kinerja lingkungan perbankan di tengah pandemi...
TRANSCRIPT
ANUNG HERLIANTO DIREKTUR EKSEKUTIF
KEPALA DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN - OJK
Senin, 18 Mei 2020
DISAMPAIKAN PADA :
KINERJA LINGKUNGAN PERBANKAN
DI TENGAH PANDEMI COVID – 19
DAN RESPON KEBIJAKAN
AGENDA
• Perkembangan Ekonomi di Tengah Pandemi
• Kinerja Perbankan Dalam 5 TahunTerakhir
• Kebijakan dimasa PandemiCovid-19
• Perkembangan Restrukturisasi PaskaPandemi
• Tindakan Bank untuk MemitigasiRisiko Dampak Covid 19
2
3
PerkembanganEkonomi
di Tengah Pandemi1
Perkembangan Global COVID-19 dan Dampaknya secara Global
Sumber: www.ft.com, Business Insider Per 17 Mei 2020
Mapping Coronavirus Outbreaks
(as of May 17, 2020)
Pasien terjangkit COVID-19 semakin meningkat sejak
kasus pertamanya di Wuhan, Cina. Per tanggal 17 Mei
2020, lebih dari 4,5 juta jiwa terjangkit COVID-19 dan
lebih dari 300 ribu diantaranya meninggal dunia.
Kebijakan Lockdown di seluruh dunia berhasil
meredam laju pertambahan kasus Covid-19
Kebijakan Lockdowndi seluruh dunia
memicu kontraksiSektor Riil Global, penurunan harga
komoditas danaktifitas ekonomi
Harga Minyak
Dunia WTI
USD29,65/barrel
(-52,29% ytd)
Harga Batubara
USD38,55/ton
(-14,9% ytd)
CPO
MYR2.130/ton
(-32,81% ytd)
NAMUN…
Deaths
305.833
4
Confirmed Cases
4.587.966
Kebijakan Lockdown Diprediksi Menurunkan PertumbuhanEkonomi Global dan Domestik …….
Sumber: World Economic Outlook, April 2020: Chapter 1, BPS
Projection
2019 2020 2021
World Output 2,9 - 3,0 5,8
Advanced Economies 1,7 - 6,1 4,5
United States 2,3 - 5,9 4,7
Euro Area 1,2 - 7,5 4,7
Japan 0,7 - 5,2 3,0
United Kingdom 1,4 - 6,5 4,0
Emerging and Developing Asia 5,5 1.0 8,5
China 6,1 1,2 9,2
India 4,2 1,9 7,4
ASEAN-5 4,8 - 0,6 7,8
Indonesia 5.0 0,5 8,2
IMF memprediksi perekonomian global akan
terkontraksi 3% yoy, sedangkan untuk Indonesia PDB
hanya akan tumbuh 0,5%
- 3,5 %
World Bank
- 2,4 % - 0,5 %
Pertumbuhan ekonomi Indonesia padatahun 2020 diproyeksikan masih positif
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
2,1 %
World Bank
1,8% 3,7%
5
Resesi Global dan Krisis Global …..?
NPL NPL
Beberapa negara telah mengalami resesi namun kondisi saat ini belum
seburuk kondisi pada saat krisis ekonomi global pada tahun 2008/09 ……
6
Perkembangan Covid-19 di Indonesia dan Dampaknya
-60,0
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
Jan
Fe
b
Mar
Ap
r
Mei
Juni
Juli
Agst
Se
pt
Okt
No
v
Des
Jan
Fe
b
Mar
Ap
r
Mei
Juni
Juli
Agst
Se
pt
Okt
No
v
Des
Jan
Fe
b
Mar*
2018 2019 2020
Suku Cadang dan Aksesori Makanan, Minuman & Tembakau Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Peralatan Informasi dan Komunikasi Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya Barang Budaya dan Rekreasi
Barang Lainnya - o/w Sandang INDEKS TOTAL
COVID-19 berdampak secara
langsung ataupun tidak
langsung terhadap kinerja dan
kapasitas debitur sehingga
berpotensi mengganggu kinerja
perbankan dan stabilitas sistem
keuangan ….
Sektor yang terdampak paling parah
Penurunan Pertumbuhan
EkonomiTransportasi
dan PariwisataKomoditasExpor Impor UMKM Sektor
keuangan
Penjualan ritel mengalami penurunan signifikan DAMPAK
Sumber: BI
Sumber: Trading Economics
Sumber: BPS PDB (TW 1-2020)
2,97% -2,41%Rp3.922,6 T
YoY QtQ
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tw1’20
PDB Q1-2020 Indonesia tumbuh 2,97% yoylebih rendah dari perkiraan
Pasien COVID-19 di Indonesia per 17 Mei 2020 telah mencapai 17.514 orang dengan pasien dalam perawatan 12.237 orang,
pasien sembuh 4.129 orang dan meninggal sebanyak 1.148 orang.
5,06 5,27 5,17 5,18 5,07 5,05 5,02 4,97
2,97
Tw 1 2018
Tw 2 2018
Tw 3 2018
Tw 4 2018
Tw 1 2019
Tw 2 2019
Tw 3 2019
Tw 4 2019
Tw 1 2020
7
Harga Komoditas Utama Indonesia melemah
8
TREN KinerjaPerbankan Dalam 5
Tahun Terakhir:Dari Mini Crisis 2015 ke Pandemi Covid 19
2
Perkembangan Covid-19 di Indonesia dan Dampaknya
2,53%2,59%
2,79% 2,77%6 bps
20 bps 2 bps
Des-19 Jan-20 Feb-20
NPL Gross
Meski demikian, buffer modal masih relatifmemadai.
Total Aset, DPK, Kredit (Rp T)*
6.095,91
6.729,80
7.387,14
8.068,35
8.562,97 8.793,20
4.057,90 4.377,20
4.737,94
5.294,88 5.616,99 5.712,04
4.413,06 4.836,76
5.289,21 5.630,45
5.998,65 6.214,31
2015 2016 2017 2018 2019 Mar-20
Total Aset Kredit DPK
9,22%
6,13%
11,75%6,08%
6,45%6,54%
3,60%
9,77%
10,40%
9,35%
9,60%
8,24%7,87%
1,69%
2,69%
Mar-20
Aset, DPK, dan Kredit terus bertumbuh pasca minicrisis 2015 dan melambat pada saat perang dagang danawal pandemi Covid-19. Bank-bank juga makin selektifdalam penyaluran kredit di tengah persepsi tingginyarisiko kredit seiring dampak pandemi Covid-19.
Tekanan Risiko Kredit (NPL) masih moderat pada awalmerebaknya Covid-19 dan akan terus meningkat pada bulan-bulan berikutnya.
Likuiditas masih relatif memadainamun akan mengalami tekanan seiringmelambatnya cashflow dari debitursebagai dampak restru.
LCR
Feb-19 Jan-20 Feb-20
194,63%
208,73% 212,30%
CAR23,40%
22,84% 22,33%
21,77%
Des-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20
9
Respon Kebijakan di Beberapa Negara
HONGKONG
Press Release (16
Maret 2020, 13 Februari
2020)
1. Menurunkan kewajiban
minimum pemenuhan
countercyclical buffer (CCyB)
dari 2% menjadi 1%.
2. Untuk debitur UMK dan
individu yang terkena dampak,
bank dapat:
a. Melakukan penundaan
pembayaran,
perpanjangan waktu
dan/atau penurunan
bunga; dan
b. Menyediakan pinjaman
tanpa agunan dan/atau
cerukan.
MALAYSIA
Siaran Akhbar
25 Maret 2020
1. Penundaan (deferment of
loan) sementara (hanya 6
bulan) untuk debitur yang
memenuhi kriteria tidak perlu
melakukan pembayaran dan
keterlambatan pembayaran
tidak dikenakan denda.
2. NSFR minimum menjadi 80%.
3. Bank dapat menurunkan
capital conservation buffer
sebesar 2,5%.
4. LCR diperbolehkan <
100%.
FILIPINA
Primer On BPS
Memorandum No. M-
2020-008
BSP (8 Maret 2020)
1. Eksposur kepada debitur
yang terdampak dikecualikan
dari rasio NPLs.
2. Memperbolehkan penundaan
pencatatan cadangan
kerugian kredit kepada
debitur yang terdampak
maksimal selama 5 tahun,
dengan persetujuan BSP.
3. Tidak ada sanksi denda untuk
keterlambatan pelaporan
prudensial selama 6 bulan.
4. Bank didorong untuk
meniadakan sementara fee
atas online banking atau
electronic money.
SINGAPURA
Press Release (31
Maret,7 April 2020)
1. Penundaan pembayan pokok
dan bunga untuk kredit
properti.
2. Konversi kartu kredit menjadi
term loan dengan suku
bunga yang dicapping
dengan jangka waktu 5
tahun.
3. Penundaan pembayaran
pokok untuk kredit UMKM
4. Penyesuaian batas
oermodalan dan likuiditas
5. Menunda penerapan penuh
Basel III reforms
JEPANG
Press Release
(Februari 2020)
1. Bank agar menyiapkan
kredit untuk membantu
debitur dengan special rate
dan tanpa agunan.
2. Bank melakukan
pendampingan kepada
debitur untuk melanjutkan
usaha.
3. Bank melakukan
restrukturisasi kredit.
4. menggunakan buffer modal
dan likuiditas.
10
Kebijakan di Masa Pandemi Covid-193
11
Transmisi Pandemik Covid-19 Pada Sektor Jasa Keuangan
Jalur fundamental
sektor riil,
terutama sektor
UMKM, dalam
membayar
kewajibannya
kepada perbankan
dan industri
keuangan non-
bank
Perubahan nilai
dari aset lembaga
jasa keuangan
sebagai akibat
pelemahan yield
instrumen
keuangan dan
pelemahan nilai
tukar
Tekanan
Likuiditas akibat
pelaksanaan
restrukturisasi
kredit/pembiayaan
yang terdampak
pandemik Covid-19
RISIKO KREDIT
1RISIKO PASAR
2RISIKO LIKUIDITAS
3
PENGARUH PANDEMIK COVID-19 PADA SEKTOR JASA KEUANGAN Pandemik dapat berpotensi
pada peningkatan NPL/NPF,
permasalahan likuiditas, dan
tekanan permodalan
Kebijakan bersifat antisipasi(Forward Looking Policy)
Menopang Fundamental
sektor riil/informal
Menjaga Stabilitas Sistem
Keuangan
Potensi Peningkatan Risko, a.l. :
12
PP No.23 Tahun 2020 tentang Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Penempatan DanaDitujukan untuk memberikan dukungan likuiditas
perbankan yang melakukan restrukturisasi kredit atau
tambahan kredit.
Penempatan dana diberikan kepada bank peserta dengan
kriteria 51% dimiliki oleh WNI atau badan hukum Indonesia,
masuk kategori sehat dan tergolong 15 bank beraset
terbesar di Indonesia.
PenjaminanDalam rangka pelaksanaan Program PEN, Pemerintah
dapat memberikan Penjaminan baik secara langsung oleh
Pemerintah (kepada BUMN) dan/atau melalui badan
usaha Penjaminan yang ditunjuk.
Penyertaan Modal Negara
Pemerintah dapat melakukan PMN kepada BUMN
dan/atau melalui BUMN yang ditunjuk. Untuk
memperbaiki struktur permodalan dan
meningkatkan kapasitas usaha untuk pelaksanaan
penugasan khusus.
Investasi PemerintahUntuk melaksanakan Program PEN, Pemerintah
dapat melakukan Investasi Pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sebagai tindak lanjut Perpu No.1/2020, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23/2020 Tentang Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan negara untuk Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau
Menghadapi Ancaman yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.
Belanja NegaraTidak terbatas pada pemberian subsidi bunga kepada debitur perbankan, perusahaan pembiayaan, dan lembaga
penyalur program kredit Pemerintah yang memenuhi persyaratan, a.l. UMKM dengan plafon <Rp10 M, tidak termasuk
DHN, Kolektibilitas 1 atau 2, dan memiliki NPWP/mendaftar untuk memiliki NPWP13
Kebijakan Stimulus/Relaksasi yang DikeluarkanSecara Bertahap oleh Pemerintah dan BI
Kebijakan Stimulus yang DikeluarkanSecara Bertahap oleh OJK
POJK No. 14/POJK.05/2020 Tentang Kebijakan Countercyclical
Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 Bagi Lembaga Jasa
Keuangan Nonbank
POJK No. 14/POJK.05/2020 Tentang Kebijakan Countercyclical
Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 Bagi Lembaga Jasa
Keuangan Nonbank
POJK No. 15/POJK.04/2020 Tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
POJK No. 16/POJK.04/2020 Tentang Pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Secara Elektronik
POJK No. 17/POJK.04/2020 Tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha
POJK No. 18/POJK.03/2020 Tentang Perintah Tertulis Untuk
Penanganan Permasalahan Bank
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Surat KEPP No. S-5/D.03/2020 perihal Penyesuaian Batas Waktu
Laporan Bank
Surat KEPP No. S-7/D.03/2020 perihal Penerapan PSAK 71 dan PSAK
68 dalam Kondisi Pandemi COVID-19
Surat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP)
Penerbitan Perpu No.1 Tahun 2020.
Paket Stimulus Fiskal Jilid I dan Jilid II.
4
1
5
3
2
Penurunan suku bunga kebijakan BI7DDR
dan GWM.
Relaksasi PPh dan restitusi PPN.
Re-focusing penganggaran untuk sektor
kesehatan dan bantuan sosial.
Subsidi Bunga untuk UMKM. 6
Dukungan Likuiditas. 7
Kebijakan Stimulus 14
4 FOKUS KEBIJAKAN OJK
Antisipasi
Dampak Covid-19
1. Meredam volatilitas di pasar keuangan
Melalui berbagai kebijakan dalam menjaga
kepercayaan investor dan stabilitas pasar,
antara lain melalui kebijakan buyback saham
tampa melalui RUPS, pelarangan short selling,
asymmetric auto rejection, trading halt 30 menit
untuk penurunan peniadaan perdagangan di
sesi pre-opening.
2. Memberi nafas bagi sektor riil dan informal
3. Memberikan relaksasi bagi industri jasa keuangan 4. Resolusi pengawasan yang lebih efektif dan cepat
Antara lain agar tidak perlu membentuk tambahan cadangan
kerugian kredit macet akibat dampak Covid-19 yang dapat
menekan permodalan melalui relaksasi penetapan kualitas
kredit/pembiayaan satu pilar dan relaksasi restrukturisasi serta
mengeluarkan panduan perlakuan akuntansi dalam penerapan
PSAK 71-Instrumen Keuangan dan PSAK 68-Pengukuran Nilai
Wajar.
Diantaranya melalui berbagai alternative
sypervisory actions/resolutions seperti
perintah tertulis penanganan permasalahan
bank.
Untuk dapat bertahan di masa pandemik Covid-
19 melalui relaksasi restrukturisasi
kredit/pembiayaan dengan jangka waktu
maksimal 1 tahun. Restrukturisasi diberikan
kepada debitur pekerja infornak, berpenghasilan
harian dan yang usahanya terdampak Covid-19
serta mengalami kesulitan pembayaran cicilan.
15
16
Kebijakan RelaksasiOJK Merespon
Covid-19
POJK No. 11/ POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian NasionalSebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019
Perkembangan Stimulus Restrukturisasi Kredit
Surat KEPP No. S-5/D.03/2020 perihal Penyesuaian Batas Waktu LaporanBank
Surat KEPP No. S-7/D.03/2020 perihal Penerapan PSAK 71 dan PSAK 68 dalam Kondisi Pandemi COVID-19
Surat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan
4
POJK 11/POJK.03/2020 RASIONAL
01 02 03
Bertujuan antara lain untuk
memberikan ruang bagi debitur-
debitur yang berkinerja bagus,
namun menurun kinerjanya
karena terdampak Covid-19
untuk dibantu perbankan
melalui restrukturisasi kreditnya.
Peraturan ini diharapkan
dapat berperan sebagai
kebijakan countercyclical dan
dapat menjadi bantalan
dampak negatif penyebaran
COVID-19.
Dengan restrukturisasi, debitur
dapat memiliki ruang bernapas
dan bank dapat secara proaktif
membantu debitur-debitur
yang dalam kondisi bagus
menata cashflownya.
Pandemi Covid 19 ini merupakan momentum yang tepat untuk saling
membantu dan bersinergi antara lembaga keuangan (baik bank dan non
bank) dengan debiturnya. Mereka harus duduk bersama guna mendapatkan
penyelesaian yang terbaik secara bersama-sama. Tidak boleh ada yang
menang-menangan, tidak boleh ada yang dirugikan…….
17
Secara ringkas POJK Stimulus COVID-19 mengatur pokok-pokok relaksasi sebagai berikut :
Bank tetap dapat memberikan kredit/pembiayaan baru terhadap debitur yang terdampak COVID-19.
Penetapan kualitas atas kredit yang baru tersebut dapat dipisahkan dari penilaian kualitas kredit sebelumnya (tidak berlaku prinsip uniform classification).
Fasilitas restru kepada debitur-debiturterdampak Covid-19 baik perorangan, UMKM dan korporasi yang secarahistoris berkinerja baik, tanpa memperhatikan jumlah plafon.
Selama masa restru (selama-lamanya 1 tahun atau sampai dengan 31 Maret2021, debitur-debitur tsb tetap dapatdikategorikan lancar tanpa perlutambahan CKPN.
Relaksasi PenetapanKualitas Kredit
Kredit atau pembiayaan dan/ataupenyediaan dana lain dengan plafon≤ Rp 10 M dapat hanya didasarkanpada ketepatan pembayaran pokokdan/atau bunga/margin/bagihasil/ujrah hingga 31 Maret 2021.
Dalam kondisi normal penilaian 1 pilar ini hanya berlaku untuk kreditdengan plafon sampai dengan Rp 5M
Penetapan KualitasLancar bagi Kredit
yang direstrukturisasi
Tambahan FasilitasPenyediaan Dana
POJK No. 11/POJK.03/2020Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019
18
POJK No. 11/POJK.03/2020 Stimulus Perekonomian Nasional SebagaiKebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019
TARGET DEBITUR
Debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada Bankkarena debitur atau usaha debitur terdampak dari penyebaran COVID-19 baiksecara langsung ataupun tidak langsung.
TARGET LEMBAGA JASA KEUANGAN
Berlaku bagi Bank Umum, Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, BankPerkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang menyalurkankredit, pembiayaan dan/ atau penyediaan dana lain.
Perseorangan KorporasiUMKM
19
Potensi dan Realisasi Restrukturisasi Kredit Mengacu POJK 11/POJK.03/2020 (Per 10 Mei 2020)
Terdapat 88 Bank yang telah Implementasi Restrukturisasi untuk 3,88 Juta Debitur (O/S Rp 336,97 T) dimana 3,42 Juta Debitur diantaranya merupakan UMKM (O/S Rp167,1 T)
20
Tantangan dan Kendala Penerapan POJK 11/POJK.03/2020
KENDALA REALISASI Restrukturisasi Kredit:
a. Kesulitan untuk tatap muka, verifikasi data dan pengkinian
kondisi debitur akibat social distancing dan pembatasan akses
di beberapa wilayah.
b. Restrukturisasi debitur secara bulk untuk yang bersifat mass
product.
c. Proses restruktur harus dilakukan oleh pejabat atau pegawai
yang tidak terlibat dalam kredit restrukturisasi berpotensi
menghambat proses percepatan stimulus.
d. Persetujuan restrukturisasi yang harus naik 1 tingkat
menimbulkan bottleneck pemrosesan restrukturisasi.
e. Beberapa fungsi operasional tidak dapat dilakukan melalui
Work From Home, sehingga dilakukan mekanisme split office
f. Tantangan dari industri yang masih berpedoman pada SOP
lama sehingga cenderung memakan waktu dan birokrasi.
Menyeimbangkan antara kebutuhan
debitur dengan kapasitas likuiditas bank.
Kualitas governance dan integritas para
pelaku perbankan serta debitur sangat
menentukan kelancaran pemberian
restrukturisasi. Bank perlu memastikan tidak
terjadi moral hazard atau adanya free riderdalam penerapan relaksasi ini.
Tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam penerapan POJK ini.
Perbedaan persepsi masyarakat karena
kurangnya pemahaman
CHALLENGE
21
22
ISU PENERAPAN AKUNTANSI
POJK 11 & SURAT OJK VS
PSAK 71 dan PSAK 68
5
23PSAK 71 Instrumen Keuangan – Framework CKPN
Perpindahan staging disebabkan oleh adanya significant increase in credit risk (SICR) sejak
pengakuan awal pada tanggal pelaporan, yaitu perubahan risiko gagal bayar yang terjadi selama umur
instrumen keuangan
Kategori Indikator
Day Pass Due
Penyisihan
Stage 1 Aset Baik 0-30 hari, Risiko
kredit rendah
CKPN 12
bulan
Stage 2 Aset
Kurang
Baik
31-90 hari, Risiko
kredit meningkat
signifikan
CKPN
Lifetime
Stage 3 Aset tidak
Baik
>90 hari, Risiko
kredit memburuk
CKPN
Lifetime
Setiap akhir bulan, bank mengukur:
a. CKPN 12 bulan -- risiko kerugian selama 12 bulan ke
depan jika risiko kredit instrumen keuangan dinilai
tidak meningkat secara signifikan sejak pengakuan
awal; atau
b. CKPN sepanjang umur (lifetime), yakni risiko kerugian
sepanjang sisa umur ekspektasian instrumen
keuangan, jika risiko kredit instrumen keuangan
tersebut meningkat secara signifikan sejak
pengakuan awal. Kondisi ini mencakup pula kredit-
kredit yang mengalami penundaan pembayaran
ataupun kredit-kredit yang mengalami penundaan
pembayaran.
Dalam ‘kondisi normal’, Stage Penurunan Nilai
24PSAK 71 - Siaran Pers DSAK IAIDewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK-IAI) melalui releasenya, tgl 2
April 2020 telah memberikan guideline a.l. perhitungan cadangan kerugian
penurunan nilai (CKPN) PSAK 71 yang relevan dengan dampak dari
pandemic COVID 19, dg pokok-pokok a.l. sbb:
a. Dalam kondisi saat ini dimana otoritas mengeluarkan kebijakan
(POJK No11/POJK.03/2020) yg mendorong atau memungkinkan
dilakukannya penundaan atau restrukturisasi pembayaran piutang,
maka tidak tepat jika entitas langsung beranggapan bahwa
restrukturisasi tersebut menandakan piutang mengalami peningkatan
risiko kredit yg signifikan (SICR) layaknya dalam keadaan normal
sebelum pandemi Covid-19. Debitur yang bisnisnya terkena dampak
signifikan dari pandemi Covid-19 mungkin saja akan berhasil pulih
dalam masa krisis pandemi Covid-19 berkat kebijakan-kebijakan
relaksasi otoritas/pemerintah.
b. Dalam hal debitur yang terdampak Covid 19 yg bahkan sudah
menerima fasilitas restrukturisasi dg berbagai skema tetap saja tidak
dapat bertahan dan mengalami gagal bayar setelah pandemi Covid-
19 berakhir. Entitas perlu melakukan identifikasi dan penilaian, dan
menggunakan pertimbangan dalam menilai apakah debitur yang
terdampak Covid-19 dapat kembali pulih dan memenuhi kewajiban
kontraktualnya setelah berakhirnya jangka waktu restrukturisasi,
sehingga tidak terjadi PSRK selama sisa umur ekspektasian dari
piutang.
PSAK 71 - SURAT OJK
Mematuhi & melaksanakan POJK No.
11/POJK.03/2020 dan secara PROAKTIF
mengidentifikasi debitur-debitur yg berkinerja baik
namun menurun kinerjanya karena terdampakCovid-19.
Menggolongkan debitur-debitur yg mendapatkan
skema restrukturisasi tersebut dalam kategori
LANCAR dan tidak diperlukan tambahan CKPN.
Menggolongkan debitur-debitur yg mendapatkan
skema restru tersebut dalam katagori LANCAR dan
tidak diperlukan tambahan CKPN.
Mengidentifikasi dan tetap melakukan pembentukan
CKPN apabila debitur-debitur yang telah
mendapatkan fasilitas restru tidak dapat pulih.
INSTRUMEN KEUANGAN
25PSAK 68 - Nilai Wajar
Nilai Wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur (orderly transaction) antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran. (PSAK 68 par 9)
Hirarki Penetapan Nilai Wajar
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
nilai wajar ditentukan dengan harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada
tanggal pengukuranQuotasi sama
tidak tersedia
Nilai wajar ditentukan menggunakan instrumen selain harga kuotasian pada
Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara
langsung atau tidak langsungQuotasi serupa
tidak tersedia
Nilai wajar ditentukan dengan menggunakan informasi terbaik yang tersedia
antara lain Mark to Model dengan teknik valuasi:
- Market Approach
- Income Approach misalnya Present Value dari Future Cash Flow
SURAT OJK PSAK 68
Menunda mark to market surat-surat berharga yang
diterbitkan Pemerintah dan Bank Indonesia, selama 6
(enam) bulan. Selama masa penundaan DAPAT
menggunakan harga kuotasian tanggal 31 Maret 2020.
Menunda mark to market untuk surat-surat berharga
lain selama 6 (enam) bulan sepanjang meyakini
kinerja penerbit (issuer) surat-surat berharga tersebut
dinilai baik. Selama masa penundaan, DAPAT
menggunakan harga kuotasian tanggal 31 Maret 2020.
Apabila kinerja issuer dinilai tidak/kurang baik,
perbankan dapat melakukan penilaian dg model
sendiri.
Melakukan PENGUNGKAPAN perbedaan perlakuan
akuntansi yang mengacu pada panduan OJK dengan
SAK
PENGUKURAN NILAI WAJAR
Press Release DSAK IAI - PSAK 68
Dalam hal otoritas pemerintah telah menetapkan adanya
kegentingan dan memberikan panduan model yang
dikembangkan sendiri dengan dukungan informasi yang
memadai, entitas dapat mempertimbangkan hal tersebut
sebagai salah satu input dalam penentuan nilai wajar pada
level transaksi individual.
Jika entitas menyimpulkan bahwa tepat untuk
menggunakan teknik valuasi untuk mengukur nilai wajar
suatu aset atau liabilitas, maka entitas dapat
mempertimbangkan dampak dari pandemi Covid-19 untuk
menyesuaikan berbagai asumsi penilaian, termasuk suku
bunga, credit spread, risiko kredit penerbit instrumen, dan
sebagainya. Terlepas dari apapun teknik valuasi yang
digunakan, entitas harus mempertimbangkan penyesuaian
yang diharapkan oleh pelaku pasar akibat ketidakpastian
pandemi Covid-19
PSAK 68 mensyaratkan tambahan pengungkapan dalam
hal entitas tidak menggunakan harga kuotasian untuk
mengukur nilai wajar aset atau liabilitas yang
diperdagangkan di pasar aktif.
26
Terima kasih Stay Home & Stay HealthyAll content is © 2020 OJK. All rights reserved.
Anung Juga sempat ditugaskan dan membantu sebagai staf dan advisor Menteri Perdagangan pada era Mari Elka
Pangestu. Pada tahun 2010, Anung ditugaskan dan bekerja sebagai Senior Bank Supervisor di Australian Prudential
Regulation Authority (APRA) Sydney,Australia. Memperoleh gelar S1 dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Gadjah Mada. Gelar MBA diperoleh dari Bristol University, United Kingdom dengan konsentrasi International Business,
International Trade & Finance, dan dari ENPC School of International Management, Paris, dengan konsentrasi Financial
Analysis & Reporting. Selanjutnya gelar Doktor diperoleh dari UniversitasTrisakti,Jakarta.
Hingga saat ini, Anung juga aktif sebagai pengajar tamu pada postgraduate di beberapa perguruan tinggi negeri maupun
swasta di Indonesia dan juga aktif sebagai narasumber pada berbagai seminar baik di dalam maupun luar negeri. Sejak
September 2016 hingga saat ini Anung juga tercatat sebagai anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK-IAI).
Dr. ANUNG HERLIANTO EC, SE.AKT, CA, MBA
Anung Herlianto EC saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif,
Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan di Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Sebelum mengabdi di OJK, Anung bekerja di
Bank Indonesia lebih dari 20 tahun dengan menduduki berbagai
posisi baik di bidang Pengaturan dan Pengawasan Perbankan,
Moneter, Sistem Pembayaran maupun sebagai Staf Dewan Gubernur
Bank Indonesia.
Perbandingan Substansi Pengaturan
Topik POJK Stimulus COVID-19 Pengaturan Dalam Kondisi Normal Penetapankualitas aset
Penetapan kualitas kredit dapat hanya didasarkanatas ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga,untuk kredit dengan plafon sampai denganRp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
Penetapan kualitas kredit dapat hanya didasarkan atas ketepatanpembayaran pokok dan/atau bunga, untuk kredit dengan plafon sampaidengan Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Penetapankualitas kredit / Pembiayaan yang direstrukturisasi
Kualitas Kredit yang direstrukturisasi akibatdampak COVID-19 ditetapkan lancar sejakrestrukturisasi sampai dengan berakhirnya masaberlaku POJK Stimulus COVID-19.
a. paling tinggi sama dengan kualitas Kredit sebelum dilakukanRestrukturisasi Kredit, sepanjang debitur belum memenuhi kewajibanpembayaran angsuran pokok dan/atau bunga secara berturut turutselama 3 (tiga) kali periode sesuai waktu yang diperjanjikan;
b. dapat meningkat paling tinggi 1 (satu) tingkat dari kualitas Kreditsebelum dilakukan Restrukturisasi, setelah debitur memenuhikewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga secaraberturut turut selama 3 (tiga) kali periode.
PemberianKredit / Pembiayaan/ Penyediaan Dana Lain yang Baru
a. Bank dapat memberikankredit/pembiayaan/penyediaan dana lain yangbaru bagi debitur yang terkena dampakpenyebaran Covid-19.
b. Penetapan kualitaskredit/pembiayaan/penyediaan dana lain yangbaru tersebut di atas dilakukan secara terpisahdengan kualitas kredit/pembiayaan/penyediaandana lain yang telah ada sebelumnya
a. Bank wajib menetapkan kualitas yang sama terhadap kredit yangdigunakan untuk membiayai 1 (satu) debitur.
b. Penetapan kualitas yang sama terhadap kredit sebagaimana dimaksudpada angka 1 berlaku pula terhadap kredit yang digunakan untukmembiayai proyek yang sama.
29