tugas metpel sri widodo

29

Click here to load reader

Upload: pakwid

Post on 13-Jun-2015

618 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

research about road damage

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Metpel Sri Widodo

TUGAS MATA KULIAHMETODE PENELITIAN

Dosen : Prof. Dr. Ir. Supriharyono, M. Sc.

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KETAHANAN BETON ASPAL TERHADAP ALIRAN AIR HUJAN

Oleh :

Sri WidodoNIM : L5A009022

NOVEMBER 2009

DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jalan Hayam Wuruk No. 5-7 Semarang, Indonesia, Phone/Fax.(024)8311946/8311802

E-mail : [email protected], Website : www.dts-undip.org

Page 2: Tugas Metpel Sri Widodo

PRAKATA

Bismillahir-rahmanir-rahim

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas perkenan Nya tugas

mata kuliah Metode Penelitian berupa proposal penelitian yang berjudul

“ANALISIS KETAHANAN BETON ASPAL TERHADAP ALIRAN AIR

HUJAN” dapat diselesaikan.

Dengan selesainya proposal penelitian ini selaku mahasiswa kami

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Supriharyon, M.Sc, selaku dosen mata kuliah Metode

Penelitian pada Program Doktor Teknik Sipil UNDIP yang telah memberikan

ilmu pengetahuan serta wawasan baru mengenai Metode Penelitian kepada

kami.

2. Program Doktor Teknik Sipil UNDIP, institusi yang telah memberi

kesempatan kepada kami untuk dapat kuliah menempuh jenjang studi S3.

3. Universitas Muhammadiyah Surakarta, instansi tempat kami bekerja yang

telah memberi ijin dan biaya untuk kuliah di Program Doktor Teknik Sipil

UNDIP.

4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut

memberikan bantuannya sehingga tugas mata kuliah ini dapat berlangsung

dengan lancar.

Akhirnya kami harapkan semoga proposal penelitian ini dapat memenuhi

syarat sebagai bahan evaluasi pada mata kuliah Metode Penelitian pada Program

Doktor Teknik Sipil UNDIP.

Semarang, 20 November 2009

Sri Widodo___NIM : L5A009022

Page 3: Tugas Metpel Sri Widodo

DAFTAR ISI

halaman

PRAKATA

DAFTAR ISI

i

ii

BAB I.

BAB II.

BAB III.

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang masalah

1.2.Identifikasi masalah

1.3.Perumusan masalah

1.4.Maksud dan tujuan penelitian

1.5.Manfaat penelitian

1.6.Pembatasan masalah

1.7.Sistematika penulisan

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1.Beton aspal

2.2.Pengaruh banjir terhadap perkerasan jalan

2.3.Bahan additive paa campuran bahan perkerasan jalan

2.4.Kerangka berfikir

METODE PENELITIAN

3.1.Perancangan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada

beton aspal

3.2.Pembuatan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada

beton aspal

3.3.Perancangan campuran beton aspal

3.4.Pengujian benda uji terhadap rendaman dan gerusan air

3.5.Proses penelitian

DAFTAR PUSTAKA

1

1

2

2

3

3

4

4

5

5

6

7

9

9

9

10

10

10

11

14

Page 4: Tugas Metpel Sri Widodo

1. PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang masalah

Page 5: Tugas Metpel Sri Widodo

Jalan raya dengan perkerasan aspal merupakan sebagian besar prasarana

transportasi darat di Indonesia. Hampir semua jalan raya tersebut jika hujan deras

akan mengalami kebanjiran dan tergenang untuk beberapa saat sampai beberapa

hari tergantung dari kemampuan daerah tersebut menampung dan mengalirkan air

hujan. Menurunnya daya tampung air hujan disebabkan antara lain semakin

berkurangnya daerah-daerah tampungan seperti misalnya persawahan yang

menjadi lahan hunian dan juga semakin besarnya perbandingan antara luas

bangunan dan tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan. Penyebab banjir

yang lain juga diakibatan semakin gundulnya daerah hulu sungai sehingga air

hujan dengan cepat masuk ke sungai. Dengan meningkatnya kecepatan air hujan

masuk ke sungai mengakibatkan debit sungai naik melebihi daya tampungnya

yang akhirmnya sungai meluap menyebabkan banjir. Sebagai akibat naiknya

permukaan air sungai maka drainase perkotaan yang akan membuang air ke

sungai tertahan sehingga akhirnya juga meluap menyebabkan banjir.

Mengapa banjir menyebabkan kerusakan jalan ? Banjir akan

menyebabkan kerusakan jalan disebabkan oleh dua hal. (1). Banjir akan

meyebabkan berubahnya fungsinya jalan sebagai prasarana transportasi menjadi

prasarana untuk menampung dan mengalirkan air. Tergantung dengan

kemiringannya, semakin miring suatu alinyemen jalan raya air yang mengalir di

atas jalan raya semakin cepat . Sejumlah air yang cukup besar dengan kecepatan

aliran yang tinggi akan dapat menyebabkan jalan tergerus dan pada bagian-bagian

yang lemah ikatannya akan terbentuk kerusakan lubang. (2) Dengan adanya banjir

perkerasan jalan akan menjadi jenuh. Perkerasan jalan yang jenuh baik itu yang

berupa bahan agregat maupun bahan dengan bahan ikat aspal akan menurun

kekuatannya (Quensland Government, 2009). Proses untuk mengeringkan

kembali bahan perkerasan ini akan memakan waktu yang lama. Pada saat jalan

dalam kondisi jenuh dan harus menerima beban secara penuh, maka kerusakan

jalan akan mudah terjadi. Idealnya pada saat jalan dalam kondisi jenuh beban

lalulintas dikurangi, tetapi hal ini tidak mungkin karena akan mengganggu

kelancaran lalulintas.

Page 6: Tugas Metpel Sri Widodo

Sebetulnya dalam perancangan beton aspal yang sering digunakan untuk

bahan permukaan jalan pengaruh akibat genangan air sudah diperhitungkan.

Dalam spesifikasi beton aspal yang dikeluarkan oleh Bina Marga (1998)

disyaratkan bahwa stabilitas beton aspal yang direndam selama 4 hari stabilitas

sisanya tidak boleh kurang dari 75 %. Tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa

perendaman yang dilakukan dengan kondisi air diam, sehingga hal ini tidak

mewakili kondisi banjir di lapangan yang mana air yang merendam perkerasan

dalam kondisi mengalir. Dengan demikian maka perancangan dan pembuatan alat

yang dapat mensimulasikan kondisi banjir di lapangan penting untuk dilakukan.

Selanjutnya karena beton aspal yang digunakan di lapangan saat ini mudah rusak

jika kena banjir, maka perancangan beton aspal yang akan tahan terhadap

genangan dan gerusan air hujan juga penting untuk dilakukan

1.2.Identifikasi masalah

Pada saat musim hujan banyak jalan raya yang berubah fungsi sebagai

saluran air hujan karena ketidak mampuan saluran drainase jalan menampung

aliran air hujan. Sebagai akibat alih fungsi ini, banyak jalan raya setelah

mengalami kebanjiran lapisan permukaan yang terbuat dari beton aspal

mengalami kerusakan. Sebagian besar kerusakan akibat gerusan aliran air hujan

adalah jenis kerusakan lubang. Sehingga dengan demikian perlu adanya alat untuk

menguji ketahanan beton aspal terhadap gerusan air hujan dan perancangan

campuran beton aspal yang tahan terhadap gerusan air hujan.

1.3.Perumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1) Bagaimanakah alat uji ketahanan beton aspal terhadap aliran air hujan

yang dapat mensimulasikan genangan dan aliran air hujan di atas jalan raya?

2) Bagaimanakah karakteristik bahan perkerasan jalan raya yang ada di

Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta ?

3) Seperti apakah karakteristik campuran beton aspal berdurabilitas tinggi

yang tahan terhadap gerusan aliran air hujan ?

Page 7: Tugas Metpel Sri Widodo

1.4.Maksud dan tujuan penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aliran air hujan

terhadap penurunan kualitas permukaan jalan raya yang terbuat dari beton aspal.

Hal ini mengingat banyak permukaan jalan yang rusak setelah terendam air hujan.

Akan tetapi terlebih dahulu harus dibuat alat untuk menguji beton aspal dari

pengaruh aliran air hujan. Pengujian ketahanan beton aspal terhadap air hujan saat

ini hanya berupa perendaman selama 1 sampai 4bhari.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Membuat alat uji ketahanan beton aspal terhadap aliran air hujan. Alat uji

dibuat untuk mensimulasikan air hujan yang menggenangi dan mengalir diatas

jalan raya saat hujan. Mengingat alinemen jalan raya sangat bervariasi maka

alat uji juga harus diatur kemiringannya yang akan mempengaruhi kecepatan

aliran air yang terjadi di atas beton aspal. Proses pengaliran dibuat secara

menerus dan waktunya dapat diatur sesuai yang dikehendaki.

2) Dengan tersedianya alat uji ketahanan beton aspal terhadap aliran air,

kemudian dilakukan pengambilan sampel bahan perkerasan jalan raya yang

ada di Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta untuk diketahui karakteristik

dan ketahanannya terhadap gerusan aliran air hujan.

3) Merancang campuran beton aspal berdurabilitas tinggi yang tahan

terhadap gerusan aliran air hujan. Karakteristik beton aspal diuji dan

dibandingkan antara yang sebelum dan sesudah mengalami pengaliran air.

Karakteristik yang diuji antara lain stabilitas , kelelehan, rongga dalam

campuran, kepadatan, kadar aspal dan jumlah material yang tergerus aliran air.

1.5.Manfaat penelitian

1) Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan karena ditemukannya alat baru yang dapat

menguji ketahanan beton aspal terhadap gerusan air hujan.

2) Selain itu hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi pembangunan, karena

akan diperolehnya rancangan beton aspal yang tahan terhadap genangan dan

gerusan air hujan. Rancangan campuran beton aspal ini akan sangat

bermanfaat bagi pembangunan jalan raya.

Page 8: Tugas Metpel Sri Widodo

1.6.Pembatasan masalah

Mengingat peralatan yang tersedia di laboratorium untuk menguji

karakteristik beton aspal adalah alat Marshall, maka karakteristik beton aspal yang

akan diuji terbatas hanya :

1) Stabilitas, yaitu untuk mengetahui kemampuan beton aspal menahan

beban sampai pada kelelehan yang maksimum.

2) Kelelehan, yaitu kemampuan beton aspal berdeformasi tanpa mengalami

keruntuhan ketika menahan beban lalulintas yang terjadi.

3) Jumlah rongga dalam campuran, yaitu untuk mengetahui rongga yang

masih tersedia dalam campuran beton aspal untuk memberi kesempatan

kepada agregat bergerak saat perkerasan menerima beban lalulintas dan aspal

meleleh saat suhu perkerasan menjadi tinggi di waktu siang hari.

4) Rongga terisi aspal, yaitu untuk mengetahui sejauh mana aspal mengisi

rongga yang ada diantara agregat atau yang berfungsi untuk mengikat

campuran agregat.

5) Kerapatan, yaitu untuk mengetahui berat beton aspal per satuan volume

yang akan digunakan untuk mengendalikan pekerjaan pemadatan di lapangan.

1.7.Sistematika penulisan

Penulisan proposal penelitian ini dibagi dalam 3 bab, yaitu :

Bab 1 berisi tentang pendahuluan yang menceritakan tentang latar belakang

masalahh, identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, manfaat,

dan ruang lingkup penelitian. Pada pendahuluan ini akan terlihat potret kondisi

lapangan berkaitan dengan kerusakan jalan akibat gerusan air hujan yang melatar

belakangi pengambilan judul penelitian. Selain itu pada bab 1 ini juga terlihat

target-target yang diharapkan akan dicapai pada penelitian ini dan sasaran

penerima manfaat dari penelitian ini.

Bab 2 berisi kajian pustaka dan kerangka berfikir yang membahas tentang

perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan mutakhir yang berkaitan dengan

topik penelitian, serta teori-teori yang akan mendukung pencapaian tujuan

penelitian. Selain itu pada bab 2 ini juga akan disampaikan kerangka berfikir yang

Page 9: Tugas Metpel Sri Widodo

menggambarkan desain penelitian yang menjelaskan mengenai konsep pemecahan

masalah, konsep analisis dan konsep faktor-faktor yang ditinjau untuk evaluasi.

Bab 3 berisi tentang metode penelitian yang menguraikan secara singkat, detail

dan jelas mengenai metode yang akan digunakan untuk mencapai setiap tujuan

penelitian. Pada bab 3 ini juga akan digambarkan langkah-langkah yang akan

ditempuh sejak dimulainya penelitian sampai dengan berakhirnya penelitian ini.

2. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

Page 10: Tugas Metpel Sri Widodo

2.1.Beton aspal

Beton aspal adalah bahan perkerasan jalan yang terdiri dari campuran

agregat dengan bahan pengikat aspal. Jika aspal yang digunakan sebagai bahan

pengikat berupa sapal cair, maka disebut sebagai campuran dingin (cold mix).

Sebaliknya jika aspal yang digunakan sebagai bahan pengikat berupa aspal keras,

maka disebut campuran panas (hot mix) karena untuk pencampurannya

memerlukan pemanasan agar aspal dalam kondisi cair ketika dicampur.

Beton aspal yang sering digunakan di lapangan adalah Hot Rolled Sheet

(HRS), Asphalt Concrete (AC) dan Asphalt Treated Base (ATB). Karakteristik

dari ketiga macam beton aspal tersebut seperti terlihat pada Tabel 5.1. Dari ketiga

macam beton aspal ini setelah direndam selama 24 jam stabilitas tersisanya tidak

boleh kurang dari 75 %. Jika stabilitas tersisanya kurang dari 75 %, maka beton

aspal dianggap kurang durabel (awet). Tetapi perendaman di sini tidak dapat

mewakili jalan yang kebanjiran. Jalan yang kebanjiran selain terendam juga

mengalami gerusan air hujan yang mengalir yang dapat membuat lapisan

permukaan jalan terkelupas.

HRS mempunyai gradasi terbuka biasa digunakan sebagai lapis aus.

HRS mengandung cukup banyak aspal sehingga sifatnya sangat fleksibel dan bisa

mengikuti lendutan jalan tanpa adanya retak, tetapi stabilitasnya sangat rendah .

AC merupakan beton aspal bergradasi rapat yang dipergunakan untuk lapis

permukaan perkerasan jalan. Karena gradasinya yang rapat AC hanya

memerlukan kandungan aspal yang relatif sedikit sehingga sifatnya lebih kaku

dibandingkan dengan HRS. Dengan sifatnya yang kaku ini AC mempunyai

stabilitas yang tinggi. ATB merupakan bahan fondasi perkerasan jalan yang diberi

bahan pengikat aspal. ATB biasa digunakan untuk konstruksi jalan bertahap, yang

pada tahap awal ATB ini digunakan sebagai lapis permukaan jalan. Tetapi jika

kemudian volume lalulintasnya naik sehingga perkerasan dipandang tidak mampu

lagi menahan beban lalulintas, maka kemudian lapis permukaan dari jenis AC

dihamparkan di atasnya.

Tabel 5.1 : Persyaratan karakteristik campuran aspal panas

Sifat Campuran HRS AC ATB

Page 11: Tugas Metpel Sri Widodo

Kadar aspal efektifKadar penyerapan aspalKadar aspal total(terhadap berat total)

min.mak.min.

6,81,77,3

-1,74,3

5.51,76,0

Kadar rongga udara campuran padat ( % terhadap volume total campuran)

min.

mak.

4

6

3

6

4

8

Persen rongga terisi aspal min.mak.

- 7582

-

Marshall Quotient (KN/mm)

min.mak. 4,0

1,85,0

1,85,0

Stabilitas Marshall(Kg)

min.mak.

450850

750850

750-

Stabilitas tersisa setelah perendaman selama 24 jam pada 60o (% terhadap stabilitas semula)

min. 75 75 75

Sumber : Bina Marga (1998)

2.2. Pengaruh banjir terhadap perkerasan jalan

Banjir dapat menyebabkan kerusakan yang luas pada jalan. Untuk

keamanan pengguna jalan, dan untuk melindungi aset jalan, penutupan jalan-jalan

diperlukan saat air menutupi jalan-jalan tersebut. Saat jalan kebanjiran, khususnya

pada jangka waktu yang cukup lama, bahan perkerasan jalan menjadi jenuh. Hal

ini akan menurunkan kekuatannya. Jalan yang telah jenuh harus secara hati-hati

dikelola untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan olehnya. Untuk

mengerjakan hal ini jalan bisa ditutup untuk sementara, diakukan pembatasan

beban dan melakukan manajemen lalulintas. (Queensland government, 2009).

Sekali perkerasan jalan menjadi jenuh, hal ini memerlukan waktu yang

lama untuk mengeringkannya agar kekuatanya pulih kembali seperti

semula.Pembatasan beban kendaraan selama proses pengeringan kembali

diperlukan untuk menjaga aset masarakat yang sangat penting ini.Berdasarkan

data teknik pengurangan beban sebesar 20 % akan mengurangi dampak

kekrusakan pada bahan perkerasan jalan sebesar 50 %. Pengalaman menunjukkan

bahwa jalan satu arah dengan beban kendaraan penuh dapat menyebabkan

kerusakan permanen terhadap bahan perkerasan jalan, dan menyebabkan biaya

perbaikan yang mahal dan menyebabkan terganggunya kelancaran

Page 12: Tugas Metpel Sri Widodo

lalulintas.Pembatasan beban yang dilakukan oleh pemerintah Queenland

dilakukan secara bertahap adalah sebagai berikut :

(1) Untuk akses lokal perumahan dan pelayanan kendaraan gawat darurat

beban as dibatasi maksimum 5 ton.

(2) Pembatasan beban 80 % dari beban as legal untuk kendaraan angkutan

seperti pada Tabel 5.2.

(3) Penghapusan pembatasan beban

Tabel 5.2. Pembatasan beban 80 %

Axle Group Legal Load 80% Load

Steer axle varies no reduction

Single 4 tyre 9.0 t 7.2 t

Tandem 8 tyre 16.5 t 13.2 t

Tri 12 tyre 20.0 t 16.0 t

Sumber : Transport Operations Regulation in Quensland (2005)

2.3. Bahan additive pada campuran bahan perkerasan jalan

Jalan dari beton aspal sering terlihat bekas jejak roda (rutting), retak dan

aus yang disebabkan oleh arus lalulintas, perubahan suhu dan erosi yang

disebabkan oleh air hujan. Kerh at al (2005) telah melaksanakan serangkaian

penelitian untuk menguji keefektifan filler sebagai bahan anti striping (aus). Filler

yang digunakan adalah abu batu dengan 1 % kapur dan abu batu dengan 1 %

semen yang dicampurkan dalam beton aspal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

abu batu dengan 1 % filler kapur mempunyai kinerja yang lebih baik dalam hal

stabilitas, flow kekuatan sisa, penyelimutan aspal pada butiran, modulus resilient,

stabilitas dinamik dan laju pembentukan jejak roda. Dari hasil evaluasi

menunjukkan bahwa filler ini dapat menambah ketahanan beton aspal terhadap

terjadinya rutting dan pengelupasan pada permukaan jalan dan juga menambah

keawetan.

Li at al  (2007) telah meneliti penggunaan Fly ash sebagai bahan

stabilisasi Recycled Pavement Material (RPM) pada pelaksanaan perkerasan

Page 13: Tugas Metpel Sri Widodo

fleksibel di Waseca Madison, USA. Pada proyek tersebut lapis permukaan yang

terbuat dari campuran aspal panas dan pondasi dgemburkan sampai kedalaman 30

cm untuk membentuk RPM. RPM ini kemudian dicampur dengan Fly ash sebesar

10 % dari berat kering RPM dan air. RPM sendiri dan yang telah distabilisisasi

dengan Fly ash ini kemudian diuji California Bearing Ratio (CBR), Resilient

Modulus (Mr) dan Unconfined Compression (qu). Pengujian di lakukan di

laboratorium dan lapangan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan Fly ash

terhadap penambahan kekuatan dan kekakuan material. Setelah perawatan benda

uji selama 7 hari RPM yang telah distabilisasi dengan Fly ash mempunyai CBR

antara 70 dan 94 %, Mr antara 78 dan 119 Mpa dan qu antara 284 dan 454 kPa.

Sedangkan RPM yang tidak distabilisasi dengan Fly ash mempunyai nilai CBR

antara 3 dan 17 %, Mr antara 46 dan 50 %. Sedang untuk RPM + Fly ash yang

dicampur di lapangan mempunyai nilai CBR, Mr dan qu lebih rendah jika

dibandingkan dengan yang dicampur di laboratorium ( 64 % untuk CBR, 25 %

untuk Mr dan 50 % untuk qu). Pengujian Falling Weight Deflectometer setelah

berumur 1 tahun menunjukkan tidak ada degradasi pada modulus RPM yang telah

distabilisasi dengan Fly ash.

Widodo dan Riyanto (2008) telah menguji campuran dingin dengan

aspal emulsi bergradasi rapat yang ditambah dengan filler semen. Hasil penelitian

di laboratorium dan penghamparan di lapangan menunjukkan bahwa rancangan

campuran kerja Dense Graded Emulsion Mix (DGEM) dengan kadar aspal emulsi

9,8 % dan filler semen 3 % dapat digunakan sebagai bahan perkerasan

menggantikan campuran aspal panas yang mempunyai sifat cepat stabil dan

berstabilitas tinggi. Pengujian setelah bahan direndam 4 hari tidak menurunkan

stabilitasnya, tetapi bahkan menaikkan stabilitasnya.

2.4. Kerangka berfikir

Kerusakan jalan pada musim hujan diakibatkan oleh genangan dan

gerusan aliran air hujan pada bahan perkerasan jalan. Genangan air hujan

membuat kondisi perkerasan melemah kuat dukungnya, sedangkan gaya gerusan

air hujan akan melepaskan butiran-butiran agregat yang ikatannya kurang kuat.

Page 14: Tugas Metpel Sri Widodo

Untuk meneliti fenomena ini perlu dibuat alat laboratorium yang dapat

mensimulasikan genangan dan gerusan aliran air hujan. Alat yang digunakan juga

dapat diatur kemiringannya sehingga adapat mewakili alinyemen vertikal suatu

jalan dan kemiringan aliran yang terjadi di lapangan.

Untuk mencegah terlepasnya agregat akibat gerusan air hujan, perlu

dibuat campuran beton aspal yang rapat dan ikatan yang kuat yang dapat menahan

gerusan air hujan. Untuk memperoleh campuran yang rapat dan kuat ikatannya

antara butiran agregat dapat menggunakan bahan pengisi (filler) dan juga bahan

pengikat aspal yang lebih banyak. Dengan demikian maka perlu dirancang

campuran beton aspal yangvolume rongga antara agregatnya besar agar dapat

menampung aspal lebih banyak sehingga ikatan antar butiran agregat menjadi

lebih kuat

3.METODE PENELITIAN

3.1.Perancangan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada beton aspal

Perancangan alat uji rendaman dan gerusan diusahakan dapat mewakili

keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Alat dirancang mempunyai sifat-

sifat sebagai berikut :

(1) Kemiringan alirannya dapat diubah-ubah sehingga kecepatan alirannya

bervariasi sesuai dengan alinyemen jalan yang ada di lapangan.

(2) Perendam dan pengaliran dapat dilakukan secara menerus sehingga lama

perendaman dan penggerusan dapat dirancang sesuai kondisi di lapangan.

(3) Benda uji dalam posisi terendam menerima tekanan gerusan dibagian

permukaannya seperti halnya lapis permukaan jalan yang ada di lapangan.

3.2.Pembuatan alat uji rendaman dan gerusan air hujan pada beton aspal

Pembuatan alat bekerja sama dengan Unit Layanan Industri yang ada di

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMS. Alat dinyatakan dapat diterima jika

dapat bekerja sesuai dengan kriteria-kriteria perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya.

3.3. Perancangan campuran beton aspal

Page 15: Tugas Metpel Sri Widodo

Perancangan campuran beton aspal dimulai dengan menguji kualitas

bahan dasar yang terdiri dari agregat dan aspal sebagai bahan perekat. Pembuatan

benda uji menggunakan metode Marshall sesuai dengan AASHTO T245-74. Benda

uji-benda uji yang telah dibuat kemudian dicari kadar aspal optimumnya. Kadar

aspal optimum dicari dengan memperhatikan beberapa aspek karakteristik beton

aspal ynag harus dipenuhi seperti pada Tabel 5.1. Dengan kadar aspal optimum ini

selanjutnya dibuat benda uji-benda uji yang akan diuji ketahanannya terhadap

rendaman dan gerusan air. Benda uji antara lain dari beton aspal jenis HRS, AC,

ATB dan DGEM.

3.4. Pengujian benda uji terhadap rendaman dan gerusan air

Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan benda uji didalam alat

yang telah dibuat. Selanjutnya benda uji diberikan aliran air yang sekaligus akan

merendam dan menggerus benda uji tersebut. Mengingat bahwa alinyemen

vertikal jalan yang diijinkan maksimum 10 %, maka kemiringan aliran dibuat 5

variasi dengan nilai kemiringan maksimum 10 %. Demikian pula sangat jarang

jalan ternedam secara terus menerus selama lebih 4 hari, maka lama pengaliran air

juga dilkukan dengan 4 variasi dengan maksimum lama pengaliran adalah 4 hari.

Satu macam variasi minimal dibuat 3 benda uji.

Setelah mengalami uji perendaman dan penggerusan selanjutkan benda

uji di uji karakteristiknya antara lain : stabilitas, kepadatan, rongga udara dan

kadar aspal. Karakteristik benda uji setelah perendaman dan penggerusan

dibandingkan dengan yang tanpa perendaman dan penggerusan. Dari hasil

perbandingan ini akan diketahui pengaruh rendaman dan gerusan terhadap

karakteristik beton aspal.

Pada tahun kedua kembali dibuat benda uji dengan menggunakan bahan

additive semen dan kapur.Semen dan kapur ini akan berfungsi sebagai filler yang

akan membuat beton aspal lebih rapat dan tahan terhadap pengelupasan seperti

pada hasil penelitian Kerh,Wang and Lin (2005) yang dilakukan di Taiwan.

Proses pengujian ketahanan terhadap rendaman dan gerusan air seperti yang

dilakukan pada penelitian tahun ke satu. Pada Gambar 3.1. menggambarkan bagan

Page 16: Tugas Metpel Sri Widodo

alir penelitian pada tahap ke 1 sedang pada Gambar 3.2. merupakan bagan alir

penelitian pada tahap ke 2.

Pemeriksaan sifat fisik

Syarat agregat

Agrgegat

desain campuran dengan metode Marshall

Bandingkan dengan yang tanpa rendaman & gerusan

Karakteristik benda uji setelah perendaman dan

penggerusan

Uji rendaman dan gerusan benda uji

Pembuatan benda ujiGambar 3.1.Bagan alir penelitian tahap ke 1

Pembuatan alat uji rendaman & gerusan

Perancangan alatuji rendaman dan gerusan air hujan

Uji coba alat

Pemeriksaan sifat fisik

Aspal semen/emulsi

Syarataspal

tidak

ya

tidak

baik

ya

Coating testCoating> 75%Cold mix 2Cold mix 1Pemadatan dan curingKadar filler optimumKadar aspal optimumTes MarshallPemadatan dan curingCold mix 3Kadar air optimum Variasi kadar airKadar aspal emulsi tetapCold mix 4 Variasi kadar aspal emulsiKadar air optimumVariasi kadar filler semenKadar aspal optimumAnalisis karakteristik campTes MarshallPemadatan dan curingRancangan campuran kerja

Gambar 6.1.Bagan Alir Penelitian Tahun ke 1Pemeriksaan sifat fisik

Agregat kasar, medium,halus

Syaratagregat

Komposisi campuran agrgegat

Pemeriksaan sifat fisikAspal emulsi

SyarataspalJumlah aspal emulsitidak ya tidaktidakya ya

Mulai

Page 17: Tugas Metpel Sri Widodo

Selesai

Alat uji rendaman dan gerusan telah teruji dan

siap dioperasikan

tidak

Pemeriksaan sifat fisik

Syarat agregat

Agrgegat

Bandingkan dengan yang tanpa rendaman & gerusan

Karakteristik benda uji setelah perendaman dan

penggerusan

Uji rendaman dan gerusan benda uji

Pemeriksaan sifat fisik

Bahan addtivesemen/kapur

Syaratadditive

Pemeriksaan sifat fisik

Aspal semen/emulsi

Syarataspal

tidak

ya

tidak

baik

ya

Mulai

Page 18: Tugas Metpel Sri Widodo

4. Daftar pustaka

AASHTO, 1974, Standard Spesifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing Part II Method of Sampling and Testing, The American Association of State Highway and Transportation Officials.

Departemen Pekerjaan Umum, 1998, Spesifikasi Umum Proyek Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Propinsi DIY, Direktorat Bina Teknik Dirrektorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.

Department of Main Road Queensland Government, 2009, Flooding and Road Pavement, www.mainroads.qld.gov tanggal16 November 2009.

Gambar 3.2.Bagan alir penelitian tahap ke 2

desain campuran dengan metode Marshall

Pembuatan benda uji

Selesai

Design campuran beton aspal berdurabilitas tinggi

Page 19: Tugas Metpel Sri Widodo

Kerh, T., Wang, Y.M and Lin, Y., 2005, Experimental Evaluation of Anti-stripping Additives Mixing,in Road Surface Pavement Materials, American Journal of Applied Sciences, 2 (10): 1427-1433

Li, L., Benson C.H., Tuncer B. Edil , T.B. and Hatipoglu,B., 2008, Sustainable Construction Case History: Fly Ash Stabilization of Recycled Asphalt Pavement Material, Geotechnical and Geological Engineering Journal, 26 (2) :177-187

Widodo, S.,2007,Addition of Cold Asphalt Mixture Stability Using Cement Filler, Jurnal Teknik Gelagar, 18 (02) : 119-125

Widodo, S., Riyanto, A., 2008, Percepatan dan Penambahan Stabilitas Campuran Aspal Dingin dengan Filler Semen, Laporan penelitian Hibah Bersaing DP2M Dikti.