bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1ilmu

18
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu Pengetahuan alam 2.1.1.1 Pengetian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk Inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. ( Trianto, 2007 : 155) Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD meliputi aspek-aspek makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, interaksinya dengan lingkungan, kesehatan, benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi benda cair, padat dan gas, energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Carin dan Sund dalam Puskur (2007:3), mendefinisikan IPA sebagai Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum ( universal ) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada pengertian IPA, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama, yaitu pertama sikap : rasa ingin tahu tentang, benda fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended, kedua, proses : prosedur masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, ketiga, produk :

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1Ilmu Pengetahuan alam

2.1.1.1 Pengetian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk Inkuiri dan berbuat,

sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar. ( Trianto, 2007 : 155)

Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD meliputi aspek-aspek

makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,

interaksinya dengan lingkungan, kesehatan, benda atau materi, sifat-sifat dan

kegunaanya meliputi benda cair, padat dan gas, energi dan perubahannya meliputi

gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, bumi dan

alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Carin dan Sund dalam Puskur (2007:3), mendefinisikan IPA sebagai

Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (

universal ) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.

Merujuk pada pengertian IPA, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat

IPA meliputi empat unsur utama, yaitu pertama sikap : rasa ingin tahu tentang,

benda fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang

menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar,

IPA bersifat open ended, kedua, proses : prosedur masalah melalui metode ilmiah,

metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau

percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, ketiga, produk :

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

berupa fakta, prinsip, teori, hukum, dan ke empat, aplikasi : penerapan metode

ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Ke empat unsur itu

merupakan ciri IPA yang masih utuh yang sebenernya tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. (Puskur, 2007:6)

Dalam Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) IPA di

SD/MI merupakan Standar minimum yang secara nasonal harus dicapai oleh

peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangankurikulum disetiap satuan

pendidikan. Pencapaian Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD )

didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,

bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. ( Depdiknas,

2009:13)

2.1.1.2. Manfaat Ilmu Pengetahuan Alam

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkankeberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya,

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hunbungan yang saling memprngaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat,

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan,

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam,

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala ketraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

7. Memperoleh bekal pengetahuan , konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS. (Depdiknas, 2009:14)

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah

suatu pembelajaran yang membahas alam secara sistematis dan mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran siswa untuk mengetahui, memelihara,

dan menghargai alam.

2.2 Metode Inkuiri

2.2.1 Pengertian Metode Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “Inquiry“, yang secara harafiah berarti

penyelidikan. Carin dan Sund dalam Mulyasa ( Menjadi Guru Profesional

2005:108) menyatakan Inkuiri adalah the proccess of investigatting a problem.

Wina Sanjaya (2006:194) model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan.

Indrawati dalam Trianto (2007:134) menyatakan bahwa suatu

pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui

model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosen informasi. Hal ini

dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana

seseorang berpikir dan bagaimana dampakanya terhadap cara-cara mengolah

informasi untuk memecahkan masalah.Salah satu yang termasuk model pemrosen

informasi adalah model pembelajaran Inkuiri.

Trianto (2007:135), menyatakan metode Inkuiri berarti suatu rangkaian

kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis, logis, analistis sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Menurut Crulck Shank, Jenkins dan Metcaf ( 2006:112 ) menjelaskan,

pembelajaran Inkuiri adalah pembelajaran yang menempatkan siswa untuk

mencari atau menggambarkan suatu hal dari diri mereka sendiri.

Pendapat lain tentang metode Inkuiri terdapat dalam pernyataan Gulo

dalam Trianto (2007:135) adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

Sedangkan Sanjaya ( 2006.194 ) menyatakan Inkuiri adalah rangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan.

Kunandar (2007:371), menjelaskan pembelajara Inkuiri adalah pendekatan

pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif

mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, guru mendorong siswa

untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

siswa menemukan prinsip-rinsip untuk diri mereka sendiri.

Dari beberapa pengertian metode Inkuiri dapat ditarik suatu kesimpulan

Metode Inkuiri adalah salah satu metode pembelajaran yang berperan penting

dalam membangun paradigma pembelajaran yang menekankan keaktifan belajar

siswa dan menumbuhkan kemampuan dalam menggunakan keterampilan proses

dengan menumbuhkan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan investigasi,

melakukan percobaan, mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan

hasil temuannya dalam belajar.

2.2.2 Macam-macam Metode Inkuiri

Menurut Amri dan Ahmadi (2010: 89) ada dua tingkatan inkuiri

berdasarkan variasi bentuk keterlibatan dan intensitas keterlibatan siswa yaitu :

2.2.2.1 Inkuiri tingkat pertama

Inkuri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah

dikemukakan guru atau sumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk

menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan intensif

guru.

Inkuiri tipe ini, tergolong kategori inkuiri terbimbing (guided inquiry).

2.2.2.2 Inkuiri Bebas

Inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan

merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan

gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan. Untuk itu siswa diberi

motivasi untuk melatih berfikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis

argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide beru, memanfaatkan ide-

ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini, peneliti memilih metode

inkuiri terbimbing, karena guru yang berperan dalam menentukan permasalahan

dan tahap-tahap pemecahannya, dan siswa menyelesaikan masalah secara

berdiskusi kelompok dan menarik kesimpulan secara mandiri.

2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri

Gulo dalam Trianto (2007:137) menyatakan bahwa Inkuiri tidak hanya

mengembangkan kemampuan intelektual tetapi sluruh potensi yang ada, termasuk

pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri,oleh karena itu pembelajaran

inkuiri dilakukan melalui beberapa siklus yaitu:

a. Observasi (observation), dalam siklus ini siswa melakukan observasi terhadap

objek atau bahan yang akan dijadikan sumber belajar.

b. Bertanya (questioning), setelah melakukan observasi, siswa mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil observasi.

c. Mengajukan hipotesis (hipotesis), kegiatan pembuatan prekdisi atau jawaban-

jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.

d. Pengumpulan data (data gathering), yaitu kegiatan mengumpulkan data atau

informasi yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam masalah yang

telah dirumuskan melalui berbagai sumber yang ada.

e.Pembahasan, yaitu kegiatan menganalisis dan membahas data atau bahan yang

telah berhasil dikumpulkan oleh siswa.

f. Penyimpulan, (conelusion), yaitu kegiatan menyimpulkan atas apa yang sudah

dibahas dan ditemukan terhadap suatu masalah. (Trianto, 2007:140)

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi

dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak

dalam Trianto (2007:142)

Adapun tahapan pembelajaran inkuiri dapat di lihat pada tabel 2.1.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

Tabel 2.1

Tahapan Pembelajaran Inkuiri

No Fase Perilaku Guru

1 Menyajikan pertanyaan

atau masalah.

Guru membimbing siswa mengidentifikasi

masalah dan masalah ditulis di papan tulis, Guru

membagi siswa dalam kelompok.

2 Membuat Hipotesis

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya dalam membentuk

hipotesis.

3 Merancang Percobaan.

Guru membimbing siswa dalam menentukan

hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi

prioritas penyelidikan.

4 Melakukan percobaan

untuk memperoleh

informasi.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan

hipotesis yang akan dilakukan,

Guru membimbing siswa mengusutkan langkah-

langkah percobaan,

Guru membimbing siswa untuk mendapatkan

informasi melalui percobaan.

5 Menyimpulkan dan

menganalis data

Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok

untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang

terkumpul.

6 Membuat kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan.

(Trianto, 2007:142)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

Langkah-langkah pembelajaran metode inkuiri dapat dilihat pada gambar 2.1.

PROSES INKUIRI

SISWA

( Gulo, 2002 )

Gambar 2.1 Bagan proses pembelajaran metode inkuiri

Dengan memahami langkah-langkah pembelajaran dalam Inkuiri maka

keterlibatan siswa sebaiknya dilakukan secara maksimal, logis dan sistematis

dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang berfokus pada hipotesis dan

penggunaan faktor sebagai evidensi (informasi dan fakta).

2.2.4 Manfaat Metode Inkuiri

Pembelajaran dengan penemuan (inkuiri) merupakan salah satu pilar

penting dalam pendekatan konstruktivitas yang telah memiliki sejarah panjang

dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan

penemuan/Inkuiri, siswa didorong untuk terlibat aktif dengan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan

MERUMUSKAN

MASALAH

MERUMUSKAN

HIPOTESA

MENARIK

KESIMPULAN

SEMENTARA

MENGUMPULKAN

BUKTI

MENGUJI

HIPOTESIS

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip

untuk diri mereka sendiri.

Nurhadi (2004) menyatakan dengan ”pembelajaran Inkuiri dapat memacu

keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan

pekerjaannya sehingga menemukan jawaban, selain itu siswa juga belajar

memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki ketrampilan berfikir kritis

karena harus selalu menganalisis dan menangani informasi”.

Selanjutnya Nurhadi (2004) menyatakan pembelajaran dengan metode

Inkuiri dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata dan aktif kepada siswa

2) Memungkinkan siswa dalam berbagai tahap perkembangannya bekerja dengan

masalah-masalah yang sama dan bahkan bekerja sama mencari solusi

terhadap masalah-masalah

3)Memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplinilmu ketika siswa

melakukan eksplorasi, mereka akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

akan melibatkan sains dan matemaika, ilmu sosial, bahasa, senidan tehnik

4) Memungkinkan guru mempelajari siswa-siswinya, siapa mereka, apa yang

mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang

siswa akan memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih efektif

dalam proses pencairan ilmu.

Hasil penelitian Schlenker dalam Gulo (2002) menunjukkan bahwa Inkuiri

dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan siswa

menjadi trampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.

Gulo (2002) menyatakan strategi belajar mengajar Inkuri di samping

mengantarkan siswa dapat tujuan instruksional tingkat tinggi, dapat juga

menerima tujuan ringan (natrunant effect) atau manfaat sebagai berikut:(1)

Keterampilan memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan

mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel), (2) Pengembangan daya

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

kreatif, (3) Belajar secara mandiri, (4) Memahami hal-hal yang mendua, (5) Sikap

terhadap ilmu pengetahuan yang di terima secara kreatif.

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri

Menurut Wina sanjaya (2007:206) adapun penggunaan inkuiri memiliki

kelebihan sebagai berikut :

a. Model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,

efektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran dengan

menggunakan inkuiri dianggap lebih bermakna.

b. Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar mereka.

c. Model pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perekembangan psikolog modern yang menganggap belajar adalah proses

perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d. Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-

rata .

Menurut Wina sanjaya (2007:206) selain mempunyai kelebihan

inkuiriyang memiliki kelemahan atau kekurangan yaitu :

a. Jika model pembelajaran inkuiri digunakan, maka akan sulit mengontrol kegiatan

dan keberhasilan peserta didik.

b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan

kebiasaan peserta didik dalam belajar.

c. Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu panjang.

d. Selama kriteria keberhasilan ditentukan belajar ditentukan oleh kemampuan

peserta didik menguasai materi pelajaran, maka inkuiri sulit diimplementasikan

oleh setiap pendidik.

Jadi model pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk menolong peserta

didik dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang

dibutuhkan serta mengajak peserta didik untuk aktif dalam memecahkan satu

masalah. Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran ekonomi besar

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

manfaatnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, karena dengan

penggunaan model pembelajaran inkuiridalam proses pembelajaran dapat

mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnyasendiri,

bersifat objektif, jujur, dan terbuka, serta memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk belajar sendiri dan dapat mengembangkan bakat dan kecakapan

individunya. Dengan pelaksanaan metode inkuiri diharapkan bagi peserta didik

termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar yang

maksimal.

2.3Metode Direct Instruction/DI ( Pengajaran Langsung )

2.3.1 Pengertian Metode Direct Instruction

Pengajaran Langsung merupakan suatu model pengajaran yang

sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan model pengajaran

langsung, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang

akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah. Karena dalam

pembelajaran peran guru sangat dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi

seorang model yang menarik bagi siswa. (Depdiknas, 2005:5)

Menurut banduran (Depdiknas, 2005:5), belajar yang dialami manusia

sebagian besar diperoleh dari suatu pemodelan yaitu, meniru perilaku dan

pengalaman (keberhasilan dan kegagalan) orang lain.

2.3.2. Pelaksanaan PembelajaranDirect Instruction

Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting.

Guru mengawali pelajaran dengan pekerjaan tentang tujuan dan latar belakang

pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.

Fase persiapan dan motivasi ini kemudian diikuti oleh presentasi materi

ajar yang diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu.Pelajaran itu

termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan

dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa.Pada fase pelatihan dan

pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu mencoba memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

dipelajari ke dalam situasi kehidupan nyata. Rangkuman kelima fase tersebut

dapat dilihat pada tabel 2.2

TABEL 2.2

SINTAKS MODEL PENGAJARAN DIRECT INSTRUCTION

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa.

Fase 2

Mendemonstrasikan pengetahuan

atau keterampilan.

Fase 3

Membimbing pelatihan.

Fase 4

Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik.

Fase 5

Memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan dan penerapan.

Guru menyampaikan tujuan, informasi latar

belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,

mempersiapkan siswa untuk belajar.

Guru mendemonstrasikan keterampilan yang

benar, atau menyajikan informasi tahap demi

tahap.

Guru merencanakan dan memberi bimbingan

pelatihan awal.

Guru Mengecek apakah siswa telah berhasil

melakukan tugas dengan baik, memberi

umpan ballik.

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan

pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus

pada penerapan kepada situasinlebih

kompleks dan kehidupan sehari-hari.

( Depdiknas, 2005, 7)

2.3.3. Manfaat Metode Direct Instruction

Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk

mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan

deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi

selangkah. (Depdiknas, 2005, 6)

Selain model pengajaran langsung efektif untuk digunakan agar siswa

menguasai suatu pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif sederhana,

model ini juga efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar

siswa.Beberapa keterampilan belajar siswa yang harus dikembangkan oleh guru,

seperti menggarisbawahi, membuat catatan, dan membuat rangkuman.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

2.4 Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009:5-6) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut :

1. Informasi Verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2. Keterampilan Intelektual, kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3. Srategi Kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya.

4. kerteampilan Motorik, yaitu kem kemampuan menlakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.

5. sikapadalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian

terhadapa objek tersebut.

Menurut Bloom (Suprijono, 2002 :6) hasil belajar mencakup kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Domain Kognitif mencakup :

a. Knowledge (pengetahuan,ingatan)

b.Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh)

c.Application( menerapkan)

d. Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

e. Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru)

f. Evaluating( menilai)

2. Domain Afektif mencakup:

a. Receiving (sikap menerima)

b. Responding (memberikan respons)

c. Valuing (nilai)

d. Organization (organisasi)

e. Characterization (karakterisasi)

3. Domain Psikomotor mencakup :

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

a. Initiatory

b. Pre-routine

c. Rountinized

d. Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajeral, dan intelekual

Selain itu menurut Lindgren ( Suprijono,2009:7), hasil pembelajaran

meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

saja.Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan

sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi

secara komprehensif.

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:54) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

1. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individu

(intern), yang meliputi : (1). Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi,

pendengaran, dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan

mempengaruhi hasil prestasi belajar, (2). Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi,

minat dan motivasi serta perhatian ingatan berfikir, (3). Faktor kelelahan,

meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan

adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani

dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan

dorongan untuk mengahasilkan sesuatu akan hilang.

2. Faktor yang ada pada luar individu yang disebut dengan faktor ekstern, yang

meliputi: (1). Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama

dan utama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat

menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. (2). Faktor Sekolah, meliputi:

metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa

dan berdisiplin di sekolah. (3). Faktor Masyarakat, meliputi: bentuk kehidupan

masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika lingkungan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong

untuk lebih giat belajar.

Sudjana (Mahardika, 2011) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa adalah:

a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara

lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat, motivasi, dan faktor-faktor

lain.

b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar individu diantaranya

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas dapat

dikaji bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah

metode guru dalam mengajar (metode pembelajaran) seperti yang dikemukakan

oleh Slameto (2010). Sehingga perlu diperhatikan oleh pengajar atau guru bahwa

penerapan metode dalam pembelajaran sangat menentukan hasil belajar siswa.

2.4.3 Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar

2.4.3.1 Tujuan hasil belajar :

Tujuan Umum :

1. Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;

2. Memperbaiki proses pembelajaran;

3. Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;

2. Mendiagnosis kesulitan belajar;

3. Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;

4. Penentuan kenaikan kelas;

5.Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan

merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

2.4.3.2 Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.

a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.

b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

2.5 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Suatu penelitian yang akan dibuat, perlu memperhatikan penelitian lain

yang digunakan sebagai bahan kajian yang relevan. Adapun penelitian yang

berkaitan dengan variabel penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Diah Wulandari (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya

Pada Siswa Kelas V SD Negeri Mranggen Tengah Kecamatan Bansari

Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”,

menyimpulkan bahwa penggunaan metode Inkuiri berpengaruh terhadap hasil

belajar IPA hal ini di buktikan dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

sebesar 88,75 dan kelas kontrol sebesar 58, 93, Hail ini membuktikan bahwa

penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri

Mranggen Tengah Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggungpada materi

cahaya dan sifat-sifatnya mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa.

Tutik Handayani (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan

Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SD Negeri Siwal 01

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Pada Semester II Tahun Pelajaran

2010/2011”, menyimpulakan bahwa Prestasi siswa kelas eksperimen pada

keadaan awal diperoleh nilai rata-rata 7 1,40, setelah di treatmen

menggunakan metode inkuiri dan diberi tes, rata-rata kelas meningkat menjadi

76,20, Hail ini membuktikan bahwa pemanfaatan inkuiri dalam pembelajaran IPA

Kelas V SD Negeri Siwal 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang pada

materi cahaya dan sifat-sifatnya mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa.

2.6 Kerangka Pikir

Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang diharapkan dalam

pembelajaran.Keberhasilan yang diperoleh tidak lepas dari peran guru sebagai

fasilitator.Namun, pada kenyataanya tidak semua siswa dapat mencapai hasil

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

belajar yang maksimal dan tergolong rendah di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).Siswa yang kurang optimal dalam belajar dapat menyebabkan

hasil belajarnya rendah.Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar atau

hasil belajarnya kurang/rendah perlu diadakanya upaya-upaya tertentu agar siswa

tersebut dapat meningkatkan hasil belajarnya.Agar dapat mencapai keberhasilan

tersebut seorang guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat untuk

diterapkan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang inovatif yang

dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA adalah dengan menggunakan metode

inkuiri yang didefinisikan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan

masalah yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap

ilmiah sehingga pembelajaran IPA akan terasa lebih bermakna.

Diharapkan dengan memanfaatkan metode inkuiri dalam pembelajaran

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.Dengan metode ini siswa dilatih untuk

selalu berpikir kritis karena membiasakan siswa memecahkan masalah sendiri

sampai siswa dapat menemukanjawaban dari masalah itu. Melalui pemanfaatan

metode inkuiri ini siswa akanlebih mudah memahami dan menguasai materi pada

mata pelajaran IPA, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran,

motivasi belajar siswa meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak

membosankan. Dengan diterapkanya metode inkuiri ini, suasana kelas yang tidak

membosankan, siswa dapat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

sehingga diharapkan dapat mempengaruhi hadil balajarnya dan sebagian besar

siswa nilainya dapat mencapai KKM.

Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan hasil belajar antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dimana kelompok kontrol

pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran direct instruction dan kelas

eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan inkuiri. Untuk pretest

diambil dari alat evaluasi pada kelas uji coba dan hasil pretest kedua kelas (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) untuk mengetahui perbedaan varian kedua kelas

apabila kedua kelas homogen atau tidak ada perbedaan varian yang signifikan

kemudian dilakukan pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri pada siswa

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

kelas eksperimen dan pembelajaran secara direct instruction pada siswa kelas

kontrol, hasil belajar dari kedua kelompok dilakukan uji beda rata-rata apakah

penggunaan metode inkuiri berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menggambarkan kerangka

berpikir dengan

skema pada gambar 2.2 :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

2.7.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang diuraikan, dapat

diajukan hipotesis tindakan, bahwa Metode Inkuiri berpengaruh terhadap hasil

siswa

Kelompok

kontrol Kelompok

eksperimen pretest

Treatmen :

Kelas Kontrol

menggunakan

pembelajaran

Direct Instruction

Hasil pretest kelopmpok

eksperimen dan kontrol

homogen sehingga

dapat diberi treatmen

Treatmen:

Kelas Eksperimen

menggunakan

metode Inkuiri

postest

Membandingkan nilai rata-rata hasil belajar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan

Melihat adakah pengaruh metode inkuiri terhadap

hasil belajar IPA.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Ilmu

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Ledok 02 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga.

Hipotesis Statistika

H0 : X1 = X2

Yaitu ”Rata-rata hasil belajar siswa kelas ekperimen (SDN Ledok 02) sama

dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol (SDN Ledok 01) artinya tidak

ada pengaruh penggunaan Metode Inkuiri terhadap hasil belajar”.

H1 : X1 > X2

Yaitu ”Rata-rata hasil belajar siswa kelas ekperimen (SDN Ledok 02) sama

dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol (SDN Ledok 01) artinya ada

pengaruh penggunaan Metode Inkuiri terhadap hasil belajar”.