bab ii kajian pustaka 2.1. kajian teori · 2014. 7. 7. · 2.1. kajian teori . kajian teori adalah...

19
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan dengan maksud memahami lebih dalam pada bentuk dan isi teks kutipan tersebut. Menyusun kajian teori merupakan suatu kegiatan membaca, menelaah, menganalisis suatu teks kutipan dari bacaan/artikel untuk memperoleh ide-ide, penjelasan, data-data pendukung yang mendukung pokok pikiran utama, serta memberikan komentar terhadap isi teks bacaan kutipan tersebut secara keseluruhan dari sudut pandang kepentingan pengkaji, (Slameto, 2012:120). 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA dapat menjadi mata pelajaran yang menarik di sekolah dasar jika siswa terlibat secara aktif, learning by doing (belajar dengan melakukan) bukannya dengan mendengarkan atau menghafal. Siswa dapat belajar dengan baik jika mengalami sendiri apa yang dipelajari (aktivitas dan pikiran). Beberapa cara belajar dalam IPA seperti mengamati, mengukur, mengkoleksi dan mengelompokkan merupakan aktivitas belajar yang dapat menguatkan minat dan keingintahuan siswa. Beberapa definisi mengenai IPA diantaranya: 1. IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten, Fowler (dalam Usman Samatowa, 2010:3).

Upload: others

Post on 06-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan

dengan maksud memahami lebih dalam pada bentuk dan isi teks kutipan

tersebut. Menyusun kajian teori merupakan suatu kegiatan membaca,

menelaah, menganalisis suatu teks kutipan dari bacaan/artikel untuk

memperoleh ide-ide, penjelasan, data-data pendukung yang mendukung

pokok pikiran utama, serta memberikan komentar terhadap isi teks bacaan

kutipan tersebut secara keseluruhan dari sudut pandang kepentingan pengkaji,

(Slameto, 2012:120).

2.1.1 Pembelajaran IPA

IPA dapat menjadi mata pelajaran yang menarik di sekolah dasar jika

siswa terlibat secara aktif, learning by doing (belajar dengan melakukan)

bukannya dengan mendengarkan atau menghafal. Siswa dapat belajar dengan

baik jika mengalami sendiri apa yang dipelajari (aktivitas dan pikiran).

Beberapa cara belajar dalam IPA seperti mengamati, mengukur, mengkoleksi

dan mengelompokkan merupakan aktivitas belajar yang dapat menguatkan

minat dan keingintahuan siswa.

Beberapa definisi mengenai IPA diantaranya:

1. IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan

yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa

kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya

pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu

dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya

merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya

pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa

orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang

sama atau konsisten, Fowler (dalam Usman Samatowa, 2010:3).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

6

2. IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, Nash (dalam

Usman Samatowa, 2010:3).

3. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan (Permendiknas No 22 Tahun

2006).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan Ilmu

yang berhubungan dengan gejala alam yang kebendaannya tersusun secara

teratur dan merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan sebuah suatu proses penemuan.

Menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006, pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan

pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)

yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat

suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah

secara bijaksana.

Beberapa konsep IPA datang dari pengalaman atau pengamatan

langsung, hal ini disebut konsep konkrit, contohnya siswa dapat secara

langsung mengamati siklus hidup kupu-kupu. Tidak diperlukan urutan logika

khusus untuk memahami perubahan yang terjadi dari telur sampai menjadi

kupu-kupu dewasa. Siswa dapat juga mengamati bahwa kumbang juga

mengalami siklus hidup serupa. Beberapa konsep IPA yang lain berasal dari

pengamatan langsung disertai pemikiran yang abstrak, contohnya peristiwa

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

7

terapung dan tenggelam. Siswa dapat mengamati bahwa beberapa benda

terapung dan lainnya tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air. Mengamati

benda yang terapung atau tenggelam merupakan pengalaman konkret. Kayu

terapung, besi tenggelam, tetapi kapal yang terbuat dari besi terapung, untuk

menjelaskan hal ini siswa perlu berpikir abstrak untuk menghubungkan

konsep terapung dan tenggelam dengan konsep massa jenis.

Siswa dapat membangun pengetahuannya dari pengalaman yang dia

alami sendiri baik melalui tindakan melakukan (hands on) maupun berpikir

(minds on). Gagasan bahwa orang membangun pengetahuannya dari

pengalaman dan pemikirannyanya sendiri disebut konstruktivisme. Kaum

konstruktivis percaya bahwa pemahaman nyata yang baik hanya terjadi saat

siswa berpartisipasi secara penuh dalam mengembangkan pengetahuannya

sendiri. Proses pembelajaran merupakan transformasi pengetahuan lama

menuju pengetahuan baru, sebuah proses yang memerlukan tindakan dan

refleksi dari si pembelajar. Kebalikan dari gagasan ini adalah bahwa siswa

belajar dengan menyerap apa yang dikatakan.

Dikutip oleh Tiso Hadisubroto (dalam Usman Samatowa, 2010)

dalam bukunya Pembelajaran IPA Sekolah Dasar (1996:28), Piaget

mengatakan bahwa pengalaman langsung yag memegang peranan penting

sebagai pedorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pegalaman langsung

anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai umur 12

tahun. Efisiensi pengalaman langsung pada anak tergantung pada kosistensi

antara hubungan metode dan objek yang dengan tingkat perkembangan

kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya

bila ia telah memiliki struktur kogitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya

yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkhis dan integratif.

2.1.1.1 Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Permendiknas no 22 tahun 2006 mengenai Standar Isi memuat tujuan

Pelajaran IPA di SD/MI. Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

8

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Tujuan yang tertuang dalam permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi dirumuskan untuk mencapai kompetensi lulusan yang memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Dapat melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan

hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.

2. Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan

dan tumbuhan bagi manusia, upaya pelesatariannya dan interaksi antara

mahkluk hidup dengan lingkungannya.

3. Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan dan tumbuhan

serta fungsinya dan perubahan pada mahkluk hidup.

4. Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya,

perubahan wujud benda dan kegunaannya.

5. Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan kemanfaatannya.

6. Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan

perubahan permukaan bumi dan hubungan peristiwa alam dengan

kegiatan manusia.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

9

2.1.1.2 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

2.1.1.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi adalah sebagai pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kompetensi dasar adalah sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, pernyataan

minimal atau memadai tentang pengetahuan.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan

landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan

pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar

Penilaian.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk IPA kelas V adalah

sebagai berikut.

Tabel 1. SK dan KD IPA

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya

melalui kegiatan membuat suatu

karya/model.

6.1.Mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya.

6.2.Membuat suatu karya/model,

misalnya periskop atau lensa

dari bahan sederahana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

10

2.1.2 Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009:5) mengemukakan bahwa, hasil belajar

adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan mapun tertulis. Kemampuan merespons secra

spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan

aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil belajar disebut juga

prestasi belajar. Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi

dan belajar. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan

dan sebagainya). Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh

siswa yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak

hanya mata pelajaran saja tapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

11

kesenangan, minat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan dan cita-

cita.

Menurut Winkel, 1995: 51 (dalam Purwanto, 2008: 45) hasil belajar

adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan

pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat peneliti tegaskan bahwa

hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang diperoleh

seseorang setelah ia menerima pengalaman belajar.

2.1.2.1 Jenis-jenis Hasil Belajar

Kingsley (dalam Nana Sudjana, 1989:22) membagi tiga macam hasil

belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi

dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne

membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b)

keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan

motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi

tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat

rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)

gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

12

(d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f)

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru

di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai

isi bahan pengajaran.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

adalah faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor-faktor Intern

a. Faktor Jasmaniah

Ada dua faktor yang tergolong dalam faktor jasmaniah yaitu faktor

kesehatan dan cacat tubuh. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap

badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah

keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap

belajar. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat tubuh

bisa berupa buta, lumpuh dan sebagainya.

b. Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yaitu;

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

Pertama faktor intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan berpengaruh, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara berpengaruh, mengetahui relasi dan

mempelajari dengan cepat. Kedua faktor perhatian menurut Gazali

(Slameto,2010:56) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun

semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan

objek. Ketiga faktor minat Hilgard (Slameto,2010:57) rumusan tentang

minat adalah “Interest is persisting tendency to pay attention to and

enjoy some activety or content” minat adalah kecenderungan yang tetap

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

13

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Keempat

faktor bakat Hilgard (Slameto,2010:57) bakat adalah “the capacity to

learn” bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kelima faktor motif

adalah erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.

Keenam faktor kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Dan ketujuh faktor kesiapan menurut

Jamies Drever (Slameto,2010:59) Preparedness to respond or react.

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi.

c. Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani adalah terlihat dengan

lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan

adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu hilang.

2. Faktor-faktor Ekstern

a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga: cara orang

tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan

keadaan ekonomi keluarga. Pertama cara orang tua mendidik anaknya

besar pengaruh bagi anaknya hal ini jelas dipertegaskan oleh Sutjipto

Wirowidjojo (Slameto, 2010: 61) bahwa keluarga adalah lembaga

pendidik pertama dan utama. Kedua relasi antaranggota keluarga adalah

relasi orang tua dengan anaknya. Ketiga suasana rumah sebagai situasi

atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana

anak berada dan belajar. Keempat keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan belajar anak. Kelima pengertian orang tua anak

belajar perlu dorongan dan perhatian orang tua. Keenam latar belakang

kebudayaan tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

14

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran

di atas ukuran, gedung sekolah, metode belajar dan tugas rumah.

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Relasi guru dengan siswa proses belajar

mengajar yang terjadi antara guru dengan siswa mempengaruhi belajar

siswa. Relasi siswa dengan siswa guru kurang mendekati siswa dan

kurang bijaksana, siswa mendapatkan sifat-sifat dan tingkah laku dari

teman lain yang kurang menyenangkan. Disiplin sekolah erat

hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam

belajar. Alat pelajaran berhubungan dengan cara belajar siswa karena

alat pelajaran yang dipakai guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh

siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Waktu sekolah

merupakan mempengaruhi belajar siswa jika terlalu lama juga bisa

menyebabkan anak kurang berpengaruh menerima pembelajaran.

Standar pelajaran di atas ukuran; guru dalam menuntut penguasaan

materi harus sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa, yang

penting tujuan yang dirumuskan dapat tercapai. Gedung sekolah, jika

gedung yang kurang memadai bagaimana mungkin mereka bisa belajar

dengan baik. Metode belajar; dalam hal ini banyak siswa melaksanakan

cara belajar yang salah sehingga perlu pembinaan dari guru. Tugas

rumah waktu belajar adalah di sekolah guru jangan terlalu banyak

memberi tugas rumah pada siswa.

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern juga mempengaruhi terhadap

hasil belajar siswa. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat

menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jangan

terlalu banyak karena dapat mempengaruhi belajar siswa. Media sepeti

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

15

TV dan radio dapat mempengaruhi belajar anak, orang tua lebih

membingan anak untuk belajar. Teman bergaul lebih cepat masuk

dalam jiwa, jika teman bergaul yang baik maka belajar siswa akan baik,

sebaliknya jika teman bergaul yang kurang baik akan mengakibatkan

belajar siswa yang jahat. Kehidupan masyarakat jika dalam masyarakat

yang tidak berpendidikan, pencuri, penjudi dan lain sebagainya dapat

berpengaruh jelek pada anak. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa

faktor internal dan faktor eksternal sangat mempengaruhi hasil belajar.

2.1.3 Model Guided Discovery

Diskoveri Terpimpin (Guided discovery) merupakan suatu model

pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan

antar konsep (eggen & Kauchak, 2007, Mayer, 2004). Ketika menggunakan

strategi ini, guru menyajikan contoh-contoh pada siswa, memandu mereka

saat mereka berusaha menemukan pola-pola dalam contoh-contoh tersebut,

dan memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu

mendeskripsikan gagasan yang diajarkan oleh guru (Clark & Mayer, 2003 ;

Moreno, 2004). Ketika menggunakan strategi ini, guru menyajikan contoh-

contoh pada siswa, memandu mereka saat mereka berusaha menemukan pola-

pola dalam contoh-contoh tersebut, dan memberikan semacam penutup ketika

siswa telah mampu mendeskripsikan gagasan yang diajarkan oleh guru (Clark

& Mayer, 2003 ; Moreno, 2004). Guided discovery cenderung menghasilkan

ingatan dan transfer jangka panjang yang lebih baik daripada pengajaran

ekspositori (Mayer, 2008, hlm. 310). Adapun langkah-langkah pembelajaran

Guided Discovery adalah sebagai berikut : (1) Guru memulai dengan media

fokus untuk pengenalan dan mereview hasil kerja sebelumnya. (2) Guru

memberikan contoh-contoh dan meminta pengamatan dan perbandingan. (3)

Guru memandu siswa sebagaimana mereka mencari pola di dalam contoh. (4)

Mendeskripsikan konsep hubungan-hubungan yang ada di dalamnya.

Sund (dalam Hamdani, 2010: 185) mengatakan bahwa menggunakan

discovery dalam batas-batas tertentu adalah baik untuk kelas-kelas rendah,

sedangkan inquiry adalah baik untuk kelas-kelas yang lebih tinggi. DR. J.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

16

Richard Suchman mencoba mengalihkan kegiatan belajar mengajar dari

situasi yang didominasi. Guru melibatkan siswa dalam proses mental melalui

tukar pendapat yang berwujud diskusi, seminar, dan sebagainya. Salah satu

bentuknya disebut guided discovery lesson (pelajaran dengan penemuan

terpimpin), yang ciri-cirinya sebagai berikut.

a. Adanya problema yang akan dipecahkan, yang dinyatakan dengan

pernyataan dan pertanyaan.

b. Jelas tingkat atau kelasnya (dinyatakan dengan jelas tingkat siswa yang

akan diberi pelajaran, misalnya SMP kelas III).

c. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut

perlu ditulis dengan jelas.

d. Alat atau bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam

melaksanakan kegiatan.

e. Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melaksanakan kegiatan.

f. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan atau percobaan

untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.

g. Proses berpikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya mental

operasional siswa yang diharapkan dalam kegiatan.

h. Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang

mengarah pada kegiatan yang dilakukan siswa.

i. Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit dan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil, terutama penyelidikan yang

mengalami kegagalan atau tidak berjalan sebagaimana seharusnya.

Model pembelajaran Guided Discovery menurut Mushlihin Al-Hafizh

(http://www.referensimakalah.com/2012/10/model-pembelajaran-guidedd-

discovery.html) adalah model pengajaran dimana guru memberikan

kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena dengan

menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara dalam. Dalam

pembelajaran ini guru hanya memberikan pengarahan atau petunjuk

Gagasan awal model pembelajaran Guided Discovery diambil dari

Rousseau, Dewey, Piaget, dan Bruner. Menurut Bruner (dalam Mushlihin Al-

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

17

Hafizh, 2012), model pembelajaran guided discovery adalah pendekatan

kognitif dalam pembelajaran dimana guru menciptakan situasi sehingga siswa

dapat belajar sendiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep

dan prinsip-prinsip. Siswa didorong untuk mempunyai pengalaman dan

melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-

prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Jadi dalam guided discovery yang

sangat penting adalah siswa sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan

prinsip-prinsip atau jawaban lewat suatu percobaan.

Dalam model pembelajaran guided discovery ini siswa berperan aktif

dalam proses belajar dengan: 1) Menjawab berbagai pertanyaan atau

persoalan. 2) Memecahkan persoalan untuk menemukan konsep dasar. Para

guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya, menjadi mengajak

siswa bertanya, melihat dan mencari sendiri. Guru hanya memberikan

pengarahan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan guided discovery

adalah model pembelajaran yang mengajarkan konsep dimana guru

memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sendiri. Langkah-langkah

model guided discovery adalah sebagai berikut :

(1) Guru menyajikan permasalahan dengan mengidentifikasi kebutuhan

siswa. (2) pemilihan pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian,

konsep, dengan generalisasi yang akan dipelajari. (3) Guru meminta siswa

untuk mengamati kemudian mendeskripsikan hasil yang diamati. (4) Guru

membimbing siswa untuk mengidentifikasi permasalahan. (5) Guru

membimbing siswa untuk mengambil data secara kelompok, berinteraksi

dengan contoh yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan,

mengubah variabel tertentu dalam pengambilan data dan mengamati

pengaruhnya terhadap permasalahan yang disajikan di awal. (6) Guru

meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan yang disajikan terkait

dengan data yang diperoleh, kemudian membuat kesimpulan. (7) Guru

membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

18

2.1.3.1 Kelebihan model guided discovery

Menurut Bruner (dalam Mushlihin Al-Hafizh, 2012) beberapa kelebihan dari

pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut:

a. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan

penguasaan ketrampilan dan proses kognitif.

b. Dengan pembelajaran guided discovery, pengetahuan diperoleh dari

strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan mungkin merupakan suatu

pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian

retensi dan transfer.

c. Pembelajaran guided discovery menyebabkan siswa mengarahkan sendiri

cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri

untuk belajar.

d. Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat

mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan menggunakan

pikiran itu sendiri. Dengan model guided discovery pikiran siswa

digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.

e. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan sesuatu,

siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. guided discovery

ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa

dalam penemuan hal-hal yang lain dikemudian hari.

f. Pembelajaran guided discovery, akan membuat ingatan lebih lama.

Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat akan yang dipelajari dan

sesuatu yang ditemukan sendiri besarnya tahan lama, tidak mudah

dilepaskan.

2.1.3.2 Kelemahan model guided discovery

1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.

Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya

mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal abstrak, atau

menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subjek,

atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

19

tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan

dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.

2. Model pembelajaran guided discovery kurang berhasil untuk mengajar

kelas besar.

3. Model pembelajaran guided discovery memerlukan waktu yang lebih

banyak.

4. Mengajar dengan guided discovery mungkin akan dipandang sebagai

terlalu mementingkan perolehan pengertian dan kurang memperhatikan

diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan keterampilan

diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan

emosional sosial secara keseluruhan.

2.2. Kajian Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Yulis Purwanti (2010), Penerapan

guided discovery learning dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan

penguasaan konsep bagian-bagian tumbuhan pada siswa kelas II SDN Pringo

kecamatan Bululawang kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan

terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan Guided Discovery

Learning. Sebelum tindakan nilai rata-rata 65 dengan ketuntasan 60%.

Setelah penerapan Guided Discovery Learning nilai rata-rata siswa pada

siklus I naik menjadi 79 dengan ketuntasan belajar 80%. Pada siklus II nilai

rata-rata siswa meningkat menjadi 87,5 dengan ketuntasan belajar 100%.

Penerapan Guided Discovery Learning juga meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran. Rata-rata skor keaktifan siswa pada siklus I 3,5

atau 75% dan dikatakan baik, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi

3,75 atau 93,75% dikatakan sangat baik.

Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

penerapan Guided Discovery Learning dapat meningkatkan penguasaan

konsep bagian-bagian tumbuhan pada siswa kelas II SDN Pringo Kecamatan

Bululawang Kabupaten Malang. Oleh sebab itu sebaiknya guru hendaknya

menggunakan model Guided Discovery Learning karena selain dapat

neningkatkan hasil belajar siswa, dengan model tersebut aspek keterampilan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

20

dan sikap ilmiah siswa dapat berkembang optimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Chotidjah Hidayati (2010),

Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas V SDN Ngawongso 01 Kecamatan Tajinan

Kabupaten Malang tahun pelajaran 2009/2010. Hasil penerapan model

penemuan terbimbing pada siklus I nilai rata-rata 83,82, siklus II nilai rata-

rata 92,64. Aktivitas belajar siswa pada siklus pertama 43,75, siklus ke dua

nilai rata-rata 81,25. Hasil belajar siswa pada tes awal nilai rata-rata 55,68,

siklus I nilai rata-rata 67,81, siklus II nilai rata-rata 71,56.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti ada beberapa

saran yang seharusnya dilakukan antara lain: 1. Pembelajaran dengan

menggunakan model penemuan terbimbing mampu meningkatkan

pembelajaran tentang gaya, gerak dan energi dengan hasil yang optimal untuk

itu guru memerlukan persiapan yang matang dalam menerapkan model

penemuan terbimbing. 2. Apabila seorang guru menerapkan model penemuan

terbimbing perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: sebelum

menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing perlu mempersiapkan

alat yang akan dipergunakan dalam pembelajaran, langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam pembelajaran model penemuan terbimbing perlu dipelajari

dan dipahami oleh guru sebelum diterapkan dalam pembelajaran, sering

melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, sehingga siswa dapat

menemukan pengetahuan baru dan mampu memecahkan masalah-masalah

yang dihadapinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Gatot Sukotjo (2011), Upaya

meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar IPA dengan pendekatan

pembelajaran discovery pada siswa kelas VI SDN Gunungrejo 1 Singosari

Malang. Hasil belajar atau prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di

kelas VI SDN Gunungrejo 1 Kabupaten Malang melalui penerapan metode

pembelajaran penemuan terbimbing (discovery) mengalami peningkatan yang

ditunjukan dengan kenaikan persentase ketuntasan prestasi belajar siswa

dalam setiap tahap, yaitu tahap pra tindakan sebesar 10,42%, siklus 1

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

21

pertemuan 1 sebesar 58%, siklus 1 pertemuan 2 sebesar 85%, dan siklus 2

sebesar 100%.

Berdasarkan beberapa hasil kajian yang relevan di atas bahwa dengan

penggunaan model guided discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran guided discovery efektif untuk diterapkan di SD

khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, karena pembelajaran

IPA di SD/MI pada hakikatnya mencari tahu dan berbuat sehingga dapat

memperoleh pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan alam

sekitar, sehingga IPA bukan sekedar penguasaan fakta-fakta, konsep-konsep

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Proses

pembelajaran menekankan pada proses pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah.

2.3. Kerangka Pikir

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar khususnya pada

pembelajaran IPA dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan penguasaan

materi siswa. Keberhasilan pembelajaran IPA dapat diukur dari kemampuan

siswa dalam memahami materi pelajaran. Siswa dikatakan paham apabila

indikator pembelajaran tercapai. Adapun indikator yang dijadikan sebagai

tolak ukur siswa dikatakan paham menurut Abin Syamsudin apabila siswa

dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri dengan cara

mengungkapkannya melalui pertanyaan, tes, dan penugasan.

Pembelajaran di sekolah dilakukan guru dan siswa dengan saling

berinteraksi dalam pertukaran ilmu (dari guru ke siswa). Dalam melakukan

interaksi guru harus menggunakan model pembelajaran yang mudah diterima

siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep. Selain model mengajar

yang dilakukan oleh guru, faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa

adalah yang efektif dan efesien dilihat dari keaktifan, kreatifitas dan

kemandirian siswa. Cara belajar siswa juga harus disesuaikan dengan materi

pelajaran dan tujuan pengajarannya. Cara belajar yang baik memungkinkan

siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Penelitian Tindakan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

22

Kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk

mengenal masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa

dalam memahami konsep pada pembelajaran IPA dan untuk mengetahui

usaha dalam mengatasinya. Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini

merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan atau perbaikan dari

perencanaan tindakan terdahulu. Dalam penelitian ini diperlukan evaluasi

awal sebagai upaya untuk menentukan fakta-fakta yang dapat digunakan

untuk melengkapi kajian teori yang ada untuk menyusun perencanaan

tindakan yang tepat agar pemahaman materi tentang sifat-sifat cahaya dapat

ditingkatkan. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran secara

sistematik dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi model, metode

teknik pengajaran yang tepat. Tindakan dilakukan dalam beberapa siklus.

Tindakan dilakukan dalam beberapa siklus maksudnya setelah tindakan

pertama selesai dapat dilakukan tindakan kembali setelah peneliti

mengadakan refleksi. Dalam sekali tindakan biasanya permasalahan atau

pemikiran baru yang perlunya mendapat perhatian sehingga siklus tersebut

harus terus berulang sampai permasalahan tersebut teratasi.

Dengan model pembelajaran guided discovery diharapkan mampu

melatih ketrampilan berpikir dan ketrampilan bertanya serta mampu

memunculkan aktivitas-aktivitas yang selama ini tidak terlihat dalam kegiatan

belajar mengajar. Dan diharapkan siswa termotivasi dalam belajar dan

mendapatkan kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang

diajarkan.

Dengan diterapkannya model pembelajaran guided discovery ini

diduga membawa siswa pada suasana yang baru membuat perasaan menjadi

senang terhadap pelajaran IPA maka akan menimbulkan motivasi belajar

siswa, sikap positif terhadap proses pembelajaran dan tumbuhnya sikap

percaya diri. Jika hal tersebut sudah ada dalam diri siswa maka dapat

mencapai hasil belajar yang maksimal.

Adapun kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk mengarahkan

jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori · 2014. 7. 7. · 2.1. Kajian Teori . Kajian teori adalah telaah yang dilakukan terhadap suatu teks kutipan ... terapung, besi tenggelam,

23

maka kerangka pikir di atas dilukiskan dalam sebuah gambar agar peneliti

mempunyai gambaran yang jelas dalam melaksanakan penelitian.

Langkah-langkah pembelajaran sesuai kerangka pikir dengan materi sebagai

berikut.

Gambar 1. Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

Hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya dapat ditingkatkan melalui model

pembelajaran guided discovery siswa kelas 5 SDN 05 Bleboh Kecamatan

Jiken Kabupaten Blora semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

KONDISI

AWAL

TINDAKAN

KONDISI

AKHIR

Guru masih

menggunakan metode

konvensional, siswa

pasif

Penerapan model

pembelajaran Guided

Discovery

Pembelajaran siswa

menjadi aktif

Hasil belajar rendah

Hasil belajar meningkat