bab ii kajian pustaka, konsep, landasan teori dan … ii.pdfdan anak sekolah 70-120 mg, remaja dan...

28
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsumsi garam beriodium. Konsumsi garam beriodium adalah menggunakan garam beriodium untuk kebutuhan sehari-hari sesuai dengan standar SNI 30-80 ppm. Kekurangan iodium dapat menimbulkan penyakit seperti gondok yang berpengaruh pada pertumbuhan anak tidak normal yang disebut dengan kretin atau kerdil. Pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi iodium dari makanan, atau kurangnya kebutuhan konsumsi garam beriodium yang diajurkan (Depkes, 2009). Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi yang dikutip Almatsier (2001), kebutuhan iodium untuk bayi dianjurkan setiap hari sebanyak 50-70 mg, balita dan anak sekolah 70-120 mg, remaja dan dewasa 150 mg, ibu hamil 175 mg, sedangkan ibu menyusui sebanyak 200 mg. Penderita hipertensi yang harus mengurangi konsumsi garam, tetap mengkonsumsi garam beriodium akan tetapi dengan jumlah yang sedikit dan tetap diajurkan mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya akan iodium seperti udang, kerang dan ganggang laut (Depkes, 1999). Menurut Hoang yang dikutip oleh Aminah (2005), pola konsumsi adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas

Upload: trinhdan

Post on 04-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL

PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Konsumsi garam beriodium.

Konsumsi garam beriodium adalah menggunakan garam beriodium untuk

kebutuhan sehari-hari sesuai dengan standar SNI 30-80 ppm. Kekurangan iodium

dapat menimbulkan penyakit seperti gondok yang berpengaruh pada pertumbuhan

anak tidak normal yang disebut dengan kretin atau kerdil. Pada ibu hamil dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, yang disebabkan oleh

rendahnya konsumsi iodium dari makanan, atau kurangnya kebutuhan konsumsi

garam beriodium yang diajurkan (Depkes, 2009).

Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi yang dikutip Almatsier (2001),

kebutuhan iodium untuk bayi dianjurkan setiap hari sebanyak 50-70 mg, balita

dan anak sekolah 70-120 mg, remaja dan dewasa 150 mg, ibu hamil 175 mg,

sedangkan ibu menyusui sebanyak 200 mg. Penderita hipertensi yang harus

mengurangi konsumsi garam, tetap mengkonsumsi garam beriodium akan tetapi

dengan jumlah yang sedikit dan tetap diajurkan mengkonsumsi makanan dari laut

yang kaya akan iodium seperti udang, kerang dan ganggang laut (Depkes, 1999).

Menurut Hoang yang dikutip oleh Aminah (2005), pola konsumsi adalah

berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan

makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas

12

untuk suatu kelompok tertentu. Pola makan adalah cara seseorang atau

sekelompok orang (keluarga) dalam memilih makanan sebagai tanggapan

terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial.

Konsumsi adalah kegiatan memakai atau memanfaatkan kegunaan suatu

barang dan jasa (Kotler, 2002).

Faktor yang mempengaruhi konsumsi barang dan jasa (Suhadi, 2007),

yaitu :

1. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

barang dan jasa yang terdapat dalam diri pelaku konsumsi (konsumen)

seperti usia, gaya hidup dan selera konsumen.

2. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

barang dan jasa yang berasal dari luar diri pelaku konsumsi

(konsumen) seperti tingkat penghasilan, agama, tingkat pendidikan,

tempat tinggal, adat istiadat, trend dan situasi ekonomi.

2.1.2 Distribusi garam beriodium.

Indonesia secara nasional membutuhan garam sekitar 1,839 juta ton per

tahun, dimana terdiri atas konsumsi 855.000 ton dan industri 984.000 ton. Industri

yang membutuhkan garam tertinggi yaitu industri soda sebesar 76%, kedua

industri pengeboran minyak sebesar 15% dan jenis industri lain seperti kulit,

kosmetik, sabun dan es sebesar 9%. Konsumsi makanan membutuhkan garam

sebesar 72%. Konsumsi garam perkapita adalah 3 kg per tahun per orang.

Distribusi garam beriodium dari perusahan ke masyarakat, tergantung dari

kemampuan produksi dan pemasaran dalam suasana pasar bebas. Perusahan yang

13

besar mampu melakukan distribusi antar pulau dan antar provinsi, sedangkan

perusahan menengah dan kecil hanya mampu memasarkan produknya dalam satu

provinsi atau satu kabupaten atau satu kota. Pemasaran akhir pada umumnya

melalui pengecer formal (pasar bebas, supermarket, toko bahan pangan), sampai

dengan pengecer kecil di daerah perkotaan dan pinggiran kota.

Saluran pemasaran adalah kelompok yang terkait dalam proses penyaluran

barang atau jasa untuk dikonsumsi (Kotler, 2002).

Kegiatan distribusi yang tidak lancar memberikan dampak buruk pada

perekonomian masyarakat (Sihono, 2004), sebagai berikut :

1. Persediaan barang berkurang, terutama dirasakan oleh konsumen

karena kiriman barang terlambat datang, akibatnya untuk

mendapatkan barang, konsumen harus antri.

2. Harga barang melambung tinggi. Persediaan barang sedikit sedangkan

permintaan barang tinggi karena kelangkaan barang.

3. Kelebihan produk di gudang produsen. Barang yang terus diproduksi,

sedangkan barang lama atau produk lama belum didistribusikan ke

konsumen sehingga persediaan barang di perusahaan menumpuk.

Apabila situasi berkelanjutan maka proses produksi akan dihentikan

karena stok barang sudah berlebih.

4. Kebutuhan masyarakat tidak terpenuhi. Apabila kebutuhan tersebut

bersifat pokok seperti makanan, minuman, dan obat-obatan maka akan

fatal akibatnya karena dapat terjadi kelaparan dan kematian.

14

Sistem distribusi barang atau jasa ke konsumen ada tiga sistem (Sihono,

2004) yaitu :

1. Distribusi langsung

Kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara

langsung tanpa perantara, misalnya petani sayur langsung menjual

hasil panennya ke pasar, seorang guru yang mengajar les langsung

datang ke rumah muridnya.

2. Distribusi semi langsung

Kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen

melalui perantara. Perantara yang dimaksud adalah bagian atau milik

produsen itu sendiri, misalnya pengusaha tahu dan tempe menjual tahu

dan tempenya di tokonya sendiri.

3. Distribusi tidak langsung

Kegiatan distribusi barang dan jasa melalui perantara (grosir, retailer,

toko, makelar dan lain-lain) yang bukan milik produsen, misalnya

petani buah menjual hasil panennya (buah) melalui toko-toko penjual

buah.

Kelancaran barang atau produk suatu perusahan sampai ke konsumen

tidak terlepas dari lembaga distribusi. Lembaga distribusi berfungsi untuk

mempertemukan produsen dengan konsumen sehingga penyaluran barang dan

jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar.

15

Jenis-jenis lembaga distribusi dibagi menjadi tiga (Sihono, 2004) yaitu :

1. Pedagang adalah orang atau lembaga yang membeli barang dari

produsen dan dijual kembali ke konsumen. Pedagang mempunyai

tempat penyimpanan sendiri (gudang) untuk menyimpan barang

dagangannya dan kios atau toko sebagai tempat penjualan barang

dagangannya. Golongan pedagang yaitu pedagang besar (grosir),

pedagang kecil (pengecer).

2. Perantara khusus adalah perantara yang membantu menyalurkan

barang dari produsen ke konsumen. Perbedaan antara perantara

khusus dengan pedagang terletak pada kepemilikan barang. Barang

atau produk yang dijual oleh pedagang adalah hak milik pedagang

karena sudah dibeli secara sah. Sedangkan perantara khusus barang

atau produk bukan milik pribadi, misalnya agen (agent middleman),

makelar (broker), komisioner.

3. Eksportir dan Importir

Eksportir dan importir merupakan perantara perdagangan yang

jangkauan pemasarannya bersifat internasional atau lintas negara.

Contohnya eksportir mebel, eksportir minyak dan lain-lainnya.

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian konsumsi dan

distribusi garam beriodium sebagai berikut :

Penelitian Devita (2007) berjudul studi implementasi kebijakan pengadaan

garam beriodium di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Tujuan penelitian ini

adalah melakukan kajian implementasi dari Keppres No.69 Tahun 1994 tentang

16

pengadaan garam beriodium. Hasil penelitian tersebut adalah pertama setelah

berlakukanya Keppres No. 69 Tahun 1994 Pemerintah Daerah Kabupaten Pati

belum maksimal dalam pengadaan garam beriodium karena tampak pada target

yang belum memenuhi harapan. Kedua faktor pendorong dan penghambat adalah

komunikasi yang tidak berjalan baik atau optimal, penguasaan informasi dan cara

komunikasi petugas masih kurang dan tidak efektif, adanya perbedaan dalam

pemahaman isi Keppres No.69 Tahun 1994 pada produsen garam dan petugas

karena upaya sosialisasi yang masih kurang optimal dan usaha pemerintah yang

tidak maksimal dalam peningkatan pengadaan garam beriodium, masih lemahnya

penegakkan hukum pada produsen garam yang tidak menaati aturan dan

pemalsuan merek garam.

Penelitian Ali (2008) dengan judul hubungan pengetahuan dengan

ketersediaan garam beriodium pada tingkat rumah tangga di Desa Krajan

Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung dengna hasil yaitu pengetahuan

ibu rumah tangga dikegorikan sedang dan baik. Hasil uji garam sebesar 62,5%

dengan kadar iodium kurang dari 30 ppm dan sebesar 37,5% dengan kadar iodium

30 ppm atau lebih, akan tetapi masih ditemukannya mutu dan konsumsi garam

beriodium masih rendah. Distribusi garam beriodium yang belum merata sehingga

garam yang beredar belum cukup mengandung iodium. Dilihat dari segi harga,

perbedaan harga garam beriodium yang cenderung lebih mahal dua sampai tiga

kali lipat menyebabkan rendahnya konsumsi garam beriodium.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiarini (2010) dengan judul tingkat

pengetahuan GAKI dengan penanganan garam beriodium oleh ibu rumah tangga

17

di Desa Belah, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan bahwa masih banyak

ibu rumah tangga yang menunjukkan proses pemasakan yang salah (73,2%)

dikarenakan pengetahuan yang kurang tentang cara penggunan garam beriodium.

Penelitian Hartati (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang akibat kekurangan garam

beriodium dengan perilaku ibu rumah tangga terhadap penggunaaan garam

beriodium di Desa Belova Kabupaten Luwu.

Penelitian Prawini (2013) berjudul gambaran pengetahuan, sikap dan

perilaku ibu rumah tangga terhadap garam beriodium di Desa Lodtunduh Ubud

Gianyar. Hasilnya adalah masih banyak ibu rumah tangga yang kurang

memahami pentingnya konsumsi garam beriodium dan cara penggunaan garam

beriodium yang benar sehingga mempengaruhi sikap ibu rumah tangga yang

secara umum menunjukkan sikap negatif terhadap garam beriodium karena rasa

garam beriodium yang pahit pada masakan. Pemahaman yang kurang dan sikap

negatif terhadap garam beriodium mempengaruhi sebagian besar perilaku ibu

rumah tangga di Desa Lodtunduh sehingga tidak mengkonsumsi garam

beriodium.

Penelitian yang dilakukan oleh Uken dkk (1985), berjudul beberapa faktor

yang dapat menurunkan kadar iodium dalam garam beriodium menunjukkan

bahwa kadar iodium dalam garam dipengaruhi oleh waktu penyimpanan, kondisi

penyimpanan, jenis garamnya sedangkan bahan pembungkus tidak berpengaruh

pada penurunan kadar iodium. Hasil produksi tiap pabrik menghasilkan kadar

iodium, tanggal kadaluarsa yang berbeda dan tidak memenuhi ketentuan

18

perundangan yang berlaku. Penyimpanan lebih dari 6 bulan mengakibatkan kadar

iodium menyusut atau berkurang sebesar 21% untuk itu tanggal produksi dan

kadaluarsa sangat penting untuk dicantumkan pada pembungkus garam

beriodium.

Menurut Rusidah dkk (2010), penelitian yang berjudul status defisiensi

iodium dan penggunaan garam beriodium di Malaysia. Hasil penelitian

menunjukkan setengah penduduk Venenzula di Malaysia endemis penyakit tiroid

dengan proporsi yang besar yaitu dari pemeriksaan kadar iodium dalam urin

adalah <100 µg/L.

Menurut Oni dkk (2010), penelitian yang berjudul kemauan membeli

garam beriodium untuk dikonsumsi di Ogun Negeria. Dari penelitian ini

menunjukan hasil signifikan bahwa responden akan membeli garam berlabel

garam beriodium dengan alasan memiliki pengetahuan yang tergolong baik

terhadap garam beriodium.

2.1.3 Berbagai hal tentang garam beriodium

1. Pengertian Garam Beriodium

Garam beriodium merupakan garam biasa ditambahkan (difortifikasi)

iodium. Iodium ditambahkan pada garam yang berfungsi sebagai zat aditif atau

suplemen dalam bentuk kalium yodat yang berupa larutan pada lapisan tipis

garam sehingga diperoleh campuran yang merata. Garam beriodium adalah garam

yang mengandung iodium dengan standar nasional Indonesia (SNI) 30-80 ppm

yang berguna bagi pertumbuhan dan kecerdasan (Depkes, 2009).

19

2. Jenis Garam Beriodium

Di masyarakat ada beberapa jenis garam yang dijual, yaitu garam halus

adalah garam yang kristalnya sangat halus menyerupai gula pasir dengan kemasan

plastik berlabel lengkap. Garam curai atau garam biasa (krasak) adalah garam

yang kristalnya kasar dikemas dalam karung dan dijual kiloan dan garam briket

berbentuk bata (Depkes, 2001).

Persyaratan garam sehat adalah sebagai berikut (Depkes, 2001) :

a) Garam yang sudah difortifikasi dengan iodium dengan kadar 30-40

ppm dengan kandungan air ≤ 5%.

b) Tiap orang mengkonsumsi garam iodium sebanyak 10 gr/hari dan

kebutuhan ion iodium 150-200 µgr/hari.

c) Garam beriodium dikonsumsi oleh masyarakat baik di daerah

endemik maupun bukan daerah endemik.

3. Cara Pengetesan Iodium Dalam Garam

Garam mengandung iodium atau tidak mengandung iodium dilakukan

dengan Test Kit atau Iodina Kit yang dijual bebas di apotik atau toko obat. Cara

menggunakan Test Kit dengan menetesi garam dapur dengan cairan iodina

sehingga diketahui garam dapur yang mengandung iodium akan berwarna ungu

tua. Semakin tua warnanya semakin tinggi mutu iodiumnya (Depkes, 1999).

Prosedur pengetesan iodium dengan Test Kit yaitu :

a) Ambil ½ sendok teh garam yang akan diuji, letakkan di tempat

yang datar dengan alas berwarna putih kemudian ratakan

20

permukaannya. Bila garam berbentuk biket, haluskan terlebih

dahulu.

b) Teteskan larutan Iodina Kit 2-3 tetes pada garam tersebut.

c) Amati perubahan warna yang terjadi : Bila tidak berwarna berarti

garam tidak mengandung iodium. Bila berwarna biru-ungu berarti

garam mengandung iodium.

d) Test Kit garam beriodium dikocok terlebih dahulu sebelum

digunakan, kemudian teteskan 2-3 tetes ke permukaan garam. Tes

Kit yang sudah dibuka, hanya dapat digunakan dalam kurun waktu

6 bulan.

Apabila tidak ada Test kit, pengetesan bisa dilakukan dengan singkong

segar yang diparut.

Cara pengetesan iodium dengan menggunakan singkong (Depkes, 1999)

yaitu:

a) Kupas singkong yang masih segar, kemudian diparut.

b) Tuangkan 1 sendok perasan singkong parut tanpa ditambah air ke

dalam tempat yang bersih.

c) Tambahkan 4-6 sendok teh garam yang akan diperiksa.

d) Tambahkan 2 sendok teh cuka, aduk sampai rata, biarkan beberapa

menit.

e) Bila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut

mengandung iodium.

21

4. Cara Menyimpan Garam Beriodium

Masyarakat pada umumnya, masih banyak yang tidak mengerti atau

paham tentang cara yang benar menyimpan garam beriodium sehingga berdampak

kandungan iodium dalam garam berkurang.

Cara yang benar menyimpan garam beriodium yaitu :

a) Disimpan dalam wadah yang kering dan tertutup

b) Letakkan ditempat yang sejuk, sebaiknya jauhkan dari panas api

dan hindari sinar matahari langsung.

c) Gunakan sendok yang kering untuk mengambil garam.

d) Tutup kembali wadah dengan baik setiap kali pengambilan garam.

2.1.4 Gangguan Akibat Kekurangan Garam Beriodium (GAKI)

1. Pengertian GAKI

GAKI merupakan tanda atau gejala yang muncul dalam tubuh manusia

dikarenakan kekurangan iodium yang memberikan dampak negatif pada

kesehatan manusia seperti pada ibu hamil bisa mengalami keguguran, janin

kemungkinan lahir mati, cacat bawaan, kretin, kelainan fungsi psikomotor, pada

neonatus akan berdampak gondok neonatus, hipotiroid, peningkatan kerentanan

terhadap radiasi nuklir dan penurunan IQ, pada anak akan berdampak gangguan

pertumbuhan fungsi fisik dan mental dan peningkatan kerentanan terhadap radiasi

nuklir, orang dewasa berdampak pada hipotiroid, gangguan fungsi mental, Iodine

Induced Hipotiroidisme (IIH), peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir.

22

Pada tingkat ringan menyebabkan menurunnya produktifitas, libido, kesuburan

dan immunitas.

2. Cara Pencegahan dan Penanggulangan GAKI

Pemerintah dalam penanggulangan GAKI secara nasional sejak tahun

1974, dengan melakukan upaya jangka panjang dan upaya jangka pendek.

Upaya jangka panjang yaitu :

a) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) : usaha pemberdayaan

masyarakat dan unsur-unsur yang terkait untuk memiliki visi dan

misi dalam penanggulangan GAKI. Kegiatannya meliputi advokasi,

pendidikan atau penyuluhan dan kegiatan pemasyarakatan

informasi tentang dampak GAKI pada kualitas sumber daya

manusia. Kegiatan ini terkait dengan pentingnya konsumsi garam

beriodium, law enforcement dan social enforcement, hak

mendapatkan kapsul beriodium bagi daerah endemik dan

penganekaragaman konsumsi pangan (Depkes, 2004).

b) Surveillans adalah pemantauan yang dilakukan secara bertahap dan

terus menerus pada beberapa indikator dengan tujuan agar dapat

dilakukan deteksi dini apabila ada masalah yang mungkin akan

timbul sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih awal. Fungsi

surveillans untuk mengetahui situasi terakhir di daerah yang

dipantau sehingga apabila terjadi masalah (ringan maupun berat)

terpantau, mengetahui daerah yang harus diprioritaskan,

23

memperkirakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk

intervensi lebih lanjut dan mengevaluasi keberhasilan program.

Pemantauan garam beriodium di masyarakat melalui pengetesan

garam beriodium yang di sekolah dasar dan rumah tangga. Pada

sekolah dasar, siswa membawa sampel garam yang digunakan

dirumah. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan

dibantu oleh puskesmas masing-masing wilayah kerja.

Tujuan umum kegiatan ini adalah terlaksananya pemantauan untuk

memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam

beriodium yang memenuhi syarat di masyarakat. Tujuan khusus

yaitu untuk mendapatkan informasi tentang kandungan iodium

pada garam yang diperiksa di tingkat desa dengan pengujian garam,

informasi tentang kategori desa, informasi tentang bentuk garam

yang digunakan masyarakat dan informasi ada atau tidak merek

dagang produk garam yang dikonsumsi di masyarakat.

c) Iodisasi garam adalah penambahan garam dengan Kalium Iodat

(KOI3). Tujuannya agar seluruh masyarakat mengkonsumsi garam

yang mengandung iodium minimal 30 ppm, yang mana sangat

berdampak positif untuk kesehatan. Adapun target program iodisasi

ini yaitu 90% masyarakat mengkonsumsi garam beriodium.

24

2.1.5 Komponen Yang Mempengaruhi Konsumsi Garam Beriodium Pada

Konsumen.

1. Produk

Produk merupakan sesuatu yang berupa barang atau jasa yang bisa

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau

konsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan (Kotler, 2002).

Perkembangan pasar saat ini sangat dinamis dan penuh persaingan, cepat

atau lambat produk yang ada dipasaran akan hilang digantikan oleh produk-

produk baru. Penemuan produk (product invention) mencakup penciptaan sesuatu

yang baru. Kegiatan terdiri dari dua bentuk yaitu penemuan mundur (backward

invention) adalah memperkenalkan kembali bentuk-bentuk produk sebelumnya

yang disesuaikan dengan kebutuhan suatu negara. Penemuan maju (forward

invention) adalah menciptakan produk baru untuk memenuhi kebutuhan suatu

negara (Kotler, 2002).

Strategi-strategi pengembangan produk, yaitu :

a) Menentukan logo dan motto

Logo dan motto suatu produk sangat penting untuk pemasaran karena

akan lebih diingat. Logo merupakan ciri khas suatu produk sedangkan

motto berisi tentang visi dan misi suatu perusahan. Logo dan motto

suatu produk harus dirancang dengan baik dan benar karena harus

memiliki arti, bisa menarik perhatian dan mudah diingat.

25

b) Menciptakan merek

Di masyarakat, merek sering diartikan sebagai nama, istilah dan disain

suatu produk. Merek merupakan hal penting bagi konsumen untuk

mengenal produk yang berupa barang maupun jasa yang dijual.

c) Menciptakan kemasan

Kemasan suatu produk sangat mempengaruhi dan penting untuk

pemasaran. Alasan konsumen memilih suatu produk adalah kemasan

yang unik dan menarik. Kemasan yang bagus, unik dan menarik akan

memberikan kesan bagi konsumen sehingga konsumen akan lebih

loyal terhadap produk yang dijual.

d) Menciptakan label

Label adalah identitas suatu produk. Label dilekatkan pada produk

yang dijual dan label merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label

berisi tentang nama perusahan yang membuat produk, alamat

perusahan, tanggal dibuat produk, tanggal kadaluarsa produk, cara

penggunaan produk dan berbagai informasi terkait dengan produk

tersebut.

Menurut Sihono (2004), barang atau produk konsumsi adalah barang yang

secara langsung dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produk

konsumsi sering disebut barang jadi (final goods), yang dapat dibedakan menjadi

dua yaitu:

26

a) Barang tahan lama (Durable Goods)

Barang tahan lama adalah barang konsumsi yang tidak habis sekali pakai

atau bisa dipergunakan beberapa kali. Misalkan sepatu, TV, kulkas, buku,

perabotan rumah tangga, dan lain-lain.

b) Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang konsumsi yang habis sekali pakai,

misalnya makanan, minuman, bahan bakar minyak, obat-obatan, garam,

buah-buahan dan lain-lain.

2. Harga (price)

1. Pengertian harga

Harga adalah satu dari empat bauran pemasaran (marketing mix) yaitu

4P (product, price, place, promotion). Harga bagian penting dalam

pemasaran, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga juga

merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang fleksibel artinya harga

dapat diubah dengan cepat, tidak seperti ciri khas produk dan perjanjian

distribusi (Kotler, 2002).

Suatu perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kali ketika

perusahaan tersebut mengembangkan produk baru, ketika perusahaan

memperkenalkan produk reguler ke saluran distribusi atau daerah baru, dan

ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas kontrak kerja baru.

Harga akan mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli atau tidak

suatu barang. Harga merupakan suatu tolak ukur bagi konsumen, sebagai

27

contoh konsumen akan membeli harga yang lebih tinggi karena berkeyakinan

bahwa barang mahal berarti kualitas bagus. Menetapkan harga terlalu tinggi

menyebabkan penjualan menurun dan jika menetapkan harga terlalu rendah

akan mengurangi keuntungan perusahaan (Kotler, 2002).

2. Tujuan Penetapan Harga

Suatu perusahan sebelum menetapkan harga akan memutuskan dimana

akan memposisikan tawaran pasar. Semakin jelas tujuan perusahaan semakin

mudah menetapkan harga.

Tujuan penentapan harga ada lima (Kotler, 2002) yaitu :

a) Kelangsungan hidup

Tujuan utama suatu perusahan adalah mempertahankan perusahan.

Apabila terjadi kelebihan produksi, persaingan dengan perusahan lain dan

keinginan konsumen yang tidak menentu maka perusahaan akan

mempertahankan kelangsungan suatu perusahaan dengan menurunkan

harga. Akan tetapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek.

Tujuan jangka panjangnya adalah perusahaan akan berusaha untuk

meningkatkan nilai jika tidak perusahan akan punah.

(1) Laba maksimum

Perusahaan akan menetapkan harga untuk memaksimumkan

laba sekarang. Perusahaan memperkirakan permintaan dan

biaya yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan

memilih harga yang akan menghasilkan laba sekarang, arus

kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum.

28

(2) Pangsa pasar maksimum

Perusahaan meyakini apabila tingkat penjualan meningkat

maka biaya barang akan murah, sedangkan perusahan akan

diuntungkan karena laba akan meningkat sehingga pangsa

pasar akan meningkat pula.

(3) Berdasarkan citra

Dalam menciptakan pencitraan, perusahaan bisa

menetapkan harga tinggi untuk mempertahankan citra

prestisius perusahan tersebut dan menetapkan harga rendah

untuk daerah tertentu.

(4) Stabilisasi harga

Perusahan dalam stabilisasi harga untuk menyeimbangkan

harga suatu perusahaan dengan harga pemimpin industri.

3. Fungsi harga

Fungsi harga bagi perusahaan dan konsumen, yaitu :

a) Mengendalikan permintaan dan penawaran.

b) Sumber laba suatu perusahaan.

c) Mempengaruhi perilaku konsumsi konsumen.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga

Dalam menentukan harga, dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal, yaitu :

a) Faktor internal meliputi organisasi (struktur, skala dan tipe), strategi

pemasaran mix, tujuan pemasaran suatu perusahan.

29

b) Faktor eksternal meliputi lingkungan makro dan mikro, faktor

permintaan, harga pesaing dan reaksi pesaing.

5. Batas penentu harga

Harga dalam pemasaran memiliki batasan-batasan tertentu. Penentu

harga dibatasi oleh permintaan suatu produk, biaya dan persaingan.

3. Distribusi

Saluran pemasaran adalah kelompok yang terkait dalam proses

penyaluran barang atau jasa untuk dikonsumsi (Kotler, 2002).

4. Promosi

Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang tidak kalah

pentingnya dengan produk, harga dan distribusi karena tanpa promosi barang

atau produk tidak akan dikenal oleh konsumen.

Menurut Kotler (2002), alat-alat promosi yaitu :

1. Periklanan

Periklanan berfungsi sebagai pencitraan suatu produk dengan

tujuan meningkatkan penjualan. Dilihat dari segi waktu dan biaya,

periklanan sangat efisien karena mampu menjangkau konsumen yang

tersebar secara geografis secara cepat dengan anggaran kecil untuk

mempromosikan suatu produk (iklan televisi). Periklanan memiliki

pengaruh atas penjualan suatu produk tetapi juga memupuk kepercayaan

konsumen bahwa merek yang diiklankan pasti menawarkan “nilai yang

baik”.

30

Ada tiga media iklan yang relatif baru yaitu adventorial adalah

iklan cetak yang menawarkan isi editorial, dimana rancangannya mirip

dengan isi surat kabar atau majalah sehingga sulit untuk dibedakan.

Infomercial adalah iklan TV yang tampak seperti acara televisi selama 30

menit yang mendemonstrasikan suatu produk. Konsumen dapat menelepon

dan memesan barang atau produk, oleh karena itu hasilnya langsung dapat

diukur. Banner adalah tanda kecil pada halaman web yang mengiklankan

suatu tawaran atau perusahan yang dapat dicapai dengan meng-klik banner

tersebut.

Sifat-sifat periklanan, sebagai berikut :

a) Presentasi umum : memperkenalkan suatu barang dimana barang

yang diiklankan terstandarisasi sehingga pesan yang ingin

disampaikan diterima dan konsumen mengerti apa yang akan

dibeli.

b) Tersebar luas : artinya mempunyai ukuran daya yang tersebar luas

sehingga memberikan nilai positif tentang ukuran, kekuatan dan

keberhasilan penjualan.

c) Ekspresi yang lebih kuat : promosi produk melalui cetakan, suara,

dan warna yang penuh seni bertujuan untuk mendramatisasi

perusahan.

d) Tidak bersifat pribadi artinya konsumen tidak diharuskan atau

diwajibkan untuk memperhatikan, menanggapi karena sifatnya

hanya monolog, bukan dialog.

31

2. Promosi Penjualan adalah penawaran suatu produk dengan efektivitas

waktu yang singkat. Misalnya kupon belanja, pajangan-pajangan di toko,

diskon.

3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Suatu perusahan cenderung kurang menggunakan hubungan

masyarakat, tetapi program hubungan masyarakat yang direncanakan

dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi yang lain

dapat menjadi efektif . Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas,

didasari oleh tiga sifat khusus yaitu :

a) Kredibilitas yang tinggi : berupa gambar dan cerita dimana berita

yang disampaikan lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca

dibandingkan iklan.

b) Kemampuan mendapatkan konsumen yang tidak dibidik

sebelumnya : hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak

calon pembeli atau konsumen yang biasanya selalu menghindari

wiraniaga dan iklan.

c) Dramatisasi : hubungan masyarakat yang memiliki kemampuan

mendramatisasi suatu produk atau perusahaan.

4. Penjualan Personal

Penjualan personal adalah alat promosi yang paling efektif biaya

pada tahap proses pembelian lebih lanjut, dengan tujuan untuk

membangun preferensi, keyakinan dan tindakan pembelian.

32

Tiga ciri khusus dari penjualan personal yaitu konfrontasi

personal, mempererat dan tanggapan.

5. Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung memiliki empat karakteristik, sebagai

berikut :

a). Nonpublik : pesan ditujukan kepada orang tertentu.

b). Disesuaikan : pesan disiapkan untuk menarik orang dituju.

c). Terbaru : pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat.

d). Interaktif : pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan

orang tersebut.

2.2 Konsep Penelitian

2.2.1 Konsep konsumsi garam beriodium di rumah tangga

Konsumsi garam beriodium adalah menggunakkan garam beriodium pada

setiap makanan yang dimasak dirumah dengan kuantitas banyak atau

sedikit dan di konsumsi setiap hari oleh seluruh anggota keluarga.

2.2.2 Konsep penyimpanan garam beriodium di rumah tangga

Suatu bentuk cara yang dipakai untuk menyimpoan garam beriodium di

rumah tangga baik dengan dimasukkan di dalam toples kaca atau masih

dalam kemasan plastik.

2.2.3 Konsep ketersediaan dan distribusi garam beriodium

Ketersediaan artinya tersedianya. Distribusi artinya proses penyaluran.

Ketersedian garam beriodium adalah tersedianya garam beriodium baik itu

33

di warung, pasar, rumah tangga maupun perusahan. Ketersediaan garam

beriodium yang dipengaruhi oleh aksesibilitas (terjangkau tempat) dan

faktor affordabilitas (terjangkau harga). Kemampuan membeli ibu rumah

tangga berkaitan dengan empat aspek pemasaran yaitu :

1. Produk adalah garam beriodium yang ada dirumah tangga, warung,

pasar baik dalam kemasan besar atau kecil.

2. Harga adalah nilai suatu barang. Harga garam iodium merupakan nilai

dari produk atau barang (garam iodium dalam kemasan).

3. Distribusi yaitu memasarkan atau menyalurkan. Distribusi garam

beriodium adalah pemasaran garam beriodium disuatu tempat seperti

warung, mini market, supermarket, pasar.

4. Promosi yaitu memperkenalkan suatu produk atau barang. Promosi

garam beriodium adalah memperkenalkan garam beriodium, baik

manfaat, cara penyimpanan dan keunggulan garam beriodium

dibandingkan dengan garam rakyat (garam kiloan).

2.2.4 Konsep Peran dan Keterlibatan faktor pendorong garam beriodium di

rumah tangga

1. Petugas kesehatan adalah petugas yang bekerja di puskesmas dan

Dinas Kesehatan meliputi petugas gizi di Dinkes atau petugas gizi

dimasing-masing wilayah kerja Puskesmas, perawat, bidan dan

dokter. Peran dari petugas kesehatan kesehatan yaitu memberikan

informasi tentang garam beriodium baik manfat dan dampak ke

masyarakat khususnya ibu rumah tangga.

34

2. Tokoh Masyarakat orang yang memiliki kedudukan atau posisi

penting di Desa seperti Kepala Desa, Kelian Adat.

Tokoh masyarakat yang ada di provinsi Bali berada didalam suatu

lingkungan yang disebut Desa Pakraman. Desa Pakraman di Bali

memiliki sebuah aturan adat atau lebih dikenal dengan sebutan awig-

awig berfungsi untuk mengatur kehidupan masyarakat adat dalam

wilayah desa pakraman diluar kehidupan desa dinas yang

berpedoman pada hukum nasional atau negara.

3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan bertindak sebagai pengatur,

memonitoring terjadinya distribusi barang atau produk yang beredar

di pasaran. Selain sebagai pengatur, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan bertugas sebagai pembina UKM (usaha kecil dan

menengah) di Kabupaten.

4. Pedagang bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa

melihat manfaat untuk kesehatan pembeli. Keterlibatan pedagang

disini dimaksudkan adalah sikap pedagang atau persepsi pedagang

dalam memfasilitasi atau menjual garam yang mengandung iodium.

2.2.5 Konsep Triangulasi Sumber merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

mengecek tentang kebenaran informasi atau data. Triangulasi sumber

merupakan salah satu dari triangulasi dimana pengecekan kebenaran data

langsung ke sumber informasi.

35

2.2 Landasan Teori

2.3.1 Teori Lawrence Green

Menurut Lawrence Green, kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua faktor dasar yaitu faktor perilaku dan faktor diluar

perilaku. Faktor perilaku yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan

faktor pendorong (Notoatmodjo, 2003).

1. Faktor predisposisi adalah faktor pencetus atau faktor yang membuat

keadaan lebih rentan. Adapun faktor predisposisi perilaku yaitu

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kemampuan, minat dan

lain-lain.

2. Faktor pendukung terwujud dengan dukungan dari lingkungan seperti

ketersediaan sarana prasarana.

3. Faktor pendorong artinya faktor–faktor yang menjadi referensi karena

yang menjadi faktor pendorong biasanya petugas kesehatan, tokoh

masyarakat, tokoh agama.

2.3.2 Teori Kurt Lewin

Teori Lewin tentang perilaku manusia. Lewin menjelaskan tentang

perilaku manusia dimana suatu perilaku dipengaruhi oleh kekuatan

pendorong dan kekuatan penahan yang saling mempengaruhi dan

seimbang (Notoatmodjo, 2003).

Kekuatan pendorong dan kekuatan penahan bisa berubah apabila ada

suatu rangsangan atau pengaruh dari luar yang akan mempengaruhi

keseimbangan perilaku seseorang dampaknya akan ada perubahan

36

perilaku seseorang. Dampak ketidak seimbangan kedua kekuatan tersebut

akan ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu :

1. Kekuatan pendorong meningkat

Meningkatnya kekuatan pendorong ini karena adanya rangsangan

atau stimulus dari luar seperti penyuluhan, informasi dari media baik

cetak maupun media elektronik. Contohnya masyarakat masih

banyak yang mengkonsumsi garam tanpa mengandung iodium.

Adanya penyuluhan garam beriodium tentang dampak atau akibat

tidak mengkonsumsi iodium sehingga masyarakat sadar betapa

pentingnya iodium itu. Dengan kesadaran pentingnya garam

beriodium maka masyarakat akan mengganti garam biasa dengan

garam yang mengandung iodium.

2. Kekuatan penahan menurun

Menurunnnya kekuatan penahan karena stimulus seperti penyuluhan

dan berbagai informasi. Misalkan dengan adanya penyuluhan garam

beriodium, membuat kekuatan penahannya melemah atau menurun

(adanya perubahan perilaku). Dengan mengetahui dampak tidak

mengkonsumsi garam beriodium sangat fatal untuk kesehatan dan

kecerdasan sehingga masyarakat dari tidak mengkonsumsi menjadi

mengkonsumsi garam beriodium (perubahan perilaku).

3. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun artinya

dengan adanya stimulus atau rangsangan maka akan ada perubahan

perilaku.

37

2.4 Model Penelitian

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.1 Model penelitian tentang konsumsi dan distribusi garam beriodium

di Desa Subamia Kabupaten Tabanan.

Faktor Predisposisi :

- Sikap ibu rumah tangga

( konsumsi, penyimpanan)

Faktor Pendukung :

- Ketersediaan garam beriodium

- Distribusi garam beriodium

Faktor Pendorong :

- Petugas kesehatan

- Tokoh masyarakat

- Petugas Disperindag

- Pedagang

Konsumsi Garam Beriodium

- Persepsi

- Pengetahuan

38

Model penelitian ini mengaplikasikan teori Lawrence Green untuk

mengetahui konsumsi dan distribusi garam beriodium di Desa Subamia. Sikap ibu

rumah tangga yang aktif dan tidak aktif sebagai kader merupakan faktor internal

yang diteliti. Faktor eksternal yang diteliti ada dua faktor yaitu faktor pendukung

seperti ketersediaan dan distribusi garam beriodium dan faktor pendorong seperti

keterlibatan petugas kesehatan, tokoh masyarakat, petugas Dinas Perindustrian

dan Perdagangan dan pedagang.