bab ii kajian pustaka 2.1 penelitian...

22
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang memfokuskan tentang dukungan sosial terhadapa anak lamban belajar ( slow learner ) di sekolah inklusi tidak terlepas dari penelitian penelitian yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian yaitu tentang dukungan sosial terhadap anak lamban belajar, antara lain : Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ratih Sulistyoningrum ( 2008 ) tentang “ Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Akses Terhadap Informasi Dengan Perilaku Sehat Reproduksi Remaja Slow Learner di Sekolah Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya ” penelitian ini menggunakan analitik observasional dimana populasinya adalah seluruh siswa slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya dengan metode total population didapatkan jumlah sampel 35 orang yakni seluruh siswa slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Galuh Handayani (Maria Montessori), Jalan Manyar Sambongan No. 87-89 Surabaya. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar siswa slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya sudah memiliki perilaku sehat reproduksi dalam kategori sedang dan baik. Tidak ada hubungan antara perilaku sehat reproduksi siswa slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya dengan pola asuh orang tua. Ada hubungan searah yang cukup kuat

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang memfokuskan tentang dukungan sosial terhadapa anak

lamban belajar ( slow learner ) di sekolah inklusi tidak terlepas dari penelitian

– penelitian yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.

Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari

topik penelitian yaitu tentang dukungan sosial terhadap anak lamban belajar,

antara lain :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ratih Sulistyoningrum ( 2008

) tentang “ Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Akses Terhadap

Informasi Dengan Perilaku Sehat Reproduksi Remaja Slow Learner di

Sekolah Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya ” penelitian ini

menggunakan analitik observasional dimana populasinya adalah seluruh siswa

slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya dengan

metode total population didapatkan jumlah sampel 35 orang yakni seluruh

siswa slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya.

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Galuh Handayani (Maria Montessori),

Jalan Manyar Sambongan No. 87-89 Surabaya. Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa sebagian besar siswa slow learner SMP Galuh Handayani

(Maria Montessori) Surabaya sudah memiliki perilaku sehat reproduksi dalam

kategori sedang dan baik. Tidak ada hubungan antara perilaku sehat

reproduksi siswa slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori)

Surabaya dengan pola asuh orang tua. Ada hubungan searah yang cukup kuat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

8

antara perilaku sehat reproduksi slow learner SMP Galuh Handayani (Maria

Montessori) Surabaya dengan dukungan guru di sekolah. Dan tidak adanya

hubungan antara perilaku sehat reproduksi siswa slow learner SMP Galuh

Handayani (Maria Montessori) Surabaya dengan dukungan teman atau

kelompok sebaya. Serta tidak ada hubungan antara perilaku sehat reproduksi

siswa slow learner SMP Galuh Handayani (Maria Montessori) Surabaya

dengan akses terhadap informasi seputar kesehatan reproduksi di media

massa.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dewi Mahastuti ( 2004 )

tentang “Penyesuaian Diri Anak Lambat Belajar Ditinjau Dari Dukungan

Sosial Orangtua Dan Guru Di Sekolah Dasar Galuh Handayani (Maria

Montessori Surabaya)” penelitian tersebut menyatakan bahwa subyek

penelitian berjumlah 9 anak lambat belajar usia sekolah dasar, yang berusia

10-12 tahun dengan lokasi penelitian di Sekolah Dasar Khusus Galuh

Handayani (Maria Montessori) Surabaya. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala dukungan orangtua yang diisi oleh ibu, skala

dukungan guru yang diisi oleh guru kelas, dan skala penyesuaian diri anak

yang diisi oleh guru kelas, serta di lengkapi dengan wawancara dan

observasi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa : 1. Ada hubungan yang

positif antara tingkat dukungan orangtua dengan tingkat penyesuaian diri anak

di sekolah pada anak lambat belajar (r = 0.938 dengan p<0.05). 2. Ada

hubungan yang positif antara tingkat dukungan guru dengan tingkat

penyesuaian diri anak di sekolah pada anak lambat belajar (r = 0.949 dengan

p<0.05).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

9

Dari kedua hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan, maka

dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial yang diberikan terhadap anak

lamban belajar di sekolah, bisa berasal dari guru dan bahkan juga berasal dari

orang tua. Dan dukungan sosial memiliki dampak yang positif bagi anak

lamban belajar yang berada di sekolah, karena ada hubungannya antara

dukungan sosial dengan perkembangan anak lamban belajar. Penelitian

terdahulu, mengambil beberapa anak lamban belajar untuk dijadikan sampel

penelitian di sekolah yang sudah disebutkan, meskipun melakukan penelitian

di sekolah , tidak hanya tenaga pendidik saja yang diteliti tetapi juga orang tua

dari anak lamban belajar tersebut. Dalam penelitian ini, yang menjadi

perbedaan adalah peneliti meneliti tentang bentuk – bentuk dukungan sosial

yang diberikan terhadap anak lamban belajar, kemudian sumber – sumber

dukungan sosial di sekolah inklusi berasal dari mana saja, dan juga dampak

positif dan dampak negatif dari dukungan sosial yang diberikan terhadap anak

lamban belajar disekolah inklusi.

Penelitian terdahulu, bisa memberi gambaran bahwa dukungan sosial

dari pihak sekolah juga dibutuhkan oleh anak lamban belajar, karena tenaga

pendidik dan seluruh warga sekolah juga bisa menjadi sumber – sumber

pemberi dukungan sosial yang dibutuhkan oleh anak lamban belajar. Karena

sekolah merupakan salah satu tempat untuk bisa mengembangkan diri,

bersosialisasi, menambah wawasan dan pengalaman, dan juga belajar banyak

hal. Warga sekolah merupakan bagian yang bisa dijadikan sumber dukungan

sosial dan dapat membantu anak lamban belajar mengembangkan prestasi

akademik maupun non akademik, dan juga bersosialisasi dengan warga

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

10

sekitar. Minimal anak lamban belajar mampu bersosialisasi dengan para warga

sekolah.

2.2 Konsep Dukungan Sosial

A. Pengertian Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah dukungan atau bantuan yang berasal dari

orang lain seperti teman, keluarga, tetangga, rekan kerja, atau orang lain.

Menurut Sarafino bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian,

penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya

individu dari orang lain ataupun dari kelompok1. Dukungan sosial

merupakan pertukaran hubungan antar pribadi yang bersifat timbal balik

dimana seseorang memberi bantuan kepada orang lain. Dukungan sosial

sangat dibutuhkan siapa saja dalam berhubungan dengan orang lain demi

berlangsungnya hidup ditengah – tengah masyarakat karena manusia

diciptakan sebagai makhluk sosial. Istilah dukungan sosial secara umum

digunakan untuk mengacu pada penerimaan, rasa aman, peduli,

penghargaan atau bantuan yang diterima seseorang dari orang lain atau

kelompok. Pengertian dukungan sosial juga dikemukakan oleh Saroson

yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah adanya transaksi

interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu

1 R, Afriyatnti. ”Landasan Teori Dukungan Sosial ” (Online)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23067/3/chapter%2011.pdf (Diakses 1 Januari

2017, jam 19.05)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

11

lain, dimana bantuan itu umumnya diperoleh dari orang yang berarti bagi

individu yang bersangkutan2.

Dukungan sosial dapat berupa pemberian informasi, bantuan

tingkah laku, ataupun materi yang didapat dari hubungan sosial yang akrab

yang membuat individu merasa diperhatikan, dinilai, dan dicintai.

Selanjutnya menurut Cohen dan Syme, dukungan sosial adalah sumber –

sumber yang disediakan oleh orang lain terhadap inidividu yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan individu bersangkutan. Lebih lanjut menurut

House dan Khan, dukungan sosial adalah tindakan yang bersifat

membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan

instrument, dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi

permasalahannya. Gottlieb juga menyatakan bahwa dukungan sosial terdiri

dari informasi atau nasehat verbal dan nonverbal. Bantuan yang nyata

maupun tindakan yang diberikan kepada individu oleh orang lain didapat

karena hubungan individu tersebut dengan lingkungan mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku bagi individu itu sendiri. Dalam hal

ini seseorang yang memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa

lega karena diperhatikan3.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

dukungan sosial adalah sumber – sumber inspiratif dalam memberikan

dukungan serta mampu memberikan rasa nyaman, ketenangan maupun

suatu perubahan pada diri seseorang tersebut adalah tak lain orang – orang

2 Ushfuriyah, U. ”Dukungan Sosial” (Online) http://etheses.uin-

malang.ac.id/1226/6/11410073_Bab_2.pdf (Diakses 2 Desember 2016, jam 21.15 ) 3Maziyah, F. “Dukungan Sosial”. (Online) http://etheses.uin-

malang.ac.id/1243/6/11410016_Bab_2.pdf (Diakses 2 Desember 2016, jam 21. 10). Hlm : 1 - 2

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

12

terdekat, seperti orang tua, keluarga, guru, sahabat, kelompok masyarakat.

Karena setiap individu membutuhkan sebuah dukungan baik secara moril,

material maupun sosial untuk bisa memotivasi menjadi diri yang lebih

baik lagi. Terutama bagi anak bekebutuhan khusus, salah satunya adalah

anak lamban belajar. Meskipun dalam keterbatasan , mereka juga butuh

dihargai, diterima, serta dicintai oleh semua orang. Dukungan sosial bagi

anak lamban belajar, diharapkan mampu memberi dampak atau perubahan

yang positif, agar kelak anak lamban belajar menjadi pribadi yang lebih

baik, mampu mengembangkan dirinya leawat presati akademik maupun

non akademik, mampu membaur dengan masyarakat yang berada di

sekitarnya.

B. Bentuk – Bentuk Dukungan Sosial

Beberapa ahli memberikan uraian mengenai bentuk bentuk

dukungan sosial. Ada beberapa jenis atau dimensi dukungan sosial yang di

kemukakan oleh House, dalam buku asuhan keperawatan4 :

1. Dukungan Emosional

Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan

2. Dukungan Penghargaan

Terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk

orang lain, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau

perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang

4 Kurniawati, Ninuk Dian dan Nursalam.2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika. Hlm : 29

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

13

lain, misalnya orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya

( menambahkan harga diri ).

3. Dukungan Instrumental

Mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi

pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong

dengan memberi pekerjaan terhadap orang yang tidak memiliki

pekerjaan.

4. Dukungan Informatif

Mencakup pemberian nasehat, saran, pengetahuan, informasi,

dan petunjuk.

Dukungan sosial merupakan mediator yang penting dalam

menyelesaikan masalah seseorang., hal ini karena individu merupakan

bagian dari keluarga, teman sekolah atau teman kerja, kegiatan agama,

maupun bagian dari kelompok lainnya. Sarafino (1994) dalam jurnal

ilmiah psikologi membedakan dukungan sosial menjadi lima bentuk

yaitu5:

1. Dukungan Emosional

Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut

prihatin terhadap seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan

penerima dukungan merasa nyaman, tentram kembali, merasa dimiliki

dan dicintai ketika dia mengalami stress, memberi bantuan dalam

bentuk semangat, kehangatan personal, dan cinta.

5 Winerung, S, dkk. 2010. “Peranan Dukungan Sosial Terhadap Aktualisasi Diriu Individu Lansia”

dalam Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol.15 No.1. 2010, hlm : 83

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

14

2. Dukungan Penghargaan

Dukungan ini ada ketika seseorang memberikan penghargaan

kepada seseorang, dorongan atau persetujuan terhadap ide ataupun

perasaan inidvidu, ataupun melakukan perbandingan positif antara

individu dengan orang lain. Dukungan ini dapat menyebabkan individu

yang menerima dukungan membangun ras menghargai dirinya,

percaya diri, dan merasa bernilai. Dukungan ini akan sangat berguna

ketika individu mengalami stress karena tuntutan tugas yang besar dari

pada kemampuan yang dimilikinya.

3. Dukungan Instrumental

Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk

didefinisikan, yaitu dukungan yang berupa bantuan secara langsung

dan nyata seperti memberi materi atau meminjamkan uang atau

membantu meringankan tugas orang yang sedang menghadapi

masalah.

4. Dukungan Informasi

Orang – orang yang berada disekitar individu akan memberi

dukungan informasi dengan cara menyarankan beberapa pilihan

tindakan yang dapat dilakukan individu dalam mengatasi masalah.

Terdiri dari nasehat, arahan, saran, ataupun penilaian tentang

bagaimana individu melakukan seuatu. Misalnya individu

mendapatkan informasi dari dokter tentang bagimana mencegah

penyakit kambuh lagi.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

15

5. Dukungan Kelompok

Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu

merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dimana

anggota – anggotanya dapat saling berbagi. Misalnya menemani orang

yang memiliki masalah ketika dia sedang istirahat.

C. Aspek – Aspek dalam Dukungan Sosial

Para ahli berpendapat bahwa dukungan sosial dapat dibagi kedalam

berbagai aspek yang berbeda. Misalnya menurut Weiss mengemukakan

beberapa aspek dukungan sosial yang disebut sebagai “ The social

provision scale ”, dimana masing – masing komponen dapat berdiri sendiri

– sendiri, namun satu sama lain saling berhubungan. Adapun komponen –

komponen tersebut adalah6 :

1. Kerekatan emosional

Kerekatan emosional ini biasanya ditimbulkan dengan adanya

perasaan nyaman / aman terhadap orang lain atau sumber yang

mendapatkan dukungan sosial. Dan hal semacam ini sering dialami dan

diperoleh dari pasangan hidup, keluarga, teman, ataupun guru yang

memiliki hubungan yang harmonis.

2. Integrasi sosial

Dalam aspek ini, inidvidu dapat memperoleh perasaan bahwa

dia memiliki suatu kelompok dimana kelompok tersebut tempatnya

untuk berbagi minat, perhatian serta melakukan yang sifatnya rekreatif

6 Maziyah, F, Op. cit. Hlm : 6 -7

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

16

secara bersama – sama. Dan aspek dukungan semacam ini

memungkinkan individu tersebut bisa mendapatkan rasa aman, dimiliki

serta memiliki dalam kelompok.

3. Adanya pengakuan

Inidvidu yang memiliki prestasi dan berhasil karena keahlian

maupun kemampuannya sendiri akan mendapatkan apresiasi atau

penghargaan dari orang lain. Biasanya dukungan semacam ini berasal

dari keluarga dan lingkungan tempat inidividu tersebut tinggal.

4. Ketergantungan yang dapat diandalkan

Dukungan sosial ini adalah sebuah jaminan buat seseorang

yang lagi bermasalah dan dia menganggap ada orang lain yang dapat

diandalkan untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi. Dukungan seperti ini biasanya berasal dari keluarga.

5. Bimbingan

Aspek dukungan sosial jenis ini adalah suatu hubungan sosial

yang terjalin antara murid dengan guru. Dan memberikan dampak

positif serta memungkinkan individu itu mendapatkan informasi, saran

atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan mengatasi

permasalahan yang dihadapinya.

6. Kesempatan untuk mengasuh

Aspek ini adalah suatu aspek yang penting dalam hubungan

interpersonal inidvidu dengan orang lain dan inidvidu tersebut

memiliki persaan dibutuhkan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

17

D. Sumber – Sumber Dukungan Sosial

Seseorang memperoleh dukungan sosial bisa dari mana saja, tanpa

terkecuali masyarakat, guru atau yang tidak memiliki ikatan atau

hubungan apapun dengan inidvidu. Dan setiap manusia berhak

mendapatkan dukungan sosial. Berikut ini adalah sumber – sumber

dukungan sosial, yaitu :

1. Keluarga

Keluarga bisa disebut faktor atau kelompok sosial yang

memberikan pengaruh besar dan paling utama dalam kehidupan

manusia. Sehingga seorang individu mendapatkan sebuah harapan baru

terhadap solusi permasalahannya, karena adanya sebuah dukungan

sosial.

2. Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik adalah pendidik professional yang

mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevalusi peserta didik pada

satuan pendidikan tertentuyang melaksanakan program pendidikan

inklusi7.

Menurut Buseri seorang guru memiliki peran vital dalam

mengatur segala proses dan perencanaan pembelajaran sampai pada

tahap evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan anak

berkebutuhan khusus dalam mengikuti setiap materi pelajaran. Guru

dituntut sebagai figure yang benar – benar di percaya dan diyakini

7 Suyanto dan Mujito AK. 2014. Masa Depan Pendidikan Inklusif. Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar. Hlm : 43

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

18

dalam menumbuhkan sikap kebebasan terhadap anak didik untuk

mengungkapkan problematikanya. Guru sebagai salah satu komponen

untuk meningkatkan kemampuan siswa, memiliki peranan penting

dalam menentukan arah dari suatu proses pembelajaran8. Tenaga

pendidik meliputi guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru

pembimbing khusus (GPK).

a. Guru Kelas

Guru kelas adalah pendidik / pengajar pada kelas tertentu di

sekolah inklusi, dengan tugas antara lain menciptakan iklim belajar

yang kondusif sehingga anak – anak merasa nyaman belajar di

kelas, menyusun rencana pembelajaran/ program pembelajaran

individual (PPI) bersama dengan GPK9. Dukungan sosial guru

kelas dalam proses belajar mengajar adalah sentral. Bukan berarti

orang yang pandai, namun diartikan sebagai orang yang memegang

peran penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut

Bani Haris, dukungan sosial guru merupakan pertolongan atau

bantuan yang diterima anak didik ketika berinteraksi dengan guru

yang berupa informasi, perhatian, emosi, penilaian dan bantuan

instrumental yang membuat seseorang atau individu merasa

diperhatikan, dicintai, dihargai, dan menjadi bagian dari kelompok.

Dukungan guru dalam interaksi belajar mengajar akan dapat

8 Ilahi, Mohammad Takdir (Ed). 2013. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta : AR-

RUZZ MEDIA. Hlm : 178 - 181 9 Modul Bimbingan Karir Pendidikan Inklusif Bagi Kepala, Guru, dan Pengawas Sekolah Jenjang

SD, SMP, dan SMA. 2016. Kementerian Pendidikan dan Kebuyaan. Hlm : 108

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

19

memberikan motivasi kepada anak dalam mencapai tujuan

belajar10

.

b. Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran adalah guru yang mengajar mata

pelajaran tertentu sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan. Dan

tugasnya antara lain menciptakan iklim belajar yang kondusif

sehingga anak – anak merasa nyaman belajar di kelas/ sekolah,

menyusun rencana pembelajaran / program pembelajaran

individual (PPI) bersama guru pembimbing khusus (GPK)11

.

c. Guru Pembimbing Khusus ( GPK )

Dalam modul bimbingan karir pendidikan inklusi, guru

pembimbing khusus adalah guru yang memiliki kompetensi

sekurang – kurangnya S-1 pendidikan luar biasa atau kependidikan

yang memiliki kompetensi kependidikan luar biasa, kualifikasi

pendidikan khusus sesuai dengan tuntutan profesi yang berfungsi

sebagai pendukung guru regular dalam memberikan pelayanan

pendidikan khusu atau intervensi sesuai kebutuhan peserta didik

berkebutuhan khusus di sekolah inklusi12

. Menurut Yuwono dalam

pendidikan inklusi menjelaskan bahwa guru pembimbing adalah

guru yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang anak –

anak berkebutuham khusus yang membantu atau bekerja sama

dengan guru sekolah regular dalam menciptakan pelajaran yang

inklusi. GPK memegang peranan penting dalam membantu tidak

10

Maziyah, F, Op. cit. Hlm : 13 - 14 11

Ibid, hlm : 109 12

Ibid

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

20

hanya perkembangan akademik tetapi juga non akademik, seperti

perkembangan sosialisasi, komunikasi, perilaku, motorik dan

perkembangan latihan keterampilan hidup sehari - hari13

.

3. Teman Sebaya

Menurut Jim Auer, teman sebaya adalah teman akrab atau

seseorang yang baru dikenal namun memiliki usia yang kira – kira

sama14

. Zainal Madon dan Mohd. Sharani Ahmad, berpendapat bahwa

teman sebaya adalah kelompok anak – anak atau remaja yang usianya

sama atau perkembangannya sama, teman sebaya pada umunya adalah

teman sekolah atau teman bermain diluar sekolah. Vembrianto (1993)

juga mengemukakan, kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri

atas sejumlah individu yang sama, yaitu inidividu yang mempunyai

persamaan dalam berbagai aspek, terutama persamaan usia dan status

sosialnya15

.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa teman sebaya

adalah orang yang memiliki status, pemikiran, usia, dan tingkat

kedewasaan yang hampir sama. Teman sebaya yang dipilih

biasanya adalah teman yang memiliki kesamaan status sosial

dengan dirinya. Misalnya siswa yang duduk dibanku SD

kebanyakan temannya sesama siswa, baik yang satu sekolah

maupun yang beda sekolah.

13

Maziyah F, op.cit., hlm : 14 14

Auer, Jim. 2012. Menghadapi Tekanan Teman-Teman Sebaya. Yogyakarta : KANISIUS

(Anggota IKAPI). Hlm : 5 15

Wicaksono, Okky. 2014. Hubungan Antara Peragulan Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar

Siswa Kelas V SD Gugus Jederal Sudirman, Kecamatan Sempor, Kbupaten Kebumen. Skripsi

tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

21

4. Kelompok Masyarakat

Masyarakat adalah bagian dari kelompok sosial yang penting,

karena dari lingkungan masyarakat juga terbentuk menjadi manusia

yang bisa mengerti keadaan sekitar. Selain itu masayarakat juga dapat

memberikan sebuah dukungan seperti kepedulian, pemberian bantuan (

bentuk dukungan material ) dan sebagainya.

E. Dampak atau Pengaruh Dukungan Sosial

Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan

psikologis terhadap inidvidu, serta mampu mengurangi tingkat stress pada

seseorang karena suatu permasalah yang dihadapi dan belum teratasi.

Menurut Libermen, secara teoritis dukungan sosial dapat menurunkan

kecenderungan munculnya kejadian yang dapat menimbulkan stress. Dan

apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat

mengubah persepsi individu. Oleh karena itu perlu adanya dukungan

sosial dari keluarga, sekolah, guru, teman, masyarakat serta lingkungan

sosialnya.

Dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek positif

,Sarafino menyebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari

dukungan sosial, antara lain16

:

1. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang

membantu. Hal ini dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak

16

S Masliha “Landasan Teori Dukungan Sosial”

https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00008-PL%202.pdf (Diakses 1 Januari

2017, jam 21.00)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

22

cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara

emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang diberikan.

2. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan

individu.

3. Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu seperti

melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat.

4. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan

sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program

rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan

menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain.

2.3 Anak Lamban Belajar ( Slow Learner )

A. Pengertian Anak Lamban Belajar ( Slow Learner )

Lamban belajar ( slow learner ) adalah anak yang memiliki potensi

intelektual sedikit dibawah anak normal, namun mereka tidak termasuk

anak tuna grahita. Biasanya memilikin IQ sekitar 71 – 85. Dalam beberapa

hal anak lamban belajar mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir,

merespon rangsangan dan kemampuan untuk beradaptasi, namun anak

lamban belajar lebih baik dari tuna grahita. Mereka membutuhkan waktu

belajar yang lebih lama dibandingkan anak sebayanya sehingga mereka

memerlukan layanan pendidikan khusus17

.

Menurut Ingram C.P dalam jurnal psiokologi, anak lamban belajar

memiliki kemampuan yang rendah, dengan IQ antara 71 sampai dengan 89

17

Budiyartati, Sri(Ed). 2014. Problematika Pembelajaran di SD. Yogyakarta : Deepublish. Hlm :

29

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

23

atau sedikit dibawah normal. Kapasitas intelektual yang berada dibawah

rata – rata pada anak lamban belajar, berpengaruh pada berbagai macam

keterbatasan dihampir semua aspek kehidupan. Secara akademik anak

lamban belajar, lambat dalam menangkap dan memahami materi pelajaran

disekolah, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan

sekelompok anak lain yang seusianya. Anak lamban belajar juga

mengalami tingkat penguasaan materi yang rendah, padahal materi

tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan materi berikutnya di

sekolah18

.

Menurut Suharti dalam bukunya smart parenting, lamban belajar (

slow learner ) yaitu anak yang daya tangkapnya lambat, ia juga hanya bisa

menangkap sedikit – sedikit, Didalam kelas, jika mengikuti pelajaran,

mukanya terlihat kosong atau bengong. Ia mengalami kesulitan dan tidak

dapat mengikuti penjelasan gurunya. Dalam hal IQ anak lamban belajar

terletak pada kisaran 75 sampai 9019

. Oleh karena itu anak lamban belajar

membutuhkan perjuangan yang keras untuk menguasai materi pelajaran

yang diberikan.

Anak lamban belajar memiliki penampilan fisik yang tidak jauh

berbeda dengan anak normal pada umumnya, namun anak lmban belajar

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan, dan mereka tidak bisa menyelesaikan dalam waktu yang cepat.

18

Sugiarti, Rini dan Agung Santoso.P. 2013.” Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan

Belajar Siswa Slow Learner Di Sekolah Luar Biasa (Slb) Negeri Semarang” dalam Jurnal Wacana

Psikologi. Vol. 5 no. 9 / 2013 19

Suharti. 2010. Smart Parenting. Jakarta : Gunung Mulia. Hlm : 35

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

24

B. Karakteristik Anak Lamban Belajar ( Slow Learner )

Anak lamban belajar memiliki karakteristik tertentu yang

membedakan dengan anak normal. Menurut Laili (2013) ciri – ciri yang

dapat diamati pada anak lamban belajar adalah sebagai berikut20

:

1. Rata – rata prestasi belajarnya rendah (kurang dari 6).

2. Menyekesaikan tugas akademik sering terlambat apabila dibandingkan

dengan teman – teman seusianya.

3. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat.

4. Pernah tidak naik kelas.

5. Ada yang berbicara kurang jelas.

Menurut G.L Reddy, R. Ramar, A. Kusuma menjelaskan

karakteristik anak lamban belajar (slow learner) sebagai berikut21

:

1. Keterbatasan Kapasitas Kognitif

Keterbatasan kapasitas kognitif membuat anak lamban belajar

mengalami hambatan dalam proses pembelajaran, meliputi : tidak

berhasil mengatasi situasi belajar dan berpikir abstrak, proses

pengembangan konsep atau generalisasi ide yang mendasari tugas

sekolah, khususnya bahasa dan matematika rendah.

2. Memori atau Daya Ingat Rendah

Kurangnya perhatian terhadap informasi yang disampaikan

adalah salah satu faktor penyebab anak lamban belajar mempunyai

20

Cahya, Laili S. 2013. Adakah ABK di Kelasku, Bagaimana Guru Mengenali ABK di Sekolah.

Yogyakarta : Familia. Hlm : 21 21

Purwaningtyas, Mylina. 2014.Strategi Pembelajaran Anak Lamban Belajar (Slow Learners) Di

Sekolah Inklusi Sd Negeri Giwangan Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu

Pendidikan: Universitas Negeri Yogyakarta

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

25

daya ingat yang trendah. Anak lamban belajar tidak dapat menyimpan

informasi dalam jangka panjang dan memanggil kembali ketika

dibutuhkan.

3. Gangguan dan Kurang Konsentrasi

Jangkauan perhatian anak lamban belajar relativ pendek dan

daya konsentrasinya rendah. Anak lamban belajar tidak dapat

berkonsentrasi dalam pembelajaran yang disampaikan secara verbal

lebih dari tiga puluh menit.

4. Ketidak Mampuan Mengungkapkan Ide

Kesulitan dalam menemukan dan mengkombinasikan kata,

ketidak dewasaan emosi,dan sifat pemalu membuat anak lamban

belajar tidak mampu berekspresi dan mengungkapkan ide. Anak

lamban belajar lebih sering menggunakan bahasa tubuh dari pada

bahasa lisan. Selain itu kemampuan anak lamban belajar dalam

mengingat pesan dan mendengarkan instruksi rendah.

Selain karakteristik yang dijelaskan oleh G.L Reddy, R. Ramar, A.

Kusuma tersebut, Nani Triani dan Amir juga menjelaskan karakteristik

anak lamban belajar sebagai berikut22

:

1. Intelegensi

Ditinjau dari aspek intelegensinya, karakteristik anak lamban

belajar meliputi : mengalami kesulitan hampir pada semua mata

pelajaran yang berhubungan dengan hafalan dan pengalaman,

22

Ibid.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

26

mengalami kesulitan dalam memahami hal – hal abstrak, mempunyai

hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan teman – teman

sekelasnya.

2. Bahasa dan Komunikasi

Karakteristik bahasa atau komunikasi anak lamban belajar

adalah adanya masalah komunikasi, baik dalam menyampaikan ide

atau gagasan maupun memahami penjelasan orang lain. Oleh karena

itu, bahasa yang sederhana, singkat, dan jelas sebaiknya digunakan

dalam komunikasi dengan anak lamban belajar.

3. Emosi

Karakteristik emosi anak lamban belajar adalah memiliki emosi

yang kurang stabil. Hal ini ditunujukkan dengan anak lamban belajar

yang cepat marah, sensitif, dan mudah menyerah ketika mengalami

tekanan atau melakukan kesalah.

4. Sosial

Karakteristik anak lamban belajar ditinjau dari aspek sosial

adalah biasanya kurang baik dalam bersosialisasi. Anak lamban belajar

lebih sering menarik diri saat bermain. Selain itu, anak lamban belajar

lebih senang bermain dengan anak – anak yang berusia dibawahnya.

Anak lamban belajar merasa lebih aman karena saar berkomunikasi

dapat menggunakan bahasa yang sederhana.

5. Moral

Seperti pada umunya, moral anak lamban belajar berkembang

seiring kematangan kognitif. Karakteristik moral anak lamban belajar

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

27

adalah mengetahui aturan yang berlaku, tetapi tidak memahami aturan

tersebut. Terkadang anak lamban belajar melanggar aturan karena

kemampuan memori mereka yang terbatas, sehingga sering lupa. Oleh

karena itu, sebaiknya anak lamban belajar sering diingatkan.

Secara fisik, anak lamban belajar tidak jauh berbeda dengan anak

normal pada umumnya, memiliki penampilan yang sama tetapi dalam

pembelajaran mereka akan terlihat berbeda dengan anak normal seperti

tidak bisa dengan cepat melakukan perintah dari guru untuk mencatat

dibuku catatannya.

2.4 Sekolah Inklusi

Stainback mengemukakan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang

menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah inklusi adalah satuan

pendidikan formal penyelenggara pendidikan yang mengikut sertakan anak

bekerbutuhan khusus dan/atau yang mengalami hambatan dalam akses

pendidikan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu bersama – sama

dengan peserta didik lain pada umumnya23

. Sekolah inklusi berbeda dengan

sekolah luar biasa ( SLB ). Sekolah inklusi dirancang untuk membaurkan anak

– anak berkebutuhan khusus dengan anak reguler agar dapat berinteraksi

dengan teman – temannya yang lain dan lingkungan serta untuk jangka

panjang mereka terbiasa dengan kehidupan bermasyarakat.. Berbeda dengan

SLB, mereka hanya akan bertemu dengan anak – anak yang mengalami

23

Modul Bimbingan Karir Pendidikan Inklusif Bagi Kepala, Guru, dan Pengawas Sekolah Jenjang

SD, SMP, dan SMA. 2016. Kementerian Pendidikan dan Kebuyaan. Hlm : 5

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44150/3/jiptummpp-gdl-vikakalist-52867-3-babii.pdf · 2.2 Konsep Dukungan Sosial A. Pengertian Dukungan Sosial . Dukungan

28

masalah yang sama serta interaksi sosial yang terbangun hanya pada kalangan

mereka saja.