bab ii. kajian pustaka a. down syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/bab ii_ady...

21
3 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndrome Menurut Gunarhadi (2005) kata “Down Syndrome” adalah alih bahasa Indonesia dari bahasa Inggris Down Syndrome. Kelainan ini pertama kali diketahui Seguin dalam tahun 1844. Down adalah seorang dokter dari Inggris yang nama lengkapnya adalah Langdon Haydon Down. Pada tahun 1866 ia menindaklanjuti pemahaman kelainan yang pernah dikemukakan oleh Seguin tersebut melalui penelitian. Dalam penelitiannya ia menguraikan tanda-tanda kliis kelainan aneuploidi pada manusia. Seorang individu aneuploidi memeliki kekurangan atau kelebihan di dalam sel tubuhnya. Jenis aneuploidi sebagai penyimpangan kromosom tersebut ia namakan Trisomi 21. Yang berarti kromosom no 21 memiliki tiga genom. Kondisi pada manusia yang diakibatkan oleh penyimpangan kromosom jenis Trisomi 21 diberi istilah idiot mongoloid atau mongolisme. Diberi nama demikian, karena kondisi individual dengan Trisomi 21 dianggap memiliki ciri-ciri wajah yang menyerupai orang oriental. Sebaliknya orang Asia menganggap kondisi ini menyerupai orang-orang Eropa. Namun sekarang kondisi yang demikian itu dinyatakan sebagai Down Syndrome. Trisomi 21 yang terdapat pada sel tubuh anak Down Syndrome mengakibatkan berbagai ciri sehingga anak tersebut berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Ciri-ciri anak dengan Down Syndrome bisa berupa tanda-tanda secara fisik maupun tanda-tanda secara perkembangan.Secara fisik, anak dengan Down Syndrome memiliki tanda-tanda yang sama meskipun kadar dan kombinasinya berbeda antar seorang individu dengan individu Down Syndrome lainnya. Seorang anak Down Syndrome mungkin saja memiliki berbagai tanda seperti ini semenjak lahir, dan hampir semua tanda tersebut berkaitan dengan ciri-ciri fisik dan gerak. Beberapa karakteristik anak dengan Down Syndrome adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan otot lemah. Bayi dengan Down Syndrome memiliki kekuatan otot yang lemah. Otot- ototnya begitu kendur sehingga kepala dan bagian tubuhnya menjadi lunglai. Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Upload: trinhtuyen

Post on 06-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Down Syndrome

Menurut Gunarhadi (2005) kata “Down Syndrome” adalah alih bahasa

Indonesia dari bahasa Inggris Down Syndrome. Kelainan ini pertama kali

diketahui Seguin dalam tahun 1844. Down adalah seorang dokter dari Inggris

yang nama lengkapnya adalah Langdon Haydon Down. Pada tahun 1866 ia

menindaklanjuti pemahaman kelainan yang pernah dikemukakan oleh Seguin

tersebut melalui penelitian. Dalam penelitiannya ia menguraikan tanda-tanda

kliis kelainan aneuploidi pada manusia. Seorang individu aneuploidi memeliki

kekurangan atau kelebihan di dalam sel tubuhnya. Jenis aneuploidi sebagai

penyimpangan kromosom tersebut ia namakan Trisomi 21. Yang berarti

kromosom no 21 memiliki tiga genom. Kondisi pada manusia yang diakibatkan

oleh penyimpangan kromosom jenis Trisomi 21 diberi istilah idiot mongoloid

atau mongolisme. Diberi nama demikian, karena kondisi individual dengan

Trisomi 21 dianggap memiliki ciri-ciri wajah yang menyerupai orang oriental.

Sebaliknya orang Asia menganggap kondisi ini menyerupai orang-orang Eropa.

Namun sekarang kondisi yang demikian itu dinyatakan sebagai Down Syndrome.

Trisomi 21 yang terdapat pada sel tubuh anak Down Syndrome mengakibatkan

berbagai ciri sehingga anak tersebut berbeda dengan anak-anak lain pada

umumnya.

Ciri-ciri anak dengan Down Syndrome bisa berupa tanda-tanda secara fisik

maupun tanda-tanda secara perkembangan.Secara fisik, anak dengan Down

Syndrome memiliki tanda-tanda yang sama meskipun kadar dan kombinasinya

berbeda antar seorang individu dengan individu Down Syndrome lainnya.

Seorang anak Down Syndrome mungkin saja memiliki berbagai tanda seperti ini

semenjak lahir, dan hampir semua tanda tersebut berkaitan dengan ciri-ciri fisik

dan gerak.

Beberapa karakteristik anak dengan Down Syndrome adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan otot lemah.

Bayi dengan Down Syndrome memiliki kekuatan otot yang lemah. Otot-

ototnya begitu kendur sehingga kepala dan bagian tubuhnya menjadi lunglai.

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 2: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

4

Lengan dan kakinya lemas dan mudah digerakan. Karena lemahnya kekuatan

otot, gerak reflek tertentu yang menunjukan kekuatan menjadi tidak tampak.

Kekuatan otot yang lemah berdampak terhadap lambannya gerak daya kekuatan

dan perkembangan secara umum.

2. Ciri-ciri kepala.

Bayi yang mengalami Down Syndrome memiliki tampilan yang sangat khas.

Kadang-kadang ada bayi yang kepalanya sedikit lebih kecil dari pada umumnya.

Ada juga yang lehernya lebih pendek dibanding leher bayi lainnya. Lipatan atau

kerutan kulit bayi mudah terlihat dibagian punggung dan juga di lehernya segera

setelah bayi itu lahir. Bayi-bayi pada umumnya memang memiliki ubun-ubun

yang sangat lunak, akan tetapi bayi yang lahir dengan Down Syndrome memiliki

lingkaran ubun-ubun yang lebih besar, sehingga memerlukan waktu yang lebih

lama proses perkembangan penutupannya. Kerutan-kerutan kulit dan ubun-ubun

yang sangat lunak akan dengan sendirinya hilang seiring bertambahnya usia bayi

tersebut.

3. Ciri-ciri wajah

Sebagian besar anak Down Syndrome memiliki muka datar dan lebih kecil

dibanding anak-anak lain pada umumnya. Lubang mata agak miring ke atas,

jarak antara kedua mata sangat jauh, terdapat banyak lipatan keriput kulit di

kelopak mata yang dikenal dengan sebutan lipatan epikantal. Di tepian luar iris

kedua matanya terdapat bercak putih yang dikenal dengan nama bercak

brushfield. Bercak tersebut tampak tetapi tidak mengganggu atau mengurangi

ketajaman penglihatan. Karena muka datar hidungnya tampak kecil dan pesek

sehingga saluran lubang hidung menjadi lebih sempit. Hal ini menyebabkan

anak menjadi mudah terganggu pernafasan hidungnya seperti pilek dan lebih

sering tersumbat. Beberapa bayi yang lahir dengan Down Syndrome memiliki

lubang mulut yang lebih sempit dan mulut bagian atas cenderung turun sehingga

bibir atas cenderung lebih datar dibanding bibir bawah. Ujung lidah lebih besar

cenderung mendesak mulut sehingga mulut lebih sering terbuka. Daun telinga

lebih kecil, terkadang bentuknya aneh, terletak agak sedikit ke bawah bagian

kepala. Saluran pada lubang telinga yang cenderung lebih sempit sering

menyulitkan dilakukannya pemeriksaan cairan apabila terjadi infeksi pada

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 3: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

5

telinga. Bayi yang mengalami Down Syndrome memiliki pola pertmbuhan gigi

tersendiri. Kekhasan pertumbuhan gigi dapat terjadi misalnya, gigi tidak muncul,

serta warna email yang berbeda dengan gigi pada anak-anak usia balita lainnya.

4. Ciri-ciri tangan dan kaki.

Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak Down Syndrome menampakan

bahwa jari-jari tangan dan jari-jari kakinya sedikit lebih kecil, sedikit lebih

pendek dan tumpul dibanding tangan dan kaki anak-anak lain. Jari tangan yang

ke-5 yaitu jari kelingking terkadang menekuk ke dalam. Antara ibu jari kaki dan

jari telunjuk kaki terdapat ruang yang agak lebar. Garis-garis tangan dan kaki

berbeda dengan garis-garis tangan dan garis-garis kaki anak-anak lain. Hal ini

disebabkan terdapatnya kekhasan garis yang disebut Simean Crease. Kekhasan

tersebut terlihat karena telapak tangannya hanya mempunyai sebuah garis

mendatar saja.

Penyimpangan kromosom Trisomi 21 menyebabkan ciri-ciri fisik dan

perkembangan anak Down Syndrome sebagai berikut :

a. Penyakit jantung bawaan

b. Gangguan mental

c. Tubuh kecil

d. Kekuatan otot lemah (Hipotonia)

e. Kelenturan yang tinggi pada persendian

f. Bercak pada iris mata (Brushfield Spots)

g. Posisi mata miring ke atas

h. Adanya lipatan ekstra pada sudut mata (Ephicanthal Folds)

i. Lubang mulut kecil sehingga lidah cenderung menekuk

j. Tangan pendek tetapi lebar dengan lipatan tunggal pada telapak tangan

(Simian Crease)

k. Jarak lebar antara ibu jari dengan jari-jari lainnya.

Munculnya tanda-tanda dan kadar ciri-ciri tersebut di atas beragam pada

masing-masing anak Down Syndrome. Selain ciri-ciri di atas masih banyak lagi

ciri-ciri yang menandakan seorang anak mengalami Down Syndrome. Akan

tetapi perlu diketahui juga bahwa ada beberapa ciri di atas yang mungkin

terdapat pada anak yang tidak mengalami Down Syndrome.

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 4: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

6

Selain ciri-ciri seperti tersebut di atas, Aciardi menyebutkan 20% jenis

Trisomi 21 meninggal dalam kandungan. Bayi Down Syndrome yang baru lahir

pada umumnya memiliki bobot rendah, yaitu 20% di antaranya dengan bobot

kurang dari 2,5 kilogram. Sekitar 20% anak Down Syndrome meninggal sampai

dengan 20 tahun, akan tetapi banyak juga yg hidup mencapai lebih dari usia

menengah .

B. Model Terapi

Menurut Gunarhadi (2005) setiap anak Down Syndrome pada dasarnya

memiliki kekuatan dan kelemahan atau kemampuan dan ketidakmampuan yang

bersifat priabadi sebagai dampak dari Down Syndrome.

Identifikasi secara seksama dan teliti kebutuhan khusus masing-masing

anak adalah sangat penting dilakukan baik oleh orangtua ataupun tenaga

profesional, karena kebutuhan khusus tersebut akan dijadikan dasar penyusuna

program intervensi. Langkah-langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus

sebagai berikut:

1. Amatilah anak dengan cermat menilai apa yang dapat dan tidak dapat

dilakukannya dalam tiap bidang perkembangan.

2. Perhatikan apa-apa yang baru mulai dilakukannya atau yang masih sulit

baginya.

3. Tentukan kecakapan baru apa yang dibutuhkan anak atau perbuatan apa yang

harus didorong untuk membantu anak.

4. Bagilah tiap-tiap kecakapan baru yang dibutuhkan anak menjadi langkah-

langkah kecil berupa aktivitas-aktivitas yang dapat dipelajari oleh anak.

Kegiatan identifikasi dapat dilakukan oleh orangtua yang sudah terlatih atau

oleh kader posyandu terdekat. Kegiatan identifikasi juga dapat dilakukan oleh

profesional seperti ortopedagoog (guru pendidikan luar biasa), psikolog, dokter,

fisioterapis, dll.

Istilah “intervensi” dimaksudkan untuk usaha bantuan atau bombingan atau

pembinaan yang diberikan kepada anak Down Syndrome. Yaitu sebuah istilah

sebagai pengganti kata “terapi” dan “pengobatan” guna menghindari pengertian

medis dan menekankan ia merupakan bantuan, bukan penyembuhan.

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 5: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

7

Intervensi anak Down Syndrome umumnya meliputi fisioterapi, terapi

okupasi, terapi wicara dan pendidikan khusus kegiatan fisioterapi umumnya

berhubungan dengan persoalan postur dan gerak serta latihan ketrampilannya,

sedangkan kegitan terapi okupasi berkaitan dengan ketrampilan koordinasi mata

dan tangan serta sejumlah ketrampilan akademik dini.

Kegiatan terapi wicara menekankan latihan komunikasi, sedang pendidikan

khusus merupakan pendidikan yang membantu anak-anak belajar dalam bidang-

bidang akademik, seperti ketrampilan akademik permulaan yang dapat

mendasari ketrampilan membaca, menulis dan menghitung serta membantu

memajukan ketrampilan yang membutuhkan konsentrasi menanamkan

kebiasaan bekerja pada anak-anak sejak usia dini.

Kegiatan intervensi anak Down Syndrome umumnya dilakukan oleh tenaga

profesional seperti ahli fisioterapi, ahli terpai okupasi, ahli terapi wicara, dan

ortopedagoog. Namun demikian mengingat jumlah tenaga profesional di

Indonesia sampai sekarang masih sangat terbatas, maka keluarga khususnya

orangtua dapat saja melakukan kegiatan intervensi bagi anak Down Syndrome.

Ada 3 hal utama dalam memberikan intervensi anak Down Syndrome di

lingkungan keluarga yaitu :

a. Bantulah anak mengembangkan kemampuan fisik dan mentalnya.

b. Lindungilah anak dari penyakit menular.

c. Cegahlah atau koreksilah adanya kecacatan.

Ketiga program intervensi tersebut di atas merupakan program prioritas di

awal-awal kehidupan anak Down Syndrome.

C. Perkembangan Anak

Menurut Gunarhadi (2005) perkembangan anak menjadi pertimbangan

penting bagi para pendidik dalam melayani pendidikan bagi peserta didiknya.

Para pendidik akan selalu memperhatikan aspek perkembangan anak baik fisik,

kognisi, emosi, maupun sosial lingkungan budayanya.

Dalam memberikan layanan kepada anak, para pendidik akan mendasarkan

strateginya kepada teori-teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh teori

perkembangan anak adalah John Locke dan Jean Jacques Rousceau. Keduanya

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 6: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

8

berbeda pendapat dalam menyoroti hakekat anak dan perkembangannya. Jhon

Locke beransumsi bahwa anak adalah ibarat kertas kosong (tabula rasa) yang

akan diukir siapa saja tergantung kepada pengukirnya. Jean Jacques Rouscesu,

sebaliknya, berpandang bahwa anak adalah potensi yang akan bisa menjadi

kenyataan. Namun demikian kedua-duanya merupakan penyediaan lingkungan

yang kondusif sehingga perkembangan anak terkompas pada arah yang baik.

Dari kedua tokoh sentral tersebut muncul tokoh pembaharu pendidikan yang

mengimplementasikan teori-teorinya kedalam praktek pendidikan. Para

pembaharu pendidikan memandang perkembangan anak melalui biologis,

psikoanalitik, behaviorisme, kognitif, dan konstektual. Teori biologis

memandang perkembangan anak dari dimensi perubahan struktrur tubuh dan

kemampuan-kemampuan yang bersifat genetik (potensi bawaan). Psikonalitik

memandang perkembangan anak dari segi perubahan menuju kematangan

seseorang. Behaviorisme, sebaliknya melihat perkembangan anak karena faktor

pengaruh lingkungan. Teori kognitif yang berpandangan senada dengan teori

biologis lebih menitikberatkan cara atau proses berfikir anak dalam membangun

pengertian dalam diri sendiri tentang lingkungannya. Sedangkan teori

konstektual beransumsi bahwa perkembangan anak dan perkembangan sosial

budaya saling pengaruh mempengaruhi. Perubahan perilaku anak akan

berpengaruh terhadap perubahan sosial, demikian juga sebaliknya.

Perubahan dalam menerapkan asumsi mereka tentang perkembangan anak

tidak lepas dari aspek-aspek perkembangan anak itu sendiri. Aspek itu antara

lain adalah :

1. Perkembangan fisik (struktur tubuh)

Perkembangan fisik akan berpengaruh terhadapperubahan psikologis anak

semenjak sebelum lahir sampai dewasa. Perkembangan fisik anak dapat dipantau

melalui perkembangan prenatal, perkembangan postnatal.

a. Perkembangan Prenatal

Perkembangan prenatal adalah perkembangan bayi dalam kandungan

ibu. Perkembangan ini dimulai dari sejak terjadinya konsepsi/ pembuahan

sampai dilahirkan bayi tersebut. Dalam periode perkembangan ini peran

genetik sangat besar dalam membentuk pola fisik dan potensi kehidupan

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 7: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

9

selanjutnya, karena gen dalam kromosom merupakan bahan utama

pembentukan kehidupan manusia.

b. Perkembangan Postnatal

Perkembangan postnatal atau setelah lahir, secara fisik bisa dilihat

dari berbagai segi :

1) Berat Badan

Tingkat kesehatan anak dapat diketahui melalui perkembangan berat

badan. Berat badan bayi di bawah normal menunjukan kondisi kesehatan

bayi tersebut rendah. Sebaliknya, jika berat badan bayi menunjukan

kisaran pola normal, bayi tersebut dikatakan sehat.

2) Panjang Badan

Panjang badan diukur dari kepala, badan sampai kaki. Organ tubuh

bayi akan berkembang proposional sampai dewasa. Danis & Retno

mengemukakan panjang kaki adalah ½ bagian dari panjang badan,

sedang posisi kepala ¼ bagian dari panjang badan.

3) Gigi

Pertumbuhan gigi bayi pada umumnya terjadi pada usia 7 bulan.

Namun ada juga yang sampai satu tahun dan ada pula yang baru 3 bulan

gigi bayi sudah tumbuh. Pada usia satu tahun, bayi pada umumnya

memiliki 6 buah gigi.

4) Tulang dan Otot

Kerangka dan otot bayi yang terbentuk sejak bayi masih dalam

kandungan terus berkembang. Tulang bayi terbentuk dalam tulang rawan

tumbuh dan berkembang menjadi kulit dan kuat dengan kecepatan

tertentu sampai usia pubertas (Danis dan Retno, 2001).

2. Perkembangan Otak

Otak manusia adalah paling besar ukurannya dibanding otak binatang

mamalia darat seukuran tubuhnya, yaitu 8 kali otak rata-rata binatang mamalia

yang hidup sekarang. Bagian terbesar otak manusia, dan yang berkembang

paling akhir adalah Frontal Lobe atau cerebral cortex yang berfungsi untuk

mengendalikan pikiran dan kesadaran.

3. Perkembangan Persepsi

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 8: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

10

Perkembangan persepsi berkaitan dengan pengolahan informasi dari

pengindraan yang dilakukan oleh otak. Bagian otak yang menginterprestasikan

dan merespon rangsangan visual dan auditory (penglihatan dan pendengaran)

anak berkembang sangat cepat pada saat bayi berusia 2 tahun pertama.

4. Perkembangan Indra Lain

a. Pengecap

Bayi lebih menyuakai rasa manis dari pada rasa lain, dan bayi tidak

menyukai rasa asam dan pahit. Bayi sering diberi minum manis pada usia

tahun-tahun peartama, akan menyukai minum manis pada usia 2 tahun.

b. Pencium

Indra pencium terdapat pada bayi semenjak lahir. Bayi akan

menghindari bau-bauan yang tidak nyaman seperti telur busuk dan bau tak

sedap lainnya. Beberapa peneliti membuktikan bahwa bayi yang menyusu

ibu dapat mengenali bau ibunya sendiri apabila bayi itu, misalnya disusui

oleh ibu lain. Demikian juga ibu dapat mengenali bau bayinya yang baru

berusia satu atau dua hari. Sentuhan dan rasa sakit.

Bayi yang baru lahir cukup peka terhadap sentuhan. Bila bayi disentuh

pipinya oleh ibunya, ia akan segera bergerak menyusu. Gerakan ini

merupakan refleks otomatis dan gerak ini merupakan salah satu dari gerak

reflek bayi untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

5. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik adalah perkembangan yang menyangkut kemampuan

anak untuk bergerak dan mengendalikan gerakan-gerakan tubuh.

6. Perkembangan bahasa

Bahasa adalah suatu sistem lambang yaitu serangkaian bunyi yang

mengandung makna. Lambang yang digunakan tersebut menjadi alat untuk

mewujudkan gagasan yang akan disampaikan orang lain.

Perkembangan anak Down Syndrome pada bulan-bulan awal tidak

menampakan keterlambatan. Perkembangan fisiknya tidak berbeda dengan

anak-anak lainnya sebelum berusia enam bulan. Berat badan dan panjang badan

pun tidak menunjukan kelainan smaa sekali.

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 9: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

11

Pada bulan-bulan selanjutnya setelah berusia di atas satu tahun, anak Down

Syndrome mulai menunjukan keterlambatan-keterlambatan dibanding dengan

anak lain seusianya. Keterlambatan ini terlihat sekali pada gerak yang tidak sama

dengan tahapan perkembangan anak lain. Kemampuan berkomunikasi juga tidak

secepat anak lain dalam merespon ibunya atau orang lain yang berusaha

menggodanya. Kemampuan bicara belum nampak pada usia 2 tahun bahkan ada

juga yang sampai pada usia 5 tahun anak Down Syndrome belum bisa bicara.

Sisi kesehatan, anak Down Syndrome banyak berpotensi gangguan beberapa

penyakit seperti penyakit jantung, tiroid, gangguan tulang belakang gigi dan

kadang-kadang obesitas atau kegemukan dan lain sebagainya.

Perkembangan emosi dan sosial juga terlambat. Hal ini disebabkan karena

kemampuan kognisi yang cenderung di bawah rata-rata. Rintangan intelegensi

anak Down Syndrome sebagai besar berkisaran katagori ringan, dengan IQ skor

antara 50 s/d 70, dan kategori sedang dengan IQ skor antara 35 s/d 50.

Perkembangan banyak dipengaruhi oleh adanya penyimpangan kromosom.

Bagi anak laki-laki ada indikasi ketidaksuburan pada spermatozoa yang

mengakibatkan bahwa keungkinan besar tidak mempunyai keturunan.

Sedangkan wanita Down Syndrome memiliki peluang lebih besar untuk dibuahi.

Harapan untuk berkeluarga dan hidup mandiri dalam masyarakat menjadi

kecil. Harapan untuk berkeluarga dan hidup mandiri sangat terbatas dengan

kemampuannya. Oleh karena itu kriteria hidup mandiri bagi Down Syndrome

hanyalah sebatas bina diri. Kemampuan bina diri hanya bisa dicapai dalam

lingkungan keluarganya untuk menguasai dirinya sendiri dan pekerjaannya

sehari-hari yang bersifat kerumahtanggan.

D. Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program komputer yang merupakan cabang dari

penelitian ilmu komputer yang disebut AI. Tujuan ilmu AI adalah membuat

sesuatu menjadi cerdas dalam hal pemahaman melalui program komputer yang

ditunjukkan dengan tingkah laku cerdas. Hal ini berkenaan dengan suatu konsep

dan metode inferensi simbolik atau penalaran yang dilakukan komputer, dan

berkenaan juga dengan bagaimana suatu pengetahuan digunakan untuk membuat

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 10: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

12

suatu kesimpulan yang akan direpresentasikan ke dalam suatu mesin (Desiani

dan Arhami, 2006).

Sistem pakar sebagai suatu teknologi baru masih menyimpan hal-hal baru

yang dapat dipelajari. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan, ada beberapa

pertanyaan yang perlu dijawab, atau teknologi tidak akan berhasil digunakan.

Seperti juga tool lainnya, sistem pakar mempunyai aplikasi yang sesuai dan yang

tidak untuk digunakan. Perbedaan personal dalam teknologi dapat dilihat di

Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Perbedaan personal didalam teknologi (Desiani & Arhami, 2006)

Orang Pertanyaan

Manajer Apa yang dapat saya gunakan

Teknolog Bagaimana saya dapat mengimplementasikannya

dengan sangat baik

Penelitian Bagaimana saya bisa mengembangkannya

Pelanggan/pemakai Bagaimana ini akan membantu Apakah cukup baik

menangani masalah dan menghemat biaya.

Bagaimana kehandalannya.

Seorang pakar dengan sistem pakar mempunyai banyak perbedaan. Darkin

dalam Desiani dan Arhami, (2006) mengemukakan perbandingan kemampuan

antara seorang pakar dengan sebuah sistem pakar seperti Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.Perbedaan personal didalam teknologi (dalam Desiani dan

Arhami, 2006)

Factor Human Ekspert Ekspert System

Time availibility Hari Kerja Setiap saat

Geografis Lokal/tertentu Dimana saja

Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti

Perishable/dapat habis Ya Tidak

Performansi Variabel Konsisiten

Kecepatan Variabel Konsisten

Biaya Tinggi Terjangkau

Dari tabel diatas, dapat dikembangkan penjelasan lebih lanjut tentang

keunggulan sistem pakar dibandingkan seorang pakar, yaitu:

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 11: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

13

1. Sistem pakar bisa digunakan setiap harinya yang menyerupai sebuah mesin,

sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus-menerus setiap hari tanpa

beristirahat.

2. Sistem pakar merupakan suatu perangkat lunak yang dapat diperbanyak,

kemudian dibagikan ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbeda-beda

untuk dapat digunakan, sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada suatu

tempat dan pada saat yang bersamaan.

3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk mennetukan siapa saja yang

mempunyai hak akses untuk menggubanakannya dan jawaban yang diberikan

oleh sistem terbebas dari proses intimidasi/ancaman, sedangkan seorang pakar

bisa saja mendapat ancaman atau tekanan pada saat menyelesaikan

permasalahan.

4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan bisa

hilang/lupa yang dalam hal ini tentunya harus didukung oleh maintenance yang

baik, sedangkan pengetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang

karena meninggal, usia yang makin tua, maupun menderita suatu penyakit.

Walaupun pengetahuan yang dimilikinya dalam waktu yang singkat tidak akan

hilang, bisa saja seorang pakar mengundurkan diri dari pekerjaannya sehingga

organisasi yang bersangkutan akan kehilangan seorang pakar yang berbakat.

5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi

oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktor ekonomi

ataupun perasaan tidak suka kepada sistem pakar. Akan tetapi, sorang pakar yang

dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti yang disebutkan diatas dalam

menyelesaiakan atau memecahkan suatu masalah, sehingga jawaban yang

diberikandapat berbeda-beda ealaupun masalahnya sama. Atau dengan kata lain,

seorang pakar boleh jadi tidak konsisten.

6. Umumnya, kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem pakar

relatif lebih cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia. Hal ini sudah

dibuktikan pada beberapa sistem oakar yang terkenal didunia.

7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan memakai

program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah

ada).

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 12: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

14

Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan beberapa alasan mendasar

pengembangan sistem pakar untuk menggantikan seorang pakar, diantaranya:

a. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi

b. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang

pakar

c. Seorang pakar anak pensiun dan pergi

d. Seorang pakar adalah mahal

e. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabar (hostile

environment)

Menurut Desiani dan Arhami (2006), Sistem pakar merupakan program-

program praktis yang meggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh

manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik

(khusus), disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada

pengetahuan sehingga umumnya sistem pakar bersifat:

a. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah

maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses

penyelesaian.

b. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu

kemampuan dari basis pengetahuannya.

c. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering tidak sempurna)

untuk mendapatkan penyelesaiannya.

d. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

e. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi

Menurut Turban dalam Desiani dan Arhami (2006),struktur sistem pakar

disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development

environment) dari lingkungan konsultasi (consultation environtment).

Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan

pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan

konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar dalam memperoleh

pengetahuan pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam kedua bagian

tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1 yaitu user interface (antarmuka

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 13: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

15

pengguna), basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi,

workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.

a. Antarmuka Pengguna

Antarmuka pengguna (user interface) merupakan mekanisme yang

digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka

menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang

dapat diterima oleh sistem. Selain itu, antar muka menerima informasi dari

sistem dan menyajikan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.

Menurut McLeod dalam Desiani dan Arhami (2006) , pada bagian ini terjadi

dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar

menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan

(output) kepada pemakai. Antar muka pengguna dapat dilihat pada Gambar 1

berikuit ini:

Gambar 1. Arsitektur sistem pakar (sumber: Turban, 2001)

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 14: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

16

b. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman,

formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun

atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi

tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan

merupakan informasi tentang cara memperoleh fakta dari fakta yang telah

diketahui. Dalam studi kasus pada sistem berbasis pengetahuan, terdapat

beberapa karakteristik dibangun yang akan membantu kita dalam membentuk

serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi:

1) Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar

2) Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap

3) Pengetahuan sering miskin spesifikasi

4) Amatir menjadi ahli secara bertahap

5) Sistem pakar harus fleksibel

6) Sistem pakar harus transparan

Sejarah penelitian dibidang AI telah menunjukan berulang kali bahwa

pengetahuan adalah kunci untuk setiap sistem cerdas (intelligence system).

c. Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition) adalah akumulasi,

transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari

sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Menurut Turban (dalam

Desiani dan Arhami, 2006) terdapat tiga metode utama dalam akuisisi

pengetahuan, yaitu:

1) Wawancara

2) Analisis Protokol

3) Observasi pada pekerjaan pakar

4) Induksi aturan dari contoh

d. Mesin Inferensi

Mesin inferensi merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal

juga dengan sebutan control structure (struktur kontrol) atau rule interpreter

(dalam sistem pakar berbasis kaidah). Menurut Turban (dalam Desiani dan

Arhami, 2006) Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 15: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

17

metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis

pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.

Kebanyakan sistem pakar berbasis aturan menggunakan strategi inferensi

yang dinamakan modus ponens. Berdasarkan strategi ini, jika terdapat aturan

“IF A THEN B”, dan jika diketahui bahwa A benar maka dapat disimpulkan

bahwa B juga benar. Strategi inferensi modus ponen dinyatakan dalam bentuk

[A AND (A→B)]→B

Dengan A dan A→B adalah proposisi-proposisi dalam basis pengetahuan.

e. Workplace

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working

memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan

kesimpulan yang dicapai. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu:

1. Rencana: Bagaimana menghadapi masalah

2. Agenda: Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk

dieksekusi

3. Solusi: Calon aksi yang akan dibangkitkan

f. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan

meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan

penalaran sistem kepada pemakai. Menurut Turban (dalam Desiani dan

Arhami, 2006) fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar?

2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?

3. Mengapa alternatif tertentu ditolak?

4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?

g. Perbaikan Pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan

kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kerjanya. Kemampuan

tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi sehingga

program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan

yang dialaminya.

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 16: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

18

Sistem pakar setidak-tidaknya mempunyai dua unsur manusia atau lebih yang

terlibat didalam pembangunan dan pengembangan serta penggunaanya.

Minimal, ada seorang yang membangun dan ada penggunanya. Sering juga

ada pakar dan perekayasa pengetahuan (knowledge engineer). Menurut

Turban (dalam Desiani dan Arhami, 2006) ada 4 unsur manusia dalam sistem

pakar yaitu:

1. Pakar (The Expert)

2. Perekayasa Pengetahuan (Knowledge Engineer)

3. Pemakai (User)

4. Unsur lainnya

E. Forward chaning (Runtut Maju)

Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam

metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan

dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan

data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan hasil (Wilson, 1998

dalam Kusrini, 2006).

Gambar 2. berikut ini menunjukkan bagaimana cara kerja metode inferensi

runut maju.

DATA ATURAN KESIMPULAN

A = 1 JIKA A = 1 DAN B = 2 B = 2 MAKA C = 3 D = 4

JIKA C = 3 MAKA D = 4

Gambar 2. Runut Maju (Forward Chaining)

Metode inferensi runut maju cocok digunakan untuk menangani masalah

pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis) (Giarattano dan Riley,

1994 dalam Kusrini, 2006). Berikut ini adalah contoh inferensi dengan

menggunakan

metode runut maju:

JIKA Penderia terkena penyakit epilepsi

idiopatik dengan

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 17: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

19

CF antara 0,4 s/d 0,6

MAKA Berikan obat carbamazepin

F. Backward Chaining (Runut Balik)

Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam

runut balik, penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan

mengarahkan ke tujuan tersebut (Giarattano dan Riley, 1994 dalam Kusrini,

2006). Gambar 3.

Berikut ini menunjukkan proses penalaran menggunakan metode runut balik.

Gambar 3. Runut Balik (Backward Chaining)

Runut balik disebut juga sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara

yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah

pemilihan terstruktur. Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik

dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan

untuk memecahkan masalah diagnosis (Schnupp, 1989 dalam Kusrini, 2006).

Berikut ini adalah contoh penalaran dengan menggunakan metode runut

balik:

Aturan 1:

Mengalami epilepsi idiopatik lokal dengan certainty factor: 0,63

JIKA tipe sawan parsial sederhana

DAN EEG menunjukkan adanya fokus

DAN penyebabnya tidak diketahui

Aturan 2:

Mengalami tipe sawan parsial sederhana dengan certainty factor: 0,63

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 18: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

20

JIKA Mengalami motorik fokal yang menjalar atau tanpa

menjalar (gerakan klonik dari jari tangan, lalu menjalar

ke lengan bawah dan atas lalu menjalar ke seluruh

tubuh)

ATAU Gerakan versif, dengan kepala dan leher menengok ke

suatu sisi

ATAU Gejala sensorik fokal menjalar atau sensorik khusus

berupa

halusinasi sederhana (visual, auditorik, gustatorik)

Untuk mencapai tujuan, yaitu mengidentifikasi penyakit epilepsi idiopatik,

sistem akan mengambil informasi subgoal yang paling rendah tingkatannya.

Sistem akan memberikan pertanyaan mengenai gejala-gejala yang pada akhirnya

dapat menentukan jenis penyakitnya.

G. Java

Java merupakan sebuah bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat

berjalan pada platform yang berbeda, baik di windows, linux, serta sistem

operasi lainnya. Dengan menggunakan java, kita dapat mengembangkan banyak

aplikasi yang dapat digunakan pada lingkungan yang berbeda, seperti pada :

Desktop, Mobile, Internet, dan lain-lain (Supriyanto, 2010).

Bahasa java dapat menjadi bahasa untuk membuat aplikasi di beragam

komputer mulai dari hand-held device seperti handphone menggunakan J2ME

(Java 2 Micro Edition), aplikasi standar degan J2SE (Java 2 Standard Edition),

atau aplikasi dan back-end enterprise dengan J2EE (Java 2 Enterprise Edition).

Bahasa java tidak kompatibel dengan bahasa-bahasa sebelumnya sehingga tidak

terbebani keharusan mengkomodasi kekeliruan-kekeliruan serta kelemahan-

kelemahan bahasa sebelumnya (Hariyanto, 2010).

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 19: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

21

H. Database MySQL

MySQL (My Structure Query Language) merupakan program database yang

bersifat jaringan, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user (Banyak

pengguna). MySQL menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL

(Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan terstruktur,

SQL telah distandarkan untuk semua program pengakses database seperti oracle,

Posgre SQL, SQL server, dan lain-lain (Supriyanto, 2010).

MySQL merupakan software RDBMS (Relational Database Management

System) yang dapat mengelola database secara cepat, menampung data dalam

jumlah sangat besar, dapat diakses oleh banyak user (multi-user), dan dapat

melakukan proses secara sinkron atau bersamaan (multi-threaded).

I. Penelitian yang pernah dilakukan dan yang terkait.

1. Pada tahun 1988 sampai dengan tahun 2000 Anna J. Esbensen dari

Cincinnati Children’s Hospital Center dan Marsha Mailick Seltzer dari

Waisman Center university of Wisconsin - Madison melakukan Longitudinal

Study dengan melibatkan 155 ibu-ibu yang memiliki anak sindrom down

sebagai responden. Dengan judul Accounting For The “Down Syndrome

Advantage” pada journal AJIDD Volume 116, Number 1: 3 – 15, Januari

2011, Penelitian ini mendiskripsikan kompleksitas keuntungan sindrom down

bagi seorang ibu (caregiving) dibandingkan dengan riwayat

kelainan/ketidakmampuan yang lain. Terdapat tiga hipotesis yang diajukan

dalm penelitian ini yaitu; Down Syndrome memprediksi nilai pesimisme

caregiving yang rendah terhadap masa depan anak, sindrom down

memprediksi kepuasan hidup yang lebih tinggi dalam mengasuh anak, dan

sindrom down memprediksi kualitas hubungan yang lebih baik antara ibu dan

anak. Pada dasarnya, Longitudinal study ini bertujuan mencari nilai

signifikansi dari interkorelasi hubungan asosiasi dimensi – dimensi

kesejahteraan ibu (maternal well-being) terhadap Down Syndrome. Maternal

well-being sendiri terdiri dari empat dimensi yaitu: nilai kepuasan hidup (life

satisfaction), hubungan ibu dan anak (quality of relationship), pesimisme ibu

pada masa depan anak (pessimism), dan beban subjektif (subjective burden)

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 20: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

22

yang dimiliki ibu pada saat mengasuh anak Down Syndrome. Untuk

mengukur dimensi maternal well – being para ibu, dibuatlah angket dengan

skala tertentu yang memuat pertanyaan/pernyataan seputar dimension of

maternal well – being, kemudian menggunakan analisis regresi untuk

mengukur dan menguji sejauh mana nilai signifikansi hubungan asosiasi dari

setiap dimensi terhadap sindrom down. Hasil yang diperoleh secara singkat

adalah terdapat hubungan yang signifikan antara life satisfaction dengan

Down Syndrome, nilai signifikan juga terdapat pada hubungan interkorelasi

antara quality of relationship dan Down Syndrome. Dengan kata lain dapat

disimpulkan bahwa memiliki anak dengan sindrom down akan memberikan

ibu memiliki kepuasan hidup yang lebih dalam mengasuh dan memiliki

hubungan antara ibu dan anak yang lebih baik dibandingkan dengan

kelainan/ketidakmampuan yang lain. (Esbensen dan Seltzer, 2011)

2. Penelitian ini mendeskripsikan pandangan guru (Caregivers) tentang

manfaat terapi music terhadap anak Down Syndrome. Peneliatian ini

dilakukan di Univerity of Auckland Human Participant Ethics Committee

oleh Dorothea Piennar dengan melibatkan 19 dari 34 guru yang sudah

berpengalaman dalam mengajar anak-anak Down Syndrome. Guru

berpandangan bahwasanya terapi music dapat membangun atau

mengembangkan komunikasi dan ketrampilan sosial pada anak Down

Syndrome. Anak-anak Down Syndrome belajar berinteraksi secara sepontan

melalui music dengan memberikan sinyal komunikasi nonverbal berupa

ekspresi emosi atau melakukan gerakan-gerakan seperti menari mengikuti

pergerakan irama musik. Guru juga meyakini bahwasanya pada sesi terapi

musik pola aktifitas anak-anak Down Syndrome mengalami peningkatan.

Dapat disimpulkan bahwasanya guru percaya anak-anak Down Syndrome

dapat menikmati musik ataupun menunjukan peningkatan aktifitas pada saat

mendengarkan musik. Kesimpulan penelitian ini memberikan opini kepada

guru bagaimana menata kelas dalam memberikan terapi musik kepada anak-

anak Down Syndrome. Musik membangun komunikasi anak Down Syndrome

secara signifikan maka perlu tata cara pengajaran yang baik dari guru,

diantaranya adalah sesi pembelajaran mengikuti aturan-aturan teretentu dan

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 21: BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Down Syndromerepository.ump.ac.id/4461/3/BAB II_ADY PURNOMO_TI'17.pdf · 2017-10-02 · kliis kelainan aneuploidi pada manusia. ... dan gerak. Beberapa

23

berimprovisasi dengan memberikan waktu untuk siswa melakukan aktifitas

spontan, kegitan dilakukan berulang-ulang guna meningkatkan memori,

gunakan lagu-lagu yang sudah dikenal, sesi dapat menggunakan alat-alat

ringan seperti drum, piano atau gitar, berkolaborasi dan berbagi, berikan

petunjuk sigkat dan jelas, tambahkan kegiatan mendengarkan, berikan juga

sesi permainan dan gerakan tari. (Pienaar, 2012)

3. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Penelitian ini melibatkan tiga orang anak Down

Syndrome, narasumber primer penelitian ini adalah orang tua subjek.

Narasumber sekunder meliputi keluarga subjek. Teknik pengumpulan data

menggunakan teknik wawancara dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data

menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan toilet training oleh orang tua pada anak Down Syndrome

menggunakan teknik lisan dan teknik modelling. Keberhasilan toilet training

anak Down Syndrome dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kesiapan fisik,

kesiapan psikologis, kesiapan sensorik, dan kemampuan komunikasi yang

baik. Faktor eksternal yang mendorong keberhasilan toilet training yaitu

kesiapan orang tua yang baik, pengetahuan keluarga tentang toilet training

yang tinggi, pola asuh orang tua, motivasi stimulasi toilet training dari orang

tua yang tinggi, pemberian reward dan punishment oleh orang tua. Sikap

konsisten dalam mengajarkan toilet training dan pola asuh otoriter juga

berperan dalam keberhasilan toilet training anak Down Syndrome. Faktor

penghambat keberhasilan toilet training yaitu ketidaksiapan intelegensi

karena faktor Down Syndrome dan rasa khawatiran ibu apabila anak tidak

bersih jika melakukan sendiri. Fasilitas toilet yang kurang memadai yang ada

di rumah tidak mempengaruhi keberhasilan toilet training. Saran bagi orang

tua dan pengasuh diharapkan untuk lebih tegas dan lebih konsisten dalam

pelaksanaan toilet training pada anak Down Syndrome. Pemberian reward

dan punishment kepada anak sebagai tehnik dalam pengajaran toilet training.

(Mariana, 2013)

Sistem Pakar Menentukan…, Ady Purnomo, Fakultas Teknik UMP, 2017