bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber...

18
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada sub bab ini, penulis akan membahas berkaitan dengan teori dari variabel yang sudah ditentukan penulis sebelumnya. Adapun teori yang akan dibahas antara lain: teori variabel X yaitu Pendekatan Discovery Learning, teori variabel Y yaitu Motivasi Belajar dan Hasil Belajar. Dalam penulisannya, penulis menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan proses pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku dari yang belum tahu menjadi tahu, yang belum paham menjadi paham. Belajar merupakan proses ke ahar yang lebih baik. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2010:2). Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut: 1) Perubahan terjadi secara sadar 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3) Perbahan dalam belajar bersifat positif dan aktif 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Pada sub bab ini, penulis akan membahas berkaitan dengan teori dari variabel

yang sudah ditentukan penulis sebelumnya. Adapun teori yang akan dibahas

antara lain: teori variabel X yaitu Pendekatan Discovery Learning, teori variabel

Y yaitu Motivasi Belajar dan Hasil Belajar. Dalam penulisannya, penulis

menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar

manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah

lakunya berkembang. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh

karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan

berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku dari

yang belum tahu menjadi tahu, yang belum paham menjadi paham. Belajar

merupakan proses ke ahar yang lebih baik. Pengertian belajar dapat didefinisikan

sebagai berikut: “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”

(Slameto, 2010:2).

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai

berikut:

1) Perubahan terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

3) Perbahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

9

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2010:3-6)

Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik

dalam bidang ilmu pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan. Belajar

dilakukan dengan sengaja atau tidak, dengan dibantu atau tanpa bantuan orang

lain. Belajar dilakukan oleh setiap orang, baik anak-anak, remaja, orang dewasa

maupun orang tua, dan akan berlangsung seumur hidup, selagi hayat di kandung

badan. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan

kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat

menguasai atau memperoleh sesuatu.

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam kegiatan belajar, tentu ada berbagai faktor yang mempengaruhinya

sehingga setiap individu memiliki intensitas belajar yang berbeda-beda. Menurut

Slameto (2010: 54-72) ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar anak

antara lain:

1) Faktor-faktor Intern

a) Faktor jasmaniah meliputi faktor Kesehatan, faktor Cacat tubuh.

b) Faktor psikologis meliputi faktor Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat,

Motif, Kematangan, Kesiapan.

c) Faktor Kelelahan meliputi, Kelelahan jasmani, kelelahan rohani (bersifat

psikis).

2) Faktor-faktor Ekstern

a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, Relasi antar anggota

keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Pengertian orang

tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

10

Faktor yang mempengaruhi dalam belajar diklasifikasikan faktor intern dan

ektern. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktor-faktor fisiologis dan

faktor psikologis. Tetapi relevan dengan persoalan reinforcement, maka tinjauan

mengenai faktor-faktor intern ini akan dikhususkan pada faktor-faktor

psikologis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil

yang cukup penting. Faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan

dan kemudahan dalam upaya belajar secara optimal. Jika faktor psikologis tidak

berjalan dengan baik maka akan memperlambat proses belajar, bahkan dapat

pula menambah kesulitan dalam mengajar. Faktor-faktor psikologis dalam

belajar itu adalah sebagai berikut:

1. Perhatian, maksudnya adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada

suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya

yang menyertai aktivitas belajar.

2. Pengamatan, adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri maupun

lingkungan dengan segenap panca indera.

3. Tanggapan, yang dimaksudkan adalah gambaran/bekas yang tinggal

dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan.

4. Fantasi, adalah sebagai kemampuan untuk membentuk tanggapan-

tanggapan baru berdasarkan atas tanggapan yang ada.

5. Ingatan, secara teoritis ingatan akan berfungsi : mencamkan atau

menerima kesan dari luar, menyimpan dan memproduksi kesan.

6. Berfikir, adalah aktifitas mental untuk dapat merumuskan pengertian,

menyintesis dan menarik kesimpulan.

7. Bakat, adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu

kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada.

8. Motif dan motivasi. Sardiman (2011: 45-46)

Dari uraian diatas berbagai faktor dalam belajar memberikan peran yang

sangat penting, terutama adanya faktor psikologis yang dapat menjadi dasar serta

memberikan kemudahan dalam upaya meningkatkan kegiatan belajar secara

maksimal.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

11

2.1.1.3 Pengertian Hasil Belajar

Pendidikan merupakan suatu proses di mana pengalaman dan informasi

diperoleh sebagai hasil belajar, yang mencakup pengertian dan penyesuaian diri

dari pihak peserta didik terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya menuju

ke arah pertumbuhan dan perkembangan Yamin (2016:2). Menurut Rosita

(2010:244) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan perubahan perilaku

peserta didik yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran selama kurun

waktu tertentu yang relatif menetap”.

Dari pengertian di atas, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa

secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan

tujuan pengajaran. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan

siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Proses pengajaran yang optimal

memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Semakin besar usaha untuk

menciptakan kondisi proses pengajaran, semakin tinggi pula hasil dari

pengajaran tersebut.

2.1.1.4 Pengukuran Hasil Belajar

Untuk mengukur hasil belajar siswa teknik yang digunakan dalam asesmen

yaitu teknik tes dan non tes:

1. Teknik Tes

Menurut Wardani Naniek Sulistya dkk, (2012:142), Tes adalah alat ukur

indikator atau kompetensi tertentu untuk pemberian angka yang jelas dan

spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif

sama. Ada beberapa jenis tes yaitu:

a. Tes berdasarkan cara mengerjakannya yaitu:

1) Tes tertulis, jenis tes ini dilakukan secara tertulis dalam hal soal

maupun jawaban.

2) Tes lisan, jenis tes ini dilakukan secara lisan atau tanya jawab antara

guru dan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa

3) Tes unjuk kerja, jenis tes ini siswa diharapkan untuk melakukan suatu

kegiatan sebagai indikator pencapaian kompetensi yang berupa

kemampuan psikomotor.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

12

b. Tes berdasarkan jawabanya yaitu:

1) Tes esei, tes ini berupa uraian sehingga menuntut siswa untuk

menuliskan gagasan yang telah dipelajarai.

2) Tes Jawaban Pendek, jenis tes ini siswa diminta untuk memberikan

jawaban pendek yaitu melalui rangkaian kata-kata pendek. Maupun

angka angka.

3) Tes Objektif, tes yang keseluruhan informasinya diperlukan untuk

menjawab tes yang teleh tersedia.

c. Jenis tes berdasarkan waktu penyelenggaraan menurut Wardani Naniek

Sulistya dkk, (2012:143) yaitu:

1) Tes formatif : tes ini dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung

2) Tes sumatif: tes yang diselenggarakan untuk mengetahui hasil

pengajaran secara keseluruhan (total)

3) Pra tes dan post test, hasil pra tes digunakan untuk mengetahui

kemampuan siswa pada awal program pengajaran dan digunakan untuk

menentukan sejauh mana kemajuan siswa, sedangkan post test, tes yang

membandingkan hasil pra tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di

akhir program pengajaran.

2. Non Tes

Menurut Wardani Naniek Sulistya dkk, (2012:73), teknik non tes berisi

pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah.

Teknin non tes digunakan untuk menilai ranah afektif dan psikomotorik.

Macam-macam teknik Non Tes adalah sebagai berikut:

1) Unjuk Kerja adalah suatu penilaian atau pengukuran yang dilakukan

melalui pengamatan aktivitas siswa dalam melakukan sesuatu berupa

tingkah laku.

2) Penugasan adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang harus

selesai dalam waktu tertentu.

3) Tugas individu adalah penelian yang berbentuk pemberian tugas kepada

siswa secara individu.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

13

4) Tugas Kelompok , tugas ini diberikan untuk menilai kompetensi kerja

kelompok

5) Laporan adalh suatu penilaian yang berbentuk laporan atau tugas

pekerjaan yang diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik,

laporan praktikum dan Laporan Pemantapan Praktik Kerja Lapangan

(PPL).

6) Responsasi atau ujian praktik adalah suatu penilaian yang dipakai untuk

mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Uji responsi dapat

dilakukan pada awal praktik ataupun pada akhir praktik.

7) Portofolio adalah penilaian berkelanjutan berdasarkan pada kumpulan

informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan siswa dalam suatu

periode tertentu.

Jadi hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh siswa dari pengukuran

tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif

(intelektual) dan teknik non tes digunakan untuk mengukur aspek afektif (sikap)

dan psikomotorik (keterampilan).

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum 2013 adalah menggunakan

acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan

siswa. Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal

pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KKM berfungsi untuk acuan bagi

pendidik dalam menilai kompetensi siswa sesuai kompetensi dasar mata

pelajaran yang diikuti.

1) Sebagai acuan bagi siswa dalam menyampaikan diri mengikuti penilaian

mata pelajaran

2) Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi

program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

3) Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik dengan siswa dan antara

satuan pendidikan dengan masyarakat.

4) Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap

mata pelajaran.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

14

Jadi hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh melalui pengukuran

dalam aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor yang dilakukan melalui

teknik tes dan teknik non tes dan diukur menggunakan KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan dan kegagalan tidak dapat

dilihat dari satu faktor saja tetapi perlu memandang dari berbagai segi atau

faktor yang mempengaruhi.

Menurut Purwanto (2007:112) faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibeakan

menjadi 2 golongan:

1. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Dalam Faktor

fisiologis meliputi kondisi fisik, kondisi panca indera. Sedangkan faktor

psikologis meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan

kognitif.

2. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan instrumental. Faktor

lingkungan meliputi alam dan sosial sedangkan faktor instrumental yaitu

kurikulum/bahan ajaran, guru, sarana dan fasilitas, dan administrasi.

2.1.1.5 Ciri-Ciri Belajar yang Baik

Menurut Sardiman (2009:49-51) pembelajaran dikatakan berhasil dengan

baik didasarkan pada pengakuan bahwa belajar secara esensial merupakan

proses yang bermakna, bukan sesuatu yang berlangsung secara mekanik belaka,

tidak sekedar rutinisme. Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik

apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

Kalau hasil belajar itu tidak tahan lama dan lekas menghilang, berarti

hasil pengajaran itu tidak efektif.

2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Hasil proses belajar

mengajar itu seolah-olah sudah menjadi bagian kepribadian bagi setiap

siswa, sehingga akan mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu

permasalahan. Jadi belajar bukanlah hanya sekedar kewajiban dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

15

rutinitas yang dilakukan siswa akan tetapi belajar yang baik dan efisien

adalah hasilnya bertahan lama dan bermanfaat bagi kehidupannya.

2.1.2 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam belajar. Karena

kurangnya motivasi seseorang dalam belajar akan berdampak pada rendahnya

keberhasilan belajar yang dicapai. Menurut Alisuf Sabri (2010:50), “motivasi

adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang mendorong

seseorang untuk memenuhi segala kebutuhan”. Santrock (2009:199) menyatakn

bahwa “motivasi melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan dan

memertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang termotivasi adalah

perilaku yang mengandung energy, memiliki arah, dan dapat dipertahankan”.

Hanifan dan Suhana (2010:26) mendefinisikan “motivasi belajar sebagai

kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat

pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik unntuk

belajar secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka

perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong

seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya

Satini (2015:33). Meningkatkan motivasi belajar siswa bukan hanya tanggung

jawab guru. Namun berbagai pihak dituntut untuk berperan aktif dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa. Berbagai upaya yang bisa dilakukan oleh

guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain: pemberian

bimbingan, tugas,latihan dan penggunaan media Tambolo (2015). Motivasi

Belajar adalah proses yang memberi semangat belajar atau mendorong siswa

untuk berbuat. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar,

arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku

yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

16

2.1.2.1 Pentingnya Motivasi Belajar

Motivasi belajar berfungsi sebagai berikut:

a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Motivasi muncul karena adanya suatu harapan atau keinginan. Jika siswa

mempunyai keinginan untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa

akan terdorong minatnya untuk belajar

b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Motivasi dapat melahirkan sikap terhadap siswa berupa suatu kekuatan

yang terbendung dan diwujudkan dalam bentuk gerakan psikofisik

c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Seseorang yang memiliki motivasi dapat menyelesaikan mana perbuatan

yang harus dilakukan dan mana berbuatan yang harus diabaikan, Menurut

Djamarah (2011:156-158)

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya yaitu (1)

Cita-cita siswa, cita-cita muncul karena adanya suatu keinginan untuk mencapai

keberhasilan siswa. (2) Kemampuan siswa, kemampuan siswa dalam belajar

akan memperkuat motivasi sisa dalam mencapai tujuan belajar. (3) Kondisi

siswa, kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. (4) Kondisi

lingkungan siswa, lingkungan siswa dalam kondisi yang baik akan memperkuat

motivasi belajar siswa. (5) Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran,

lingkungan siswa banyak mengalami perubahan, lingkungan tersebut dapat

mendinamiskan motivasi belajar siswa. dan yang (6) Upaya guru dalam

membelajarkan siswa, guru adalah pendidik yag profesional berbagai upaya

dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.

2.1.2.3 Pengukuran Motivasi Belajar

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat diukur dengan mengamati

indikator-indikator diantaranya: durasi belajar, sikap terhadap belajar, frekuensi

dalam belajar, konsistensi dalam belajar, kegigihan dalam belajar, loyalitas

dalam belajar, visi dalam belajar, achievment dalam belajar hal tersebut

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

17

dikemukakan oleh Hanifah dan Suhana (2010:28). Berdasarkan indikator

tersebut untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat

dilakukan dengan banyak cara salah satu penilaian motivasi belajar da[at

dilakukan dengan teknik non tes misalnya observasi da wawancara.

2.1.3 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajarn IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikan sebagai aspek penting kecakapan hidup. IIPA merupakan

suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam Palupi (2017:116). IPA

sangat berperan penting dalam proses pendidikan Maimunah (2013:1). Sains

atau IPA pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam, gelaja

alam, dan sebab akibat terjadinya gejala alam tersebut Wilujeng (2016:149). IPA

tidak hanya bermuatan isi (content) yang memuat fakta, hukum, prinsip, dan

teori tetapi juga proses (process) keilmuan, Karyatin (2016:43).

2.1.3.1 Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar

Beberapa tujuan dilakukan dalam pembelajaran IPA di sekolah yaitu untuk

memperoleh keyakinan terhadap Tuhan YME karena telah menciptakan

keindahan dan keteraturaan dalam ciptaam-Nya, kemudian untuk

mengembangkan pengetahuan, rasa ingin tahu dan keterampilan dalam

pembelajaran IPA, dan untuk meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam

dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

2.2 Pembelajaran Tematik

Menurut kunandar (2007:311) “Tema merupakan alat atau wadah untuk

mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam

pembelajaran, tema diberikan dengan maksud untuk menyatukan isi kurikulum

dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa siswa dan

membuat pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk

memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa”. Menurut Suryobroto

(2009) “pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mengintegrasikan

pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

18

kreatif dengan menggunakan tema. Pembelajaran tematik diuayakan untuk

memperbaiki kualitas pendidikan siswa dengan melibatkan siswa dalam kegiatan

belajar berdasarkan tema”. Sutirjo dan Istuti Mamik mengemukakan bahwa

dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa

prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu: (1) bersifat kontekstual atau

terintegrasi dengan lingkungan, (2) bentuk belajar dirancang agar siswa

menemukan tema, dan(3) efisiensi.

Tabel 2.1

Pembelajaran Tematik Kelas 4 semester 2 Tema 7

Indahnya Keragaman di Negeriku

Tema Subtema

Tema 7 Indahnya Keragaman di

Negeriku

Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa dan

Agama di Negeriku

Subtema 2 Indahnya Keragaman

Budaya Negeriku

Subtema 3 Indahnya Persatuan dan

Kesatuan Negeriku

Sumber: Buku Guru Kelas IV Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku

Tabel 2.2

Pemetaan Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar Tema 7 Indahnya

Keragaman di NegerikuSubtema 1 Keragaman Suku Bangsa

dan Agama di Negeriku Pembelajaran 1 kelas IV Semester 2

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Bahasa Indonesia IPA

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

benda-benda yang dijumpainya di

rumah, di sekolah dan tempat bermain.

3.7 Menggali

pengetahuan baru

yang terdapat pada

teks.

3.3 Mengidentifikas

macam-macam gaya,antara

lain: gaya otot, gaya listrik,

gaya magnet, gaya

gravitasi, dan gaya gesekan.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas, sistematis dan

logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan perilaku

anak bermain dan berakhlak mulia

4.7 Menyampaikan

pengetahuan baru

dari teks nonfiksi

kedalam tulisan

dengan bahasa

sendiri.

4.3 Mendemonstrasikan

manfaat gaya dalam

kehidupan sehari-hari,

misalnya gaya otot, gaya

listrik, gaya magnet, gaya

gravitasi, dan gaya gesekan

Sumber: Buku Guru Kelas IV edisi 2017 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

19

2.3 Pendekatan Discovery Learning

2.3.1 Pengertian Discovery Learning

Penemuan (discovery) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih &

Sani (2014 : 64) “Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran

yang terjadi bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya,

tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri”. Menurut Hosnan (2014 : 282)

“Discovery Learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar

aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh

akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga

bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang

dihadapi”. Sardiman (2013 : 4) mengungkapkan bahwa dalam mengaplikasikan

model Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, guru harus

dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan

tujuan. Dalam buku Panduan Teknis Pembelajaran dan Penlaian di Sekolah

Dasar(2016:58) menjelaskan bahwa pembelajaran discovery adalah proses

pembellajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan materi ajar dalam bentuk

finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Menurut Wilcolx (dalam

Jamil, 2012:241) menyatakan bahwa dalam pembelajaran penemuan, siswa

didiorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan

konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki

pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkingkan mereka

menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Discovery dilakukan

memalui observasi, klarifikasi, pengukuran, prediksi penentuan, dan inferi.

Discovery Learning mengacu pada pembelajaran yang terjadi ketika siswa

terlibat dalam pengalaman dan eksperimen, dimana mereka mendapatkan

pengetahuan dan konsepnya sendiri, Puspitadewi (2016:115). Azhari (2015:15)

berpendapat bahwa pendekatan Discovery learning di gunakan untuk mengajar

dan mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

20

pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui, sebagian atau seluruhnya

ditemukan sendiri, Azhari (2015:15).

Berdasarkan pendapat diatas pendekatan Discovery Learning adalah suatu

proses pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak

lengkap atau belum dalam bentuk final dari situ siswa dituntut untuk terlibat

secara aktif dalam menemukan sendiri suatu konsep ataupun prinsip yang belum

diketahuinya, dan ketika siswa menyelidiki dan menemukan sendiri suatu

konsep atau prinsip maka hasil yang diperoleh akan bertahan lama dalam

ingatannya, dalam pendekatan Discovery Learning guru hanya berperan sebagai

pembimbing dan pemberi arahan kepada siswa agar kegiatan pembelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Discovery Learning

1. Kelebihan Pendekatan Discovery Learning

Pemilihan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran harus diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan

suatu kebaikan ataupun kelebihan..

Kurniasih & Sani (2014: 66-67), mengemukakan beberapa kelebihan dari

model Discovery Learning, yaitu sebagai berikut:

a) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa

menyelidiki dan berhasil.

b) Memunculkan konsep awal dan menumbuhkan ide-ide bagi siswa

c) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

d) Siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

2. Kekurangan Pendekatan Discovery Learning

Hosnan (2014 : 288-289) mengemukakan beberapa kekurangan dari

model discovery learning yaitu:

a. menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator,

motivator, dan pembimbing,

b. kemampuan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas, dan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

21

c. tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Setiap

model pembelajaran pasti memiliki kekurangan, namun kekurangan

tersebut dapat diminimalisir agar berjalan secara optimal.

Pendekatan Discovery Learning dapat dikatakan pendekatan yang dapat

melatih siswa belajar secara mandiri, melatih kemampuan bernalar siswa, serta

melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan

sendiri dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Pendekatan

Discovery Learning juga memiliki kelemahan seperti membutuhkan banyak

waktu, namun dari kelemahan tersebut dapat diminimalisir dengan

merencanakan kegiatan pembelajaran secara terstruktur, memfasilitasi siswa

dalam kegiatan penemuan, serta mengonstruksi pengetahuan awal siswa agar

pembelajaran dapat berjalan optimal.

2.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Discovery Learning

Tabel 2.3

Langkah-langkah Discovery Learning

No Langkah-langkah Deskripsi

1 Stimulation (pemberian

rangsangan)

Pengkajian lembar informasi misalnya

: membaca, mengamati foto, gambar, video

2 Problem Statmen

(identifikasi masalah)

Mengidentifikasi dan merumuuskan masalah

dan menentukan hipotesis

3 Data Collection

(pengumpulan data)

Mengumpulkan data melalui berbagai sumber

untuk menemukan jawaban dari permasalahan

yang sudah dirumuskan

4 Data Processing (pengokahan

data)

Pengolahan data yang diperoleh kemudian

diadakan penafsiran dan diskusi untuk

menjawab hipotesis

5 Verification (pembuktian)

Mengadakan telaah ulang terhadap hasil

penafsiran dan hasil diskusi untuk memperolah

jawaban yang tepat dan benar tehadap hipotesis

6 Generalization (menarik

kesimpulan) Menyimpulkan dan mengkomuinkasikan

2.4. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas

dalam skripsi ini. Penelitian yang dilakukan Istiqomah (2014) dalam skripsinya

yang berjudul ”Penerapan Model Discovery Learning untuk Hasil Belajar Siswa

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

22

pada Kelas IV SD Negeri 02 Tulung Balak Kabupaten Lampung Timur”. Dari

hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model Discovery

Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar tematik pada ranah

afektif, psikomotor, dan kognitif.

Penelitian yang dilakukan dengan judul “Upaya Peningkatan hail belajar

IPA dengan Pendekatan Pembelajaran Penemuan (Discovery) bagi siswa kelas

VI SDN Tambahmulyo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati semester 1 Tahun

Pelajaran 2011/2012” oleh Siti Ariyani (2010) hasilnya adalah pada

pembelajaran sebelum siklus ketuntasan belajar 67.57%. Pada siklus I meningkat

menjadi 78, 38%. Sedangkan pada akhir siklus II meningkat menjadi 89,19%.

Kelebihan dari penelitian ini adalah peningkatan yang signifikan pada

peningkatan hasil belajar siswa menjadi 89,19%.

Penelitian yang dilakukan dengan judul “Penggunaan Media gambar

Dalam Penerapan Pendekatan Discovery Untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA

Pada Siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Grobokan Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012” oleh Dwijaya Putry Iriany

(2010) hasilnya adalah pada pembelajaran sebelum siklus ketuntasan belajar

52%. Pada siklus I meningkat menjadi 74%. Sedangkan pada akhir siklus II

meningkat menjadi 89%. Kelebihan dari penelitian ini adalah peningkatan yang

signifikan pada peningkatan hasil belajar siswa menjadi 81% pada akhir siklus

II, sedangkan kekurangannya adalah pada siklus I guru tidak membantu siswa

dalam melakukan penemuan dan juga masih banyak siswa yang ramai sendiri

dalam mengikuti kegiatan belajar menganjar.

Penelitian yang dilakukan dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar IPA

melalui Siswa kelas V pada Mata Pelajaran IPA dengan Pendekatan Discovery

Learning di SDN Tingkit Tengah 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran

2011/2012” oleh Yohanes Andri Kristiawan (2012) hasilnya adalah pada

pembelajaran sebelum siklus ketuntasan belajar 58,97%. Pada siklus I meningkat

menjadi 76,92%. Sedangkan pada akhir siklus II meningkat menjadi 94,87%.

Kelebihan dari penelitian ini adalah peningkatan yang signifikan pada hasil

belajar siswa menjadi 94,87% pada akhir siklus II, sedangkan kekurangannya

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

23

adalah pada proses pembelajaran guru masih belum sepenuhnya mengelola kelas

dengan baik.

Penelitian diatas menunjukkan bahwa pembelajarn Discovery Learning

terbukti mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena

aktivitas pembelajaran semula berpusat pada guru, menjadi lebih berpusat

kepada siswa, setelah menggunakan pendekatan Discovery Learning yang terjadi

multiarah antara siswa dengan guru. Berdasarkan penelitian di atas, penulis

melakukan penelitian dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning.

Penelitian ini memiliki tujuan yang sama dengan penelitian yang dilakukan

penulis diatas yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun sedikit

berbeda dengan penelitian diatas, penulis menambahkan satu variabel yaitu

motivasi belajar. Selain terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

pendekatan Discovery Learning juga diduga dapat dapat membantu siswa untuk

terbiasa aktif, meningkatkan pemahaman siswa dan memotivasi siswa dalam

proses pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat. Dan dapat menjadi

alternatif bagi guru dalam melaksanakan proses mengajar, dapat memberikan

pengalaman pada guru dalam merancang pembelajaran menggunaan pendekatan

pembelajaran Discovery Learning. Dengan peneletian ini dapat dijadikan

alternatif bagi guru dalam melaksanakan proses mengajar, sehingga menambah

pengalaman pada guru dalam merancang pembelajaran menggunaan pendekatan

pembelajaran Discovery Learning. Melalaui penelitian pendekatan pembelajaran

Discovery Learning diharapkan dapat menjadi sebuah referensi bagi sekolah

sebagai bahan dalam pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk

diterapkan pada proses pembelajaran khususnya di Kelas IV dan umumnya pada

kelas-kelas lain.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

24

2.5 Kerangka Pikir

Kegiatan pembelajaran dapat berhasil jika dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain pendekatan pembelajaran. Pada kenyataanya dalam kegiatan

pembelajaran masih banyak guru yang mengajar dengan cara konvensional

(ceramah). Pembelajaran yang berlangsung di kelas adalah pembelajaran yang

berpusat pada guru. Guru belum mendesain pembelajaran dengan baik dan siswa

merasa bosan dan tidak ada ketertarikan untuk belajar. Guru tidak memberi

kesempatan siswa untuk menunjukan kemampuan siswa. Keadaan ini akan

diperbaiki dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa

meningkat dengan memperbaiki pembelajaran menggunakan pendekatan

Discovery Learning. Pendekatan Discovery Learning merupakan suatu proses

pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan

menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri suatu konsep

ataupun prinsip yang belum diketahuinya. Pendektan Discovery Learning

mempunyai langkah-langkah antara lain menerima stimulus, menyimak tujuan

pembelajaran dan tugas kelompok, membentuk kelompok yang terdiri dari 3

orang, setiap kelompok mendapat tugas tentang gaya, merumuskan masalah

tentang gaya, melakukan investigasi terhadap gaya, mengolah data dari hasil

pengumpulan data, membutikan dari hasil pengolahan data yang diperoleh,

menarik kesimpulan, menyampaikan laporan akhir dari hasil sidkusi yang

diperoleh, mempresentasikan laporan, kelompok lain memberi tanggapan

terhadap hasil pembahasannya, membuat kesimpulan, mengerjakan evaluasi.

Dalam kegiatan pemebelajaran siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam membimbing siswa untuk

melakukan percobaan. Pengukuran hasil belajar menggunakan pendekatan

Discovery Learning meliputi penilaian skor proses dan skor hasil belajar. Pada

penilaian proses menggunakan teknik non tes, sedangkan untuk mengetahui

hasil belajarnya dapat dilihat melalui aspek kognitif menggunakan teknik tes.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori · menggunakan beberapa literatur ilmiah sebagai sumber referensi 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan

25

2.6 Hipotesis Tindakan

Menurut Toha Anggoro (2007:127), hipotesis dapat diartikan sebagai

rumusan jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk membuktikan benar

tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu.

Berdasarkan latar belakan masalah, maka penulis dapat merumuskan

hipotesis tindakan kelas ini sebagai berikut:

1) Pendekatan Discovery Learning diduga dapat meningkatkan motivasi

belajar IPA tema 7 subtema 1 siswa kelas 4 SDN 2 Getas

2) Pendekatan Discovery Learning diduga dapat meningkatkan hasil belajar

IPA tema 7 subtema 1 siswa kelas 4 SDN 2 Getas