bab ii kajian teori 2.1. pengertian guru beserta...

28
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta Karakteristik Guru 2.1.1. Pengertian Guru Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diiinginkan. Dari dimensi tersebut peranan guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran peranan guru dalam masyrakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berjalan amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus pada proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Sejak dahulu hingga sekarang guru dalam masyarakat Indonesia terutama di daerah-daerah perdesaan masih memegang peranan amat penting sekalipun status sosial guru di tengah masyarakat telah berubah. Guru ialah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, individual maupun klasikal baik di sekolah maupun diluar sekolah. Guru adalah tenaga profesional yang memiliki citra yang baikdi tengah masyarakat , sebagaimana yang telah diungkapkan Soetjipto dan Kosasi (1999) demikian” apabila seorang guru dapat menonjolkan citra dimasyarakat maka ia layak menjadi panutan atau teladan bagi masyarakat sekelilingnya. Masyarakat akan melihat sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari apakah ada yang patut diteladani.apakah guru meningkatkan pelayanan dan pengetahuan, memberikan dorongan dan arahan kepada siswa, bagaiman guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul bagaimana dengan siswa, sejawat serta anggota masyarakat,

Upload: vuque

Post on 07-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Guru beserta Karakteristik Guru

2.1.1. Pengertian Guru

Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk

watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diiinginkan.

Dari dimensi tersebut peranan guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang

dari dimensi pembelajaran peranan guru dalam masyrakat Indonesia tetap

dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran

berjalan amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses

pendidikan, atau lebih khusus pada proses pembelajaran, yang diperankan oleh

guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Sejak dahulu hingga sekarang

guru dalam masyarakat Indonesia terutama di daerah-daerah perdesaan masih

memegang peranan amat penting sekalipun status sosial guru di tengah

masyarakat telah berubah. Guru ialah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, individual maupun klasikal baik di

sekolah maupun diluar sekolah.

“Guru adalah tenaga profesional yang memiliki citra yang baikdi

tengah masyarakat , sebagaimana yang telah diungkapkan

Soetjipto dan Kosasi (1999) demikian” apabila seorang guru dapat

menonjolkan citra dimasyarakat maka ia layak menjadi panutan

atau teladan bagi masyarakat sekelilingnya. Masyarakat akan

melihat sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari apakah ada yang

patut diteladani.apakah guru meningkatkan pelayanan dan

pengetahuan, memberikan dorongan dan arahan kepada siswa,

bagaiman guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul

bagaimana dengan siswa, sejawat serta anggota masyarakat,

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

10

sering menjadi anggota masyarakat luas. Karena menyandang

predikat guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan intelektual

saja, tetapi diperlukan kepribadian matang yang dapat diteladani

oleh banyak orang”.1

Menurut pendapat diatas guru adalah seseorang yang memiliki citra di

masyarakat. Guru dal tugasnya sebagai pengajar harus mampu meningkatkan

pengetahuan dan pelayanan kepada siswa , karena predikat guru bukan hanya

mempunyai kemampuan itelektual tetapi juga diperlukan kepribadian yang

matang.

2.1.2. Peran dan Tugas Pokok Guru

Sepanjang sejarah perkembangannya rumusan tentang profil tenaga

pengajar (guru) ternyata bervariasi, tergantung kepada cara mempersepsikan apa

yang menjadi peran dan tugas pokoknya.

1. “Guru sebagai pengajar

Ia harus menampilkan dirinya sebagai cendekiawan dan

sekaligus juga sebagai pengajar. Dengan demikian yang

bersangkutan harus menguasai bidang disiplin ilmu yang akan

diajarkannya baik aspek substansinya maupun metode penelitian

pengembangannya. Cara mengajarkan kepada orang lainatau

bagaimana cara mempelajarinya.

2. Guru sebagai pengajar dan juga pendidik

ia harus menampilkan pribadinya sebagai ilmuwan dan juga

sekaligus pendidik yaitu dengan menguasai bidang disiplin ilmu

yang diajarkan, menguasai cara mengajarkan dan

mengadministrasikannya, memiliki wawasan dan pemahaman

tentang seluk beluk kependidikan dengan mempelajari filsafat

pendidikan, sejarah pendidikan, sosiologi pendidikan, dan

psikologi pendidikan.

3. Guru sebagai pengajar , pendidik, dan juga agen pembaharuan

dan pembangunan masyarakat, yaitu yang bersangkutan

diharapkan dapat menampilkan pribadinya sebagai pengajar dan

pendidik siswanya dalam berbagai situasi (individual dan

kelompok) sesuai dengan keragaman karakteristik dan kondisi

1Umbu Tagela dan Sumarjdono, 2013, Orientasi Kedalam Profesi Keguruan, UKSW,

hal. 45

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

11

siswa dengan lingkungan kontektualnya, lebih luas lagi bagi

penggerak dan pelopor pembaharuan dan perubahan

masyarakatnya dimana ia berada.

4. Guru yang berkewenangan berganda sebagai pendidik

profesional dengan bidang keahlian selain kependidikan”.2

Melihat peran dan tugas guru diatas ada empat peran dan tugas pokok

sebagai seorang yang bisa dikatakan guru yaitu sebagai pengajar, pendidik, agen

pembaharuan dan juga sebagai pendidik profesional dengan bidang keahlian

selain kependidikan.

2.2. Guru sebagai profesi pendidik

2.2.1. Guru sebagai Tenaga Kependidikan

Pada dasarnya jabatan guru merupakan profesi tenaga kependidikan pada

lembaga pendidikan. Guru merupakan salah satu sumber daya yang sangat

penting dalam pengelolaan organisasi pendidikan. Pencapaian hasil sebagimana

yang diharapkan, maka diperlukan kegiatan pengembangan sumber daya guru.

Semiawan membagi profesi pendidikan kedalam tiga hierkaki.

(1) tenaga profesional;

(2) tenaga profesional;

(3) tenaga profesional yang dijelaskan bahwa tenaga

profesional adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sekurang-kurangnya sarjana atau setara

dengan S1 dan memiliki wewenang penuh dalam

perencanaan, pelaksanaan, peniaian, pengendalian

pendidikan /pengajaran.3

Agar mampu berperan sebagai guru perlu menjadi profesional. Artinya,

guru benar-benar menguasai materi yang diajarkannya, serta tahu

menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik. Sekalipun

2 Udin Syaefudin, 2011, Penegembangan Profesi Guru, Bandung, Alfabeta, hal. 36.

3 Umbu Tagela, op.cit. hal. 23.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

12

peserta-didik yang pemahamannya terbatas. Guru mampu menjelaskan kepada

siswa, bagaimana penerapan setiap konsep yang diterangkannya itu pada dunia

nyata. Untuk itu, setiap kali guru menerangkan satu konsep abstrak, dia

menyediakan dua atau tiga contoh dalam hidup sehari-hari bagaimana konsep itu

diaplikasikan.

Maka, pengajaran guru profesional seperti ini pasti akan selalu menarik.

Untuk itu, guru perlu berlatih, banyak membaca, terus membarui diri, dan

mencoba mengaplikasikan ilmu yang diajarkannya itu dalam kehidupan sehari-

hari. Sehingga guru memberi keterangan teori yang telah didukung dengan contoh

dan fakta-fakta dari pengalaman lapangan yang dapat dirasakan dalam hidup

sehari-hari.

2.2.2. Pengertian Profesi

Secara etimologis istilah “profesi” diambil dari kata bahasa inggris”

“profession” yang diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan yang tetap dan teratur

untuk memeperoleh nafkahyang membutuhkan bidang dan keahlian khusus

dibidang kependidikan dan keguruan.

Kriteria suatu Profesi menurut Umbu Tagela adalah sebagai berikut:

“Kategori pertama: memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori

yang luas, mencakup : 1) pengetahuan yang luas. 2) keahlian khusus

yang mendalam

Kategori kedua mencakup karir yang dibina; 1) keterikatan dengan

organisasi profesional. 2) memiliki otonomi jabatan. 3) mempunyai kode

etik jabatan. 4) mempunyai karya bakti selam hidup.

Kategori ketiga : diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai

status profesi, mencakup: 1) memperoleh dukungan masyarakat. 2)

memdapat pengesahan dan perlindungan hukum.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

13

3) mempunyai persyaratan kerja yang sehat. 4) mempunyai jaminan

hidup yang layak”.4

Di dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta standar

layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat

dilakukan oleh orang-orang secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan

kata lainprofesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena

tidak memperoleh pekerjaan lain.

2.2.3.Strategi pengembangan profesionalisasi guru

2.2.3.1.Pengembangan profesionalisasi Guru

Pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan

meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian.

Selanjutnya dikatakan juga pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi

adalah penting, namun hal yang lebih penting adalah berdasarkan kebutuhan

individu guru untuk menjalani proses profesionalisasi. Karena substansi kajian

dan konteks pembelajaran selalu berkembang dan berubah menurut dimensi ruang

dan waktu, guru dituntut untuk selau meningkatkan kompetensinya.

Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam

dunia pendidikan. Sejalan dengan itu jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam

dunia kependidikan mengandung arti peningkatan daya dan usaha dalam rangka

pencapaian secara optimal yang akan diberikan kepada masyarakat. Syaefudin dan

Kurniatun memberikan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam

penyengglaraan pengembangan untuk tenaga kependidikan, yaitu:

4 Umbu Tagela. Op.Cit., hal. 25.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

14

1. “Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan (baik tenaga

struktural, fungsional, maupun teknis)

2. Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka

peningkatan kemampuan profesioanal dan untuk teknis

pelaksanaan tugas harian sesuai posisi masing-masing.

3. Dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kontribusi individu

terhadap organisasi pendidikan.

4. Dididik dan diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang

sebelum dan sesudah menduduki jabatan/posisi.

5. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan,

pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan

remidial, pemeliharaan motivasi kerja, dan ketahanan organisasi

pendidikan.

6. Pengembangan yang menyangkut jenjang kariernya sebaiknya

disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis kependidkan itu

sendiri’.5

2.2.3.2. Model Pengembangan Guru

Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan

perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok, atau dalam satu sistem yang

diatur oleh lembaga.Menurut Kosasi dan Soetjipto yang dikutip dalam bukunya

Udin Syefudin pengembangan profesional dapat dibagi sebagai berikut:

1. “Pengembangan profesional selama pendidikan prajabatan

Daam pendidikan prajabatan, calon guru didik dalam

berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang

diperlukan dalam pekerjaaannya nanti. Karena tugasnya

yang bersifat unik, guru selau menjadi panutan bagi siswanya

dan bahkan lagi masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu

bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya

selalu menjadi perehatian siswa dan masyarakat.

2. Pengembangan profesional selama dalam jabatan

Penegembangan sikap profesional tidak terhenti apabila

calon guru selesai mendapatkan pendidikan prajabtan.

Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka

peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa

pengabdiannya sebagai seorang guru. Seperti telah disebut

peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui

kegiatan penataran, lakakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah

lainnya. Ataupun secara informal seperti melihat televisi,

5 Udin Syaefudin, Op.Cit., hal.100.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

15

mendengarkan radio , membaca koran dan majalah karena

kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan, sekaligus dapat meningkatkan sikap profesional

keguruan.”.

Direktoral Jenderal Pendidkan Dasar dan Menengah Depatemen

Pendidkan Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif program

pengembangan profesionalisme guru, sebagai guru adalah:

1. “Program peningkatan kualifikasi keguruan yaitu

pendidikan guru minimal S1. Program ini berupa

kelanjutan studi dan bentuk tugas belajar.

2. Program penyerataan dan sertifikasi diperuntukan bagi

guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikannya.

3. Program pelatihan terintregasi berbasis kompetensi guna

meningkatkan kompetensinya.

4. Program supervisi pendidkan

5. Program Pemberdayaan MGMP

6. Simposium Guru diharapkan untuk menyebarkan upaya

kreatif yang digunakan dalam pemecahan masalah.

7. Program pelatihan tradisional laiinya. Pada umumnya

mengacu pada satu aspek khusus yang sifatnya aktual

dan penting untuk diketahui oleh para guru misalnya :

CTL, KTSP, Penelituan Tindakan Kelas, Penulisan Karya

Ilmiah dll.

8. Membaca dan menulis jurnal dan karya tulis ilmih

9. Berpatisipasi dalam pertemuan ilmiah

10. Melakukan peneliian khususnya penelitian tindakan kelas

11. Magang

12. Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan

13. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi

14. Menggalang kerja sama dengan teman sejawat.”.6

6 Udin Syefudin,Op.Cit., hal.105.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

16

2.3.1. Faktor Yang Menyebabkan Guru Belum Melakukan Penelitian

Tindakan Kelas

Seperti yang dikutip dalam buku Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,

berikut adalah faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK dalam

proses belajar mengajar;

1. Guru belum memahami profesi guru.

Guru harus memahami fungsi dan perannya di sekolahan. Tidak

hanya sebagai pentransfer ilmu tetapi guru juga adalah sebagai

teladan. Tidak hanya menuntut kreativitas anak, guru juga perlu

mengasah kreativitasnya dengan mengadakan penelitian.

2. Guru malas membaca

Saat ini terlihat banyak guru yang malas membaca. Dengan membaca

akan menambah wawasan guru. Dengan alasan kesibukan mengajar

atau diluar kegiatan lain sehingga tidak ada upaya untuk meluang

waktu untuk membaca. Jarang dilihat guru yang datang ke

perpustakaan untuk membaca. Dengan rajin membaca wawasan guru

bertambah luas.

3. Guru malas menulis

Jika guru malas menulis, sudah dipastikan guru juga malas menulis.

Karena membaca dan menulis sama seperti sisi mata uang. Dengan

membaca akan ada ide untuk ditulis. Menulis adalah proses, untuk

bisa mahir harus dilakukan berulang-ulang. Ketika guru mampu

mengatasi permasalahan dalam mengajar tetapi guru tidak

menuliskan hanya akan untuk dirinya-sendiri tidak bisa memberi

manfaat untuk teman sejawat.

4. Guru kurang sensitif terhadap waktu

Bagi guru yang kurang memanfaatkan waktu dengan baik maka ia

tidak akan mendapatkan prestasi dalam hidupnya. Guru harus sensitif

terhadap waktu, dan berani meluangkan waktunya untuk mengadakan

penelitian.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

17

5. Guru terjebak dalam rutinitas kerja.

Kesibukan kerja setiap hari menjadi rutinitas yang tiada henti.

Rutinitas yang dilakukan guru malah bisa membuat guru menjadi

pasif, hari-harinya diisi dengan mengajar saja. Guru harus mampu

mengatur waktu dengan baik. Guru harus bisa keluar dari rutinitas

kerja yang sudah membosankan.

6. Guru kurang kreatif dan inovatif

Guru yang sudah merasa berpengalaman membuat guru menjadi

kurang kreatif. Dia merasa cukup, tidak ada upaya untuk menciptakan

sesuatu yang baru. Bahkan untuk membuat program semester atau

rencana pelaksanaan pembelajaran hanya sekedar copy paste. Untuk

menjadi kreatif perlu kemauan yang kuat dan inovasi yang terus

menerus.

7. Guru malas meneliti

Masih banyak guru yang beranggapan kalau meneliti itu hanya untuk

yang ingin naik tingkat saja, atau beranggapan meneliti itu ibarat

mengerjakan skripsi yang dirasa sulit. Penelitian diselenggarakan

untuk memperbaiki hal-hal yang telah dilakukan agar menjadi lebih

baik. Guru yang terbiasa meneliti akan segera memperbaiki

kinerjanya. Sebenarnya meneliti itu tidak sulit, rasa sulit itu hanya

berasal dari guru.

8. Guru kurang memahami PTK

Kenyataannya yang ada adalah banyak guru yang kurang memahami

PTK. Walau sebenarnya banyak referensi tentang jenis penelitian ini.

Kemauan untuk memahami PTK juga harus muncul dari guru, tidak

hanya menunggu bimbingan dari penyelenggara pendidikan.7

Sejalan dengan faktor-faktor yang menyebabkan guru belum membuat

tindakan kelas dalam proses belajar mengajar PTK juga mempunyai kelemahan

yang membuat guru kesulitan daam melaksanakannya. Hal ini seperti yang

dinyatakan oleh Kunandar.

7 Wijaya Kusuma, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Permata Puri Media ,

Kembangan, Jakarta Barat, hal.2.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

18

Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut,

1. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dan teknik dasar para

pihak peneliti (guru). Penelitian tindakan kelas yang lazimnya

dilakukan oleh guru, pelatih, pengelola, pengawas, kepala sekolah,

dan widyauswara dan pihak-pihak laiinya yang selalu peduli dengan

ketimpangan atau kekurangan yang ada dalam situasi kerjanya dan

berkehendak untuk memperbaikinya. Karena para praktisi ini

biasanya berurusan dengan hal-hal yang praktis. Mereka kurang

dilengkapi dengan pengetahuan dan kerampilan tentang teknik

dasar PTK. Hal ini di perparah oleh perasaan bahwa kegiatan

penelitian hanya layak dilakukan oleh para praktisi kampus yang

bergeut dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi (guru) pada

umumnya kurang tertarik untuk meakukan penelitian.

2. Berkenaan dengan waktu. Karena PTK memerlukan komitmen

peneliti untuk terlibat dalam prosesnya. Faktor waktu ini dapat

menjadi kendala yang cukup besar. Hal ini di sebabkan belum

optimalnya pembagian waktu antara untuk kegiatan rutinnya dengan

aktivitas PTK. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan waktu yang

optimal sehingga kegiatan rutin dan aktivitas penelitian dapat

dilaksanakan secara efektif, sebab pada hakekatnya kegiatan PTK

dapat dilakukan bersama-sama tanpa saling mengganggu dengan

tugas rutin (mengajar). Disamping itu pula perlu ditanamkan

komitmen yang tinggi untuk melakukan perubahan, karena

perubahan berarti kerja keras dan perubahan melalui PTK benar-

benar menuntut penyediaan tenaga, pikiran dan waktu serta sikap

yang baru.8

2.4. Penelitian Tindakan Kelas Suatu Tinjauan Teoritis

2.4.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki

peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu

pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Diimplementasikan dengan baik dan benar artinya pihak yang terlibat dalam PTK

( guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi

8 Kunandar, Langkah Mudah Melakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 69

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

19

dan memecahkan masalah-masalah yang tejadi dalam pembelajaran dikelas

melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memcahkan masalah atau

memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya

untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplemantasikan dengan benar,

artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK diharapkan dapat

menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) dikalangan para guru. PTK

menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja sebab pendekatan

penelitian ini menepatkan guru sebagai peneliti, agen perubahan yang pola

kerjanya bersifat kolaboratif.

Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas(action

recearch), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya. Jadi,

sebelum membahas penelitian tindakan perlu didenfinisikan terlebih dahulu

tentang penelitian secara umum.

“Penelitian adalah suatu kegiatan pendidikan yang

dilakukan menurut metode ilmiah atau teknologi baru,

menentukan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga

dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala sosial. Penelitian

juga bisa diartikan kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

atau informasi yang bermanfaat untuk selanjutnya data tersebut

dianalisis untuk dicari kesimpulannya”.9

Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah usaha mencari kebenaran

perolehan makna tentang suatu yang dikaji. Memahami makna berarti memahami

hakikat suatu keberadaan, fakta dan kkejadian-kejadian sebagai suatu

kausalitas.Penelitian tindakan (action recearch) memiliki ruang likup yang lebih

9 Kunandar, 2011, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru, Rajawali Pres, Jakarta, hal. 42

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

20

luas dari PTK karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas didalam

kelas, tetapi bisa diluar kelas, seperti sekolah, organisasi, komunitas, dan

masyarakat. Ada beberapa pengertian dari penelitian tindakan, yaitu sebagai

berikut:

Kurt Lewin yang dikutip dalam buku Kunandar mengatakan “penelitian tindakan

adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri dari empat tahap, yakni

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi”.10

Sedangkan pendapat menurut Ebbout yang dikutip oleh Kunandar,

“Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan

melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan

refleksi mereka mengenai tindkan hasil tindakan-tindakan

tersebut”.11

Pendapat Wallance yang dikutip oleh Kunandar menyebutkan bahwa,

“penelitian tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data

atau informasi secara sistematis tentang praktik keseharian

dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusan-

keputusan tentang praktik yang seharusnya dilakukan dimasa

mendatang”.12

Dari beberapa pendapat diatas penelitian tindakan dapat disimpulkan

memiliki tiga prinsip, yakni: (1) adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu

program atau kegiatan; (2) adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas guru suatu

program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut; dan (3) adanya

tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan.

Mengacu pada prinsip diatas, penelitian tindakan dapat diartikan sebagai suatu

10

Kunandar, Log.Cit., hal. 43. 11

Ibid. 12

Ibid.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

21

penelitian yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya

atau bersama-sama dengan orang lain dengan jalan merancang, melaksanakan,

dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan

untuk memperbaiki mutu dan meningkatkan proses pembeljaran dikelasnya

melalui tindakan tententu dalam suatu silklus.

PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Fokus PTK pada siswa dan

proses belajar mengajar (PMB) yang terjadi dikelas. Tujuan utama PTK adalah

untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi dikelas dan meningkatkan

kegiatan nyata guru dalam kegitan pengembangan profesinya.

Jadi penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep yaitu sebagai berikut:

1. “Penelitian adalah aktifitas mencermati suatu objek tetentu

melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan

dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan adalah sutu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau

kualitas proses belajar mengajar.

3. Kelas adaah sekelompok siswa yang ada dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.”13

Dari definisi tersebut diatas dalam konteks kependidikan, PTK mengandung

pengertian PTK yang berarti adalah suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang

dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk

memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan

mereka; (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut; (c) situasi

dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

13

Kunandar, Op.Cit., hal.45.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

22

Penelitian tindakan kelas juga dapat diartikan suatu kegiatan ilmiah yang

dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan

dan mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus kolaboratif

dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu

proses pembelajaran dikelasnya.

Menurut Rochiyati yang dikutip dalam buku Kunandar

“Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif

meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif,

dimana uraiannya bersifat deskriptif daam bentuk kata-kata, peneliti

merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan data, proses

sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada

pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari

suatu kegiatan”.14

Penelitian tindakan kelas harus dilakukan dikelas yang sehari-hari diajar,

bukan kelas yang diajar oleh guru lain meskipun masih dalam satu sekolah. Hal

ini disebabkan karena PTK adalah suatu penelitian yang berbasis kepada kelas.

Penelitian dapat dilakukan secara mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau

dilaksanakan secara kolaboratif, baik dengan teman sejawat, kepala sekolah,

pengawas, widyaiswara, dosen dan pihak lain yang berkaitan dengan PTK. Hasil

PTK dapat digunakan untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar sesuai

dengan kondisi dan karakteristik sekolah siswa dan guru. Melalui PTK guru

dapat mengembangkan model-model mengajar bervariasi, penegelolaan kelas

yang dinamis dan kondusif, serta penggunaaan media dan sumber beajar yang

tepat dan memadai. Dengan penerapan hasil-hasil PTK secara berkesinambungan

14

Kunandar, Op.Cit., hal. 46.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

23

diharapkan PBM disekolah (kelas) tidak kering dan membosankan serta

menyenangkan siswa.

2.4.2. Latar belakang perlunya guru melakukan PTK

Upaya peningkatan mutu pendidikan harusah dilaksanakan dengan

menggerakan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem

mutu pendidikan. Subsistem yang utama dan pertama adalah dalam meningkatkan

mutu pendidikan adalah faktor guru. Ditangan gurulah hasil pembelajaran yang

merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni

pembelajaran yang baik sekaligus bernilai sebagai pemberdayaan kemampuan dan

kesanggupan peserta didik. Tanpa guru yang dapat dijadikan andalannya, mustahil

suatu sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan.

Maka prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses

beajarmengajar yang menjamin optimalisasi hasil pembelajaran ialah tersedianya

guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang mampu memenuhi tuntuntan

tugasnya. Mutu pendidkan pada hakekatnya adalah bagaimana proses belajar

mengajar yang dilakukan guru dikelas berlangsung dengan baik dan bermutu.

Jadi, mutu pendidkan ditentukan didalam kelas melalui PBM.

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kretif dan

inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Karena dengan

peningkatan mutu proses pembelajaran dikelas, maka mutu pendidikan dapat

ditingkatkan. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu

proses PBM di kelas harus dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

24

melaksanakan PTK. Dengan PTK kekurangan dan kelemahan yang terjadi dalam

PBM dapat terdeteksi dan teridentifikasi, untuk selanjutnya dicari solusi yang

tepat. Seperti yang dinyatakan oleh Kunandar bahwa:

PTK umumnya diarahkan pada kebutuhan praktis dalam

pendidikan. Selama ini penelitian-penelitian pendidikan sudah

banyak dilakukan, tetapi kurang dirasakan dampaknya dalam

meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Hal ini sekurang-

kuragnya disebabkan oleh dua faktor. Pertama, penelitian

pendidikan pada umumnya dilakukan oleh pakar peneliti dari

perguruan tinggi serta lembaga pendidikan mandiri. Oleh karena

itu, meskipun kelas sering kali digunakan sebagai tempat

penelitian sering kali digunakan sebagai tempat penelitian,

permasalahan yang diteliti kurang dihayati oleh guru. Hal ini

disebabkan guru tidak dilibatkan secara aktif dan partisipatif

dalam penelitian tersebut, tetapi hanya dijadikan sebagai

penelitian objek semata. Kedua, penyebarluasan hasil penelitian

kepada kalangan praktisi dilapangan (guru) seringkali tidak

sampai, klaupun sampai sangat hangat. Padahal dilapangan,

guru-guru banyak menemukan masalah yang harus dipecahkan

untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran

dikelas. Hal ini perlu dicarinya alternatif yakni dengan guru

perlu melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk

mengatasi permasalahan pembelajaran yang diihadapi di kelas.15

Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang

berhubungan dengan pemahaman materi,penggunaan metode, media maupun alat

evaluasi. Untuk mengatasi persoalan itu diharapkan guru melakukan tindakan-

tindakan secara sistematis, terarah dalam suatu proses, sehingga ada perubahan

dan perbaikan. Usaha yang dilakukan secara dilakukan secara sistematis dan

terarah tersebut, dengan mengkombinasikan prosedur penelitian dan tindakan

yang bersifat inkuiri, disusun dalam bentuk laporan.

Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran di

kelas, baik dilihat dari interaksi siswa dalam PBM atau hasil pembelajaran secara

15

Kunandar, Op.Cit., hal. 50.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

25

reflektif. PTK dapat dilaksanakan secara terintregasi dengan kegiatan

pembelajaran di kelas sehari-hari sehingga tidak menggangu tugas pokok guru.

Dalam pelaksanaannya, guru yang sedang melakukan PTK berarti meneliti

sendiri aktivitasnya sendiri, dikelasnya sendiri, dengan melibatkan siwanya

sendiri, melakukan langkah-langkah yang direncankan, melalui langkah-langkah

yang direncanakan sendiri, dan dievaluasi sendiri. Meskipun dalam

pelaksanaannya PTK memerlukan pengamat, peran terbesar ada pada guru yang

berperan sebagai peneliti sekaligus pelaksana PTK. Melalui pelaksanaan PTK,

guru dapat mengadaptasi teori yang ada, untuk kepentingan proses dan hasil

pembelajaran yang lebih efektif, optimal dan fungsional. Melalui PTK seorang

guru memperoleh pemahaman tentang apa yang yang harus dilakukan, merefleksi

diri untuk memahami dan menghayati nilai pendidikan dan pembelajaran sendiri,

dapat bekerja secara kontekstual, dan mengerti tentang sejarah pendidikan dan

persekolahannya. Beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam

meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah:

(1) merupakan pendekatan pemecah masalah bukan

sekedar trial and eror; (2) menganggap masalah-masalah yang

dihadapi guru dalam pembelajaran; (3) tidak perlu

meninggalkan tugas utamanya; (4) guru sebagai peneliti; (5)

mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; (6)

dapat dilaksankan pada saat muncul kebutuhan; (7) dilaksankan

dengan tujuan perbaikan; (8) murah biayanya; (9) desain lentur

atau fleksibel; (10) analisis seketika dan data tidak rumit; (11)

manfaat jelas dan langsung.16

16

Kunandar, Op.Cit., hal. 51.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

26

2.4.Sejarah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pada saat ini PTK berkembang dengan pesat dinegara maju seperti

Amerika Serikat, Kanada , Australia, Inggris dan beberapa negara maju lainnya.

Hal ini disebabkan jenis peelitian ini memiliki kekhasan dan kekhususan serta

karakteristik tersendiri dibandingkan dengan penelitian pada umumnya. PTK

diyakini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk meningkatkan

profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar dikelas, dengan meihat

berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi di

kelas. PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan sehingga membicarakan

PTK berarti membahas sejarah penelitian tindakan.

“Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang

dalam mengkoordinasi suatu keadaan sehingga mereka dapat

mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka

dapat diakses orang lain”.17

Dalam prakteknya maupun perseorangan dengan harapan pengalaman

mereka dapat ditiru atau diakses untuk memperbaiki kualitas kinerja kualitas

orang lain. Secara praktis penelitian tindakan pada umumnya sangat tepat untuk

meningkatkan kualitas subjek yang hendak diteliti. Subjek pennelitian ini dapat

berupa kelas atau sekelompok orang yang bekerja diindusrti atau lembaga kerja

sosial lain yang berusaha meningkatkan kuaitas kinerja. Dilihat dari aspek sejara

penelitian tidakan pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli psikolog sosial

yang bernama Kurt Lewin dipandang sebagai tokoh penelitian tindakan terutama

untuk bidang psikolog sosial dan pendidikan. Penelitian yang emansipatoris

berhubungan dengan gerakan sosial dibidang pendidikan, Kemmis 1993. Hal itu

17

Kunandar, Op.Cit., hal. 53.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

27

sebagai ekspresi dan aspirasi nyata dan praktis untuk mendorong didunia sosial.

Pendidikan menjadi lebih baik engan melakukan tindakan-tindakan perbaikan

sosial bersama. Kemudian memahami bersama makna tindakan-tindakan ini dan

berbagai situasi dan tempat perbaikan tindakan-tindakan perbaikan dilaksanakan.

Penelitian tindakan di indonesia dikena pada dekade 80 an. Oleh karena itu

keberadaanya belum terlalu dikenal luas dan mapan. Keberadaannya sebgai suatu

penelitian maih menjadikan pro dan kontra , terutama jika dikaitkan dengan bobot

keilmiahannya. Di Indonesia, penelitian tindakan kelas mulai muncul ke

permukaan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidkan dicanangkan dan

mulai berkembang dan mereka para guru dapat belajar pada program-program

studi yang ada di lembaga pendidikan.

2.5. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas

Ciri-ciri penelitian tindakan kelas dapat dibedakan menjadi dua, yakni ciri-

cri umum dan ciri-ciri khusus. Ciri –ciri umum adalah sebagai berikut:

1. “Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi

dan secra langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia

kerja. Ia berkenaan dengan diagnosis suatu maslah dengan

konteks tertentu dan usaha dalam memecahkan masalah dalam

konteks tersebut. Subjeknya bisa siswa di kelas, petatar di

kelas penataran, mahasiswa dan dosen diruang kuiah dan

sebagainya.

2. Memberikan kerangka kerja yang teratur dan kepada

pemecahan maslah praktis. Penelitian tindakan juga bersifat

empiris artinya ia mengandalkan observasi nyata dan data

perilaku.

3. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya

perubahan selama masa percobaan dan pengabaian

pengkontrolan karena lebih menekankan sikap tanggap dan

penguji cobaan serta pembaharuan ditempat kejadian atau

pelaksana PTK.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

28

4. Partisipatori karena penelitia dan anggota tim peneliti sendiri

ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam

melakukan PTK.

5. Self evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang

dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya

adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara

tertentu.

6. Perubahan dalam praktik didasari informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.

7. Secara ilmiah kuarang ketat karena kesakhihan internal dan

eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan

secara sistematis dan ilmiah”.18

Sementara itu, ciri –ciri penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. “Dalam penelitian tindakan kelas ada komitmen pada

peningkatan pendidikan. Komitmen tersebut ada

kemungkinan setiap yang terlibat memberikan andil besar

yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka

sendiri dapat ikut rasakan.

2. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk

melakukan intervensi kedalam dan peningkatan

pemahaman dan praktik sesorang serta untuk menerma

tanggung jawabnya sendiri.

3. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang

berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud. Tindkan

dalam PTK direncanakan berdasarkan hasil refleksi kritis

terhadap praktik terkait berdasarkan nilai-nilai yang

diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga

dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa

situasi dapat diubah kearah perbaikan.

4. Dalam PTK dilakukan pemantauan sistemik untuk

menghasilkan data dan informasi yang valid.

5. Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik

tentang tindakan.

6. Perlunya validasi yaitu validasi diri, sejawat dan publik”.

2.6. Karakteristik dan Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK)

PTK berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. PTK

memiliki berbagai karakteristik sebagai berikut:

18

Kunandar, Op. Cit., hal. 56.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

29

1. On the join problem oriented (masalah yang diteliti adalah

maslah riil dan nyata yang mincul dari dunia kerja penelitui

yang ada dalam kewenagan atau tanggunga jawab peneliti).

Dengan demikian PTK didasarkan pada masalah yang

benar-benar dihadapi guru dalam proses belajar mengajar

dikelas.

2. Problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan

masalah). PTK dilakukan oleh guru dalam PBM dikelasnya

melalui tindkan tertentu sebagai upaya penyempurnaan

proses pembelajaran dikelas. PTK akan dilaksanakan sejak

awal dan dini menyadari permasalahan dalam praktik

pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru.

3. Improvment oriented(berorientasi pada peningkatan mutu)

PTK dilaksankan dalam kerangka untuk memperbaiki mutu

proses belajar mengajar yang dilakukan guru dikelasnya.

PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan

kualitas pembelajaran dengan asumsi bahwa semakin baik

kualitas proses pembelajaran maka semakin baik pula hasil

belajar yanh dicapai siswa.

4. Siklus. Konsep tindakan dalam PTK diterapkan melalui

urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang. Yaitu

terdiri dari empat tahapan melimputi, perencanaan tindakan,

melakukan tindakan, pengamatan atau observasi dan analisis

atau refleksi.

5. Actions Oriented. Dalam PTK selau didasarakan pada

adanya tindakan atau treatment tertentu untuk memperbaiki

masalah PMB yang dihadapi guru dikelas. Tindakan itu

benar-benar dilakukan untuk mengatasi masalah yang

dihadapi saat itu daam konteks dan situasi saat itu pula.

6. Pengakajian terdahap dampak tindakan. Dampak tindakan

harus mengkaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah

memberikan dampak positif, yang tidak diduga sebelumnya

atau bahkan menimbulkan dampak negatif yang merugikan

peserta didik.

7. Specifik contectual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan

praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM dikelas.

Permasalahan dalam PTK adalah permasalahan yang

sifatnya spesifik kontektual dan situasional sesuai dengan

karakteristik siswa dalam kelas tersebut

8. Parsipatory (collaboratif). PTK dilaksanakan secara

Kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman

sejawat. Jadi dalam PTK perlu adanya partisipasi dari pihak

lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan

untuk mendukung objektifitas dari hasil PTK.

9. Peneliti sekaligus menjadi praktisi yang melakukan refleksi.

Kegiatan penting dalam PTK laiintya adalah adanya refleksi.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

30

Dalam refleksi ini ada banyak hal yang perlu dilaksanakan

yaitu mulai dari mengevaluasi tindakan sampai dengan

memutuskan apakah masalah itu tuntas atau perlu tindakan

lain dalam siklus berikutnya.

10. Dilaksanakan dalam beberapa siklus rangkaian kegiatan

yang terdiriri dari serangkaian langkah diman satu siklus

terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi dan selanjutnya diulang kembali dalam beberapa

siklus.19

Sedangkan tujuan dari PTK adalah sebagai berikut:

1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di

dalam kelas yang dialami langsung oleh interaksi antara

guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan

profesionalisme guru dan menumbuhkan budaya akademik

dikalangan apara guru.

2. Peningkatan kualiats praktik pembelajaran dikelas secara

terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara

cepat.

3. Peningkatan relevansi pendidikan hal ini dicapai melalui

peningkatan proses pembelajaran.

4. Sebagai alat training in service yang melengkapi guru

dengan skill dan metode baru. Mempertajam kekuatan

analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.

5. Sebagai alat ukur untuk memasukkkan pendekatan yang

berkelanjutan dan biasanyaa menghambat inovasi dan

perubahan.

6. Peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan praktik

pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai

jenis ketrampilan untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa.

7. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga

kependidikan.

8. Menumbuhkan budaya akademik dilingkungan sekolah,

sehingga tercipta sistem proaktof dalam melakukan

perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara

berkelajutan.

9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan atau

perbaikan proses pembelajaran disamping untuk

meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga

ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan

sumber-sumber yang terintegrasi didalamnya. 20

19

Kunandar, Op.Cit., hal. 58. 20

Kunandar, Op.Cit., hal. 63.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

31

2.7. Output dan Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas

Sedangkan output dari PTK adalah:

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa

di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di

kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan

media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan

alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan

hasil belajar siswa.

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah

pendidikan anak di sekolah.

6. Peningkatan perbaikan kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangkan kompetensi siwa di sekolah.21

Sedangkan pentingnya PTK bagi guru adalah:

1. Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika

pembelajaran di kelas.

2. Meningkatkan kinerja guru.

3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui

suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas.

4. PTK tidak menggangu tugas pokok guru, artinya kegiatan

PTK tidak memungkinkan guru mengadakan penelitian

terhadap kegiatan pembelajaran tanpa harus meninggalkan

kegiatan utamanya sebagai pengajar dan pendidik.

5. Guru menjadi kreatif.

6. Guru melaksanakan PTK berarti guru telah menerapkan

pengajaran yang reflektif.

7. Dengan melaksankan PTK guru dapat segera memikirkan

cara memecahkan masalah yang dihadapinya ketika

melaksanakan proses pembelajaran.

8. Kegiatan PTK dapat menjebatani kesenjangan antara teori

dengan fakta empiris.22

21

Kunandar, Op.Cit.,hal. 64. 22

Kunandar, Op.Cit., hal. 65.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

32

2.8. Fokus dan Komponen PTK

Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar

yang terjadi didalam kelas, dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

PTK harus tertuju pada hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Pengertian kelas

dalam PTK tidak hanya terbatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan

proses belajar mengajar dikelas, dapat juga terjadi ketika siswa sedang karya

wisata , di laboratorium, di kebun, di masyarakat, dan berbagai tempat

lainnya.Objek yang menjadi fokus penelitian kelas antara lain:

1. Siswa yang dapat dicermati ketika siswa tersebut sdang

melakukan aktifitas

2. Guru yang dapat dicermati ketika mengajar di kelas.

3. Media atau alat peraga pendidkan dapat dicermati ketika guru

sedang menggunakan media atau alat peraga dalam proses

belajar mengajar.

4. Hasil pembelajaran dapat dicermati peningkatan hasil belajar

siswa.

5. Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran.

6. Lingkuangan baik didalam atau diluar kelas.23

2.9. Prinsip dan Manfaat PTK

Prinsip dan pelaksaan PTK adalah sebagai berikut:

1. Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar.

2. Tidak boleh terlalu menyita banyak waktu.

3. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya.

4. Maslah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru.

5. Memegang etika kinerja.

6. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu

proses belajar mengajar.

7. PTK menjadi media berpikir guru untuk berfikir kritis dan

sistematis.

8. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang

bernilai akademik dan ilmiah.

9. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang kongkret, jelas

dan tajam.

23

Kunandar, Op.Cit., hal. 66

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

33

10. Pengumpulan data atau informasi PTK tidak boleh terlalu

banyak menyita waktu dan terlalu rumit.24

Manfaat PTK dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktis:

1.Manfaat aspek akademis untuk membantu guru menghasilakan

pengetahuan yang shakhih dan relevan bagi kelas mereka untuk

meningkatkan mutu pembelajaran dalam jangka pendek.

2. Manfaat praktis PTK antara lain:

a. Merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah.

Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang

dilakukan guru secara rutin merupakan wahana pelaksana

inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan

guru melakukan PTK maka guru telah melakukan implementasi

kurikulum dan tataran praktis, yakni bagaiman akurikulum itu

dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi . sehingga

pembelajaran lebih aktif, menarik dan menyenangkan”.25

2.10. Kelebihan dan Kekurangan PTK

Penelitian tindakan kelas sebagaimana jenis penelitian lainnya memiliki kelebihan

da kekurangan. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan tersebut,

diharapkan peneliti dapat iivitas dan mengantisipasi kekurangan tersebut dan

mampu mengoptimalkan kelebihan tersebut.

Shumsy dan Suwarsih dalam Kunandar menyatakan bahwa kelebihan PTK

adalah sebagai berikut:

1. “Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.

2. Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran

kritis dalam hal ini sekaligus guru sebagai peneliti.

3. Melalui kerja sama kemungkian berubah meningkat.

4. Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi”.26

Sementara itu, kelemahan dalam PTK adalah sebagai berikut:

24

Kunandar, Op,Cit., hal. 67. 25

Kunandar, Op.Cit., hal. 68. 26

Kunandar, Op.Cit., hal. 69.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

34

1. “Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan guru dalam

teknik dasar PTK pada pihak peneliti (guru).

2. Berkenaan dengan waktu. Karena PTK memerlukan

komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor

waktu ini dapat menjadi kendala yang cukup besar. Hal ini

disebabkan belum optimalnya pembagian waktu untuk

kegiatan rutinnya dengan aktivitas PTK. Disamping itu

diperlukan perubahan untuk kearah perbaikan dengan

mreneriam ketersediaan untuk mengakui kekurangan guru,

kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru, dorongan

unuk menemukan gagasan baru, waktu yang tersedia untuk

melakukan percobaan, kepercayaan timbal balik antara yang

terlibat dalam PTK”.27

2.11. Empat Aspek Pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas.

Menurut Kemmis dan MC Taggart dalam Kunandar, penelitian tindakan

kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari

empat momentum esensial yaitu sebagai berikut:

1. “Penyusunan rencana, adalah mengembangkan rencana tindakan

secara kritis untik meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana

penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dari segi definisi

harus prospektif dalam tindakan, rencana itu harus memandang

kedepan. Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan hasil

pengamatan awal yang refleksif. Hasil pengamatan awal terhadap

proses yang terjadi dalam situasi yang ingin diperbaiki dituangkan

dalam bentuk catatan lapangan dalam situasi yang akan

ditingkatkan atau diperbaiki.

2. Tindakan, yang dimaksud adalah dilakukan secara sadar dan

terkendali yang merupakan variasi cermat dan bijaksana. Praktik

diakui dalam gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan

sebagai pijakan bagi pengembangan tidakan- tindakan berikutnya.

Salah satu perbedaan penelitian tindakan dan penelitian biasanya

adalah bahwa penelitian tindakan diamati, pelakunya

mengumpulkan bukti, tentang tindakan mereka agar dapat

sepenuhnya menilainya. PTK didasarkan atas pertimbangan

teoritis dan empiris agar hasil yang diperoleh berupa

peniongkatan PBM optimal.

3. Observasi, berfungsi untuk mempengaruhi tindakan terkait.

Observasi berorientasi kemasa yang akan datang memberikan

dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih ketika putaran sekarang

27

Kunandar, Op.Cit., hal. 69.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

35

ini berjalan. Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan

dengan keterbukaan pandangan dan pikiran serta bersifat

responsif. Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan

data yang berupa proses perubahan kinerja PBM.

4. Refleksi, adalah mengingat dan merennungkan suatu tindakan

persis seperti yang telah dicacat dalam observasi. Refleksi

berusaha memahami proses , masalah persoalan, dan kendala

nyata dalam tindakan strategis. Dalam refleksi ada beberapa

kegiatan penting diantaranya, (a) merenungkan kembali mengenai

kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan; (2)

menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjai selama

pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung; (3) memperkirakan

solusi atas keluhan yang muncul; (4) mengidentifikasi kendala atau

ancaman yang mungkin dihadapi; (5) memperkirakan akibat dan

implikasi atas tindakan yang direncanakan. Kegiatan refleksi itu

terdiri dari empat aspek pokok, yaitu: (1) analisis data hasil

observasi; (2) pemaknaan hasil analisi; (3) penjelasan hasil

analisi; (4) penyimpulan atas maslah itu teratasi atau tidak”.28

28

Kunandar, Op.Cit., hal. 68

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Guru beserta ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5565/3/T1_162009069_BAB II.pdf · menerangkannya dengan cara sederhana kepada setiap peserta-didik

36

2.12. Kerangka Berfikir Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan kualitas

pembelajaran. Penelitian ini belum banyak dilaksanakan oleh sebagian besar guru

yang mengajar di SMP N di Ambarawa karena beberapa alasan yang berbeda-

beda dari masing-masing guru. Sehingga banyak guru yang belum membuat

Penelitian tindakan Kelas, tetapi ada beberapa yang sudah melaksanakan

penelitian tindakan kelas sebagai tuntutan guru sebagai pengajar Profesional.

Dalam penelitian ini penulis akan mencari faktor apa yang menyebabkan guru

belum membuat penelitian tindakan kelas.

Penelitian Tindakan

Kelas

Identifikasi faktor

penyebab

dilaksanakan

Tidak

dilaksanakan

Memperbaiki PMB