bab ii kajian literatur a. tinjauan komunitas 1. · berat kotor 1.200 lbs (544,31 kilogram), dan...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. TINJAUAN KOMUNITAS
1. Pengertian Komunitas
Berdasarkan Abu Ahmadi, 2003 tentang Ilmu Sosial Dasar, dijelaskan
bahwa istilah komunitas atau “community” lebih jarang dipergunakan oleh
manusia dibandingkan dengan istilah masyarakat. Komunitas adalah bagian
kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang lebih kecil, serta
mereka lebih terikat oleh tempat (teritorial).
Komunitas menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal
di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana
faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di
antara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk di luar
batas wilayahnya.
Dijelaskan pula, bahwa dasar-dasar dari komunitas adalah loyalitas
dan perasaan komunitas. Jadi unsur komunitas adalah: adanya wilayah atau
lokalitas, perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan.
Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut disebut
community sentiment. Setiap community sentiment memiliki unsur
a. Seperasaan
b. Sepenanggungan.
c. Saling memerlukan
2. Tujuan Komunitas
Komunitas merupakan bentuk lain dari sebuah organisasi yang
memiliki pemimpin dan aturan-aturan yang mengikat baik tertulis atau tidak
tertulis. Seperti halnya organisasi, dibentuknya sebuah komunitas memiliki
tujuan-tujuan yang diputuskan pada saat pembentukan sebuah komunitas
baik tujuan jangka panjang atau jangka pendek. Beberapa yang menjadi
tujuan dari dibentuknya sebuah komunitas adalah sebagai berikut:
9
a. Mengubah Kehidupan Sosial
Setiap anggota komunitas akan mengalami perubahan-perubahan sifat
atau karakter, dimana mereka akan lebih berjiwa sosial kepada sesama
anggota atau masyarakat sekitar.
b. Memperluas Pengetahuan
Mengikuti kegiatan-kegiatan dalam komunitas, secara tidak langsung
pengalaman sebagai anggota dan pengetahuan dalam komunitas
bertambah.
c. Media Ekspresi Jati Diri
Secara psikologi, perilaku pencarian jati diri mayoritas dilakukan oleh
remaja. Tidak mengherankan jika mereka lebih sering bergabung
dengan komunitas atau teman-teman yang mempunyai kesamaan.
Baik bentuk komunitasnya legal, ilegal, baik, dan buruk.
d. Menggerakkan Massa
Setiap komunitas memiliki masyarakat yang mendukung kegiatan-
kegiatan komunitas tersebut, sehingga terjadi hubungan timbal balik
antara masyarakat dan kegiatan-kegiatan dalam komunitas tersebut.
3. Pertemuan Komunitas
Setiap komunitas memiliki kegiatan-kegiatan rutin masing-masing
yang sudah diatur dalam aturan dasar komunitas atau kesepakatan bersama.
Salah satunya adalah pertemuan rutin komunitas.
Berdasarkan JeepBrotherhood.com disebutkan bahwa, setiap anggota
wajib mengikuti pertemuan rutin yang memiliki tujuan dan manfaat yang
dapat menunjang anggota tiap komunitas tersebut.
Tujuan dari pertemuan rutin tersebut, diantaranya :
a. Menjalin komunikasi yang aktif, nyata dan terbuka.
b. Saling mengenal satu dengan yang lainnya antara sesama member
(lama & baru), tua-muda, besar-kecil, pria-wanita, para pengurus, atau
para simpatisan sekalipun.
c. Mempererat tali persaudaraan, rasa kekeluargaan, pertemanan,
kekerabatan diantara semua anggota yang notabene adalah para
penghuni dalam organisasi tersebut dimanapun berada.
10
d. Memecahkan segala bentuk permasalahan yang muncul jika ada,
mencari solusi dan jalan keluar dengan rasa kekeluargaan, tanggung
jawab, serta tetap menjaga komitmen & munjunjung tinggi harkat,
martabat dan kaidah berorganisasi atau berkelompok dalam satu
wadah komunitas.
e. Membuka wawasan cakrawala dalam membina relation/hubungan
antara sesama member aktif-pasif, baru-lama, tua-muda, pengurus-
member, daerah-pusat dan seterusnya.
f. Untuk saling membina hubungan baik dan menjaga nama baik antar
sesama.
Manfaat dari kegiatan tersebut diantaranya :
a. Saling bertukar informasi, wawasan, pengalaman, ide & konsep demi
kemajuan bersama atas dasar kepentingan komunitas
b. Membuat suasana baru untuk menghilangkan kejenuhan beraktifitas di
pekerjaan / rutinitas lain dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menimbulkan kesan yang mendalam, sehingga akan menimbulkan
keinginan-keinganan berikutnya untuk bisa kumpul bersama lagi
dalam suasana yang hangat, penuh canda tawa, dan kekeluargaan.
B. TINJAUAN JEEP
A. Sejarah Mobil Jeep
Berdasarkan harian Kompas, 23 Juli 2002, halaman 34, disebutkan
tentang sejarah mobil Jeep yang dimulai sejak awal perang dunia.
Jip (jeep) identik dengan kendaraan perang. Karena jip pertama kali
dibuat dengan tujuan keperluan perang. Jika kita berbicara mengenai jip,
maka kita akan selalu mengacu kepada jip Willys buatan Amerika Serikat
yang pertama kali muncul pada tahun 1941. Padahal, tahun 1939, ketika
Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat membuka tender bagi 135
perusahaan mobil di dalam negeri untuk membuat kendaraan khusus bagi
keperluan militer, Jerman sudah dua tahun memiliki kendaraan yang
memenuhi spesifikasi sebuah kendaraan perang.
11
Namun, setelah Jerman memulai Perang Dunia II dengan menyerbu
Cekoslovakia pada tahun 1939, membuat kebutuhan akan kendaraan perang
meningkat drastis. Hal itu menjadikan Hitler, Kanselir Jerman,
memerintahkan Ferdinand Porsche (yang pada tahun 1933 diminta untuk
membuat mobil rakyat) untuk mendesain kendaraan tempur.
Ferdinand Porsche bergerak cepat. Prototipe mobil rakyatnya, KdF,
yang di belakang hari populer dengan nama Volkswagen Beetle, langsung
dimodifikasi menjadi mobil tempur di pabrik KdF Wagen. Dan, pada
tahun 1939 itu pula, lahirlah Type 82 yang diberi nama Kuebelwagen
(mobil tangki, atau mobil ember).
Tidak heran jika mobil tempur ala Ferdinand Porsche itu berbasis
sama dengan Volkswagen Beetle, yakni menggunakan mesin 1.131 cc, 4
silinder, berpendingin udara, dan diletakkan di bagian belakang
mobil. Namun, karena Kuebelwagen dibuat untuk keperluan militer maka
ketinggian kendaraan dari permukaan tanah (ground clearance)
dinaikkan, dan sisi kiri dan kanan mobil dibuat datar agar mudah
diproduksi. Bentuknya sekilas mirip Volkswagen Safari, yang pada
akhir tahun 1970-an banyak di temui di Indonesia.
Beberapa prototipe dikirim ke Polandia untuk mengikuti tes
lapangan yang dilakukan oleh divisi panser. Dan, Kuebelwagen dinilai
mudah dikemudikan dan kinerja lintas alamnya cukup baik. Beberapa
perwira sempat meragukan kemampuan kendaraan kecil dengan mesin di
belakang yang tidak menggunakan penggerak 4 roda itu. Namun, mereka
salah, Kuebelwagen menjadi kendaraan yang paling banyak digunakan dan
paling dikenal dalam Perang Dunia II.
Semasa Jenderal Rommel memegang komando di Afrika,
Kuebelwagen membuktikan keandalan di padang pasir. Demikian juga, saat
digunakan untuk melintasi medan berlumpur dan bersalju saat Jerman
menyerbu Rusia. Bobotnya yang ringan menjadikan Kuebelwagen tidak
mudah kandas di medan berlumpur, kalaupun kandas hanya diperlukan dua
orang untuk mengatasinya. Dalam Perang Dunia II itu, pabrik KdF Wagen
yang membuat Kuebelwagen juga membuat kendaraan amfibi, Tipe 128 dan
12
Tipe 166, yang diberi nama Schwimmwagen (mobil berenang). Mobil
amfibi itu menyandang mesin 25 PK untuk bergerak di darat, dan untuk
bergerak di air, pada bagian belakang mobil dilengkapi dengan propeler
yang bisa dilipat. Dengan menggunakan propeler itu, mobil amfibi itu bisa
bergerak dengan kecepatan 6 kilometer per jam. Dan, di dalam air, mobil itu
bisa dikemudikan dengan membelokkan roda depan ke kiri atau ke kanan.
Selama Perang Dunia II berlangsung sebanyak 52.018 unit
Kuebelwagen dan 14.276 unit Schwimmwagen diproduksi di pabrik KdF
Wagen, di kota yang kini dikenal dengan nama Wolfsburg.
Pada tahun 1939, di saat Hitler meminta Ferdinand Porsche untuk
juga membuat kendaraan perang, di Amerika Serikat pun, AD membuka
tender bagi 135 perusahaan mobil di negara itu untuk membuat
kendaraan khusus bagi keperluan militer.
AD Amerika Serikat tidak menentukan bentuk dari kendaraan perang
itu. Persyaratannya hanyalah daya muat kendaraan itu 600 lbs (273,15
kilogram), jarak roda depan-belakang (wheelbase) tidak melebihi 75 inci
(1,9 meter), kaca depan dapat dilipat (direbahkan ke depan),
berat kotor 1.200 lbs (544,31 kilogram), dan harus berpenggerak 4
roda.
Dari seluruh perusahaan yang diundang, hanya tiga yang memenuhi
persyaratan, yakni Bantam, Willys Overland, dan Ford.
Dan, 23 September 1940, sesuai dengan deadline yang diberikan AD
Amerika Serikat, Bantam muncul dengan prototipe kendaraan perang yang
diberi nama Blitz Buggy. Tanggal 11 November 1940, Willys muncul
dengan Quad, diikuti dengan Ford yang muncul dengan Pigmy tanggal 23
November 1940. Bentuk ketiga prototipe itu mirip satu sama lain. Itu
karena Willys dan Ford mendapatkan akses penuh terhadap prototipe
Bantam.
Blitz Buggy dianggap terlampau tinggi dari permukaan tanah dan
mesinnya kurang bertenaga. Quad terlalu berat, tetapi tenaga mesinnya
besar. Pigmy mudah dikemudikan, tetapi tenaga mesinnya terlalu lemah.
AD Amerika Serikat akhirnya memilih Quad yang bertenaga paling
13
besar. Mesin "Go Devil" mempunyai daya (kekuatan) 60 PK dan torsi
maksimum 14,5 kilogram-meter (kg-m) atau 145 Newton-meter (Nm), di
atas standar AD Amerika Serikat (12 kg-m). Torsi maksimum Blitz Buggy
dan Pigmy hanya 11 kg-m.
Selain itu, Willys juga memberi penawaran termurah, yakni 739
dollar AS. Kelemahan Quad hanyalah bobotnya terlalu berat, yakni
1.089 kilogram. Blitz Buggy hanya 922 kilogram. Padahal berat yang
dipersyaratan adalah 544,31 kilogram. Akhirnya diambil jalan tengah
dan diputuskan untuk menurunkan beratnya sampai 981 kilogram.
Tahun 1941, Willys muncul dengan MB yang merupakan versi
perbaikan.
Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II pada tahun 1945, sekaligus
menghentikan pembuatan jip di negara itu. Setelah menyerah kepada tentara
Sekutu, nasib bangsa Jerman ditentukan sepenuhnya oleh Sekutu (Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, dan Rusia).
Jerman dibagi ke dalam empat sektor, yakni sektor Amerika
Serikat, sektor Inggris, sektor Perancis, dan sektor Rusia. Yang akhirnya
sektor Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis tergabung
menjadi Jerman Barat dan sektor Rusia menjadi Jerman Timur. Pabrik KdF
Wagen, yang tiga perempat bagiannya rusak akibat
pengeboman pasukan Sekutu, berada di sektor yang dikuasai tentara
Inggris yang dipimpin Mayor Ivan Hirst. Dengan bantuan Pemerintah
Inggris, pabrik KdF Wagen diperbaiki, dan mulai memproduksi mobil
kembali dari komponen-komponen yang ada di pabrik itu.
Setelah tahun 1945, Inggris menamakan perusahaan yang mengelola
pabrik itu Volkswagen, dan kota di tempat perusahaan itu berada
diberi nama Wolfsburg, sesuai dengan nama Puri yang terdapat di kota
itu. Inggris kemudian menawarkan pengelolaan perusahaan mobil
Volkswagen ke tangan yang dianggapnya lebih kompeten. Namun,
perusahaan mobil Amerika Serikat, Ford, menolak karena menganggap hal
itu sebagai hanya membuang-buang saja. Pemerintah Perancis pun
menolak. Tahun 1948, Pemerintah Inggris menunjuk Heinrich Nordhoff
14
sebagai Eksekutif Senior Volkswagen, dan kemudian menyerahkan kembali
perusahaan mobil Volkswagen kepada Pemerintah Jerman Barat.
Setelah Perang Dunia II, muncullah jip untuk kalangan
sipil, yakni CJ yang merupakan singkatan dari civilian jeep. Tahun
1945, Willys meluncurkan CJ2 dan CJ3. Bahkan, Willys tidak lagi hanya
diproduksi di Amerika Serikat, tetapi juga diproduksi di negara lain
dengan lisensi. Di Perancis, Willys muncul tahun 1950 dan tahun 1955,
masing-masing dengan nama Delahaye dan Hotchkiss. Di Jepang, Willys
muncul dengan nama Mitsubishi Jeep J3 tahun 1953. Di Taiwan, jip
Willys muncul tahun 1956.
Pada saat yang bersamaan, juga muncul jip-jip lain. Di Jepang,
muncul Toyota Land Cruiser FJ21 (1952) dan Nissan Patrol (1950-an),
di Inggris muncul Land Rover (1948), dan di Italia muncul jip Fiat
Campagnola (1951).
Di Jerman, pembuatan jip praktis berhenti. Tahun 1969, Volkswagen
mengeluarkan Tipe 181, yang populer di Indonesia dengan nama
Volkswagen Safari. Mercedes Benz kembali membuat jip pada tahun 1979,
ketika meluncurkan mobil G-Class, yakni 230G, 240GD, 280GE, dan
300GD. Dan, tahun 1997, Mercedes Benz juga melangkah ke kelas sport
utility vehicle (SUV), yakni mobil yang memiliki kemampuan jip dan
kenyamanan sebuah sedan.
Setelah Volkswagen meningkatkan produk-produknya dari mobil
rakyat menjadi mobil papan tengah (Golf dan Passat Baru) dan papan
atas (Passat W8 dan Phaeton W12), Volkswagen juga mengeluarkan SUV,
yakni Touareg.
Volkswagen Touareg baru akan diperkenalkan kepada umum di 2002
Paris Auto Show, bulan September mendatang. Touareg muncul dengan
mesin bensin 3.2 Liter (3.189 cc) V6 (241 PK) dan mesin diesel 5.0
TDi Liter V8 (313 PK).
Dalam angkatan bersenjata Amerika Serikat sendiri, peran jip sebagai
kendaraan tempur diakhiri pada tahun 1983. Tahun 1979, angkatan
15
bersenjata Amerika Serikat membuka tender bagi pembuatan kendaraan
tempur baru mereka.
Sehingga, lahirlah High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle
(HMMWV) yang akrab dengan nama Hum-vee. Dan, kendaraan itu
memulai debutnya dalam Perang Teluk antara pasukan multinasional di
bawah pimpinan Amerika serikat melawan Irak pada tahun 1991.(JL)
B. TINJAUAN BENGKEL
1. Pengertian Perawatan Berkala
Sebuah mobil sebagian besar dibuat dari berbagai suku cadang yang
bisa menjadi lemah atau berkarat yang dapat menurunkan kinerja sesuai
dengan kondisi dan lama waktu pemakaian. Diperlukan pemeliharaan
periodik untuk disesuaikan atau diganti agar kinerjanya tetap terjaga.
Jadwal perawatan kendaraan hendaknya dilakukan pada interval yang
telah ditentukan sesuai dengan jadwal servis berkala. Interval servis untuk
jadwal perawatan ditentukan oleh pembacaan odometer atau interval waktu.
Untuk kendaraan beberapa kendaraan tertentu, perawatan berkala dilakukan
setiap kelipatan 10.000 km atau setiap 6 bulan, mana yang tercapai terlebih
dahulu. Untuk selanjutnya, perawatan setelah jadwal servis terakhir
hendaknya dilakukan pada interval yang sama.
Servis berkala dapat dilakukan lebih awal sebelum jadwal jika:
a. Kondisi pengendaraan yang pengoperasian di jalan kasar, berlumpur,
atau berdebu.
b. Kondisi pengendaraan:
1) Dengan bebas berat melebihi kapasitas mobil
2) Perjalanan jarak pendek kurang dari 8 km berulang-ulang.
3) Idling dalam waktu lama dan/atau pengendaraan pada kecepatan
rendah untuk jarak jauh seperti kendaraan polisi, taksi, atau
kendaraan untuk kunjungan rumah ke rumah.
4) Pengendaraan dengan dengan kecepatan tinggi terus menerus
(80% atau lebih dari kecepatan maksimum kendaraan) lebih 2
jam.
16
Berikut hasil yang akan diperoleh setelah menjalani perawatan
berkala:
1) Kendaraan tetap dalam kondisi prima
2) Menghilangkan rasa khawatir akan kondisi kendaraan saat di
perjalanan (terutama saat di luar kota);
3) Terhindar dari servis yang lebih berat dan mahal akibat mesin
terlanjur rusak berat; usia kendaraan semakin lama.
4) Sejarah kendaraan tercatat rapi, mampu meningkatkan nilai jual
kembali.
2. Jenis Perawatan Berkala
1) Spooring and Balancing
1) Balancing
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang
menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban
juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti
putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam
getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi
dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment.
Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai
fungsivital dalam kendaraan.
Balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan
belakang menjadi parallel. Seiring dengan waktu pemakaian,
untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang
membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara
lebih nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Roda
akan dipasang pada alat wheel balancer kemudian akan
diketahui titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda
tidak balance. Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar
beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali
menjadi balance. Selanjutnya roda akan diberikan pemberat
(weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan, weight
balance dipasang pada pelek roda.
17
2) Spooring
Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung
pada kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun
roda belakang (wheel alignment). Tujuan spooring adalah untuk
menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban
pada mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil
sedang melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran
dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan
kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan
perawatan secara rutin agar kondisi ban dan komponensteering
lebih tahan lama serta pengendara lebih nyaman. Untuk jangka
waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15000 km
atau 4 bulan.
Spooring merupakan pekerjaan penyetelan front wheel
alignment (penyetelan roda depan) yang meliputi: chamber,
caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan turning radius. Fungsi
spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan
meliputi: kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali
setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah
dilepas. Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan
mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan
ban/roda. Untuk syarat kedaraan dilakukan pekerjaan spooring
diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi
yang normal.
b. Tune Up Gasoline Engine
Engine adalah salah satu bagian penting dari kendaraan, yang di
dalamnya terdiri dari komponen-komponen yang kompleks dan saling
terhubung. Sehingga Engine memerlukan perawatan yang rutin agar
kerja komponen dalam Engine dapat bekerja dengan baik. Kendaraan
yang dioperasikan dalam jangka waktu tertentu akan mengalami
perubahan pada komponen fungsional termasuk perubahan kualitas
18
pelumas. Sehingga membutuhkan pemeliharaan untuk mengembalikan
kondisi kerja Engine atau yang disebut dengan Tune Up.
Sesuai dengan perkembangan teknologi yang terjadi, dilihat dari
sistem kerjanya terdapat dua jenis tipe gasoline Engine (mesin
bensin), yaitu Engine konvensional dan Engine EFI (Electronic Fuel
Injecton). Kedua jenis Engine tersebut mempunyai sistem kerja yang
berbeda, sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam
proses pemeliharaan. Berikut akan dipaparkan perbedaan
pemeliharaan pada kedua jenis Engine tersebut.
1) Tune Up Engine Konvensional
Pada umumnya pekerjaan tune-up adalah proses teratur
pemeriksaan, diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang
diperlukan secara berkala untuk menjaga performa mesin atau
mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi standar. Salah
satu pekerjaan Tune Up adalah untuk Engine konvensional.
Jenis Engine ini merupakan sistem kerja komponen-komponen
masih menggunakan proses manual/analog/mekanik belum
menggunakan kontrol pengendali elektronik. Sistem pada
Engine konvensional, sistem kerjanya relatif sederhana
dibandingkan dengan Engine EFI. Pekerjaan Tune Up untuk
jenis Engine konvensional meliputi beberapa hal sebagai
berikut: pemeriksaan dwell angle, timming ignition, penyetelan
putaran idle, celah katup, celah platina, filter udara, filter bahan
bakar, busi dan kabel busi, pelumas/oli, air pendingin, air dan
tegangan accu/baterai, kemudian dilanjutkan dengan finally
check. Jika dalam pengecekan ditemukan kondisi abnormal
dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut.
2) Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)
Engine EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan jenis
Engine yang sudah dilengkapi dengan sistem kontrol elektronik,
sehingga membutuhkan pemeliharaan khusus dengan
menggunakan alat yang disebut Engine scanner. Engine scanner
19
merupakan alat bantu untuk memeriksa/memonitor secara
simultan proses kerja dari sensor,ECU dan actuator. Berikut ini
akan dipaparkan pekerjaan yang dilakukan untuk Tune Up
Engine EFI (Electronic Fuel Injection): Scanning systems (read
and erase error code, actuation test, reset adaptation, adjusting
co, recording data stream, graphic dat), pemeriksaan Filter
Udara, pemeriksaan busi (spark plug), pemeriksaan kuantitas
dan kualitas pelumas, pemeriksaan saringan bahan bakar,
pemeriksaan kuantitas air pendingin, pemeriksaan accu/baterai,
test drive.
c. Breaking System
Setiap komponen ataupun komponen pada kendaraan pasti
memerlukan yang namanya perawatan atau pemeliharaan. Perawatan
atau pemeliharaan secara rutin akan mempengaruhi kerja dari sistem
pada kendaraan. Perawatan yang tidak kontinyu pada komponen akan
mengakibatkan gejala kerusakan atau ketidaknormalan pada kerja
salah satu sistem pada kendaraan. Apabila pemeliharaan kendaraan
dilaksanakan secara rutin dan berkala sesuai dengan rekomendasi dari
standar pabrik atau perawatan kendaraan yang jelas masa pemakaian
komponen kendaraan akan lebih tahan lama dan awet.
Salah satu bagian kendaraan yang sangat penting adalah
breaking system (sistem rem). Sistem rem adalah bagian yang sangat
penting dari sebuah kendaraan. Secara fungsi sistem rem digunakan
untuk mengurangi atau menghentikan kendaraan. Keadaan atau
kondisi rem yang kurang baik akan sangat berbahaya dan dapat
mengakibatkan kecelakaan. Sehingga selain sebagai pengurang
kecepatan dan menghentikan kendaraan, sistem rem juga berfungsi
sebagai safety atau pengaman.
Tentunya setiap sistem/komponen pada kendaraan akan tidak
akan selamanya dalam kondisi yang baik. Jam terbang dan cara
pemakaian kendaraan sangat mempengaruhi umur kendaraan. Selain
itu juga ada beberapa komponen yang mempunyai batas pemakaian
20
sehingga setelah melewati batas tersebut komponen tersebut harus
diganti.
d. Automotic AC Service Station
Ultra Tune 5001 FAHD-Fully Automatic A/C Service Station
adalah alat yang mudah digunakan khusus didesain khusus untuk
teknisi Air Condition (AC) kendaraan, adapun fungsinya yaitu:
1). Check/tes system Air Condition (AC)
2). Recover dan Recycling refrigeran pada system AC
3). Mengukur jumlah refrigeran pada sistem AC
4). Mengukur jumlah oli yang hilang pada sistem AC
5). Mengosongkan sistem AC
6). Mengisi pelumas/oli pada sistem AC
7). Mengisi refrigeran pada sistem AC
Dengan alat ini memungkinkan untuk mengurangi pembuangan
gas berbahaya bagi lingkungan, karena pada pengosongan refrigerant
dilakukan dengan proses recover dan recycle sehingga meminimalisir
gas refrigerant AC yang terlepas ke lingkungan/udara bebas.
C. TINJAUAN INTERIOR
1. Hubungan Antar Ruang
a. Ruang di dalam ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat
sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Hubungan visual
dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah mampu
dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang yang dimuat
tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar, misalnya ruang
kelas dalam gedung sekolah.
b. Ruang-ruang yang saling berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah
ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan seperti,
masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan
sebagai ruang.
21
c. Ruang-ruang yang bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum.
Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang
menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara
masing-masing simbolisnya.
d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama
Adanya dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat
dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu
ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu
ruang bersama-sama.
2. Sistem Organisasi Ruang
Penyusunan ruang-ruang dapat menjelaskan tingkat kepentingan
relatif dan fungsi serta peran simbolis ruang-ruang tersebut di dalam suatu
organisasi bangunan. Keputusan mengenai jenis organisasi yang harus
digunakan dalam situasi khusus akan tergantung pada: kebutuhan atas
program bangunan, seperti pendekatan fungsional persyaratan ukuran,
klasifikasi hirarki ruang-ruang dan syarat-syarat pencapaian, pencahayaan
atau pemandangan. Kondisi-kondisi eksterior dari tapak yang mungkin akan
membatasi bentuk atau pertumbuhan organisasi atau yang mungkin
merangsang organisasi tersebut untuk mendapatkan gambaran-gambaran
tertentu tentang tapaknya dan terpisah dari bentuk-bentuk lainnya. (Ching,
Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior).
Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut Francis.D.K. Ching
antara lain sebagai berikut :
a. Terpusat
Gambar 2.1 Ilustrasi Organisasi Ruang Terpusat
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior)
Organisasi terpusat merupakan suatu ruang dominan dimana
pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan. Organisasi
22
terpusat bersifat stabil. Merupakan komposisi terpusat yang
dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan
dominan.
Kelebihannya adalah :
1) Memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan efisiensi
efektivitas yang tinggi
2) Menciptakan konfigurasi keseluruhan ruang yang secara
geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih
Kelemahannya adalah :
1) Karena bentuknya teratur harus cukup ruang untuk
mengumpulkan sejumlah ruang sekunder disekitarnya.
b. Linier
Gambar 2.2 Organisasi ruang Linier
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior)
Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang berhubungan
langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier
yang berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dari
ruang-ruang yang berulang, mirip dalam hal ukuran, bentuk, dan
fungsinya.
Kelebihannya adalah :
1) Dapat berfungsi sebagai penunjuk arah sekaligus
mengambarkan gerak pemekaran dan pertumbuhan karena
karakternya yang memanjang.
Kelemahannya adalah :
1) Bentuk ruangnya kurang variatif tetapi dapat memaksimalkan
pencapaian ukuran luas.
23
c. Radial
Gambar 2.3 Organisasi ruang Radial
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior)
Organisasi radial adalah sebuah bentuk ekstrovert yang
mengembang ke luar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya,
bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur
tertentu atau benda-benda lapangan lainnya.
Kelebihannya adalah :
1) Mudah menyesuaikan kondisis lingkungan
Kelemahannya adalah :
1) Membutuhkan banyak ruang
d. Cluster
Gambar 2.4 Organisasi ruang Cluster
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior)
Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan
peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap
ruang lainnya. Seringkali penghubungnya terdiri dari sel-sel ruang
yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki
persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi.
Suatu organisasi cluster dapat juga menerima ruang-ruang yang
berlainan ukuran, bentuk, dan fungsinya tetapi berhubungan satu
dengan yang lain berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti
simetri atau menurut sumbu.
Kelebihannya adalah :
1) Organisasi cluster dapat menerima ruang yang belainan ukuran,
bentuk dan fungsinya tetapi berhubungan satu sama lainnya
24
berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau
menururt sumbunya.
2) Bentuknya luwes dapat menyesuaikan perubahan dan
pertumbuhan langsung tanpa mempengaruhi karakternya, karena
polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku.
Kelemahannya adalah :
1) Tidak adanya tempat utama yang terkandung di dalam pola
organisasi cluster signifikasi sebuah ruang harus ditegaskan
pada ukuran, bentuk atau orientasi di dalam polanya.
e. Grid
Gambar 2.5 Organisasi ruang Grid
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior)
Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk ruang-ruang dimana
posisi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh
pola grid tiga dimensi atau bidang. Suatu grid dibentuk dengan
menetapkan sebuah pola teratur dari titik- titik yang menentukan
pamer-pamer dari dua pasang garis sejajar. Suatu organisasi grid dapat
memiliki hubungan bersama, walaupun berbeda dalam ukuran,
bentuk, atau fungsi.
Kelebihannya adalah :
1) Organisasi grid ini dapat memiliki hubungan bersama walau
berbeda dalam hal ukuran, bentuk atau fungsi.
2) Suatu grid juga dapat mengalami perubahan bentuk yang lain
dengan cara pengurangan , penambahan kepadatan atau dibuat
berlapis dan identitasnya sebagai sebuah grid tetap
dipertahankan oleh kemampuan mengorganisir ruang.
Kelemahannya adalah :
25
1) Dalam aspek bentuk , posisi, hubungan antar ruang semua diatur
oleh pola grid tiga dimensi atau bidang sehingga sifatnya tidak
fleksibel .
3. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi menurut Francis.D.K. Ching dalam bukunya “Bentuk Ruang
dan Susunannya”, adalah :
a. Linear
Gambar 2.6 Ilustrasi Sirkulasi Linier
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Susunannya)
Semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat menjadi
unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan ruang. Sebagai
tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri atas segmen-segmen,
memotong jalan lain, bercabang-cabang, membentuk kisaran.
b. Radial
Gambar 2.7 Ilustrasi Sirkulasi Radial
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Susunannya)
Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti
sebuah pusat, titik bersama.
c. Spiral
Gambar 2.8 Ilustrasi Sirkulasi Spiral
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Susunannya)
26
Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus yang
berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak yang
berubah.
d. Grid
Gambar 2.9 Ilustrasi Sirkulasi Grid
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Susunannya)
Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar
atau kawasan-kawasan ruang segi empat.
e. Network
Gambar 2.10 Ilustrasi Sirkulasi Network
(Sumber : Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Susunannya)
Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang
menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang.
f. Komposit
Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan, suatu
susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan
membedakan skala, bentuk dan panjangnya.
4. Unsur Pembentuk Ruang
Dalam setiap pembahasan desain interior tidak lepas dari pengertian
tentang ruang. Adapun yang dimaksud ruang adalah.
”Suatu wadah dari objek-objek yang adanya dirasakan secara subjektf
dapat dibatasi oleh elemen-elemen buatan sepeti garis, bidang, dan lain-lain
maupun elemen alam” ( Pamudji Suptandar, 1982, hal. 34 ).
27
a. Lantai
Lantai merupakan bagian dasar dari duatu bangunan, menurut
Y. B. Mangunwijaya lantai berfungsi selaku dinding atau penutup
ruangan bagian bawah. Oleh karena itu, dilihat dari pertimbangan –
pertimbangan akustik misalnya atau isolasi / pelindung terhadap panas
dan dingin luar, lantai dapat digarap menurut hukum – hukum fisika
biasanay berlaku untuk dinding – dinding.
Sedangkan menurut Francis D. K. Ching (1996:162) lantai
adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang
rata. Lantai dalam ruang selain berfungsi menahan beban, secara
khusus lantai mempunyai fungsi akustik di dalam ruang.
b. Dinding
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang,
baik sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun sebagai unsur
dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ”ruang dalam” dinding
mempunyai peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian
khusus, di samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture
serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu
kesatuan dengan dinding.
Dinding pada suatu bangunan dapat sebagai dinding struktur
dapat pula hanya sebagai pembatas, hal ini tergantung dari sistem
struktur yang dipakai dalam perencanaannya. Dalam merencanakan
dinding perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
1) Struktur dinding dapat dibedakan menjadi :
a) Dinding struktur (bearing wal )
Dinding jenis ini merupakan dinding yang mendukung
sruktur di atasnya, misalnya sebagai pendukung atau
tumpuan atap atau sebagai penumpu lantai (pada bangunan
bertingkat).
b) Dinding non struktur/ partisi (non bearing wall)
Pada bangunan yang menggunakan sistem non struktur
kebebasan peletakan dinding dan permukaan pada dinding
28
dapat diatur menurut kehendak perencana, karena tumpuan
atap terletak pada kolom-kolom pendukung.
Secara konstruksi ada tiga macam dinding, yaitu:
a) Dinding pemikul, ialah suatu dinding dimana
dinding tersebut menerima beban atap atau beban
lantai, maka dinding berfunsi sebagai struktur
pokok.
b) Dinding penahan, ialah suatu dinding yang menahan
gaya-gaya horizontal. Biasanya dibuat untuk
menjaga kemungkinan dari pengaruh air, dingin,
tanah.
c) Dinding pengisi, ialah suatu dinding yang fungsinya
mengisi bagian-bagian di antara struktur pokok.
Dinding dapat membentuk karakter ruang, yaitu dengan
pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan
suasana ruang yang ingin dicapai. Penggunaan bahan dengan tekstur
dan warna yang spesifik dapat mengungkapkan bermacam-macam
ekspresi dan karakter, misalnya keras, lunak, kesan berat, atau ringan
dan sebagainya.
Dalam penerapan perancangan interior, bahan material, bahan
penutup dinding, maupun finishing, juga perlu diperhatikan karena ini
juga dapat mempengaruhi suasana yang akan dimunculkan dalam
suatu ruang. Bahan material bahan penutup dinding ialah bahan
buatan yang fungsinya sebagai pelapis dinding dengan
pemasangannya menempel pada dasar dinding.
c. Langit-Langit (Ceiling)
Langit-langit merupakan sebuah bidang (permukaan) yang
terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai
pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk
ruang dengan bidang yang ada di bawahnya.
(Pamudji Suptandar, 1999 : 161)
Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit adalah:
29
1) Fungsi langit-langit
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga
sebagai pengatur udara dan ventilasi.
2) Penentuan ketinggian
Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi,
proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan
ceiling.
3) Bentuk penyelesaian
Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan
fungsinya seperti melengkung, berpola, polos,
memperlihatkan struktur, dan sebagainya.
(Pamudji Suptandar, 1999)
5. Sistem Interior
a. Pencahayaan
Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena menjadi syarat
dalam penglihatan manusia. Meski demikian, cahaya berlebihan akan
memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian
harus berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan
efektivitas dan efisien tinggi.
Berdasarkan sumbernya, adapun jenis pencahayaan yaitu:
1) Pencahayaan Alam (Natural lighting)
Yang dimaksud penerangan alami disini adalah
pencahayaan yang berasal dari alam seperti, sinar matahari,
sinar bulan, sinar api dan sumber lain dari alam (fosfor, dan
sebagainya). Namun pada umumnya sumber cahaya alami yang
biasa digunakan dalam pencahayaan ruang adalah sinar
matahari.
Cahaya alam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Pencahayaan langsung
30
Pencahayaan langsung yaitu pencahayaan yang berasal
dari sinar matahari secara langsung melalui atap, jendela,
genting kaca dan lain-lain.
b) Pencahayaan tidak langsung
Pencahayaan tidak langsung adalah cahaya yang diperoleh
dari sinar matahari secara tidak langsung, sistem
pencahayaan tersebut di biaskan melalui skylight,
permainan bidang kaca dan lain-lain.
(J. Pamuji Suptandar. 1999, hal. 219)
2) Pencahayaan buatan (Artificial lighting)
Pencahayaan lampu tersebut dapat digunakan sebagai
sumber cahaya bagi kegiatan sehari-hari dan menciptakan unsur
keindahan dalam desain suatu ruangan. Kita banyak
menggunakan cahaya buatan pada perancangan interior suatu
bangunan untuk menciptakan suatu kondisi-kondisi tertentu
sesuai dengan kebutuhan dan fungci ruangan tersebut, agar
menimbulkan kenyamanan bagi penghuninya.
Contoh sumber cahaya buatan antara lain adalah:
a) Lampu Pijar (incandescent)
Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis,
filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran
cahaya (fluks cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar
yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya.
Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen
meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya
lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih.
Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya
umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud
mendifusikan cahaya.
b) Lampu Fluorescent
Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp)
maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu
31
pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah.
Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya
semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan
distribusi speltralnya mendekati grafik kepekaan mata,
sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.
b. Penghawaan
Penghawaan mempunyai peranan penting pada kebutuhan udara
yang optimal dalam ruangan termasuk kelembaban udara dalam
ruang. Seperti dijelaskan bahwa “Penanganan sistem ventilasi harus
memperhatikan faktor-faktor kelambapan agar memenuhi unsur
kenyamanan dalam ruang.”
(Pamudji Suptandar , 1982, hal. 62 )
1) Penghawaan alami dengan ventilasi
Yang dimaksud dengan ventilasi adalah suatu usaha
pembaharuan udara dalam suatu bangunan atau ruang dengan
jalan memasukkan sejumlah udara segar/ bersih dari luar untuk
menggantikan udara yang kotor di dalam ruangan dengan
menggantikan faktor-faktor kelembapan agar dapat memenuhi
unsur kenyamanan bagi si pemakai.
(Pamudji Suptandar,1982, hal. 62).
Sedangkan pengaruh ventilasi terhadap interior antara lain:
a) Peletakan ventilasi akan mempengaruhi bentuk interior,
misalnya letak jendela.
b) Letak ventilasi yang mempengaruhi udara langsung pada
susunan interior yaitu ketinggian, lebar, dan, posisi.
c) Ventilasi mempengaruhi suasana, pencahayaan dan akustik
di dalam termasuk hubungan ruang dengan alam
sekitarnya.
d) Sistem ventilasi harus mempehatikan fungsi ruang.
e) Jenis ventilasi mempengaruhi akan ketinggian tiap ruangan.
( Pamudji Suptandar,1982, hal. 63 )
32
Gambar 2.10 Kemungkinan yang terjadi pada sistem ventilasi silang
(Sumber : Ir. Setyo Soetiadji S, Anatomi Utilitas, Djambatan,1986)
2) Penghawaan buatan atau ventilasi buatan
Pengertian dari ventilasi buatan yaitu “penghawaan yang
diperoleh secara buatan atau mengalami proses mekanisme”
(Pamudji Suptandar, 1982, hal. 83)
Ventilasi buatan ini terdiri dari dua macam, sepeti
dijelaskan Pamudji Suptandar di bawah ini .
a) Exhoust yaitu mekanisme dari kipas angin dengan sisitim
menggerakkan udara denagan tidak mengurangi
kelembapan udara alam.
b) A.C. yaitu sisitim mekanisme memasukkan udara segar
dengan termperatur maupun kelembapan tertentu. A.C.
dipakai apabila ventilasi alam tidak memenuhi
persyaratan; polusi udara, polus suara, dan apabila ingin
mendapatkan kelembapan udara yang konstan.
Selanjutnya dijelaskan pengertian jenis A.C tersebut oleh
Pamudji Suptandar dalam bukunya interior desain yang
menyebutkan .
a) Split unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan untuk satu
atau beberapa ruang, sedangkan perlengkapan untuk
ANGIN MATI
DAERAH UDARAMATI
33
evaporator terpisah pada tiap ruang. Unit ini berdiri sendiri
pada lantai dengan bentuknya yang indah sepadan dengan
furniture lain yang merupakan ornamen.
b) Central Unit yaitu, jenis yang dipergunakan untuk ruang
yang luas sekali seperti restoran pekantoran, gedung
teater, shopping center. Perlengkapan keseluruhan terletak
di luar ruangan kemudian didistribusikan ke masing-
masing ruang melalui ducting dan berahkir dengan
diffuser.
(Pamudji Suptandar, 1982, hal. 83)
c. Akustik
Dalam materi kuliah Architecture Interior System (2011), dalam
penanganan desain akustik dalam ruangan, ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan secara akustik,
seperti yang tertulis, diantaranya adalah :
1) Bentuk bidang pembatas ruang yaitu : dinding, lantai dan langit-
langitnya.
2) Bahan bidang pembatas ruang
Di bagi menjadi 2 :
a) Penyerapan nada – nada tinggi
Menggunakan bahan – bahan yang berpori-pori. Misalnya
serabut kayu, serabut kelapa, merang jerami, lainnya.
Semakin berpori-pori semakin ringanlah bahan dan
semakin bagus sebagai penyerap nada-nada tinggi.
b) Penyerapan nada – nada rendah
Untuk penyerapan nada-nada rendah sebaiknya memakai
bahan dengan plat-plat tipis atau kulit tipis yang elastis.
3) Memperlihatkan metode konstruktif pemasangan bahan.
4) Isolasi dinding
D. FASILITAS RUANG
1. Lobby /Reception area
34
a. Pengertian
Reception adalah ruang untuk menerima tamu sebelum dipersilahkan
duduk di ruang tunggu. Reception berada di ruangan yang paling
depan, setelah pintu masuk. Besaran meja untuk reception mempunyai
standar yaitu :
Gambar 2.11 Standar Ergonomi Resepsionis
(Sumber : Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior)
b. Fungsi
1) Fungsi umum
Sebagai suatu tempat atau wadah seluruh karyawan pada
kantor dalam melaksanakan tugas mengurus serta mengelola
segala macam yang berhubungan dengan management di
perusahaan tersebut.
2) Fungsi khusus
Sebagai suatu wadah dari pihak perusahaan untuk
penerimaan awal pengunjung. Tempat memperoleh informasi
dan melayani segala macam keperluan dari pengunjung, tempat
untuk bertemu janji.
c. Fasilitas
Di dalam area lobby terdapat fasilitas sebagai berikut :
1) Area tempat duduk, yang berfungsi sebagai ruang duduk dan
ruang tunggu
2) Area komunikasi
3) Area resepsionis
35
Lokasi dari resepsionis harus dapat segera dilihat oleh
tamu yang masuk dan staf resepsionis harus dapat melihat dan
mengontrol arah masuk pengunjung.
2. Restoran
a. Pengertian Restoran
1) Restaurant adalah suatu tempat atau bangunan yang
diorganisasikan secara komersial yang menyelenggarakan
pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, baik berupa
makan maupun minum.
( Marsum W, 1989)
2) Restaurant adalah rumah makan kedai tempat makan (menjual
makanan).
( Kamus Besar Bahasa Indonesia)
b. Tujuan Restoran
Dari beberapa penjelasan tentang arti restoran, terdapat 4 aspek
dasar keberadaan restoran, yaitu antara lain:
1) Perdagangan – keperluan yang terutama dari bangunan adalah
penjualan dan pelayanan kepada langganan dari jenis
produknya.
2) Keuangan – kelancaran dari berlangsungnya kegiatan
merupakan perputaran dari biaya penanaman modal.
3) Kedudukan – pengoperasian yang utama adalah menyajikan
berbagai jenis makanan dan penampilan suasana ruang restoran.
4) Kepraktisan – penyusunannya menarik perhatian, penyajian dan
pelayanan dari jenis usaha tersebut diharapkan dapat memberi
kepuasan.
(Lawson, 1973)
c. Jenis Restoran
Jenis restoran yang sesuai dengan Desain Interior Pusat
Komunitas Jeep adalah diantaranya
36
1) A’la Carte Restaurant
A’la Carte Restaurant adalah restoranyang telah mendapat
izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak
variasi dimana tamu bebas memilih makanan yang mereka
ingini. Tiap – tiap makanan di dalam restoran jenis ini
mempunyai harga sendiri – sendiri.
2) Cafeteria atau Cafe
Cafetaria atau cafe adalah suatu restoran kecil yang
mengtamakan penjualan cake ( kue – keu ), sandwich (roti isi),
kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual
minuman beralkhohol.
3) Inn Tavern
Inn Tavern ialah restoran dengan harga cukupan yang
dikelola perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat
dan ramah dengan tamu – tamu sedangkan hidangannya pun
lezat – lezat.
4) Family Tipe Restaurant
Family tipe Restaurant ialah suatu restoran sederhana
yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga
tidak mahal terutama disediakan untuk tamu – tamu keluarga
maupun rombongan.
(Marsum W.A. 2005)
d. Klasifikasi Restoran
Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, klasifikasi
restoran yang sesuai dengan Desain Interior Pusat Komunitas Jeep
yaitu :
1) Informal Restaurant ( restoran informal )
Pengertian restoran informal adalah industry pada jasa
pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara
komersial dan professional dengan lebih mengutamakan
kecepatan kecepatan pelayanan kepraktisan dan percepatan
frekuensi yang silih berganti dengan pelanggan.
37
Ciri – ciri restoran informal :
a) Harga makanan dan minuman relative murah.
b) Penerimaan pelanggan tanpa system pemesanan tempat.
c) Para pelanngan yang datang tidak terikat untuk
mengenakan pakaian formal.
d) System penyajian makanan dan minuman yang dipakai
American Service / ready plate bahkan self service
ataupun counter service.
e) Tidak menyediakan hiburan life music.
f) Peñataan meja dan bangku cukup rapatantara satu dengan
yang lain.
g) Daftar menu pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu
/ pelanggan namun di pampang di counter / langsung
disetiap meja makan untuk mempercepat proses
pelayanan.
h) Menu yang disdiakan sangat terbatas dan membatasi
menu–menu yang relative cepat selesai dimasak.
i) Jumlah tenaga service relative sedikit dengan standard
kebutuhan, 1 pramusaji untuk melayani 12 – 16
pelanggan.
(Marsum W.A. 2005)
3. Café
a. Pengertian
Menurut Marsum. W. A dalam bukunya Restoran dan
Pemahamannya, Café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan
penjualan cakes (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi, dan teh. Pilihan
makan yang terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.
Café adalah usaha di bidang makanan yang dikelola secara
komersial yang menawarkan makanan/makanan kecil serta minuman
kepada para tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal,
tanpa diikuti aturan service yang berlaku ( Sugiarta, 1996: 93).
38
b. Dimensi Ruang Gerak
Gambar 2.12 Standar Ergonomi Konter Makan
(Sumber : Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang
Interior)
Gambar 2.13 Standar jarak bersih antar kursi (stool) Tempat makan
(Sumber : Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior)
Gambar 2.14 Jarak bersih untuk pelayanan pramusaji dan sirkulasi pada tempat makan
(Sumber : Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior)
c. Sistem Pelayanan
1) Table Service
Konsumen langsung memesan makanan pada waiters,
setelah waiters menghidangkan dan konsumen tersebut
menikmati hidangan tersebut, konsumen langsung membayar
sendiri pada cashier atau melalui waiters.
39
2) Counter Service
Pelaksana counter service pada counter bar, dimana
konsumen menikmati hidangan langsung dihadapan counter.
3) Tray Service
Penyajian makanan dan minuman dengan menggunakan
nampan/baki, dimana konsumen memesan langsung kepada
pelayan di counter, dan pelayan menyajikan langsung
pesanannya.
4. Toko
a. Pengertian
Ruang penjualan merupakan ruang yang fungsi utamanya adalah
memamerkan dan menjual barang. Desain dari ruang ini meliputi
koordinasi dari arsitektural, desain interior, dan elemen penjualan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan klien/konsumen.
(Joseph De Chiara, Julius Panero, Martin Zelnik, 1991)
b. Tipe Toko
Ada beberapa tipe ruang penjualan, yaitu :
1) Berdasarkan jenis barang yang dijual
a) Convience store
merupakan toko yang menjual barang-barang kebutuhan
sehari-hari, seperti beras, gula, susu, bumbu dapur dan
sebagainya
b) Demand store
merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-
hari, dimana frekuensinya tidak sesering convience store,
seperti pakaian, sepatu, tas dan sebagainya
2) Berdasarkan jumlah barang yang dijual
a) Toko grosir
merupakan toko yang menjual barang dalam jumlah besar
atau secara partai, dimana barang tersebut disimpan di
tempat lain, sedangkan yang terdapat di toko tersebut
merupakan contohnya saja
40
b) Toko eceran (retail)
merupakan toko yang menjual barang dalam jumlah yang
sedikit (eceran)
3) Berdasarkan variasi barang yang dijual (marchendise)
a) Speciality shop
merupakan toko yang menjual barang dagangan sejenis,
seperti pakaian, sepatu, buku dan lain sebagainya
b) Variety shop
merupakan toko yang menjual bermacam-macam barang.
(William P. Spence, 1979)
c. Sistem Pelayanan
1) Self Service
Adalah sistem pelayanan dimana pengunjung bebas memilih dan
mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian
membawanya ke kasir untuk pembayaran.
2) Self Selection
Adalah jenis sitem pelayanan dimana pengunjung juga dapat
memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan,
kemudian dengan dibantu oleh pramuniaga, produk dibawa ke
bagian kasir untuk pembayaran.
3) Personal
Adalah jenis sitem pelayanan tertutup dimana segala bentuk
pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik dalam pemilihan
maupun pengambilan produk. Dalam sistem ini, dari proses
pemilihan, pengambilan sampai dengan pembayaran semua
dilayani pramuniaga sepenuhnya.
(William P. Spence, 1979)
d. Interior Display
Tujuan penciptaan interior display ruang penjualan adalah
menyediakan fasilitas yang memudahkan barang-barang perniagaan
atau pajangan pada ruang toko tersebut, yang berlandaskan prinsip
teater yaitu membiarkan konsumen melihat sendiri barang-barang,
41
memilih dan akhirnya membeli. Interior display adalah penampakan
barang-barang perniagaan .
Hal tersebut menolong bertambahnya penjualan dikarenakan
memamerkan barang niaga secara terbuka dan kekuatan psikologisnya
yaitu menambah pengunjung tertarik untuk menambah belanjaannya.
Pada toko tertentu, sistem penyajiannya adalah memilih sendiri,
sehingga toko tersebut tidak perlu memiliki pramuniag. Penampakan
barang perniagaan yang disajikan adalah penyusunan atau penataan
dan dramatisasi keterbukaan gambar-gambar yang penting serta nilai-
nilai reklamis. Sedangkan penyusunan dan perencanaan diidentifikasi
secara lengkap dan menyeluruh.
(Yulia Purnama, 2003).
Oleh Yulia Purnama, 2003, ada 6 jenis layout sebagai rancangan
dasar yang dapat diterapkan dalam ruang penjualan, yaitu :
1) Straight plan (garis lurus)
Rancangan garis lurus adalah sebuah bentuk tata ruang yang
konvensional yang memanfaatkan dinding dan proyeksi untuk
menciptakan ruang yang lebih kecil. Ini merupakan rancangan
ekonomis untuk dijalankan dan dapat disesuaikan dengan
beberapa jenis pusat perbelanjaan
2) Pathway plan (jalan kecil)
Rancangan ini direkomendasikan untuk toko-toko pakaian
karena kemampuannya untuk meminimalisasi perasaan kacau.
Rancangan ini juga memfokuskan kepada perhatian pengunjung
terhadap barang-barang dagangan lain di jalan kecil
3) Diagonal plan (garis silang)
Rancangan garis silang memiliki kwalitas yang menarik dan
dinamis karena rancangan ini tidak didasarkan pada garis lurus,
maka rancangan ini mengundang perubahan dan sirkulasi
42
4) Curved plan (melingkar)
Rancangan melingkar menciptakan sebuah lingkungan yang
menarik bagi konsumen. Pola melingkar dapat ditekankan
dengan dinding, atap atau sudut
5) Varied plan
Untuk produk-produk yang memerlukan barang dagangan
pendukung yang sangat berdekatan, rancangan bervariasi sangat
fungsional.
6) Geometric plan
Rancangan ini adalah rancangan yang paling eksotis, karena
dapat memberikan kemudahan penunjukan rak.
e. Perlengkapan Display
Dalam Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander. area
penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa etalase dan
showroom.
Macam-macam Etalase :
1) Etalase Sistem Terbuka.
Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan ruang
pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior
ruang dalamnya. Penataan display tidak ada penghalang kasat
mata dan arah pandangan kurang terfokus.
2) Etalase Sistem tertutup
Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan
ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan
mempunyai pandangan visual lebih terfokus
3) Etalase Sudut
Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di
persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.
4) Benam
Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah
daripada lantai disekitarnya.
43
f. Sirkulasi
Dalam suatu gerakan manusia di dalam ruang akan membentuk
pola ruang gerak yang dipengaruhi oleh bentuk kegiatan yang ada,
jarak pencapaian maupun bentuk sirkulasi di dalamnya. Bentuk dan
skala ruang sirkulasi betapapun harus disesuaikan dengan gerakan
manusia sebagaimana mereka berjalan-jalan, beristirahat dan
menikmati pemandangan sepanjang jalan tersebut.
(Francis D.K. Ching, 1979)
Lokasi dan desain kasir dan unit pengemasan adalah hal penting
dan tersedia, seringkali hal ini bertindak sebagai pusat kontrol
(Joseph De Chiara, 2001)
g. Dimensi Ruang Gerak
Gambar 2.16 Standar Ergonomi Retail Shop
(Sumber : Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior)
Gambar 2.17 Standar Ergonomi Retail Shop
(Sumber : Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior)
44
Gambar 2.18 Standar Ergonomi Retail Shop
(Sumber : Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior)
5. Gallery
a. Pengertian
Ruang Pamer ( showroom ) adalah room used for the display of
good marchandise, yang artinya adalah ruangan yang dipergunakan
untuk kepentingan pemajangan benda koleksi atau barang dagangan.
( Ernst Neufert, 1980 )
b. Tipe – Tipe Pameran
1) Kamar sederhana berukuran sedang, merupakan bentuk yang
paling lazim.
2) Aula dengan balkon, merupakan bentuk ruang yang lazim juga
dan salah satu yang tertua.
3) Aula pengadilan ( ciere strorytall ), merupakan aula besar
dengan jendela – jendela tinggi di kedua sisinya.
4) Galeri lukis terbuka ( skylighted Picture Gallery ), merupakan
tipe ruang yang paling umum dalam museum seni. Ruangan ini
tampak paling sederhana bagi pengunjung, namun bagi arsitek
dianggap sebagai yang paling sulit dirancang.
5) Tipe ruangan yang bebas, dapat dibagi saat pameran. Ruangan
ini tak berjendela tapi ada tempat yang dibuka untuk masuknya
cahaya alami.
(Setyawan, 2001)
45
c. Sarana Pameran
1) Sarana Pokok Pameran
a) Vitrine
Menggunakan pelindung tertutup (vitrine) untuk benda-benda
yang berdimensi kecil maupun yang sedang. Penggunaan
vitrine pada area penjualan koleksi tetap membutuhkan
perawatan yang serius.
b) Tempel dan Panil
Panil digunakan sebagai tempat memamerkan materi
koleksi dan difungsikan sebagai penyekat ruang pada area
penjualan.
c) Sistem gantung
Khususnya untuk koleksi materi fashion yang bersifat
‘fancy’. Kelemahan sistem ini ialah penataan terlihat
kurang rapih.
d) Island Display
Produk-produk terbaru, sebagai point of interest dari
ruang, karena posisinya yang sentries dan lebih hidup
sehingga dapat mengundang pengunjung untuk dapat
melihat langsung.
(Delbert J. Duncon 1977)
2) Sarana Penunjang
a) Label, merupakan bentuk informasi verbal.
b) Sarana penunjang koleksi, bisa juga disebut dengan
koleksi penunjang. Koleksi penunjang biasanya dibuat
untuk memudahkan pengunjung memperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai hal yang berkaitan dengan
keberadaan koleksi. Contohnya foto, sketsa, miniatur,
denah, dll.
c) Sarana pengamanan, ada yang berupa pagar pembatas,
rambu petunjuk, alarm cctv, dll.
46
d) Sarana publikasi. Bentuk sarana ini berupa brosur,poster,
iklan, dsb.
e) Sarana pengaturan cahaya, biasanya berupa instalasi lampu
listrik di dalam vitrin, atau di luar vitrin.
f) Sarana pengaturan warna
g) Sarana pengaturan udara, berupa AC, ventilasi, atau kipas
angin.
h) Sarana audiovisual, biasanya berupa rekaman video
dengan monitornya atau penayangan penjelasan mengenai
slide yang ditayangkan.
i) Sarana angkutan dalam ruang, berupa rak dorong.
j) Dekorasi ruangan, berpengaruh terhadap kenyamanan dan
kebersihan ruang pameran.
( Basrul Akram, 1993)
d. Tata Ruang
Dalam buku Time Saver Standards For Building Types
dinyatakan bahwa desain dari ruang pamer haruslah dapat
memperkuat dan mengangkat hubungan antara pengunjung dengan
koleksi yang dipamerkan. Setiap pengunjung memiliki pilihan yang
berbeda. Perencanaan fisik dan hubungan setiap ruang pameran
dibutuhkan untuk menawarkan pilhan – pilihan pada pengunjung.
Layout dari ruang pamer dan sirkulasi utamanya haruslah fleksibel
dan memberikan kesempatan pada pengunjung untuk memilih rute –
rute yang sesuai dengan waktu berkunjung yang mereka miliki.
Idealnya semua ruang pamer berada pada satu lokasi yang sama
atau saling berdekatan. Hal ini akan mendukung pengawasan
keamanan dan perawatan kondisi lingkungan. Ada beberapa
penngecualian, apabila desain yang diterapklan adalah desain multy-
story atau pameran menempati ruang yang telah disediakan khusus.
Lokasi yang saling berdekatan diperlukan sebagai patokan sirkulasi
pada ruang pamer.
47
Pameran temporer memerlukan penataan tersendiri. Ruang
pamer haruslah fleksibel dan mampu untuk menampung berbagai
bentuk layout dan bentuk – bentuk pameran yang berbeda. Mungkin
harus ada penambahan ruang untuk penyewaan akustik atau pameran
yang berhubungan dengan penjualan.
e. Sirkulasi
Menurut Basrul Akram, 1993, beberapa pola keterkaitan ruang
pamer dan sirkulasi antara lain :
1) Sirkulasi dari ruang ke ruang (room to room)
Pengunjung mengunjungi ruang pamer secara berurutan dari
ruang yang satu ke ruang pamer berikutnya.
2) Sirkulasi dari koridor ke ruang pamer (corridor to room)
Memungkinkan pengunjunguntuk mengitari jalan sirkulasi dan
memilih untuk memasuki ruang pamer melalui ruang koridor.
Bila pengunjung tidak menghendaki suatu ruang pamer maka
pengunjung dapat langsung menuju ke ruang pamer berikutnya.
3) Sirkulasi dari ruang pusat ke ruang pamer (nave to room)
Disini pengunjung dapat melihat secara langsung seluruh pintu
ruang pamer, sehingga memudahkan pengunjung untuk memilih
memasuki ruamg pamer yang disukai.
4) Sirkulasi terbuka (open)
Sirkulasi pengunjung menyatu dengan ruamg pamer. Seluruh
koleksi yang dipajang dapat terlihat secara langsung oleh
pengunjung dan pengunjung dapat bergerak bebas dan cepat
untuk memilih koleksi mana yang hendak diamati.
5) Sirkulasi linier (linear)
Dalam suatu ruang pamer terdapat sirkulasi utama yang
membentuk linier dan menembus ruang pamer tesebut.
48
E. TINJAUAN TEMA PUSAT KOMUNITAS JEEP
Umumnya tema army look digunakan untuk model pakaian atau aksesori
yang menggunakan motif loreng khas tentara angkatan darat. Namun, kali ini
army look dihadirkan ke dalam tema sebuah interior sebuah ruang jamak untuk
public.
Tema army look dalam proyek ini diterjemahkan lebih kompleks sehingga
tak sekadar menampilkan motif loreng khas tentara. Identitas-identitas yang
mencirikan tentara seperti warna hijau. motif loreng, atau karakter tanah
digunakan sebagai konsep dasar interior.
Tema army look juga sangat berkaitan dengan alam yang menjadi tempat
berperang para tentara. Karakter alam ini pun dihadirkan dalam proyek ini.
Aplikasi karakter alam, seperti penggunan bata ekspos, bahan kayu olahan, parket,
akan dihadirkan sebagai f inishing dinding dan lantai pada Pusat Komunitas
Jeep.
1. Motif Doreng
Umumnya dipakai oleh tentara angkatan darat dengan tujuan
penyamaran atau kamuflase, sehingga dapat menyatu dengan warna
dari alam sekitar. Kamuflase militer mengacu pada metode yang
digunakan untuk membuat pasukan militer kurang terdeteksi oleh
pasukan musuh. Dalam prakteknya,penerapan warna dan bahan
untuk seragam perang dan peralatan militer untuk menyembunyikan
atau menyamarkan mereka dari pengamatan visual musuh.
Gambar 2.19 Motif Doreng dan Fungsinya Sebagai Penyamaran
(Sumber : www.google.com, diakses tanggal 24 juni 2014)
49
Bentuk dari pengaplikasian warna tersebut pada interior sebagai
berikut.
Gambar 2.21 Contoh Penerapan Motif Doreng pada Elemen Interior
(Sumber : www.google.com, diakses tanggal 24 juni 2014)
2. Karakter tegas, pemberani
Merupakan karakter yang dimiliki oleh militer. Karakter ini
sudah melekat erat pada militer, sehingga militer disegani oleh
masyarakat dan instansi yang lain. Karakter yang tegas, pemberani
sesuai dengan karakter garis. Adapun karakter tersebut adalah
a. Garis horisontal, yaitu garis mendatar yang mengasosiasikan
cakrawala, mengesankan istirahat, memberikan karakter atau
lambang pasif, kaku, ketenangan, kedamaian dan kemantapan.
b. Garis vertikal, yaitu garis tegak ke atas mengasosiasikan benda-
benda yang berdiri tegak lurus, mengesankan keadaan tak
bergerak, sesuatu yang melesat menusuk langit mengesankan
agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita, pengharapan. Memberikan
karakter atau lambang statis, kestabilan, kemegahan, kekuatan,
kekokohan, kejujuran dan kemashuran.
c. Garis Diagonal, yaitu garis miring ke kanan atau ke kiri
mengasosiasikan orang lari, pohon doyong dan obyek yang
50
mengesankan keadaan tidak seimbang. Melambangkan
kedinamisan, kegesitan, kelincahan.
d. Garis Zig-zag merupakan garis patah-patah bersudut runcing,
dibuat dari gabungan vertikal dan diagonal sebagai asosiasi
petir, retak, letusan. Menggambarkan karakter gairah, semangat,
bahaya, mengerikan, nervous sebagai lambang gerak semangat,
kegairahan dan bahaya.
Gambar 2.22 Contoh Penerapan Garis Pada Elemen Interior
(Sumber : www.google.com, diakses tanggal 24 juni 2014)
3. Maskulin
Merupakan sifat yang dapat diartikan dengan gagah, jantan, garang.
Sehingga cocok untuk karakter militer dan kendaraan jeep itu
sendiri. Meminimalisir garis lengkung, menggunakan warna-warna
hitam, abu-abu, putih dan memakai material stainlees steel, kaca,
besi, alumunium merupakan bentuk pengaplikasian dari sifat atau
karakter maskulin.
Gambar 2.23 Contoh Penerapan Sifat atau Karakter Pada Elemen Interior
(Sumber : www.google.com, diakses tanggal 24 juni 2014)