perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada … · ... captopril 12,5 mg, ... mg, hct 25 mg, dan...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS
INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Paulina Berliani
NIM : 068114120
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2010
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS
INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Paulina Berliani
NIM : 068114120
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Do what makes you happy
Be with who makes you smile
Laugh as much as you breathe
Love as long as you live
v
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN
ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK
TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi selama proses
pengerjaan skripsi. Namun berkat adanya dukungan, saran, dan bantuan dari berbagai
pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. Kepala Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, waktu, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.
vii
5. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.
6. Seluruh dokter jaga dan staf di Puskesmas Induk Tegalrejo atas informasi yang
diberikan selama pengambilan data.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, semangat,
bimbingan dan doa yang tiada henti untuk penulis.
8. Budi Arifianto ST yang telah memberikan bantuan dan dukungan, kasih sayang
dan cinta, air mata, canda tawa, dan buat ajaran hidupnya dalam mengatasi setiap
masalah.
9. Juwita dan Amelia, yang telah bekerja sama dalam menghadapi kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Anna, Ayem, Vero, Melia, Heny, dan teman-teman FKK 2006 lainnya yang tak
sempat disebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan bantuan dan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Mbak Lusi dan Lisa yang telah memberikan bantuan dalam lancarnya
penyelesaian skripsi.
12. Teman-teman kos yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi
ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah
mendukung untuk terwujudnya skripsi ini.
viii
ix
x
Intisari
Pola peresepan obat di puskesmas tergantung pada stok obat yang tersedia. Fakta pernah ditemukan 42% puskesmas pernah mengalami kekosongan obat. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil pasien, profil obat, serta mengamati apakah ada perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 meliputi jenis, jumlah dan dosis obat.
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, data dianalisis dengan paired t-test. Langkah penelitian meliputi perijinan penelitian, pengumpulan dan pencatatan data, dan analisis data dengan statistik.
Hasil penelitian menunjukkan pasien hipertensi terbanyak perempuan. Usia terbanyak kelompok umur 63-73 tahun. Golongan obat terbanyak antihipertensi. Uji statistik jumlah item obat hipertensi menunjukkan ada perbedaan. Jumlah unit amlodipin 5 mg, captopril 12,5 mg, captopril 25 mg, diltiazem 30 mg, furosemid 40 mg, HCT 25 mg, dan nifedipin 10 mg tidak ada perbedaan signifikan pada pola peresepan, sedangkan pada jumlah unit propanolol 10 mg dan propanolol 40 mg ada perbedaan. Dosis obat amlodipin 5 mg, captopril 12,5 mg, captopril 25 mg, diltiazem 30 mg, furosemid 40 mg, HCT 25 mg, nifedipin 10 mg, dan propanolol 10 mg menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan, sedangkan pada propanolol 40 mg ada perbedaan.
Kata kunci : puskesmas, peresepan obat, obat hipertensi
xi
Abstract
Patterns of drug prescribing in public health centre focused on the available drug stock. The facts that the public health centre had found 42% had experienced drug unavailability. The purpose of this research is to know the patient profile, drug profile, and observe whether there are differences in hypertension drug prescribing patterns patients from poor family in the first semester and second semester at Tegalrejo Main Public Health Centre, Yogyakarta in 2009.
The data were collected retrospectively, analyzed using paired t-test. Steps include the licensing of research studies, collecting and recording data, and analyzing statistical data.
Results showed patients with hypertension, most women. Age of majority in the group 63-73 years. Most classes are antihypertensive drug therapy. The statistical test showed the number of types of hypertension drugs there is a difference. The number of unit drugs that showed no difference is amlodipin, captopril 12,5mg, captopril 25mg, diltiazem, furosemid, HCT, and nifedipin, while that show there is a difference is propanolol 10mg and 40mg. Doses that showed no difference is amlodipin, captopril 12,5mg, captopril 25mg, diltiazem, furosemid, HCT, nifedipin, and propanolol 10mg, while that show there is a difference is propanolol 40mg.
Keywords: public health centre, drug prescription, hypertension drugs
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………..
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………..
PRAKATA …………………………………………………………………..
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………..
INTISARI ……………………………………………………………………
ABSTRACT …………………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...
BAB I PENGANTAR …………………………………………………...
A. Latar Belakang ……………………………………………………….
1. Perumusan masalah ..…………………………………………….
2. Keaslian penelitian ………………………………………………
3. Manfaat penelitian ……………………………………………….
B. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
1. Tujuan umum ……………………………………………………
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xi
xii
xiii
xvii
xix
xx
1
1
3
4
5
5
5
xiii
2. Tujuan khusus …………………………………………………...
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………………..
A. Peresepan Obat ………………………………………………………
B. Hipertensi …………………………………………………….……...
1. Definisi …………………………………………………………..
2. Etiologi ………………………………………………………….
3. Patofisiologi ………........………………………………………...
4. Manifestasi klinis ………………………………………………..
5. Diagnosis ………………………………………………..……….
6. Tujuan dan sasaran pengobatan …………………………………
7. Strategi terapi …………………………………………………...
8. Obat–obat antihipertensi ………………………………………
a. Diuretik …………………………………...………………….
b. ACE-Inhibitor …………………………...…………………...
c. Antagonis Ca …………………………...…………………....
d. β-blocker …………………………...…………………....…...
C. Anggaran Obat ………………………………………………………
D. Puskesmas ……………………………………………………………
E. Landasan Teori ………………………………………………………
F. Hipotesis ……………………………………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………..
5
6
7
9
9
10
11
12
12
13
13
15
15
16
17
17
18
19
20
22
23
xiv
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………...
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……………………….
C. Subjek Penelitian …………………………………………………….
D. Bahan Penelitian ……………………………………………………..
E. Tempat Penelitian ……………………………………………………
F. Tata Cara Penelitian ………………………………………..………...
G. Analisis Data …………………………………………………………
H. Kesulitan Penelitian ………………………………………………….
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….
A. Profil Pasien ………………………………………………………….
1. Karakteristik jenis kelamin pasien …………………………….....
2. Karakteristik umur pasien ……………………………………….
3. Kasus penyakit ……………………………………….…………..
B. Profil Obat …………………………………………………………...
C. Pola Peresepan ……………………………………………………….
1. Jenis obat hipertensi………………………………………….......
2. Jumlah unit obat hipertensi ………………………………………
3. Dosis obat hipertensi …………………………………………….
D. Rangkuman Pembahasan ……………………………………………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………..
A. Kesimpulan …………………………………………………………..
23
24
25
26
26
26
29
33
34
34
34
36
38
40
43
43
47
55
59
61
61
xv
B. Saran ………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
LAMPIRAN …………………………………………………………………
BIOGRAFI …………………………………………………………………..
62
63
66
131
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Tabel II.
Tabel III.
Tabel IV.
Tabel V.
Tabel VI.
Tabel VII.
Tabel VIII.
Tabel IX.
Tabel X.
Tabel XI.
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII untuk pasien berusia lebih
dari 18 tahun ......................................................................................
Tabel III. Klasifikasi Hipertensi ......................................................
Modifikasi Pola Hidup untuk Pasien Hipertensi menurut JNC-VII
tahun 2003 ........................................................................................
Jenis Obat Hipertensi .......................................................................
Sebaran Umur Pasien Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta 2009 ..............................................................................
Distribusi Jenis Kasus Penyakit Hipertensi di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
Distribusi Kasus Penyakit Komplikasi Hipertensi di Puskesmas
Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ....................................................
Distribusi Kasus Penyakit Penyerta Hipertensi di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
Penggolongan Obat yang Diresepkan pada pasien Hipertensi di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
Jumlah Item Obat Target Hipertensi dan Obat Non Target di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
Perbandingan Jumlah Item Antihipertensi di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
10
10
14
18
37
38
39
40
41
44
45
xvii
Tabel XII.
Tabel XIII
Tabel XIV
Tabel XV
Tabel XVI
Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi pada pasien Hipertensi di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
Perbandingan Jumlah Unit Antihipertensi di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
Perbandingan Rata-Rata Antihipertensi dalam Jumlah Unit di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
Dosis Rata-Rata per hari Antihipertensi di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ..............................................................
Perbandingan Frekuensi Rata–Rata per hari Antihipertensi di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 .................................
46
47
56
57
58
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Sebaran Jenis Kelamin Pasien Hipertensi pada Semester I dan
Semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ........
Jumlah Unit Pemakaian Amlodipin 5 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian Captopril 12,5 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian Captopril 25 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian Diltiazem 30 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian Furosemid 40 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian HCT 25 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian Nifedipin 10 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian Propanolol 10 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
Jumlah Unit Pemakaian Propanolol 40 mg di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009 ............................................................
35
48
49
50
50
51
52
53
54
55
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Data Penggunaan Obat Pasien Hipertensi pada Semester I dan
Semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta ...............
Uji Chi-Square Profil Jenis Kelamin Pasien …………………....
Uji Chi-Square Profil Umur Pasien ……………………………..
Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Item Obat
Hipertensi ……………………………..………………………...
Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Item Obat
Total ……………………………..………………………............
Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Unit Obat
Hipertensi ……………………………..………………………...
Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Dosis Obat
Hipertensi ……………………………..………………………...
Panduan Pengobatan Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta ……………………………..……………………….
Surat Ijin Penelitian untuk Dinas Perizinan Pemerintah Kota
Yogyakarta ……………………………………………………...
Surat Ijin Penelitian untuk Puskesmas …………………………
Komposisi Obat …………………………………………………
66
103
103
104
105
106
115
124
128
129
130
xx
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Hipertensi sering disebut sebagai "The Silent Killer", hanya 5-10% yang
diketahui secara pasti penyebabnya disebut sebagai hipertensi sekunder, sisanya
yang 90-95% disebut sebagai hipertensi primer. Menurut data WHO tahun 2000
menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang (26,4%) mengidap
hipertensi (Anonim, 2007). Menurut hasil survei Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007-2008, kejadian prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai
31,7% dari total penduduk dewasa (Susanto, 2010). Menurut laporan profil
kesehatan tahun 2000, hipertensi menyumbang 12,8% di Yogyakarta (Anonim,
2007). Di Puskesmas Induk Tegalrejo hipertensi termasuk dalam 5 besar penyakit
berdasarkan banyaknya jumlah penderita.
Puskesmas yang dikembangkan sejak tahun 1968 oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia agar masyarakat di pelosok tanah air dapat
mengakses pelayanan kesehatan, terutama pasien yang tergolong ekonomi
rendah/warga miskin. Masyarakat yang tergolong warga miskin memperoleh
Kartu Keluarga Miskin (Gakin) dari pemerintah yang merupakan kartu bebas
biaya berobat. Pasien Gakin yang bebas biaya pengobatan, seharusnya tetap
memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai, tetapi kenyataannya masih banyak
pasien Gakin yang tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang baik (Wijono,
1999), yang dapat dilihat dari pemberian resep obat dari item obat, jumlah obat,
2
dan dosis obat yang diberikan apakah sudah sesuai dengan penyakit yang diderita
atau disesuaikan dengan stok obat yang masih tersedia.
Obat sebagai salah satu unsur penting dalam upaya kesehatan, mulai dari
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan
harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Obat juga dapat
merugikan kesehatan bila digunakan secara tidak tepat. Permintaan atau
pengadaan obat merupakan suatu aspek yang harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan obat yang ada agar tidak terjadi kekurangan obat (Anonim, 2006),
maka pasien memperoleh obat bukan disesuaikan stok obat yang masih tersedia,
tetapi karena kebutuhan obat memang terpenuhi (tidak terjadi kekurangan obat),
sehingga pasien memperoleh obat yang tepat sesuai dengan panyakit yang
diderita. Peresepan obat dengan dosis yang kurang hanya akan memberikan efek
subterapi.
Pengkajian Sumber Daya Kesehatan (PSDK) bidang Farmasi menemukan
bahwa paling tidak 42% puskesmas pernah mengalami kekosongan obat (stock
out) selama periode pelayanan (Dwiprahasto, 2004). Ketidakcukupan obat-obatan
dapat disebabkan faktor perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
dan pencatatan obat yang belum tepat, belum efektif dan kurang efisien. Salah
satu prasyarat penting dari pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu adalah
tersedianya obat yang cukup, baik dalam hal jenis maupun jumlah setiap saat
diperlukan. Dengan terjaminnya ketersediaan obat, mudah untuk menjaga dosis
pemeliharaan untuk pasien (untuk pasien yang rutin berobat), sehingga pemberian
dosis pada obat yang sama tidak berbeda.
3
Berdasarkan hal tersebut, maka timbul pertanyaan mengenai peresepan
obat hipertensi pada pasien Gakin yang dibandingkan pada semester I dan
semester II akibat kekosongan obat, sehingga dilakukan penelitian tentang
PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN
GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS
INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 yang meliputi jenis obat
(item), jumlah obat (unit), dan dosis obat yang diresepkan. Tempat penelitian di
Puskesmas Induk Tegalrejo karena terletak di kota sehingga dapat mewakili pola
peresepan dan stok obat puskesmas kota. Sebagai puskesmas induk jumlah pasien
Gakin yang menderita hipertensi cukup banyak, sehingga dapat mewakili jumlah
pasien dalam penelitian ini. Pasien yang diteliti adalah pasien Gakin karena
mereka berobat dengan kartu keluarga miskin yang bebas biaya pengobatan,
sehingga kemungkinan dapat terjadi perbedaan peresepan obatnya. Anggaran obat
untuk gudang obat turun bulan April, sehingga tidak dapat diketahui secara pasti
tanggal berapa permintaan obat terpenuhi untuk Puskesmas Induk Tegalrejo
sendiri, sehingga data yang diambil dimulai dari bulan Mei 2009–Februari 2010.
Penelitian ini diharapkan dapat mewakili pola peresepan sebuah puskesmas
sebagai instansi pelayanan kesehatan yang layak bagi masyarakat.
1. Perumusan masalah
a. Seperti apakah profil pasien Gakin yang menerima obat hipertensi pada
semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun
2009 meliputi jenis kelamin, umur, dan kasus penyakit komplikasi dan
penyakit penyerta ?
4
b. Seperti apakah profil obat secara umum pada pasien Gakin yang menerima
obat hipertensi antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009 menurut golongan obat ?
c. Apakah ada perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin
antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta
tahun 2009 yang meliputi jenis obat (item), jumlah obat (unit), dan dosis obat
hipertensi ?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang sudah pernah dilakukan menyangkut terapi terhadap
pasien hipertensi diantaranya tercantum di bawah ini:
a. “Studi Literatur tentang Interaksi Obat Hipertensi Tanpa Komplikasi Penderita
Lanjut Usia pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode Januari-Desember 2001” oleh Theodorine (2001).
b. “Pola Pemberian Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Pakualaman Yogyakarta Periode Januari-Juni 2002” oleh Ismawati (2002).
c. “Profil Peresepan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Panti Rini Kalasan Yogyakarta Tahun 2004” oleh Prasetyo (2004).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya adalah penelitian ini lebih terfokus pada pola peresepan obat
hipertensi yang dibandingkan pada semester I dan semester II tahun 2009 yang
kemungkinan terkait dengan adanya stok obat dari Gudang Farmasi Kota
Yogyakarta dan bertempat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta. Dengan
demikian belum ditemukan penelitian yang sama terkait perbedaan pola peresepan
5
obat hipertensi pada pasien Gakin antara semester I dan semester II di Puskesmas
Induk Tegalrejo Yogyakarta pada tahun 2009 oleh peneliti lain.
3. Manfaat penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan
referensi guna mengetahui perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada
pasien Gakin antara semester I dan semester II yang meliputi jenis obat (item),
jumlah obat (unit), dan dosis obat hipertensi yang diresepkan.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih memperbaiki manajemen
pengelolaan obat termasuk penyediaan stok obat di puskesmas apabila terjadi
perbedaan peresepan obat hipertensi di puskesmas, serta meningkatkan
pelayanan peresepan obat yang rasional guna mencapai efek terapetik yang
diinginkan.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengamati perbedaan pola
peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin antara semester I dan semester II di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
6
a. Mengetahui profil pasien Gakin yang menerima obat hipertensi pada semester
I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009
meliputi jenis kelamin, umur, dan kasus penyakit komplikasi dan penyakit
penyerta.
b. Mengetahui profil obat secara umum pada pasien Gakin yang menerima obat
hipertensi antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta tahun 2009 menurut golongan obat.
c. Mengetahui ada tidaknya perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada
pasien Gakin antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta tahun 2009 yang meliputi jenis obat (item), jumlah obat (unit),
dan dosis obat hipertensi.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Peresepan Obat
Obat adalah bahan yang digunakan untuk mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit (Anief, 2006).
Definisi peresepan yang rasional tentang obat itu sendiri menurut WHO
(1993) adalah jika penderita mendapat obat-obatan sesuai dengan diagnosis
penyakitnya, dosis, dan lama pemakaian obat yang sesuai dengan kebutuhan
pasien, serta biaya yang serendah mungkin yang dikeluarkan pasien maupun
masyarakat untuk membeli obat.
Suatu pengobatan dikatakan rasional bila memenuhi beberapa kriteria
tertentu. Kriteria ini mungkin akan bervariasi tergantung interpretasi masing-
masing, tetapi paling tidak akan mencakup hal-hal berikut : ketepatan indikasi,
ketepatan pemilihan obat, ketepatan cara pemakaian dan dosis obat, ketepatan
penilaian terhadap kondisi pasien dan tindak lanjut efek pengobatan.
Ketepatan indikasi adalah obat yang diresepkan berdasarkan keadaan
medis pasien dan secara farmakologis terbukti menjadi pilihan terbaik bagi
pasien, sehingga penggunaan obat tersebut memang perlu dan terbukti dapat
memberikan efek terapetik yang diinginkan, karena hal ini akan menentukan
evaluasi terhadap hasil terapi (Anonim, 2009).
Pemilihan jenis obat harus memenuhi beberapa segi pertimbangan, yakni:
kemanfaatan dan keamanan obat sudah terbukti secara pasti, risiko dari
7
8
pengobatan dipilih yang paling kecil untuk pasien dan sesuai dengan manfaat
yang akan diperoleh, biaya obat paling sesuai untuk alternatif-alternatif obat
dengan manfaat dan keamanan yang sama dan paling terjangkau oleh pasien
(affordable), jenis obat yang paling mudah didapat (available), cara pemakaian
paling cocok dan paling mudah diikuti pasien, sedikit mungkin kombinasi obat
atau jumlah jenis obat (Anonim, 2009).
Cara pemakaian obat memerlukan pertimbangan farmakokinetika, yakni :
cara pemberian, besar dosis, frekuensi pemberian, dan lama pemberian, sampai ke
pemilihan cara pemakaian yang paling mudah diikuti oleh pasien dan paling aman
serta efektif untuk pasien. Juga perlu dipertimbangkan disini adalah kemungkinan
terjadinya interaksi bila diberikan obat lebih dari satu. Ketepatan pasien serta
penilaiannya mencakup pertimbangan tentang adanya kontraindikasi atau kondisi-
kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis secara individual, dan
keadaan yang merupakan faktor konsitusi terjadinya efek samping obat pada
penderita (Vance dan Millington, 1986).
Ketepatan pasien dapat diartikan pasien menerima obat dengan tidak ada
kontraindikasi dan tidak muncul efek samping. Obat dapat diberikan kepada
pasien jika tidak ada kontraindikasi, sedangkan untuk pemberian dosis pada
kebanyakan kasus dianjurkan dosis rendah terlebih dahulu. Penyesuaian dosis
perlu dilakukan pada pasien dengan penyakit ginjal atau hepar, pada pasien lanjut
usia, dan pada pasien yang mengalami obesitas (Santoso, 1996).
9
B. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah
arteri (blood pressure), yang menyebabkan risiko terhadap serangan stroke, gagal
jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Saseen dan Carter, 1999).
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala dan sampai pasien dinyatakan menderita hipertensi
kebanyakan pasien merasa sehat (Graham-Clake dan Hebron, 1999).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh dua angka, angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,
dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika
pada tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya (Anonim, 2003).
Join National Commite on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) VII mengklasifikasikan tekanan darah
untuk usia 18 tahun ke atas menjadi 4 yaitu tekanan darah normal, prehipertensi,
hipertensi tingkat 1, dan hipertensi tingkat 2. Pasien yang tekanan darahnya
berada dalam kategori prehipertensi memiliki risiko dua kali lebih besar untuk
10
terkena hipertensi dibanding dengan orang yang tekanan darahnya lebih rendah
(Chobanian dkk, 2003).
Tabel I. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII untuk pasien berusia lebih dari 18 tahun (Chobanian dkk, 2003)
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80 Prehipertensi 120-139 80-89 Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Hipertensi tingkat 2 ≥160 ≥100
Menurut Panduan Pengobatan Puskesmas (2009), klasifikasi hipertensi
sebagai berikut :
Tabel II. Klasifikasi Hipertensi (Anonim, 2009) Klas hipertensi
mmHg Modifikasi gaya
hidup Tanda ada penyakit
penyerta Dengan penyakit
penyerta Normal
Sistole <120 Diastole <80
Diperhatikan - -
Prehipertensi Sistole 120-139 Diastole 80-89
Perlu Tidak perlu OAH OAH untuk penyakit penyerta
Stage I Sistole 140-159 Diastole 90-95 Perlu
Tiazid, atau ACE Inhibitor, ARB, beta bloker, Ca antagonis
atau kombinasi
OAH untuk penyakit penyerta
Stage II Sistole ≥160
Diastole ≥100 Perlu
Kombinasi (Tiazid + ACE inhibitor /
ARB / beta bloker, Ca antagonis
OAH untuk penyakit penyerta
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer
(esensial) dan sekunder.
a. Hipertensi primer (esensial)
11
Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Penyebab dari
hipertensi ini tidak diketahui, tidak dapat disembuhkan, dan hanya dapat
dikontrol. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik dapat terlihat dari adanya riwayat penyakit
kardiovaskuler dari keluarga, dan dapat berupa sensitivitas terhadap natrium
dan kepekaan terhadap stress. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
hipertensi yaitu obesitas, konsumsi natrium yang berlebihan, dan merokok.
b. Hipertensi sekunder
Kurang lebih 10% pasien terkena hipertensi tipe ini. Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal),
penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat-obatan dan lain-lain (Saseen dan
Carter, 1999).
3. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE). ACE
memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati, kemudian oleh hormon
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memiliki peranan dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
utama.
Aksi pertama yaitu meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan
rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada
12
anak ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan keluar tubuh, sehingga menjadi
pekat dan tinggi osmolalitasnya. Akibatnya volume darah meningkat, yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi
sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal dengan sifat retensi garam dan air.
Jika renin yang dilepaskan berlebihan maka aldosteron yang dihasilkan akan
berlebihan sehingga retensi cairan meningkat. Akibatnya volume darah
meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah (Tanu, 1995).
Stress juga dapat meningkatkan tekanan darah karena stress dapat memacu
kerja saraf simpatis sehingga kontraktilitas otot jantung meningkat. Akibatnya
curah jantung meningkat. Apabila terjadi kelainan pada fungsi ginjal dimana
tubuh tidak mampu membuang sejumlah garam dan air maka terjadi peningkatan
retensi cairan dalam sirkulasi. Hal ini menyebabkan volume darah meningkat,
sehingga tekanan darah meningkat (Tjay dan Rahardja, 2002).
4. Manifestasi klinis
Hipertensi pada umumnya tidak memiliki gejala dan kebanyakan dari
pasien yang didiagnosis menderita hipertensi merasa sehat. Tanda utama
hipertensi adalah kenaikan tekanan darah. Manifestasi lain seperti kelelahan dan
sakit kepala hanya muncul pada beberapa orang saja (Graham-Clake dan Hebron,
1999).
5. Diagnosis
Menurut Joint National Commite VII diagnosis hipertensi ditegakkan
berdasarkan sekurang-kurangnya 2 kali pengukuran tekanan darah pada saat yang
13
berbeda. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila dari pengukuran berulang-ulang
tersebut diperoleh nilai rata-rata tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Diagnosis hipertensi boleh ditegakkan
berdasarkan sekali pengukuran bila tekanan darah sistolik ≥210 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥120mmHg (Setiawati dan Bustami, 1999).
6. Tujuan dan sasaran pengobatan
Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas kardiovaskular. Penurunan tekanan sistolik harus menjadi perhatian
utama, karena pada umumnya tekanan diastolik akan terkontrol bersamaan dengan
terkontrolnya tekanan sistolik. Target tekanan darah bila tanpa kelainan penyerta
adalah <140/90 mmHg, sedangkan pada pasien dengan DM atau gagal ginjal
kronis, tekanan darah harus diturunkan di bawah 130/80 mmHg (Syarif, 2007).
7. Strategi terapi
Strategi pengobatan hipertensi harus dimulai dengan perubahan gaya
hidup berupa diet rendah garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi
alkohol, aktifitas fisik yang teratur dan penurunan berat badan bagi pasien dengan
berat badan lebih. Selain dapat menurunkan tekanan darah, perubahan gaya hidup
juga terbukti meningkatkan efektivitas obat antihipertensi dan menurunkan risiko
kardiovaskular (Syarif, 2007).
Menurut WHO, penyakit hipertensi tidak tergantung pada usia. Hipertensi
dapat diturunkan dengan terapi tanpa obat (non-farmakoterapi) atau terapi dengan
obat (farmakoterapi). Terapi non farmakologi ditujukan untuk menurunkan
tekanan darah pasien dengan jalan memperbaiki pola hidup pasien, dapat
14
dilakukan dengan cara mengendalikan bobot badan, pembatasan masukan
natrium, mengurangi konsumsi alkohol, partisipasi dalam program olahraga, dan
tidak merokok. Modifikasi pola hidup terbukti dapat menurunkan tekanan darah,
dan menurunkan risiko kardiovaskular. Terapi farmakologik adalah terapi yang
dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Pengobatan dengan terapi
farmakologi baru dilakukan jika terapi non farmakologi tidak berhasil. Dengan
menambahkan antihipertensi tahapan pertama yaitu golongan obat diuretik, β
bloker, penghambat ACE, antagonis kalsium, dan α bloker.
Tabel III. Modifikasi Pola Hidup untuk Pasien Hipertensi menurut JNC-VII tahun 2003
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan Penurunan Tekanan Darah Sistolik
Penurunan berat badan
Menjaga berat badan normal BMI 18,5-24,9 kg/m2
5-20 mmHg/10 kg penurunan berat badan
Perubahan pola makan
Diet dengan mengkonsumsi banyak buah, sayuran, dan produk rendah lemak
8-14 mmHg
Diet pengurangan sodium
Mengurangi pemasukan sodium tidak > 100 mmol/hari (2.4 gr sodium atau 6 gr sodium klorid)
2-8 mmHg
Aktivitas fisik
Disarankan untuk aerobik ringan seperti jalan cepat (setidaknya 30 menit/hari)
4-9 mmHg
Pembatasan konsumsi alkohol
Batas konsumsi tidak lebih dari 2 minuman per hari (30 ml ethanol) pada pria dan tidak lebih dari 1 minuman per hari pada wanita
2-4 mmHg
15
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan obat antihipertensi antara
lain :
a. Derajat tingginya tekanan darah
Tekanan darah yang tinggi sekali memerlukan kombinasi beberapa obat
antihipertensi. Tekanan darah ringan dan sedang tanpa komplikasi dapat
disembuhkan dengan pengobatan rawat jalan.
b. Komplikasi yang mungkin telah terjadi atau penyakit penyerta
Pemilihan obat antihipertensi yang memperlihatkan tanda-tanda payah jantung
yaitu pemakaian obat diuretik dan penghambat Angiotensin Converting Enzym
(ACE). Penderita ini sudah memerlukan rawat inap di rumah sakit.
c. Faktor risiko yang sudah mungkin ada
Faktor risiko yang ada pada penderita perlu diperhatikan dengan baik. Obat
hipertensi berupa diuretik dosis besar cenderung memperberat dislipidemia dan
mempersulit pengendalian gula darah.
d. Usia penderita
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah penurunan tekanan darah yang tiba-
tiba dapat menimbulkan stroke (Djaafar, 2003).
8. Obat-obat antihipertensi
a. Diuretik
Obat antihipertensi golongan diuretik ini mempunyai khasiat antihipertensi
dengan efek yang meningkatkan ekskresi natrium, klorida, dan air, sehingga
mengurangi volume plasma dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan
curah jantung dan tekanan darah. Pemberian jangka panjang, volume plasma
16
kembali tetapi masih kira-kira 5% dibawah nilai sebelum pengobatan. Efek
proteksi kardiovaskular diuretik belum terkalahkan oleh obat lain sehingga
diuretik dianjurkan untuk sebagian besar kasus hipertensi ringan dan sedang.
Bahkan bila menggunakan kombinasi dua atau lebih antihipertensi, maka salah
satunya dianjurkan diuretik (Syarif, 2007).
b. ACE-inhibitor / Penghambat enzim konversi angiotensin
Golongan obat ini dapat mencegah pembentukan angiotensin, suatu
protein yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (konstriksi).
Mekanisme kerjanya dengan menghambat enzim yang mengubah angiotensin I
menjadi angiotensin II, sehingga pembentukan angiotensin II berkurang, terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi hormon aldosteron yang menyebabkan
terjadinya ekskresi natrium dan air, serta retensi kalium. ACE-inhibitor efektif
untuk terapi hipertensi ringan, sedang, dan berat. Beberapa obat hipertensi yang
digunakan untuk terapi hipertensi adalah captopril, enalapril, lisinopril, kuinapril,
fosinopril, ramipril, delapril, dan lain-lain.
Kombinasi dengan diuretik memberikan efek sinergistik (sekitar 85%
pasien tekanan darahnya terkendali dengan kombinasi ini). ACE-inhibitor terpilih
untuk hipertensi pada gagal jantung kongestif. Obat ini juga menunjukkan efek
positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga sangat baik
untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia, dan obesitas. Efek samping yang
mungkin ditimbulkan oleh obat ini adalah batuk kering, hipotensi, gagal ginjal
akut, dan proteinuria (Katzung, 1995).
17
c. Antagonis Ca
Antagonis Ca merupakan senyawa yang menghambat influks kalsium pada
sel otot polos pembuluh darah dan miokard, dengan memperkecil masuknya ion
kalsium ke dalam sel dengan saluran kalsium lambat. Beberapa contoh obat
golongan antagonis Ca adalah nifedipin, amlodipin, diltiazem, dan verapamil.
Kombinasi antagonis Ca dengan β-blocker sebaiknya dipilih antagonis yang
bersifat vaskuloselektif (dihidropiridin). Kombinasi antagonis Ca dengan ACE-
inhibitor atau α-bloker memberikan efek yang baik, tetapi antagonis Ca hanya
memberikan penambahan efek kecil jika ditambah dengan diuretik. Efek samping
yang dapat terjadi adalah iskemia miokard, edema perifer, bradiaritmia (Setiawati
dan Bustami, 1995).
d. Penyekat reseptor beta adrenergik (β-blocker)
Mekanisme kerja dari β-blocker yaitu dengan pengurangan denyut jantung
dan kontraktilitas miokard yang menyebabkan curah jantung berkurang, hambatan
pelepasan norepinefrin melalui hambatan reseptor β2 prasinapsi, hambatan sekresi
renin melaui hambatan reseptor β di ginjal dan efek sentral. Contoh obat golongan
ini adalah propanolol, pindolol, acebutolol, bisoprolol, timolol, penbutolol, dan
sotalol. Semua β-blocker dikontraindikasikan pada pasien dengan asma bronkial.
Kombinasi β-blocker (carvedilol dan bisoprolol) dengan ACE-inhibitor
bermanfaat untuk pengobatan gagal jantung. Efek samping dari β-blocker berupa
bronkospasme, rasa lelah, insomnia, hipertrigliseridemia (Katzung, 1995).
18
Menurut Panduan Pengobatan Puskesmas (2009), jenis obat hipertensi
sebagai berikut :
Tabel IV. Jenis Obat Hipertensi (Anonim, 2009) Nama Generik Dosis (mg) Frekuensi per hari
Amlodipin 5-10 1-2 Captopril 12,5-25 2-3 Diltiazem 30-60 3 Furosemid 40-80 1-2
HCT 12,5-25 1-2 Nifedipin 5-10 3
Propanolol 40-160 2-3
C. Anggaran Obat
Alokasi anggaran kesehatan didefinisikan sebagai pembiayaan kegiatan-
kegiatan dengan tujuan utama meningkatkan derajat kesehatan.
Obat merupakan salah satu interfensi kesehatan yang paling nyata dan
paling dirasakan oleh pasien yang berkunjung ke fasilitas kesehatan. Alokasi
anggaran kesehatan didefinisikan sebagai pembiayaan kegiatan-kegiatan dengan
tujuan utama meningkatkan derajat kesehatan. Undang-undang kesehatan No. 23
tahun 1992 mengatur berbagai definisi, pengelolaan obat, dan perbekalan
kesehatan yang lain seperti yang tertuang dalam pasal 61 yang berbunyi
perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan lainnya (sediaan farmasi
adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik). Pasal 61 ayat 1 memuat
pengelolaan perbekalan kesehatan, yaitu “pengelolaan perbekalan kesehatan
dilakukan agar dapat terpenuhinya kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan
serta perbekalan lainnya yang terjangkau masyarakat” (Thobari, 2008).
19
Sebesar 40% dari anggaran pembangunan kesehatan dipergunakan untuk
pengadaan obat. Ketersediaan obat sebagai unsur utama dalam pelayanan
kesehatan selain keterjangkauan, keamanan, mutu, dan manfaat, ketersediaan obat
terkait erat dengan pendanaan. Sebagai contoh anggaran belanja daerah di Kota
Yogyakarta untuk pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan dianggarkan
sejumlah Rp 4.501.699.500, yang digunakan untuk belanja bahan obat-obatan dan
suku cadang alat kesehatan (Anonim, 2008).
D. Puskesmas
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar
yang diperlukan setiap orang. Puskesmas adalah salah satu organisasi pelayanan
kesehatan yang pada dasarnya adalah organisasi jasa pelayanan umum. Oleh
karenanya, puskesmas sebagai pelayanan masyarakat perlu memiliki karakter
mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien, selain diharapkan
memberikan pelayanan medis yang bermutu (Wijono, 1999).
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan pemerintah, harus selalu
meningkatkan mutu pelayanannya agar tetap menjadi pilihan masyarakat,
termasuk dalam memberikan pelayanan pengobatan (Triwulaningsih, 2007).
Puskesmas sebagai pelayanan publik dirasakan kaku dan tidak inovatif,
akibatnya kepentingan masyarakat yang terus berkembang tidak mampu
diakomodasi. Hal ini menyebabkan upaya pengembangan yang dilakukan
puskesmas tidak dapat berjalan dengan efektif dan efisien, bahkan dapat
mengurangi pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat. Pengelolaan anggaran yang
20
tidak sesuai dengan tugas pokok puskesmas akan menyebabkan puskesmas tidak
dapat menyediakan pelayanan yang bermutu dan tidak dapat meningkatkan
kesejahteraan karyawan (Hartanto, 2009).
Pada kenyataannya puskesmas menjadi tempat yang terlalu demokratis
bagi kesehatan rakyat. Puskesmas hanya difasilitasi secara minimal oleh
pemerintah dengan kualitas pelayanan yang seadanya. Hal ini dapat dilihat dari
fasilitas penunjang alat-alat kesehatan yang sudah tidak valid untuk pelayanan
kesehatan, fasilitas penyediaan obat-obatan yang sangat terbatas bahkan terkesan
asal-asalan yang berimplikasi dengan memukul rata obat bagi setiap penyakit.
Akhirnya keberadaan puskesmas patut dipertanyakan sejalan dengan alokasi
anggaran kesehatan. Anggaran kesehatan merupakan anggaran terbesar kedua
untuk dinas disetiap daerah setelah anggaran pendidikan, namun tetap saja tidak
ada dampaknya (Suryani, 2008).
E. Landasan Teori
Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan yang menjadi ujung
tombak kepedulian pemerintah terhadap masyarakat kecil yaitu masyarakat yang
tergolong warga miskin (Gakin). Masyarakat yang tergolong warga miskin
memperoleh Kartu Keluarga Miskin dari pemerintah yang merupakan kartu bebas
biaya berobat. Biaya yang rendah dan terjangkau di puskesmas terkadang tidak
diimbangi dengan fasilitas pelayanan yang mendukung (apalagi yang berobat
dengan tanpa biaya). Salah satunya adalah ketersediaan obat yang cukup, baik
21
dalam hal jenis maupun jumlah setiap saat diperlukan. Persediaan obat untuk
puskesmas tergantung pada suplai gudang farmasi.
Peresepan yang kurang rasional yang sering terjadi di puskesmas
dikarenakan stok obat yang tersedia terbatas sehingga pasien memperoleh obat
yang tidak sesuai dengan penyakit yang diderita. Obat yang dipilih hendaknya
sesuai dengan tujuan terapi pasien hipertensi, tidak tergantung pada persediaan
stok obat di puskesmas, sehingga permintaan atau pengadaan obat merupakan
aspek penting yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan obat yang ada agar
tidak terjadi kekurangan obat.
Pengkajian Sumber Daya Kesehatan (PSDK) bidang Farmasi menemukan
bahwa paling tidak 42% puskesmas pernah mengalami kekosongan obat (stock
out) selama periode pelayanan (Dwiprahasto, 2004). Terjadinya kekosongan obat
terjadi pada bulan-bulan akhir. Masalah kekurangan obat dapat terjadi karena
faktor perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pencatatan
obat yang belum tepat, belum efektif, dan kurang efisien. Dengan demikian
diperlukan perbandingan untuk melihat perbedaan pola peresepan obat hipertensi
pada pasien Gakin antara semester I dan semester II di suatu puskesmas, karena
untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu puskesmas
tergantung pada ketersediaan obat yang cukup, sehingga puskesmas tersebut tidak
mengalami kehabisan obat dan tidak akan ada masalah dalam peresepan obat.
22
F. Hipotesis
Terdapat perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin
antara semester I dan semester II yang meliputi jenis obat (item), jumlah obat
(unit), dan dosis obat hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun
2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai Perbedaan Pola Peresepan Obat Hipertensi pada
Pasien Gakin antara Semester I dan Semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta tahun 2009 ini merupakan jenis penelitian observasional, karena
peneliti hanya melakukan pengamatan terhadap data yang telah ada tanpa
melakukan perlakuan terhadap subyek uji. Pengumpulan data dilakukan secara
retrospektif dari data terapi obat pasien yang sebelumnya telah diresepkan dan
tercatat pada data rekam medik pasien di Puskesmas Induk Tegalrejo tahun 2009.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik, yang memakai
sensus data semua pasien yang diberi obat hipertensi. Kemudian diuji
normalitasnya terlebih dahulu, dilanjutkan melihat perbedaannya dengan paired t-
test. Alasan digunakan uji ini karena membandingkan data yang diperoleh dari
semester I dan semester II peresepan obat hipertensi secara berpasangan pada tiap
bulan.
Berdasarkan setting tempat, penelitian ini termasuk penelitian lapangan.
Penelitian ini merupakan analitik, artinya dalam penelitian ini terdapat dua
kelompok yang dibandingkan yaitu semester I dan semester II, data yang
diperoleh dihitung secara analitik. Berdasarkan bidang ilmu penelitian, penelitian
ini merupakan penelitian klinis komunitas. Metode pengumpulan data dilakukan
23
24
dengan pencatatan data dalam lembar resep dan rekam medik pasien yang
dibandingkan antara semester I dengan semester II.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas (independent variable) : waktu peresepan yakni pada semester I
dan semester II.
b. Variabel tergantung (dependent variable) : pola peresepan yang meliputi jenis
obat (item), jumlah obat (unit), dosis obat yang diberikan.
2. Definisi operasional
a. Peresepan obat adalah pemberian obat atau kombinasi obat oleh dokter yang
ditulis pada kertas resep dengan mencantumkan nama obat, dosis, dan
banyaknya obat yang harus dikonsumsi pasien.
b. Pasien hipertensi adalah pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah
arteri, menjalani rawat jalan, dan berobat di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta.
c. Jenis obat (item) adalah setiap nama obat yang tercantum pada resep obat.
d. Jumlah obat (unit) adalah hitungan obat per butir tablet pada peresepan.
e. Obat target adalah obat yang termasuk obat hipertensi misalnya captopril,
nifedipin, amlodipin, diltiazem, propanolol, furosemid, HCT.
f. Obat non target adalah obat yang tidak termasuk dalam obat hipertensi.
g. Gakin adalah pasien warga miskin yang memperoleh bantuan dari pemerintah
untuk berobat tanpa biaya.
25
h. Dosis regimen obat adalah kekuatan tablet yang biasanya diukur dengan
milligram, mikrogram, atau milliliter, serta dapat mengukur frekuensi maupun
durasi penggunaan obat per hari.
i. Anggaran obat adalah stok obat yang tersedia di gudang obat yang sudah
direncanakan untuk jangka waktu tertentu.
j. Anggaran semester I adalah anggaran obat yang digunakan pada 5 bulan
pertama dimulai dari bulan dimana stok obat itu turun yakni Mei 2009 -
September 2009.
k. Anggaran semester II adalah anggaran obat yang digunakan pada 5 bulan
kedua, terhitung setelah anggaran 5 bulan pertama yakni Oktober 2009 -
Februari 2010.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian meliputi pasien yang menjalani rawat jalan di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009. Kriteria inklusi subjek
penelitian adalah pasien warga miskin yang menjalani rawat jalan di Puskesmas
Induk Tegalrejo Yogyakarta periode Mei 2009-Februari 2010, terdiagnosis
hipertensi. Kriteria eksklusi subjek penelitian adalah pasien warga miskin yang
terdiagnosis hipertensi namun tidak menerima obat hipertensi. Metode
pengambilan sampel dengan metode sensus yakni semua pasien dengan nama
yang berbeda setiap bulannya, jika ada nama yang sama dalam 1 bulan, maka
diambil nama dengan tanggal yang lebih awal. Maka besarnya sampel tidak
didasarkan pada rumus, akan tetapi sampel sesuai dengan jumlah pasien yang
berobat di puskesmas tersebut dan jumlahnya pun setiap bulannya tidak sama
26
karena tergantung pasien yang datang pada waktu yang ditentukan. Hasil dari
besar sampel yang akan dilibatkan dalam penelitian yang didapatkan sebagai
jumlah subjek uji pasien hipertensi sebanyak 382 pasien.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah buku register pasien warga
miskin, lembar catatan medik pasien, dan lembar resep obat pasien yang
menerima obat hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo pada semester I dan
semester II pada bulan Mei 2009-Februari 2010.
E. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bagian Pendaftaran, Bagian Pemeriksaan, dan
Bagian Pelayanan Obat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta untuk
pencatatan data yang diperlukan.
F. Tata Cara Penelitian
1. Tahap persiapan
Tahap ini dimulai dengan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian
dan pembuatan proposal penelitian. Kemudian melakukan perijinan penelitian
yang diawali dari pihak Universitas, perijinan pihak Dinas Kesehatan, kemudian
perijinan pihak Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta, serta laporan kepada
Walikota Yogyakarta.
2. Analisis situasi
27
a. Analisis situasi meliputi diskusi dengan pihak manajemen Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta mengenai peresepan obat, stok obat dan studi pustaka
yang berkaitan dengan penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun
teknis pelaksanaan dengan pihak puskesmas.
b. Penetapan kajian penelitian dan penetapan kriteria inklusi serta eksklusi untuk
menentukan subyek penelitian secara retrospektif selama Mei 2009-Februari
2010.
3. Pengumpulan data
Pengumpulan data diawali dengan cara pencatatan semua pasien (sensus)
yang daftar namanya telah tertulis di buku register pasien yang termasuk kriteria
inklusi. Dilanjutkan dengan mengeluarkan subjek uji yang termasuk kriteria
eksklusi. Kemudian mengelompokkan pasien pada semester I dan semester II
berdasarkan bulan pasien datang periksa. Data yang dicatat meliputi nomor indek
pasien, nama pasien, jenis kelamin, umur, dan diagnosis penyakit. Kemudian
dilanjutkan dengan pencatatan nama, dosis, jumlah, dan frekuensi obat dari
lembar resep obat yang bersangkutan dengan subjek penelitian. Diperlukan
melengkapi pencatatan data dengan melihat rekam medik pasien. Dari langkah
tersebut sudah didapatkan kumpulan dan catatan data, termasuk data jenis,
jumlah, dan dosis obat hipertensi. Semua data yang terkumpul ditabulasi meliputi
identitas pasien, diagnosis, terapi yang diberikan (jenis obat, jumlah obat, dan
dosis obat).
4. Wawancara
28
Wawancara secara spontan dilakukan kepada dokter yang sedang berjaga
sekilas mengenai kebiasaaan peresepan obat untuk pasien hipertensi.
5. Tahap penyelesaian
a. Pengolahan data
Pada tahap ini data sudah didapatkan dari tahap pengumpulan data.
Kemudian dilakukan pengolahan dari data yang sudah didapatkan. Data yang
terkumpul dilakukan analisa deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan secara retrospektif sehingga dapat diketahui peresepannya yang
meliputi jenis obat, jumlah obat, dan dosis obat untuk melihat pola peresepan pada
pasien yang bersangkutan kemudian dilihat perbedaan antara semester I dan
semester II yakni pada bulan Mei 2009-Februari 2010.
b. Evaluasi data
Statistik yang digunakan yaitu parametrik atau non parametrik ditentukan
oleh sebaran data. Bila parametrik menggunakan paired t-test dan bila non
parametrik menggunakan Wilcoxon. Sebaran data diuji normalitasnya dengan
Kolmogorov-Smirnov test karena sampel yang diuji lebih dari 50 (Dahlan, 2008).
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan perbedaan pola peresepan obat hipertensi pada
pasien Gakin dibandingkan pada semester I dan semester II berdasarkan uji
statistik dengan taraf kepercayaan 90%. Jika p<0,1 artinya berbeda bermakna,
sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.
29
G. Analisis Data
1. Persentase jenis kelamin antara semester I dan semester II, yang
dikelompokkan menjadi 2, yaitu pasien berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap
kelompok jenis kelamin dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus pasien yang
menggunakan obat hipertensi dikali 100%. Perlu uji statistik, untuk
mengetahui apakah jumlah jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan pada
semester I dan semester II berbeda bermakna atau tidak, taraf kepercayaan
yang digunakan adalah 90%. Uji yang digunakan adalah Chi-Square, bila
p<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak
bermakna.
2. Persentase umur antara semester I dan semester II, yang dikelompokkan
dengan rentang 10 tahun yaitu 19-29 tahun, 30-40 tahun, 41-51 tahun, 52-62
tahun, 63-73 tahun, 74-84 tahun dan 85-95 tahun. Dihitung dengan cara
menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok umur dibagi dengan jumlah
keseluruhan kasus penyakit hipertensi dikali 100%. Perlu uji statistik, untuk
mengetahui apakah jumlah umur antara semester I dan semester II berbeda
bermakna atau tidak, taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Uji yang
digunakan adalah Chi-Square, bila p<0,1 artinya berbeda bermakna,
sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.
3. Persentase jenis penyakit antara semester I dan semester II, dengan
membandingkan diagnosis hipertensi dengan penyakit penyerta dan
komplikasi. Kasus penderita hipertensi diklasifikasikan menjadi 4 golongan
30
jenis penyakit yang diderita oleh pasien hipertensi yaitu hipertensi tanpa
komplikasi tanpa penyakit penyerta, hipertensi dengan komplikasi, hipertensi
dengan penyakit penyerta, dan hipertensi dengan komplikasi dan penyakit
penyerta. Dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada masing-
masing golongan jenis penyakit dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang
menggunakan obat hipertensi dikali 100%.
4. Persentase penggolongan obat yang diresepkan pada pasien hipertensi.
Dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus tiap golongan obat dibagi
dengan jumlah pasien hipertensi dikali 100%.
5. Perbandingan antara jumlah item obat target hipertensi, obat non target dan
obat total pada tiap pasien antara semester I dan semester II. Dihitung dengan
cara menghitung jumlah item obat antara lain obat target, obat non target, dan
obat total dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang ada. Perlu uji
statistik, untuk mengetahui apakah jumlah item obat target dan jumlah jenis
obat total antara semester I dan semester II berbeda bermakna atau tidak,
terlebih dahulu diuji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test, taraf
kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Bila sebaran data normal digunakan
uji parametrik paired t-test sedangkan jika sebaran data tidak normal
digunakan uji Wilcoxon. Jika p<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila
p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.
6. Persentase jumlah jenis obat hipertensi pada semester I dan semester II.
Dihitung dengan cara menghitung jumlah obat hipertensi pada tiap jenis obat
dibagi dengan jumlah keseluruhan jenis obat hipertensi yang ada dikali 100%.
31
7. Persentase peresepan obat tunggal dan kombinasi pada pasien hipertensi
antara semester I dan semester II. Dihitung dengan cara menghitung jumlah
kasus antara lain obat tunggal dan kombinasi dibagi dengan jumlah
keseluruhan kasus yang ada dikali 100%.
8. Jumlah unit obat untuk masing-masing jenis obat pada tiap pasien antara
semester I dan semester II. Dihitung dengan cara menghitung jumlah unit obat
masing-masing jenis obat dibagi dengan jumlah pasien yang menggunakan
tiap jenis obat tersebut. Perlu uji statistik, untuk mengetahui apakah ada
perbedaan jumlah unit masing-masing obat hipertensi antara semester I dan
semester II, dengan taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Pengujian
normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test.
Bila sebaran data normal digunakan uji parametrik paired t-test sedangkan
jika sebaran data tidak normal digunakan uji Wilcoxon. Jika p<0,1 artinya
berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.
9. Jumlah unit pemakaian masing-masing jenis obat hipertensi dilihat menurut
jumlah pemakaian per bulannya pada tiap pasien antara semester I dan
semester II. Dihitung dengan menghitung jumlah unit masing-masing jenis
obat hipertensi per bulan pada tiap pasien antara semester I dan semester II
dibagi dengan jumlah pasien yang menggunakan masing-masing jenis obat
tersebut tiap bulan. Perlu uji statistik, untuk mengetahui apakah jumlah unit
pemakaian masing-masing jenis obat hipertensi dilihat menurut jumlah
pemakaian per bulannya pada tiap pasien antara semester I dan semester II
berbeda bermakna atau tidak, terlebih dahulu diuji normalitas dengan
32
Kolmogorov-Smirnov Test, taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%.
Bila sebaran data normal digunakan uji parametrik paired t-test sedangkan
jika sebaran data tidak normal digunakan uji non parametrik Wilcoxon. Jika
p<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak
bermakna.
10. Distribusi dosis obat antara semester I dan semester II, sehingga dapat
diketahui banyaknya pasien yang memperoleh dosis obat tertentu dari
beberapa obat hipertensi yang digunakan.
11. Perbandingan rata-rata jumlah pemberian untuk masing-masing jenis obat
pada semester I dan semester II. Dihitung dengan cara menghitung jumlah unit
obat masing-masing jenis obat dibagi dengan jumlah kasus tiap jenis obat.
12. Uji statistik, untuk mengetahui apakah ada perbedaan dosis masing-masing
obat hipertensi pada tiap pasien antara semester I dan semester II, dengan taraf
kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Pengujian normalitas data
dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Bila sebaran data
normal digunakan uji parametrik paired t-test sedangkan jika sebaran data
tidak normal digunakan uji Wilcoxon. Jika p<0,1 artinya berbeda bermakna,
sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.
13. Perbandingan rata-rata dosis penggunaan per hari obat hipertensi pada
semester I dan semester II. Dihitung dengan menghitung jumlah keseluruhan
pemakaian dosis masing-masing jenis obat dibagi jumlah kasus dari masing-
masing jenis obat tersebut.
33
14. Perbandingan rata-rata frekuensi penggunaan per hari obat hipertensi pada
semester I dan semester II. Dihitung dengan menghitung rata-rata dosis
penggunaan per hari obat hipertensi dibagi dengan dosis penggunaan masing-
masing jenis obatnya.
H. Kesulitan Penelitian
a. Sulitnya menemukan catatan status pasien karena data catatan medik untuk
satu keluarga ditulis dalam satu buku.
b. Waktu pengambilan data sangat terbatas karena harus menunggu dari jam
periksa di puskesmas habis sampai puskesmas tersebut tutup.
c. Resep obat yang disimpan sebagai arsip tidak semuanya lengkap karena ada
yang hilang resepnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian “Perbedaan Pola Peresepan Obat Hipertensi pada Pasien Gakin
antara Semester I dan Semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun
2009” ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pola peresepan obat
hipertensi pada pasien Gakin antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009. Pasien hipertensi yang dipilih adalah pasien yang
merupakan Gakin. Hasil dan pembahasan penelitian disajikan dalam 3 bagian yaitu
profil pasien hipertensi yang meliputi jenis kelamin, umur, kasus penyakit komplikasi
maupun penyakit penyerta; profil obat secara umum berdasarkan golongan obat; serta
peresepan obat hipertensi yang dibandingkan dari data kedua semester.
Jumlah pasien dengan penyakit hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta cukup tinggi, termasuk dalam 5 penyakit terbesar sepanjang tahun 2009.
Jumlah sampel keseluruhan ada 382 pasien, pada semester I berjumlah 180 pasien
dan pada semester II berjumlah 202 pasien.
A. Profil Pasien
1. Karakteristik jenis kelamin pasien
Banyak sumber yang menyatakan bahwa penyakit hipertensi lebih sering
terjadi pada wanita daripada laki-laki. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
tekanan darah secara reversibel yaitu :
34
35
a. Stress (ketegangan emosional) dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin (hormon stress), yang
bersifat vasokonstriktor.
b. Pil anti hamil yang mengandung hormon wanita estrogen yang bersifat retensi
garam dan air.
c. Kehamilan, hal ini disebabkan tekanan darah yang terjadi selama kehamilan.
d. Obesitas (berat badan berlebihan) yang dapat menyebabkan bertambahnya
volume darah dan perluasan sirkulasi (Tjay dan Rahardjo, 2002).
Faktor-faktor diatas sebagian besar dialami oleh wanita, sehingga wanita lebih
berisiko terserang penyakit hipertensi. Dari data yang saya peroleh lebih banyak
pasien wanita daripada yang laki-laki.
Gambar 1. Sebaran Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta 2009
Dari gambar 1, dapat diketahui bahwa persentase pasien laki-laki dan
perempuan dengan penyakit hipertensi terlihat berbeda, dengan persentase pasien
36
hipertensi perempuan lebih banyak daripada pasien hipertensi laki-laki. Pada
semester I pasien hipertensi laki-laki 28,9% sedangkan pasien hipertensi perempuan
71,1% (jumlah pasien hipertensi laki-laki sebanyak 52 pasien dan jumlah pasien
hipertensi perempuan sebanyak 128 pasien). Pada semester II pasien hipertensi laki-
laki 20,3% sedangkan pasien hipertensi perempuan 79,7% (jumlah pasien hipertensi
laki-laki sebanyak 41 pasien dan pasien hipertensi perempuan sebanyak 161 pasien).
Hasil analisis data yang membandingkan perbedaan profil jenis kelamin
pasien diperoleh nilai p=0,051 mempunyai nilai signifikansi <0,1 menunjukkan
bahwa jumlah jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan pada semester I dan
semester II berbeda bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
jumlah pasien laki-laki dan perempuan antara kedua semester.
2. Karakteristik umur pasien
Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang-orang yang berusia lebih
dari 40 tahun. Tekanan darah meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, akibat
pengerasan dinding pembuluh darah, sehingga elastisitas dinding pembuluh darah
berkurang, yang dapat mengakibatkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
dengan dinding pembuluh darah yang masih elastis. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa penyakit hipertensi dapat diderita oleh orang yang berusia lebih
muda. Hal ini bisa dikarenakan gaya hidup dan pola makan, seperti olahraga yang
tidak teratur serta lebih suka memilih jenis makanan yang cepat saji tanpa
mengutamakan gizi (Anonim, 2001).
37
Dari data yang diperoleh dapat diketahui jumlah pasien hipertensi yang
berusia 40 tahun keatas pada semester I sebesar 175 kasus, sedangkan pada semester
II sebesar 199 kasus. Pasien hipertensi yang tercatat di bawah 40 tahun pada semester
I sebanyak 5 pasien dan pada semester II sebanyak 3 pasien.
Berdasarkan data kelompok umur, usia terbanyak kasus hipertensi di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta pada semester I dan semester II adalah pada
kelompok umur 63-73 tahun, pada semester I sebanyak 69 kasus dengan persentase
38,3% sedangkan pada semester II sebanyak 63 kasus dengan persentase 31,2%.
Dalam penelitian ini tercatat usia termuda yang mengalami hipertensi adalah 19
tahun, sedangkan usia tertua yang mengalami hipertensi adalah 89 tahun.
Tabel V. Sebaran Umur Pasien Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009 ∑ Kasus Persentase (%) Kelompok
Umur (tahun) Semester I Semester II Semester I Semester II 19-29 1 1 0,5 0,5 30-40 6 4 3,3 2 41-51 26 30 14,4 14,8 52-62 51 60 28,3 29,7 63-73 69 63 38,3 31,2 74-84 23 41 13 20,3 85-95 4 3 2,2 1,5 Total 180 202 100 100
Hasil analisis data yang membandingkan profil umur pasien diperoleh nilai
p=0,464 mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan bahwa kelompok umur
pada semester I dan semester II berbeda tidak bermakna, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada sebaran umur antara semester I dan
38
semester II. Jika sebaran data berbeda tidak bermakna maka perbedaan pola
peresepan pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh umur pasien hipertensi.
3. Kasus penyakit
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan organ pada
jantung, otak, ginjal, dan mata. Penyakit penyerta kadang timbul bersamaan dengan
hipertensi dan dapat memperburuk kerusakan organ (Syarif, 2007).
Jumlah kasus hipertensi yang terjadi yaitu sebanyak 382 kasus di Puskesmas
Induk Tegalrejo Yogyakarta periode Mei 2009-Februari 2010. Kasus penderita
hipertensi diklasifikasikan menjadi 4 golongan jenis penyakit yang diderita oleh
pasien hipertensi yaitu hipertensi tanpa komplikasi tanpa penyakit penyerta,
hipertensi dengan komplikasi, hipertensi dengan penyakit penyerta, dan hipertensi
dengan komplikasi dan penyakit penyerta.
Tabel VI. Distribusi Jenis Kasus Penyakit Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Kasus Persentase (%) Jenis Penyakit Semester
I Semester
II Semester
I Semester
II Hipertensi tanpa komplikasi tanpa penyakit penyerta 34 28 18,9 13,8 Hipertensi dengan komplikasi 2 1 1,1 0,5 Hipertensi dengan penyakit penyerta 140 166 77,8 82,2 Hipertensi dengan komplikasi dan penyakit penyerta 4 7 2,2 3,5
Total 180 202 100 100
39
Dapat dilihat dari Tabel VI, kasus hipertensi pada semester I dan semester II
yang terbanyak persentasenya adalah hipertensi dengan penyakit penyerta yakni
77,8% dan 82,2%.
Tabel VII. Distribusi Kasus Penyakit Komplikasi Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Kasus Persentase (%) Komplikasi Hipertensi Semester I Semester II Semester I Semester II
CHF 6 8 3,3 3,9
Tabel VII menunjukkan penyakit komplikasi dari hipertensi yaitu hipertensi
dengan komplikasi gagal jantung kongestif (CHF). Hal tersebut dikarenakan
hipertensi muncul akibat tingginya tekanan darah yang dapat meningkatkan beban
kerja jantung (Syarif, 2007). Pada semester I sebesar 3,3% dan pada semester II
sebesar 3,9%.
Tabel VIII menunjukkan kasus hipertensi disertai penyakit penyerta dengan
persentase terbesar adalah dispepsia pada semester I dan DM pada semester II.
Kemungkinan dispepsia disebabkan karena iritasi lambung, sedangkan untuk DM
dapat disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat.
40
Tabel VIII. Distribusi Kasus Penyakit Penyerta Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Kasus Persentase (%) Penyakit Penyerta Semester I Semester II Semester I Semester II
Alergi 7 4 3,9 2,0 Demam 5 5 2,8 2,5 Diabetes Melitus 23 37 12,8 18,3 Dislipidemia 3 7 1,7 3,5 Dispepsia 27 15 15,0 7,4 Epilepsi 1 1 0,5 0,5 Gangguan Sistem Otot 16 19 8,9 9,4 Gastritis 1 0 0,5 0 Gout 3 7 1,7 3,5 Infeksi 3 0 1,7 0 Insomnia 20 27 11,1 13,4 ISK 2 0 1,1 0 ISPA 20 18 11,1 8,9 Kekurangan Kalsium 1 3 0,5 1,5 Osteoartritis 22 31 12,2 15,3 Reumatik 1 1 0,5 0,5 Rhinitis 6 1 3,3 0,5 Sakit Kepala 12 9 6,7 4,4 TBC 0 1 0 0,5 Ulkus duodenum 0 1 0 0,5 Vertigo 1 7 0,5 3,5
Total 174 194 96,7 96,1
B. Profil Obat
Obat yang paling banyak diresepkan dari keseluruhan obat adalah
antihipertensi karena sudah jelas semua pasien menderita hipertensi dengan
persentase kasus hipertensi sebesar 100%. Penggolongan obat pada Tabel IX
mengacu pada penggolongan obat menurut MIMS.
41
Tabel IX. Penggolongan Obat yang Diresepkan pada pasien Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Unit ∑ Kasus Persentase (%) Golongan obat S I S II S I S II S I S II
Sistem Kardiovaskular dan Hematopoietik (Antihipertensi)
2308 2234 286 278 100 100
1 Amlodipin 5 mg 298 410 54 74 19,0 26,6 2 Captopril 12,5 mg 416 710 42 71 14,7 25,5 3 Captopril 25 mg 913 596 80 57 27,9 20,5 4 Diltiazem 30 mg 142 203 17 23 5,9 8,3 5 Furosemid 40 mg 58 37 9 7 3,1 2,5 6 HCT 25 mg 387 133 71 24 24,8 8,6 7 Nifedipin 10 mg 5 12 1 2 0,4 0,7 8 Propanolol 10 mg 86 33 11 5 3,8 1,8 9 Propanolol 40 mg 3 100 1 15 0,3 5,4
Sistem Kardiovaskular dan Hematopoietik (Selain
Antihipertensi) 26 18 4 3 2,3 1,5
1 Digoxin 0,25 mg 20 18 3 3 1,7 1,5 2 Isosorbide Dinitrate 5 mg 6 0 1 0 0,6 0
Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier 145 124 18 17 10 8,4
1 Antasida 500 mg 99 41 11 6 6,1 3,0 2 Famotidine 20 mg 6 5 1 1 0,6 0,5 3 Simetidin 200 mg 40 78 6 10 3,3 4,9
Sistem Pernapasan 169 163 21 20 11,8 9,8 1 Ambroxol 30 mg 38 39 4 4 2,3 1,9 2 Aminofilin 200 mg 26 35 2 4 1,1 1,9 3 Bestocol ® 0 20 0 2 0 1,0 4 Dextromethorphan 15 mg 39 15 4 2 2,3 1,0 5 Efedrin 25 mg 0 5 0 1 0 0,5 6 GG 100 mg 20 9 2 1 1,1 0,5 7 OBH 100 ml 3 2 3 2 1,7 1,0 8 Salbutamol 2 mg 43 35 6 3 3,3 1,5 9 Tremenza® 0 3 0 1 0 0,5 Sistem Endokrin dan Metabolik 355 678 41 79 22,8 39,0
1 Glibenklamid 5 mg 113 242 15 35 8,3 17,3 2 Glimepirid 1 mg 0 10 0 1 0 0,5 3 Metformin 500 mg 222 363 23 32 12,8 15,8 4 Simvastatin 10 mg 15 53 2 9 1,1 4,4 5 Trolip 300 mg 5 10 1 2 0,6 1,0
42
Lanjutan Tabel IX
∑ Unit ∑ Kasus Persentase (%) Golongan obat S I S II S I S II S I S II Sistem Neuro-Muskular 840 935 118 140 65,9 69,3
1 Allopurinol 100 mg 29 53 4 7 2,3 3,5 2 Antalgin 500 mg 104 100 12 11 6,7 5,4 3 Aspilet 80 mg 48 22 8 4 4,4 1,9 4 Asam Mefenamat 500 mg 6 27 1 3 0,6 1,5 5 Betahistine 6 mg 6 44 1 8 0,6 4,0 6 Carbamazepin 200 mg 7 10 1 1 0,6 0,5 7 Diazepam 2 mg 142 186 26 36 14,4 17,8 8 Domperidone 10 mg 9 10 1 1 0,6 0,5 9 Dumolid® 5 0 1 0 0,6 0 10 Ibuprofen 200 mg 158 128 18 18 10 8,9 11 Kalium Diklofenak 25 mg 140 251 21 36 11,7 17,8 12 Meloksikam 10 mg 17 11 3 2 1,7 1,0 13 Natrium Diklofenak 25 mg 38 30 5 5 2,8 2,5 14 Parasetamol 500 mg 87 47 10 6 5,6 3,0 15 Piroksikam 10 mg 44 16 6 2 3,3 1,0
Hormon 110 57 11 7 6,1 3,4 1 Betamethasone 200 mg 6 0 1 0 0,6 0 2 Dexamethasone 15 mg 25 12 3 2 1,7 1,0 3 Methylprednisolone 4 mg 10 9 1 1 0,6 0,5 4 Prednisone 5 mg 69 36 6 4 3,3 1,9
Antibiotik 104 49 12 5 6,7 2,4 1 Amoxicillin 500 mg 77 39 8 4 4,4 1,9 2 Ciprofloxacin 500 mg 5 10 1 1 0,6 0,5 3 Doksisiklin 100 mg 10 0 2 0 1,1 0 4 Griseofulvin 12,5 mg 12 0 1 0 0,6 0
Kemoterapeutik Lain 0 18 0 1 0 0,5 1 2FDC 0 18 0 1 0 0,5
Mata 2 0 2 0 1,1 0 1 Kloramfenikol 250 mg 2 0 2 0 1,1 0
Dermatologi 2 1 2 1 1,1 0,5 1 Miconazole 2% 2 0 2 0 1,1 0 2 Salicyl Talk 20 mg 0 1 0 1 0 0,5
Alergi dan Sistem Imunitas 114 140 16 16 8,9 7,9 1 CTM 4 mg 84 128 9 13 5,0 6,4 2 Cetirizine 10 mg 30 12 7 3 3,9 1,5
43
Lanjutan Tabel IX
∑ Unit ∑ Kasus Persentase (%) Golongan obat S I S II S I S II S I S II Vitamin dan Mineral 598 634 78 85 43,5 41,9
1 Aspar K® 6 26 2 5 1,1 2,5 2 Becefort® 3 3 1 1 0,6 0,5 3 Biosanbe® 88 58 16 11 8,9 5,4 4 Dasabion® 17 0 2 0 1,1 0 5 Kalk® 5 20 1 3 0,6 1,5 6 Neurovit E® 13 3 3 1 1,7 0,5 7 Pehavral® 56 80 10 15 5,6 7,4 8 Vitamin B1 50 mg 116 90 11 9 6,1 4,4 9 Vitamin B6 10 mg 138 87 14 9 7,8 4,4 10 Vitamin Bcomplek 93 232 11 27 6,1 13,4 11 Vitamin C 50 mg 63 35 7 4 3,9 1,9 Keterangan : S I : semester I S II : semester II
Golongan obat terbanyak kedua adalah sistem neuro-muskular dengan
persentase jumlah kasus sebesar 65,9% pada semester I dan 69,3% pada semester II.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel VII.
C. Pola Peresepan
1. Jenis obat hipertensi
Perbandingan jumlah item obat target dan obat non target pada semester I dan
semester II dapat dilihat pada Tabel X. Obat target untuk tiap pasien pada semester I
jumlahnya lebih banyak daripada semester II, karena pada semester I pasien lebih
banyak mendapatkan obat hipertensi dengan 2 kombinasi obat, sedangkan pada
semester II pasien lebih banyak mendapatkan obat tunggal.
44
Tabel X. Jumlah Item Obat Target Hipertensi dan Obat Non Target di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Obat ∑ Pasien Jenis Obat S I (a) S II (b) S I (c) S II (d)
S I (a/c)
S II (b/d)
Obat Target 286 278 1,6 1,4 Obat Non Target 323 374 1,8 1,8 Obat Total 609 652
180 202 3,4 3,2
Keterangan : S I : semester I S II : semester II
Dilakukan uji statistik, untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah item
obat hipertensi dan jumlah item obat total antara semester I dan semester II. Untuk
data jumlah item obat hipertensi dan jumlah item obat total antara semester I dan
semester II, hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal.
Hasil perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah item obat hipertensi
(obat target) diperoleh nilai p=0,02 yang mempunyai nilai signifikansi <0,1
menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah item obat hipertensi antara semester I dan
semester II. Seperti yang sudah dijelaskan, karena pada semester I pasien lebih
banyak mendapatkan obat hipertensi dengan 2 kombinasi obat, sedangkan pada
semester II pasien lebih banyak mendapatkan obat tunggal, sehingga terjadi adanya
perbedaan jumlah jenis obat hipertensi antara semester I dan semester II.
Hasil perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah item obat total
diperoleh nilai p=0,221 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan dari jumlah item obat total antara semester I dan
semester II, sehingga jumlah item obat total tidak dipengaruhi stok obat yang tersedia
di puskesmas.
45
Perbandingan antar obat hipertensi tampak pada Tabel XI yang menunjukkan
banyaknya jumlah pemberian masing-masing obat yang diresepkan setiap obat pada
tiap semester. Obat yang banyak diresepkan pada semester I adalah captopril 25 mg
sebanyak 80 dengan persentase 27,9%; sedangkan pada semester II obat yang paling
banyak diresepkan adalah amlodipin sebanyak 74 dengan persentase 26,6%.
Tabel XI. Perbandingan Jumlah Item Antihipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Item Persentase (%) Nama Obat Semester I Semester II Semester I Semester II 1 Amlodipin 5 mg 54 74 19,0 26,6 2 Captopril 12,5 mg 42 71 14,7 25,5 3 Captopril 25 mg 80 57 27,9 20,5 4 Diltiazem 30 mg 17 23 5,9 8,3 5 Furosemid 40 mg 9 7 3,1 2,5 6 HCT 25 mg 71 24 24,8 8,6 7 Nifedipin 10 mg 1 2 0,4 0,7 8 Propanolol 10 mg 11 5 3,8 1,8 9 Propanolol 40 mg 1 15 0,3 5,4
Total 286 278 100 100
Pemberian obat-obat hipertensi ada yang diberikan secara kombinasi dalam
bentuk 2 atau lebih kombinasi obat. Kombinasi obat antihipertensi biasanya
dilakukan dengan menggabungkan 2 obat antihipertensi dari kelas yang berbeda,
yang bekerja secara bersinergi dengan saling memperkuat efek antihipertensinya,
serta mempunyai efek samping sesedikit mungkin (Rahardjo, 2001). Variasi jumlah
obat pada penderita hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta dapat
dilihat dari Tabel XII. Dilihat dari peresepan obat untuk pasien hipertensi yang paling
sering adalah kombinasi HCT 25 mg dengan captopril 25 mg pada semester I,
sedangkan pada semester II adalah obat tunggal yaitu captopril 12,5 mg.
46
Tabel XII. Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi pada pasien Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Pasien Persentase (%)Antihipertensi Oral dan Kombinasi S I S II S I S II Amlodipin 5 mg 11 27 6,1 13,4 Captopril 12,5 mg 23 40 12,7 19,8 Captopril 25 mg 25 31 13,8 15,3 Diltiazem 30 mg 6 15 3,3 7,4 Furosemid 40 mg 1 1 0,6 0,5 HCT 25 mg 13 4 7,2 2,0 Nifedipin 10 mg 1 2 0,6 1,0 Propanolol 10 mg 3 4 1,6 2,0 Propanolol 40 mg 0 6 0 2,9 Amlodipin 5 mg, Diltiazem 30 mg 4 4 2,2 2,0 Captopril 12,5 mg, Amlodipin 5 mg 4 20 2,2 9,9 Captopril 25 mg, Amlodipin 5 mg 16 15 8,9 7,4 Captopril 12,5 mg, Diltiazem 30 mg 0 3 0 1,5 Captopril 25 mg, Diltiazem 30 mg 4 1 2,2 0,5 Furosemid 40 mg, Amlodipin 5 mg 3 1 1,6 0,5 Furosemid 40 mg, Captopril 25 mg 5 3 2,8 1,5 Furosemid 40 mg, Propanolol 40 mg 0 1 0 0,5 HCT 25 mg, Amlodipin 5 mg 9 2 5,0 1,0 HCT 25 mg, Captopril 12,5 mg 11 7 6,1 3,5 HCT 25 mg, Captopril 25 mg 27 3 15,0 1,5 HCT 25 mg, Diltiazem 30 mg 1 0 0,6 0 Propanolol 10 mg, Amlodipin 5 mg 1 0 0,6 0 Propanolol 40 mg, Amlodipin 5 mg 1 2 0,6 1,0 Propanolol 10 mg, Captopril 25 mg 0 2 0 1,0 Propanolol 10 mg, Diltiazem 30 mg 1 0 0,6 0 Propanolol 10 mg, HCT 25 mg 1 0 0,6 0 Propanolol 40 mg, HCT 25 mg 0 5 0 2,4 Amlodipin 5 mg, HCT 25 mg, Propanolol 10 mg 1 0 0,6 0 Captopril12,5 mg , Amlodipin 5 mg, HCT 25 mg 2 0 1,1 0 Captopril 25 mg, Amlodipin 5 mg, HCT 25 mg 1 3 0,6 1,5 Captopril 12,5 mg , Propanolol 10 mg, HCT 25 mg 2 0 1,1 0 Captopril 25 mg, Propanolol 10 mg, HCT 25 mg 2 0 1,1 0 HCT 25 mg, Diltiazem 30 mg, Propanolol 10 mg 1 0 0,6 0
Total 180 202 100 100 Keterangan : S I : semester I
S II : semester II
47
2. Jumlah unit obat hipertensi
Tabel XIII memperlihatkan jumlah unit obat untuk masing-masing jenis obat
pada tiap pasien antara semester I dan semester II. Pemakaian jumlah unit obat
terbanyak adalah captopril 25 mg pada semester I maupun pada semester II.
Tabel XIII. Perbandingan Jumlah Unit Antihipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
∑ Unit obat Jenis Obat
Semester I Semester II Amlodipin 5 mg 5,6 5,5 Captopril 12,5 mg 9,8 10,1 Captopril 25 mg 11,4 10,3 Diltiazem 30 mg 8,3 8,8 Furosemid 40 mg 6,4 5,3 HCT 25 mg 5,4 5,5 Nifedipin 10 mg 5 6 Propanolol 10 mg 7,8 6,6 Propanolol 40 mg 3 6,6
Jika jumlah unit pemakaian obat hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo
Yogyakarta dilihat menurut jumlah pemakaian per bulannya pada tiap pasien dan
kemudian dilakukan uji statistik, untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah unit
pemakaian masing-masing obat hipertensi pada tiap pasien antara semester I dan
semester II, dapat diketahui dari penjelasan dibawah ini.
48
a. Amlodipin 5 mg
Pada gambar 2, dapat diketahui bahwa pada bulan 1, 2, 4, dan 5 pemakaian
obat lebih banyak pada semester I. Untuk bulan 3 jumlah pemakaiannya lebih banyak
pada semester II.
Gambar 2. Jumlah Unit Pemakaian Amlodipin 5 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian amlodipin 5
mg diperoleh nilai p=0,779 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari jumlah unit pemakaian amlodipin 5 mg
antara semester I dan semester II, sehingga jumlah unit pemakaian obat amlodipin 5
mg tidak dipengaruhi stok obat yang tersedia di puskesmas.
b. Captopril 12,5 mg
Pada gambar 3, dapat diketahui bahwa bulan 1 pemakaian lebih banyak pada
semester II, sedangkan pada bulan 5 pemakaian lebih banyak semester I.
49
Gambar 3. Jumlah Unit Pemakaian Captopril 12,5 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian captopril 12,5
mg diperoleh nilai p=0,854 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari jumlah unit pemakaian captopril 12,5 mg
antara semester I dan semester II, sehingga jumlah unit pemakaian obat captopril 12,5
mg tidak dipengaruhi stok obat yang tersedia di puskesmas.
c. Captopril 25 mg
Pada gambar 4, dapat diketahui bahwa pada bulan 1, 2, dan 4 jumlah
pemakaian lebih banyak pada semester I, sedangkan pada bulan 5 jumlah pemakaian
lebih banyak semester II.
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian captopril 25
mg diperoleh nilai p=0,315 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari jumlah unit pemakaian captopril 25 mg
50
antara semester I dan semester II, sehingga jumlah unit pemakaian obat captopril 25
mg tidak dipengaruhi stok obat yang tersedia di puskesmas.
Gambar 4. Jumlah Unit Pemakaian Captopril 25 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
d. Diltiazem 30 mg
Pada gambar 5, dapat diketahui bahwa pada bulan 3, 4, dan 5 jumlah
pemakaian obat lebih banyak pada semester II, sedangkan pada bulan 2
pemakaiannya lebih banyak pada semester I.
Gambar 5. Jumlah Unit Pemakaian Diltiazem 30 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
51
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian diltiazem 30
mg diperoleh nilai p=0,981 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari jumlah unit pemakaian diltiazem 30 mg
antara semester I dan semester II, sehingga jumlah unit pemakaian obat diltiazem 30
mg tidak dipengaruhi stok obat yang tersedia di puskesmas.
e. Furosemid 40 mg
Pada gambar 6, dapat diketahui bahwa pada bulan 1 dan 3 jumlah pemakaian
obat lebih banyak pada semester II, sedangkan pada bulan 2, 4, dan 5 jumlah
pemakaian obat lebih banyak pada semester I.
Gambar 6. Jumlah Unit Pemakaian Furosemid 40 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian furosemid 40
mg diperoleh nilai p=0,665 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan
52
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari jumlah unit pemakaian furosemid 40 mg
antara semester I dan semester II, sehingga jumlah unit pemakaian obat furosemid 40
mg tidak dipengaruhi stok obat yang tersedia di puskesmas.
f. HCT (Hydrochlorothiazide) 25 mg
Pada gambar 7, dapat diketahui bahwa pada bulan 1 dan 3 pemakaian lebih
banyak pada semester II, sedangkan pada bulan 4 dan 5 pemakaiannya lebih banyak
pada semester I.
Gambar 7. Jumlah Unit Pemakaian HCT 25 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian HCT 25 mg
diperoleh nilai p=0,855 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan signifikan dari jumlah unit pemakaian HCT 25 mg antara
semester I dan semester II, sehingga jumlah unit pemakaian obat HCT 25 mg tidak
dipengaruhi stok obat yang tersedia di puskesmas.
53
g. Nifedipin 10 mg
Pada gambar 8, dapat diketahui bahwa pada semester I pemakaian nifedipin
hanya pada bulan 2, sedangkan pada semester II pemakaian obat nifedipin hanya
pada bulan 1 dan 4.
Gambar 8. Jumlah Unit Pemakaian Nifedipin 10 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian nifedipin 10
mg diperoleh nilai p=0,544 yang mempunyai nilai signifikansi >0,1 menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari jumlah unit pemakaian nifedipin 10 mg
antara semester I dan semester II, sehingga jumlah unit pemakaian obat nifedipin 10
mg tidak dipengaruhi stok obat yang tersedia di puskesmas.
h. Propanolol 10 mg
Pada gambar 9, dapat diketahui bahwa pada bulan 1 jumlah pemakaian lebih
banyak pada semester I, sedangkan untuk bulan 3, 4, dan 5 pada semester II tidak ada
54
pemakaian propanolol 10 mg. Kemungkinan pada bulan 3, 4, 5 pasien mendapatkan
resep dengan obat propanolol 40 mg karena di Puskesmas Induk Tegalrejo digunakan
propanolol dengan 2 macam dosis yaitu propanolol 10 mg dan propanolol 40 mg.
Gambar 9. Jumlah Unit Pemakaian Propanolol 10 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian propanolol 10
mg diperoleh nilai p=0,042 yang mempunyai nilai signifikansi <0,1 menunjukkan
bahwa ada perbedaan jumlah unit pemakaian propanolol 10 mg antara semester I dan
semester II.
i. Propanolol 40 mg
Pada gambar 10, dapat diketahui bahwa pemakaian propanolol 40 mg pada
semester I hanya terdapat pada bulan 2. Di Puskesmas Induk Tegalrejo digunakan
propanolol dengan 2 macam dosis yaitu propanolol 10 mg dan propanolol 40 mg, jadi
kemungkinan pada semester I bulan 1, 3, 4, dan 5 pasien mendapatkan resep dengan
obat propanolol 10 mg.
55
Gambar 10. Jumlah Unit Pemakaian Propanolol 40 mg di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil
perhitungan statistik untuk uji signifikansi dari jumlah unit pemakaian propanolol 40
mg diperoleh nilai p=0,002 yang mempunyai nilai signifikansi <0,1 menunjukkan
bahwa ada perbedaan jumlah unit pemakaian propanolol 40 mg antara semester I dan
semester II.
3. Dosis obat hipertensi
Pada penelitian ini akan dibahas juga mengenai aturan umum dosis yang dapat
dilihat dari kekuatan obatnya (strengh), durasi pemakaian (dari jumlah unit obat), dan
frekuensi pemakaian obat hipertensi. Obat hipertensi yang tersedia untuk diresepkan
di Puskesmas Induk Tegalrejo antara lain amlodipin 5 mg, captopril 12,5 mg;
captopril 25 mg; diltiazem 30 mg; furosemid 40 mg; HCT 25 mg; nifedipin 10 mg,
propanolol 10 mg, dan propanolol 40 mg. Pada semester I penggunaan obat terbanyak
pada obat captopril 25 mg sedangkan pada semester II pada obat amlodipin 5 mg.
56
Dosis maksimum captopril 50 mg 2 kali sehari. Dosis awal 12,5 mg 2 kali
sehari dan dosis pemeliharaan 25 mg 2 kali sehari. Rentang dosis untuk penggunaan
amlodipin adalah 5-10 mg. Dosis HCT adalah 12,5-25 mg (1-2x/hari). Rentang dosis
propanolol adalah 40-160 mg/hari. Dosis untuk penggunaan diltiazem adalah 30 mg 3
kali sehari berangsur-angsur dinaikkan 60 mg 3-4 kali sehari. Rentang dosis untuk
penggunaan furosemid adalah 40-80 mg/hari. Rentang dosis untuk penggunaan
nifedipin adalah 5-10 mg (Mardoyo, 2009). Pada kedua semester tidak ada frekuensi
pemakaian yang melebihi dosis maksimal maupun di bawah dosis minimal, kecuali
pada propanolol 10 mg yang pemakaiannya dibawah dosis minimal.
Tabel XIV. Perbandingan Rata-Rata Antihipertensi dalam Jumlah Unit di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Rata-rata pemberian jumlah
unit obat Jenis Obat Semester I Semester II
Amlodipin 5 mg 5,6 5,5 Captopril 12,5 mg 9,8 10,1 Captopril 25 mg 11,4 10,3 Diltiazem 30 mg 8,3 8,8 Furosemid 40 mg 6,4 5,3 HCT 25 mg 5,4 5,5 Nifedipin 10 mg 5 6 Propanolol 10 mg 7,8 6,6 Propanolol 40 mg 3 6,6
Durasi pemakaian obat dapat dilihat dari jumlah unit obat hipertensi yang
diresepkan untuk pasien hipertensi. Pada Tabel XIV, dapat diketahui rata-rata jumlah
57
pemberian obat hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta. Durasi rata-rata
terbanyak pada kedua semester adalah pada captopril 25 mg.
Tabel XV. Dosis Rata-Rata per hari Antihipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Rata-rata dosis penggunaan (mg) Jenis Obat Semester I Semester II
Amlodipin 5 mg 4,9 4,8 Captopril 12,5 mg 23,2 23 Captopril 25 mg 53,4 50 Diltiazem 30 mg 44,1 56,1 Furosemid 40 mg 37.8 34.3 HCT 25 mg 24,4 24,5 Nifedipin 10 mg 10 10 Propanolol 10 mg 23.6 26 Propanolol 40 mg 40 58,7
Pada Tabel XV dapat diketahui rata-rata dosis pemakaian per hari yang
diresepkan pada tiap pasien untuk obat hipertensi. Untuk captopril 25 mg, diltiazem
30 mg, propanolol 10 mg dan 40 mg, dan furosemid 40 mg terlihat rata-rata dosis
penggunaannya yang jauh berbeda antara kedua semester.
Pengujian data dilanjutkan secara statistik, untuk semua obat hipertensi hasil
uji normalitas diperoleh bahwa sebaran data berdistribusi normal. Hasil perhitungan
statistik diperoleh nilai p untuk amlodipin 5 mg = 0,793; captopril 12,5 mg = 0,942;
captopril 25 mg = 0,302; diltiazem 30 mg = 0,919; furosemid 40 mg = 0,637; HCT 25
mg = 0,240; nifedipin 10 mg = 0,621; propanolol 10 mg = 0,100; dan propanolol 40
mg = 0,013. Hasil yang menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dari dosis
pemakaian obat hipertensi antara semester I dan semester II adalah pada amlodipin 5
58
mg, captopril 12,5 mg, captopril 25 mg, diltiazem 30 mg, furosemid 40 mg, HCT 25
mg, nifedipin 10 mg dan propanolol 10 mg, sedangkan yang menunjukkan ada
perbedaan adalah propanolol 40 mg.
Tabel XVI. Perbandingan Frekuensi Rata-Rata per hari Antihipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta 2009
Rata-rata frekuensi penggunaan Jenis Obat Semester I Semester II
Amlodipin 5 mg 1 1 Captopril 12,5 mg 1,8 1,8 Captopril 25 mg 2,1 2 Diltiazem 30 mg 1,5 1,9 Furosemid 40 mg 0,9 0.8 HCT 25 mg 1 1 Nifedipin 10 mg 1 1 Propanolol 10 mg 2,4 2,6 Propanolol 40 mg 1 1,5
Pada Tabel XVI dapat diketahui rata-rata frekuensi penggunaan per hari tiap
pasien pada semester I dan semester II. Untuk amlodipin 5 mg, captopril 12,5 mg,
HCT dan nifedipin terlihat rata-rata frekuensi yang sama pada kedua semester.
Berdasarkan Standar Panduan Pengobatan Puskesmas (2009), frekuensi dosis per hari
amlodipin 1-2 kali, captopril 2-3 kali, diltiazem 3 kali, furosemid 1-2 kali, HCT 1-2
kali, nifedipin 3 kali, dan propanolol 2-3 kali. Pada penelitian ini penggunaan
amlodipin, captopril, diltiazem, furosemid, HCT, nifedipin, dan propanolol pada
beberapa pasien masih ada yang tidak sesuai karena terdapat data penggunaan
frekuensi dosis per hari ada yang 1 kali setengah dari dosis obat yang diberikan.
Selain obat amlodipin dan furosemid juga terdapat data penggunaan obat 1 kali
sehari.
59
D. Rangkuman Pembahasan
Profil pasien hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009
berdasarkan jenis kelamin yaitu pasien hipertensi terbanyak yaitu perempuan pada
semester I sebesar 71,1% dan semester II sebesar 79,7%. Hasil analisis data secara
statistik diperoleh nilai p=0,051 menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah pasien
laki-laki dan perempuan antara kedua semester. Berdasarkan kelompok umur, usia
terbanyak pada kelompok umur 63-73 tahun pada semester I sebesar 38,3% dan
semester II sebesar 31,2%. Profil pasien berdasarkan jenis penyakitnya yang paling
banyak adalah hipertensi dengan penyakit penyerta yakni 77,8% pada semester I dan
82,2% pada semester II. Hasil analisis data secara statistik diperoleh nilai p=0,464
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada sebaran umur antara
semester I dan semester II. Jika sebaran data berbeda tidak bermakna maka perbedaan
pola peresepan pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh umur pasien hipertensi.
Profil obat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2009
menunjukkan golongan obat terbanyak adalah antihipertensi dengan persentase kasus
hipertensi sebesar 100%. Golongan obat terbanyak kedua adalah sistem neuro-
muskular dengan persentase jumlah kasus sebesar 65,9% pada semester I dan 69,3%
pada semester II.
Hasil analisis data secara statistik dari jumlah item obat hipertensi antara
semester I dan semester II diperoleh nilai p=0,02 menunjukkan bahwa ada perbedaan
jumlah item obat hipertensi antara semester I dan semester II, sedangkan uji statistik
60
dari jumlah item obat total antara semester I dan semester II diperoleh nilai p=0,221
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada jumlah item obat total
antara semester I dan semester II.
Obat yang banyak diresepkan pada semester I adalah captopril 25 mg
sebanyak 80 kasus dengan persentase 27,9%; sedangkan pada semester II adalah
amlodipin sebanyak 74 kasus dengan persentase 26,6%. Untuk variasi pemberian
obat terbanyak pada semester I adalah kombinasi HCT 25 mg dengan captopril 25 mg
sebesar 15%, sedangkan pada semester II adalah obat tunggal yaitu captopril 12,5 mg
sebesar 19,8%.
Hasil analisis data secara statistik dari jumlah unit pemakaian obat hipertensi
antara semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta, yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan adalah amlodipin 5 mg, captopril
12,5 mg, captopril 25 mg, diltiazem 30 mg, furosemid 40 mg, HCT 25 mg, dan
nifedipin 10 mg, sedangkan yang menunjukan ada perbedaan adalah propanolol 10
mg dan propanolol 40 mg.
Hasil analisis data secara statistik dari dosis pemakaian obat hipertensi antara
semester I dan semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan adalah amlodipin 5 mg, captopril
12,5 mg, captopril 25 mg, diltiazem 30 mg, furosemid 40 mg, HCT 25 mg, nifedipin
10 mg, dan propanolol 10 mg, sedangkan yang menunjukan ada perbedaan adalah
propanolol 40 mg.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Profil pasien menunjukkan pasien hipertensi terbanyak adalah perempuan pada
semester I (71,1%) dan semester II (79,7%); usia terbanyak rentang umur 63–
73 tahun pada semester I (38,3%) dan semester II (31,2%); jenis penyakit
terbanyak adalah hipertensi dengan penyakit penyerta pada semester I (77,8%)
dan semester II (82,2%).
2. Profil obat menunjukkan golongan obat terbanyak adalah antihipertensi yaitu
sebesar 100%.
3. Pola peresepan obat hipertensi menunjukkan :
a. Ada perbedaan pola peresepan pada jumlah item obat hipertensi.
b. Jumlah unit amlodipin 5 mg; captopril 12,5 mg; captopril 25 mg; diltiazem 30
mg; furosemid 40 mg; HCT 25 mg; dan nifedipin 10 mg tidak ada perbedaan
signifikan pada pola peresepan antara kedua semester. Perbedaan pola
peresepan antara kedua semester pada jumlah unit propanolol 10 mg dan
propanolol 40 mg.
c. Dosis obat pada amlodipin 5 mg; captopril 12,5 mg; captopril 25 mg;
diltiazem 30 mg; furosemid 40 mg; HCT 25 mg; nifedipin 10 mg; dan
propanolol 10 mg tidak ada perbedaan signifikan pada pola peresepan antara
kedua semester. Perbedaan pola peresepan antara kedua semester pada dosis
obat propanolol 40 mg.
61
62
B. Saran
1. Saran untuk peneliti lain:
a. Dilakukan penelitian serupa pada pasien hipertensi di Puskesmas Induk
Tegalrejo Yogyakarta menggunakan metode yang berbeda yaitu dengan
membandingkan pola peresepan obat hipertensi pada pasien Gakin dan non-
Gakin pada pasien hipertensi di Puskesmas terkait.
b. Dilakukan penelitian serupa pada puskesmas yang berada di daerah pinggiran
kota untuk membandingkan perbedaan pola peresepan dengan stok obat yang
kemungkinan masih sangat kurang (tidak diutamakan seperti puskesmas kota).
2. Saran untuk Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta:
a. Diperlukan adanya perbaikan dalam data pasien masuk pada buku register dan
penulisan diagnosis serta obat yang diresepkan secara lengkap pada buku
catatan medik pasien dengan rapi dan sistematis. Untuk buku catatan medik
pasien diharapkan satu buku hanya untuk satu orang, bukan untuk satu
keluarga, untuk meghindari kesalahan pendataan demi keberhasilan
pengobatan.
b. Dalam peresepan obat hipertensi hendaknya mengacu pada standar
pengobatan hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Anief, 2006, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, 10-13, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta Anonim, 2000, Informatorium Obat nasional Indonesia 2000, 62, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 2001, Pengendalian Hipertensi Laporan Komisi Pakar WHO,
diterjemahkan oleh Kosasih, P., ITB, Bandung Anonim, 2003, Definition Of Hypertension,
http//www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk, diakses tanggal 22 April 2010
Anonim, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.189/MENKES/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional, Jakarta: Departeman Kesehatan RI
Anonim, 2007, Farmacia, http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/one_newsprint
.asp?IDNews=256, diakses tanggal 4 April 2010
Anonim, 2008, Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun anggaran 2008, http://mediainfokota.jogjakota.go.id/detail.php?berita_id=130, diakses tanggal 9 September 2009
Anonim, 2009, Masalah Penggunaan Obat Di Institusi Pelayanan Kesehatan,
http://www.farklin.com/images/multirow3fdeaa1d57e4e.pdf, diakses tanggal 4 April 2010
Arali, 2008, Menghitung Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai di Apotek,
http://arali2008.wordpress.com/2009/06/01/menghitung-kebutuhan-obat-dan-bahas-habis-pakai-di-puskesmas, diakses tanggal 9 September 2009
Chobanian, A. V., Bakris, G. L., Black, H. R., Cushman, W. C., Green, L. A., and Joseph, L. I., 2003, The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, The JNC 7 Report, http//www.jama-ama-assn.org/cgi/content/full/289.19.2560vl, diakses tanggal 23 April 2010
Dahlan, M. S., 2001, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi III, 4,
Salemba Medika, Jakarta
63
64
Djaafar, J., 2003, Manfaat Calsium Chanel Blokers (C.C.B.) dalam Klinik, Jurnal Sub Bagian Ginjal Hipertensi Bagian Penyakit Dalam FK Unad/Perjan RS. Dr. M Djamil, 55
Dwiprahasto, lawn, 2004, Ketersediaan Obat di Kabupaten dan Mutu Peresepan
di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer, http://www.desentralisasikesehatan.net/data/Reportase%20Manajemen%20Obat.pdf, diakses tanggal 9 September 2009
Graham-Clarke, E. M. dan Hebron, B. S., 1999, Hypertension, in: Clinical Pharmacy and Therapeutics, 247-258, Harcourt Publisher, London
Hartanto, Y., Mekanisme Public-Private Management Di Puskesmas,
http://www.lrckmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/_working/No.13_yenawati_01_09.pdf, diakses tanggal 9 September 2009
Katzung, B. G., 1995, Obat Antihipertensi dalam : Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi IV, 125-148, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Mardoyo, T., 2009, Panduan Pengobatan Di Puskesmas Kota Yogyakarta, 53-56,
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Rahardjo, P. J., 2001, Peran Antagonis Kalsium dalam Penatalaksanaan
Hipertensi, Simposium on Practical Aspect of Hypertension, Sub bagian Ginjal dan Hipertensi, Bagian IPD, 31-36, FKUI, Jakarta
Ridjab, D.A., Ridwan, C., 2002, Pengaruh Diet Kombinasi Dietary Approach to
Stop Hypertension Terhadap Tekanan Darah, 27 (5), 305, Medika Sanjoyo, 2005, Sistem Kardiovaskuler,
http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/farmakologi.pdf,diakses tanggal 1 November 2009
Santoso, B., 1996, Principle of Rational Prescribing, Medical Progress, 6-9 Saseen, J. J. dan Carter B. L., 1999, Pharmacotherapy : Patophysiologic
Approach 6th ed, 185-202, McGraw-Hill, USA Setiawati, A., dan Bustami, Z. S., 1999, Antihipertensi dalam Ganiswara, S. G.
(Editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 315-342, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Stockley, HI., 1994, Drugs Interaction, 1-11, 353, 357, 358, 362, Black Well
Science, USA
65
Suryani, 2008, Puskesmas, http://www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.3_Aini%20Suryani_04_08.pdf, diakses tanggal 9 September 2009
Susanto, 2010, Perkembangan Kasus Darah Tinggi Mulai Memprihatinkan,
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/07/12/155015/71/14/Perkembangan-Kasus-Darah-Tinggi-Mulai-Memprihatinkan, diakses tanggal 13 Juli 2010
Syarif, A., 2007, Farmakologi dan Terapi, edisi 5, 343, Departemen Farmakologi
Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tanu, Ian, 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi 4, 333-338, Departemen
Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Thobari, J., 2008, Manajemen Suplai Obat, http://www.desentralisasi-
kesehatan.net/data/Reportase%20Manajemen%20Obat.pdf, diakses tanggal 9 September 2009
Tjay, H, T., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Edisi V, Cetakan ke 2, 508-535, Gramedia, Jakarta
Triwulaningsih, P., 2007, Pengaruh Pelaksanaan Revolving Fund System (RFS)
Obat di Puskesmas Kota Balikpapan Terhadap Seleksi dan Penggunaan Obat, Abst. A-12. Tesis Program Studi S2 IKM. UGM, Yogyakarta
Vance MA & Mllington WR, 1986, Principle of irrational drug therapy,
International Journal of Health Sciences 16(3): 355-61 Wijono, D. 1999, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin,
Vol. 1, P-35, Surabaya: Airlangga Universitas Press World Health Organization, 1993, How to Investigate Drug Use in Health
Facilities, WHO, Geneva
66
Lampiran 1. Data Penggunaan Obat Pasien Hipertensi pada Semester I dan Semester II Di Puskesmas Induk Tegalrejo
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 10 12.5 2x1Amlodipin 5 5 1x1
HCT 5 25 1x1HCT 3 25 1x1/2
Amlodipin 5 5 1x5Ambroxol 9 20 3x1
Vit. C 9 50 3x1HCT 3 25 1x1/2
Captopril 12 25 2x1Antasida 10 125 3x1Vit. B6 9 10 3x1
Amlodipin 5 5 1x1CTM 9 4 3x1
Deksametason 9 15 3x1Kloramfenikol 1 250 3x1
5 21069 41 P HT Captopril 1 1 10 10 12,5 2x1Propanolol 10 10 2x1Diltiazem 15 30 3x1
Diazepam 5 2 1x1Captopril 10 12,5 2x1
HCT 5 25 1x1Ibuprofen 6 200 2x1
HCT 5 25 1x1Captopril 14 25 2x1
Ibuprofen 6 200 2x1Vit. B6 6 10 2x1
Captopril 10 25 2x1Ibuprofen 6 200 2x1
Vit. B1 9 50 3x1Vit. B6 9 10 3x1
Captopril 10 12,5 2x1Amlodipin 5 5 1x1
HCT 5 25 1x1Ibuprofen 6 200 2x1
1 4 26
10 1241 72 P HT, Sistem Otot 3
31
9 11934 39 P HT, Sistem Otot 1 3 4 34
4 24
8 2403 70 P HT, Sistem Otot 2 2 4
2 4 34
4 2112 55 L HT
1 3
3 2630 60 L HT, Dispepsia 2
20
2 2392 45 P HT, ISPA
2 2 4 26
Dosis
MEI 1 1053 70 P HT3 3
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
1 3 30
21
HT, Insomnia 2
HT, Sistem Otot
7 10095 56 P
6 2006 79 P
2 1 3
67
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 10 12,5 2x1HCT 5 25 1x1
As. Mefenamat 6 500 2x1Captopril 10 25 2x1
HCT 3 25 1x1/2Neurovit E 3 1x1
Captopril 6 12,5 1x1Pehavral 6 2x1Ibuprofen 10 200 2x1Metformin 10 500 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Dumolid 5 5 1x1/2
Captopril 12 25 2x1HCT 6 25 1x1
Diazepam 3 2 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Parasetamol 9 500 3x1Metformin 10 500 2x1Diazepam 5 2 1x1
HCT 5 25 1x1Antalgin 5 500 1x1
Diltiazem 10 30 2x1Diazepam 6 2 2x1
Captopril 10 12,5 1x1Parasetamol 9 500 3x1
Glibenklamid 10 5 2x1Captopril 15 25 3x1Diltiazem 5 30 1x1Captopril 6 25 2x1
Na-Diklofenak 6 25 2x1Simetidin 6 200 2x1
HCT 6 25 1x1Captopril 7 25 2x1
Biosanbe 6 1x1Captopril 10 12,5 3x1
Amlodipin 3 5 1x1/2
19
22 3339 64 P HT 2 2 13
3 18
21 1054 63 P HT2 1 3
1 3 30
20 2509 61 P HT, Dispepsia 1 2
19 2049 67 L HT, DM2
25
18 11398 59 P HT, Insomnia 1 2 3 25
3 29
17 1063 54 P HT
2 2 4
1 3 21
16 1057 74 P HT, DM1 2
15 1276 71 L HT2
22
14 1032 74 P HT,DM1 2 3 20
3 16
313 2340 70 P
HT2 1
HT, Sistem Otot 1 2
12 1176 61 L
Jmlh Unit Obt Dosis
1 3 2111 1058 65 P HT, Sistem
Otot 2
Jenis Obat Jumlah JenisSEMESTER I
Bln No Pasien Umur L/P Diagnosis
68
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non UnitHCT 6 25 1x1
Amlodipin 6 5 1x1Pehavral 6 1x1
Ambroxol 10 30 3x1Captopril 10 25 2x1
HCT 5 25 1x1Amoksicilin 9 500 3x1
Captopril 10 12,5 2x1HCT 5 25 1x1
Ibuprofen 8 200 2x1Captopril 12 12,5 2x1
Glibenklamid 12 5 2x1Metformin 11 500 2x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Piroksikam 10 10 2x1
Vit. B1 10 50 2x1Vit. B6 10 10 2x1
Captopril 10 25 2x1Captopril 10 25 3x1
HCT 3 25 1x1CTM 10 4 3x1
Griseofulvin 12 12,5 2x1Captopril 5 12,5 1x1
Piroksikam 6 10 2x1Vit. B1 10 50 3x1Vit. B6 10 10 3x1
Captopril 5 12,5 1x1Vit. B1 10 50 3x1Vit. B6 10 10 3x1
Captopril 10 25 2x1Piroksikam 6 10 2x1Antasida 9 500 3x1
Aminofilin 6 200 2x1Propanolol 5 10 2x1Amlodipin 5 5 1x1
Piroksikam 6 10 2x1
31
32 2502 65 P HT, OA2 1 3 16
3 25
31 1016 64 L HT, Dispepsia 1 3 4
3 4 31
30 11186 44 L HT1 2
29 1790 73 P HT, Sistem Otot 1
40
28 2182 70 P HT
2 2 4 35
4 41
27 21403 49 P HT, Sistem Otot 1 3 4
1 3 23
26 2626 55 P HT, DM
1 3
25 1038 73 L HT, Sistem Otot 2
18
24 2081 85 P HT, ISPA
2 2 4 34
Jmlh Unit Obt Dosis
23 2042 50 P HT2 1 3
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
69
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 5 12,5 1x1Famotidin 6 20 1x1Digoxin 5 0,25 1x1/2
Captopril 10 25 2x1Ka-Diklofenak 7 25 2x1
Vit. Bcomp 9 3x1HCT 5 25 1x1
Parasetamol 9 500 3x1Captopril 10 25 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Glibenklamid 11 5 1x1
Metformin 10 500 2x1Propanolol 15 10 3x1Diltiazem 15 30 3x1
HCT 5 25 1x1Vit.C 5 50 1x1
Captopril 10 25 2x1Na-Diklofenak 6 25 2x1
CTM 6 4 2x1HCT 5 25 1x1
Captopril 10 25 2x1Vit. B6 9 10 3x1
HCT 5 25 1x1Betahistin 6 6 2x1
Captopril 10 25 2x1HCT 5 25 1x1
Pehavral 5 1x1Ambroxol 9 30 3x1
Glibenklamid 5 5 2x1/2Metformin 10 500 2x1
Captopril 10 12,5 2x1HCT 5 25 1x1
Propanolol 5 10 2x1Amlodipin 5 5 1x1
Meloksikam 5 10 2x1
JUNI
33 21128 74 P HT, CHF
38 1038 63
1 2 3 16
Jmlh Unit Obt Dosis
34 1113 65 P HT1 2 3
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
26
35 21425 47 P HT 1 1 2 14
36 21128 74 P HT, DM
2 2 4 36
37 2006 79 P HT
3 1 4 40
L HT
2 2 4 27
39 1113 65 P HT, Vertigo
2 2 4 30
40 2403 66 P HT, ISPA
2 2 4 29
41 2049 67 P25
42 2508 65 P HT, OA
3 1 4 20
HT, DM1 2 3
70
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1HCT 6 25 1x1
Antasida 6 500 3x1Amoksicilin 9 500 3x1Meloksikam 6 10 2x1
HCT 4 25 1x1Kalk 5 500 1x1
Captopril 15 25 3x1HCT 5 25 1x1
Becefort 3 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Cetirizin 4 10 1x1Salbutamol 10 2 3x1OBH sirup 1 100 3x1Metformin 15 500 1-0-1/2
Amlodipin 10 5 1x1Diazepam 5 2 1x1
Nifedipin 5 10 1x1CTM 10 4 3x1
Kloramfenikol 1 250 3x3Simetidin 6 200 2x1Diazepam 5 25 1x1
HCT 5 25 1x1Captopril 15 25 3x1
Glibenklamid 3 5 1x1/2Metformin 10 500 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Neurovit E 5 1x1
Captopril 11 12,5 2x1Amoksicilin 10 500 3x1
Pehavral 5 1x1Salbutamol 6 2 2x1
Captopril 10 25 3x1Neurovit E 5 1x1
Glibenklamid 10 5 2x1Metformin 10 500 2x1
4 35
HT,DM
1 3
28
51 2379 65 L HT,ISPA
1 3 4 32
3 25
50 1500 56 P HT,DM
1 3 4
3 4 22
49 1276 70 L HT, DM2 1
48 1548 48 P HT, Gastritis
1
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat
43 2042
21128 77 P
Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt Dosis
2 2 4 26
HT, DM
52
47 1032 74 P
P HT, Dispepsia
P HT, OA1 2 3 15
44
46 4317 57
11087 76
3P HT
2 1
50
25
30
2345 21080 59
3 4
1 2 3
L HT, PPOK
1
71
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 15 12,5 2x1HCT 5 25 1x1
Cetirizin 4 10 1x1Vit. C 9 50 3x1
Ambroxol 10 30 3x1HCT 7 25 1x1
Parasetamol 6 500 3x1Captopril 10 12,5 2x1
Ibuprofen 10 200 3x1Doksisiklin 5 100 1x1
Carbamazepin 7 200 2x1Ibuprofen 10 200 3x1
CTM 10 4 2x1Captopril 10 25 3x1
Diazepam 3 2 1x1Furosemid 7 40 1x1
Salbutamol 5 2 jk sesakParasetamol 10 500 3x1
Captopril 7 25 1x1Metformin 12 500 2x1
Glibenklamid 5 5 1/2-0-0Captopril 15 25 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Biosanbe 5 1x1
HCT 7 25 1x1Ibuprofen 14 200 2x1
Amlodipin 5 10 1x1Propanolol 3 40 1x1
Pehavral 5 1x162 1054 87 P HT Captopril 1 1 10 10 12,5 2x1
Captopril 10 25 2x1Na-Diklofenak 6 50 2x1Ciprofloksasin 5 500 1x1
Doksisiklin 5 100 1x1Amlodipin 11 5 1x1
Diazepam 6 2 1x1
4
16
3 27
47 P
1 2
HT, ISK
1
63 1276 52 P HT 1
64 11983
21
61 2042 50 P HT2 1 3 13
3 24
60 205 58 P HT, Sistem Otot
1 1 2
2 3 22
58 1236 56 P HT, DM1 2
57 1470 74 L HT, ISPA1
25
56 21552 69 P HT
1 4 5 40
3 23
355 2509 62 P
HT,ISPA1 2
HT, ISK1 2
54 1675 78 L
Dosis
2 4 33
53 1509 63 P HT, Rinitis
2
Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit ObtSEMESTER I
Bln No Pasien Umur L/P Diagnosis
1 3 2559 21081 64 P HT
2
72
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Meloksikam 6 10 2x1HCT 5 25 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Vit. Bcomp 5 1x1
Captopril 10 12,5 3x1HCT 5 25 1x1
Diazepam 6 2 2x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 14 25 2x1Diltiazem 7 30 1x1
Ka-Diklofenak 5 50 1x1Ka-Diklofenak 11 50 2x1
Diazepam 6 2 2x1Captopril 10 25 3x1
Amlodipin 5 10 1x1Dasabion 6 2x1
HCT 5 25 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Antasida 9 500 3x1Amlodipin 5 5 1x1
HCT 5 25 1x1Amoksicilin 10 500 2x1
CTM 15 4 3x1Amlodipin 5 5 1x1
HCT 5 25 1x1Antalgin 10 500 3x1
Captopril 15 25 3x1Propanolol 10 10 2x1
HCT 5 25 1x1Vit. C 6 50 2x1
Captopril 14 25 2x1HCT 7 25 1x1HCT 7 25 1x1
Biosanbe 5 1x1Ibuprofen 6 400 2x1
JULI
1832
2 21
75 2048 30 L HT, Sistem Otot 1
74 1276 70 L HT 2
3 20
HT
3 1 4 36
73 2378 57 L
2 4 35
72 1673 62 L HT2 1
71 11983 47 P HT, ISPA
2
11
70 1003 60 L HT, Dispepsia 2 1 3 24
3 27
69 11398 60 L HT 1 1 2
26
68 1102 68 P HT1 2
67 20295 77 P
66 21121 55 L
Jmlh Unit Obt Dosis
HT2
21
HT
3 1
1 3
65 1790 72 P HT, OA
2 2 4
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
4 26
73
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Metformin 15 500 1/2-1-1Glibenklamid 5 5 1/2-0-0
Captopril 15 25 3x1HCT 10 25 1x1
Captopril 10 12,5 1x1Cetirizin 6 10 1x1
Captopril 10 25 2x1Antasida 9 500 3x1Diazepam 9 2 3x1
Amlodipin 7 5 1x1Diltiazem 7 30 1x1
Diazepam 7 2 1x1CTM 9 4 3x1
HCT 5 25 1x1Captopril 15 25 3x1
Ka-Diklofenak 6 50 2x1HCT 5 25 1x1
Captopril 10 25 2x1Vit. B6 9 10 3x1Vit. B1 9 50 3x1
Captopril 14 25 2x1Allopurinol 7 100 1x1
OBH 1 100 3x1Propanolol 4 10 3x1
HCT 5 25 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Salbutamol 10 2 2x1Captopril 10 25 2x1
HCT 5 25 1x1Diazepam 10 2 2x1
Ka-Diklofenak 10 50 2x1HCT 7 25 1x1
Captopril 14 25 2x1Ka-Diklofenak 10 25 2x1
Captopril 14 25 2x1HCT 7 25 1x1
2186 1096 51 P HT 2
31
3 5
3
2
45
85 1453 59 P HT2 1
84 1016 65 L HT, ISPA
2
22
83 1058 68 P HT3 3 19
4 33
82 1790 73 P HT, Gout1 2 3
2 4 35
81 159 64 P HT
2 2
80 1102 65 P HT
2
28
79 1600 61 P HT2 1 3 21
3 26
78 2403 66 P HT, Dispepsia 1 2 3
2 3 35
77 2006 78 P HT, Rinitis2 1
Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt DosisL/P
76 3354 60 P HT,DM1
SEMESTER IBln No Pasien Umur Diagnosis
74
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Dasabion 11 2x1Parasetamol 10 500 3x1
Propanolol 10 10 2x1Ka-Diklofenak 6 50 2x1
Biosanbe 6 2x1Captopril 10 12,5 2x1Captopril 10 25 2x1
HCT 5 25 1x1Biosanbe 6 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Metformin 10 500 2x1Vit. Bcomp 10 2x1
HT, Simetidin 6 200 2x1Vit.B6 9 10 3x1
HCT 5 25 1x1Betametason 6 200 2x1
Prednison 15 5 3x1Vit. B1 15 50 3x1Vit. B6 15 10 3x1
Captopril 10 25 1x1Ka-Diklofenak 5 25 1x1
Propanolol 5 10 2x1Ka-Diklofenak 6 25 2x1
Diazepam 6 2 2x1Furosemid 3 40 1x1Amlodipin 3 5 1x1
h1: 20 2x1h2: 80 1x1
ISDN 6 5 2x1HCT 5 35 1x1
Ka-Diklofenak 5 25 1x1Vit. B1 10 50 3x1
Deksametason 10 15 3x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 25 2x1
Ka-Diklofenak 5 50 1x11 3 20
1 3 4 30
96 1241 73 P HT2
16Aspilet 44
95 2182 70 P HT
3 17
94 2113 71 L HT, CHF
2 2
4 5 60
93 2045 50 P HT1 2
92 2005 59 P HT
1
30
91 2630 61 L
1 3 4 26Dispepsia
3 21
HT, DM1 2 3
90 1270 45 P
2 3 22
89 11283 56 P HT2 1
1 2 3 31
88 11250 89 L
Jmlh Unit Obt Dosis
87 1652 62 P HT
Diagnosis Jenis Obat Jumlah JenisPasien Umur L/PSEMESTER I
Bln No
HT1
75
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
CTM 10 4 2x1Deksametason 6 15 2x1
Diltiazem 5 30 1x1Captopril 10 12,5 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Metformin 10 500 1-1/2-1/2
HCT 5 25 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Simetidin 6 200 3x1Pehavral 5 1x1
Captopril 7 12,5 1x1Diazepam 5 2 1x1Antasida 9 125 3x1
Glibenklamid 5 5 1x1Captopril 5 25 1x1
Metformin 10 500 2x1Ibuprofen 10 400 3x1
Captopril 10 25 2x1Amlodipin 5 5 1x1
Ibuprofen 10 400 3x1Captopril 10 25 2x1
Diazepam 5 2 1x1Amlodipin 5 5 1x1
HCT 7 25 1x1Captopril 14 25 2x1
Vit. C 14 50 2x1HCT 5 25 1x1
Captopril 10 25 2x1Diazepam 3 2 1x1
Amoksicilin 9 500 3x1Antasida 9 500 3x1
HCT 5 25 1x1Captopril 15 25 3x1
Prednison 9 5 3x1Cetirizin 3 10 1x1
HCT 10 25 1x12 13
AGT
3 5 47
107 1022 77 P HT, Rinitis 1 1
106 1102 65 P HT
2
35
105 2024 65 P HT2 1 3 18
3 20
104 2400 69 P HT2 1 3
1 3 25
103 2264 74 P HT2 1
102 12033 49 P HT, Sistem Otot 2
21
101 1060 75 P HT, DM
1 3 4 30
4 26
3100 1836 36 P
HT, Dispepsia 2 2
HT, Dispepsia 1 2
99 4500 50 L
3 21
1 3 2598 1032 73 L
HT
HT, DM2
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
1 297 21471 73 P
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Jmlh Unit Obt Dosis
76
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1Na-Diklofenak 10 25 2x1
Pehavral 5 1x1Amlodipin 5 5 1x1Diltiazem 5 30 1x1
Trolip 5 100 1x1Aspilet 5 80 1x1
Parasetamol 9 500 3x1Ka-Diklofenak 6 25 2x1
Dekstrometorfan 9 15 3x1Captopril 10 25 2x1Captopril 14 25 2x1
HCT 7 25 1x1Vit. Bcomp 7 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 15 25 3x1
HCT 5 25 1x1Vit. Bcomp 10 3x1
Captopril 10 12,5 2x1Cetirizin 4 10 1x1
Dekstrometorfan 10 15 3x1Vit C 10 50 3x1
HCT 5 25 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Parasetamol 6 500 3x1Vit. Bcomp 10 2x1
Propanolol 10 10 2x1Antasida 10 500 3x1Cetirizin 4 10 1x1
Captopril 21 25 3x1Ibuprofen 14 200 2x1
Allopurinol 7 100 1x1Captopril 20 25 2x1
Amlodipin 3 5 1x1/2CTM 5 4 3x1
Dekstrometorfan 10 15 3x1
2 4 38
117 3430 51 P HT, ISPA
2
24
116 1431 70 L HT, Gout1 2 3 42
4 31
115 2042 50 P HT, Rinitis1 2 3
3 4 34
114 2295 78 P HT
2 2
113 2403 64 P HT, Rinitis
1
28
112 2370 57 L HT
3 1 4 35
4 34
3111 1159 64 P
HT
1 3
HT2 1
110 2650 48 P
3 20
2 4 20
109 3600 61 L
HT, OA
HT, Dislipidemia 2
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
1 2108 2630 60 L
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Jmlh Unit Obt Dosis
77
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Propanolol 5 10 3x1HCT 5 25 1x1
Captopril 10 12,5 2x1Digoxin 10 0,25 1x1/2Aspilet 10 80 1x1
Furosemid 10 40 1x1Captopril 10 12,5 1x1
Aminofilin 20 200 3x1Captopril 20 25 2x1
Amlodipin 10 5 1x1Vit. B1 15 50 2x1Vit. B6 15 10 3x1
Captopril 10 25 2x1Parasetamol 9 500 3x1Diazepam 6 2 1x1
Vit. Bcomp 9 3x1Furosemid 10 40 1x1Furosemid 7 40 1x1Captopril 14 25 2x1
Aspilet 7 80 1x1Biosanbe 5 1x1
Amlodipin 5 5 1x1HCT 5 25 1x1
Domperidon 9 10 3x1Vit. B6 9 10 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1Captopril 10 12,5 2x1
Prednison 9 5 3x1Antalgin 9 500 3x1
Na-Diklofenak 10 25 2x1Diltiazem 5 30 1x1
Metformin 7 500 1x1Captopril 14 25 2x1
Amlodipin 7 5 1x1Vit. Bcomp 7 1x1
2 4 35
127 21128 76 L HT, DM
2
28
126 1063 54 P HT 1 1 2 15
2 15
125 1095 56 P HT1 2 3
2 4 28
124 1200 68 P HT 2
123 1026 66 L HT
2
44
122 1241 73 P HT, Dispepsia 2 2 4 33
4 60
5
121 2182 70 P
HT
2 2
HT
2 3
120 2006 74 P
3 20
3 5 60
119 1078 73 L
HT
HT, CHF
2
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
3118 1058 75 P
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Jmlh Unit Obt Dosis
78
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amoksicilin 10 500 3x1HCT 5 25 1x1
GG 10 100 3x1Ibuprofen 6 40 3x1Simetidin 6 20 2x1
HCT 10 25 1x1Metformin 5 250 1x1
Diltiazem 7 30 1x1Amlodipin 7 5 1x1
Ibuprofen 10 200 3x1HCT 7 25 1x1
Vit. Bcomp 7 1x1Simetidin 10 20 2x1Antalgin 10 500 3x1
Captopril 10 25 2x1Ibuprofen 10 400 3x1
Amoksisilin 10 500 3x1Parasetamol 10 500 3x1
Captopril 10 25 2x1HCT 5 25 1x1
Salbutamol 5 2 3x1Biosanbe 10 2x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Captopril 10 25 2x1Furosemid 4 20 1x1
Aspar K 3 300 1x1/2Aspilet 5 80 1x1
Amlodipin 7 5 1x1OBH 1 3x1
Furosemid 7 40 1x1Metilprednisolon 10 4 3x1
Captopril 15 25 3x1Diltiazem 5 30 1x1
Metformin 7 500 1/2-0-1Glibenklamid 5 5 2x1Allopurinol 5 100 1x1
136 2049 64 L
135 2340 70 P HT, ISPA
2 2
HT, DM
2 3
6 38
4 25
5 37
3 5 40
134 1652 62 P HT, CHF
2 4
133 1016 65 L HT,ISPA
2
24
132 1038 63 L HT, Dispepsia 1 3 4 40
3 19
3131 12315 53 P
HT, DM2 1
HT, Sistem Otot 1 2
130 2508 64 P
3 25
2 3 22129 2062 51 P
HT, ISPA
HT, Dispepsia 1
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
1 2128 2060 67 L
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Jmlh Unit Obt Dosis
79
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1Diazepam 5 2 1x1Biosanbe 5 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Aspilet 5 80 1x1
Captopril 10 25 2x1Antalgin 10 500 3x1
Captopril 10 25 2x1HCT 5 25 1x1
Vit. C 10 50 2x1Amlodipin 7 5 1x1
HCT 7 25 1x1Pehavral 7 1x1
Metformin 10 500 2x1Glibenklamid 10 5 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Amlodipin 5 5 1x1
Antasida 9 500 3x1Captopril 10 25 2x1
HCT 5 25 1x1Aspilet 5 80 1x1
Captopril 14 25 2x1Amlodipin 7 5 1x1
Pehavral 5 1x1Ka-Diklofenak 6 25 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Biosanbe 5 2x1
Captopril 15 25 3x1HCT 5 25 1x1
Antasida 10 500 3x1Amoksicilin 10 500 3x1Prednison 10 5 3x1
Captopril 10 25 3x1Vit. Bcomp 10 3x1
HCT 5 25 1x1Captopril 10 25 2x1
SEPT
147 1649 40 L HT 2 2 15
30
146 1053 62 L HT
1 3 4 40
2 15
145 1453 60 P HT2 1 3
2 4 32
144 1840 47 P HT 1 1
143 1059 65 P HT
2
35
142 2403 65 P HT, Dispepsia 2 2 4 29
3 21
141 2118 54 P HT, DM
2 2 4
3 25
140 2630 61 L HT2 1
139 2509 62 P
138 11942 54 L
30
Jmlh Unit Obt Dosis
HT2
15
HT
2 2
1
137 1925 61 L
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
HT1 2
No Pasien Umur L/PSEMESTER I
Bln
3
4
80
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 10 25 2x1HCT 5 25 1x1
Mikonazol 1 2% 2x1Antalgin 5 500 jk pusing
Captopril 5 25 `1x1Diltiazem 10 30 2x1
Biosanbe 5 1xKa-Diklofenak 7 25 2x1
Biosanbe 4 1x1Captopril 5 25 1x1
GG 10 100 3x1HCT 7 25 1x1
Pehavral 7 1x1Captopril 10 25 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Diazepam 6 2 2x1
Amlodipin 5 5 1x1HCT 5 25 1x1
Antalgin 9 500 3x1Captopril 10 25 2x1
Digoxin 5 0,25 1x1Ka-Diklofenak 5 25 1x1
Captopril 10 25 2x1Amlodipin 7 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Salbutamol 7 2 jk sesakBiosanbe 5 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Ibuprofen 6 200 2x1
Furosemid 3 40 1x1/2Aspar K 3 300 1x1/2
Amlodipin 5 5 1x1Diltiazem 5 30 1x1
Metformin 5 500 1x1Biosanbe 5 1x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1
158 21128 76 L
26
4 17
3 5
2
2
HT, CHF
2
HT, DM
2
157 2340 40 P
2 17
156 2379 64 L HT1 3 22
2 3 20
155 3430 51 P HT 2
154 2509 62 P HT, CHF1
21
153 2042 50 P HT2 1 3 19
3 24
152 2378 57 L HT2 1 3
2 3 16
151 2613 68 P HT, ISPA1 2
HT2 3 20
150 2005 59 P HT1
2 4 21
1149 1038 63 L
Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt Dosis
148 1095 56 P HT
2
Umur L/PSEMESTER I
Bln No Pasien Diagnosis
81
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 14 25 2x1Furosemid 7 40 1x1
Aspilet 7 80 1x1Antalgin 10 500 3x1
Ka-Diklofenak 10 25 2x1Diazepam 6 2 2x1
Captopril 10 25 2x1Mikonazol 1 2% 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Cetirizin 5 10 1x1
Captopril 15 25 3x1Amlodipin 10 5 1x1
Piroksikam 6 10 2x1Amlodipin 3 5 1x1/2
Metformin 5 500 1x1Glibenklamid 5 5 2x1
HCT 5 25 1x1Antalgin 6 500 3x1
Diazepam 6 2 2x1Dekstrometorfan 10 15 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Antalgin 10 500 3x1
Prednison 6 5 2x1Vit. Bcomp 9 3x1
Captopril 10 25 2x1Amlodipin 5 5 1x1
Biosanbe 5 1x1Glibenklamid 5 5 1x1/2
Metformin 11 500 2x1Diltiazem 10 30 1x1
Allopurinol 10 100 2x1Diltiazem 14 30 2x1
Biosanbe 5 1x1Diltiazem 10 30 1x1
Simvastatin 10 10 1x1Ibuprofen 10 200 3x1
Jmlh Unit Obt
3 26
36
19
30
2HT
HT, Rinitis1 2
HT, OA2
Jumlah Jenis
1
Bln No Pasien Umur L/P DiagnosisSEMESTER I
Dosis
159 1652 62 P HT
Jenis Obat
4 382 2
160 3121 19 L
161 1022 72 P3 11
162 2006 79 P
163 1032 56 P3 13
1 3 31
2
164 1697 39 P HT, ISPA
1
HT, DM1
27
165 2120 70 L HT
1 3 4 30
4
166 3014 58 L HT
3
2 1 3 20
167 2508 64 P HT, DM
1 3 4
168 1276 70 L HT 1 1 2
169 1063 54 P HT, Dislipidemia 1 2 3
82
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Diltiazem 7 30 1x1Prednison 20 5 3x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Biosanbe 6 1x1
Amlodipin 10 5 1x1Captopril 10 25 1x1
Antalgin 10 500 3x1/2Diazepam 5 2 1x1
Captopril 10 25 3x1Diazepam 3 2 1x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Captopril 10 12,5 2x1
HCT 5 25 1x1Piroksikam 10 10 2x1Simvastatin 5 10 1x1
Glibenklamid 15 5 1-0-1/2Metformin 9 500 2x1
Captopril 10 25 1x1Antalgin 10 500 3x1
Captopril 10 25 2x1Diazepam 5 2 1x1
Vit. B1 10 50 3x1Glibenklamid 7 5 2x1/2
Captopril 15 12,5 2x1Vit. B1 9 50 3x1Vit. B6 9 10 3x1
Metformin 10 500 1-1/2-1/2Amlodipin 5 5 1x1
Antasida 9 500 3x1Propanolol 7 10 3x1
HCT 5 25 1x1Metformin 10 500 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Vit. B6 9 10 3x1Vit. B1 9 50 3x1
SEMESTER IBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt Dosis
170 11988 47 P HT
1 3 4 39
2 4
171 1102 68 P HT
2 35
172 2024 52 P HT1 2 3 19
HT, DM
1
173 4054
174 1057 74 P
3 4
2
51 P
175 11250 71 L
HT, Dislipidemia 2
3 25
44
HT1 2
4 30
1 3 4
176 21164 70 P
177 1032 85 P
158 68 P
40
HT, DM 1 1 2 15
HT, DM
179
HT, Dispepsia 2
1270 45 P HT, DM
17821
1 4 38
1 3
3
83
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 5 25 1x1
Diazepam 5 2 2x1286 323 609 2308 2465 4773
Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit ObtBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Dosis
180 2005 59 P HT2 1 3 15
Jumlah
SEMESTER I
84
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 5 25 1x1Diazepam 5 2 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Piroksikam 10 10 3x1Vit. Bcomp 10 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Digoxin 5 0,25 1x1Cetirizin 5 10 1x1
Aminofilin 5 200 3x1Furosemid 5 40 1x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 5 25 2x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Glibenklamid 10 5 2x1
Metformin 10 500 2x1Captopril 5 25 1x1Diltiazem 10 30 2x1
Diazepam 5 2 1x1Antalgin 10 500 3x1
Captopril 10 25 2x1HCT 5 25 1x1
Diazepam 3 2 1x18 3403 61 P HT HCT 1 1 5 5 25 1x1/2
Glibenklamid 5 5 2x1/2Metformin 10 500 2x1
Captopril 10 25 2x1Vit. B1 10 50 2x1
Metformin 7 500 1x1Glibenklamid 7 5 2x1
Aspilet 7 8 1x1Propanolol 7 10 3x1Captopril 15 25 3x1
Vit. B1 10 50 2x1Vit. B6 10 10 2x1
HCT 5 25 1x112 4015 40 P HT Captopril 1 1 10 10 12,5 2x1
L HT
2
OKT
11 1241 72
28
2 4 40
HT, DM
1 3 4
10 1320 56 P
18
9 1057 75 P HT,DM
1 3 4 35
3 25
7 2042 50 P HT2 1 3
1 2
6 2005 59 P2
5 1060 74 P3 25
11
HT1
HT, DM
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Dosis
1 1843 65 P HT2
Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
1 3 15
2 1884 51 P HT, OA1 2 3 30
3 1352 72 L HT, CHF
2 3 5 25
4 1453 66 P HT 1 1 2
85
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Antalgin 10 500 2x1Vit. Bcomp 10 2x1
HCT 10 25 2x1Propanolol 6 10 2x1Captopril 6 25 2x1
Vit. B1 10 50 3x1Vit. B6 10 10 3x1
Captopril 14 25 2x1Ibuprofen 10 200 2x1Biosanbe 5 1x1
Glibenklamid 5 5 1x1/2Metformin 20 500 1/2-0-1/2Simvastatin 10 10 1x1
Captopril 10 25 1x1Propanolol 5 10 3x1
Ka-Diklofenak 10 25 2x1Vit. B1 10 50 2x1Vit. B6 10 10 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Diazepam 6 2 2x1
Vit. B6 9 10 3x1Vit. B1 10 50 3x1
Furosemid 5 40 1x1Salbutamol 15 2 3x1
Captopril 10 25 2x1Captopril 10 25 2x1
Diazepam 5 2 1x1Ka-Diklofenak 6 25 2x1
HCT 5 25 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Aminofilin 5 40 1x1Cetirizin 3 10 1x1
Captopril 10 25 1x1Propanolol 5 10 3x1
Vit. B1 10 50 1x1Vit. B6 10 10 1x1
2 4 35
22 2006 76 P HT
2
21
21 2613 71 P HT, ISPA
2 2 4 23
3 30
20 1038 63 P HT1 2 3
3 4 35
19 1026 66 L HT, ISPA2 1
18 1064 66 P HT, Insomnia 1
45
17 1790 83 P HT
1 3 4 35
3 29
16 3356 60 P HT, DM, Dislipidemia 1 3 4
4 32
15 2509 62 P HT, Sistem Otot 1 2
14 2378 53 L HT
2
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
1 2
2
Dosis
13 11250 71 L HT3 30
Jmlh Unit ObtSEMESTER II
Bln No Pasien Umur L/P
86
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Propanolol 5 40 1x1Vit. B1 10 50 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Propanolol 5 40 1x1
Vit. B1 10 50 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Ibuprofen 6 200 2x1Biosanbe 6 2x1
Captopril 10 25 2x1HCT 5 25 1x1
Antalgin 9 500 3x1Diazepam 5 2 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 25 2x1
Diazepam 5 2 1x1Kalk 5 500 1x1
Captopril 15 25 3x1Kalk 5 500 1x1
Diazepam 5 2 1x1Ka-Diklofenak 6 25 2x1
Captopril 5 25 1x1Antasid Sirup 1 3x1Domperidon 10 10 3x1
Furosemid 5 40 1x1/2Captopril 10 25 2x1
Aspar K 5 300 1x1/2Ibuprofen 10 400 3x1
Captopril 3 25 1x1CTM 10 4 3x1Vit. C 10 50 3x1
Furosemid 5 40 1x1Aspar K 5 300 1x1
Dekstrometorfan 10 15 3x1Captopril 10 25 2x1
30
33 2064 49 L HT, CHF
2 2 4
20
32 264 43 P HT, Sistem Otot 1 3 4 33
HT, CHF2 1 3
31 2403 66 P
HT, Dispepsia 1
29
330 21129 38 P
25
2
3 4 31
16
P HT
2 4
29
1
28 11008 41 P HT
2
11689 70
HT
2 2 4
27 1020 66 P
15
26 1095 56 P HT, Sistem Otot 1 2 3 22
HT 1 1 225 2353 63 P
2 15
1 3 2124 1102 68 P
HT
HT2
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
1 123 1276 71 L
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Jmlh Unit Obt Dosis
87
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Antalgin 10 500 3x1Captopril 10 25 2x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Captopril 10 25 1x1
Vit. B1 10 50 2x1Captopril 10 2x25 2x1
CTM 10 3x4 3x1Salicyl Talk 1
Digoxin 10 0,25 1x1Furosemid 5 40 1x1/2
Aspar K 5 300 1x1Aminofilin 20 100 3x1Simetidin 10 20 2x1
Nifedipin 5 10 1x1Ka-Diklofenak 6 20 2x1
Prednison 10 5 3x1Diazepam 5 2 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 1x1
Glibenklamid 10 5 2x1Captopril 15 12,5 3x1
Metformin 10 500 2x1Diazepam 10 2 1x1
Vit. Bcomp 5 3x1Metformin 15 500 3x1
Glibenklamid 10 5 2x1Captopril 15 12,5 3x1
As. Mefenamat 11 500 3x1Captopril 10 25 2x1
Ambroxol 9 30 3x1Amoksicilin 10 500 3x1
CTM 9 4 3x1Captopril 6 25 2x1
Digoxin 3 0,25 1x1Ambroxol 10 30 3x1
CTM 10 4 3x1
41 1618 60 P HT,DM
1 3 4 51
42 11186 44 L HT, ISPA
1 3
43 21717 49 L
HT,DM
1 3
29
4 38
HT,ISPA
1 3 4
40 1270 45 P
4
3 4 26
40
3 2539 21164 70 P
38 1548 48 P
21
37 1078 75 L HT, CHF
1 4 5 50
3 26
36 1022 77 P HT1 2 3
35 11532 65 P HT1 2
HT,DM2 1
HT
1
Dosis
34 4260 59 L HT 1 1 2 20
Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit ObtSEMESTER II
Bln No Pasien Umur L/P
88
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1Diazepam 3 2 1x1
Vit. Bcomp 10 2x1Captopril 10 12,5 2x1
Simetidin 6 200 3x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 15 25 3x1
Diazepam 5 2 1x1Metformin 10 500 2x1
Amlodipin 3 5 1x1/2Captopril 10 12,l5 2x1
Pehavral 5 1x1Ibuprofen 10 200 3x1
2FDG 18 1mgu3xVit. B6 14 10 1x1
Amlodipin 5 5 1x1/2Glibenklamid 10 5 3x1/2
Metformin 10 500 2x1/2Amlodipin 3 5 1x1/2Diltiazem 10 30 2x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 15 25 3x1
Biosanbe 5 1x1Diazepam 5 2 1x1
Captopril 10 12,5 2x1Allopurinol 5 100 2x1
Ka-Diklofenak 10 25 2x1Piroksikam 6 10 2x1
Pehavral 5 1x1Diltiazem 5 30 1x1Amlodipin 5 5 1x1
Vit. Bcomp 6 2x1Amlodipin 5 5 1x1/2Captopril 10 12,5 1x1
Propanolol 7 40 1x1HCT 7 25 1x1
NOV
55 1276 71 L HT 2 2
1 2 11
75 P
14
2 15HT 2
53 1843 65 P HT 1
54 1058
25
52 2005 58 P HT, OA1 2 3 16
4 30
51 2508 62 P HT1 2 3
2 4 33
50 2378 60 P HT
2 2
49 3059 54 P HT,DM
2
44 1042
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jmlh Unit Obt DosisJenis Obat Jumlah Jenis
87 P HT1 2 3 18
45 21429 40 P HT, Dispesia 1 1 216
46 2508 64 P
2
HT,DM
2 4 35
47 1790 77 L HT, Sistem Otot 2 2 4 28
48 2610 78 L HT,TBC1 2 3 37
89
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1/2Captopril 10 12,5 1x1
Ibuprofen 6 400 3x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 15 12,5 3x1
Diazepam 5 2 1x1Amlodipin 5 5 1x1
Glibenklamid 5 5 2x1/2Metformin 10 500 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Na-Diklofenak 6 25 1x1Diazepam 6 2 2x1
Captopril 10 12,5 3x1Antasida 10 500 3x1Pehavral 10 3x1
Amlodipin 5 5 1x1HCT 5 25 1x1
Na-Diklofenak 6 25 1x1Amlodipin 10 5 1x1Captopril 10 12,5 1x1
Pehavral 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Ka-Diklofenak 10 25 2x1Diazepam 3 2 1x1
Glibenklamid 6 5 1-1/2-0Metformin 14 500
Captopril 14 12,5 2x1Amlodipin 7 5 1x1
Metformin 7 500 1x1Glibenklamid 7 5 2x1/2Allopurinol 7 100 1x1Simvastatin 7 10 1x1
Captopril 7 12,5 1x1Amlodipin 6 5 1x1
Antalgin 10 500 3x12 16
4 5 35
66 1794 70 L HT 1 1
65 1500 56 P HT, DM
1
23
64 21879 78 L HT, DM
2 2 4 41
3 25
63 1038 63 L HT, Insomnia 1 2 3
1 3 16
62 3403 60 P HT2 1
61 1453 60 P HT2
21
60 1259 74 P HT, Dispepsia 1 3 4 36
3 20
59 1102 68 P HT2 1 3
1 3 25
58 1060 75 P HT,DM1 2
57 11532 68 P HT2
Dosis
56 2006 85 P HT, Sistem Otot 2 1 3 21
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
90
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Glibenklamid 5 5 1x1/2Metformin 15 500 2x1
Captopril 5 25 1x1Amlodipin 7 5 1x1Captopril 14 12,5 2x1
Ambroxol 10 30 3x1Ciprofloxacin 10 500 2x1
HCT 3 25 1x1GG 9 100 3x1
CTM 9 4 3x1Antalgin 9 500 3x1
Amoksicilin 9 500 3x1Captopril 15 12,5 3x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Pehavral 5 1x1
Propanolol 10 20 2x1Vit. Bcomp 10 2x1
Ka-Diklofenak 10 25 2x1Propanolol 10 40 2x1
Allopurinol 10 10 2x1Pehavral 5 1x1
Captopril 10 12,5 1x1CTM 10 4 2x1
Deksametason 6 5 3x1Simvastatin 5 10 1x1
Glibenklamid 3 5 1x1/2Amlodipin 5 5 1x1
Na-Diklofenak 6 25 2x1Captopril 15 25 3x1
HCT 5 25 1x1Antalgin 9 500 3x1
Carbamazepin 10 100 3x1Amlodipin 7 5 1x1
HCT 7 25 1x1Ibuprofen 6 200 2x1
Vit. C 6 50 2x1
39
76 2630 61 L HT, Sistem Otot 2 2 4 26
4 19
75 21552 66 P HT
2 2 4
74 2508 65 P HT, DM
1
26
3 25
HT1 2 3
3
HT, Gout1
71
73 1022 76 P
72 1241 73 P2
2 3 30HT
2 3 26
1
70 2046 49 P HT1
1790 73 P
41
69 2200 60 L HT,ISPA
1 4 5 39
3 25
68 21421 55 P HT,ISPA
2 2 4
Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt Dosis
67 2116 70 P HT,DM1 2
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat
91
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Metformin 10 500 1-1/2-1/2Captopril 10 12,5 1x1
Amlodipin 5 5 1x1CTM 10 4 3x1
Ambroxol 10 30 3x1Captopril 10 12,5 2x1
Efedrin 5 25 3x1/2Captopril 10 12,5 2x1
Glibenklamid 10 5 2x1Parasetamol 10 500 3x1
Captopril 10 12,5 2x1Ka-Diklofenak 8 25 2x1
Pehavral 5 2x1Glibenklamid 7 5 1-1/2-0
Metformin 10 500 2x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 25 2x1
Metformin 10 500 2x1Glibenklamid 6 5 1x1/2
Captopril 10 12,5 2x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 1x1
Pehavral 5 1x1Simvastatin 5 10 1x1
Glibenklamid 5 5 1x1/2Amlodipin 5 5 1x1
Biosanbe 5 1x1Propanolol 7 40 2x1
HCT 7 25 1x1Amlodipin 5 5 1x1
Vit. Bcomp 10 3x1Ibuprofen 6 200 2x1Betahistin 4 6 2x1
Captopril 6 12,5 1x1Na-Diklofenak 6 25 2x1
Vit. Bcomp 6 2x1
DES
25
87 1790 73 P HT1 2 3 18
61 P
3 4
HT
1
85 1276 70 L HT 2
86 11531
20
3
2 14
4 20
65 P
1 3
HT, DM
1
83 1893 65 P HT2
84 2058
32
82 4002 48 P HT,DM1 2 3 26
3 23
81 25878 47 L HT,DM
2 2 4
2 3 30
80 11983 48 P HT1 2
79 11982 74 P HT, DM1
25
78 3430 52 P HT,ISPA
1 3 4 35
Jmlh Unit Obt Dosis
77 1032 74 P HT,DM2 1 3
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
92
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 7 5 1x1Vit. C 9 50 3x1
Amlodipin 6 5 1x1Captopril 12 25 2x1
Ibuprofen 6 400 2x1Betahistin 6 6 3x1
Captopril 10 25 2x1Vit. B6 9 10 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 15 25 2x1
Diazepam 4 2 1x1Betahistin 6 6 2x1
Diltiazem 15 30 3x1Captopril 15 12,5 3x1
Diazepam 5 2 1x1Glibenklamid 5 5 2x1/2
Metformin 10 500 2x1Captopril 10 12,5 2x1
Amlodipin 3 5 1x1Diltiazem 10 30 2x1
Vit. Bcomp 10 2x1Captopril 10 12,5 2x1
Diazepam 6 2 2x1Cetirizin 4 10 1x1
Amoksicilin 10 500 3x1Diltiazem 10 30 2x1
Ibuprofen 10 400 3x1Propanolol 10 40 2x1
HCT 5 25 1x1Simvastatin 5 10 1x1
Amlodipin 11 5 2x1Simetidin 6 200 3x1Diazepam 6 2 2x1
Amlodipin 12 5 1x1Captopril 14 12,5 2x1
Pehavral 5 1x11 3 31
99 3403 61 P HT2
20
98 1038 63 P HT, Dispepsia 1 2 3 23
3 30
97 1050 49 P HT, Dislipidemia 2 1 3
2 3 20
96 1102 68 P HT1 2
95 1213 60 P HT, Rinitis1
25
94 4091 53 P HT2 1 3 23
3 35
93 1875 46 P DM, HT1 2 3
2 4 30
92 2378 48 L HT2 1
91 2006 80 P HT
2
24
90 1200 53 P HT1 2 3 25
2 16
89 1453 60 P HT2 1 3
Dosis
88 2603 61 L HT 1 1
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
93
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Diltiazem 10 30 2x1Ka-Diklofenak 10 50 2x1
Simetidin 10 200 2x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 5 12,5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Ibuprofen 6 400 2x1Biosanbe 3 1x1
Amlodipin 6 5 1x1Captopril 14 25 2x1
Glibenklamid 7 5 2x1/2Pehavral 6 2x1Ibuprofen 6 400 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Captopril 6 12,5 2x1
OBH 1 3x1Glibenklamid 7 5 3x1/2
Metformin 15 500 3x1Captopril 10 25 2x1Furosemid 7 40 1x1
Aspar K 8 300 1x1Salbutamol 10 2 2x1
Propanolol 7 40 1x1Simetidin 10 200 2x1
Diltiazem 7 30 1x1Biosanbe 5 1x1
CTM 5 4 1x1Glibenklamid 10 5 2x1
Metformin 5 500 1x1Captopril 5 12,5 1x1
Ka-Diklofenak 5 50 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Parasetamol 6 500 3x1Betahistin 4 6 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Vit. Bcomp 10 2x1
2 3 24111 11532 72 P HT
1
110 11890 48 P
2 3 17
3
74 P
16
4 25
HT 1 1 2
HT,DM
1
108 2508 69 P HT1
109 11982
32
107 2613 60 P HT, CHF
2 3 5 42
2 7
106 1057 74 P HT,DM1 2 3
2 3 22
105 21062 59 L HT 1 1
104 1254 74 P HT, Sistem Otot 1
19
103 2118 78 P HT, DM2 1 3 27
2 10
3102 21471 73 L
HT 2
HT, Sistem Otot 1 2
101 1064 66 P
Jmlh Unit Obt Dosis
2 3 30100 2782 61 P HT,
Dispepsia 1
Jenis Obat Jumlah JenisSEMESTER II
Bln No Pasien Umur L/P Diagnosis
94
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 10 12,5 2x1HCT 5 25 1x1
As. Mefenamat 6 500 2x1Diazepam 4 2 1x1
HCT 7 25 1x1Antalgin 5 500 jk pusing
Captopril 10 12,5 2x1Parasetamol 6 500 2x1
Biosanbe 5 1x1Diltiazem 5 30 1x1
Ka-Diklofenak 6 50 2x1Prednison 6 25 2x1
Captopril 10 12,5 2x1Allopurinol 6 10 1x1
Ka-Diklofenak 10 25 2x1Captopril 10 12,5 2x1
Famotidin 5 20 1x1Amlodipin 7 5 1x1Propanolol 10 40 2x1
Ka-Diklofenak 10 50 2x1Amlodipin 5 5 1x1
Antalgin 9 500 3x1Captopril 10 12,5 2x1
Biosanbe 5 1x1Simvastatin 6 10 1x1
Amlodipin 6 5 1x1Captopril 10 25 2x1
Neurovit E 3 1x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Glibenklamid 7 5 2x1/2Captopril 14 12,5 2x1
Amlodipin 7 5 1x1Glibenklamid 7 5 3x1/2
Metformin 15 500 3x1Captopril 10 25 2x1
2 3 32123 1057 74 P HT, DM
1
15
122 21878 77 L HT, DM2 1 3 28
121 1058 68 P HT 2 2
2 4 25
120 3121 58 P HT
2
27
119 2495 48 L HT, Dislipiemia 2 2 4 29
2 15
118 1646 46 P HT2 1 3
2 3 26
117 1113 65 P HT 1 1
116 20295 78 P HT, Gout1
21
115 2005 59 P HT1 2 3 17
2 12
3114 1045 73 P
HT 1 1
HT1 2
113 2148 54 P
Jmlh Unit Obt Dosis
2 4 25
112 21065 47 P HT, Sistem Otot 2
Jenis Obat Jumlah JenisSEMESTER II
Bln No Pasien Umur L/P Diagnosis
95
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 10 12,5 2x1CTM 15 4 3x1
Diltiazem 10 30 2x1Glimepirid 10 1 2x1
Trolip 5 100 1x1Captopril 10 12,5 2x1Diltiazem 5 30 1x1
Diazepam 3 2 1x1Biosanbe 9 3x1
MTP 9 4 3x1Captopril 6 12,5 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Tremenza 3 60 2x1/2Prednison 10 5 3x1Salbutamol 10 2 3x1Amoksicilin 10 500 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Bestocol 10 3x1
Deksametason 6 5 3x1Furosemid 5 40 1x1
Aspar K 3 300 1x1/2Diltiazem 3 30 2x1
Antasida sirup 1 3x1Diltiazem 15 30 3x1Captopril 15 25 3x1
Diazepam 5 2 1x1Amlodipin 5 5 1x1
Pehavral 4 1x1Amlodipin 7 5 1x1Captopril 14 12,5 2x1
Metformin 10 500 1-1/2-0Ka-Diklofenak 6 50 1x1
Metformin 5 500 1x1Glibenklamid 5 5 1/2-0-1/2
Captopril 10 12,5 1x1Ka-Diklofenak 5 50 1x1
JAN
134 1500 56 P
1 2 9
2
64 P
25
4 37
HT,DM
1 3 4
HT,DM
2
132 2630 61 P HT 1
133 2774
12
131 2468 55 L HT2 1 3 35
4 31
130 1117 76 P HT, Dispepsia 2 2 4
3 4 28
129 11532 72 P HT, ISPA
1 3
128 1152 53 P HT, ISPA
1
18
127 10836 36 P HT1 2 3 24
3 25
3126 2042 50 P
HT, DM1 2
HT2 1
125 2728 59 P
Jmlh Unit Obt Dosis
1 2 25124 1022 77 P HT 1
Jenis Obat Jumlah JenisSEMESTER II
Bln No Pasien Umur L/P Diagnosis
96
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1Pehavral 5 1x1
Diazepam 5 2 1x1Propanolol 5 40 1x1
Becefort 3 1x1Ka-Diklofenak 6 50 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Ka-Diklofenak 6 50 2x1Glibenklamid 10 5 2x1
Metformin 15 500 3x1Amlodipin 5 5 1x1
Ka-Diklofenak 6 50 2x1Amlodipin 10 5 2x1
Vit. Bcomp 10 3x1Captopril 21 25 3x1
Amlodipin 3 5 1x1HCT 7 25 1x1
Diazepam 7 2 1x1Glibenklamid 5 5 2x1/2
Metformin 10 500 2x1Vit. Bcomp 10 1x1
Amlodipin 5 5 1x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Glibenklamid 10 5 1-1/2-1/2Metformin 15 500 3x1
Trolip 5 100 1x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 12 12,5 3x1Diltiazem 7 30 1x1
Diazepam 7 2 1x1Vit. Bcomp 7 1x1
Glibenklamid 7 5 2x1/2Captopril 14 25 2x1
Amlodipin 7 5 1x1Parasetamol 10 500 2x1
4 38
2 4 33
145 21878 78 L HT,DM
2 2
144 2082 57 P HT
2
15
143 2889 55 P HT,DM
1 3 4 35
4 30
142 1893 65 P HT 2 2
38
141 21164 68 P HT,DM
1 3
84 P
1 4
HT
3
139 2509 62 P HT1
140 206
2 3 26
3 30
1 2 11
2138 1618 62 P HT, DM
1
14
137 2005 59 P HT 1
136 1276 71 L HT1
Dosis
2 3 15
2 3
Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
135 2737 68 P HT1
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat
97
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1Diazepam 5 2 1x1Ibuprofen 6 400 3x1
Amlodipin 7 5 1x1Vit. Bcomp 5 1x1
Antasida 10 500 3x1Simetidin 5 200 1x1
CTM 10 4 2x1Captopril 5 25 1x1
Allopurinol 10 100 1x1Prednison 10 5 2x1
Diltiazem 10 30 2x1Nifedipin 7 10 1x1
Diazepam 7 2 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Antasida 10 500 3x1Ka-Diklofenak 9 50 2x1
Aminofilin 5 200 3x1Glibenklamid 5 5 1x1/2
Metformin 10 500 2x1Diltiazem 10 30 2x1
Glibenklamid 5 5 2x1/2Metformin 15 500 3x1
Diltiazem 5 30 1x1HCT 5 25 1x1
Propanolol 3 40 1x1Antalgin 10 500 1x1
Captopril 10 12,5 2x1Vit. C 10 50 3x1
Vit. Bcomp 10 3x1Captopril 10 12,5 2x1
HCT 5 25 1x1Ibuprofen 6 400 2x1
Captopril 5 25 1x1Ibuprofen 6 400 3x1
CTM 5 4 1x12 3 16
157 1063 54 P HT, Sistem Otot 1
30
156 2434 55 P HT, Sistem Otot 2 1 3 21
3 18
155 21471 23 L HT1 2 3
2 3 25
154 11250 89 P HT2 1
153 1060 75 P HT,DM1
34
152 1875 46 P HT,DM1 2 3 25
2 14
151 1259 75 P HT
1 3 4
2 3 30
150 1038 63 L HT 1 1
149 1790 73 P HT1
12
148 2610 75 L HT, Dispepsia 1 3 4 30
3 16
147 3403 61 P HT 1 1 2
Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt Dosis
146 1095 57 P HT, Sistem Otot 1 2
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat
98
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Captopril 5 25 1x1Simetidin 5 200 2x1Vit. B6 10 10 3x1
Captopril 5 12,5 1x1Aspilet 5 80 1x1
Metformin 10 500 2x1Simvastatin 5 10 1x1
Aspilet 5 80 1x1Captopril 5 25 1x1
Allopurinol 5 100 1x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 15 25 3x1
HCT 5 25 1x1Diazepam 6 2 2x1
Glibenklamid 4 5 1x1Metformin 15 500 3x1
Captopril 15 25 3x1Betahistin 6 6 3x1Antalgin 9 500 3x1
Propanolol 3 40 1x1Diltiazem 6 30 2x1
As. Mefenamat 10 500 3x1Pehavral 5 1x1
Ka-Diklofenak 10 25 2x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 25 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Ka-Diklofenak 6 50 2x1Vit. Bcomp 10 2x1
Glibenklamid 5 5 2x1/2Metformin 15 500 3x1
Diltiazem 10 30 2x1Meloksikam 5 10 1x1
Captopril 10 12,5 2x1CTM 10 4 2x1
Pehavral 5 2x1
FEB
35
25168 1893 65 P HT
1 2 3
HT,DM
1 3 4
167 1060 75 L
3 25
166 1652 67 P HT1 3 26
3 21
2
165 1102 60 P HT2 1
2 3 18
164 1990 64 P HT1 2
163 1058 68 P HT1
31
162 1052 74 P HT,DM1 2 3 34
4 20
161 2378 55 L HT
3 1 4
2 3 20
160 2297 78 P HT, Dislipidemia 1 3
159 1270 45 P HT1
Dosis
158 1652 74 L HT, Dispepsia 1 2 3 20
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
99
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 15 25 1x1
HCT 5 25 1x1Diazepam 5 2 1x1
Diltiazem 10 30 2x1Vit. Bcomp 6 2x1
Ka-Diklofenak 6 50 2x1Ka-Diklofenak 6 50 2x1
Diazepam 5 2 1x1Vit. Bcomp 9 3x1
Propanolol 5 40 1x1Diltiazem 10 20 2x1
Ka-Diklofenak 6 25 2x1Vit. B6 5 10 1x1
Captopril 5 12,5 1x1Dextrometorpan 5 15 3x1
Bestocol 10 3x1Captopril 15 25 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Amlodipin 7 5 1x1
Pehavral 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
HCT 5 25 1x1Ka-Diklofenak 6 50 2x1
Vit. Bcomp 10 3x1Captopril 15 25 3x1
Amlodipin 5 5 1x1Ibuprofen 6 400 2x1
Captopril 10 25 3x1OBH 1 3x1
Betahistin 6 6 3x1CTM 15 4 3x1
Captopril 10 25 2x1Simvastatin 5 10 1x1
Aspilet 5 80 1x1Glibenklamid 10 5 1-0-1/2
179 2008 50 P
1 3 26
30
4 32
3
2610 78 L
4
HT, DM
1
HT
1 3
177 2006 79 P HT2
178
12
176 2774 65 P HT
2 2 4 31
2 20
175 3403 61 P HT 1 1 2
2 3 20
174 2829 58 P HT 2
173 11983 48 P HT, ISPA1
25
172 2509 63 P HT1 2 3 21
3 22
171 21120 59 L HT
1 3 4
1 4 30
170 2782 62 P HT1 2
169 2378 55 P HT
3
DosisSEMESTER II
Bln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
100
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Diltiazem 10 30 2x1Amlodipin 5 5 1x1
Diazepam 5 2 1x1Captopril 15 25 2x1
Ibuprofen 6 400 2x1Antasida 9 500 3x1
Vit. Bcomp 9 3x1Amlodipin 5 5 1x1Propanolol 3 40 1x1/4
Vit. Bcomp 9 3x1Amlodipin 5 5 1x1
Na-Diklofenak 6 25 2x1Betahistin 6 6 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Parasetamol 6 100 3x1Biosanbe 5 1x1
Propanolol 10 40 2x1HCT 5 25 1x1
Diazepam 5 25 1x1Propanolol 10 40 2x1
Ka-Diklofenak 5 50 1x1Metformin 10 500 2x1Diazepam 5 2 1x1
Captopril 10 12,5 2x1Ka-Diklofenak 10 50 2x1
Kalk 10 500 2x1Vit. Bcomp 10 1x1
Captopril 10 25 2x1Vit. Bcomp 9 3x1
Ka-Diklofenak 6 50 2x1Simetidin 6 200 2x1
Captopril 10 25 2x1Diazepam 5 2 1x1
HCT 5 25 1x1Captopril 5 12,5 1x1
SEMESTER IIBln No Pasien
15
3 22
190 11027 70 P HT2 1 3
1 2 19
2189 10113 65 P HT,
Dispepsia 1
188 11890 48 P HT 1
187 1884 50 P
1 3 20
40
4 30
3
1390 66 P
4
HT
1
HT, DM
1 3
185 1276 71 P HT2
186
17
184 1790 73 P HT
2 2 4 26
3 17
183 11532 69 P HT1 2 3
3 4 39
182 1003 60 P HT2 1
181 1259 74 P HT, Dispepsia 1
Dosis
180 1990 64 P HT2 1 3 20
Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt
101
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Amlodipin 6 5 1x1Captopril 10 12,5 2x1
Allopurinol 10 100 2x1Betahistin 6 6 1x1
Glibenklamid 10 5 3x1Metformin 10 500 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Amlodipin 5 5 1x1
Glibenklamid 7 5 3x1/2Metformin 10 500 2x1Simvastatin 5 10 1x1
Ka-Diklofenak 5 50 1x1Ibuprofen 10 400 2x1
Captopril 7 12,5 2x1Amlodipin 5 5 1x1Captopril 10 25 2x1
Vit. Bcomp 6 2x1Meloksikam 6 10 2x1Vit. Bcomp 9 3x1
Captopril 10 12,5 2x1HCT 5 25 1x1
Glibenklamid 5 5 2x1/2Ka-Diklofenak 6 50 2x1
Amlodipin 5 5 1x1Vit. Bcomp 10 3x1
Ka-Diklofenak 5 100 1x1Simetidin 10 200 3x1
Captopril 6 25 2x1Amlodipin 5 5 1x1Diltiazem 10 30 2x1
Diazepam 5 2 1x1Captopril 6 12,5 1x1
Ibuprofen 6 400 2x1Vit. Bcomp 6 2x1
2 3 18200 11379 80 P HT
1
21
199 2378 55 L HT2 1 3 20
4 26
198 20268 74 L HT, Dispepsia 1 2 3
2 4 30
197 1057 60 P HT,DM
1 3
196 1102 74 P HT, OA
2
17
195 4047 62 P HT2 1 3 21
5 32
194 1230 48 P HT 1 1 2
3 25
193 1489 46 P HT,DM
1 4
HT,DM1
324
192 1875 46 P2
Jmlh Unit Obt Dosis
191 1790 73 P HT, Gout
2 2
SEMESTER IIBln No Pasien Umur L/P Diagnosis Jenis Obat Jumlah Jenis
102
Total Ttl FrekTrgt Non Trgt Non Jenis Trgt Non Unit
Simetidin 10 200 2x1Ka-Diklofenak 5 50 1x1
Captopril 10 25 1x1Amlodipin 5 5 1x1
Parasetamol 9 500 3x1Biosanbe 5 1x1
278 374 652 2234 2817 5051
3 19
2 3 25
74 P HT
Jumlah
202 14841 2
Jenis Obat Jumlah Jenis Jmlh Unit Obt Dosis
201 11942 56 P HT, Dispepsia 1
L/P DiagnosisSEMESTER II
Bln No Pasien Umur
103
Lampiran 2. Uji Chi-Square Profil Jenis Kelamin Pasien
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 3.815a 1 .051
Continuity Correctionb 3.363 1 .067
Likelihood Ratio 3.813 1 .051
Fisher's Exact Test .056 .033
Linear-by-Linear Association 3.805 1 .051
N of Valid Casesb 382
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 43.82.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 3. Uji Chi-Square Profil Umur Pasien
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 5.645a 6 .464
Likelihood Ratio 5.699 6 .458
Linear-by-Linear Association .524 1 .469
N of Valid Cases 382
a. 5 cells (35.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .94.
104
Lampiran 4. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Item Obat Hipertensi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 1.6000 1.3800Normal Parametersa
Std. Deviation .10000 .04472
Absolute .241 .473
Positive .241 .327
Most Extreme Differences
Negative -.241 -.473
Kolmogorov-Smirnov Z .540 1.057
Asymp. Sig. (2-tailed) .933 .214
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2 .22000 .13038 .05831 .09569 .34431 3.773 4 .020
105
Lampiran 5. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Item Obat Total
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
semester 1 semester 2
N 5 5
Mean 3.4000 3.2200Normal Parametersa
Std. Deviation .22361 .14832
Absolute .473 .246
Positive .473 .154
Most Extreme Differences
Negative -.327 -.246
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057 .551
Asymp. Sig. (2-tailed) .214 .922
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
semester 1 -
semester 2 .18000 .27749 .12410 -.08456 .44456 1.450 4 .221
106
Lampiran 6. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Jumlah Unit Obat Hipertensi
a. Amlodipin 5 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 5.5600 5.4600 Normal Parametersa
Std. Deviation .57706 .60663
Absolute .261 .134
Positive .234 .122
Most Extreme Differences
Negative -.261 -.134
Kolmogorov-Smirnov Z .584 .300
Asymp. Sig. (2-tailed) .884 1.000
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2 .10000 .74498 .33317 -.61026 .81026 .300 4 .779
107
b. Captopril 12,5 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 10.0000 9.8600 Normal Parametersa
Std. Deviation .84853 1.03102
Absolute .227 .219
Positive .173 .162
Most Extreme Differences
Negative -.227 -.219
Kolmogorov-Smirnov Z .508 .490
Asymp. Sig. (2-tailed) .959 .970
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2 .14000 1.59468 .71316 -1.38035 1.66035 .196 4 .854
108
c. Captopril 25 mg One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 11.4400 10.7200 Normal Parametersa
Std. Deviation 1.34276 .87864
Absolute .223 .225
Positive .223 .194
Most Extreme Differences
Negative -.178 -.225
Kolmogorov-Smirnov Z .499 .503
Asymp. Sig. (2-tailed) .964 .962
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2 .72000 1.40250 .62722 -.61713 2.05713 1.148 4 .315
109
d. Diltiazem 30 mg One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 8.3600 8.4000 Normal Parametersa
Std. Deviation 2.46435 2.07364
Absolute .249 .224
Positive .231 .220
Most Extreme Differences
Negative -.249 -.224
Kolmogorov-Smirnov Z .556 .500
Asymp. Sig. (2-tailed) .917 .964
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2 -.04000 3.59625 1.60829 -3.46863 3.38863 -.025 4 .981
110
e. Furosemid 40 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 4.5200 3.4000Normal Parametersa
Std. Deviation 3.10677 3.20936
Absolute .188 .291
Positive .161 .255
Most Extreme Differences
Negative -.188 -.291
Kolmogorov-Smirnov Z .420 .651
Asymp. Sig. (2-tailed) .995 .791
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2
1.1200
05.37327 2.40300 -4.00282 6.24282 .466 4 .665
111
f. HCT 25 mg One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 5.4800 5.5400 Normal Parametersa
Std. Deviation .56303 .38471
Absolute .175 .158
Positive .156 .141
Most Extreme Differences
Negative -.175 -.158
Kolmogorov-Smirnov Z .390 .353
Asymp. Sig. (2-tailed) .998 1.000
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2
-
.06000.68775 .30757 -.71569 .59569 -.195 4 .855
112
g. Nifedipin 10 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 1.0000 2.4000Normal Parametersa
Std. Deviation 2.23607 3.36155
Absolute .473 .362
Positive .473 .362
Most Extreme Differences
Negative -.327 -.238
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057 .810
Asymp. Sig. (2-tailed) .214 .527
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2
-
1.4000
0
4.72229 2.11187 -5.90219 3.10219 -.663 4 .544
113
h. Propanolol 10 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 7.8500 3.1600Normal Parametersa
Std. Deviation 1.21963 4.57471
Absolute .413 .355
Positive .413 .355
Most Extreme Differences
Negative -.243 -.245
Kolmogorov-Smirnov Z .923 .794
Asymp. Sig. (2-tailed) .361 .554
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2
4.6900
03.56097 1.59251 1.29500 8.08500 2.945 4 .042
114
i. Propanolol 40 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean .6000 6.5400Normal Parametersa
Std. Deviation 1.34164 2.14079
Absolute .473 .220
Positive .473 .180
Most Extreme Differences
Negative -.327 -.220
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057 .492
Asymp. Sig. (2-tailed) .214 .969
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2
-
5.9400
0
1.85553 .82982 -7.70905 -4.17095 -7.158 4 .002
115
Lampiran 7. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Paired T Dosis Obat Hipertensi
a. Amlodipin 5 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 4.9400 5.0000Normal Parametersa
Std. Deviation .19494 .62849
Absolute .221 .300
Positive .179 .300
Most Extreme Differences
Negative -.221 -.144
Kolmogorov-Smirnov Z .494 .671
Asymp. Sig. (2-tailed) .968 .759
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2
-
.06000.47749 .21354 -.51524 .39524 -.281 4 .793
116
b. Captopril 12,5 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 24.2600 24.4400Normal Parametersa
Std. Deviation 2.89879 3.20827
Absolute .201 .231
Positive .164 .231
Most Extreme Differences
Negative -.201 -.161
Kolmogorov-Smirnov Z .449 .516
Asymp. Sig. (2-tailed) .988 .953
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Captopril -
Captopril
-
.18000 5.16159 2.30833 -5.10101 4.74101 -.078 4 .942
117
c. Captopril 25 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 55.6400 49.2600Normal Parametersa
Std. Deviation 4.03770 15.43026
Absolute .276 .244
Positive .276 .142
Most Extreme Differences
Negative -.237 -.244
Kolmogorov-Smirnov Z .616 .546
Asymp. Sig. (2-tailed) .842 .926
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Captopril 12.5mg
- Captopril
12.5mg
6.3800
0 12.05185 5.38975 -5.11012 17.87012 1.184 4 .302
118
d. Diltiazem 30 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 53.0000 51.1600Normal Parametersa
Std. Deviation 34.20526 15.37052
Absolute .301 .335
Positive .301 .196
Most Extreme Differences
Negative -.251 -.335
Kolmogorov-Smirnov Z .672 .748
Asymp. Sig. (2-tailed) .757 .630
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair 1 Semester 1 -
Semester 2 1.84000 37.92035 16.95850
-
34.3129237.99292 .109 4 .919
119
e. Furosemid 40 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Furosemid Furosemid
N 5 5
Mean 30.0000 23.2000 Normal Parametersa
Std. Deviation 17.32051 21.24147
Absolute .318 .327
Positive .282 .263
Most Extreme Differences
Negative -.318 -.327
Kolmogorov-Smirnov Z .711 .730
Asymp. Sig. (2-tailed) .692 .660
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Furosemid -
Furosemid
6.8000
029.85297 13.35066 -21.66155 35.26155 .509 4 .637
120
f. HCT 25 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Semester 1 Semester 2
N 5 5
Mean 23.3400 27.2500Normal Parametersa
Std. Deviation 1.55016 6.98212
Absolute .306 .226
Positive .306 .226
Most Extreme Differences
Negative -.258 -.174
Kolmogorov-Smirnov Z .684 .506
Asymp. Sig. (2-tailed) .737 .960
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Semester 1 -
Semester 2
-
3.9100
0
6.34453 2.83736 -9.95881 2.13881 -1.378 4 .240
121
g. Nifedipin 10 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nifedipin nifedipin
N 5 5
Mean 2.0000 4.0000 Normal Parametersa
Std. Deviation 4.47214 5.47723
Absolute .473 .367
Positive .473 .367
Most Extreme Differences
Negative -.327 -.263
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057 .822
Asymp. Sig. (2-tailed) .214 .510
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence Interval
of the Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair 1 nifedipin -
nifedipin
-
2.0000
0
8.36660 3.74166 -9.97664 5.97664 -.535 4 .621
122
h. Propanolol 10 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Propanolol 10 Propanolol 10
N 5 5
Mean 24.5000 9.5000Normal Parametersa
Std. Deviation 3.70810 13.27592
Absolute .246 .363
Positive .246 .363
Most Extreme Differences
Negative -.154 -.237
Kolmogorov-Smirnov Z .551 .811
Asymp. Sig. (2-tailed) .922 .526
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Propanolol 10 -
Propanolol 10
1.5000
0E1 15.71226 7.02673 .02008 29.97992 2.135 4 .100
123
i. Propanolol 40 mg
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Propanolol 40 Propanolol 40
N 5 5
Mean 8.0000 53.3400Normal Parametersa
Std. Deviation 17.88854 19.28155
Absolute .473 .235
Positive .473 .194
Most Extreme Differences
Negative -.327 -.235
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057 .526
Asymp. Sig. (2-tailed) .214 .945
a. Test distribution is Normal.
Paired Samples Test
Paired Differences
90% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig. (2-
tailed)
Pair
1
Propanolol 40 -
Propanolol 40
-
4.5340
0E1
23.63425 10.56956 -67.87268 -22.80732 -4.290 4 .013
124
Lampiran 8. Panduan Pengobatan Hipertensi di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta
125
126
127
128
Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian untuk Dinas Perizinan Pemerintah Kota Yogyakarta
129
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian untuk Puskesmas
130
Lampiran 11. Komposisi Obat
1. Antalgin : Methampyrone 500 mg.
2. Antasida : AlOH 200mg, MgOH 200mg.
3. Aspar K : Kalium l-aspartat 300 mg.
4. Aspilet : Acetylsalicylic acid 80 mg.
5. Becefort : Vitamin B1 15 mg, Vitamin B2 10 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 100
µg, Vitamin C 500 mg, Vitamin E 30 mg, Kalsium pantotenat 20 mg, Nikotinamida 50
mg.
6. Bestocol : Parasetamol 500 mg, Klorfeniramine maleat 2 mg, Fenilpropanolamina-
HC112,5 mg, Guaiafenesin 50 mg.
7. Biosanbe : Besi glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 µg, Tembaga sulfat 200 µg,
Vitamin C 50 mg, Asam folat 1 mg, Sianokobalaminum dengan faktor intrinsik 7,5 µg,
Sorbitol 25 mg.
8. Dasabion : Fe fumarat 360 mg, Ca pantotenat 20 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin C 75
mg, Vitamin B12 15 µg, Vitamin D3 400 iu, Sorbitol 20 mg.
9. Dumolid : Nitrazepam 5 mg.
10. Kalk : Kalsium laktat 500 mg.
11. Neurovit E : Vitamin B1 100 mg; Vitamin B6 200 mg; Vitamin B12 200
mcg; Vitamin E 50 mg.
12. Pehavral : Vitamin A 4.000 IU, Vitamin C 50 mg, Vitamin D 400 IU, Vitamin E 10 mg,
Vitamin B1 3 mg, Vitamin B2 3 mg, Vitamin B6 2 mg, Vitamin B12 2 mcg,
Nikotinamida 20 mg, Kalsium pantotenat 5 mg, Asam folat 1 mg, Biotin 0,1 mg, Besi (II)
fumarat 20 mg, Kalsium (sebagai karbonat) 100 mg, Tembaga 0,5 mg, Mangan 0,5 mg,
Magnesium 1 mg, Seng (Zn) 0,25 mg.
13. Salicyl Talk : Talk 980 mg, Asam Salicylat 20 mg.
14. Tremenza : Pseudoefedrin HCl 60 mg, Triprolidin HCl 2,5 mg.
15. Trolip : Fenofibrate 300 mg.
16. Vitamin Bcomplek : Vitamin B1 2 mg, Vitamin B2 3 mg, Vitamin B6 2 mg, Ca
pantothenate 10 mg, Nicotinamide 20 mg.
17. 2 FDC : Rifampisin 150 mg, INH 150 mg.
131
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Perbedaan Pola
Peresepan Obat Hipertensi pada Pasien Gakin antara Semester
I dan Semester II di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta
Tahun 2009” ini memiliki nama lengkap Paulina Berliani, lahir
di kota Klaten pada tanggal 06 Januari 1988 sebagai anak
pertama dari dua bersaudara. Lahir dari pasangan Andreas
Sukarjo dan Rosa Kuncorowati. Penulis menempuh pendidikan
pertama di TK Bakti Siwi pada tahun 1992-1994, kemudian melanjutkan pendidikan
di SD Kanisius II Klaten tahun 1994-2000, SLTP Pangudiluhur I Klaten tahun 2000-
2003, SMA Padmawijaya Klaten tahun 2003-2006, dan selanjutnya pada tahun 2006
mulai menempuh pendidikan S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.