bab ii hakiki skripsi

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah, yaitu sekitar India, Pakistan sampai Palestina. Sejak zaman dulu bawang merah ini menjadi andalan manusia (di samping bawang putih), untuk kesejahteraan dan pengobatan sehingga selalu dilambangkan pada barang-barang peninggalan sejarah. Sampai kini pun masih banyak digunakan untuk pengobatan dan juga sebagai bumbu penyedap (Wibowo, 1999). Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Family : Liliaceae 6

Upload: wedus-autis

Post on 08-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ANALISA DATA USAHA TANI

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II HAKIKI SKRIPSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah, yaitu

sekitar India, Pakistan sampai Palestina. Sejak zaman dulu bawang merah ini

menjadi andalan manusia (di samping bawang putih), untuk kesejahteraan dan

pengobatan sehingga selalu dilambangkan pada barang-barang peninggalan

sejarah. Sampai kini pun masih banyak digunakan untuk pengobatan dan juga

sebagai bumbu penyedap (Wibowo, 1999). Kedudukan tanaman bawang merah

dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Liliales

Family : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum L. atau Allium cepa var. ascalonicum

Spesies bawang merah yang banyak ditanam di Indonesia terdiri dari 2

macam, yaitu bawang merah biasa atau shallot alias syalot dan bawang merah

sebenarnya atau disebut bawang bombay, bawang timur alias onion

(Rukmana, 1994). Bawang merah merupakan tanaman semusim berbentuk

rumput yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15-50 cm

6

Page 2: BAB II HAKIKI SKRIPSI

dan membentuk rumpun. Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang,

karena sifat perakaran inilah, bawang merah tidak tahan kering (Rukmana, 1994).

Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) sangat beragam, beberapa

jenis mudah berbunga, menghasilkan biji dapat disilangkan dengan bawang

bombay sedangkan yang lain jarang berbunga. Ketika baru terinisiasi tangkai

bunganya padat tetapi setelah mencapai panjang 60-70 cm tangkai berongga

karena heterozigot. Keturunan dari biji tidak sama dengan tetuanya sehingga

tanaman biasanya diperbanyak dengan umbi, populasi tanaman umumnya

mencapai 300 ribu tanaman/Ha (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Tiap kuntum

bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari yang

berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah seperti berbentuk

segitiga (Rukmana, 1994).

Pada pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok

yang tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram ini tumbuh akar-

akar serabut yang tidak terlalu panjang. Sedang di atas cakram, diantara lapisan

kelopak daun yang membengkak terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi

tanaman baru. Lalu di bagian cakram terdapat mata tunas utama yang nantinya

dari bagian ini dapat muncul bunga. Tunas yang akan menjadi tempat tumbuhnya

bunga ini disebut tunas apical, sedangkan tunas-tunas lain yang dapat tumbuh jadi

tanaman baru disebut tunas lateral (Wibowo, 1999).

Akar bawang merah dapat mencapai kedalaman 15-20 cm. Menurut

Weaver dan Burner, secara individu jumlah perakaran tanaman bawang dapat

mencapai 20-200 akar. Diameter akar bervariasi antara 0,5-2 mm, akar cabang

7

Page 3: BAB II HAKIKI SKRIPSI

tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar (Wibowo, 1999). Dataran rendah cocok

untuk membudidayakan tanaman bawang merah atau brambang (shallot).

Ketinggian tempat terbaik untuk tanaman bawang merah adalah 800 m di atas

permukaan laut (dpl). Namun sampai ketinggian 1.100 m dpl, tanaman bawang

merah masih dapat tumbuh (AAK, 2005). Tanah yang sesuai untuk tanaman

bawang merah adalah tanah yang mempunyai pH sekitar 5,5 - 7,0. Tanah yang

terlalu masam dengan pH < 5,5 tidak cocok untuk bawang merah. Jenis tanah

yang paling baik untuk tanaman bawang merah adalah tanah lempung berpasir

atau lempung berdebu. Jenis tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik

karena mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu

(Rahayu dan Berlian, 2006).

Masalah terpenting dalam budidaya bawang merah adalah hama dan

penyakit. Hama dan penyakit ini tidak pandang bulu, mulai dari akar, umbi,

batang, daun bahkan ujung daun pun diserang. Salah satu penyakit yang paling

berbahaya bagi bawang merah adalah cendawan Perenospora destructor, yang

menyebabkan penyakit embun upas yang sering disebut penyakit blorok

(Wibowo, 1999).

Bawang merah di dataran rendah lebih cepat panen dibandingkan dengan

di dataran tinggi. Ciri tanaman siap panen adalah leher batang mengeras dan daun

menguning. Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dan tanah kering. Panen

dilakukan dengan cara mencabut tanaman, kemudian dijemur untuk mendapatkan

kadar air umbi 80%. Bawang merah dapat digunakan sebagai pengganti

8

Page 4: BAB II HAKIKI SKRIPSI

antibiotik, penurun tekanan darah, kolesterol, serta penurun kadar gula dalam

darah. Dengan peranannya terhadap insulin serta untuk meningkatkan vitalitas.

2.2. Landasan Teori

Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang

mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan

mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi dengan efektif dan efisien

sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin

(Suratiyah, 2006).

Faktor produksi dalam usaha pertanian mencakup tanah modal dan tenaga

kerja. Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Dalam tanah dan

sekitar tanah banyak lagi faktor yang harus diperhatikan. Katakan luasnya,

topografinya, kesuburannya, keadaan fisiknya, lingkungannya, lerengnya dan lain

sebagainya. Dengan mengetahui semua keadaan mengenai tanah, usaha pertanian

dapat dilakukan dengan baik (Daniel, 2002).

Analisis usahatani merupakan aspek yang digunakan untuk menilai

keuangan suatu usahatani secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek

yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaiaan aspek usahatani

merupakan penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya

investasi, estimasi pendapatan dan biaya selama beberapa periode termasuk

jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi

(Kasmir dan Jakfar, 2004). Dalam usahatani dibutuhkan masukan yang sesuai

dengan tuntutan atau kebutuhan tanaman, seperti pembelian bibit, pupuk,

9

Page 5: BAB II HAKIKI SKRIPSI

obat-obatan, sewa tanah dan upah tenaga kerja. Biaya tersebut dibutuhkan setiap

saat sehingga masalah ini sering menimbulkan resiko yang sangat besar pada

petani, kalau biaya tidak dapat dipenuhi secara tepat waktu ataupun tepat jumlah

maka akibatnya adalah produksi atau hasil yang dicapai tidak sesuai harapan

(Daniel, 2002).

Menurut Soekartawi (1999), bahwa dalam melakukan usaha pertanian

seorang pengusaha atau petani dapat memaksimumkan keuntungan dengan

“Profit Maximization dan Cost Minimization”. Profit maximization

adalah mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output

yang maksimal, sedangkan cost minimization adalah menekankan biaya

produksi sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Kedua pendekatan tersebut merupakan hubungan antara input dan output produksi

yang tidak lain adalah fungsi produksi. Dimana pertambahan output yang

diinginkan dapat ditempuh dengan menambah jumlah salah satu dari input yang

digunakan.

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang relative tetap jumlahnya, dan terus

dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

2. Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.(Soekartawi, 1995)

Pendapatan atau income petani adalah hasil penjualan dari faktor-faktor

produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan sektor ini membeli faktor-

faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan

10

Page 6: BAB II HAKIKI SKRIPSI

harga yang berlaku di pasar. Harga faktor produksi di pasar ditentukan oleh tarik-

menarik antara penawaran dan permintaan. (Kadiriah, 1994)

Pendapatan bersih adalah selisih pendapatan total tunai dengan total

pengeluaran tunai. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk

jumlah rupiah. Tujuan petani dalam berusahatani pada masyarakat yang telah

memasuki sistem pasar adalah untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-

besarnya. (Simanjuntak,2004)

Ada beberapa jenis pendapatan berdasarkan sumbernya, yaitu:

1) Gross dan Net income

2) Pendapatan tenaga kerja petani adalah pendapatan pengelola ditambah

upah tenaga kerja petani.

3) Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah pendapatan pengelola

ditambah upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang dihitung.

(Prawirokusumo, 1999).

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu investasi ditinjau dari

aspek keuangan perlu dilakukan pengukuran dengan berbagai kriteria. Setiap

penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis

dengan cara membandingkan dengan rata-rata target yang telah ditentukan.

(Kasmir dan Jakfar,2004)

Analisis ekonomi usaha, data penerimaan biaya, dan pendapatan usaha sangat

perlu diketahui. Penerimaan usaha adalah perkalian antara produksi yang

dihasilkan dengan harga jual yang berlaku saat ini. Sedangkan biaya usaha adalah

semua pengeluaran yang dipergunakan baik mempengaruhi ataupun tidak

11

Page 7: BAB II HAKIKI SKRIPSI

mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan dan pendapatan usaha merupakan

selisih antara penerimaan usaha dan pengeluaran (Soekartawi, 1995).

Analisis ekonomi dilakukan untuk menghitung sejauh mana usaha yang

telah dijalankan memberi keuntungan. Keuntungan usaha tersebut baru dapat

diperoleh apabila semua biaya usaha yang telah dikeluarkan dapat ditutupi oleh

hasil penjualan dari kegiatan produksi yang telah dilakukan. (Daniel, 2002)

2.3. Kerangka Pemikiran

Usahatani adalah kombinasi dari faktor-faktor produksi (lahan, bibit, pupuk,

pestisida dan tenaga kerja) yang digunakan dalam proses produksi untuk

menghasilkan output. Usahatani bawang merah merupakan salah satu usaha

hortikultura sayur-sayuran yang memiliki prospek yang cerah karena bawang

merah merupakan bumbu masakan yang sangat dikenal dan dibutuhkan oleh

masyarakat setiap harinya sebagai pelengkap bumbu dapur.

Agar usahatani bawang merah dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka

dibutuhkan beberapa input produksi yang dapat menunjang kegiatan usahatani

tersebut yang terdiri dari lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Ada

beberapa masalah yang dihadapi petani bawang merah dalam penyediaan input

produksi, salah satunya adalah distribusi input produksi yang kurang lancar akibat

sarana transportasi ke sentra produksi bawang merah yang kurang memadai.

Produksi bawang merah akan meningkat apabila penggunaan input

produksi sudah optimal sehingga produktivitas bawang merah juga akan

meningkat. Namun yang menjadi masalah secara umum, petani kita hanya

12

Page 8: BAB II HAKIKI SKRIPSI

mempunyai skala usaha dan modal yang kecil. Akibatnya produksi dan

produktivitas belum optimal. Harga yang sangat fluktuatif menyebabkan

penerimaan petani rendah. Konsekuensinya adalah pendapatan bersih dari

usahatani bawang merah tidak dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap

total pendapatan keluarga.

Untuk mengetahui sebuah usahatani merupakan pendapatan utama

dalam keluarga, maka harus diketahui seberapa besar kontribusi/tambahan

pendapatan usahatani dan juga bersifat kontinuitas dalam memberikan pendapatan

keluarga.

Berdasarkan besar pendapatan bersih yang diterima oleh petani bawang

merah pada akhir musim tanam, dapat dilihat kelayakan usahatani bawang merah

secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan penerimaan dengan biaya

lebih besar dari atau sama dengan ≥ 1 (satu) maka usahatani layak

diusahakan. Sedangkan apabila lebih kecil dari satu (<1 ) maka tidak layak untuk

diusahakan secara ekonomi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema kerangka

pemikiran berikut ini:

13

Page 9: BAB II HAKIKI SKRIPSI

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Skema 1: Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Bawang Merah

Keterangan:

Ada hubungan =

Ada pengaruh =

14

Page 10: BAB II HAKIKI SKRIPSI

2.4. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka dapat

diuraikan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Diduga tingkat produktivitas bawang merah di daerah penelitian tergolong

tinggi.

2. Diduga usahatani bawang merah layak diusahakan di daerah penelitian.

3. Diduga pendapatan dari usahatani bawang merah memberikan kontribusi

dominan terhadap total pendapatan petani.

15