bab ii hubungan kerjasama indonesia, china,...

23
BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DAN ASSOCIATION OF SOUTH EAST ASIA NATIONS (ASEAN) 2.1. Awal Kerjasama Indonesia – China Hubungan Indonesia China memiliki akar sejarah yang panjang, hubungan yang dapat ditelusuri sampai abad-abad pertama Masehi. Interaksi antara nenek moyang bangsa China dengan nenek moyang bangsa Indonesia telah dimulai sejak 2000 tahun lalu. Hubungan erat ini menemukan momentum simboliknya dalam kisah perjalanan muhibah Cheng Ho yang sangat masyhur pada abad 14. Salah satu bukti budaya yang menunjukkan interaksi itu adalah bedug yang digunakan (hanya) oleh masjid-masjid di Indonesia. Bedug itu merupakan bawaan dari China. Kong Yuanzhi juga memperlihatkan, adanya aneka kontak antara penduduk di Daratan China dan Kepulauan Nusantara, juga pada saat China memasuki zaman keemasan Dinasti Tang, Dinasti Ming dan Dinasti Qing. 49 Pada masa Moh. Hatta menjadi Perdana Menteri, Indonesia secara resmi mengakui kedaulatan China yaitu pada tanggal 15 Januari 1950. Indonesia tercatat sebagai negara pertama yang mengakui berdirinya China baru di bawah pemerintahan komunis. Lalu pada tahun 1953 Indonesia mengirim Arnold Mononutu, sebagai Duta Besar Indonesia ke Beijing, China. Pengiriman Mononutu sebagai Duta Besar Indonesia pertama tersebut menandai mulai eratnya Namun, hubungan resmi antarnegara dapat dikatakan baru dimulai pada tahun 1950. 49 Kong Yuanzhi, Silang Budaya China Indonesia, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 1999. hal. 12. Universitas Sumatera Utara

Upload: duongthu

Post on 01-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

BAB II

HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DAN

ASSOCIATION OF SOUTH EAST ASIA NATIONS (ASEAN)

2.1. Awal Kerjasama Indonesia – China

Hubungan Indonesia China memiliki akar sejarah yang panjang, hubungan

yang dapat ditelusuri sampai abad-abad pertama Masehi. Interaksi antara nenek

moyang bangsa China dengan nenek moyang bangsa Indonesia telah dimulai

sejak 2000 tahun lalu. Hubungan erat ini menemukan momentum simboliknya

dalam kisah perjalanan muhibah Cheng Ho yang sangat masyhur pada abad 14.

Salah satu bukti budaya yang menunjukkan interaksi itu adalah bedug yang

digunakan (hanya) oleh masjid-masjid di Indonesia. Bedug itu merupakan bawaan

dari China. Kong Yuanzhi juga memperlihatkan, adanya aneka kontak antara

penduduk di Daratan China dan Kepulauan Nusantara, juga pada saat China

memasuki zaman keemasan Dinasti Tang, Dinasti Ming dan Dinasti Qing.49

Pada masa Moh. Hatta menjadi Perdana Menteri, Indonesia secara resmi

mengakui kedaulatan China yaitu pada tanggal 15 Januari 1950. Indonesia tercatat

sebagai negara pertama yang mengakui berdirinya China baru di bawah

pemerintahan komunis. Lalu pada tahun 1953 Indonesia mengirim Arnold

Mononutu, sebagai Duta Besar Indonesia ke Beijing, China. Pengiriman

Mononutu sebagai Duta Besar Indonesia pertama tersebut menandai mulai eratnya

Namun, hubungan resmi antarnegara dapat dikatakan baru dimulai pada tahun

1950.

49 Kong Yuanzhi, Silang Budaya China Indonesia, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 1999. hal. 12.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

hubungan kedua Negara. Peristiwa itu diikuti dengan penandatanganan nota

kerjasama RI-China, dan penggantian Duta Besar China untuk Indonesia.

Kemudian pada awal 1960-an tercipta poros Jakarta-Peking yang berkembang

menjadi poros Jakarta-Peking-Pyongyang.50

China terus berupaya memperbaiki hubungannya dengan berbagai negara

melalui berbagai bidang. Dengan Indonesia dipakai ”diplomasi dagang”. Kontak

langsung pertama yang disiarkan adalah kehadiran delegasi Kamar Dagang

Indonesia (KADIN) di Pameran Dagang Guangzhou, pada bulan November 1977.

Sejak itu, terjadilah kontak-kontak personal ataupun organisasional lainnya.

Semula prospek kontak-kontak ini sangat fluktuatif tergantung pada isu-isu politik

domestik yang menyertainya, namun sejalan dengan besarnya keuntungan yang

diperoleh kedua pihak, pada tahun 1984 menteri luar negeri Indonesia mulai

mengajukan usulan pentingnya pembukaan hubungan dagang langsung dengan

China. Lewat gerak cepat Sukamdani, KADIN berhasil membuat terobosan

penting dengan menjalin hubungan dagang dengan rekannya di China. Maka pada

tahun 1985 hubungan dagang antara RI-China resmi dibuka. Catatan statistik

Neraca perdagangan antarkedua

negara yang terlihat menurun pada tahun 1960, sejak tahun 1963 kembali

meningkat dan melonjak cukup pesat pada tahun 1965. Namun, hubungan baik ini

terputus akibat terjadinya kudeta ”Gerakan 30 September” yang kemudian

ditengarai sebagai gerakan Partai Komunis Indonesia untuk menggulingkan

pemerintahan yang sah. Hubungan baik RI-China berakhir dengan pembekuan

hubungan dua negara pada bulan Oktober 1967.

50 Justus M. van der Kroef, The Sino-Indonesian Rupture, New York: American-Asian Educational Exchange, 1968. hal. 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

tahun 1988 menunjukkan peningkatan kegiatan ekspor impor diantara kedua

negara, sekitar tiga kali lipat dibandingkan tahun 1985.51

Setelah keruntuhan Soeharto, dibawah atmosfer politik yang lebih terbuka,

etnis China di Indonesia mulai mendapatkan perlakuan politik yang lebih baik,

antara lain dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah yang menghapus

kategorisasi ”pribumi” dan ”non pribumi” (1998), penghapusan larangan

penggunaan bahasa dalam kegiatan publik dan penekanan tentang penghapusan

diskriminasi (1999), penghapusan larangan untuk kegiatan publik berkaitan

dengan agama, kepercayaan dan tradisi China (2000), dan penetapan perayaan

Tahun Baru Imlek sebagai perayaan nasional Indonesia.

Faktor domestik dan internasional berperan dalam mendorong proses

pencairan hubungan RI-China. Keinginan Soeharto untuk menjadi pimpinan

Gerakan Non Blok, merupakan faktor-faktor yang melicinkan jalannya proses

normalisasi hubungan diplomatik kedua negara. Ketika pemakaman Kaisar

Hirohito pada Februari 1989 di Tokyo, Menteri Luar Negeri China, Qian Qichen

bertemu dengan Presiden Soeharto dan menyatakan bahwa China sama sekali

tidak berhubungan dengan PKI. Sejak itu dibahaslah proses normalisasi dalam

langkah-langkah yang lebih konkret. Nota perbaikan hubungan itu pun

ditandatangani kedua belah pihakdan diumumkan secara resmi dalam kunjungan

Perdana Menteri Li Peng ke Jakarta pada 8 Agustus 1990.

52

51 Leo Suryadinata, Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Soeharto, Jakarta: LP3ES, 1998. hal. 136-137. 52 I. Wibowo dan Syamsul Hadi, Merangkul China, Hubungan Indonesia-Cina Pasca-Soeharto, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. hal. 56.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Dibawah Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), China menduduki

tempat istimewa bagi politik luar negeri Indonesia. Wahid menjadikan China

sebagai negara yang pertama dikunjunginya sebagai kepala negara. Kunjungan

Wahid ke China pada 1-3 Desember 1999 dapat dikatakan membuka babak baru

dalam peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Beijing bersedia

mengucurkan bantuan sebesar AS $5 miliar, serta memberika fasilitas kredit

sebesar AS $200 juta untuk pembelian bahan makanan. Selain itu, disepakati pula

adanya kerja sama keuangan, teknologi, perikanan, promosi kunjungan wisata,

serta kerjasama dalam bentuk counter trade di bidang energi dengan menukar

LNG Indonesia dengan produk-produk China.

Di masa Megawati Soekarno Putri (2001-2004), fondasi hubungan baik RI-

China terus dikembangkan. Dalam kunjungan kenegaraan ke Beijing pada 24-27

Maret 2002, Megawati membuat kesepakatan dengan pemerintah China untuk

meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik. Kesepakatan yang dicapai antara

lain pembukaan konsulat jenderal baru di sejumlah kota, baik China maupun

Indonesia, dan pembentukan forum energi antarkedua negara.53

Pada era 1992-2002 perdagangan bilateral Indonesia-China meningkat dari 2

miliar sampai AS $8 miliar dan investasi China juga meningkat dari AS$282 juta

(1999) menjadi AS$6,8 miliar (2003). Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan

Pusat Statistik ( BPS ), antara tahun 2003 hingga 2004, atau masa setelah

pelaksanaan tahap awal dari ACFTA, atau EHP, pada bulan Januari 2004 dan

tidak lama setelah itu, ekspor Indonesia ke China meningkat sebanyak 232,2 %,

sedangkan impornya dari China meningkat hanya sebesar 38,67% saja.

54

53 Ibid. hal. 57-58. 54 http//:bataviase.co.id/node/255445. Diakses tanggal 19 Maret 2011, pukul 21.05 wib.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Rata-rata pertumbuhan perdagangan Indonesia-China (2003-2005) berkisar

AS $31,64 miliar. Secara keseluruhan total volume perdagangan antara Indonesia

dan China pada tahun 2004, terhitung menjadi AS$ 13,47 milyar, atau

peningkatan sebesar 31,8 persen dari tahun sebelumnya, dan hampir sama dengan

volume perdagangan Indonesia dan AS, yang terhitung mencapai AS$ 13,5

milyar. Sementara itu, dari sisi pandang China, Indonesia kini masuk pada

peringkat ke-17, sebagai negara penerima ekspor negara itu, dengan nilai sebesar

AS$ 3,59 milyar, atau peningkatan sekitar 1,01 persen dari total ekspor China ke

seluruh dunia. Umumnya perdagangan bilateral semakin bertambah dengan cepat

hingga mencapai AS$ 10 milyar, termasuk perdagangan melalui Hong Kong,

sedangkan penanaman modal China di Indonesia kini mencapai total kumulatif

sebesar AS$ 282 milyar. 55

Peningkatan hubungan Indonesia-China mencapai klimaksnya dengan

ditandatanganinya Strategic Partnership Agreement antara Indonesia-China pada

tanggal 25 April 2005, saat Presiden hu Jin Tao berkunjung ke Indonesia.

Kemitraan Strategis ini akan difokuskan untuk memperkuat kerjasama politik dan

keamanan, memperdalam kerjasama ekonomi dan pembangunan, meningkatkan

kerjasama sosial budaya, dan memperluas hubungan nonpemerintah. Ada tiga

bidang luas yang dicakup dalam perjanjian kemitraan strategis ini, yaitu kerjasama

politik dan keamanan, kerjasama ekonomi dan pembangunan dan kerjasama sosial

budaya.

56

55 Zainuddin Djafar, Indonesia, ASEAN & Dinamika Asia Timur, Kajian Perspektif Asia Ekonomi-Politik, Jakarta: Pustaka Jaya, 2008. hal. 126. 56 Ibid. hal. 58.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Indonesia dan China melihat hubungan satu dengan lainnya sebagai mitra

ekonomi yang potensial. Dari kacamata para pembuat kebijakan Indonesia,

populasi penduduk China yang mencapai 1,2 milyar jiwa merupakan kesempatan

ekonomi yang perlu digali.

2.2. Awal Kerjasama ASEAN – China

Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Nanyang (atau laut Selatan) dapat ditelusuri kembali ke jaman purbakala. Pada

waktu dinasti Sung (960 – 1280) kekaisaran China telah mempunyai hubungan

upeti (tributary relations) dengan banyak negara di Asia Tenggara. Para pedagang

China pada abad ke-16 telah aktif di semua pelabuhan dan pada rute-rute

perdagangan utama Asia Tenggara. Banyak aktivitas komersil para pedagang

China ini berasal langsung atau tak langsung dari sistem upeti tradisional itu yang

merupakan alat utama Kekaisaran China menyelenggarakan hubungan dengan

negara-negara tetangganya. Sistem upeti semata-mata suatu alat diplomatik yang

dipakai China untuk mencapai hubungan antarnegara dengan masyarakat non-

China dibawah konsep ’tatanan dunia China’.57

Perekonomian China adalah bersifat agraria saat itu, swasembada dan pada

dasarnya terasing dari aktivitas ekonomi internasional. Keterlibatan komersil awal

China dengan Nanyang, umumnya terdiri dari usaha-usaha individual yang tidak

terorganisir. Sesudah abad ke-19, perdagangan China dengan Nanyang mulai

meningkat lebih pesat, bersamaan dengan terus masuknya migran China ke

wilayah ini. Sejak itu, China telah memainkan peranan yang menentukan (crucial

57 Dr. John Wong, Politik China di Negara Asia Tenggara, Jakarta: Pustaka Pelajar. hal. 5

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

role) bukan saja dalam perkembangan ekonomi dan kemajuan sosial dari negara-

negara yang dimasukinya di Asia Tenggara, tetapi juga mempengaruhi hubungan

ekonomi dan politik antara negara-negara ini dengan China.58

Setelah berdirinya Republik Rakyat China dalam tahun 1949, hubungan

China dengan negara-negara tetangganya di Selatan, menempuh suatu dimensi

baru dengan masuknya unsur-unsur ideologi dan geo-politik yang rumit. China

segera mulai mengambil suatu sikap umum (general posture) yang dipandang

sebagai ancaman oleh sebagian negara-negara ASEAN terhadap keamanan

mereka, baik riil ataupun khayali. Tanggapan mereka berbeda terhadap China

baru ini yang berciri-ciri impuls revolusioner yang kuat dan dipersenjatai dengan

ideologi Marxist. Itulah kecemasan mereka terhadap China komunis ini.

Perbedaan ekonomi dan sosial ini semakin memperlebar jarak politik dan

mempertajam perbedaan ideologi mereka.

59 Tidak mengherankan jika ideologi

dan agama menjadi penghalang hubungan ASEAN dan China pada awalnya.60

Di samping mencairnya Perang Dingin, kekuatan-kekuatan geopolitik baru

yang muncul dalam akhir tahun 1970-an telah cenderung meningkatkan hubungan

China – ASEAN. China telah secara konsisten dan terbuka menyatakan

sokongannya kepada organisasi ASEAN, dan ada pula issu-issu untuk diskusi

terhadap issu mana kepentingan China dan ASEAN cenderung sama. Titik

perubahan hubungan ASEAN – China dimulai setelah Deng Xiou Ping

melancarkan reformasi politik ekonominya. Sejak akhir dekade 70-an, Deng

membuat China mulai terbuka dengan dunia luar dan mulai membuka pintu bagi

58 Ibid. hal. 6. 59 Ibid. hal. 8. 60 Ho Khai Leong and Samuel C.Y. Ku (eds), China and Southeast Asia: Global Changes and Regional Challenges, Singapura: ISEAS, 2005. hal. 217.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

investasi asing.61 Maka perdagangan China – ASEAN telah melonjak menjadi

7%-8% dari total omset China. Selama bertahun-tahun, dua ciri utama telah

masuk ke dalam struktur perdagangan China – ASEAN. Pertama, pasar ASEAN

telah merupakan saluran yang sangat penting bagi hasil pertanian dan produk

industri ringan yang diekspor China ke luar negeri. Kedua, China telah

mengembangkan suatu pola perdagangan yang tangguh dengan mana ia berusaha

mencapai surplus perdagangan dengan negara-negara berkembang dengan

mendorong ekspor beras, bahan pangan, produk-produk tradisional dan berbagai

barang manufaktur yang padat karya, sementara defisit perdagangan dengan

negara-negara industri dengan mengimpor pangan murah (gandum), peralatan

modal dan teknologi.62

Tahun 1982, perekonomian China telah secara progresif terbuka terhadap

perdagangan luar negeri yang lebih besar dan pemasukan modal asing serta

dibolehkan bereaksi terhadap kebebasan yang lebih besar dari kekuatan-kekuatan

pasar.

63

61 Bambang Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Teropong Dinamika terhadap Dinamika, Realitas dan Masa Depan, Yogyakarta: Pustaka Pelaajar, 2007. hal. 169-170. 62 Dr. John Wong, Op. Cit. hal. 8. 63 Ibid. hal. 10.

Meningkatnya fleksibilitas politik dan ekonomi mempermudah China

memasuki dialog politik yang konstruktuif atau memasuki kerjasama

pembangunan yang sesungguhnya dengan ASEAN atas dasar non-ideologis.

Manfaat perdagangan itu tentu saja timbal balik. Dari sudut pandang ASEAN,

peningkatan perdagangan dengan China dianggap sebagai salah satu cara

terpenting untuk mendiversifikasikan konsentrasi perdagangannya yang sangat

geografis itu. Salah satu cara bagi ASEAN untuk mencapai diversifikasi pasar

yang lebih sukses itu adalah dengan meningkatkan promosi perdagangan intra-

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

regional dan mempererat hubungan dengan kelompok-kelompok negara lain,

seperti negara-negara sosialis atau Timur Tengah. Dilihat dari sudut ini, porsi

negara sosialis dalam perdagangan ASEAN adalah kira-kira 3%, dan China

mengambil lebih tiga per empat daripadanya. Sehingga perdagangan China –

ASEAN dapat berkembang pesat. Pertumbuhan China – ASEAN pada umumnya

adalah sesuai dengan strategi diversifikasi pasar jangka panjang yang hendak

dilaksanakan oleh pemerintah negara-negara ASEAN itu sendiri. Secara

keseluruhannya dipandang dari perspektif ASEAN, perdagangan China – ASEAN

adalah didasarkan atas landasan ekonomis yang kuat.64

Bagi ASEAN, China adalah pasar raksasa bagi produk yang dihasilkan

ASEAN.

65 Sementara ASEAN merupakan pasar bagi produk China seperti tekstil,

barang-barang konsumen, sepeda motor, dan barang elektronik. ASEAN juga

kawasan menarik bagi para turis asal China. Lebih dari dua juta turis China

mengunjungi negara-negara ASEAN sepanjang tahun 2000.66

Kemenangan Partai Komunis China atas Partai Nasionalis China (sering

disebut Kuomintang) dalam ”perang saudara kedua” 1945-1949, melahirkan

negara Republik Rakyat China yang diproklamasikan pada 1 Oktober 1949. Mao

Dinamika perluasan

hubungan ekonomi China – ASEAN dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan

ekonomi internalnya sendiri. Prospek untuk pertumbuhan perdagangan China –

ASEAN dapat sangat bergantung pada keberhasilan usaha modernisasi China

yang sedang berlangsung.

2.3. Kebangkitan Ekonomi China

64 Ibid. hal. 15-17. 65 Bambang Cipto, Op. Cit. hal. 175. 66 Ibid. hal. 179.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

dan kaum revolusioner China memegang kekuasaan dipengaruhi oleh ortodoksi

Stalinis dan mencoba menyamai model Soviet.67 Salah satu kebijakan awal yang

diambil China untuk membenahi China adalah yi bian dao atau ”condong ke satu

sisi”. Wujud kebijakan ini adalah China menyatukan langkahnya dengan negara-

negara berideologi komunisme yang saat itu berada di bawah komando Uni

Soviet. Tetapi kemudian, pada 1953, China mulai menyadari bahwa posisi yi bian

dao yang diambilnya dan keterlibatannya dalam Perang Korea telah

mengisolasinya dari pergaulan antarbangsa di kawasan maupun di dunia, juga

telah menyebabkan Amerika semakin mengetatkan ”kebijakan bendungan”

(containment policy).68 Konsep revolusi Rusia yang diadopsi China ternyata gagal

yang ditandai dengan kandasnya perjuangan kaum buruh China dalam

mempelopori revolusi di kota-kota besar akibat serangan pasukan kaum nasionalis

dan hebatnya pemberontakan kaum petani China dalam insiden 30 Mei 1925.69

Tahun 1979, pemerintah China melaksanakan kebijakan pintu terbuka (open

door policy) yaitu kebijakan dimana setiap daerah yang telah diberikan otonomi

khusus dari pemerintah dapat mengundang atau mengelola modal asing. Salah

satu konsep reformasi ekonomi China adalah penghapusan perencanaan terpusat

dan pemberian otoritas kepada propinsi untuk mengatur sendiri ekonominya

termasuk untuk mengundang masuk investasi asing diberi kebebasan. Kebebasan

pengaturan ekonomi ini berjalan berdampingan dengan pemberlakuan sistem

67 Ronald H. Chilcote, Teori Perbandingan Politik, Penelusuran Paradigma, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. hal. 334. 68 Kebijakan Bendungan diterapkan Amerika pada masa Perang Dingin untuk membendung penyebaran paham komunis di dunia. Kebijakan ini didasari oleh kepercayaan Amerika atas kebenaran ”Teori Domino” yang berasumsi bahwa bila suatu negara jatuh ke tangan komunis maka itu akan membahayakan negara tetangganya dan kawasan sekitarnya, juga membahayakan Eropa dan Amerika. I. Wibowo dan Syamsul Hadi, Merangkul Cina, Hubungan Indonesia-Cina Pasca-Soeharto. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2009. hal: 27. 69 Poltak Partogi, Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995. hal. 33.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

ekonomi pasar dan penghapusan sistem ekonomi komando. Deng memperbaharui

praktik-praktik pembangunan lama (Jingji Tiaohzheng) dengan praktik-praktik

pembangunan yang umumnya dikenal di negara-negara kapitalis. 70

Reformasi ekonomi China ini, diawali oleh sektor pertanian dengan inti

gerakan reformis pada penekanan hak-hak milik terutama atas tanah, liberalisasi

harga produk pertanian dan pengembangan pasar domestik. Pada masa ni,

sumbangan modal asing dan perdagangan internasional relatif tidak berarti bagi

pertumbuhan ekonomi China. Sampai sekitar tahun 1995, komposisi tenaga kerja

sekitar 80% berada di sektor pertanian. Pada tahun 2000, angka tersebut menurun

menjadi sekitar 70% dari sekitar 711,5 juta angkatan kerja di tahun 2000, 499 juta

penduduk bekerja di sektor pertanian. Sebanyak 150 juta orang dari angka ini

diperkirakan migrasi ke daerah kota untuk mencari pekerjaan yang menghasilkan

pendapatan yang lebih tinggi. Dari survey pertanian di tahun 1996, sekitar 25%

yang hidup di pedesaan tidak bekerja sebagai petani tetapi bekerja di industri

pedesaan/rumah tangga atau jasa-jasa.bersamaan dengan tumbuhnya industri-

industri di wilayah perkotaan di tahun 1980-an, peranan investasi asing dan

perdagangan internasional semakin nyata dalam perekonomian China.

71

Pada Februari 1992, Deng Xiaoping melakukan ”perjalanan ke selatan”.

Perjalanan ini ditengarai sebagai tonggak penentu dari sejarah China modern

karena ucapan Deng selama perjalanan itu memberi pencerahan besar kepada

semua pemimpin rakyat China untuk meneruskan keterbukaan dan meneruskan

70 Ibid, . hal. 141. 71 Richard Eckaus, “China”, dalam Going Global: Transition from Plan to Market in the World Economy. Desai: MIT Press, 1997. hal. 67.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

pembangunan ekonomi. Sejak saat itu, kemajuan demi kemajuan ekonomi

dilaporkan baik dari China sendiri maupun dari luar negeri..72

Lalu pada tahun 1980-an melalui serangkai kebijakannya, ekonomi China

mengalami peningkatan berarti. China mulai melibatkan dirinya secara luas dalam

mata rantai perekonomian internasional. China tidak hanya mentolerir pendekatan

kapitalis terhadap kebijakan ekonomi domestiknya, tapi juga terhadap kebijakan

ekonomi luar negerinya. Laju pertumbuhan ekonomi China akhir tahun 1984

mencapai rata-rata 7,9%. Hingga akhir tahun 1983, China telah menjalin

hubungan dagang dengan 190 negara dan kawasan, serta menandatangani

persetujuan dagang dengan 95 negara dan organisasi masyarakat ekonomi

Eropa.

73

Tahun 1997, China merasa telah menghapus penghinaan seratus tahun

karena kembalinya Hong Kong ke pangkuan China. Dan dapat dikatakan, di tahun

ini sebagai titik sejarah rakyat China. Kekuatan China semakin kelihatan dalam

badai krisis keuangan Asia 1997. Ketika negara-negara di Asia Timur dan Asia

Tenggara kalang-kabut, China mampu lolos nyaris tanpa cedera. Berkat kebijakan

kontrol devisa, China mampu menahan terjangan badai dahsyat itu dan tetap tegak

berdiri. Di saat ini terjadi, China sangat piawai, tidak mendevaluasi mata uang

Yuan. Dengan demikian, kekuatan ekspor China yang sudah sedemikian

menakutkan tidak ikut menghancurkan ekspor negara-negara tetangganya.

Hubungan dagang terbanyak dilakukan dengan negara-negara yang

menjunjung tinggi hukum ekonomi pasar.

74

72 I. Wibowo, Belajar dari Cina, Jakarta: KOMPAS, 2004. 73 I. Wibowo dan Syamsul Hadi, Op. Cit. hal. 10. 74 Ibid. hal. 8.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Memasuki abad ke-21, kekuatan China semakin mempunyai kepercayaan

diri yang amat tinggi. China resmi masuk diterima menjadi anggota WTO.75

Kebangkitan perusahaan China sebagai pemain penting dalam pasar global

menjanjikan manfaat baru bagi konsumen dunia dan kesempatan baru bagi

perusahaan mapan yang bisa memberikan respon yang tepat dan melakukannya

dengan baik.

Dengan demikian, China telah lengkap memasuki semua organisasi internasional

yang ada. China berhasil memanfaatkan WTO dengan maksimal karena sejak

saat inilah China mengirimkan ”air bah ekspor” ke seluruh dunia, yang membuat

negara-negara di seluruh dunia megap-megap karenanya. Karena keanggotaannya

pada WTO, China dapat menembus semua pasar di seluruh dunia.

76 Globalisasi juga telah membawa sebuah kesempatan baru bagi

para pebisnis yang datang terlambat: fakta bahwa pengetahuan, teknologi, dan

komponen sekarang lebih mudah berpindah-pindah dan cepat diakses dari segala

penjuru dunia berarti perusahaan multinasional yang sedang berkembang tidak

lagi terpenjara dalam pasar negaranya sendiri. Inilah sedang dilakukan para naga

China. Gerbang yang erbuka karena globalisasi, dikombinasikan dengan strategi

internasionalisasi baru yang berdasarkan kemampuan untuk belajar dari dunia,

menjadikan para naga China kekuatan besar besar dalam kompetisi global–secara

lebih cepat dari Jepang dan Korea dalam memasuki pasar global.77

75 Ibid. hal. 41-42. 76 Lihat Ming Zeng dan Peter J. Williamson, Loc. Cit. 77 Ibid. hal. 38.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

2.4. Kerjasama Perdagangan Bebas ASEAN

ASEAN (Association of South East Asia Nations) didirikan pada tanggal 8

Agustus 1967 oleh lima negara nonkomunis Asia Tenggara yaitu Indonesia,

Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.78 Tujuan organisasi regional ini

adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya

secara bersama dengan semangat persamaan dan persaudaraan. Secara spesifik

dinyatakan bahwa negara-negara anggota ASEAN akan berusaha sekuat tenaga

untuk melakukan kerjasama ekonomi seefektif mungkin di antara sesamanya

mealui perluasan perdagangan di wilayah Asia Tenggara.79

Dalam perjanjian persahabatan dan kerjasama di Asia Tenggara, antara lain

dinyatakan bahwa anggota ASEAN akan bekerja sama untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Peningkatan tersebut dilakukan

dengan perluasan pertanian, industri, dan perdagangan serta memperbaiki

Peningkatan kerjasama ekonomi ASEAN secara lebih intensif dan terarah

baru dilakukan setelah diadakan KTT Bali pada bulan Februari 1976,

menghasilkan Deklarasi Kesepakatan ASEAN yang isinya antara lain negara

anggota akan mengambil langkah-langkah kerjasama dalam program

pembangunan nasional dan regional mereka serta sejauh mungkin akan

memanfaatkan sumber-sumber yang dapat diperoleh di wilayah ASEAN untuk

saling melengkapi perluasan ekonominya masing-masing. Kerjasama ekonomi

ASEAN meliputi kerjasama komoditas dasar terutama pangan dan energi,

kerjasama industri, perdagangan, dan pendekatan bersama terhadap masalah

komoditas internasional serta masalah ekonomi dunia lainnya.

78 Lihat Sjamsumar Dam dan Riswandi, Kerja Sama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan, dan Masa Depan. hal 7. 79 Ibid. hal. 93.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

infrastruktur ekonomi yang saling menguntungkan bagi rakyat negara-negara Asia

Tenggara. Berkaitan dengan itu, mereka akan melanjutkan penjajakan pada semua

kesempatan bagi kerjasama yang lebih erat dan saling menugntungkan dengan

negara-negara lain, organisasi-organisasi internasional dan regional di luar

wilayah Asia Tenggara.80

KTT IV ASEAN pada tanggal 27-28 Januari 1992 di Singapura telah

menetapkan bahwa kerjasama ASEAN akan ditingkatkan menjadi ASEAN Free

Trade Area (AFTA) mulai tanggal 1 Januari 1993. proses menuju AFTA tersebut

dilakukan melalui Common Effective Prefential Tariff (CEPT), yaitu penurunan

tarif beberapa komoditas tertentu secara bersamaan hingga mencapai tingkat 0–

5%. Penurunan tarif tersebut dilakukan secara bertahap sehingga baru akan

mencapai kondisi perdagangan bebas untuk seluruh komoditas setelah lima belas

tahun. Tahap pertama dilakukan mulai tanggal 1 Januari 1993 untuk lima belas

komoditas.

2.4.1. Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area)

81

Tujuan dari penerapan konsep AFTA adalah untuk meningkatkan volume

perdagangan di antara sesama negara anggota. Keadaan ini dimungkinkan karena

melalui daerah perdagangan bebas, bea masuk (tarif) semua komoditas

perdagangan dari seluruh negara anggota diturunkan sampai mendekati 0%. Di

samping itu, hambatan-hambatan yang bukan disebabkan bea masuk (Non Tariff

Barrier) seperti penerapan kuota impor terhadap komoditi tertentu juga harus

dihiangkan. Perluasan kegiatan perdagangan berarti terdapat kemungkinan untuk

memperluas pasar bagi para pengusaha yang merupakan faktor pendorong untuk

80 Ibid. hal. 94. 81 Ibid. hal. 111.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

melakukan perluasan kegiatan produksi, sehingga keuntungan skala besar dapat

dimanfaatkan untuk menekan biaya produksi. Dengan demikian, perluasan

kegiatan perdagangan bukan hanya berperan besar untuk meningkatkan kegiatan

produksi tapi juga penting untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Maka. Penerapan AFTA akan mendorong perekonomian negara-negara anggota

menjadi lebih efisien dan sehat, baik dari segi produksi maupun perdagangan.82

Penandatangan Kerangka Kesepakatan atas Kerja sama Ekonomi ASEAN-

China pada 2002 menunjukkan adanya usaha perbaikan hubungan antara negara-

negara anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China.

Kesepakatan ini selanjutnya berkembang menjadi apa yang disebut sebagai

Kesepakatan Perdagangan Bebas Bilateral ASEAN-China (ACFTA-ASEAN-

China Free Trade Agreement). Di atas kertas, keputusan ASEAN dan China untuk

membentuk kesepakatan tersebut menggambarkan perluasan hubungan ekonomi

dan politik di antara kedua pihak.

2.5. Pembentukan ASEAN – China Free Trade Area (ACFTA)

83

ASEAN- China Free Trade Area merupakan kerjasama perdagangan bebas

antara negara-negara anggota ASEAN dengan China mengenai penurunan tarif,

bea masuk dan pajak. Kerjasama ini berlaku untuk semua negara ASEAN sesuai

dengan kesepakatan yang telah di tandatangani. Dalam kerjasama perdagangan

bebas antara ASEAN dengan China mengatur tentang kesepakatan penurunan tarif

dan kerjasama dalam penghapusan tarif untuk mempermudah perdagangan

internasional seperti yang ada pada WTO (World trade Organization).

82 Ibid. hal. 111-112. 83 Alexander C. Chandra, “Indonesia di Tengah Kesepakatan FTA ASEAN-China: Satu Kajian Kritis”, dalam I. Wibowo dan Syamsul Hadi, Op. Cit. hal. 231-232.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Keputusan untuk membentuk zona perdagangan bebas antara ASEAN dan

China merupakan tanggapan terhadap usulan yang muncul dari mantan Perdana

Menteri China, Zhu Rongji, saat dilangsungkannya KTT ASEAN keenam pada

November 2000. Selanjutnya pada November 2002, ASEAN dan China

menandatangani Kerangka Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Menyeluruh antara

ASEAN dan China. Kerangka kerjasama ini meresmikan komitmen ASEAN dan

China untuk memperkuat kerjasama ekonomi. Didalam framework tersebut

disepakati pentahapan pembentukan perdagangan bebas untuk barang pada tahun

2004, sektor jasa tahun 2007, dan investasi tahun 2009. Sementara dari sisi

kesiapan perdagangan bebas bagi ASEAN juga berlaku bertahap. Perdagangan

bebas mulai berlaku tahun 2010 antara Cina dengan ASEAN-6 yaitu untuk

Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Philipina, dan Brunei . Sementara

tahun 2015 berlaku bagi Cina dengan ASEAN-4 yaitu Kamboja, Vietnam, Laos,

dan Myanmar.

Terdapat enam elemen penting dalam Kerangka Kesepakatan Kerjasama

Ekonomi Menyeluruh antara ASEAN dan China, meliputi: (1) perdagangan dan

langkah-langkah fasilitasi (mencakup berbagai isu seperti penghapusan hambatan

non-tarif, pengakuan standar di masing-masing pihak dan penilaian prosedur bagi

sektor jasa); (2) bantuan teknis dan pengembangan kapasitas bagi negara-negara

anggota yang baru di ASEAN; (3) langkah-langkah promosi perdagangan yang

konsisten dengan peraturan di Organisasi Perdagangan Dunia; (4) perluasan

kerjasama dalam bidang keuangan, pariwisata, pertanian, pengembangan SDM,

hak atas kekayaan intelektual (HaKI); (5) pembentukan ACFTA dalam jangka

waktu 10 tahun, dengan perlakuan khusus dan berbeda diberikan ke negara-negara

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

anggota baru ASEAN; dan (6) pembentukan lembaga-lembaga yang diperlukan

untuk menjalankan komitmen kerangka kerjasama. 84

Kesepakatan Perjanjian ini bertujuan untuk: pertama, memperkuat dan

meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi kedua pihak; kedua,

meliberalisasikan perdagangan barang, jasa dan investasi; ketiga, mencari area

baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan kedua

pihak; dan terakhir, memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan

negara anggota baru ASEAN dan menjembatani gap yang ada di kedua belah

pihak. Kedua pihak juga menyepakati untuk memperkuat dan meningkatkan

kerjasama ekonomi melalui: penghapusan tariff dan hambatan non tariff dalam

perdagangan barang; liberalisasi secara progresif perdagangan jasa; membangun

regim investasi yang kompetitif dan terbuka dalam kerangka ASEAN-China FTA.

2.5.1. Penetapan Tarif dalam Kerjasama ASEAN–China Free Trade

Area (ACFTA)

1. Tahap I : Early Harvest Program (EHP)

Tabel 3. Skema Penurunan Tarif ASEAN-China

84Ibid,. hal. 238.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Sumber: Buku ”Merangkul Cina, Hubungan Indonesia-Cina Pasca-Soeharto” 85

Chapter

Berdasarkan tabel diatas, produk dengan tarif awal lebih besar atau sama

dengan 20%, pada tahun 2007 akan diturunkan menjadi 12%, kemudian turun

secara bertahap menjadi 5% pada tahun 2009. Produk dengan tarif awal 15% dan

dibawah 20% akan diturunkan menjadi 8% pada tahun 2007 dan menjadi 5% pada

tahun 2009. Begitu juga terhadap produk dengan tarif awal 10% dan dibawah

15%. Produk dengan tarif awal dibawah 5% hingga 10% akan diturunkan pada

2009 menjadi 0%. Pada 2010 semua produk dalam kategori Kode Harmony

System/HS (Lihat Tabel) harus dibebaskan dari tarif secara penuh.

Untuk ASEAN-6 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan

Brunei) dan China, tingkat tarif akan secara bertahap diturunkan atau dihapuskan

antara 1 Januari 2005 dan 2010, sedangkan bagi negara-negara anggota baru

ASEAN diberikan kesempatan hingga 2015.

Tabel Harmony System (HS)

Description 01 Live Animals 02 Meat and Edible Meat Offal 03 Fish 04 Dairy Produce 05 Other Animals Products 06 Live Trees 07 Edible Vegetables 08 Edible Fruits and Nuts

Sumber: Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between ASEAN and the People's Republic of China, 4 November 2002. Diakses dari http://www.aseansec.org/19105.htm.

85 Ibid..hal. 239.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Berdasarkan tabel diatas, adapun cakupan produk yang masuk ke dalam

Early Harvest Program atau EHP adalah produk yang masuk kedalam Chapter 01

s/d 08 yaitu: Hewan hidup (01), Daging dan produk daging dikonsumsi (02), Ikan

(03), Dairy product/Produk susu (04), Produk hewan lainnya (05),Tumbuhan (06),

Sayuran dikonsumsi (07) kecuali jagung manis dan buah-buahan dikonsumsi (08).

Jumlah Kelompok EHP ini 530 pos tarif (HS 10 digit). Sementara, Produk–

produk spesifik yang ditentukan melalui Kesepakatan Bilateral, antara lain Kopi,

Minyak Kelapa/CPO, Bubuk Kakao (HS 1806.10.00.00), barang dari karet, dan

perabotan. Jumlah Kelompok EHP ini 47 pos tariff (HS 10 digit).

2. Tahap II : Normal Track

Pada Normal Track, penurunan tarif bea masuk dimulai tanggal 20 Juli

2005, yang menjadi 0% pada tahun 2010 dengan fleksibilitas pada produk-produk

yang akan menjadi 0% pada tahun 2012. Kategori komoditas yang masuk dalam

normal track, tarif Most Favored Nation (MFN)-nya harus dihapus berdasarkan

skedul. Hampir seluruh komoditas masuk dalam kategori ini, kecuali dimintakan

pengecualian (dengan demikian masuk ke dalam sensitive track). Seluruh negara

sudah harus mengurangi tarif menjadi 0-5% untuk 40% komoditas yang ada pada

normal track sebelum 1 Juli 2006. Seluruh negara sudah harus mengurangi tarif

menjadi 0-5% untuk 60% komoditas yang ada pada normal track sebelum 1

Januari 2007. Seluruh negara sudah harus mengurangi tarif menjadi 0-5% untuk

100% komoditas yang ada pada normal track sebelum 1 Januari 2010. Maksimum

sebanyak 150 tarif dapat diajukan penundaan hingga 1 Januari 2012.86

86 “Economic Review”, No. 218. Desember 2009.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

3. Tahap III : Sensitive Track

Adapun Produk-produk dalam kelompok Sensitive, akan dilakukan

penurunan tarif mulai tahun 2012, dengan penjadwalan bahwa maksimun tariff

bea masuk pada tahun 2012 adalah 20% dan akan menjadi 0-5% mulai tahun

2018. Produk sebesar 304 Produk (HS 6 digit) antara lain Barang Jadi Kulit: tas,

dompet; Alas kaki; Sepatu sport; Casual; Kulit; Kacamata; Alat Musik; Tiup,

petik, gesek; Mainan: Boneka; Alat Olah Raga; Alat Tulis; Besi dan Baja; Spare

part; Alat angkut; Glokasida dan Alkaloid Nabati; Senyawa Organik; Antibiotik;

Kaca; Barang-barang Plastik.87

Highly Sensitive List (HSL): Produk-produk Highly Sensitive akan

dilakukan penurunan tariff bea masuk pada tahun 2015, dengan maksimum tariff

bea masuk pada tahun 2015 sebesar 50%. Produk HSL adalah sebesar 47 Produk

(HS 6 digit), yang antara lain terdiri dari Produk Pertanian, seperti Beras, Gula,

Jagung dan Kedelai; Produk Industri Tekstil dan produk Tekstil (ITPT); Produk

Otomotif; Produk Ceramic Tableware.

88

Adapun penurunan dan penghapusan tarif bea masuk dalam Perdagangan

Bebas ASEAN-China dijelaskan dalam Tabel 6 berikut:

87 Ibid. 88 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Tabel. Perkembangan Penurunan Tarif Bea Masuk

Tarif Bea

Masuk (BM)

T a h u n

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

Jlh. Pos tarif

Per- sentase

0% 2.857 25,6% 2.864 25,6% 2.639 30,2% 2.639 30,2% 5.709 65,3% 7.306 83,6% 7.306 83,6% 7.778 89% 5% 3.893 34,8% 3.888 34,8% 3.218 36,9% 3.219 36,8% 2.219 25,4% 622 7,1% 622 7,1% 150 1,7% 8% 86 1% 85 1% 33 0,4% 33 0,4% 33 0,4% 33 0,4% 8% 1.850 21,2% 1.866 21,4% 3 0% 3 0% 3 0% 3 0% 10% 1.702 15,2% 1.702 15,2% 131 1,5% 131 1,5% 95 1,1% 95 1,1% 95 1,1% 95 1,1% 12% 90 1% 90 1% - 0% - 0% - 0% - 0% 13% 18 0,2% 18 0,2% 48 0,5% 48 0,5% 48 0,5% 48 0,5% 48 0,5% 48 0,5% 15% 1.537 13,8% 1.537 13,8% 315 3,6% 304 3,5% 278 3,2% 278 3,2% 278 3,2% 278 3,2% 20% 269 2,4% 269 2,4% 126 1,4% 123 1,4% 123 1,4% 123 1,4% 123 1,4% 123 1,4% 25% 318 2,8% 318 2,8% 20 0,2% 20 0,2% 19 0,2% 19 0,2% 19 0,2% 19 0,2% 30% 39 0,3% 39 0,3% 39 0,4% 39 0,4% 39 0,4% 39 0,4% 39 0,4% 39 0,4%

>30% 538 4,8% 538 4,8% 170 1,9% 173 2% 172 2% 172 2% 172 2% 172 2% TOTAL 11.17

1 100% 11.17

3 100% 8732 100% 8.737 100% 8.738 100% 8.738 100% 8.738 100% 8.738 100%

BM Rata-rata

9,57% 9,49% 6,38% 6,38% 3,83% 2,92% 2,92% 2,65%

Sumber: BPS yang diolah89

89 Ibrahim, dkk, Dampak Pelaksanaan ACFTA bagi Perdagangan Internasional Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA, CHINA, DANrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter II.pdf · Hubungan China dengan Asia Tenggara yang secara tradisional disebut

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 538 jumlah pos

tariff pada tahun 2005, arif Bea Masuknya adalah diatas 30% dengan persentase

4,8% dari totalnya. Begitu juga untuk tahun 2006. tahun 2007, sebanyak 170 pos

tariff dengan persentase 1,9%. Tahun 2008, sebanyak 173 pos tariff dengan

persentase 2%. Tahun 2009, sebanyak 172 pos tariff dengan persentase 2% juga

hingga ke tahun 2010 sampai 2012. Sedangkan untuk Bea masuk rata-rata

masing-masing untuk tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012

adalah 9,57%, 9,49%, 6,38%, 6,38%, 3,83%, 2,92%, 2,92%, dan 2,65%.

Penurunan dan penghapusan tarif bea masuk dalam Perdagangan Bebas

ASEAN-China dilakukan melalui proses secara bertahap atas seluruh produk yang

mencakup sekitar 11.000 barang seperti dapat dilihat pada tahapan penurunan

tariff di atas. Ini dimaksudkan untuk tetap menjaga kepentingan perlindungan

terhadap produk Indonesia yang sekiranya memang belum mampu untuk bersaing

dengan produk negara peserta FTA ini dan memberikan peluang akses pasar pada

produk yang memang benar-benar dapat bersaing.

Universitas Sumatera Utara