerja.

Pasal 4

Page 60: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pelaksana

Ketetapan ini dilaksanakan oleh semua mata rantai kepemimpinan yang ada dikepengurusan

Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia Se-Indonesia (IMABSII)

1. Pengurus Pusat IMABSII

2. Kordinator Wilayah (Korwil) IMABSII

3. Kordinator Daerah (Korda) IMABSII

Pasal 5

Cakupan Kerja

Adapun cakupan kerja aturan, antara lain :

1. Administrasi persuratan

2. Laporan Kegiatan

3. Pemanfaatan Sekretariat.

BAB II

Administrasi Persuratan

Pasal 6

Nomor surat yang digunakan oleh semua jenjang kemimpinan di Ikatan Mahasiswa Bahasa

dan Sastra Indonesia se-Indonesia sama.

Pasal 7

Penomoran surat dibedakan berdasarkan nama dari masing-masing level lembaga.

Pasal 8

Keterangan penomoran surat adalah:

No : A / B / C / D / E

Keterangan:

A : Nomor Surat

B : Maksud Tujuan

C : Asal Surat

D : Bulan keluarnya surat

Page 61: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

E : Tahun pembuatan surat

Contoh :

No : 01/A-1/PP IMABSII/III/2005

Keterangan:

01 : Nomor surat

A : Intern Lembaga

PP IMABSII : asal surat

III : Bulan Keluar Surat

2004 : Tahun Pembuatan surat

Kode Maksud :

1 : Surat biasa, Undangan

2 : Mandat, SK

3 : Intruksi

Kode Tujuan :

A : Intern Lembaga

B : Instansi Pemerintah, Swasta

C : Perguruan Tinggi

D : Ormas, Organisasi Pemuda, OKP

BAB III

Kebijakan Kegiatan

Pasal 9

Laporan kegiatan

Laporan kegiatan berupa :

1. Laporan kegiatan umum

2. Laporan Pelaksana Kegiatan

Pasal 10

Page 62: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Bentuk laporan

Bentuk laporan adalah :

1. laporan kegiatan umum dilaporkan sesuai dengan permusyawaratan yang diatur dalam

AD/ART secara tertulis.

2. Laporan pelaksana kegiatan dilaporkan sebelum dan sesudah kegiatan secara tertulis

Pasal 11

Isi laporan

Laporan berisikan :

1. tujuan dan target kegiatan

2. tempat dan waktu pelaksanaan

3. pendanaan dan alokasinya

Pasal 12

Laporan dibuat dan diperuntukkan:

1. Penasehat Organisasi

2. Level lembaga yang berada diatasnya

3. Arsip/pertinggal

BAB IV

PEMANFAATAN SEKRETARIAT

Pasal 13

Sekretariat dipusatkan berdasarkan daerah dimana pucuk kepemimpinan itu berada dan

dipergunakan sebagai kantor.

Pasal 14

Sekretariat sebagai kantor dijadikan sebagai :

1. Pusat informasi dan silaturahmi

2. Pusat penyediaan fasilitas yang diperlukan anggota.

3. Tidak dimanfaatkan untuk tempat yang dapat mencemarkan nama baik lembaga.

Page 63: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

LEMBAR PENGESAHAN TENTANG PEMILIHAN SEKRETARIS JENDRAL

IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SE-INDONESIA

(IMABSII) PERIODE 2010-2012

SURAT KEPUTUSAN

No : 004/A-2/PP IMABSII/VII/2010

Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan

pemilihan Sekretaris Jendral Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se-Indonesia (IMABSII) periodde 2010-2012.

Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII.

Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Struktur

Kepengurusan dan Susunan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Ahmad Mulyadi sebagai Sekretaris Jendral Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra

Indonesia se-Indonesia periode 2010-2012.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta,

Tanggal : 14 Juli 2010

Waktu : 12.42 WIB

PEMIMPIN SIDANG

Pemimpin Sidang I Pemimpin Sidang II Pemimpin Sidang III

Page 64: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

(Wima Ariya Menggala) (Siti Aminah A) (Ihwan Fajar)

LEMBAR PENGESAHAN TENTANG PEMILIHAN KOORDINATOR WILAYAH

IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SE-INDONSIA

(IMABSII) PERIODE 2010-2012

SURAT KEPUTUSAN

No : 005/A-2/PP IMABSII/VII/2010

Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan

pemilihan Koordinator Wilayah Ikatan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII) periodde 2010-2012.

Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII.

Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Struktur

Kepengurusan dan Susunan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Nama yang yang terlampir dalam surat keputusan ini sebagai kordinator wilayah

Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia periode 2010-2012.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta,

Tanggal : 14 Juli 2010

Waktu : 14.19

PEMIMPIN SIDANG

Pemimpin Sidang I Pemimpin Sidang II Pemimpin Sidang III

(Wima Ariya Menggala) (Siti Aminah A) (Ihwan Fajar)

Page 65: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Lampiran :

Surat Keputusan Nomor : 005/A-2/PP IMABSII/VII/2010, tentang penetapan Koordinator

Wilayah Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia Periode 2010-2012

Wilayah I Pulau Sumatera

Koordinator Wilayah : Ari Azhari Nasution (Universitas Sumatera Utara)

Wilayah II Pulau Jawa

Koordinator Wilayah : Johan Aristya lesmana (Universitas Islam Negeri Jakarta)

Wilayah III Pulau Kalimantan

Koordinator Wilayah : Sa’aduddin Lutfi (Universitas Lambung Mangkurat)

Wilayah IV Pulau Sulawesi

Koordinator Wilayah : Ilham (Universitas Hasanuddin)

Wilayah V Pulau Bali dan Nusa Tenggara

Page 66: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Koordinator Wilayah : Ni Putu Sugilastini (Universitas Pendidikan Ganesha)

Wilayah VI Pulau Maluku dan Irian

Koordinator Wilayah : Astri Hasan (Universitas Khairun)

LEMBAR PENGESAHAN TENTANG PEMILIHAN DEWAN PERTIMBANGAN

ORGANISASI PENGURUS IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA (IMABSII) PERIODE 2010-2012

SURAT KEPUTUSAN

No : 006/A-2/PP IMABSII/VII/2010

Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan

pemilihan Dewan Pertimbangan Organisasi Ikatan Mahasiswa

Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII) periodde

2010-2012.

Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII.

Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Struktur

Kepengurusan dan Susunan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Barnadi Zakaria dan Gumilar Prana Wilaga sebagai Dewan Pertimbangan organisasi

Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia periode 2010-2012.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 13 Juli 2010

Waktu : 13.15

PEMIMPIN SIDANG

Page 67: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

Pemimpin Sidang I Pemimpin Sidang II Pemimpin Sidang III

(Wima Ariya Menggala) (Siti Aminah A) (Ihwan Fajar)

LEMBAR PENGESAHAN TENTANG PEMILIHAN TUAN RUMAH RAPAT KERJA

NASIONAL PENGURUS PUSAT IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA SE-INDONESIA (IMABSII)

PERIODE 2010-2012

SURAT KEPUTUSAN

No : 007/A-2/PP IMABSII/VII/2010

Menimbang : Bahwa dalam Kongres Nasional II IMABSII mutlak dibutuhkan

pemilihan Tuan Rumah Rapat Kerja Nasional Ikatan Mahasiswa

Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII) periodde

2010-2012.

Mengingat : Hasil keputusan Kongres Nasional I IMABSII.

Memperhatikan : Saran dan usulan peserta sidang dalam pembahasan Struktur

Kepengurusan dan Susunan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan

Sastra Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

1. Universitas Pendidikan Ganesha Sebagai Tuan Rumah pelaksana Rakernas IMABSII

Periode 2010-2012.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 13 Juli 2010

Waktu : 13.28

Page 68: Hasil Keputusan Kongres Nasional II Imabsii

PEMIMPIN SIDANG

Pemimpin Sidang I Pemimpin Sidang II Pemimpin Sidang III

(Wima Ariya Menggala) (Siti Aminah A) (Ihwan Fajar)