bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 belajar dan...
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian teori
2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar
Menurut Siddiq (2008:1-3) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang
disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan
sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.
Slavin dalam (tri anni,2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne dalam (tri Anni,2004:2 ) menyatakan
bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung
selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses
pertumbuhan.
Slameto (dalam kurnia,2007: 1-30) merumuskan belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995: 43). Sehingga hasil belajar adalah suatu
perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Hasil belajar yang merupakan
perubahan tingkah laku yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar secara aktif
otomatis akan tersimpan dengan baik dalam ingatan siswa.
Menurut Slameto (2003:3), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak
sekali sifat maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri :
1.Perubahan terjadi secara sadar.
2.Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional .
3.Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4.Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
6
5.Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6.Perubahan mecakup seluruh aspek tingkah laku
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar antara lain: faktor yang terdapat
dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang
berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan /intelegensi, bakat, minat
dan motivasi.
1) Kecerdasan/intelegensi
2) Bakat
3) Minat
4) Motivasi
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan
keluarga, lingkungan. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan kepada individu.
Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar
adalah keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
1) Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang
dilahirkan dan dibesarkan.
2) Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik
dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.
3) Lingkungan Masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses
7
pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi anak.
Berdasarkan kajian tentang berbagai pendapat mengenai hasil belajar yang
dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran tertentu setelah siswa mengalami proses
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes dalam satu satuan waktu, berupa semester atau tahun pelajaran.
2.1.3 Hakikat pembelajaran Matematika
Menurut Siddik(2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan
formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena
guru merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu. Menurut Hernawan
dkk,2008. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha – usaha
yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar.
Pembelajaran pada intinya merupakan terbagi dalam dua konsep yang berlangsung
secara bersamaan, yaitu proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan proses mengajar
yang dilakukan oleh guru.
Beberapa pengertian di atas dapat disatukan bahwa hakikat pembelajaran adalah
suatu kegiatan dalam proses belajar dan mengajar dimana terjadi komunikasi yang berarti
antara siswa dengan guru yang didukung oleh sumber belajar dalam mempelajari suatu
ilmu pengetahuan.
2.1.4 Tujuan pembelajaran matematika
Tujuan pembelajaran matematika sekolah di dalam GBPP mata pelajaran
matematika SD disebutkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran
matematika sekolah adalah
1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan)
sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari
2. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan
matematika.
8
3. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. (Depdikbud, 1993:40)
Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP pada
SD/MI adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006 : 417).
Adapun ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika di SD/MI mencakup :
a). bilangan, b). geometri dan pengukuran, dan c). Pengolahan data.
2.1.5 Ruang lingkup pembelajaran matematika
Pembahasan matematika (bangun ruang) yang diberikan adalah bagaimana
menjelaskan geometri ruang kepada siswa supaya dapat dipahami. Pembahasan ini
dikemas dalam dua tahap kegiatan pembelajaran pertama mengenal bangun ruang dan
kedua adalah mengenal unsur dan sifat bangun ruang.
1. Mengenal beberapa bangun ruang
Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik – titik yang
terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun ruang itu disebut
sisi. Dalam prose pembelajaran tunjukanlah model – model bangun ruang dan sebutkan
namanya satu persatu dimulai dari bangun ruang yang sering diketahui oleh siswa,
misalnya dapat ditunjukan pada gambar berikut!
9
Gambar 2.1
Gambar – gambar bangun ruang
Setelah siswa mengenal nama bangun ruang, kaitkanlah dengan benda – benda yang ada
di sekitar lingkungan siswa.
2. Memahami Unsur dan Sifat Bangun Ruang Sederhana
Mempelajari dan menjelaskan unsur dan sifat bangun ruang sederhana seperti balok
dan kubus. Berikut ini salah satu untuk menjelaskan unsur – unsur dan sifat bangun ruang
sederhana kepada siswa.
2.1 Balok
Perhatikan unsur- unsur balok dibawah ini.
Titksudut
sisi
rusuk
Gambar 2.2
gambar balok
Daerah atau bidang yang membatasi bangun ruang disebut sisi. Sisi- sisi pada
bangun ruang bertemu pada satu garis yang disebut rusuk. Tiga atau lebih rusuk pada
suatu bangun ruang bertemu pada suatu titik yang disebut titik sudut. Bangun yang
berbentuk kotak adalah contoh apa yang disebut prisma persegipanjang atau balok.
10
2.2 Kubus
Perhatikan unsur- unsur kubus dibawah ini.
Titiksudut
sisi
rusuk
Kubus
Gambar 2.3
Gambar kubus
Dengan mengamati sisi beberapa model kubus maka siswa diharapkan dapat
memahami bahwa kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah bidang sisi
berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.
2.2 Media gambar dan lagu
2.2.1 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau
pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang
pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah
segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan
pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa
saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :“media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
2.2.2 Media Gambar
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum
dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika
gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan
11
menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Alat peraga dapat
memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-anak sekolah dasar.
Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam
mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar. Media Intervi
menurut Heinrich ( 1981) adalah yang media digunakan untuk membawa pesan dengan
suatu tujuan. Jadilah kelebihan alat peraga visual khususnya sebagai salah satu dari
media pembelajaran yang efektif.
1. Karakteristik Media Gambar
Menurut Rahadi ( 2003 : 27-28) ada beberapa karakteristik media gambar :
1). Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa
melihat langsung
2). Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam
gambar tersebut
3).Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang
sesungguhnya benda atau objek yang di gambar.
2. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar:
1. Kelebihan Media Gambar
1.Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal.
2.Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
4. Memperjelas masalah bidang apa saja
5. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan ( Sadiman; 1996: 31 )
2.Adapun kelemahan Media Gambar
1.Hanya menampilkan persepsi inderamata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh
sekelompok siswa.
2.Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
3.Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam
pembelajaran (Rahadi, 2003 :27).
12
2.2.2.1 Pembelajaran dengan Media Gambar
Di dalam proses pembelajaran, siswa SD yang masih dalam tahap operasional
konkrit ( menurut PIAGET) sangat sulit mengangkap sifat atau karakteristik khususnya dari
kubus, seperti ia memiliki 6 buah bidang sisi yang berbentuk persegi. Pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali, membuat mereka terbiasa melakukan
penyelidikan dan menemukan sesuatu, dan hal ini juga sangat bermanfaat pada bidang
lainnya maupun dalam kehidupan sehari – hari.
Gambar dapat dianggap sebagai peralihan di antara benda konkret dan abstrak
sehingga pengetahuan tentang hal itu akan sangat penting untuk lebih diketahui. Dalam
pelaksanaan pembelajaran diharapkan siswa memiliki benda tersebut baik perorangan
maupun kelompok. Setelah melalui tahap pengamatan pada benda konkret peneliti perlu
membuat gambar – gambar ( semi konkret ) dari bangun yang di bahas. Dalam
menggambarkan suatu bangun ruang diharapkan guru dapat menunjukan bermacam –
macam posisi atau sudut pandang yang berbeda. Gambar dari bangun ruang dapat
ditunjukan antara lain seperti berikut:
Gambar 2.4
Berbagai bentuk balok
Unsur bangun ruang disini adalah sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah sekat atau
perbatasan bagian dalam dan bagian luar. Pada bangun ruang, ada sisinya yang datar
seperti kubus, balok, prisma, limas, dan lain – lain, namun ada sisi yang melengkung
seperti tabung, bola, dan kerucut. Dalam hal ini siswa seharusnya diberi kesempatan untuk
13
melihat, meraba, dan mengalami sendiri tentang perbedaan – perbedaan tersebut. Rusuk
merupakan perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang, sehingga merupakan ruas
garis. Ada rusuk yang berupa garis lurus seperti pada kubus , balok, prisma, limas dan
sebagainya, namun ada juga rusuk yang melengkung seperti pada tabung dan kerucut.
Titik sudut merupakan perpotongan tiga bidang atau perpotongan tiga rusuk atau lebih.
2.2.3 Media lagu
Salah satu media yang diduga menarik perhatian siswa adalah audio yaitu audio
lagu. Lagu merupakan hal atau sesuatu yang berkaitan dengan indra pendengar
Sedangkan lagu menurut kamus lengkap bahasa Indonesia yaitu ragam nyanyian
misalnya music,gamelan dan lain sebagainya.Hal ini senada dengan pendapat Lazanov
dalam deporter dan HerNacki yang mengemukaan bahwa, music yang harmonis
merupakan rangsangan terbaik bagi perkembangan otak kiri melodinya akan merangsang
otak kanan.
Lagu termasuk ke dalam media audio karena lagu merupakan hal atau sesuatu
yang berkaitan dengan indra pendengar.secara fisiologis, pendengaran adalah suatu
proses gelombang – gelombang suara masuk melalui telinga bagian luar, terus ke
gendang telinga, kemudian di rubah menjadi getaran mekanik di bagian tengah,
selanjutnya berubah menjadi rangsangan saraf, dan diteruskan ke otak.
“Mendengarkan adalah suatu proses yang dimulai dengan kesadaran seseorang untuk
mendengarkan bunyi suara si pembicara,kemudian diidentifikasi secara khusus dan
berakhir dengan suatu pengertian “ (Lautuheru,1988:20). Pesan yang di sampaikan
dituangkan ke dalam kata –kata /bahasa lesan
Media lagu memiliki sifat yang di senangi karena media lagu cenderung lebih
murah dalam pemakaiannya untuk kepentingan pembelajaran.Media lagu dapat digunakan
pada semua tingkat/jenjang pendidikan untuk kebutuhan kelompok maupun tingkat
/jenjang pendidikan untuk kebutuhan kelompok maupun individu.media lagu menyajikan
pesan /informasi verbal lebih baik daripada pesan itu disampaikan secara tertulis
(Latuheru,1988:21).selain itu media lagu mempunyai fungsi sebagai perantara penutur asli
yang dapat diputar ulang sesuka hati.
14
Dari penjelasan –penjelasan di atas dapat dipahami bahwa lagu merupakan
ekspresi perasaan seseorang dalam bentuk kalimat – kalimat berirama yang dapat
dinyanyikan atau disenandungkan. Media lagu memiliki manfaat dalam proses
pembelajaran siswa, lagu juga dapat merangsang perkembangan otak. Dengan
pembelajaran akan lebih menyenangkan karena lagu memiliki irama yang dapat diikuti
siswa, selain itu lagu juga dapat melatih daya analisis siswa
2.2.3.1 Pembelajaran media lagu
Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil syair yang mudah dipahami oleh siswa
dengan syair yang telah diubah dalam isi materi inti. Syair ini di ambil dari lagu – lagu
perjuangan yang sudah biasa di dengar oleh siswa.
“ Indonesia Tetep Merdeka ”
Karya C. Simanjuntak
Sorak – sorak bergembira
Bergembira semua
Sudah bebas negeri kita
Indonesia merdeka
Indonesia merdeka
Republic Indonesia
Itulah hak milik kita
Untuk s’lama- lamanya
Syair karya C. Simanjuntak ini di ganti dengan judul bangun ruang sebagai media
pembelajaran yang mudah di pahami siswa.
“Bangun Ruang”
Lihat – lihatlah hai kawan
Bangun ruang di gambar
Bentuknya bermacam – macam
Satu berbentuk balok
Berapa titik sudutnya
Berapa juga rusuknya
Berapakah sisi – sisinya
15
Itulah bangun ruang
Cobalah dites siswa yang baru saja mengalami pembelajaran dengan lagu itu.
Hasilnya siswa pasti lebih banyak mengerjakan dengan benar. Dengan syarat, peneliti
harus menjaga irama agar inti materi benar – benar terlampaui dengan baik.
Memperhatikan perkembangan tiap individu. Menurut Suyatno,M.Pd.kunci guru dapat
melaksanakan teknik lagu adalah (1) Guru harus mampu memyanyikan dengan berlatih di
rumah, (2) Yakinlah bahwa anak dapat memyanyikan lagu tersebut,(3) Rencanakanlah
dengan baik termasuk kata kunci pembelajaran,(4) Akui setiap usaha anak, (5) Jika layak
dipelajari layak pula dirayakan,(6) Sabar hindari ceramah terlebih dahulu, (7) Kenali
karakter siswa dengan baik.
2.3 Pembelajaran matematika dengan media gambar dan lagu
Proses belajar sangat berperan penting bagi siswa. Proses belajar tersebut dapat
memberikan pengalaman akademis yang dapat membantu para siswa untuk bertahan
hidup di dunia nyata. Guru sebagai praktisi yang berjuang di lapangan secara langsung
sebaiknya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Ada baiknya
menggali lebih jauh tentang metode serta teknik mengajar sehingga para siswa dapat
memahami pelajaran dengan baik bahkan mereka dapat menikmati proses pembelajaran.
Dan akhirnya para siswa mampu mengingat proses belajar tersebut sepanjang hidup.
Penggunaan media gambar dan lagu setidaknya membantu siswa untuk mengingat
materi pelajaran yang diajarkan guru dalam setiap pelajaran, dalam hal ini pelajaran
matematika. Dengan kelas yang beragam karekteristik peserta didik, maka media gambar
dan lagu diharapkan dapat diterima oleh mereka dan suasana belajar menjadi lebih santai
menyenangkan tidak membuat mereka jenuh.
Proses pembelajaran dengan media gambar dan lagu agar tercapai tujuannya, maka
langkahnya sebagai berikut:
1. Siapkan materi yang akan diajarkan dengan media gambar dan syair lagu yang
sudah di rubah dengan materi inti.
2. Bagilah siswa menjadi kelompok – kelompok kecil yang heterogen,
3. Setiap kelompok mendapat tugas yang sama dalam mengerjakan materi
tersebut,
4. Beri waktu mereka untuk mengerjakan materi yang sudah diberikan
16
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan hasil diskusi. Guru bertindak
sebagai narasumber utama. Setelah semua kelompok menyampaikan
laporannya, bersama guru menyimpulkan dan mengklarifikasi seandainya ada
pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Keberhasilan siswa dalam belajar tidak diukur dari nilai yang diperoleh tetapi lebih
kepada proses belajar. Dengan media yang sederhana diharapkan dapat membantu
terciptanya pembelajaran yang bermakna dan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Pembelajaran metematika pada hakikatnya adalah proses yang di sengaja dirancang
dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang
melaksanakan kegiatan belajar matematika yang berpusat pada guru. Pembelajaran
matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari
pengalaman tentang matematika dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan
di sekolah. Dari pengertian tersebut jelas kiranya bahwa unsur pokok dalam pembelajran
matematika adalah guru sebagai salah satu perancang proses, proses yang di sengaja
dirancang selanjutnya disebut proses pembelajaran, siswa sebagai pelaksanaan kegiatan
belajar, dan matematika sekolah sebagai obyek yang dipelajari dalam hal ini sebagai salah
satu bidang studi dalam pelajaraan.
2.3.1 Prosedur pembelajaran yang akan digunakan dalam PTK
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses ( 2007:6-8) disebutkan bahwa pada kegiatan pembelajaran berisi kegiatan
pendahuluan,kegiatan inti,dan kegiatan penutup.Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.pada pelaksanaan
pembelajaran, dalam kegiatan pendahuluan guru:
1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran,
17
2. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi)
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi Dasar.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara intensif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat,dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksploitasi,elaborasi dan konfirmasi.
1. Eksplorasi, dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tenteng topic/tema
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber,
2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,dan sumber
belajar lain,
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antar peserta dengan guru,
lingkungan , dan sumber belajar lainnya
4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,dan
5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
2. Elaborasi, dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas – tugas
tertentu yang bermakna,
2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain – lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
3. Member kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelasaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut,
4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,
18
5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar,
6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,
7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja yang bervariasi, baik kerja
individual maupun kelompok,
8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta produk yang
dihasilakan,
9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
3. Konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta dideik melalui
berbagai sumber,
3. Memfasilitasi peserta didikmelakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan,
4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
- Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar,
- Membantu menyelesaikan masalah,
- Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,
- Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh,
- Memberikan motifasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
4. Kegiatan penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,penilaian dan
refleksi,umpan balik,dan tindak lanjut.Dalam kegiatan penutup guru:
1. Bersama – sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran,
19
2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap keegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram,
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
6. Menentukan media/alat/bahan/sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi ajar,kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.
Pada bagian ini ditulisakan semua media/alat/bahan/sumber belajar yang digunakan
selama proses pembelajaran berlangsung.
2.4 Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan mendekati judul penelitian ini adalah hasil penelitian
Ratih Kanthi Handayani tahun 2010/2011 dengan judul:”PENGARUH MEDIA
PEMBELAJARAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI
PEMAHAMAN BAHASA FIGURATIF (EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS 10 SMA N 1
GEMOLONG, SRAGEN TAHUN 2010/2011)” Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan
oleh Ratih Kanthi Handayanibertujuan untuk mendeskripsikan: (1) ada tidaknya perbedaan
kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu dengan siswa yang diajar
dengan media gambar; (2) ada tidaknya perbedaan kemampuan menulis puisi siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dengan siswa yang memiliki pemahaman
bahasa figuratif rendah; (3) ada tidaknya interaksi antara media pembelajaran dan
pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis puisi. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Adapun populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen tahun
2010/2011 yang berjumlah 325 siswa. Sampel terdiri dari dua kelas, satu kelas sebagai
20
kelompok kontrol yaitu 10 B dan satu kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas 10
E. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling.
Selanjutnya, variabel penelitian ini ada dua, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel terikat adalah kemampuan menulis puisi. Adapun variabel bebas terbagi menjadi
dua pula, yaitu variabel bebas media pembelajaran yang dikategorikan media lagu dan
gambar, dan variabel atributif pemahaman bahasa figuratif yang dikategorikan tinggi dan
rendah. Teknik pengumpulan data kemampuanmenulis puisi digunakan teknik tes essei
dan data pemahaman bahasa figuratif digunakan teknik tes pilihan ganda. Adapun teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis varians dua jalan (Anava Dua Jalan).
Berdasarkan hasil analisis dengan Anava Dua Jalan dapat disimpulkan: (1) terdapat
perbedaan rataan yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi dengan media lagu
dan media gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa (Fobs > Ft (0.05; 1.66) =
9,54> 3,98); (2) terdapat perbedaan rataan yang signifikan antara siswa yang memiliki
pemahaman bahasa figuratif tinggi dan siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
rendah terhadap kemampuan menulis puisi (Fobs > Ft (0.05; 1.66) = 50,5> 3,98); (3)
terdapat interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap
kemampuan menulis puisi (Fobs > Ft (0.05; 1.66) = 25,8> 3,98).
21
2.5 Kerangka Berfikir
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk
dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan media pembelajaran. Siswa kelas
IV SD negeri wonobodro 02, kecamatan Blado, kabupaten Batang kurang berhasil dalam
pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari kurangnya minat siswa dalam menerima
pelajaran saat guru memberikan pertanyaan/intruksi, siswa hanya diam tanpa respon,
tidak adanya siswa bertanya saat ada kesulitan atau belum paham pada waktu pelajaran
matematika, serta tidak diikutsertakan siswa dalam membuat kesimpulan. Pembelajaran
masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Untuk itu diperlukan usaha
perbaikan yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar matematika siswa.
Dengan penelitian ini pembelajaran melalui media gambar dan lagu
menumbuhkan rasa senang pada siswa dan pembelajaran tidak akan terasa kaku.
Pelajaran matematika menjadi menyenangkan dan siswa akan lebih senang mempelajari
matematika.
Alur fikir
Kondisi
Awal
Tindakan
Kondisi
Akhir
Guru
Pembelajaran masih
menggunakan
konvensional dan
belum menggunaka
media pembelajaran
Dalam pembelajaran
guru menggunakan
media gambar dan lagu
SIKLUS II
Menggunakan model
pembelajaran
dengan media
gambar dan lagu ≥
KKM
SIKLUS I
Menggunakan
media gambar dan
lagu pembelajaran
matematika ada
peningkatan tapi
belum tuntas
Siswa
Hasil belajar
matematika bangun
ruang masih rendah
< KKM (64 )
Di duga melalui
pembelajaran dengan
menggunakan media
gambar dan lagu dapat
meningkatkan hasil
belajaran siswa ≥ (64 )
75 %
22
2.6 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan ini dirumuskan sebagai berikut:
Penggunaan media gambar dan lagu dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi bangun ruang siswa kelas IV SD Negeri Wonobodro 02, Kecamatan
Blado, Kabupaten Batang.