bab ii kajian teoretik 2.1 kajian teoritik dan hasil ... ii.pdf · atau alat bantu pembelajaran...

24
11 BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil Penelitian yang Relavan 2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari kata latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang memiliki arti perantara atau pengantar, dengan demikian media merupakan perantara atau pengantar informasi dalam belajar (Riyana, 2012:9). Media Pembelajaran digunakan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan pesan unsur yang dibawanya (message/software). Namun hal yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau penyampaian informasi yang dibawakan oleh media tersebut. Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada peserta didik atau siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan ajar tersebut. Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa (Susilana dan Riyana, 2009:6-9) Bahan ajar merupakan salah satu media yang berisi informasi atau sebuah pesan yang dapat dimanfaatkan sebagai penambah wawasan, menurut Prastowo (2015:213) cakupan dan urutan dalam suatu bahan ajar menjadi hal utama yang sangat penting dalam pengembangan materi pembelajaran. Oleh karena itu, dalam

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

11

BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian teoritik dan Hasil Penelitian yang Relavan

2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari kata latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata

“medium” yang memiliki arti perantara atau pengantar, dengan demikian media

merupakan perantara atau pengantar informasi dalam belajar (Riyana, 2012:9).

Media Pembelajaran digunakan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak

maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Media pembelajaran

terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware)

dan pesan unsur yang dibawanya (message/software). Namun hal yang terpenting

bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau penyampaian informasi yang dibawakan oleh

media tersebut. Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu

sendiri yang akan disampaikan kepada peserta didik atau siswa, sedangkan perangkat

keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan

pesan atau bahan ajar tersebut. Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak

hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa (Susilana dan Riyana, 2009:6-9)

Bahan ajar merupakan salah satu media yang berisi informasi atau sebuah

pesan yang dapat dimanfaatkan sebagai penambah wawasan, menurut Prastowo

(2015:213) cakupan dan urutan dalam suatu bahan ajar menjadi hal utama yang

sangat penting dalam pengembangan materi pembelajaran. Oleh karena itu, dalam

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

12

proses belajar dibutuhkan cara dan materi konkret, yang dekat dengan lingkungan dan

kehidupan nyata siswa, serta berguna dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada awal mula sejarah pembelajaran, media hanya merupakan alat bantu yang

digunakan oleh guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang pertama kali

digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan

pengalaman visual kepada peserta didik atau siswa, dengan tujuan untuk mendorong

motivasi belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan

mempertinggi daya serap belajar siswa. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai

alat bantu, Edgar Dale menjabarkan klasifikasi menurut tingkat dari yang paling

konkret ke yang paling abstrak. Pembelajaran yang paling konkret yaitu dengan

pengalaman langsung atau observasi ke lapangan. Klasifikasi alat bantu dari Edgar

Dale yang paling sesuai untuk pengalaman belajar ini kemudian dikenal dengan

sebutan “kerucut pengalaman” (Prastowo, 2015:219).

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Dale (Prastowo, 2015:219)

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

13

Menurut Danim (2010:7-8) media pendidikan adalah seperangkat alat bantu

sebagai pelengkap yang digunakan oleh guru dalam berkomunikasi dengan siswa atau

peserta didik. Media pendidikan disebut alat bantu bagi pendidik, sedangkan

komunikasi adalah cara penyampaiannya. Peran media sangat dibutuhkan dalam

bentuk komunikasi belajar karena bertujuan untuk meningkatkan tingkat keefektifan

pencapaian tujuan atau kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan

terjadi apabila adanya komunikasi antara penerima pesan dengan sumber atau

penyalur pesan lewat media tersebut (Susilana dan Riyana, 2009:4)

Media pembelajaran terdiri dari beberapa kelompok. Salah satu kelompok dari

media pembelajaran adalah media bahan cetak, Bahan ajar cetak adalah bahan ajar

yang yang dalam pembuatannya menggunakan media cetak atau tulisan. Atau

informasi dan materi ajarnya tersimpan dalam bentuk tulisan. Bentuk tulisan ini juga

menggambarkan bahwa bahan ajar ini menggunakan bahasa yang bersifat verbal

sebagai media komunikasinya (Prastowo, 2018:57).

Menurut Jasmadi dan Widodo (2008:40) bahan ajar adalah seperangkat sarana

atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi

berbagai materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang

didesain secara sistematis serta menarik yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dalam segala

kompleksitasnya. Bahan ajar yang baik harus dirancang dan ditulis sesuai dengan

kaidah instruksional. Dengan adanya bahan ajar juga dapat membantu siswa untuk

memperoleh pengetahuan baru yang (biasanya) sumber belajar peserta didik hanya

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

14

dari guru atau pendidik, dengan adanya bahan ajar peserta didik tidak akan selalau

tergantung pada guru atau pendidik sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

Menurut Prastowo (2015:205) media bahan ajar cetak merupakan sumber

informasi materi pelajaran dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah, dan koran.

Selain bahan ajar cetak juga terdapat bahan ajar non cetak yang disimpan dalam

berbagai bentuk alat komunikasi elektronik yang biasanya digunakan sebagai media

pembelajaran dalam bentuk kaset, video, komputer, dan CD. Terdapat jenis bahan

ajar cetak dan noncetak yang dapat dijadikan sumber pelajaran:

1. Bahan-bahan ajar yang dapat dijadikan pedoman sebagai sumber belajar utama

bagi setiap individu yaitu bahan ajar yang telah disusun sedemikian rupa oleh

guru. Misalnya bahan cetakan seperti modul atau pelajaran berprogram.

2. Bahan ajar cetak yang didukung sebagai penunjang namun dirancang bukan

sebagai bahan pelajaran individual. Contohnya buku-buku paket, diktat, dan

hand-out. Bahan ajar seperti ini memerlukan pengajar seperti guru atau

instruktur pengajar secara langsung.

3. Bahan ajar yang tidak dirancang secara khusus untuk pembelajaran, namun

dapat dimanfaatkan sebagai penambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam

mempelajari atau memahami sesuatu. Yang termasuk bahan ajar ini yakni buku

populer atau jurnal ilmiah. Bahan ajar seperti ini biasanya berisi tentang

gagasan atau ide pengarang secara bebas, atau berisi tentang hasil penelitian

mutakhir dalam suatu kajian tertentu.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

15

2.1.2 Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Oka (2017:15-19) terdapat beberapa kegunaan dari penggunaan media

pembelajaran, antara lain:

1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak siswa.

2. Mengatasi keterbatasan pengalaman siswa.

3. Media dapat melampaui batas ruang kelas.

4. Media memungkinkan adanya interaksi dengan langsung antara siswa dan

lingkungan.

5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari suatu yang

konkrit maupun yang abstrak.

9. Media memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri.

10. Media mampu meningkatkan keterbacaan baru (new literacy), yaitu

kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan obyek, tindakan dan lambang

yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia.

2.1.3 Jenis-Jenis Media

Mengingat banyaknya jenis media yang digunakan dalam pembelajaran, maka

seorang pendidik harus mengetahui jenis-jenis media sehingga mampu menentukan

media yang tepat digunakan sesuai materi pembelajaran. Menurut Satrianawati

(2018:10) secara umum jenis-jenis media dapat dibagi menjadi:

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

16

1. Media visual: Media visual merupakan media yang dapat dilihat. Media ini

mengandalkan indera penglihatan. Contohnya: media foto, gambar, komik,

gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga, dan sebagainya.

2. Media Audio: Media audio adalah media yang bisa di dengar. Media ini

mengandalkan indera telinga sebagai perantaranya. Contohnya: Suara, musik

dan lagu, alat musik, siaran radio, dan kaset suara, atau CD.

3. Media Audio Visual: Media audio visual adalah media yang bisa didengar dan

mampu dilihat secara serempak. Media ini mengandalkan indera penglihatan

dan pendengaran secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan,

film, televisi, dan media yang sekarang menjamur, yaitu VCD.

4. Multimedia: Multimedia adalah semua jenis media yang terangkum menjadi

satu. Contohnya: internet, belajar dengan menggunakan media internet artinya

mengaplikasikan semua media yang ada, termasuk pembelajaran jarak jauh.

2.1.4 Pengembangan Buku Populer

Menurut Setyosari (2015:278-279) penelitian pengembangan bertujuan dalam

menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Dalam bidang

pendidikan para perancang pembelajaran yang akan mengembangan produk berupa

bahan ajar harus didahului dengan analisis kebutuhan. Untuk siapa bahan ajar yang

dikembangkan tersebut akan di produksi dan apakah bahan ajar tersebut benar-benar

diperlukan untuk menunjang keperluan belajar para siswa atau peserta didik.

Berdasarkan kajian dan analisis kebutuhan, jika bahan ajar sangat dibutuhkan, maka

disusunlah draf (blueprint) bahan ajar untuk dilakukan ujicoba lapangan, mulai dari

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

17

individu atau perorangan (one-to-one tryout), uji kelompok terbatas atau dalam

kelompok kecil sampai kelompok besar atau uji lapangan. Hasil atau produk

pengembangan yang telah tervalidasi melalui proses uji coba yang telah dilakukan

untuk dilakukan revisi atau disempurnakan, kemudian akan sampai tahap akhir

dengan menghasilkan produk yang baik.

Menurut Utama (2014:7) bahan ajar harus berfungsi sebagai penarik minat

motivasi peserta didik dan pembacanya. Motivasi pembaca bisa timbul karena bahasa

yang sederhana, mengalir, dan mudah dipahami. Motivasi bisa timbul karena banyak

gagasan dan ide-ide baru. Motivasi bisa timbul karena bahan ajar tersebut

mengandung berbagai informasi yang relevan dengan kebutuhan belajar peserta didik

dan pembaca, serta bukan informasi yang disampaikan berulang-ulang dan bertele-

tele.

Buku ilmiah populer merupakan sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi

diungkapkan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Karya ilmiah populer tidak

selalu merupakan hasil dari suatu penelitian ilmiah. Tulisan dari karya ini dapat

berupa petunjuk teknis, pengalaman, dan pengamatan biasa diuraikan dengan metode

ilmiah. Karya ilmiah populer dapat disajikan dalam banyak standar, maupun semi

standar, atau tanpa standar. Penyusunan karya ilmiah populer akan tetap disebut

penulis bukan pengarang, karena dalam proses penyusunan karya ilmiah populer

sama dengan proses penyusunan dalam penulisan karya ilmiah. Namun dalam karya

ilmiah populer terdapat pula kritikan terhadap pemerintahan, analisis atau suatu

peristiwa yang sedang populer di tengah-tengah masyarakat, ataupun hanya sekedar

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

18

informasi baru yang ingin disampaikan kepada masyarakat (Laba dan Rinayanti,

2018:30-31).

2.1.5 Pengertian Kewirausahaan atau Entrepreneurship

Istilah Entrepreneur dipopulerkan oleh seorang ahli ekonomi Austria yang

bernama Joseph Schumpeter (1883-1950). Menurut Schumpeter keseluruhan proses

perubahan ekonomi akhirnya tergantung pada pribadi perilakunya yaitu entrepreneur

(wiraswastawan) yang pertama kali menyangkut perubahan. Seorang Entrepreneur

selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai suatu

peluang. Setiap segala perubahan ditanggapinya secara kreatif dan inovatif (Suyanto,

2004:3).

Entrepreneurship muncul dari penemu-penemu dunia yang dimanfaatkan oleh

orang yang mampu menjual dan memasarkan inspirasi penemuan tersebut untuk

menjadi peluang bisnis. Entrepreneurship berubah makna dari sekedar menawarkan

manfaat kemudian menjadi memanfaatkan informasi yang ada, yaitu mengolah

penemuan-penemuan yang terjadi menjadi sebuah bisnis. Lalu berkembang lagi

menjadi pribadi yang mempunyai visi untuk memanfaatkan perubahan, kebutuhan,

keinginan, dan harapan dari lingkungan sekitar (seperti pedagang, keluarga, laju

pertumbuhan ekonomi, pendapatan, pertanian, pertumbuhan sosial dan lain-lain).

Oleh karena itu, seorang entrepreneurship berani mengambil berbagai resiko untuk

memulai, menawarkan, dan menciptakan suatu konsep yang terpadu guna memenuhi

harapan yang belum terwujud (Hendro, 2012:24).

Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah sebuah ilmu yang

menggabungkan antara seni, filosofi, keterampilan, dan naluri dalam kesatuan khusus

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

19

serta kemampuan seseorang untuk mengoptimalkan dan memberdayakan sumber

daya yang dimiliki. Sumber daya yang dimiliki dapat dikelola dengan segala resiko

yang telah diperhitungkan secara matang dan dapat digunakan sebagai awal modal

dalam berkreasi maupun berinovasi. Hal ini bertujuan dalam pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya untuk menciptakan suatu perubahan dan menghasilkan

suatu produk yang berguna bagi dirinya dan orang lain hingga masa depannya

(Hendro, 2011:28).

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) merupakan orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai

usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan,

serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Resiko

kerugian adalah hal yang biasa karena seorang entrepreneur memegang prinsip

bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar resiko kerugian yang bakal

dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah

rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh

perhitungan. Inilah yang disebut dengan jiwa wirausaha (Kasmir, 2006:19-20).

Menurut Suherman (2010:6) kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku

dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah

pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi

baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih

baik dan memperoleh keuntungan yang besar.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

20

Kewirausahaan selalu diawali dengan kegiatan inovasi (penemuan) yang

diolah dan dikembangkan secara ekonomis. Para wirausahawan adalah orang-orang

yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan untuk mengumpulkan

sumber daya yang dibutuhkan agar mendapatkan keuntungan. Sehingga

kewirausahaan dapat digambarkan mengenai kemampuan individu dan masyarakat

dalam mengembangkan dirinya untuk memanfaatkan potensi yang ada disekitarnya

guna menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidupnya (Tando,

2013:5-6).

Pendidikan entrepreneur memberikan ciri dasar, pendidikan entrepreneur

lebih menitikberatkan pada penggalian potensi diri setiap peserta didik. Apabila

seorang peserta didik memiliki minat dan potensi kemampuan untuk berdagang,

maka hal demikian perlu dikembangkan dengan tajam. Ketika potensi peserta didik

telah diketahui dan sudah ditumbuhkan, ini kemudian mengarahkan peserta didik

untuk dipompa semangat, upaya dan kejiwaan untuk menekuni hal tersebut (Nurseto,

2010:56).

Seorang entrepreneur harus mampu melihat peluang dari pandangan yang

berbeda dari orang lain, atau yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.

entrepreneur yang berhasil adalah entrepreneur yang mampu bertahan dengan segala

keterbatasannya, memanfaatkan, dan meningkatkannya agar dapat maju kemudian

berkembang. Sehingga seorang entreprenurship harus memiliki suatu kemampuan

untuk mengelola sesuatu yang ada kemudian dimanfaatkan dan ditingkatkan agar

lebih optimal sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dimasa yang akan datang

(Hendro, 2011:30).

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

21

Menurut Winardi (2003:72) fungsi yang bersifat spesifik bagi seorang

entrepreneur adalah kemampuan untuk mengumpulkan faktor-faktor produksi dan

kemudian memanfaatkan peluang-peluang yang tidak terlihat atau tidak dihiraukan

oleh para eksekutif bisnis lain. ada beberapa entrepreneur yang memanfaatkan

informasi yang tersedia secara umum memproduksi sesuatu yang baru.

Menurut Kasmir (2012:21) kewirausahaan merupakan suatu kemampuan

dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan

adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang

berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada

akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang

wirausahawan harus memiliki kemamouan yang kreatif dan inovatif dalam

menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan

adalah bisnis. Bahkan, mimpi seorang pebisnis sudah merupakan ide untuk berkreasi

dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru.

Kemampuan kewirausahaan dapat menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan

hidup. Menurut Casson (2012:5) kewirausahaan merupakan pokok-pokok penting

dari berbagai disiplin ilmu antara lain ekonomi, sosiologi, dan sejarah yang

dihubungkan oleh kerangka-kerangka konseptual utama penting. Kewirausahaan juga

merupakan suatu kemampuan keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam

situasi bisnis yang tidak diharapkan dimana prosedur biasa tidak dapat diaplikasikan.

Hal ini menjadikan kewirausahaan sebagai salah satu komponen dari modal sumber

daya manusia (Casson, 2012:20).

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

22

Kewirausahaaan akan melibatkan pembentukan sikap (attitude),

pengembangan keterampilan (skill), dan pembekalan pengetahuan (knowledge).

Dengan ini, kewirausahaan merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk

dikembangkan melalui jalur pendidikan dan pelatihan dalam bentuk pengalaman,

tantangan, dan keberanian untuk mengambil resiko dalam bekerja atau menciptakan

lapangan pekerjaan (Ranto, 2016:82).

2.1.6 Briket Kompos Daun Nanas

Energi biomassa dapat dijadikan sumber energi alternatif pengganti bahan

bakar fosil karena beberapa sifatnya yang bersifat menguntungkan, yaitu dapat

dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbarui (renewable

resources), sumber energi ini relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak

menyebabkan polusi udara, dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan

sumber daya hutan. Biomassa meliputi limbah kayu, seperti limbah dari hasil

pertanian, perkebunan, hutan, serta komponen organik dari industri dan rumah

tangga. Teknologi yang digunakan untuk mengkonversi biomassa menjadi bahan

bakar padat, cair, dan gas, antara lain teknologi briquetting (briket), pirolisa (bio-oil),

esterifikasi (bio-diesel), teknologi fermentasi (bio-etanol), anaerobik digester

(biogas) (Karnowo, 2012:24).

Briket merupakan arang dengan bentuk tertentu yang dibuat dengan teknik

pengepresan menggunakan bahan perekat tertentu sebagai bahan pengeras. Biobriket

merupakan bahan bakar briket yang terbuat dari arang biomassa hasil pertanian

(bagian tumbuhan), baik berupa bagian yang memang sengaja dijadikan bahan baku

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

23

briket maupun sisa-sisa atau limbah proses produksi/pengolahan agroindustri (Rifdah,

2017:41).

Menurut Junary Erwin (2015:33) pembuatan briket biomassa memerlukan

penambahan bahan perekat untuk meningkatkan sifat fisik dari briket. Adanya

penambahan kadar perekat yang sesuai pada pembuatan briket akan meningkatkan

nilai kalor briket tersebut. Jenis perekat yang digunakan pada pembuatan briket

berpengaruh terhadap kerapatan, ketahanan tekan, nilai kalor bakar, kadar air, dan

kadar abu. Penggunaan jenis dan kadar perekat pada pembuatan briket merupakan

salah satu bagian faktor penting dalam pembuatan briket.

Bahan bakar merupakan media untuk menyalakan api. Bahan bakar memiliki

sifat alami yang dapat ditemukan atau bersumber langsung dari alam, namun juga

dapat bersifat buatan yang diolah dengan teknologi maju. Salah satu bahan bakar

bersifat buatan dengan bahan baku yang murah dan proses pengolahannya sederhana

disebut bioarang atau briket. Bioarang adalah jenis bahan bakar yang terbuat dari

berbagai macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan,

rumput, jerami, dan limbah pertanian lainnya (Adan, 1998:9-10).

Menurut Mawardi (2012:89-90) bioarang adalah arang yang diperoleh dengan

cara membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Briket bioarang memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan dengan arang konvensional sebagai berikut.

1. Menghasilkan panas yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan arang

konvensional (arang kayu). Nilai kalori briket bioarang mencapai 5.000 kalori.

2. Tidak menimbulkan asap dan bau ketika dibakar sehingga ramah lingkungan

dan efektif bagi masyarakat yang tinggal di pemukiman padat.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

24

3. Tidak perlu dilakukan pengipasan atau diberi udara ketika dibakar.

4. Dalam pembuatan briket bioarang, teknologi dan peralatan yang digunakan

relatif sederhana serta tidak memerlukan bahan kimia lain.

Berdasarkan hasil penelitian Musabbikhah (2015:125) proses pembuatan

biobriket agar hasil optimal dan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sesuai dengan

yang dibutuhkan, menggunakan karakteristik kualitas lebih tinggi nilai kalor briket

akan lebih baik. Biobriket yang memiliki nilai kalor dengan karakteristik kualitas

lebih besar akan lebih baik dan kadar air semakin kecil, sehingga laju penyalaan akan

semakin tinggi. Jadi, kualitas lebih besar berpengaruh dlam hasil penyalaan laju

briket, dengan kualitas briket yang besar akan menghasilkan kualitas yang lebih baik.

Pembuatan briket arang dengan bahan-bahan yang berasal dari bahan organik

seperti daun mampu menghasilkan briket yang baik. Menurut Rafsanjani (2012:4-5)

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pembuatan briket dari eceng gondok dan

daun dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kandungan daun maka nilai kalornya

akan semakin tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Salim (1993:36-37) hasil

penelitian menunjukkan dalam pembuatan briket kompos kondisi terbaik dalam

pemanasan briket kompos selama 10 menit. Pada kondisi ini briket kompos yang

dihasilkan memiliki penampakan yang lebih baik dan juga kekuatannya. Sedangkan

pemanasan yang dilakukan lebih dari 10 menit menunjukkan hasil yang menurun,

dalam penampakan bentuknya ataupun kekuatannya. Jadi, dalam pembuatan briket

kompos alternatif yang baik dilakukan dalam waktu 10 menit untuk mendapatkan

hasil briket yang baik.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

25

2.1.7 Narapidana Anak

Teori pidana di Indonesia yang khas merupakan suatu kebutuhan agar

penerapan dalam hukum atau tindak pidana tidak akan menimbulkan dampak negatif

yang tidak diinginkan. Bidang hukum pidana adalah bidang yang spesifik

dibandingkan bidang hukum yang lain. Keistimewaan dari hukum pidana terletak

pada sanksinya yang beragam. Karakteristik awal mengenai tindak pidana selalu

melekat unsur yang menderitakan, atau hal-hal yang tidak mengenakkan narapidana.

Namun seiring berjalannya waktu unsur penderitaan kemudian mengalami perubahan

dan penyesuaian, bahwa pemidanaan adalah suatu pendidikan moral terhadap

narapidana agar tidak terulang lagi perbuatan kejahatannya (Zaidan, 2016:216-219).

Pembinaan narapidana anak berkaitan dengan aspek kebijakan peraturan

undang-undang yang melandasinya, diantaranya UU No.3 Tahun 1997 bahwa anak

adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang

merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan

strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan

perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental,

dan sosial secara utuh, serasi, selaras, dan seimbang.

Menurut Darmabrata dan Wibowo (2003:52) bila dihubungkan dengan proses

hukum menurut Undang-Undang Peradilan Anak (UUPA) maka yang dimaksud

dengan anak adalah:

1. 12 tahun - < 18 tahun : Dapat diajukan ke sidang pengadilan anak dan

dikenakan pidana dan tindakan.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

26

2. 8 tahun-12 tahun : Hanya dapat dikenakan tindakan (konsultasi

profesional).

3. Di bawah 8 tahun : Tetap dapat diperiksa penyidik, yang setelah

pemeriksaan dapat dikembalikan ke orang tuanya.

Menurut Yatim dan MPH (2005:2), anak usia sekolah adalah anak yang berusia

6-12 tahun, di Indonesia anak usia tersebut adalah anak usia sekolah dasar. Anak usia

sekolah SMP dan SMU sudah mulai menginjak dewasa dan mereka sudah mulai

belajar memasuki pola hidup orang dewasa. Pada masa ini seorang anak sedang

memenuhi kewajiban dan memperoleh haknya untuk belajar dan mengayomi

pendidikan. Pendidikan bukan hanya program, tetapi juga hak dasar (fundamental

right) untuk semua anak, bahkan untuk segala situasi apa pun (in all situations).

Pendidikan dasar merupakan pondasi yang sangat penting untuk pembelajaran

seumur hidup dan pembangunan manusia (Supeno,2010:183-189).

Menurut Surna dan Pandeirot (2014: 3) pada usia anak sekolah 6-12 tahun

seorang anak merasa bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu sesuai dengan

kemampuannya. Seorang anak dapat berhasil mengerjakan tugas yang dibebankan

pada dirinya dan juga mampu mengerjakan menyelesaikan tugas-tugas menantang

jika anak diberi dukungan, semangat, dan koreksi yang konstruktif. Namun

sebaliknya, bagi anak yang diperlakukan seperti anak yang tidak memiliki

kemampuan, maka seorang anak akan merasa rendah diri dan sulit menemukan

kompetensi dirinya.

Pemberian sanksi hukuman bagi seorang narapidana anak yang telah

melakukan tindak pidana harus berdasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

27

khusus atau istimewa. Hak-hak dasar anak tidak boleh dihilangkan terutama hak

untuk mendapatkan pendidikan karena hak pendidikan bagi anak telah diatur dalam

konvensi internasional dan perundang-undangan. Maka bentuk pemberian sanksi

terhadap narapidana anak harus bersifat pembinaan dan juga pendidikan bukan

dengan suatu kekerasan (Widari, 2012:34).

2.1.8 Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Lembaga Pembinaan Khusus Anak yang biasanya disingkat dengan (LPKA)

merupakan suatu lembaga tempat anak-anak menjalani masa pidana nya atau masa

peradilan berdasarkan tindakan perbuatan kejahatan yang dilakukannya. Anak yang

bermasalah dengan hukum harus diarahkan dan diberikan bentuk pembinaan khusus

terhadapnya. Pembinaan mengarahkan agar seseorang dapat berbuat lebih baik lagi,

sehingga fungsi pemidanaan harus dapat memberikan efek jera terhadap pelaku

tindak pidana (Asmarawati, 2014:528).

Menurut Widari (2012:30) Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

merupakan lembaga yang menyelesaikan suatu permasalahan anak yang mengarah ke

pembinaan dan pendidikan yang mencerminkan nilai-nilai anak dan kesejahteraan

anak dalam hal memenuhi keadilan, pembinaan pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

LPKA wajib menyelenggarakan pendidikan, pelatihan keterampilan, pembinaan, dan

pemenuhan hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Khusus

narapidana anak dalam LPKA mereka berhak memperoleh pembinaan,

pembimbingan, serta pendidikan dan pelatihan yang layak.

Salah satu usaha penegakan hukum bagi anak yang melakukan penyimpangan

norma (anak nakal) adalah melalui peradilan anak di Lembaga Pembinaan Khusus

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

28

Anak (LPKA), sebagai suatu usaha perlindungan anak untuk mendidik anak tanpa

mengabaikan tegaknya keadilan. Peradilan anak diselenggarakan dengan tujuan untuk

mendidik kembali dan memperbaiki sikap juga perilaku anak sehingga ia dapat

meninggalkan perilaku buruk yang telah dilakukannya (Widari, 2012:34).

2.1.9 Data Obsevarsi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Jambi

Lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) merupakan lembaga pembinaan

yang diperuntukkan bagi setiap narapidana anak berjenis kelamin laki-laki. LPKA

Provinsi Jambi terletak di Muara Bulian Kabupaten Batanghari, tepatnya di Sungai

Buluh. Berdasarkan hasil observasi jumlah narapidana anak yang berada di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak Jambi sampai dengan Maret 2018 sebanyak 44 orang

dengan variasi usia antara 14-20 tahun, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2.1 Data Narapidana Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Muara Bulian

No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Tingkat Pendidikan

1 14 1 Tidak lulus SD

2 15 5 SD, SMP, Tidak lulus

SD

3 16 6 SD, SMP

4 17 9 Tidak sekolah, SD,

Tidak Lulus SD

5 18 12 Tidak lulus SD, SD,

SMP

6 19 8 SMP, SD

7 20 3 MTS, SD

Jenis pidana pada setiap anak juga beraneka macam, mulai dari tindak pidana

pembunuhan sebanyak 4 orang, perlindungan anak sebanyak 26 orang, narkotika 1

orang, kesusilaan 2 orang, pencurian 9 orang, perampokan 1 orang, serta kriminal

umum 1 orang. Jenis pidana juga mempengaruhi lamanya tahanan, jenis pidana yang

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

29

paling lama yakni pembunuhan yang mencapai sekitar 7 tahun sedangkan yang paling

ringan pada tindak pidana pencurian yakni dalam hitungan hari hingga bulan.

Aktivitas setiap narapidana anak di LPKA sudah dijadwalkan dengan baik mulai dari

bangun pagi pukul 04.30 hingga istirahat malam pukul 21.00 wib. Setiap narapidana

anak dipersilahkan makan sebanyak 3 kali sehari.

Pendidikan yang diselenggarakan LPKA yaitu pendidikan non formal berupa

sekolah paket A, B, dan C serta pelatihan keterampilan. Pendidikan sekolah paket A,

B, dan C terselenggara atas kerjasama dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat) dibawah wewenang Dinas Pendidikan wilayah setempat. Setiap guru

yang bertugas mengajar setidaknya memegang 2 mata pelajaran. Proses pembelajaran

berlangsung selama 4 jam mulai dari pukul 08.00 wib hingga pukul 12.00 wib setiap

hari senin sampai dengan kamis. Ruang pembelajaran cukup memadai, dimana terdiri

atas 3 ruang kelas yaitu kelas paket A, kelas paket B, kelas paket C. Setiap ruang

kelas tersedia bangku belajar terbuat dari kayu, papan tulis, lemari, papan absensi,

infocus juga telah tersedia namun untuk laptop atau sejenisnya belum tersedia bagi

narapidana anak.

Menurut kepala LPKA, masalah yang sering terjadi pada proses pembelajaran

yaitu kurangnya sumber belajar dan antusias dari setiap narapidana anak untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga seringkali kegiatan pembelajaran menjadi

suatu keterpaksaan bagi anak. Guru yang mengajar juga mengatakan hal serupa,

bahwa minat dan motivasi narapidana anak di LPKA untuk mengikuti kegiatan

belajar cukup rendah. Seperti yang dijelaskan dalam Sistem Peradilan Pidana anak

bahwa pendidikan wajib diselenggarakan di LPKA. Sistem pembelajaran yang

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

30

diterapkan di LPKA yakni Teacher Center Learning (TCL) dengan metode

pembelajaran yang digunakan dalam belajar yaitu metode ceramah.

Pendidikan keterampilan yang diselenggarakan di LPKA berupa penyablonan,

menjahit, pembuatan kerajinan resam. Dimana tutor yang bertugas didatangkan dari

luar dan beberapa juga staff pegawai LPKA. Ruang untuk kegiatan keterampilan juga

sudah tersedia dengan peralatan lainnya seperti mesin jahit yang ada sekitar 7-10

buah. Sejauh ini hasil dari kegiatan menjahit dan menyablon masih digunakan sendiri

untuk narapidana anak di LPKA, dan akan di pasarkan keluar untuk rencana jangka

panjang. Salah satu hasil kegiatan menyablon dan menjahit yaitu baju seragam

narapidana anak berupa kaos (mirip polo) yang berwarna hijau tua. Namun, untuk

kerajinan resam beberapa sudah ada yang dijual keluar.

Selain itu juga ada kegitan pertanian, meskipun lahan yang tersedia cukup

minim. Kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang baru diselenggarakan beberapa

minggu sebelumnya. Saat ini, Kegiatan pertanian ini termasuk salah satu kegiatan

penting dan cukup diperhatikan di LPKA. Di samping bercocok tanam mereka juga

mengolah budidaya ikan. Ikan yang dibudidayakan saat ini yaitu ikan lele. Untuk saat

ini hasil pertanian dan budidaya ikan masih digunakan untuk pemenuhan kebutuhan

pangan sehari-hari Anak didik di LPKA. Anak didik tidak dipaksakan untuk

mengikuti kegiatan pertanian, mereka bebas memilih kegiatan sesuai dengan minat

mereka. Sebagian besar yang menggeluti bidang pertanian adalah narapidana anak

yang sudah tidak lagi mengikuti kegiatan pembelajaran.

Penanaman pendidikan karakter yang diselenggarakan di LPKA berupa

kegiatan pengajian, kegiatan pramuka, latihan kemandirian. Pelaksanaan apel pagi

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

31

juga diterapkan di LPKA sebagai pendidikan karakter untuk melatih kedisiplinan

Anak didik. LPKA juga menyediakan beberapa fasilitas lain, seperti ruang tenis meja.

Di mana narapidana anak dapat bermain di ruang tersebut. Ruang istirahat (kamar)

bagi Anak didik disebut paviliun. Paviliun berupa bangunan yang didalamnya terdiri

atas beberapa kamar (mirip kos-kosan). Setiap kamar ditempati sekitar 8-10

narapidana anak.

2.1.10 Penelitian yang relavan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Patmawati (2017) yang berjudul “Pengembangan

Buku Ilmiah Populer Tentang Studi Morfologi Kayu Pacat (Harpullia arborea

(Blanco) Radlk.) Sebagai Tumbuhan Langka di Taman Nasional Kerinci Seblat”.

Hasil penelitian menunjukkan hasil dari ujicoba para ahli dan kelompok kecil

dapat diketahui hasil persentase dalam indikator kemudahan materi,

kebermanfaatan, dan tampilan media berada pada rentang interval 32,5 - 40.

Dengan ini media buku ilmiah populer tentang studi morfologi kayu pacat yang

dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik.

2. Penelitian yang dilakukan Utami (2017) yang berjudul “Pengembangan Buku

Ilmiah Populer Keanekaragaman Mangrove Berbasis Pembelajaran Kontekstual

Pada Materi Keanekaragaman Hayati di SMA”. Hasil penelitian menunjukkan

setelah media pembelajaran buku ilmiah populer divalidasi oleh ahli media dan

diujicobakan siswa diperoleh skor 203 dengan persentase 84,58% ini termasuk

kategori sangat baik, dan ujicoba responden diperoleh skor 314 dengan

persentase 81,76% termasuk kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

32

ahli media dan peserta didik sangat setuju dengan pengembangan buku ilmiah

populer keanekaragaman mangrove sebagai salah satu media pembelajaran yang

layak dan baik pada materi keanekaragaman hayati kelas X di SMA.

3. Penelitian yang dilakukan Khoirunnisa (2015) yang berjudul “Inventarisasi Jenis

Udang di Pasar Parit 1 Kuala Tungkal Sebagai Bahan Buku Ilmiah Populer

Biologi Bagi Siswa Sekolah Menengah Atas”. Hasil penelitian menunjukkan

melalui hasil analisis persentase angket siswa melalui uji coba mengenai

kemenarikan dan kemanfaatan produk buku ilmiah populer mendapatkan

persentase sebesar 95% dengan kriteria “sangat baik”. Sehingga buku ilmiah

populer yang dikembangkan memiliki kelayakan untuk digunakan dan memiliki

manfaat yang positif dari responden siswa sekolah menengah atas.

4. Penelitian yang dilakukan Maidika (2015) yang berjudul “Studi Jenis Ikan di

Pasar Parit 1 Kuala Tungkal Sebagai Bahan Buku Ilmiah Populer Biologi di

SMA Negeri 1 Kuala Tungkal”. Hasil penelitian menunjukkan melalui hasil

persepsi kuisioner guru biologi dan siswa pada buku ilmiah populer yang

dikembangkan mendapatkan respon dengan kategori “sangat baik” dengan nilai

persentase 94% dari hasil angket persepsi siswa, dan nilai persentase 86,7%

degan kategori “sangat baik” berdasarkan hasil respon guru biologi SMA Negeri

1 Kuala Tungkal.

5. Penelitian yang dilakukan Biyatmoko (2018:36) yang berjudul “Validitas Buku

Ilmiah Populer Tentang Echinodermata di Pulau Sembilan Kotabaru untuk Siswa

SMA di Kawasan Pesisir”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah tervalidasi

oleh guru biologi dari SMAN 1 Pulau Sembilan Kotabaru penilaian terhadap

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

33

buku ilmiah populer diperoleh nilai persentase sebesar 90,1% yang termasuk

kriteria sangat valid atau layak digunakan. Buku ilmiah populer yang

dikembangkan oleh peneliti memilki validitas yang tinggi sebagai bahan bacaan

baik untuk siswa maupun masyarakat agar menambah wawasan yang mereka

miliki.

2.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian permasalahan dalam latar belakang yang telah dijelaskan

bahwa perlu adanya suatu media yang dapat menyalurkan keterampilan narapidana

anak mengenai upaya dalam menumbuhkan jiwa entrepreneurship narapidana anak

dengan cara memanfaatkan lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber suatu

usaha atau peluang yang bernilai ekonomis dan inovatif.

Pentingnya sumber belajar untuk menunjang kebutuhan dalam pendidikan

seorang anak terutama narapidana anak di LPKA Provinsi Jambi, maka perlunya

pengembangan media terutama buku populer yang dapat dijadikan alternatif sumber

belajar yang efektif bagi narapidana anak di LPKA dengan model pengembangan

ADDIE. Buku populer yang akan dikembangkan ini secara konsep menampilkan

pemahaman mengenai entrepreneurship dan gambaran penjelasan cara maupun

proses pengolahan kompos daun nanas yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar

briket yang dapat memiliki nilai jual. Berikut kerangka berpikir dapat dilihat pada

Gambar 2.2

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Kajian teoritik dan Hasil ... II.pdf · atau alat bantu pembelajaran bagi pendidik dalam proses belajar mengajar yang berisi berbagai materi pembelajaran,

34

oB

Revisi

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Pengembangan Buku Populer

Observasi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Provinsi

Jambi

1. Narapidana anak belum memiliki sumber

belajar mengenai keterampilan dalam

berwirausaha

2. Narapidana anak harus memiliki keterampilan

dalam berwirausaha

Membuat sumber belajar dengan materi berwirausaha

limbah daun nanas

Mendesain sumber belajar (buku populer)

materi berwirausaha limbah daun nanas

Membuat desain awal buku

populer

Mengembangkan buku populer materi

berwirausaha limbah daun nanas

Validasi

Layak Tidak Layak

Buku populer materi berwirausaha limbah daun nanas

Uji coba produk kelompok kecil

Uji coba produk kelompok besar

Saran dan komentar dari respon guru dan

narapidana anak LPKA

Analysis

Design

Development

Implementation

Evaluation