cedera bahu lapkas

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cedera pada ekstremitas superior yang dapat terjadi adalah cedera pada bahu, cedera pada siku, ataupun cedera pada lengan bawah,pergelangan tangan,dan tangan. 1.2 Tujuan

Upload: ertywitalayaltoruan

Post on 02-Jul-2015

286 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cedera bahu lapkas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cedera pada ekstremitas superior yang dapat terjadi adalah cedera pada bahu,

cedera pada siku, ataupun cedera pada lengan bawah,pergelangan tangan,dan tangan.

1.2 Tujuan

Page 2: Cedera bahu lapkas

BAB II

ISI

2.1 Definisi

Cedera pada bahu yang sering disebabkan karena internal

violence,kelelahan, sering terjadi pada atlit pemain tennis, badminton, olahraga

lempar dan berenang ataupun karena external violence, akibat body contact sports

seperti sepak bola, rugby dan lain-lain.

2.2 Anatomi Bahu

Gelang bahu terdiri atas klavikula dan skapula,yang bersendi satu sama

lain pada artikulasio akromioklavikularis,dimana humerus bersendi dengan

skapula pada artikulasio humeri membentuk lengan atas (gambar 2.1).

Gambar 2.1 Anatomi Bahu

Klavikula adalah tulang panjang yang terletak horisontal di daerah pangkal

leher Tulang ini bersendi dengan sternum dan kartilago kostalis I di sebelah

medial,dan dengan akromion di sebelah lateral. Klavikula bekerja sebagai sebuah

penyangga pada waktu lengan atas bergerak menjauhi tubuh Klavikula juga

berperan menyalurkan gaya dari lengan atas ke tulang aksiale,dan merupakan

tempat melekatnya otot. Klavikula terletak subkutan menurut arah panjangnya,dua

pertiga medialnya cembung ke depan dan sepertiga lateralnya cekung ke depan.

Page 3: Cedera bahu lapkas

Muskuli dan ligamen penting yang melekat pada klavikula diperlihatkan pada

gambar 2.2

Gambar 2.2 Tempat melekat muskulus dan ligamentum penting pada klavikula dekstra

Skapula adalah tulang pipih berbentuk segitiga yang terletak pada dinding

posterior torak diantara iga II sampai VII. Pada permukaan posterior,spina skapula

menonjol ke belakang. Ujung lateral spina skapula bebas dan membentuk akromion,yang

bersendi dengan klavikula. Angulus superolateralis skapula membentuk kavitas atatu

fossa glenoidalis yang berbentuk seperti buah pir dan bersendi dengan kaput humeri pada

artikulasio humeri. Prosesus korakoideus menonjol ke atas dan depan di atas kavitas

gleinodalis dan merupakan tempat melekatnya otot dan ligamntum. Medial terhadap basis

prosesus korakoideus terdapat insisura suprakapularis (gambar 2.3).

Permukaan anterior skapula cekung dan membentuk fossa subskapularis.

Permukaan posterior skapula dibagi dua oleh spina skapula menjadi fossa supraspinata di

atas dan fossa infraspinata. Angulus inferior skapula dapat dipalpasi dengan mudah pada

orang hidup dan merupakan petunjuk posisi iga ketujuh dan prosesus spinosus vertebra

torakika 7. Muskulus dan ligamenta penting yang melekat pada skapula diperlihatkan

pada gambar 2.3

Page 4: Cedera bahu lapkas

Gambar 2.3 Tempat melekat muskulus dan ligamentum penting pada skapula dekstra

Humerus bersendi dengan skapula pada artikulasio humeri serta dengan radius

dan ulna pada artikulasio kubiti. Ujung atas humerus mempunyai sebuah kaput yang

membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan kavitas glenoidalis

skapulae (gambar 2.4). Tepat di bawah kaput humeri terdapat kolum anatomikum. Di

bawah kolum terdapat tuberkulum majus dan minus yang dipisahkan satu sama lain oleh

sulkus bicipitalis. Pada pertemuan ujung atas humerus dan korpus humeri terdapat

penyempitan disebut kolum sirurgikum. Sekitar pertengahan permukaan lateral kopus

Page 5: Cedera bahu lapkas

humeri terdapat peninggian kasar yang disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan

bawah tuberositas terdapat sulkus spiralis yang ditempati oleh nervus radialis(gambar

2.4)

Gambar 2.4 Tempat melekat otot dan ligamentum penting pada humerus dekstra

2.3 Klasifikasi

Cedera dapat berupa luksasio / subluksasio dari artikulasio humeri,

luksasio / subluksasio dari artikulasio akromio klavikularis, subdeltoid bursitis,

strain dari otot-otot atap bahu (rotator cuff)

2.3.1 Luksasio / subluksasio dari artikulasio humeri

Pada sendi bahu sering terjadi luksasio / subluksasio karena sifatnya globoidea

(kepala sendi yang masuk ke dalam mangkok sendi kurang dari separuhya).

Cedera pada sendi bahu ini sering terjadi karena pemakaian sendi bahu yang

berlebihan atau body contact sport, kita harus memperhatikan bahwa sendi bahu

sangat lemah, karena sifatnya globoidea dimana hanya diperkuat oleh ligamentum

dan otot-otot bahu saja.

Page 6: Cedera bahu lapkas

Tanda-tanda luksasio / dislokasi :

• lengkung bahu hilang

• tidak dapat digerak-gerakkan

• lengan atas sedikit abduksi

• lengan bawah sedikit supinasi

Pertolongan pertama :

Hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter, kecuali dalam keadaan terpaksa

dimana di tempat kejadian tidak ada dokter yang terdekat, barulah kita berikan

pertolongan pertama yaitu reposisi. Reposisi dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu :

1. Metode Stimson (Gambar 2.5)

Metode ini sangat baik. Caranya penderita dibaringkan tertelungkup sambil

bagian lengannya yang mengalami luksasio, keluar dari tepi tempat tidur,

menggantung ke bawah. Kemudian diberikan beban yang diikatkan pada

lengan bawah dan pergelangan tangan, biasanya dengan dumbell dengan berat

tergantung dari kekuatan otot si penderita. Si penderita disuruh rileks untuk

beberapa jam, kemudian bonggol sendi akan masuk dengan sendirinya.

Gambar 2.5 Cara reposisi dislokasi bahu dengan metode Stimson

2. Penderita dibaringkan terlentang di lantai. Si penolong duduk pada sisi sendi

yang lepas. Kaki si penolong menjulur lurus ke dada si penderita, lengan yang

lepas sendinya ditarik dengan kedua tangan penolong dengan tenaga yang

Page 7: Cedera bahu lapkas

keras dan kuat, sehingga berbunyi “klik”, ini berarti bonggol sendi masuk

kembali.

2.3.2 Luksasio / subluksasio dari artikulasio akromioklavikularis

Sendi akromioklavikularis kerapkali mengalami cedera karena jatuh atau

dipukul pada ujung bahu. Cedera ini sering terjadi pada penunggang kuda, pemain

rugby, atau sepak bola. Jika cedera ini terbatas pada robeknya ligamentum

akromioklavikularis, maka terjadi suluksasio / dislokasi sebagian.

Jika ligamentum akromioklavikularis dan ligamentum korakoklavikularis

terputus, maka terjadilah luksasio atau dislokasi total. Pada keadaan luksasio /

subluksasio dari sendi ini, maka dapat kita raba terangkatnya ujung klavikula

bagian akromion lebih tinggi. Bila cedera sudah berlangsung lama, pembengkakan

sudah terjadi, maka ujung klavikulare sukar teraba.

Pertolongan pertama :

Harus diadakan pengikatan agar klavikula melekat kembali pada akromion dengan

cara membuat ikatan (strapping) yang melewati pergelangan bahu sampai di

bawah siku yang difleksikan. Strapping dipakai selama 3 mingu. Jika strapping

sudah dilepas,harus dilakukan latihan untuk menggerakkan bahu dan siku. Bila

dislokasinya total, maka strapping harus dipertahankan 6 – 8 minggu.

2.3.3 Subdeltoid Bursitis

Di sini sendi bahu dapat berfungsi dengan gerakkannya yang halus karena

adanya bursa subdeltoid dan bursa ini dapat meradang (gambar 2.6). Bursa

mukosa subdeltoid ini memberi pelicin pada tendon yang berjalan pada atap bahu.

Bila bursa ini cedera, maka akan sedikit membengkak dengan bertambahnya

cairan sinovia dan pada gerakan terasa nyeri, biasanya cedera ini terjadi karena

pukulan langsung pada bahu, misalnya pada body contact sport (frozen shoulder).

Pertolongan pertama :

Dilakukan metode RICE (Rest Ice Cold Elevation), serta memberi sanggahan

pada lengan atas dan bawah, yaitu lengan digendong dengan mitela, kemudian

diobati dengan heat treatment. Mittela dipasang kira-kira selama 7 hari (gambar

2.7). Kalau perlu diberi obat-obat anti inflamasi (anti peradangan). Fraktur pada

Page 8: Cedera bahu lapkas

klavikula biasa terjadi karena sebab-sebab yang tidak langsung, misalnya karena

jatuh dengan posisi tangan lurus ke bawah menebah lantai.

Gambar 2.6 Subdeltoid Bursitis

Pertolongan yang diberikan :

Pertama-tama kita harus melakukan metode RICE (gambar 2.9) dan kemudian

dilakukan tindakan immobilisasi selama kira-kira 6 – 8 minggu, dengan membuat

balutan seperti menggendong ransel.

Gambar 2.7 Mitella

2.3.4 Strain dari otot-otot Atap Bahu (Rotator Cuff)

Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat fibrosa yang

mengelilingi bagian atas tulang humerus. Ini dibentuk dengan bersatunya tendon-

tendon atap bahu (gambar 2.8). Keempat tendon tersebut adalah muskulus

supraspinatus, muskulus infraspinatus, muskulus teres minor,dan muskulus

Page 9: Cedera bahu lapkas

subskapularis dimana muskulus supraspinatus paling sering terkena cedera biasa

karena tarikan yang tiba-tiba, misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi

yang tiba-tiba melawan beban berat yang dipegang dengan tangan.

Gambar 2.8 Muskulus pembentuk rotator cuff

Tanda-tanda :

Penderita mengeluh nyeri di ujung bahu. Kalau penderita menaikkan lengan

ke samping setelah 45o pertama, penderita mulai merasa sakit, lebih-lebih setelah

lengan lebih tingi. Tetapi rasa sakit berkurang lagi setelah lewat 120o.

Pengobatan

Lengan digendong dengan mittela selama 2-3 hari, lalu diberikan metode RICE

Gambar 2.9 Metode RICE

Page 10: Cedera bahu lapkas

Daftar Pustaka