bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 belajar dan...

18
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar Menurut Siddiq (2008:1-3) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Slavin dalam (tri anni,2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne dalam (tri Anni,2004:2 ) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Slameto (dalam kurnia,2007: 1-30) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995: 43). Sehingga hasil belajar adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar secara aktif otomatis akan tersimpan dengan baik dalam ingatan siswa. Menurut Slameto (2003:3), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri : 1.Perubahan terjadi secara sadar. 2.Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional . 3.Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4.Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

Upload: duongtruc

Post on 07-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian teori

2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Siddiq (2008:1-3) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang

disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan

belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan

sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.

Slavin dalam (tri anni,2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne dalam (tri Anni,2004:2 ) menyatakan

bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung

selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses

pertumbuhan.

Slameto (dalam kurnia,2007: 1-30) merumuskan belajar sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyusun Kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995: 43). Sehingga hasil belajar adalah suatu

perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam

interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Hasil belajar yang merupakan

perubahan tingkah laku yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar secara aktif

otomatis akan tersimpan dengan baik dalam ingatan siswa.

Menurut Slameto (2003:3), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak

sekali sifat maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri

seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri

seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri :

1.Perubahan terjadi secara sadar.

2.Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional .

3.Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4.Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

6

5.Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

6.Perubahan mecakup seluruh aspek tingkah laku

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar antara lain: faktor yang terdapat

dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang

berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun

yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan /intelegensi, bakat, minat

dan motivasi.

1) Kecerdasan/intelegensi

2) Bakat

3) Minat

4) Motivasi

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak

memberikan paksaan kepada individu.

Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar

adalah keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

1) Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang

dilahirkan dan dibesarkan.

2) Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik

dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

3) Lingkungan Masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu

faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

7

pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan pribadi anak.

Berdasarkan kajian tentang berbagai pendapat mengenai hasil belajar yang

dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah hasil

yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran tertentu setelah siswa mengalami proses

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes dalam satu satuan waktu, berupa semester atau tahun pelajaran.

2.1.3 Hakikat pembelajaran Matematika

Menurut Siddik(2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan

formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena

guru merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu. Menurut Hernawan

dkk,2008. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha – usaha

yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar.

Pembelajaran pada intinya merupakan terbagi dalam dua konsep yang berlangsung

secara bersamaan, yaitu proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan proses mengajar

yang dilakukan oleh guru.

Beberapa pengertian di atas dapat disatukan bahwa hakikat pembelajaran adalah

suatu kegiatan dalam proses belajar dan mengajar dimana terjadi komunikasi yang berarti

antara siswa dengan guru yang didukung oleh sumber belajar dalam mempelajari suatu

ilmu pengetahuan.

2.1.4 Tujuan pembelajaran matematika

Tujuan pembelajaran matematika sekolah di dalam GBPP mata pelajaran

matematika SD disebutkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran

matematika sekolah adalah

1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan)

sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari

2. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan

matematika.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

8

3. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. (Depdikbud, 1993:40)

Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP pada

SD/MI adalah sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa

ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006 : 417).

Adapun ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika di SD/MI mencakup :

a). bilangan, b). geometri dan pengukuran, dan c). Pengolahan data.

2.1.5 Ruang lingkup pembelajaran matematika

Pembahasan matematika (bangun ruang) yang diberikan adalah bagaimana

menjelaskan geometri ruang kepada siswa supaya dapat dipahami. Pembahasan ini

dikemas dalam dua tahap kegiatan pembelajaran pertama mengenal bangun ruang dan

kedua adalah mengenal unsur dan sifat bangun ruang.

1. Mengenal beberapa bangun ruang

Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik – titik yang

terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun ruang itu disebut

sisi. Dalam prose pembelajaran tunjukanlah model – model bangun ruang dan sebutkan

namanya satu persatu dimulai dari bangun ruang yang sering diketahui oleh siswa,

misalnya dapat ditunjukan pada gambar berikut!

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

9

Gambar 2.1

Gambar – gambar bangun ruang

Setelah siswa mengenal nama bangun ruang, kaitkanlah dengan benda – benda yang ada

di sekitar lingkungan siswa.

2. Memahami Unsur dan Sifat Bangun Ruang Sederhana

Mempelajari dan menjelaskan unsur dan sifat bangun ruang sederhana seperti balok

dan kubus. Berikut ini salah satu untuk menjelaskan unsur – unsur dan sifat bangun ruang

sederhana kepada siswa.

2.1 Balok

Perhatikan unsur- unsur balok dibawah ini.

Titksudut

sisi

rusuk

Gambar 2.2

gambar balok

Daerah atau bidang yang membatasi bangun ruang disebut sisi. Sisi- sisi pada

bangun ruang bertemu pada satu garis yang disebut rusuk. Tiga atau lebih rusuk pada

suatu bangun ruang bertemu pada suatu titik yang disebut titik sudut. Bangun yang

berbentuk kotak adalah contoh apa yang disebut prisma persegipanjang atau balok.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

10

2.2 Kubus

Perhatikan unsur- unsur kubus dibawah ini.

Titiksudut

sisi

rusuk

Kubus

Gambar 2.3

Gambar kubus

Dengan mengamati sisi beberapa model kubus maka siswa diharapkan dapat

memahami bahwa kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah bidang sisi

berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.

2.2 Media gambar dan lagu

2.2.1 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau

pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang

pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah

segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan

pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa

saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.

Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :“media adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.

2.2.2 Media Gambar

Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum

dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika

gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

11

menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Alat peraga dapat

memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-anak sekolah dasar.

Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam

mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar. Media Intervi

menurut Heinrich ( 1981) adalah yang media digunakan untuk membawa pesan dengan

suatu tujuan. Jadilah kelebihan alat peraga visual khususnya sebagai salah satu dari

media pembelajaran yang efektif.

1. Karakteristik Media Gambar

Menurut Rahadi ( 2003 : 27-28) ada beberapa karakteristik media gambar :

1). Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa

melihat langsung

2). Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam

gambar tersebut

3).Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang

sesungguhnya benda atau objek yang di gambar.

2. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar:

1. Kelebihan Media Gambar

1.Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika

dibandingkan dengan bahasa verbal.

2.Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita

4. Memperjelas masalah bidang apa saja

5. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan ( Sadiman; 1996: 31 )

2.Adapun kelemahan Media Gambar

1.Hanya menampilkan persepsi inderamata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh

sekelompok siswa.

2.Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.

3.Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam

pembelajaran (Rahadi, 2003 :27).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

12

2.2.2.1 Pembelajaran dengan Media Gambar

Di dalam proses pembelajaran, siswa SD yang masih dalam tahap operasional

konkrit ( menurut PIAGET) sangat sulit mengangkap sifat atau karakteristik khususnya dari

kubus, seperti ia memiliki 6 buah bidang sisi yang berbentuk persegi. Pembelajaran yang

mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali, membuat mereka terbiasa melakukan

penyelidikan dan menemukan sesuatu, dan hal ini juga sangat bermanfaat pada bidang

lainnya maupun dalam kehidupan sehari – hari.

Gambar dapat dianggap sebagai peralihan di antara benda konkret dan abstrak

sehingga pengetahuan tentang hal itu akan sangat penting untuk lebih diketahui. Dalam

pelaksanaan pembelajaran diharapkan siswa memiliki benda tersebut baik perorangan

maupun kelompok. Setelah melalui tahap pengamatan pada benda konkret peneliti perlu

membuat gambar – gambar ( semi konkret ) dari bangun yang di bahas. Dalam

menggambarkan suatu bangun ruang diharapkan guru dapat menunjukan bermacam –

macam posisi atau sudut pandang yang berbeda. Gambar dari bangun ruang dapat

ditunjukan antara lain seperti berikut:

Gambar 2.4

Berbagai bentuk balok

Unsur bangun ruang disini adalah sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah sekat atau

perbatasan bagian dalam dan bagian luar. Pada bangun ruang, ada sisinya yang datar

seperti kubus, balok, prisma, limas, dan lain – lain, namun ada sisi yang melengkung

seperti tabung, bola, dan kerucut. Dalam hal ini siswa seharusnya diberi kesempatan untuk

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

13

melihat, meraba, dan mengalami sendiri tentang perbedaan – perbedaan tersebut. Rusuk

merupakan perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang, sehingga merupakan ruas

garis. Ada rusuk yang berupa garis lurus seperti pada kubus , balok, prisma, limas dan

sebagainya, namun ada juga rusuk yang melengkung seperti pada tabung dan kerucut.

Titik sudut merupakan perpotongan tiga bidang atau perpotongan tiga rusuk atau lebih.

2.2.3 Media lagu

Salah satu media yang diduga menarik perhatian siswa adalah audio yaitu audio

lagu. Lagu merupakan hal atau sesuatu yang berkaitan dengan indra pendengar

Sedangkan lagu menurut kamus lengkap bahasa Indonesia yaitu ragam nyanyian

misalnya music,gamelan dan lain sebagainya.Hal ini senada dengan pendapat Lazanov

dalam deporter dan HerNacki yang mengemukaan bahwa, music yang harmonis

merupakan rangsangan terbaik bagi perkembangan otak kiri melodinya akan merangsang

otak kanan.

Lagu termasuk ke dalam media audio karena lagu merupakan hal atau sesuatu

yang berkaitan dengan indra pendengar.secara fisiologis, pendengaran adalah suatu

proses gelombang – gelombang suara masuk melalui telinga bagian luar, terus ke

gendang telinga, kemudian di rubah menjadi getaran mekanik di bagian tengah,

selanjutnya berubah menjadi rangsangan saraf, dan diteruskan ke otak.

“Mendengarkan adalah suatu proses yang dimulai dengan kesadaran seseorang untuk

mendengarkan bunyi suara si pembicara,kemudian diidentifikasi secara khusus dan

berakhir dengan suatu pengertian “ (Lautuheru,1988:20). Pesan yang di sampaikan

dituangkan ke dalam kata –kata /bahasa lesan

Media lagu memiliki sifat yang di senangi karena media lagu cenderung lebih

murah dalam pemakaiannya untuk kepentingan pembelajaran.Media lagu dapat digunakan

pada semua tingkat/jenjang pendidikan untuk kebutuhan kelompok maupun tingkat

/jenjang pendidikan untuk kebutuhan kelompok maupun individu.media lagu menyajikan

pesan /informasi verbal lebih baik daripada pesan itu disampaikan secara tertulis

(Latuheru,1988:21).selain itu media lagu mempunyai fungsi sebagai perantara penutur asli

yang dapat diputar ulang sesuka hati.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

14

Dari penjelasan –penjelasan di atas dapat dipahami bahwa lagu merupakan

ekspresi perasaan seseorang dalam bentuk kalimat – kalimat berirama yang dapat

dinyanyikan atau disenandungkan. Media lagu memiliki manfaat dalam proses

pembelajaran siswa, lagu juga dapat merangsang perkembangan otak. Dengan

pembelajaran akan lebih menyenangkan karena lagu memiliki irama yang dapat diikuti

siswa, selain itu lagu juga dapat melatih daya analisis siswa

2.2.3.1 Pembelajaran media lagu

Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil syair yang mudah dipahami oleh siswa

dengan syair yang telah diubah dalam isi materi inti. Syair ini di ambil dari lagu – lagu

perjuangan yang sudah biasa di dengar oleh siswa.

“ Indonesia Tetep Merdeka ”

Karya C. Simanjuntak

Sorak – sorak bergembira

Bergembira semua

Sudah bebas negeri kita

Indonesia merdeka

Indonesia merdeka

Republic Indonesia

Itulah hak milik kita

Untuk s’lama- lamanya

Syair karya C. Simanjuntak ini di ganti dengan judul bangun ruang sebagai media

pembelajaran yang mudah di pahami siswa.

“Bangun Ruang”

Lihat – lihatlah hai kawan

Bangun ruang di gambar

Bentuknya bermacam – macam

Satu berbentuk balok

Berapa titik sudutnya

Berapa juga rusuknya

Berapakah sisi – sisinya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

15

Itulah bangun ruang

Cobalah dites siswa yang baru saja mengalami pembelajaran dengan lagu itu.

Hasilnya siswa pasti lebih banyak mengerjakan dengan benar. Dengan syarat, peneliti

harus menjaga irama agar inti materi benar – benar terlampaui dengan baik.

Memperhatikan perkembangan tiap individu. Menurut Suyatno,M.Pd.kunci guru dapat

melaksanakan teknik lagu adalah (1) Guru harus mampu memyanyikan dengan berlatih di

rumah, (2) Yakinlah bahwa anak dapat memyanyikan lagu tersebut,(3) Rencanakanlah

dengan baik termasuk kata kunci pembelajaran,(4) Akui setiap usaha anak, (5) Jika layak

dipelajari layak pula dirayakan,(6) Sabar hindari ceramah terlebih dahulu, (7) Kenali

karakter siswa dengan baik.

2.3 Pembelajaran matematika dengan media gambar dan lagu

Proses belajar sangat berperan penting bagi siswa. Proses belajar tersebut dapat

memberikan pengalaman akademis yang dapat membantu para siswa untuk bertahan

hidup di dunia nyata. Guru sebagai praktisi yang berjuang di lapangan secara langsung

sebaiknya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Ada baiknya

menggali lebih jauh tentang metode serta teknik mengajar sehingga para siswa dapat

memahami pelajaran dengan baik bahkan mereka dapat menikmati proses pembelajaran.

Dan akhirnya para siswa mampu mengingat proses belajar tersebut sepanjang hidup.

Penggunaan media gambar dan lagu setidaknya membantu siswa untuk mengingat

materi pelajaran yang diajarkan guru dalam setiap pelajaran, dalam hal ini pelajaran

matematika. Dengan kelas yang beragam karekteristik peserta didik, maka media gambar

dan lagu diharapkan dapat diterima oleh mereka dan suasana belajar menjadi lebih santai

menyenangkan tidak membuat mereka jenuh.

Proses pembelajaran dengan media gambar dan lagu agar tercapai tujuannya, maka

langkahnya sebagai berikut:

1. Siapkan materi yang akan diajarkan dengan media gambar dan syair lagu yang

sudah di rubah dengan materi inti.

2. Bagilah siswa menjadi kelompok – kelompok kecil yang heterogen,

3. Setiap kelompok mendapat tugas yang sama dalam mengerjakan materi

tersebut,

4. Beri waktu mereka untuk mengerjakan materi yang sudah diberikan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

16

5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan hasil diskusi. Guru bertindak

sebagai narasumber utama. Setelah semua kelompok menyampaikan

laporannya, bersama guru menyimpulkan dan mengklarifikasi seandainya ada

pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

Keberhasilan siswa dalam belajar tidak diukur dari nilai yang diperoleh tetapi lebih

kepada proses belajar. Dengan media yang sederhana diharapkan dapat membantu

terciptanya pembelajaran yang bermakna dan suasana pembelajaran yang

menyenangkan.

Pembelajaran metematika pada hakikatnya adalah proses yang di sengaja dirancang

dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang

melaksanakan kegiatan belajar matematika yang berpusat pada guru. Pembelajaran

matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari

pengalaman tentang matematika dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan

di sekolah. Dari pengertian tersebut jelas kiranya bahwa unsur pokok dalam pembelajran

matematika adalah guru sebagai salah satu perancang proses, proses yang di sengaja

dirancang selanjutnya disebut proses pembelajaran, siswa sebagai pelaksanaan kegiatan

belajar, dan matematika sekolah sebagai obyek yang dipelajari dalam hal ini sebagai salah

satu bidang studi dalam pelajaraan.

2.3.1 Prosedur pembelajaran yang akan digunakan dalam PTK

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 tentang standar

proses ( 2007:6-8) disebutkan bahwa pada kegiatan pembelajaran berisi kegiatan

pendahuluan,kegiatan inti,dan kegiatan penutup.Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.pada pelaksanaan

pembelajaran, dalam kegiatan pendahuluan guru:

1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

17

2. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi)

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,

4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi Dasar.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara intensif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat,dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik.Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik

melalui proses eksploitasi,elaborasi dan konfirmasi.

1. Eksplorasi, dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tenteng topic/tema

materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan

belajar dari aneka sumber,

2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,dan sumber

belajar lain,

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antar peserta dengan guru,

lingkungan , dan sumber belajar lainnya

4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,dan

5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau

lapangan.

2. Elaborasi, dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas – tugas

tertentu yang bermakna,

2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain – lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

3. Member kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelasaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut,

4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

18

5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi

belajar,

6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,

7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja yang bervariasi, baik kerja

individual maupun kelompok,

8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta produk yang

dihasilakan,

9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan

rasa percaya diri peserta didik.

3. Konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,

maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta dideik melalui

berbagai sumber,

3. Memfasilitasi peserta didikmelakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar

yang telah dilakukan,

4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam

mencapai kompetensi dasar:

- Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik

yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar,

- Membantu menyelesaikan masalah,

- Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,

- Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh,

- Memberikan motifasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

4. Kegiatan penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran

yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,penilaian dan

refleksi,umpan balik,dan tindak lanjut.Dalam kegiatan penutup guru:

1. Bersama – sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan

pelajaran,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

19

2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap keegiatan yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan terprogram,

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program

pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,

5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

5. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.

6. Menentukan media/alat/bahan/sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta materi ajar,kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.

Pada bagian ini ditulisakan semua media/alat/bahan/sumber belajar yang digunakan

selama proses pembelajaran berlangsung.

2.4 Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan mendekati judul penelitian ini adalah hasil penelitian

Ratih Kanthi Handayani tahun 2010/2011 dengan judul:”PENGARUH MEDIA

PEMBELAJARAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI

PEMAHAMAN BAHASA FIGURATIF (EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS 10 SMA N 1

GEMOLONG, SRAGEN TAHUN 2010/2011)” Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan

oleh Ratih Kanthi Handayanibertujuan untuk mendeskripsikan: (1) ada tidaknya perbedaan

kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu dengan siswa yang diajar

dengan media gambar; (2) ada tidaknya perbedaan kemampuan menulis puisi siswa yang

memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dengan siswa yang memiliki pemahaman

bahasa figuratif rendah; (3) ada tidaknya interaksi antara media pembelajaran dan

pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis puisi. Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Adapun populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen tahun

2010/2011 yang berjumlah 325 siswa. Sampel terdiri dari dua kelas, satu kelas sebagai

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

20

kelompok kontrol yaitu 10 B dan satu kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas 10

E. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

Selanjutnya, variabel penelitian ini ada dua, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

Variabel terikat adalah kemampuan menulis puisi. Adapun variabel bebas terbagi menjadi

dua pula, yaitu variabel bebas media pembelajaran yang dikategorikan media lagu dan

gambar, dan variabel atributif pemahaman bahasa figuratif yang dikategorikan tinggi dan

rendah. Teknik pengumpulan data kemampuanmenulis puisi digunakan teknik tes essei

dan data pemahaman bahasa figuratif digunakan teknik tes pilihan ganda. Adapun teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis varians dua jalan (Anava Dua Jalan).

Berdasarkan hasil analisis dengan Anava Dua Jalan dapat disimpulkan: (1) terdapat

perbedaan rataan yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi dengan media lagu

dan media gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa (Fobs > Ft (0.05; 1.66) =

9,54> 3,98); (2) terdapat perbedaan rataan yang signifikan antara siswa yang memiliki

pemahaman bahasa figuratif tinggi dan siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif

rendah terhadap kemampuan menulis puisi (Fobs > Ft (0.05; 1.66) = 50,5> 3,98); (3)

terdapat interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap

kemampuan menulis puisi (Fobs > Ft (0.05; 1.66) = 25,8> 3,98).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

21

2.5 Kerangka Berfikir

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk

dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan media pembelajaran. Siswa kelas

IV SD negeri wonobodro 02, kecamatan Blado, kabupaten Batang kurang berhasil dalam

pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari kurangnya minat siswa dalam menerima

pelajaran saat guru memberikan pertanyaan/intruksi, siswa hanya diam tanpa respon,

tidak adanya siswa bertanya saat ada kesulitan atau belum paham pada waktu pelajaran

matematika, serta tidak diikutsertakan siswa dalam membuat kesimpulan. Pembelajaran

masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Untuk itu diperlukan usaha

perbaikan yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar matematika siswa.

Dengan penelitian ini pembelajaran melalui media gambar dan lagu

menumbuhkan rasa senang pada siswa dan pembelajaran tidak akan terasa kaku.

Pelajaran matematika menjadi menyenangkan dan siswa akan lebih senang mempelajari

matematika.

Alur fikir

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru

Pembelajaran masih

menggunakan

konvensional dan

belum menggunaka

media pembelajaran

Dalam pembelajaran

guru menggunakan

media gambar dan lagu

SIKLUS II

Menggunakan model

pembelajaran

dengan media

gambar dan lagu ≥

KKM

SIKLUS I

Menggunakan

media gambar dan

lagu pembelajaran

matematika ada

peningkatan tapi

belum tuntas

Siswa

Hasil belajar

matematika bangun

ruang masih rendah

< KKM (64 )

Di duga melalui

pembelajaran dengan

menggunakan media

gambar dan lagu dapat

meningkatkan hasil

belajaran siswa ≥ (64 )

75 %

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2092/12/T1_262010776_BA… · ... menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

22

2.6 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan ini dirumuskan sebagai berikut:

Penggunaan media gambar dan lagu dapat meningkatkan hasil belajar

matematika materi bangun ruang siswa kelas IV SD Negeri Wonobodro 02, Kecamatan

Blado, Kabupaten Batang.