bab ii kajian pustaka 2.1...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Agroindustri
2.1.1 Pengertian Agroindustri
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian
sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut (Soekartawi, 2001). Secara eksplisit agroindustri adalah
perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau
hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup
pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Produk agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap
dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan bakuindustri lainnya. Agroindustri
merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan
pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai
penggunaannya oleh konsumen.Agroindustri merupakan kegiatan yang saling
berhubungan (interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan,
pendanaan, pemasaran dan distribusi produk pertanian.
Menurut Soekartawi (2001) dari pandangan para pakar sosial
ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari
lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana
produksi dan peralatan usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan
7
pembinaan. Dengan demikian agroindustri mencakup industri pengolahan
hasil pertanian (IPHP), industri peralatan dan mesin pertanian (IPMP) dan
industri jasa sektor pertanian (IJSP).
2.1.2 Pengembangan Agroindustri
Pengembangan agroindustri pada hakekatnya merupakan upaya
mendayagunakan sumber daya alam dan sumber daya pembangunan lainnya
agar lebih produktif, mampu mendatangkan nilai tambah, memperbesar
perolehan devisa dan menyerap banyak tenaga kerja dengan memanfaatkan
keunggulan koparatif dan kompetitif yang dimilikinya. Artinya
pengembangan subsektor ini diarahkan menciptakan keterkaitan yang erat
antara sektor pertanian dan sektor industri, sehingga mampu menopang
pembangunan ekonomi nasional (Soekartawi,2001).
2.2 Pengertian Herbal
Kata herbal berasal dari herba dalam Bahasa Yunani dan herb dalam
Bahasa Inggris yang artinya tumbuhan. Jadi pengertian herbal adalah
tumbuhan yang memiliki khasiat bagi kesehatan manusia atau dengan kata
lain tumbuhan yang mempunyai kegunaanatau nilai lebih dalam pengobatan
(Rizki Joko Sukmono,2009)
2.2.1 Jenis-jenis Herbal
Obat herbal dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat herbal yang diolah secara tradisional, baik dalam
bentuk serbuk seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian
8
tanaman.Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep peninggalan
leluhur yang diracik dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup
banyak, sekitar 5 hingga 10 macam bahkan lebih.Jamu yang telah
digunakan secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan
mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat
secara langsung untuk pengobatan suatu penyakit.
2. Bahan ekstrak alami (Scientific based herbal medicine)
Bahan ekstrak alami adalah obat herbal ramuan tradisional yang dibuat
dari ekstrak atau penyarian bahan alami yang dapat berupa tanaman obat,
binatang maupun mineral.Jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian praklinis seperti standar
kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat,
standar pembuatan obat tradisional yang higienis, serta uji toksisitas akut
dan kronis.
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Fitofarmaka merupakan bentuk obat herbal dari bahan alami yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
distandarisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji
klinis pada manusia.
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Obat Herbal
Beberapa keunggulan obat herbal :
a. Jika penggunaannya benar, obat herbal tidak memiliki efek
samping,kalaupun ada efek sampingnya relatif sangat kecil. Hal ini
9
karena tanaman obat dan tubuh manusia memiliki sifat yang sama, yakni
organis dan kompleks. Oleh karena itu tanaman obat dapat disetarakan
dengan makanan. Tanaman obat memiliki suatu mekanisme yang dapat
menangkal dan menetralkan efek samping obat herbal yangdikenal
dengan istilah SEES (Side Effect Eleminating Subtanted).
b. Tanaman obat sangat efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan
dengan obat kimia, seperti kanker, tumor, darah tinggi, darah rendah,
diabetes, hepatitis dan stroke.
c. Harga obat herbal relatif murah, bahkan tidak memakan biaya sama sekali
karena bisa ditanam sendiri. Harga obat herbal akan menjadi mahal jika
dikemas dalam bentuk isolat, yakni senyawa tertentu yang diperoleh
dalam bentuk ekstrak tanaman.
d. Jika hasil diagnosis sudah jelas, pengobatan dan perawatan umumnya
dapat dilakukan olehanggota keluarga sendiri tanpa bantuan medis dan
sarana laboratoriumnya.
e. Obat herbal merupakan gabungan seluruh bahan aktif yang terdapat pada
satu atau beberapa tanaman obat.
f. Efeknya lambat tetapi bersifat stimulan.
Beberapa kelemahan obat herbal :
a. Efek farmakologisnya lemah.
b. Bahan baku obat belum standar.
c. Bersifat higroskopis sehingga akan larut dalam molekul-molekul air yang
diserapnya sehingga mudah rusak.
10
d. Umumnya pengujian terhadap bahan-bahan obat herbal belum sampai
pada tahap uji klinis.
e. Mudah tercemar berbagai mikroorganisme.
2.3 Industri Kecil dan Rumah Tangga Berbasis Agribisnis
Agribisnis merupakan suatu keseluruhan aktivitas bisnis dibidang
pertanian yang saling terkait dan saling tergantung satu sama lain, yaitu mulai
dari (1) Sub sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,(2) Sub sistem
usaha tani,(3)Sub sistem pengolahan dan penyimpanan hasil (agroindustri),(4)
Sub sistem pemasaran dan (5) Sub sistem penunjang, yang meliputi lembaga
keuangan, transportasi, penyuluhan, pelayanan informasi agribisnis,
penelitian, kebijakan pemeritah dan asuransi agribisnis (Amirin, dalam
Suparta,2005).
Hal senada juga diungkapkan oleh Tjakrawerdaya (2006) bahwa
agribisnis adalah keseluruhan operasi yang terkait dengan aktivitas untuk
menghasilkan dan mendistribusikan input produksi, produksi usaha tani dan
pengolahan serta pemasaran (dalam Siagian,2003).
Dalam Sutjipta, 2005 disebutkan bahwa sebagai jenis usaha ekonomi,
agribisnis merupakan segala usaha ekonomi yang berkaitan dengan usaha
tani, yang meliputi usaha pengadaan sarana produksi, usaha tani, usaha
pengolahan hasil-hasil pertanian dan usaha perdagangan sarana produksi dan
produk-produk pertanian. Selanjutnya disebutkan juga bahwa ciri-ciri pokok
agribisnis adalah (1) Berorientasi pada pasar atau bersifat komersial yang
ditandai oleh sebagian besar sarana produksinya dibeli dan hasilnya dijual di
11
pasar, (2) Rasional dan ekonomis serta senantiasa berupaya memperoleh
manfaat ekonomi yang maksimal dan (3) Impersonal kompetitif, dimana
segala keputusan didasarkan pada pertimbangan ekonomis, bukan sosial atau
moral.
Selain itu, terdapat beberapa kendala baik internal maupun eksternal
yang sering ditemukan di dalam perkembangan organisasi bisnis (Hunger dan
Thomas,2003). Beberapa kendala internal tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :(1) Kecilnya ambisi dan semangat dari dalam diri wiraswastawan, (2)
Alasan yang bersifat pribadi, yaitu menghindari perubahan terhadap “status
quo”,(3) Rendahnya efisiensi operasi, (4) Kurangnya kualitas sumber daya
manusia untuk operasi organisasi bisnisnya, (5) Minimnya penguasaan
sumber daya seperti dana dan perlengkapan lainnya, (6) Masalah produk dan
kelemahan-kelemahannya dan (7) Minimnya kemampuan perencanaan dan
pengorganisasian. Sedangkan kendala eksternalnya adalah : (1) Kondisi
ekonomi yang tidak menguntungkan, (2) Minimnya pertumbuhan pasar, (3)
Sulitnya memperoleh pinjaman atau dana dan (4) Keusangan teknologi
produk.
Upaya pengembangan kelembagaan ekonomi secara berkelompok
dapat dilakukan dengan cara penguatan faktor pengikat atau daya afinitas
kelompok, khususnya dalam rangka pengembangan kerja sama ekonomi yang
lebih luas sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi
anggotanya. Adapun manfaat yang dimaksud adalah : (1) Menghimpun modal
usaha yang lebih besar, (2) Memperbesar skala usaha, (3) Memperkuat posisi
12
tawar menawar dan (4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha
(Suwandi, 2005).
Hunger dan Thomas (2003) mengatakan bahwa satu hal penting yang
harus diperhatikan di dalam pengembangan organisasi bisnis adalah
identifikasi faktor-faktor strategis internal, yaitu kekuatan dan kelemahan
yang juga akan menentukan apakah suatu organisasi bisnis mampu
mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada dan sekaligus
menghindari ancaman-ancaman. Lebih lanjut diungkapkan bahwa identifikasi
tersebut meliputi : (1) Pengidentifikasian dan pengelompokan sumber daya-
sumber daya organisasi bisnis dari segi kekuatan dan kelemahannya,
(2)Penggabungan sumber daya-sumber daya ke dalam suatu kapabilitas, yaitu
keahlian – keahlian yang ada pada individu-individudi dalam organisasi, (3)
Evaluasi potensi keuntungan dari sumber daya yang dimilikinya dan (4)
Pemilihan suatu strategi yang mengekspoitasi sumber dayadan kapabilitas
untuk mengisi peluang-peluang eksternal.
Menurut Reksohadiprojo (2002), konsep analisis lingkungan internal
berkenaan dengan situasi persaingan yang ketat dan harus dihadapi
perusahaan. Faktor tersebut terdiri dari profil langganan, posisi persaingan,
saluran distribusi, pemasok, lingkungan ini memberikan tantangan bagi
perusahaan harus berjuang memasarkan barang dan jasa-jasanya dengan cara
yang menguntungkan.
Analisis lingkungan eksternal tersusun dari sekumpulan faktor-faktor
ancaman dan peluang yang berada di luar jangkauan, yang biasanya terlepas
13
dari situasi operasional suatu perusahaan.Faktor-faktor yang terdapat pada
analisis lingkungan eksternal adalah politik, ekonomi, sosial dan
strategi.Faktor-faktor ini dapat memberikan peluang, ancaman dan kendala
kepada perusahaan, tetapi sebaliknya perusahaan tidak dapat mempengaruhi
lingkungan eksternal (Reksohadiprojo, 2002).
2.4 Strategi Pengembangan
Analisis SWOT digunakan untuk identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan perusahaan (Rangkuti,
2006). Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif
akan memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, memanfaatkan
peluang sekaligus mengatasi ancaman. Menurut Pearce dan Robinson (2007),
yang dimaksud faktor-faktor analisis SWOT adalah :
1. Kekuatan (strengths)
Kekuatan (Strengths) adalah sumber daya keterampilan atau keunggulan
lain terhadap pesaing atau kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin
dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang
memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan
dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra perusahaan,
kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok dan faktor-faktor lain.
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan (weakness) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam
sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan, fasilitas, sumber daya,
14
keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran dan citra
merek dapat merupakan sumber kelemahan.
3. Peluang (opportunity)
Peluang (opportunity) merupakan situasi penting yang menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan.Kecenderungan-kecenderungan penting
merupakan salah satu sumber peluang.Identifikasi segmen pasar yang
awalnya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan,
perubahan teknologi serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau
pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (threats)
Ancaman (threats) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan penggangguan
utama pada posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.Masuknya
pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan
tawar-menawar antara pembeli dan pemasok, perusahaan teknologi serta
peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi
keberhasilan perusahaan.
2.4.1 Analisis lingkungan
Dalam merumuskan strategi, maka terlebih dahulu harus melakukan
analisis lingkungan dengan maksud untuk menyesuaikan dengan keunggulan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.Identifikasi lingkunganmencangkup
analisis dan diagnostik lingkungan sehingga penyusun strategi mampu
mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
15
perusahaan.Menurut Christensen (1973) bahwa lingkungan suatu perusahan
dalam bisnis, seperti halnya pada organisasi lain, adalah pola semua kondisi-
kondisi yang mempengaruhi kehidupan dan pengembangan perusahaan.
Berdasarkan definisi tersebut, lingkungan perusahaan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan eksternal.
2.4.1.1 Lingkungan internal
Internal organisasi terdiri dari 2 komponen yaitu strength (kekuatan)
dan weakness (kelemahan).Dimana kekuatan dan kelemahan ini terdapat
dalam suatu organisasi, kekuatan dan kelemahan ini menentukan arah mana
yang terbaik buat organisasi tersebut. Menurut Siagian (2002), faktor-faktor
internal yang menjadi kekuatan organisasi diantaranya : saluran distribusi
yang handal, posisi kas perusahaan, lokasi yang menguntungkan, keunggulan
dalam penerapan teknologi yang canggih tetapi sekaligus tepat guna dan
struktur atau tipe organisasi yang digunakan. Untuk kelemahannya dapat
muncul dalam berbagai bentuk seperti kelemahan manajerial, fungsional,
operasional, struktural atau bahkan yang bersifat psikologis.
2.4.1.2 Lingkungan eksternal
Menurut David (2006), analisis lingkungan eksternal adalah suatu cara
yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menggali dan
mengidentifikasi semua peluang (opportunity) dan ancaman (threats) yang
akan mempengaruhi keberadaan organisasi tersebut. Faktor-faktor yang perlu
dianalisis dalam lingkungan eksternal diantaranya : lingkungan ekonomi,
16
sosial budaya, demografi, lingkungan politik, lingkungan pemerintah,
lingkungan hukum, lingkungan teknologi, dan lingkungan kompetitif.
2.4.2 Perumusan strategi
Perumusan strategi sering sekali ditunjukkan sebagai perencanaan
strategis atau jangka panjang. Proses perumusan berhubungan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Agar ini
tercapai, penyusun strategi harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kunci) pada situasi
sekarang (Hunger, J David, 2003). Beberapa tahap yang perlu dilakukan
dalam perumusan strategi yaitu sebagai berikut:
2.4.2.1 Matrik IE (Internal-Eksternal)
Matrik Internal Eksternal (IE) bertujuan untuk memperoleh strategi
bisnis yang lebih detail, dapat dilihat pada Gambar 2.1.Diagram tersebut
dapat mengidentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada
prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi
utama, yaitu:
1. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri
(sel 1,2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
2. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah
strategi yang telah ditetapkan (sel 4).
3. Retrenchment Strategy (sel 3, 6,9) adalah usaha untuk memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
17
Menurut Rangkuti (2006), sembilan strategi yang terdapat pada matrik
internal/eksternal seperti tersebut akan dijelaskan tindakan dari masing-
masing strategi tersebut.
1. Strategi pertumbuhan (Growth Strategy)
Di desain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan,
aset, profit, atau kombinasi dari ketiganya.Hal ini dapat dicapai dengan
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas
produk atau jasa, atau meningkatkan akses kepasar yang lebih luas.
Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya
(minimize cost), sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini
merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut berada
dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing
untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa
pasar.
2. Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi
Ada dua strategi dasar, yaitu konsentrasi pada satu industri atau
diversifikasi ke industri lain. Jika perusahaan tersebut memilih strategi
konsentrasi, dia dapat tumbuh melalui integrasi horizontal (horizontal
integration) maupun vertikal (vertical integration), baik secara internal
melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal dengan
menggunakan sumber daya dari luar.Jika perusahaan tersebut memilih
strategi diversifikasi, dia dapat tumbuh melalui konsentrasi atau
diversifikasi konglomerat, baik secara internal melalui pengembangan
18
produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi.Contoh strategi
pertumbuhan adalah sel 1, 2, 3, 5, 7, dan 8.
3. Konsentrasi melalui Intregasi Vertikal (sel 1)
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi
vertikal dengan carabackward integration (mengambil alih fungsi
distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang
memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam
industri yang berdaya tarik tinggi. Integrasi vertikal dapat dicapai melalui
sumber data internal maupun eksternal.Integrasi vertikal pada umumnya
terdapat dalam industri perminyakan, kimia dasar, mobil, serta produk
yang memanfaatkan hasil hutan.
4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (sel 2 dan 5)
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu
kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di
lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Jika
perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat atraktif (sel 2),
tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit, dengan cara
memanfaatkan keuntungan economic of scale baik diproduksi maupun
pemasaran. Sementara jika perusahaan berada dalam moderate attractive
industri, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5).Tujuannya
relatif lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan
kehilangan profit.
19
5. Diversifikasi Konsentris (sel 7)
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya
dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position
sangat kuat tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah.Perusahaan
tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk
baru secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan
manufaktur yang baik.
6. Diversifikasi Konglomerat (sel 8)
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling
berhubungan dapat dilakukan perusahaan menghadapi competitive
position yang tidak begitu kuat (average) dan nilai daya tarik industrinya
sangat rendah. Tetapi pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap
matang, perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata-rata
cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi
konglomerat sangat diperlukan.Tekanan strategi ini lebih pada financial
synergy dari pada product market synergy (seperti yang terdapat pada
strategi deversifikasi konsentris).
20
Gambar 2.1 Matrik Internal Eksternal (Rangkuti, 2006)
2.4.2.2 Matriks Grand Strategy
Matriks Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan (matching
stage) pada proses formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi
evaluasi yaitu posisi kompetitif (competitive position) dan pertumbuhan pasar
(market growth).Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasi
terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran
matrik.Matriks Grand Strategy ini digunakan agar dapat diketahui posisi
perusahaan diantara empat kuadran yang tersedia serta dapat diketahui
strategi alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha.
21
Gambar 2.2 Matriks Grand Strategy (Rangkuti, 2006)
Matriks ini terdiri dari empat kuadran, yaitu sebagai berikut.
a. Kuadran I (strategi agresif)
Apabila perusahaan berada pada kuadran dengan strategi agresif
maka perusahaan berada pada posisi yang baik untuk menggunakan
kekuatan internalnya guna memanfaatkan peluang eksternal, menggapai
peluang internal, mengatasi kelemahan internal, menghindari ancaman
eksternal.
b. Kuadran II (strategi kompetitif / diversifikasi)
Perusahaan mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada
kelemahan dan mempunyai ancaman yang lebih besar daripada peluang.
c. Kuadran III (strategi defensif)
Pada posisi ini perusahaan disarankan untuk memperbaiki
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.Perusahaan
memiliki kelemahan yang lebih besar daripada kekuatan dan memiliki
22
ancaman yang lebih besar daripada peluang.Kondisi ini merupakan
kondisi yang tidak menguntungkan karena perusahaan menghadapi
berbagai kendala, sementara sumberdaya yang dimiliki mempunyai
banyak kelemahan.
d. Kuadran IV (strategi konservatif)
Pada kudran ini dengan strategi konservatif mengimplikasikan
untuk tetap berada pada dekat dengan kompetisi dasar perusahaan dan
tidak mengambil resiko yang berlebihan.Strategi konservatif ini
seringkali memasukkan penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, dan diversifikasi konsentrik (David, 2006).
2.4.2.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats) adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan (Rangkuti, 2006).Matriks SWOT adalah alat yang digunakan
untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan, dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.
Pada matriks ini terdapat sembilan kotak di dalam satu persegi, dua
kotak yang berada dipinggir atas merupakan faktor internal yang terdiri dari
kekuatan dan kelemahan, kemudian dua kotak yang berada disamping kanan
berisi faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.Empat kotak
yang berada ditengah berisi beberapa alternatif strategi yang berasal dari
23
gabungan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sedangkan
sebuah kotak yang berada dipojok kiri atas berupakan pembatas antara faktor
internal dan eksternal. Beberapa alternatif strategi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Strategi S-O (Strength-Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi S-T (Strength-Threats)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi W-O (Weakness-Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi W-T (Weakness-Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
2.5 Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Teknik QSPM secara objektif mengindikasikan alternatif strategi
mana yang terbaik. QSPM menggunakan input dari analisis tahap 1 (matriks
EFE dan IFE) dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2 (matriks IE dan
matriks SWOT) untuk menentukan secara objektif di antara alternatif strategi.
24
Yaitu matriks EFE dan IFE yang membentuk tahap 1, digabung dengan
matriks IE dan matriks SWOT, yang membentuk tahap 2, memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk membuat QSPM (tahap 3). Teknik ini
menunjukan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih.QSPM
adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan
evaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan key success
factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Adapun
langkah-langkah pengembangan suatu QSPM adalah sebagai berikut :
a. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan di
kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari matriks IFE dan
EFE.
b. Memberi bobot pada masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot
ini identik dengan yang dipakai dalam matrik EFE dan IFE.
c. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT.
Kemudian mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM
d. Menetapkan attractiveness score (AS) untuk setiap strategi berdasarkan
peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif strategi. Batasan nilai
attractiveness score adalah: 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 =
secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
e. Menghitung total attractiveness score (TAS) dengan mengalikan bobot
dengan attractiveness score (AS)
Menghitung jumlah seluruh total attractiveness score (TAS) untuk setiap
alternatif strategi. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari
25
alternatif strategi yang tertinggi menunjukan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama.Nilai TAS terkecil menunjukan bahwa alternatif
strategi ini menjadi pilihan terakhir.
Analisis SWOT digunakan untuk identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan perusahaan (Rangkuti,
2006). Menurut Pearce dan Robinson (2007), yang dimaksud faktor-faktor
analisis SWOT adalah :
1. Kekuatan (strengths)
Kekuatan (Strengths) adalah sumber daya keterampilan atau
keunggulan lain terhadap pesaing atau kebutuhan pasar yang dilayani
atau ingin dilayani oleh perusahaan.
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan (weakness) merupakan keterbatasan atau kekurangan
dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas.
3. Peluang (opportunity)
Peluang (opportunity) merupakan situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
4. Ancaman (threats)
Ancaman (threats) adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
26
2.6 Perumusan Strategi
Beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam perumusan strategi yaitu
sebagai berikut.
1. Matrik IE (Internal-Eksternal)
Matrik Internal Eksternal (IE) bertujuan untuk memperoleh
strategi bisnis.Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan sembilan sel
strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu sebagai berikut.
a. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu
sendiri (sel 1,2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah
arah strategi yang telah ditetapkan (sel 4).
c. Retrenchment Strategy (sel 3, 6,9) adalah usaha untuk memperkecil
atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
2. Matriks Grand Strategy
Matriks Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan
(matching stage) pada proses formulasi strategi. Matriks Grand Strategy
ini digunakan agar dapat diketahui posisi perusahaan diantara empat
kuadran yang tersedia serta dapat diketahui strategi alternatif yang dapat
digunakan untuk mengembangkan usaha.
3. Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats)
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
27
strategi perusahaan (Rangkuti, 2006).Matriks SWOT adalah alat yang
digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.Matriks ini
dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan, dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya.
4. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Teknik QSPM secara objektif mengindikasikan alternatif strategi
mana yang terbaik. QSPM menggunakan input dari analisis tahap 1
(matriks EFE dan IFE) dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2
(matriks IE dan matriks SWOT) untuk menentukan secara objektif di
antara alternatif strategi. Yaitu matriks EFE dan IFE yang membentuk
tahap 1, digabung dengan matriks IE dan matriks SWOT, yang
membentuk tahap 2, memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
membuat QSPM (tahap 3). Teknik ini menunjukan strategi alternatif
mana yang paling baik untuk dipilih.
2.7 Manajemen Strategi
Menurut Wahyudi (1996), manajemen strategi menawarkan suatu
mekanisme tata kerja organisasi secara simultan dengan memadukan seluruh
komponen organisasi untuk mencapai misi organisasi. Model ini
mengkombinasikan pola pikir strategi dengan proses manajemen.Ada tiga
macam proses berpikir secara mekanik, intuisi dan strategik. Dari ketiganya
dapat disimpulkan bahwa berpikir secara strategikakan menghasilkan
penyelesaian yang lebih kreatif dan berbeda bentuknya daripada hanya
28
berdasarkan berpikir mekanik dan institusi. Semakin kreatif dalam
memecahkan masalah, dibuktikan dengan semakin banyaknya bentuk
pemecahan atau alternatif, maka akan semakin kecil tingkat kesalahan yang
mungkin timbul dimasa yang akan datang. Hal ini akan menguntungkan si
pembuat keputusan.
Manajemen strategi adalah suatu seni dalam ilmu dari pembuatan
(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating),
keputusan-keputusan strategi antara fungsi-fungsi yang memungkinkan
sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa yang akan datang
(Wahyudi,1996).
Berdasarkan definisi tersebut, terdapat dua hal penting yang dapat
disimpulkan, sebagaimana di bawah ini.
Manajemen strategi terdiri atas tiga proses sebagai berikut :
a. Pembuatan strategi yang meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka
panjang, pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar serta
kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif strategi
yang sesuai untuk diadopsi.
b. Penerapan strategi meliputi sasaran-sararan operasional tahunan, kebijakan
perusahaan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya
agar strategi yang ditetapkan dapat diimplementasikan.
c. Evaluasi ataukontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor
seluruh dari hasil-hasil pembuatan dan penerapan strategi, termasuk
29
mengukur kinerja individu dan perusahaan serta mengambil langkah-
langkah perbaikan jika diperlukan.
Manajemen strategi memfokuskan pada penyatuan atau penggabungan
aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan atau akuntansi
dan produksi atau operasional dari sebuah bisnis.
Menurut Reksohadiprojo (2002), manajemen strategi merupakan suatu
yang berkelanjutan di dalam formulasi. Analisis, seleksi, pelaksanaan dan
evaluasi strategi oleh suatu organisasi, baik formal maupun informal. Lebih
lanjut dikatakan bahwa berbicara masalah manajemen strategi ada dua hal
yang pokok yaitu :perubahan lingkungan dan bagaimana kita memenangkan
kompetisi. Dengan demikian, manajemen strategi merupakan suatu proses
untuk menghasilkan keputusan strategik dan merupakan arus keputusan dan
tindakan yang mengarah kepada pengembangan strategi yang efektif untuk
membantu mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Suwarsono (2008) mengartikan manajemen strategi sebagai
usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan untuk
mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah
ditentukan.Pengertian ini juga mengandung implikasi bahwa perusahaan
berusaha mengurangi kelemahannya dan berusaha melakukan adaptasi
dengan lingkungan bisnisnya.Pengertian tersebut juga menunjukkan bahwa
perusahaan berusaha untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan oleh
ancaman bisnis.
30
Menurut Siagian (2002), dalam merumuskan suatu strategi, manajemen
puncak harus memperhatikan berbagai faktor yang bersifat kritikal, sebagai
berikut :
1. Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena
manajemen puncak (pimpinan) menyatakan secara garis besar apa yang
menjadi pembenaran keberadaan organisasi, filosofi bagaimana akan
digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran
apa yang ingin dicapai.
2. Mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil yang dimaksud
harus menggunakan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang
dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan.
3. Pengenalan tentang lingkungan dengan siapa organisasi akan berinteraksi,
terutama situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau
harus dihadapi oleh organisasi apabila organisasi yang bersangkutan
ingin bersaing dan tidak hanya mampu melanjutkan eksistensinya, akan
tetapi juga meningkatkan efektivitas dan produktivitasnya.
4. Melakukan analisis lingkungan yang tepat, baik lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal. Dengan analisis lingkungan yang tepat
berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan terlihat.
5. Mengidentifikasi beberapa pilihan yang wajar ditelaah lebih lanjut dari
berbagai alternatif yang tersediadikaitkan dengan keseluruhan upaya
yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.
31
6. Memilih alternatif yang dipandang tepat bila dikaitkan dengan sasaran
jangka panjang yang dianggap memilki nilai strategik.
7. Memberikan arah tentang rincian yang perlu dilakukan, artinya perlu
ditetapkan sasaran seperti halnya jangka waktu ke depan spesifik praktis
dalam arti diperkirakan mungkin tercapai, dinyatakan secara kuantitatif
dan bersifat konkrit.
8. Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat
dengan memperhitungkan kemampuan organisasi di bidang anggaran,
sarana, prasarana dan waktu.
9. Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan, bukan saja dari
segi kualitas teknis, tapi dari segi kualitas moral juga harus menjadi
perhatian organisasi.
10. Mempersiapkan teknologi yang akan dimanfaatkan.
11. Menentukan bentuk dan struktur organisasi yang akan digunakan apakah
hirarkikal atau struktur yang lebih datar.
12. Menetapkan suatu sistem pengawasan sedemikian rupa sehingga daya
inovasi, kreativitas para pelaksana kegiatan operasional tidak dihambat.
13. Menciptakan sistem penilaian tentang keberhasilan atau pelaksanaan
strategi yang dilakukan berdasarkan serangkaian kinerja yang rasional
dan objektif.
14. Menciptakan suatu sistem umpan balik sebagai koreksi bagi semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu untuk
32
mengetahui apakah sasaran terlampaui, atau sekedar tercapai. Kesemua
ini dipakai dasar untuk mengambil keputusan dimasa depan.
Menyimak pendapat-pendapat yang telah dikemukan di atas jelas
bahwa manajemen strategi adalah rencana berskala yang berorientasi
jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikan rupa, sehingga
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efisien dengan lingkungannya
dalam kondisi persaingan, yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang bersangkutan. Sedangkan
strategi itu sendiri adalah menciptakan penyesuaian di antara aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi.