bab ii kajian pustaka -...

13
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru dikelas. Merujuk pemikiran Mills (Agus Suprijono, 2009 : 45), model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktualyang memungkinkan seserang atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpetasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) (http://mtk2012unindra.blogspot.com) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Berdasarkan kajian kajian tersebut diatas model pembelajaran adalah rencana dan cara guru dalam penyampaian materi kepada siswa. Model pembelajaran mempunyai peran penting dalam sebuah pembelajaran karena dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Upload: buidan

Post on 01-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk kepada guru dikelas.

Merujuk pemikiran Mills (Agus Suprijono, 2009 : 45), model adalah

bentuk representasi akurat sebagai proses aktualyang memungkinkan seserang

atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model

merupakan interpetasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh

dari beberapa sistem.

Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78)

(http://mtk2012unindra.blogspot.com) mendefinisikan model pembelajaran

sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas

belajar mengajar.

Berdasarkan kajian – kajian tersebut diatas model pembelajaran adalah

rencana dan cara guru dalam penyampaian materi kepada siswa. Model

pembelajaran mempunyai peran penting dalam sebuah pembelajaran karena

dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

6

2.1.2. Model Pembelajaran Mind Mapping

Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan

otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk

membentuk kesan.

Konsep Mind Mapping diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an.

Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah Mind Mapping

memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar

dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk

memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide

tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang

dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya

memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Berikut contoh gambar Mind Mapping:

Gambar 1

Contoh Mind Mapping

Sumber: Gembira Belajar Mind Mapping

Mind Mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu

siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya,

menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan Mind Mapping siswa

dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

7

Beberapa manfaat memiliki Mind Mapping antara lain (Tony Buzan,

2003):

a. Merencana

b. Berkomunikasi

c. Menjadi Kreatif

d. Menghemat Waktu

e. Menyelesaikan Masalah

f. Memusatkan Perhatian

g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran

h. Mengingat dengan lebih baik

i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien

j. Melihat gambar keseluruhan

Buzan mengemukakan, bahwa ”A Mind Map® is powerful graphic

technique which provides auniversal key to unlock the potential of the brain. It

harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm,

colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so

doing, it give you a freedom to roam the infinite expanses of your brain”.

Dari pengertian tersebut, Johan (2008) menyimpulkan bahwa Peta Pikiran

merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang

universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh

keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih

dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.

Ditegaskan lagi oleh John W. Budd yang mengungkapkan bahwa A Mind

Map is an outline in which the major categories radiate from a central image and

lesser categories are portrayed as branches of larger branches (http://heldref-

publications.metapress.com/app/home/contribution.asp?referrer=parent&backto=i

ssue,3,8;journal,26,54;linkingpublicationresults,1:119930,1), berarti bahwa peta

pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari kategori utama dan pikiran-

pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih

besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang panjang dapat dialihkaan

menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja

selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.

Mind mapping digunakan oleh para guru dalam pembelajaran dengan

tujuan agar siswa bisa menghasilkan gagasan, mencatat apa yang telah dipelajari

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

8

atau merencanakan tugas baru. Mind mapping atau peta pikiran membuat siswa

untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari

atau apa yang tengah mereka rencanakan. Teknik tersebut merupakan suatu

strategi yang memanfaatkan keseluruhan otak yang membuat anak mampu

membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Dengan menggunakan

citra visual dan perangkat grafis lainnya, Mind Mapping atau peta pikiran akan

memberikan kesan yang lebih dalam sebab detail-detail teknik ini mudah diingat

karena mereka mengikuti pola pikiran otak.

Mind Mapping yang diterapkan dalam pembelajaran didasarkan pada: (1)

informasi bisa diorganisir di sekitar tema/topik utama dan pokok-pokok kaitan,

(2) informasi yang terkait lebih baik diringkas dan dipadatkan untuk bisa disajikan

atau diingat kembali dengan mudah. Berpijak pada pemikiran di atas, otak

manusia berfungsi untuk mengatur dan menyimpan informasi. Otak kita sering

kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan

perasaan. Mind Mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik

dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan

untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Mind Mapping ini dapat

membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah (De Porter,

2002 : 155).

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seseorang dalam

membuat Mind Mapping agar berhasil dengan baik.

Langkah-langkah tersebut yaitu: (1) Mulailah dari bagian tengah kertas

kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, hal yang demikian dilakukan

karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar

kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

(2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda karena sebuah gambar

bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar

sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita

berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita. (3) Gunakanlah warna, karena bagi

otak warna sangat menariknya dengan gambar dan warna membuat Mind

Mapping lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

9

menyenangkan. (4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

hubungkan cabang-cabang tingkat dua ke tingkat pusat dan cabang tingkat tiga ke

tingkat dua. Hal ini dimaksudkan karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak

senang mengaitkan dua atau tiga bahkan empat hal sekaligus. Bila kita

menghubungkan cabang-cabang yang dirinci menjadi ranting-ranting, kita akan

lebih mudah mengerti dan mengingat. (5) Buatlah garis hubung yang melengkung,

bukan garis lurus karena garis lurus akan membosankan otak dan bisa menarik

bagi mata. (6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci

tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping. (7)

Gunakan gambar seperti gambar sentral karena setiap gambar bermakna seribu

kata dan akan lebih menarik.

Adapun prosedur yang dapat diikuti dalam pembelajaran dengan Mind

Mapping adalah: (1) sediakan selembar kertas putih kosong dan letakkan

mendatar, (2) siapkan juga spidol atau pensil warna (krayon) dan materi yang

akan dibahas, (3) tuliskan judul bacaan atau topik yang sedang dipelajari di tengah

kertas, (4) siswa mulai Mind Mapping atau peta pikiran dengan membuat sentra

gambar, yang menggunakan topik atau gagasan utamanya di tengah kertas, (5)

siswa memecah topik menjadi unsur-unsur dan menarik garis yang menggunaan

spidol warna untuk tiap sub topik, (6) sediakan waktu yang cukup bagi siswa

untuk menyusun Mind Mapping dan mereka bisa melihat karya siswa yang lain

guna mendapatkan gagasan yang baru dan selanjutnya bisa dipakai untuk bahan

masukan guna menyelesaikan peta pikirannya, (7) sebagai kegiatan akhir, guru

memberi waktu pada siswa untuk saling bercerita tentang peta pikiran mereka

(Silberman, 2004: 216).

Mind Mapping atau dikenal juga Peta Pikiran adalah tool yang terstruktur

dan efektif untuk membantu siswa dan guru mengerjakan proses pengajaran

dengan lebih baik. Karena Mind Mapping menstimulasi otak kiri dan otak kanan

secara sinergis.

Mind Mapping akan sangat bermanfaat dalam Pembelajaran terutama

dalam ketrampilan mencatat dan mengingat, antara lain:

a) membantu dengan kemampuan otak untuk berkonsentrasi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

10

b) memungkinkan esensi materi menjadi jelas

c) secara visual relatif lebih jelas urutan dan informasinya

d) membuat sambungan antara ide-ide mudah untuk dilihat

e) meningkatkan daya ingat menjadi Long Term Memory

f) meningkatkan keyakinan kita dalam kemampuan kita untuk belajar

Peta Pikiran selain meningkatkan keterampilan belajar (Study Skill) juga

meningkatkan keterampilan hidup (Life Skill).

Dari berbagai macam model pambelajaran IPA, peneliti hanya membatasi

penggunaan model Mind Mapping yang divariasi dengan metode ceramah, tanya

jawab dan diskusi, karena dalam setiap pembelajaran harus diawali penjelasan

atau informasi dari guru dalam penyajian atau penyampaian bahan pelajaran.

Dari kajian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa untuk dapat

meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan model Mind Mapping

karena dengan model ini proses pembelajaran akan melibatkan siswa dalam

kelompok untuk membuat Mind Mapping yang sesuai dengan keinginan siswa.

Dengan demikian siswa mudah memahami materi ajar sehingga akan berakibat

pada meningkatnya hasil belajar siswa.

2.1.3. Hasil Belajar

Menurut Hamalik(2006), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori

Taksonomi Bloom (dalam Suharsimi Arikunto 2006), hasil belajar dalam rangka

studi dicapai melalui tiga kategori ranah, salah satunya adalah kognitif. Ranah

kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelek- tual yang terdiri dari aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), hasil belajar merupakan hal yang

dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru

bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

11

Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami perubahan

tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat dari proses belajar. Hasil

belajar diukur dari tingkat keberhasilan siswa tersebut mencapai tujuan

pengajaran. Hasil ini di wujudkan dalam bentuk nilai yang dapat memberikan

informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dan merupakan bukti dari

keberhasilan siswa dalam pencapaian belajarnya.

Hasil belajar sering digunakan sebagai ukuran apakah proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru dan siswa berhasil atau tidak. Hasil belajar yang

diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh

siswa. Semakin tinggi proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin

tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang

hasil belajar yang dicapai siswa (Sudjana, 2010). Jadi secara tidak langsung hasil

belajar adalah gambaran umum tentang kemampuan pemahaman siswa terhadap

suatu materi yang telah diajarkan oleh guru.

Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan

pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan

secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil

belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa

penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian

kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar;

dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.

Definisi hasil belajar terkait dengan penelitian ini adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran yang berupa

nilai tes, yang mengukur kemampuan kognitif para siswa.

Berdasarkan kajian tentang hasil belajar menurut peneliti, hasil belajar

adalah usaha pencapaian proses belajar siswa yang merupakan bukti keberhasilan

siswa dalam menempuh suatu pengajaran yang diukur dengan menggunakan tes

tertentu.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

12

2.1.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor –faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, namun

dapat digolongkan menjadi dua faktor yatu intern dan ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. (Slameto, 2010: 54)

Faktor intern adalah faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang

timbul dari sisi individu yang sedang belajar, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar disebut faktor

intern yang meliputi:

a. Faktor jasmaniah, meliputi kesehatan, cacat tubuh

b. Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, kesiapan.

c. Faktor kelelahan baik itu kelelahan jasmani maupun rohani.

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar atau bukan dari sisi

individu siswa yang sedang belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

2) Faktor yang ada pada luar individu yang disebut faktor ekstern, yang

meliputi:

a. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan,

gedung, metode belajar, tugas rumah.

c. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media

masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

2.1.5. Hakikat IPA

Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana untuk siswa dapat

mempelajari tantang diri sendiri dan alam sekitar dan menerapkan dalam

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

13

kehidupan masing – masing peserta didik. Chalmers (2006 : 19 ) menyatakan

bahwa IPA didasari oleh hal–hal yang kita lihat, dengar, raba, dan lain-lain. Dapat

dikatakan batasan ini lebih menekankan kepada cara memperoleh IPA, yaitu

melalui observasi. IPA sebagai kumpulan konsep atau prinsip tidak secara jelas

dikemukakan.

Selanjutnya untuk memahami hakikat IPA haruslah dilandasi dengan

pengertian tentang IPA yang dikemukakan oleh para ahli :

1. Kemey ( Solihat, Ihat. 2006 : 19) menyatakan bahwa IPA merupakan

aktifitas dalam menemukan hukum–hukum alam dalam bentuk teori –

teori berdasarkan fakta–fakta. Keadaan ini menyebabkan hubungan timbal

balik antara teori dan fakta baru.

2. Sund ( Solihat, Ihat. 2006 : 19 ) menyatakan bahwa ” Science is both a

body of knowladge and process” dilihat dari kalimat ini maka jelaslah

bahwa yang dimaksud dengan sains (IPA) adalah kumpulan dari

pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan lain - lain), dan bagaimana proses

untuk mendapatkan pengetahuan itu.

3. Fisher ( Solihat, Ihat. 2006 : 19) menyatakan bahwa IPA sebagai ”body of

knowladge obtained by method based upon observation”, yaitu IPA

merupakan suatu batang tubuh pengetahuan yang diperoleh melalui

metode yang berdasarkan observasi.

4. Chalmers ( Solihat, Ihat. 2006 : 19 ) menyatakan bahwa IPA didasari oleh

hal – hal yang kita lihat, dengar, raba, dan lain-lain. Dapat dikatakan

batasan ini lebih menekankan kepada cara memperoleh IPA, yaitu melalui

observasi. IPA sebagai kumpulan konsep atau prinsip tidak secara jelas

dikemukakan.

5. Sund ( Solihat, Ihat. 2006: 19) mengemukakan batasan IPA yang lebih

lengkap. Sund menyatakan IPA sebagai bidang pengetahuan (body of

knowledge) yang dibentuk melalui proses inkuiri yang terus menerus, yang

diarahkan oleh masyarakat yang bergerak dalm bidang IPA. IPA lebih dari

sekedar ilmu pengetahuan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

14

Berdasarkan teori – teori di atas, secara garis besar IPA merupakan mata

pelajaran yang mempelajari tentang diri sendiri dan hubungan dengan alam

beserta faktor – faktor lain yang mempengaruhi alam.

2.1.6. Tujuan IPA

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006) secara terperinci adalah:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan –

Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari

– hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasarkan tujuan umum mata pelajaran IPA, maka dalam jenjang

pendidikan sekolah dasar mata pelajaran IPA mempunyai ruang lingkup bahan

kajian, yaitu :

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

15

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

2.2. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktoyuana Hardian

Perwitasari dengan judul ”Penggunaan mind map (peta pikiran) untuk

meningkatkan pembelajaran IPA kelas V SDN Bareng 5 Malang” menunjukkan

bahwa penerapan Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V

SDN Bareng 5 Malang. Perolehan rata-rata hasil belajar siswa meningkat, dari

rata-rata refleksi awal ke siklus I sebesar 42,1% dari siklus I ke siklus II sebesar

26,7% dengan ketuntasan belajar 75%. Aktivitas belajar siswa juga meningkat

dari 64,2 pada siklus I menjadi 74,4 pada siklus II terjadi peningkatan sebesar

13,7%. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus

terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, refleksi dan rencana perbaikan.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bareng 5 Malang dengan jumlah

siswa 28 anak. Intrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, tes dan

dokumentasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Mind Map

dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Bareng

5 Malang. Bagi guru diharapkan teknik Mind Map ini dijadikan untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Bagi peniliti lanjutan diharapkan

penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan adanya pengembangan.

Penelitian oleh Susiyati dengan judul “PENERAPAN MODEL MIND

MAP (PETA KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V

SDN SOROPADAN KECAMATAN LAWEYAN TAHUN PELAJARAN

2011/2012”. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri

atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek

penelitian adalah siswa kelas V SDN Soropadan Kecamatan Laweyan yang

berjumlah 31 siswa dan terdiri dari 12 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

16

Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder.Teknik pengumpulan data

yang dipakai berupa wawancara, tes, observasi, dan dokumentasi.Validitas data

yang digunakan berupa validitas isi.Analisis datanya menggunakanan teknik

analisis data deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.Prosedur penelitian ini

berupa model siklus penelitian tindakan kelas. Hasil Penelitian menunjukkan

bahwa melalui penerapan metode mind map (peta konsep) dapat meningkatakan

pemahaman konsep pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA dari pra siklus ke

siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada pra siklus lebih

bersifat teacher centered dan kurang menerapkan model – model pembelajaran

yang inovatif sehingga pemahaman siswa terhadap konsep pesawat sederhana

dalam pembelajaran IPA rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan

klasikal yang hanya mencapai 48,39% atau sekitar 15 siswa yang tuntas KKM.

Peningkatan pemahaman konsep terjadi pada siklus I meskipun belum maksimal,

yaitu ada sekitar 61,29% atau 19 siswa tuntas KKM. Pelaksanaan siklus II

pemahaman siswa terhadap konsep pesawat sederhana meningkat kembali

menjadi 70,96% atau 22 siswa tuntas KKM, sehingga indikator kinerja yaitu

sekitar 70% atau 22 siswa dapat tercapai. Simpulan penelitian ini adalah

penerapan model Mind Map (peta konsep) dapat meningkatkan pemahaman

konsep pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN

Soropadan Kecamatan Laweyan.

2.3. Kerangka Berpikir

Kajian pustaka dan landasan teori dari para pakar juga beberapa hasil

penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti memberi gambaran penulis

untuk membuat skema tindakan dalam penelitian ini. Bagi sebagian besar siswa

hasil belajar yang diperoleh pada pembelajaran IPA masih lemah. Oleh karena

itulah diperlukan upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui

model pembelajaran Mind Mapping. Apabila guru menggunakan model

pembelajaran Mind Mapping, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

diaharapkan akan meningkat. Mind Mapping akan dapat mengaktifkan seluruh

otak, membereskan akal dari kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3816/3/T1_292009195_BAB II.pdf · sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis

17

pada pokok bahasan, membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang saling terpisah, memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan

dan perincian, memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya, dan mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada

pokok bahasan atau materi yang membantu mengalihkan informasi tentang hal

yang ada dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Kelebihan model

pembelajaran Mind Mapping sesuai yang tertuang dalam kajian terori , yaitu: (1)

mampu meningkatkan kapasitas pemahaman, (2) meningkatkan kemampuan

seseorang dalam berimajinasi, mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan,

meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan, (3) merangsang

sisi kreatif seseorang, (4) membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian sebelumnya, maka

diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : “ Melalui penggunaan model

pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa

kelas 5 SDN Dadapayam 02 pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 ”.