hubungan antara dukungan sosial dengan skoliosis …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA
SKOLIOSIS
SKRIPSI
Oleh :
ROOZITA NOVIA AZLYNA
15320183
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
2020
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA
SKOLIOSIS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Program Studi PsikologiFakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk
Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1Psikologi
Oleh :
ROOZITA NOVIA AZLYNA
15320183
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
2020
i
UniversKetu
Yulianti Dwi
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGANKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA
SKOLIOSIS
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Psikologi FakultasPsikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia untuk
Memenuhi Sebagian dari Syarnt-syarat Guna Mcmperoleh Derajar Sarjana S-1 Psikologi
Pada Tanggal
Oleh:
Roozita Novia Azlyna15320183
Mengesahkan,Program Studi S1 Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budayaiias Islam Indonesiaa Program Studi,
Dewan PengujiI. Resnia Novitasarl S.Psi.. M.A.
2. Dr. Hcpi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si.
3. Hariz, Enggar Wijaya, S.Psi ., M.Psi.
ii
Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc.
Tanda Tangan
PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Roozita Novia Azlyna
No. Mahasiswa :15320183
Program Studi : Psikologi
Judul Skripsi : Hubungan Antara Dukungan Sosial denganKesejahteraan Subjektif pada Remaja PenderitaSkoliosis
Melalui surat ini, saya menyatakan bahwa:
1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan, penelitian skripsisaya tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentukapapun, seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, ataupelanggaran lain yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjungtinggi Universitas Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buatmerupakan karya ilmiah saya sebagai penulis, bukan karya jiplakan ataukarya orang lain.
2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, makasaya siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di UniversitasIslam Indonesia .
3. Apabila di kemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan IlmuSosial Budaya, Universitas Islam Indonesia ditemukan bukti secarameyakinkan bahwa skripsi ini adalah karya jiplakan atau karya orang lain,maka saya siap menerima sanksi akademis yang ditetapkan UniversitasIslam Indonesia
Yogyakarta, 20 Februari 2020
Yang menyatakan
Roozita Novia Azlyna
iii
MOTTO
Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan
yang sempurna datang kepadamu
(RA. Kartini)
Barangsiapa yang mengisi hatinya dengan ridho terhadap takdir, maka Allah akan
isi jiwanya dengan kecukupan, keamanan dan sifat Qana’ah dan Allah akan
memfokuskan hatinya untuk cinta kepada-Nya, kembali serta bertawakal
kepadanya.
(Ibnu Qayyim Al Imam)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin
Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala atas karunia dan hidayah-Nya yang
selalu memberikan dan menunjukkan jalan kebenaran kepada saya. Maha besar
Allah Subhanahuwata’ala atas segala nikmat yang tak terhingga hingga pada
akhirnya karya sederhana ini dapat selesai.
Karya ini saya persembahkan untuk orang-orang yang sangat berharga dan tak
akan terganti dalam hidup saya.
Orang Tua Tersayang
Bapak Asmuni dan Ibu Suparti
Terima kasih atas segala doa, dukungan, cinta, perhatian, kasih sayang, dan segala
hal yang tak henti-hentinya diberikan kepada saya dan saudara-saudara saya. Mas
Ahmad Asruri, Mbak Nurul Asni Hayati dan Mas Zaenal Arifin
Terima kasih atas segala dukungan dan doa yang selalu diberikan, terima kasih
untuk kasih sayang, perhatian, cinta, dan semangat yang selalu diberikan kepada
saya.
Seluruh Keluarga Besar
Terima kasih atas segala doa, semangat, dan dukungan yang selalu diberikan
kepada saya.
v
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah SWT yang Maha
Kuasa dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Shalawat beserta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi sari tauladan bagi
kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian ini banyak
dibantu dan didukung dan dibimbing oleh banyak pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H . Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog, selaku
Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia.
2. Ibu Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc. Sc, selaku Ketua Program Studi
Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia yang selalu mendukung seluruh mahasiswa psikologi.
3. Ibu Resnia Novitasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing
akademik dan selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas waktu
dan ilmu yang telah diberikan. Serta kesabaran yang telah ibu berikan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan yang telah
perhatian dan peduli kepada seluruh mahasiswa bimbingannya.
5. Seluruh dosen Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas seluruh ilmu yang telah
vi
diberikan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
6. Seluruh karyawan dan staf di Program Studi Psikologi terima kasih
atas segala bantuan dan pelayanan yang telah diberikan kepada
penulis selama menjadi mahasiswa psikologi.
7. Seluruh responden penelitian dalam skripsi ini yang telah bekerjasama
dan membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1.
8. Sahabat SMP terbaik, Nur Sarah dan Miranda, yang telah memberikan
dukungan, doa, kasih sayang, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.
9. Sahabat SMA terbaik, Dea Okta, Dhea Nur, Evelyn, Anastasia, Anif,
Mega, dan Aldo yang telah memberikan doa, kasih sayang, dan
semangat untuk segera menyelesaikan skripsi saya.
10. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Tunas Wulandari, Ghenia Charisca,
Viola Zasyana yan g s udah men emani dar i awal kul i ah terima
kasih atas segala waktu, dukungan, kasih sayang, pengalaman dan pelajaran,
kebahagian, serta segala hal yang telah kita lewati bersama selama
proses perkuliahan.
11. Sahabat penulis yang selalu mengajak dan mengajarkan hal-hal baru,
terima kasih Nursyifa Pratiwi sudah mau berproses bersama menjadi pribadi
yang lebih baik dengan mengembangkan passion di bidanag fashion
designer yang kita miliki
12 Sahabat penulis yang sama-sama merantau dari Balikpapan Eprina
Amalina, Aulia Nindy dan Anissa Dais. Terima kasih atas doa dan
vii
dukungan kalian selama ini.
13. Teman-teman seperjuangan KKN terkhususnya Unit 168 yang selalu
memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.
14. Teman-teman penulis yang selalu mengajak penulis untuk menjelajahi
daerah jogja sampai daerah-daerah di jawa tengah. Terimakasih Rohmat
Apriyanto, Ainun Kusumawati, Mahasti Rahma, Nopri Dwi Rizk atas
pengalaman yang telah di berikan kepada penulis.
15. Kakak-kakak kost Ibu Fat terimakasih kak Amalia, Kak Anita Muslimah,
Teh Nita yang sudah banyak membantu penulis selama ada dijogja.
16. Rekan-Rekan Earth Hour Jogja yang sudah memberikan kesempatan
penulis dalam memberikan aksi kebaikan untuk bumi, terimakasih atas
pengalamannya yang sangat berharga, sehingga penulis banyak bertemu
dengan banyak relasi-relasi.
17. Terimakasih WCYP Telkomsel, kelompok Girafe Husen, Deni, Shani,
Anis, Damar, Febri dan Aulia telah memberikan pengalaman yang
berharga kepada penulis, untuk mengasah kemampuan berbicara didepan
umum dan mengasah kemampuan marketing penulis.
18. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dengan ketulusan,
semangat, dukungan, doa, dan kasih sayang kepada penulis yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segalanya.
viii
Semoga pengalaman dan pelajaran hidup yang penulis peroleh selama ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca meskipun penulis menyadari masih terdapat ketidak
sempurnaan dan kekurangan dalam skripsi ini.
Yogyakarta, 28 Februari 2020
Roozita Novia Azlyna
ix
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK...............................................................iii
MOTTO ............................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v
PRAKATA .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii
INTISARI...........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................8
E. Keaslian Penelitian.................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................14
A.Kesejahteraan Subjektif.........................................................................14
1. Definisi Kesejahteraan Subjektif .....................................................14
2. Aspek-Aspek Kesejahteraan Subjektif.............................................15
3. Faktor-Faktor Kesejahteraan Subjektif.............................................18
B. Dukungan Sosial ....................................................................................20
1. Definisi Dukungan Sosial ................................................................20
2. Aspek-Aspek Dukungan Sosial........................................................22
C. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kesejahteraan Subjektif..................................................................................................................24
D. Hipotesis ..................................... .........................................................26
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................28
A. Identifikasi Variabel Penelitian.............................................................28
x
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian..............................................28
C. Subjek Penelitian ..................................................................................29
D. Metode Pengumpulan Data...................................................................30
E. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................32
F. Metode Analisis Data............................................................................34
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ..................................35
A. Orientasi Kancah dan Persiapan ...........................................................35
1. Orientasi Kancah ..............................................................................35
2. Persiapan Penelitian .........................................................................35
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ...........................................................39
C. Hasil Penelitian .....................................................................................40
D. Pembahasan...........................................................................................49
BAB V PENUTUP..............................................................................................53
A. Kesimpulan ...........................................................................................53
B. Saran ....................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................55
LAMPIRAN........................................................................................................59
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Kesejahteraan Subjektif....................................31
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial................................................32
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kesejahteraan Subjektif Setelah Uji Coba........38
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba...................39
Tabel 5. Tabel Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Provinsi ...............40
Tabel 6 Tabel Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Usia ......................41
Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian......................................................................41
Tabel 8. Kriteria Kategorisasi Skala....................................................................42
Tabel 9. Kategorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif SWLS...............................42
Tabel 10. Kategorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif PANAS...........................43
Tabel 11. Kategorisasi Skala Dukungan Sosial...................................................44
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas.................................................. ..........................45
Tabel 13. Hasil Uji Linieritas ..............................................................................46
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................47
Tabel 15. Uji Korelasi Tambahan Variabel Kesejahteraan Subjektif dan DukunganSosial....................................................................................................................48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial.......................59
Lampiran 2 Tabulasi Skala Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial......68
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................77
Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi ............................................................................85
Lampiran 5 Analisis Tambahan...........................................................................88
Lampiran 6 Informed Concent...... ......................................................................98
Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................100
xiii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGANKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA
SKOLIOSIS
Roozita Novia Azlyna
Resnia Novitasari
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dankesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Hipotesis yang diajukanialah ketika dukungan sosial pada remaja tinggi maka tinggi pula kesejahteraansubjektifnya. Adapun subjek pada penelitian ini terdiri dari 48 remaja penderitaskoliosis di Indonesia. skala dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan alatukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) serta Positive Affect and Negative AffectScale (PANAS) dan skala dukungan sosial menggunakan alat ukur MultidimensionalScale of Perceived Social Suport (MSPSS). Data dianalisis menggunakan SPSS22.0for windows. Hasil analisis menggunakan teknik korelasi pearson yangmenunjukkan bahwa korelasi dukngan sosial pada Satisfaction with life scalesebesar 0,000 (p<0,05) r =0,678, pada afek positif sebesar 0,000 (p<0,05) r=0,548 dan afek negatif sebesar 0,001 (p<0,05) r =-0,439. Hal ini menunjukkanbahwa dukungan sosial dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif padaremaja penderita skoliosis. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa terdapathubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada remajapenderita skoliosis, sehingga hipotesisi penelitian yang diajukan diterima.
Kata kunci : Dukungan Sosial, Kesejahteraan Subjektif, Skoliosis
xiv
THE RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND
SUBJECTIVE WELL-BEING OF TEENAGERS WITH SCOLIOSIS
Roozita Novia Azlyna
Resnia Novitasari
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between social support andsubjective well-being of teenagers with scoliosis. The proposed hypothesis is thehigher the social support of teenagers, the higher the subjective well-being. Thesubjects of this study consisted of 50 teenagers with scoliosis in Indonesia. Thesocial support was measured with Satisfaction with Life Scale (SWLS), the PositiveAffect and Negative Affect Scale (PANAS), and the Multidimensional Scale ofPerceived Social Support (MSPSS). The collected data were analyzed using SPSS22.0 for windows. The results of the analysis using the Pearson correlation techniqueshowed that correlation of social support on the satisfaction with life scale reached0.000 (p<0.05) r =0,678 , the positive effect reached 0,000 (p<0.05) r =548, and thenegative effect reached 0,001 (p<0.05) r =-0,439. It indicates that social support isof the factors affecting the subjective well-being of teenagers with scoliosis. Basedon the result, it is concluded that there is a relationship between social support andsubjective well-being of teenagers with scoliosis. Thus, the proposed hypothesis isaccepted.
Keywords: Social Support, Subjective Well-being, Scoliosis
xv
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Kesejahteraan subjektif yang baik umumnya bisa dialami oleh semua
remaja, namun remaja penyandang tunadaksa hanya sedikit yang merasakan
kesejahteraan subjektif. Biasanya remaja penderita tunadaksa akan merasa rendah
diri dan tidak berguna karena keterbatasan fisik yang dialaminya sehingga mereka
menarik diri dari lingkungan. Menurut Al-Kharimah (2018) tunadaksa memiliki
kesejahteraan subjektif yang rendah karena keterbatasan fisik yang dimilikinya.
Keterbatasan fisik yang dialami tunadaksa membuat tubuh remaja
mengalami perubahan yang menyebabkan kekhawatiran dan mengganggu fikiran
bagi remaja. Keterbatasan fiisik yang sempurna juga penting untuk mendukung
segala kegiatan yang dilakukan sehari-hari, bersosialisasi dengan sesama.
Kenyataannya tidak semua remaja memiliki rangka tubuh yang berfungsi secara
optimal dapat melakukan aktifitas dan tugas-tugas perkembangan dengan kondisi
kekurangan pada anggota dan fungsi tubuh yang dialami seperti remaja tunadaksa.
Menurut Murtie (2014) tunadaksa merupakan kondisi anggota tubuh yang
tidak mampu memfungsikan anggota tubuhnya secara normal. Tunadaksa terdiri
menjadi 2 kelompok: tunadaksa ortopedi dan tunadaksa syaraf, tunadaksa ortopedi
adalah yang mengalami kecacatan tertentu pada tulang, otot tubuh, ataupun
persendian. Cacat ini bisa disebabkan karena bawaan lahir, kecelakaan atau
penyakit otot. Pada kelompok ini menyebabkan bagian tubuh tertentu tidak dapat
1
2
berfungsi secara normal. Tunadaksa syaraf, merupakan kelainan pada syaraf di
otak yang menyebabkan lemahnya gerak dan fungsi salah satu atau lebih anggota
tubuhnya. Gangguan yang disebabkan syaraf otak bisa berbentuk gangguan
motorik, kognisi, dan emosi (Murtie, 2014).
Skoliosis sendiri merupakan bagian dalam tunadaksa, yang masuk dalam
kelompok ortopedi (Murtie, 2014). Skoliosis ialah istilah perubahan yang merujuk
kepada keadaan tidak normal dimana tulang belakang seseorang membengkok ke
kanan atau ke kiri (Astati, 2001). Umumnya skoliosis ini muncul semenjak usia
anak-anak atau remaja yang menyebabkan disabilitas secara fungsional dan jarang
terjadi pada usia dewasa (Rothman dalam, Afiana, Wulan, dan Malau 2016).
Skoliosis ini sendiri lebih banyak dialami pada remaja putri daripada remaja putra
(Hume, 2008). Berdasarkan penjelasan di atas skoliosis merupakan kelainan
tulang belakang yang banyak terjadi pada usia remaja dan lebih banyak ditemukan
pada remaja putri.
Menurut Wong (2008) tumbuh kembang yang dialami remaja meliputi,
perkembangan fisik, psikososial, moral, kognitif, konsep diri dan bentuk tubuh.
Perubahan perkembangan pada saat remaja dapat menimbulkan konflik pada diri
remaja, seperti perubahan fisik dan psikososial yang sangat berpengaruh terhadap
perkambangan remaja (Sawyer dan Aroni, 2005). Menurut Wong (2008) sebagai
remaja yang lebih senang bersosialisasi dengan teman sebaya membuat
perkembangan postur tubuh dinilai penting dalam berinteraksi sosial dan cacat pada
seseorang menyebabkan kekhawatiran dan menambah stres bagi remaja.
3
Dalam penelitian Kuzu, Berk dan Aydin (2017) citra tubuh merupakan
masalah utama dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif dan masalah
psikologis lainnya pada remaja skoliosis. Berdasarkan penjelasan di atas kelainan
fisik pada tubuh remaja menyababkan kekhawatiran dan dapat menganggu pikiran
bagi remaja. Individu penyandang skoliosis berinteraksi dan melakukan kegiatan
sehari-harinya dengan postur tubuh berbeda. Tidak semua individu dapat
menerima perbedaan yang dialaminya. Keadaan dari rangka tubuh yang tidak
sempurna akan memberikan pengaruh bagi penderita skoliosis dalam menjalani
kehidupannya.
Menurut “The National Scoliosis Foundation”, di Amerika Serikat skoliosis
ditemukan pada 2%-3% populasi umum, dan sebagian besar penderita skoliosis
didominasi oleh perempuan (National Skoliosis Foundation, 04 April
2018). Terdapat pula kasus bunuh diri yang terjadi di Amerika serikat,
menewaskan remaja berusia 17 tahun yang menjadi korban perundungan oleh
teman-temannya karena menderita skoliosis. Remaja ini telah mengalami
perundungan sejak umur 10 tahun ketika Angelo didiagnosis skoliosis dan harus
menggunakan besi penahan punggung (Naviri Magazine, 04 april 2018). Sedangkan
di Indonesia pasien yang mengalami skoliosis mencapai 4% - 5% dari total
Penduduk (CNN, Indonesia, 18 Juli 2018).
Berdasarkan hasil wawancara pada penderita skoliosis yang berusia 20
tahun, subjek menjelaskan dirinya telah mengetahui kondisi tersebut sejak usia 10
tahun. Awalnya subjek tidak sadar dengan perbedaan pada tubuhnya tetapi teman-
4
temannya merasa bahwa subjek saat berjalan terlihat miring. Setelah itu, subjek
memutuskan memberitahu orang tua untuk segera diperiksakan ke dokter ortopedi
dan ternyata subjek divonis skoliosis dengan kemiringan tulang 40 derajat dan sudah
masuk kategori parah. Dokter menjelaskan tidak ada cara untuk menyembuhkan
skoliosis yang ada hanyalah tidak memperparah kemiringan skoliosis itu sendiri dan
salah satunya dengan melakukan operasi. Subjek masih tidak bisa menerima dengan
perkataan dokter sehingga subjek memutuskan untuk pindah dokter, sampai lima
dokter yang subjek datangi, seluruh dokter mengatakan hal yang sama yaitu
menyarakan melakukan operasi. Saat subjek divonis skoliosisi subjek merasa
mudah marah, menyalahkan diri sendiri dan benci dengan semua orang termasuk
dirinya sendiri. Sewaktu di sekolah subjek mendapatkan perundungan dari
sebagian teman-teman sekolahnya subjek dipanggil dengan sebutan miring oleh
teman-temannya. Pengakuan dari subjek setiap hari ia selalu menangis karena belum
bisa menerima keadaannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan Goswami (2011) yang menunjukkan hubungan sosial dengan
kesejahteraan subjektif seseorang yang menjadi korban perundungan dan
mengalami perlakuan tidak adil oleh lingkungan akan mengalami kesejahteraan
subjektif yang rendah.
Menurut penelitian Pelealu (2014) masalah yang dapat timbul akibat
skoliosis ialah penurunan kualitas hidup, nyeri, hambatan fungsional, masalah
paru dan gangguan psikologis. Secara tidak langsung keterbatasan fisik yang
dialami penderita skoliosis dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah
psikologis, misalnya merasa cemas, malu, kecewa, putus asa cenderung menarik
5
diri dari lingkungan pertemanan, dan bergantung kepada orang lain (Mangunsong,
2011). Kondisi seperti yang sudah dijelaskan diatas dapat mempengaruhi
kesejahteraan subjektif bagi penderita skoliosis, karena dampak yang ditimbulkan
pada penderita skoliosis selain rasa sakit juga berdampak pada mental. Penderita
skoliosis sering sekali kehilangan rasa percaya diri karena bentuk tubuh yang
tidak normal dan akan mempengaruhi kesejahteraan subjektif individu. Seperti
dalam penelitian Ramadhan dan Suryaningrum (2014) mengatakan bahwa
individu sebagai penyandang tunadaksa akan merasa frustrasi dan merasa tidak
bangga akan perbedaan fisiknya, sehingga keadaan tersebut akan mempengaruhi
kesejahteraan subjektif.
Menurut Diener, Oishi, dan Lucas (2003) kesejahteraan subjektif merupakan
evaluasi kehidupan seseorang pada saat ini atau tahun sebelumnya. Penilaian ini
berupa penilaian emosi orang-orang terhadap pristiwa suasana hati, dan penilaian
tentang kepuasan hidup. Seseorang yang puas dengan kehidupannya memiliki
respon positif terhadap kehidupannya, kesehatannya, dan keadaan sekitar maka
seseorang tersebut akan memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi,
sedangkan seseorang yang mengalami kesejahteraan subjektif yang rendah akan
mengalami ketidakpuasan dengan hidupnya, jarang merasa bahagia, dan sering
merasakan emosi yang tidak menyenangkan. Penelitian menurut Mutmainah (2018)
seseorang yang memiliki kesejahteraan subjektif rendah cenderung memandang
dirinya tidak bahagia, memiliki pikiran negatif yang dapat menimbulkan kecemaan,
kemarahan, bahkan dapat mengalami depresi, sedangkan seseorang yang memiliki
kesejahteran subjektif yang tinggi memiliki kualitas
6
hidup yang baik, dapat mengatur emosi, dan mampu menyelesaikan masalah dengan
baik. Dalam penelitian Kuzu, Berk dan Aydin (2017) komponen kesejahteraan
subjektif Diener yaitu pengaruh positif, pengaruh negatif dan kepuasan hidup dapat
mempengaruhi masalah pikologis remaja skoliosis.
Akhir-akhir ini, penelitian kesejahteraan subjektif pada remaja banyak
diteliti, karena pada saat remaja individu akan mengalami banyak perubahan baik
secara fisik, sosial, emosi dan kognitif (Putri, 2016; Tarigan, 2018; Khairudin dan
Mukhlis, 2019). Apalagi pada remaja yang menderita skoliosis mereka akan
merasa hidupnya tidak bermakna, dan didukunganya dengan tidak adanya dukungan
sosial yang didapatkannya dari lingkungan sekitar. Penelitian yang dilakukan Al-
Kharimah (2018) lingkungan yang mendukung dapat membuat seseorang merasa
nyaman, percaya diri, dan tidak takut ditolak oleh lingkungan sekitar.
Adanya dukungan sosial yang baik bagi individu maupun remaja akan
memperoleh kesejahteraan subjektif (Diponogoro, 2006). Santrock (2002)
mengemukakan untuk mencapai kesejahteraan hidup pada remaja memerlukan
dukungan orang tua, dan lingkngan, sehingga remaja tidak cemas akan sesuatu yang
dia alami dan akan meraakan kebahagiaan dalam hidupnya. Beberapa penelitianpun
menunjukkan adanya pengaruh positif dari dukungan sosial yang baik terhadap
tingkat kesejahteraan subjektif individu (Putri, 2016)
Menurut Sarafino (2006), dukungan yang diterima dari orang lain dapat
dikatakan dengan dukungan sosial, dukungan tersebut meliputi dukungan
7
emosional dukungan penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan
informasi, dan dukungan persahabatan. Dukungan sosial yang diterima seseorang
dalam lingkungannya, baik berupa dorongan semangat, perhatian, bantuan dan kasih
sayang membuat individu memiliki pandangan positif terhadap diri dan
lingkungannya (Putri, 2016). Penyesuaian diri pada remaja membutuhkan adanya
peranan sosial, seperti membina hubungan dengan teman, mencapai kematangan
emosional dari keluarga dan lingkungan, sehingga membuat perasaan lebih positif,
yang dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif (Demaray dan Melacki, 2002).
Penelitian yang telah dilakukan sebelmnya (Ronen, Hamama, Rosenbaum,
dan Mishely, 2016; Samputri dan Sakti, 2015; Putri, 2016; Goswami, 2011; Gülaçtı,
2010; Khairudin dan Mukhlis, 2019; Rahmanillah, Pratiwi dan Sari,
2018; Tarigan, 2018) yang meneliti dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif,
mendapatkan hasil bahwa dukungan sosial berpengaruh dalam meningkatkan
kesejahteraan subjektif individu, dengan adanya dukungan sosial akan mengurangi
efek negatif pada kehidupan. Seseorang yang memiliki dukungan sosial
tinggi maka akan hidup lebih lama dan dapat mengatasi masalahnya dengan baik.
Remaja yang menderita skoliosis akan mengalami efek- efek negatif karena
penolakan yang dilakukan teman-temannya atau lingkungannya karena kelainan
yang dialami. Dukungan sosial bersumber dari teman, keluarga, pasangan hidup,
rekan kerja, organisasi, yang mereka berikan berupa bantuan, perhatian, dan
penghargaan. Jadi, berdasarkan paparan di atas
8
peneliti ingin menguji hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan
subjektif pada remaja penderita skoliosis.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka pertanyaan penelitian
ini adalah bagaimana hubungan antara dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif
pada remaja penderita skoliosis. Selain itu, agar dapat diketahui tingkat
dukungan sosial antara keluarga, teman dan significant other yang berhubungan
dengan kesejahteraan subjektif. Dalam menjawab pertanyaan penelitian tersebut
penelitian yang diajukan adalah apakah ada hubungan positif antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif pada remaja skoliosis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif karena pada penelitian ini melibatkan remaja penderita
skoliosis sebagai responden penelitian.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif pada remaja yang menderita skoliosis.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dalam hal kesejahteraan
subjektif pada masa remaja.
b. Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan, di bidang psikologi
perkembangan dan klinis.
9
c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah wawasan yang
berkaitan dengan kesejahteraan subjektif pada penyandang skoliosis
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk masyarakat
luas tentang kesejahteraan subjektif. Pada remaja yang menderita skoliosis,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi penderita skoliosis agar
dapat meningkatkan kesejahterahan hidup mereka.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang terkait dengan
variabel dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif, yang dapat dijadikan
pedoman antara lain:
Penelitian dengan variabel dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif
sebelumnya pernah diteliti oleh Samputri dan Sakti (2015), yang melihat
dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif pada tenaga kerja wanita PT. Arni
family ungaran. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara
dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada tenaga kerja wanita di PT. Arni
Family Ungaran. Hubungan positif ini berarti semakin tinggi dukungan sosial
maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif, dan sebaliknya semakin rendah
dukungan sosial maka semakin rendah kesejahteraan subjektif seseorang.
Selain itu, Rahmanillah, Pratiwi dan Sari (2018) juga meneliti tentang
pengaruh dukungan sosial dan harga diri terhadap kesejahteraan subjektif remaja
korban perundungan di pondok pesantren. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
10
bahwa variabel dukungan sosial dan harga diri mempengaruhi perubahan
kesejahteraan subjektif sebesar 22,6% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Penelitian ini menggunakan alat ukur satisfaction with life scale sebanyak
5 aitem dan positive and negative affect scale yang terdiri dari 61 aitem untuk
mengukur kesejahteraan subjektif. Sedangkan skala yang digunakan untuk
mengukur dukungan sosial adalah social provisions scale.
Kemudian, putri (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan pada variabel dukungan sosial dengan
kesejahteraan subjektif pada remaja. Penelitian ini menggunakan subjek berusia
12-15 tahun sebanyak 117 siswa. Subjek dalam penelitian ini diketahui sebanyak
65,81% siswa memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi, sedangkan
dukungan sosial memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar
50%.
Penelitian yang berkaitan kesejahteraan subjektif juga pernah dilakukan
Nayana (2013), yang melihat hubungan kefungsian keluarga dengan kesejahteraan
subjektif pada remaja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara kefungsian keluarga dengan kesejahteraan subjektif pada remaja,
semakin tinggi tingkat kefungsian keluarga maka semakin tinggi pula kesejahteraan
subjektif. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 79 siswa murid kelas 1
dan 2 SMA. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kefungsian keluarga
menggunakan family functioning scale milik Tavitian dan alat ukur pada skala
kesejahteraan subjektif menggunakan kesejahteraan subjektif scale milik
O’Connor.
11
Penelitian yang membahas tentang kesejahteraan subjektif dilakukan oleh
Gülaçtı (2010) yang berjudul melihat efek persepsi dukungan sosial terhadap
kesejahteraan subjektif. Responden yang digunakan pada penelitian ini ialah 33
siswa laki-laki dan 54 siswa perempuan. Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada
siswa dan pada penelitian ini menunjukkan dukungan sosial keluarga lebih tinggi
mempengaruhi kesejahteraan subjektif daripada dukungan teman dan dukungan
significant others. Penelitian ini menggunakan alat ukur skala kesejahteraan
subjektif dan untuk mengukur dukungan sosial menggunakan alat ukur
multidimensional perceived social suport scale.
Selain itu, penelitian tentang kesejahteraan subjektif yang dilakukan oleh
Ronen, Hamama, Rosenbaum, dan Mishely (2016) yang berjudul kesejahteraan
subjektif pada remaja: dilihat dari kontrol diri, dukungan sosial, usia, jenis
kelamin dan krisis keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan jika dukungan
sosial dan kontrol diri mempengaruhi kesejahteraan subjektif remaja dimana
remaja yang memiliki usia lebih tua menunjukkan kesejahteraan subjektifnya
lebih rendah daripada remaja yang memiliki usia lebih muda. Pada penelitian ini
menggunakan subjek remaja berusia 13-17 tahun dan terdiri dari 380 responden.
Kesejahteraan subjektif diukur menggunakan skala kepuasan hidup dari Huebner
dan skala afek positif dan afek negatif milik Watson.
1. Keaslian Topik
Topik penelitian ini menggunakan variabel bebas hubungan dukungan
sosial dengan variabel tergantung kesejahteraan subjektif. Pada penelitian
12
sebelumnya telah ada peneliti yang telah menguji kedua variabel tersebut.
Persamaan dengan peneliti sebelumnya topik penelitian milik Samputri dan
Sakti (2015) dan Rahmanillah, Pratiwi dan Sari (2018) juga menggunakan topik
dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif. Perbedaan pada peneliti
sebelumnya milik Nayana (2013) dan Ronen, Hamama, Rosenbaum, dan
Mishely (2016) sama-sama membahas kesejahteraan subjektif tetapi dengan
variabel bebasnya yang berbeda.
2. Keaslian Teori
Teori kesejahteraan subjektif pada penelitian ini menggunakn teori yang
diadopsi oleh Diener, Oishi, dan Lucas (2003) yaitu kesejahteraan subjektif
merupakan penilaian kehidupan seseorang pada saat ini atau tahun sebelumnya,
penilaian ini berupa penilaian kepuasan hidup, penilaian positif dan negatif.
Sedangkan teori dukungan sosial peneliti menggunakan teori Zimet, Dahlem,
Zimet, dan Farley (1988) aspek-aspek dukungan sosial yang digunakan ialah
dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang lain.
3. Keaslian Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan skala untuk mengungkap kesejahteraan
subjektif dengan skala milik Diener, Emmons, Larsen dan Griffin (1985)
yaitu skala Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan Positive Affect and
Negative Affect Scale (PANAS) milik Watson, Clark dan Tellegen (1988).
Berbeda dengan penelitian sbelumnya yang skala kesejahteraan subjektif
yang dimodifikasi oleh penulisnya. Sedangkan untuk skala dukungan sosial
13
peneliti menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support
(MSPSS) milik Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988) yang memiliki 12
aitem.
4. Keaslian Subjek
Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah remaja penderita skoliosis.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
yang menggunakan subjek tenaga kerja wanita dan remaja SMA. Dengan
demikian sejauh yang diketahui, tidak ada penelitian yang menggunakan subjek
remaja penderita skoliosis.
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kesejahteraan Subjektif
1. Definisi Kesejahteraan subjektif
Diener, Oishi dan Lucas (2003) mengatakan kesejahteraan subjektif
sebagai evaluasi kognitif dan afektif seseorang tentang hidupnya. Evaluasi ini
meliputi penilaian emosional dan penilaian kognitif terhadap berbagai kejadian
yang dialami. Evaluasi kognitif dilakukan saat seseorang memberikan evaluasi
secara sadar. Reaksi afektif dalam kesejahteraan subjektif yang dimaksud
adalah reaksi individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup yang meliputi
emosi yang menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. Khairudin
dan Mukhlis (2019) merumuskan bahwa kesejahteraan subjektif dapat dicapai
apabila individu menilai kehidupannya bahagia dan kebahagiaan individu dicapai
apabila seseorang banyak merasakan perasaan positif daripada perasaan negatif.
Menurut Tarigan (2018), kesejahteraan subjektif merupakan bentuk
penilaian individu terhadap kepuasan hidup secara keseluruhan. Hal ini
ditunjukkan dengan seberapa banyak emosi negatif dan emosi positif individu
untuk mengukur pencapaian terhadap keinginan mereka. Kesejahteraan
subjektif merupakan evaluasi persepsi seseorang dalam kehidupan mereka
dengan bentuk suasana hati, hubungan sosial, kognitif dan keadaan psikologis
(Snyder & Lopez, 2002).
14
15
Kesejahteraan subjektif juga berkaitan dengan masalah perkembangan sosial
pada remaja, bahwa semakin luas interaksi sosial pada remaja sangat
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan subjektif remaja (Ryff dan Singer,
2001). Menurut McGregor dan Little (1998) kesejahteraan subjektif merupakan
salah satu kajian dalam psikologi positif, seseorang yang memiliki tujan hidup
dan berjuang untuk meraihnya akan menjadi sosok yang lebih bersemangat,
memiliki berbagai macam emosi positif dan akan merasa hidupnya sangat
bermakna.
Kesimpulan yang diambil dari uraian di atas, bahwa kesejahteraan
subjektif merupakan penilaian kognitif dan afektif seseorang kepada dirinya
sendiri selama rentang kehidupan.
2. Aspek-aspek kesejahteraan subjektif
Menurut Diener, Oishi dan Lucas (2003) ada beberapa aspek-aspek
kesejahteraan subjektif:
a. Kepuasan hidup.
Salah satu aspek terpenting dalam kesejahteraan subjektif merupakan
penilaian global mengenai kehidupan seseorang. Kepuasan hidup adalah
penilaian individu terhadap kualitas hidupnya secara umum atau beberapa
aspek dalam kehidupan misalnya hubungan sosial, pekerjaan, pernikahan,
sekolah. Kepuasan hidup seseorang tergantung dari bagaimana cara
seseorang menilai hidupnya dengan standar keinginannya dapat terpenuhi
atau memiliki arti bagi diri sendiri maupun orang lain.
16
b. Afek positif.
Afek positif adalah bagian dari komponen afektif dalam kesejahteraan
subjektif yang merefleksikan pengalaman dasar pada peristiwa yang terjadi
pada kehidupan seseorang. Pengalaman emosi dan suasana hati yang
menyenangkan. Afek positif menilai kepuasan dalam kehidupan misalnya
kesehatan, kehidupan, pekerjaan, rasa aman, rasa bangga, dan kehidupan
dengan keluarga. Afek positif dapat memberi dampak yang menyenangkan
bagi seseorang, ia akan merasa tenang, santai, rileks, gembira, dan senang.
c. Afek negatif
Afek negatif mempresentasikan mood dan emosi yang tidak
menyenangkan. Afek negatif merefleksikan respon negatif yang dialami
oleh seseorang sebagai reaksi yang diberikan terhadap berbagai peristiwa
yang ada pada hidup seseorang. Afek negatif yang tinggi akan muncul jika
seseorang merasakan marah, rasa bersalah, ketakutan, kegelisahan. Afek
negatif yang rendah akan muncul ketika individu merasakan ketenangan dan
kedamaian.
Menurut Gülaçtı (2010) kesejahteraan subjektif terbagi menjadi dua
komponen utama, yaitu :
a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup.
Komponen kognitif kesejahteraan subjektif ini juga mencakup area
kepuasan individu di berbagai ranah kehidupannya seperti diri sendiri,
keluarga, kelompok, teman sebaya, kesehatan, keuangan, pekerjaan, dan
17
waktu luang. Seorang individu yang menerima diri sendiri dan
lingkungannya secara positif akan merasa puas dengan hidupnya (Al-
Kharimah, 2018).
b. Komponen Afektif
Komponen dasar dari kesejahteraan subjektif adalah afek, termasuk di
dalamnya terdiri dari afek positif dan afek negatif. Orang bereaksi dengan
emosi yang menyenangkan ketika menganggap sesuatu yang baik terjadi
pada diri mereka, dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan
ketika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, karenanya emosi yang
menyenangkan dapat membat seseorang gembira, bahagia, mampu
mengatasi masalah dengan baik (Tarigan, 2018).
Afek negatif menghasilkan mood dan emosi yang tidak
menyenangkan, dan menjadikan respon negatif seperti marah dan sedih
yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan, masalah
kesehatan, keadaan, dan peristiwa yang mereka alami (Tarigan, 2018).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan
subjektif terdiri atas beberapa aspek, yaitu: memiliki kepuasan hidup yang
merupakan aspek penting dalam kesejahteraan subjektif, tingginya pengaruh positif,
serta rendahnya pengaruh negatif seseorang yang dapat mempengaruhi tingkat
kesejahteraan subjektif.
18
3. Faktor-faktor kesejahteraan subjektif
Menurut Hooghe dan Vanhoutte (2011) terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu :
a. Usia dan jenis kelamin
Laki-laki memiliki kepuasan dan kebahagiaan hidup pada masa
depannya daripada perempuan. Seseorang yang memiliki usia tua memiliki
kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi daripada usia menengah atau
remaja.
b. Kondisi materi
Faktor ini berkaitan dengan pendapatan dan pekerjaan. Orang yang
memiliki pengasilan sendiri akan membantu seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya serta membantu untuk mencapai tujuannya.
c. Hubungan sosial
Hubungan sosial berdampak pada sosialisasi kepada masyarakat dan
individu. Faktor ini juga akan mempengaruhi kepercayaan individu dalam
kehidupan sosial baik secara formal maupun informal.
d. Struktur kepribadian
Sifat optimis yang memiliki efek positif terhadap penilaian kehidupan,
terlepas dari keadaan tertentu yang dialami. Seseorang yang menilai
dirinya secara baik akan memiliki dampak yang baik terhadap
kehidupannya.
19
e. Aspek tingkatan komunitas
Tingkat pendapatan atau pengalaman seseorang akan berdampak pada
kesejahteraan individu.
Di sisi lain menurut Firmansyah dan Erlina (2014) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu:
a. Keyakinan atau Agama
Agama memberi pengaruh pada kesejahteraan subjektif karena dengan
meyakini adanya surga dan hari kiamat, sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya (Islam), seseorang yakin dengan bekerja dengan ikhlas dan tulus
dapat masuk surga. Kepercayaan dengan takdir yang telah Allah rencanakan,
seseorang yang percaya apapun pekerjaan yang didapatkan itu semua
merupakan takdir Tuhan.
b. Upah
Upah juga memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan subjektif
karena upah yang didapatkannya dan keberhasilan dalam bekerja membuat
seseorang bersyukur. Penghasilan yang diperoleh membuat seseorang
menyukuri apa yang telah didapatkan dan dapat berpengaruh dengan
kebahagiaan yang dirasakan.
c. Latar belakang pendidikan
Pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kesejahteraan subjektif,
karena seseorang akan merasa senang dan nyaman jika pekerjaan yang
dijalaninya sesuai dengan latar belakang pendidikan. Pada penelitiannya
menunjukkan latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi kebahagiaan
20
yang dirasakan ilmu pengetahuan yang diperoleh ketika berada dapat
berdampak positif pada pekerjaan yang dijalaninya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan subjektif adalah usia dan jenis kelamin, kondisi
materi, hubungan sosial, struktur kepribadian, dan aspek tingkatan komunitas.
Menurut peneliti, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan
subjektif pada remaja adalah hubungan sosial yang dapat meliputi dukungan
keluarga, teman dan significant others. Menurut Goswami (2011) hubungan sosial
yang positif berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan subjektif individu.
B. Dukungan Sosial
1. Definisi dukungan sosial
Menurut Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) mengartikan bahwa
individu memberikan dukungan sosial yang cukup dalam berbagai hal yang
dapat diperoleh dari keluarga, teman dan orang terdekat lainnya. Menurut
Sarafino (2006) dukungan sosial mengarah pada kesenangan yang dirasakan
oleh seseorang, melalui kepedulian seseorang atau usaha untuk menolong orang
lain, sehingga membuat individu yang menerima pertolongan tersebut merasa
dihargai dan diterima oleh kelompok.
Menurut Baron dan Byrne (2005) dukungan sosial memiliki peran
penting untuk mencegah kesehatan psikologis seseorang, seseorang yang
memiliki dukungan sosial tinggi lebih merasa optimis dalam menghadapi
masalah, serta memiliki tingkat kecemasan yang rendah, seseorang yang
21
memiliki dukungan sosial rendah memungkinkan mengalami masalah psikis
yang negatif. Fungsi dukungan sosial tersebut dapat mengurangi afek negatif
yang dialami oleh individu seperti kesedihan, keletihan karena tugas, aktifitas
dan lainnya sehingga dukungan sosial ini dapat meringankan beban individu
(Sulastri dan Hartoyo, 2014).
Kemudian, menurut Khairudin dan Mukhlis (2019) dukungan sosial
dapat dikatakan sebagai informasi, saran, bantuan nyata atau tindakan yang
diberikan oleh lingkungan sosial atau didapat karena kehadiran lingkungan
mempunyai manfaat emosi yang positif sehingga memberikan kenyamanan
fisik dan psikologis individu pada saat menyelesaikan masalah. Dukungan
sosial membantu individu dalam menyesuaikan diri, melakukan aktifitas
sosial seperti, menjalin hubungan pertemanan, mencapai kemandirian dengan
dukungan orang tua dan orang lain, mengontrol emosi sehingga dapat
merubah suasana hati ke arah yang lebih positif (Demaray dan Melacki,
2002).
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa dukungan sosial
ialah sumber positif yang dapat memberikan rasa nyaman pada seseorang.
Dukungan tersebut dapat dilakukan oleh keluarga, teman, kekasih, guru, dan
kelompok. Sebab, individu selalu membutuhkan dukungan bukan hanya secara
meterial tetapi juga secara sosial untuk membuat individu menjadi lebih baik
lagi, terutama kepada anak yang memiliki kebutuhan khusus, mereka butuh
dihargai dan dicintai oleh lingkungan sekelilingnya.
22
2. Aspek-aspek dukungan sosial
Menurut Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) dukungan sosial
ialah dukungan yang diberikan orang-orang terdekat seseorang. Aspek-
aspeknya yaitu :
1. Dukungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan yang paling dekat pertama dengan
kehidupan seseorang. Bantuan-bantuan yang diberikan misalnya
membantu mencari solusi dalam masalah yang dihadapi ataupun
membantu secara emosional. Keluarga juga dapat memberikan dukungan
kepada seseorang baik secara fisik ataupun non fisik.
2. Dukungan Teman
Sebagai dukungan yang lekat dengan tahap perkembangan remaja,
bantuan yang diberikan oleh teman-teman terdekat individu, misalnya
seperti membantu kegiatan sehari-hari, berbagi cerita ataupun membantu
memberi informasi kepada individu. Sehingga dapat menjadi salah satu
lingkungan yang memberikan dukungan.
3. Dukungan Significant Others (Orang Penting Lainnya)
Bantuan yang diberikan oleh seseorang yang dekat dengan individu
dan berarti dalam kehidupan individu, misalnya seperti individu merasa
dihargai, diberikan bantuan, informasi dan merasa nyaman di dekat
seseorang itu.
23
Menurut Khairudin dan Mukhlis (2019) aspek-aspek dukungan sosial terdiri
dari:
1. Dukungan Emosional
Dukungan ini berupa pujian dan perhatian yang diberikan seseorang
kepada orang lain. Memberikan pujian dan perhatian kepada orang lain
dapat membuat seseorang merasa nyaman dan dicintai, sehingga
seseorang lebih mampu menghadapi masalah dengan baik. Dukungan
Instrumental
Dukungan ini diberikan dalam bentuk material, seseorang memberikan
bantuan kepada orang lain, sumbangan dana. Dukungan ini dilakukan agar,
dapat mengurangi kecemasan.
2. Dukungan Informasi
Dukungan ini diberikan pada seseorang dalam bentuk nasihat, dan
mengingatakan keperluan yang diperlukan oleh individu tersebut.
Seseorang memberikan nasihat agar dapat menambah wawasan yang luas
sehingga dapat berpikir positif dalam menghadapi masalah.
3. Dukungan persahabatan
Dukungan ini bersifat kepedulian, kesamaan nasib yang dialami oleh
seseorang, kebersaman. Seseorang yang merasakan dukungan seperti ini
akan merasa lebih kuat dalam menjalani hidup.
Berdasarkan aspek-aspek di atas peneliti menggunakan aspek milik
Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) dengan adanya dukungan sosial
meliputi dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan significant
24
others. Sumber tersebut merupakan hal-hal yang dapat membangun dukungan
sosial, dengan adanya dukungan tersebut seseorang dapat merasakan adanya
bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dukungan orangtua sangat penting
karena keluarga adalah lingkungan terdekat seseorang, kemudian dukungan
teman sesuai dengan tahap perkembangan remaja, teman menjadi salah satu
dukungan yang dibutuhkan remaja dan dukungan significant others yang dapat
memberikan bantuan saat dibutuhkan.
C. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kesejahteraan subjektif
Kesejahteraan subjektif merupakan istilah yang biasa disebut dengan
kebahagiaan atau kepuasaan (Diener, Oishi, & Lucas 2003). Salah satu aspek
yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif ialah dukungan sosial. Sesuai
dengan Goswami (2011) yang mengatakan dukungan sosial berpengaruh dalam
meningkatkan kesejahteraan subjektif individu. Dukungan sosial merupakan
bantuan yang diperoleh berupa pertolongan fisik, ataupun pikologis ketika
seseorang sedang dalam kesulitan. Dukungan ini dapat membantu seseorang
untuk menghadapi kesulitan yang dialami.
Aspek-aspek dukungan sosial dalam peneliti ini menggunakan aspek milik
Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) yaitu meliputi dukungan keluarga,
dukungan teman dan dukungan significant others. Dukungan keluarga yang
didapatkan penderita skoliosis dapat berupa memberikan perhatian dengan
menanyakan kondisi saat ini, dan memberi motivasi untuk tetap semangat dalam
menghadapi kehidupan dengan penyakit yang telah
25
dititipkan oleh Allah. Penderita skoliosis akan merasa nyaman berada di lingkungan
orang-orang yang dapat memberikan semangat mereka untuk terus berjuang
melawan penyakitnya. Berdasarkan hasil penelitian Nayana (2013) remaja yang
memiliki kondisi keluarga baik akan lebih percaya diri dan berusaha tetap positif
dalam menjalankan kehidupannya, keluarga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada remaja, pada masa itu seseorang
mengalami masa yang tidak stabil dalam proses pertumbuhannya, banyak
mengalami konflik dan tekanan sehingga membutuhkan perhatian serta dukungan
orang tua dan keluarganya untuk melewati masalahnya dan memiliki
kesejahteraan subjektif dalam hidup.
Dukungan teman diberikan dengan berbagi pengalaman dengan penderita lain
yang juga mengalami skoliosis. Berbagi cerita sedih dan senang yang dialami
penderita skoliosis lainnya Agar mereka tidak merasakan sendiri dalam berjuang
melawan penyakit skoliosis yang di deritanya. Berdasarkan penelitian Horst dan
Coffe (2012) interaksi yang baik dengan lingkungan pertemanan dapat
meningkatkan kepercayaan sosial dan kesejahteraan subjektif pada seseorang.
Dukungan dari significaant others yang diberikan lingkungan misalnya
dengan diberikannya tempat untuk duduk dan membawakan tas mereka, agar
tidak lelah sebab penderita skoliosis tidak dianjurkan untuk membawa beban berat
karena akan memperparah keadaan mereka. Memberikan informasi kepada
penderita skoliosis dapat menambah ilmu atau wawasan mereka. Misalnya dengan
memberikan informasi postur duduk yang benar untuk
26
penderita skoliosis dan memberikan informasi tempat terapi yang terpercaya.
Menurut Rigby (2000) dukungan yang diberikan oleh orang lain dapat
mempengaruhi kesejahteraan subjektif individu karena lingkungan memberi peran
penting untuk individu sehari-harinya.
Seseorang yang mendapatkan dukungan sosial yang baik dari keluarga,
teman dan lingkungan sekitarnya dapat membuat seseorang merasa tenang dan
damai dalam menjalankan kehidupannya. Seperti hasil penelitian yang dilakukan
Lutfiyah (2017) dukungan sosial orang tua dan orang sekitar merupakan faktor
yang dapat meningkatkan kepuasan hidup dan afek positif seseorang,
Dalam uraian di atas, dukungan sosial memiliki peran penting dalam
meningkatkan kesejahteraan subjektif bagi penderita skoliosis. Terutama pada
penderita yang berada pada tahap remaja yang memiliki keinginan besar untuk
bereksplorasi pada lingkungan dan mulai mengenal teman-teman baru. Dukungan
sosial yang diberikan pada penderita skoliosis dapat berupa perhatian, informasi,
batuan materi, dan berbagi pengalaman. Dengan demikian akan membuat
penderita dapat menerima keadannya dan membantu penderita skoliosis
menjalankan kehidupannya, menerima keadaannya sehingga mempengaruhi
kesejahteraan subjektifnya.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini apakah ada hubungan positif
antara dukungan sosial dan kepuasan hidup pada remaja penderita skoliosis.
Semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif
pada remaja penderita skoliosis. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah,
27
apakah ada hubungan positif antara dukungan sosial dan afek positif pada remaja
penderita skoliosis, dan hipotesis ketiga apakah ada hubungan positif antara
dukungan sosial dan afek negatif pada remaja penderita skoliosis. Semakin tinggi
dukungan sosial maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif pada remaja
penderita.
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel
tergantung dan variabel bebas, yang meneliti hubungan antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Variabel yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel tergantung : Kesejahteraan subjektif
2. Variabel bebas : Dukungan Sosial
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Kesejahteraan subjektif
Kesejahteraan subjektif merupakan penilaian seseorang terhadap
pengalaman hidupnya, yang terdiri dari evaluasi kognitif yang berupa kepuasan
kehidupannya dan penilaian afektif positif dan negatif seseorang kepada
dirinya sendiri selama rentan kehidupan.
Kesejahteraan subjektif diukur menggunakan skala Satisfaction With Life
Scale (SWLS) yang diadaptai dari Pratiwi (2017). Skala ini menggunakan aspek
kepuasan hidup yang dikemukakan oleh Diener, Emmons, Larsen dan Griffin
(1985) dan skala Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) diadaptasi
oleh Pratiwi (2017) yang dikembangkan menurut teori milik Watson, Clark dan
Tellegen (1988) untuk mengukur aspek afek positif dan
afek negatif.
28
29
Kesejahteraan subjektif merupakan suatu konstruk psikologis yang diukur
menggunakan 2 skala berbeda yaitu SWLS dan PANAS, untuk skala PANAS
akan dibagi kedalam 2 bagian yaitu afek positif dan afek negatif. Akhtar (2019)
yang mengatakan bahwa alat ukur Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan
Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) ini saling terpisah dan
berdiri sendiri dan tidak tepat jika menjumlahkan seluruh skor aitem
kesejahteraan subjektif.
2. Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan suatu bentuk perhatian, kasih sayang,
penghargaan, dan bantuan fisik maupun pikologis yang diterima seseorang
dari lingkungan terdekatnya yang akan sangat berpengaruh bagi seseorang yang
menerima dukungan tersebut.
Dukungan sosial diukur menggunakan skala Multidimensional Scale of
Perceived Social Support (MSPSS) yang telah dimodifikasi oleh Handika
(2017) yang menggunakan aspek-aspek milik Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley
(1988). Dengan menggunakan tiga aspek miliknya yaitu, dukungan sosial
orang tua, dukungan sosial teman dan dukungan sosial significant other.
C. Subjek Penelitian
Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah remaja penderita
skoliosis berusia 12 - 18 tahun yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Menurut Santrock (2007) masa remaja dimulai dari usia 12 - 18 tahun. Sebagai
30
remaja, perkembangan citra tubuh dinilai penting yang terkait erat dengan
perubahan tubuh dan interaksi sosial yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
subjektif.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
dalam bentuk skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan subjektif sebagai variabel tergantung dan skala dukungan sosial
sebagai variabel bebasnya,
1. Skala Kesejahteraan Subjektif
Skala pengukuran kesejahteraan subjektif mengacu pada teori dan aspek-
aspek kesejahteraan subjektif milik Diener, Oishi dan Lucas (2003) yang
memiliki aspek-aspek kepuasan hidup, aspek negatif dan aspek positif. Skala
Kesejahteraan Subjektif menggunakan 2 skala berbeda yang keduanya diadaptasi
oleh Pratiwi (2017). Pada aspek kepuasan hidup menggunakan skala Satisfaction
With Life Scale (SWLS) milik Diener, Emmons, Larsen dan Griffin (1985),
skala ini terdiri dari 5 aitem disusun dengan model skala likert yang terdiri dari
5 alternatif pilihan jawaban. Yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N),
Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala kemudian diadaptasi oleh
Pratiwi (2017) dengan mengubah bahasanya dari bahasa inggris menjadi bahasa
indonesia yang lebih mudah dipahami, Skala juga telah diketahui reliabilitanya
sebesar 0,801.
31
Sedangkan skala Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) yang
dikembangkan oleh Watson, Clark and Tellegen (1988) terdiri dari 20 aitem
disusun dengan model skala likert yang terdiri dari 5 alternatif pilihan jawaban,
yaitu Sangat Jarang, Jarang, Rata-Rata, Sering, Sangat Sering. Skala kemudian
diadaptasi oleh Pratiwi (2017) dengan mengubah bahasanya dari bahasa inggris
menjadi bahasa indonesia yang lebih mudah dipahami, Skala juga telah diketahui
reliabilitanya pada afek positif sebesar 0,800 dan afek negatif sebesar
0,823.
Tabel 1Distribusi Aitem Skala Kesejahteraan Subjektif
Aspek Nomor Aitem Jumlah
Kepuasan hidupAfek positif
1,2,3,4,51,3,5,9,10,14,16,17,19
510
Afek Negatif 2Jumlah
,4,6,7,8,11,12,13,15,18, 0 1025
2. Skala Dukungan Sosial
Skala pengukuran dukungan sosial ini menggunakan skala yang telah
dimodifikasi oleh Handika (2017) yang telah diadaptasi dari skala
Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang disusun
oleh Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) yaitu dukungan orang tua,
dukungan teman dan dukungan significant other. Skala dukungan sosial ini
memiliki pertanyaan sebanyak 12 aitem yang harus dijawab oleh responden.
Skala dukungan sosial ini disusun menggunakan model skala yang memiliki 5
alternatif pilihan jawaban. Yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N),
Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala Multidimensional Scale
32
of Perceived Social Support (MSPSS) memiliki 7 alternatif jawaban kemudian
dimodifikasi oleh Handika (2017) menjadi 5 alternatif pilihan jawaban dan
memiliki nilai reliabilitas secara keseluruhan sebesar 0, 884.
Tabel 2Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial
Aspek Nomor Aitem Jumlah
Dukungan Sosial Keluarga 3,4,8,10 4Dukungan Sosial Teman 5,6,7,11,12 5Dukungan Sosial Orang Lain 1,2,8 8
Jumlah 12
E. Validitas dan reliabilitas Alat Ukur
Validitas dan reliabilitas merupakan suatu alat ukur yang penting dalam
suatu penelitian ilmiah. Menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian anak menjadi valid dan reliabel
(Sugiyono, 2010). Maka dari itu jika menggunakan skala yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, maka hasil data penelitian menjadi valid dan reliabel.
1. Validitas
Penjelasan validitas menurut Suryabrata (2005) validitas mempunyai arti
seberapa besar kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya.
Selain itu, menurut Azwar (2008) validitas adalah ketepatan dan kecermatan
skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Langkah-langkah untuk mengukur
validitas menurut Sugiyono, (2010), adalah:
a. Menggunakan pendapat para ahli mengenai aspek yang ingin diukur. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan konsep teori dan menggunakan aspek-
aspek kesejahteraan subjektif yang dikemukakan oleh Diener, Oishi dan
33
Lucas (2003) aspek-aspek kesejahteraan subjektif meliputi kepuasan hidup,
afek positif dan afek negatif. Sedangkan pada dukungan sosial peneliti
menggunakan teori dan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Zimet,
Dahlem, Zimet dan Farley (1988), aspek-aspek dukungan sosial yang
digunakan meliputi dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan
significant others.
b. Menguji cobakan pada sampel dari populasi yang akan digunakan. Pada
penelitian ini, penulis memilih alat ukur yang sudah pernah digunakan di
Indoneia dengan subjek remaja, sesuai dengan kriteria subjek pada
penelitian ini.
c. Data ditabulasikan, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Jika
menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka
hasil data penelitian menjadi valid dan reliabel.
2. Reliabilitas
Menurut Azwar (2008) reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi
dari hasil ukur, pengukuran yang tidak reliabel pasti hasilnya tidak akan
konsisten dari waktu ke waktu. Secara teoritik tinggi rendahnya reliabilitas
oleh suata angka yang disebut koefisien dengan rentang 0,00 sampai dengan
1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas maka semakin tinggi pula reliabilitas
begitupun sebaliknya. Cara mengetahui koefisien reliabilitas alat ukur pada
penelitian ini dengan melakukan perhitungan menggunakan alpha cronbach
pada software SPSS versi 22.0 for windows.
34
F. Analisis Data
Hasil yang diperoleh sesuai dengan hipotesis penelitian untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada remaja
penderita skoliosis. Analisis penelitian ini menggunakan analisis statistik. Dengan
menggunakan software SPSS versi 22.0 for windows. Data yang telah
dikumpulkan pada penelitian ini dianalisis menggunakan teknik korelasi untuk
mengetahui hubungan secara linier antara dua variabel.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan
1. Orientasi Kancah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan
subjektif dengan dukungan sosial pada remaja penderita skoliosis. Penelitian
ini mengambil subjek melalui grup di media sosial line yang didalamnya
merupakan kumpulan orang-orang penderita skoliosis, grup yang di bentuk
sejak 2015 ini bernama keluarga besar MSI (Masyarakat Skoliosis Indonesia)
dalam grup tersebut memiliki anggota sebanyak 483 anggota. Grup ini
menerima semua anggotanya dari seluruh daerah di Indonesia. Pada grup ini
tidak ada batasan umur untuk dapat bergabung dalam komunitas ini. Aktifitas
yang dilakukan pada grup komunitas ini ialah memberikan informasi- informasi
yang diperlukan oleh penderita skoliosis seperti tempat terapi atau rumah sakit
yang disarankan anggota lain dan saling berbagi cerita atau berbagi
pengalaman yang penderita skoliosis lainnya alami.
2. Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti melakukan beberapa
persiapan agar pada saat proses pengambilan data tidak terkendala oleh hal-
hal yang tidak diinginkan. Berikut ini merupakan penjelasan dan rincian
persiapan yang peneliti telah lakukan:
35
36
a. Persiapan Administrasi
Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti terlebih dahulu
menyiapkan informed consent. Mengingat penelitian ini tidak dilakukan di
dalam suatu lembaga atau instansi, maka demikian peneliti melakukan
perijinan secara langsung kepada subjek dengan menggunakan inform
consert. Dengan inform consert diharapkan agar subjek mengetahui tujuan
dari penelitian dan sepenuhnya bersedia untuk menjadi responden dengan
jujur tanpa adanya paksaan. Inform consert dibagikan kepada setiap
responden sebelum memulai mengerjakan sekala yang telah disediakan.
b. Persiapan Alat Ukur
Persiapan alat ukur yang dilakukan peneliti dengan cara menyusun
alat ukur yang akan digunakan, yaitu menyusun sekala kesejahteraan
subjektif dan dukungan sosial. Skala kesejahteraan subjektif yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 skala, skala pertama
diadaptasi dari skala Satisfaction With Life Scale (SWLS) milik Diener,
Emmons, Larsen dan Griffin (1985) dengan jumlah 5 aitem dan sekala kedua
yang digunakan merupakan Positive Affect and Negative Affect Scale
(PANAS) yang dikembangkan oleh Watson, Clark and Tellegen (1988)
terdiri dari 20 aitem. Selain itu, skala dukungan sosial menggunakan skala
Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang
disusun oleh Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) dengan jumlah 12
aitem.
37
c. Try Out Terpakai
Uji coba alat ukur yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara menyebarkan data menggunakan google form ke grup
skoliosisi di media sosial line. Try out terpakai dilakukan dalam beberapa
waktu dengan jumlah responden sebanyak 50. Uji coba yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji coba terpakai, dimana data yang telah di ambil akan
digunakan sebagai data penelitian dengan melakukan analisis aitem.
d. Hasil Try Out Terpakai
Berdasarkan data yang telah peneliti peroleh dari try out terpakai,
selanjutnya dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 22 for windows. Seleksi
aitem dilakukan untuk menyeleksi aitem yang sahih, sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil
analisis uji validitas dan reliabilitas alat ukur, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Skala Kesejahteraan Subjektif
Hasil analisis uji validitas yang dilakukan terhadap skala
kesejahteraan subjektif menunjukan bahwa sekala satisfaction with life
scale memiliki empat aitem yang sahih dan terdapat satu aitem yang
gugur. Kemudian reliabilitas skala satisfaction with life scale dapat
diketahui dengan melihat hasil pada cronbach’s alpha yang
menunjukkan sebesar 0,713 dengan nilai koefisien korelasi yang
38
bergerak antara 0,365- 0,559.
Sementara itu, hasil analisis uji validitas yang dilakukan pada skala
the Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) menunjukkan
hasil pada afek positif sebanyak sembilan aitem dinyatakan sahih dan
terdapat satu aitem dinyatakan tidak sahih. Pada afek negatif menunjukkan
seluruh aitem sahih dan dapat digunakan. Kemudian reliabilitas skala
Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) dapat diketahui
dengan melihat cronbach’s alpha. Pada afek positif menunjukkan sebesar
0,754 dengan nilai koefisiensi korelasi yang bergerak antara 0,209 - 0,641.
Sedangkan cronbach’s alpha pada afek negatif sebesar 0,847 dengan nilai
koefisiensi korelasi yang bergerak antara 0,207 – 0,802. Dengan
demikian skala kesejahteraan subjektif pada penelitian ini dinyatakan
reliabel dan telah memenuhi syarat sebagai alat ukur. Berikur distribusi
aitem skala kesejahteraan subjektif:
Table 3Distribusi Aitem skala kesejahteraan subjektif Setelah Uji CobaNo Aspek No. Aitem Jumlah A.1. Satisfaction with
life scale2. Afek positif
1,2,3,4,(5)
1,3,5,9,10,(12),14,16,17,19
4 0,591
9 0,717
3 Afek negatif 2,4,6,7,8,11,13,15,18,20 10 0,847Jumlah 23
Catatan: aitem yang diberi tanda ( ) adalah aitem yang gugur
39
2. Skala Dukungan Sosial
Hasil analisis uji validitas yang dilakukan terhadap skala dukungan
sosial, menunjukkan hasil yaitu dari duabelas aitem yang ada dinyatakan
sahih. Sehingga seluruh aitem skala ini dapat digunakan pada penelitian
yang sesungguhnya. Kemudian reliabilitas pada skala dukungan sosial
dapat diketahui dengan melihat cronbach’s alpha yang menunjukkan
sebesar 0.858 dengan nilai koefisiensi korelasi yang bergerak antara
0,358-0,654. Dengan demikian skala dukungan sosial pada penelitian ini
dinyatakan reliabel dan telah memenuhi syarat sebagai alat ukur. Berikut
distribusi aitem skala dukungan sosial:
Table 4Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba
Aspek No. Aitem Jumlah A
Dukungan Keluarga 3,4,9,10 4 0,895
Dukungan Teman 5,6,7,11,12 5 0,859
Dukungan Significant Others 1,2,8 3 0,588
Jumlah 12
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian atau pengambilan data dilakukan beberapa kali melalui
media sosial dan tatap muka. Peneliti menghubungi salah satu penderita skoliosis
yang tergabung di dalam grup komunitas skoliosis, kemudian peneliti diberikan
kontak admin grup tersebut. Selanjutnya peneliti miminta ijin untuk dapat
melaksanakan pengambilan data penelitian dan meminta ijin untuk masuk di dalam
grup tersebut untuk lebih banyak bertanya kepada penderita skoliosisi lainnya.
Kemudian peneliti membagikan kuisioner online melalui media sosial
40
1. Kalimantan Timur 4 2 6 12%2. Kepulauan Riau 3 0 3 6%3. DIY 4 0 4 8%4. Kalimantan 1 0 1 2%
Selatan5. Jawa Barat 9 0 9 18%6. Jawa Timur 4 2 6 12%7. DKI Jakarta 6 1 7 14%8. Jawa Tengah 5 0 5 10%9. Sulawesi Selatan 1 0 1 2%10. Sumatra Utara 3 0 3 6%11. Banten 5 0 5 10%
Total 43 5 50 100%
line. Selain itu peneliti juga menambah subjek dengan bergabung di acara
gathering yang dilaksanakan di Yogyakarta.
Subjek penelitian secara keseluruhan berjumlah 73 subjek penderita
skoliosis dari seluruh subjek yang memenuhi karakteristik remaja berusia 12-18
tahun ialah 50 subjek. 50 subjek inilah yang dapat dianalisis lebih lanjut dalam
penelitian ini.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merupakan remaja penderita skoliosis di seluruh
indonesia yang berjumlah 50 orang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki
dan berusia antara 12-18 tahun. Untuk mendapatkan gambaran secara umum
yang lebih rinci mengenai karakteristik subjek, maka peneliti kelompokkan
berdasarkan provinsi dan usia. Dengan data yang diperoleh berdasarkan
angket sebagai berikut :
Tabel 5TabelDeskripsi RespondenPenelitian Berdasarkan ProvinsiNo. Provinsi Perempuan Laki-laki Jumlah Persentase
41
SWB SWLS 5 18 12,98 2,83 4 20 12 2,66SWB SPANE 46 77 63,72 6,55 19 95 57 12,66Dukungan Sosial 22 60 43,60 6,98 12 60 36 8
Tabel 6Tabel Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan UsiaNo. Usia Perempuan Laki- Jumlah Persentase
laki1. 12 1 1 2 4%2. 13 1 0 1 2%3. 14 3 0 3 6%4. 15 1 0 1 2%5. 16 7 2 9 18%6. 17 12 0 12 24%7. 18 20 2 22 44%
Jumlah 45 5 50 100%
2. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran
norma dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif pada remaja penderita
skoliosis yang menjadi subjek penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap data-data yang
diperoleh dari skala yang dibagikan kepada subjek, maka dapat diketahui
fungsi-fungsi statistik dasar berupa data penelitian mengenai skor empirik
dan skor hipotetik yang meliputi skor minimal, maksimal, mean dan standar
deviasi (SD) pada masing-masing skala. Berikut hasil perhitungan deskripsi
penelitian secara umum:
Tabel 7Deskripsi Data PenelitianVariabel Empirik Hipotetik
X-Min X-Max Mean SD Min Max Mean SD
42
Berdasarkan penormaan pada tabel di atas, hasil penelitian ini
dikategorikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai,
netral, sesuai, sangat sesuai.
Tabel 8Kriteria Kategorisasi Skala
Kategorisasi Rumus Norma HipotetikSangat Sesuai X > Q1Sesuai Q2 ≤ X < Q2Netral Q2 ≤ X < Q3Tidak Sesuai Q3 ≤ X < Q4Sangat Tidak Sesuai X < Q4
Berdasarkan norma kategorisasi skala pada tabel di atas kemudian subjek
penelitian dikelompokkan ke dalam lima kategori pada masing-masing
variabel. Hasil kategorisasi skor kesejahteraan subjektif skala “SWLS”
Satisfaction With Life Scale, dapat di lihat dalam tabel berikut :
Tabel 9Katagorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif SWLSKategorisasi Skor Jumlah Persentase (%)Sangat Tidak Sesuai X < 4 0 0%Tidak Sesuai 4 ≤ X ≤ 8 1 2%Netral 8 < X ≤ 12 16 32%Sesuai 12 < X ≤ 16 22 44%Sangat Sesuai X > 16 11 22%
Berdasarkan hasil tabel di atas, kategorisasi skala kesejahteraan
subjektif “SWLS” Satisfaction With Life Scale untuk kategori sangat tidak
sesuai menunjukkan tidak adanya subjek atau 0%, untuk kategori tidak sesuai
terdapat 1 subjek atau sebesar 2%, untuk kategori netral terdapat 16 subjek atau
sebesar 32%. Untuk kategori sesuai terdapat 22 subjek atau sebesar 44%, untuk
kategori sangat sesuai terdapat 11 subjek atau sebesar 22%. Dengan
43
demikian jika dibandingkan dengan jumlah subjek dalam rentang skor
lainnya, dapat disimpulkan sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat
skala kesejahteraan subjektif “SWLS” Satisfaction With Life Scale berada
dalam kategori Sesuai (44%).
Tabel 10Katagorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif PANASKategorisasi Skor Jumlah Persentase (%)Sangat Tidak Sesuai X < 19 0 0%Tidak Sesuai 29 ≤ X ≤ 38 0 0%Netral 38 < X ≤ 57 7 14,%Sesuai 57 < X ≤ 76 42 84%Sangat Sesuai X > 76 1 2%
Berdasarkan hasil tabel di atas, kategorisasi skala kesejahteraan
subjektif Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) untuk kategori
sangat tidak sesuai menunjukkan tidak adanya subjek atau 0%, untuk kategori
tidak sesuai tidak terdapat subjek atau 0%, untuk kategori netral terdapat 7
subjek atau sebesar 14%. Untuk kategori sesuai terdapat 42 subjek atau
sebesar 84%, untuk kategori sangat sesuai terdapat 1 subjek atau sebesar 2%.
Dengan demikian jika dibandingkan dengan jumlah subjek dalam rentang
skor lainnya, dapat disimpulkan sebagian besar subjek penelitian memiliki
tingkat skala kesejahteraan subjektif Positive Affect and Negative Affect Scale
(PANAS) yang sesuai (84%).
44
Tabel 11Katagorisasi Skala Dukungan SosialKategorisasi Skor Jumlah Persentase (%)Sangat Jarang X < 12 0 0%Jarang 12 ≤ X ≤ 24 0 0%Rata-Rata 24 < X ≤ 36 7 14%Sering 36 < X ≤ 48 30 60%Sangat Sering X > 48 13 26%
Berdasarkan hasil tabel di atas, kategorisasi skala dukungan sosial
untuk kategori sangat Jarang menunjukkan tidak adanya subjek atau 0%,
untuk kategori Jarang tidak terdapat subjek atau 0%, untuk kategori rata-rata
terdapat 7 subjek atau sebesar 14%. Untuk kategori sering terdapat 30 subjek
atau sebesar 60%, untuk kategori sangat sering terdapat 13 subjek atau
sebesar 26%. Dengan demikian jika dibandingkan dengan jumlah subjek
dalam rentang skor lainnya, dapat disimpulkan sebagian besar subjek penelitian
memiliki tingkat skala dukungan sosial yang sering (60%)
3. Hasil Uji Asumsi
Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas
dan uji linieritas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data
yang digunakan berdistribusi normal, sedangkan uji linieritas dilakukan untuk
melihat antara dua variabel yang digunakan memiliki hubungan yang linier.
Dalam melakukan uji asumsi pada penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS 22.00 for windows.
45
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat sebaran data dari variabel
tergantung dan variabel bebas mengikuti kurve normal atau berdistribusi
normal. Data yang normal dapat diartikan sebagai penggambaran bahwa
data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Teknik yang
digunakan dalam uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
Shapiro-Wilk. Data penelitian yang dikatakan normal adalah data yang
memiliki nilai p lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Tabel 12Uji Normalitas
Variabel p Statistik KeteranganKesejahteraanSubjektifDukunganSosial
0,760 0,975 Normal
0,362 0,985 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas pada variabel kesejahteraan
subjektifdan dukungan sosial. Diketahui jika nilai signifikansi dari
variabel kesejahteraan subjektif sebesar 0,760 atau p = 0,760
(p>0,05). Sedangkan pada skala dukungan sosial nilai signifikansinya
sebesar 0,362 atau p = 0,362 (p>0,05). Mengacu pada kaidah yang ada,
maka dapat ditarik kesimpulan jika variabel kesejahteraan subjektif dan
variabel dukungan sosial dapat dikatakan mempunyai sebaran data
normal.
46
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk melihat apakah antara variabel bebas
dan variabel tergantung memiliki hubungan yang linier. Data dapat
dinyatakan linier apabila memiliki nilai signifikansi linierity kurang
dari 0,05 atau p < 0,05 dan nilai signifikansi deviation from linierity
lebih dari 0,05 atau p > 0,05 maka dapat dikatakan terdapat hubungan
linier antara variabel bebas dan variabel tergantung. Sedangkan, jika
nilai signifikansi linierity lebih dari 0,05 atau p > 0,05 dan nilai signifikansi
deviation from linierity kurang dari 0,05 atau p < 0,05 maka data dinyatakan
tidak memiliki hubungan yang linier.Tabel 13Uji Linearitas
Variabel KoefisienLinieritas
KoefisienSignifikansi
Keterangan
Kesejahteran(F) (p)
Linierity 1,120 0,299 Tidak Linier
Subjektif denganDukungan Sosial
DeviatioFrom
0,781 0,713
Linierity
Berdasarkan dari hasil uji linearitas yang dilakukan pada variabel
kesejahteraan subjektif dan variabel dukungan sosial menunjukkan nilai
sig linierity sebesar 0,299 (p>0,05) dan nilai sig deviation from linierity
sebesar 0,713 (p>0,05), hal ini menunjukkan jika antara kesejahteraan
subjektif dan dukungan sosial tidak memiliki hubungan yang linear.
Kemudian uji linearitas dilakukan menggunakan scatter plot yang
menunjukkan alurnya terlihat linear, hal in menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif antara dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif.
47
4. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil dari uji asumsi yang telah dilakukan, dapat
dinyatakan jika pada uji normalitas berdistribusi normal dan pada uji
linier menunjukkan jika data variabel tidak memiliki hubungan yang linier,
maka dalam melakukan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
teknik uji korelasi Pearson. Kaidah yang digunakan dalam uji hipotesis ini
adalah apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau (p>0,05) maka tidak
terdapat hubungan antara variabel tergantung dan variabel bebas.
Sedangkan, jika nilai tergantung signifikansi kurang dari 0,05 atau (p<0,05)
maka terdapat hubungan antara variabel tergantung dan variabel bebas.
Tabel 14Uji Hipotesis
Variabel r r2 p KeteranganSatisfaction 0,678 0,459 0,000 Diterima
Dukungan Afek Positif 0,548 0,300 0,000 DiterimaSosial Afek -0,439 0,192 0,001 Diterima
Negatif
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat jika nilai signifikansi antara
dukungan sosial dengan alat ukur kesejahteraan subjektif satisfaction with life
scale sebesar 0,000 (p<0,05). Pada afek positif menunjukkan signifikansi
sebesar 0,000 (p<0,05) dan afek negatif memiliki nilai sebesar 0,001 (p<0,05).
Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesejahteraan
subjektif dan dukungan sosial. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan
diterima.
48
1. DukunganSosial - ,778** ,776** ,754** ,158 ,678** ,584** -,439**(DS)
2. DSKeluarga ,778** - ,279* ,380** ,017 ,627** ,584** -,619**
3. DSTeman ,776** ,279* - ,549** ,217 ,439** ,315* -,127
4. DSSignificant ,754** ,380** ,549** - ,165 ,467** ,302* -,163
5. SWB ,158 ,017 ,217 ,165 - ,372** ,457** ,594**6. Satis
Faction ,678** ,627** ,439** ,467** ,372** - ,546** -,340**
7. Afek Positif ,584** ,584** ,315* ,302* ,457** ,540** - -,371**8. Afek Negatif -,439** -,619** -,127 -,163 ,594** -,240** -,371* -
5. Analisis Tambahan
Peneliti melakukan analisis tambahan berupa uji korelasi antara aspek-
aspek dukungan sosial dengan skala kesejahteraan subjektif. Uji korelasi ini
untuk mengetahui tingkat dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap
skala kesejahteraan subjektif pada remaja. Kaidah yang digunakan apabila nilai
r mendekati 0,01 maka terdapat korelasi antar variabel dengan taraf 1%.
Variabel dukungan sosial memiliki beberapa aspek diantaranya aspek
dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang lain. Sedangkan
skala kesejahteran subjektif terdapat skala satisfaction, afek positif dan afek
negatif Berikut ini hasil uji korelasi yang telah dilakukan:
Tabel 15Uji Korelasi Tambahan Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial
Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8
Others
*Catatan : (*) korelasi pada signifikansi 0,05,
(**) korelasi pada signifikansi 0,01
49
Berdasarkan tabel 15 di antara aspek-aspek dukungan sosial, hasil dukungan
sosial keluarga menunjukkan korelasi paling tinggi yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Berdasarkan hasil
analisis, diperoleh bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dan
kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Artinya, semakin tinggi
dukungan sosial pada remaja penderita skoliosis maka semakin tinggi pula
kesejahteraan subjektifnya. Hal ini menunjukkan jika dukungan sosial merupakan
salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada
remaja penderita skoliosis. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini diterima.
Hasil pada penelitian ini peneliti tidak menjumlahkan seluruh skor
kesejahteraan subjektif dikarenakan sesuai dengan penelitian milik Akhtar (2019)
yang mengatakan bahwa alat ukur Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan
Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) ini saling terpisah dan berdiri
sendiri dan tidak tepat jika menjumlahkan seluruh skor aitem kesejahteraan
subjektif.
Diterimanya hipotesis pada penelitian ini menujukkan dukungan sosial
dapat membuat remaja skoliosis memiliki kesejahteraan subjektif yang baik.
Faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif seseorang baik karena adanya
hubungan yang positif dengan keluarga, teman dan orang lain. Pada dasarnya
50
kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan adalah salah satu kebutuhan
alamiah seseorang (Tarigan, 2018). Menurut Khairudin dan Mukhlis (2019)
Dukungan sosial dibutuhkan oleh remaja untuk menjaga kestabilan kesejahteraan
subjektif remaja, remaja yang mendapatkan dukungan sosial baik berupa emosional,
penghargaan ataupun informasi yang didapatkan dari orang lain akan merasa dirinya
diperhatikan oleh orang lain. Berbagai dukungan juga perhatian yang didapatkan
oleh remaja akan mengurangi emosi negatif dan menjadikan remaja merasa bahagia
dan lebih puas terhadap hidup yang dijalaninya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah diteliti oleh Samputri
dan Sakti (2015), yang menunjukkan hasil bahwa dukungan sosial dapat
mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Seseorang yang mendapatkan dukungan
sosial yang baik maka memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi dan
sebaliknya jika seseorang kurang mendapatkan dukungan sosial maka seseorang
memiliki kesejahteraan subjektif yang rendah.
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang pernah diteliti oleh Tarigan
(2018), yang menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada remaja. Dimana semakin
tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif dan
sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah kesejahteraan
subjektif seseorang.
Penulis juga melakukan analisis korelasi pada setiap aspek-aspek
dukungan sosial untuk mengetahui aspek yang memiliki pengaruh yang tinggi
pada kesejahteraan subjektif. Aspek-aspek dalam dukungan sosial ialah dukungan
51
sosial keluarga, dukungan sosial teman dan dukungan sosial significant others.
Dalam penelitian ini aspek yang paling berkolerasi tinggi pada kesejahteraan
subjektif ialah aspek dukungan sosial keluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Nayana (2013) keluarga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan pada remaja, karena pada masa remaja seseorang
mengalami masa yang tidak stabil dalam proses pertumbuhannya, banyak
mengalami konflik dan tekanan sehingga membutuhkan perhatian serta dukungan
orang tua dan keluarganya untuk melewati masalahnya dan memiliki
kesejahteraan dalam hidup. Menurut Tarigan (2018) dukungan orang tua merupakan
hal yang sangat penting, interaksi yang dibangun oleh orang tua berupa
kehangatan dan berbagai perasaan positif yang diberikan orang tua membuat anak
merasa nyaman dan anak merasa dianggap dan diterima sebagai individu.
Secara keseluruhan penelitian ini sudah berjalan secara baik, namun peneliti
menyadari dalam penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan. Kelamahan
penelitian ini adalah pada saat pengambilan data peneliti tidak secara langsung
bertemu dan mengawasi proses pengisian angket atau skala yang diberikan,
sehingga terdapat beberapa skala yang gugur karena tidak memenuhi karakteristik
subjek yang telah ditentukan.
Selain itu, kelemahan penelitian ini ialah jumlah subjek perempuan tidak
sebanding dengan subjek laki-laki, subjek perempuan berjumlah 45 orang dan
subjek laki-laki berjumlah 5 orang, hal ini yang menyulitkan untuk mencari
perbedaan tingkat kesejahteraan subjektif berdasarkan jenis kelamin. Sementara
52
itu, Ronen, Hamama, Rosenbaum, dan Mishely (2016) mengatakan jenis kelamin
tidak mempengaruhi tingkat kesejahteraan subjektif seseorang.
Kemudian, untuk peneliti selanjutnya untuk mengetahui kesejahteraan
subjektif yang tinggi pada remaja, tidak semata-mata hanya menilai faktor eksternal
seseorang, perlu juga dengan menilai faktor internal seseorang dengan
memperhatikan keadaan dan kepribadian setiap individu. Dalam penelitian Putri
(2016) kesejahteraan subjektif yang tinggi, tidak hanya dapat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan tetapi juga dapat ditentukan dengan kondisi bawaan individu,
karena hal ini tidak dapat berdiri sendiri, saling mempengaruhi, sehingga
menghasilkan kesejahteraan subjektif yang tinggi. hal ini sesai dengan penelitian
milik Tarigan (2018) yang menunjukkan dalam mengevaluasi kehidupan
kepribadian adalah salah satu yang dapat mempengaruhi seseorang, pada orang
yang memiliki kepribadian ekstrovert mereka akan dapat menyelesaikan masalah
yang dialamnya secara lebih tenang dan lebih positif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis pada penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan kepuasan
hidup, afek positif dan afek negatif pada remaja penderita skoliosis. Hal ini dapat
terlihat dari nilai signifikansi pada masing-masing alat ukur kesejahteraan
subjektif. Dengan ini menandakan bahwa dukungan sosial merupakan faktor
yang kuat dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada remaja yang
menderita skoliosis. Analisis tambahan yang dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan aspek dukungan sosial keluarga berkolerasi paling tinggi dalam
mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan
kesimpulan dalam penelitian ini, saran-saran yang dapat diajukan untuk
penelitian selanjutnya adalah :
1. Bagi Subjek
Sebagai seorang remaja penderita skoliosis, dukungan sosial
berpengaruh dalam kebahagiaan penderita skoliosis. Cobalah untuk
membuka diri dan menambah relasi sosial dan mintalah bantuan kepada
keluarga dan teman jika dirasa sedang memerlukan bantuan. Tetap saling
53
54
memberi dukungan dan selalu memotivasi kepada penderita skoliosisi
lainnya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian serupa
diharapkan memperhatikan kepribadian subjek sehingga ketika
memberikan alat ukur akan tepat sasaran. Selain itu dari hasil penelitian ini
dukungan sosial teman sangat besar mempengaruhi kesejahteraan subjektif
penderita skoliosis, kedepannya jika ada yang tertarik dengan penelitian
yang serupa dapat mengukur dukungan keluarga pada penderita skoliosis
karena dari penelitian ini aspek dukungan sosial keluarga sangat
mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada penderita skoliosis. Kemudian
itu peneliti diharapan mampu mempertimbangkan waktu pengambilan
data, yang mana dalam kasus skoliosis ini cukup sulit menemukan subjek.
55
DAFTAR PUSTAKA
Afiana, N. E., Wulan, R. R., & Malau, R. M. U. (2016). Konsep Diri RemajaPenderita Skoliosis (Studi Fenomenologi Masyarakat Skoliosis Indonesia DiKota Bandung). eProceedings of Management, 3(2), 2505-2511.
Akhtar, H. (2019). Evaluasi Properti Psikometris dan Perbandingan ModelPengukuran Konstruk Subjective Well-Being. Jurnal Psikologi, 18(1), 29-40.
Al-Karimah, N. F. (2018). Subjective Well-Being pada Penyandang Tuna Daksa.PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi), 13(1), 57-64.
Astati. (2001). Pendidikan Luar Biasa di Sekolah Umum. Bandung: Pendawa.
Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Diener, E. (2000). Subjective well-being: The science of happiness and a proposalfor a national index. American psychologist, 55(1), 34.
Diener, E., Emmons, R.A., Larsen, R.J., & Griffin, S. (1985) The SatisfactionWith Life Scale. Journal of Personality Assessment, 49, 71-75.
Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, Culture, and SubjectiveWell-Being: Emotional and Cognitive Evaluations of life. Annual Review ofPsychology, 54(1), 403-425.
Diponegoro, A. M. (2006). Peran stress management terhadap kesejahteraansubjektif. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2).
Demaray, M.K., & Malecki, C.P.(2002). Critical Levels of Perceived Social SupportAssociated with Students Adjustment. School Psychology Quarterly,17(3), 213-241.
Firmansyah, I., & Erlina, L.W. (2014). Subjective Well-Being Pada Guru SekolahLuar Biasa. Jurnal Fakultas Psikologi, 2(1), 1-8.
Gülaçtı, F. (2010). The Effect of Perceived Social Support on Subjective Well-Being. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 2(2), 3844-3849.
Goswami, H. (2011). Social Relationships and Children’s Subjective Well-Being.Social Indicators Research, 107(3), 575-588.
56
Handika, C. (2017). Hubungan Antara Acceptance of Disability dan DukunganSosial pada Penyandang Disabilitas Tidak dari Lahir. Skripsi. TidakDiterbitkan. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Universitas IslamIndonesia.
Hume, K. (2008). Scoliosis: to Screen Or Not to Screen. Brithish Journal ofSchool Nursing, 3(5), 214-218..
Hooghe, M., & Vanhoutte, B. (2011). Subjective well-being and social capital inBelgian communities. The impact of community characteristics onsubjective well-being indicators in Belgium. Social Indicators Research,100(1), 17-36.
Horst, M.V.D, & Coffe, H. (2012). How friendship network characteristicsinfluence subjective well-being. Social Indicators Research, 107(3), 509-529.
Juniman, P.T. (2018). Kenali Tulang Belakang, Cara Mudah Deteksi Skoliosis.Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180718103855-255-315008/kenali-tulang-belakang-cara-mudah-deteksi-skoliosis
Khairudin, K., & Mukhlis, M. (2019). Peran Religiusitas dan Dukungan Sosialterhadap Subjective Well-Being pada Remaja. Jurnal Psikologi, 15(1), 85-96
.Kuzu, D., Berk, Ö. S., & Aydın, F. Y. (2017). Subjective Well-Being in Idiopathic
Scoliosis Patients. The International Journal of Human and BehavioralScience, 3(2), 1-6.
Lutfiyah, N. (2018). Hubungan antara dukungan sosial dengan subjective well-being pada anak jalanan di wilayah depok. Jurnal Psikologi, 10(2).
Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan anak berkebutuhan khusus, jilid kedua.LPSP3.
McGregor, I., & Little, B. R. (1998). Personal projects, happiness, and meaning: Ondoing well and being yourself. Journal of Personality and Social Psychology,74(2), 494–512.
Murtie, A. (2014). Ensiklopedi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: RedaksiMaxima.
Muthmainah, M., Situmorang, N. Z., & Tentama, F. (2019). Gambaran SubjectiveWell-Being Pada Perempuan Difabel. Proceeding of The URECOL, 143-147.
57
National Skoliosis Foundation. (2018). The Importante Early Detection. Retrievedfrom http://www.skoliosis.org/.
Naviri Magazine. (2017) Setelah 7 tahun dibully, remaja 17 tahun ini bunuh diri.Retreived from https://www.naviri.org/2017/11/bullying.html.
Nayana, F. N. (2013). Kefungsian keluarga dan subjective well-being padaremaja. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2), 230-244.
Pelealu, J., Angliadi, L. S., & Angliadi, E. (2014). Rehabilitasi Medik padaSkoliosis. Jurnal Biomedik: JBM, 6(1), 8-13.
Pratiwi, E. A. (2017). Hubungan antara Religiusitas dan Kesejahteraan Subjektifpada Pasien Asma. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi dan IlmuSosial Budaya. Universitas Islam Indonesia.
Putri, D. R. (2016). Peran dukungan sosial dan kecerdasan emosi terhadapkesejahteraan subjektif pada remaja awal. Indigenous: Jurnal IlmiahPsikologi, 1(1), 12-22.
Rahmanillah, C., Pratiwi, E. Y., & Sari, F. H. (2018). Pengaruh Social Supportdan Self-Esteem terhadap Subjective Well-Being Remaja Korban Bullyingdi Pondok Pesantren. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 10(3), 269-276.
Ramadhanu, M., & Suryaningrum, C. (2014). Adversity Quotient Ditinjau dariOrientasi Locus of Control Pada Individu Difabel. Jurnal Ilmiah PsikologiTerapan, 2(1), 152-167.
Rigby, K. E. N. (2000). Effects of peer victimization in schools and perceived socialsupport on adolescent well-being. Journal of adolescence, 23(1), 57-68.
Ronen, T., Hamama, L., Rosenbaum, M., & Mishely-Yarlap, A. (2016).Subjective well-being in adolescence: The role of self-control, socialsupport, age, gender, and familial crisis. Journal of Happiness Studies,17(1), 81-104.
Samputri, S. K., & Sakti, H. (2015). Dukungan Sosial Dan Subjective Well BeingPada Tenaga Kerja Wanita PT. Arni Family Ungaran. Empati, 4(4), 208-216.
Santrock, J.W. (2007). Life-span Development. Jakarta: Erlangga
Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology Biopsychosocial Interactions (5th ed).USA: John Willey & Sons Inc.
58
Sawyer, S.M. , & Aroni, R.A. (2005). Self-Management in Adolescents with CronicIllness. What Does it Mean and How Can it be Achieved?. Medical Journalof Australia, 183(8), 405-409.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sulastri, S., & Hartoyo, H. (2014). Pengaruh dukungan sosial dan strategi nafkahterhadap kesejahteraan subjektif keluarga usia pensiun. Jurnal IlmuKeluarga & Konsumen, 7(2), 83-92.
Suryabrata, S. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi.
Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2002). The future of positive psychology.Handbook of positive psychology, 751-767.
Tarigan, M. (2018). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Subjective Well-BeingPada Remaja Yang Memiliki Orang Tua Tunggal. Jurnal Diversita.4(1), 1-8.
Watson, D., Clark, L. A., & Tellegen, A. (1988). Development and validation ofbrief measures of positive and negative affect: the PANAS scales. Journalof personality and social psychology, 54(6), 1063-1070.
Wong, D.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol.1. Jakarta: EGC
Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G. & Farley, G.K. (1988). TheMultidimensional Scale of Perceived Social Support. Journal of PersonalityAssesment, 52 (1), 30-41.
59
LAMPIRAN 1Skala kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial
60
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia
Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Perkenalkan saya Roozita Novia Azlyna, saya merupakan mahasiswa Universitas
Islam Indonesia, program studi Psikologi. Saya memohon kesediaan anda untuk
membantu saya untuk mengisi kuisioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau
salah, semua jawaban benar sesuai dengan keadaan anda saat ini. Kuisioner ini
disusun dalam rangka untuk memenuhi keperluan penelitian. Jawaban yang anda
berikan sangat berharga bagi saya , oleh karena itu jawaban saudara akan saya jamin
kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.
Demikian saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan,
kesungguhan anda dalam menjawab setiap pertanyaan kuisioner ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti
Roozita Novia Azlyna
Catatan :
Jika ada informasi yang ingin ditanyaakan lebih lanjut terkait penelitian ini.
silahkan mengubungi saya melalui email [email protected].
61
Bagian A
Petunjuk Penelitian Kuisioner Penelitian
Bacalah setiap pernyataan di dalam kuisioner ini dengan teliti. Anda dimintamemilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban dari pernyataan dengan caramemberi tanda (√) pada kolom jawaban tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawabansalah atau benar, ang benar adalah yang sesuai dengan keadaan anda saat ini.Petunjuk jawaban sebagai berikut :
1 : Jika anda merasa Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan pernyataan
tersebut.
2 : Jika anda merasa Tidak Sesuai (TS) dengan pernyataan tersebut.
3 : Jika anda merasa Netral (N) dengan pernyataan tersebut.
4 : Jika anda merasa Sesuai (S) dengan pernyataan tersebut.
5 : Jika anda merasa Sangat Sesuai (SS) dengan pernyataan tersebut.
Contoh Benar
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1Saya menyukai semua matakuliah psikologi ○ ○ ○ √ ○
*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru
Contoh Salah
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1Saya menyukai semuamata kuliah psikologi ○ X ○ ○ ○
*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Anda tidak membenarkan jika andamenyukai semua mata kuliah. Cara pemilihan jawabanpun juga salah
Selamat Mengerjakan
62
No Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya memiliki seseorang yang selalu ada ketikasaya meminta bantuan ○ ○ ○ ○ ○
2 Saya dapat berbagi kejadian yang saya alamidengan seseorang ○ ○ ○ ○ ○
3 Keluarga saya selalu ada ketika sayamemerlukan bantuan ○ ○ ○ ○ ○
4 Saya mendapat dukungan kasih sayang darikeluarga saya ○ ○ ○ ○ ○
5 Teman-teman saya berusaha sungguh-sungguhuntuk membantu saya ○ ○ ○ ○ ○
6 Teman-teman saya dapat diandalkan, jikaterjadi hal yang tidak diinginkan terjadi ○ ○ ○ ○ ○
7 Saya dapat menceritakan masalah yang sayahadapi kepada teman saya ○ ○ ○ ○ ○
8 Ada seseorang dalam hidup saya yang pedulidengan keadaan saya ○ ○ ○ ○ ○
9 Keluarga saya mau membantu saya dalammembuat keputusan ○ ○ ○ ○ ○
10 Saya dapat menceritakan masalah yang sayahadapi kepada keluarga saya ○ ○ ○ ○ ○
11 Saya memiliki teman-teman untuk berbagi sukaduka ○ ○ ○ ○ ○
12 Saya dapat menceritakan masalah yang sayahadapi kepada teman-teman saya ○ ○ ○ ○ ○
63
Bagian B
Petunjuk Penelitian Kuisioner Penelitian
Bacalah setiap pernyataan di dalam kuisioner ini dengan teliti. Anda diminta
memilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban dari pernyataan dengan cara
memberi tanda (√) pada kolom jawaban tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban
salah atau benar, ang benar adalah yang sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Petunjuk jawaban sebagai berikut :
1 : Jika anda merasa Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan pernyataan
tersebut.
2 : Jika anda merasa Tidak Sesuai (TS) dengan pernyataan tersebut.
3 : Jika anda merasa Netral (N) dengan pernyataan tersebut.
4 : Jika anda merasa Sesuai (S) dengan pernyataan tersebut.
5 : Jika anda merasa Sangat Sesuai (SS) dengan pernyataan tersebut.
1. Banyak hal di kehidupan saya yang mendekati apa yang saya
harapkan.
STS TS N S SS
2. Kondisi kehidupan saya sangat baik.
STS TS N S SS
3. Saya merasa puas dengan kehidupan saya.
STS TS N S SS
4. Sejauh ini saya telah mendapatkan hal-hal penting yang saya inginkan.
STS TS N S SS
5. Seandainya saya dapat menjalani kehidupan ini untuk kedua kalinya,
saya tidak akan mengubah apapun.
STS TS N S SS
64
Bagian C
Petunjuk Penelitian Kuisioner Penelitian
Bacalah setiap pernyataan di dalam kuisioner ini dengan teliti. Anda diminta
memilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban dari pernyataan dengan cara
memberi tanda (√) pada kolom jawaban tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban
salah atau benar, ang benar adalah yang sesuai dengan keadaan anda saat
ini. Petunjuk jawaban sebagai berikut :
1 : Sangat Jarang 4 : Sering
2 : Jarang 5 : Sangat Sering
3 : Rata-Rata
Contoh Benar
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 Bersalah ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
√Sering
○SangatSering
*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru
Contoh Salah
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 Bersalah○
SangatJarang
XJarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Anda tidak membenarkan jika andamenyukai semua mata kuliah. Cara pemilihan jawabanpun juga salah.
65
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Berminat ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
2 Tertekan ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
3 Gembira ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
4 Kecewa ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
5 Kuat ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
6 Bersalah ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
7 Takut ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
8 Bermusuhan ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
9 Bersemangat ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
10 Bangga ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
66
No Pernyataan 1 2 3 4 5
11 Tersinggung ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
12 Waspada ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
13 Malu ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
14 Gigih ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
15 Gugup ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
16 Betekad ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
17 Perhatian ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
18 Gelisah ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
19 Aktif ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
20 Cemas ○SangatJarang
○Jarang
○Rata-Rata
○Sering
○SangatSering
67
IDENTITAS DIRI
Nama (boleh inisial) :
Jenis Kelamin : L/P
Usia :
Domisili :
Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan
menjawab semua pertanyaan penelitian dengan sejujurnya sesuai dengan keadaan
saya saat ini.
.......... , .. / ../ 2018
..............................
68
LAMPIRAN 2Tabulasi Skala Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial.
69
A. Skala Kesejahteraan Subjektif Satisfaction with Life Scale (SWLS)
No. SWB1 SWB2 SWB3 SWB4 Total
1 4 4 4 5 172 4 4 4 3 153 3 4 4 4 154 4 4 4 4 165 4 3 3 4 146 4 3 3 2 127 5 5 2 5 178 3 5 5 2 159 3 3 3 3 1210 4 5 4 4 1711 3 4 4 4 1512 4 4 4 4 1613 3 3 3 4 1314 1 1 2 1 515 3 5 3 3 1416 3 3 2 2 1017 3 2 1 4 1018 4 4 2 2 1219 4 4 4 2 1420 3 4 2 2 1121 3 3 3 4 1322 4 4 3 4 1523 3 4 4 3 1424 2 2 2 2 825 3 3 3 2 1126 4 4 4 3 1527 3 5 5 4 1728 2 3 3 3 1129 2 4 4 2 1230 2 4 2 2 1031 2 4 2 2 1032 2 4 2 2 1033 2 3 3 2 1034 2 4 3 1 1035 2 2 4 4 1236 3 4 3 1 1137 3 2 3 2 1038 2 3 3 3 1139 4 4 3 3 1440 3 3 3 3 12
70
No 1 2 3 4 Total
41 4 4 5 5 1842 2 3 3 3 1143 3 3 3 3 1244 3 3 3 3 1245 3 3 3 3 1246 4 4 5 4 1747 4 3 2 2 1148 3 4 4 5 1649 4 4 3 5 1650 3 5 5 5 18
71
B. Kesejahteraan Subjektif Scale Positive and Negative Experince (SPANE)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 2 4 5 1 1 4 5 22 3 2 4 2 4 3 2 2 3 33 4 2 4 3 3 3 4 2 4 44 3 1 4 2 4 2 2 1 4 45 3 2 3 3 3 2 4 2 3 46 4 4 4 3 4 3 2 3 3 47 4 1 5 2 5 3 1 1 5 58 3 2 5 1 4 4 5 1 5 59 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3
10 3 4 4 4 5 3 1 1 5 511 4 4 2 5 5 4 3 2 4 512 4 2 4 4 4 4 4 4 3 413 5 3 3 3 4 3 3 2 3 314 1 5 2 5 4 5 5 5 3 115 3 3 3 3 5 4 4 1 3 316 3 4 4 4 4 4 4 2 4 417 1 5 3 4 3 3 2 4 4 218 4 2 3 2 4 4 2 2 4 419 4 2 4 2 4 4 1 2 4 320 4 3 4 2 3 4 3 2 4 321 4 1 4 3 3 3 4 1 3 322 3 2 4 3 4 1 4 2 3 323 4 2 4 4 3 2 4 3 4 424 3 4 2 4 1 5 5 4 3 225 3 4 3 5 2 3 5 3 3 326 3 2 3 2 3 2 3 2 4 427 5 1 4 2 5 3 3 4 5 528 4 4 3 4 5 4 2 1 3 329 2 3 4 4 4 2 4 2 4 330 4 2 4 3 5 4 4 2 4 231 4 2 3 4 4 4 4 2 4 432 4 2 3 3 4 2 4 2 4 433 4 2 3 3 4 2 4 2 2 334 4 2 3 3 4 2 4 2 4 435 4 3 3 3 4 2 4 2 4 336 3 3 2 3 4 3 3 3 3 237 4 2 3 3 4 3 4 4 3 338 3 4 3 3 4 3 5 3 3 339 4 2 5 3 5 3 4 2 4 440 3 2 3 2 3 3 2 1 3 4
72
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
41 4 2 4 3 5 2 2 2 4 442 3 4 3 3 4 2 4 3 4 443 3 4 4 2 5 2 2 2 4 444 3 4 4 2 5 2 2 2 4 445 2 4 4 4 4 4 4 3 3 246 3 4 4 4 5 5 5 4 3 347 3 3 4 4 2 4 4 2 5 348 2 3 4 1 5 5 2 1 2 449 3 2 5 3 4 4 3 1 5 550 3 3 4 2 4 5 5 1 2 2
73
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Total
1 3 5 5 4 5 5 4 5 4 722 3 4 4 3 3 4 2 3 3 573 3 3 3 4 4 3 3 4 3 634 2 2 3 2 4 4 2 4 2 525 2 4 4 4 4 3 3 3 3 596 4 3 4 3 5 2 5 3 4 677 1 1 5 3 5 5 1 5 1 598 1 5 5 5 4 5 5 5 5 759 1 2 3 3 3 3 2 3 2 4610 3 2 3 2 4 4 3 4 3 6311 5 5 4 5 4 5 5 3 3 7712 4 4 4 2 4 4 3 4 2 6813 3 4 3 4 3 3 2 3 3 6014 5 5 3 5 2 5 5 2 5 7315 2 4 3 4 3 5 3 3 3 6216 3 2 4 3 4 4 4 4 4 6917 3 5 5 5 3 1 4 1 3 6118 2 4 2 3 3 4 3 2 2 5619 2 2 3 2 4 4 3 3 3 5620 2 4 3 2 4 4 2 3 2 5821 2 3 2 4 4 4 2 3 2 5522 2 4 4 4 5 4 4 3 4 6323 3 4 4 4 4 5 4 2 4 6824 5 3 2 2 2 4 5 3 4 6325 4 5 3 4 3 5 5 3 5 7126 3 2 4 3 5 3 3 4 3 5827 4 4 4 4 4 5 3 2 3 7028 1 2 4 2 4 3 3 4 3 5929 4 5 4 5 4 3 5 2 5 6930 2 5 4 5 4 4 4 4 5 7131 2 5 4 4 4 4 4 4 4 7032 2 5 4 4 4 4 5 2 4 6633 3 5 2 4 2 3 4 2 4 5834 4 4 4 4 4 4 4 2 4 6635 3 5 4 4 4 4 4 2 4 6636 5 5 3 2 4 3 5 3 5 6437 3 4 3 4 3 3 4 3 4 6438 4 3 3 4 3 3 4 4 5 6739 3 4 3 3 3 4 3 4 3 6640 3 3 4 3 3 3 2 3 2 5241 3 4 4 3 4 5 3 4 3 6542 3 4 4 3 4 3 3 4 3 65
74
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Total
43 2 3 3 2 3 5 2 4 4 6044 2 3 3 2 3 5 2 4 4 6045 4 2 2 3 2 4 4 2 4 6146 4 5 2 5 3 2 5 3 5 7447 4 4 3 4 4 5 5 5 5 7348 3 4 2 4 2 5 2 3 2 56
49 3 2 5 2 5 4 4 4 3 67
50 4 3 1 5 2 5 5 5 5 66
75
C. Skala Dukungan Sosial
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
1 4 3 4 5 5 4 4 5 3 2 4 4 472 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 443 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 434 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 545 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 406 3 4 4 3 3 3 2 4 5 2 4 2 397 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 528 4 4 5 5 4 2 4 5 5 5 5 4 529 3 3 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4210 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5011 3 1 4 5 4 3 2 4 2 2 4 3 3712 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4813 3 4 4 5 3 3 3 4 3 4 5 3 4414 1 5 1 1 3 3 3 4 1 1 4 4 3115 4 4 5 5 3 3 4 3 5 4 3 3 4616 4 5 3 3 4 4 5 5 3 2 4 4 4617 2 1 1 2 3 3 2 1 1 1 4 1 2218 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 4519 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5020 4 2 5 5 2 3 2 3 4 5 3 3 4121 3 2 5 5 4 3 3 3 4 5 4 4 4522 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4823 4 3 3 5 3 3 3 5 4 5 4 3 4524 3 3 1 1 3 3 3 4 2 1 4 3 3125 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4226 4 5 5 4 3 3 4 5 5 3 4 4 4927 3 2 5 5 5 5 4 5 5 3 4 3 4928 3 2 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3429 4 2 4 4 3 3 1 1 4 4 2 2 3430 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4231 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4532 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4233 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4334 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4635 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4436 3 2 5 5 3 3 4 3 5 2 3 2 4037 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3538 4 3 3 3 2 1 3 5 3 2 2 3 3439 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5840 3 4 5 5 3 3 3 5 4 4 3 3 45
76
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
41 3 4 5 5 3 3 3 5 5 5 3 3 4742 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3743 3 3 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4444 3 3 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4445 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4046 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4247 2 3 4 5 3 2 2 5 4 4 3 3 4048 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 3 5349 3 4 5 5 3 3 4 4 5 5 4 4 4950 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
77
LAMPIRAN 3Hasil Validitas dan Relliabilitas Uji Coba
78
A. Reliabilitas Skala Kesejahteraan Subjektif Satisfaction Life WithScale
79
B. Reliabilitas Skala Kesejahteraan Subjektif Scale Positive and Negative
Experiance
1. Afek Negatif
80
2. Afek Positif
81
C. Reliabilitas Skala Dukungan Sosial
82
1. Aspek Dukungan Sosial Keluarga
83
2. Aspek Dukungan Sosial Teman
84
3. Aspek Dukungan Sosial Significant Others
85
LAMPIRAN 4Uji Asumsi
86
A. Uji Normalitas
B. Uji Linieritas
87
C. Uji Hipotesis
88
LAMPIRAN 5Analisis Tambahan
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
LAMPIRAN 6
Informed Consent
99
Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Perkenalkan saya Roozita Novia Azlyna, saya merupakan mahasiswa Universitas
Islam Indonesia, program studi Psikologi. Saya memohon kesediaan anda untuk
membantu saya untuk mengisi kuisioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau
salah, semua jawaban benar sesuai dengan keadaan anda saat ini. Kuisioner ini
disusun dalam rangka untuk memenuhi keperluan penelitian. Jawaban yang anda
berikan sangat berharga bagi saya , oleh karena itu jawaban saudara akan saya jamin
kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.
Demikian saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan,
kesungguhan anda dalam menjawab setiap pertanyaan kuisioner ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian
dan menjawab semua pertanyaan penelitian dengan sejujurnya sesuai dengan
keadaan saya saat ini.
100
LAMPIRAN 7
Surat Permohonan Izin Penelitian
101