bab ii kajian pustaka 2.1 interaksi sosial antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/visi...

33
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Antarsiswa Interaksi sosial dipahami sebagai pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya (Ahmadi,2007: 100). Sedangkan menurut Homans (dalam Haryanto:2011) interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya. Dalam Teorinya Thibaut dan Kelley (dalam Haryanto:2011) menjelaskan bahwa interaksi sosial adalah peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara satu individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok yang saling memberikan pengaruh. Proses ini dapat terjadi antara orang dengan orang, orang dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Satu orang memberi dorongan kepada yang lain, kemudian dibalas dengan reaksi secara timbal balik. Dengan kata lain, proses dua arah di mana 9 9 Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Upload: trinhliem

Post on 21-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa

2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Antarsiswa

Interaksi sosial dipahami sebagai pengaruh timbal balik antara individu

dengan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang

dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya

(Ahmadi,2007: 100). Sedangkan menurut Homans (dalam Haryanto:2011)

interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi

merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi

pasangannya. Dalam Teorinya Thibaut dan Kelley (dalam Haryanto:2011)

menjelaskan bahwa interaksi sosial adalah peristiwa saling mempengaruhi satu

sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan

suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain.

Disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara satu

individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan

kelompok yang saling memberikan pengaruh. Proses ini dapat terjadi antara orang

dengan orang, orang dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Satu

orang memberi dorongan kepada yang lain, kemudian dibalas dengan reaksi

secara timbal balik. Dengan kata lain, proses dua arah di mana

9

9

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

setiap individu atau group menstimulir yang lain dan mengubah tingkah

laku dari pada partisipan.

Menurut Karsidi (2008:14) proses-proses pendidikan yang sesungguhnya

adalah interaksi kegiatan yang berlangsung di kelas. Di dalam kelas selama

pembelajaran, komunikasi terjadi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa

untuk saling memberikan informasi atau mentransfer ilmu dan nilai.

Berdasarkan seluruh pengertian di atas dan pernyataan Karsidi, interaksi

antarsiswa merupakan hubungan timbal balik antara satu siswa dengan siswa

lainnya, siswa dengan kelompok siswa, maupun kelompok siswa dengan

kelompok siswa yang saling memberikan pengaruh. Satu siswa memberi

dorongan kepada siswa lain, kemudian dibalas dengan reaksi secara timbal

balik yang terjadi di dalam kelas atau kegiatan pembelajaran. Pengaruh yang

saling diberikan oleh siswa dapat berupa nilai, tingkah laku, kebiasaan, atau

ilmu.

2.1.2 Kelompok Sosial

Sherif Sherif (dalam Ahmadi, 2007:77) memahami kelompok sosial

sebagai unit sosial yang terdiri dari beberapa individu sebagai anggota

kelompok di mana individu-individu tadi mempunyai status atau peran tertentu

dan dalam unit sosial tadi berlakulah serangkaian norma-norma yang mengatur

tingkah laku kelompok. Sedangkan Soerjono Seokanto (dalam Herozui:2012)

kelompok sosial adalah kesatuan manusia yg hidup bersama, hubungan timbal

balik dan saling mempengaruhi.

10

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Dengan demikian kelompok sosial adalah beberapa individu yang hidup

bersama, saling melakukan hubungan timbal balik dan memiliki aturan-aturan

baik tertulis maupun tidak tertulis. Suatu unit sosial itu menunjukkan adanya

hubungan-hubungan sosial, jalinan relasi yang timbal balik. Manusia tidak

mungkin hidup tanpa kelompok, justru kelompok sosiallah yang menjadikan

manusia dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana wajarnya. Melalui

kelompok itulah individu dapat memuaskan kebutuhan keseluruhan yang

fundamental dan memperoleh kesempurnaan yang terbesar. Tapi sebaliknya

melalui kelompok itu pula dia dapat merasakan kekecewaan dan mengalami

kesulitan-kesulitan yang amat sangat. Dalam masyarakat, untuk memasuki

suatu kelompok seseorang harus memenuhi beberapa syarat tertentu. Begitu

juga di dunia anak, untuk dapat diterima menjadi teman seseorang harus

memiliki kesamaan atau rasa kesatuan.

Masih menurut Ahmadi (2007:79) peneliti setuju dengan pendapat

Cooley, bahwa kelompok sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu:

- Kelompok Primair adalah suatu kelompok yang mempunyai rasa ikatan

yang terkuat dalam relasi intra group. Terdapat intimitas kerja sama dalam

kelompok, dan terutama timbulnya sosialitas manusia dan ideanya, maka

terjadilah fusi individualitas dalam keseluruhan, sehingga pribadi individu

adalah pribadi kelompok. Rasa ke-kami-an merupakan expresi yang

fundamental dan natural. Contohnya, dalam sebuah kelompok anak dalam

bermain yang terbentuk sosial primair terdapat persatuan dan kesatuan,

terdapatlah unitas di dalam totalitas relasi yang membentuk kesatuan dalam

11

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

tindakan dan pikiran. Ketika salah satu diantara mereka tidak menikmati les,

namun anggota kelompok tersebut tetap menghadiri les dan tetap menikmati

kegiatan tersebut asal dengan anggota kelompok lainnya. Di sekolah,

bahkan rasa intimitas relasi dan rasa kebersamaannya lebih menonjol

dibandingkan dengan keluarga.

- Kelompok sekundair memiliki hubungan-hubungan yang kausalitas, artinya

sebab-sebab tertentu yang menyebabkan terbentuklah kelompok sekundair,

misalnya adanya ikatan ketertarikan. Walaupun saling bertemu, namun tidak

intim dengan kelompok primer, sehingga membentuk kelompok sekunder

yang memiliki jumlah anggota lebih besar dari pada kelompok primer.

Hubungan sosial yang terjadi pada kelompok sekunder ini biasanya

mempunyai organisasi yang tegas dengan peraturan yang tegas pula,

misalnya adanya status organisasi, anggaran dasar, kewajiban dan hak para

anggota yang diatur dalam peraturan, serta memiliki pemimpin yang

terorganisir. Di sekolah, kelompok ini biasanya terdapat di dalam kelas.

Meskipun di dalam kelas terdapat kelompok primair, namun mereka

membentuk kelompok sekundair sebagai kesatuan anggota kelas yang biasa

berinteraksi antar satu dengan yang lainnya.

- Kelompok tertier, merupakan kelompok yang memiliki sifat sementara atau

insidental, misalnya orang yang sama-sama naik kendaraan umum untuk

berangkat sekolah.

Menurut Hurlock (2010:252) kelompok sosial memiliki pengaruh

terhadap perkembangan sosial, ketika anak-anak memasuki sekolah, guru

mulai memasukkan pengaruh terhadap sosialisasi mereka, meskipun pengaruh

12

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

teman sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan pengaruh guru atau orangtua.

Meningkatnya umur anak, jika nasehat yang diberikan oleh orang tua dan

teman sebaya berbeda, maka anak cenderung lebih terpengaruh pada teman

sebaya. Pengaruh tersebut sebenarnya berasal dari keinginan anak untuk dapat

diterima oleh kelompok dan sebagian lagi dari kenyataan bahwa anak

menggunakan waktu lebih banyak dengan teman sebaya.

Sejalan dengan pendapat Santrock (2007;206) bahwa hingga umur 12

tahun mereka bermain, berkelompok, dan membina persahabatan pada

kelompok yang berjenis kelamin sama semakin meningkat hingga 40 persen

pada umur 7-11 tahun. Kelompok anak tidak hanya terbentuk karena jenis

kelamin saja, namun ukuran interaksi di dalamnya. Interaksi yang terwujud pun

bervariasi.

Jadi, kelompok sosial memberikan pengaruh yang besar bagi keputusan

anak dalam berbagai hal. Semakin besar keinginan anak untuk bergabung

dalam suatu kelompok, semakin rentan pengaruh anggota lainnya, terutama

pengaruh dari mereka yang mempunyai status dalam kelompok. Selain itu,

semakin menarik kelompok itu bagi anak-anak, semakin ingin mereka diterima

dan bersedia dipengaruhi oleh kelompok tersebut.

2.1.3 Kelas Sebagai Sistem Sosial

Menurut Ahmadi (2007:78) kelas merupakan situasi sosial dalam group

yang bersifat relatif permanen. Dalam situasi ini, status individu dan anggota

kelompoknya dapat diketahui dengan nyata, misalnya dalam organisasi kelas

biasanya terdapat pemimpinnya yang biasa disebut sebagai ketua kelas. Hal

tersebutlah yang membentuk kelas sebagai sistem sosial.

13

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Karsidi (2008:87) menjelaskan bahwa kelas merupakan gabungan dari

individu-individu yang membentuk suatu kelompok sosial yang teratur

memiliki fungsi dan peran yang kompleks dalam kacamata pendidikan.

Sedangkan menurut Horton dan Hunt, 1984 kelas merupakan sekumpulan

orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling

berinteraksi. Dengan demikian, kelas adalah kelompok sosial yang terdiri dari

beberapa orang yang saling berinteraksi dan memiliki peran masing-masing.

Berikut beberapa hal yang terdapat di kelas sebagai suatu sistem sosial.

a. Struktur Sosial Kelas

Menurut Karsidi (2008:88) ruang kelas merupakan miniatur dari

kelompok yang lebih besar, yaitu masyarakat karena di sana berkumpul

pribadi-pribadi dari latar belakang status sosial dan ekonomi yang berbeda-

beda, meskipun dengan struktur profesi dan peran yang sama. Beberapa ciri

khas struktur kelas yang memiliki kesamaan dengan masyarakat sebagai

berikut:

1) Komposisi Anggota

Heterogenitas adalah aspek umum yang hampir selalu ada di kelas

manapun. Di sana, selain latar belakang kehidupan yang berbeda-beda,

juga terdapat perbedaan jenis kelamin (seksualitas) kecuali di sekolah

khusus, keberagaman agama, sampai pada karakteristik individu yang

saling berlainan secara fisik maupun psikis yang ditandai dengan

perbedaan antar personalnya.

2) Struktur Birokasi Berupa Peran dan Status

Kelas memiliki tata aturan yang diikat oleh sekolah dan diperankan

oleh wakil-wakil siswa sebagai pengurus kelas. Lahirlah berbagai

jabatan yang terbentuk secara hierarkis sesuai dengan tugas dan

kewenangan mereka di dalam kelas, baik itu oleh guru yang berperan

14

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

sebagai wali kelas maupun siswa-siswanya yang terakumulasi dalam

jabatan ketua kelas, sekretaris, bendahara, dan seterusnya.

b. Iklim Sosial di Kelas

Menurut Faisal dan Yasik,1985 (dalam Karsidi, 2008:91) terdapat enam

iklim sosial yang timbul di kelas, yaitu:

1) Iklim Terbuka

Tingkah laku guru menggambarkan integrasi antara kepribadian

seorang guru sebagai individu dan peranannya sebagai pimpinan di

dalam kelas.

2) Iklim Mandiri

Siswa memiliki kebebasan dari guru untuk mendapatkan kebebasan

kebutuhan belajar dan kebutuhan sosial mereka.

3) Iklim Terkontrol

Titik pusat kebijakan guru adalah menekankan pada pencapaian prestasi

siswa di kelas, tetapi di sisi lain justru mengorbankan kepuasan

kebutuhan sosial siswa.

4) Iklim Persaudaraan

Hubungan antara guru dan siswa terjalin dengan erat baik di dalam atau

di luar kegiatan pembelajaran.

5) Iklim Tertutup

Guru mengharapkan siswa berinisiatif sendiri, namun guru tidak

memberi kebebasan kepada para siswa untuk merealisasikan inisiatif

tersebut secara nyata karena tidak ada keterbukaan dan komunikasi

yang efektif.

15

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Dengan demikian, iklim yang terbentuk di suatu kelas alangkah baiknya

merupakan gabungan dari iklim-iklim tersebut. Guru tidak boleh terlalu keras,

terlalu dekat, terlalu tertutup, namun guru harus melakukannya pada waktu-

waktu tertentu ketika hal tersebut dibutuhkan. Misalnya ketika siswa sedang

belajar kerjasama, maka berikanlah sikap yang fleksibel dengan memberikan

kesempatan kepada mereka untuk bekerjasama dengan teman satu

kelompoknya.

Menurut Parson (dalam Karsidi,2008:14) kelas merupakan suatu sistem

sosial yang memfasilitasi anak untuk melakukan proses sosialisasi dengan

lingkungannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedudukan murid

hanya dikenal dalam lingkungan sekolah saja. Ada juga kedudukan murid

yang lebih formal seperti ketua kelas. Murid mempunyai kedudukan yang

bersifat tak formal dan hanya diketahui dalam kalangan sekolah itu saja.

Murid melakukan interaksi di kelas dan sekolah dengan aturan dan tata tertib

yang telah disepakati, mereka menjalankan kedudukannya dan saling

mempengaruhi antara satu dengan yang lain sebagai sebuah sistem sosial

yang berjalan terus menerus.

2.1.4 Macam Kedudukan Siswa dalam Kelas

Nasution (2011:81) menjelaskan bahwa di sekolah dapat kita temukan

macam-macam kedudukan murid salah satunya adalah klik atau kelompok

persahabatan di sekolah. Suatu klik terbentuk bila dua orang atau lebih saling

merasa persahabatan yang akrab dan karena itu banyak bermain bersama,

16

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

sering bercakap-cakap, merencanakan dan melakukan kegiatan yang sama di

dalam maupun di luar sekolah. Mereka saling merasakan apa yang dialami

oleh salah satu anggota kelompoknya dan saling mengungkapkan apa yang

terkandung dalam hatinya termasuk apa yang dirahasiakannya kepada orang

lain, seperti hubungan mereka dengan orang tua atau dengan jenis kelamin

lain dan kesulitan-kesulitan pribadi lainnya. Klik memang tidak memiliki

peraturan yang jelas, namun terdapat kriteria atau nilai yang dijadikan alasan

diterimanya seseorang menjadi anggota baru dan melakukan tindakan jika ia

tidak memenuhi syarat. Meskipun keanggotaan bersifat sukarela dan tak

formal, seseorang akan diterima dan ditolak berdasarkan atas persetujuan

bersama. Bila klik ini mempunyai sikap anti-sosial maka klik itu dapat

menjadi geng. Mereka mengutamakan kepentingan kelompok di atas

kepentingan pribadi dan sikap ini dapat menimbulkan konflik dengan sekolah

dan klik-klik lainnya.

Pengelompokan atau pembentukan klik (clique) mudah terjadi di sekolah.

Klik biasanya terbentuk karena mereka memiliki kegemaran dan minat yang

sama, ekonomi, dan lainnya. Namun, pengelompokan murid atau adanya

berbagai klik dalam sistem sosial kelas mempengaruhi anggota kelompok itu

ke arah yang baik akan tetapi juga ke arah yang merugikan pelajaran. Tidak

setiap guru dapat menggunakan atau bahkan melihat kemungkinan

penggunaan klik untuk kepentingan pendidikan, misalnya untuk

mempertinggi motivasi belajar, memelihara, dan mempertahankan norma-

norma kelakuan yang baik atau mempertinggi efektivitas pendidikan.

17

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

2.1.5 Proses Interaksi Sosial di Kelas

Menurut Selo Soemardjan (dalam Saputra:2013) proses sosial adalah

hubungan timbal balik antara manusia (individu) dengan berbagai segi

kehidupan bersama. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (dalam

Haryanto:2011) bahwa proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan

yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling

bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.

Dengan demikian, proses sosial adalah suatu proses yang terjadi jika

seseorang bertemu dengan orang lain atau suatu kelompok bertemu dengan

kelompok lain dan melakukan hubungan sosial seperti saling menyapa,

menanyakan kabar, berbincang-bincang, kerjasama dan sebagainya. Di kelas,

proses sosial terjadi selama proses pembelajaran, siswa saling berbincang-

bincang atau berdiskusi selama kegiatan belajar berlangsung. Mereka saling

menularkan ilmu yang didapatkan.

2.1.6 Macam-macam atau bentuk Interaksi Antarsiswa

Menurut Ahmadi (2007:100) macam-macam interaksi sosial berdasarkan

proses sosial ada yang berbentuk positif, ada pula yang berbentuk negatif.

Interaksi sosial positif dinamakan integrasi, yaitu proses menyatukan. Hal

tersebut terjadi apabila keseluruhan anggota-anggota keseluruhan kelompok

yang dimaksud itu berkemauan untuk tetap pada kelompoknya, seolah-olah

satu sama lain saling terikat. Sedangkan yang negatif dinamakan dengan

disintegrasi proses, yaitu proses yang memisahkan.

18

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

a. Termasuk dalam proses yang menyatukan (integrasi) ialah:

1. Cooperation (koperasi)

Koperasi ialah bentuk kerjasama di mana satu sama lain saling

membantu guna mencapai tujuan bersama. Di dalamnya terdapat dua

orang atau lebih untuk melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai suatu

tujuan yang diinginkan bersama. Ada jenis koperasi yang didasarkan

perbedaan di dalam organisasi group atau di dalam sikap group, yaitu:

a) Kerjasama primer

Group dan individu berlebur menjadi satu. Seluruh kehidupan

individu mengisi kehidupan group dan masing-masing saling

mengejar untuk masing-masing pekerjaan, demi kepentingan seluruh

anggota dalam group.

b) Kerjasama sekunder

Kerja sama ini adalah kerja sama khas pada masyarakat modern.

Setiap individu hanya membaktikan sebagian dari hidupnya kepada

group. Sikap orang lebih individualistis dan mengadakan perhitungan-

perhitungan. Kerjasama semacam ini dapat terjadi di dalam kelas.

Jadi, kerjasama adalah beberapa orang untuk menyelesaikan suatu

kegiatan atau tujuan secara bersama-sama. Mereka membagi tugas dan

saling menolong dalam menyelesaikan tujuan tersebut.

2. Consensus (kerjasama)

Consensus yang dimaksudkan suatu persetujuan, baik yang diucapkan

maupun tidak. Hal ini terjadi ketika dua orang atau lebih saling

19

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

memelihara hubungan dan mereka memandang sebagai kepentingan

sendiri.

3. Assimilation (assimilasi)

Assimilasi adalah proses dua kebudayaan yang berbeda, lama

kelamaan berkembang sehingga menjadi sejarah. Asimilasi hanya terjadi

pada orang atau golongan yang datang dari kebudayaan lain.

3. Termasuk dalam proses yang memisahkan ialah:

1. Conflict (persekutuan)

Konflik adalah usaha yang dengan sengaja menentang, melawan, atau

memaksa kehendak orang lain. Konflik timbul dari adanya kepentingan

yang bertentangan, terutama kepentingan ekonomi, dan sering juga karena

perebutan kedudukan dan kekuasaan. Berdasarkan terjadinya konflik ada

dua macam, yaitu Corparete conflict dan personal conflict. Corporate

conflict yaitu terjadi antara group dengan group dalam satu masyarakat.

Sedangkan Personal conflict, yaitu terjadi pada individu dengan individu.

Biasanya hal ini disebabkan karena permasalahan kecil, kekuasaan,

kekayaan, iri hati, dan sebagainya.

2. Competition (persaingan)

Persaingan ada hubungannya dengan konflik, namun berbeda.

Kompetisi tidak mengandung usaha dengan sengaja untuk menentang

kehendak orang lain dan tidak mengandung paksaan. Norma-norma moral

20

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

menjadi landasan dalam persaingan, sedangkan konflik tidak demikian.

Misalnya untuk prestasi akademik siswa untuk menjadi bintang kelas.

Murid harus bersaing dengan murid-murid lainnya dalam berbagai hal.

Sedangkan Nasution (2011:137) menjelaskan bahwa angka-angka yang

diberikan oleh guru sebagai nilai sering dijadikan bahan atau dasar

perbandingan jadi persaingan. Murid yang mencapai prestasi yang baik

mendapat angka yang tinggi sedangkan mereka yang prestasinya buruk

mendapat angka rendah. Diadakannya rangking dalam buku rapor dan

diberikannya penghargaan kepada juara kelas mempertajam persaingan.

Jiwa persaingan tidak tenyap meskipun metode penggunaan angka diganti

dengan bentuk uraian. Semua siswa ingin masuk ke dalam kelompok yang

lebih baik.

2.1.7 Teman Sebaya dan Sosialisasinya

Sebaya adalah orang yang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang

kira-kira sama (Santrock,2007:205). Salah satu fungsi terpenting sebaya

memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar

keluarga. Mereka melakukan umpan balik dan melakukan evaluasi terhadap

apa yang telah dilakukan dengan ukuran lebih baik, sama baiknya, atau lebih

buruk dari yang dilakukan anak lain. Dengan teman sebaya, anak-anak belajar

memformukasikan dan menyatakan pendapat mereka, menghargai sudut

pandang sebaya, menegosiasikan solusi atau perselisihan secara kooperatif,

dan mengubah standar perilaku yang diterima oleh semua. Selain itu, mereka

21

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

saling memberi dan menerima dalam mengembangkan pemahaman sosial dan

logika moral mereka.

Hubungan sebaya bisa negatif maupun positif. Ditolak atau diabaikan

oleh sebaya membuat beberapa anak merasa kesepian dan dimusuhi.

Penolakan tersebut dapat dikarenakan cacat, latar belakang, prestasi, dan

sebagainya. Terkadang budaya sebaya menjadi pengaruh buruk yang

melemahkan nilai dan kontrol orang tua. Sebaya dapat memperkenalkan anak

pada kenakalan atau perilaku yang dipandang melanggar norma. Pada masa

kanak-kanak, aktivitas berinteraksi dengan teman sebaya mencapai lebih dari

40% pada usia antara 7-11 tahun. Hubungan timbal balik menjadi sangat

penting, apalagi pada masa akhir kanak-kanak meningkatnya ukuran grup

sebaya dan interaksi sebaya mereka yang lebih menarik perhatian orang

dewasa. Bentuk interaksi yang sering terjadi adalah kooperatif, kompetitif,

bising dan hening, bergembira dan memalukan. Sekitar umur 5 tahun ke atas,

kelompok anak laki-laki cenderung terlibat pada permainan yang kasar,

kompetitif, konflik, pertunjukan ego, mengambil resiko, dan mencari

dominasi. Sebaliknya, kelompok perempuan cenderung terlibat dalam

percakapan kolaboratif. Dalam Santrock (2007:211) bahwa ahli

perkembangan telah membedakan lima status sebaya yang diterima secara

sosial, yaitu:

- Anak-anak populer sering didominasikan sebagai sahabat dan

jarang tidak disukai oleh sebaya mereka.

22

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

- Anak-anak rata-rata menerima nominasi positif dan negatif rata-

rata dari sebaya mereka.

- Anak-anak diabaikan, jarang dinominasikan sebagai sahabat tetapi

tidak dibenci oleh sebaya mereka.

- Anak-anak yang ditolak jarang dinominasikan sebagai sahabat dan

dibenci secara kolektif oleh sebaya mereka.

- Anak-anak kontroversial, sering dinominasikan sebagai teman baik

seseorang tapi juga sebagai orang yang tidak disukai.

Teman sekolah yang berada di kelas yang sama merupakan teman sebaya

yang paling sering ditemui selain di lingkungan rumah. Mereka memiliki

waktu yang berjam-jam dalam satu hari untuk berinteraksi dalam proses

pembelajaran. Mereka mendapatkan kebahagiaan dan kekecewaan dari hasil

interaksinya tersebut.

Menurut Nasution (2011:51) Masyarakat sekolah mempengaruhi anak

dalam pergaulannya dengan anggota-anggota lain dalam masyarakat itu.

Sekolah biasanya terlampau memusatkan perhatian kepada pendidikan

akademis. Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian ialah memupuk

hubungan sosial atau sosialisasi di kalangan murid-murid. Pendidikan antar

murid, antar golongan bergantung pada struktur sosial murid. Ada tidaknya

golongan minoritas di kalangan mereka yang mempengaruhi hubungan antar

kelompok itu.

Petersen (2008;163) berpendapat bahwa bila murid-murid dapat bergaul

dengan baik, biasanya mereka juga menunjukan perilaku dan sikap yang

positif dan saling membantu. Mereka juga saling memberikan dorongan

23

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

untuk belajar, saling memberikan saran, dan saling menolong. Bila diterapkan

di kelas, antara murid-murid yang mempunyai hubungan baik, dalam banyak

hal akan terjadi tolong menolong. Bisa jadi bantuan tersebut bersifat pasif,

misalnya tidak akan mengalihkan perhatian teman yang sedang mengerjakan

tugas atau mengganggu anak yang sedang belajar. Murid juga dapat saling

membantu menyelesaikan tugas atau bersama-sama mencari strategi belajar.

Dalam kerja kelompok, murid dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab serta

kewajiban untuk mencapai tujuan bersama guna menciptakan hubungan

sosial yang harmonis dalam kelompok tersebut. Mengingat guru juga

merupakan anggota kelompok tersebut serta partner dalam kelompok kelas,

maka guru menjadi lebih dihormati dan didengarkan oleh para murid.

Petersen sangat menyayangkan bahwa hubungan antarsiswa sekelas dan

antara murid dengan guru di kelas sering kurang menunjukkan suasana saling

membantu. Sering kali yang menjadi pusat perhatian dalam kelas ialah aspek

negatif perilaku serta peringkat pencapaian akademi murid. Hal ini khususnya

terjadi bila kelompok telah terbentuk dan anak bermasalah sudah

diidentifikasi bahkan sudah diberi cap buruk, baik oleh kawan-kawan sekelas

maupun oleh guru. Dalam hal ini anak tersebut akan mengalami gejolak

emosional setiap saat, kehilangan harga diri, rasa percaya diri, motivasi, serta

gairah untuk bekerja sama baik bidang sosial maupun bidang akademi.

Aspek-aspek ini suatu saat akan mempengaruhi suasana dan mutu lingkungan

kelas. Anak yang memiliki reputasi bagus secara khusus ingin membangun

kesan yang berbeda manakala mereka harus menghapus kesan sebagai anak

24

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

buruk atau bodoh dan sanggup memberikan sumbangan positif untuk

kelasnya. Kesan baru dengan mudah dapat dibangun pada kelas ketika

anggotanya satu sama lain saling melihat sisi positif temannya sehingga dapat

membina hubungan yang baik. Dengan kata lain, murid dan guru hendaknya

mencari sisi baik atau kebaika dan mengesampingkan hal-hal negatif guna

membina kesan baik bagi seluruh isi kelas. Sudah tentu setiap murid perlu

dukungan agar dapat memperoleh rasa percaya diri.

Menurut Hurlock (2010:250) terdapat beberapa proses seorang anak

terjun ke dalam masyarakat atau lingkungan untuk bersosialisasi di dalamnya,

yaitu:

1. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial. Setiap kelompok

sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang

dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus

mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus

menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima.

2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima. Setiap kelompok sosial

mempunyai pola atau kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama

oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada

yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta bagi guru

dan murid.

3. Perkembangan sikap sosial. Untuk bermasyarakat atau bergaul dengan

baik anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas sosial. Jika mereka

dapat melakukannya, mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial

yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat

mereka menggabungkan diri.

25

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Siswa dalam kelas berasal dari latar belakang yang berbeda, jika dalam

kelas terdiri dari 40 siswa, maka kelas tersebut memiliki 40 sikap, pemikiran,

dan kepribadian yang berbeda. Perbedaan tersebut dibawa selama proses

interaksi. Mereka saling membantu dan bekerjasama, bahkan mereka akan

saling mengejek dan bertengkar karena perbedaan yang timbul.

2.1.8 Perkembangan Sosial pada Masa Kanak-kanak Akhir

Masa kanak-kanak saat memasuki sekolah dasar pada umur 6-7 tahun.

Setelah anak memasuki sekolah, minat pada kegiatan keluarga mulai

berkurang. Menurut Hurlock (2010:264-270) bahwa mereka sudah mulai

berinteraksi secara kelompok dan memiliki teman bermain, sehingga minat

untuk bergaul dan diterima oleh anak-anak lain bertambah.

Pada usia sekolah, anak memasuki usia gang, yaitu usia yang pada saat

itu kesadaran sosial mulai berkembang pesat. Menjadi pribadi sosial

merupakan salah satu tugas perkembangan yang utama pada periode ini.

Anak menjadi anggota suatu kelompok yang mampu mempengaruhi perilaku.

Anggota gang dipilih karena mereka mampu melakukan hal-hal yang disukai

anak lain, tidak karena mereka tinggal berdekatan satu sama lain dan juga

tidak karena mereka dapat melakukan hal-hal yang disukai oleh satu atau dua

orang anggota. Semakin banyak kesempatan mereka melakukan sesuatu

bersama-sama, semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan cara

kerjasama.

Sebagian besar gang pada masa kanak-kanak menunjang perkembangan

kualitas yang baik. Gang mengajarkan anak-anak untuk bersikap demokratis,

26

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

untuk menyesuaikan keinginan dan perbuatan mereka dengan keinginan dan

perbuatan kelompok, untuk bekerjasama dan mengembangkan keterampilan.

Gang dapat meningkatkan sosialisasi, antara lain membantu anak bergaul

dan berperilaku yang dapat diterima secara sosial bagi mereka, membantu

anak mengembangkan kesadaran yang rasional dan skala nilai untuk

melengkapi nilai orang tua yang cenderung otoriter, anak mempelajari sikap

sosial yang pantas dan membantu kemandirian pribadi anak. Pola perilaku

yang paling umum dipelajari oleh keanggotaan gang antara lain penerimaan

dan penolakan sosial, kepekaan yang berlebihan, mudah dipengaruhi dan

tidak mudah dipengaruhi, persaingan, sikap sportif, tanggung jawab,

wawasan sosial, diskriminasi sosial, prasangka, dan antagonisme jenis

kelamin.

Sesuai dengan rentang umurnya, perkembangan anak kelas IV SD negeri

berada pada umur 8-12 tahun. Umur 7 sampai 10 tahun seorang anak berada

pada masa transisi dari moralitas heteronom menuju moralitas otonom

(Santrock;2007;117). Pada masa moralitas heteronom bahwa anak berpikir

bahwa keadilan dan peraturan adalah properti dunia yang tidak bisa diubah,

dan tidak dikontrol. Dengan demikian, pada umur 7-10 tahun, mereka mulai

merubah cara pikirnya bahwa mereka sadar akan peraturan dan hukuman

yang di buat oleh manusia dan ketika menilai sebuah perbuatan, mereka

mempertimbangkan niat dan juga konsekuensinya. Siswa percaya bahwa

ketika peraturan di langgar akan diikuti dengan pemberian hukuman jika ada

saksi mata, sehingga mereka tidak akan melakukan hal tersebut. Pemberian

27

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Immanent justice (hukuman atas pelanggaran) merupakan sebuah musibah,

karena sebelumnya mereka telah melakukan pelanggaran.

2.2 Motivasi Belajar 2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Mc. Donald (dalam Sardiman,2011:73) mengartikan bahwa motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tangapan terhadap adanya tujuan.

Dalam teorinya, M. Utsman Najati (dalam Saleh,2008:183) motivasi adalah

kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan

menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa motivasi belajar adalah

kekuatau atau energi dalam diri seseorang untuk membangkitkan aktivitas

belajarnya dalam rangka mewujudkan tujuan belajar yang telah siswa

tentukan. Seseorang siswa akan mengalami perubahan energi pada dirinya

ketika motivasi belajar muncul. Orang tersebut akan menjumpai persoalan

gejala kejiwaan, perasaan dan emosi untuk bertindak melakukan sesuatu dan

dengan dirangsang atau didorong tujuan, kebutuhan atau keinginannya.

2.2.2 Komponen dan Siklus Motivasi

Menurut Saleh (2008:186) upaya pemenuhan perilaku termotivasi

sehubungan dengan prinsip tersebut dapat dijelaskan oleh siklus motivasi di

bawah ini:

28

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Gambar 2.1

Siklus Motivasi

(Saleh,2009:186)

Berdasarkan siklus di atas, terdapat komponen-komponen dalam siklus

motivasi, yaitu kebutuhan, ketegangan, pemunculan tingkah laku, pencapaian

tujuan, ketegangan menurun. Motivasi belajar hanya akan muncul jika

seseorang benar-benar membutuhkan sesuatu yang ada dalam kegiatan belajar

tersebut. Kebutuhan tersebut akan disertai dengan ketegangan yang dapat

menjadikan seseorang mengalami ketidakseimbangan. Ketegangan dirinya

akan mendorong untuk memunculkan tingkah laku yang terarah pada

pencapaian tujuan. Jika tujuan tercapai, maka ketegangan menurun.

Menurut Nasution (2012:74) kebutuhan akan menimbulkan keadaan

ketidakseimbangan, rasa ketegangan yang meminta pemuasan, agar kembali

kepada keadaan keseimbangan. Saat manusia kembali pada keseimbangan,

maka pada saat tertentu muncullah kebutuhan baru. Hal ini berarti dorongan

pada diri manusia pada dasarnya tidak hilang, tetapi berkurang. Apapun yang

menjadi landasan dari pemunculan motivasinya, seseorang akan terdorong

untuk meregulasi tingkah lakunya dalam mencapai tujuan-tujuannya. Siswa

29

Kebutuhan

Ketegangan

Pemunculan tingkah laku

Pencapaian tujuan

Ketegangan menurun

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

yang memiliki motivasi belajar, didorang dari kebutuhan yang paling

mendasar. Jika kebutuhan fisiknya terpenuhi dan siswa memperoleh rasa

nyaman di dalam kelas, maka ia memiliki motivasi untuk memperoleh

penghargaan dan mengaktualisasikan dirinya dalam kegiatan belajar

mengajar. Siswa memiliki tujuan dalam mengikuti pembelajaran, selain itu

siswa memiliki keinginan untuk lebih baik atau keinginan untuk

membahagiakan orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mendapatkan

nilai yang maksimal. Dorongan tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar

siswa.

2.2.3 Kebutuhan dan Teori tentang Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2011:77) seseorang melakukan aktivitas karena

didorong adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, dan unsur-unsur

kejiwaan lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.

Berhubungan dengan kegiatan belajar, menciptakan kondisi yang

mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik

merupakan hal yang penting. Guru harus mampu melakukan usaha-usaha

untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya

melakukan aktivitas belajar.

Sardiman (2011:77) menekankan bahwa kegiatan belajar harus didasari

dengan motif yang baik, karena jika motif hanya sekedar karena rasa takut,

terpaksa, kelas akan menghasilkan hasil belajar yang semu dan tidak tahan

lama. Motivasi yang dimiliki seseorang untuk melakukan aktivitas belajar

30

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

muncul karena faktor biologis, insting, dan unsur-unsur kejiwaan lain tidak

dapat dipisahkan dari soal kebutuhan baik yang bersifat biologis maupun

psikologis. Seseorang akan melakukan sesuatu karena adanya kebutuhan, hal

ini membuktikan bahwa motivasi belajar selalu berkaitan erat dengan

kebutuhan. Motivasi belajar yang selalu berkaitan dengan kebutuhan tentu

akan berubah-ubah atau dinamis sesuai dengan keinginan dan perhatian

siswa. Sesuai dengan kebutuhan, maka timbullah teori motivasi belajar.

Berikut beberapa macam kebutuhan anak menurut Morgan

(Nasution,2012:74):

1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu demi kegiatan itu sendiri. Suatu

kegiatan tertentu mengandung kegembiraan bagi anak.

2. Kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain. Harga diri banyak

bergantung pada berhasil tidaknya usaha itu.

3. Kebutuhan untuk mencapai hasil. Hasil baik dalam pekerjaan yang

disertai oleh pujian merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja

dengan giat.

4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.

Menurut Maslow (dalam Feist,2011:330) bahwa orang-orang berulang

kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan. Ketika sebuah kebutuhan

terpenuhi, biasanya kebutuhan tersebut berkurang kekuatan untuk

memotivasinya dan digantikan oleh kebutuhan lain. Kebutuhan-kebutuhan

dapat dibentuk menjadi sebuah hierarki, yaitu:

31

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Gambar 2.2

Piramida Hierarki Kebutuhan Maslow (Feist,2011:332)

1. Kebutuhan Fisiologis seperti makanan, air, oksigen, mempertahankan

suhu tubuh, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan akan Keamanan seperti keamanan fisik, stabilitas,

ketergantungan, perlindungan, ketentraman, kebutuhan hukum, dan

kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam.

3. Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan yaitu keinginan untuk berteman,

menjadi bagian sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat.

4. Kebutuhan akan Penghargaan yaitu untuk memperoleh penghormatan

diri, kepercayaan diri, kemampuan dan pengetahuan yang orang lain

hargai tinggi, reputasi dan harga diri.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu pemenuhan diri, sadar akan semua

potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.

Setiap tingkatan di atas, hanya dapat dibangkitkan apabila telah terpenuhi

tingkat motivasi di bawahnya. Guru yang menginginkan siswanya belajar

dengan baik, maka harus dipenuhi tingkat terendah sampai yang tertinggi.

Anak yang lapar karena tidak sarapan, merasa tidak aman karena menerima

perlakuan bullying, bahkan tidak dikasihi, tidak diterima sevagai anggota

kelompok kelas, goncang harga dirinya, tentu tidak dapat belajar dengan baik.

Konsep Maslow tentang kebutuhan mewujudkan diri sendiri merupakan

keinginan untuk menjadi apa saja yang sanggup dicapai seseorang.

Aktualisasi diri Penghargaan

Cinta dan Keberadaan Keamanan Fisiologi

32

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Dengan melihat hal di atas, segala kebutuhan siswa harus terpenuhi dari

dasar agar proses pembelajaran tidak terganggu. Proses pembelajaran dapat

terganggu jika siswa tidak mampu memenuhi kebutuhannya, namun jika

kebutuhan dapat dipenuhi dengan baik maka proses pembelajaran dapat

terjadi dengan baik.

2.2.4 Fungsi Motivasi Belajar

Seorang siswa belajar tekun agar dapat mengalahkan teman-temannya

dan menjadi bintang kelas. Seorang siswa berlatih menggambar agar

gambarnya mendapat pujian dari guru dan temannya. Kegiatan tersebut

sebenarnya dilatarbelakangi oleh motivasi. Intensitas motivasi menentukan

tingkat pencapaian keberhasilan belajar. Menurut Sardiman (2011:84)

terdapat 3 fungsi motivasi belajar:

1. Mendorong siswa untuk berbuat, motivasi belajar menjadi motor

penggerak dari setiap kegiatan pembelajaran yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi belajar dapat memberikan arah dan kegiatan

yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan kegiatan yang harus dikerjakan

guna mencapai tujuan dan menghindari kegiatan yang tidak bermanfaat.

Fungsi motivasi belajar pada intinya sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi, artinya siswa melakukan suatu usaha karena adanya

motivasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik akan

menunjukan hasil yang baik pula.

33

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

2.2.5 Macam atau bentuk Motivasi Belajar

Sardiman (2011:88) menyebutkan beberapa macam atau bentuk motivasi

Belajar yaitu motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik.

a. Motivasi Belajar Intrinsik

Motivasi belajar intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

siswa sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seseorang siswa

belajar karena dia memang benar-benar ingin mengetahui segala

sesuatu, bukan karena ingin dipuji atau mendapatkan imbalan dari

orang lain.

b. Motivasi Belajar Ekstrinsik

Motivasi belajar ekstrinsik adalah motif-motif belajar yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak

secara mutlak beraitan dengan aktivitas belajar. Keadaan siswa yang

dinamis, berubah-ubah, dan proses pembelajaran yang mungkin kurang

menarik bagi siswa, sehingga guru perlu membangun motivasi belajar

ektriksik.

Menurut Santrock (2007:261) motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik

bukanlah dua sisi mata uang, kedua motivasi belajar tersebut tidak memiliki

efek yang sama. Dengan demikian, guru harus mampu mengembangkan iklim

kelas menjadi lebih baik sehingga siswa termotivasi secara intrinsik untuk

34

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

belajar. Guru dan siswa harus mampu bekerjasama dalam mewujudkan

pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan.

2.2.6 Bentuk-bentuk Motivasi Belajar di Sekolah

Cara menumbuhkan motivasi belajar bermacam-macam, namun guru

harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberikan motivasi bagi kegiatan

belajar para anak didik. Motivasi belajar ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan

kadang juga bisa kurang sesuai. Terkadang guru bermaksud memberikan

motivasi belajar tetapi justeru tidak menguntungkan perkembangan belajar

siswa. Menurut Sardiman (2011:92) beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

1. Memberikan angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Angka-angka yang baik yang diperoleh siswa merupakan motivasi belajar

yang sangat kuat, sehingga demi memperolehnya siswa belajar dengan

sungguh-sungguh. Siswa yang memperoleh angka yang baik, akan

memiliki rasa bangga terhadap dirinya sendiri. Siswa yang hanya

menginginkan yang terpenting adalah naik kelas menunjukan memiliki

motivasi yang kurang baik dibandingkan siswa yang ingin memperoleh

angka yang baik. Guru perlu memunculkan nilai yang terkandung dalam

materi yang diberikan, agar siswa tidak sekedar memperoleh angka yang

tinggi namun memiliki keterampilan.

35

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

2. Hadiah

Hadiah dapat menjadi motivasi belajar, namun tidak selamanya

demikian. Hadiah dari suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi

seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan

tersebut. Guru harus hati-hati dalam memberikan hadiah atau imbalan.

Pemberian hadiah penting untuk meningkatkan motivasi, namun guru

harus menghindari pemberian imbalan materi jika hal itu tidak diperlukan.

Memberikan imbalan untuk memulai kegiatan mungkin diperlukan, namun

ketika kegiatan sudah berjalan, hal tersebut dapat dikurangi secara

bertahap (Slavin,2009:132).

3. Saingan/ kompetisi

Persaingan pribadi atau kelompok akan meningkatkan motivasi

belajar siswa untuk belajar. Siswa akan berlomba-lomba untuk menjadi

lebih baik dari orang lain, terbaik atau tidak terkalahkan. Kemudian,

menurut Nasution (2012:78) terdapat beberapa sikap anak-anak yang

berlainan terhadap persaingan :

- Ada yang ingin mempertinggi harga diri bila menang dalam

persaingan;

- Ada yang tak suka, tak berani bersaing;

- Ada yang tak acuh, karena tak ada harapan menang.

Sardiman (2011:92) menyatakan bahwa persaingan dapat merusak

proses pembelajaran pula meskipun banyak keuntungan yang diwujudkan.

36

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

Sifat merusak tersebut adalah yang tampil hanya anak-anak yang baik saja

dengan merendahkan harga diri anak-anak lain. Dalam persaingan setiap

peserta diancam oleh rasa takut akan kegagalan, namun persaingan tetap

dibutuhkan untuk menanamkan jiwa kompetitif dan sportivitas.

4. Ego-involvement

Seseorang akan mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga

dirinya. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja

keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi

belajar yang cukup penting. Menyelesaikan tugas dengan baik adalah

simbol kebanggaan dan harga diri bagi siswa.

5. Memberi ulangan

Siswa akan giat belajar jika mengetahui akan diadakannya ulangan,

sehingga ulangan menjadi sarana motivasi belajar. Sebaiknya jika ulangan

dilakukan setiap hari tidak akan berarti lagi.

6. Mengetahui hasil

Siswa harus mengetahu hasil pekerjaannya. Hasil belajar yang bagus

dan mengalami kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

Siswa yang mengetahui hasil belajarnya terus meningkat, maka ada

37

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

motivasi belajar pada diri siswa untuk terus belajar dengan harapan

hasilnya akan terus meningkat.

7. Pujian

Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif sekaligus

merupakan motivasi belajar yang baik. Siswa yang sukses menyelesaikan

tugas perlu diberikan pujian, sehingga suasana akan menjadi lebih

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus membangkitkan

harga diri. Pujian dapat digunakan untuk memperkuat perilaku yang tepat

dan memberikan umpan balik kepada siswa tentang apa yang mereka

lakukan dengan benar. Hal terpenting dalam memberikan pujian adalah

cara memberikannya.

Menurut Sutherland, Wehby dan Copeland (dalam Slavin,2009:140)

bahwa pujian bersyarat tergantung pada kinerja siswa tentang perilaku

yang telah ditetapkan dengan baik. Pujian diberikan hanya untuk jawaban

yang benar dan perilaku yang tepat. Pujian khusus berarti guru memuji

siswa karena perilaku khusus, bukan karena kebaikan umum. Pujian

terpercaya diberikan dengan tulus karena pekerjaan yang baik.

Sedangkan menurut Nasution (2012:81) pujian lebih bermanfaat

daripada hukuman atau celaan. Guru yang memuji anak karena tulisannya,

ketelitian, tingkah laku, dan sebagainya dapat memupuk suasana yang

menyenangkan dan mempertinggi harga diri anak.

39

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif harus diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi belajar. Contohnya jika siswa

memang telah melanggar peraturan yang melampaui batas.

9. Minat

Motivasi tumbuh karena ada kebutuhan dan minat. Proses

pembelajaran akan berjalan lancar kalau disertai minat.

Bentuk motivasi belajar dapat dimodifikasi dan dikembangkan agar

mendapatkan hasil belajar yang bermakna. Siswa rajin belajar pada mulanya

karena ada sesuatu dan guru harus mampu melanjutkan dan mempertahankan

rajin belajar pada diri siswa untuk menuju kegiatan pembelajaran yang lebih

bermakna.

2.2.7 Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Menurut Martin Handoko, 1992 (dalam Prasti:2011) untuk mengetahui

kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator

sebagai berikut :

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat;

2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar;

3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain;

4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.

Menurut Sardiman (2012:83) terdapat beberapa ciri-ciri siswa yang

memiliki motivasi belajar:

40

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai);

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin;

c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk

orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, pollitik,

ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap

setiap tindakan kriminal, amoral, dan sebagainya);

d. Lebih senang bekerja mandiri;

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin(hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif);

f. Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan

sesuatu);

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu;

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Peneliti setuju dengan karakteristik yang ditunjukkan oleh Sardiman

bahwa seseorang siswa yang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu

selalu memiliki motivasi belajar yang cukup kuat dalam belajar. Kegiatan

pembelajaran akan berhasil baik, jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet

memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Guru harus

paham dengan hal tersebut, agar dalam berinteraksi dengan siswa dapat

menciptakan motivasi belajar yang tepat dan optimal.

2.3 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan bagi penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Helda Verina dengan judul “Hubungan Antara Interaksi Sosial

Dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan”

41

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Antarsiswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/3355/3/VISI NURHAYATI BAB II.pdf · interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ... merupakan

pada tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji hubungan antara

interaksi sosial dengan motivasi berprestasi pada remaja yang tinggal di panti

asuhan. Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan 40 remaja yang

tinggal di panti asuhan di daerah Jakarta Timur. Berdasarkan hasil penelitian

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat

signifikan antara interaksi sosial dengan motivasi berprestasi pada remaja yang

tinggal di panti asuhan.

Penelitian yang dilakukan oleh Helda Varina dikatakan relevan dengan

penelitian yang akan dilaksanakan, karena fokus penelitian ditujukan pada

interaksi sosial dan motivasi belajar meskipun pada subjek dan jenis

penelitiannya berbeda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh Helda Varina adalah penelitian tersebut bertujuan untuk menguji

hubungan antara interaksi sosial dengan motivasi belajar. Sedangkan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk

interaksi yang terjadi antarsiswa dalam proses pembelajaran dan dampak positif

serta dampak negatifnya bagi motivasi belajar siswa melalui studi deskriptif

kualitatif.

42

Interaksi Sosial Antarsiswa..., Visi Nurhayati, FKIP UMP, 2014