bab ii kajian pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/bab ii.pdf ·...

22
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian terdahulu yang digunakan penulis untuk acuan dalam melakukan penelitian, yaitu : Manoppo, (2013) sistem pengendalian internal penerimaan kas di PT. Sinar Galesong Prima telah efektif. Dilihat dengan telah memenuhi unsur-unsur pengendalian internal. Kemudian sistem pengendalian internal pengeluaran kas di Jawa Timur Park 1 belum efektif, karena masih terdapat unsur-unsur pengendalian internal di dalam perusahaan yang belum sepenuhnya dilakukan, antara lain penempatan kasir yang berada satu ruangan dengan karyawan lainnya, kas yang ada di tangan dan kasir tidak diasuransikan, rekonsiliasi bank tidak dilakukan oleh bagian pemeriksaan internal, stempel cek dipegang oleh pembuat cek, serta Jawa Timur Park 1 tidak melakukan perputaran jabatan secara rutin sehingga memungkinkan terjadinya penyelewengan masih sangat besar. Anastasia (2012) meneliti tentang sistem dan prosedur pengendalian intern penerimaan kas yang diterapkan oleh UD. Kanca Karya Banjarbaru dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Dari hasil penelitiannya penulis mengungkapkan bahwa sistem pengendalian internal pada Taman Mini Indonesia Indah telah terjadi perangkapan fungsi di dalam pelaksanaan tugas, pengolahan data akuntansi serta bukti-bukti transaksi sampai pembukuan masih menggunakan cara yang manual dan dikerjakan oleh satu orang dan catatan-catatan yang dibuat jauh hari, sesudah terjadinya transaksi akan mengakibatkan kurang dapat

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

6

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang digunakan penulis untuk acuan

dalam melakukan penelitian, yaitu :

Manoppo, (2013) sistem pengendalian internal penerimaan kas di PT. Sinar

Galesong Prima telah efektif. Dilihat dengan telah memenuhi unsur-unsur

pengendalian internal. Kemudian sistem pengendalian internal pengeluaran kas di

Jawa Timur Park 1 belum efektif, karena masih terdapat unsur-unsur

pengendalian internal di dalam perusahaan yang belum sepenuhnya dilakukan,

antara lain penempatan kasir yang berada satu ruangan dengan karyawan lainnya,

kas yang ada di tangan dan kasir tidak diasuransikan, rekonsiliasi bank tidak

dilakukan oleh bagian pemeriksaan internal, stempel cek dipegang oleh pembuat

cek, serta Jawa Timur Park 1 tidak melakukan perputaran jabatan secara rutin

sehingga memungkinkan terjadinya penyelewengan masih sangat besar.

Anastasia (2012) meneliti tentang sistem dan prosedur pengendalian intern

penerimaan kas yang diterapkan oleh UD. Kanca Karya Banjarbaru dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif. Dari hasil penelitiannya penulis

mengungkapkan bahwa sistem pengendalian internal pada Taman Mini Indonesia

Indah telah terjadi perangkapan fungsi di dalam pelaksanaan tugas, pengolahan

data akuntansi serta bukti-bukti transaksi sampai pembukuan masih menggunakan

cara yang manual dan dikerjakan oleh satu orang dan catatan-catatan yang dibuat

jauh hari, sesudah terjadinya transaksi akan mengakibatkan kurang dapat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

7

7

dipercaya dan kurang dapat diandalkan data akuntansi yang disajikan tersebut,

sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan data pencatatan selanjutnya juga akan

semakin besar. Tidak diselenggarakannya pemeriksaan khusus oleh pemimpin

perusahaan hal ini bisa mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan wewenang dan

juga kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja sehingga dapat berakibat merugikan

perusahaan, dan juga biasanya bagi pembukuan kadang-kadang tidak dapat

menyelesaikan laporan keuangan tepat pada waktunya.

Manengkey & Tinangon (2015) meneliti tentang pelaksanaan sistem

pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitiannya penulis

menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern penerimaan kas pada PT. Bank

Rakyat Indonesia Unit Bahu Manado secara keseluruhan dilaksanakan dengan

baik, hal ini ditandai dengan adanya pemisahan tugas, sistem pengamanan fisik

kas yaitu uang kas yang ada di dalam kantor disimpan di dalam lemari besi yang

dilengkapi dengan kunci kombinasi angka yang bersifat rahasia, pemeriksaan

intern dilaksanakan secara insidentil dan laporan harian dibuat setiap hari kerja

sehingga keadaan keuangan bank sehari-hari dapat diketahui. Prosedur

penerimaan kas yang telah diterapkan Bank Rakyat Indonesia Unit Bahu Manado

agar tetap dipertahankan dan jika memungkinkan ditingkatkan sesuai dengan

perkembangan kegiatan dalam perusahaan.

Tatawi., dkk (2015) meneliti tentang sistem dan prosedur penerimaan kas pada

Dinas Pendapatan Kota Bitung dengan mengunakan teknik analisis deskriptif.

Dari hasil menelitiannya peneliti menyatakan bahwa lingkungan pengendalian

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

8

8

pada Dispenda Kota Bitung telah memadai ditinjau dari pemberian tugas dan

tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan penerimaan kas yang baik

perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai, perlindungan

agar tidak terjadi penyelewengan dalam aktivitas penerimaan kas, pemeriksaan

oleh pihak independen, pencatatan dan pelaporan penerimaan kas yang sudah

memadai dapat dilihat dari formulir pendaftaran dan pendataan, jurnal umum

penerimaan kas, buku besar, buku besar pembantu dan laporan

pertanggungjawaban bendahara penerimaan. Secara keseluruhan, sistem dan

prosedur penerimaan kas pada Dinas Pendapatan Kota Bitung sudah memadai dan

sesuai dengan prosedur operasional standar yang berlaku.

Elfitri., dkk (2013) secara umum pengendalian internal atas penerimaan kas

Politeknik Negeri Padang sudah sesuai prinsip pengendalian internal, tetapi ada

beberapa sistem yang belum memenuhi unsur pengendalian internal seperti sistem

pengeluaran pada praktik yang sehat belum menggunakan nomor urut tercetak

untuk formulir pengambilan panjar, kedua sistem, pengembangan pegawai masih

minim untuk pengetahuan pendukung, seperti perpajakan, teknis penyusunan

laporan keuangan pemerintah, pembuatan laporan pertanggung jawaban dan

sistem pengendalian internal dan pengadaan barang dan jasa.

Habibie, (2013) secara keseluruhan, pengendalian internal terhadap piutang

usaha pada PT.Adira manado berjalan efektif, di mana manajemen perusahaan

sudah menerapkan konsep dan prinsip-prinsip pengendalian interen, di sisi lain

terdapat prosedur yang belum mencerminkan konsep pengendalian internal.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

9

9

Rapina & Christyanto (2011) kegiatan operasional dalam siklus persediaaan

dan pergudangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

sudah efektif dan efisien, dilihat dari pengendalian internal pada siklus persediaan

dan pergudangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban kuesioner yang

menggambarkan bahwa perusahaan telah melaksanakan prosedur dengan baik

yang terdapat dalam kelima komponen pengendalian internal, tetapi terdapat dua

kelemahan dalam aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu:

perusahaan belum menjalankan pemisahan fungsi antara bagian pembelian dengan

penerimaan barang dan kurangnya pembatasan akses terhadap persediaan.

Dari beberapa penelitian diatas menjadi inspirasi peneliti untuk meneliti

analisis sistem pengendalian internal. Dimana peneliti mengambil dan

memperbarui beberapa teknik analisis untuk dipakai sebagai acuan penelitian

yaitu analisis struktur organisasi, analisis prosedur penerimaan kas, analisis

perangkapan jabatan. Selain itu objek yang digunakan juga berbeda yaitu pada

PT. Selecta Kota Batu pemilihan objek ini bertujuan untuk mengetahui sistem

pengendalian internal atas penerimaan kas.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan keutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi juga

dapat berupa kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik ataupun non fisik yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

10

10

saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk

mencapai satu tujuam yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna.

Dimas, (2013) sistem informasi merupakan suatu sistem yang menyediakan

informasi untuk manajemen dalam pengambilan keputusan serta untuk

menjalankan operasional perusahaan, dimana sistem tersebut merupakan

kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang

terorganisasi. Biasanya suatu perusahaan atau badan usaha menyediakan semacam

informasi yang erguna bagi manajemen.

Menurut Ali, (2017) secara garis besar, sistem informasi berarti seuah sistem

yang dilakukan dalam menyediakan informasi ketika hendak mengambil

keputusan untuk manajemen dalam rangka menjalankan operasional dan prosedur

yang terorganisir. Sistem informasi juga bertujuan untuk menjaga tercapainya

pesan atau informasi dari seseorang atau kelompok kepada pihak lain.

2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sarosa, (2009) sistem informasi akuntansi didapat dari tiga kata yaitu, sistem,

informasi, dan akuntansi. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling

berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kata kuncinya

adalah sekumpulan komponen atau subsistem penyusun suatu sistem berinteraksi

dan berkerja sama satu dengan lainnya. Suatu sistem juga memiliki tujuan yang

menjadi dasar kerja sistem tersebut.

Informasi adalah data yang sudah mengalami pemrosesan sedemikian rupa

sehingga dapat digunakan oleh penggunanya dalam pengambilan atau membuat

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

11

11

keputusan. Setiap pembuatan keputusan yang rasional membutuhkan inrimasi

sehingga memperoleh hasil yang optimal pada saat keutusan tersebut dibuat.

Akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mencatat, dan

mengkomunikasikan peristiwa ekonomis suatu organisasi pada pihak yang

membutuhkannya. Dalam prakteknya, akuntansi menyediakan dua macam laporan

bagi pihak eksternal dan internal. Untuk pihak eksternal, informasi yang

dihasilkan biasanya berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca, rugi laba,

dan perubahan arus kas. Pihak eksternal menggunakan laporan keuangan tersebut

dipergunakan untuk membuat keputusan investasi, perpajakan, pemberian kredit,

dan lain-lain. Untuk pihak internal, laporan yang dihasilkan oleh akuntansi

dipergunakan untuk kepentingan pengelolaan organisasi.

Dengan melihat ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, memcatat, menyimpan,

dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam

membuat keputusan. Sistem informasi akuntansi dapat berupa kertas dan alat tulis

(manual) ataupun komputerisasi penuh (serba otomatis) atau kondisidiantara

keduanya (gabungan manual dan komputerisasi). Teknologi hanya alat untuk

menyusun, memelihara, ataupun menyempurnakan sistem.

Menurut Widjajanto (2001) sistem informasi akuntansi adalah susunan

formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat

komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang

didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjdai informasi yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

12

12

dibutuhkan manajemen dan bertujuan untuk menjaga integritas informasi

akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, dan

pencurian yang dilakukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Selain itu pengendalian internal juga dapat memudahkan pelacakan kesalahan

baik yang disengaja maupun tidak, sehingga memudahkan dalam prosedur audit.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001) sistem informasi akuntansi adalah

organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan.

3. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar

tujuan suatu perusahaan dapat tercapai. Sistem pengendalian internal memberikan

dampak yang positif terhadap perusahaan, sebaliknya jika perusahaan tanpa

sistem pengendalian internal, maka tujuan dari perusahaan tersebut tidak dapat

dicapai secara efektif dan efisien. Semakin besar suatu perusahaan semakin

penting pula arti dari sistem pengendalian internal dalam suatu perusahaan

tersebut.

Menurut AICPA (American Institute Of Certified Public Accountans)

suatu sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua metode-

metode dan ketentuan-ketentuan yang yang terorganisasi yang dianut dalam

perusahaan tersebut guna melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan

bagaimana data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi serta

mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

13

13

Sedangkan Horngren dkk., (2007) mendefinisikan sistem pengendalian

internalsebagai rencana organisasional dan semua tindakan terkait yang dirancang

untukmengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan

perusahaan,meningkatkan efisiensi operasi, dan memastikan catatan akuntansi

yang akurat dandapat diandalkan.

Sistem pengendalian internal juga mempunyai pengertian dalam arti

sempit dan luas.Sistem pengendalian internal dalam arti sempit sama dengan

istilah internal check, yaituprosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian

data-data administrasimisalnya mencocokkan penjumlahan horizontal dengan

penjumlahan vertikal.Sedangkan dalam arti luas, sistem pengendalian internal

dipandang sebagai sistemsosial yang mempunyai makna atau wawasan khusus

dalam organisasi perusahaan.Sistem tersebut terdiri dari kebijakan, teknik,

prosedur, alat-alat fisik, dokumentasi,dan orang-orang yang berinteraksi satu sama

lain.

Menurut Messier, (2006) pengendalian internal adalah suatu proses yang

didesain oleh atau dibawah pengawasan dari eksekutif utama perusahaan dan

pejabat keuangan utama atau orang yang melakukan fungsi yang samadan

dipengaruhi oleh dewan komisaris perusahaan, manajemen, dan personel lain

untuk memberikan keyakinan memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan

dan pembuatan laporan keuangan untuk tujuan eksternal sesuai dengan prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

14

14

Sistem pengendalian internal adalah suatu sistem usaha atau sistem sosial

yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak

sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta

dipatuhinya kebijakan manajemen.

Mulyadi, (2016) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi,

metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Defisini sistem pengendalian

internal tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-

unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian, pengertian

pengendalian internal tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang

mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun

komputer.

Sistem pengendalian internal yang efektif dapat memberikan informasi yang

akurat bagi manajer maupun dewan direksi untuk mengambil keputusan maupun

kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif.

Sistem pengendalian internal juga berfungsi sebagai pengatur sumberdaya yang

telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal untuk memperoleh

pengembalian yang maksimal pula.

Sistem pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan,

mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting

untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

15

15

daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan bangunan) maupun tidak

berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

Menurut Mulyadi (2016), sistem pengendalian internal meliputi struktur

organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikanuntuk menjaga aset

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong

efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem

pengendalian internal tersebut menekankan pada tujuan yang ingin dicapai, dan

bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian,

definisi pengendalian tersebut berlaku untuk semua perusahaan, baik perusahaan

yang yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan,

maupun dengan komputer. Berdasarkan pendapat tersebut, maka tujuan sistem

pengendalian internal adalah :

1. Menjaga kekayaan organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sistem pengendalian internal tersebut dapat dibagi menjadi pengendalian

internal akuntansi dan pengendalian administratif.

1. Pengendalian internal akuntansi

Pengendalian ini meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga aset

perusahaan dan mengecek ketelitian dan keandalan data kauntansi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

16

16

Pengendalian internal yang baik akan menjamin keamanan aset

investor dan kreditur yang ditananmkan dalam perusahaan dan akan

menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

2. Pengendalian internal administratif

Pengendalian ini meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong

efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Adapun rincian tujuan pengendalian internal akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Menjaga aset perusahaan

a. Penggunaan aset perusahaan hanya melalui sistem otorisasi

yang telah ditetapkan.

1) Pembatasan akses langsung terhadap aset.

2) Pembatasan akses tidak langsung terhadap aset.

b. Pertanggungjawaban aset perusahaan yang dicatat dibandingkan

dengan aset sesungguhnya.

1) Pembandingan secara periodic antara catatan akuntansi

dengan aset yang sesungguhnya ada.

2) Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

a. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah

ditetapkan.

1) Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwewenang.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

17

17

2) Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang

diberikan oleh pejabat yang berwewenang.

b. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.

1) Pencatatan semua transaksi yang terjadi.

2) Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi.

3) Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar.

4) Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.

5) Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya.

6) Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti.

4. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal

Unsur-unsur sistem pengendalian internal menurut COSO (The Committee

of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) yang memperkenalkan

kerangka pengendalian yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian melingkupi sikap para manajemen dan

karyawan terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi.

b. Penilaian risiko

Semua organisasi menghadapi risiko, yaitu dalam kondisi apapun yang

namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang

berkaitan dengan bisnis maupun non bisnis.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

18

18

c. Prosedur pengendalian

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja,

sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau

mendeteksi keterbatasan serta kesalahan.

d. Pemantauan

Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan

kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian

internal dapat di monitor secara efektif melalui penilaian khusus atau

sejalan dengan manajemen.

e. Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari

pengendalian internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan

diperlukan oleh manajemen, untuk pedoman operasi dan menjamin

ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku

pada perusahaan.

Sedangkan menurut Mulyadi (2016), unsur pokok pengendalian internal ada 4

yaitu :

a. Sturktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara

Tegas

Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung

jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan-kegitan pokok perusahaan.Pembagian tanggung

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

19

19

jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip

berikut ini:

1) Harus dipisahkannya fungsi –fungsi operasi dan penyimpanan dari

fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang

untuk melaksakan suatu kegiatan (misalnya pembelian).

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

b. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan

Perlindungan yang Cukup terhadap Aset, Utang Pendapatan, dan Beban

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari

pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi

tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuta sistem yang

mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap

transaksi.

c. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit

Organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika

tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam

pelaksanaannya.Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh

perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

1) Penggunaan formulir bernomer urut tercetak yang pemakaianya harus

dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

20

20

2) Pemeriksaan mendadak dengan jadwal tidak teratur.

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh

satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang

atau unit organisasi lain.

4) Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin yang akan menghindari

persekongkolan para pejaat dalam melaksanakannya.

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

6) Secara periodik diadakanya pencocokan fisik kekayaan dengan

catatanya untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan

keandalan catatan akuntansi.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas

unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.

d. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya

Sebaik apapun struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik

yang sehat, semuanya bergantung kepada manusia yang melaksanakan.

Untuk mendapat karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai

cara berikut ditempuh oleh perusahaan :

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh

pekerjaannya.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

21

21

Dari beberapa unsur diatas, unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem

pengendalian internal yang paling penting diantara lainnya.

5. Tujuan Sistem Pengendalian Interal

Pengendalian internal mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan

dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan atau lembaga, dan

meningkatkan efektivitas dari seluruh anggota perusahaan atau lembaga sehingga

perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Pengendalian internal disusun berdasarkan tujuan untuk memberikan

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Manajemen merancang

sistem pengendalian internal yang efektif dengan empat tujuan pokok berikut ini

menurut Mulyadi, (2016):

a. Menjaga harta kekayaan perusahaan

Bila sistem pengendalian internal berjalan dengan baik maka akan dapat

mengantisipasi teriadinya kecurangan, pemborosan, ketidakefisienan, dan

penyalahgunaan terhadap aktiva perusahaan.

b. Mengecek keakuratan data akuntansi

Keandalan data/informasi akuntansi digunakan oleh manajemen dalam

pengambilan keputusan untuk meningkatkan ketelitian dan dapat

dipercayanya data akuntansi.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

22

22

c. Mendorong efisiensi

Kebijakan perusahaan mampu memberikan manfaat tertentu dengan

memantau setiap pengorbanan yang telah dikeluarkan guna mendapatkan

hasil yang sebaik-baiknya.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Untuk mencapai tujuan perusahaan maka kebijakan, prosedur, sistem

pengendalian internal yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang

memadai bahwa kebijakan, prosedur yang ditetapkan perusahaan akan

dipatuhi oleh seluruh karyawan.

6. Pihak yang Bertanggung Jawab

Menurut (Mulyadi : Auditing, 2014) menyatakan bahwa pihak-pihak yang

bertanggung jawab atas pengendalian internal yaitu sebagai berikut:

a. Manajemen

Manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan

menyelenggarakan secara efektif pengendalian internal organisasinya.

b. Dewan komisaris dan komite audit

Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah

manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam

mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian internal.

c. Auditor intern

Bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau

tidaknya pengendalian internal entitas dan membuat rekomendasi

peningkatannya.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

23

23

d. Personel lain entitas

Peran dan tanggung jawab semua personel lain yang menyediakan

informasi atau menggunakan informasi yang dihasilkan oleh pengendalian

internal harus ditetapkan dan dikomunikasikan dengan baik.

e. Auditor independen

Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap laporan keuangan, auditor

dapat menemukan kelemahan pengendalian internal kliennya, sehingga ia

dapat mengkomunikasikan temuan auditnya tersebut kepada manajemen,

komite audit atau dewan komisaris.

f. Pihak luar lain

Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian internal entitas

adalah badan pengatur, seperti Bank Indonesia dan Bapepam.

7. Pengertian Kas

Setiap perusahaan pasti memerlukan kas untuk membiayai operasional sehari-

hari, entah kas dari hasil utang usaha ataupun modal usaha. Menurut Baridwan,

(2002) kas merupakan salah satu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai

ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar

diantara aktiva lainnya, dalam arti paling sering berubah. Hampir disetiap

transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Daya beli uang bisa

berubah-ubah mungkin naik atau turun tetapi penurunan daya beli ini tidak akan

mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas.

Sedangkan menurut Soemarso, (1999) kas adalah segala sesuatu (baik yang

berbentuk uang atau bukan) yang dapattersedia dengan segera dan diterima

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

24

24

sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilainominalnya. Termasuk sebagai kas

adalah rekening giro di bank dan uang kasyang ada di perusahaan. Diterima pada

nilai nominal sewaktu diuangkanmerupakan petunjuk unutk menentukan apakah

suatu surat berharga dianggap sebagai kas.

Kieso., dkk (2008) kas, yaitu aktiva paling likuid, merupakan media

pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos

lainnya. Pada umumnya kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas terdiri dari

uang logam, uang kertas, dan dana yang tersedia pada deposito bank. Instrumen

yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel (money order), cek yang disahkan

(certified check), cek kasir (cashier check), cek pribadi, dan wesel bank (bank

draft) juga dipandang sebagai kas.

Kas didalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai alat pertukaran yang

dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran

kebank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau

tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Dari beberapa pengertian dari referensi diatas dapat disimpulkan bahwa kas

merupakan alat pertukaran yang dapat dipersamakan dengan uang yang ada di

perusahaan ataupun yang ada di bank dan dapat diambil sewaktu-waktu. Kas juga

tidak dapat dibuktikan kepemilikannya karena sangat mudah diselewengkan,

sehingga mudah untuk diselewengkan. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan

terhadap kas dengan penerapan sistem pengendalian internal yang baik.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

25

25

8. Pengertian Sistem Pengendalian Internal atas Penerimaan Kas

Sistem pengendalian internal merupakan rangkaian dan kebijakan dan

prosedur yang dirancang untuk melindungi aktiva, memastikan ketaatan dengan

hukum dan kebijaksanaan perusahaan, menyediakan catatan akuntansi yang tepat,

mengevaluasi kinerja.

Arus kas masuk dapat berasal dari beberapa sumber, prosedurpengendalian

kas berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Prosedur berikut

diterapkan dihampir semua situasi:

a. Pemisahan tanggungjawab untuk menangani kas, mencatat transaksi kas,

dan merekonsiliasi saldo kas. Pemisahan ini mengurangi kemungkinan

pencurian danpenggelapan melalui pencatatan palsu.

b. Memberikan tanggungjawab penanganan dan pencatatan kas kepada orang

yangberlainan untuk memastikan arus kas masuk dapat disetorkan tanpa

terhambat.Pengendalian ini membutuhkan perhitungan, pencatatan, dan

penabungan yangsegera dari kas yang diterima.

c. Melakukan pengawasan yang ketat atas semua fungsi penanganan dan

pencatatankas. Pengendalian ini membutuhkan perhitungan kas rutin dan

mendadak, auditinternal, serta pelaporan harian atas penerimaan,

pembayaran, dan saldo kas.

Kas adalah pos dari aktiva lancar yang paling aktif. Hampir semua

pembeliandan penjualan menyangkut kas. Suatu test yang ada mudah untuk

menentukan klasifikasi kas adalah disetujuinya atau tidak alat pembayaran

tersebut dihargai sesuai dengan nilai nominalnya.Karena sifatnya yang sangat

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

26

26

mudah dipindahtangankan dan tidak dapatdibuktikan pemiliknya, maka kas

mudah digelapkan. Oleh karena itu perlu diadakanpengawasan yang ketat

terhadap kas. Pada umumnya suatu sistem pengawasan internterhadap kas akan

memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana, danpencatatan. Tanpa adanya

pemisahan fungsi seperti diatas, akan mudahmenggelapkan uang kas (Baridwan,

2004)

Menurut Niswonger dkk., (1999) terdapat dua prosedur dalam

pengendaliankas :

a. Perusahaan mengendalikan kas mulai dari diterimanya hingga disetorkan

ke bank,prosedur ini di sebut pengendalian preventif (preventive control).

b. Perusahaan merancang pengendalian untuk mendeteksi pencurian

ataupenyalahgunaan kas, pengendalian ini disebut pengendalian detektif

(detectivecontrol).

Dalam pengertian tertentu, pengendalian detektif juga bersifat

preventif(mencegah) karena para karyawan akan berupaya pencurian atau

penyalahgunaanbila mereka mengetahui bahwa hal semacam itu kemungkinan

besar akan terungkap.Pengendalian terhadap kas perusahaan, biasanya minimal

mengisyaratkanpemisahan antara fungsi pengelolaan dan fungsi pencatatan kas.

Pengelolaan kasdapat dianggap sebagai suatu fungsi keuangan dasar dalam

perusahaan. Fungsitersebut biasanya diarahkan oleh seorang pejabat keuangan

dan bagian keuangan ituharus dapat menyediakan berbagai jenis informasi dasar

untuk dipergunakan dalamperencanaan dan pengendalian uang kas.Cara yang

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40395/3/BAB II.pdf · pengendalian internal penerimaan kas pada PT. BRI Unit Bahu Manado dengan menggunakan

27

27

digunakan untuk megawasi penerimaan kas dalam suatu perusahaan dapat

berbeda-beda antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya.

Jusup & Haryono (2001) namun ada beberapa prinsip pengawasan internal

terhadappenerimaan kas yang dapat dijadikan pedoman :

a. Petugas yang menangani urusan kas tidak boleh merangkap sebagai

pelaksanapembukuan atau pencatatan atas penerimaan kas tersebut,

sebaliknya petugasyang mengurusi pembukuan tidak boleh mngurusi kas.

b. Setiap kali penerimaan kas harus segera dicatat. Perusahaan harus

mencatat formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan, dan

menggunakannyadengan benar.

c. Penerimaan kas setiap hari harus disetorkan seluruhnya ke bank. Hal

inidilakukan agar petugas yang menangani kas tidak mempunyai

kesempatan untukmenggunakan kas perusahaan untuk kepentingan

pribadi.

d. Apabila memungkinkan, sebaiknya diadakan pemisahan antara fungsi

penerimaankas dan fungsi pengeluaran kas.