bab ii kajian pustaka a. kreativitas anak usia dini 1 ...repository.ump.ac.id/5932/3/lien anggita...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kreativitas Anak Usia Dini
1. Pengertian Kreativitas
Lahirnya kreativitas dalam bentuk gagasan maupun karya nyata
pada dasarnya merupakan perpaduan antara kedua fungsi belahan otak,
yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa definisi kreativitas.
Menurut Gallagher (Rachmawati dkk, 2010: 13) mengatakan
bahwa “Creativity is a mental process by which an individual creates
new ideas or products, or recombines existing ideas and profuct, in
fashion that is novel to him or her”(kreativitas merupakan suatu proses
mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru,
atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan
melekat pada dirinya).
Sedangkan menurut Jamaris (2010:92) kreativitas merupakan
suatu konsep yang dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, sudut
pandang tersebut akan mempengaruhi arti kreativitas.
Supriadi (Rachmawati dkk, 2010: 13) mengutarakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada.
6
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
7
Munandar (2009:6) kreativitas atau daya cipta memungkinkan
penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam
semua bidang usaha manusia lainya.
Berdasarkan produk kreatif yang dihasilkan oleh pribadi yang
kreatif, Desmita (2005:176) mengemukakan tiga sifat pokok kreatif,
yaitu(a) produk yang sifatnya baru sama sekali tidak ada sebelumnya, (b)
produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil kombinasi beberapa
produk yang bersifat baru sebagai hasil pembaruan (inovasi) dan
pengembangan (evolusi) dari produk yang sudah berkembang
sebelumnya.
Kreativitas menjadi aspek penting yang harus dikembangkan pada
setiap anak usia dini, karena tidak ada satu anakpun yang lahir tanpa
kreativitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah
pendapat, ide ataupun gagasan baru yang merupakan kombinasi dari
pengalaman yang merupakan hasil interaksi dari lingkungan.
2. Ciri-ciri kreativitas
Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-
cirinya, berikut ada beberapa pengertian ciri-ciri kreativitas anak usia
dini. Supriyadi (Rachmawati dkk, 2005:16) mengatakan bahwa ciri-ciri
kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non
kogntif. Ciri kognitif diataranya orisinalitas, fleksibilitas, kalancaran dan
elaborasi. Sedangkan ciri non kognitif diataranya motivasi sikap dan
kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
8
tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan
apapun. Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas.
Sedangkan menurut Soefandi (2009:137-138) anak kreatif
biasanya memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan anak yang biasa-
biasa saja. Kelebihan yang dimilkinya antara lain:
a. Memiliki hasrat untuk mengubah hal-hal di sekelilingnya menjadi
lebih baik
b. Memiliki kepekaan, yakni mereka cenderung lebih terbuka dan
tanggap terhadap sesuatu
c. Memiliki minat untuk menggali lebih dalam apa yang tampak di
permukaan
d. Mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi
e. Mendalam dalam berpikir
f. Mampu menekuni permasalahan hingga menguasai seluruh bagian-
bagiannya.
g. Optimis memadukan antusiasme dan rasa percaya diri
h. Mampu bekarja sama dan sanggup berikhtiar secara produktif
bersama orang lain.
Anak usia dini dalam perilakunya memiliki ciri-ciri kreatif.
Mereka memiliki apa yang disebut kreativitas alamiah. Anak yang kreatif
juga memiliki kepribadian positif dan negatif. Sebagai contoh, ciri
perilaku sosial individu kreatif cenderung tidak toleran terhadap orang
lain, sinis, skeptis dan dapat bersifat pembrontak. Kehadiran guru
sangatlah penting sebagai pembimbing yang akan membatu anak
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
9
menyeimbangkan perkembangan kepribadian sehingga kreatif dapat
berkembang tidak hanya integensinya tetapi juga perkembangan sosial
emosinya.
3. Faktor yang mempengaruhi kreativitas
Beberapa penelitian menujukan bahwa seorang anak yang
mendapat rangsangan (dengan melihat, mendengar dan bergerak) akan
lebih berpeluang lebih cerdas dibanding sebaliknya. Salah satu bentuk
rangsanganya adalah kasih sayang, dengan kasih sayang anak akan
memiliki kemampuan untuk menyatukan berbagai pengalaman
emosional dan mengolahnya dengan baik. Berikut ini ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kreativitas anak usia dini menurut para ahli.
Menurut Rakhmawati (2010 : 37) empat hal yang diperhitungkan
dalam pengembangan kreativitas yaitu :
a. Memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun
kepribadianya serta suasana psikologis (Phychological Athmosphere)
b. Menciptakan lingkungan yang kondusif yang akan memudahkan
anak untuk mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar
dan dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan
mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti
halnya kerja simultan otak kiri dan kanan.
c. Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika
kita ingi anak kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif
pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat pada anak.
d. Peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
10
Sedangkan menurut Lehmen (Soefandi 2009 : 140) meberikan
gambaran mendasar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
anak. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Faktor lingkungan
b. Faktor keuangan
Anak yang berasal dari latar belakang status ekonomi sosial
tinggi cenderung lebih kreatif daripada yang berasal dari ekonomi
rendah karena mempunyai fasilitas yang dapat menunjang
perkembangan kreativitas mereka, kemungkinan lain yang dapat
menunjang perkembangan kreativitas ini ada kaitanya dengan pola
asuh keluarga.
c. Kurangnya luang waktu
Orang tua yang selalu mengawasi anak pada saat bermain,
terlalu khawatir, terlalu banyak mengawasi, menunutu kepatuhan,
terlalu banyak melontarkan kritik pada anak dan jarang memuji hasil
kreativitas anak adalah sebuah lingkungan yang memberi anak
kebebasan unutk mengungkapkan diri, mengungkapkan pikiran dan
perasaanya tanpa takut dicela, ditertawakan dan dihukum. Kalau
segala ungkapan itu diterima dan dihargai oleh orangtua, anak akan
cenderung mengulanginya, kemudian menjadikanya pola perilaku
yang mampu mendorong bakat kreatifnya.
Menurut Hurlock (1978:11) faktor yang meningkatkan
kreativitas:
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
11
a. Waktu
Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan
diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi
mereka untuk bermain-main dengan gagasan-gagasan dan kosep-
konsep dan mencobanya dalam bentuk baru dan orisinal.
b. Kesempatan menyendiri
Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial,
anak dapat menjadi kreatif. Singer menerangkan “Anak
membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri unutk
mengembangkan kehidupan imajinatif kaya”
c. Dorongan
Terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar
orang dewasa, mereka harus didorong untuk kreatif dan bebas dari
ejekan dan kritik yang seringkali dilontarkan pada anak yang kreatif.
d. Sarana
Sarana untuk bermain dan kelak sarana lalinya harus
disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan
eksplorasi yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas.
e. Lingkungan yang merangsang
Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang
kreativitasnya dengan memberikan bimbingan da dorongan untuk
menggunakan sarana yang akan didorong kreativitas.
f. Hubungan orang tua-anak yang tidak positif
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
12
Orang tua yang tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif
terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua
kualitas yang sangat mendukung kreativitas.
g. Cara mendidik anak
Mendidik anak secara demokrasi dan permisif dirumah dan
sekolah meningkatkan kreativitas sedangkan cara mendidik otoriter
memadamkanya.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan
Kretaivitas tidak muncul dalam kehampaan,semakin banyak
pengetahuan yang dapat diperoleh anak semakin baik dasar untuk
mencapai hasil yang kreatif.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, peneliti menyimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas anak diantaranya adalah
pola asuh orang tua, waktu yang diluangkan orang tua untuk anak dan guru
yang kreatif.
B. Pemanfaatan Kaleng Bekas sebagai Hasta Karya Alat Komunikasi
Hasta karya sering diartikan kerajinan tangan, hasta karya merupakan
bagian dari seni, menurut Purnomo (2010:2) seni berasal dari kata sani
(sansekerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Kata
tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian.
Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh
beberapa ahli.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
13
Pengembangan kreativitas pada anak melalui hasta karya memiliki
posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak hanya
kreativitas yang akan terfasilitasi untuk berkembang dengan baik, tetapi juga
kemampuan kognitif, fisik motorik, ketrampilan sosial budaya,
perkembangan emosional, serta intelektual anak usia dini. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar. Yaitu
pemanfaatan kaleng bekas sebagai hasta karya alat komunikasi. Lingkungan
sebagai sumber belajar dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda dan keadaan mahluk hidup, (termasuk di dalamnnya manusia dan
perilakunya serta makhluk hidup lainya), sehingga memungkinkan anak usia
dini belajar tentang informasi, orang, bahan, dan alat. Lingkungan terdiri dari
unsur-unsur makhluk hidup, benda mati, dan budaya manusia.
Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak usia dini
untuk mengamati lingkugan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan
belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di dalam ruangan kelas dan dalam
rumah, di lingkungan sekitarpun anak belajar. Barang bekas dimanfaatkan
menjadi sumber pembelajaran, tetapi hal ini tergantung dari diri kita sebagai
guru untuk dapat mengembangkan media yang ada.
Proses pemanfaatan kaleng bekas sebagai hasta karya yaitu dengan
cara merubah barang tersebut menjadi sesuatu yang baru atau barang-barang
yang berbeda sehingga membentuk sebuah karya. Dalam pengembangan
kreativitas melalui pemanfaatan hasta karya alat komunikasi setiap anak
bebas berimajinasi dan berkreasi dalam pembutu banguatan alat komunikasi
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
14
(telepon) menggunakan kaleng bekas. Rakhmawati (2010:53) dalam pebuatan
hasta karya setiap anak menggunanakan imajinasinya untuk membentuk suatu
bangunan atau benda tertentu sesuai dengan khayalanya. Setiap anak bebas
mengekspresikan kreativitasnya, sehingga kita akan memperoleh hasil yang
berbeda antara satu anak dengan yang lainnya.
Pada dasarnya hasil karya anak yang diibuat melalui aktivitas
membuat, menyusun atau mengkonstruksi ini akan memberikan kesempatan
bagi anak untuk menciptakanbenda buatan mereka sendiri yang belum pernah
mereka temui, ataupun mereka membuat modifikasi dari benda yang telah ada
sebelumnya.
C. Langkah langkah pemebelajaran pemanfaatan kaleng bekas sebagai
hasta karya alat komunikasi
Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran pemanfaatan kaleng bekas sebagai hasta karya alat komunikasi
yaitu kaleng bekas susu (kecil), benang wol, paku, palu dan lidi. Peneliti
mendemonstrsikan cara pembuatan alat komunikasi dari kaleng bekas yang
pertama yaitu melubangi 2 kaleng menggunakan paku kecil, kedua
memasukan benang wol ke dalam kaleng lalu diikat menggunakan lidi.
Ketiga menghubungkan antara kaleng 1 dengan kaleng 2 menggunakan
benang wol. Pada saat pembelajaran hari pertama anak membuat hasta karya
kaleng bekas, pertemuan kedua anak menghias hasta karya yang telah dibuat
menggunakan kertas krep dan pada pertemuan ketiga anak menghias hasta
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
15
karya alat komunikasi menggunakan gambar yang telah dibuat anak dan
mempraktekan pemanfaatan kaleng bekas menjadi alat komunikasi. Kegiatan
terakhir adalah refleksi dan memberikan reward berupa bintang.
D. Pedoman Penilaian Kreativitas dalam pemnfaatan kaleng bekas sebagai
hasta karya alat komunikasi
Menurut Samsudin (2008:68) prosedur penilaian di Tamn Kanak-
kanak (TK) yaitu
1. Mencatat hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di
Satuan Kegiatan Harian (SKH)
2. Anak yanng belum mencapai indikator yang diharapkan dan selalu
dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan
diberi tanda bulatan kosong (○).
3. Anak yang sudah melebihi indikator tanpa bantuan, maka pada kolom
penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan penuh (●).
4. Jika semua anak menujukkan kemampuan sesuai indikator dalam SKH,
maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda check
list (√)
Menurut Mulyasa (2012:206-208) penilaian pendidikan anak usia dini
dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut ini :
1. Merumuskan kegiatan, kegiatan yang dilakukan guru harus tergambar
pada program yang dibuatnya dalam bentuk satuan kegiatan harian
maupun satuan kegiatan mingguan akan tergambar kemampuan apa yang
akan dimiliki anak dari program dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan guru.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
16
2. Menyiapkan alat penilaian, alat penilaian yang digunakan gurudapat
dibuat sendiri atau menggunakan alat penilaian yang sudah dibuat oleh
orang lain. Pemakaianalat penilaian disesuaikan dengan indikator hasil
belajar yang telah ditetapkan dalam Satuan Kegiatan Harian.
3. Menetapkan kriteria penilaian, setelah penilaian selesai selanjutunya guru
menetapkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian adalah patokan ukuran
keberhasilan anak, patokan yang digunakan untuk menetapkan nilai anak.
Sedangkan menurut Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah
Direktorat Pembinaan TK SD (2010:10) prosedur penilaian di Taman Kanak-
kanak (TK) yaitu :
1. Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada
kolom penilaian di RKH (Rencana Kegiatan Harian)
2. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator dan selalu dibantu
guru, maka pada kolom penilaian diberi tanda satu bintang
( )
3. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator yang
diharapkan RKH, maka pada kolom penilaian diberi tanda dua bintang
( )
4. Anak yang sudah mampu berkembang sesuai harapan (BSH) pada
indikator dalam RKH, maka pada kolom penilaian diberi tanda tiga
bintang ( )
5. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator yang
diharapkan dalam RKH, maka pada kolom penilaian diberi tanda empat
bintang ( )
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
17
Menurut Kemendiknas (2010:10) menjelaskan bahwa penilaian
mengacu pada tingkat pencapaian perkembangan, capaian perkembangan,
serta indikator yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang
direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip
penilaian yang ditentukan.Penilaian dilakukan secara intregratif, artinya guru
tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi menyatu dengan aktivitas
pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung.Dalam melakukan penilaian,
peneliti mengambil prosedur penilaian menurut Kemendiknas Dirjen Mandas
dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar
(2010:11) karena merupakan prosedur penilaian yang terbaru.
1. Indikator Penilaian
Penialaian terhadap suatu progarm pendidikan akan sangat
membantu dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian tersebut dapat
membantu dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian tersebut
memebantu kualitas dan program kegiatan belajar anak-anak peserta
progaram pendidikan. Menurut Yus(2005:33-34) penilaian dilakukan
dengan cara membandingkan skor atau data (yang diperoleh dari
pengukuran atau tes) dengan standar atau kriteria tertentu. Standar
tertentu yang dimaksud dapat berupa tujuan pembeljaran yang telah
ditetapkan. Selain itu kriteria bisa ditetapkan sendiri dengan mengacu
pada rata-rata “sesuatu” yang akan dinilai dari kelompok itu. Dalam
upaya membandingkan tersebut digunakan juga judgement (penilaian
atau keputusan penilai).
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
18
Dari beberapa penjelasan diatas, peneliti menyusun indikator
kreativitas sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator Hasil Belajar
No Indikator yang diharapkan
1. Anak mampu menuangkan imajinasinya melalui pemanfaatan
kaleng bekas sebagai hasta karya alat komunikasi
2. Ketrampilan anak dalam berinovasi menggunakan bahan kaleng
bekas sebagai alat komunikasi
3. Kemampuan anak dalam menghias hasil karya yang telah dibuat
4. Mampu menyampaikan suatu gagasan tentang hasil karya yang
telah dibuat
Tabel 2.2 Indikator Kreativitas anak yang akan dinilai
No Indikator
Siklus I Siklus II
Perte
muan
I
Perte
muan
II
Perte
muan
III
Perte
muan
I
Perte
muan
II
Perte
muan
III
1. Anak mampu
menuangkan
imajinasinya melalui
pemanfaatan kaleng
bekas sebagai hasta
karya alat
komunikasi
2. Ketrampilan anak
dalam berinovasi
menggunakan bahan
kaleng bekas sebagai
alat komunikasi
3. Kemampuan anak
dalam menghias hasil
karya yang telah
dibuat
4. Anak dapat
menyampaikan suatu
gagasan tentang hasil
karya yang telah
dibuat
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
19
Penilaian yang digunakan dalam evaluasi proses pembelajaran
anak yang mengacu pada pedoman penilaian yang disarankan oleh
Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah Direktorat Pembinaan TK
SD (2010) adalah sebagai berikut :
= Anak yang belum mampu berimajinasi, berinovasi dan
mengungkapkan gagasan dalam pemanfaatan kaleng
bekas sebagai hasta karya alat komunikasi
= Anak yang mulai mampu berimajinasi, berinovasi dan
mengungkapkan suatu gagasan dalam pemanfaatan
kaleng bekas sebagai hasta karya alat komunikasi tetapi
masih dibantu oleh guru
= Anak yangmampuberimajinasi, berinovasi dan
mengungkapkan suatu gagasan dalam pemanfaatan
kaleng bekas sebagai hasta karya alat komunikasi
= Anak yang sudah mampu dengan sempurna berimajinasi,
berinovasi dan mengungkapkan suatu gagasan dalam
pemanfaatan kaleng bekas sebagai hasta karya alat
komunikasi
E. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teori dan penelitian tindakan kelas yang dilakukan,
peneliti berasumsi untuk menerapkan pemanfaatan kaleng bekas sebagai
hasta karya alat komunikasi dapat meningkatkan kreativitas anakkelompok B
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
20
TK Diponegoro 108 Desa Pamijen Baturraden Kabupaten Banyumas
Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014.
Bagan pelaksanaan rencana kegiatan pembelajaran
F. Hipotesis Tindakan
Kondisi Awal
1. Metode pembelajaran
kurang menarik dan
membosankan
2. Alat peraga belum
dipergunakan secara
optimal
1. Kreativitas
anak masih
rendah
2. Minat belajar
masih kurang
Dilakukan upaya
untuk perbaikan
dengan PTK
Siklus 1
Proses pembelajaran
dengan pemanfaatan
kaleng bekas sebagai
hasta karya alat
komunikasi
Kreativitas anak meningkat
tetapi belum mencapai 75
%
Siklus II
Proses pembelajara dengan
pemanfaatan kaleng bekas
sebagai hasta karya alat
komunikasi
1. Partisipasi anak dalam
pembelajaran meningkat
2. Kreativitas anak semakin
baik
3. Hasil belajar optimal
Kondisi
Akhir
Berdasarkan permasalahan diduga bahwa dengan
pemanfaatan kaleng bekas sebagai hasta karya alat
komunikasi meningkatkan kreativitas anak.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014
21
Hipotesis tindakan ialah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk
menagatasi masalah. Berdasarkan kerangka pikir di atas, dirumuskan
hipotesis tindakan bahwa melalui pemanfaatan kaleng bekas sebagai hasta
karya alat komunikasi dapat meningkatkatkan kreativitas anak kelompok B
TK Diponegoro 108 Desa Pamijen Baturraden Kabupaten Banyumas
Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Lien Anggita Dewanti, FFKIP UMP, 2014