bab ii gambaran umum perusahaan 2.1. sejarah singkat...
TRANSCRIPT
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Jalan Singosari Timur No. lA Semarang berdirilah PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Artha Surya Barokah dengan NPWP
02.A69.799.l- 508.000 dengan akta notaris surat keputusan menteri
kehakiman No.C-193 FIT 03.01 Tahun 1998. Pada tanggal 03 Juni 1996
pejabat pembuat akta tanah Muhammad Hafidh, SH, dengan pegawai
kantor notaris Tuan Akhfad dan Muhammad Taufiq yang bertindak
sebagai saksi. Pada tanggal 03 Agustus 2002, pendiri PT. Bank
Perkreditan Rakyat Syariah Artha Surya Barokah mengajukan
permohonan persetujuan prinsip pendirian sesuai prinsip syariah dengan
nomor surat 010/116/ASB/XI/2002 Kepada Bank Indonesia dan
dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan pimpinan l3ank
Indonesia pada tanggal 16 September 2002. rancangan akta pendirian
dan anggaran dasar disesuaikan dengan Surat Edaran Direktur. Bank
Indonesia No. 32l36/Kep/DiR pada tanggal t2 Mei 1999, kemudian
dilanjutkan perubahan dengan nomor 2l pada tanggal 2l November 2002.
Untuk memenuhi surat Edaran Direktur Bank Indonesia tentang Bank
Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah, maka dilakukan
perubahan anggaran dasar perseroan khususnya pasal 1 ayat l, pasal 3
ayat 2, dan pasal 16. Pengesahan akta pendirian perusahaan
berdasarkan Keputusan Menteri
6
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-l
6414 HT 01.01 tahun2003 Tanggal 15 Juli 2003 berdasarkan penelitian
terhadap Form4t Isian Akta Notaris Model 1 dan dokumen pelengkapnya
serta Salinan Akta No.l7 tanggal 24 Mei 2002 dan Salinan Akta No.8
tanggal 8 Agustus 2002 dan Salinan Akta No,2l tanggal 2l November
2002 yang dibuat oleh Notaris seperti disebutkan di atas dan diterima
tanggal l4 Juli 2003 telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dengan akta No. 17 tanggal 24 Mei
2002 dan telah diubah dengan akta No. 4 tertanggal 6 Juli 2009 dan telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor : AHU 09853.AH.01.02.Tahun 2010 tertanggal
23 Februari 2010
2.2. VISI MISI
Visi & Misi BPR Syariah Artha Surya Barokah Semarang
Dengan Visi PT. Bank Pembiayaan Rakyat, syariah Artha Surya
Barokah Semarang diproyeksikan sebagai mediator antara Shohibul Mall
dart Mudharib, dalam rangka kepentingan ekonomi bersama berdasarkan
prinsip keadilan, amanah, sebagai salah satu wujud syariat Islam yang
merupakan rahmat bagi seluruh alam. Senantiasa dapat mewujudkan
tujuan bersama dalam melaksanakan tugas.
Melaksanakan usaha bidang perbankan, yang berdasar prinsip
syariah, guna memfasilitasi kebutuhan jasa keuangan bagi warga
persyarikatan dan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan ekonomi
yang di ridhoi Allah SWT.
7
Dengan misi tersebut dapat memberikan acuan bagi karyawan
BPR Syariah Artha Surya Barokah agar menjadi karyawan yang
bertanggungjawab atas tugas yang dijalaninya
2.3. Produk yang Ditawarkan BPR Syariah Artha Surya Barokah
1. Produk Tabungan dan Deposito
a. Tabungan Investasi Masyarakat (TIM)
Tabungan perseorangan dengan akad mudharabah untuk
berbagai keperluan, yang dapat ditarik setiap saat. Setoran awal
minimal Rp 20.000 (dua puluh ribu rupiah) dan setoran
selanjutnya minimal Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah).
b. Tabungan Aktivitas masyarakat (TAM)
Tabungan yang digunakan untuk menampung dana dari
lembaga atau institusi yang dikembangkan masyarakat. Setoran
awal minimal Rp 50-000 (lima puluh ribu rupiah) dan setoran
selanjutnya minimal Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah)
c. Tabungan Anak dan Remaja (TARA)
Adalah tabungan persiapan memenuhi kebutuhan putra-
putri anda termasuk dana pendidikan atau kebutuhan dana yang
lain. Setoran awal minimal Rp. 10.000 (Sepuluh ribu rupiah) dan
setoran selanjutnya minimal Rp 5.000 (lima ribu rupiah).
d. Tabungan Haji dan Umroh (TAHAROH)
Tabungan yang dikhususkan bagi masyarakat yang ingin
pergi beribadah haji dan umroh ke tanah suci. Setoran awal
8
minimal Rp 100.000 (seratus ribu rupiah).dan setoran selanjutnya
minimal Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah)
Keunggulan:
Bebas biaya administrasi bulanan
Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
Bonus menarik .
Layanan prima (pembukaan dan setoran bisa dilayani dengan
fasilitas antar jumpet/ door to door.
e. Deposito Investasi Mudharabah (DIM)
Simpanan berjangka waktu l; 3, 6, 12 bulan yang
menggunakan. Akad mudharabah (bagi hasil) sebagai sarana
investasi bagi para pemilik dana. Setoran minimal Rp 1.000.000
(satu juta rupiah)
Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
Bonus menarik
Layanan prima (pembukaan dan setoran bisa dilayani dengan
fasilitas antar jemput door to door
2. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan IB Kepemilikan Kendaraan
Dimana bank akan membelikan barang yang dibutuhkan oleh
nasabah dengan meminta tambahan keuntungan seusai. Produk
ini fleksibel untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun
investasikan anda diantaranya.
Pembiayaan kepemilikan motor mobil
Ke Pemilikan tanah, rumah
9
Kepemilikan alat-alat produksi “dll”
b. Pembiayaan IB Multiguna Syariah
Adalah pembiayaan yang berbasis pada sewa, untuk jasa
pendidikan, even organizer (wedding) maupun yang lainnya
Pembiayaan ini memberikan kemudahan bagi Anda untuk
memenuhi kebutuhan dana pendidikan acara pernikahan
c. Pembiayaan IB Modal Kerja
Adalah pembiayaan penyertaan dengan prinsip bagi hasil
yang porsinya disesuaikan dengan porsi penyertaan atau dengan
skim yang lain untuk meningkatkan usaha anda
Pembiayaan ini memberikan kemudahan bagi anda untuk
mengembangkan usaha, memperluas jaringan clan meningkatkan
asset.
2.4. Struktur Organisasi BPR Syariah Artha Surya Barokah
Struktur organisasi pada PT, Bank pembiayaan Rakyat Syariah
Artha Surya Berokah Semarang Barokah Sematang telah menunjukkan
garis tanggung jawab dan garis tanggung jawab secara sederhana,
fleksibel dan tegas sehingga mencerminkan pemisahan fungsi dengan
jelas. Struktur tersebut telah dipertanggungjawabkan berdasarkan pada
bidang pekerjaan dan keahlian masing-masing. Berikut ini adalah struktur
organisasi PT. BPR syariah Artha Surya Barokah.
10
STRUKTUR ORGANISASI
PT. BANK PEMBIYAAN RAKYAT SYARIAH
ARTHA SURYA BAROKAH SEMARANG.
Gambar 2.1
Keterangan :
a. Dewan Pengawas Syariah
Ketua : Prof. DR. H. Muhammad Zuhri, M.Ag.
Anggota : Drs. H. Marpuji, M.Si
Drs. H. Rozihan, SH., M.Ag
RUPS
DEWANPENGAWASYA
RIAH
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
MARKETING OPERASIONAL
DIREKSI DIREKSI TELLER JAZANASABAH
SPI
AKUNT ADMIN
11
b. Dewan Komisaris
Komisaris Utama : DR. H. Sugeng Pamuji, M.Si., Akt
Komisaris : Drs. H. Dahlan Rais, MHum.
Drs. Haerudin, MT
c. Dewan Direksi
Direktur utama : Retno Dewi Hariani, SE
Direktur : Sukamto, SE
d. Kepala
Cabang Weleri : Ahmad Baiquni, A.Md
Kas : Tedy wahyu Nugroho, SE
e. SPI : Widiyati Kurnia Ulfah, Se. AKt.
f. Marketing
Account officer atau : R. Chandra Nur HIdayati Destiono, SE
Fungsing Officer : Arifin,Amd
Moh. Zuhri, S.Pd
g. Operasional
Teller
Kantor : Eni Widiyastuti
Kantor Cabang : Afina Uly Rosyadi, Shi.
Kantor Kas : Puji Lestari, Amd
Akuntansi
Kantor Pusat : Rahayu Widiyahningsih, SE
Kantor cabang : Retno Dwi Chrismayanti, SE
Administrasi
Coustumer service
12
Kantor pusat : Dyah Cipta etikawati, Amd.
Kantor cabang : Ulya Arifah.S.Pd
Taksi Emar (Gadai): Hendro Suparno
Umum
Kantor Pusat : Supardi
Kantor Cabang : Agus Sunaryo
Uraian kerja antar bagian pada perusahaan sebagai berikut :
1. Dewan Pengawas Syariah
Keberadaan dewan ini adalah pembeda yang sangat jelas
antara bank Pembinaan Rakyat Syariah. Sesuai dengan SK DIR BI
NO. 32/36/KEP/DIR/BI tanggal 12 Mei 1999, tugas DPS adalah :
a. Mengawasi dan melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha
pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah agar selalu sesuai
dengan prinsip syariah.
b. Dalam melaksanakan fungsinya, DPS wajib mengikuti fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN). DPS merupakan lembaga
independen yang bertugas mengawasi jalannya operasional atau
kebijakan pembiayaan Bank agar selalu sesuai dengan hukum
syariah.
2. Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris :
a. Mewakili para pemegang saham dalam pembiayaan yang
diusulkan oleh Direksi.
13
b. Dalam kegiatan operasional, Dewan Komisaris dapat memberikan
persetujuan atas pembiayaan khusus yang diajukan Direksi.
3. Dewan Direksi
Tugas dan wewenang Direksi :
a. Bertanggung jawab atas mekanisme pembiayaan dengan
membuat acuan buku yang menjamin sistem, organisasi,. dan
usaha. pembiayaan agar dapat berkembang dengan baik.
b. Bertanggung jawab atas keselamatan asset perusahaan dengan
meminimalkan resiko usaha.
c. Bertanggung jawab atas pengamanan kepentingan pemegang
saham, deposan atau penabung, pengurus atau karyawan,
mudharib atau nasabah pembiayaan secara adil.
d. Bertanggung jawab atas kesesuaian operasional pembiayaan
dengan sistem syariah yang berlaku.
4. SPI (Sistem Pengendalian Intern)
SPI atau bidang pengawasan disini adalah memantau serta
menetapkan strategi apa yang akan digunakan bagian pembiayaan
ataupun tabungan untuk memberi keyakinan memadai dalam
pencapaian keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi
operasi.
14
5. Marketing atau (Funding Officer & Account Officer)
a. Mencari calon nasabah potensial, baik lembaga atau perorangan
untuk menitipkan dananya di Bank dalam bentuk tabungan dan
atau deposito.
b. Dapat bergabung dengan pembiayaan, dengan meminta nasabah
menabung secara rutin dan pada waktu angsuran jatuh tempo,
tabungan di overbooking menjadi setoran angsuran.
c. Funding Officer: Bertugas dalam pengumpulan dana masyarakat
sesuai dengan funding yang ada, seperti Deposito Deposito
Mudharobah, Titipan Wadi`ah yad Dhomanah, Zakat, infaq, dan
Shadaqah. Untuk mencapai hasil. yang optimum maka sebelum
bagian mobilisasi dana tersebut beroperasi, haruslah membuat
rencana atau target yang akan dicapai.
d. Memantau funding atau penghimpunan dan pemasaran dana
pihak ketiga
e. Mencari calon nasabah potensial.
f. Melakukan pemeriksaan lapangan atas Surat permohonan
pembiayaan yang telah didisposisi pejabat berwenang.
g. Menentukan akad pembiayaan yang akan di pakai. Skema
pembiayaan dan skema angsuran dengan persetujuan pihak bank
dan nasabah.
h. Menyusun analisa kuantitatif dan kualitatif atas kinerja calon
nasabah dan mengusulkannya kepada pejabat berwenang
i. Bersama administrasi pembiayaan, menyiapkan dokumen yang
diperlukan dalam pencairan dana.
15
j. Memantau kelangsungan dan kelancaran angsuran, memantau
dan menyelesaikan angsuran pembiayaan kurang lancar,
bermasalah, dan pembiayaan macet. Untuk pembiayaan
bermasalah dan macet, Account officer (AO) harus berusaha
untuk segera mengamankan asset milik Bank.
k. Membuat daftar nominative berdasarkan tanggal angsuran dan
atau berdasarkan domisili.
l. Melakukan penagihan dari rumah ke rumah bagi nasabah yang
teridentifikasi pembayarannya tidak tertib.
6. Operasional
a. Melaksanakan supervisi terhadap pelayanan dan pengamanan
jasa-jasa perbankan dari setiap unit/bagian yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
b. Melakukan monitoring, evaluasi, review, dan kondisi terhadap
pelaksanaan tugas-tugas pelayanan di bidang operasional.
c. Aktif memberikan saran, pendapat kepada Direksi mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas sehari-hari
termasuk mengusulkan produk-produk perbankan yang diperlukan
nasabah.
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepada Direksi
sepanjang tugas-tugas tersebut masih dalam ruang 'lingkup dan
fungsinya kepada bidang opcrasional.
7. Teller atau Kassa
16
a. Melayani dan mencatat transaksi masuk dan keluar serta menata
bukti transaksi berdasarkan urutan. Dalam hal jumlah penarikan
besar dan di luar kewenangan, teller meminta persetujuan pejabat
diatasnya terlebih dahulu.
b. Membuat Proof Sheet yang berisi balancing antar transaksi dan
jumlah transaksi.
c. Teller bertanggung jawab kepada Direktur Operasional.
8. Akuntansi
a. Mencatat perubahan atau mutasi pada setiap kartu rekening buku
besar, kartu rekening sub buku besar, kartu transaksi pada kartu
penghasilan dan kartu biaya, rekap mutasi buku besar.
b. Memberi masukan kepada Direksi mengenai posisi keuangan,
tingkat kesehatan bank, dan merupakan bagian dari Tim
Manajemen Bank dalam menentukan prioritas pembiayaan.
9. Administrasi Pembiayaan
a. Menatausahakan pembiayaan, baik segera disalurkan maupun
yang segera disalurkan
b. Menyiapkan formulir permohonan pembiayaan nasabah dan
menyimpan lampiran permohonan pembiayaan nasabah
c. Mencatat dan memberi nomor formulir pembiayaan yang masuk
kemudian mengajukan kepada pejabat berwenang dan diteruskan
kepada Accont Officer (AO)
d. Mengajukan rekomendasi tim pembiayaan untuk diajukan kepada
Direksi.
17
e. Menyiapkan berbagai dokumen pencairan dana pembiayaan yang
telah disetujui.
f. Membuat daftar nominatif nasabah pembiayaan secara lengkap
untuk ,memantau aktivitas angsuran oleh Account Officer (AO).
g. Membuat daftar pembiayaan yang diklasifikasikan berdasarkan
jangka waktu jenis usaha, (sendi ekonomi), kolektifitas, serta buku
debetnya sebagai data pendukung Laporan Bulanan.
10. Jasa Nasabah (Customer Service)
a. Bertanggung jawab atas validitas mutasi pada kartu tabungan dan
atau buku tabungan milik nasabah.
b. Bertanggung jawab penuh atas material yang digunakan
c. Menghitung porsi bagi hasil dan mendistribusikan pada tiap-tiap
rekening juga bertanggung jawab terhadap validitas data atas
saldo-saldo terakhir tiap nasabah.
2.5. Telaah Pustaka
2.4.1. Pengertian Akuntansi Syariah
Definisi bebas dari akuntansi identifikasi transaksi yang
kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan serta
pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan
keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah di
tetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam
menjalani segala aktifitas hidupnya di dunia.
18
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi
atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan Allah SWT.
2.4.2. Perkembangan Transaksi Syariah
Perkembangan pemikiran akuntansi syariah ditandai dengan
semakin di terimanya prinsip-prinsip transaksi syariah di dunia
internasional. Motor dari penerapan transaksi syariah di awali oleh
sistem perbankan syariah, kemudian di lanjutkan dengan sektor
lainnya. Sektor berikutnya yang juga berkembangan adalah
asuransi syariah. Perkembangan sektor syariah lainnya adalah
investasi syariah dan sektor keuangan non-bank, seperti :
Obligasi syariah (sukuk)
Pasar modal syariah
Dana pensiun syariah
Pendanaan proyek syariah
Real estate syariah
Real estate syariah
19
2.4.3. Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah
1. Bai` Al- Murabahah
a. Pengertian
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu
harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Bai` Al- Murabahah
dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan, yang
disebut murabahah kepada pemesan pembelian (KPP).
b. Landasan Syariah
1). Q.S Al Baqarah : 275 : “……Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba….”
2). Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah SAW.
Bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat
keberkahan: jual beli secara tangguh, muwaradhah
(mundharabah), dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual”.( HR.
Ibnu Majah)
c. Aplikasi Perbankan
1). Prinsip ini dijalankan dengan persyaratan sebagai
berikut:
Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah
Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun
yang di tetapkan
Kontrak harus bebas dari riba
20
Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila
terjadi cacat atas barang sesudah pembelian
Penjual harus menyampaikan semua hal kepada
pembeli, misalnya jika pe3mbeli di lakukan secara
utang, dll
Jika beberapa persyaratan di atas tidak dipenuhi,
maka pembeli boleh tidak menyetujui atas barang
yang dijual atau membatalkan kontrak.
2). Manfaat Bai` Al Murabaah bagi perbankan adalah
adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli
dari penjual dengan harga jual kepada nasabah.
3). Murabahah KPP dapat diterapkan pada produk
pembiayaan pembelian barang investasi, misal melalui
letter of credit (L/C), jika barang berasa dari luar negeri.
2. Al- Musyarakah
a. Pengertian
Adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko ditanggung
bersama sesuai kesepakatan.
b. Landasan Syariah
1. QS. An- Nisa : 12 “…..maka mereka berserikat pada
sepertiga”
21
2. HR Abu Dawud : Dari Abu Hurairah , Rasulullah SAW.
Bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
berfirman, Aku pihak ketiga dari dua orang yang
berserikat selam salah satunya tidak mengkhianati
lainnya”.
c. Aplikasi Perbankan
Prinsip ini dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1). Bank akan menikmati peningkatan income ketika
keuntungan nasabah meningkat
2). Bank tidak berkewajiban membayar kepada nasabah
secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapat bank.
3). Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan
cashflow usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan
nasabah.
4). Karena keuntungan riil yang akan dibagikan, maka bank
akan lebih selektif mencari usaha yang benar-benar
halal, aman dan menguntungkan.
5). Jenis akad Al-Musyarakah
a) Syirkah al- Inan
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang
berpatungan dalam dana dan berpartisipasi
dalam kerja
Pembagian atas keuntungan dan kerugian
disepakati bersama
22
Porsi masing-masing pihak dalam dana,
partisipasi
b) Syirkah Mufawadhah
Adalah kontrak kerjasama antara dua orang
atau lebih
Semua pihak memberikan porsi dana dan
berpartisipasi dalam pekerjaan
Keuntungan dan kerugian dibagi secara sama
c) Syirkah A`maal
Adalah kontrak kerjasama antara dua orang
seprofesi
d) Syirkah Wujuh
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang
memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli
dalam bisnis
Membeli barang secara kredit supplier dan
menjual kepada konsumen secara tunai
3. Al- Mudharabah
a. Pengertian
Adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana
pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak kedua
sebagai pengelola. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan
dan kerugian seluruhnya di tanggungan pemilik modal
selama kerugian bukan disebabkan kelalaian pengelola.
23
b. Landasan Syariah
1). QS. AL-Muzzammil : 20: “…….dan dari orang-orang
yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah”
2). HR Tabrani: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa
Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan
dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia
mensyaratkan agar dananya tidak di bawa mengarungi
lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli
ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang
bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada
Rasulullah SAW dan Rasulullah membolehkannya.”
c. Aplikasi Perbankan
Prinsip ini dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1). Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil ketika
keuntungan nasabah meningkat
2). Bank tidak berkewajiban membayar kepada nasabah
secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan
bank.
3). Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan
cashflow usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan
nasabah.
24
4). Karena keuntungan riil yang akan dibagikan, maka bank
akan lebih selektif mencari usaha yang benar-benar
halal, aman dan menguntungkan.
5). Jenis akad Al- Mudharabah :
a) Mudharabah Muthlaqah, adalah bentuk kerjasama
antara pemilik dana dan pengelola yang tidak
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan
daerah bisnis.
b) Mudharabah Muwayyadah, adalah bentuk kerjasama
antara pemilik dana dan pengelola yang dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah
bisnis.
6). Pada sisi penghimpunan dana, Al- Mudharabah
diterapkan pada :
Tabungan berjangka (tabungan haji, tabungan
kurban, deposito)
Deposito spesial
7). Pada sisi pembiayaan, Al- Mudharabah diterapkan pada:
Pembiayaan modal kerja
Investasi khusus
4. Ijarah
a. Pengertian
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran
25
upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijarah dimaksudkan
untuk mengambil manfaat atas suatu barang/jasa dengan
jalan penggantian yaitu membayar sewa atau upah
sejumlah tertentu.
b. Landasan Syariah
1. Q.S. Al Baqarah : 233 “Dan, jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut..”.
2. HR Bukhari dan Muslim : Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “Berbekamlah kamu,
kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang
bekam itu”.
c. Aplikasi Perbankan
1. Al-Ijarah al-muntahia bit-tamlik
Di dalam perbankan, transaksi ijarah dapat berkembang
menjadi al-ijarah al-muntahia bit-tamlik, yaitu sejenis
perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih
tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan
barang di tangan si penyewa.
2. Bentuk al-ijrah al-muntahia bit-tamlik
Al-iajrah al-muntahia bit-tamlik memiliki banyak bentuk,
tergantung pada apa yang disepakati kedua pihak yang
berkontrak. Contoh yang sering dilakukan dalam
26
perbankan syariah adalah leasing, baik dalam bentuk
operating lease maupun financial lease.
3. Manfaat dan risiko yang harus diantisipasi
Manfaat : Keuntungan sewa bagi bank dan
kembalinya uang rokok
Risiko
a. Default, yaitu nasabah tidak membayar cicilan
dengan sengaja
b. Aset ijarah rusak, sehingga menyebabkan biaya
pemeliharaan bertambah
c. Nasabah berhenti di tengah kontrak dan tidak
mau membeli aset tersebut.
4. Berdasarkan objek yang disewakan, ijarah dapat dibagi
2 yaitu :
a. Manfaat atas aset yang tidak bergerak (misal :
rumah) atau aset bergerak (misal: mobil, motor,
mesin, dll)
b. Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau dari
pekerjaan seseorang.
5. Rukun Ijarah ada 3 macam
a. Pelaku, yang terdiri atas pemberi sewa/ pemberi
jasa/ mu`jjir dan penyewa/ pengguna jasa/ Musta`jir .
b. Obyek akad ijarah berupa manfaat aset/ma`jur dan
pembayaran sewa: atau manfaat jasa dan
pembayaran upah
27
6. Berakhirnya akad ijarah
a. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian
b. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan
penyewa sepakat menghentikan akad Ijarah.
c. Terjadi kerusakan aset
d. Penyewa tidak dapat membayar sewa.
e. Salah satu pihak meninggal dan akhli waris tidak
berkeinginan untuk meneruskan akad karena
memberatkannya.
5. Al-Qardh
a. Pengertian
Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang
dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.
b. Landasan Syariah
1. QS. Al-Hadiid : 11 : “Siapakah yang mau meminjamkan
kepada Allah pijaman yang baik, Allah akan
melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan
dia akan memperoleh pahala yang banyak”.
2. HR. Ibnu Majah : Ibu Mas`ud meriwayatkan bahwa Nabi
SAW. Berkata, “ Bkan seorang muslim (mereka) yang
meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang
satunya adalah (senilai) sedekah”.
28
c. Aplikasi Perbankan
1. Akad qardh biasanya diterapkan sebagai berikut :
Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang
telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang
membutuhkan dana talangan segera untuk masa
yang relatif pendek.
Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana
cepat, sedangkan ia tidak dapat menarik dananya.
Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang
sangat kecil atau membantu sektor sosial (al-wardh
al-hasan)
2. Sumber dana Al-qard
Dapat diambilkan dari modal bank untuk al-qardh
berupa talangan kepada nasabah dalam jangka
pendek
Bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah
untuk al-qradh dalam bentuk bantuan kepada usaha
kecil dan keperluan sosial
3. Manfaat al-qardh
Memungkinkan ansabayh yang sedang dalam
kesulitan mendesak untuk mendapat talangan
jangka pendek
Al-qardh al-hasan harapan misi sosial yang
merupakan ciri dari bank syariah.
29
4. Risiko Al-qardh : termasuk berisiko tinggi karena ia
dianggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan
jaminan.