bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. sikap tanggung ...repository.ump.ac.id/5420/3/wahyu...

21
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Kepribadian seseorang dapat diketahui dengan cara bagaimana individu tersebut akan bersikap pada kondisi-kondisi tertentu di lingkungan. Hal tersebut didefinisikan sebagai tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran karena sudah tertanam dalam pikiran yang sudah menjadi kebiasaan. Sejalan dengan itu Doni Koesoema dalam Gunawan (2012: 2), memahami bahwa ‘karakter adalah sama dengan kepribadian’. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Karakter menggambarkan sikap, seperti yang diungkapkan oleh Yaumi dalam Daryanto (2013: 9), bahwa ‘karakter menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku, dan kebiasaan yang baik’. Karakter ini dapat berubah akibat pengaruh lingkungan, oleh karena itu perlu usaha membangun karakter, dan menjaganya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan. 8 Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Sikap Tanggung Jawab

a. Pengertian Tanggung Jawab

Kepribadian seseorang dapat diketahui dengan cara

bagaimana individu tersebut akan bersikap pada kondisi-kondisi

tertentu di lingkungan. Hal tersebut didefinisikan sebagai tindakan

yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran karena sudah tertanam dalam

pikiran yang sudah menjadi kebiasaan. Sejalan dengan itu Doni

Koesoema dalam Gunawan (2012: 2), memahami bahwa ‘karakter

adalah sama dengan kepribadian’. Kepribadian dianggap sebagai ciri

atau karakteristik atau gaya atau sifat khas seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

Karakter menggambarkan sikap, seperti yang diungkapkan

oleh Yaumi dalam Daryanto (2013: 9), bahwa ‘karakter

menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala

tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan,

kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku, dan kebiasaan yang baik’.

Karakter ini dapat berubah akibat pengaruh lingkungan, oleh karena

itu perlu usaha membangun karakter, dan menjaganya agar tidak

terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan.

8

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

9

Berdasarkan uraian tetang karakter sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa karakter adalah suatu sikap dan ciri khas yang

dimiliki oleh setiap individu. Karakter tersebut terbentuk dari hasil

interaksi dengan lingkungan. Karakter setiap individu dapat dilihat

dari tingkah laku sehari-hari.

Nilai pendidikan karakter bangsa terdiri dari religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa

ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Salah satu

nilai pendidikan karakter yang diangkat dalam penelitian ini adalah

sikap tanggung jawab. Setiap orang harus memiliki sikap tanggung

jawab. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyebutkan bahwa

“tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala

sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,

diperkarakan, dsb)”. Kita bertanggung jawab apabila kita mau

menanggung akibat dari perbuatan kita. Kita tidak akan

mempermasalahkan orang lain atau keadaan apabila kita lalai atau

berbuat kesalahan.

Tanggung jawab harus ditumbuhkan sejak dini kepada siswa,

agar siswa memiliki sikap tanggung jawab yang baik. Sebagaimana

dikemukakan oleh Mustari (2014: 21), bahwa “bertanggung jawab

adalah sikap, dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas, dan

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

10

kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap

diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),

Negara dan Tuhan.” Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah

siswa SD Negeri Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten

Banyumas.

Seorang siswa mempunyai tanggung jawab untuk belajar,

sebagaimana dijelaskan oleh Wijaya (2014: 91), bahwa ‘sebagai

pelajar, siswa bertanggung jawab untuk belajar, mengerjakan tugas

sekolah, menaati tata tertib sekolah, serta berbuat baik kepada guru

dan teman di sekolah’. Seorang siswa bertanggung jawab terhadap

diri sendiri, guru, dan keluarga. Tanggung jawab siswa terhadap diri

sendiri yaitu menuntut kesadaran setiap siswa untuk memenuhi

kewajibannya sendiri, misalnya seorang siswa mempunyai

kewajiban untuk belajar, apabila ia belajar maka ia telah

bertanggung jawab memenuhi kewajibannya. Tanggung jawab

terhadap guru menuntut siswa untuk selalu menjaga sikap sopan

santun dan tutur kata dalam berbicara, serta tanggung jawab siswa

terhadap keluaraga yaitu siswa harus bisa menjaga nama baik

keluaraganya sendiri dengan cara selalu berbuat positif dalam

melakukan sesuatu

Penjabaran sebelumnya memberikan penjelasan bagi peneliti,

bahwa tanggung jawab adalah pertanggungjawaban diri sendiri.

Seorang individu harus mau menerima resiko dari apa yang

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

11

dilakukan. Tanggung jawab yang diteliti dalam penelitian ini adalah

tanggung jawab individu sebagai siswa. Adanya tanggung jawab

dalam diri siswa, akan berpengaruh pada kesungguhan individu

dalam melaksanakan setiap kegiatan.

b. Indikator Tanggung Jawab

Indikator adalah variabel untuk mengukur perubahan-

perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator tanggung

jawab menurut Fitri (2012: 43) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Tanggung Jawab

No. Nilai Indikator Tanggung Jawab

18 Tanggung Jawab

Mengerjakan tugas dan pekerjaan

rumah dengan baik

Bertanggung Jawab terhadap setiap

perbuatan

Melakukan piket sesuai dengan

jadwal yang telah diterapkan

Mengerjakan tugas kelompok

secara bersama-sama

Tabel 2.1 menerangkan tentang indikator tanggung jawab.

Indikator yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dan

bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan. Alasan meneliti hal

tersebut adalah ditemuinya permasalahan tentang beberapa siswa

yang tidak mengerjakan tugas, seperti tugas piket, dan pekerjaan

rumah.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

12

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan sesuatu yang dihargai yang diperoleh

seseorang ataupun sekelompok orang setelah melakukan sebuah

kegiatan. Arifin (2013: 11), mengemukakan bahwa “kata prestasi

berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam Bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha”. Pada umumnya

prestasi belajar berkenaan dengan pengetahuan. Kata prestasi banyak

digunakan dalam berbagai bidang, dan kegiatan antara lain dalam

kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

Mulyasa (2014: 189), mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar”

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah adanya evaluasi yang

dilakukan oleh guru. Hasil dari evaluasi tersebut dapat menunjukkan

tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam kelas.

Pengertian prestasi belajar juga dikemukakan oleh Winkel

dalam Hamdani (2011: 138), ia mengemukakan bahwa ‘prestasi

belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang’.

Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar yaitu sejauh

mana siswa menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan.

Hamdani (2011: 138), menjelaskan bahwa “prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar”.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

13

Uraian dari prestasi belajar sebelumnya memberikan

pengertian bagi peneliti bahwa prestasi belajar adalah hasil kegiatan

belajar siswa, artinya hasil belajar tersebut digunakan untuk

mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang telah

disimpulkan. Prestasi belajar yang diperoleh siswa juga dapat

memberikan gambaran keberhasilan proses belajar mengajar yang

dilakukan oleh guru.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dibahas karena

mempunyai beberapa fungsi. Arifin (2013: 11-12), menyebutkan

beberapa fungsi utama prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik.

2) Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

keingintahuan”, dan merupakan kebutuhan umum

manusia.

3) Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta

didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

4) Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu intuisi

pendidikan.

5) Dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik.

Penjelasan dari uraian tersebut adalah dari prestasi belajar

guru dapat mengetahui kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Prestasi belajar

yang diperoleh siswa nantinya juga dapat memberikan gambaran

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

14

guru untuk langkah ke depannya dalam kegiatan pembelajaran.

Misalnya, melakukan perbaikan atau inovasi pembelajaran untuk

memaksimalkan prestasi belajar siswa.

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang menurut Ahmadi

(2013: 138), hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)

individu’. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu:

1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu. Faktor ini antara lain:

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat

bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk

faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh, dan sebagainya.

b) Faktor psikologis, antara lain:

(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial

yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor

kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.

(2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur

kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,

minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan

penyesuaian diri.

2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar

individu, faktor ini antara lain:

a) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan lingkungan kelompok.

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu

pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah,

fasilitas belajar, iklim.

Penjelasan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah,

terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu

faktor internal dan ekternal. Kedua faktor tersebut sangatlah penting

dalam menunjang prestasi belajar yang diperoleh siswa. Faktor

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

15

tersebut saling berkaitan satu sama lain, jika salah satu komponen

dalam faktor tersebut bermasalah, maka akan mempengaruhi prestasi

belajar yang diperoleh siswa.

3. Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan pada sekolah dasar. Mata pelajaran matematika erat

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga matematika

diajarkan pada siswa untuk melatih kemampuan berpikir secara kritis

dan logis. Depdiknas dalam Susanto (2014: 184), mengatakan bahwa

kata:

matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau

mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedang

dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu

pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Matematika adalah suatu hal yang dipelajari. Suatu hal yang

dimaksud disini yaitu ilmu pasti. Ilmu yang berkaitan dengan

penalaran. Matematika di sekolah dasar merupakan salah satu mata

pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa. Sejalan dengan itu,

Susanto (2014: 185), mengatakan bahwa:

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi,

memberikan kontribusi dalam penyelesian masalah sehari-hari

dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Belajar matematika membuat siswa untuk belajar secara kritis,

kreatif dan aktif. Aktif dalam berargumentasi dan dengan belajar

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

16

matematika otak siswa akan terbiasa memecahkan masalah secara

sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata siswa

dapat menyelesaikan masalah lebih mudah.

Pengertian Matematika juga dikemukakan oleh Ruseffendi

dalam Heruman (2007: 1), bahwa

matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola

keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur

yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke

aksomia atau postulat, dan akhirya ke dalil.

Sesuai pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa matematika adalah ilmu yang memerlukan penalaran sehingga

dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Penyampaian

Matematika dalam proses pembelajaran disampaikan dengan

menggunakan bahasa simbol agar mempermudah siswa dalam proses

penalaran.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum tedapat 4 tahapan aktivitas dalam rangka

penguasaan materi pelajaran matematika di dalam pembelajaran.

Depdiknas (2009: 1), menyebutkan tahapan aktivitas tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Tahap Penanaman Konsep

Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan

awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Pada tahap

ini pengajaran memerlukan penggunaan benda konkrit

sebagai alat peraga.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

17

2) Tahap Pemahaan Konsep

Tahap lanjutan setelah konsep ditanamkan. Pada tahap ini

penggunaan alat peraga mulai dikurangi dan bentuknya

semi konkrit sampai pada akhirnya tidak diperlukan lagi.

3) Tahap Pembinaan Keterampilan

Merupakan tahap yang tidak boleh dilupakan dalam rangka

membina pengetahuan siap bagi siswa. Tahap ini diwarnai

dengan latihan-latihan. Pada tahap pengajaran ini alat

peraga sudah tidak boleh digunakan lagi.

4) Tahap Penerapan Konsep

Penerapan konsep yang sudah dipelajari ke dalam bentuk

soal-soal terapan (cerita) yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Tahap ini disebut juga sebagai pembinaan

kemampuan memecahkan masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa

pembelajaran matematika harus dilakukan dari hal yang paling dasar

dan secara berutan mulai dari yang pertama yaitu penanaman konsep,

dalam penanaman konsep guru dapat menggunakan media untuk

menunjang pembelajaran. Tahap kedua adalah pemahaman konsep,

pemahaman konsep bertujuan agar siswa lebih memahami suatu

konsep materi. Pada tahapan ini guru dapat menambahkan materi yang

sesuai dengan lingkungan belajar siswa.

Ketika siswa sudah bisa memahami suatu konsep, maka

tahapan ketiga adalah pembinaan keterampilan. Pada tahap ini guru

dapat memfasilitasi siswa dengan memberikan latihan-latihan soal

dimulai dari yang mudah sampai yang sukar. Tahap yang terakhir

adalah penerapan konsep. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu

menerapkan konsep yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

18

4. Materi Bangun Ruang Sederhana

Materi yang akan digunakan oleh peneliti dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini adalah materi sifat-sifat bangun ruang sederhana di

kelas VB semester II, SD Negeri Pangebatan, Kecamatan Karanglewas,

Kabupaten Banyumas. Materi ini terdiri dari sifat-sifat bangun ruang

sederhana seperti Kubus, Balok, Tabung, Kerucut, dan Bola.

Berikut adalah starndar kompetensi dan kompetensi dasar yang

akan dijadikan bahan penelitian seperti dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2 Standar Kompetesi dan Kompetensi Dasar Kelas V Mata

Pelajaran Matematika

Standar Kompetensi Kompetesi Dasar

6 Memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar

bangun

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang

Sumber: Panduan KTSP SK & KD

Tabel 2.2 menerangkan tetang standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Standar kompetensi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar

bangun datar. Sedangkan kompetensi dasar yang digunakan adalah

menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana. Peneliti menggunakan

model pembelajaran Van Hiele melalui multimedia dalam penelitian ini.

5. Model Pembelajaran Van Hiele

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah perencanaan sistematis dan

konseptual yang digunakan dalam pembelajaran di kelas atau

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

19

pembelajaran tutorial dalam membuat dan melaksanakan

pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajarannya. Joice & Weil dalam Rusman (2014: 133),

berpendapat bahwa ‘model pembelajaran adalah suatu rencana atau

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang

lain’.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan komponen-komponen pembelajaran, dan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Model pembelajaran berisi tentang komponen-komponen yang

terorganisir secara sistematis yang menggambarkan gaya mengajar

seorang pendidik. Menurut Trianto (2014: 28) model pembelajaran

adalah:

suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk

mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam

kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan

material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-

buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputer,

dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).

Pengertian model pembelajaran yang dikemukakan oleh

beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu pola atau konsep yang akan digunakan dalam proses

belajar mengajar. Model pembelajaran dapat sebagai pedoman guru

dalam menyusun perencanaan pembelajaran, langkah-langkah

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

20

pembelajaran dalam model pembelajaran akan mempermudah guru

dalam melaksanakan pembelajaran.

b. Model Pembelajaran Van Hiele

Suwangsih dan Triurlina (2006: 55), menjelaskan bahwa

“Van Hiele seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan

penelitian dalam pengajaran Geometri, ia menguraikan tahap-tahap

perkembangan mental anak dalam geometri”. Tiga unsur utama

dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan

metode pengajaran yang diterapkan, jika ketiga unsur itu ditata

secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak

kepada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.

Suatu rencana pembelajaran dapat dikatakan sebagai model

pembelajaran jika memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Rusman

(2014: 136), ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para

ahli tertentu. Sebagai contoh, model penelitian

kelompok disusun oleh Herber Then dan berdasarkan

teori John Dewy. Model ini dirancang untuk melatih

partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

2) Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu,

misalnya model berpikir induktif dirancang untuk

mengembangkan proses berpikir induktif.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki kegiatan

belajar mengajar di kelas, misalnya model Synetic

dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam

pelajaran mengarang.

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan urutan

langkah-langkah pembelajaran (syntax), adanya

prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, sistem pendukung.

Keempat bagian tertentu merupakan pedoman praktis

bila guru akan melaksanakan suatu model

pembelajaran.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

21

5) Memiliki dampak sebagai terapan model pembelajaran.

Dampak tersebut meliputi dampak pembnelajaran yaitu

hasil belajar yang dapat diukur dan dampak pengiring

yaitu hasil belajar jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar (desain intruksional)

dengan model pembelajaran yang dipilihnya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

teori Van Hiele dapat disetarakan sebagai sebuah model

pembelajaran karena memenuhi ciri-ciri model pembelajaran. Teori

Van Hiele memiliki tahap-tahap pembelajaran yang sudah sesuai

dengan langkah-langkah yang dibutuhkan dalam sebuah model.

Model pembelajaran Van Hiele ini juga akan diterapkan dalam

penelitian tindakan kelas ini.

c. Tahap Pemahaman Geometri Menurut Van Hiele

Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa

dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele dalam Suwangsih

dan Triurlina (2006 : 55-56) adalah sebagai berikut:

1) Tahap ke 1 Pengenalan (Visualisasi)

2) Tahap ke 2 Analisis

3) Tahap ke 3 Pengurutan

4) Tahap ke 4 Deduksi

5) Tahap ke 5 Keakuratan (Rigor)

Penjelasan dari tahapan di atas adalah model pembelajaran

Van Hiele dimulai pada tahap pengenalan. Pada tahap ini anak mulai

mengenal bentuk geometri secara keseluruhan, misalnya bentuk

persegi segitiga, dan lain-lain. Namun anak belum mampu

mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya.

Setelah tahap pengenalan adalah tahap analisis, pada tahap analisis

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

22

anak sudah mulai mengenal dan memahai sifat-sifat yang dimiliki

benda geometri yang diamati. Misalnya anak mengamati balok, ia

mengetahui bahwa pada balok memiliki 12 rusuk. Tahap selanjutnya

adalah pengurutan. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu

mengurutkan berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki setiap bangun

geometri. Misalnya anak dapat menyimpulkan bahwa bujur sangkar

adalah jajar genjang.

Tahap deduksi adalah tahap dimana anak sudah mampu

memahai kedudukan definisi postulat/aksioma, dalil atau teorema,

dan mampu menggunakannya dalam pembuktian. Pada tahap ini

anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni

penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke

hal-hal yang bersifat khusus. Tahap terakhir dalam model

pembelajaran Van Hiele adalah keakuratan atau rigor. Tahap akurasi

merupakan tingkt berpikir tinggi, rumit serta kompleks.

Siswa dalam kegiatan belajar yang menggunakan teori Van

Hiele memiliki 5 tahap yang harus dilalui, dari proses pengenalan

sampai keakuratan. Teori Van Hiele ini pada pembelajaran geometri

di tingkat SD hanya sampai tahap ketiga yaitu tahap pengurutan.

Tahap berikutnya diperoleh siswa di tingkat sekolah yang lebih

tinggi

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

23

6. Multimedia

Proses pembelajaran membutuhkan media sebagai alat untuk

menyampaikan atau mengantarkan informasi pembelajaran. Arsyad

(2007: 3), menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin

medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.

Sedangkan Sanjaya (2012: 61), mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah:

segala sesuatu seperti alat, linngkungan dan segala bentuk kegiatan

yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap

atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang

memanfaatkannya. Media juga dijadikan sebagai perantara dari

informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi,

komputer dan lain sebagainya.

Sesuai uraian tersebut, maka media pembelajaran adalah suatu alat

yang digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi dalam

proses belajar mengajar yang bertujuan untuk menambah pengetahuan

dan keterampilan siswa. Media yang digunakan dalam penelitian ini

adalah media pembelajaran berbasis multimedia. Multimedia menurut

Thompson dalam Munir (2008: 233), ‘adalah suatu sistem yang

menggabungkan gambar, video, animasi, suara secara interaktif’. Arsyad

(2007: 171), mengemukakan “arti multimedia yang umumnya dikenal

dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video

dan animasi”. Sajian mutimedia dapat diartikan sebagai teknologi yang

mengoptimalkan peran komputer sebagai media yang terintegrasi dan

interaktif.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

24

Jenis multimedia yang digunakan dalam penelitian ini adalah

media audio-visual. Menurut Djamarah (2010: 140), “media audio adalah

media yang hanya mengandalkan keterampilan suara saja, seperti radio,

cassette recorder, piringan hitam. Sedangkan Media Visual adalah

media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini

ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai),

slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Adapula

media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak

seperti film bisu dan film kartun”.

Berdasarkan penjelasan tentang media audio-visual tersebut, dapat

disimpulkan bahwa media audio-visual merupakan media yang

mempunyai unsur suara dan unsur gambar dalam satu media. Adanya dua

unsur tersebut menjadikan siswa tidak hanya belajar melalui visual saja,

akan tetapi audio. Penggunaan media audio-visual dalam penelitian ini

bertujuan untuk lebih memantapkan pengetahuan siswa akan materi sifat-

sifat bangun ruang menggunakan model pembelajaran Van Hiele.

Pada penelitian tindakan kelas ini, selain menggunakan media

audio-visual peneliti juga menggunakan media konkrit bangun ruang

yang dibuat dari bahan kertas. Penggunaan media konkrit ini bertujuan

agar siswa tidak hanya melihat gambar saja, akan tetapi benda

konkritnya. Diharapkan dengan penggunaan media konkrit akan

menambah lama ingatan siswa terkait materi yang diajarkan.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

25

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian melalui model pembelajaran Van Hiele juga pernah

dilakukan oleh Noraini Idris tahun 2007 dalam jurnal penelitiannya yang

berjudul: The Effect Geometers’ Sketchpad on the Performance in Geometery

of malaysian Students Achievment and Van Hiele Geometric Thinking”

menyatakan bahwa:

A descriptive analysis showed that most of the student agreed that the

Geometer’s Sketchpad is useful tool for learning geometry. The

findings of this study about the effects of geometer’s. Sketchpad and

Van Hiele model will be useful to mathematics teachers, educators

and those who are involved in the teaching of mathematics,

particularly geometry in the planning of teaching activities for the

classroom.

Penyataan di atas, adalah penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui efek penting dari menggunakan model pembelajaran Van Hiele

pada geometri. Sampel yang digunakan yaitu siswa SMA sejumlah 65, yang

dibagi menjadi 2 kelas, salah satu kelas mendapatkan perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran Van Hiele dan kelas yang satunya

menggunakan model pembelajaran yang seperti biasanya. H0 ditolak dan H1

diterima. Jadi ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran Van Hiele dalam materi geometri.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Agus Setiawan, Nursiwi Nugraheni

dan Sumilah tahun 2013 dalam jurnal penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geometri berdasarkan Teori Van Hiele

melalui model Inkuiri” menyatakan bahwa:

Hasil penelitian keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 25

meningkat pada siklus II menjadi 29,5, aktivitas siswa pada siklus I

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

26

memperoleh jumlah skor 18,5 pada siklus II rata-rata 25,1, iklim

pembelajaran meningkat dari siklus I jumlah skor 21 menjadi 22,5

pada siklus II, materi pembelajaran siklus I memperoleh jumlah skor 6

meningkat pada siklus II menjadi 8, media pembelajaran siklus I

memperoleh skor 12 meningkat pada siklus II menjadi 14,5,

kompetensi sikap spiritual dan sosial pada siklus I dan siklus II

memperoleh modus 3 (mulai berkembang), aspek pengetahuan pada

siklus I adalah 76.47% dan meningkat siklus II menjadi 97,05%.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan penelitian ini

membuktikan bahwa teori Van Hiele melalui model Inkuiri dapat

meningkatkan pembelajaran geometri di kelas IV SD dibuktikan dengan

meningkatnya siklus pembelajaran dari siklus I 76,47% meningkat pada

siklus II menjadi 97,05%.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal siswa di kelas VB SD Negeri pangebatan yaitu masih

kurangnya sikap tanggung jawab siswa, dan belum maksimalnya prestasi

belajar yang didapat oleh siswa. Keadaan atau kondisi tersebut didukung oleh

hasil wawancara dengan guru dan observasi saat pembelajaran serta hasil

pretest. Hasil wawancara dan observasi diantaranya terdapat siswa yang tidak

mengerjakan tugas, seperti tugas piket, pekerjaan rumah (PR), dan soal-soal

latihan. Siswa kurang tanggap dalam menjawab pertayaan, dan tugas yang

diberikan oleh guru. Pada saat melakukan diskusi kelompok terdapat

beberapa siswa yang lebih mengandalkan teman kelompoknya untuk

mengerjakan tugas tersebut. Prestasi belajar siswa belum maksimal, hal ini

didukung dengan hasil pretest yang menerangkan bahwa dari 35 siswa yang

mengikuti pretest, hanya 9 siswa atau 25% siswa yang tuntas belajar, dan

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

27

memnuhi nilai KKM yang ditentukan yaitu 65. Rata rata nilai yang diperoleh

siswa juga belum seperti yang diharapkan yaitu 51,14.

Kurangnya sikap tanggung jawab dan belum maksimalnya prestasi

belajar adalah suatu permasalahan. Munculnya suatu permasalahan harus

segera diperbaiki dan diatasi dengan melakukan suatu tindakan. Tindakan

yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu, dengan cara

menerapkan model pembelajaran Van Hiele dalam pembelajaran dan

didukung dengan penggunaan multimedia. Melalui penerapan model model

pembelajaran Van Hiele menggunakan multimedia diharapkan dapat

meningkatkan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada setiap

siklus.

Sesuai penjabaran di atas, maka didapati kerangka berpikir yang

menjadi sebuah gambaran pada penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan

dalam penelitian. Adapun kerangka berpikir penelitian tindakan kelas adalah

sebagai berikut:

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Belum

menggunakan

model

pembelajaran

Melalui model

pembelajaran

Van Hiele

menggunakan

multimedia

Siklus I

Refleksi

Siklus II

Sikap tanggung jawab dan prestasi

belajar siswa meningkat

Kurangnya

tanggung jawab

dan belum

maksimalnya

prestasi belajar

siswa

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016

28

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang sesuai dengan kajian teori dan kerangka

berpikir di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran melalui model pembelajaran Van Hiele menggunakan

multimedia dapat meningkatkan sikap tanggung jawab siswa dalam mata

pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang di kelas VB SD

Negeri Pangebatan.

2. Pembelajaran melalui model pembelajaran Van Hiele menggunakan

multimedia dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran

matematika materi sifat-sifat bangun ruang di kelas VB SD Negeri

Pangebatan.

Peningkatan Sikap Tanggung..., Wahyu Widodo, FKIP UMP 2016